Anda di halaman 1dari 286

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT SENI ACEH


Sebagai Pusat Pertunjukkan Seni dan Budaya dengan
Penekanan Arsitektur Berkelanjutan

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai


Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

IRENE SYSPHIATIN
NIM. I 0205079

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT SENI ACEH

Disusun Oleh :
IRENE SYSPHIATIN
NIM. I 0205079

Menyetujui,
Surakarta, Juli 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Agung Kumoro, MT Ir. Hari Yuliarso, MT


NIP. NIP.

Mengesahkan,

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur


Fakultas Teknik Fakultas Teknik

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Hardiyati, MT


NIP. 131 415 237 NIP. 131 571 613

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah‐Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan Judul Pusat Seni Aceh dengan Penekanan Arsitektur Berkelanjutan.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir
disusun Penulis setelah melaksanakan Studio tugas Akhir selama kurang lebih 3 bulan dan
di sidangkan pada 8 Juni 2008.
Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir Arsitektur ini tidak lepas dari
pihak‐pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayah‐Nya.
2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang baik.
3. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS dan
pembimbing Akademik.
4. Ir. Agung Kumoro, selaku pembimbing I selama menjalani mata kuliah Seminar hingga
Tugas Akhir.
5. Ir. Hari Yuliarso, selaku pembimbing II selama menjalani mata kuliah Seminar hingga
Tugas Akhir.
6. Ir Sri Purwaningsih dan Kahar Sunoko,ST,MT selaku penguji Tugas Akhir
7. Seluruh Dosen Jurusan Arsitektur, yang telah membimbing hingga Tugas Akhir
8. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Arsitektur
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan
serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang Tugas Akhir ini akan Penulis
terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Tugas Akhir Pusat eni Aceh dengan
Penekanan Arsitektur Berkelanjutan ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi
dan kita semua, Amin.

commit to user Surakarta, Juli 2009


Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Persembahan iv
Kata Terima Kasih v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar xii
Daftar Tabel xv
Daftar Skema xvi

BAB I PENDAHULUAN
JUDUL I-1
A. PENGERTIAN JUDUL I-1
B. LATAR BELAKANG I-1
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Permasalahan I-3
2. Persolan I-3
D. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan I-4
2. Sasaran I-4
E. LINGKUP DAN BATASAN
1. Lingkup Pembahasan I-5
2. Batasan Pembahasan I-5
F. METODE DAN STRATEGI DESAIN
1. Metode Pencarian Data
2. Metode Mengolah Data
G. SISTEMATIKA PENULISAN KONSEP I-6

BAB II TINJAUAN TEORI


A. TINJAUAN SENI
1. Tinjauan Tentang Seni II-1
2. Tinjauan Pelatihan Seni (Sanggar Seni) II-9
3. Tinjauan Pagelaran Seni II-12
1) Tempat Pagelaran Seni II-12
2) Fasilitas pendukung II-12
B. TINJAUAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Pengertian Sustainable Development II-20
2. Aspek-aspek dalam Sustainable Development II-20
3. Sustainable and Architecture II-26
4. Arsitektur Berkelanjutan
5. Sasaran Arsitektur Berkelanjutan
6. Faktor Alam II-30
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Bangunan Sustainable
C. PRESEDEN
o Aceh Art Council (Taman Budaya)
o Museum Aceh
o Putri Phang & Gunongan
o VivoCity Shopping Mall, HarbourFront Singapore
o Namba Park, Osaka, Japan
o Cihampelas Walk, Bandung
o Museum Tsunami Aceh

BAB III TINJAUAN DATA


A. KAJIAN KOTA BANDA ACEH
1. Tinjauan Nanggroe Aceh Darussalam
2. Tinjauan Kota Bnada Aceh
3. Potensi dan Perencanaan Kota Banda Aceh
4. Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Banda Aceh
B. TINJAUAN SENI ACEH
1. Seni Aceh
2. Tempat Bersejarah yang memiliki Nilai Budaya
3. Keberadaan Pusat Seni (Art Center) di Banda Aceh

BAB IV PUSAT SENI YANG DIRENCANAKAN


1. PENGERTIAN PUSAT SENI
2. FUNGSI DAN PERANAN PUSAT SENI DI BANDA ACEH
3. TUJUAN DAN SASARAN PUSAT SENI
4. KEGIATAN YANG DI WADAHI DALAM PUSAT SENI
5. PELAKU KEGIATAN DALAM PUSAT SENI
6. FREKUENSI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
7. SKALA PELAYANAN
8. PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DALAM DESAIN
9. UNGKAPAN ARSITEKTEKTONIS

BAB V ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN & PERANCANGAN PUSAT SENI


A. ANALISA MIKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Pendekatan Pelaku
2. Pendekatan Pola Kegiatan
3. Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Pengelompokkan Ruang
4. Pendekatan Pola Hubungan Ruang
5. Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan
6. Pendekatan Besaran Ruang
B. ANALISA MIKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Pendekatan Pemilihan Lokasi dan site
2. Pendekatan Pengolahan Site
3. Zonifikasi Site
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Pendekatan Pemilihan Bentuk dan Pola Gubahan Massa Banguanan


5. Pendekatan Tampilan Fisik Bangunan
6. Pendekatan Elemen Desain Arsitektur Berkelanjutan
7. Pendekatan Tata landscape
8. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan
9. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan
10. Analisa Pengolahan Fasade
11. Analisa Penampilan Interior Bangunan
12. Analisa Khusus Atap Penyelamatan ( Escape Building)
13. Analisa Taman Atap (Roof Garden)

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


A. KONSEP MIKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Konsep Program dan Besaran Ruang
2. Konsep Pola Hubungan Ruang
3. Konsep Sirkulasi Pada Bangunan
B. KONSEP MAKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Konsep Penentuan Lokasi dan Site
2. Eksisting Site
3. Konsep Pengolahan Site
4. Konsep Zonifikasi Site
5. Konsep Bentuk Pola Gubahan Massa
6. Konsep Tampilan Fisik Bangunan
7. Konsep Elemen Desain Arsitektur Berkelanjutan
8. Konsep Tata Landscape
9. Konsep Sistem Struktur Bangunan
10. Konsep Utilitas Bangunan, Fasade, Interior, Escape Building dan Roof Garden

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gbr. 2.1 Bukit Jabal Rahmah, Arafah II_3


Gbr. 2.2 Rute Lokasi Dalam Rangkaian Ibadah Haji II_4
Gbr. 2.3 Masjidil Haram II_8
Gbr. 2.4 Interior Ka’bah (kanan) dan Ka’bah tanpa Kiswah atau Ghilaaf (kiri) II_10
Gbr. 2.5 Peta Kiblat dan Ka’bah sebagai Pusatnya (kanan) Denah Ka’bah II_10
Gbr. 2.6 Hijir Ismail II_11
Gbr. 2.7 Sumur Air Zamzam II_12
Gbr. 2.8 Mas’a II_13
Gbr. 2.9 Hajar Aswad II_14
Gbr. 2.10 Padang Arafah II_14
Gbr. 2.11 Jabal Rahmah II_15
Gbr. 2.12 Jamarat Aqabah, Wustha dan Ula II_16
Gbr. 2.13 Jama’ah Haji Melempar Jumrah II_16
Gbr. 2.14 Jama’ah Haji mencari batu di Muzdalifah II_16
Gbr. 2.15 Site Plan AHPG II_24
Gbr. 2.16 Keranjang Gantung II_28
Gbr. 2.17 Pasar Dadakan di AHPG II_29
Gbr. 2.18 Pasar Dadakan di Parkiran AHPG II_29
Gbr. 2.19 Kuil di Yunani II_30
Gbr. 2.20 Seorang Bocah yang Sedang Sholat di Tengah Padang Gurun, Mali II_36
Gbr. 2.21 Rekonstruksi Masjid Rasulullah dengan berbagai aktivitas II_36
Gbr. 2.22 Asrama Haji Donohudan II_39
Gbr. 2.23 Kompleks JIC II_40
Gbr. 2.24 Detail Ornamen dan Interior JIC II_40
Gbr. 2.25 Site Plan JIC II_41
Gbr. 2.26 Tampak Depan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang II_41
Gbr. 2.27 Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang II_43
Gbr. 2.28 Masjid Raya Makassar II_43
Gbr. 2.29 Masjid As’saadah, Ciater, Subang II_44
Gbr. 2.30 Komplek Makam Sunan Muria dan Pedagang II_46
Gbr. 2.31 Klenteng Ho Tektjin Sin dalam Kompleks Klenteng Sam Poo Kong II_46
Gbr. 2.32 Gerbang Utama, Klenteng Sam Poo Kong, tempat Kyai Jurumudi II_47
Gbr. 2.33 Komplek Klenteng Sam Poo Kong, Semarang II_47
Gbr. 2.34 Beberapa patung seri Jalan Salib karya Teguh Ostenrik II_48
Gbr. 2.35 Suasana di Kawasan Jalan Salib Tomohon II_48
Gbr. 2.36 Sketsa suasana jalan masuk di kawasan Jalan Salib Tomohon II_49
Gbr. 2.37 Hotel Sofyan, Jakarta II_49
Gbr. 2.38 Mud Mosque Maree, Australia (Kiri) dan Djingareyber Mosque II_51

Gbr. 3.1 Peta Kota Tangerang III_2


commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gbr. 3.2 Rencana JOOR III_4


Gbr. 3.3 Rencana Kota Baru Tangerang III_12
Gbr. 3.4 Masjid Al A’zhom III_13
Gbr. 3.5 Pelepasan Calon Haji di Masjid Al A’zhom III_14
Gbr. 3.6 Masjid Pintu Seribu III_15
Gbr. 3.7 Klenteng Boen Tek Bio III_15
Gbr. 3.8 Klenteng Boen San Bio III_16
Gbr. 3.9 Lokasi antara Klenteng Boen San Bio dan Boen Tek Bio III_17
Gbr. 3.10 Bandara Internasional Soekarno-Hatta III_17
Gbr. 3.11 Patung di Bandara III_18
Gbr. 3.12 Rencana Perluasaan Bandara Soeta III_23
Gbr. 3.13 Lokasi Terminal Haji di Bandara Soekarno-Hatta III_23
Gbr. 3.14 Terminal Haji III_24
Gbr. 3.15 Pagar Pembatas Penjemput Dengan Jemaah (kiri) III_26

Gbr. 4.1 Perbedaan Iklim Antara di Gurun dan di Hutan IV_1


Gbr. 4.2 Sketsa Asrama Haji yang Direncanakan IV_6

Gbr.5.1 Peta Alternatif Lokasi Asrama Haji di Tangerang V_35


Gbr.5.2 Lokasi Terpilih untuk Asrama Haji di Tangerang V_37
Gbr.5.3 Penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) V_39
Gbr.5.4 Respon Desain Untuk Menentukan ME dan SE V_40
Gbr.5.5 Tingkat Kebisisngan terhadapa Site V_42
Gbr.5.6 Respon Desain terhadap Kebisingan pada Site V_43
Gbr.5.7 Analisa arah datang sinar matahari terhadap site V_44
Gbr.5.8 Analisa Berdasarkan View Ke Luar Site V_45
Gbr.5.9 Analisa Berdasarkan View Ke Dalam Site V_46
Gbr.5.10 Respon Desain Terhadap View Site V_46
Gbr.5.11 Penzoningan Pada Site V_47
Gbr.5.12 Pola Sirkulasi Linier V_48
Gbr.5.13 Pola Sirkulasi Radial V_48
Gbr.5.14 PenentuSistem Sirkulasi Horisontal V_49
Gbr.5.15 Material Lanscape V_51
Gbr.5.16 Zoning pada Tapak V_52
Gbr.5.17 Rencana Ruang Pembinaan, ka’bah sebagai pusat V_53
Gbr.5.18 Pola Tata Massa Asrama, Perpaduan Cluster Dan Terpusat V_53
Gbr.5.19 Material Fasade Bangunan V_54
Gbr.5.20 Referensi Roof Garden V_55
Gbr.5.21 Material untuk Interior V_59
Gbr.5.22 Material Untuk Interior Berbahan Resin V_59
Gbr.5.23 Alternatif struktur pondasi V_60
Gbr.5.24 Struktur rangka batang V_61
Gbr.5.25 Dilatasi struktur rangka batang V_62
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gbr.5.26 Struktur Rangka Baja V_62


Gbr.5.27 Space Frame Dan Modul Geometri Space Frame V_63
Gbr.5.28 Gnopres STP V_70

Gbr.6.1 Lokasi Terpilih untuk Asrama Haji di Tangerang VI_7


Gbr.6.2 Respon Desain Untuk Menentukan MEdan SE VI_8
Gbr.6.3 Respon Desain terhadap Kebisingan pada Site VI_10
Gbr.6.4 Respon Desain Terhadap View Site VI_11
Gbr.6.5 Penzoningan Pada Site VI_11
Gbr.6.6 Sistem Sirkulasi Horisontal VI_12
Gbr.6.7 Material Lanscape VI_13
Gbr.6.8 Orientasi Asrama Haji Tangerang VI_14
Gbr.6.9 Massa Bangunan Dilihat Dari Jl. Daan Mogot VI_15
Gbr.6.10 Massa Bangunan Dilihat Dari Jl. Sudirman VI_15
Gbr.6.11 Gubahan Massa VI_16
Gbr.6.12 Macam-macam Pembatas VI_17
Gbr.6.13 Pagar Pembatas VI_17
Gbr.6.14 Konsep Wisata Religius VI_18
Gbr.6.15 Interior Asrama Haji VI_19
Gbr.6.16 Pola Octagonala Pada Interior VI_19
Gbr.6.17 Dilatasi struktur rangka batang VI_20

commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2005 II_4


Tabel.2.2 Jadwal Kegiatan Jemaah Haji Indonesia Tahun 1428 H II_5

Tabel.3.1 Pembagian Kecamatan Di Kota Tangerang III_1


Tabel.3.2 Hatta Arahan Penetapan KDB dan KLB Pusat III_8
Tabel.3.3 Dasar Hukum Untuk Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta III_20
Tabel.3.4 Perkembangan Jemaah Haji ONH Embarkasi Soeta III_25
Tabel.3.5 Laju Perkembangan Jemaah Haji ONH Embarkasi Soeta III_25

Tabel.5.1 Pelaku Kegiatan di Asrama Haji di Tangerang V_1


Tabel.5.2 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Umum V_6
Tabel.5.3 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Serbaguna V_7
Tabel.5.4 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Pembinaan V_7
Tabel.5.5 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Hunian V_8
Tabel.5.6 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Pengelolaan V_8
Tabel.5.7 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Pelayanan V_9
Tabel.5.8 Pelaku Kegiatan Kelompok Ruang Penunjang V_10
Tabel.5.9 Besaran Ruang Kelompok Umum V_21
Tabel.5.10 Besaran Ruang Kelompok Serbaguna V_22
Tabel.5.11 Besaran Ruang Kelompok Pembinaan V_23
Tabel.5.12 Besaran Ruang Kelompok Hunian V_25
Tabel.5.13 Besaran Ruang Kelompok Pengelolaan V_26
Tabel.5.14 Besaran Ruang Kelompok Pelayanan V_27
Tabel.5.15 Besaran Ruang Kelompok Penunjang V_28
Tabel.5.16 Penilaian Lokasi Site V_29
Tabel.5.17 Penentuan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) V_39
Tabel.5.18 Alternatif Lanscape V_50
Tabel.5.19 Alternatif Pola Massa V_51
Tabel.5.20 Perbandingan sistem struktur badan yang digunakan V_61
Tabel.5.21 Alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir V_75

Tabel.6.1 Pelaku Kegiatan di Asrama Haji di Tangerang VI_1

commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Skema 1.1. Kutub-Kutub dan Relevansi Interaksinya I_11

Skema 4.1. Pola Pikir IV_4

Skema 5.1 Pola Kegiatan Calon Jemaah haji V_2


Skema 5.2 Pola Kegiatan petugas haji V_2
Skema 5.3 Analisa Pola Kegiatan Pengelola V_2
Skema 5.4 Analisa Pola Kegiatan Pengunjung yang Mengantar Jemaah Haji V_3
Skema 5.5 Analisa Pola Kegiatan Servis V_4
Skema 5.6 Analisa Pola Kegiatan Pedagang V_4
Skema 5.7 Analisa Pola Kegiatan Pengunjung yang menginap V_5
Skema 5.8 Analisa Pola Kegiatan Pengunjung yang tidak menginap V_5
Skema 5.9 Organisasi ruang pada kelompok ruang umum V_11
Skema 5.10 Organisasi ruang pada kelompok ruang serbaguna V_12
Skema 5.11 Organisasi ruang pada kelompok ruang pembinaan V_13
Skema 5.12 Organisasi ruang pada kelompok ruang unit hunian V_13
Skema 5.13 Organisasi ruang pada kelompok ruang pengelolaan asrama V_14
Skema 5.14 Organisasi ruang pada kelompok ruang pelayanan V_16
Skema 5.15 Organisasi ruang pada kelompok ruang penunjang V_17
Skema 5.16 Program Ruang pada Asrama Haji di Tangerang V_18
Skema 5.17 Sirkulasi Dalam Site V_40
Skema 5.18 Analisis Pencahayaan V_65
Skema 5.19 Analisis Sistem Kelistrikan V_68
Skema 5.20 Analisis Jaringan Telepon V_69
Skema 5.21 Sistem down feed distribution V_70
Skema 5.22 Sistem Sanitasi Bangunan V_72
Skema 5.23 Sistem sanitasi air hujan V_72
Skema 5.24 Analisa pengelolaan sampah V_73

Skema 6.1 Program Ruang pada Asrama Haji di Tangerang VI_1


Skema 6.2 Konsep Pencahayaan VI_20
Skema 6.3 Konsep Sistem Kelistrikan VI_22
Skema 6.4 Sistem down feed distribution VI_23
Skema 6.5 Sistem Sanitasi Bangunan VI_23
Skema 6.6 Sistem sanitasi air hujan VI_23
Skema 6.7 Konsep Pengelolaan sampah VI_24

commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN JUDUL
I. Judul : “ Pusat Seni di Aceh sebagai pusat pertunjukan
seni dan budaya dengan penekanan Arsitektur berkelanjutan
(Sustainable Architecture) ”
II. Pengertian judul :
Secara umum pengertian Pusat Seni di Aceh sebagai pusat
pertunjukan seni dan budaya dengan penekanan Arsitektur
berkelanjutan (Sustainable Architecture) adalah suatu wadah atau
tempat berlangsungnya segala kegiatan yang berhubungan dengan
pertunjukkan seni dan budaya, berupa musik, tarian, teater dan
pertunjukkan kesenian tradisional yang ditunjang dengan fasilitas‐fasilitas
pendukung terkait dan berlokasi di kota Banda Aceh, yang dalam
perencanaan dan perancangannya menekankan pada Arsitektur
berkelanjutan (sustainable).
Pusat seni di Aceh yang hendak direncanakan ini mempunyai
fungsi sebagai tempat pagelaran seni baik indoor maupun outdoor;
pertunjukkan seni, pelatihan, promosi, penjualan barang seni, museum
seni dan ruang serbaguna serta adanya ruang penyelamatan di atap
bangunan. Selain itu juga akan didukung oleh fasilitas pendukung lainnya.

B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan
seni dan budaya dari Sabang hingga merauke. Salah satu propinsi yang
memiliki kebudayaan yang cukup tinggi yaitu Aceh, yang sekarang dikenal
dengan Nanggroe Aceh Darussalam. Daerah yang menggunakan syariat

commit to user

I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan berkeseniannya ini,


mempunyai banyak kesenian daerah yang sangat di minati oleh
masyarakatnya dari dulu hingga sekarang. Sehingga dibutuhkan sebuah
bangunan yang dapat mewadahi apresiasi masyarakat sebagai pusat
pertunjukkan seni dan budaya yaitu Pusat Seni di Aceh.
Pasca gempa dan tsunami 26 Desember 2004 yang lalu, Aceh
mengalami kerusakan berat, baik pada infrastruktur kota, gedung
pemerintahan, gedung‐gedung publik, pemukiman penduduk, dan
lingkungan kota, terutama merusak bangunan yang bernilai seni dan
tempat‐tempat pertunjukkan seni lainnya. Selain itu tsunami juga
menorehkan luka psikis bagi banyak mayarakat dari orang tua hingga
anak‐anak. Sehingga di butuhkan sebuah bangunan publik bercitra seni
yang mewadahi kreatifitas seni dan pertunjukkan di kota Banda Aceh
seperti Pusat Seni. Pusat Seni inilah yang diharapkan sebagai hiburan
terhadap trauma tsunami bagi masyarakat sekitarnya.
Pusat Seni di harapkan sebagai wadah pemersatu dalam
berkesenian ditengah pasca konflik antar masyarakat Aceh. Perjanjian
Helsinki yang menjadi tonggak perdamaian antara pihak GAM dan
Pemerintah, di harapkan dapat berjalan beriringan dalam menghasilkan
karya seni dan pertunjukkan.
Selain itu Pusat Seni yang diharapkan, dapat merespon kerusakan
terhadap lingkungan terlebih pada daerah pasca bencana seperti
tsunami, sehingga bangunan yang dibuat tidak menimbulkan kerusakan
dimasa yang akan datang. Merespon terhadap kondisi alam, iklim, serta
kearifan lokal.
Melihat kondisi tersebut di butuhkan sebuah wadah yang dapat
memfasilitasi kegiatan seni dan pertunjukkan di Banda Aceh sebagai
pusat seni yang di harapkan sebagai wadah perdamaian masyarakat dan
merespon terhadap lingkungan sekitar dengan sistem berkelanjutan,
yaitu Pusat Seni di Aceh dengan penekanan Arsitektur Berkelanjutan.

commit to user

I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN


1. Permasalahan
• Bagaimana merancang bangunan Pusat Seni yang dapat memfasilitasi
segala kegiatan seni di Aceh.
• Bagaimana merancang bangunan Pusat Seni yang memiliki konteks
open plan sebagai terapan arsitektur berkelanjutan.
2. Persoalan
1) Menentukan tata site/ lingkungan yang terkait antara Pusat Seni di
Aceh dengan site terpilih melalui:
• Pengolahan site dan gubahan massa Pusat Seni di Aceh yang
mengekspresikan satu kesatuan dengan massa bangunan.
• Menentukan sistem sirkulasi pergerakan manusia yang
menghubungkan langsung kawasan dengan Pusat Seni di Aceh.
2) Menentukan sistem peruangan dalam Pusat Seni di Aceh yang
memenuhi fungsi sebagai wadah kegiatan pada Pusat Seni di Aceh
seperti kegiatan : pagelaran, pameran, promosi dan penjualan
barang‐barang seni serta pendidikan seni serta sistem peruangan
terhadap open plan.
3) Menentukan tampilan bangungan (estetika) sebagai ungkapan
visualisasi bangunan hingga pada detail dan ornamen pendukungnya.
• Pusat Seni di Aceh yang mengekspresikan fungsi kegiatan yang
diwadahinya
• Memvisualisasi citra bangunan dengan pendekatan arsitektur
berkelanjutan
• Menentukan konsep struktur bangunan Pusat Seni di Aceh
yang mendukung tampilan bangunan arsitektur berkelanjutan
(sustainable).
4) Menentukan sistem utilitas bangunan dan lingkungan, kenyamanan,
dan keamanan banguanan.

commit to user

I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan
Membuat usulan desain Pusat Seni di Aceh sebagai wadah
pagelaran, pameran, promosi dan penjualan barang seni serta pendidikan
seni, sehingga mampu menjadi media penyampai hasil karya seni yang
baik, mengangkat unsur budaya pada konteks open plan dengan ciri
arsitektur berkelanjutan.
Sasaran
Membuat desain perencanaan dan perancangan bangunan Pusat
Seni di Aceh menjadi wadah pagelaran, pameran, promosi, penjualan
barang seni serta pendidikan seni yang menginterpretasikan citra visual
bangunan arsitektur berkelanjutan (sustainable) dengan konteks open
plan.
• Konsep perencanaan dan perancangan yang meliputi:
1) Merancang tata site/ lingkungan yang terkait antara Pusat Seni di
Aceh dengan site terpilih melalui:
• Pengolahan site dan gubahan massa Pusat Seni di Aceh yang
mengekspresikan satu kesatuan dengan massa bangunan.
• Menentukan sistem sirkulasi pergerakan manusia yang
menghubungkan langsung kawasan dengan Pusat Seni di Aceh.
2) Merancang sistem peruangan dalam Pusat Seni di Aceh yang
memenuhi fungsi sebagai wadah fasilitas kegiatan pada Pusat Seni di
Aceh seperti kegiatan : pagelaran, pameran, promosi dan penjualan
barang‐barang seni serta pendidikan seni serta sistem peruangan
terhadap open plan.
3) Merancang tampilan bangungan (estetika) sebagai ungkapan
visualisasi bangunan hingga pada detail dan ornamen pendukungnya.
• Pusat Seni di Aceh yang mengekspresikan fungsi kegiatan yang
diwadahinya

commit to user

I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Memvisualisasi citra bangunan dengan pendekatan arsitektur


berkelanjutan
• Menentukan konsep struktur bangunan Pusat Seni di Aceh
yang mendukung tampilan bangunan arsitektur berkelanjutan.
4) Merancang sistem utilitas bangunan dan lingkungan, kenyamanan,
dan keamanan banguanan.

E. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN


• Lingkup
Pembahasan pada aspek disiplin ilmu arsitektur, dengan
penekanan pada arsitektur berkelanjutan (sustainable) sedang ilmu di
luarnya dibahas seperlunya.
• Batasan
Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta
analisa yang akhirnya akan menghasilkan konsep yang berupa
penyelesaian masalah.

F. METODA DAN STRATEGI DESAIN


1) Metode Mencari Data
a. Data primer
- survey lapangan
untuk mengetahui situasi dan kondisi lokasi/site, visualisasi
kawasan sekitar dan visualisasi gedung pertunjukan di Banda
Aceh.
- Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak‐pihak terkait sebagai
bahan referensi dan acuan.
b. Data sekunder
- Kepustakaan

commit to user

I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Metode Mengolah Data


Data‐data yang didapat dari survey lapangan, wawancara,
dan studi literatur kemudian diolah pada tingkat aspek yang
berkaitan, yaitu:
a. Aspek manusia
Adalah aspek untuk mencapai penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan aktivitas, perilaku, persepsi pelaku
kegiatan, menentukan kebutuhan dan kapasitas ruang yang
menentukan dimensi ruang yang dibutuhkan dan pola sirkulasi
dalam bangunan.
b. Aspek lingkungan
merupakan aspek untuk mencapai penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan lokasi, peraturan daerah
setempat serta instansi terkait, tipologi bangunan dan potensi
lingkungan yang mendukung perencanaan dan perancangan.
c. Aspek induktif
Mengkomplikasikan data‐data yang diperoleh
kemudian dianalisa dan dari hasil analisa disintesa untuk
menuju transformasi desain.

G. SISTEMATIKA PENULISAN KONSEP


BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang pengertian judul, latar belakang,
permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup
pembahasan, metode pembahasan dan sistematika
pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Mencakup tiga kelompok teori tentang arsitektur.
Pertama, tentang kajian teori seni dan perkembangannya
di Indonesia, teori tentang kajian penekanan Arsitektur
commit to user

I-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berkelanjutan (Sustainable), dan teori tentang pusat seni


dan presedennya.
BAB III : TINJAUAN KOTA BANDA ACEH DAN KEBUDAYAAN ACEH
Mencakup dua kelompok teori data. Pertama,
tentang kajian kota Banda Aceh, dan teori tentang kajian
kebudayaan seni di Aceh.
BAB IV : KESIMPULAN (SINTESA)
Berisi tentang kesimpulan berdasar tinjauan teori
dan tinjauan data untuk menghasilkan Pusat Seni di Aceh
yang telah ditentukan.
BAB V : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
Proses menetapkan dasar‐dasar solusi atau
pemecahan masalah dan persoalan yang dijawab dengan
sebuah rancangan desain, baik desain bangunan dan juga
pendukungnya.
BAB VI : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI
Merencanakan konsep Pusat Seni berdasarkan
analisa pendekatan konsep perancangan.
LAMPIRAN : TRANSFORMASI DESAIN (SINTESA)
Merupakan sintesa dari konsep disain yang telah di
jabarkan dalam beberapa aspek dan bersifat teknis
arsitektural.

commit to user

I-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI SENI


1. Tinjauan Tentang Seni
Dalam pengertiannya seni mempunyai arti yang sangat luas, yaitu
suatu yang berhubungan dengan cipta, rasa, dan karsa serta keindahan
yang merupakan hasil karya manusia. Seni pada mulanya adalah proses
dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa
ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa
masing‐masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter
yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni
adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan
untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai‐nilai yang menentukan
apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan
dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Seni memiliki pengertian yang sangat luas dan memiliki
pengertian yang berbeda pada tempat dan saat yang berbeda tergantung
(ruang dan waktu ). Akan tetapi seni secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1
- Seni mayor,
Seni mayor, meliputi : seni rupa, seni musik, seni tari, seni
sastra, dan lain sebagainya.

1 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Seni minor, meliputi : seni kerajinan, seni perabot, dan lain


sebagainya.

a. Seni Mayor
1) Seni Musik
a) Pengertian Musik
Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu dan
berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera
seseorang. 2
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan
mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif
dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Menurut Wikipedia, penciptaan musik harus
memenuhi kaidah‐kaidah tertentu antara lain harmonisasi,
ritme, melodi dan aturan lain. Penggolongan jensi musik
berdasarkan teori dan tata cara penyusunan komposisi
nada/suara adalah:
i. Musik Pentatonis
Jenis musik yang menganut lima aturan nada sebagai
skalanya. Contohnya adalah pada ,usik tradisional Jawa.
Pada notasi lagu tradisional Jawa di atas, dapat dilihat
bahwa penyusunan komposisi musiknya menggunakan
lima nada, yaitu 1(do), 2 (re), 3(mi), 5(sol), 6(la)
ii. Musik Diatonis
Jenis musik yang menganut aturan 7 nada sebagai
skalanya. Contohnya adalah pada musik pop modern. Jenia
musik inilah yang lebih banyak digunakan di dunia
sekarang ini. Nada tersebut yaitu 1(do), 2 (re), 3(mi), 4(fa),
5(sol), 6(la), 7(si)

2 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan perkembangan yang terjadi saat ini,


musik jenis diatonis lebih banyak dianut oleh sebagian
besar musisi yang berkarya sekarang. Hal itu diketahui
dengan lebih banyaknya musik diatonis yang beredar
dibandingkan jenis musik yang lain. Hal ini disebabkan
sifatnya yang universal dan dapat diterima oleh setiap
negara dunia. Meskipun demikian untuk tetap menjaga
kelestariannya, musik pentatonispun perlu memiliki wadah
untuk pengembangnnya.
b) Pementasan Musik
Bentuk pementasan musik yang sering digunakan
beragam, tergantung tujuan dan materi yang dipentasakan.
Pementasan musik tradisional (pentatonis) mempunyai lebih
banyak tata cara baku yang mnegikat dibandingkan untuk
pementasan diatonis.
(I). Sistem Pementasan Musik Diatonis
Beberapa jenis pementasan yang biasa digunakan
untuk pementasan musik diatonis adalah:
- Pementasan Sistem Ensamble
Yaitu kelompok orang‐orang yang menyanyi
dengan atau tanpa iringan musik atau kelompok musik
dengan atau tanpa nyanyian.
- Pementasan Sistem Symphoni Orchestra
Orchestra mempunyai arti suatu tempat untuk
penemapatan susunan alat musik pada suatu
pementasan musik.
- Pementasan Sistem Concert Band
Pementasan yang menggunakan alat musik
baku maupun yang telah dimodifiksi dan ditujukan
untuk penonton dalam jumlah yang besar.

commit to user

II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk dapat memainkan musik diperlukan suatu


keahlian dalam memainkan alat musik yang didapatkan
melalui belajar sendiri atau melalui pendidikan dan
pelatihan khusus yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
musik. Dilihat dari banyaknya musisi profesional yang
handal pada masa sekarang, keahlian alami saja masih
kurang untuk profesi di bidang musik, akan lebih baik jika
dilatarbelakangi pendidikan khusus musik.
(II). Sistem Pementasan Musik Diatonis
Sarana pementasan yang diperlukan adalah tempat
pementasan. Jenis tempat pementasan yang biasa
digunakan untuk pementasan musik diatonis dibagi dalam
dua golongan besar, yaitu:
- Out Door
- In Door

2) Seni Tari
a. Pengertian Seni Tari
Seni tari merupakan seni olah tubuh atau gerakan
badan yang biasanya diiringi dengan bunyi‐bunyian (musik,
gamelan dsb). Sedangkan seni tari yang berkembang di Aceh
pada dasarnya bersumber dari zaman kerajaan terdahulu. Seni
tari tersebut berbentuk tari klasik yang bermutu tinggi dan
diciptakan oleh ahli‐ahli tari dari kerajaan. 3
b. Jenis‐jenis Seni Tari
Secara umum seni tari dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
(I). Tari Tradisional
(II). Tari Modern
Jenis tari yang menggunakan gerakan‐gerakan
modern yang dinamis dan dipadukan dengan musik

commit to user
3 Wikipedia, www.google.com
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

modern. Tari ini beragam jenisnya karena selalu


berkembang seiring dengan berkembangnya transfer
budaya yang kita terima dari luar. Bahkan tidak menutup
adanya perpaduan antara gerakan tari yang satu dengan
yang lain.

3) Seni Rupa
a. Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni
dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan
rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika. 4
b. Menurut Wikipedia, jenis‐jenis Seni Rupa terbagi atas :
(I). Seni rupa murni
• Seni lukis
• Seni grafis
• Seni patung
• Seni instalasi
• Seni pertunjukan
• Seni keramik
• Seni film
• Seni koreografi
• Seni fotografi
(II). Desain
• Arsitektur
• Desain grafis
• Desain interior
• Desain busana
• Desain produk
4 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(III). Kriya
• Kriya tekstil
• Kriya kayu
• Kriya keramik
• Kriya rotan

4) Seni Teater
a. Pengertian Teater
Teater adalah pementasan drama sebagai suatu seni atau
profesi. Secara umum pertunjukan terater dapat dibagi
menjadi dua yaitu teater dramatik dan teater non dramatik. 5
b. Menurut Wikipedia, jenis‐jenis Teater :
ƒ Teater Dramatik
Secara umum bentuk teater suatu drama adalah
ditandai dengan adanya naskah drama yang mana di dalam
naskah ini para aktor menggambarkan karakter‐karakter
fiksi sesuai dengan alur ceritanya. Secara tipikal dalam
produksi sebuah teater drama terdiri dari para pemain yang
bertindak sebagai karakter di dalamnya.
Jenis‐jenis teater dramatik antara lain:
o Opera
Opera adalah drama panggung yang sebagian atau
seluruhnya dinyanyikan dalam iringan orkes atau
instrumental. Musik yang dilantunkan bisa dimainkan secara
solo, ensembel, paduan suara, ataun bahkan sebuah grup
instrumentalis.
o Operetta
Drama musikal yang secara struktur mirip dengan opera
tetapi dengan karakteristik plot romantis sentimental dengan

5 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iringan lagu, musik orkestra dan sedikit dengan penggabungan


dengan tari seiring denagn dialog yang diucapkan.
o Teater Tari
Teater tari adalah suatu kombinasi elemen‐elemen drama
dengan tari. Penggambaran teater dengan tari terlihat
sangant kuat pada awal pengembangan teater drama di barat
namun tetap menjadi keunggulan dasar dari drama‐drama
asia.
Mime/Pantomim
Bentuk lain teater yang mengandalakn gerak adalah
mime/ pantomim. Berbeda dengan gerakan tari pada teater
tari yang mengandalkan gerakan ekspresi seni‐nya, dialog
mime/pantomim lebih mengandalkan bahasa dalam
pementasannya.

ƒ Teater Non Dramatik


Bentuk‐bentuk produksi teater non drama mencakup
bermacam‐macam presentasi, baik oral maupun musikal. Bisa
berupa sirkus (atraksi ketangkasan, kekuetan dan ilusi),
gimnastik display dan bentuk‐bentuk ceremonial lainnya. Yang
menjadi pembeda nyata dari teater drama adalah tidak adanya
alur cerita dalam produksi non drama ini sehingga bagus
tidaknya kualitas dari sebuah produksi teater non drama tidak
ditentukan dari bagus tidaknya isi cerita, tetapi kualitas yang
bagus dari penampilan para pemeran atau kesamaan
bunyi dan laku ritual(tradisi).
c. Teater di Indonesia
Jenis‐jenis teater yang berkembang di Indonesia:
(I). Teater Tradisional
- Teater Rakyat

commit to user

II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ciri Umum teater rakyat :


ƒ Cerita tanpa naskah, dan digarap
berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng,
mitologi atau kehidupan sehari‐hari.
ƒ Nilai dan laku dramatik dilakukan secara
spontan, bahkan tidak terelakkan adanya
dialog langsung antara pelaku dan
publiknya.
ƒ Mempergunakan bahasa daerah.
ƒ Tempat pertunjukkan terbuka dalam
bentuk arena (dikelilingi penonton)
- Teater Keraton
Kesenian Istana bersifat profesional dalam
arti dikembangkan oleh para seniman yang melulu
hidup dari keseniannya. Hal ini karena seniman itu
dihidupi raja. Para seniman yang terpilih untuk
menjadi pelengkap istana dalam tugas‐tugas
religiusnya dan tugas‐tugas mengangkat kebesaran
rajanya, tidak sembarangan diangkat menjadi
pegawai raja atau penyair istana. Dan hanya mereka
yang telah memiliki kepangkatan yang tinggi yang
dapat menciptakan karya‐karya mewakili istana dan
kerajaan.
(II). Teater Modern
Teater modern di Indonesia adalah produk orang‐
orang kota. Hal ini amat berbeda dengan bentuk‐bentuk
teater tradisional sebelumnya. Pada dasarnya bentuk
teater modern merupakan hasil dari pemgaruh kesenian
modern barat di kota‐kota.

commit to user

II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun ciri dari bentuk teater modern ini secara


garis besar dan mendasar antara lain:
- Pertunjukan dilakukan di tempat khusus yakni
sebuah bangunan panggung proscenium yang
memisahkan penonton dengan pemain.
- Ungkapan bentuk teater sudah menggunakan idiom‐
idiom modern, seperti adanya intermezo, pimpinan
pertunjukkan dll
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
merupakan lingua franca kaum penduduk kota pada
masanya
- Adanya pegangan atau naskah drama tertulis

b. Seni Minor
Seni minor berhubungan dengan hasil karya yang berupa
benda‐benda, seperti seni kerajinan, seperti tembikar, perabot, dll.
Seni seperti ini membutuhkan suatu ruang untuk :
a) Bengkel kerja
Sebuah ruang kerja untuk memberi contoh bagaimana
membuat suatu hasil kerajinan.
b) Galeri
Sebuah ruang yang dimanfaatkan untuk mempertunjukkan
hasil karya dari seni kerajinan.

2. Tinjauan Pelatihan Seni ( Sanggar Seni)


Sanggar seni memiliki peran yang penting dalam
pengembangan kesenian. Terlepas dari bakat, tentu saja proses
pendidikan dan latihan sangat diperlukan. Sekolah informal ini
sebagaimana umumnya diharapkan dapat menggali sebanyak‐
banyaknya pengetahuan, baik yang bersifat teori maupun praktek.

commit to user

II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tempat pelatihan yang diharapkan dapat menjadi tempat untuk


mendapatkan pengetahuan dan pelatihan tentang kesenian sesuai
dengan kegiatan kesenian yang diwadahinya. Kegiatan yang
ditampung dalam sanggar seni disesuaikan dengan budaya dan
kesenian yang berkembang dalam suatu wilayah, sehingga benar‐
benar dapat menampung bidang‐bidang kesenian yang
berkembang dalam masyarakat. 6
Jenis‐jenis kesenian yang diwadahi dalam sanggar seni:
• Sanggar Musik
• Sanggar Tari
• Sanggar Teater
• Sanggar Seni Rupa
• Sanggar Kerajinan Tangan
• Sekolah desain Interior

Sistem Pelatihan
i. Sistem Pengajaran
Pemberian materi yang terdiri atas dua macam, yaitu:
- Materi Teori
• Berfungsi menunjang latihan praktek
• Diberikan satu kali tiap minggu
- Materi Praktek
• Berupa latihan untuk meningkatkan
ketrampilan
• Diberikan dua kali tiap minggu

ii. Evaluasi
Evaluasi di sini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dan penguasaan siswa terhadap materi

6 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang diberikan. Evalusi berupa ujian materi dan ujian praktek,


yang diselenggarakan setiap satu paket materi selesai.
iii. Pementasan
- Pementasan Akbar, satu kali setahun pada ulang
tahun Pusat Pendidikan Seni Terpadu
- Pementasan rutin tiap satu paket materi selesai
- Pementasan insidental karena beberapa hal,
misalnya penyambutan tamu, undangan dari
instansi lain, perlombaan, dsb.
iv. Pelatih
Pelatih terdiri dari pelatih untuk anak‐anak dan
dewasa. Untuk kelas anak‐anak maupun dewasa masih
dibagi menurut jumlah siswa yang ada. Maksimal
dalam satu kelas terdiri dari 20 siswa, tiap‐tiap kelas
memilki tiga pelatih. Dan tiap‐tiap sanggar memiliki
koordinator pelatih dan struktur organisasi sendiri.
- Pelatih Musik
• anak‐anak
• dewasa
- Pelatih Tari (koreografer)
• anak‐anak
• dewasa
- Pelatih Seni Lukis
• anak‐anak
• dewasa
- Pelatih Teater
• anak‐anak
• dewasa

commit to user

II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Tinjauan Pagelaran Seni


™ Pagelaran Seni
Pagelaran seni bertujuan untuk mementaskan apa yang
telah didapatkan siswa selama belajar di sekolah dan sanggar seni
yang terdapat di sini. Pagelaran berupa tempat pementasan dan
galeri. Tempat pementasan dengan memperhatikan masing‐
masing kegiatan dan mewujudkannya dalam desain arsitektur
sehingga pemain dan penonton merasa nyaman dan dapat
menikmati apa yang dipentaskan. Demikian pula dengan galeri,
pertimbangn utama adalah estetika namun ditunjang pula dengan
lighting dan sistem akustik yang baik. Tempat pagelaran seni yang
direncanakan adalah:
• Galeri Lukis dan Seni Rupa
• Galeri Patung
• Tempat Pameran Umum
• Tempat Pementasan Teater
• Tempat Pementasan Tari dan Musik
Selain dari hal‐hal yang disebutkan di atas terdapat pula
fasilitas lain yang mendukung fungsi sebagai Pusat Seni, yaitu:
a. Pasar Seni
b. Museum Seni dan Kerajinan Tangan
c. Perpustakaan Seni
™ Fasilitas pendukung Seni
• Pasar Seni
I. Pengertian Pasar Seni
Merupakan tempat berkarya, pementasan, tempat
pameran, dan tempat berjualan benda‐benda dan kegiatan
kesenian.
Pasar Seni telah memiliki ratusan unit kios yang
menggelar aneka barang hasil seni dari yang tradisional
commit to user

II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sampai kontemporer, kerajinan dan suvenir: mulai dari


lukisan, patung, ukir‐ukiran dan relief sampai kepada
barang kerajinan yang terbuat dari kuningan, kayu, rotan,
bambu, tembikar, kulit, tanduk dan keramik.
Tak kalah menariknya adalah koleksi kain tenun
dan batik, serta aksesori yang terbuat dari batu‐batuan,
mutiara dan kerang. Para seniman membuat patung dan
relief dengan medium kayu, batu, semen atau kolase untuk
digelar di sini, sedangkan dari kalangan perajin dihasilkan
ukir‐ukiran Jepara dan Bali, wayang Golek, tatak sungging
wayang kulit, serta topeng kertas. Di antara kios‐kios ini
juga ada yang difungsikan untuk kegiatan bengkel seni,
taman pengetahuan popular, dan warung spesifik.
Pasar Seni Ancol merupakan lokasi ideal untuk
eksibisi atau pameran, terbukti dengan suksesnya
penyelenggaraan berbagai pameran seperti Pameran
Taman Hias, Pameran Buah, Pameran Boneka, Pameran
Komponen Bangunan, dan Pameran Fotografi.
Di tempat ini maraklah kreativitas seni rupa dari
berbagai aliran, dari naturalis hingga abstrak, dari potret
hingga dekoratif. Para seniman tidak hanya berkarya tetapi
juga berdiskusi di antara sesama mereka serta berinteraksi
dengan masyarakat pengunjungnya. Berbagai aktifitas
seperti pameran bersama, pemutaran film kesenian,
pementasan bersama, dll telah menghidupkan dinamika
bagi Pasar Seni ini. Tidak jarang dari pengunjung Studio
Seni tampak hadir sebagai model lukisan, sehingga
menambah semaraknya interaksi antara seniman dengan
masyarakat luas. Studio Seni bahkan telah banyak
melahirkan seniman terkenal, yang meniti karirnya di

commit to user

II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tempat yang penuh tantangan ini. Bahkan taraf hidup


mereka pun meningkat sejalan dengan sukses mereka.
Di tengah Pasar Seni terdapat arena terbuka yang
dilengkapi dengan plaza dan panggung kesenian, yang
memancarkan dinamika seni, dengan pementasan
kesenian terasa meng‐hidupkan suasana. Di panggung
inilah dipentaskan aneka kesenian dari klasik hingga
kontemporer, tradisional maupun modern. Kelompok
pementas berasal dari dalam dan luar negeri. 7
II. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan diwadahinya pasar seni ini:
- Memberikan tempat bagi pengusaha kecil, pengrajin
dan seniman untuk memasarkan dan mempromosikan
hasil karya seni dan keratin mereka
- Memperkenalkan dan mempromosikan karya seni
- Meningkatkan mutu seni
III. Fungsi dan Peran Pasar Seni
Fungsi utama dari pasar seni adalah sebagai tempat
untuk menjual karya seni yang di dalamnya termasuk
promosi, informasi, produksi dan pemasaran karya seni.
Sedangkan peran pasar seni ditinjau dari beberapa segi
(pemakai) adalah sbb:
1) Peran Pasar Seni bagi Seniman dan Pengrajin
- Sebagai wadah untuk memasarkan karya seni dan
keratin
- Sebagai wadah untuk memproduksi dan
memproduksi karya seni dan kerajinan tangan.
- Sebagai sarana pengembangan kreativitas seniman
dan pengrajin.
2) Peran Pasar Seni bagi Konsumen

commit to user
7 Wikipedia, www.google.com

II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Sebagai sarana belanja karya seni dan kerajinan


yang lengkap, serta tempat untuk mengenal
budaya setempat
- Tempat untuk melihat atraksi pembuatan dan
pementasan karya seni dan keratin
3) Peran Pasar Seni bagi Pemerintah Daerah
- Sebagai sarana pendukung objek wisata utama
- Sebagai sarana untuk memperkenalkan dan
mempromosikan kebudayaan.
• Pengertian Museum
Berdasarkan definisi yang diberikan International Council
of Museums, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani
kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan
usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset,
mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada
masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.
Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun
dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. 8
¾ Fungsi, Peranan dan Tugas Museum
9 Fungsi
Fungsi museum antara lain :
- Pengumpulan dan pengamanan warisan budaya
- Dokumentasi dan penelitian ilmiah
- Konservasi dan preservasi
- Penyebaran dan pertaan ilmu untuk umum
- Pengenalan kebudayaan antar daerah dan antar
bangsa
- Visualisasi warisan budaya
- Pengenalan dan penghayatan kesenian
8 Wikipedia, www.google.com commit to user

II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9 Peranan
Adapun peranan museum adalah sebagai berikut :
- Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah
- Pusat penyaluran ilmu untuk umum
- Pusat peningkatan apresiasi budaya
- Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar
bangsa
- Obyek pariwisata
- Media pembinaan pendidikan sejarah, ilmu
pengetahuan dan budaya
- Suaka alam dan suaka budaya
- Cermin sejarah dan kebudayaan
9 Tugas
Tugas museum di Indonesia yang menyakut pelayanan
terhadap masyarakat luas adalah sebagai berikut :
- Menghindarkan bangsa dari kemiskinan budaya
- Memajukan dari kesenian dan keratin rakyat
- Turut menyalurkan dan memperluas pengetahuan
kepada masyarakat
- Memberikan metodik dan didaktik sekolah dengan cara
kerjasama yang bermanfaat dengan kunjungan pelajar
- Memberikan kesempatan dan bantuan penyelidikan
ilmiah
- Memberikan kesempatan bagi penikmat seni
- Memajukan bidang pariwisata

commit to user

II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3 ) Pengelolaan Museum

KEPALA MUSEUM

TATA USAHA DAN


PERPUSTAKAAN

KURATOR KONSERVATOR PREPARATOR EDUKATOR

Gb. 2.2 Pengelola Museum


Sumber: Hasil wawancara dengan petugas Museum Aceh

Pengelolaan museum merupakan tugas pokok seorang


kepala museum, akan tetapi dalam melaksanakan
penyelenggaraan dan pengelolaannya berbeda‐beda tergantung
dari jenis dan ukuran museum. Perbedaan dalam hal ruang
lingkup dan jaringan komunikasinya baik komunikasi di dalam
organisasinya maupun komunikasi dengan pihak yang ada di luar.
Sedangkan tugas‐tugas yang dijalankan adalah sebagai berikut :
Direktur/Kepala Museum
- Mengkoordinir pameran
- Mengkoordinir pemilihan tema dan penelitian yang
menyangkut tema
- Mengkoordinir pemilihan/peminjaman materi lokasi
- Mengkoordinir pelaksanaan pameran
Kepala tata usaha
- Melakukan kegiatan administrasi
- Urusan registrasi dan katalogasi serta dokumentasi
koleksi

commit to user

II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kurator
Sebagai pimpinan bagian ilmiah koleksi, mengkoordinir,
dan mengawasi petugas‐petugas koleksi dan bagiannya
dengan tugas‐tugas sebagai berikut :
- Melakukan pemilihan tema
- Menyelemggarakan penelitian untuk mendukung isi
pameran
- Memberi pengarahan dalam pelaksanaan tema
pameran
- Memberi pengarahan dalam pelaksanaan promosi,
ceramah, publikasi dan dokumentasi
Konservator
Merupakan petugas yang secara langsung
menyelenggarakan konservasi koleksi dengan kegiatan
yang meliputi :
- Meneliti, memperbaiki dan menjaga benda koleksi agar
tidak mengalami kerusakan
- Bersama staf lain memberikan pengarahan dalam
desain pameran
Instruktur
Merupakan penghubung staf ilmiah museum dengan
pengunjung museum :
- Bersama staf yang lain melakukan pemilihan tema dan
koleksi
- Menyelenggarakan ceramah, demonstrasi obyek‐obyek
museum, pemutaran film dan sebagainya
- Menentukan bahan‐bahan penerangan

commit to user

II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Preparator
Preparator adalah teknisi yang merencanakan dan
menyelenggarakan pameran‐pameran obyek museum
baik pada pameran tetap maupun temporer/khusus.
- Membuat desain pameran
- Melaksanakan tata fisik pameran
Ahli kepustakaan
- Menyeleksi buku‐buku yang berkaitan dengan tujuan
pnyelenggaraan museum
- Mengumpulkan, mencatat, memelihara serta
mengawetkan buku‐buku koleksi

™ Perpustakaan Seni
Perpustakaan seni adalah sebuah koleksi buku dan majalah
yang berhubungan dengan koleksi seni. Walaupun dapat
diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau
institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata‐rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain
buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini
juga merupakan tempat penimpanan dan/atau akses ke map,
cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape
audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
umum untuk mengakses gudang data CD‐ROM dan internet.
Oleh karena itu perpustakaan seni modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.

commit to user

II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku


tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses
lewat jaringan komputer). 9

B. TINJAUAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN


1. Pengertian Sustainable Development
Di dalam desain yang berkelanjutan tentunya tidak terlepas dari
konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development).
Sustainable Development adalah sebuah ide yang pada awalnya
dipublikasikan pada Brundland Report pada tahun 1987, dimana
merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat masa kini tanpa mengabaikan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka, sebagai suatu proses perubahan dimana
pemanfaatan sumber daya, arah investasi, orientasi pembangunan dan
perubahan kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis
saling memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia)10. Sedangkan menurut
Stren, While & Whitney (1992) pembangunan berkelanjutan dianggap
sebagai suatu interaksi antara tiga sistem: sistem biologis dan
sumberdaya, sistem ekonomi dan sistem sosial)11.

2. Aspek‐Aspek dalam Sustainable Development


Dalam konteks global, pembangunan berkelanjutan harus dilihat
setidaknya dari tiga aspek utama yakni kemajuan sosial, pertumbuhan
ekonomi dan keseimbangan ekologi. 12
a. Kemajuan Sosial
Dilihat dari pilar sosial, desain berkelanjutan berarti bangunan
yang mampu merespon kebutuhan emosional dan psikologis manusia
9 Wikipedia, www.google.com
10 Budihardjo, Eko Ir. Prof, Kota Berkelanjutan, hal.2, 2005, PT Alumni Bandung.
commit
11 Budihardjo, Eko Ir. Prof, Kota Berkelanjutan, to user
hal.18, 2005, PT Alumni Bandung
12 Widasari, Muna, Tugas Akhir, 2008, Surakarta

II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan memberikan stimulasi positif terhadap lingkungan,


meningkatkan kesadaran terhadap nilai‐nilai penting kehidupan,
memberi inspirasi bagi jiwa manusia, dan mempererat hubungan
sosial, komunitas serta lingkungan.

Gb. 2.1 3D Museum Tsunami Aceh yang di


harapkansebagai ruang interaksi sosial
Sumber: Dok. Waskita Karya

Kondisi psikologis pengguna bangunan sangat dipengaruhi


beberapa hal, salah satunya kenyamanan. Bangunan juga hendaknya
menyediakan kondisi lingkungan yang inklusif. kemudahan pengguna
untuk pergi dan bertolak dari bangunan tersebut dengan transportasi
publik merupakan salah satu contohnya, atau dapat dikatakan
bangunan tersebut harus aksesibel.

Gb. 2.2 Contoh aksesbilitas di UGM


commit toDok.
Sumber: userMuna Widasari

II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk bangunan publik kemudahan juga harus didukung


dengan ketersediaan informasi di luar maupun di dalam bangunan.
Faktor lain yang juga penting adalah terkait dengan masalah
pendidikan, kesehatan, dan keselamatan. Perpustakaan atau ruang‐
ruang pelatihan merupakan satu contoh pengaplikasian penyediaan
sumber ilmu pengetahuan. Jaminan terhadap keselamatan pengguna
juga harus dipenuhi dengan teknologi yang bisa mengontrol ruang‐
ruang rawan kejahatan secara visual. Sedangkan yang berkaitan
dengan kesehatan pengguna adalah bahwa tidak terdapat material
atau komponen bangunan yang berdampak buruk terhadap kualitas
udara dalam ruang.

Gb. 2.3 Hotspot& digital information pada Moca


Modern temporary Arts) New York
Sumber: Dok. Muna Widasari

b. Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas ekonomi dalam desain berkelanjutan bisa dicapai
melalui banyak hal, seperti efisiensi desain dan material agar tidak
menghasilkan sisa yang berlebihan. Kemampuan bangunan untuk
beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi juga menjadi
indikator kualitas keberlanjutan suatu lingkungan buatan. Hal ini
berkaitan dengan, antara lain seberapa fleksibel ruang luar bangunan
dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Bangunan berdesain

commit to user

II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

modular memiliki tingkat adaptasi yang lebih besar terhadap


perubahan internal bangunan.
c. Keseimbangan Ekologi
Prinsip dasar dari pembangunan berkelanjutan adalah menjaga
bumi dalam kondisi yang mendukung kehidupan generasi mendatang.
Penggunaan energi yang besar dapat berpengaruh terhadap
penurunan kualitas lingkungan. Pemilihan produk yang hemat energi
dapat meminimalisasi penggunaan energi. Untuk menyikapi kondisi
iklim, dalam perencanaan desain sebaiknya lebih memanfaatkan
sumber daya alam yang terbarukan seperti matahari, angin, atau air
sebagai pemenuhan kebutuhan ruang seperti penghawaan ruang,
pencahayaan dan juga pembangkit listrik komunal. Pengolahan
limbah dalam bangunan juga merupakan upaya untuk menjaga
keseimbangan ekologi.

Gb. 2.4 penggunaan SDA pada Tsunami


Museum
Sumber: Dok.Waskita Karya

Dalam arsitektur berkelanjutan, lokasi pembangunan juga perlu


diperhatikan. Begitu pula dengan material dan komponen bangunan.
Material dengan tingkat daur ulang tinggi dan tahan lama. Selain itu
menghindari pula panggunaan material atau komponen bangunan
yang dapat merusak lapisan ozon, contohnya adalah yang

commit to user

II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menghasilkan CFC. Dalam skala bangunan, desain berkelanjutan


bertujuan menyediakan bangunan yang tahan lama, sehat, dan
bermanfaat bagi kehidupan saat ini dan mendatang.
Keberadaan vegetasi sampai usaha menciptakan bangunan
yang tidak merugikan bangunan lain merupakan upaya menciptakan
desain berkelanjutan sembari menjaga ekologi. Perletakan vegetasi
maupun jenis vegetasi yang digunakan perlu disesuaikan dengan
kondisi iklim pada lokasi sehingga keberadaan vegetasi tersebut dapat
menunjang terciptanya kesejukan dalam bangunan maupun
kesehatan lingkungan di sekitar bangunan.

Gb. 2.5 Contoh penataan ruang hijau pada


taman Borobudur (kiri) dan Namba Park (kanan)
Sumber: Muna Widasari

Adapun fungsi dari ruang hijau (vegetasi) antara lain:


• Sebagai zona relaksasi & zona hijau hunian.
• Sebagai penyedia oksigen.
• Sebagai filter:
- suara (tanaman rimbun & tinggi),
- debu (tanaman semak & rambat),
- udara (tanaman perdu) ,
- bau (tanaman wangi).
• Sebagai penahan air, yang dapat disimpan (sebagai cadangan air
saat musim hujan).

commit to user

II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Di bawah ini terdapat tiga klasifikasi jenis tanaman pada suatu


taman/ ruang hijau dalam sebuah kawasan dan atau bangunan, yaitu:
• Tanaman kering, merupakan tanaman gurun yang membutuhkan
sinar matahari tinggi, sedikit air, dan tingkat kelembapan yang
rendah. Yang termasuk jenis tanaman kering antara lain jenis‐jenis
kaktus.
• Tanaman air, merupakan tanaman yang media hidup utamanya
yaitu air. Yang termasuk dalam jenis tanaman air antara lain,
Nymphaea (teratai), Cyperus papirus (papyrus), Nelumbo nucifera
(lotus), Equisetum hyemale (paku ekor kuda), Thalia dealbata
(kana air), Pistia Tratiotes (kubis air), dan sebagainya.
• Tanaman Tropis, terbagi menjadi beberapa klasifikasi tanaman,
yaitu:
Peneduh, seperti Cerbera manghas (bintaro), Jatropha
integerrina (Batavia), Pisonia alba, flamboyan, asoka, beringin,
dan sebagainya.
Pergola, atau dapat digolongkan dalam tanaman merambat.
Beberapa contoh diantaranya yaitu alamanda, mandevila,
bugenvil, Ficus pumilia (dolar), Ipumea pennata (songgolangit),
dan sebagainya.
Tanaman berdaun indah, seperti Aglonema, keladi hias,
sansivera/ lidah mertua, suplir, paku sarang burung, paku
pedang, palem kuning, kuping gajah, dan sebagainya.
Tanaman Berbunga, seperti Anthurium, Adenium, mawar,
euphorbia, krisan, salvia, soka, krosandra, dan tanaman
berbunga lainnya.

commit to user

II-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb. 2.6 Contoh tanaman peneduh, tanaman merambat, tanaman


berdaun indah dan tanaman berbunga (kiri – kanan).
Sumber: Dok. Pribadi

Border plant, seperti lili paris, kucai jepang, Ophiopogon sp,


dan Cuphea hyssopifolia (cendrawasih).
Ground cover, seperti sutra bombay, rumput jepang, rumput
manila, Hemigraphis excotica, dan Peperomia obtusifolia
(dolar hijau).

Gb. 2.7 Contoh border plant (kiri) & ground cover (kanan).
Sumber: Dok. Pribadi

3. Sustainability and Architecture


Pada sustainability, pelajaran masa lalu digunakan sebagai faktor
penting untuk membentuk masa depan (Sustainability and Architecture
by Arie Rahamimoff, architect, Jerusalem, Israel). Sustainability
memberi dampak terhadap semua bidang di dalam desain arsitektur
dan dibawah ini dijelaskan beberapa aspek penting dalam sustainability
(Sustainability‐Concept and Reality By Tony Rigg And Ruth Lahav, Uia
Working Group On Architecture & Energy, Jerussalem, Israel): 13

Majalah Serial Flora, Merancang Taman Gaya Lahan Terbatas, hal. 88-107, 2006, PT. Samarinda Utama, Jakara.
commit to user
13 Widasari, Muna, Tugas Akhir, 2008, Surakarta

II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Transport
Di dalam perencanan kota dan desain bangunan harus dapat
meminimalkan pergerakan manusia, barang dan jasa yang
menggunakan transportasi bermesin, dan lebih diarahkan pada
efficient & nonpolluting transport system yang lebih menarik,
aksesibel, dan mudah digunakan.
• Materials and Resource Depletion
Dalam desain dan konstruksi bangunan harus dipastikan tidak
menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
apabila memang harus menggunakan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui, namun sesudah itu dapat dilakukan daur ulang.
• Waste and Recycling
Di dalam proses konstruksi bangunan tidak dihasilkan sampah atau
sisa bahan bangunan dalam jumlah yang besar. Sampah tersebut
dapat digunakan untuk keperluan lain.
• Materials and Health
Lingkungan yang memberi dampak buruk (berbahaya) bagi
penghuninya tidak dapat dikatakan berkelanjutan. Maka dari itu
perencanaan bangunan yang sehat juga menjadi satu pertimbangan
dalam sustainable design. Di dalam mendesain harus berhati‐hati
dalam pemilihan material yang akan digunakan.
• Ozone Depletion
Chloroflurocarbons (CFCs) yang berasal dari sistem pendingin
ruangan (AC) merupakan salah satu penyebab terjadinya
permasalahan lingkungan global yaitu penipisan pada lapisan ozon.
Untuk itu bangunan seharusnya menggunakan AC yang tidak
memproduksi CFC atau sebisa mungkin menghindari penggunaan AC
dalam bangunan.
• Embodied Energy
Energi yang digunakan dalam konstruksi bangunan ternyata
commit to user

II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengkonsumsi 5 % dari konsumsi energi global, dan hal ini


merupakan faktor penting dalam ekonomi energi di beberapa negara
berkembang. Penggunaan energi yang bijaksana adalah bagian dasar
dalam sustainable design.
• Energy Consumption and Renewable Energies
Konsumsi energi yang tidak dapat diperbaharui dalam bangunan yang
digunakan untuk memanaskan, mendinginkan, dan pencahayaan
mengambil kurang lebih 45% dari total konsumsi energi global. Hal
tersebut bukan lagi hanya tidak produktif dan tidak berkelanjutan saja
namun juga merupakan faktor utama penyebab permasalahan polusi
lingkungan dan pemanasan global.

4. Arsitektur Berkelanjutan
Pengertian Arsitektur berkelanjutan adalah Sebuah konsep
terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan,
yaitu mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang
dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan
ekologis manusia, mencari keselaran harmoni dengan lingkungan. 14
Pengertian Arsitektur berkenjutan oleh beberapa arsitek berbakat
Indonesia, yaitu Ahmad Tardiyana, Adi purnomo, dan Eko Prawoto: 15
• Ahmad Tardiyana (“Sustainable Construction: Indonesian
Experience” ) Mengutamakan ruang terbuka hijau, menggunakan
lahan sesedikit mungkin agar bisa menyisakan ruang tebuka hijau
yang luas, penggunaan material bekas, dan membuat atap rumput
serta melapisi kulit bangunan dengan tanaman.
• Adi Purnomo (“Single Cell Concept”) Mengembalikan sebanyak‐
banyaknya ruang tebuka hijau yang kita “pinjam” dari bumi,
memanfaatkan sinar matahari, membuat sistem pembuangan air
kotor mandiri, dan memanfaatkan material seoptimal mungkin.

14 Hindarto, Probo, Wikipedia, www.google.com


15 Akmal, Imelda, Sustainable Construction, Rumah Ide, Gramedia, Jakarta, 2008
commit to user

II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Eko Prawoto (“Kearifan Lokal sebagai Tumpuan Berasitektur”)


Berasitektur yang keberadaannya integral dengan sekitarnya, baik
secara sosial, spasial, maupun lingkungan., menggunakan bahan
dan keterampilan lokal, menggunakan bahan bekas dan
komponen lama, mendesain bangunan multi fungsi, desain open
plan, dan membaca potensi masa depan.

5. Sasaran Arsitektur Berkelanjutan


Sasaran Jangka Panjang dari Arsitektur berkelanjutan adalah
untuk memperkecil degradasi Sumberdaya dan konsumsi pada suatu
skala global. Dengan begitu sasaran utama dari Arsitektur berkelanjutan
adalah untuk mempertinggi kesadaran lingkungan. Bangunan
berkelanjutan harus:
• Mengunakan bangunan tersebut sebagai alat bidang pendidikan
untuk mempertujukan pentingnya lingkungan dalam mendukung
hidup manusia.
• Menghubungkan kembali manusia dengan lingkungan mereka
dengan manfaat rohani, emosional dan pengobatan yang
disediakan oleh alam.
• Mempromosikan nilai‐nilai dan gaya hidup manusia yang baru
untuk mencapai suatu hubungan yang lebih harmonis dengan
sumberdaya dan lingkungan lokal, regional dan global.
• Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang teknologi yang
sesuai dan penciptaan s/d penghabisan energi dan implikasi dari
limbah/barang sisa berbagi bangunan dan implikasi konsumen.
• Pemeliharaan kultur hidup untuk mengabadikan kemampuan
reaksi dari pribumi, dan keseiarasan dengan faktor lingkungan
setempat
• Menyebarkan pemahaman historis dan budaya site/lokasi dengan
hubungan lokal, dan global.
commit to user

II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Faktor Alam
Menurut defenisinya, Arsitektur berkelanjutan adalah Arsitektur
yang mencari keselarasan/ harmoni dengan lingkungannya. Untuk
menyimbangkan kebutuhan dan kewajiban manusia dengan daya
dukung lingkungan memerlukan analisa secara terperinci terhadap
site/ tapak yang spesifik. Bagaimana fasilitas berhubungan dengan
konteks tapak haruslah jelas dan nyata, sehingga dapat menyediakan
pendidikan terhadap lingkungan pada pemakaianya. Walaupun
informasi dibawah ini sangat umum, namun sangatlah layak untuk
dijadikan sebagai daftar pertimbangan dasar ketika data spesifik tapak
sudah didapat.
a) Iklim
• Menerapkan pengkondisikan alami untuk mangatur tingkat
kenyamanan manusia sesuai dengan aktivitasnya. Jangan
mengisolasi kebutuhan manusia dengan lingkungan.
• Menghindari ketergantungan pada system mekanik untuk
mengatur iklim ( ketergantungan seperti itu
menandakan desain yang tidak sesuai menyatu dengan
lingkungan, dan penggunaan sumberdaya yang tidak
berkelanjutan )
• Menganalisa apakah iklim telah mencapai kenyamanan, terlalu
dingin, atau terlalu panas untuk aktivitas yang diantisipasi, dan
kemudian komponen klimatik manakah yang membuat tingkat
kenyaman menjadi lebih atau lebih buruk ( temperatur,
matahari, angin, kelembaban )
b) Temperatur
• Temperatur adalah salah satu komponen didalam iklim yang
cenderung konsisten terlalu dingin atau terlalu panas.
• Ketika iklim dominan terlalu panas untuk kenyamanan:
commit to user

II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Memperkecil tampak yang solid dan massa yang


berkenaan dengan panas.
- Memaksimalkan ventelasi atap.
- Menggunakan denah yang berbentuk panjang atau
patah untuk memperkecil peningkatan panas
internal dan memaksimalkan ekspose untuk
ventelasi
- Memisahkan ruang dan fungsi dengan gang yang
ditutupi/terkover untuk memaksimalkan
pembanyangan dinding ventelasi induksi.
- Mengisolasi fungsi yang memproduksi panas
seperti dapur, ruang cuci dengan ruang lainnya.
- Menyediakan ruang luar yang ternaungi seperti
serambi dan geladak.
c) Matahari
Matahari adalah sumber energi yang alami. Pancaran sinar
matahari sebagai sumber cahaya alami dibutuhkan makhluk hidup
di dunia. Sinar matahari terdiri berbagai macam sinar, antara lain
ultra violet, infra merah, cahaya terang dan sinar dari alam
semesta ( kosmis ). Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengerkan
matahari terhadap tingkat pencahayaan alami di dalam bangunan
antara lain efek sinar panas, kenaikan suhu, efek penyilauan dan
radiasi.
Sinar matahari yang tiba pada permukaan akan membentuk
sudut dan sudut ini turut menentukan besarnya radiasi sinar
matahari. Semakin besar sudut sinar matahari ( mendekati 90 ° )
semakin besar pula konsentrasi radiasi sinar matahari. Sebaliknya,
semakin kecil sudut sinar matahari semakin kecil pula radiasi
matahari yang terjadi. Sementara bumi dengan kemiringan
porosnya ( 23,5º dari poros vertical ) mengakibatkan garis

commit to user

II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

khatulistiwa dengan garis orbit bumi terhadap matahari


membentuk sudut 23,5º ke utara pada permukaan yang disinari
matahari di siang hari. Hal ini menyebabkan sinar matahari
mempunyai kecenderungan miring ke selatan saat jatuh
kepermukaan bumi. Kondisi ini mengakibatkan bagian selatan
akan lebih banyak menerima panas dibandingkan sisi utara. Hal
yang sama pula terjadi pada bangunan, dimana sisi bangunan
yang terhadap selatan akan lebih panas dibanding yang
menghadap utara. Panas matahari yang tertinggi pada siang hari
terjadi sekitar pukul 11.00 hingga 16.0016.
Kondisi penyinaran cahaya matahari dipertimbangkan
terhadap lokasi dalam kaitanya dengan garis peredaran matahari.
Daerah di sekitar khatulistiwa mendapatkan radiasi sinar matahari
relative cukup tinggi. Bidang penerima yang banyak menerima
sinar matahari adalah tanah halaman, jalan dan permukaan atap.
Pemakaian plat beton atau batu penutup yang mudah menjadi
panas dan memancarkan panas kedalam ruang sebaiknya diganti
dengan rumput atau tanah. Terutama Rumput, penguapan dapat
menurunkan temperatur diatas tanah sekeliling bangunan 17.
Cahaya matahari masuk kedalam ruang melalui 2 cara, yaitu :
a. Langsung
Pencahayaan matahari langsung dalam bangunan melalui
lubang pada permukaan banguanan.
b. Difusi
Pencahayaan yang dipantulkan pada langit yang lebih
sering digunakan dalam pencahayaan alami pada siang hari
karena tidak menimbulkan sengatan maupun penyilauan.
Tujuan teknik pemantulan adalah membagi cahaya agar
merata, penerangan dalam ruang agar lebih baik,

16 Budi Sudarwanto, Sustainable Architecture, Laboratory of buiding Physics, Diponegoro University, hal. 105
17 commit
Dipl.Ing.Y.B. Mangunwijaya, Pengantar Fisika to user
Bangunan, Penerbit Djambatan, 1994, hal. 112

II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menghindari penyilauan dan tidak memerlukan pelindung


tambahan terhadap pancaran matahari.
d) Angin
Angin merupakan pengerkan udara yang terjadi dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Di daerah tropis, angin yang terjadi merupakan angin musiman
yaitu bertiup dari arah barat laut ke tenggara dengan membawa butir‐
butir air yang kemudian menjadi hujan. Angin ini bersifat basah dan
mempunyai suhu yang rendah serta dapat dimanfaatkan untuk
pendingin udara alami. Demikian juga sebaliknya ketika musim
kemarau angina berhembus dari tenggara ke barat laut. Angin ini
bersifat kering dan cenderung panas. Angin inilah yang perlu
dikendalikan untuk mencipatakn microclimate yang nyaman. 18

Penghawaan alami
Pengerakan udara merupakan faktor penting dalam perancangan
karena dapat mempegaruhi kondisi udara dalam bangunan.
Pergerakan udara akan menimbulkan pelepasan panas dari
permukaan kulit oleh penguapan. Pada daerah lembab diperlukan
sirkualasi agin yang baik untuk menciptakan kenyamanan, karena
pada daerah lembab udara di dalam bangunan yang tidak memiliki
sirkulasi udara yang baik akan cepat terasa panas dan menyesakan
nafas.
Ventilasi efektif dapat dicapai apabila angina tidak datang dari
arah tegak lurus dengan jendela. Bukaan harus tegak lurus terhadap
arah angina utama. Batas penyimpangan orientasi sampai 30 % dari
posisi tegak lurus. 4 Berikut ini faktor‐faktor yang perlu diperhatikan
dalam penghawaan alami antara lain:

18 Budi Sudarwanto, Sustainable Architecture, Laboratory of buiding Physics, Diponegoro University, hal. 105
commit
Dipl.Ing.Y.B. Mangunwijaya, Pengantar Fisika to user
Bangunan, Penerbit Djambatan, 1994, hal. 112

II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Orientasi bangunan dan penempatan bukaan


Arah angin pada musim penghujan dipengaruhi oleh angina
timur laut. Sementara pada musim penghujan di pengaruhi oleh
angin barat daya. Selain itu juga dipengaruhi oleh iklim mikro pada
tapak. Bukaan bangunan berorientasi pada arah angin untuk
meningkatkan keefektifan dari ventilasi silang. ( Suskiyatno,
1998;56)
Lubang masuk udara harus diletakan pada zona tekanan positif
dan lubang keluar udara pada zona tekanan negatif. Hal ini akan
menghasilkan kondisi terbaik untuk pengaliran udara.
Penempatan bukaan juga harus diletakan sehingga udara mengalir
pada daerah dimana manusia berada tanpa mengganggu area
lainnya.
b) Dimensi dan jenis bukaan
Lubang udara masuk dan lubang udara keluar merupakan alat
ventilasi. Lubang udara keluar berperan untuk menentukan pola
dari gerakan udara sedangkan lubang udara keluar berperan
dalam menentukan kecepatan aliran udara. Semakin besar bukaan
semakin meningkat gerakan udara didala bangunan.
Untuk penghawaan alami, bukaan harus dapat memasukan
aliran udara ke dalam bangunan secara maksimal. Aliran udara
dapat diarahkan ke dalam bangunan sesuai bentuk / jenis bukaan
yang kita gunakan. Jenis bukaan ini bermacam‐macam, ada yang
dibuka ke atas, ke samping maupun digeser.
c) Sistem ventelasi silang
Upaya mengalirkan udara kedalam ruang‐ruang dengan
system ventelasi yang diperoleh dengan memanfaatkan
perbedaan bagian‐bagian ruang yang memiliki perbedaan bagian‐
bagian ruang yang memiliki perbedaan suhu yang juga berarti
memiliki perbedaan tekanan. Memperhatikan iklim mikro, udara

commit to user

II-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengalir dari daerah bertekanan tinggi (dingin) ke daerah


bertekanan rendah (panas). (Mangunwijaya, 1988;144)
Pengaturan suhu dapat dilakukan dengan mengatur tata letak
ruang sesuai kebutuhan cahaya siang, menyinari ruang, meneduhi
sisi bangunan atau dengan lanskap.
Aliran udara di dalam ruangan melalui ventelasi membentuk
pola sirkulasi udara yang dipengaruhi oleh posisi, ukuran dan
jumlah lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) pada
bangunan. Ventelasi silang perbedaan suhu secara prinsip terdiri
dari:
o Pola Sirkulasi udara horizontal
Secara horizontal, udara mengalir akibat perbedaan
suhu/tekanan antara ruang.
o Pola sirkulasi udara vertical
Secara vertical, perbedaan suhu menimbulkan perbedaan
berat jenis udara yang berlapis‐lapis. Udara dengan berat jenis
besar yang berada dibawah kan mengalir ke berat yang lebih
kecil yang terletak diatas.
o Tata Ruang Luar Pengarah Aliran Udara
Kondisi Angin musim maupun angin iklim mikro dapat
diarahkan masuk kedalam bangunan dengan menanam
tanaman pengarah atau mengatur posisi bangunan.
• Kelembaban
i. Strategi un tuk mengatasi kelembaban tinggi meliputi
memaksimalkan ventilasi. Mengatur aliran udara disekitar
fasilitas, dan membuat ventilasi di tempat yang lembab
seperti di kamar mandi, dapur dsb.
ii. Kelembaban mempunyai keuntungan, dengan adanya
penguapan di iklim yang panas dan kering sehingga
menjadi dingin dan melembabkan udara (pengkondisian

commit to user

II-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

uadara‐alami). Teknik tersebut dapat diterapkan dengan


menepatkan badan air mancur, kolam dan tumbuhan
Semakin tinggi suhu udara maka semakin tinggi pula
kemampuan udara menyerap air sehingga udara berkurang kadar
kelembabannya.
Kelembaban udara dalam ruang di pengaruhi :
- Air hujan yang mengenai bangunan
- Kelembaban udara di luar bangunan
- Daya kapiler air hujan pada bahan
- Kondensasi ( pengembunan ) dan di fungsi
Kelembaban udara dalam ruang dapat di kuarangin dengan
mengalirkan udara ke dalam ruangan. Pengaliran udara di dalam
ruang dengan prinsip perbedaan suhu dan tekanan antar ruang :
Udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi cenderung
memiliki suhu yang rendah, Daerah yang bertekanan tinggi
cenderung memiliki suhu yang rendah, begitu pula sebaliknya. Jadi
udara mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang
bersuhu lebih rendah.
• Vegetasi
Tumbuhan‐tumbuhan mempunyai kemampuan dalam
mengendalikan temperatur dan kelembaban. Fungsi tanaman
sebagai pengendali kelembaban dan temperatur lingkungan
terkait langsung dengan siklus hidrologi yang dialami oleh
tumbuhan. Proses tersebut adalah evapotranspirasi yaitu proses
penguapan air dari tanah lewat permukaan daun. Karena
tumbuhan dapat berperan sebagai absorban radiasi sinar
matahari dan untuk proses evapotranspirasi tersebut memerlukan
panas, makan tanaman dapat menurunkan suhu lingkungannya.
Pada daerah yang di tumbuhi tanaman, kecepatan turbulensi
angin akan lebih kecil dan masa udara yang mengandung uap air

commit to user

II-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tidak akan bergerak terlalu cepat, sehingga kelembaban lebih


besar (sekitar 70 %) dan temperatur udara lebih rendah (bias
mencapai lebih rendah 14°C dari pada terbuka).
Arsitektur berkelanjutan sangat memperhatikan pohon eksisting:
o Menepatkan dan membuat ukuran fasilitas dengan
menyesuaikan vegetasi eksisting. Sehingga dapat
menghindari penembangan dan memperkecil gangguan
pada pohon besar, dan menyatu dengan alam.
o Menggunakan an menyesuaikan tumbuh‐tumbuhan alami
kedalam perencanaan untuk mengurangi dampak visual
terhadap fasilitas untuk memperkecil beban atas konteks
lingkungan
• Topografi
o Mempertimbangkan tapak bangunan / tanah untuk memperkecil
gangguan terhadap karekter lokasi, garis langit, tumbuh‐
tumbuhan, perairan, dan lahan.
o Menyatukan fungsi atau segmen fasilitas untuk mengurangi “jejak
kaki” dan struktur individu sehingga didapatkan penepatan yang
sensitif di dalam tata massa.
o Penggunaan tata massa dan susunan / pengaturan yang sensitif
bertujuan:
- Membantu mengurangi dampak visual banguanan
- Meningkatkan mutu visual dengan menciptakan irama dari
ruang terbuka dan membingkai pemandangan.
- Mengarahkan pengunjung kepada pintu kepada pintu
masuk/entrance
- Menekankan kunci landmark, pandangan, dan fasilitas.
• Badan air
Badan air dalam bentangan alam sangat berpengaruh pada iklim
mikro. Akibat panas matahari, air akan menguap dan manambah

commit to user

II-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jumlah butir‐butir uap air di udara dalam level permukaan tanah akan
lebih lembab dan suhunya akan lebih rendah. Suhu suatu badan air
akan meningkatkan dengan lambat jika terkena panas matahari
sepanjang siang hari. Dengan demikian air akan terus menyerap panas
dan selanjutnya menurunkan suhu udara pada level permukaan
tanah. Selain itu, badan air juga dapat memantulkan cahaya walaupun
sedikit.
iii. Menangkap Pemandangan dan mempertimbangkan
keuntungan/kerugian dari angina yang melewati badan air.
iv. Menjaga air terhadap polutan dari pengembangan itu
sendiri dan dari pemakainya.
v. Memperkecil dampak visual dari pengembangan pada
zona tepian air (juga mempertimbangkan pemandangan
dari tepi ketengah badan air).
vi. Mempertimbangkan orientasi dan material bangunan.
vii. Menghindari polusi ringan.
• Tanah / Geologi
o Memperkecil penggalian dan gangguan pada penutup tanah
o Memperkecil erosi dengan mencegah perkerasan tanah dan tapak
bangunan yang mengumpulkan air dan menciptakan aliran keluar
dari site.
• Hidrologi / Air
o Menepatkan dan mendesain fasilitas untuk memperkecil erosi dan
dampak pada system tata air alami.
o Melindungi system tata air dari pencemaran oleh pengembangan
/ aktifitas.
o Memaksimalkan peresapan air untuk mengisi kembali air tanah
dimana pun memungkinkan.

commit to user

II-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Faktor Manusia (Budaya)


o Menggunakan pemeliharaan dan penafsiran dari corak
arkeologis untuk mendapatkan pengertian yang mendalam
pada tanggapan budaya sebelumnya pada lingkungan.

7. Bangunan Sustainable
Salah satu yang paling penting dalam bangunan Sustainable
adalah ruang Bersama sebagai komponen dalam desain.19 Plaza
merupakan salah satu bagian dari people place atau bisa dikatakan
sebagai ruang bersama yang bersifat public (public space). Ruang
bersama sebagai ruang publik yaitu ruang yang berfungsi sebagai
wadah interaksi bagi masyarakat. Ruang publik harus dapat
memberikan kontribusi yang positif dalam kehidupan masyarakat,
dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya serta harus
dapat memberikan nilai positif yaitu kesenangan, kegembiraan,
kenyamanan, keramahan, dan perasaan sejahtera (Crowhurst-Lennard and
Lenard, 1987).
a. Ruang Publik sebagai Ruang Terbuka
Ruang publik pada dasarnya merupakan suatu wadah yang
dapat menampung aktivitas/ kegiatan tertentu dari masyarakatnya,
baik secara individu maupun kelompok)20. Adapun ruang publik
terbagi menjadi dua macam)21 :
• Ruang umum tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam
bangunan.
• Ruang umum terbuka yaitu ruang umum yang terdapat di luar
bangunan atau sering disebut sebagai ruang terbuka. Beberapa
fungsi umum ruang terbuka, antara lain:
‐ Tempat bermain dan berolahraga
‐ Tempat bersantai
‐ Tempat komunikasi social
19 Widasari, Muna, Tugas Akhir, Surakarta, 2008
20 Rustam
commit to user
hakim, “Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap”, 1987.
21 Budihardjo Eko Ir Prof Kota Berkelanjutan hal 90-91 2005 PT Alumni Bandung

II-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

‐ Tempat peralihan, tempat menunggu


‐ Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar
dengan
lingkungan.
‐ Segala sarana penghubung antara suatu tempat ke
tempat yang lain
‐ Sebagai pembatas atau jarak antara massa bangunan.
Ruang terbuka juga memiliki beberapa fungsi ekologis, yaitu:
‐ Penyegaran udara
‐ Menyerap air hujan
‐ Pengendalian banjir
‐ Memelihara ekosistem tertentu
‐ Pelembut arsitektur bangunan
Ditinjau dari kegiatannya, ruang terbuka dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:22
- Ruang terbuka aktif: mengandung unsur‐unsur kegiatan di
dalamnya. Berupa plaza, lapangan olah raga, tempat rekreasi.
- Ruang terbuka pasif: tidak mangandung kegiatan manusia.
Misal: ruang sebagai jarak terhadap rel kereta api.
Sedangkan Ruang terbuka publik dapat dikatakan sebagai
tempat dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas sehubungan
dengan kegiatan hiburan dan rekreasi, dapat mengarah pada jenis
kegiatan hubungan sosial serta untuk pertemuan/ kegiatan tertentu
dipadukan dengan tempat perdagangan dan bukan saja berupa
ruang luar yang bersifat sebagai perancangan lansekap untuk taman
kota saja, tetapi lebih condong pada keterlibatan manusia di
dalamnya sebagai pemakai fasilitas tersebut. Ruang terbuka publik
juga berperan sebagai civic center, yang memiliki pengertian bahwa
ruang terbuka publik merupakan suatu ruang luar yang terjadi
dengan membatasi alam dan komponen‐komponennya (bangunan)

commit to user
22 Budihardjo, Eko Ir. Prof, Kota Berkelanjutan, hal.119, 2005, PT Alumni Bandung.

II-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan elemen keras seperti pedistrian, jalan, plasa, pagar


beton, den sebagainya; maupun elemen lunak seperti tanaman dan
air sebagai unsur pelembut dalam lansekap dan merupakan wadah
aktivitas masyarakat yang berbudaya dalam kehidupan kota.23
b. Ruang terbuka sebagai People Place
Dalam desain yang berkelanjutan pada dasarnya memiliki
esensi yaitu bagaimana menciptakan people place, mengurangi
penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan, dan lebih
mendekatkan masyarakat dengan lingkungan.
People place adalah sebuah ruang luar tempat dimana
masyarakat kota bisa saling berinteraksi, tempat orang berjualan,
merayakan sesuatu, mendengarkan berita yang sedang marak,
membeli makanan dan minuman, membicarakan politik atau melihat
dunia ini berputar atau berjalan.
Dalam menciptakan suatu people place yang baik, beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 24
• Lokasi mudah dijangkau & terlihat oleh pengguna potensial.
• Dengan jelas menginformasikan bahwa tempat tersebut bisa
dimanfaatkan dan ada karena untuk dimanfaatkan.
• Menarik baik dari luar maupun dari dalam.
• Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna.
• Dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang aktivitas yang
disenangi masyarakat.
• Mampu memberikan dan meningkatkan rasa tenang bagi
penggunanya.
• Memberikan rasa nyaman bagi pengguna untuk melakukan suatu
aktivitas tanpa mengganggu aktivitas lain.
• Menawarkan lingkungan fisik yang nyaman misal sinar matahari,
angin, hujan,dsb.
23 Budihardjo,
Eko Ir. Prof, Kota Berkelanjutan, hal.133-134, 2005, PT Alumni Bandung.
24Clare
commit to user
Cooper Marcus and Carolyn Francis, People Places-Design Guidelines for urban open space, page 9,
1998, University of California.New York.
II-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Terdapat suatu komponen dimana pengguna dapat melakukan


event‐event tertentu di dalamnya.
• Pemeliharaan yang mudah dan murah.
• Desain yang seimbang dilihat dari segi estetik dan sosialnya.
Open space merupakan pengejawantahan dari peole places.
Adapun tiga prinsip open space, yaitu:
• Open space adalah ruang terbuka yang lebih berarti dari pada
sesuatu yang kosong saja.
• Open space dibentuk secara organis atau teknis oleh benda‐
benda yang membatasinya
• open space dapat dibagi dalam tiga aspek fungsional, yaitu
sebagai berikut:
public space
fokus kota
semi public space
semi private
private space fokus rumah

c. Mix used Development dalam Ruang Bersama


Manusia senantiasa selalu membutuhkan adanya kemudahan‐
kemudahan dalam setiap aktivitas kehidupannya dengan mobilitas
yang cukup tinggi, praktis, efektif serta efisien. Kondisi ini tercermin
dalam beberapa fasilitas yang kian beragam di kota‐kota besar yang
menampilkan adanya penggabungan beberapa aktivitas manusia
dalam satu wadah bangunan. Dalam mewujudkan wahana kota yang
kontekstual, pengembangan ruang bersama tidak akan terpaku pada
penyediaan ruang terbuka saja, namun mengalami pengembangan
fungsi lain. Hal ini karena kebutuhan masyarakat kota mengalami
kompleksitas yang tidak hanya dapat dipenuhi oleh satu jenis fasilitas
tertentu saja. Konsep ruang bersama berkembang menjadi ruang
publik dengan fasilitas‐fasilitas umum yang bersifat built up area.
commit to user

II-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mix used development (pola pengembangan berbaur) menjadi


skema pengembangan yang diharapkan dapat mewujudkan suatu
kawasan yang baik. Dengan pengembangan terpadu akan tercipta
seting lingkungan yang bersinergi satu sama lain dan bukannya justru
malah meningkatkan konflik antar aktivitas yang saling bertentangan.
Pola pengembangan ini juga mengembangkan bentukan kawasan
secara tepat dari berbagai jenis lingkungan yang ada, mulai dari
lingkungan alami, lingkungan outdoor, semi outdoor, sampai ruang
indoor, sehingga terjadi perpaduan antar fasilitas yang termasuk
dalam kategori ruang terbuka maupun area terbangun. Selain itu
pola pengembangan berbaur (mixed‐use) ini juga didasari oleh:
• Peningkatan nilai guna melalui penggabungan dan pengaturan
berbagai fungsi non kontradiktif kedalam matriks ruang dan
waktu terpadu.
• Penggunaan ruang secara maksimal untuk luasan permukaan
tanah yang terbatas atau efisiensi tata guna lahan.
• Kemudahan komunikasi serta kelancaran pertukaran barang,
jasa, dan pemikiran.
• Penghapusan segresi sosial yang berlandaskan pada perbedaan
tingkat ekonomi dan status sosial.
• Pencapaian keseimbangan antara ekspresi kebutuhan dan
aspirasi manusia dengan lingkungan fisik dan mekanik yang
melayani kebutuhan hidupnya.

C. PRESEDEN
Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Seni di Aceh ini,
digunakan beberapa bangunan sebagai presedence atau bahan referensi
dan studi banding. Bangunan preseden untuk pusat seni adalah Aceh Art
Council, Museum Aceh, Putri phang& Gunongan. Sedangkan presen untuk

commit to user

II-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sustainable building yaitu, Vivocity shopping mall, HarbourFront Singapore,


Namba Park Osaka Japan, Cihampelas Bandung dan Museum Tsunami NAD.

o Preseden Pusat Seni


i. Aceh Art Council
Aceh art council merupakan salah satu wadah kesenian yang ada di
kota Banda Aceh, dengan luas ± 5 ha, kawasan yang berada di jalan
Teuku Umar ini, baru di renovasi kembali oleh BRR pasca Tsunami.
Komplek taman budaya ini, terdiri dari beberapa bangunan terpisah,
dan yang terbaru adalah pembangunan amphiteater outdoor
khusus dan umum yang menghadap jalan utama. Tempat ini biasa di
gunakan oleh warga Banda Aceh dan sekitarnya sebagai tempat
penyelenggaraan kesenian daerah.
Komplek bangunan Aceh Ar Council terdiri dari:
- Gedung Pameran
- Teater arena
- Teater taman
- Balai seni
- Sanggar‐sanggar
- Wisma Seni
- Perpustakaan
- Dokumentasi
- R. Rapat/ Sekretariat
- Rumah penjaga
- Gudang
- Rumah Generator
- Reservoir air & sumur
- Cafetaria
- Parkir
- Jalan Komplek

commit to user

II-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Pertamanan
- Toilet Umum
- Loket & Gerbang

Gb. 2.8 Amphiteater outdoor (kiri) Amphiteater indoor (kanan),


Aceh Art Council
Sumber: Dok. Pribadi

Gb. 2.9 Kantor pengelola (kiri) Pintu masuk outdoor (kanan),


Aceh Art Council
Sumber: Dok. Pribadi

ii. Museum Aceh


Museum Aceh merupakan tempat penyimpanan benda‐benda
purbakala, aset dan dokumen penting, serta arsitektur banguanan
Asli Aceh. Museum yang berada di pusat kota Banda Aceh ini selalu
ramai dikunjungi oleh masyarakat dalam maupun luar negeri. Selain
terdapat bangunan asli Aceh, di dalam Museum ini juga terdapat,
maket‐maket Aceh dari zaman dulu hingga sekarang, pakaian‐
pakaian adat, dan hasil kerajinan Aceh. Museum ini dikelola oleh

commit to user

II-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pemerintah n kebudayaan Propinsi


h Daerah yaitu Dinas Pariwisata dan
NAD.

Gb. 2.100 Ruang Serbaguna (kiri) R


Rumoh Aceh (kanan),
(
M
Museum Aceh h
Sum
mber: Dok. Pribbadi

iii. Putri Phangg & Gunongaan


Taman Sari Gunon upakan salaah satu peninggalan
ngan meru
kejayaan kerajaan Aceh, settelah keraaton (dalaam) tidak
terselamatkan karena Belanda menyerbu Aceh
h. Gunongan
n dibangun
pada masaa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah
m
tahun 160
07‐1636. Su
ultan Island
dar Muda berhasil menaklukan
m
kerajaan Jo
ohor dan Kerrajaan Pahan
ngdi semenaanjung malaka.

Gb. 2.11Gunongaan
ber: Dok. Pribaadi
Sumb

commit to user

II-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

o Preseden Sustainable Building


1. VivoCity Shopping Mall, HarbourFront Singapore25
VivoCity merupakan pusat perbelanjaan terbesar di HarbourFront,
Singapore. Pusat perbelanjaan ini dibuka pada 7 Oktober 2006 dan
diresmikan pada 1 Desember 2006. Di VivoCity terdapat 450 toko yang
disewakan yang tersebar pada area dengan luasan lebih dari 100 ha.
Pada bangunan yang terdiri dari lima lantai, termasuk dua basement di
dalamnya ini, terdapat beberapa fasilitas, antara lain:
• Department store & retail shops on the first and second floor

Gb.2.12 Department store and retail shops at Vivocity.


Penggunaan Cahaya seminimal mungkin dengan aksen
bulat
Sumber: www. wikipedia.org

• a large roof top amphitheatre on the third floor

Gb.2.13. Penataan Amphitheatre at Vivocity.


Sumber: www. vivocity.com.

• the Sky Park of the shopping mall on the third floor

Gb.2.14. Open plan pada public place Sky


park atVivocity.
Sumber: www. vivocity.com.

commit to user
25 Widasari, Muna, Tugas Akhir, Surakarta , 2008

II-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• playground and open spaces

Gb.2.15. Playground dan plaza at Vivocity.


Yang cukup luas untuk bermain anak-anak
Sumber: www. vivocity.com.

• the Promeanade and the entrance area with the water features

Gb.2.16. Promeanade dan water features at Vivocity.


Bangunan yang terlihat dinamis
Sumber: www. vivocity.com.

• the shallow pool on the third floor


• Singapore's largest cinema multiplex with 15 screens and 2,293
seats

Gb.2.17. Cinema multiplex at Vivocity.


Sumber: www. vivocity.com.

commit to user

II-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Giant Hypermarket on the basement 2 and level 1


• two giant food courts on the basement 2
• a Planet Fitness gym, spas, restaurants and dance clubs
• a car park with a total of 4,000 lots
• Sentosa Monorail Station
Pusat perbelanjaan ini didesain oleh seorang arsitek ternama dari
Jepang yakni Toyo Ito dengan menerapkan konsep rekreasi di
dalamnya. Dengan penyediaan open space, playground, promeanade,
serta amphitheatre, si arsitek berupaya mengajak para pengunjung
tempat ini untuk tidak hanya berbelanja namun juga dapat menikmati
suasana rekreatif, rileks dan santai di dalamnya.
2. Namba Park, Osaka, Japan26
Tidak jauh berbeda dengan konsep VivoCity shopping mall di
Singapur, Namba Park yang terletak di Jepang ini juga merupakan pusat
perbelanjaan namun konsepnya lebih ditekankan pada aspek
lingkungan. Banyak disediakan ruang hijau pada bangunan ini. Dengan
keberadaanya di tengah kota Osaka yang padat, si arsitek ingin
menyeimbangkan kepadatan kawasan tersebut dengan mendesain
sebuah bangunan yang hidup atau tampak seperti organisme yang
bergerak mengikuti pergerakan tumbuhan yang ada pada bangunan
tersebut.

Gb.2.18. Siteplan Namba Park


commit to user
Japan.

26 Widasari, Muna, Tugas Akhir, Surakarta , 2008


II-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb.2.19. Roof gardenTop view of Namba


Park Japan.
Sumber: Muna Widasari

Gb.2.20. Penyediaan ruang hijau pada bangunan di Namba Park.


Sumber: Muna Widasari

commit to user

II-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb.2.21. Bentuk bangunan Namba Park seperti organisme


yang bergerak.
Sumber: Muna Widasari

3. Cihampelas Walk, Bandung27


Ciwalk merupakan suatu kawasan belanja di Bandung yang
menerapkan unsur‐unsur sosial dan lingkungan di dalamnya. Hal
tersebut terlihat dari adanya plasa, jalan‐jalan penghubung retail
seperti halnya shopping street, dll. Di tempat ini orang yang datang
tidak hanya ditujukan untuk belanja semata namun juga diajak untuk
jalan‐jalan sambil menikmati suasana di sepanjang koridor retail shop
atau plasa‐plasa yang ada.

Gb.2.22. Plasa pada CiWalk Bandung


Sumber: Muna Widasari.

27 Widasari, Muna, Tugas Akhir,commit


Surakarta ,to user
2008

II-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Museum
M Tsu
unami NAD
Bangunan yang baru diresmikaan tanggal 2
23 Februari 2009 lalu
oleh Presiden SBY ini meru
upakan sebu
uah kebangggaan masyarrakat Aceh
padaa khusunya dan masyaarakat Indon
nesia pada umumnya. Bangunan
karyaa arsitek Urb ndung Ridwaan kamil ini, merupakan
ban asal Ban n bangunan
denggan konsep mengadapttasi lingkunggan dan banguanan deengan nilai
seni Aceh yang sangat
s tinggii.

Gb.22.23. Museum Tsunami NAD D


Sumber: Waskkita Karya.

R
Rancangan A
Arsitektur T
Tsunami Musseum NAD
Desain Konsep bangunan ini seccara garis beesar di bagi menjadi 6
konssep mendaasar. Arsiteek merancang berdaasarkan kepekaannya
terhaadap fenom
mena dan isu
u yang sedan bang di NAD. Ide dasar
ng berkemb
berupa:
1 Rumoh Aceh,
1. A desain
n Tsunami Museum
M Meemorial ini mengambil
m
ide dasar dari rumaah panggung Aceh, seb
bagai conto
oh kearifan
arsitektur masa lalu
u dalam me
erespon tan
ntangan dan
n bencana
alam.

commit to user

II-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Escape Hill, Desain Tsunami memorial ini berbentuk bukit


penyelamatan sebagai antisipasi terhadap bahaya tsunami di
masa yang akan datang.
3. Sea Waves, denah bangunan merupakan analogi dari epicenter
sebuah sebuah gelombang laut sebagai peringatan akan tsunami.
4. Saman Dance (Habluminannas), tarian khas Aceh yang
menggambarkan kekompakkan dan kerja sama antar manusia
Aceh. Hal ini diterjemahkan menjadi kulit luar eksterior.
5. The Light of God (Habluminallah), di dalam ruangan ini terdapat
ruangan yang berbentuk silinder yang menyorotkan cahaya keatas
sebagai simbol hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
6. Publik Park,tsunami memorial ini juga merupakan taman terbuka
publik yang bisa di akses dan dipergunakan setiap saat, sebagai
respon terhadap konsep urban.

Pembagian Area Terpenting dalam Tsunami Museum :


Memorial Hall dan Dinding Air Terjun
™ Memorial Hall merupakan salah satu bagian terpenting
dalam bangunan ini, terdapat di basement dan dan
didalam ruangan ini di rencanakan terdapat layar‐layar
touch screen (media yang didalamnya terdapat video dan
foto‐foto tsunami yang lalu). Penerangan dalam ruangan
ini hanya terdapat dari skylight kolam di atasnya (pada
siang hari), dan pada malam hari penerangan dalam
ruangan ini berasal dari spot‐spot
tertentu.
™ Dinding Air Terjun, merupakan dinding setinggi ±10 meter
yang direncanakan sebagai jalan pertama kali yang
menghubungkan dari tempat ticketing kedalam bagian
dalam museum. Dinding ini direncanakan memiliki efek

commit to user

II-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

suara pada saat terjadinya tsunami pada tahun 2004 silam,


sehingga desain bagian inilah yang diakui pihak kontraktor
sebagai bagian paling tersulit di bangun.

Gb.2.25 Dinding Air Terjun &


Memoril Hall.
Museum Tsunami NAD
Sumber: Waskita Karya.

Cerobong dan Atrium


™ Cerobong, merupakan bagian yang teringgi dalam
bangunan ini,bagian ini dimulai dari basement hingga
melebihi atap bangunan denagn elevasi 32. Bagian ini
fasadenya berasal dari GRC (Glass Reinsformance
Concrete) ukir yang direncanakan terdapat nama‐
nama korban tsunami.
™ Atrium, merupakan bagian selasar yang mengelilingi
kolam lantai dan bagian publik yang bisa melihat
bagian dalam banguanan dalam segala sisi. Pada
bagian dalam ini ditutupi oleh penutup dinding
berupa hollow dan kaca.

commit to user

II-54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb.2.26 Cerobong & Atrium,


Museum Tsunami NAD
Sumber: Waskita Karya.

Taman kontur dan Atap Penyelamatan


™ Taman kontur, merupakan bagian landscape
bangunan, denagn bentuk gelombang yang
mengelilingi banguanan ini, dengan ketinggian elevasi
di mulai dari elevasi +1, +2, +3, +4. Taman ini di batasi
dengan batu‐batu belah yang disusun mengikuti alur
seperi gelombang.
™ Atap penyelamatan, merupakan bagian paling atas
pada bangunan, atapnya berupa dak yang di buat
berundak dan terdapat dinding parapet pada sisi
terluarnya, yang membuat kesan diatas kapal. Selain
direncanakan sebagai taman atap, bagian ini
dirancang pula sebagai tempat penyelamatan apabila
terjadi bencana di masa yang akan datang.

commit to user

II-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gb.2.27 Taman Kontur &


Atap penyelamatan
Museum Tsunami NAD
Sumber: Waskita Karya.

Kolam lantai dan jembatan dalam


™ Kolam lantai, merupakan bagian tengah dari
bangunan Tsunami Museum. Terbuat dari dak beton
dan terdapat lubang‐lubang yang ditutupi
dengan kaca tebal yang berfungsi sebagai skylight
untuk ruang dibawahnya (Memorial Hall)
™ Jembatan Dalam, merupakan bagian penghubung
mulai dari bagian dinding air terjun ke ruang
diseberangnya yaitu ruang cerobong dan lantai 2

Gb.2.28Kolam Lantai dan Jembatan


Museum Tsunami NAD
Sumber: Waskita Karya.

commit to user

II-56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
TINJAUAN DATA

A. KAJIAN KOTA BANDA ACEH


1. Tinjauan Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebuah Daerah Istimewa
setingkat provinsi yang terletak di Pulau Sumatra dan merupakan provinsi
paling barat di Indonesia. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di
sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah
timur, dan Sumatra Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Gb. 3.1 Peta NAD-Banda Aceh


Sumber: Bappeda NAD

Ibukota NAD ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati‐


Krueng Raya, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. Aceh merupakan
kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember
2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang
terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Singkil
dan Simeulue.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan
gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh
commit to user

III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang


jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, sampai Seulawah,
Aceh Besar. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser
(TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.

2. Tinjauan Kota Banda Aceh


Kota Banda Aceh adalah ibukota provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28
Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai pusat
pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi,
politik, sosial, dan budaya. Kota yang telah berumur 796 tahun ini ‐
berdasarkan Perda Aceh No.5/1988, tanggal 22 April 1205 ditetapkan
sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Pada tanggal 26 Desember
2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang menelan ratusan
ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota
ini. Hingga kini belum diketahui berapa jumlah pasti penduduk Banda
Aceh pasca tsunami
1) Sejarah Nanggroe Aceh Darussalam
Pada zaman kekuasaan zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta
Perkasa Alam, Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur.
Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan
Aceh di zaman tersebut, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat
Minangkabau. Kekuasaan Aceh pula meliputi hingga Perak. Kesultanan
Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan‐kerajaan di dunia Barat
pada abad ke‐16, termasuk Inggris, Ottoman, dan Belanda.
Kesultanan Aceh terlibat perebutan kekuasaan yang
berkepanjangan sejak awal abad ke‐16, pertama dengan Portugal, lalu
sejak abad ke‐18 dengan Britania Raya (Inggris) dan Belanda. Pada akhir
abad ke‐18, Aceh terpaksa menyerahkan wilayahnya di Kedah dan Pulau
Pinang di Semenanjung Melayu kepada Britania Raya.

commit to user

III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada tahun 1824, Persetujuan Britania‐Belanda ditandatangani, di


mana Britania menyerahkan wilayahnya di Sumatra kepada Belanda.
Pihak Britania mengklaim bahwa Aceh adalah koloni mereka, meskipun
hal ini tidak benar. Pada tahun 1871, Britania membiarkan Belanda untuk
menjajah Aceh, kemungkinan untuk mencegah Perancis dari
mendapatkan kekuasaan di kawasan tersebut.
1) Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan
Samudera Pasai yang hancur pada abad ke‐14. Kesultanan Aceh terletak
di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh). Dalam
sejarahnya yang panjang itu (1496 ‐ 1903), Aceh telah mengukir masa
lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena
kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan
militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa,
sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat‐
pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam
menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
2) Sejarah Kota Banda Aceh
Setelah Indonesia merdeka (1945) Belanda masih ingin menjajah
Negeri ini. Dalam perjuangan phisik melawan penjajahan Belanda
tersebut, pada tahun 1948 Indonesia membutuhkan sebuah pesawat
terbang untuk menembus blokade musuh, karena banyak wilayah telah
dikuasai Belanda. Untuk memperoleh sebuah pesawat terbang untuk
kepentingan negara waktu itu dirasa sangat sulit, karena sedang berjuang
dan keadaan keuangan negara belum memungkinkan.
Presiden pertama Republik Indonesia "Soekarno" menghimbau
agar rakyat Aceh menyumbangkan dana untuk membeli pesawat terbang
yang diperlukan. Dalam waktu singkat dana yang diperlukan dapat
terkumpul dan berhasil dibeli sebuah pesawat Douglas DC. 3. Disamping
menembus blokade musuh pesawat ini juga digunakan untuk

commit to user

III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengangkutan senjata dari luar negeri untuk mengusir penjajah. Pesawat


ini kemudian merupakan cikal bakal Perusahaan Garuda Indonesia
Airways yang kini merupakan perusahaan penerbangan terbesar sekaligus
"pembawa bendera Indonesia".
Untuk mengenang jasa, masyarakat Aceh yang patriotik ini,
pemerintah membangun sebuah Monumen yang terletak di Jantung Kota
Banda Aceh.

3) Kondisi Kota Banda Aceh Sebelum dan Pasca Tsunami

Sebelum
Tsunami

Sesudah
Tsunami

Gb. 3.2 Peta Banda Aceh


Sumber: Google.com

commit to user

III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Letak geografis
Wilayah Banda Aceh terletak pada 05° 30' 45" LU ‐ 05° 36' 16" LU, dan 95°
16' 55" BT ‐ 95° 22' 35" BT
5) Luas Wilayah
Kota Banda Aceh berada di daerah rendah berbukit dengan luas wilayah
sekitar 61.359 km².
6) Batas Wilayah
Batas Wilayah Kota banda Aceh adalah :
- Batas utara : selat Malaka
- Batas selatan : wilayah Kab. Aceh Besar
- Batas timur : wilayah Kab. Aceh Besar
- Batas barat : samudera Hindia
7) Keadaan Topografi
Kota Banda Aceh merupakan daerah delta peraiaran dari
lautan Hindia dan selat malaka, letaknya paling ujung dari pulau
Sumatera dan di kelilingi oleh laut. Keadaan topografinya berupa
dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian 7‐12 meter
diatas permukaan laut.

3. Potensi dan Perencanaan Kota Banda Aceh

• Potensi Kota Banda Aceh


Kota Banda Aceh merupakan ibu kota Nanggroe Aceh
Darussalam yang mempunyai ragam hasil budaya dan tradisi dan
kondisi fisik geografis yang potensial. Hal tersebut menjadi pendorong
perencanaan strukutr kota sebagai letak serta seni budaya dan
pariwisata.

commit to user

III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel perkembangan potensi‐potensi Kota Banda Aceh dalam Skala


Pelayanan
Fungsi Kota Pelayanan
Perdagangan Lokal, regional, nasional,
internasional
Industri Lokal regional nasional
Pendidikan Lokal, regional, nasional
Pariwisata Lokal, regional, nasional,
internasional
Pemerintahan Lokal, regional
Pusat fasilitas sosial Lokal, regional, nasional

Tabel III.1 Perkembangan potensi Kota


Sumber: dok. RTRW Dinas Tata Ruang Kota
NAD- BRR NAD/Nias

Potensi di atas dan ketepatan Perencanaan Jangka Panjang


Kota Banda Aceh, menjadikan kota Banda Aceha sebagai kota tumbuh
yang potensial. Hal tersebut dikaitkan dengan perlunya keseimbangan
antara wawasan jauh ke depan dengan pengalaman kondisi masa lalu
sehingga suatu rangkaian budaya dan teknologi akan selalu dipelihara.

• Rencana Perkembangan, Potensi Kota dan Perencanaan


a) Rencana Perkembangan Kota
Kota Banda Aceh memiliki arah perkembangan fungsi kota
sebagai:
- kota pusat perekonomian Nanggroe Aceh Darussalam
- kota pusat seni budaya Nanggroe Aceh Darussalam
- kota pusat daerah wisata Nanggroe Aceh Darussalam
- kota yang representatif bagi perkembangan dan pertumbuhan
penduduk

commit to user

III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- kota pusat sebagai PKN dengan wilayah pelayanan NAD,


Sumatera bagian Utara, perairan barat, provinsi lain, dan
internasional.
b) Perkembangan Fisik Kota
Sasaran perkembangan fisik kota dalam perencanaan kota
meliputi :
- Percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah
perkotaan yang terkena akibat tsunami dan kawasan akibat
konflik.
- Penataan ulang orientasi kawasan perkotaan dengan konsep
mitigasi bencana tsunami ataupun bencana‐bencana lainnya
yang cukup memadai, dan juga memperhatikan keamanan,
daya dukung , dan potensi masyarakat.
- Kawasan wilayah pusat kota dengan anti kegiatan
perdagangan, pemerintahan, dan fasilitas sosial.
- Kawasan pemukiman padat, pemukiman tua, pemukiman
kampung kumuh, pemukiman campur usaha.
- Kawasan yang sedang berkembang.
Perkembangan fisik kota tersebut diharapkan ikut
mempertimbangkan pengaturan bentuk dan luas kota, tata guna
lahan, pengaturan fungsi dan jaringan infra struktur terlebih pasca
tsunami.

4. Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Banda Aceh


Kawasan Lampeunerut menjadi sebuah kawasan yang akhir‐akhir
ini menjadi incaran banyak instansi pemerintah maupn swasta. Hal ini di
karenakan, pasca tsunami daerah ini adalah salah satu lokasi yang tidak
terkena dampak tsunami dengan infrastruktur jalan, mapun pengairan
yang terus di kembangkan.

commit to user

III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota, lokasi ini merupakan


daerah perdagangan, jasa, perkantoran dan wisata. Selama beberapa
tahun kebelang, daerah ini telah di bangun berbagai macam bangunan,
seperti Kawasan perkantoran Dinas propinsi, Kejaksaan tinggi NAD, RS.
Meuraxa, Hotel The Pade, Majelis Permusyawaratan Ulama, Rumah
sejahtera, Stadion Harapan Bangsa, Komplek Sekolah, Pertokoan, dan
Pemukiman Umum.

B. Tinjauan Seni Aceh


1. Seni Aceh
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya
diantara wilayah Indonesia lainnya. “Matee Aneuk Meupat Jeurat Gadoh
Adat Pat Tamita” merupakan ungkapan wujud kesadaran masyarakat
akan pentingnya adat istiadat dalam kehidupan sehari‐hari. Adat istiadat
telah memberikan sumbangan yang tidak ternilai harganya terhadap
kelangsungan kehidupan sosial mayarakat di Aceh. Bahkan adat telah
mendapat tempat yang istimewa dalam perilaku sosialdan agama di
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Secara formalitas hukum, kesadaran pentingnya adat‐istiadat dapat
kita lihat dalam Undang‐Undang No. 44 tahun 1999 tentang
Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh dan Peraturan Daerah
Propnsi Daerah Istimewa Aceh No.7 tahun 2000 tentang penyelenggaraan
Kehidupan Adat bagi Masyarakat di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Usaha Pelestarian adat istiadat pada tingkat Propinsi makin
diintensifkan. Dengan pertimbangan tersebut, Pemerintah Daerah
Propinsi NAD melahirkan Perda No.2 tahun 1990, yaitu peraturan daerah
yang mengatur pembinaan dan pengembangan adat istiadat, kebiasaan
masyarakat, serta lembaga adat di NAD. Kemudian Peraturan Daerah
Propinsi NAD No.7 tahun 2000 tentang penyelenggaran kehidupan Adat.

commit to user

III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Aceh mempunyai aneka Seni budaya yang khas seperti tari‐tarian, dan
budaya lainnya seperti:
Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)

Dalam bidang Sastra, Aceh tekenal dengan beberapa karya seperti :


Bustanussalatin, Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Legenda Amat
Rhah manyang, Legenda Putroe Nen, Legenda Magasang, dan
Magaseung.

Dalam karya tradisional Aceh memiliki Senjata tradisional yang sangat


terkenal yaitu rencong, senjata tradisional Aceh, yang bentuknya
menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan
kaligrafi tulisan Bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau
belati (bukan pisau ataupun pedang). Selain rencong, bangsa Aceh juga
memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Sikin Panyang, Klewang
dan Peudeung oon Teubee.

Dalam Karya Tarian tradisionalnya Aceh memliki banyak jenis tarian


seperti, tari bines, tari Guel, tari Munalu, tari turun Ku Aih, Tari Didong,
Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Ranup Lampuan, Tari Rapai
Geleng, Tari Rateb Meuseukat, tari Saman, Tari Seudati, Tarek Pukat

Sedangkan Bangunan tradisional Aceh yang sangat kental dengan


Arsitektur Aceh adalah Rumoh Aceh

commit to user

III-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.Tempat bersejarah yang memilki nilai budaya aceh, seperti :


™ Mesjid Raya Baiturrahman

Gb. 3.3 Masjid baiturrahman


Sumber: Dok. Pribadi

Mesjid Raya Baiturrahman merupakan mesjid yang


terbesar dan termegah di Provinsi NAD, Mesjid ini mempunyai
arsitektur yang indah dan terletak di pusat kota. Mesjid Raya
Baiturrahman tidak sekedar berfungsi sebagai sebuah tempat
religius semata, tetapi juga mempunyai makna yang mendalam
bagi masyarakat Aceh berkaitan dengan sejarah pendudukan
Belanda di daerah ini. Ketika Belanda belum menduduki Aceh,
mesjid ini dipergunakan oleh pejuang‐pejuang Aceh sebagai
markas pertahan mereka.
Sebelum wujudnya yang seperti sekarang, beberapa
tulisan tentang sejarah Mesjid Baiturrahman menyebutkan bahwa
mesjid ini mulai di bangun pada masa kerajaan Aceh diperintah
oleh Sultan Iskandar Muda (1607‐1636). Namun ada pula yang
mensinyalir bahwa mesjid ini dibangun pertama kali pada masa
pemerintahan Sultan Alaiddin Mahmud Syah pada tahun 1292
(621H). Perluasan mesjid juga dilakukan kembali pada masa
pemerintahan Nakiatuddin Khinayat Syah pada tahun 1675‐1678
M.
Banyak orang tua di Aceh menyebutkan bahwa bentuk
bangunan Mesjid Raya Baiturrahman ketika itu berkonstruksi

commit to user

III-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kayu, beratapkan daun rumbia, dan berlantaikan tanah liat yang


rata dan mengeras menyerupai semen setelah kering. Para
jamaah menggunakan tikar dari daun pandan untuk menutupi
lantai mesjid sebagai alas. Bentuk atap menyerupai belah kerucut
dan berlapis tiga buah denagn kemiringan sekitar 30°.
Tercatat dalam sejarah mesjid Baiturrahman dua kali di
bakar oleh Belanda. Pertama, pada tanggal 10 April 1873 dan
dalam pertempuran ini Mayor Jenderal J.H.R Kohler tewas, di
depan mesjid tersebut, yaitu dibawah sebatang pohon
geulumpung, yang belakangan oleh orang Belanda
menamakannya dengan Kohler Boom. Kedua, pada tanggal 6
Januarin 1874 meskipun mesjid dipertahankan mati‐matian oleh
seluruh rakyat Aceh, tetapi karena keterbatasan dan
kesederhanaan persenjataan akhirnya mesjid ini jatuh kembali ke
tangan Belanda mengumumkan bahwa Aceh sudah berhasil
ditaklukkan.
Empat tahun kemudian tepatnya pada pertengahan bulan
Safar 1294 H (awal Maret 1877) dengan mengingat janji Van
Lansberge menyatakan akan membangun kembali Mesjid Raya
Baiturrahman pada lokasi yang sama. Kemudian, pada hari Kamis
13 Syawal 1296 H/ 9 Oktober 1879 pembangunan kembali mesjid
ini dimulai dilakukan oleh Gubernur Jenderal Van Der Hejden.
Peletakan batu perama diwakili oleh Teungku Qadli Malikul Adil
dan disaksikan oleh rakyat Aceh yang berada disekitar mesjid saat
itu. Pada tanggal 24 Safar 1299 H atau 27 Desember 1881 M,
pembangunan mesjid ini dinyatakan selesai dan dapat
dipergunakan oleh rakyat Aceh.
Arsitek pembangunan mesjid ini adalah seorang Belanda
bernama Bruins dari Departemen Van Burgelijke Openbare
Werken (Departemen Pekerjaan Umum) di Batavia. Untuk urusan

commit to user

III-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keagamaan diminta bantuan keepada pengh


hulu besar Garut
G agar
polanya tidak berten
ntangan den n‐aturan dalam agama
ngan aturan
Islam. Baangunan ini d
diborong oleeh seorang Cina
C yang beernama Lie
A Sie (se
eorang Letnan orang Ciina yang beerkedudukan
n di Banda
Aceh pada waktu itu). Materiaal untuk membangun
m mesjid ini
sebagian didatangkan dari pulau
u Pinang, battu Marmer dari
d Negeri
Cina,besi untuk jend elgia, kayu dari birma dan tiang‐
dela dari Be
tiang bessi dari Surabaaya.

™ Taman Saari Gunongan

Gb. 3.4 Taman Sari


S Gunonggan
Sumber: Gooogle.com

Taman Sari Gunon


ngan meru
upakan salaah satu peninggalan
kejayaan kerajaan Aceh, seetelah kerraton (dalaam) tidak
terselamatkan kareena Beland bu Aceh. Gunongan
da menyerb
dibangun
n pada masa pemerintaahan Sultan
n Iskandar Muda
M yang
memerin
ntah tahun 1607‐1636.. Sultan Islandar Mud
da berhasil
menaklukkan kerajaan
n Johor dan
n Kerajaan P
Pahangdi sem
menanjung
malaka.

™ Museum aceh

commit
Gbto. user
3.5 Museum Acceh
Sumberr: Dok. Pribaddi
III-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Museum Aceh diresmikan pada tanggal 31 Juli 1915. Saat ini


Museum Negeri Aceh merupakan museum yang dikelola oleh
pemerintah dan sebagai tempat penyimpanan berbagai benda
bersejarah, baik dari masa kerajaan hingga masa kemerdekaan.
Koleksi yang ada di museum ini antara lain stempel Kerajaan aceh,
replika makam Malikl Saleh, naskah kuno, mata uang kerajaan
Aceh, dan lain‐lain.

™ Lonceng Cakra Donya

Gb. 3.6 Lonceng cakra Donya


Sumber: Dok. Pribadi

Keberadaan Lonceng Cakra Donya terdapat beberapa versi. Salah


satunya, berdasarkan angka tahun yang terdapat dibagian bawah
lonceng Cakra Donya ini dinuat pada tahun 1409. Lonceng ini
merupakan hadiah dari kaisar Cina kepada sultan Aceh dalam
rangka mengikat persahabatan. Menurut Kremer dalam bukunya
Aceh I bahwa lonceng Donya telah dibuat pada tahun 1469.
Lonceng ini berukuran lebih kurang 1,25 meter tinggi dan
mempunyai lebar 0,75 meter.

commit to user

III-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

™ Pendopo Gubernur

Gb. 3.7 Pendopo gubernur


Sumber: Dok. Pribadi

Pendopo Gubernur merupakan tempat tinggal Gubernur Aceh


(Meuligo Aceh). Pendopo Gubernur dibangun oleh pemerintah militer
Belanda. Adapun tempat dimana bangunan ini berdiri merupakan
bekas keraton Aceh. Arsitektur bangunan pendopo Gubernur
merupakan kombinasi antara arsitektur Eropa dan Aceh.

™ Arsitektur Rumoh aceh

Gb. 3.8 Arsitektur Rumoh Aceh


TMII
Sumber: Dok. Pribadi

Bagi masyarakat tradisional Aceh, rumah tinggal bukanlah


rumah hunian biasa tanpa makna. Orientasi rumah yang selalu
diupayakan menghadap ke arah Mekkah (ke arah barat dari Aceh),
merupakan ungkap bentuk kecintaan terhadap Islam sehingga
mendorong karya arsitektur menyesuaikan jati dirinya.

commit to user

III-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain orientasi rumah yang selalu mengikuti garis imajiner


timur ke barat, namun apabila ada penambahan ruang maka
dilakukan ke sisi samping (utara atau selatan). Hal tersebut nampak
pada arah hadap bangunan ke arah timur sedangkan sisi dalam‐sisi
belakang yang dianggap sacral berada disisi barat.

Pembangunan rumoh Aceh tidak hanya harus memenuhi


syarat agamawi saja, namun karena harus responsif terhadap alam
tropis maka rumoh Aceh hadir dalam bentuk rumah panggung yang
nyaman.

Membangun Rumoh Aceh


Bagi masyarakat Aceh, membangun rumah bagaikan
membangun kehidupan itu sendiri. Hal itulah mengapa
pembangunan yang dilakukan haruslah melalui beberapa
persyaratan, seperti pemilihan hari baik yang ditentukan oleh
teungku (ulama setempat) dan pengadaan acara kenduri dengan
upacara peusijuk‐nya.
Konstruksi rumoh Aceh berbahan utama kayu‐kayu pilihan,
begitu pula tiang struktur utama, dinding dan lantai rumah, pintu
dan jendela hingga atap rumah dengan penutup dari daun rumbia
atau daun pohon sagu.
Apabila persyaratan mutu bahan bangunan benar‐benar
menggunakan kayu pilihan dan berkualitas bagus, maka rumah
Aceh mampu bertahan hingga ratusan tahun.

Mengenal Rumoh Aceh


Pembagian ruang rumoh Aceh pada umumnya terdiri tiga
ruang bertiang 16 atau lima ruang bertiang 24. Menapaki kaki
yang lelah setelah berjalan jauh sungguh terasa nyaman ketika

commit to user

III-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

masuk ke sramoe reunyen (serambi bertangga) rumah, melangkah


masuk ke dalam ruang melalui pintu yang didesain setinggi 120‐
150 cm, menyadarkan setiap tamu untuk bersikap selalu saling
menghormati terutama kepada pemilik rumah.
Ruang utama atau rambat terasa lapang dan luas karena
sengaja tidak diisi perabot kursi‐meja, namun hanya diisi
hamparan tikar ngom lapis tikar pandan yang halus. Tamu
umumnya dipersilahkan duduk bersila bersama sang tuan rumah
sehingga menghadirkan suasana kehangatan persaudaraan.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, rumoh
Aceh adalah rumah panggung yang memiliki yup moh atau ruang
bawah terbuka yang memiliki peranan penting banyak fungsi
seperti (1) digunakan kaum perempuan untuk membuat songket;
(2) tempat meletakkan jeungki dan krongs; (3) memudahkan
antisipasi terhadap kemungkinan banjir atau ancaman binatang
berbahaya; (4) digunakan untuk kandang hewan peliharaan;
hingga (5) digunakan sebagai warung atau kios.

Keberadaan Rumoh Aceh kini


Masa kini telah jarang sekali ditemui rumoh Aceh yang
dibangun spesifik untuk rumah tinggal, godaan untuk tinggal di
dalam rumah beton mendorong mayoritas masyarakat Aceh
melepas secara perlahan‐lahan akan warisan budaya
arsitekturnya.
Selepas tragedi tsunami, banyak sekali peninggalan rumoh
Aceh yang asli hilang tersapu badai alam di samping tersapu badai
modernisasi. Berdasarkan amatan yang pernah dilakukan, rumoh
Aceh asli masih cukup banyak ditemui di daerah Kabupaten Pidie
dan di desa‐desa sekitar kawasan pantai Timur yang tersebar dari
Aceh Timur hingga Aceh Besar.

commit to user

III-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apresiasi pemerintah setempat terhadap tinggalan


arsitektur tradisional ini nampak dibangunnya Museum Aceh yang
mengadopsi rumoh tradisonal Aceh di Jl. S.A. Mahmudsyah di kota
Banda Aceh maupun nampak di tinggalan rumah Tjut Nyak Dhien
di Aceh Besar

Gb. 3.9 Rumoh Aceh


Sumber: Dok. Pribadi

3. Keberadaan Pusat Seni di Banda aceh


Sebagai dasar untuk melaksanakan suatu gagasan dalam
perencanaan,dalam hal ini adalah menganalisa keberadaan Pusat Seni di
Banda Aceh sebagai wadah fungsi, maka dapat ditentukan melalui
beberapa evaluasi :
• Evaluasi Kondisi Lingkungan
Perlunya keberadaan Pusat Seni di Banda Aceh ini tampak dari
unsur‐unsur pendukung yang potensial terhadap pelestarian dan
perkembangan seni budaya. Potensi‐potensi tersebut adalah :
• bentuk peninggalan sejarah
Banyaknya peninggalan sejarah karena Aceh merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia yang memili banyak
peninggalan sejarah dari kerajaan aceh maupun dari daerah
Melayu lainnya.
• struktur masyarakat
Masyarakat sebagai sunbek pelaku dalam kegiatan budaya
banyak berpengaruh terhadap perkembangan kesenian itu sendiri.
commit to user

III-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Masyarakat mempunyai sturktur yang homogen, sehingga


mempunyai aktivitas, tradisi, dan kepercayaan yang sama.
Struktur masyarakat tersebut mempunyai hierarki dan
merupakan bentukan masa lalu yang meninggalkan jenis kesenian
rakyat. Ini adalah aset bagi perkembangan kesenian.
• lembaga kesenian di Banda Aceh
Karena sifat kota Surakarta sebagai kota budaya, hal ini
menuntut adalnya lembaga‐lembaga kesenian, baik formal
maupun informal. Karena kraton sendiri sebagai pusat kesenian
dan budaya di masa lalu, tidak dituntut untuk mengembangkan,
dan hanya melestarikan.
• Evaluasi Teknis
Evaluasi ini berhubungan dengan persyaratan yang harus ada
sebelum pelaksanaan, antara lain meliputi :
• konsisi lokasi
- penentuan lingkungan yang mendukung (lingkungan
budaya dan kesesuaian RUTRK)
- potensi / prospek perkembangan kawasan
• kondisi besaran
Pusat Seni ini direncanakan mempunyai lingkup wilayah
kota Banda Aceh dalam hal kualitasnya. Dalam hal ini untuk
memanfaatkan potensi yang ada untuk mendapatkan suatu
keserasian dan cerminan tetap kota Banda Aceh sebagai salah
satu pusat kesenian dan kebudayaan di Prov. Nanggroe Aceh
Darussalam, dengan tetap tidak menutup kemungkinan untuk
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas kesenian bagi
skala lingkup yang lebih luas.
• pemanfaatan sumber daya
Pemanfaatan yang dimaksud adalah pemanfaatan
seoptimal mungkin setiap sumber daya yang meliputi :
commit to user

III-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- tenaga kerja
mengoptimalkan aset seniman dan memberi kesempatan
pada pengusaha kesenian.
- Teknologi
Dengan teknologi yang semakin maju, khususnya dalam
bidang struktur dan arsitektur, yang dapat menunjang
perkembangan arsitektur di Indonesia pada umumnya.
• Evaluasi Finansial
Evaluasi di sini adalah melihat perbandingan keberadaan finansial
(pendanaan) dari wadah‐wadah kegiatan yang ada di Banda Aceh, dan
berhubungan / mendukung dengan perencanaan Pusat Seni di Banda
Aceh.
Pada umumnya pendanaan dari wadah‐wadah fasilitas seni dan
budaya ini dimasukkan dalam jenis usaha pariwisata. Dengan demikian
pemasukan dananya yang terbesar adalah dipengaruhi oleh jenis
kewenangan pengelolaan sebagai badan usaha.
Jenis‐jenis usaha ini antara lain :
(I). badan usaha pariwisata yang dibawahi oleh Pemerintah
Daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata. Meliputi objek‐objek
bangunan kuno, Taman Wisata, Museum Aceh, dan Taman
Budaya Aceh. Keberadaan pendanaannya tergantung dari
subsidi pemerintah, selain dari jumlah pengunjung wisatawan
ataupun jumlah kegiatannya.
(II). Badan Usaha Pariwisata yang dikelola atas kerjasama swasta
dan pemerintah. Masukan dana terbesar dari pariwisata adalah
dari jumlah pengunjung yang datang ke Banda Aceh, yang
kemudian pengumpulan dana ini dikembangkan lebih lanjut
untuk usaha pengembangan lain bagi Banda Aceh dan Sabang
seperti perhotelan dan lain‐lain. Sedangkan subsidi pemerintah

commit to user

III-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hanya bersifat penunjang yaitu perawatan dan pemeliharaan


(maintenance).
(III). Badan Usaha Milik Swasta, dan menunjang keberadaan onjek‐
objek wisata dan hiburan di lingkungannya. Misalnya usaha
perhotelan/penginapan dan rumah makan. Sebagai
pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Daerah, mempunyai
wewenang untuk menarik pajak dari keuntungan usaha‐usaha
tersebut. Kemudian dana dari pajak ini didistribusikan kembali
sebagai dana subsidi bagi objek‐objek wisata yang ada.
• Evaluasi Sosio‐Ekonomi
Merupakan evaluasi yang berhubungan dengan segi‐segi potensi
yang melibatkan beberapa pihak, antara lain pihak pemerintah, swasta
dan profesional.
- terhadap sosial masyarakat akan lebih memasyarakatkan dan
memperkenalkan dunia kesenian, dengan memperlihatkan
perkembangan seni baru dan modern, tanpa melepaskan diri dari
seni tradisional sebagia falsafah.
- Terhadap pemerintah, swasta maupun profesional, akan
memberikan usaha dan monitoring terhadap perkembangan
kesenian sebagai objek wisata maupun peluang usaha.
• Evaluasi Syarat Kelembagaan Dan Organisasi
o Kelembagaan
Perencanaan Pusat Seni sebagai wadah aktivitas dan fasilias
kesenian harus diwadahi oleh suatu kelembagaan, dan
mempunyai keterkaitan dengan instansi‐instansi yang meliputi :
(I). Kanwil Pariwisata
(II). Kanwil P dan K
(III). Dinas Pariwisata
(IV). Dinas P dan K
(V). Dept. PU

commit to user

III-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(VI). Asosiasi Seniman


(VII). Asosiasi Pemandu Wisata
(VIII). Travel Biro
(IX). Bappeda
(X). Asosiasi Pedagang Barang Kerajinan
(XI). Dll

commit to user

III-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PUSAT SENI YANG DIRENCANAKAN

1. PENGERTIAN PUSAT SENI


Pengertian Pusat Seni di Aceh sebagai pusat pertunjukan seni dan
budaya dengan penekanan Arsitektur berkelanjutan (Sustainable
Architecture) adalah suatu wadah atau tempat berlangsungnya segala
kegiatan yang berhubungan dengan pertunjukkan seni dan budaya,
berupa musik, tarian, teater dan pertunjukkan kesenian tradisional yang
ditunjang dengan fasilitas‐fasilitas pendukung terkait dan berlokasi di
kota Banda Aceh, yang dalam perencanaan dan perancangannya
menekankan pada Arsitektur berkelanjutan (sustainable).

2. FUNGSI DAN PERANAN PUSAT SENI DI BANDA ACEH


1) Fungsi
Pusat Seni di Banda Aceh memiliki fungsi antara lain:
a. Sebagai wadah berlangsungnya suatu kegiatan pendidikan,
pelatihan, pertunjukan, pameran, dan penyimpanan barang seni.
b. Pengembangan dalam rangka pelestarian kesenian nasional pada
umumnya dan kesenian daerah pada khususnya.
c. Penjualan barang seni yang ada sebagai upaya untuk
meningkatkan usaha penilaian terhadap karya seni, baik seniman
maupun masyarakat di kota Banda Aceh dan sekitarnya.
d. Meningkatkan nilai kota Banda Aceh dalam aspek sosial dan
lingkungan.
2) Peranan
Keberadaan Pusat Seni di Banda Aceh ini memilki peranan sebagai
berikut:

commit to user

IV-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Meningkatkan peranan kota Banda Aceh dalam bidang kesenian


dari tingkat nasional hingga internasional, serta memfasilitasi
berbagai potensi di bidang seni di Indonesia seperti minat
masyarakat yang tinggi akan seni.
b. Membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan
pendidikan, pelatihan, pertunjukan, pameran, dan penyimpanan
barang seni hingga tingkat nasional dan Internasional dan sebagai
media promosi Indonesia sebagai negara multikultur.
c. Membantu memfasilitasi sarana kesenian yang bersifat rekreasi
berupa public space atau open space yang saat ini tengah
dibutuhkan masyarakat kota Banda Aceh.

3. TUJUAN SASARAN PUSAT SENI


1) Tujuan:
- membina kesenian dengan memupuk dan meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap kesenian melalui pendidikan non formal.
- mengembangkan kesenian melalui kegiatan pendidikan,
pelatihan, pertunjukan, pameran, serta jual beli barang seni yang
disajikan pada masyarakat lebih luas umumnya.
2) Sasaran:
- Menggali dan merevitalisasi kesenian
- meningkatkan mutu seni, kreativitas dan daya cipta para seniman
- menyebarluaskan hasil/produk seni pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap nilai kesenian
- memberi kesempatan untuk menampilkan keahlian dan
kreativitas seniman
- memberikan iklim komunikasi antara pembina, seniman, dan
masyarakat.

commit to user

IV-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. KEGIATAN YANG DIWADAHI DALAM PUSAT SENI


a. Kegiatan pembinaan
- kegiatan pembinaan / latihan / pendidikan
- kegiatan inventarisasi/dokumentasi
yaitu mencatat dan mengidentifikasi semua jenis kegiatan seni
serta pengadaan buku‐buku seni dan bentuk karya audio visual
b. Kegiatan pengembangan
- kegiatan informasi
merupakan kegiatan informasi terhadap semua jenis kegiatan
termasuk promosi dan pemasaran.
- kegiatan pasar seni
merupakan kegiatan promosi dan pemasaran barang‐barang seni
yang dihasilkan dalam pusat seni.
- kegiatan pementasan
adalah pagelaran terhadap semua jenis kegiatan kesenian.
- kegiatan pameran
merupakan kegiatan pameran terhadap semua karya seni,
meliputi patung, lukisan, seni rupa, dll.
c. Kegiatan pengelolaan
merupakan kegiatan administrasi yang meliputi tata usaha,
keuangan, personalia, pemeliharaan, keamanan, serta kegiatan
koordinasi.
d. Kegiatan penunjang
merupakan kegiatan pelayanan dan service sebagai kegiatan
penunjang.

5. PELAKU KEGIATAN DALAM PUSAT SENI


a) Seniman
sebagai pelaku dan pencipta seni
b) Pembina
commit to user

IV-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang melakukan pembinaan, bimbingan, pengarahan, dan


sebagainya, baik seniman maupun dari pihak atau orang yang dianggap
mampu.
c) Pengelola
Yang melakukan pengelolaan dan pemeliharaan agar supaya
kegiatan yang ada di dalamnya berlangsung secara baik dan lancar.
d) Siswa
Yang mengikuti pendidikan seni.
e) Masyarakat
Adalah sebagai konsumen seni sekaligus sebagai pengamat dan
penilai terhadap kegiatan kesenian.

6. FREKUENSI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1) Frekuensi Kegiatan
Frekuensi kegiatan tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan.
2) Pelaksanaan Kegiatan
• Berdasarkan frekuensi kegiatan
- kegiatan tetap
adalah kegiatan yang diselenggarakan pengelola Pusat Seni
setiap saat sesuai dengan jadwal yang diatur.
- kegiatan temporer
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara temporer yang
biasanya dikaitkan dengan suatu perayaan atau kegiatan yang
dianggap aktual atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar.
• Berdasarkan penyelenggaranya
- kegiatan intern
adalah kegiatan yang dilakukan pihak pengelola Pusat Seni.

commit to user

IV-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- kegiatan ekstern
adalah kegiatan yang diselenggarakan pihak luar yang masih
berkenaan dengan program pembinaan dan pengembangan
dengan persetujuan pengelola.

7. SKALA PELAYANAN
Pusat Seni merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
terhadap kesenian di Banda Aceh. Sedangkan hasilnya merupakan
konsumsi bagi masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya pada khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya. Pemanfaatan Pusat Seni
mempunyai skala pelayanan pada masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya
dan tidak menutup kemunginan untuk daerah lain selama masih searah
dengan pola pembinaan dan pengembangan.

8. PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DALAM


DESAIN
Penerapan konsep arsitektur berkelanjutan pada objek
perencanaan dan perancangan diterapkan dalam semua aspek desain
baik bangunan maupun lingkungan pembentuk di sekitarnya. Adanya
penggabungan pemikiran dari beberapa Arsitek, namun pada dasarnya
menuju pada beberapa hal yang paling terpenting dalam penerapan
arsitektur berkelanjutan yaitu tata lahan hijau pada ruang‐ruang publik
(publik space), pengolahan limbah sendiri, dan penggunaan material lokal
yang beradaptasi dengan lingkungan, serta penggunaan material yang
dapat diperbaharui. Beberapa konsep arsitektur berkelanjutan yang
diterapkan dalam bangunan Pusat Seni sesuai dengan aspek‐ aspek dalam
Sustainable Development dan kondisi lingkungan masyarakat Aceh:
1. Keseimbangan Ekologi dan Lingkungan
Objek yang direncanakan harus ramah lingkungan, yaitu dapat
memberikan kontribusi positif dan mencegah timbulnya efek negatif
commit to user

IV-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terhadap lingkungan di sekitarnya. Penerapannya dalam desain


bangunan antara lain:
• Pemanfaatan energi yang bijaksana dengan penerapan desain hemat
energi dalam bangunan antara lain dengan:
o penggunaan faktor alami seperti sinar matahari sebagai
pencahayaan alami dan angin sebagai penghawaan alami. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan memaksimalkan bukaan
pada bangunan di area‐area tertentu seperti koridor maupun
hall/ atrium.
o Perletakan bukaan yang memperhatikan faktor luar baik itu
arah datangnya angin maupun sinar matahari, serta
penggunaan prinsip cross ventilation.
o Perencanaan desain sun shading pada bangunan yang dapat
optimal untuk mereduksi panas dalam bangunan.
o Meminimalkan pemakaian AC yang menggunakan CFC dalam
bangunan.
o Pemanfaatan siklus air dalam bangunan.
o Pemanfaatan sinar matahari dan angin sebagai sumber utama
listrik dalam bangunan yaitu dengan bantuan panel
photovoltaic dan kincir angin.
o Perencanaan desain layout ruang yang dapat memberikan
keleluasaan gerak pada angin alami.

• Meningkatkan kualitas udara, air dan vegetasi, antara lain dengan


cara:
o menggunakan material atau komponen desain yang tidak
berbahaya bagi lingkungan, memiliki tingkat daur ulang tinggi
serta tahan lama. Untuk material yang bersifat struktural
dapat digunakan material alumunium, baja dan fiber.
Sedangkan untuk material pendukung dapat dimanfaatkan
material lokal seperti bambu dan kayu.
commit to user

IV-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

o Pengolahan limbah (waste treatment) pada objek yang


direncanakan dengan strategi single cell concept .
o Pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan objek
perencanaan seperti pemanfaatan air hujan. Air hujan dapat
dimanfaatkan sebagai kebutuhan air dalam bangunan selain
air minum.

2. Kemajuan Sosial
Objek yang direncanakan diharapkan mampu merespon kebutuhan
emosional dan psikologis manusia dengan memberikan stimulasi
positif terhadap lingkungan, meningkatkan kesadaran terhadap nilai‐
nilai penting kehidupan, memberi inspirasi bagi jiwa manusia, dan
mempererat hubungan sosial, komunitas serta lingkungan, terutama
Aceh sebagai salah satu daerah pasca konflik dan daerah pasca
bencana Tsunami. Penerapannya dalam desain bangunan antara lain:
• Perencanaan desain yang aksesibel. Semua elemen desain pada
bangunan harus memenuhi persyaratan desain yang dapat diakses
oleh semua lapisan masyarakat.
• Penyediaan ruang‐ruang bersama sebagai tempat berinteraksi
seperti atrium yang dapat digunakan sebagai tempet berkegiatan
umum dan beberapa titik ruang yang didesain untuk tempat
berkumpul bagi pengunjung.
• Perencanaan desain objek yang dapat memberikan rasa aman bagi
pengunjung, salah satunya dengan penggunaan teknologi yang bisa
mengontrol ruang‐ruang rawan kejahatan secara visual.
• Objek yang direncanakan diharapkan dapat memberikan stimulan
postif terhadap pengembangan pengetahuan bagi masyarakat,
yaitu dengan penyediaan sarana informasi berupa perpustakaan
seni, digital information dan hotspot internet.

commit to user

IV-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Tidak terdapat material atau komponen bangunan yang


berdampak buruk terhadap kualitas udara dalam ruang yang dapat
mengurangi kenyamanan pengguna.

3. Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas ekonomi dalam desain bangunan bisa dicapai melalui banyak
hal, antara lain:
• Objek yang direncanakan harus memiliki nilai komersial (nilai jual)
yang tinggi.
• efisiensi dalam desain dan material agar tidak menghasilkan sisa
yang berlebihan.
• Perencanaan beberapa ruang yang fleksibel yaitu mampu
beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi.
• Pemanfaatan energi dan sumber daya alam yang ada pada objek
perencanaan.
Sedangkan Beberapa konsep arsitektur berkelanjutan yang
diterapkan dalam lingkungan pembentuk di sekitar bangunan Pusat Seni
yaitu:
• Penyediaan dan penataan vegetasi atau ruang hijau pada objek
yang dapat mendukung lingkungan pada lokasi perencanaan.
• Penggunaan jenis vegetasi yang dapat meningkatkan kualitas
lingkungan pada site seperti vegetasi yang dapat menyerap
polutan.
• Penyediaan area terbuka (open plan) yaitu berupa plaza dan atau
taman sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi bagi para
pengunjung.
• Perencanaan plaza atau ruang terbuka umum yang yang memiliki
fleksibilitas ruang sebagai tempat berbagai kegiatan aktif seperti
pertunjukkan, pameran, pagelaran dan pementasan seni.

commit to user

IV-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Perencanaan desain yang dapat menyediakan lahan serapan air


yang cukup yaitu dengan meminimalkan hardspace dan
mengoptimalkan perencanaan softspace pada site serta
penyediaan danau buatan sebagai area tampungan air hujan.

9. UNGKAPAN ARSITEKTONIS
- Keserasian proporsi dan komposisi terhadap site serta lingkungan.
- Penampilan fisik bangunan yang mengangkat arsitektur
berkelanjutan yang selalu berkembang sesuai zaman, serta tetap
memperhatikan keadaan lingkungan.
- Karakter bangunan adalah sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan kesenian di Banda Aceh yang mencerminkan
kedinamisan.
- Ungkapan interior disesuaikan dengan aktivitas yang diwadahi
yaitu kesenian secara global (berbagai macam bentuk kesenian )
sehingga penampilan berdasarkan karakteristik yang seiring
dengan perkembangan kesenian di Indonesia.

commit to user

IV-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
ANALISA PENDEKATAN KONSEP
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. ANALISA MIKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN


1. Pendekatan Pelaku
Para pelaku kegiatan pada Pusat Seni di Banda Aceh ini terdiri
dari kelompok kegiatan pagelaran yang terdiri dari pengelola, penyaji
seni, pengunjung, sedangkan kelompok kegiatan pelatihan seni yang
terdiri dari pengelola, pengunjung, peserta didik (pelatihan), dan staf
pengajar.
a. Pengelola Pusat seni dan Pelatihan Seni
• Dewan Komisaris memilki wewenang tertinggi pada Pusat Seni di
Banda Aceh yang direncanakan.
• General manager dibantu Asisten general Manager yang
bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan yang berjalan di
Pusat Seni di Banda Aceh yang direncanakan.
• Sekretaris membantu tugas dan tanggung jawab yang dijalankan
oleh General Manager dan Asisten General Manager.
• Manager administrasi mengurusi jalannya kegiatan administrasi
baik administrasi keuangan, kepegawaian (HRD), humas dan
pengadaan barang.
- Kabag HRD dan staff mengurusi hal‐hal yang berkaitan
dengan sumber daya manusia di Pusat Seni di Banda Aceh
yang direncanakan.
- Kabag Humas dan staff bertangung jawab dalam hal‐hal yang
berkaitan dengan masyarakat atau pihak luar.

commit to user

V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Kabag Keuangan dan staff bertangung jawab dalam hal‐hal


yang berkaitan dengan keuangan dalam Pusat Seni di Banda
Aceh yang direncanakan.
• Manager operasional mengurusi segala kegiatan operasional
pada Pusat Seni di Banda Aceh yang direncanakan. Kegiatan
operasional terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- Kabag Promosi dan staff mengurusi segala kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan promosi baik dalam bidang
pagelaran seni maupun pendidikan seni.
- Kabag Pemasaran dan staff mengurusi segala kegiatan
pemasaran baik pemasaran produk seni dan kerajinan
tangan.
- Kabag Umum dan staff terbagi menjadi empat divisi yakni
bagian teknik, bagian maintenance (pemeliharaan bangunan),
bagian keamanan dan bagian servis.
b. Pengunjung/ konsumen
• Pengunjung umum
- pengunjung yang menyaksikan dan atau melakukan unjuk
bakat.
- pengunjung berkegiatan rekreasi pasif (jalan‐jalan, membaca,
hotspot, dan kegiatan sejenisnya).
• Pengunjung pagelaran Seni
- Pengunjung seni musik
- Pengunjung seni tari
- Pengunjung seni teater
- Pengunjung seni pahat, ukir
- Pengunjung seni kerajinan tangan
• Pengunjung fasilitas penunjang seperti pengunjung fasilitas
kuliner dan fasilitas pelengkap seperti mini bank, telepon umum
dan studio foto.
commit to user

V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Pengunjung pelatihan seni


c. Kelompok penyaji seni
• Penyaji seni Musik
• Penyaji seni tari
• Penyaji seni teater
• Penyaji seni pahat, ukir
• Penyaji seni kerajinan tangan
d. Kelompok Perta didik
• Peserta didik seni Musik
• Peserta didik tari
• Peserta didik teater
• Peserta didik pahat, ukir
• Peserta didik kerajinan tangan
e. Kelompok Staf pengajar
• Staf Pengajar seni Musik
• Staf Pengajar tari
• Staf Pengajar teater
• Staf Pengajar pahat, ukir
• Staf Pengajar kerajinan tangan
f. Kelompok sarana penunjang
• Tenant retail kuliner dan pelengkap.
• Karyawan sarana penunjang (kuliner dan pelengkap).
g. Karyawan servis
Karyawan servis terdiri dari karyawan maintenance, keamanan serta
karyawan cleaning service.
2. Pendekatan Pola Kegiatan
Dasar pertimbangan:
• Pelaku kegiatan.
• Kegiatan yang dilakukan.
• Fungsi kegiatan.
commit to user

V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pola kegiatan pada masing‐masing pelaku kegiatan dapat digambarkan


dalam skema sebagai berikut:
™ Pengelola
a. Pola Kegiatan Pengelola Umum
• Memantau segala kegiatan baik kegiatan umum, pagelaran seni
maupun pelatihan seni.
• Mengelola kegiatan penunjang dan servis.
• Mengadakan kerjasama atau kontrak dengan perusahaan lain.
• Mengadakan koordinasi dengan kepala‐kepala divisi/bagian.

mengelola keg. umum


mengelola keg. mode
mengelola keg. penunjg
mengelola keg. servis
Datang Istirahat

Mengadakan kerjasama
Parkir
dengan pihak luar

Parkir mengadakan koordinasi metabolisme


antar divisi

Pulang
Bagan 5.1. Pola kegiatan Pengelola.
sumber: analisa penulis.

c. Pola Kegiatan Pengelola khusus Pelatihan seni

Datang Mengatur ibadah


administrasi khusus
divisi pendidikan Istirahat
Parkir
admisitrasi
Menerima
tamu/memberi Makan, minum
Pulang informasi

Memelihara metabolisme
koleksi/literatur

Bagan 5.2. Pola kegiatan Pengelola khusus Pelatihan seni.


sumber: analisa penulis.
commit to user

V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Pola Kegiatan Pengelola Pagelaran Seni

Melayani kebutuhan

Menyelenggarakan fasilitas promosi


Istirahat,
Menyediakan tiket box makan/ Ibadah
minum

Memandu penonton dalam auditorium


Datang
Menerima tamu

Parkir
Mangatur administrasi khusus divisi
pagelaran Metabolisme
Pulang
Menyediakan fasilitas peliputan

Mengatur peralatan/perlengkapan

Mengatur/mengontrol alat pendukung


pementasan

Koordinasi dengan penyaji

Bagan 5.3. Pola kegiatan Pengelola Pagelaran seni.


sumber: analisa penulis.

commit to user

V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

™ Pengunjung
a. Pola Kegiatan Pengunjung Pagelaran

Datang Bertanya/melihat
informasi promosi

Parkir
Membeli tiket Masuk

Pulang
Menunggu Membeli Menonton
makanan/
minuman
Metabolisme
Keluar

Bagan 5.4. Pola kegiatan Pengunjung Pagelaran seni.


sumber: analisa penulis.

b. Pola Kegiatan Pengunjung Pelatihan Seni

Bertanya/mendapatkan
Datang informasi

Mendaftar
Parkir

Mencari koleksi/literatur

Pulang
Mangantar/menunggu
anak kursus

Bagan 5.5. Pola kegiatan Pengunjung pelatihan seni.


sumber: analisa penulis.

commit to user

V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

™ Pola Kegiatan Pemusik/ Pementas, Penyaji, Crew

Menurunkan/mengangkat Menyimpan/mengepak Mempersiapkan


perlengkapan pentas perlengkapan pentas
peralatan pentas

Datang Metabolisme

Ganti pakaian
Parkir
Pemain dan berhias pementasan
menunggu

Pulang

Simpan/ambil Berlatih sebelum Istirahat/menanti


barang pribadi pentas giliran pentas

Bagan 5.6. Pola kegiatan Pemusik/ pementas, Penyaji, Crew


sumber: analisa penulis.

™ Pola Kegiatan Peserta/ Siswa Pelatihan

ibadah
Belajar teori
Datang Absen/admisitrasi
Istirahat
Belajar
praktek
Parkir
Makan, minum
Mencari
Menunggu/Istirahat /melihat
Pulang /melihat informasi literatur
metabolisme

Mengambil
/menyimpan
Peralatan latihan

Bagan 5.7. Pola kegiatan Peserta / Siswa Pelatihan Seni


™ Pola Kegiatan Staf Pengajarsumber: analisa penulis.
commit to user

V-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Datang ibadah
Mengajar teori

Istirahat
Parkir Mengajar
Absen/admisitrasi praktek

Makan, minum
Pulang
Persiapan Mengajar
metabolisme

Bagan 5.8. Pola kegiatan Staf pengajar


sumber: analisa penulis.

3. Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Ruang


Dasar pertimbangan :
• Pola kegiatan
Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas/ kegiatan
yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan.
• Macam dan fungsi kegiatan
Dari macam dan fungsi kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan
kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk
mewadahi kegiatannya.

Sesuai dengan program kegiatan yang dilakukan dalam Pusat Seni di


Banda Aceh, maka kebutuhan ruang dapat dilihat pada tabel berikut :
ANALISA BENTUK, MACAM, PELAKU KEGIATAN, KEBUTUHAN RUANG
dalam beberapa zona

commit to user

V-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Zona Utama
1) Pelatihan Seni
• Kebutuhan ruang fasilitas pelatihan musik
Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan ƒ Parkir Pengunjung ƒ Area parkir
pendidikan ƒ Bertanya ƒ Ruang Informasi
ƒ Pendaftaran/pembayaran ƒ R. Administrasi
ƒ Membaca/mencari koleksi buku ƒ Perpustakaan
kesenian
ƒ Mengantar/menunggu anak ƒ Lobby
kursus
ƒ metabolisme ƒ Lavatory
ƒ Parkir Siswa ƒ area parkir siswa
ƒ Menunggu/istirahat/melihat ƒ lobby
pengumuman
ƒ Belajar teori ƒ kelas teori
- Teori vokal - Teori vokal
- Teori piano - Teori piano
- Teori gitar - Teori gitar
- Teori bass - Teori bass
- Teori drum - Teori drum
- Teori biola - Teori biola
ƒ Latihan praktek ƒ kelas praktek
- Teori vokal - Teori vokal
- Teori piano - Teori piano
- Teori gitar - Teori gitar
- Teori bass - Teori bass
- Teori drum - Teori drum
- Teori biola - Teori biola
ƒ Latihan bersama ƒ studio musik
ƒ Mencari Literatur ƒ perpustakaan
commit to user

V-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ Ibadah ƒ musholla
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ parkir pengajar ƒ area parkir
ƒ persiapan mengajar ƒ r. guru
ƒ mengajar teori ƒ kelas teori
ƒ mengajar praktek ƒ kelas praktek
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ musholla

ƒ parkir Pengelola ƒ area parkir


ƒ pengelolaan administrasi ƒ r.adm.pendidikan
ƒ rapat pengelola ƒ r. rapat
ƒ aktivitas pengelolaan ƒ r.adm. pendidikan
ƒ penyimpanan alat dan ƒ gudang dan gedung
peralatan cleaning servis
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ mushoola

• Kebutuhan ruang fasilitas pelatihan tari


Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan ƒ Parkir Pengunjung ƒ Area parkir
pendidikan ƒ Bertanya ƒ Ruang Informasi
ƒ Pendaftaran/pembayaran ƒ R. Administrasi
ƒ Membaca/mencari koleksi buku ƒ Perpustakaan
kesenian
ƒ Mengantar/menunggu anak ƒ Lobby
kursus
ƒ metabolisme ƒ Lavatory
ƒ Parkir Siswa ƒ area parkir siswa
ƒ Menunggu/istirahat/melihat ƒ lobby
pengumuman

commit to user

V-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ Belajar teori ƒ kelas teori


- tari modern - tari modern
- tari tradisional - tari tradisional
ƒ Latihan praktek ƒ kelas praktek
- tari modern - tari modern
- tari tradisional - tari tradisional
ƒ Mencari literatur ƒ perpustakaan
ƒ Ibadah ƒ musholla
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ parkir pengajar ƒ area parkir
ƒ persiapan mengajar ƒ r. guru
ƒ mengajar teori ƒ kelas teori
ƒ mengajar praktek ƒ kelas praktek
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ musholla

ƒ parkir Pengelola ƒ area parkir


ƒ pengelolaan administrasi ƒ r.adm.pendidikan
ƒ rapat pengelola ƒ r. rapat
ƒ aktivitas pengelolaan ƒ r.adm. pendidikan
ƒ penyimpanan alat dan ƒ gudang dan gedung
peralatan cleaning servis
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ mushoola

commit to user

V-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kebutuhan ruang fasilitas pelatihan seni rupa


Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan ƒ Parkir Pengunjung ƒ Area parkir
pendidikan ƒ Bertanya ƒ Ruang Informasi
ƒ Pendaftaran/pembayaran ƒ R. Administrasi
ƒ Membaca/mencari koleksi buku ƒ Perpustakaan
kesenian
ƒ Mengantar/menunggu anak ƒ Lobby
kursus
ƒ metabolisme ƒ Lavatory
ƒ Parkir Siswa ƒ area parkir siswa
ƒ Menunggu/istirahat/melihat ƒ lobby
pengumuman
ƒ Belajar teori ƒ kelas teori
- seni lukis - seni lukis
- seni pahat - seni pahat
ƒ Latihan praktek ƒ kelas praktek
- seni lukis - seni lukis
- seni pahat - seni pahat
ƒ Hasil praktek ƒ galeri
ƒ Mencari literatur ƒ perpustakaan
ƒ Ibadah ƒ musholla
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ parkir pengajar ƒ area parkir
ƒ persiapan mengajar ƒ r. guru
ƒ mengajar teori ƒ kelas teori
ƒ mengajar praktek ƒ kelas praktek
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ musholla

ƒ parkir Pengelola ƒ area parkir


ƒ pengelolaan administrasi ƒ r.adm.pendidikan

commit to user

V-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ rapat pengelola ƒ r. rapat


ƒ aktivitas pengelolaan ƒ r.adm. pendidikan
ƒ penyimpanan alat dan ƒ gudang dan gedung
peralatan cleaning servis
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ mushoola

• Kebutuhan ruang fasilitas pelatihan seni teater


Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan ƒ Parkir Pengunjung ƒ Area parkir
pendidikan ƒ Bertanya ƒ Ruang Informasi
ƒ Pendaftaran/pembayaran ƒ R. Administrasi
ƒ Membaca/mencari koleksi buku ƒ Perpustakaan
kesenian
ƒ Mengantar/menunggu anak ƒ Lobby
kursus
ƒ metabolisme ƒ Lavatory
ƒ Parkir Siswa ƒ area parkir siswa
ƒ Menunggu/istirahat/melihat ƒ lobby
pengumuman
ƒ Belajar teori ƒ kelas teori
ƒ Latihan praktek ƒ kelas praktek
ƒ Mencari literatur ƒ perpustakaan
ƒ Ibadah ƒ musholla
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ parkir pengajar ƒ area parkir
ƒ persiapan mengajar ƒ r. guru
ƒ mengajar teori ƒ kelas teori
ƒ mengajar praktek ƒ kelas praktek
ƒ metabolisme ƒ lavatory

commit to user

V-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ ibadah ƒ musholla

ƒ parkir Pengelola ƒ area parkir


ƒ pengelolaan administrasi ƒ r.adm.pendidikan
ƒ rapat pengelola ƒ r. rapat
ƒ aktivitas pengelolaan ƒ r.adm. pendidikan
ƒ penyimpanan alat dan ƒ gudang dan gedung
peralatan cleaning servis
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ ibadah ƒ mushoola

2) Pagelaran Seni
• Kebutuhan ruang fasilitas pagelaran indoor
Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan a. Kelompok kegiatan Penonton
Pagelaran penerimaan publik ƒ Area parkir
ƒ Parkir ƒ Hall penerimaan
ƒ Penonton masuk ƒ Counter informasi
ƒ Bertanya ƒ Lobby
ƒ Menunggu pertunjukkan ƒ Hall/galeri
ƒ Melihat informasi dan ƒ R. penitipan
promosi barang
ƒ Menitipkan barang ƒ Lounge
ƒ Penonton vip menunggu ƒ Loket
ƒ Membeli tiket ƒ R. cheking
ƒ Penonton siap masuk
ruang pertunjukkan ƒ Kantin
ƒ Makan dan minum ƒ lavatory
ƒ Metabolisme pengunjung
b. kelompok kegiatan Pementas
persiapan pementasan
commit to user

V-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ parkir ƒ area parkir


ƒ pemain masuk ƒ foyer
ƒ pemain menunggu ƒ lobby pemain
ƒ pemain menyimpan ƒ locker
barang ƒ r.latihan
ƒ pemain ƒ r.ganti
berlatih/persiapan ƒ r.tumggu
ƒ pemain ganti/berhias ƒ r.istirahat
ƒ pemain menunggu waktu ƒ r.pimpinan group
pentas ƒ dropping area
ƒ pemain istirahat
ƒ koordinasi antar pemain ƒ r.serba guna
ƒ menurunkan barang
untuk pentas
ƒ mempersiapkan tata
pentas
c. Kelompok kegiatan
menonton dan
pementasan ƒ auditorium
ƒ menonton ƒ panggung
ƒ menggelar pentas ƒ r.kontrol dekorasi
ƒ menyiapkan tata ƒ r.kontrol suara
pentas/dekorasi ƒ r.kontrol cahaya
ƒ mengatur tata suara ƒ r.manajer pentas
ƒ mengatur tata cahaya
ƒ memimpin
koord.pementasan

d. kelompok kegiatan
pengelolaan
ƒ parkir ƒ area parkir
ƒ mengelola adm.dvisi ƒ r.administrasi
pagelaran ƒ r.pimpinan divisi
ƒ memimpin pengelolaan pagelaran
commit to user

V-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

divisi pagelaran ƒ r.rapat


ƒ rapat pengelola ƒ r. arsip
ƒ menyimpan arsip ƒ r.staf pengelola
ƒ mengelola segala divisi pagelaran
kegiatan operasional ƒ r.wartawan
ƒ membantu tugas
wartawan untuk meliput ƒ lavatory
pementasan ƒ r.pengendali
ƒ metabolisme utilitas
ƒ mengontrol utilitas ƒ r.peralatan
bangunan mekanis
ƒ meletakkan peralatan ƒ gudang/servis
mekanis
ƒ menyimpan barang
keperluan perawatan

• Kebutuhan ruang galeri seni lukis


Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang
Kegiatan utama ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall
ƒ Istirahat ƒ Lobby
ƒ Informasi ƒ R. informasi
ƒ Penitipan barang pengunjung ƒ Penitipan barang
ƒ Pemandu ƒ R.guide
ƒ Memanerkan benda koleksi galeri ƒ Ra. Pamer tetap
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi d ƒ R.pamer temporer
r.tertutup ƒ Plaza/hall
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi di ƒ Lavatory
r.terbuka ƒ Bengkel preparasi
ƒ Lavatory
ƒ Pekerjaan preparasi (pembuatan replika)
Kegiatan ƒ Membaca, menyimpan buku ƒ Perpustakaan

commit to user

V-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penunjang non ƒ Mencari informasi/pengetahuan seni ƒ R.internet


komersiil ƒ Mengadakan seminar ƒ R.seminar
ƒ Mengadakan workshop ƒ R.workshop
ƒ Metabolisme ƒ Lavatory
Kegiatan ƒ Menjual perlengkapan seni lukis ƒ Retail shop
penunjang ƒ Menjual buku‐buku ƒ Toko buku
komersiil ƒ Jasa konsultasi ƒ R.konsultasi
ƒ Pengerjaan lukisan ƒ R.perencanaan lukisan
ƒ Mengadakan pendidikan ƒ R. edukasi
ƒ Menyimpan alat‐alat pendidikan ƒ gudang
Kegiatan ƒ Penerimaan ƒ hall
pengelola ƒ Tempat kerja kepala galeri ƒ r.pimpinan
ƒ Tempat kerja wakil kepala galeri ƒ r. wakil direktur
ƒ Tempat kerja sekretaris kepala galeri ƒ r.sekretaris direktur
ƒ Menerima tamu ƒ r. tamu
ƒ Kantor pelayanan, kepegawaian ƒ r. administrasi
ƒ Kantor pelayanan, registrasi koleksi ƒ r. kuratorial
ƒ Kantor pelayanan,laborat dan konservator ƒ r.konservasi
ƒ Kantor pelayanan observasi dan penelitian ƒ r. bidang development
ƒ Mengadakan rapat ƒ r.rapart
ƒ Ibadah ƒ musholla
ƒ lavatory ƒ lavatory
Kegiatan ƒ penerimaan ƒ hall
khusus ƒ informasi dan security ƒ r.informasi dan secuity
ƒ meneliti koleksi ƒ studio koleksi
ƒ perbaikan (restorasi) koleksi ƒ r. restorasi
ƒ memotret, prosess cuci cetak ƒ foto studio
ƒ proses konservasi ƒ laboratorium
ƒ manerima dan mengirim koleksi ƒ r. penerimaan dan
ƒ menyimpan koleksi pengiriman
ƒ menyimpan koleksi sementara dari/ke ƒ gudang koleksi
proses konservasi ƒ penyimpanan sementara
ƒ mengumpulkan data
commit to user

V-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ meneliti, mengolah, menyimpan data ƒ r.observasi


ƒ publikasi ƒ r.pengolahan data
ƒ metabolisme ƒ r. promosi
ƒ lavatory

Kegiatann ƒ melayani kebutuhan makan dan minum ƒ cafetaria


servis ƒ penyimpanan multifungsi ƒ gudang
ƒ ibadah ƒ musholla
ƒ perletakkan utilitas MEE ƒ R. Utilitas
ƒ perletakkan genset ƒ R. MEE
ƒ keamanan ƒ R.Security
ƒ parkir ƒ Area parkir

• Kebutuhan ruang galeri seni pahat


Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang
Kegiatan ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall
utama ƒ Istirahat ƒ Lobby
ƒ Informasi ƒ R. informasi
ƒ Penitipan barang pengunjung ƒ Penitipan barang
ƒ Pemandu ƒ R.guide
ƒ Memanerkan bnda koleksi galeri ƒ Ra. Pamer tetap
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi d ƒ R.pamer temporer
r.tertutup ƒ Plaza/hall
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi di ƒ Lavatory
r.terbuka ƒ Bengkel preparasi
ƒ Lavatory
ƒ Pekerjaan preparasi (pembuatan
replika)
Kegiatan ƒ Membaca, menyimpan buku ƒ Perpustakaan
penunjang ƒ Mencari informasi/pengetahuan seni ƒ R.internet
non komersiil ƒ Mengadakan seminar ƒ R.seminar

commit to user

V-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ Mengadakan workshop ƒ R.workshop


ƒ Metabolisme ƒ Lavatory
Kegiatan ƒ Menjual perlengkapan senirupa dan ƒ Retail shop
penunjang pahat ƒ Toko buku
komersiil ƒ Menjual buku‐buku ƒ R.konsultasi
ƒ Jasa konsultasi ƒ R.perencanaan karya
ƒ Pengerjaan karya seni seni
ƒ Mengadakan pendidikan ƒ R. edukasi
ƒ Menyimpan alat‐alat pendidikan ƒ gudang
Kegiatan ƒ Penerimaan ƒ hall
pengelola ƒ Tempat kerja kepala galeri ƒ r.pimpinan
ƒ Tempat kerja wakil kepala galeri ƒ r. wakil direktur
ƒ Tempat kerja sekretaris kepala galeri ƒ r.sekretaris direktur
ƒ Menerima tamu ƒ r. tamu
ƒ Kantor pelayanan, kepegawaian ƒ r. administrasi
ƒ Kantor pelayanan, registrasi koleksi ƒ r. kuratorial
ƒ Kantor pelayanan,laborat dan ƒ r.konservasi
konservator ƒ r. bidang development
ƒ Kantor pelayanan observasi dan ƒ r.rapart
penelitian ƒ musholla
ƒ Mengadakan rapat ƒ lavatory
ƒ Ibadah
ƒ lavatory
Kegiatan ƒ penerimaan ƒ hall
khusus ƒ informasi dan security ƒ r.informasi dan secuity
ƒ meneliti koleksi ƒ studio koleksi
ƒ perbaikan (restorasi) koleksi ƒ r. restorasi
ƒ memotret, prosess cuci cetak ƒ foto studio
ƒ proses konservasi ƒ laboratorium
ƒ manerima dan mengirim koleksi ƒ r. penerimaan dan
commit to user

V-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ menyimpan koleksi pengiriman


ƒ menyimpan koleksi sementara dari/ke ƒ gudang koleksi
proses konservasi ƒ penyimpanan sementara
ƒ mengumpulkan data
ƒ meneliti, mengolah, menyimpan data ƒ r.observasi
ƒ publikasi ƒ r.pengolahan data
ƒ metabolisme ƒ r. promosi
ƒ lavatory

Kegiatan ƒ melayani kebutuhan makan dan ƒ cafetaria


servis minum ƒ gudang
ƒ penyimpanan multifungsi ƒ musholla
ƒ ibadah ƒ R. Utilitas
ƒ perletakkan utilitas MEE ƒ R. MEE
ƒ perletakkan genset ƒ R.Security
ƒ keamanan ƒ Area parkir
ƒ parkir

• Kebutuhan ruang museum kerajinan tangan dan karya


Aceh
Sifat Kegiatan Kelompok Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan Pameran ƒ pameran tetap ƒ r.pameran tetap
Utama ƒ pameran temporer ƒ r.pameran
ƒ pertunjukkan temporer
ƒ r.pertunjukkan
Kegiatan Informasi ƒ informasi ƒ r.informasi
pendukung ƒ penjualan tiket ƒ loket
ƒ penjualan souvenir ƒ arcade
ƒ bimbingan ƒ r.edukasi

commit to user

V-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Komunikasi ƒ seminar ƒ auditorium


ƒ diskusi ƒ r.diskusi
ƒ ceramah ƒ r.tunggu
ƒ perpustakaan ƒ hall/lobby
Kegiatan Registrasi ƒ pengumpulan ƒ r.penerimaan
penunjang ƒ pembelian ƒ r. pencatatan
ƒ penukaran ƒ r.pemeriksaan
ƒ sumbangan ƒ r.pengamatan
ƒ penelitian ƒ r.perawatan
ƒ pemeriksaan awal ƒ r.penyimpanan
Kurator ƒ seleksi ƒ r.reproduksi
ƒ dokumentasi ƒ r.preparasi
ƒ katalogisasi ƒ r.restorasi
ƒ penyimpanan ƒ workshop

Konservator ƒ perawatan ƒ laboratorium

ƒ reproduksi ƒ r.pimpinan

Preparator ƒ perencanaan ƒ r.sekretariat

ƒ penanganan ƒ r.kepala bagian

Laboratorium ƒ laboratorium ƒ r. ketua

Kegiatan Administrasi ƒ tata usaha ƒ r.arsip

administrasi ƒ administrasi ƒ r.rapat

ƒ keuangan ƒ rest room

ƒ umum ƒ lavatory

ƒ rumah tangga

Kegiatan servis Service ƒ makan/minum ƒ R.jaga


ƒ ibadah ƒ Kantin
ƒ security ƒ Musholla
ƒ MEE ƒ Gudang
ƒ Lavatory
ƒ Area parkir
ƒ R. MEE

commit to user

V-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kebutuhan ruang fasilitas pagelaran outdoor


(amphiteater open air)
Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan Kelompok kegiatan Penonton
Pagelaran penerimaan publik ƒ Area parkir
ƒ Parkir ƒ Hall penerimaan
ƒ Penonton masuk ƒ Counter informasi
ƒ Bertanya ƒ Lobby
ƒ Penonton siap masuk
ruang pertunjukkan ƒ Kantin
ƒ Makan dan minum ƒ lavatory
ƒ Metabolisme pengunjung
Kelompok kegiatan Pementas
persiapan pementasan
ƒ parkir ƒ area parkir
ƒ pemain masuk ƒ foyer
ƒ pemain menunggu ƒ lobby pemain
ƒ pemain menyimpan ƒ locker
barang ƒ r.latihan
ƒ pemain ƒ r.ganti
berlatih/persiapan ƒ r.tunggu
ƒ pemain ganti/berhias ƒ r.istirahat
ƒ pemain menunggu waktu ƒ r.pimpinan group
pentas ƒ dropping area
ƒ pemain istirahat
ƒ koordinasi antar pemain ƒ r.serba guna
ƒ menurunkan barang
untuk pentas
ƒ mempersiapkan tata
pentas

commit to user

V-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok kegiatan
menonton dan
pementasan
ƒ menonton ƒ auditorium
ƒ menggelar pentas ƒ panggung
ƒ menyiapkan tata ƒ r.kontrol dekorasi
pentas/dekorasi
ƒ mengatur tata suara ƒ r.kontrol suara
ƒ mengatur tata cahaya ƒ r.kontrol cahaya
ƒ memimpin ƒ r.manajer pentas
koord.pementasan

Kelompok kegiatan
pengelolaan
ƒ parkir ƒ area parkir
ƒ mengelola adm.dvisi ƒ r.administrasi
pagelaran ƒ r.pimpinan divisi
ƒ memimpin pengelolaan pagelaran
divisi pagelaran ƒ r.rapat
ƒ rapat pengelola ƒ r. arsip
ƒ menyimpan arsip ƒ r.staf pengelola
ƒ mengelola segala divisi pagelaran
kegiatan operasional ƒ r.wartawan
ƒ membantu tugas
wartawan untuk meliput
pementasan
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ mengontrol utilitas ƒ r.pengendali
bangunan utilitas
ƒ meletakkan peralatan ƒ r.peralatan
mekanis mekanis
ƒ menyimpan barang ƒ gudang/servis
keperluan perawatan

commit to user

V-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kebutuhan ruang fasilitas pagelaran semi open air


(pendopo)
Kelompok Macam Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang
Kegiatan
Kegiatan Kelompok kegiatan Penonton
Pagelaran penerimaan publik ƒ Area parkir
ƒ Parkir ƒ Hall penerimaan
ƒ Penonton masuk ƒ Counter informasi
ƒ Bertanya ƒ Lobby
ƒ Makan dan minum ƒ Kantin
ƒ Metabolisme pengunjung ƒ lavatory
kelompok kegiatan Pementas
persiapan pementasan
ƒ parkir ƒ area parkir
ƒ pemain masuk ƒ foyer
ƒ pemain menunggu ƒ lobby pemain
ƒ pemain menyimpan ƒ locker
barang ƒ r.latihan
ƒ pemain ƒ r.ganti
berlatih/persiapan ƒ r.tunggu
ƒ pemain ganti/berhias ƒ r.istirahat
ƒ pemain menunggu waktu ƒ r.pimpinan group
pentas
ƒ pemain istirahat ƒ dropping area
ƒ koordinasi antar pemain
ƒ menurunkan barang
untuk pentas
ƒ mempersiapkan tata ƒ r.serba guna
pentas
Kelompok kegiatan
menonton dan
pementasan

commit to user

V-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ menonton ƒ auditorium
ƒ menggelar pentas ƒ panggung
ƒ menyiapkan tata ƒ r.kontrol dekorasi
pentas/dekorasi
ƒ mengatur tata suara ƒ r.kontrol suara
ƒ mengatur tata cahaya ƒ r.kontrol cahaya
ƒ memimpin ƒ r.manajer pentas
koord.pementasan

kelompok kegiatan
pengelolaan
ƒ parkir ƒ area parkir
ƒ mengelola adm.dvisi ƒ r.administrasi
pagelaran
ƒ memimpin pengelolaan ƒ r.pimpinan divisi
divisi pagelaran pagelaran
ƒ rapat pengelola ƒ r.rapat
ƒ menyimpan arsip ƒ r. arsip
ƒ mengelola segala ƒ r.staf pengelola
kegiatan operasional divisi pagelaran
ƒ membantu tugas ƒ r.wartawan
wartawan untuk meliput
pementasan
ƒ metabolisme ƒ lavatory
ƒ mengontrol utilitas ƒ r.pengendali
bangunan utilitas
ƒ meletakkan peralatan ƒ r.peralatan
mekanis mekanis
ƒ menyimpan barang ƒ gudang/servis
keperluan perawatan

commit to user

V-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Zona Pelengkap
3) Fasilitas Seni Pendukung
• Kebutuhan ruang pasar seni dan retai penjualan
(promosi dan penjualan)
Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Kegiatan utama ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall


ƒ Istirahat ƒ Lobby
ƒ Informasi ƒ R. informasi
ƒ Penitipan barang pengunjung ƒ Penitipan barang
ƒ Pemandu ƒ R.guide
ƒ Memamerkan benda koleksi galeri ƒ R. Pamer tetap
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi d ƒ R.pamer temporer
r.tertutup
ƒ Memamerkan barang di luar koleksi di ƒ Plaza/hall
r.terbuka
ƒ Retail Penjualan
ƒ Jual beli
ƒ Lavatory
ƒ Lavatory
ƒ Bengkel preparasi
ƒ Pekerjaan preparasi (pembuatan replika)

• Kebutuhan ruang Wisma Seni


Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Kegiatan utama ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall


ƒ Istirahat ƒ Lobby
ƒ Informasi & Reservasi ƒ Reseptionis
ƒ Tidur ƒ Kamar Tidur
ƒ Berkumpul ƒ Plaza/hall
ƒ Lavatory ƒ Lavatory

commit to user

V-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kebutuhan ruang Food court


Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Kegiatan utama ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall


ƒ Penjualan makanan & minuman ƒ Retail Food Court
ƒ Makan & Minum ƒ Tempat makan indoor
ƒ Makan & Minum ƒ Tempat makan

Zona Pelengkap
• Kebutuhan ruang Shelter Penerima
Sifat Kegiatan Macam Kegiatan Kebutuhan Ruang

Kegiatan utama ƒ Penerimaan ƒ Entrance hall


Lantai 1 dan Basement

4. Pendekatan Pola Hubungan Ruang


Tujuan penataan pola hubungan ruang adalah untuk
mendapatkan organisasi ruang yang terdapat pada suatu bangunan.
Organisasi ruang ditunjukkan dengan pola hubungan ruang yang
memperlihatkan kedekatan antar ruang serta gambaran peruangan
secara umum. Faktor yang menentukan adalah:
• Kegiatan yang diwadahi.
• Sifat kegiatannya.
• Hubungan antar kegiatan

commit to user

V-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Pola Hubungan Ruang Makro


1. Pola Hubungan Makro
I Kel Ruang pendidikan dan
pelatihan seni
II Kel Ruang informasi
III Kel R Pertunjukan seni
IV Kel R pameran seni
V Kel R pengelolaan
VI Kel Penunjang
VII K Ruang pendukung
pengelolaan

• Kelompok Ruang pengelolaan


Kelompok Ruang Pengelolaan
1 Lobby
2 Resepsionis
3 R direktur utama
4 R sekretaris
5 R Humas
6 R Manager Personalia
7 R staf Personalia
8 R Manager Keuangan
9 R Staf Keuangan
10 R Staf Akuntan
11 R staf pemasaran
12 R staf promosi
13 R komputer
14 R manager pemasaran
15 R staf inventaris perkap
16 R staf pengadaan
17 barang
18 R arsip
19 R rapat
20 Lavatory
21 Mushola
Gudang

commit to user

V-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Ruang Pendukung


Pengelolaan
1 R genset
2 R trfo
3 R panel
4 Ground tank
5 R pompa
6 R pompa hidrant
7 R bahan bakar
8 R chiller
9 Water tank
10 R mesin lift
11 Cooling tower
12 R pusat telekomunikasi
13 R security
14 Gudang umum
15 R staf utilitas
16 R maintenance

• Kelompok ruang penunjang


1 Area parkir
2 Food court
3 Dapur resto
4 Storage resto
5 R karyawan resto
6 lavatory

• Kelompok ruang publik


1 Parkir siswa
2 Parkir pengunjung
3 Parkir pengelola
4 Parkir pemain
5 pertunjukan
6 Parkir aksesibiltas
7 Parkir bus
8 Taman penerima
9 Entrance
10 Pos jaga
11 Taman/open space
12 Area pertunjukan
outdoor
Area pameran out door

commit to user

V-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Pola Hubungan Ruang Mikro


• Kelompok ruang pendidikan dan pelatihan seni
- Seni Musik
1 Hall/ lobby
2 Counter informasi
3 Perpustakaan seni musik
4 R. praktek bersam
5 R teori musik
6 R praktek instrumen tiup
7 R prktek instrumen pukul
8 R praktek piano
9 R praktek elektone
10 R praktek instrumen
11 gesek
12 R prktek instrumen petik
13 R praktek vokal
14 Studio musik
15 R operator
16 R latihan
17 R peralatan musik
18 R pengajar musik
19 R pengelola
20 Lavatory siswa
21 Lavatori pegawai
Mushola

commit to user

V-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Seni Tari
1 Hall
2 Lobby
3 Counter informasi
4 Perustakaan
5 R praktek bersam
6 R teori tari
7 Studio tari
8 R praktek tari
9 R kostum
10 R perlengkapan
11 tari
12 R latihan
13 R pengelola
14 Lavatory siswa
15 Lavatory pengelola
Mushola

- Seni peran (teater)


1 Hall
2 Informasi
3 Perpustakaan
4 Mini auditorium
5 R teori seni peran
6 Studio peran
7 R kostum
8 R latihan
9 R audio visual
10 R pengajar seni peran
11 R pengelola

commit to user

V-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12 Lavatori siswa
13 Lavatoti pengelola
14 Mushola

- Seni Rupa dan seni lukis


1 Hall
2 Informasi
3 Perpustakaan
4 Gallery seni lukis
5 R belajar teori
6 Studio lukis
7 R Perlengkapan lukis
8 R latihan
9 Gudang koleksi lukisan
10 R pengajar lukis
11 R pengelola
12 Lavatory siswa
13 Lavatory pengelola
14 Mushola

- Seni pahat
1 Hall/ lobby
2 Counter informasi
3 Perpustakaan
4 Gallery pahat
5 R belajar teori
6 Studio pahat
7 R perlengkapan pahat
8 R latihan
9 Gudang koleksi pahat

commit to user

V-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10 R pengajar pahat
11 R pengelola
12 Lavatory siswa
13 Lavatory pengelola
14 Mushola

• Kelompok Ruang Informasi (promosi dan penjualan)


1 Hall
2 Informasi
3 Unit penjualan karya seni
4 Unit penjualan alat musik
5 Unit penjualan rekaman
audio visual
6 Unit penj buku dan peralatan
seni
7 Loker penitipan
8 Kasir
9 Studio musik sewa
10 Studio tari sewa
11 Gudang barang
12 Area bongkar muat
13 R pengelola
14 Lavatory pengunjung
15 Lavatory pengelola

commit to user

V-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kelompok Ruang Pertunjukan kesenian


1 Kel R persiapan
2 Kel R persiapan pementasan
3 Kel R Menonton dan
4 pementasan
Kel R Pengelola

Secara per kelompok ruang


1 Kel Ruang Penerimaan
a. Hall penerimaan
b. Informasi
c. Lobby
d. Loket
e. R checking
f. Lavatory pengunjung

2 Kel R Persiapan
pementasan
a. Foyer
b. Lobby pemain
c. R latihan
d. R ganti pemain
e. R ganti pemain utama
f. R ganti kostum
g. R. backstage
h. R. stage manager
i. R kontrol dekorasi
j. R perlengkapan pentas
k. R teknisi
l. Gudang kursi cadangan
commit to user

V-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

m. Lavatory
n. Mushola

3 Kel R Menonton dan


Pementasan
a. R penonton
b. Panggung
c. R kontrol Suara
d. Rkontrol cahaya
e. R konfrensi pers
f. R vip
g. R pers
h. R komputer

4 Kelompok R Pengelola
a. R tunggu tamu
b. R staf
c. R manager pertunjukan
d. R Rapat
e. R asrip
f. ;avatory
g. Mushola
h. R. perkap dekorasi/ tata
panggung

commit to user

V-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kelompok Ruang Pameran Seni


1 Are parkir
2 Informasi
3 R peitipan barang
4 Hall
5 Gallery
6 Lavatory pengunjung
7 Droping Area
8 Gudang
9 R Persiapan
10 R Teknisi
11 R staf Gudang
12 R Tunggu Tamu
13 R Staf
14 R manager pameran
15 R Rapat
16 R Arsip
17 Lavatory
18 Mushola

commit to user

V-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kelompok Ruang pengelolaan


Kelompok Ruang Pengelolaan
1 Lobby
2 Resepsionis
3 R direktur utama
4 R sekretaris
5 R Humas
6 R Manager Personalia
7 R staf Personalia
8 R Manager Keuangan
9 R Staf Keuangan
10 R Staf Akuntan
11 R staf pemasaran
12 R staf promosi
13 R komputer
14 R manager pemasaran
15 R staf inventaris perkap
16 R staf pengadaan
17 barang
18 R arsip
19 R rapat
20 Lavatory
21 Mushola
Gudang

commit to user

V-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Ruang Pendukung


Pengelolaan
1 R genset
2 R trfo
3 R panel
4 Ground tank
5 R pompa
6 R pompa hidrant
7 R bahan bakar
8 R chiller
9 Water tank
10 R mesin lift
11 Cooling tower
12 R pusat telekomunikasi
13 R security
14 Gudang umum
15 R staf utilitas
16 R maintenance

• Kelompok ruang penunjang


1 Area parkir
2 Restoran fastfood
3 Dapur resto
4 Storage resto
5 R karyawan resto
6 lavatory

commit to user

V-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kelompok ruang publik


1 Parkir siswa
2 Parkir pengunjung
3 Parkir pengelola
4 Parkir pemain
5 pertunjukan
6 Parkir aksesibiltas
7 Parkir bus
8 Taman penerima
9 Entrance
10 Pos jaga
11 Taman/open space
12 Area pertunjukan
outdoor
Area pameran out door

commit to user

V-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan


a. Sistem Sirkulasi Horizontal
Dasar pertimbangan:
Sistem sirkulasi dalam bangunan akan menentukan pola‐pola
ruang yang ada. Sistem sirkulasi ditentukan dengan beberapa
pertimbangan yaitu kebutuhan, sifat kegiatan, serta aspek arsitektur
berkelanjutan yang terkait seperti faktor sosial yang terbentuk
dalam tiap pola sirkulasi, serta faktor iklim yang dapat
mempengaruhi bentukan pola.
Analisa:
• Pola Linier:
Merupakan deretan ruang‐ruang yang
sirkulasi
berjajar, dihubungkan oleh suatu jalan
ruang
lurus sebagai penghubung antar
ruang, sekaligus sebagai unsur
pembentuk ruang. Aplikasi pada
bangunan: koridor.
• Pola radial
Biasanya berupa ruang‐ruang terpola
dalam bentuk yang memusat atau
sirkulasiruang
menyebar sehingga bentuk radial ini
ruang
mempunyai jalan yang berkembang
dari atau menuju sebuah titik pusat.
Aplikasi pada: atrium.
• Pola terpusat
Satu pusat ruang, dimana sejumlah
ruang sekunder dikelompokkan.
sirkulasi ruang Aplikasi pada bangunan: atrium, plasa,
open space, dll.

commit to user

V-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Pola Grid
Ruang‐ruang ditempatkan pada
ruang
bentuk grid tertentu, yang
dihubungkan dengan pola jalan linier
yang saling bersilangan. Aplikasi pada:
sirkulasi
area pengelola, retail shop, dll.
• Pola Clutser
Ruang‐ruang yang dikelompokkan oleh
sirkulasi
letaknya secara
ruang
bersama/berhubungan. Aplikasinya
pada: ruang peragaan busana, ruang
sound & lighting, ruang persiapan,
ruang ganti dan rias, dll.
Hasil analisa:
Dari analisa di atas, maka pola sirkulasi yang digunakan dalam
bangunan Pusat seni d Banda Aceh yaitu gabungan antara beberapa
pola sirkulasi, yaitu:
• Pola linier, aplikasinya sebagai koridor yang menghubungkan
ruang‐ruang ruang pameran. Dengan pola linier dapat
memudahkan arah pergerakan pengunjung dalam bangunan
serta aliran udara yang bergerak.
• Pola grid, aplikasinya sebagai ruang‐ruang pengelola dan
beberapa ruang retail. Pertimbangan penggunaan pola grid
adalah keefisienan lahan dalam bangunan, mengingat bangunan
bersifat komersial.
• Pola terpusat, aplikasinya sebagai atrium, dan open space.
Dengan pola terpusat diharapkan aspek sosial dapat tercapai
karena ruang yang ada ditengah dapat berfungsi sebagai
pengikat dari beberapa arah pergerakan pengunjung. Selain itu

commit to user

V-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sirkulasi udara dan penyebaran cahaya juga dapat bergerak


bebas.
• Pola cluster, aplikasinya sebagai ruang‐ruang pertunjukan yang
saling berkaitan antar ruangnya. Pemilihan pola cluster
disesuikan dengan kebutuhan dan sifat kegiatannya yang saling
terkait.
b. Sistem Sirkulasi Vertikal
Dasar pertimbangan:
• Fungsi kegiatan yang dikelompokkan dengan pemisahan lantai.
• Kemudahan akses bagi pengunjung sehingga bangunan yang
direncanakan dapat aksesibel.
Analisa:
Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar
lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam,
yaitu:
• Eskalator, sebagai alat angkut pengunjung dari lantai satu ke
lantai berikutnya.
• Elevator/Lift, digunakan sebagai alat angkut pengunjung serta
angkut barang/servis.
• Tangga, digunakan untuk penunjang sirkulasi vertikal pada ruang
servis, serta digunakan pula untuk tangga darurat.
• Ramp, biasa digunakan sebagai elemen sirkulasi aksesibilitas
bagi para difabel (penyandang cacat, ibu hamil, manula).
Kemiringan standar ramp yang biasa digunakan adalah 5o – 6o.
Hasil analisa:
Pada bangunan Pusat Seni digunakan beberapa sistem
sirkulasi vertikal lift sebagai alternatif alat angkut pengunjung serta
penyedia sirkulasi vertikal bagi pengunjung difabel serta lift servis
alat angkut barang/ servis. Tangga penunjang kegiatan servis dan
tangga darurat sebagai syarat keamanan dan keselamatan
commit to user

V-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bangunan. Ramp sebagai elemen sirkulasi aksesibilas menuju


bangunan dan atau di dalam bangunan. Selain itu juga sebagai
sirkulasi yang memudahkan kegiatan servis.

6. Pendekatan Besaran Ruang


Dasar pertimbangan:
• Jumlah personil pemakai.
• Peralatan pendukung yang dipakai.
• Kebutuhan flow (ruang gerak) menurut jenis kegiatan.
Dasar perhitungan besaran ruang
Perhitungan khusus dilakukan berdasarkan standar ruang baku
yang telah ditetapkan yaitu :
• Time Server Standart For Building Types, Yosep De Chiara and John
Calender, Mc Graw Hill Book Company, New York 1981.
• Time Server Standart For Urban Design, Donald Watson, Alan
Plattus, and Robert Shibley, Mc Graw Hill Book Company, New York
2003.
• Architect Data, Ernest Neufert, John Wiley and Sons, new York 1980
(NAD).
• Perhitungan asumsi : berdasarkan studi banding (SB) dan asumsi
(A).
Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya
sirkulasi dan flow gerak yang dibutuhkan masing‐masing ruang adalah
sebagai berikut :
• 5%‐10% = standart minimum
• 20% = kebutuhan keleluasaan sirkulasi
• 30% = tuntutan kenyamanan fisik
• 40% = tuntutan kenyamanan psikologis
• 50% = tuntutan spesifik kegiatan
• 70%‐100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan
commit to user

V-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perhitungan besaran ruang dalam Pusat Seni di Banda Aceh


yang direncanakan yaitu sebagai berikut :

a. Zona Hijau dan Parkir


• Kelompok Kegiatan Umum

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Jml Total(m2)
Taman A 400 1 400
Parkir 250 3x4,5m/mbl NAD 3387,5 1 6852
Pengunjung mobil 1x2m/mtor
500 1000
motor Flow 50%
Parkir 50 mobil 3x4,5m/mbl NAD 675 1 1313
Karyawan & 100 1x2m/mtor 200
Pengelola motor Flow 50%
Plaza besar A 1000 1 1000
(Grand Plaza)

Total 9565

Total kebutuhan ruang pada kegiatan umum = 9565 m2

b. Zona Utama
• Kelompok Kegiatan Bangunan Utama
9
Pelatihan Seni Musik
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total(m2)
- Ruang Informasi 3 orang 2.75 8.25
- R. Administrasi 6 orang 75 16.5
- Lobby 50 orang 0.18 9
- kelas teori
i. Teori vokal 20 orang 0.65 13
commit to user

V-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii. Teori piano 20 orang 0.65 13


iii. Teori gitar 20 orang 0.65 13
iv. Teori bass 20 orang 0.65 13
v. Teori drum 20 orang 0.65 13
vi. Teori biola 20 orang 0.65 13
- kelas praktek
i. Praktek vokal 15 orang 2.75 46.89
ii. Praktek piano 15 orang 2.75 46.89
iii. Praktek gitar 15 orang 2.75 46.89
iv. Praktek bass 15 orang 2.75 46.89
v. Praktek drum 15 orang 2.75 46.89
vi. Praktek biola 15 orang 2.75 46.89
- studio musik 10 orang 2.75 27.5
- perpustakaan 50
- r. guru 10 orang 1.8 18
- r. rapat 20 orang 1.8 36
- r.adm. pendidikan 5 orang 2.75 13.75
- loker siswa asumsi 6
- lavatory 8 orang 1.5 12
- musholla 8 orang 0.8 6.4

Total 656.52m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan seni musik = 656.52m2

9
Pelatihan Seni Tari
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total(m2)
- Ruang Informasi 3 orang 2.75 8.25
- R. Administrasi 6 orang 2.75 16.5
- Lobby 50 orang 0.18 27
- kelas teori
i. tari modern 20 orang 0.65 13

commit to user

V-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii. tari 20 orang 0.65 13


tradisional
- kelas praktek 10 orang 2.75 27.5
i. tari modern 10 orang 2.75 27.5
ii. tari 10 orang 1.6 16
tradisional 5 orang 2.75 13.75
- r. guru 50
- r.adm.pendidikan 20 orang 1.8 36
- perpustakaan 6
- r. rapat 8 orang 1.5 12
- loker siswa 8 orang 0.8 6.4
- lavatory
- musholla

Total 879.42 m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan seni musik = 879.42 m2

9
Pelatihan Seni Teater
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total(m2)
- Ruang Informasi 3 orang 2.75 8.25
- R. Administrasi 6 orang 2.75 16.5
- Lobby 150 orang 0.18 27
- kelas teori 20 orang 0.65 13
- kelas praktek 20 orang 2.75 55
- perpustakaan 50
- r. guru 10 orang 1.8 18
- r.adm.pendidikan 5 orang 2.75 13.75
- r. Rapat 20 orang 1.8 36
- loker siswa 6
- lavatori 8 orang 1.5 12
commit to user

V-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

T
musholla 8 orang 0.8 6.4
o
Total 1652.121
t
Total kebutuhan ruang pada kegiatan seni teater = 1652.12

9
Pelatihan Seni Rupa
Sumber : NAD , dan Asumsi
TRuang Besaran Ruang
o Kapasitas Standart Total(m2)
t - Ruang 3 orang 2.75 8.25
a Informasi 6 orang 2.75 16.5

l - R. Administrasi 150 0.18 27


- Lobby orang

k- kelas teori
i. seni lukis 20 orang 0.65 13
e
ii. seni pahat 20 orang 0.65 13
b
- kelas praktek
u
i. seni lukis 10 orang 2.75 27.5
t
ii. seni pahat 10 orang 2.75 27.5
u- galeri 70 orang 1.8 126
h- perpustakaan 50
T - r. guru 10 orang 1.6 16
o- r. rapat 20 orang 1.8 36

t - r.adm. 5 orang 2.75 13.75

a pendidikan
l - loker siswa 8 orang 1.5 6
- lavatory 8 orang 0.8 12
mushola 6.4
k
Total 398.9 m2
e
Total kebutuhan ruang pada kegiatan seni rupa= 398.9 m2

commit to user

V-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9 Pagelaran & Pertunjukkan Seni Indoor


Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Total(m2)

ƒ Penerimaan
- Hall penerimaan 100 orang 160
- Counter informasi 1 orang 2.75
- Lobby/hall 40 orang 64
- Loket 4 buah 18.6
ƒ Persiapan pentas
- Foyer (asumsi) 9
- Lobby untuk pemain 120 orang 19.2
- Loker penitipan barang
- R. latihan 80 orang 24
- R. ganti/rias
- R. kostum 5 orang 30.2
- R. backstage 125
- Lavatory pemain 2 ruang 36
- R. manager pentas 50
- R. Kontrol dekorasi 1 orang 82.8
- R. perlengkapan pentas (asumsi) 34.4
- R. teknisi (asumsi) 20
- Gudang kursi cadangan 2 ruang 27
ƒ Penonton dan
pementasan Asumsi 15.68
- R. penonton 550 orang 550
- Panggung 100 orang
- R. kontrol suara 6.5
- R. kontrol cahaya 6.5
- R. VIP 200 orang 40
- R. konferensi pers 20 orang 100

commit to user

V-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- R. pers 20 orang 260


- R. komputer 1 orang 130
ƒ Pengelolaan
- R. manager div 6 orang 15
pertunjukan
- R. tunggu tamu 6 orang 9.6
- R. Staf administrasi 16 orang 54
- R. Arsip
- R. teknisi
- R. rapat divisi 25 orang 50
- Pantry
ƒ Servis
20
- Lavatory pengunjung (asumsi)
- Lavatory pengelola (asumsi) 20
Gudang kursi cadangan

Total 3572.25 m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan pertunjukkan seni Indoor= 3572.25 m2

9 Divisi Pameran Seni


Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total
(m2)
ƒ Penerimaan
- Resepsionis 3 orang 2.75 8.25
- Lobby 150 orang 1.2 180
ƒ R. pameran/ 686
galleri
ƒ Pengelolaan
- R. manager
div pameran
- R. tunggu 1 orang 25 25

commit to user

V-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- R. staf 8 orang 1.6 12.8


- R. staf gudang 4 orang 8 32
- R. arsip 3 orang 8 24
- R. teknisi 4
ƒ Servis 12
- Loker asumsi
karyawan
- Gudang 10 orang 0.5 5
barang
- Area bingkar flow 2 truk 36
muat 18.5
- Lavatory 20
pengunjung
- Lavatory asumsi 20
karyawan
Pantry 8

Total 3050.58 m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan divisi pameran seni = 3050.58 m2

9 Museum Seni Kerajinan


Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total(m2)
- r.informasi 3 orang 2.75 8.25
- r.pameran 1000 1.3 1300
tetap orang
- r.pameran 300 1.3 390
temporer orang
- arcade 5 orang 2.75 13.75
- hall/lobby 150 0.18 27
- r.penerimaan orang
- r. pencatatan 6 orang 1.8 10.8
commit to user

V-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- r.pemeriksaan 6 orang 1.8 10.8


- r.pengamatan 6 orang 1.8 10.8
- r.perawatan 6 orang 1.8 10.8
- r.penyimpanan 6 orang 1.8 10.8
- r.reproduksi 6 orang 1.8 10.8
- r.preparasi 6 orang 1.8 10.8
- r.restorasi 6 orang 1.8 10.8
- r.pimpinan 6 orang 1.8 10.8
r.karyawan 8 orang 1.8 14.4
10 orang 1.8 18

Total 2228.3 m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan museum seni kerajinan = 2228.3 m2

9 Kelompok Kegiatan Pengelola

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumbe Luas(m2 Flo Jm Total(m2
r ) w l )
r. tamu A 12 1 12
r. Dewan 40 m²/org A 40 1 40
komisaris
r. General 1 org 40 m²/org NAD 40 1 40
manager
r. Assisten GM 1 org 30 m²/org NAD 30 1 30
r. sekretaris 1 org 12 m²/org NAD 12 1 12
r. rapat besar 20 org 2,5m²/org NAD 50 1 50
r. rapat kecil 10 org 2,5m²/org NAD 25 1 25
r. arsip A 12 1 12
r. manager 1 managr 18 m²/org NAD 27 1 27
administr 1 assistn 9 m²/org A
r. bag. 1 kepala 18 m²/org NAD 49,25 1 49,25
keuangan 5 staff 6,25m²/or
commit to user

V-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g
r. bag. HRD 1 kepala 18 m²/org NAD 49,25 1 49,25
5 staff 6,25m²/or
g
r. bag Humas 1 kepala 18 m²/org NAD 49,25 1 49,25
5 staff 6,25m²/or
g
r. rapat kecil 10 org 2,5m²/org NAD 25 1 25
administrasi
r. arsip A 12 1 12
administrasi
r. tamu A 9 1 9
administrasi
r. manager 1 managr 18 m²/org NAD 27 1 27
operasional 1 assistn 9 m²/org A
r. 1 kepala 18 m²/org NAD 49.25 1 49.25
bag.pemasara 5 staff 6,25m²/or
n g
r. bag. promosi 1 kepala 18 m²/org NAD 49.25 1 49,25
5 staff 6,25m²/or
g
r. bag. 1 kepala 18 m²/org NAD 49.25 1 49,25
informasi 5 staff 6,25m²/or
g
r. bag.umum 1 org 18 m²/org NAD 18 1 18
r. bag. 5 staff 6,25m²/or NAD 31,25 1 31,25
maintenance g
r. bag.teknik 5 staff 6,25m²/or NAD 31,25 1 31,25
g
r. 3 staff 6,25m²/or NAD 18,75 1 18,75
bag.keamanan g
r. bag. servis 5 staff 6,25m²/or NAD 31,25 1 31,25

commit to user

V-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g
r. rapat kecil 10 org 2,5m²/org NAD 25 1 25
operasional
r. arsip A 12 1 12
operasional
r. tamu A 9 1 9
operasional
r. karyawn/ OB 10 org 1,2m²/org NAD 12 20% 1 14,4~15
r. ganti OB 1org/roo 1,35m²/bh NAD 1,35 3 4,05~4
m
pantry A 12 1 12
r. ibadah 10 org 0,72m²/or A 7,2 20% 1 8,64~9
g
lavatory A 40 1 40
janitor A 4 1 4

Total : 785 877

Total kebutuhan ruang pada kegiatan pengelola = 877 m2

9 Minimarket

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
Area belanja NAD 100
Kasir swalayan 1pengelol 3,51m²/ NAD 3.51 25% 10 43,9~44
a meja

Gb.5.1. Variasi bentuk meja kasa pada swalayan.

commit to user

V-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

r. pengelola 10 org 0,8m²/ NAD 8 25% 1 10


org
r. karyawan 25 org 1,2m²/org NAD 30 20% 1 36
r. ganti karyawan 1 org 1,35m²/or NAD 1.35 5 6,75~8
g
Gudang produk A 50 1 50
Gudang A 50 1 50
peralatan
Lavatory servis A 40 1 40
r. ibadah 10 org 0,72m²/or A 7.2 20% 1 8,64~9
g
pantry A 16 1 16
janitor A 4 1 4
r. sampah A 9 1 9

Total 776

Total kebutuhan ruang pada kegiatan mini market = 776m2

9 Mini bank & Money changer

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
ATM box 2 m²/atm SB 2 2 4
r. nasabah 20 org 0.75m²/or SB 14,4 20% 1 17,28~18
g
customer service 2 nsabah SB 4,16 1 4,16~5
teller 2 nsabah SB 4,16 2 8,32~9
r. pengelola 10 org 1,2 NAD 12 25% 1 15
m²/org
r. karyawan 5 org 1,2m²/org NAD 6 20% 1 7.2~8
r. ibadah 5 org 0,72m²/or A 3,6 20% 1 4,32~6
g
commit to user

V-54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lavatory A 4 1 4
janitor A 4 1 4
pantry A 6 1 6
r. arsip A 12 1 12
gudang A 9 1 9

Total 100

Total kebutuhan ruang pada kegiatan mini bank = 100 m2

9 Unit ‐ ATM box dan Telepon Umum

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
ATM box 5 box 2 m²/atm SB 10 2 20
Telepon umum 2 box 0,72m²/b SB 1.44 3 4,32~5
ox

Total 25

Total kebutuhan ruang pada kegiatan atm box dan telepon umum = 25 m2

9 Mini Warpostel

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
R. tunggu 5 org 0.6 NAD 6 25% 1 7,5
m²/box
R. mini post 10 org 1,2 NAD 12 25% 1 15
office m²/org
Gudang A 7,5 1 7,5
pengiriman
wartel 5 2 m²/buah SB 10 1 10
kasir 1set meja 2,4 m²/bh A 3 25% 1 3,75~4
commit to user

V-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1pengelol 0,6m²/org NAD


a
r. karyawan 4 org 1,2m²/org NAD 4,8 20% 1 5,76~6

Total 50

Total kebutuhan ruang pada kegiatan mini warpostel= 50 m2

9 Studio foto

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
r. tunggu 6 org 0,8m²/ora NAD 4,8 20% 1 5,76~6
ng
r. pelayanan 3 org SB 1 4
studio foto SB 25 1 25
kasir 1set meja 2,4 m²/bh A 3 25% 1 3,75~4
1pengelol 0,6m²/org NAD
a
r. pengelola 5 org 1,2 NAD 6 25% 1 7,5
m²/org
r. gelap SB 7,5 1 7,5
r. cetak SB 12 1 12
r. karyawan 5 org 1,2m²/org NAD 6 20% 1 7,2~8
r. ibadah 5 org 0,72m²/ A 3,6 20% 1 4,32~5
org
lavatory A 4 2 8
janitor A 4 1 4
gudang A 9 1 9

Total 100

Total kebutuhan ruang pada kegiatan studio photo = 100 m2

commit to user

V-56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9 Unit ke
egiatan inforrmasi (perpu
ustakaan)

Ruan
ng Besaraan Ruang
Kapasitas Standart smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
r. info
ormasi 2 org 3 m²/org NAD 6 1 6
Locke
er 100 org SB 15 1 15
pengunjung
r. pengembalian// 4 org 3 m²/org NAD 12 1 12
peminjaman
buku
r. display buku 10.000 300 m2/ NAD 300 1 300
jilid 10.000
jilid

Gb.5.2. Jarak-jarak minnimal


orong/ jalan.
untuk lo
sumberr: Data arsitek.

r. bacca 100 org 1 m²/org NAD 100 1 100

Gb.5.3. Lua
as untuk meja
perorangann (kiri) & jarak
minimum antar meja (kanan).
sumber: Daata arsitek.

Gb.5.4. Ruang ge
G erak minimum
(
(kiri) & lalu lintass pergerakan
(
(kanan).

café baca
b A 100 1 100

commit to user

V-57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

r. e‐library 10 unit 1,5 NAD 15 1 15


m²/org
r. pengelola 10 org 1,2 NAD 12 25% 1 15
m²/org
Gudang A 20 1 20
r. karyawan 20 org 1,2 NAD 24 20% 1 28.8~30
m²/org
r. ibadah 10 org 0,72m²/or A 7.2 20% 1 8.64~9
g
lavatory A 40 1 40
janitor A 4 1 4
Total 666

Sirkulasi 20% x 666 = 133.2 (133.2 + 666 = 799.2 ~ 800) 800

Total kebutuhan ruang pada kegiatan perpustakaan= 800 m2

9 Unit kegiatan informasi (toko buku)

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
Tp. penitipan brg SB 15 1 15
area penjualan A 1 200
kasir 1set meja 2,4 m²/bh A 3 25% 2 8
1pengelol 0,6m²/org NAD
a
r. karyawan 25 org 1,2 NAD 30 20% 1 36
m²/org
gudang A 20 1 20
r. ibadah 10 org 0,72m²/or A 7,2 20% 1 8,64~9
g
lavatory A 40 1 40
janitor A 4 1 4

commit to user

V-58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Total 332

Sirkulasi 20% x 332 = 66.4 (66.4 + 332 = 398.4 ~ 400) 400

Total kebutuhan ruang pada kegiatan toko buku = 400 m2

9 Unit kegiatan informasi (internet cafe)

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
r. internet SB 1 100
Mini cafe A 1 20
kasir 1set meja 2,4 m²/bh A 3 25% 1 3,75~4
1pengelol 0,6m²/org NAD
a
lavatory A 4 2 8
janitor A 4 4
gudang A 9 1 9
r. ibadah 5org 0,72m²/or A 3.6 20% 1 4.32~5
g
Total 150

150 x 4 = 600

Total kebutuhan ruang pada kegiatan internet cafe = 600 m2

9 Restoran

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
area makan pengunjung Dinnersea TSS 133 1 133
100 org t
Dinnerseat 1 4 org =
bh/4 org = 5m²/bh

commit to user

V-59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20bh Dinnersea
Dinnerseat 1 t
bh/2 org = 2 org =
10bh 3,3m²/bh

Gb.5.5. Variasi tata meja pada restoran.


sumber: Time Server Standart.

kasir 1set meja 2,4 m²/bh A 3 25% 1 3,75~4


1pengelola 0,6m²/org NAD
wastafel 2 org 0.48m²/or SB 2,4 2 4.8~6
2 wastafel g
0.72m²/or
g
r. pengelola 5 org 1,2 NAD 6 25% 1 7,5~8
m²/org
gudg A 20 1 20
peralatan
Dapur & 0.65m²/ NAD 65 1 65
perlengkapa kursi
nnya
janitor A 4 1 4
r. karyawan 20 org 1,2m²/org NAD 24 20% 1 28,8~30
r. ganti 1org/room 1,35m²/b NAD 1,35 3 4,05~4
commit to user

V-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karyw h
r. ibadah 5 org 0,72m²/or A 3,6 20% 1 4,32~6
g
lavatory A 20 1 20

Total 300 x 2 600

Total kebutuhan ruang pada kegiatan restoran = 600m2

9 Kelompok Kegiatan Servis

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
r.karyawan 20 org 1,2m²/org NAD 24 20% 2 57,6~58
lavatory karywn A 40 2 80
lavatory umum A 40 10 400
r. ibadah umum 50 org 0,72m²/or A 36 2 72
g
pantry A 12 1 12
r.sampah A 9 4 36
r. maintenanace A 24 4 96
r.panel primer SB 20 4 80
r.panel sekunder SB 4 15 60
Main security SB 20 1 20
post
security post SB 4 5 20
r.genset SB 64 1 64
r.transformator A 20 4 80
r.AHU SB 64 4 256
r.chiller SB 64 4 256
r.reservoir A 80 2 160
r. STP SB 45 4 180
r. WWTP SB 45 4 180

commit to user

V-61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

r.pompa SB 9 4 36
r.PABX SB 20 4 80
r.shaft SB 1 20 20
gdg cleaning A 20 4 80
servis
gudang A 20 4 80
peralatan
r.tiket parkir A 2 4 8
bengkel kerja SB 40 2 80
tangga darurat 2x1,8x8= NAD 29 4 116
28,8~29
m2

Total 2489

Total kebutuhan ruang pada kegiatan servis = 10654 m2

• Kelompok Kegiatan Amphiteater Open Air


9 Pagelaran & Pertunjukkan Seni
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Total(m2)

ƒ Persiapan pentas
- Foyer (asumsi) 9
- Lobby untuk pemain 120 orang 19.2
- Loker penitipan barang
- R. ganti/rias
- R. kostum 5 orang 30.2
- R. backstage 125
- Lavatory pemain 2 ruang 36
- R. manager pentas 50
- R. Kontrol dekorasi 1 orang 20

commit to user

V-62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- R. perlengkapan pentas (asumsi) 34.4


- R. teknisi (asumsi) 20
ƒ Penonton dan
pementasan
- Tempat duduk undakan Asumsi 250
- Panggung 100
- R. kontrol suara
- R. kontrol cahaya
ƒ Servis
- Lavatory pengunjung (asumsi)
20
- Lavatory pengelola (asumsi) 20

Total 733.8m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan pertunjukkan seni = 733.8m2

• Kelompok Kegiatan Pendopo


9 Pagelaran & Pertunjukkan Seni
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Total(m2)

ƒ Persiapan pentas
- Foyer (asumsi) 9
- Lobby untuk pemain 120 orang 19.2
- Loker penitipan barang
- R. ganti/rias
- R. kostum 5 orang 30.2
- R. backstage 125
- Lavatory pemain 2 ruang 36
- R. manager pentas 50
- R. Kontrol dekorasi 1 orang 20
- R. perlengkapan pentas (asumsi) 34.4
commit to user

V-63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- R. teknisi (asumsi) 20
ƒ Penonton dan
pementasan
- Pendopo Asumsi 350
- R. kontrol suara
- R. kontrol cahaya
ƒ Servis
- Lavatory pengunjung (asumsi)
20
- Lavatory pengelola (asumsi)
20

Total 733.8m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan pertunjukkan seni = 733.8m2

c. Zona Pelengkap
9 Unit penjualan, pasar seni
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Total
(m2)
ƒ Penerimaan
- Resepsionis 3 orang 2.75 8.25
- Lobby / R 150 orang 1.2 180
Tunggu
ƒ Promosi dan
penjualan
- R. pameran (asumsi) 75
temporer
- Bengkel seni (asumsi) 100
rupa umum
- Unit 126.6
penjualan
alat musik
commit to user

V-64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Unit 36
penjualan
alat tata
suara
- Unit 48
penjualan
rekaman
audio visual
- Unit 51
penjualan
barang‐
barang seni
rupa
(gerabah,
pahatan,
lukisan dll)
- Unit 51
penjualan
buku dan
peralatan
seni
- Kasir 2.75
- Loker 4
penitipan
barang
- Restoran (asumsi) 200
- Cafe shop (asumsi) 100
ƒ Pelayanan jasa
- R. 10 orang 1.5 15
tunggu/lobby
- Counter 3 orang 2 6
registrasi
- Kasir 1 orang 2.75 2.75
commit to user

V-65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Studio musik 2 ruang 15 30


- Studio tari 2 ruang 19 38
ƒ Pengelolaan
- R. manager 1 orang 15 15
- R. tunggu/ 8 orang 1.6 12.8
lobby
- R. Staf 4 orang 8 32
- R. Staf 3 orang 5 15
Gudang
- R. Arsip 4
- R. teknisi 5 orang 12 90.3
ƒ Servis
- Loker dan r. 10 orang 0.5 5
Ganti
karyawan
- R. istirahat (asumsi) 12
karyawan
- Gudang (asumsi) 25
barang
- Area bongkar (asumsi) 18.5
muat
- Lavatory 20
pengunjung
‐Lavatory karyawan 20

Total 3572.25 m2

Total kebutuhan ruang pada kegiatan penjualan dan pasar seni = 3572.25 m2

commit to user

V-66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9 Wisma Seni
Sumber : NAD , dan Asumsi

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Jml Total(m2)
Entrance Hall NAD 9 1 9
Lobby NAD 25 1 25
Reseptionis NAD 8 1 8
Kamar Tidur NAD 8 10 80
Plaza/ Hall NAD 50 1 50
Lavatory NAD 4 5 20

Total 192

Total kebutuhan ruang pada kegiatan umum = 192m2

9 Foodcourts

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Smb Luas(m2) Flow Jml Total(m2)
r
kapling kios SB 20 20 400
area makan pengjung dinnersea A 236,02 30% 1 306,83 ~
250 org t 4org= 307
Dinnersea 4m²/bh
t 1 bh/4 dinnersea
org = t 2org=
50bh 1,44m²/b
Dinnersea h
t 1 bh/2
org =
25bh
wastafel 2 org 0.48m²/or SB 2.4 2 4.8~5
2 wastafel g
0.72m²/or
commit to user

V-67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g
lavatory umum A 40 1 40
janitor A 4 1 4
Gudang umum A 20 1 20
r. sampah A 4 1 4

Total 780

Total kebutuhan ruang pada kegiatan food court = 780 m2


9 Masjid

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Jml Total(m2)
R. Sholat A 250 1 250
Tempat Wudhu A 25 2 50

Total 300

Total kebutuhan ruang pada kegiatan Masjid= 300 m2

d. Zona Penerima
9 Shelter Penerima

Ruang Besaran Ruang


Kapasitas Standart Sumber Luas(m2) Jml Total(m2)

Shelter A 256 1 256


Penerima

Total kebutuhan ruang pada kegiatan Shelter Penerima = 256 m2

Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Seni yang direncanakan:


• Zona Hijau & Parkir = 10665 m2
• Zona Utama = 38451,09 m2
• Zona Pelengkap = 4844,25 m2
• Zona Penerima = 256 m2 +
Total Luas Ruang Bangunan = 54216,34 m2
Sirkulasi horisontal 40% = 21686,536 m2 +

commit to user

V-68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jadi Total Luas kebutuhan ruang = 75902,876 m2 ~ 75903 m2


Bangunan Pusat Seni Aceh yang direncanakan merupakan
bangunan tingkat rendah dengan ketinggian antara 1 hingga 5 lantai
dengan 2 lantai basement (di hitung rata‐rata pada bangunan utama 4
lantai). Maka :
analisa perhitungan luas bersih site yang diperlukan adalah 75903 : 4
=18975,75 m2
analisa Perhitungan luas total site yang diperlukan bila memiliki KDB 40%
= 100/40 x 18975,75 m2= 47.439,375m2.
Berdasarkan analisa perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
lahan/ site yang dibutuhkan minimal memiliki luasan 47.439,375m2

B. ANALISA MAKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR


BERKELANJUTAN
1. Pendekatan Pemilihan Lokasi dan Site
a. Pendekatan pemilihan lokasi
Karakteristik yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi
Pusat Seni di Banda Aceh yaitu:
karakteristik secara umum:
• Berada pada kawasan yang potensial terhadap keberadaan
bangunan seni.
• Dalam RTRW difungsikan sebagai bangunan komersial.
• Tidak terdapat bangunan seni lain dalam satu kawasan.
karakteristik penentuan lokasi terkait arsitektur berkelanjutan:
• Tingkat pencapaian ke lokasi relatif tinggi (aksesibilitas baik).
• Lokasi bebas banjir sehingga mendukung mobilitas kegiatan di
dalam bangunan.
• Lokasi yang memiliki rencana pengembangan yang pesat ke
depannya, sehingga pembangunan didalamnya dapat
berkelanjutan.
commit to user

V-69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan melihat pertimbangan‐pertimbangan di atas, maka lokasi yang paling


cocok serta sesuai dengan RTRW berada pada kawasan pertumbuhan ekonomi,
pariwisata, dan bangunan komersial. Kawasan ini prospektif sebagian besar
berada pada wilayah Lampeuneuret, Penayoung, Baiturrahman, Lampriet,
Kampung Laksana dan sekitarnya.

Alternatif 1

Alternatif 2

Gambar 5.7. Banda Aceh


Gambar 5.6. Nanggroe Aceh Darussalam
sumber: Bappeda NAD
sumber: Bappeda NAD

commit to user

V-70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Alternatif lokasi I terletak di Kawasan kampung Laksana, dan


berada di pusat kota banda Aceh. Daerah merupakan kawasan
pengembangan ekonomi, komplek pemukiman , bangunan
komersial dan dekat dengan pusat kota Banda Aceh yang dilihat dari
dekat jauhnya lokasi dari mesjid Baiturrahman.
Alternatif lokasi II terletak di lampeuneuret Kecamatan Banda
Raya Banda aceh yang saat ini menjadi kawasan yang paling ramai
pembangunan baik sektor perkantoran, sekolah, gelanggang
olahraga, hingga pusat bisnis dan hotel. Sebagai salah satu daerah
yang tidak terkena tsunami, daerah ini pun memiliki jalur
transportasi yang baik dan mudah di jangkau baik oleh kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum.
Analisa pemilihan lokasi bangunan yang mampu menampung
kegiatan pusat seni berdasarkan persyaratan tata ruang kota antara
lain:

Alternatif Lokasi Karakter Nilai


1. Kampung • Berada pada kawasan yang +
Laksana potensial terhadap keberadaan
bangunan pusat seni.
• Dalam RTRW difungsikan sebagai +
bangunan komersial.
• Tingkat pencapaian ke lokasi relatif
tinggi (aksesibilitas baik). ‐

• Lokasi bebas banjir sehingga


mendukung mobilitas kegiatan +

mode.
• Ketersediaan lahan kosong. +

• Memiliki rencana pengembangan +

kawasan yang pesat.


commit to user

V-71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Total Nilai (+)=5 (‐)=1


skor 5/6 = 0.83
2. Lampeuneuret • Berada pada kawasan yang +
potensial terhadap keberadaan
bangunan mode.
• Dalam RTRW difungsikan sebagai +
bangunan komersial.
• Tingkat pencapaian ke lokasi relatif +
tinggi (aksesibilitas baik).
• Lokasi bebas banjir sehingga +

mendukung mobilitas kegiatan


mode.
• Ketersediaan lahan kosong. +

• Memiliki rencana pengembangan +

kawasan yang pesat.


Total Nilai (+)=6 (‐)=0
skor 6/6 = 1
Tabel 5.2. Analisa Pemilihan Lokasi
sumber: analisa penulis

Berdasarkan analisa tersebut maka lokasi yang sesuai dengan


karakter dan persyaratan tata ruang wilayah, lokasi yang yang tepat
untuk bangunan Pusat seni di Banda Aceh yang direncanakan
berada pada alternatif lokasi II yaitu Lampeunereut.

b. Pendekatan pemilihan site


Pertimbangan pemilihan site didasarkan pada:
aspek secara umum:
• Memenuhi persyaratan terhadap tata ruang kota.
• Ketersediaan lahan kosong.

commit to user

V-72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Perhitungan total luas kebutuhan ruang berdasarkan analisa


besaran ruang.

Aspek secara arsitektur berkelanjutan:


• Memiliki kemudahan akses karena Pusat Seni memiliki
sasaran terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.
• Memiliki sarana dan infrastruktur yang menunjang proses
kegiatan di dalam bangunan.
• Berada pada kawasan yang memiliki pola sirkulasi udara
yang lancar.
• Berada pada lingkungan yang tidak kumuh dan relatif tidak
padat.

Bangunan diharapkan dapat terekspose dan dikenali dengan


baik dari segala penjuru sehingga keberadaannya memerlukan
lahan yang luas. Oleh karena itu ketersediaan lahan pada lokasi
terpilih cukup berpengaruh sehingga proyek yang direncanakan
tetap dapat mempertahankan keberlangsungan lingkungan sekitar
tanpa adanya relokasi atau penggusuran bangunan yang sudah ada.
Dengan dasar pertimbangan‐pertimbangan di atas, maka site
terpilih yang direncanakan untuk bangunan Pusat Seni yaitu pada
lahan kosong yang terletak pada kawasan lampeuneuret.

commit to user

V-73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.8. Banda Aceh


sumber: Bappeda NAD

Lokasi Site

Gambar 5.9. Kec. Banda Raya


sumber: Bappeda NAD
commit to user

V-74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Eksisting Site

STADION KOMPLEK
PERKANTORA PENGAIRAN
HARAPAN
BANGSA N DINAS NAD

LAHAN KOSONG

Jl. Soekarno Hatta RUKO

KOMPLEK
SMK/STM SITE U

R.S. MUERAXA

MPU RUMAH SEJAHTERA RUKO


DARUS’SAADAH

commit to user

V-75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kondisi site: Site terletak pada kawasan Kampung


Lampeuneuret yang sekarang ini menjadi salah satu lokasi
yang paling banyak mengadakan pembangunan.
• Site memiliki luasan total sebesar ± 62.000 m2
• Batas‐batas site:
Utara : Jalan Kampung, Pemukiman dan lahan Kosong
Selatan : Jl. Soekarno Hatta dan lahan kosong.
Timur : Rumah Sejahtera Darus’saadah dan Lahan
Kosong.
Barat : Pertokoan (Ruko) dan lahan kosong.
¾ Potensi site:
• Tapak berada pada area komersial.
• Memiliki aksesibilitas yang baik karena terletak di jalur yang
di lewati angkutan kota dengan bentang jalan 24 meter.
• Terletak pada jalur yang strategis.
• Memiliki sarana dan infrastruktur penunjang kegiatan yang
baik.
¾ Peraturan bangunan:
• Penggunaan atau peruntukan lahan yaitu sebagai
perkantoran/ perdagangan (KKT/KPD).
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah 40%.
site : 40% x 62.000 m2 = 24.800 m2
Jadi, luas bersih lahan yang diijinkan terbangun = 24.800 m2
• Ketinggian bangunan yang diijinkan pada site adalah 7 lantai
dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 5,0

commit to user

V-76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Pendekatan Pengolahan Site


a. Pendekatan Penentuan Pola Sirkulasi Berdasarkan Pencapaian
Dasar pertimbangan:
• Kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan.
• Terkait dengan aspek sosial dalam arsitektur berkelanjutan:
- nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi,
baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke
dalam site, mengingat bangunan diperuntukkan bagi seluruh
kalangan masyarakat.
- Faktor keamanan terhadap operasional dari macam‐macam
pencapaian.
• Terkait dengan aspek lingkungan yaitu adanya pertimbangan
terhadap kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu
lintas dan lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaan
bangunan nantinya tidak mengganggu kondisi lingkungan
sekitar.
Jl. Soekarno Hatta merupakan jalan utama
pada site dengan dua jalur kendaraan dan di
lalui oleh kendaraan umum
Analisa

`
Jl. Komplek
RS. Meuraxa
dan
Perkantoran SITE
Dinas yang
saat ini masih
buntu

Jl. Malikul saleh, salah satu jalan


pencapaian site dari pusat kota (Mesjid
U
Baiturrahman) dengan lebar 14 m.

commit to user

V-77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil

Jl. Malikul Saleh

Jl. Soekarno Hatta

SITE

U
SIRKULASI KENDARAAN

SIRKULASI KENDARAAN

Jl. Malikul Saleh

Jl. Soekarno Hatta

SITE

SIRKULASI PEJALAN KAKI

commit to user

V-78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Pendekatan Site BerdasarkanTingkat Kebisingan Lingkungan


Kebisingan lingkungan akan terkait dengan aspek sosial
dalam arsitektur berkelanjutan yaitu kenyamanan pengguna
bangunan. Dengan menganalisa kebisingan lingkungan disekitar
site, dapat diperoleh penzoningan kegiatan, penataan barier dan
penataan massa bangunan.
Dasar pertimbangan:
• Arah datang atau sumber bunyi.

Analisa
Kebisingan paling besar, berasal dari arah
jalan raya Soekarno- Hatta, karena di jalan
inilah yang paling banya dilewati oleh
kendaraan maupun pejalan kaki.

SITE

Kebisingan yang tidak terlalu ramai,


berasal dari, lahan kosong dan pemukiman
penduduk.

commit to user

V-79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil

Pemberian barrier di sekitar site, terutama


pada site yang mengarah ke jl. Soekarno
Hatta, agar dapat meredam kebisingan jaln
dan kendaraan yang melintas.

SITE

c. Site Berdasarkan Faktor Klimatologis (garis edar matahari dan arah


angin).
Faktor klimatologis akan terkait dengan aspek lingkungan
dalam arsitektur berkelanjutan yaitu membuat desain yang dapat
merespon lingkungan dan menciptakan kenyamanan dan kesehatan
dalam bangunan dengan mempertimbangkan:
• Arah datang sinar matahari.
• Arah angin.

commit to user

V-80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Analisa

Sinar matahari pagi


menyehatkan dan Angin Tenggara yang Angin Gunung
berpotensi sebagai bersifat basah, datang pada membawa dingin,
pencahayaan alami bulan Oktober - April terjadi pada malam

Angin
Lembah
membawa
udara panas,
terjadi pada
siang hari SITE

Sinar matahari sore kurang


U
Angin Muson barat laut bersifat baik bagi kesehatan,
kering, datang pada bulan April – cenderung panas dan
Oktober. menyilaukan.

Sinar matahari yang Memberi banyak bukaan


menyehatkan di serap agar terkena angin yang
sebanyak-banyaknya pada menyejukkan
bangunan ini

SITE

Pemberian barrier untuk


meredam angin yang

U
membawa panas pada siang
hari. Sinar matahari yang
menyilaukan dapat di tahan
commit to user
dengan adanya barrier
pepohonan.

V-81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Pendekatan Site Berdasarkan View Lingkungan.

View lingkungan terkait dengan aspek sosial ekonomi dalam


arsitektur berkelanjutan. Dengan menganalisa view lingkungan akan
menghasilkan output desain terkait dengan penataan massa dan
tampilan bangunan yang dapat mempengaruhi nilai emosi visual
pengunjung dan menumbuhkan ketertarikan bagi masyarakat.
Dengan pertimbangan :
• Ekspose site terhadap lingkungan sehingga bangunan dapat
terekspose dengan baik.
• Keberadaan jalan sekitar site.
• Keberadaan bangunan dalam lokasi site.
• Kondisi view lingkungan sekitar, pengamatan view dilakukan
pada ketinggian mata normal manusia.

Analisa
View from site

SITE

commit to user

V-82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

View To Site

SITE

Hasil

Zona dengan view menarik berpotensi digunakan


untuk penataan massa bangunan dan atau site
serta tampilan bangunan yang dapat mendukung
ekspose terhadap kawasan

SITE

Zona dengan view kurang menarik Zona dengan view menarik berpotensi digunakan
berpotensi digunakan untuk penataan untuk penataan massa bangunan dan atau site
site dan atau massa bangunan serta tampilan bangunan yang dapat mendukung
commit
penunjang to user
ekspose terhadap kawasan

V-83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Zonifikasi Site
Berdasarkan pendekatan di atas, maka disimpulkan untuk
zonifikasi site sebagai berikut, namun mengingat bahwa pusat seni
merupakan bangunan publik, sehingga hampir dari setiap zonanya
merupakan zona public. Dengan mempertimbangkan analisa diatas
dan pendekatan terhadap kebutuhan bangunan, sehingga zonna yang
terbentuk adalah:

Jl. Soekarno Hatta

Zona Penerima

Zona
Pelengkap Zona
Hijau Zona Utama

Zona penerima merupakan main


entrance setiap orang yang akan Zona Utama merupakan zona yang
berkunjung, pada bagian depan didalamnya terdapat bangunan utama
terdapat gapura dan shelter masuk . dan pendukung lainnya, yaitu pusat
pelatihan seni dan tempat
pagelaran indoor.
Zona Hijau merupakan plaza utama
yang d kelilingi taman , merupakn
Zona pelengkap merupakan tempat berkumpul sekaligus sebagai
bangunan pendukung dari bangunan point tengah untuk menuju ke zona-
utama yang d dalamnya terdapat zona lainnya.
Pasar seni, Daerah jajanan
kuliner( food court) Wisma
seni dan Masjid.
commit to user

V-84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Pendekatan Pemilihan Bentuk dan Pola Gubahan Massa Bangunan


a. Kriteria Bentuk Dasar Massa
Bentuk dasar massa pada Pusat Seni yang direncanakan
disesuaikan dengan konsep dalam arsitektur berkelanjutan yaitu
bentuk yang dapat mendukung faktor lingkungan disekitar site baik
terkait angin, cahaya, dan iklim, bentuk yang dapat meningkatkan
emosi psikologi dan sosial masyarakat/ pengguna, dan bentuk yang
dapat memberikan prospek nilai ekonomi yang tinggi.
Analisa: (-) Aspek arsitektural:
- pengolahan bentuk yang kurang
dinamis, lebih terkesan kaku dan
atau monoton.

(+)
Aspek arsitektural:
- efisien dan efektif terhadap pergerakan
ruang.
Aspek sosial dalam arsitektur berkelanjutan:
- memberikan efek psikologis ruang yang
Aspek lingkungan dalam arsitektur baik dan kenyamanan visual.
berkelanjutan:
memecah pergerakan angin/ banyak
menerima benturan dari angin (terkait
dengan kestabilan bangunan).

Aspek arsitektural: (-)


- pergerakan ruang kurang efisien.
(+)
Aspek arsitektural:
- pengolahan bentuk dinamis, tidak
terkesan kaku. Aspek lingkungan dalam arsitektur
Aspek sosial dalam arsitektur berkelanjutan:
berkelanjutan: bentuk melengkung dapat
- dapat memberikan pengalaman meminimalkan benturan angin.
visual baru.

commit to user

V-85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil analisa:
Bentuk massa yang akan digunakan merupakan
penggabungan kedua bentuk kotak dan lingkaran(lengkung) yang
akan menghasilkan bentuk yang sesuai dengan karakter arsitektur
berkelanjutan dengan tidak mengabaikan fungsi kegiatan.

Gb. 5.9. Pada bangunan yang melengkung angin akn terpecah kesegala arah.
Sumber: analisa penulis (studi bentuk).
.

b. Analisa Pola Tata Massa


Dasar pertimbangan:
• Konsep pola sirkulasi dalam tapak.
• Zonifikasi kegiatan pada tapak.
• Konsep arsitektur berkelanjutan.
• Estetika arsitektural.
Analisa:
Terdapat beberapa klasifikasi pola tata massa yang biasa
digunakan dalam mendesain bangunan, yaitu:
• Massa Tunggal
- Kelebihannya antara lain, pengaturan massa mudah, efisiensi
penggunaan lahan, struktur mudah.
- Kekurangannya antara lain, bentuk terlalu kaku dan terkesan
monoton/ membosankan.

commit to user

V-86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Massa Majemuk Pola Menyebar


- Kelebihannya antara lain, bentuk mudah dikembangkan dan
tidak terkesan monoton.
- Pola Penyebaran massa dapat disesuaikan dengan kondisi
klimatologis lingkungan.
- Kekurangannya antara lain, efisiensi lahan kurang dan
struktur rumit.
• Massa Majemuk Pola Berkelompok
- Kelebihannya antara lain, bentuk lebih estetis dan tidak
terkesan monoton
- Kekurangannya yaitu struktur lebih rumit
Hasil analisa:
Berdasarkan pertimbangan Pusat seni yang direncanakan
akan menampung beberapa karakter dan jenis kegiatan serta
perencanaan penyediaan banyak lahan terbuka, maka pola tata
massa yang digunakan adalah massa majemuk pola menyebar yang
mengacu pada arsitektur berkelanjutan. Zoning kegiatan yang cukup
kompleks pada tapak dapat dilihat pada gambar berikut;

Massa majemuk dan menyebar agar


tidak berkesan monoton.

Lahan yang diolah terbuka untuk


mendekatkan dengan open space

Gb. 5.10. Pola bangunan commit to user


yang menyebar dan open space
Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

V-87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Pendekatan Tampilan Fisik Bangunan


Pendekatan tampilan fisik bangunan juga didasarkan pada
konsep arsitektur berkelanjutan terkait dengan aspek sosial bahwa
bangunan yang direncanakan harus dapat medorong emosi visual
seseorang sehingga menimbulkan ketertarikan untuk mengunjungi
bangunan tersebut. Dengan terciptanya daya tarik bangunan melalui
tampilan fisiknya, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonominya
juga. Disamping itu, tampilan bangunan nantinya juga harus dapat
mencerminkan fungsi bangunan itu sehingga bangunan tersebut tidak
terlepas dari substansi yang ada di dalamnya. Tampilan fisik bangunan
merupakan bangunan kontemporer dengan menggunakan ornamen
serta filosofi dari Aceh. Bentuk ornamen terlihat pada dinding
bangunan juga sebagai lubang aliran udara dan bentuk‐bentuk atap
yang menyerupai ombak laut sebagai filosofi dari daerah pinggir pantai.
Jarak antara jalan raya dan bangunan yang menjorok kedalam sebagai
antisipasi sebagai daerah pasca konflik.

Pada bagian atap bangunan yang


berbentuk lombak laut sebagai filosofi
dari daerah pinggiran laut.

Gb. 5.11. Pada bangunan yang yang mengasumsi filosofi Aceh.


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

commit to user

V-88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Pendekatan Elemen Desain Arsitektur Berkelanjutan


Terdapat beberapa pendekatan konsep arsitektur berkelanjutan
yang akan diterapkan pada elemen desain Pusat Seni, antara lain:
a. Keseimbangan Ekologi dan Lingkungan
Objek yang direncanakan harus ramah lingkungan, yaitu dapat
memberikan kontribusi positif dan mencegah timbulnya efek negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya. Penerapannya dalam desain
antara lain:
• Pemanfaatan energi yang bijaksana dengan penerapan desain
hemat energi dalam bangunan yaitu dengan pemanfaatan sumber
daya yang ada melalui teknologi seperti penggunaan panel
photovoltaic sebagai penangkap energi dari sinar matahari
maupun pemanfaatan angin dan sinar matahari sebagai
penghawaan dan pencahayaan alami pada bangunan.
Banyaknya open space sebagai ruang
Daerah penyerapan matahari
tata hjau.
(photovoltaic) di buatkan semacam
sculpture diatas bangunan.

Gb. 5.12. Tempat penyerapan matahahari


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

• Penyediaan dan penataan vegetasi atau ruang hijau pada objek


yang dapat mendukung lingkungan pada lokasi perencanaan.
Penataan vegetasi disesuaikan dengan arah/ siklus angin, arah

commit to user

V-89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

datangnya sinar matahari dan titik tingkat kebisingan pada


kawasan (disesuaikan dengan analisa site berdasarkan faktor
klimatologis).
• Meningkatkan kualitas udara, air dan vegetasi, antara lain dengan
cara:
- menggunakan material atau komponen desain yang tidak
berbahaya bagi lingkungan, memiliki tingkat daur ulang tinggi
serta tahan lama.
Material atau komponen desain yang bersifat struktural dapat
menggunakan alumunium dan atau baja karena memiliki sifat
kuat dan tahan lama, sedangkan untuk material yang bersifat
non‐struktural, dapat digunakan bambu sebagai material lokal
yang banyak terdapat di Indonesia khusunya Aceh.
- Pengolahan limbah (water waste treatment plan) pada objek
yang direncanakan.
- Pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan objek
perencanaan seperti pemanfaatan air hujan.
b. Kemajuan Sosial
Objek yang direncanakan diharapkan mampu merespon
kebutuhan emosional dan psikologis manusia dengan memberikan
stimulasi positif terhadap lingkungan, meningkatkan kesadaran
terhadap nilai‐nilai penting kehidupan, memberi inspirasi bagi jiwa
manusia, dan mempererat hubungan sosial, komunitas serta
lingkungan terutama psiologis masyarakat pasca bencana dan konflik
yang berkepanjangan. Penerapannya dalam desain antara lain:

commit to user

V-90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penyediaan ruang-ruang bersama


sebagai tempat berinteraksi.

Gb. 5.13. Ruang-ruang berkumpul unuk berinteraksi


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

• Penyediaan ruang‐ruang bersama (public space) sebagai tempat


berinteraksi maupun berekreasi.
• Perencanaan desain yang aksesibel. Desain harus dapat diakses
oleh semua lapisan masyarakat termasuk pengunjung difabel.
Perencanaan yang aksesibel dapat dengan penyediaan ramp, lift
yang sesuai dan elemen desain lain yang disesuaikan dengan
standar aksesibilitas.
• Perencanaan desain objek yang dapat memberikan rasa aman
bagi pengunjung, salah satunya dengan penggunaan teknologi
yang bisa mengontrol ruang‐ruang rawan kejahatan secara visual.
• Objek yang direncanakan diharapkan dapat memberikan
stimulan postif terhadap pengembangan pengetahuan bagi
masyarakat, yaitu dengan penyediaan sarana informasi berupa
perpustakaan seni, digital information dan hotspot internet.

commit to user

V-91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Tidak terdapat material atau komponen bangunan yang


berdampak buruk terhadap kualitas udara dalam ruang yang
dapat mengurangi kenyamanan pengguna.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas ekonomi dalam desain berkelanjutan bisa dicapai melalui
banyak hal, antara lain:
• Objek yang direncanakan harus memiliki nilai komersial (nilai
jual) yang tinggi.
• efisiensi dalam desain dan material agar tidak menghasilkan sisa
yang berlebihan.
• Perencanaan beberapa ruang yang fleksibel yaitu mampu
beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi, seperti
perencanaan plaza sebagai area terbuka dan tempat
pertunjukan maupun kegiatan temporer, atrium/ hall, dan ruang
konvensi.
• Pemanfaatan energi dan sumber daya alam yang ada pada objek
perencanaan.
7. Pendekatan Tata Landscape
Dasar pertimbangan:
aspek arsitektural secara umum:
• Fungsi landscape dapat mendukung kegiatan.
• Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan publik.
aspek arsitektur berkelanjutan:
• Faktor klimatologis yaitu arah angin dan arah datangnya sinar
matahari.
• Perencanaan penghijauan dan sebagai fungsi resapan air hujan.
• Tingkat kebisingan lingkungan sekitar site.
Luasan lahan yang dipergunakan sebagai lansekap bangunan
adalah 60% dari total luasan site (berdasarkan persyaratan KDB 40%)
atau ± 21.600 m2.
commit to user

V-92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Hardscape landscape
Penggunaan hardscape lanscape pada sebuah tapak
dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur pedestrian
dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan
estetika bangunan. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area
tangkapan air hujan. Hardscape lanscape dapat berupa lantai
penutup jalan dan street furniture (lampu jalan, tempat sampah
dan lain‐lain).
Beberapa alternatif hardscape lanscape yang biasa
digunakan:
¾ Perkerasan aspal ¾ Tanah berumput
¾ Perkerasan beton ¾ Paving
¾ Perkerasan kerikil ¾ Taman
¾ Tanah padat

Analisa:
¾ Perkerasan aspal, baik untuk digunakan dalam jalur‐jalur
sirkulasi kendaraan. Memiliki kemampuan daya serap air
hujan kecil.
¾ Perkerasan beton, baik untuk jalur sirkulasi dengan beban
berat seperti truk, bus dan lain‐lain. Memiliki daya serap air
hujan sangat kecil.
¾ Perkerasan kerikil atau batu alam, memiliki tekstur abstrak
dan baik untuk jalur sirkulasi pedestrian. Memiliki daya
serap air hujan cukup baik.
¾ Tanah padat, memiliki daya serap air hujan yang baik
sehingga biasa digunakan sebagai dasaran dari perkerasan.
¾ Tanah berumput, memiliki daya serap air hujan yang baik
sehingga biasa digunakan sebagai tanah untuk taman.

commit to user

V-93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

¾ Paving, mamiliki bentuk yang beragam dan bertekstur


kasar. Baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan kendaraan.
Daya serap air hujan baik karena pemasangannya diberi
celah sebagai resapan air.
¾ Taman, baik untuk mendukung estetika. Memiliki daya
serap air sangat baik.
Hasil:
¾ Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga
dapat memberikan kenyamanan.
¾ Jalur pedestrian menggunakan paving blok dan batu alam
yang dikombinasikan dengan grass blok.
¾ Pada open space atau plaza menggunakan pengolahan
lantai salah satunya dengan batu alam.
¾ Pemakaian street furniture dengan desain yang dapat
mendukung bangunan teknologi dan juga dapat
memberikan nilai estetis yang memperkuat karakter
bangunan seperti penerangan jalan/lampu jalan, sculpture,
tempat sampah dan lain‐lain.

Gbr.5.14. material Lanscape


Sumber : Berbagai Sumber

b. Softscape landscape
Softscape landscape meliputi vegetasi pada taman maupun
jalur sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam‐macam yaitu

commit to user

V-94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai zona relaksasi dan zona hijau hunian, sebagai penyedia


oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau, serta
sebagai penahan air atau cadangan air saat musim hujan.
Analisa:
¾ Kebutuhan jenis vegetasi dalam desain, dikaitkan dengan
konsep arsitektur berkelanjutan. Terdapat beberap
klasifikasi jenis vegetasi, yaitu tanaman kering, tanaman air
dan tanaman tropis.
¾ Tata landscape juga berfungsi dalam menciptakan view
yang menarik dalam suatu bangunan, oleh karenanya
pengaturan landscape juga memperhatikan faktor view ke
dalam site.
Hasil:
¾ Penataan softscape landscape pada site berpedoman pada
konsep arsitektur berkelanjutan dan sekaligus sebagai
estetika dalam desain.
Adapun jenis vegetasi yang di gunakan dalam perencanaan
Plasa Mode adalah penggabungan dari jenis tanaman tropis
dan beberapa tanaman air sebagai pelengkap.
• Tanaman air digunakan sebagai estetika dalam desain,
seperti teratai, paku ekor kuda, papirus, kubis air, dan
false losentrif.

commit to user

V-95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 3

4 5

Gb. 5.15. 1.paku ekor kuda, 2.papirus, 3.kubis air, 4.teratai, dan 5.false losentrif.
sumber: dokumen pribadi

• Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama pada


tata landscape dalam desain yang direncanakan.
Tanaman tropis yang digunakan harus disesuaikan
dengan kondisi iklim di Indonesia. Selain itu,
diprioritaskan juga penggunaan tanaman yang dapat
menyerap polutan sehingga dapat mendukung
kesehatan pada pada lingkungan dan bangunan yang
terbentuk. Adapun beberapa tanaman tropis yang
digunakan, yaitu:
Asoka, Cerbera manghas (bintaro), dan flamboyan.
Karena tanaman‐tanaman ini dapat tumbuh dengan
tinggi dan berdaun lebat, maka akan digunakan
sebagai peneduh di sekitar bangunan.

commit to user

V-96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 3

Gb. 5.16. 1.flamboyan, 2.bintaro, 3.asoka.


sumber: dokumen pribadi

Mandevila, bugenvil, Ipomea pennata


(songgolangit), Antogonon leptotus (air mata
pengantin), Ficus pumilia (dolar), dan Syngonium
podophyllum (african evergreen). Beberapa
tanaman ini digunakan sebagai pembentuk shading
dalam bangunan dengan ditanam pada pergola atau
elemen perambat lainnya.

1 2 3

4 5 6

Gb.5.17. 1.Mandevila, 2.bugenvil, 3.songgolangit, 4.air mata pengantin,


5.dolar, dan 6.african evergreen.
Sumber : dokumen pribadi

Tanaman berdaun indah dan berbunga, lebih


difokuskan sebagai estetika dan pemberi daya tarik
bagi pengunjung karena memiliki bentuk serta

commit to user

V-97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

warna yang menarik. Beberapa diantaranya


digunakan sebagai penangkap polutan seperti
sansivera. Tanaman berdaun indah yang digunakan
antara lain, aglonema, kuping gajah, keladi hias,
dieffen, zebra plant, coleus, paku sarang burung,
dan palem kuning.

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

Gb.5.18. 1.kelasi hias, 2.aglonema, 3.kuping gajah, 4.dieffen, 5.coleus, 6.daun pilo,
7.zebra plant, 8.paku sarang burung, 9.palem kuning, dan 10.sansivera.
Sumber : dok.pribadi

Sedangkan tanaman berbunga yang akan digunakan


adalah yang mudah perawatannya, mudah
berbunga dan memiliki daya tarik baik dari bentuk,
warna dan aroma. Tanaman tersebut antara lain
kelompok mawar, anthurium, krosandra, salvia,
lavender, dan soka.

commit to user

V-98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 5

3 4

Gb.2.19. 1. mawar, 2.soka, 3.salvia, 4.krosandra, 5.anthurium.


Sumber : dokumen pribadi

Border plant dan ground cover digunakan sebagai


penutup tanah serta sebagai kombinasi pada
elemen hardscape landscape. Tanaman yang
digunakan antara lain, rumput jepang sebagai
elemen softscape yang dominan pada taman, dan
plaza. sutra bombay, cendrawasih, kucai jepang dan
lili paris sebagai elemen penutup tanah yang dapat
memberi daya tarik sehingga taman atau plaza tidak
tampak monoton.

1 2 5

3 4
Gb.2.20. 1. rumput
jepang, 2.kucai
jepang, 3.cendrawsih,
4.lili paris, 5.sutra
bombay.

Sumber : dok. pribadi

commit to user

V-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan


Dasar pertimbangan:
• Beban yang harus didukung.
• Kondisi tanah.
• Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
• Karakter bangunan.
• Pengaruh terhadap lingkungan sekitar.
Analisa:
Beberapa pendekatan sistem struktur yang biasa digunakan
sebagai bangunan komersial yaitu:
• sistem struktur konvensional
Sistem struktur ini pada umumnya menggunakan struktur rangka
maupun core wall sebagai struktur badannya, struktur rangka baja
sebagai struktur penutup atapnya.

Gb.5.21. Struktur rangka dan


struktur atap rangka baja.
sumber: dokumen pribadi.

• advanced structure system


Sistem struktur ini menggunakan bahan, teknologi dan bentuk yang
mutakhir seperti penggunaan struktur kabel, cangkang,
spaceframe, truss, dan membran.

Gb. 5.22. Struktur space frame,


struktur kabel.
Sumber: dokumen pribadi

commit to user

V-100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil analisa:
Bangunan Pusat Seni yang direncanakan menggunakan
penggabungan antara sistem struktur konvensional dan advanced
structure. Pada bangunan konvensi akan direncanakan menggunakan
sistem struktur spaceframe, penggunaan dak pada bangunan utama
sebagai roof garden dan roof photovoltaic, penggunaan baja ringan
pada pada struktur rangka, zincalume dan aluminium pada bahan
penutup atap dan bahan‐ bahan aman terhadap lingkungan lainnya.

9. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan


a. Analisa pencahayaan
1) Pencahayaan alami
a) Dasar pertimbangan :
• Sistem pencahayaan yang hemat energi.
• Pemanfaatan matahari untuk pencahyaan alami pada
ruang‐ruang publik seperti atrium/ hall dan ruang
pameran.
• Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan
tanpa pemborosan.

b) Analisa: Pencahayaan alami,


menggunakan cahaya
matahari
Sinar matahari

Pencahayaan artifisial

Bagan 5.9. Macam pencahayaan.


sumber: analisa penulis.

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem


pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari.
Cahaya alami akan memberikan kesan transparan pada

commit to user

V-101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bangunan sehingga interior dapat terekspose dengan baik


pada siang hari.

c)Hasil analisa
• Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber
penerangan utama pada siang hari.
• Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela
sebagai pengatur banyaknya cahaya matahari yang
masuk.
2) Pencahayaan buatan
a) Dasar pertimbangan
• Kebutuhan kuat penerangan.
• Jenis penerangan.
• Jenis ruang.
b) Analisa
Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga
digunakan untuk memberikan penerangan ruang‐ruang yang
membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi
ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan
buatan, diantaranya:
• Fluorescence
Digunakan untuk ruang‐ruang yang menuntut kuat
penerangan tinggi, seperti: koridor, ruang pameran dan
sebagainya.
• Lampu pijar
Digunakan untuk ruang‐ruang yang menuntut kuat
penerangan sedang, seperti: lift, shaft, dan sebagainya.
• Special lighting (spot light)

commit to user

V-102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Digunakan untuk ruang‐ruang yang membutuhkan kuat


penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pameran, ruang pertunjukan
dan sebagainya.
c) Hasil analisa
• Pencahayaan buatan di dalam ruang‐ruang pada
bangunan yang direncanakan menggunakan perpaduan
antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing‐masing fungsi
ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar‐benar optimal,
penggunaan kisi‐kisi lampu untuk memfokuskan cahaya
merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu
diterapkan.
• Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca
buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan
buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol
dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa
alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
pengoperasian.
b. Analisa Penghawaan

Penghawaan alami Cross Ventilation

Penghawaan
Fan
Penghawaan
artifisial
AC

Bagan 5.10. Macam sistem penghawaan.


sumber: analisa penulis.

1) Sistem Penghawaan Alami


a) Dasar Pertimbangan
• Pemanfaatan angin sebagai penghawaan alami.

commit to user

V-103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Penggunaan sistem penghawaan buatan yang ramah


terhadap lingkungan.
b) Analisa
Angin barat laut banyak mengandung butir air hujan sangat
baik untuk penghawaan alami. Cross ventilation melalui
bukaan‐bukaan bangunan dapat menjaga kesegaran udara
dalam ruangan. Untuk membantu penghawaan di dalam
ruangan yang berukuran besar dan ruang‐ruang khusus
dibantu dengan menggunakan penghawaan buatan.
c) Hasil analisa
Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross
ventilation pada bukan‐bukan bangunan.
2) Sistem Penghawaan Buatan
a) Dasar Pertimbangan
• Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem
AC.
• Efisiensi pemakaiannya sesuai dengan volume ruang.
b) Analisa
Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan konstan, maka
bisa digunakan penghawaan buatan, seperti:
Jenis Kelebihan Kekurangan
Penghawaan
AC sentral - scope pelayanannya - Apabila beban
besar. kalor besar, AHU
- udara segar harus berkapasitas
terdistribusi secara besar pula.
merata ke dalam - Jika pusat mati,
beberapa zone yang keseluruhan area
terkontrol oleh penghawaan
sebuah induk/pusat. terkena.
commit to user

V-104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

AC split Kondisi penghawaan scope pelayanannya


antar tiap ruang tidak kecil.
akan saling tergantung.
Exhaust Fan membantu Biasa digunakan pada
pembuangan dan area servis, beban
pergantian udara kotor. kalor besar.

Tabel 5.3. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan


sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

Chiller Kompresor

Distribusi ke
AHU ruangan

Bagan 5.11. Skema pengkondisian udara dengan AC


sumber: analisa penulis

c) Hasil Analisa
Pada ruang‐ruang tertentu di Pusat seni akan digunakan
bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun
dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah
lingkungan.
Penggunaan pengkondisian udara pada ruang‐ruang:
• Sistem sentral AC, digunakan pada ruang‐ruang tertentu
seperti ruang‐ruang pemasaran, ruang informasi dan
promosi, serta ruang‐ruang yang terdapat perangkat
elektronik. Namun diperkirakan perangkat elektronik
tersebut dapat menimbulkan panas.

commit to user

V-105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Sistem Split AC, digunakan pada ruang‐ruang privat yang


membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan
skope yang kecil, seperti: ruang pengelola.
• Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur,
fasilitas parkir basement dll.

c. Analisa Mekanikal Elektrikal


1) Analisa Penyediaan Energi Listrik
a) Panel Photovoltaic.

Panel ini berfungsi sebagai pengubah energi matahari


menjadi energi listrik. Pada aplikasi bangunan Pusat Seni di
Banda Aceh ini yang direncanakan, panel ini berfungsi
sebagai penyedia sumber energi terutama pada siang hari
dengan pemanfaatan sinar matahari.

MATAHARI
Titik penggunaan
lampu

Panel arus Konverter


Photovoltaic DC Mengubah arus DC Baterai
Menangkap dan menjadi arus AC Disimpan untuk
mengumpulkan sinar digunakan pada malam
matahari hari atau saat cuaca
dalam kondisi buruk

Bagan 5.12. Proses kerja Photovoltaic


sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13

Gambar 5.23. Panel Photovoltaic


sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13

b) PLN

Sumber listrik utama sebuah bangunan umumnya berasal


dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi

commit to user

V-106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan


diganti dengan menggunakan sistem standby emergency
power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan
secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
• Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk
seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam
maupun di luar bangunan.
• Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat‐alat
elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.

Panel skunder Distribusi

PLN Meteran Panel utama

Panel skunder Distribusi


Genset
Bagan 5.13. Analisa penyediaan listrik PLN
sumber: analisa penulis

c) Hasil

Sumber energi pada Pusat Seni menggunakan


perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN. Hal ini
diterapkan dalam rangka untuk penghematan energi
mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik sangat
tinggi.
Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok
dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter
sebagai pengubah arus DC menjadi arus AC. Sedangkan
listrik dari PLN setempat merupakan sumber listrik cadangan
apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai
penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah
generator set yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer

commit to user

V-107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Switch). Genset ini merupakan alternatif terakhir yang


dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN.
Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:
• Instalasi listrik untuk penerangan
• Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).

Panel Photovoltaic
Menangkap dan
mengumpulkan sinar
matahari Baterai
Disimpan untuk digunakan Panel Sekunder Distribusi
pada malam hari atau saat (penerangan)
cuaca dalam kondisi buruk

Konverter
Mengubah arus
DC menjadi arus
AC ATS Panel Distribusi Utama

PLN Meteran PLN Genset Panel Sekunder Distribusi


(power)

Bagan 5.14. Analisa aplikasi aliran listrik bangunan


sumber: analisa penulis

d. Analisa Sistem Komunikasi


- Intern
Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic
Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan
menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
- Ekstern
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar,
menggunakan telepon dan fax.
Telepon Lokal
PT. Telkom Panel Kontrol Operator Faks
Internet

SLJJ/SLI

Bagan 5.15. Analisa jaringan komunikasi


sumber: analisa penulis
commit to user

V-108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah


1) Analisa Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang
ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui
pipa‐pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan
menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan
sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank)
melewati water treatment dengan menggunakan pompa,
kemudian disalurkan menuju ruang‐ruang yang memerlukan
dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa
air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada
roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai
batas maksimal.

PDAM

Ground tank Pompa Top Reservoir Distribusi Fasilitas

Sumur
Pompa Hydrant Hydrant

Bagan 5.16. Sistem down feed distribution


sumber: analisa penulis

2) Analisa Sistem Sanitasi


Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak
lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan.
Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau
penyaluran air kotor dan air hujan.
• Air kotor
Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis,
cafetaria atau pantry dan lavatory.

commit to user

V-109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dapur Penangkap lemak

dimanfaatkan
Air kotor WWTP Bak penampung
kembali
Toilet
Sumur
Tinja STP Resapan

Bagan 5.17. Sistem sanitasi bangunan


sumber: analisa penulis

• Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran‐saluran terbuka
maupun tertutup.
Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan
kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air
hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain
menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan‐
jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass
block. Namun pada komplek bangunan yang di rencanakan,
air hujan dapat diproses kembali menjadi air untuk
pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman.

Air hujan dari atap Air hujan sekitar site

Pipa Vertikal Bak kontrol Groun tank Khusus

Fasilitas Toilet& Distribusi Top


Taman Reservoir

Bagan 5.18. Sistem sanitasi air hujan


sumber: analisa penulis

commit to user

V-110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Analisa Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan
sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak
bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari
pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan
cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari
sampah‐sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih
lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan
sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa,
dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu
menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini
memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah
sementara. Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi
pupuk maupun kerajinan daur ulang lainnya.

Sampah yang dapat Bak penampung Pupuk


didaur ulang sampah daur ulang Taman

Shaft sampah
Sampah yang tidak Bak penampung Pengolahan
dapat didaur ulang sampah non daur sampah
ulang plastik&
kerajinan
Bagan 5.19. Analisa pengelolaan sampah tangan
sumber: analisa penulis

f. Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir


1) Analisa Pengamanan Kebakaran
a) Dasar Pertimbangan
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap
bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah:
• Fungsi bangunan.
• Luasan bangunan.

commit to user

V-111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat


memicu terjadinya kebakaran.
b) Analisa
Sistem yang biasa digunakan yaitu:
• Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan
terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini
menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang
menggunakan smoke and heat detector dan one push
button system. Di setiap detector dan button dilengkapi
sensor untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran.
Di setiap lantai jaringan detector, button dan
sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang
kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol panel ini
akan memberikan isyarat dalam bentuk indikasi yang
dapat dilihat (lampu) dan didengar (alarm) serta
mengaktifkan sprinkler.
• Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada
radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air
berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector
yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler
juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi
kebakaran.
• Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk
memadamkan api secara manual oleh manusia.
Tempatkan di tempat‐tempat strategis yang mudah dan
dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran
yang tinggi.
commit to user

V-112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai
sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang
cukup besar. Diletakan di tempat‐tempat strategis yang
mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko
kebakaran yang tinggi. Sumber air hydrant diambil dari
ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant.
• Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa
hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan
tekanan air yang memadai.
• Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan
untuk 2‐3 orang yang berjalan bersampingan.
c) Hasil
Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan
pengamanan terhadap bahaya kebakaran:
• Dalam ruangan
Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher,
indoor hydrant dan tangga darurat.
• Luar Ruangan
Menggunakan outdoor hydrant.
2) Analisa Pengamanan Bahaya Petir
a) Dasar Pertimbangan
• Kemampuan untuk melindungi gedung dari sambaran
petir.
• Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau flashover pada
saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding.
• Pemasangannya tidak mengganggu penampilan bangunan.

commit to user

V-113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Analisa
Macam sistem penangkal petir yang sering digunakan:
Sistem Franklin Sistem Faradday
Prinsip Bila terjadi petir akan Tiang‐tiang faraday
kerja terjadi ionisasi di awan. yang berjarak kurang
Loncatan ion‐ion dapat lebih 20 m (antar tiang)
ditahan oleh preventor terletak di sekeliling
sehingga tidak mengenai bangunan untuk
bangunan. Radius melindungi bangunan
perlindungan sama dari sambaran petir.
dengan tinggi preventor.
Keuntungan Harganya lebih murah Sifat perlindungan
dibandingkan sistem lebih baik karena aliran
Faradday. listrik langsung
dialirkan ke ground di
tanah.
Kerugian Bila suatu saat ion‐ion Lebih mahal
pada preventor tersebut dibandingkan sistem
habis atau berkurang, Franklin.
maka daya
perlindungannya jadi
menurun.

Tabel 5.4. Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir.


sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch.

c) Hasil
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang
digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa
tiang setinggi 50 cm. Tiang‐tiang ini dipasang di puncak
bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat
yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki

commit to user

V-114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan


kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground
diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke
tanah.

g. Analisa Khusus Ruang Pertunjukan


Bentuk penataan tempat duduk
Bentuk tempat duduk disuaikan dengan kenikmatan
melihat penonton kearah panggung. Secara garis besar bentuk
penataan tempat duduk di kelompokkan menjadi :
- Sistem Continental
Yaitu penataan tempat duduk tanpa lorong di tengah
antar tempat duduk dan memenuhi seluruh ruang, sirkulasi
hanya pada sekeliling.
Kelebihan :
• Ekonomis dalam penggunaan ruang. Daerah yang
menguntungkan ubtuk melihat dan mendengar, semua
digunakan untuk daerah tempat duduk
• Ruang untuk kakai lebih lega, karena standart jarak antar
baris tempat duduk lebih lebar daripada standard jarak
untuk tipe lain.
• Untuk luas yang sama lebih banyak atempat duduk di
tengah (di bandingkan dengan type conventional)

commit to user

V-115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kekurangan :
• Sirkulasi tempat duduk di tengah kurang nyaman, karena
harus melewati banyak tempat duduk.
• Standerd pintu keluar lebih banyak di bandingkan dengan
tipe penataan tempat duduk lain

- Sistem konvensional
Yaitu sistem panataan tempat duduk dalam ruang
auditorium dimana antar tempat duduk terdapat lorong untuk
sirkulasi
Kelebihan ;
• sirkulasi menuju tiap tempat duduk dan sirkulasi keluar
relatif nyaman, karena terdapat lorong‐lorong sirkulasi

commit to user

V-116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• standar jumlah pintu keluar lebih sedikit dibandingkan


dengan tipe continental.
• Untuk luas yang sama lebih banyak tempat duduk dekat ke
panggung (dibandingkan dengan tipe continental)

Kekurangan :
• ruang untuk kaki lebih sempit karena standar jarak antar
baris tempat duduk lebih sempit
• lorong untuk sirkulasi memakan tempat yang
menguntungkan untuk mendengar dan melihat

- Bentuk penataan tempat duduk


Bentuk penataan tempat duduk berdasar tipe baris tempat
duduk dapat dibedakan menjadi:
• baris lurus
bentuk baris tempat duduk adalah lurus, dengan
arah pandangan tegak lurus denganpanggung. Baris yang
lurus sejajar dari paling depan sampai dengan paling
belakang.

commit to user

V-117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bentuk ini mempunyai kekurangan yaitu penonton


yang duduk paling tepi kurang nyaman posisi duduknya
jika melihat pada tengah panggung.
• Baris lurus dan dimiringkan pada tepi
Bentuk ini memberikan kenyamanan posisi
memandang pusat panggung yang lebih baik. Namun jika
pada lorong bertrap, kurang amanuntuk sirkulasi.
• Baris melengkung
Yaitu bentuk baris tempat duduk yang dibentuk
melengkung. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling
dapat memberikan kenyaman melihat pusat panggung dan
aman.

¾ Berdasarkan tipe lantai miring yang digunakan dapat dibedakan


menjadi:
• Lantai datar
Yaitu antar baris tempat duduk berada pada
ketinggian lantai yang sama. Bentuk penataan ini
mempunyai kekurangan yaitu pandangan penonton
terhalang oleh penonton di depannya, kecuali penonton
terdepan.
• Lantai berundak
Yaitu tiap baris tempat duduk dipasang pada lantai
yang berundak. Bentuk ini membuat kondisi melihat
panggung nyaman tanpa terhalang penonton di depannya.

commit to user

V-118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Analisa Pengolahan Fasade


Penentuan penampilan fasade bangunan didasarkan pada
perwujudan sustainable architecture yang memiliki konsep kembali pada
material alam pada daerah tersebut. Semua elemen fasade bangunan
direncanakan menggekspos material alam.
Untuk dinding dapat menggunanakan batu‐batu alam dan untuk
fasad depan bangunan utama menggunakan GRC (Glass reinsformence
Concrete ) yang dibentuk menjadi ornamen Aceh yang biasanya berupa
ornamen bunga dan lambing pintu Aceh dan tanaman rambat yang
melapisi dinding beton, .

Gbr.5.23. Material Fasade Bangunan


Sumber : Berbagai Sumber

Mengingat eksisting awal lahan adalah persawahan. Untuk


menciptakan ruang hijau, maka untuk bangunan Pusat Seni ini
direncanakan atap untuk ruang hijau (roof garden) sebagai
pengganti lahan yang tertutupi oleh bangunan, dengan bidang

commit to user

V-119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang hijau yang rimbun dapat menghasilkan udara yang segar bagi
lingkungan khususnya baik untuk bangunan vertikal.

Gbr.5.24. Referensi Roof Garden


Sumber : Berbagai Sumber

Suasana yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan


memberi kesan keteduhan dan lebih dingin sehingga orang yang
berada di tempat itu merasa nyaman.

11. Analisa Penampilan Interior Bangunan


Penampilan interior bangunan direncanakan mengekpos
penggunaan material‐material alam seperti anyaman bamboo,
parket untuk sebagian lantai, batu alam untuk kamar mandi unit

commit to user

V-120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hunian dan penggunaan material baru berupa resin yang


didalamnya terdapat tanaman‐tanaman atau bunga‐bungaan.

Gbr.5.25. Material untuk Interior


Sumber : Berbagai Sumber

Material baru ini dapat diaplikasikan sebagai panel, partisi,


pintu, lantai, bahan penutup lampu dan sebagainya.

Gbr.5.26 Material Untuk Interior Berbahan Resin


Sumber : www.oxoideas.com

12. Analisa Khusus Atap Penyelamatan ( Building escape)


Pasca Tsunami 2004 yang lalu, maka pemerintah daerah
Nanggroe Aceh Darussalam menganjurkan, bahwa bangunan publik
memberikan pengamanan berupa escape hill pada atap bangunan‐
bangunan publiknya. Hal ini di akibatkan aceh sebagai daerah mitigasi
bencana dan gedung evakuasi bil terjadi tsunami kembali. Yang paling

commit to user

V-121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

di perhatikan pada lantai penyelamatan adalah pada sub‐strukturnya


sebagai dasar/ penguat pada bangunan itu sendiri.
• Sub‐Struktur
Merupakan struktur bawah/dasar bangunan/pondasi. Struktur ini
harus kuat mengingat ia merupakan dasar dari sebuah bangunan.
Analisa :
Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil dan jenis tanah
yang tidak terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan yaitu:
a. Footplat
Mampu mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk
jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu
dalam.
b. Sumuran
Mendukung bangunan berlantai banyak, dapat digunakan pada
berbagai jenis tanah, dimensi yang besar dan banyak membuang
tanah galian.
c. Tiang Pancang
Mendukung bangunan berlantai banyak dengan beban yang berat,
cocok untuk tanah yang cukup keras, penggalian tanah untuk pondasi
cukup dalam.

Gbr.5.27. Alternatif struktur pondasi


(ki-ka) pondasi footplat, sumuran dan tiang pancang
Sumber : Dwi Tangoro, dkk. Struktur bangunan rendah.

commit to user

V-122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil:
Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang
karena pondasi inilah yang paling cocok dengan bangunan pusat seni
terutama pada lantai penyelamatan dan pondasi foot plat untuk
bangunan satu lantai dan pondasi sumuran untuk beberapa struktur
atap. Selain itu, tipologi bangunan akan banyak menggunakan
material‐material seperti baja, besi, dan lain‐lain sehingga beban
bangunan pada tanah akan sangat berat cocok untuk escape building.

Bangunan – bangunan penyelamatan yang ada di Aceh:

Gbr.5.29. Escape Building Uleu-leu NAD


Sumber : Dok.Pribadi

Gbr.5.30. Escape Building Uleu-leu NAD & Tsunami Museum


Sumber : Dok.Pribadi

commit to user

V-123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13. Analisa Taman Atap (Roof Garden)


Membangun taman atap di gedung bertingkat dianggap sebagai
salah satu cara efektif mengurangi dampak pemanasan global. Dengan
membuat taman atap, gedung bertingkat tetap bisa memiliki ruang
terbuka hijau, untuk meningkatkan kualitas lingkungan kota.
Saat ini, belum banyak gedung‐gedung bertingkat yang memiliki
fasilitas taman atap. Taman atap juga memberi manfaat ekologi,
khususnya bagi penghijauan kota. Dalam lingkungan perkotaan,
bertambahnya areal penghijauan akan meningkatkan mutu udara dengan
berkurangnya karbondioksida dan bertambahnya pasokan oksigen.
Sekaligus menyaring debu, tanaman itu bisa menahan angin, mengurangi
polusi udara dan menjadi habitat bagi burung dan binatang lainnya.
Keberadaan taman di atas atap
akan menimbulkan bertambahnya
beban. Timbunan tanah dan tanaman
akan menambah beban mati, beban
angin dan tambahan beban air pada
atap bangunan.

Gbr.5.31. Roof Garden


Sumber : www.google.com

Gedung tersebut harus memiliki sistem drainase yang berfungsi


baik. Contohnya, jenis tanaman perdu yang akan ditanam harus
memperhitungkan beban atap yang akan bertambah sekitar 650 kilogram
setiap meter persegi. Ditambah lagi untuk beban hidup sesuai aktivitas
pada taman atap itu. Misalnya, 400 kilogram per meter persegi untuk
olahraga, 500 kilogram untuk pesta dan dansa, serta 250 kilogram per
meter persegi untuk restoran.
Untuk menanam pohon berukuran besar, pelat lantai lokasi harus
didukung kolom struktural agar pelat beton tidak runtuh. Selain itu, perlu
dibuat dinding penahan tanah karena pohon memerlukan ketebalan

commit to user

V-124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanah yang cukup, atau membuat lubang pada atap bangunan, di bawah
pohon.
Konstruksi atap rawan kebocoran, sehingga harus dilengkapi saluran
pembuangan air. Lapisan drainase seperti kerikil, pasir dan batu apung
perlu ditambahkan agar air mudah mengalir ke lubang saluran
pembuangan. Filter terbuat dari geo textile atau ijuk berfungsi
mengalirkan air ke bawah tetapi menahan butiran tanah agar tidak
menyumbat lubang pembuangan. Untuk mencegah kerusakan lapisan
kedap air, lapisan penahan harus ditambah agar akar tanaman tidak
merusak lapisan kedap air dan beton di bawahnya.
Karena terkena sinar matahari secara langsung dan tiupan angin
yang lebih kencang, penyiraman harus dilakukan secara berkala. Sehingga
perlu penyemprotan air bisa dilakukan secara manual atau otomatis.

Gbr.5.32. Roof Garden


Sumber www.google.com

Pertimbangan lainnya, untuk media tanam, formulanya harus ringan


namun memiliki kemampuan menyediakan zat hara dan kelembaban.
Misalnya, dengan mencampurkan pasir dengan serutan kayu ditambah
lapisan kulit pinus serta pupuk. Kedalaman media tanam untuk rumput
membutuhkan 20 sampai 30 sentimeter, begitu juga tanaman penutup.
Sementara itu, semak dan pohon kecil membutuhkan kedalaman 60‐105
sentimeter. Sementara untuk pohon besar perlu kedalaman hampir dua
meter.

commit to user

V-125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. KONSEP MIKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN


1. Konsep Program dan Besaran Ruang
ZONA HIJAU
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Seluruh pengguna • Taman 400
bangunan • Parkir Pengunjung 6852
• Parkir Karyawan & Pengelola 1313
• Grand Plaza 1000

9565
ZONA UTAMA
™ KELOMPOK KEGIATAN BANGUNAN UTAMA
Kelompok kegiatan Pelatihan seni Musik
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang
1 Peserta didik • R. Informasi 8.25
2 Pelatih • R. administrasi 16.5
3 Pengunjung • Lobby 9
4 Karyawan (staff) • Kelas Teori
- T. Vokal 13
- T. Piano 13
- T. Gitar 13
- T. Bass 13
- T. Drum 13
- T. Biola 13
ƒ kelas praktek
- Praktek vokal 46.89
- Praktek piano 46.89
- Praktek gitar 46.89
- Praktek bass 46.89
- Praktek drum 46.89
- Praktek biola 46.89
ƒ studio musik 27.5
ƒ perpustakaan 50
ƒ r. guru 18
ƒ r. rapat 36
ƒ r.adm. pendidikan 13.75
ƒ loker siswa 6
ƒ lavatory 12
• musholla 6.4
656.52m2
Kelompok Kegiatan Pelatihan seni Tari
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang

commit to user

VI-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 Peserta didik ƒ Ruang Informasi 8.25


2 Pelatih ƒ R. Administrasi 16.5
3 Pengunjung ƒ Lobby 27
4 Karyawan (staff) ƒ kelas teori
- tari modern 13
- tari tradisional 13
ƒ kelas praktek
- tari modern 27.5
- tari tradisional 27.5
ƒ r. guru 16
ƒ r.adm.pendidikan 13.75
ƒ perpustakaan 50
ƒ r. rapat 36
ƒ loker siswa 6
ƒ lavatory 12
ƒ musholla 6.4

879.42 m2
Kelompok Kegiatan Pelatihan Seni Teater
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Program Ruang
1 Peserta didik ƒ Ruang Informasi 8.25
2 Pelatih ƒ R. Administrasi 16.5
3 Pengunjung ƒ Lobby 27
4 Karyawan (staff) ƒ kelas teori 13
ƒ kelas praktek 55
ƒ perpustakaan 50
ƒ r. guru 18
ƒ r.adm.pendidikan 13.75
ƒ r. Rapat 36
ƒ loker siswa 6
ƒ lavatori 12
• musholla 6.4

1652.12 m2

Kelompok Kegiatan Pelatihan Seni Rupa


No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang
1 Peserta didik ƒ Ruang Informasi 8.25
2 Pelatih ƒ R. Administrasi 16.5
3 Pengunjung ƒ Lobby 27
4 Karyawan (staff) ƒ kelas teori
- seni lukis
- seni pahat 13
ƒ kelas praktek 13
- seni lukis 27.5
- seni pahat 27.5
ƒ galeri 126
ƒ perpustakaan 50
ƒ r. guru 16
ƒ r. rapat 36
ƒ r.adm. pendidikan 13.75
ƒ loker siswa 6
ƒ lavatory 12
• mushola 6.4

commit to user

VI-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

398.9 m2
Kelompok Kegiatan Pagelaran & Pertunjukkan seni Indoor
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang
1 Peserta didik ƒ Penerimaan
2 Pelatih - Hall penerimaan 160
3 Pengunjung - Counter informasi 2.75
4 Karyawan (staff) - Lobby/hall 64
- Loket 18.6
ƒ Persiapan pentas
- Foyer 9
- Lobby untuk pemain 19.2
- Loker penitipan barang 24
- R. latihan 30.2
- R. ganti/rias 125
- R. kostum 36
- R. backstage 50
- Lavatory pemain 82.8
- R. manager pentas 34.4
- R. Kontrol dekorasi 20
- R. perlengkapan pentas 27
- R. teknisi 15.68
- Gudang kursi cadangan 36
ƒ Penonton dan pementasan
- R. penonton 550
- Panggung 130
- R. kontrol suara 6.5
- R. kontrol cahaya 6.5
- R. VIP 40
- R. konferensi pers 200
- R. pers 30
- R. komputer 20
ƒ Pengelolaan
- R. manager div 15
pertunjukan
- R. tunggu tamu 9.6
- R. Staf administrasi 54
- R. Arsip 4
- R. teknisi 12
- R. rapat divisi 37.5
- Pantry 8
ƒ Servis
- Lavatory pengunjung 43.2
- Lavatory pengelola 13.1
• Gudang kursi cadangan 25
3572.25 m2
Kelompok Kegiatan Pameran seni
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Peserta didik ƒ Penerimaan 8.25
2 Pelatih - Resepsionis 180
3 Pengunjung - Lobby 686
4 Karyawan (staff) ƒ R. pameran/ galleri
ƒ Pengelolaan
- R. manager div pameran
- R. tunggu 25
- R. staf 12.8
- R. staf gudang 32
- R. arsip 24
- R. teknisi 4
ƒ Servis
- Loker karyawan 12
commit to user

VI-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Gudang barang 5
- Area bingkar muat 36
- Lavatory pengunjung 20
- Lavatory karyawan 20
• Pantry 8
3050.58 m2
Kelompok Kegiatan Museum Kerajinan Seni
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Peserta didik
2 Pelatih - r.informasi
3 Pengunjung - r.pameran tetap 8.25
4 Karyawan (staff) - r.pameran temporer 1300
- arcade 390
ƒ hall/lobby 13.75
- r.penerimaan 27
- r. pencatatan 10.8
- r.pemeriksaan 10.8
- r.pengamatan 10.8
- r.perawatan 10.8
- r.penyimpanan 10.8
- r.reproduksi 10.8
- r.preparasi 10.8
- r.restorasi 10.8
- r.pimpinan 10.8
r.karyawan 14.4
18
2228.3 m2
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Pengunjung Swalayan 500
2 Karyawan • area belanja 44
3 Pengelola • kasir 10
• r. pengelola 36
• r. karyawan 8
• r. ganti karyawan 50
• gudang produk 50
• gudang peralatan 40
• lavatory servis 16
• pantry 9
• r. ibadah 4
• janitor 9
• r. sampah 776
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Pengunjung Mini Bank & Money Changer
2 Karyawan • ATM box 4
3 Pengelola • R. nasabah 18
• customer service 5
• teller 9
• R. pengelola 15
• R. arsip 12
• R. karyawan 8
• R. ibadah 6
• janitor 4
• pantry 6
• lavatory 4
• gudang 9

100

commit to user

VI-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Studio Foto & fotobox


• R. tunggu 6
• R. pelayanan 4
• Studio foto 25
• kasir 4
• R. pengelola 7,5
• R. gelap 7,5
• R. cetak 12
• R. karyawan 8
• R. ibadah 5
• Lavatory 8
• Janitor 4
• Gudang 9

100
Mini Warpostel
• R. tunggu 7,5
• Mini post office 15
• Gudang pengiriman 7,5
• wartel 10
• kasir 4
• R. karyawan 6

50
• ATM box 20
• Telepon umum 5

No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang


1 Pengunjung Perpustakaan
2 Karyawan • R. Informasi 6
3 Pengelola • Loker Pengunjung 15
• R.Pengembalian/ 12
Peminjaman
• R. Display 300
• R. Baca 100
• Cafe Baca 100
• R. E-library 15
• R. Pengelola 15
• Gudang 20
• R. Karyawan 30
• R. Ibadah 9
• Lavatory 40
• Janitor 4
800
Toko Buku
• T. Penitipan Barang 15
• Area Penjualan 200
• Kasir 8
• R. Karyawan 36
• Gudang 20
• R. Ibadah 9
• Lavatory 40
• Janitor 4
400
Internet Cafe
• R. Internet 100
• Mini Cafe 20
• Kasir 4
• Lavatory 8
• Janitor 4
commit to user

VI-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Gudang 9
• R. Ibadah 45
600
Restaurant
• Area makan 133
• Kasir 4
• Wastafel 6
• R. Pengelola 8
• Gudang Peralatan 20
• Dapur 65
• Janitor 4
• R. Karyawan 30
• R. Ganti Karyawan 4
• R. Ibadah 6
• Lavatory 20
600
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
Kelompok Pengelola Utama
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 General manager • R. tamu 12
2 Asisten GM • R. dewan komisaris 40
3 Sekretaris • R. General Manager 40
4 Dewan direksi • R. Assisten GM 30
• R. Sekretaris 12
• R. rapat besar 50
• R. rapat kecil 25
• r. arsip 12
221
Kelompok Pengelola bag. Administrasi
1 Manager administrasi • R. manager administrasi 27
2 Kabag humas • R. bag. keuangan 49,25
3 Kabag keuangan • R. bag. HRD 49,25
4 Kabag HRD • R. bag. Humas 49,25
5 staff • R. rapat kecil 25
• R. tamu 9
• R. arsip 12
• R. rapat kecil 25
220,75
Kelompok Pengelola bag. Operasional
1 Manager operasional • R. manager operasional 27
2 Kabag pemasaran • R. bag. pemasaran 49,25
3 Kabag promosi • R. bag. promosi 49,25
4 Kabag informasi • R. bag. Informasi 49,25
5 Kabag umum • R. bag. umum 18
6 Kabag teknik • R. bag. teknik 31,25
7 Kabag keamanan • R. bag. keamanan 18,75
8 Kabag servis • R. bag. maintenance 31,25
9 staff • R. bag. servis 31,25
• R. tamu 9
• R. arsip 12
• R. rapat kecil 25
351,25
1 semua pengelola • R. karyawan/ OB 15
2 karyawan • R. ganti OB 4
• Pantry 12
• R. ibadah 9
• Lavatory 40
• Janitor 4
commit to user

VI-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

KELOMPOK KEGIATAN SERVIS


1 Cleaning servis • R. karyawan 58
2 Office boy • lavatory karyawan 80
3 Security • lavatory umum 400
4 Petugas parkir • R. ibadah umum 72
5 Karyawan teknisi • R. sampah 12
• pantry 12
• R. maintenance 96
• R. Panel primer 80
• R. Panel sekunder 60
• Main security post 20
• Security post 20
• R. genset 64
• R. transformator 80
• R. AHU 256
• R. chiller 256
• R. reservoir 160
• R. STP 180
• R. WWTP 180
• R. Pompa 36
• R. PABX 80
• R. shaft 20
• Gudang cleaning service 80
• Gudang peralatan 80
• R. tiket parkir 8
• Bengkel kerja 80
• Tangga darurat 116
• Sirkulasi 90

2489
™ KELOMPOK KEGIATAN AMPHITEATER OPEN AIR
Kelompok Kegiatan Pagelaran & Pertunjukkan seni outdoor
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang
1 Peserta didik ƒ Persiapan pentas
2 Pelatih - Foyer 9
3 Pengunjung - Lobby untuk pemain 19.2
4 Karyawan (staff) - Loker penitipan barang 24
- R. latihan 30.2
- R. ganti/rias 125
- R. kostum 36
- R. backstage 50
- Lavatory pemain 36
- R. manager pentas 34.4
- R. Kontrol dekorasi 20
- R. perlengkapan pentas 27
- R. teknisi 15.68
ƒ Penonton dan pementasan
- Tempat duduk Undakan 250
- Panggung 100
- R. kontrol suara 6.5
- R. kontrol cahaya 6.5
ƒ Servis
- Lavatory pengunjung 20
- Lavatory pengelola 20

733.8 m2
™ KELOMPOK KEGIATAN PENDOPO
commit to user

VI-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran ruang


1 Peserta didik ƒ Persiapan pentas
2 Pelatih - Foyer 9
3 Pengunjung - Lobby untuk pemain 19.2
4 Karyawan (staff) - Loker penitipan barang 24
- R. latihan 30.2
- R. ganti/rias 125
- R. kostum 36
- R. backstage 50
- Lavatory pemain 36
- R. manager pentas 34.4
- R. Kontrol dekorasi 20
- R. perlengkapan pentas 27
- R. teknisi 15.68
ƒ Penonton dan pementasan
- Pendopo 350
- R. kontrol suara 6.5
- R. kontrol cahaya 6.5
ƒ Servis
- Lavatory pengunjung 20
- Lavatory pengelola 20

733.8 m2
ZONA PELENGKAP
Kelompok Kegiatan Pasar Seni
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Peserta didik ƒ Penerimaan
2 Pelatih - Resepsionis 8.25
3 Pengunjung - Lobby / R Tunggu 180
4 Karyawan (staff) ƒ Promosi dan penjualan
- R. pameran temporer 75
- Bengkel seni rupa umum 100
- Unit penjualan alat musik 126.6
- Unit penjualan alat tata 36
suara
- Unit penjualan rekaman 48
audio visual
- Unit penjualan barang- 51
barang seni rupa
(gerabah, pahatan,
lukisan dll)
- Unit penjualan buku dan 51
peralatan seni
- Kasir 2.75
- Loker penitipan barang 4
- Restoran 200
- Cafe shop 100
ƒ Pelayanan jasa
- R. tunggu/lobby 15
- Counter registrasi 6
- Kasir 2.75
- Studio musik 30
- Studio tari 38
ƒ Pengelolaan
- R. manager 15
- R. tunggu/ lobby 12.8
- R. Staf 32
- R. Staf Gudang 15
- R. Arsip 4
- R. teknisi 90.3
commit to user

VI-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ƒ Servis
- Loker dan r. Ganti 5
karyawan
- R. istirahat karyawan 12
- Gudang barang 25
- Area bongkar muat 18.5
- Lavatory pengunjung 20
-Lavatory karyawan 20
3572.25 m2
Kelompok Kegiatan Wisma Seni
No Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
1 Peserta didik ƒ Entrance Hall 9
2 Pelatih ƒ Lobby 25
3 Pengunjung ƒ Reseptionis 8
4 Karyawan (staff) ƒ Kamar Tidur 80
ƒ Plaza/ Hall 50
ƒ Lavatory 20

192 m2
Kelompok Kegiatan Food Court

• Kapling kios 400


• Area makan 307
• Wastafel 5
• Lavatory Umum 40
• Janitor 4
• Gudang Umum 20
• R. sampah 4

780 m2
Kelompok Kegiatan Masjid
Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
Peserta didik
Pelatih
ƒ R. sholat
Pengunjung 250
ƒ Tempat Wudhu
Karyawan (staff) 50

300 m2
ZONA PENERIMA
Kelompok Kegiatan Shelter penerima
Pelaku Kegiatan Program Ruang Besaran Ruang
Peserta didik
Pelatih
Pengunjung ƒ Entrance Hall
256
Karyawan (staff)

256 m2

Tabel 6.1. Konsep Program & besaran Ruang


sumber: analisa penulis

commit to user

VI-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Seni yang direncanakan:


• Zona Hijau & Parkir = 10665 m2
• Zona Utama = 38451,09 m2
• Zona Pelengkap = 4844,25 m2
• Zona Penerima = 256 m2 +
Total Luas Ruang Bangunan = 54216,34 m2
Sirkulasi horisontal 40% = 21686,536 m2 +
Jadi Total Luas kebutuhan ruang = 75902,876 m2 ~ 75903 m2
Bangunan Pusat Seni Aceh yang direncanakan merupakan
bangunan tingkat rendah dengan ketinggian antara 1 hingga 5 lantai
dengan 2 lantai basement (di hitung rata‐rata pada bangunan utama 4
lantai). Maka :
analisa perhitungan luas bersih site yang diperlukan adalah 75903 : 4
=18975,75 m2
analisa Perhitungan luas total site yang diperlukan bila memiliki KDB 40%
= 100/40 x 18975,75 m2= 47.439,375m2.
Berdasarkan analisa perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
lahan/ site yang dibutuhkan minimal memiliki luasan 47.439,375m2

2. Pola Hubungan Ruang


Tujuan penataan pola hubungan ruang adalah untuk
mendapatkan organisasi ruang yang terdapat pada suatu bangunan.
Organisasi ruang ditunjukkan dengan pola hubungan ruang yang
memperlihatkan kedekatan antar ruang serta gambaran peruangan
secara umum. Faktor yang menentukan adalah:
• Kegiatan yang diwadahi.
• Sifat kegiatannya.
• Hubungan antar kegiatan

commit to user

VI-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Pola Hubungan Ruang Makro


1. Pola Hubungan Makro
I Kel Ruang pendidikan dan
pelatihan seni
II Kel Ruang informasi
III Kel R Pertunjukan seni
IV Kel R pameran seni
V Kel R pengelolaan
VI Kel Penunjang
VII K Ruang pendukung
pengelolaan

• Kelompok Ruang pengelolaan


Kelompok Ruang Pengelolaan
1 Lobby
2 Resepsionis
3 R direktur utama
4 R sekretaris
5 R Humas
6 R Manager Personalia
7 R staf Personalia
8 R Manager Keuangan
9 R Staf Keuangan
10 R Staf Akuntan
11 R staf pemasaran
12 R staf promosi
13 R komputer
14 R manager pemasaran
15 R staf inventaris perkap
16 R staf pengadaan
17 barang
18 R arsip
19 R rapat
20 Lavatory
21 Mushola
Gudang

commit to user

VI-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Ruang Pendukung


Pengelolaan
1 R genset
2 R trfo
3 R panel
4 Ground tank
5 R pompa
6 R pompa hidrant
7 R bahan bakar
8 R chiller
9 Water tank
10 R mesin lift
11 Cooling tower
12 R pusat telekomunikasi
13 R security
14 Gudang umum
15 R staf utilitas
16 R maintenance

• Kelompok ruang penunjang


1 Area parkir
2 Restoran fastfood
3 Dapur resto
4 Storage resto
5 R karyawan resto
6 lavatory

• Kelompok ruang publik


1 Parkir siswa
2 Parkir pengunjung
3 Parkir pengelola
4 Parkir pemain
5 pertunjukan
6 Parkir aksesibiltas
7 Parkir bus
8 Taman penerima
9 Entrance
10 Pos jaga
11 Taman/open space
12 Area pertunjukan
outdoor
Area pameran out door

commit to user

VI-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Pola Hubungan Ruang Mikro


• Kelompok ruang pelatihan seni
- Seni Musik

1 Hall/ lobby
2 Counter informasi
3 Perpustakaan seni musik
4 R. praktek bersam
5 R teori musik
6 R praktek instrumen tiup
7 R prktek instrumen pukul
8 R praktek piano
9 R praktek elektone
10 R praktek instrumen
11 gesek
12 R prktek instrumen petik
13 R praktek vokal
14 Studio musik
15 R operator
16 R latihan
17 R peralatan musik
18 R pengajar musik
19 R pengelola
20 Lavatory siswa
21 Lavatori pegawai
Mushola

commit to user

VI-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Seni Tari
1 Hall
2 Lobby
3 Counter informasi
4 Perustakaan
5 R praktek bersam
6 R teori tari
7 Studio tari
8 R praktek tari
9 R kostum
10 R perlengkapan
11 tari
12 R latihan
13 R pengelola
14 Lavatory siswa
15 Lavatory pengelola
Mushola

- Seni peran (teater)


1 Hall
2 Informasi
3 Perpustakaan
4 Mini auditorium
5 R teori seni peran
6 Studio peran
7 R kostum
8 R latihan
9 R audio visual
10 R pengajar seni peran
11 R pengelola

commit to user

VI-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12 Lavatori siswa
13 Lavatoti pengelola
14 Mushola

- Seni Rupa dan seni lukis


1 Hall
2 Informasi
3 Perpustakaan
4 Gallery seni lukis
5 R belajar teori
6 Studio lukis
7 R Perlengkapan lukis
8 R latihan
9 Gudang koleksi lukisan
10 R pengajar lukis
11 R pengelola
12 Lavatory siswa
13 Lavatory pengelola
14 Mushola

commit to user

VI-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Seni pahat
1 Hall/ lobby
2 Counter informasi
3 Perpustakaan
4 Gallery pahat
5 R belajar teori
6 Studio pahat
7 R perlengkapan pahat
8 R latihan
9 Gudang koleksi pahat
10 R pengajar pahat
11 R pengelola
12 Lavatory siswa
13 Lavatory pengelola
14 Mushola

• Kelompok Ruang Informasi (promosi dan penjualan)


1 Hall
2 Informasi
3 Unit penjualan karya seni
4 Unit penjualan alat musik
5 Unit penjualan rekaman
audio visual
6 Unit penj buku dan peralatan
seni
7 Loker penitipan
8 Kasir
9 Studio musik sewa
10 Studio tari sewa
11 Gudang barang

commit to user

VI-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12 Area bongkar muat


13 R pengelola
14 Lavatory pengunjung
15 Lavatory pengelola

• Kelompok Ruang Pertunjukan kesenian


1 Kel R persiapan
2 Kel R persiapan pementasan
3 Kel R Menonton dan
4 pementasan
Kel R Pengelola

Secara per kelompok ruang


1 Kel Ruang Penerimaan
a. Hall penerimaan
b. Informasi
c. Lobby
d. Loket
e. R checking
f. Lavatory pengunjung

commit to user

VI-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2 Kel R Persiapan
pementasan
a. Foyer
b. Lobby pemain
c. R latihan
d. R ganti pemain
e. R ganti pemain utama
f. R ganti kostum
g. R. backstage
h. R. stage manager
i. R kontrol dekorasi
j. R perlengkapan pentas
k. R teknisi
l. Gudang kursi cadangan
m. Lavatory
n. Mushola

3 Kel R Menonton dan


Pementasan
a. R penonton
b. Panggung
c. R kontrol Suara
d. Rkontrol cahaya
e. R konfrensi pers
f. R vip
g. R pers
h. R komputer

commit to user

VI-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4 Kelompok R Pengelola
a. R tunggu tamu
b. R staf
c. R manager pertunjukan
d. R Rapat
e. R asrip
f. ;avatory
g. Mushola
h. R. perkap dekorasi/ tata
panggung

• Kelompok Ruang Pameran Seni


1 Are parkir
2 Informasi
3 R peitipan barang
4 Hall
5 Gallery
6 Lavatory pengunjung
7 Droping Area
8 Gudang
9 R Persiapan
10 R Teknisi
11 R staf Gudang
12 R Tunggu Tamu
13 R Staf
14 R manager pameran
15 R Rapat
16 R Arsip
commit to user

VI-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17 Lavatory
18 Mushola

• Kelompok Ruang pengelolaan


Kelompok Ruang Pengelolaan
1 Lobby
2 Resepsionis
3 R direktur utama
4 R sekretaris
5 R Humas
6 R Manager Personalia
7 R staf Personalia
8 R Manager Keuangan
9 R Staf Keuangan
10 R Staf Akuntan
11 R staf pemasaran
12 R staf promosi
13 R komputer
14 R manager pemasaran
15 R staf inventaris perkap
16 R staf pengadaan
17 barang
18 R arsip
19 R rapat
20 Lavatory
21 Mushola
Gudang

commit to user

VI-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Ruang Pendukung


Pengelolaan
1 R genset
2 R trfo
3 R panel
4 Ground tank
5 R pompa
6 R pompa hidrant
7 R bahan bakar
8 R chiller
9 Water tank
10 R mesin lift
11 Cooling tower
12 R pusat telekomunikasi
13 R security
14 Gudang umum
15 R staf utilitas
16 R maintenance

• Kelompok ruang penunjang


1 Area parkir
2 Restoran fastfood
3 Dapur resto
4 Storage resto
5 R karyawan resto
6 lavatory

commit to user

VI-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kelompok ruang publik


1 Parkir siswa
2 Parkir pengunjung
3 Parkir pengelola
4 Parkir pemain
5 pertunjukan
6 Parkir aksesibiltas
7 Parkir bus
8 Taman penerima
9 Entrance
10 Pos jaga
11 Taman/open space
12 Area pertunjukan
outdoor
Area pameran out door

commit to user

VI-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Konsep Sirkulasi Pada Bangunan


a. Konsep Sirkulasi Horizontal
Pada bangunan Pusat Seni yang di rencanakan, menggunakan pola
lineir, radial, terpusat, grid dan cluster pada sirkulasi horizontal
bangunannya.

sirkulasi

sirkulas
ruang
ruang

ruang

sirkulasi ruang

sirkulasi

b. Konsep Sirkulasi Vertikal


• Elevator/Lift
• Tangga
• Ramp

commit to user

VI-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. KONSEP MAKRO DALAM KONSEP ARSITEKTUR


BERKELANJUTAN
1. Konsep Penentuan Lokasi dan Site

Gambar 6.1. Banda Aceh


sumber: Bappeda NAD

Lokasi Site

commit to user

VI-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Eksisting Site

KOMPLEK
STADION PERKANTORA
HARAPAN PENGAIRAN
N DINAS NAD
BANGSA

LAHAN KOSONG

Jl. Soekarno Hatta RUKO

KOMPLEK
SMK/STM SITE U

R.S. MUERAXA

RUMAH SEJAHTERA
MPU RUKO
DARUS’SAADAH

commit to user

VI-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Kondisi site: Site terletak pada kawasan Kampung


Lampeuneuret yang sekarang ini menjadi salah satu lokasi
yang paling banyak mengadakan pembangunan.
• Site memiliki luasan total sebesar ± 62.000 m2
• Batas‐batas site:
Utara : Jalan Kampung, Pemukiman dan lahan Kosong
Selatan : Jl. Soekarno Hatta dan lahan kosong.
Timur : Rumah Sejahtera Darus’saadah dan Lahan
Kosong.
Barat : Pertokoan (Ruko) dan lahan kosong.
¾ Potensi site:
• Tapak berada pada area komersial.
• Memiliki aksesibilitas yang baik karena terletak di jalur yang
di lewati angkutan kota dengan bentang jalan 24 meter.
• Terletak pada jalur yang strategis.
• Memiliki sarana dan infrastruktur penunjang kegiatan yang
baik.
¾ Peraturan bangunan:
• Penggunaan atau peruntukan lahan yaitu sebagai
perkantoran/ perdagangan (KKT/KPD).
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah 40%.
site : 40% x 62.000 m2 = 24.800 m2
Jadi, luas bersih lahan yang diijinkan terbangun = 24.800 m2
• Ketinggian bangunan yang diijinkan pada site adalah 7 lantai
dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 5,0

commit to user

VI-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Konsep Pengolahan Site


a. Konsep Pengolahan Pencapaian

Jl. Malikul Saleh

Jl. Soekarno Hatta

SITE

U
SIRKULASI KENDARAAN

SIRKULASI KENDARAAN

Jl. Malikul Saleh

Jl. Soekarno Hatta

SITE

SIRKULASI PEJALAN KAKI

commit to user

VI-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Konsep Pengolahan Tingkat Kebisingan


Hasil
Pemberian barrier di sekitar site, terutama
pada site yang mengarah ke jl. Soekarno
Hatta, agar dapat meredam kebisingan jaln
dan kendaraan yang melintas.

SITE

SIRKULASI KENDARAAN

c. Konsep Pengolahan Faktor Klimatologis

Sinar matahari yang Memberi banyak bukaan


menyehatkan di serap agar terkena angin yang
sebanyak-banyaknya pada menyejukkan
bangunan ini

SITE
SITE
Pemberian barrier untuk
meredam angin yang
membawa panas pada siang
hari.

Sinar matahari yang


menyilaukan dapat di tahan
U
dengan adanya barrier
commit to user pepohonan.

VI-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Konsep Pengolahan View Lingkungan

Zona dengan view menarik berpotensi digunakan


untuk penataan massa bangunan dan atau site
serta tampilan bangunan yang dapat mendukung
ekspose terhadap kawasan

SITE

Zona dengan view kurang menarik Zona dengan view menarik berpotensi digunakan
berpotensi digunakan untuk penataan untuk penataan massa bangunan dan atau site
site dan atau massa bangunan serta tampilan bangunan yang dapat mendukung
penunjang ekspose terhadap kawasan

commit to user

VI-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Konsep Zonifikasi Site


Berdasarkan pendekatan di atas, maka disimpulkan untuk
zonifikasi site sebagai berikut, namun mengingat bahwa pusat
seni merupakan bangunan publik, sehingga hampir dari setiap
zonanya merupakan zona public. Dengan mempertimbangkan
analisa diatas dan pendekatan terhadap kebutuhan bangunan,
sehingga zonna yang terbentuk adalah:

Jl. Soekarno Hatta

Zona Penerima

Zona
Pelengkap Zona
Hijau Zona Utama

Zona penerima merupakan main


entrance setiap orang yang akan
Zona Utama merupakan zona yang
berkunjung, pada bagian depan
didalamnya terdapat bangunan utama
terdapat gapura dan shelter masuk .
dan pendukung lainnya, yaitu pusat
pelatihan seni dan tempat
pagelaran indoor.
Zona Hijau merupakan plaza utama
Zona pelengkap merupakan yang d kelilingi taman , merupakn
bangunan pendukung dari bangunan tempat berkumpul sekaligus sebagai
utama yang d dalamnya terdapat point tengah untuk menuju ke zona-
Pasar seni, Daerah jajanan zona lainnya.
kuliner( food court) Wisma
seni dan Masjid.
commit to user

VI-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Konsep Bentuk Pola Gubahan Massa


Bentuk massa yang akan digunakan merupakan penggabungan kedua
bentuk kotak dan lingkaran(lengkung) yang akan menghasilkan bentuk
yang sesuai dengan karakter arsitektur berkelanjutan dengan tidak
mengabaikan fungsi kegiatan.

Gb. 6.2. Pada bangunan yang melengkung angin akan terpecah kesegala arah.
Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

Berdasarkan pertimbangan Pusat seni yang direncanakan


akan menampung beberapa karakter dan jenis kegiatan serta
perencanaan penyediaan banyak lahan terbuka, maka pola tata
massa yang digunakan adalah massa majemuk pola menyebar yang
mengacu pada arsitektur berkelanjutan. Zoning kegiatan yang cukup
kompleks pada tapak dapat dilihat pada gambar berikut;

Massa majemuk dan menyebar agar


tidak berkesan monoton.

Lahan yang diolah terbuka untuk


mendekatkan dengan open space
commit to user
Gb. 6.3 Pola bangunan yang menyebar dan open space
Sumber: analisa penulis (studi bentuk).
VI-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Konsep Tampilan Fisik Bangunan

Pendekatan tampilan fisik bangunan juga didasarkan pada


konsep arsitektur berkelanjutan terkait dengan aspek sosial bahwa
bangunan yang direncanakan harus dapat medorong emosi visual
seseorang sehingga menimbulkan ketertarikan untuk mengunjungi
bangunan tersebut. Dengan terciptanya daya tarik bangunan melalui
tampilan fisiknya, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonominya
juga. Disamping itu, tampilan bangunan nantinya juga harus dapat
mencerminkan fungsi bangunan itu sehingga bangunan tersebut tidak
terlepas dari substansi yang ada di dalamnya. Tampilan fisik bangunan
merupakan bangunan kontemporer dengan menggunakan ornamen
serta filosofi dari Aceh. Bentuk ornamen terlihat pada dinding
bangunan juga sebagai lubang aliran udara dan bentuk‐bentuk atap
yang menyerupai ombak laut sebagai filosofi dari daerah pinggir pantai.
Jarak antara jalan raya dan bangunan yang menjorok kedalam sebagai
antisipasi sebagai daerah pasca konflik.

Pada bagian atap bangunan yang


berbentuk lombak laut sebagai filosofi
dari daerah pinggiran laut.

Gb. 6.4. Pada bangunan yang yang mengasumsi filosofi Aceh.


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).
commit to user

VI-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Konsep Elemen Desain Arsitektur Berkelanjutan


Terdapat beberapa pendekatan konsep arsitektur berkelanjutan
yang akan diterapkan pada elemen desain Pusat Seni, antara lain:
a. Keseimbangan Ekologi dan Lingkungan
Objek yang direncanakan harus ramah lingkungan, yaitu dapat
memberikan kontribusi positif dan mencegah timbulnya efek negatif
terhadap lingkungan di sekitarnya. Penerapannya dalam desain
antara lain:
• Pemanfaatan energi yang bijaksana dengan penerapan desain
hemat energi dalam bangunan yaitu dengan pemanfaatan sumber
daya yang ada melalui teknologi seperti penggunaan panel
photovoltaic sebagai penangkap energi dari sinar matahari
maupun pemanfaatan angin dan sinar matahari sebagai
penghawaan dan pencahayaan alami pada bangunan.
Banyaknya open space sebagai ruang
Daerah penyerapan matahari
tata hjau.
(photovoltaic) di buatkan semacam
sculpture diatas bangunan.

Gb. 5.12. Tempat penyerapan matahahari


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

• Penyediaan dan penataan vegetasi atau ruang hijau pada objek


yang dapat mendukung lingkungan pada lokasi perencanaan.
Penataan vegetasi disesuaikan dengan arah/ siklus angin, arah

commit to user

VI-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

datangnya sinar matahari dan titik tingkat kebisingan pada


kawasan (disesuaikan dengan analisa site berdasarkan faktor
klimatologis).
• Meningkatkan kualitas udara, air dan vegetasi, antara lain dengan
cara:
- menggunakan material atau komponen desain yang tidak
berbahaya bagi lingkungan, memiliki tingkat daur ulang tinggi
serta tahan lama.
Material atau komponen desain yang bersifat struktural dapat
menggunakan alumunium dan atau baja karena memiliki sifat
kuat dan tahan lama, sedangkan untuk material yang bersifat
non‐struktural, dapat digunakan bambu sebagai material lokal
yang banyak terdapat di Indonesia khusunya Aceh.
- Pengolahan limbah (water waste treatment plan) pada objek
yang direncanakan.
- Pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan objek
perencanaan seperti pemanfaatan air hujan.
b. Kemajuan Sosial
Objek yang direncanakan diharapkan mampu merespon
kebutuhan emosional dan psikologis manusia dengan memberikan
stimulasi positif terhadap lingkungan, meningkatkan kesadaran
terhadap nilai‐nilai penting kehidupan, memberi inspirasi bagi jiwa
manusia, dan mempererat hubungan sosial, komunitas serta
lingkungan terutama psiologis masyarakat pasca bencana dan konflik
yang berkepanjangan. Penerapannya dalam desain antara lain:

commit to user

VI-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penyediaan ruang-ruang bersama


sebagai tempat berinteraksi.

Gb. 5.13. Ruang-ruang berkumpul unuk berinteraksi


Sumber: analisa penulis (studi bentuk).

• Penyediaan ruang‐ruang bersama (public space) sebagai tempat


berinteraksi maupun berekreasi.
• Perencanaan desain yang aksesibel. Desain harus dapat diakses
oleh semua lapisan masyarakat termasuk pengunjung difabel.
Perencanaan yang aksesibel dapat dengan penyediaan ramp, lift
yang sesuai dan elemen desain lain yang disesuaikan dengan
standar aksesibilitas.
• Perencanaan desain objek yang dapat memberikan rasa aman
bagi pengunjung, salah satunya dengan penggunaan teknologi
yang bisa mengontrol ruang‐ruang rawan kejahatan secara visual.
• Objek yang direncanakan diharapkan dapat memberikan
stimulan postif terhadap pengembangan pengetahuan bagi
masyarakat, yaitu dengan penyediaan sarana informasi berupa
perpustakaan seni, digital information dan hotspot internet.

commit to user

VI-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

• Tidak terdapat material atau komponen bangunan yang


berdampak buruk terhadap kualitas udara dalam ruang yang
dapat mengurangi kenyamanan pengguna.
c. Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas ekonomi dalam desain berkelanjutan bisa dicapai melalui
banyak hal, antara lain:
• Objek yang direncanakan harus memiliki nilai komersial (nilai
jual) yang tinggi.
• efisiensi dalam desain dan material agar tidak menghasilkan sisa
yang berlebihan.
• Perencanaan beberapa ruang yang fleksibel yaitu mampu
beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi, seperti
perencanaan plaza sebagai area terbuka dan tempat
pertunjukan maupun kegiatan temporer, atrium/ hall, dan ruang
konvensi.
• Pemanfaatan energi dan sumber daya alam yang ada pada objek
perencanaan.

8. Konsep Tata Landscape

a. Hardscape landscape
Penggunaan hardscape lanscape pada sebuah tapak
dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur pedestrian
dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan
estetika bangunan. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area
tangkapan air hujan. Hardscape lanscape dapat berupa lantai
penutup jalan dan street furniture (lampu jalan, tempat sampah
dan lain‐lain).

commit to user

VI-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beberapa alternatif hardscape lanscape yang biasa


digunakan:
¾ Perkerasan aspal ¾ Tanah berumput
¾ Perkerasan beton ¾ Paving
¾ Perkerasan kerikil ¾ Taman
¾ Tanah padat
Hasil:
¾ Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga
dapat memberikan kenyamanan.
¾ Jalur pedestrian menggunakan paving blok dan batu alam
yang dikombinasikan dengan grass blok.
¾ Pada open space atau plaza menggunakan pengolahan
lantai salah satunya dengan batu alam.
¾ Pemakaian street furniture dengan desain yang dapat
mendukung bangunan teknologi dan juga dapat
memberikan nilai estetis yang memperkuat karakter
bangunan seperti penerangan jalan/lampu jalan, sculpture,
tempat sampah dan lain‐lain.

Gbr.6.7. material Lanscape


Sumber : Berbagai Sumber

b. Softscape landscape
Softscape landscape meliputi vegetasi pada taman maupun
jalur sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam‐macam yaitu

commit to user

VI-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagai zona relaksasi dan zona hijau hunian, sebagai penyedia


oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau, serta
sebagai penahan air atau cadangan air saat musim hujan.
Hasil:
¾ Penataan softscape landscape pada site berpedoman pada
konsep arsitektur berkelanjutan dan sekaligus sebagai
estetika dalam desain.
Adapun jenis vegetasi yang di gunakan dalam perencanaan
Pusat Seni adalah penggabungan dari jenis tanaman tropis
dan beberapa tanaman air sebagai pelengkap.
• Tanaman air digunakan sebagai estetika dalam desain,
seperti teratai, paku ekor kuda, papirus, kubis air, dan
false losentrif.

1 2 3

4 5

Gb. 6.8. 1.paku ekor kuda, 2.papirus, 3.kubis air, 4.teratai, dan 5.false losentrif.
sumber: dokumen pribadi

• Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama pada


tata landscape dalam desain yang direncanakan.
Tanaman tropis yang digunakan harus disesuaikan
dengan kondisi iklim di Indonesia. Selain itu,
diprioritaskan juga penggunaan tanaman yang dapat

commit to user

VI-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyerap polutan sehingga dapat mendukung


kesehatan pada pada lingkungan dan bangunan yang
terbentuk. Adapun beberapa tanaman tropis yang
digunakan, yaitu:
Asoka, Cerbera manghas (bintaro), dan flamboyan.
Karena tanaman‐tanaman ini dapat tumbuh dengan
tinggi dan berdaun lebat, maka akan digunakan
sebagai peneduh di sekitar bangunan.

1 3

Gb. 6.9. 1.flamboyan, 2.bintaro, 3.asoka.


sumber: dokumen pribadi

Mandevila, bugenvil, Ipomea pennata


(songgolangit), Antogonon leptotus (air mata
pengantin), Ficus pumilia (dolar), dan Syngonium
podophyllum (african evergreen). Beberapa
tanaman ini digunakan sebagai pembentuk shading
dalam bangunan dengan ditanam pada pergola atau
elemen perambat lainnya.

commit to user

VI-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 3

4 5 6

Gb.6.10. 1.Mandevila, 2.bugenvil, 3.songgolangit, 4.air mata pengantin,


5.dolar, dan 6.african evergreen.
Sumber : dokumen pribadi

Tanaman berdaun indah dan berbunga, lebih


difokuskan sebagai estetika dan pemberi daya tarik
bagi pengunjung karena memiliki bentuk serta
warna yang menarik. Beberapa diantaranya
digunakan sebagai penangkap polutan seperti
sansivera. Tanaman berdaun indah yang digunakan
antara lain, aglonema, kuping gajah, keladi hias,
dieffen, zebra plant, coleus, paku sarang burung,
dan palem kuning.

commit to user

VI-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1 2 3

4 5 6

7 8 9 10

Gb.6.11. 1.kelasi hias, 2.aglonema, 3.kuping gajah, 4.dieffen, 5.coleus, 6.daun pilo,
7.zebra plant, 8.paku sarang burung, 9.palem kuning, dan 10.sansivera.
Sumber : dok.pribadi

Sedangkan tanaman berbunga yang akan digunakan


adalah yang mudah perawatannya, mudah
berbunga dan memiliki daya tarik baik dari bentuk,
warna dan aroma. Tanaman tersebut antara lain
kelompok mawar, anthurium, krosandra, salvia,
lavender, dan soka.
1 2 5

3 4

commit
Gb.6.12. 1. mawar, 2.soka, to4.krosandra,
3.salvia, user 5.anthurium.
Sumber : dokumen pribadi

VI-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Border plant dan ground cover digunakan sebagai


penutup tanah serta sebagai kombinasi pada
elemen hardscape landscape. Tanaman yang
digunakan antara lain, rumput jepang sebagai
elemen softscape yang dominan pada taman, dan
plaza. sutra bombay, cendrawasih, kucai jepang dan
lili paris sebagai elemen penutup tanah yang dapat
memberi daya tarik sehingga taman atau plaza tidak
tampak monoton.

1 2 5

3 4
Gb.6.13. 1. rumput
jepang, 2.kucai
jepang, 3.cendrawsih,
4.lili paris, 5.sutra
bombay.

Sumber : dok. pribadi

9. Konsep Sistem Struktur Bangunan


Bangunan Pusat Seni yang direncanakan menggunakan
penggabungan antara sistem struktur konvensional dan
advanced structure. Pada bangunan konvensi akan direncanakan
menggunakan sistem struktur spaceframe, penggunaan dak
pada bangunan utama sebagai roof garden dan roof
photovoltaic, penggunaan baja ringan pada pada struktur
rangka, zincalume dan aluminium pada bahan penutup atap dan
bahan‐ bahan aman terhadap lingkungan lainnya.

commit to user

VI-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Konsep Sistem Mekanikal Elektrikal Bangunan


a. Konsep Pencahayaan
1) Pencahayaan alami
• Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber
penerangan utama pada siang hari.
• Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela
sebagai pengatur banyaknya cahaya matahari yang
masuk.
2) Pencahayaan buatan
• Pencahayaan buatan di dalam ruang‐ruang pada
bangunan yang direncanakan menggunakan
perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan
special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing‐masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan
cahaya benar‐benar optimal, penggunaan kisi‐kisi
lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan
salah satu alternatif tindakan yang perlu
diterapkan.
• Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi
cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan
pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi,
penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar
dan dimmer control berupa alat peredup photo
elektrik untuk mengendalikan pengoperasian.
b. Konsep Penghawaan

Penghawaan alami Cross Ventilation

Penghawaan
Fan
Penghawaan
artifisial
AC

Bagan 6.1 Macam sistem penghawaan.


commit
sumber:toanalisa
user penulis.

VI-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Sistem Penghawaan Alami


Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross
ventilation pada bukan‐bukan bangunan.
2) Sistem Penghawaan Buatan
Pada ruang‐ruang tertentu di Pusat seni akan digunakan
bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun
dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah
lingkungan.
Penggunaan pengkondisian udara pada ruang‐ruang:
• Sistem sentral AC, digunakan pada ruang‐ruang tertentu
seperti ruang‐ruang pemasaran, ruang informasi dan
promosi, serta ruang‐ruang yang terdapat perangkat
elektronik. Namun diperkirakan perangkat elektronik
tersebut dapat menimbulkan panas.
• Sistem Split AC, digunakan pada ruang‐ruang privat yang
membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan
skope yang kecil, seperti: ruang pengelola.
• Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur,
fasilitas parkir basement dll.

c. Konsep Mekanikal Elektrikal


Sumber energi pada Pusat Seni menggunakan
perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN. Hal ini
diterapkan dalam rangka untuk penghematan energi
mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik sangat
tinggi.
Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok
dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter
sebagai pengubah arus DC menjadi arus AC. Sedangkan
listrik dari PLN setempat merupakan sumber listrik cadangan

commit to user

VI-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai


penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah
generator set yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer
Switch). Genset ini merupakan alternatif terakhir yang
dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN.
Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:
• Instalasi listrik untuk penerangan
• Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).
Panel Photovoltaic
Menangkap dan
mengumpulkan sinar
matahari Baterai
Disimpan untuk digunakan Panel Sekunder Distribusi
pada malam hari atau saat (penerangan)
cuaca dalam kondisi buruk

Konverter
Mengubah arus
DC menjadi arus
AC ATS Panel Distribusi Utama

PLN Meteran PLN Genset Panel Sekunder Distribusi


(power)

Bagan. 6.2. Analisa aplikasi aliran listrik bangunan


sumber: analisa penulis

d. Konsep Sistem Komunikasi


- Intern
Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic
Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan
menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
- Ekstern
Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar,
menggunakan telepon dan fax.
Telepon Lokal
PT. Telkom Panel Kontrol Operator Faks
Internet

commit to user SLJJ/SLI

Bagan 6.3. Analisa jaringan komunikasi


sumber: analisa penulis VI-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah


1) Konsep Penyediaan Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang
ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui
pipa‐pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan
menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan
sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank)
melewati water treatment dengan menggunakan pompa,
kemudian disalurkan menuju ruang‐ruang yang memerlukan
dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa
air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada
roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air
mencapai batas maksimal.

PDAM

Ground tank Pompa Top Reservoir Distribusi Fasilitas

Sumur
Pompa Hydrant Hydrant

Bagan 6.4. Sistem down feed distribution


sumber: analisa penulis

2) Konsep Sistem Sanitasi


Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak
lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan.
Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau
penyaluran air kotor dan air hujan.
• Air kotor
Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis,
cafetaria atau pantry dan lavatory.

commit to user

VI-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dapur Penangkap lemak

dimanfaatkan
Air kotor WWTP Bak penampung
kembali
Toilet
Sumur
Tinja STP Resapan

Bagan 6.5. Sistem sanitasi bangunan


sumber: analisa penulis

• Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran‐saluran terbuka
maupun tertutup.
Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan
kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air
hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain
menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan‐
jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass
block. Namun pada komplek bangunan yang di rencanakan,
air hujan dapat diproses kembali menjadi air untuk
pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman.

Air hujan dari atap Air hujan sekitar site

Pipa Vertikal Bak kontrol Groun tank Khusus

Fasilitas Toilet& Distribusi Top


Taman Reservoir

Bagan 6.6. Sistem sanitasi air hujan


sumber: analisa penulis

commit to user

VI-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Konsep Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan
sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak
bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari
pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan
cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari
sampah‐sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih
lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan
sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa,
dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu
menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini
memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan
sampah sementara. Setelah pemisahan barulah di olah kembali
menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang lainnya.

Sampah yang dapat Bak penampung Pupuk


didaur ulang sampah daur ulang Taman

Shaft sampah
Sampah yang tidak Bak penampung Pengolahan
dapat didaur ulang sampah non daur sampah
ulang plastik&
kerajinan
Bagan 6.7. Analisa pengelolaan sampah tangan
sumber: analisa penulis

f. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir


1) Analisa Pengamanan Kebakaran
Sistem yang biasa digunakan yaitu:
• Dalam ruangan
Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher,
indoor hydrant dan tangga darurat.
• Luar Ruangan
Menggunakan outdoor hydrant.

commit to user

VI-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Analisa Pengamanan Bahaya Petir


Maka sistem yang digunakan adalah sistem Faradday.
Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang‐tiang ini
dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian
dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa
yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa
paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada
ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar
penghantaran listrik ke tanah.

g. Konsep Khusus Ruang Pertunjukan


Bentuk penataan tempat duduk
Sistem Continental
Yaitu penataan tempat duduk tanpa lorong di tengah
antar tempat duduk dan memenuhi seluruh ruang, sirkulasi
hanya pada sekeliling.
Kelebihan :
• Ekonomis dalam penggunaan ruang. Daerah yang
menguntungkan untuk melihat dan mendengar, semua
digunakan untuk daerah tempat duduk
• Ruang untuk kakai lebih lega, karena standart jarak antar
baris tempat duduk lebih lebar daripada standard jarak
untuk tipe lain.
• Untuk luas yang sama lebih banyak atempat duduk di
tengah (di bandingkan dengan type conventional)

commit to user

VI-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

¾ Berdasarkan tipe lantai miring yang digunakan dapat dibedakan


menjadi:
• Lantai berundak
Yaitu tiap baris tempat duduk dipasang pada lantai
yang berundak. Bentuk ini membuat kondisi melihat
panggung nyaman tanpa terhalang penonton di depannya.

h. Konsep Pengolahan Fasade


Penentuan penampilan fasade bangunan didasarkan pada
perwujudan sustainable architecture yang memiliki konsep kembali pada
material alam pada daerah tersebut. Semua elemen fasade bangunan
direncanakan menggekspos material alam.
Untuk dinding dapat menggunanakan batu‐batu alam dan untuk
fasad depan bangunan utama menggunakan GRC (Glass reinsformence
Concrete ) yang dibentuk menjadi ornamen Aceh yang biasanya berupa
ornamen bunga dan lambing pintu Aceh dan tanaman rambat yang
melapisi dinding beton.
commit to user

VI-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gbr.6.14. Material Fasade Bangunan


Sumber : Berbagai Sumber

Mengingat eksisting awal lahan adalah persawahan. Untuk


menciptakan ruang hijau, maka untuk bangunan Pusat Seni ini
direncanakan atap untuk ruang hijau (roof garden) sebagai
pengganti lahan yang tertutupi oleh bangunan, dengan bidang
yang hijau yang rimbun dapat menghasilkan udara yang segar bagi
lingkungan khususnya baik untuk bangunan vertikal.

commit to user

VI-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gbr.6.15 Referensi Roof Garden


Sumber : Berbagai Sumber

Suasana yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan


memberi kesan keteduhan dan lebih dingin sehingga orang yang
berada di tempat itu merasa nyaman.

i. Konsep Penampilan Interior Bangunan


Penampilan interior bangunan direncanakan mengekpos
penggunaan material‐material alam seperti anyaman bamboo,
parket untuk sebagian lantai, batu alam untuk kamar mandi unit
hunian dan penggunaan material baru berupa resin yang
didalamnya terdapat tanaman‐tanaman atau bunga‐bungaan.

commit to user

VI-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gbr.6.16. Material untuk Interior


Sumber : Berbagai Sumber

Material baru ini dapat diaplikasikan sebagai panel, partisi,


pintu, lantai, bahan penutup lampu dan sebagainya.

Gbr.5.26 Material Untuk Interior Berbahan Resin


Sumber : www.oxoideas.com

j. Konsep Khusus Atap Penyelamatan ( Building escape)


Alternatif pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang karena
pondasi inilah yang paling cocok dengan bangunan pusat seni terutama
pada lantai penyelamatan dan pondasi foot plat untuk bangunan satu
lantai dan pondasi sumuran untuk beberapa struktur atap. Selain itu,
tipologi bangunan akan banyak menggunakan material‐material seperti

commit to user

VI-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

baja, besi, dan lain‐lain sehingga beban bangunan pada tanah akan
sangat berat cocok untuk escape building.

Bangunan – bangunan penyelamatan yang ada di Aceh;

Gbr.6.18. Escape Building Uleu-leu NAD


Sumber : Dok.Pribadi

Gbr.6.19. Escape Building Uleu-leu NAD & Tsunami Museum


Sumber : Dok.Pribadi

k. Konsep Taman Atap (Roof Garden)


Membangun taman atap di gedung bertingkat dianggap sebagai
salah satu cara efektif mengurangi dampak pemanasan global. Dengan
membuat taman atap, gedung bertingkat tetap bisa memiliki ruang
terbuka hijau, untuk meningkatkan kualitas lingkungan kota.
Saat ini, belum banyak gedung‐gedung bertingkat yang memiliki
fasilitas taman atap. Taman atap juga memberi manfaat ekologi,
khususnya bagi penghijauan kota. Dalam lingkungan perkotaan,
commit to user

VI-54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bertambahnya areal penghijauan akan meningkatkan mutu udara dengan


berkurangnya karbondioksida dan bertambahnya pasokan oksigen.
Sekaligus menyaring debu, tanaman itu bisa menahan angin, mengurangi
polusi udara dan menjadi habitat bagi burung dan binatang lainnya.
Keberadaan taman di atas atap
akan menimbulkan bertambahnya
beban. Timbunan tanah dan tanaman
akan menambah beban mati, beban
angin dan tambahan beban air pada
atap bangunan.

Gbr.6.20. Roof Garden


Sumber : www.google.com

Gedung tersebut harus memiliki sistem drainase yang berfungsi


baik. Contohnya, jenis tanaman perdu yang akan ditanam harus
memperhitungkan beban atap yang akan bertambah sekitar 650 kilogram
setiap meter persegi. Ditambah lagi untuk beban hidup sesuai aktivitas
pada taman atap itu. Misalnya, 400 kilogram per meter persegi untuk
olahraga, 500 kilogram untuk pesta dan dansa, serta 250 kilogram per
meter persegi untuk restoran.
Untuk menanam pohon berukuran besar, pelat lantai lokasi harus
didukung kolom struktural agar pelat beton tidak runtuh. Selain itu, perlu
dibuat dinding penahan tanah karena pohon memerlukan ketebalan
tanah yang cukup, atau membuat lubang pada atap bangunan, di bawah
pohon.
Konstruksi atap rawan kebocoran, sehingga harus dilengkapi saluran
pembuangan air. Lapisan drainase seperti kerikil, pasir dan batu apung
perlu ditambahkan agar air mudah mengalir ke lubang saluran
pembuangan. Filter terbuat dari geo textile atau ijuk berfungsi
mengalirkan air ke bawah tetapi menahan butiran tanah agar tidak
menyumbat lubang pembuangan. Untuk mencegah kerusakan lapisan

commit to user

VI-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kedap air, lapisan penahan harus ditambah agar akar tanaman tidak
merusak lapisan kedap air dan beton di bawahnya.
Karena terkena sinar matahari secara langsung dan tiupan angin
yang lebih kencang, penyiraman harus dilakukan secara berkala. Sehingga
perlu penyemprotan air bisa dilakukan secara manual atau otomatis.

Gbr.6.21. Roof Garden


Sumber : Dok.Pribadi

Pertimbangan lainnya, untuk media tanam, formulanya harus ringan


namun memiliki kemampuan menyediakan zat hara dan kelembaban.
Misalnya, dengan mencampurkan pasir dengan serutan kayu ditambah
lapisan kulit pinus serta pupuk. Kedalaman media tanam untuk rumput
membutuhkan 20 sampai 30 sentimeter, begitu juga tanaman penutup.
Sementara itu, semak dan pohon kecil membutuhkan kedalaman 60‐105
sentimeter. Sementara untuk pohon besar perlu kedalaman hampir dua
meter.

commit to user

VI-56

Anda mungkin juga menyukai