Anda di halaman 1dari 167

SKRIPSI

PERANCANGAN RESORT DI PESISIR PANTAI


REVIOLA KOTA BATAM DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Oleh:

Irvan Nugraha
NIM. 1707122885

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
SKRIPSI

PERANCANGAN RESORT DI PESISIR PANTAI REVIOLA


KOTA BATAM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
BIOKLIMATIK

Diajukan Untuk Memenuhi


Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau

Oleh

Irvan Nugraha
NIM. 1707122885

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul


Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik

Disusun oleh
Irvan Nugraha
NIM. 1707122885
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
Telah berhasil disidangkan dihadapan Tim penguji dan diterima sebagai bagian
Persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Pada Tanggal 12 Mei 2022

SUSUNAN TIM PENGUJI

Nama/NIP Jabatan Tanda tangan

R. Lisa Suryani, S.T., M.T Penguji I


NIP. 19770606 200312 2 003
Indra Kuswoyo, S.T., M.T. Penguji II
NIDK. 8843420016
Morian Saspriatnadi, S.T., M.Ars. Penguji III
NIP. 19871109 202012 1 007
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Muhammad Rijal, S.T., M.T. Muhd. Arief Al Husaini, S.T., M.T.
NIP. 19750427 200501 1 002 NIP.19910920 201803 1 001
Mengetahui,
Jurusan Arsitektur
Fakultas Tenik Universitas Riau
Ketua,

Wahyu Hidayat, S.T., MURP


NIP.19790612 200501 1 003
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana, baik di Universitas Riau maupun di Perguruan Tinggi
lainnya
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain dalam penulisannya, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karya tulis ini, serta sanksi lainnnya sesuai dengan norma yang telah
berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Pekanbaru, 12 Mei 2022


Yang membuat pernyataan

Irvan Nugraha
NIM. 1707122885

iii
PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberi penulis keadaan yang sehat wal’afiat sehingga diberikan Nya izin ntuk
menyelesaikan penulisan laporan skripsi Arsitektur yang berjudul Perancangan
Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur
Bioklimatik. Penulisan laporan Skripsi Arsitektur ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk Tugas Akhir Tingkat Sarjana Teknik Program
Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Riau. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan dan kesehatan kepada


penulis.
2. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Warsita Difli dan Ibunda Nita
Kesuma, yang selalu memberikan dukungan moril dan materil.
3. Kepada Bapak Wahyu Hidayat, S.T., MURP selaku Ketua Jurusan
Arsitektur Universitas Riau.
4. Kepada Dosen Pembimbing, Bapak Dr. H. Muhammad Rijal, S.T., M.T dan
Bapak Muhd. Arief Al Husaini, S.T., M.T yang telah memberikan
bimbingan, arahan, koreksi, motivasi serta masukannya.
5. Kepada bapak atau ibuk penguji sidang skripsi arsitektur.
6. Kepada Seluruh dosen Arsitektur yang telah memberikan pelajaran selama
perkuliahan.
7. Kepada Ibu Mira Dharma S, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan dukungan dan arahan selama
perkuliahan.
8. Kepada Kakak Diana Laila dan Kakak Fuji Delita yang telah banyak
membantu dalam hal administrasi pada masa perkuliahan.
9. Kepada Teman-teman terutama Ricky Andrean, Muhammad Rafi Ihsan,
Jefri Rinaldi, Nabilla Zahraini, Tutilia Manalu dan teman teman saya yang
telah mensupport dalam penulisan ini.

iv
10. Kepada teman-teman Arsitektur UNRI angkatan 2017 yang memberikan
semangat dan bantuannya dalam penyelesaian Skripsi Arsitektur ini.
11. Dan seluruh pihak yang terlibat dalam membantu penulis dalam menyelesai
laporan Skripsi Arsitektur ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada
penulisan laporan Skripsi Arsitektur ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
laporan Skripsi Arsitektur ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 12 Mei 2022

Irvan Nugraha

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Riau, saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Irvan Nugraha
Nim : 1707122885
Program Studi : Arsitektur
Jurusan : Arsitektur
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Riau Hak Bebas Royalitas Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Perancangan Resort Di Pesisir
Pantai Reviola Kota Batam Dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik” beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Nonekslusif ini
Universitas Riau berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta atau sebagai
hak Pemilik Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya


Dibuat di : Fakultas Teknik
Pada tanggal : 12 Mei 2022
Yang menyatakan

(Irvan Nugraha)

vi
Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik

Irvan Nugraha
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Riau

ABSTRAK

Pulau Galang merupakan salah satu daerah yang berada di Kota Batam yang
memiliki potensi pariwisata salah satunya wisata alam. Wisata alam yang ada di
Pulau Galang seperti Kampung Vietnam dan mempunyai beberapa pantai indah
disekitarnya. Pantai Reviola menjadi salah satu pantai yang menjadi potensi Pulau
Galang dengan potensi pantai yang memiliki pasir putih dan lokasi yang jauh dari
kebisingan kota. Pantai ini merupakan kawasan pesisir yang memerlukan
rancangan dengan sebuah pendekatan dala melakukan eksplorasi bentuk. Arsitektur
Bioklimatik menjadi salah satu pendekatan yang dapat digunakan sebagai
hubungan antara iklim dan bangunan. Pantai Reviola tidak begitu berbeda dengan
pantai lainnya yang memiliki site dengan iklim suhu dan kelembaban yang tinggi,
memanfaatkan desain pasif berupa meminimalkan pemakaian energi dan ramah
lingkungan. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif,
pengambilan data baik primer maupun sekunder kemudian di analisa dengan tujuan
memiliki fungsi terkait Perancangan Resort di pesisir pantai reviola Kota Batam
dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik, sehingga mendapat konsep
perancangan yang tepat dan berkualitas.

Kata Kunci : bioklimatik, kawasan pesisir, kawasan wisata, pulau galang.

vii
Resort Design on the Coast of Reviola’s Beach Batam City with a Bioclimatic
Architecture Approach

Irvan Nugraha
Architecture Study Program
Faculty of Engineering, Riau University

ABSTRACT

Galang Island is one of Batam City's tourist hotspots, with nature tourism being
one of them. Natural tourism on Galang Island is similar to Kampung Vietnam, and
the island is surrounded by lovely beaches. Reviola Beach is one of the beaches on
Galang Island that has the potential for beaches with white sand and a position far
away from the city's noise. This beach is a coastal region that necessitates a design
that takes a shape-exploration approach. Bioclimatic Architecture become one as
a relationship between climate and buildings. Reviola Beach is not different with
other beaches, the site with high temperature and humidity climates can be
minimizes by minimalizes energy consumption and eco-friendly. The method used
is a qualitative method by using primary and secondary data that being collected
and analyzed to the function of Resort Design on the coast of Reviola Batam City
using a Bioclimatic Architecture principle, in order to obtain the best design
concept.

Keywords: bioclimatics, coastal areas, and tourist destinations, galang islam

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xxv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1
1.2 Identifikasi
Masalah
3
1.3
Tujuan
4
1.4 Lingkup /
Batasan
4
1.4.1. Lingkup
4
1.4.2. Batasan
4
1.5 Kerangka
Berfikir
4
1.6 Sistematika
Pembahasan
5
1.7 Keaslian
Penulisan
6

ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Fungsi
Resort
12
2.1.1. Tinjauan Fasilitas
Resort
12
2.1.2. Karakteristik
Resort
13
2.1.3. Jenis-Jenis
Resort
14
2.1.4. Kriteria
Resort
15
2.1.5. Prinsip Desain
Resort
16
2.1.6. Kajian
Arsitektural
17
2.1.7. Kajian Bangunan Tepi
Pantai
33
2.2 Tinjauan Tema
Rancangan
35
2.2.1. Pengertian Arsitektur dan
Iklim 35
2.2.2. Pengertian
Bioklimatik
35
2.2.3. Perkembangan
Bioklimatik
36
2.2.4. Prinsip Arsitektur
Bioklimatik
37
2.2.5. Data Klimatik
Site 39
2.3 Studi Banding Fungsi dan Tema Perancangan
Sejenis
41
2.3.1. Studi Banding Fungsi Perancangan

x
Sejenis
41
2.3.2. Studi Banding Tema Perancangan
Sejenis
51

BAB III METODE PERANCANGAN


3.1 Paradigma
Perancangan
60
3.1.1. Strategi
Perancangan
60
3.1.2. Metode Pengumpulan
Data 63
3.1.3. Metode
Perancangan
65
3.2 Tinjauan
Lokasi
66
3.2.1. Latar Belakang Pemilihan
Lokasi
66
3.2.2. Building
Coverage
69
3.2.3. Bagan Alur
Perancangan.
70

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN


4.1 Analisis
Fungsional
72
4.1.1. Analisis
Umum
72
4.1.2. Analisis Pengguna dan
Kegiatan
74
4.1.3. Analisis Pola
Aktivitas
75

xi
4.1.4. Analisis Kebutuhan
Ruang
77
4.1.5. Analisis Program
Ruang
81
4.1.6 Analisis Perhitungan Besaran
Ruang 87
4.1.7. Penzoningan
88
4.2 Analisis Sistem
Bangunan
89
4.2.1. Struktur dan
Konstruksi
89
4.2.2. Analisis
Pencahayaan
93
4.2.3. Analisis
Akustik
94
4.2.4. Analisis
Penghawaan
95
4.2.5. Analisis Sanitasi dan
Plumbing
96
4.2.6. Analisis Sistem
MEE 98
4.2.7. Analisis Sistem Pencegah Kebakaran (Fire
Protection)
98
4.2.8. Analisis Sistem
Keamanan
99
4.2.9. Analisis Sistem
Komunikasi
99
4.2.10.Analisis Sistem
Sampah
100
4.2.11.Analisis Penangkal
Petir 100

xii
4.3 Analisis Penerapan
Tema
101
4.4 Analisis
Site
103
4.4.1. Lokasi dan Batas
Site 103
4.4.2. Kondisi Potensi
Tapak
103
4.4.3. Analisis Pencapaian
Tapak
104
4.4.4. Analisis Matahari, Angin dan
Vegetasi
104
4.4.5. Analisis Kebisingan dan
Drainase
106
4.4.6. Analisis
Sirkulasi
108
4.4.7. Analisis
View 108
4.5 Analisis Tampilan Fisik
Bangunan
109
4.5.1.Gaya
Bangunan
109
4.5.2.Gubahan
Massa
109
4.5.3.Fasad
Bangunan
110
4.5.4. Warna
110
4.5.5.Material
111
4.5.6.Struktur
111
4.6
Konsep
112

xiii
4.6.1.Konsep
Dasar 112
4.6.2. Konsep
Bentukan
112
4.6.3. Konsep
Interior
113
4.6.4. Konsep
Tapak
114
4.6.5. Konsep Sirkulasi dan
Parkir 115
4.6.7. Konsep
Vegetasi
117

BAB V HASIL DESAIN


5.1.1. Konsep dan Transformasi
Bentuk.
120
5.1.2. Penerapan Arsitektur
Bioklimatik 121
5.2.1. Rencana
Tapak 123
5.2.2. Massa
Bangunan
125

BAB VI SARAN DAN KESIMPULAN


6.1. Kesimpulan
125
6.2. Saran
125

DAFTAR
PUSTAKA
132
LAMPIRAN
134

xiv
xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berfikir

4
Gambar 2.1 Standar Meja Registrasi Tamu

19
Gambar 2.2Standar Ruang Tunggu

19
Gambar 2.3 Standar
Kasir
20
Gambar 2.4 Standar Ruang Toilet

20
Gambar 2.5 Standar Toilet Disabilitas

20
Gambar 2.6 Single Room

21
Gambar 2.7 Twin Room

22
Gambar 2.8 Triple Room

22
Gambar 2.9 Suite Room

23
Gambar 2.10 President Suite Room

23
Gambar 2.11 Lapangan Paint Ball

24
Gambar 2.12 Ruang Fitnes Luas 200 m2

25
Gambar 2.13 Standar Ruang Senam

25

xvi
Gambar 2.14 Standar Lapangan Bulutangkis

25
Gambar 2.15 Standar Meja Tenis

26
Gambar 2.16 Standar Ruang Sauna

26
Gambar 2.17 Standar Lapangan Basket

26
Gambar 2.18 Standar Meja Pengelola

27
Gambar 2.19 Ruang
Operator
29
Gambar 2.20 Standar Display Kue

29
Gambar 2.21 Ruang Produksi

30
Gambar 2.22 Perbandingan ukuran kendaraan

31
Gambar 2.23 Standar ukuran mobil pribadi

31
Gambar 2.24 Parkir khusus Disabilitas

31
Gambar 2.25 Standar Ukuran Meja Tempat Duduk

32
Gambar 2.25 Standar Jarak Tempat Makan

33
Gambar 2.26 Frekuensi Suhu Kota Batam

40
Gambar 2.27 Analisis Suhu Kota Batam

40

xvii
Gambar 2.28 Anantara Uluwatu

41
Gambar 2.29 Fasilitas Anantara Uluwatu Bali

41
Gambar 2.30 Warna yang digunakan

42
Gambar 2.31 Reception Lobby

43
Gambar 2.32 Lokasi SBS Resort

43
Gambar 2.33 SBS Resort

44
Gambar 2.34 SBS Resort

45
Gambar 2.36 Lokasi Nongsa Point Marina & Spa

46
Gambar 2.37 Pembagian Zona Resort

46
Gambar 2.39 Fasilitas pendukung Nongsa Point flyboard, wakeboarding dan kolam
renang

47
Gambar 2.40 Lokasi Keemala Resort

47
Gambar 2.41 Zonasi Pembagian Keemala Resort Phuket

48
Gambar 2.42 Rumah dan Villa di Keemala Resort

49
Gambar 2.43 Bird Nest Pool Villa and Clay Pool Cottage

50
Gambar 2.44 Bioclimatic European School

51

xviii
Gambar 2.45 School Courtyard

52
Gambar 2.46 School Kindergarten

52
Gambar 2.47 Concept Diagram

53
Gambar 2.49 Site Diagram

53
Gambar 2.50 Wastewater Treatment and Integration System

54
Gambar 2.51 Section A1 and Section A3

54
Gambar 2.52 Pollinator Park 2050

55
Gambar 2.53 Pollinator Park

55
Gambar 2.54 Bagian Dalam Pollinator Park

56
Gambar 2.55 Tampak Atas Pollinator
Park
56
Gambar 2.56 Function
Park
57
Gambar 2.57 Cocoon Hotel & Resort

57
Gambar 2.58 Tampak Atas Resort

58
Gambar 2.60 Cocoon Hotel & Resort

59
Gambar 3.1 Bagan Metode Kualitatif

66

xix
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kepulauan Riau 2015 – 2019

67
Gambar 3.3 Lokasi Tapak

68
Gambar 3.4 Batas Tapak

68
Gambar 3.4 Bagan Alur Perancangan

71
Gambar 4.1 Fungsi Utama

72
Gambar 4.2 Fungsi Sekunder

73
Gambar 4.3 Fungsi Penunjang

73
Gambar 4.4 Aktivitas Alur Pengelola

75
Gambar 4.5 Aktivitas Jalur Servis

76
Gambar 4.6 Aktivitas Jalur Pengunjung

77
Gambar 4.7 Area Zona

89
Gambar 4.8 Stuktur Pondasi Tiang
Pancang
90
Gambar 4.9 Struktur Beton Betulang

90
Gambar 4.10 Struktur Rangka Baja Ringan

91
Gambar 4.11 Pondasi Tiang Pancang Beton

91

xx
Gambar 4.12 Struktur Pondasi Batu Kali

92
Gambar 4.13 Rangka Atap

92
Gambar 4.14 Sketsa Pencahayaan Alami

93
Gambar 4.15 Sketsa Pencahayaan Buatan

94
Gambar 4.16 Sketsa Akustik

94
Gambar 4.17 Sketsa Dinding Double Wall

95
Gambar 4.18 Sketsa Penghawaan Alami

95
Gambar 4.19 Air Conditioner

96
Gambar 4.20 Skema Air Bersih

97
Gambar 4.21 Skema Penampungan Air Hujan

97
Gambar 4.22 Skema Jaringan Air Kotor

98
Gambar 4.24 Sketsa Fire Protection

99
Gambar 4.25 Skema Fire Protection

99
Gambar 4.26 Skema Pembuangan Sampah

100
Gambar 4.27 Skema Penangkal Petir

101

xxi
Gambar 4.28 Lokasi Tapak

103
Gambar 4.30 Eksisting arah matahari dan
angin
105
Gambar 4.31 Tanggapan Matahari

106
Gambar 4.32 Tanggapan Angin

106
Gambar 4.32 Kebisingan dari Jalan

107
Gambar 4.33 Analisa Kebisingan

107
Gambar 4.34 Tanggapan Drainase

107
Gambar 4.35 Analisa Sirkulasi

108
Gambar 4.36 View dalam ke luar

109
Gambar 4.37 Skema Konsep

112
Gambar 4.38 Sketsa Bangunan utama

113
Gambar 4.39 Sketsa Rumah Tampak

113
Gambar 4.40 Konsep Interior

114
Gambar 4.41 Konsep Rencana Tapak dan Pembagian Fasilitas

115
Gambar 4.42 Konsep Sirkulasi dan Parkir

116

xxii
Gambar 4.43 Konsep fasad Sisik Ikan

116
Gambar 4.44 Penerapan fasad pada Bangunan utama

117
Gambar 5.1 Konsep Kawasan

120
Gambar 5.2 Hasil Konsep Kawasan

120
Gambar 5.3 Hasil Konsep Resort

121
Gambar 5.4 Vegetasi pada pesisir pantai

122
Gambar 5.5 Area Lapangan Olahraga

122
Gambar 5.6 Penerapan Bangunan

123
Gambar 5.7 Interior Bangunan

123
Gambar 5.8 Rencana Tapak Resort

124
Gambar 5.9 Axonometri kawasan

124
Gambar 5.10 Jalur Akses Kawasan

125
Gambar 5.11 Jalur Pengunjung Cottage

125
Gambar 5.12 Restoran

126
Gambar 5.13 Main Building

127

xxiii
Gambar 5.14 Support Building

127
Gambar 5.15 Single Cottage

128
Gambar 5.16 Double Cottage

128
Gambar 5.17 Triple Cottage

129
Gambar 5.18 Suite Cottage

129
Gambar 5.19 President Suite Cottage

129

xxiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data wisatawan Kota Batam 2016-


2019
2
Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Skripsi
Arsitektur
10
Tabel 2.1 Kriteria Resort
Berbintang
16
Tabel 2.2 Standar Ruang
Lobby
18
Tabel 2.3 Ruang
Olahraga
24
Tabel 2.4 Standar Ruang Meeting
Room
27
Tabel 2.5 Standar Ruang
Karyawan
28
Tabel 2.6 Standar ukuran ruang
Pengelola
28
Tabel 2.7 Standar
Kendaraan
30
Tabel 2.8 Standar Ruang
Restoran
32
Tabel 2.9 Standar ukuran Ruang
Penyimpanan
33
Tabel 2.10 Prinsip Desain
Bioklimatik
37
Tabel 2.11 Perbandingan kapasitas, fasilitas dan
pengguna
50
Tabel 4.1 Analisa Pengguna dan
Aktivitas
74

xxv
Tabel 4.2 Analisa Kebutuhan
Ruang
77
Tabel 4.3 Analisa Program Ruang Fasilitas
Utama
81
Tabel 4.4 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Sauna and
Spa
84
Tabel 4.5 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung
Administrasi
84
Tabel 4.6 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Mini
Market
85
Tabel 4.7 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Kolam
Renang
86
Tabel 4.8 Analisa Program Ruang Fasilitas Penunjang
Operasional
86
Tabel 4.9 Analisa Program Fasilitas Penunjang
Umum
86
Tabel 4.10 Luas Keseluruhan
Bangunan
87
Tabel 4.11 Penerapan
Tema
101
Tabel 4.12 Jenis Tanaman Lokasi
Tapak
104
Tabel 4.13 Analisis
Warna
110
Tabel 4.14 Jenis dan Fungsi Vegetasi dalam
Konsep
117

xxvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Kebutuhan
Ruang
134

xxvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Batam adalah salah satu kota industri dan terbesar di Kepulauan Riau,
Indonesia, dengan luas wilayah daratan 715 km 2 dan wilayah keseluruhan mencapai
1.575 km2. Batam merupakan daerah yang beriklim tropis dengan dataran berbukit dan
berlembah, serta tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang sering berubah
sehingga lahan hanya ditanami tumbuhan yang tidak mengikuti musim. Batam
termasuk kedalam kota yang strategis yaitu diperlintasan pelayaran internasional yang
menjadikan Batam sebagai kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone). Pulau
Batam memiliki berbagai jenis wisata yang menarik wisatawan dari seluruh dunia
untuk berkunjung. Pulau Batam menduduki peringkat ketiga daya tarik wisata nasional,
hal ini dikarenakan letak Pulau Batam yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia,
Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja dan Thailand. Mengembangkan pariwisata ke
arah era berkelanjutan dengan penekanan pada aspek ekonomi, sosial dan ekologi akan
menarik wisatawan dan berdampak positif bagi perekonomian lokal. (Prakoso , 2019).

Pariwisata memiliki teori 3A yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas.


Atraksi di lokasi memiliki tempat wisata lain tidak hanya pantai tetapi ada wisata batu
berlubang. Amenitas merupakan fasilitas pendukung yang ada di lokasi seperti ayunan
tepi pantai dan pondok dengan atap jerami. Aksesibilitas berkaitan dengan akses
wisatawan dalam menjangkau atau mengunjungi destinasi wisata. Infrastruktur yang
diperlukan untuk mendukung wisatawan dalam melakukan kegiatan di Batam,
sehingga menjadi satu-satunya daerah berstatus kota dan mampu bersaing dengan
provinsi lainnya dalam jumlah kunjungan yang meningkat (Supriono, 2017).
Data wisatawan yang datang ke Kota Batam mengalami kenaikan dimulai pada
tahun 2016 s.d 2019. Data tahun 2020 sampai dengan sekarang belum diupdate

1
dikarenakan aturan pelarangan sementara orang asing masuk ke wilayah Negara
Republik Indonesia yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia melalui Menkumham RI
yang berlaku sejak 02 April 2020 akibat merebaknya wabah Covid-19 yang berdampak
besar pada industri pariwisata. Total data kunjungan per tahun dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1.1 Data Wisatawan Kota Batam 2016-2019
Bulan Tahun
2016 2017 2018 2019
Januari 108.888 129.728 115.551 134.415
Februari 120.531 95.061 155.670 159.248
Maret 125.324 127.308 175.194 172.461
April 125.573 134.218 144.104 154.810
Mei 123.410 112.333 142.157 145.447
Juni 121.523 125.835 167.398 175.001
Juli 103.647 118.460 144.235 147..690
Agustus 99.724 120.042 159.218 183.401
September 114.052 118.558 153.944 159.331
Oktober 114.020 112.766 141.337 158.619
November 106.953 120.108 155.283 167.288
Desember 159.277 192.796 233.153 190.232
Total 1.422.922 1.507.213 1.887.244 1.947.943

Peningkatan jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya mempengaruhi


akomodasi yang disediakan untuk menunjang pariwisata Kota Batam, salah satunya
penginapan. Resort menyediakan fasilitas untuk memanjakan pengunjung dimulai
penjemputan dari bandara sampai memberikan fasilitas bersepeda dan olahraga air
secara gratis. Penginapan ini juga dikategorikan sebagai tempat menarik bagi
wisatawan karena tidak terletak dikota tetapi berada ditempat-tempat wisata seperti
pantai, gunung, bukit, dan lainnya.
Pantai Reviola salah satu pantai yang merupakan wisata alam seperti Pantai
Tegar Bahari. Potensi pantai adalah hamparan pasir putih, air laut yang jernih dan
dangkal serta fasilitas bermain seperti banana boat. Tidak hanya itu lokasi ini juga
memiliki potensi wisata lainnya seperti wisata batu berlubang.

2
Rancangan mencerminkan interaksi antara sesama manusia, tidak hanya
memandang objek sebagai arsitektural melainkan juga memandang sebagai karya,
maka membentuk kesan bahwa resort tidak hanya dinikmati oleh seorang saja tetapi
dapat dinikmati bersama dengan orang lain yang akan mewakili kenyamanan dari
pendekatan arsitektur bioklimatik.
Melalui pendekatan arsitektur biolimatik, rancangan bangunan divisualisasikan
dengan cara menghubungkan alam dan bangunan dengan memperhatikan keselarasan,
kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan rancangan. Pengoptimalan
penggunaan energi juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan sekitar, sehingga
menghasilkan bangunan yang ramah terhadap lingkungan dengan bentukan massa yang
unik dan menjadi ikon tersendiri bagi Kota Batam.

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan pada Rancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola sebagai berikut.
1. Apa saja kebutuhan ruang yang dapat mewadahi kegaitan bagi pengguna di
Resort Pesisir Pantai Reviola Kota Batam ?
2. Bagaimana menerapkan prinsip desain pendekatan Arsitektur Bioklimatik pada
rancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam terkait fungsi?
3. Bagaimana merumuskan konsep yang tepat dalam mengurangi kebutuhan
energi tak terbarukan pada perencanaan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota
Batam?

1.3 Tujuan
Tujuan dari Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan pengunjung

3
untuk mewadahi kegiatan di Resort Pesisir Pantai Reviola dengan tema
bioklimatik.
2. Merumuskan penerapan tema Bioklimatik pada rancangan Resort di Pesisir
Pantai Reviola.
3. Menerapkan konsep Bioklimatik dimana dapat mengurangi penggunaan energi
dan juga ramah terhadap ekosistem yang ada pada pesisir pantai.

1.4 Lingkup / Batasan


1.4.1. Lingkup
Ruang lingkup studi terdiri dari ruang lingkup substansial dan ruang lingkup
spasial. Lingkup substansial merupakan ruang lingkup substansi materi yang akan
dibahas sedangkan ruang lingkup spasial adalah batasan terhadap lokasi studi. Lingkup
substansial adalah merancang Resort di Pesisir Pantai Reviola kota Batam yang
meliputi massa bangunan, lansekap maupun fasilitas pendukung bangunan dengan
tema bioklimatik.
Sedangkan lingkup spasial, Resort ini secara lokasi terletak di Galang, jembatan
6, Barelang, Batam dan didasari oleh perencanaan tata wilayah Kota Batam.

1.4.2. Batasan
Dalam perancangan diperlukan batasan dalam merancang penginapan kelas
atas yang menyediakan fasilitas pendukung yaitu Resort bintang lima (5) di pesisir
pantai reviola Kota Batam, pemilihan resort ini diharapkan dapat memberikan fasilitas
yang layak bagi masyarakat dan pengunjung .

1.5 Kerangka Berfikir

Latar Belakang

a. Pentingnya penginapan berbasis Internasional bagi pengunjung lokal maupun mancanegara


b. Memanfaatkan penggunaan energi secara maksimal tanpa merusak ekosistem serta
mengajarkan penduduk lokal untuk sadar terhadap potensi wilayah wisata
4
c. Rancangan di bangun untuk digunakan tidak hanya secara privat tetapi juga dapat digunakan
sebagai fasilitas umum.
Dari tabel diatas dilihat dari latar belakang memanfaatkan iklim sebagai salah
satu potensi yang diperlukan dalam membuat rancangan terbaru. Ini menjadikan latar
belakang rancangan resort untuk mengenalkan masyarakat lokal untuk memanfaatkan
potensi wilayah secara maksimal serta mengajarkan untuk menjaga lingkungan agar
tidak merusak ekosistem karena dilihat dari kebanyakan pantai yang di datangi atau
dikelola oleh masyarakat lokal terjadi kerusakan ekosistem sehingga diperlukan
koordinasi terhadap kegiatan dan lingkungan, dan akhirnya mendapatkan judul
Rancangan Resort di Pantai Reviola Kota Batam dengan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik. Dari judul tersebut ditemukan masalah yaitu bagaimana konsep dan
penerapan dari Arsitektur Bioklimatik itu sendiri serta fasilitas apa yang diperlukan
untuk memenuhi kriteria dari Resort.
Identifikasi masalah akan memunculkan sebuah tujuan dan lingkup/ batasan
kemudian memulai pengumpulan data lalu menganalisa data tersebut akan
menghasilkan suatu konsep yang kemudian memberikan sebuah rancangan dan ini
berhubungan dengan judul yang diambil sebagai feedback.

1.6 Sistematika Pembahasan


Pada laporan skripsi dengan judul Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola
Kota Batam dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan,
lingkup dan batasan, kerangka pikir, sistematikan pembahasan, dan keaslian penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengemukakan teori tentang Resort, Arsitektur Bioklimatik dan hasil
studi banding resort dan Arsitektur Bioklimatik.

BAB III : METODE PERANCANGAN

5
Metode perancangan menjelaskan tentang paradigma perancangan yaitu
strategi perancangan dan metode pengumpulan data, tinjauan lokasi berupa latar
belakang pemilihan lokasi serta building coverage dengan alur perancangan bangunan.
BAB IV : ANALISIS DAN KONSEP
Bab ini menganalisis mengenai perancangan meliputi analisis tapak, analisis
fungsional, analisis sistem mechanical and electrical engineering (MEE), analisis
sistem utilitas, analisis eksisting, analisis tampilan fisik bangunan, dan analisis lain
yang diperlukan dan juga membahas tentang konsep bangunan.
BAB V : HASIL DESAIN
Bab ini membahas hasil rancangan pada desain bangunan di lengkapi dengan
hasil 3D dan foto-foto rancangan
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang di dapat dari hasil merancang
Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan Pendekatan
Arsitektur Bioklimatik.

1.7 Keaslian Penulisan


Berdasarkan penelusuran tentang judul Perancangan Resort di Pesisir Pantai
Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik pada Jurusan
Arsitektur dengan fungsi dan tema pendekatan sejenis, terdapat enam (6) judul yang
memiliki keterkaitan, yaitu:
1. Perancangan Hotel Resort di Pantai Lenggoksono di Kabupaten Malang dengan
Pendekatan Arsitektur Ekologi oleh Faulia Rizqi Anggraeni, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2018.
Perancangan ini didorong oleh hadirnya pantai-pantai baru di sepanjang
garis pantai Malang Selatan. Hal ini untuk memaksimalkan potensi wisata
bahari Kabupaten Malang dan menarik wisatawan. Dalam perancangannya,
hotel resor menggunakan pendekatan arsitektur ekologis untuk mencegah dan

6
meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh alam agar tidak memburuk.
Metode yang digunakan adalah zoning agar aspek-aspek penting dapat
memenuhi kriteria seperti pencahayaan, ventilasi, visibilitas, dll. untuk
menghemat energi. Selanjutnya dengan memanfaatkan potensi alam sekitar
dapat memperkuat karakter desain sebagai resort petualangan.
2. Resort Pantai dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai oleh A.Hasrul Alim, Universitas Negeri Alauddin
Makassar,2020.
Perancangan tersebut didasarkan pada salah satu titik menarik di
Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Sinjai yaitu Pulau Sembilan, gugusan
pulau-pulau kecil dengan dukungan potensi alam yaitu terumbu karang, koral
dan berbagai jenis ikan hias. . Perancangan menggunakan arsitektur vernakular
merupakan bentuk perkembangan dari arsitektur tradisional dimana arsitektur
tradisional sangat erat kaitannya dengan tradisi hidup, tatanan kehidupan,
perilaku dan wawasan masyarakat, sedangkan arsitektur vernakular adalah
desain yang disesuaikan dengan iklim setempat, menggunakan teknik dan
bahan lokal, dan dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya dan budaya, ekonomi
dan budaya masyarakat setempat. Perancangan ini bertujuan untuk menjadi
salah satu selling point di sektor pariwisata Sulawesi Selatan dengan
menggunakan bentuk dan bahan rumah panggung yang khas dan berbeda dari
yang lain.
3. Perancangan Hotel Resort di Ngadas dengan tema pendekatan Arsitektur
Nusantara oleh Firdaus Zuhdi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2013.
Wisatawan datang ke desa Ngadas akan lebih memilih jalan Malang ke
Gunung Bromo dan Semeru karena keindahan alam yang diberkahi lebih
menarik daripada pintu masuk lainnya. Keindahan alam yang dihadirkan
menyerupai pemandangan lahan pertanian masyarakat di lereng gunung.
Perancangan hotel resort dengan tema nusantara ini disesuaikan dengan potensi

7
alam dan wisata serta ciri khas budaya suku Tengger yang bernilai lokal lainnya
yang berbeda dengan suku-suku nusantara.
4. Resor wisata bambu di Pekanbaru dengan Pendekatan Arsitektur Modern Jurnal
oleh Rama Arwana, Pedia Aldy, Wahyu Hidayat, Universitas Riau,2015.
Perancangan ini dilatar belakangi dari daerah Pekanbaru sendiri yang
belum memiliki banyak menyediakan fasilitas home stay seperti resort pada
umumnya di lokasi wisata yang ada. Kawasan wisata ini akan menarik banyak
minat para wisatawan lokal dan asing karena memungkinkan pengunjung untuk
tetap tinggal di wisata tersebut. Rancangan ini didasarkan dengan pendekatan
arsitektur modern dengan konsep ekomodern yang memanfaakan potensi
kekayaan alam di Pekanbaru yaitu bambu sebagai material utama. Penerapan
ini bertujuan agar kawasan dapat merespon lingkungan sekitar dengan baik
serta untuk menimbulkan kesan penggunaan material alami yang kuat.
5. Perancangan Pusat Perbelanjaan (Rehabilitasi Medan Plaza) dengan
pendekatan Arsitektur Bioklimatik oleh Sumiardi Universitas Medan Area,
2017.
Rancangan ini di dasari oleh potensi Medan Plaza sebagai salah satu
pasar yang besar untuk pusat perbelanjaan. Dengan merehabilitasi pusat
perbelanjaan Medan plaza Center menjadi solusi yang tepat untuk
mengembalikan fungsi nya sebagai pasar. Penggunaan pendekatan Bioklimatik
dikarenakan akan mengarah pada penyelesaian desain bangunan yang hemat
energi, nyaman dan ramah lingkungan hal ini di tujukan agar meredam efek
rumah kaca pada lingkungan urban.

6. Perencanaan gedung Neurologi dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik oleh


Wahyudin. Hasan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2017.
Masalah kesehatan merupakan penyebab kematian paling umum pada
manusia. Secara global, stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan
penyebab kematian keempat. Sehingga perlu dilakukan pembelian gedung saraf

8
di kota Makassar yang berfungsi sebagai pusat perawatan saraf dan juga sebagai
pusat penyembuhan jiwa. Bangunan dengan iklim tropis yang panas dan
lembab hanya dapat dilakukan dengan baik jika pengaruh lingkungan seperti
pencahayaan dan pengkondisian udara diperhitungkan. Temperatur dan
kelembaban yang tinggi tidak nyaman karena penguapan rendah dan
pergerakan udara umumnya lebih sedikit, kecuali di daerah pesisir. Dengan
mengusung tema pendekatan arsitektur bioklimatik diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang lebih khusus dan terspesialisasi dibandingkan
rumah sakit umum lainnya di Indonesia khususnya di kota Makassar.
7. Resor Kampung Nelayan Berdasarkan Pendekatan Arsitektur Hijau Dengan
Standar GBCI oleh Ari W Universitas Riau, 2014
Resor adalah sebuah tempat menginap dimana memiliki fasilitas untuk
kegiatan bersantai seperti renang, spa, tracking dan jogging. Arsitektur Hijau
berdasarkan GBCI lokasi resor ini akan terletak di daerah Kelurahan
Sembulang, Kecamatan Galang, Pulau Rempang Kepulauan Riau, pemilihan
ini dirasa tepat karena Kelurahan Sembulang memiliki pantai yang potensial.
Oleh karena itu, penambahan rancangan resor diharapkan membuat lokasi
menjadi maksimal. Pendekatan Arsitektur Hijau dalam rancangan resor dipilih
sebagai acuan untuk seorang arsitek peduli terhadap lingkungan, serta melihat
apa yang telah terjadi terhadap iklim extrime di bumi ini.
8. Ulu Kasok Resort di Desa Pulau Gadang Kabupaten Kampar dengan
Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular, Sayid Al-Fajri Saleh Universitas Riau,
2018

Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki kekayaan alam,


flora dan fauna serta kebudayaan yang tinggi yang menjadikan Indonesia
sebagai daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga diperlukan pola yang
sistematis untuk memanfaatkan potensi tersebut diikut sertakan dengan
melestarikan alam sekitar. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di

9
Indonesia yang memiliki potensi besar dari sektor kepariwisataan, akan tetapi
potensi ini di abaikan oleh pemerintah dalam aspek lingkungan, pengelolaan,
hingga aspek sumber daya manusia, sehingga kawasan tersebut belum berjalan
maksimal. Perancangan kawasan resort yang dirancangan dengan tema Neo-
Vernakular mengambil prinsip dari rumah Lontiok. Menurut Leon Krier dalam
Saputra (2017) Arsitektur Neo-Vernakular tidak hanya menerapkan elemen-
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non
fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Skripsi Arsitektur

NO PENULIS JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Faulia Rizqi Perancangan Hotel Pada fungsi Pada tema


Anggraeni, Resort Di Pantai perancangan perancangan
Universitas Islam Lenggoksono yaitu Resort yaitu pendekatan
Negeri Maulana Kabupaten Malang Arsitektur
Malik Ibrahim, dengan Pendekatan Ekologi
2018. Arsitektur Ekologi.
2. A.Hasrul Alim, Resort Pantai dengan Pada fungsi Pada tema
Universitas Islam Pendekatan Arsitektur perancangan perancangan
Negeri, Alauddin Vernakular di Pulau yaitu Resort yaitu pendekatan
Makassar, 2017. Sembilan Kabupaten Pantai Arsitektur
Sinjai. Vernakular.
3. Firdaus Zuhdi, Perancangan Hotel Pada Objek Pada tema
Universitas Islam Resort di Ngadas Perancangan perancangan
Negeri (UIN) dengan tema yaitu Hotel dan yaitu pendekatan
Maulana Malik pendekatan Arsitektur Resort Arsitektur
Ibrahim, Malang, Nusantara Nusantara.
2013
4. Jurnal oleh Rama Resor wisata bambu di Pada Objek Pada tema
Arwana, Pedia Pekanbaru dengan Perancangan perancangan
Aldy, Wahyu Pendekatan Arsitektur yaitu Resort yaitu Arsitektur
Hidayat, Universitas Modern sebagai wisata Modern.
Riau,2015
5. Sumiardi, Perancangan Pusat Pada tema Pada fungsi
Universitas Medan Perbelanjaan perancangan rancangan yaitu
Area, 2017 (Rehabilitasi Medan yaitu pendekatan perancangan
Plaza) dengan Arsitektur Pusat
pendekatan Arsitektur Bioklimatik Perbelanjaan

10
NO PENULIS JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN
Bioklimatik
6. Wahyudin. Hasan, Perencanaan Gedung Pada tema Pada fungsi
Universitas Islam Neurologi dengan perancangan yaitu
Negeri Alauddin pendekatan Arsitektur yaitu pendekatan perencanaan
Makassar,2017 Bioklimatik Arsitektur Gedung
Bioklimatik Neurologi
7. Jurnal oleh Ari.W, Resor Kampung Pada fungsi Pada tema
Wahyu H, Mira D.S, Nelayan berdasarkan rancangan yaitu rancangan yaitu
Universitas Riau, Pendekatan Arsitektur Resor Arsitektur Hijau
2014 Hijau dengan Standar dengan standar
GBCI GBCI
8. Jurnal oleh Sayid Ulu Kasok Resort di Pada fungsi Pada tema
Al-Fajri Saleh, Desa Pulau Gadang rancangan yaitu rancangan yaitu
Pedia Aldy, Wahyu Kabupaten Kampar Resort Arsitektur Neo-
Hidayat, Universitas dengan Pendekatan Vernakular
Riau, 2018 Arsitektur Neo-
Vernakular

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Fungsi Resort


Fungsi rancangan akan mengacu pada artian dari Resort yang merupakan suatu
tempat untuk relaksasi yang menampung berbagai kegiatan dengan fungsi sebagai
rekreasi wisata maupun sebagai bangunan komersial.
1. Menurut Dirjen Pariwisata (1988:13) resort diartikan sebagai tempat tinggal
sementara bagi pengunjung dari luar daerahnya, dengan tujuan mendapatkan
relaksasi dari jiwa dan raga, dapat dikaitkan juga dengan kepentingan kegiatan
tertentu seperti olahraga, konvensi, kesehatan ataupun kegiatan lainnya.
2. Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford
University Press, 1974. Resort adalah suatu tempat wisata atau rekreasi yang
sering dikunjungi orang yang mana pengunjung datang untuk menikmati
alamnya.
Berdasarkan argumen diatas resort disimpulkan sebagai sebuah tempat yang
menyediakan jasa penginapan sementara untuk pengunjung yang data dari luar daerah
untuk mendapatkan kenyamanan hati dan raga serta menikmati potensi wisata alam
sehingga menjadi ciri khas tersendiri.

2.1.1. Tinjauan Fasilitas Resort


Fasilitas resort yang mengacu pada rancangan merupakan tempat bagi
pengunjung untuk memotivasi sebagai area bersenang-senang dengan mengisi waktu
luang menuntut ketersediannya fasilitas pokok maupun fasilitas rekreatif indoor
maupun outdoor. Definisi fasilitas menurut (Sam:2012) adalah segala sesuatu yang
berupa benda maupun uang yang memudahkan serta memperlancar suatu usaha
tertentu. Perbedaaan fasilitas pada resort tidak terlalu sama dengan hotel dikarenakan

12
resort memiliki khas tersendiri seperti berada di area gunung, tepi pantai, bukit maupun
area wisata lainnya.
Fasilitas yang ada pada resort dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu:
a. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pengelola usaha
seperti tempat ibadah, toilet umum dan lainnya.
b. Fasilitas olahraga adalah fasilitas yang di berikan untuk digunakan di
dalam ruangan maupun luar ruangan. Contoh kolam renang, lapangan
basket, tenis, dan permainan lainnya. (Wirjasantos:1984)
c. Fasilitas kantor adalah fasilitas yang disediakan untuk pengelola
ataupun pegawai yang bekerja di suatu usaha. Fasilitas yang disediakan
seperti ruang kantor, peralatan kerja, tempat parkir dan sebagainya.
Untuk resort sendiri memerlukan ruangan khusus bagi pegawai resort
seperti ruang pengelola, ruang istirahat dan makan serta ruang lainnya.
Menurut Keputusan Dirjen Pariwisata No.14/U/11/1988, sebuah resort
setidaknya harus memiliki beberapa fasilitas yang mencakup:
a. Area parkir
b. Lobby resort (termasuk lobby utama, lounge, kasir, resepsionis,
customer service, toilet umum)
c. Kamar resort (single room, twin room, triple room, superior room, suite
room, presidential suite room)
d. Ruang Meeting
e. Fasilitas hiburan seperti olahraga (mengikuti area resort) dan Play
Ground
f. Laundry dan cleaning service
Fasilitas yang berada di resort disesuaikan dengan lokasi dibangunnya
resort, seperti resort pantai yang menyediakan fasilitas olahraga air contohnya
jet ski, surfing, diving dan lainnya. (Ames Boston,2020)
2.1.2. Karakteristik Resort

13
Sebagai salah satu tempat yang menyediakan penginapan, fungsi resort ini
memiliki beberapa karakteristik yang merupakan ciri khas keunikan tersendiri yang
berbeda dengan lainnya. Karakteristik ini tersendiri terbagi atas lokasi, fasilitas,
segmen pasar, serta arsitektur dan suasana (Krisnawati, 2014):
1. Lokasi
Lokasi pada umumnya merupakan tempat-tempat wisata yang memiliki
pemandangan indah seperti tepi pantai, gunung maupun hutan asri, yang berada
jauh dari keramaian dan kepadatan lalu lintas kota. Tuntutan utama dari pasar
dan harga yaitu tempat rekreasi yang menarik akan meningkatkan
keterkaitannya.
2. Fasilitas
Fasilitas akan mendorong wisatawan atau pengunjung untuk bersenang senang
yang menyediakan fasilitas indoor maupun outdoor sebagai rekreatif. Fasilitas
indoor seperti restoran, kamar tidur, yacht, kolam renang dan fasilitas outdoor
seperti lapangan golf, bar, spa, lounge ataupun taman (lansekap).
3. Segmen Pasar
Resort merupakan fasilitas akomodasi untuk wisatawan yang datang dengan
tujuan berlibur, bersenang-senang mengisi waktu luang, untuk memenuhi
tujuan itu diperlukan resort dengan fasilitas yang bersifat rekreatif dan pola
pelayanan yang memuaskan.
4. Arsitektur dan suasana
Resort dengan suasana yang nyaman dan arsitektur yang mendukung tingkat
kenyamanan itu akan meningkatkan citra yang bernuansa etnik sehingga
wisatawan yang datang akan cenderung memilih resort sebagai tempat tinggal
sementara.

2.1.3. Jenis-Jenis Resort

14
Klasifikasi Resort terbagi atas letak orientasi view dan lokasi serta kelengkapan
wisata (Nurmalita, 2018). Jenis-jenis resort ini dibagi atas beberapa, sebagai berikut:
1. Mountain Resort
Resort yang mengambil daerah pengunungan ini memberikan pemandangan
wisata yang berada di gunung dengan menyediakan fasilitas yang lebih
menekankan pada hiburan alam bersifat alami seperti mendaki gunung, hiking,
panjat tebing dan lainnya.
2. Beach Resort
Resort ini mengutamakan pada potensi alam yang berada di tepi pantai dan laut
sebagai wisata dengan view yang mengarah langsung kearah pantai dan
menyediakan fasilitas olahraga air sebagai pertimbangan utama.
3. Lake Resort
Menyediakan fasilitas yang berada di tepian danau yang tidak hanya
memanfaatkan view tetapi potensi lainnya seperti olahraga air, memancing, dan
kegiatan lainnya.
4. Village resort
Resort ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan dengan tema etnik
lokal dengan melihat kebudayaan sekitar , dan larut kedalam kehidupan
masyarakat pedesaan.
5. Forest resort
Terletak di daerah hutan sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan
alam dan juga dapat mempelajari segala yang ada di hutan seperti flora dan
fauna. Biasanya resort ini di peruntukkan untuk penelitian dan pendidikan
mengenai konservasi hutan lindung.
6. Marina resort
Resort ini terletak dekat dengan pelabuhan dimana potensi banyak yang
mengandalkan fasilitas dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan air.
2.1.4. Kriteria Resort
Kriteria resort berbintang dapat di klasifikasikan sebagai suatu sistem

15
pengelompokan dalam berbagai kelas maupun tingkatan. Di Indonesia Resort
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi didasarkan pada:
a) Jumlah kamar
b) Fasilitas
c) Pelayanan
d) Rekreasi
Tabel 2.1 Kriteria Resort Berbintang

Fasilitas Resort Resort Resort Resort Resort


Bintang I Bintang II Bintang III Bintang IV Bintang V
Kamar Tidur Minimal Minimal 20 Minimal 30 Minimal 50 Minimal
10 Kamar Kamar, 1 Kamar, 3 Kamar, 3 100 Kamar,
Kamar Suite Kamar Suite Kamar Suite 4 Kamar
Suite
Ruang Makan Perlu Perlu Wajib Wajib Wajib
(Restaurant) minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 2 minimal 2
Bar dan Coffee Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
Shop minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
Rekreasi & Dianjurkan Wajib Wajib Wajib perlu Wajib perlu
Olahraga dianjurkan > dianjutkan > > 2 jenis > 3 jenis
1 jenis 2 jenis fasilitas fasilitas
fasilitas fasilitas
Ruang Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib
Penyewaan minimal 1 minimal 1 minimal 3 minimal 3 minimal 3
Lounge - - Wajib Wajib Wajib
Taman Perlu Perlu Perlu Wajib Wajib
Function
- - Wajib Wajib Wajib
Room
minimal 1 minimal 1 minimal 1

2.1.5. Prinsip Desain Resort


Pengembangan Resort di tiap lokasi sebagai suatu tempat wisata memiliki ciri
ataupun karakter yang berbeda. Berikut hal yang perlu di rencanakan dalam prinsip-
prinsip.
a) Kebutuhan dan persyaratan individu dalam kegiatan wisata

16
1) Suasana tenang kesendirian (Aloneless) dan privasi, tetapi juga
memiliki keterhubungan terhadap interaksi dengan orang lain
2) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik
mungkin.
3) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter tapak dan iklim
lingkungan.
b) Pengalaman unik bagi wisatawan
1) Ketenangan (Relaxation), perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
kedekatan alam dan kesempatan untuk relaksasi.
2) Melakukan aktivitas berbeda seperti olahraga dan rekreasi

2.1.6. Kajian Arsitektural


Menurut Dirjen Pariwisata No. 14/U/11/88 tentang pelaksanaan ketentuan
usaha dan penggolongan resort . Berikut klasifikasi standar Resort di bawah ini:
1. Resort bintang satu : minimal 20 kamar
2. Resort bintang dua : minimal 20 kamar
3. Resort bintang tiga : minimal 30 kamar
4. Resort bintang empat : minimal 50 kamar
5. Resort bintang lima : minimal 100 kamar
Analisis fungsi merupakan aspek dasar dari kebutuhan rancangan resort yang
akan menentukan sifat atau karakter dari masing-masing fungsi. Berikut fungsi resort
akan dijelaskan;
A. Fungsi Primer (Utama)
Merupakan fungsi bangunan sebagai kegiatan utama yang terdapat dalam
bangunan seperti administrasi Check in, Check Out, Lobby, kamar resort
sebagai tempat menginap, kegiatan rekreasi, dan kegiatan olahraga pengunjung.
B. Fungsi Sekunder (Pendukung)

17
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya seperti
Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini seperti
tempat parkir, Restoran, Toko Kue, Laundry, Mushola, Gudang dan lainnya.
Dari bawah ini merupakan pembagian fasilitas menurut fungsi yang ada dalam
resort bintang lima dengan jumlah kamar 100, berikut paparan dan standar nya
Standar yang digunakan dalam perhitungan dimensi ruang :
1) TSS : Times Saver Standard For Buildings Types
2) NAD : Neufert Architects Data
3) SB : Studi Banding
4) HDIS : Human Dimension & Interior Spaces
5) HPD : Hotel Planning and Design
6) HMC : Hotel, Motel and Condomonium
1. Fungsi Utama
1.1 Lobby Dan Ruang Tunggu
Lobby resort merupakan awal sebelum memasuki ruang kamar resort privat
maupun umum. Perlu diperhatikan sirkulasi dan perabot yang menunjang aktivitas,
termasuk meja depan sebagai pusat informasi maupun resepsionis. Ukuran lobby di
sesuaikan dengan kebutuhan ruang aktivitas yang ada di dalamnya.

Tabel 2.2 Standar Ruang Lobby

NO. Nama Ruang Sumber Standar Yang Digunakan

1. Main Lobby BPDS 0.65-0.9 m2/orang


2. Lounge Area NAD 2,5 m2/orang

18
3. Receptionist BPDS 10 m2/unit
4. Ruang Kasir NAD 2,75 m2/orang
5. Customer Service NMH 12 m2/unit
6. Lavatory NAD 3,6 m2/orang
Sumber: http://gg.gg/p5fsi

Berikut gambaran kebutuhan yang ada di dalam ruang .

NO. NAMA RUANG STANDAR

1. Ruang Registrasi Tamu


Ruang ini merupakan tempat
melayani pengunjung yang
datang untuk menyewa kamar
ataupun kegiatan lainnya

Gambar 2.1 Standar Meja Registrasi Tamu


Sumber: Neufert & Ernest, 2002
2. Ruang Tunggu
Ruang yang digunakan
pengunjung duduk sambil
menunggu dan juga
menyediakan area perjamuan
untuk pengunjung

Gambar 2.2 Standar Ruang Tunggu


Sumber: Chiara, 1983

19
NO. NAMA RUANG STANDAR

3. Kasir
Berhadapan dengan Registration
Desk yang mana biasanya berada
di areal komersil seperti restoren
ataupun Cafe

Gambar 2.3 Standar Kasir


Sumber: Neufert & Ernest, 2007
4. WC
Toilet dibagi 3 jenis untuk pria,
wanita dan juga disabilitas

Gambar 2.4 Standar Ruang Toilet


Sumber: Neufert & Ernest, 2007

Gambar 2.5 Standar Toilet Disabilitas


Sumber: Neufert & Ernest, 2007

20
Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC) :
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) :
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik
yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27
derajat celcius)
Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
1.2 Kamar Resort
Kamar resort digunakan sebagai fasilitas utama untuk penyewaan kamar bagi
pengunjung. Terdapat berbagai jeni-jenis kamar resort menurut Agustinus Darsono
(2011:52) yaitu:

NO. RUANG KAMAR STANDAR

1. Single Room
Kamar standar yang mampu menampung
untuk 1 orang. Dengan fasilitas kamar tidur,
kamar mandi, dan dapur ukuran kecil.
Ukuran ruang 3,00 m x 5,00 m sudah
termsuk ruang lainnya.

Gambar 2.6 Single Room


Sumber : Neufert,2013:127

21
NO. RUANG KAMAR STANDAR

2. Twin Room
Kamar standar yang menyediakan 2 tempat
tidur dengan fasilitas sama dengan single
room tetapi ukuran berbeda yaitu 3,50 m x
6,00 m sudah termasuk ruang lainnya.

Gambar 2.7 Twin Room


Sumber : Neufert,2013:127

3. Triple room
Kamar standar yang dilengkapi 2 tempat
tidur ataupun satu tempat tidur jenis double
bed dengan tambahan satu tempat tidur
tambahan untuk tamu. Menyediakan
ruangan seperti kamar tidur, dapur, kamar
mandi dalam, dan balkon. Ukuran ruang ini
5,00 m x 7,00 m sudah memenuhi ruang
lainnya.

Gambar 2.8 Triple Room


Sumber : Neufert,2013:127

22
NO. RUANG KAMAR STANDAR

4. Suite room
Kamar tidur yang mewah dilengkapi
fasilitas seperti rumah pada umumnya
memiliki ruang tamu, ruang tidur, dapur
dengan luasan sedang, kolam renang dan
kamar mandi dalam dengan ukuran ruang
5,50 m x 8,00 m.

Gambar 2.9 Suite Room


Sumber : Neufert,2013:127
5. President Suite room
Ru Kamar yang memiliki ruang kompleks dan
termasuk ruang dengan harga yang mahal
di lengkapi dengan taman, ruang tamu,
ruang keluarga, dapur yang cukup besar,
kolam renang, kamar mandi dalam, balkon
dan perpustakaan dengan ukuran 7,00 m x
10,00 m

Gambar 2.10 President Suite


Room
Sumber : Neufert,2013:127

2 Entertainment dan fasilitas olahraga


Sebuah ruangan yang di tujukan untuk menyediakan fasilitas hiburan bagi
pengunjung, berikut beberapa fasilitas hiburan:

23
Tabel 2.3 Ruang Olahraga

Ruang Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) / Diameter (m)


Lapangan tembak 26,70 m 2,00-3,00 m 2,80 m
Ruang fitnes 10,0 m 10,0 m 4,0 m
Ruang senam 10,0 m 10,0 m 4,0 m
Lapangan basket 28 m 15 m 3,6 m (Diameter)
Bulutangkis 13,40 m 6,10 m -
Tenis meja 12,0 m 6,0 m 3,0 m
Kolam renang 25,0 m 16,66 m 0,50 -3,50 m
terbuka
Sauna 30-45 m2 30-45 m2 4,0 m
Sumber : Neufert , 2013: 177-197

Berikut Stand Ruang Penunjang:

NO. NAMA RUANG STANDAR

1. Lapangan Tembak (Paint Ball)


Fasilitas ini berupa sebuah
permainan “perang-perangan”
yang mana menggunakan senjata
berisi peluru cat. Dengan luas 33 m
x 55 m

Gambar 2.11 Lapangan Paint Ball


Sumber : Neufert & Ernest, 2013: 188

24
NO. NAMA RUANG STANDAR

2. Ruang Fitnes
Ruang ini digunakan sebagai
fasilitas olahraga bagi tamu.

Gambar 2.12 Ruang Fitnes Luas 200 m2


Sumber : Neufert & Ernest, 2013: 168

3. Ruang Senam
Ruang ini digunakan pengunjung
untuk melakukan relaksasi
maupun kegiatan yoga.

Gambar 2.13 Standar Ruang Senam


Sumber : Neufert & Ernest, 2013: 193

4. Lapangan Bulutangkis
Lapangan bulutangkis berada
dalam ruangan yang disatukan
dengan permainan tenis meja

Gambar 2.14 Standar Lapangan Bulutangkis


Sumber : Neufert & Ernest, 2013: 196

25
NO. NAMA RUANG STANDAR

5. Tenis Meja
Permainan olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan
raket/bet terbuat dari kayu dilapisi
menggunakan karet.

Gambar 2.15 Standar Meja Tenis


Sumber : Prastiangga, 2019

6. Ruang Sauna
Digunakan pengunjung untuk
membantu tubuh dalam membakar
lebih banyak kalori, sauna juga
merupakan relaksasi yang bagus
untuk jantung.

Gambar 2.16 Standar Ruang Sauna


Sumber : Neufert & Ernest

7. Lapangan Basket

Gambar 2.17 Standar Lapangan Basket


Sumber : Putut Wijaya S.T, 2020

26
2. Fungsi Sekunder
1. Ruang Pengelola
Ruang pengelola adalah ruang yang dijadikan tempat pengelolaan bangunan
secara khusus dan manajemen bangunan. Pada ruangan ini ditentukan standar dari
perabot yang dipakai terlihat pada Gambar berikut:

NO. RUANG STANDAR

1. Ruang Pengelola
Ruang ini digunakan oleh
pekerja yang bertugas
mengelola fasilitas.

Gambar 2.18 Standar Meja Pengelola


Sumber: Neufert & Ernest, 2002

2. Meeting room atau function room


Ruangan ini biasanya dipakai untuk berbagai macam kebutuhan seperti
meeting, rapat, seminar dan lain sebagainya dan ruang ini disebut banquet room.
Berikut standar ruang .
Tabel 2.4 Standar Ruang Meeting Room
Ruang Sumber Standar

Meeting Room HMC 1,1-1,3 m2 / orang


Function room HMC 1,8 m2 / orang
Sumber : http://gg.gg/p5fsu

3. Ruang Karyawan
Tempat untuk Karyawan seperti Loker, Mushola, Toilet dan lain-lain.
Standar ruang pekerja dapat dilihat pada tabel.

27
Tabel 2.5 Standar Ruang Karyawan
Ruang Sumber Standar
Loker NAD 0,9 m2 / orang
Toilet Karyawan NAD 0,5 m2 / kamar
Mushola NAD 1 m2 / orang
Sumber : Neufert & Ernest, 2013 : 105

4. Ruang Pengelola
Office atau kantor yang digunakan oleh karyawan untuk berbagai jenis aktifitas
di resort. Berikut tabel yang menjelaskan kantor.
Tabel 2.6 Standar ukuran ruang Pengelola
Ruang Sumber Standar

General Manager TSS 1,33 m2 / orang


Sekretaris TSS 1,8-2,3 m2 / orang
Staff admin HPD 1,8-2,3 m2 / orang
Akuntan HPD 7,5-9,5 m2 / orang
Ruang Arsip HPD 0,02 m2 / orang
Ruang Rapat HPD 1,5-2 m2 / orang
Front Office Manager HPD 1,33 m2 / orang
Sumber : http://gg.gg/p5fsz

28
5. Ruang lainnya seperti Ruang Kontrol, ruang perbaikan, tangga, koridor, lift,
pos security, dan sebagainya.

Gambar 2.19 Ruang Operator


Sumber : fankychristian, 2017

3. Fungsi Penunjang (Servis)


1. Toko kue
Toko kue ini merupakan salah satu fasilitas pendukung yang
menyediakan berbagai macam kue menarik untuk dinikmati oleh pengunjung,
dan tidak hanya itu pengunjung juga dapat merequest jenis-jenis kue yang lain.
Berikut standar Ruang:
NO. RUANG STANDAR
1. Ruang Display
Digunakan untuk
menunjukkan kue yang
telah di produksi
sehingga pengunjung
dapat memilih yang ingin
dibeli.

Gambar 2.20 Standar Display Kue


Sumber: Neufert & Ernest, 2002

29
NO. RUANG STANDAR
2. Ruang Produksi
Digunakan untuk
memproduksi dan
mengolah kue yang akan
dibuat, ruang ini mampu
menampung 3-4 orang

Gambar 2.21 Ruang Produksi


Sumber: Neufert & Ernest, 2007

2. Area Parkir
Terletak di depan ruang Lobby yang mana area ini menampung berbagai jenis
kendaraan pengunjung sesuati kebutuhan ruang. Standar ukuran kendaraan berikut
akan di paparkan.
Tabel 2.7 Standar Kendaraan

Jenis Kendaraan Panjang Lebar Tinggi (m) Radius Putaran


(m) (m) Lingkaran
Sepeda Motor 2,20 0,70 1,00 1,00
Mobil Pribadi 4,70 1,75 1,65 5,75
Mobil Pribadi 5,00 1,80 2,00 6,00
ukuran besar
Bus 11,00 2,50 3,95 10,25
Truk Pengangkut 4,50 1,80 2,00 6,00
Mobil Pengangkut 1,45 2,50 3,30 9,25
Sampah
Mobil Pemadam 6,80 2,50 2,80 9,25
Kebakaran
Sumber : Neufert, 2013:105

30
Berikut Gambar ilustrasi standar kendaraan.

Gambar 2.22 Perbandingan ukuran kendaraan


Sumber : Neufert,2013:104-106

Gambar 2.23 Standar ukuran mobil pribadi


Sumber : Neufert,2013:104-106

Gambar 2.24 Parkir khusus Disabilitas


Sumber : http://gg.gg/p5fl7

31
3. Restoran
Merupakan tempat yang dapat digunakan pengunjung sebagai lokasi makan dan
disuguhkan tidak hanya restoran saja tetapi juga menyediakan fasilitas seperti coffee
shop, bakery shop ataupun restoran khusus seperti makanan (jepang dan western).
Tabel 2.8 Standar Ruang Restoran

Ruang Sumber Standarisasi

Restoran NAD 2,5 m2/orang


Cafe NAD 2,5 m2/orang
Gudang NAD 25 x 0,24 m2/ orang
Bakery NAD 2,5 m2/orang

Sumber: Neufert, 2013 :129

Berikut Gambaran kebutuhan Ruang.

Gambar 2.25 Standar Ukuran Meja Tempat Duduk


Sumber: Neufert, 2013 :119

32
Gambar 2.25 Standar Jarak Tempat Makan
Sumber: Neufert, 2013 :119

4. Ruang penyimpanan atau gudang material digunakan sebagai ruang


operasional seperti makanan, minuman, perlengkapan resort atau gudang
dan sebagainya. Dapat dilihat pada tabel 2.9
Tabel 2.9 Standar ukuran Ruang Penyimpanan
Ruang Sumber Standar
Gudang Makanan HPD 0,1 m2 / kamar
Gudang Minuman NAD 0,18 m2 / kamar
Gudang Pendingin HPD 0,1 m2 / kamar
Gudang bahan NAD 0,14 m2 / kamar
Ruang cuci TSS 0,2 m2 / kamar

Sumber : http://gg.gg/p5fli

2.1.7. Kajian Bangunan Tepi Pantai


Bangunan respon keamanan terhadap gejala alam seperti badai, gelombang
pasang merupakan faktor penting selain faktor kenyamanan arsitektur bangunan.
Bangunan yang berada di tepi pantai harus mempertimbangkan struktur bangunan

33
terhadap fenomena alam yang berada di tepi pantai terutama iklim. Menurut
Triatmojo (1992), faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan di kawasan tepi
pantai atau pesisir adalah:
A. Klimatologi diantaranya :
1. Angin : angin dapat menimbulkan gaya horizontal yang perlu dipikul oleh
bangunan serta angin juga dapat mengakibatkan gelombang laut,
2. Pasang surut : pengaruh pasang surut sangat besar sehingga harus
diusahakan sebagai perbedaan pasang surut yang relatif kecil akan tetapi
pengendapan harus di perkecil atau harus dihilangkan.
3. Gelombang laut : tinggi gelombang laut ditentukan oleh kecepatan.
Tekanan, waktu dan ruang sehingga untuk melindungi daerah dapat
digunakan pemecah gelombang untuk memperkecil gelombang laut
B. Topografi, Geologi, dan Struktur tanah
1. Letak dan kedalaman perairan yang direncanakan
2. Gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gaya gempa
3. Karakteristik tanah, terutama yang bersangkutan dengan gaya dukung
tanah, stabilitas maupun kemungkinan penurunan bangunan akibat kondisi
tanah yang buruk.
Terdapat beberapa jenis konstruksi yang dapat digunakan untuk Kawasan tepi
pantai, yaitu:
1. Break Water (pemecah gelombang)
Syarat teknis pemecah gelombang adalah gelombang disalurkan melaui suatu
dinding batu miring sehingga energi gelombang dihilangkan secara gravitasi
2. Dinding penahan pantai (sea wall)
3. Pemanfaatan tanaman mangrove (bakau)
Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik yang dapat menjaga garis
pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut dan intrusi air laut serta
mengolah bahan limbah. Fungsi biologis : tempat pembenihan biota laut, tempat
pemijahan beberapa biota laut. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar,

34
pertambakan, tempat pembuatan garam, dan bahan bangunan. (Alim, 2017)

2.2 Tinjauan Tema Rancangan


2.2.1. Pengertian Arsitektur dan Iklim
Menurut Olgyay (1963) terdapat empat bidang yang berkaitan dengan arsitektur
terkait iklim yaitu Klimatologi, biologi, teknologi, dan arsitektur yang mana memiliki
beberapa langkah. Langkah pertama dengan mewujudkan arsitektur yang tanggap akan
iklim diperlukan survei iklim pada lokasi tersebut. Langkah kedua mengevaluasi
dampak yang akan diakibatkan oleh iklim terhadap fisiologis manusia dan langkah
ketiga terkait penerapan teknologi untuk mencapai kenyamanan pada bangunan. Lalu
langkah terakhir yaitu semua langkah harus dikombinasikan agar sesuai dengan
kepentingan pengguna.
Penerapan solusi menurut Olgyay memiliki enam faktor penentu yaitu :
pemilihan lokasi tapak bangunan, orientasi arah matahari, bantuk massa bangunan,
arah shading, gerakan udara dan suhu ruangan. Semua faktor ini dikombinasikan untuk
mendapatkan a balance shelter. ( Ikaputra, 2019)
Menurut Givoni (1998) terdapat empat fitur yang dapat memodifikasi bentuk
interaksi antara bangunan dengan lingkungannya, yaitu:
1. Paparan sinar matahari yang efektif (Effective Solar Exposure)
2. Perolehan panas matahari efektif (Effective Solar Heat Gain)
3. Tingkat perolehan panas konduktif dan konvektif (Conductive and Convective)
4. Potensi ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan

2.2.2. Pengertian Bioklimatik


Bioklimatik berasal dari kata Bioclimatology yang berarti ilmu yang
mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan. Bioklimatik adalah suatu konsep
yang menggunakan sistem struktur, ruang dan konstruksi bangunan dimana menjamin

35
kondisi nyaman bagi penghuninya. Penggunaan perangkat elektro-mekanik digunakan
seminimal mungkin dan memaksimalkan pemanfaatan energi yang telah tersedia dari
alam. (Nurhasanah, 2016)
Secara umum prinsip desain Bioklimatik adalah hemat energi (Conserving
Energy), Memperhatikan kondisi iklim (Working with Climate), Ramah Lingkungan
(Minimizing New Resources), Merespon keadaan tapak bangunan (Respect for tapak),
dan nyaman bagi penghuni bangunan (Respect for user),tujuan dari prinip ini adalah
menciptakan suatu bangunan dan lingkungan yang dirancang untuk sepenuhnya
menutupi kebutuhan energi tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar.
(Amelia, 2019)

2.2.3. Perkembangan Bioklimatik


Perkembangan Arsitektur Bioklimatik di mulai pada tahun 1960-an yang mana
arsitektur ini merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi dari iklim. Arsitektur
Bioklimatik dapat dicerminkan kembali dari Arsitk Frank Lyod Wright yang terkenal
akan karyanya dengan menyatukan bangunan dengan alam tanpa merusak
lingkungannya dengan prinsip yaitu seni membangun tidak hanya efisiensinya saja
yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan
bangunan dan kegiatan sesuai bangunannya. Lalu dengan falsafah dari “Oscar
Niemeyer” yang mengatakan penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan,
penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara bentuk,
bahan dan arsitektur. ( Ikaputra, 2019)
Dari Arsitek Frank Lloyd Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek baru
yang mulai memperkenalkan arsitektur Bioklimatik yaitu Victor Olgay pada tahun
1963 dan dilanjutkan oleh Arsitek Kenneth Yeang pada tahun 1990-an menerapkan
pada bangunan tinggi dan mendapatkan penghargaan Aga Khan Award 1995 dan
Award pada tahun 1997 (Nurhasanah, 2016)

36
2.2.4. Prinsip Arsitektur Bioklimatik
Berikut adalah tabel prinsip desain dari Arsitektur Bioklimatik
Tabel 2.10 Prinsip Desain Bioklimatik
SUMBER PRINSIP
1. Summer
Watson (1983)
a. Resist Heat Gain
a) Minimize Conductive Heatflow
b) Minimize Infiltration
c) Minimize Solar Gain
b. Promote Heat Loss
a) Promote Earth Cooling
b) Promote Ventilation
c) Promote Radiant Cooling
d) Promote Evaporative Cooling
2. Winter
a. Promote Heat Gain
a) Promote Solar Gain
b. Resist Heat Gain
a) Minimize Conductive Heat Flow
b) Minimize External Air Flow
c) Minimize Infiltration
Givoni (1998) For Hot Dry Regions :
- Lowering the indoor temperatures
- Natural Vebtilation
- Minimizing heat gain and loss when air
conditioning is unavoidable
- Utilization of natural energies for heating
and cooling.
For Hot Humid Regions :
1. Minimizing solar heating of the buildings
2. Maximizing the rate of cooling in the
evenings
3. Providing effective natural ventilation,
even during rain.
4. Preventing rain penetration, even during
rain
5. Preventing entry of insects while the
windows are open for ventilation
6. Providing spaces for semi out door
activities as integral part of the living
space

37
SUMBER PRINSIP
Minimize the risks from tropical storms (in
region subjected to hurricanes or typhoons)
Aronin (1953) 1. Control amount of radiation received from
the sun.(sun radiation)
2. Respect to winds
1. Promotion Provide Space Cooling in
Looman, R (2017)
Summer
2. Promotion Provide Space Heating in
Winter
3. Prevention Heat Loss Limit in Winter
1. Penempatan core bukan hanya sebagai
Yeang (1994)
bagian struktur tapi juga mempengaruhi
kenyamanan termal
2. Menentukan orientasi bangunan untuk
menciptakan konservasi energi
3. Penempatan bukaan jendela
mempertimbangkan fungsi ventilasi,
perlindungan sinar matahari, penerangan
alami, dan area visualisasi.
4.Penggunaan balkon sebagai pembayang
sinar matahari
5. Membuat ruang transisional di tengah dan
disekeliling bangunan sebagai ruang udara
dan atrium.
6. Desain pada dinding, peggunaan membran
yang menghubungkan bangunan dengan
lingkungan.
7. Hubungan terhadap Lansekap, lantai dasar
bangunan tropis lebih terbuka dan
menggunakan ventilasi alami.
8. Menggunakan alat pembayang pasif sebagai
esensi pembiasan sinar matahari dinding yang
menghadap matahari langsung. Penyekat
panas pada lantai, isolator panas pada kulit
bangunan mengurangi pertukaran panas terik
dengan udara dingin berasal dari dalam
bangunan.

Sumber : Dari Watson (1983); Givoni (1998); Yeang (1994); Aronin (1953); Looman, R (2017)

Menurut Givoni (1998) prinsip Bioklimatik dibagi dalam 2 bagian yaitu untuk
bagian daerah kering panas dan daerah panas lembab. Untuk pesisir pantai

38
menggunakan prinsip dari daerah panas lembab karena untuk Pulau Galang sendiri
memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Berikut penjelasan prinsip dari Givoni (1998)
daerah panas lembab:
1. Meminimalkan pemanasan matahari pada bangunan, sinar matahari yang
datang akan di minimalkan dengan pemanfaatan fasad miring ataupun
menggunakan shading agar sinar tidak secara langsung masuk kedalam
bangunan.
2. Memaksimalkan potensi ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan,
diantaranya dinding louvered wall.
3. Mencegah masuknya air hujan, bagian atap yang dibentuk miring agar dapat
menampung air hujan dan dapat digunakan kembali sebagai bentuk recycling
untuk meminimalkan penggunaan air pada lanskap.
4. Menurunkan suhu lingkungan dengan menggunakan vegetasi semak tinggi di
sekeliling kondensor AC.
5. Menyediakan ruang-ruang untuk kegiatan semi-outdoor sebagai bagian dari
ruang terbuka
6. Meminimalkan resiko badai tropis terutama pada pesisir pantai.
7. Menggunakan vegetasi sebagai kontrol kelembaban dan temperatur

2.2.5. Data Klimatik Site


Kota Batam adalah salah satu kota dengan iklim tropis yang mana dengan suhu
rata-rata berkisar 24 o C hingga 35o C juga memiliki kelembaban yang tinggi 73%
sampai dengan 96%. Secara umumnya curah hujan dimulai pada awal bulan November
hingga bulan April, sedangkan musim kering dimulai pada bulan Mei hingga bulan
Oktober.
Pulau Galang merupakan bagian dari Kota Batam yang terletak 350 m di sebelah
Tenggara Pulau Rempang, dengan luas wilayah 80 km 2. Pulau ini memiliki banyak
tempat wisata tidak hanya pantai tetapi juga wisata edukasi seperti Kampung Vietnam.

39
Iklim disekitar Kota Batam tidak berbeda jauh seperti Pulau Galang ini dapat dilihat
pada data klimatik berikut.

Gambar 2.26 Frekuensi Suhu Kota Batam


Sumber : https://ouo.press/dSTCgy

Gambar 2.27 Analisis Suhu Kota Batam


Sumber : https://ouo.press/dSTCgy

40
2.3 Studi Banding Fungsi dan Tema Perancangan Sejenis
2.3.1. Studi Banding Fungsi Perancangan Sejenis
1. Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa

Gambar 2.28 Anantara Uluwatu


Sumber : blog.baliwww.com, 2015

Anantara uluwatu merupakan salah satu resort yang menyediakan ketenangan


dan keindahan alam berada di pantai barat di Semenanjung Bukit Bali. Uluwatu adalah
kawasan bukit yang spektakuler, dengan tebing kapur yang menjulang tinggi di tepi
pantai. Resort ini berjarak sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai
Bali, juga merupakan salah satu surga bagi peselancar dan memiliki pertunjukan
budaya yang menarik yaitu tari Kecak.

c. Fasilitas

Gambar 2.29 Fasilitas Anantara Uluwatu Bali


Sumber : blog.baliwww.com, 2015

41
d. Fungsi
Resort Anantara Uluwatu merupakan bangunan komersil yang berada di daerah
Pecatu Uluwatu. Resort ini memiliki 60 kamar, 4 ruang suite, dan 12 villa dengan
fungsi yang berbeda. Bangunan ini terletak dekat dengan lokasi pantai dengan daerah
terpencil yang cocok untuk suasana privasi.

e. Konsep
Konsep perancangan dari Anantara Resort, Uluwatu Bali ini adalah Spiritual
Healing yang mengartikan bagaimana menghubungkan ataupun menciptakan nuansa
spiritual menggunakan pendekatan Healing. Spiritualitas disini tidak hanya berbicara
mengenai agama tetapi lebih terhadap suasana yang mampu memberikan pengunjung
ketenangan untuk berhubungan dengan spirit. Makna Healing sendiri berarti
penyembuhan oleh diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Pendekatan
Healing terbagi atas 3 unsur yaitu alam, indera dan psikologis.

f. Material
Penggunaan warna pada perancangan ini menggunakan warna alam yang akan
memberikan kesan spiritual dan romantis. Material yang digunakan berasal dari alam
seperti penggunaan kayu, batu marmer, batu alam, bahkan kerikil. Karena bahan-bahan
ini ramah terhadap lingkungan.

Gambar 2.30 Warna yang digunakan


Sumber : LuluMasturina, 2018

42
Gambar 2.31 Reception Lobby
Sumber : LuluMasturina, 2018

2. SBS Resort Batam


a. Lokasi
Resort ini berlokasi di Komplek SBS Resort Jembatan 5 Barelang Pulau
Sembulang . merupakan resort dengan bintang 4 . Resort ini berjarak 3 km dari lokasi
wisata terdekat yaitu kampung vietnam.

Gambar 2.32 Lokasi SBS Resort


Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD

b. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di SBS Resort ini ada beberapa kamar yang berada di
tepian air yaitu 28 kamar dan suite yang menghadap ke laut, ukuran kamar sebesar 50

43
m2 , berikut kamar yang tersedia di resort:
a) Deluxe Room
b) Villa Air
c) Grup & Retret
Lalu juga ada beberapa fasilitas pendukung lainnya yang ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan tamu, yaitu :
a) Guest Service Facilities
b) Bussiness Centre
c) Meetings and Function Room
d) Perkemahan
e) Program Sekolah
f) Restoran Makanan Laut
g) Kapal (Sebagai lokasi Pre-Wedding)

Gambar 2.33 SBS Resort


Sumber : https://bit.ly/3gX6oXB

c. Konsep
Resort ini menawarkan perpaduan sempurna antara penghematan dan
kenyamanan juga fasilitas yang didesain untuk menikmati wisata di karenakan berada
di tepian pantai dan semua fasilitas juga berhubungan dengan permainan air ataupun
kegiatan air. Jarak untuk bangunan resort yang berada di atas air yaitu villa air sejauh
kurang lebih 50 meter dari garis pantai sehingga menjadikan lokasi ini tidak seluas
lokasi lain tetapi tetap asik untuk mewujudkan daerah bersantai.

44
Gambar 2.34 SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD

d. Material
Material yang digunakan kebanyakan menggunakan material alam yaitu kayu
didominasi aksen berwarna natural yaitu coklat dan putih serta interior yang sederhana
memberikan kesan minimalis yang menawarkan view ke arah laut dan dapat menikmati
sunset.

Gambar 2.35 Interior SBS Resort

3. Nongsa Point Marina and Resort


a. Lokasi
Resort ini berlokasi di Jalan Hang Lekiu Km 4, di Nongsa, Batam, merupakan
salah satu resort yang terkenal di Batam karena memiliki view yaitu laut di pantai
nongsa. Nongsa Point Marina and Resort di rancang dengan sentuhan gaya
mediteranian dan dibangun di tepian laut. Menawarkan rumah-rumah yang bertujuan
sebagai suatu relaksasi bagi pengunjung yang datang dan juga menyediakan kebutuhan
lainnya.

45
Gambar 2.36 Lokasi Nongsa Point Marina & Spa
Sumber : nongsapointmarina.com

b. Fasilitas dan Zonasi


Zona dari Resort ini areal umum berada di Entrance yaitu lobby lalu pada area
rumah sewaan adalah privat dan area semi privat berada di tepian pantai dikarenakan
fasilitas wahana olahraga air dapat disewa pengunjung yang tidak menginap.

Gambar 2.37 Pembagian Zona Resort


Sumber : Asumsi

Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan oleh Resort ini selain dari bangunan
utama yang berwarna putih terdapat ratusan apartment maupun villa yang tersebar di
kawasan pesisir. Berikut beberapa fasilitas yang ada di Nongsa Point Marina & Spa:
a) Deluxe Beachfront Room
b) Deluxe Garden View
c) Junior Suite Room

46
d) Beachfront Executive Suite Room
e) Three Bedroom Apartment
f) Marina Spa
g) Olahraga air (Wakeboarding, Jet Ski, Flyboard)
h) Kolam Renang.
i) Lapangan Golf

Gambar 2.38 Deluxe Beachfront, Deluxe Garden View, dan Junior Suite Room
Sumber: nongsapointmarina

Gambar 2.39 Fasilitas pendukung di Nongsa Point yaitu flyboard, wakeboarding


dan kolam renang
Sumber : nongsapointmarina

4. Keemala Resort Phuket


a. Lokasi

Gambar 2.40 Lokasi Keemala Resort

47
Sumber : aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort

Terletak di daerah Phuket, Thailand dimana resort ini memanfaatkan lereng


untuk mendapatkan view yang menawarkan pemandangan laut, sungai, air terjun serta
hutan yang alami. Di bangun dengan konsep yang memanfaatkan alam sekitarnya
sebagai suatu inspirasi dasar yaitu berfokus pada empat suku berbeda yang bersatu
membentuk sebuah desa bernama Keemala.
b. Konsep, Fasilitas dan Zonasi
Keemala Resort di bangun dengan konsep yang memanfaatkan alam sekitar
sebagai suatu inspirasi dasar yaitu berfokus pada suku yang berada di daerah tersebut,
dengan membentuk empat suku yang berbeda maka di sebut Keemala. Dikatakan
bahwa resort menggunakan konsep dari empat suku juga berpengaruh terhadap rumah
yang didesain juga akan berbeda dibagi menjadi; pondok kolam tanah liat (Pa-Ta-Pea),
Rumah Kolam Pohon ( We-Ha), Villa kolam tenda (Klan-Khon-Jorn), dan vila Kolam
Sarang Burung (Rung-Nok).
Pembagian zonasi pada resort ini dibedakan menjadi tiga yaitu zona publik, semi
publik dan privat yang mana tertera pada gambar.

Gambar 2.41 Zonasi Pembagian Keemala Resort Phuket


Sumber : Asumsi

Fasilitas :
a) Tree Pool House
b) Clay Pool Cottage

48
c) Tent Pool Villa
d) Bird Nest Pool Villa
e) Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g) Keemala Enchanted Hall
h) Keemala Su Tha Restaurant

Gambar 2.42 Rumah dan Villa di Keemala Resort


Sumber: aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort

c. Material
Material yang dipakai dalam Resort kebanyakan menggunakan bahan alami yaitu
kayu karena sesuai konsep dari empat suku yang merupakan suku nomaden sehingga
menggunakan bahan yang dapat diperbaharui. Tidak hanya menggunakan kayu tetapi
juga memakai batu dan tanah liat yang terdapat pada Clay Pool House yang mana
digunakan pada pembuatan bak mandi. Desain resort ini mengutamakan alam dan
budaya dimana mayoritas penggunaan bahan bangunan adalah produk alami dan di
daur ulang untuk dapat digunakan. Rancangan resort ini di desain untuk ramah terhadap
lingkungan dan konstruksi yang melengkapi ekosistem di sekitarnya daripada
menghancurkan lingkungan akibat lingkungan buatan manusia.

49
Gambar 2.43 Bird Nest Pool Villa and Clay Pool Cottage
Sumber: Agnes, 2018

Dilihat dari beberapa fungsi sejenis di atas dapat disimpulkan dalam tabel berikut
untuk membedakan antara kapasitas kamar, fasilitas, dan pengguna.
Tabel 2.11 Perbandingan kapasitas, fasilitas dan pengguna
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Anantara 60 kamar, 4 ruanga) 24hr Room services Keluarga,
Uluwatu Bali suite, dan 12 villa
b) Bar/lounge perusahaan dan
c) Shop/boutique pasangan.
d) Yoga dan Gym
e) Kolam renang
f) Spa and salon
g) Ruang rapat
h) Layanan dry cleaning
dan cuci pakaian
i) Kamar pemandangan
laut
j) Kamar suite pengantin
k) Kamar suite keluarga
SBS Resort 28 kamar, 8 water a) Deluxe Room Keluarga dan
Batam villa dan 4 suite b) Villa Air pasangan
c) Grup & Retret
d) Guest Service Facilities
e) Bussiness Centre
f) Meetings and Function
Room
g) Perkemahan
h) Program Sekolah
i) Restoran Makanan Laut
j) Kapal (Sebagai lokasi
Pre-Wedding)
Nongsa Point 80 kamar suite, 29 a) Deluxe Beachfront Keluarga, pasangan
Marina and kamar standar Room dan perusahaan
Resort Batam b) Deluxe Garden View
c) Junior Suite Room

50
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
d) Beachfront Executive
Suite Room
e) Three Bedroom
Apartment
f) Marina Spa
g) Olahraga air
(Wakeboarding, Jet Ski,
Flyboard)
h) Kolam Renang.
i) Lapangan Golf
Keemala Resort 244 kamar a) Tree Pool House Keluarga, pasangan
Phuket b) Clay Pool Cottage dan perusahaan
c) Tent Pool Villa
d) Bird Nest Pool Villa
e) Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g) Keemala Enchanted
Hall
h) Keemala Su Tha
Restaurant

2.3.2. Studi Banding Tema Perancangan Sejenis


1. Urban Design, Bioclimatic European School by Atelier3AM.
Desain Sekolah Eropa inovatif dengan menggunakan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik, terinspirasi oleh tipologi tapak yang dibentuk dengan tiga unit bangunan
secara terpisah mengartikan pendidikan. Mengutamakan kendala fisik dari tapak
menyajikan orientasi matahari dan sistem penghawaan yang cukup baik.

Gambar 2.44 Bioclimatic European School


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

51
Iklim yang panas pada tapak di tanggapi dengan penggunaan pendinginan pasif
melalui ventilasi silang, penciptaaan iklim mikro dan sistem pembuang panas. Dalam
mosaik multikulturalisme, beberapa tahap kehidupan membentuk satu kesatuan yang
kohesif, dengan menciptakan suasana kebersamaan.

Gambar 2.45 School Courtyard


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Material dinding dengan massa putih, jendela vertikal yang tinggi akan
menerangi ruang di dalamnya. Interior sekolah di desain dengan kayu zaitun yang
mendefinisikan dunia bagian dalam sekolah. Sambungan bangunan ke lanskap
menghadirkan dua kondisi yang berbeda yaitu bangunan tertanam dalam kondisi tapak
yang alami dan memberikan pondasi visual untuk massa putih sehingga lebih lapang
dari tampak atas, maka akan menciptakan area pendidikan luar ruang yang teduh dan
menyehatkan ketika melakukan aktivitas fisik.

Gambar 2.46 School Kindergarten


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

52
Desain Konseptual tahap ini dikembangkan melalui ruang belajar yang
dipengaruhi oleh semua usia sekolah (K-12), identitas kolektif perlu dipertahankan,
tetapi tetap membutuhkan kebutuhan spasial, fungsional, dan sosial yang lebih spesifik
dari semua tahapan pendidikan anak. Pengaturan kelas didasarkan pada gagasan
komunitas, yang merupakan berbagai bentuk “ lingkungan” dimana siswa dapat terlibat
dalam kegiatan pendidikan dan sosial di luar kelas.

Gambar 2.47 Concept Diagram


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Analisa terhadap site memanfaatkan penghawaan alami dikarenakan berada di


lokasi yang dekat dengan perbukitan dan pepohonan hutan. Memanfaatkan bukaan
yang melalui ventilasi maka akan memaksimalkan penghawaan alami dan
meminimalkan energi yang terpakai.

Gambar 2.49 Site Diagram


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

53
Hubungan yang seimbang antara kompleks dengan lingkungan alam merupakan
bagian dari proyek, dan memerlukan pendekatan holistik terhadap material, tektonik
dan perencanaan pengembangan. Konsep bioklimatik disusun oleh halaman yang
diperkuat adaptasinya dengan ukiran seni. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
strategi dari sekolah ini dan menetapkan orientasi umum dan massa bangunan :
konsistensi arah angin, serta jumlah jam matahari tahunan Heraklion yang tinggi.
Penggunaan ventilasi silang dan massa termal diatur dalam berbagai mode, untuk
menghadapi musim dingin serta bulan –bulan yang lebih hangat. Ekosistem pada tapak
juga dipertimbangkan secara menyeluruh untuk keanekaragaman hayati, pemurnian air
dan pembuangan hawa panas serta tujuan lainnya.

Gambar 2.50 Wastewater Treatment and Integration System


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Gambar 2.51 Section A1 and Section A3


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

54
2. European Commision Pollinator Park
Pollinator Park atau disebut sebagai Taman Penyerbuk adalah suatu bangunan
yang didesain dengan alat digital interaktif untuk meningkatkan kesadaran tentang
penurunan penyerbukan akibat tindakan globalisasi. Desain bangunan dirancang
dengan seorang ‘archibiotect’ yang terkenal yaitu Vincent Callebaut. Pollinator Park
sendiri memberikan suatu pandangan terhadap apa yang akan dilalui pada masa depan
yang suram kecuali kita sendiri mengubah pemikiran kita terhadap alam.

Gambar 2.52 Pollinator Park 2050


Sumber : https://ouo.press/AFxhrZ

Pollinator Park direncanakan akan dibangun di Eropa pada tahun 2050 yang
sekarang hanya dapat dilihat melalui aplikasi Virtual Reality oleh Dr. Beatrice Kukac,
untuk pengguna sebagai tempat yang dapat mengedukasi dan pembuka mata akan
diperlukannya melestarikan alam. Respon terhadap iklim yang akan mendatang di
sesuaikan dengan lokasi tapak yang berada dekat dengan pegunungan. Taman ini di
gunakan tidak hanya sebagai habitat bagi serangga penyerbuk tetapi juga sebagai lahan
pertanian futuristik.

Gambar 2.53 Pollinator Park


Sumber : https://ouo.press/nm3ODF

55
Reproduksi lebih dari 90% oleh spesies tumbuhan di dunia bergantung pada
hewan penyerbuk yang setiap tahun mengalami kerusakan habitat alaminya. Iklim yang
tidak terlalu panas walaupun berada di area tandus tetapi disekitar pegunungan masih
memiliki area penghijauan yang cukup untuk memberikan penghawaan bagi makhluk
hidup sekitarnya. Hawa panas dapat disaring dengan banyaknya pepohonan yang
berada dalam taman juga dengan adanya kolam dapat memberikan kesejukan
tersendiri.

Gambar 2.54 Bagian Dalam Pollinator Park


Sumber : https://ouo.press/Gu0Xyp

Teritorial melestarikan ekologi yang berada di tepi hutan, ladang kosong, padang
rumput, serta pelestarian terhadap tanaman herbal dengan vegetasi asli disepanjang
lahan pertanian dan jalan pedesaan. Desain struktural dibentuk dari sarang lebah,
dengan daun bergaris, didekasikan untuk pertanian masa depan. Diatur secara spasial
dalam bidang radial.

Gambar 2.55 Tampak Atas Pollinator Park


Sumber : aasarchitecture.com/Pollinator Park/2020/

56
Dalam hal lanskap, taman ini dilindungi oleh tanaman perianth yang sangat
besar, arsitektur organik taman pollinator merangsang aliran alami untuk pengunjung
dimana arsitektur biomorfik digabung demi mencapai suasana yang unik untuk
menciptakan ekosistem. Mengacu pada energi terbarukan fasad di rancang dari bingkai
cahaya pada CLT dan bahan Biosourced (bahan daur ulang). Biodom kayu ditutupi
dengan pelindung surya fotovoltaik dan termal agar bangunan menghasilkan energi
daripadi yang dikonsumsi. Pelindung ini akan menyaring sinar matahari dan
menciptakan keseimbangan antara cahaya dan bayangan untuk menyeimbangkan ini
cerobong angin dan turbin ditanamkan di lanskap.

Gambar 2.56 Function Park


Sumber : aasarchitecture.com/Pollinator Park/2020/

3. Cocoon Hotel & Resort, Mexico

Gambar 2.57 Cocoon Hotel & Resort


Sumber : dna-barcelona.com/projects/hotel-resort-tulum-mexico/

57
Terletak di Meksiko menyediakan sebuah konsep baru ekowisata yang
berpeluang besar untuk berhubungan dengan alam, komunitas serta diri sendiri.
Terinspirasi oleh laut dan hutan eksotis. Kawasan ini tidak hanya menggunakan tema
alam tetapi juga berhubungan dengan tema bioklimatik dimana desain bangunan
menggunakan material alam disekitarnya yang di aplikasikan dalam fasad serta warna.
Tidak hanya material tetapi juga memanfaatkan iklim hutan yang sejuk dengan
memberikan rongga-rongga pada fasad.

Gambar 2.58 Tampak Atas Resort


Sumber : dna-barcelona.com/projects/hotel-resort-tulum-mexico/

Terinspirasi oleh sensasi konsep sarang atau kepompong yang memberikan


kebutuhan dan perlindungan, DNA merancang ruang dimana orang-orang akan merasa
seperti dipeluk, dilindungi, dan memberikan hubungan kembali terhadap diri sendiri.
Konsep ini diciptakan dengan tujuan menawarkan tamu ruang yang mewah dan
nyaman, serta memberikan layanan relaksasi dan rekreasi pribadi. Didasarkan desain
pada persekutuan antara lingkungan alam dan geometri simetris inspirasi alam. Setiap
bangunan memiliki zona pusat dimana kolam renang berada melalui “CENOTE”,
susunan ini memungkinkan visibilitas ke lanskap alam, dengan konteks yang tenang
dan tertutup.

58
Gambar 2.59 Bagian Dalam Cocoon
Sumber : dna-barcelona.com/projects/hotel-resort-tulum-mexico/

Setiap fitur berfungsi memberikan pengalaman unik dan magis bagi para tamu
sekaligus memberikan identitas apa itu meksiko. Berada di hutan eksotis memberikan
suasana yang sejuk sehingga desain bangunan dibuat banyak bukaan dan kaca yang
besar untuk memaksimalkan pencahayaan. DNA menekankan konsep keberlanjutan
untuk menghormati ekosistem dan keanekaragaman hayati, berkontribusi dalam
penggunaan bahan alami yang meminimalkan dampak pada pembangunan juga
pembentukan limbah yang akan di daur ulang. Pengolahan limbah seperti air hujan
sebagai lanskap, serta panel surya diimplementasikan untuk mencapai penggunaan
listrik yang berkelanjutan tanpa harus menggunakan energi tak terbarukan.

Gambar 2.60 Cocoon Hotel & Resort


Sumber : dna-barcelona.com/projects/hotel-resort-tulum-mexico/

59
BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Paradigma Perancangan

Perancangan Resort ini menggunakan paradigma dari pendekatan Arsitektur


Bioklimatik sebagai salah satu tanggapan permasalahan akibat kurangnya fasilitas
wisata yang ada di Pantai Reviola yang menjadi salah satu potensi pantai yang memiliki
objek wisata tidak hanya pantai. Permasalahan ini menjadi latar belakang perancangan
dan mempertimbangkan perancangan yang sesuai fungsi yaitu Resort. Dengan adanya
bangunan Resort dengan pendekatan Bioklimatik di Pesisir pantai akan lebih banyak
memikat wisatawan untuk datang dan dapat menyalurkan suasana ketenangan.
Pada pendekatan Arsitektur Bioklimatik memiliki kesesuaian untuk di terapkan
pada bangunan Resort karena dapat menciptakan suatu bangunan yang akan responsif
terhadap iklim serta meminimalkan penggunaan efisiensi energi dan memaksimalkan
nya sampai batas tertentu yang tidak akan merusak lingkungan ekosistem. Fitur-fitur
yang ada pada Arsitektur Bioklimatik akan memberikan ciri tersendiri yang mana dapat
merespon iklim yang berada di pesisir pantai sehingga bangunan mampu
mencerminkan dan meningkatkan kualitas dari fungsi bangunan sebagai wujud dari
Perancangan Resort.

3.1.1. Strategi Perancangan


Strategi Pra-Perancangan pada Bangunan Resort dengan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik adalah sebagai berikut;
A. Survei Studi Literatur
Tahap awal dari perancangan Resort Pesisir Pantai Reviola adalah dengan
mengkaji studi literatur yang berhubungan dengan fungsi dan tema serta mengambil

60
inti agar dapat dijadikan sebagai landasan dalam perancangan sehingga sesuai sebagai
bangunan komersil
B. Analisa Tapak / Site
Analisa Tapak / site diperlukan untuk mengetahui potensi dan permasalahan serta
untuk mempelajari karakteristik dari lahan sehingga dapat memaksimalkan pengolahan
site dengan mencakup kondisi eksisting lahan, orientasi matahari, utilitas, sirkulasi
kendaraan serta pejalan kaki, kebisingan dan hal lainnya yang di perlukan dalam
perancangan fasilitas pariwisata ini. Penerapan pendekatan Bioklimatik sudah dapat di
terapkan di analisa tapak ini sehingga dapat digunakan secara maksimal tetapi tidak
berlebihan.
C. Analisa Fungsional
Analisa fungsional dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari Resort serta
kegiatan dan aktifitas apa saja yang dapat dilakukan didalam dan juga untuk
mendapatkan gambaran ruang-ruang yang dibutuhkan dan sesuai standar perancangan
fungsi bangunan.
D. Program Ruang
Program ruang ditujukan untuk memudahkan dalam membagi kebutuhan ruang
yang dapat memfasilitasi aktifitas pada bangunan Resort.
Strategi Perancangan Resort pesisir Pantai Reviola dengan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik sebagai berikut ;
a) Penzoningan
Penzoningan dilakukan untuk membagi zona yang ada sesuai kegiatan dan
aktifitas pada Resort hal ini ditujukan untuk meletakkan ruangan agar lebih tertata dan
menyesuaikan dengan kondisi tapak. Pembagian zona berupa zona utama, zona
pendukung, zona pelengkap dan zona servis serta zona terbuka.
b) Konsep
Pada tahap perancangan penentuan konsep diperlukan sebagai acuan dalam dasar
prinsip desain terhadap perancangan Resort. Konsep yang akan digunakan yaitu dari
Terumbu karang yang memiliki makna akan kehidupan yang berasal dari alam yaitu

61
laut dimana warna maupun bentuk yang berbeda tetapi tetap menyatu dengan
keadaanya hal ini juga mengajarkan pengunjung untuk tidak merusak ekosistem.
Konsep ini dipilih agar Resort yang akan di bangun tidak menggunakan kekayaan alam
secara berlebihan .
c) Bentukan Massa
Pada bentukan Massa Resort di bentuk dari konsep transformasi terumbu karang
yang di ubah menjadi bentuk bangunan dan di dukung oleh tema perancangan yaitu
Tema Bioklimatik yang diharapkan akan memunculkan karakter bangunan sesuai
dengan tema dan konsep bangunan Resort.
d) Sirkulasi Ruang Dalam
Sirkulasi Ruang Dalam digunakan sebagai penghubung antar rung baik secara
horizontal dan vertikal pada Resort yang menggunakan sirkulasi pada Lobby dan
Koridor.
e) Sirkulasi Ruang Luar
Sirkulasi Ruang Luar digunakan sebagai penghubung antara ruang yang berada
di dalam dan di luar serta luar tapak menuju ke tapak, sirkulasi ini digunakan untuk
kendaraan dan juga untuk pejalan kaki.
f) Tatanan Ruang Dalam
Tatanan ruang dalam di susun berdasarkan pertimbangan dari fungsi dan
kenyamanan karena memiliki banyak kebutuhan ruang sehingga fungsi berhubungan
antara satu dengan yang lainnya maka diperlukan tatanan yang baik agar dapat
memudahkan sirkulasi, memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan memudahkan
pengunjung dalam mencari karena adanya pengelompokan ruang dalam.
g) Tatanan Massa
Tatanan massa dibentuk dengan menyusun rancangan berdasarkan pola
penzoningan yang telah di sesuaikan dengan site, fungsi dan lingkungan.
h) Denah
Perletakan ruang yang disusun dalam denah bangunan di olah dan di
perhitungkan untuk fungsi yang berada dalam ruang juga menpertimbangkan sirkulasi

62
yang menghubungkan antar ruang agar sesuai dengan kegiatan di Resort.
i) Sistem Bangunan / Struktur
Sistem bangunan menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur, utilitas,
pencahayaan, penghawaan, sistem kebakaran, sistem keamanan, sistem transportasi,
sistem penangkal petir, sumber elektrikal, sistem air, dan komunikasi akan
mempengaruhi penataan ruang dalam keefektifan penggunaan ruang. Struktur yang
diperlukan adalah struktur bawah yang berupa pondasi dan struktur atas yaitu balok,
kolom serta struktur atap dan struktur tambahan yang dianggap perlu
j) Fasad Bangunan
Fasad akan ditentukan pada acuan penggunaan tema dan pendekatan yang
diangkat yaitu Arsitektur Bioklimatik yang mana dalam fitur dan prinsip memiliki
keefektifan dalam penggunaan energi serta merespon terhadap iklim serta
memperhitungkan fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam bangunan Resort.
k) Lansekap
Rancangan lansekap akan menunjang dan memudahkan sistem sirkulasi yang
tidak hanya pada lansekap tetapi juga berhubungan dengan sirkulasi pada bangunan.
Lansekap tersendiri akan memiliki daya tarik untuk bangunan sehingga pengguna
merasa nyaman. Lansekap terdiri dari perletakan berupa zona parkir, sirkulasi, zona
servis, zona terbuka dan zona lainnya yang dianggap perlu dalam perancangan.
l) Hasil Perancangan Bangunan
Hasil merupakan tahap dimana melengkapi dengan gambar yang dibutuhkan
dalam rancangan yaitu proses penggambaran denah, tampak, potongan, interior,
eksterior serta detail yang dianggap perlu dalam rancangan.

3.1.2. Metode Pengumpulan Data

63
Pengumpulan data merupakan proses untuk memperoleh data yang bertkaitan
dengan proses perencanaan dan perancangan Resort dengan pendekatan Tema
Bioklimatik. Dibagi atas Data Primer dan Data sekunder berupa;
A. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara
langsung dari lapangan, dengan cara metode observasi dan metode dokumentasi
1. Metode Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan cara survei lapangan
untuk mengamati area sekitar site dan mengamati potensi serta menganalisa yang ada
kaitannya dengan ukuran, view, kebisingan, arah angin, matahari dan lain sebagainya.
Data ini digunakan untuk memaksimalkan potensi yang ada terkait dengan lokasi
perancangan dan studi banding fungsi bangunan sejenis.
2. Metode dokumentasi
Pengumpulan data survei di dukung oleh pengambilan dokumentasi terhadap hal-
hal yang berhubungan dengan bangunan berupa foto, video dan sketsa.
B. Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mencari studi literatur
yang berkaitan dengan perancangan Resort pesisir Pantai Reviola baik secara fungsi
maupun tema. Data sekunder juga digunakan sebagai pendukung pada data primer
berikut pembagiannya;
1. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan data yang mencakup teori-teori berhubungan dengan
fungsi bangunan, tema perancangan, konsep perancangan, lokasi berupa peta wilayah
dan sebagainya. Studi pustaka yang digunakan sebagai referensi berupa;
a. Jurnal
Pencarian data menggunakan jurnal baik mempunyai fungsi yang sama maupun
dengan pendekatan yang sama.
b. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Digunakan sebagai referensi dalam proses perancangan juga dijadikan sumber

64
data maupun sumber pembanding rancangan.
c. Buku
Menggunakan buku yang berkaitan dengan fungsi bangunan baik secara tema
atau pendekatan yang digunakan dari perancangan dengan mengumpulkan data terkait
perancangan yang akan di lakukan
d. Media
Pengumpulan data dapat melalui media online ataupun cetak yang digunakan
sebagai data pendukung yang berkaitan dengan fungsi rancangan.
2. Studi Banding
Pengumpulan data melalui studi banding dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pembanding secara administratif, fasilitas dan juga sebagai pembanding secara fisik
konseptual yang berkaitan dengan tema perancangan untuk mendukung konsep dari
rancangan.

3.1.3. Metode Perancangan


Perancangan ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan penemuan
teori dari data observasi empirik di lapangan dengan metode induktif .Pada
perancangan Resort pesisir pantai Reviola dengan pendekatan Bioklimatik ini
dilakukan analisa sejumlah data yang telah dikumpulkan melalui studi literatur serta
survei lokasi, lalu dilakukan menganalisa tapak dan fungsi bangunan hingga
mendapatkan hasil desain.

65
Gambar 3.1 Bagan Metode Kualitatif

Tahapan pertama dalam memperoleh rancangan Resort pesisir Pantai Reviola


yaitu dengan merumuskan permasalahan terkait dengan perancangan Resort pesisir
Pantai Reviola, kemudian mengumpulkan data yang dilakukan dengan dua cara yaitu
pertama menganalisis studi banding pada fungsi fasilitas sejenis dan fungsi tema
sejenis, dan kedua melakukan observasi pada eksisting site yang mana dua cara ini
diberikan tanggapan sehingga didapatkan diagram konsep yang diolah untuk
mendapatkan hasil.

3.2 Tinjauan Lokasi


3.2.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Lokasi site terletak di Kepulauan Riau tepatnya di Kota Batam yang berada di
Galang Baru atau setelah jembatan enam Barelang. Pemilihan lokasi yaitu Kota Batam
karena sebagai kota industrial dan juga pariwisata yang banyak memikat wisatawan
lokal maupun mancanegara. Sebagai salah satu kota pariwisata maka memerlukan jasa
penyediaan penginapan berkelas yang akan menjadi daya tarik di Kota Batam
khususnya pada pesisir Pantai.
Lokasi terpilih yang berada di Galang Baru yaitu Pantai Reviola yang
merupakan salah satu pesisir pantai dengan memiliki pemandangan wisata yang cukup
menarik karena tidak hanya tersedia pantai tetapi juga memiliki wisata lainnya seperti
destinasi wisata batu berlubang.
Pesisir pantai di anggap memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan
sebagai wisata akan tetapi masyarakat lokal tidak sepenuhnya memanfaatkan itu.
Lokasi ini merupakan lahan yang tidak memiliki banyak fasilitas untuk dinikmati oleh
pengunjung, dan masih banyak lahan yang belum diolah serta memiliki tanah yang
bagus untuk vegetasi. Diperlukan pengolahan lahan yang baik agar tidak merusak

66
ekosistem dari pesisir pantai, karena itu diperlukan respon terhadap aktifitas wisata
yang mungkin menyebabkan efek negatif.

Gambar 3.2 Peta Wilayah Kepulauan Riau 2015 – 2019


Sumber: RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

a. Lokasi dan Batas Tapak


Lokasi Tapak berada di Jalan Trans Barelang Jembatan enam, Galang Baru,
Kota Batam, Kepulauan Riau.
Dengan data fisik berikut
Luas Lahan : + 25.000 m2
KDB : 60% - 70%
Kontur : Relatif
Kondisi Eksisting : Lahan Kosong
Adapun Batas-batas dari Lokasi Resort di Galang Baru, Batam yaitu:
Utara : Pantai Reviola
Selatan : Pantai Reviola
Barat : Laut
Timur : Lahan Kosong

67
Gambar 3.3 Lokasi Tapak
Sumber : Google Earth, Pantai Reviola

Gambar 3.4 Batas Tapak


Sumber : Google Earth, Pantai Reviola

68
Berikut pertimbangan perancangan Resort pada lokasi dipengaruhi oleh kondisi
tapak, yaitu:
1. Kawasan perancangan merupakan lahan kosong yang memiliki banyak pohon
yang dapat dimanfaatkan sebagai vegetasi dan material lokal
2. Site berada di salah satu lokasi wisata Pantai dan juga tidak hanya satu tetapi
dekat dengan lokasi wisata lainnya seperti Pantai Tegar Bahari dan Pantai Teluk
Bayu
3. Kesesuaian kawasan dan luasan sebagai tata guna lahan pada pariwisata pesisir
Pantai yang cukup mewadahi semua kegiatan yang ada pada Resort.
4. Lokasi ini memiliki orientasi, view dan lingkungan yang baik, aman dan
nyaman.
5. Pemanfaatan lokasi secara maksimal tanpa kerusakan alam akibat aktifitas
wisata dapat di kontrol karena tidak berada di pusat Kota.

3.2.2. Building Coverage


Building Coverage adalah pembahasan mengenai peraturan bangunan yang
telah di tentukan dengan peraturan Teknis bangunan dalam Peraturan Daerah Kota
Batam Nomor 2 tahun 2011 tentang Ketentuan bangunan Gedung di Kota Batam.
Berdasarkan peraturan yang telah ditentukan untuk membangun Resort yang
telah diatur dalam peraturan Daerah kota Batam nomor 2 tahun 2011 tentang Ketentuan
Bangunan Gedung di Kota Batam dan Peraturan Daerah Kota Batam nomor 2 tahun
2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota batam 2004-2014. Dengan tingkat
kepadatan lokasi ini sebagaimana menurut klasifikasi bangunan gedung pasal 7 nomor
6 bangunan dengan di lokasi renggang menggunakan KDB 30%-45% yang terletak di
pinggiran/luar kota sebagaimana di atur dalam RTRW Kota Batam. Kawasan Budidaya
wilayah laut paragraf 2 pasal 45 nomor (4) yang mengatakan kawasan pengembangan
pantai hanya di peruntukkan bagi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa,
perkantoran, perumahan, pariwisata, dan kegiatan perkotaan lain yang memiliki daya

69
tarik investasi dan nilai ekonomi yang tinggi, dan harus dilengkapi dengan sistem
prasarana transportasi, fasilitas umum, dan utilitas umum kota yang disediakan ole
pihak investor atau pengembang kawasan. Dan nomor (10) yaitu Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) berfungsi sebagai rencana induk
(master plan) setiap kawasan pengembangan pantai yang didalamnya terdapat
Penetapan lokasi serta panduan desain ruang publik di pinggir pantai (public beach),
yang ditetapkan sekurang-kurangnya selebar 100 meter (seratus meter) pada sisi terluar
dari kawasan hasil reklamasi yang menghadap langsung ke perairan bebas dan atau ke
kawasan alur pelayaran kapal-kapal, bila di dalam Kawasan Pengembangan Pantai
terdapat pelabuhan.
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf
b yaitu Kawasan Sempadan Pantai, untrk rnelindurgi pantai dari kegiatan yang dapat
mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian fungsi pantai, ditetapkan
sepanjang garis pantai yang tidak berpenghuni selebar 100 m (seratus meter)
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai diukur dari titik pasang tertinggi
ke arah darat. (Dahlan, 2011)
Ruang lingkup materi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Batam ini mencakup strategi dan struktur pemanfaatan ruang wilayah Kota Batam
sampai dengan batas ruang darat dan ruang laut sejauh 4 (empat) mil laut dari garis
pantai sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah.
Pasal 18 Kawasan Perlindungan Setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf b, terdiri dari : a. Kawasan Sempadan Pantai, untuk melindungi pantai dari
kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian fungsi
pantai, ditetapkan sepanjang garis pantai yang tidak berpenghuni selebar 100 meter
(seratus meter) proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai diukur dari titik
pasang tertinggi ke arah darat. ( Kadir, 2014)

3.2.3. Bagan Alur Perancangan.

70
Gambar 3.4 Bagan Alur Perancangan

Dari tabel di atas Teori di gunakan sebagai memperkuat data yang dikumpulkan
serta mendapatkan analisa-analisa seperti analisa tapak, analisa ruang, analisa
fungsional. Analisa tapak dihubungkan dengan fungsi rancangan untuk mempermudah
menganalisa ruang yang dibutuhkan. Analisa ruang yang telah di perkirakan dapat
dibagi menjadi program ruang, sistem struktur, sistem utilitas, konsep dan area
penzoningan. Lima bagian analisa ruang akan menciptakan hubungan ruang yaitu
ruang dalam, sirkulasi ruang dalam dan sirkulasi ruang luar, struktur dan fasad, serta
lansekap dan sistem bangunan dimana ini semua diperlukan untuk mendapatkan
konsep desain dan juga bentukan massa yang kemudian dihubungkan kembali dengan
teori awal apakah sudah berkaitan . Diakhir dari keterkaitan antara teori dan konsep
rancangan maka akan menghasilkan bentukan massa.

71
BAB IV
ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN

4.1 Analisis Fungsional


Analisis fungsional membahas berkaitan dengan analisis fungsi objek rancangan
yang ada pada Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam ini, fungsi dari Resort
dibagi menjadi tiga yaitu fungsi utama (primer), fungsi pendukung (sekunder), dan
fungsi penunjang (servis). (Anggraeni, 2018)

4.1.1. Analisis Umum


Resort memiliki fungsi bangunan sebagai tempat relaksasi pengunjung yang
menjadikannya sebagai fungsi utama dan memunculkan fungsi penunjang sebagai
pendukung serta pengelolaan sebagai fungsi pelengkap.
A. Fungsi Utama
Fungsi Utama dari Resort adalah sebagai tempat yang menyediakan fasilitas
untuk relaksasi pengunjung ketika ingin beristirahat dari keramaian perkotaan dimulai
dari kegiatan luar ruangan serta dalam ruang. Dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Fungsi Utama

72
B. Fungsi Pendukung
Memiliki fungsi untuk mendukung kegiatan yang ada pada fungsi utama, yaitu
yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Fungsi Sekunder

C. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang merupakan fungsi yang menyediakan fasilitas untuk
mendukung kegiatan primer dan sekunder. Hal ini meliputi kegiatan maintenance,
ruang servis, dan juga ruang umum seperti pada Gambar 4.3 :

Gambar 4.3 Fungsi Penunjang

73
4.1.2. Analisis Pengguna dan Kegiatan
Perancangan Resort di pesisir Pantai Reviola digunakan sebagai tempat untuk
relaksasi pengunjung yang ingin menghindari area perkotaan, dan melakukan kegiatan
yang sekiranya dapat menghibur. Memberikan kenyamanan tempat menjadi faktor
utama agar pengguna merasa ingin kembali.
Pengguna dari bangunan Resort ini adalah pengelola bangunan yang
menjalankan administrasi dan perawatan dari bangunan, karyawan / staff di restoran,
kafe, maupun bentuk bangunan komersial lainnya yang digunakan sebagai pendukung,
pengunjung yang hanya ingin datang menikmati pantai.

Tabel 4.1 Analisa Pengguna dan Aktivitas

NO. Pelaku Aktivitas Keterangan


1. Pengelola : a) Melakukan kegiatan mengelola Pengguna
a) General Manager administrasi, arsip, dan dokumentasi Tetap
b) Manager Pengelola b) Mengatur kegiatan yang ada di
c) Manager keuangan Resort
d) Manager pemasaran c) Memperkenalkan resort dan
e) Asisten manager memasarkan di masyarakat umum
2. Servis : a) Melakukan kegiatan pelayanan serta Pengguna
a) Kebersihan pemeliharaan bangunan Tetap
b) Keamanan b) Memberikan informasi-informasi
c) Informasi penting yang tidak boleh
d) Maintenance pengunjung masuki
e) Teknisi c) Memastikan MEP dalam bangunan
f) Bagian Perlengkapan berjalan dengan baik

3. Pendukung : a) Mendukung kegiatan utama Pengguna


a) Tenaga ahli lapangan Tetap
b) Teknisi
c) Karyawan

4. Masyarakat : a) Melakukan kegiatan hiburan untuk Pengguna


a) Masyarakat setempat relaksasi Tidak Tetap
b) Wisatawan b) Menginap, menonton, menikmati
suasana dan berekreasi
5. Pihak Swasta : a) Melakukan kegiatan konferensi Pengguna
a) Lembaga Pemerintahan wisata Tidak Tetap

74
NO. Pelaku Aktivitas Keterangan
b) Perusahaan b) Melegalkan kegiatan yang ada di
Resort
c) Bekerja sama dengan pihak Resort

4.1.3. Analisis Pola Aktivitas


Kegiatan aktivitas dalam rancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola dapat dibagi
menjadi tiga kategori yang secara umum yaitu aktivitas pengelola, aktivitas servis, dan
aktivitas pengunjung yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Aktivitas Pengelola

Gambar 4.4 Aktivitas Alur Pengelola


= Jalur Pengunjung
= Jalur Pengelola

Resort ini memiliki pengelola yang terdiri dari kepala pengelola (GM), Manager
pengelola, Manager Keuangan, Manager Pemasaran dan Asisten Manager di tiap
divisi. Kepala pengelola melakukan aktivitas dalam kantor pengelola yang memiliki
fungsi sebagai ruangan khusus untuk General Manager, Manager Pengelola bekerja
untuk membantu manager pemasaran dalam pengelolaan Resort serta ruangan manager
pengelola berada di sebelah ruang kepala pengelola, Manager Keuangan melakukan
tugas mengatur dana yang masuk serta kebutuhan biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan Resort, Manager Pemasaran bertugas untuk mempromosikan Resort di
masyarakat umum maupun pada perusahaan-perusahaan lain, dan Asisten Manager

75
bertugas untuk membantu dan mempermudah pekerjaan yang ada pada tiap divisi di
Resort.
1. Aktivitas Servis

Gambar 4.5 Aktivitas Jalur Servis


= Jalur Pengelola

Resort juga memiliki maintenance atau servis yang bertujuan untuk memelihara
dan merawat bangunan agar tidak cepat rusak. Bagian ini terdiri dari Security Area,
Informasi, Teknisi, dan Perlengkapan. Security Area merupakan sistem keamanan
untuk menjaga bangunan dan juga pengunjung dapat di lakukan manual oleh karyawan
atau staf ataupun menggunakan teknologi seperti cctv, bagian informasi bertugas dalam
memberikan pengetahuan dalam bentuk media massa seperti majalah, buku dan brosur
ataupun staf yang langsung menyampaikan mengenai informasi yang ada dalam
bangunan, Teknisi yang bertugas sebagai bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
perbaikan mesin yang ada pada bangunan, dan bagian perlengkapan bertanggung jawab
atas kesediaan peralatan yang diperlukan oleh bagian teknisi.

1. Aktivitas Pengunjung

76
Gambar 4.6 Aktivitas Jalur Pengunjung
= Jalur Pengunjung
= Jalur Pengelola

Resort di Pesisir Pantai Reviola ini bertujuan untuk menarik minat pengunjung
dan juga memberikan hiburan. Pengunjung di Resort ini dikategorikan menjadi tiga
yaitu wisatawan luar, masyarakat setempat maupun orang dari pemerintahan yang
bertujuan untuk bersenang-senang atau menikmati fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
juga lembaga pemerintahan yang ingin menjalin kerjasama. Berbagai kegiatan yang
dilakukan pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai untuk berenang
atau berfoto tetapi juga disediakan fasilitas hiburan lain seperti lapangan tembak,
bermain tenis, basket, voli pantai, dan lainnya, juga dapat berbelanja di toko-toko atau
menikmati makan minum di restoran yang tentunya memakai bahan dari laut.

4.1.4. Analisis Kebutuhan Ruang


Kebutuhan ruang pada Resort di Pesisir Pantai Reviola dikelompokkan
berdasarkan jenis kegiatan, pelaku, dan sifat dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisa Kebutuhan Ruang

77
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Kelompok Kegiatan Utama
Menerima tamu Petugas Ruang Penerima Tamu Semi Privat
Mencatat Pengunjung Book Keeper Ruang Resepsionis Semi Privat
yang keluar dan Masuk
Reservasi Receptionist Ruang Resepsionis Semi Privat
Menunggu Pengunjung / Ruang Tunggu Semi Privat
Pengelola
Bersantai dan Tamu Resort Cottage Resort Privat
Menginap (Kamar Resort)
Makan, Minum, Pengunjung / Cafe, Restoran dan Publik
ngobrol, bersantai, dan Tamu Resort Toko Kue
berekreasi
Berolahraga Tamu Resort Lapangan Tembak
Lapangan Voli
Jogging Track
Ruang Senam
Ruang Fitness
Mengadakan Meeting Tamu Resort Meeting Room Semi Privat
dan Berdiskusi
Berbelanja Pengunjung dan Mini Market, ATM Publik
Tamu Resort Center
Membersihkan Kamar Housekeeping Cottage Resort Privat
Kelompok Kegiatan Pendukung
Sauna dan Spa
Konsultasi Pengunjung, Ruang Konsultasi Publik
Petugas
Melakukan Perawatan Pengunjung, Ruang Perawatan Semi Privat
Tamu Resort dan Tubuh
Petugas
Merilekskan Badan Pengunjung, Ruang Sauna Semi Privat
Tamu Resort dan Ruang Spa
Petugas
Berendam air hangat Pengunjung, Ruang Pemandian air Semi Privat
Tamu Resort dan panas
Petugas
Menyimpan Barang Petugas Gudang Penyimpanan Privat
Persedeiaan untuk
Salon dan Spa
Pengelolaan Administrasi
Mengatur dan General Manager Ruang Kantor General Privat
Memimpin pengelolaan dan Manager Manager
Resort Pengelola
Administrasi Pengelola R.Kerja, R.Arsip, R. Semi Privat

78
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Pemasaran, R.Administrasi
Melakukan Rapat Seluruh staff
R.Rapat Privat
Resort
Toko Kue / Bakery Shop
Memproduksi Kue Karyawan, Ruang Produksi Privat
Pengelola
Menawari dan Karyawan dan Cashier Publik
mempromosikan Kue staff Kasir
Membeli dan memesan Pengunjung dan Display Kue Publik
Kue Staff
Penyimpanan Barang Staff dan Petugas Gudang Penyimpanan Privat
Cafe
Melayani dan Karyawan dan Kasir Semi Privat
menawarkan Staff
Beristirahat, ganti baju Karyawan dan R.Karyawan Privat
Staff
Membayar dan Karyawan dan Kasir Semi Privat
menghitung Pengunjung
Memproduksi makanan Karyawan dan R.Produksi dan Dapur Privat
dan minuman Staff
Menyimpan barang Karyawan dan Gudang Penyimpanan Privat
persediaan Staff
Lapangan Tembak
Mendaftar, membayar Pengunjung, Kasir dan R.Tunggu Semi Privat
dan memberikan alat Karyawan dan
Staff
Latihan menembak Pengunjung, R.Tembak Semi Privat
Karyawan
Menyimpan Barang Staff dan Gudang Privat
Karyawan
Mini Market
Belanja dan Membayar Pengunjung Kasir dan Display Publik
ke kasir
Menjaga Konter dan Staff dan R.Display Semi Privat
Mengisi barang Karyawan
Penyimpanan Barang Staff dan Gudang Privat
Karyawan
Fitness
Registrasi, menunggu Pengunjung dan R.Tunggu dan Publik
Karyawan R.Resepsionis
Mengganti Baju dan Pengunjung R.Loker atau R.Ganti Semi Privat
Menyimpannya
Olahraga Pengunjung dan GYM Area Publik
Karyawan

79
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Menyimpan peralatan Karyawan Gudang Privat
Fitness
Kolam Renang
Mengganti baju dan Pengunjung dan R.Ganti dan R.Loker Semi Privat
menyimpan barang Tamu Resort
Kelompok Kegiatan Penunjang
Operasional
Administrasi R.Tunggu, R.Administrasi, Privat
R.Informasi, R.Pemasaran
Pengelola
Pembukuan R.Arsip, R.Data Privat
Meeting R.Rapat Privat
Maintenance, Teknisi R.Janitor, R.CCTV, R.Panel, Privat
Memperbaiki R.Pompa, R.Genset, R.Reservoir
kerusakan
Menjaga Keamanan Petugas Pos Keamanan, R.CCTV Privat
Keamanan,
Satpam
Menjaga Kebersihan Petugas TPS, Janitor Privat
Kebersihan
Umum
Mendapatkan Informasi Pengunjung, R.Informasi Semi
Tamu Resort dan Privat
Pengelola
Transaksi Uang Pengunjung, ATM Center Publik
Pengelola, Tamu
Resort
Menukar Uang Pengunjung dan Money Changer Semi
Tamu Resort Privat
Berwudhu dan Sholat Pengunjung, Mushola Publik
Tamu Resort,
Pengelola dan
Petugas
Penyimpanan Barang Pengelola, Staf Gudang Penyimpanan Privat
dan Karyawan
Merokok Pengunjung, Smoking Area Publik
Tamu Resort dan
Pengelola
Memarkir Mobil atau Pengunjung, Parking Area Publik
Motor Tamu Resort dan
Pengelola
Pelayanan Kesehatan Pengunjung, Klinik Kesehatan Publik
Tamu Resort,
Pengelola
Mencuci Muka, Buang Pengunjung, Lavatory Publik

80
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Air Kecil atau Besar Tamu Resort, dan
Petugas

Restoran
Memproduksi Chef atau Koki Dapur Restoran Privat
Makanan
Tempat Makan Pengunjung dan R.Makan Publik
Tamu Resort
Menyimpan Bahan Staff dan Gudang Privat
Makanan Karyawan

4.1.5. Analisis Program Ruang


Berdasarkan Kebutuhan Ruang yang dibutuhkan pada perancangan Resort di
Pesisir Pantai Reviola Kota Batam ini maka didapatkan program ruang yang akan
dilakukan pada setiap ruangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Analisa Program Ruang Fasilitas Utama
Nama Ruang Program Ruang
Lobby a) Diasumsikan untuk menampung 100 orang
b) Merupakan Ruang Terbuka yang luas dan menjadi sarana
masuk dan keluar bangunan
c) Memiliki papan informasi dan furnitur yang terbuat dari
alam sekitar bangunan
d) Ruangan menggunakan pencahayaan alami dan di satukan
dengan sedikit pencahayaan buatan saat malam
e) Ruangan memiliki nuansa alami seperti Pantai
Ruang Penerima Tamu a) Dikalkulasikan untuk 2 orang penerima tamu
b) Terdapat 1 meja dari pintu masuk

Ruang Resepsionis a) Dikalkulasikan untuk 4 orang di masing-masing ruangan


b) Resepsionis berfungsi sebagai penerima pengunjung Resort
c) Mendata penyewa Kamar Resort dan kunci kamar

Nama Ruang Program Ruang


Ruang Tunggu a) Diasumsikan untuk menampung 50 orang

81
Nama Ruang Program Ruang
Ruang Santai b) Merupakan ruang terbuka yang berada dekat dengan Lobby
c) Menggunakan furnitur yang menggunakan bahan alami dan
nyaman
d) Ruangan menggunakan pencahayaan buatan dengan sedikit
cahaya buatan.
Cottage Resort (Kamar a) Tipe Kamar Single Room, merupakan kamar yang
Resort) diasumsikan untuk 2 orang dengan 1 tempat tidur,
menggunakan furnitur sederhana dengan tetap membuat
nyaman pengguna. Merupakan ruang tertutup dengan
menggunakan pencahayaan buatan.
b) Tipe Kamar Twin Room diasumsikan untuk 1 keluarga
dengan 4 orang, menyediakan 2 tempat tidur, menggunakan
sebagian ruang terbuka dengan menggunakan pencahayaan
alami dan juga sedikit buatan.
c) Tipe Kamar Triple Room diasumsikan untuk 6 orang dengan
2 tempat tidur dengan tipe double bed , memiliki kamar
mandi yang berada di dalam, balkon yang cukup luas,
menggunakan furnitur yang alami , menggunakan
pencahayaan buatan untuk balkon dan buatan untuk ruang
dalam.
d) Tipe Kamar Suite Room diasumsikan untuk 1 keluarga
dengan 4-6 orang. Cottage ini menggunakan furnitur alami
yang cukup modern, memiliki kolam renang dengan ruang
terbuka yang cukup luas, memiliki ruangan yang cukup
lengkap seperti rumah pada umumnya. Menggunakan
pencahayaan buatan pada balkon, kolam renang, dan ruang
santai dan buatan di ruang dalam.
e) Tipe Kamar President Suite Room diasumsikan untuk 1
keluarga dengan 6-10 orang. Cottage ini menggunakan
ruang yang cukup kompleks dengan furnitur modern yang
tidak terlalu menggunakan banyak energi dan tidak merusak
lingkungan. Kolam renang, ruang santai serta balkon berada
di sebelah Cottage juga taman, menggunakan pencahayaan
alami dan menggunakan cahaya buatan. Memiliki 2 rak
besar yang digunakan sebagai mini library.
Cafe a) Diasumsikan dapat menampung 10 - 20 orang .
b) Menggunakan furnitur alami dan sebagian menggunakan
ruang terbuka dengan pencahayaan alami serta ruang dalam
dengan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan AC
(Air Conditioner).
c) Dekat dengan Restoran
d) Menjadi tempat santai bagi pengunjung dan nongkrong
Restoran a) Diasumsikan dapat menampung 20-30 orang
b) Fasilitas ruang tambahan seperti dapur dan Gudang terletak
di belakang.

82
Nama Ruang Program Ruang
c) Furnitur alami dan menggunakan pencahayaan alami dan
termasuk ruang terbuka dengan sedikit pencahayaan
buatan.
Toko Kue a) Diasumsikan dapat menampung 5-8 pengunjung
b) Memiliki 2 kasir yang di gunakan 2 karyawan sebagai
tempat transaksi
c) Memiliki display yang dapat menampung berbagai macam
kue
d) Mempunyai ruang produksi yang dapat menampung 5
karyawan dengan 2 meja kerja pembuatan kue, 2 perletakan
kue jadi, dan 2 kulkas yang digunakan untuk menyimpan
kue dingin
e) Gudang diasumsikan untuk 5 orang karyawan dan berfungsi
menyimpan bahan pembuatan kue.
R.Basket dan Lapangan a) Diasumsikan untuk 10 orang di lapangan
Basket b) Terdapat tempat menyimpan bola basket dan peralatan
lainnya
c) Memiliki tempat Ruang ganti dan juga Ruang Bilas
R.Tembak dan Lapangan a) Diasumsikan untuk menampun 6 orang, 4 pengunjung dan
Tembak 2 karyawan.
b) Memiliki fasilitas lapangan untuk menembak latihan dan
juga permainan, peluru yang digunakan adalah
peluru cat.
c) Memiliki 2 rak untuk menyimpan senjata dan juga peluru
cat.Merupakan ruang terbuka yang cukup luas berdekatan
dengan lapangan tenis juga Jogging Track.

R.Voli dan Lapangan a) Diasumsikan dapat menampung 12 orang di lapangan voli


Voli dan pada R.Voli dapat menampung 15 orang.
b) Menggunakan pencahayaan terbuka
c) Terletak di tepi pantai dan berdekatan dengan Cafe
Jogging Track a) Diasumsikan dapat dilalui oleh 4 orang
b) Terletak dekat dengan taman
c) Merupakan ruang terbuka
R.Tenis dan Lapangan a) Merupakan ruang terbuka dengan pencahayaan alami
Tenis bersampingan dengan lapangan basket.
b) Diasumsikan dapat digunakan untuk 6-8 orang.
c) Memiliki fasilitas 2 tempat duduk yang ada pada lapangan
tenis
R.Senam a) Diasumsikan dapat digunakan oleh 6 orang
b) Merupakan ruang terbuka yang cukup dekat dengan daerah
pantai juga taman, biasanya digunakan untuk lokasi yoga
Ruang Fitness dan GYM a) Diasumsikan dapat digunakan oleh 10-15 orang, 2 karyawan

83
Nama Ruang Program Ruang
administrasi dan 2 personal trainer.
b) Menggunakan furnitur standar pada ruang gym, memiliki 2
ruang terpisah ruang ganti dan ruang loker untuk perempuan
dan laki-laki.
c) Menjadi tempat latihan olahraga bagi pengunjung dan tamu
resort.
d) Menggunakan pencahayaan alami dan juga sedikit buatan,
serta penghawaan alami.

Tabel 4.4 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Sauna and Spa

Nama Ruang Program Ruang


a) Diasumsikan digunakan 4 orang dengan 2 meja kasir dan 4 kursi,
Kasir
digunakan 2 penjaga kasir dan 2 pengunjung
b) Dipergunakan untuk melakukan transaksi
c) Ruang menggunakan pencahayaan buatan
a) Diasumsikan dapat digunakan oleh 1 orang konsultan dan 2
Ruang Konsultasi
pengunjung dilengkapi dengan 1 meja dan 2 kursi.
b) Menggunakan pencahayaan buatan dan penghawaan alami
a) Diasumsikan dapat menampung 8 orang, 4 orang karyawan spa dan
Ruang Perawatan
4 orang pengunjung
Tubuh
b) Memiliki 4 tempat tidur yang mengarah ke taman terbuka,
Ruang Spa menggunakan pencahayaan alami serta menggunakan sedikit
pencahayaan buatan dan penghawaan alami
c) Memiliki Ruang berbeda jika ingin lulur dan merasakan rendaman
wewangian.
a) Diasumsikan dapat digunakan 6-8 orang di tiap pemandian dan 4
Ruang Sauna dan
orang di sauna
Pemandian Air
b) Memiliki 2 tempat duduk di tiap ruang sauna
Panas
c) Pemandian air panas merupakan ruang terbuka yang tersambung
dengan ruang sauna.
a) Diasumsikan digunakan 4-5 orang
Gudang
b) Merupakan ruang untuk menyimpan barang-barang kesehatan
untuk Spa dan Perawatan

Tabel 4.5 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Administrasi

Nama Ruang Program Ruang


Ruang Kantor a) Diasumsikan digunakan 2 orang, 1 untuk kepala pengelola dan 1
General Manager untuk sekretaris
b) Ruangan menggunakan pencahayaan buatan
c) Memiliki 2 meja, 2 sofa, 1 lemari, dan ruang dapur pribadi

84
Nama Ruang Program Ruang
R. Pemasaran / a) Diasumsikan untuk 2 orang staff
Informasi b) Ruang berada di Lobby dan menggunakan pencahayaan buatan
c) Memiliki 1 meja dan 2 kursi dan pengeras suara sebagai sumber
informasi
R. Administrasi a) Diasumsikan untuk 2 orang staff
b) Memiliki meja dan kursi untuk staff serta pengunjung
R. Staff a) Diasumsikan untuk 10-15 ornag karyawan
b) Meja kerja terdiri dari ruang yang disekat
c) Intensitas pencahayaan dikombinasikan dengan alami dan buatan
R. Arsip a) Diasumsikan untuk 2 orang karyawan\
b) Memiliki 2 lemari untuk dokumen arsip
c) Ruang berada dalam R. Staff
R. Rapat a) Diasumsikan dapat menampung 15-20 orang karyawan
b) Merupakan ruang yang tersambung dengan R.General Manager dan
R.Kerja Staff
c) Memiliki 4 meja yang cukup besat dengan 25 kursi, 20 kursi utama
dan 5 kursi cadangan.
d) Penggunaan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan
Dapur a) Diasumsikan dapat dipakai oleh 4 orang karyawan
b) Memiliki 1 lemari besar menyimpna bahan makanan
c) Menggunakan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan
Toilet a) Diasumsikan dapat digunakan 1 orang tiap ruang toilet
b) Menyediakan 1 wastafel dan 1 kloset
c) Menggunakan pencahayaan buatan
d) Berada di tiap runag pengelola
Gudang a) Diasumsikan dapat digunakan 2 orang karyawan
Penyimpanan b) Digunakan untuk menyimpan barang contohnya untuk
kebersihan.dan berdekatan dengan Ruang Arsip

Tabel 4.6 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Mini Market

Nama Ruang Program Ruang


Kasir a) Terdapat 1 meja dan 4 kursi
b) Di asumsikan untuk 2 penjaga kasir dan 2 pengunjung
c) Digunakan untuk transaksi
d) Bersebelahan dengan cafe dan restoran
Ruang Display a) Diasumsikan dapat menampung 5-6 orang pengunjung dan 2
karyawan
b) Display digunakan untuk berbagai macam makanan dalam bentuk
plastik maupun minuman
c) Memiliki 4 kulkas sebagai tempat menyimpan makanan dingin
Gudang a) Diasumsikan untuk menampung 2-3 orang karyawan

85
Nama Ruang Program Ruang
Penyimpanan b) Untuk menyimpan barang untuk kesediaan Display

Tabel 4.7 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Pemandian Air Panas
Nama Ruang Program Ruang
Ruang Ganti dan Ruang a) Diasumsikan dapat menampung 10 orang
Loker b) Loker dapat digunakan oleh sekitar 30 orang, dapat
menyimpan barang sebesar tas gandeng.
c) Menggunakan pencahayaan buatan
Pemandian Air Panas a) Diasumsikan dapat digunakan 30 orang
b) Menyediakan fasilitas seperti tempat duduk dan meja
c) Disekitar kolam renang terdapat retail-retail yang
menyediakan makanan ringan
Ruang Bilas a) Diasumsikan dapat menampung 4 orang dalam 1 ruang
b) Ruang bilas terpisah oleh sekat serta menggunakan
pencahayaan buatan

Tabel 4.8 Analisa Program Ruang Fasilitas Penunjang Operasional

Nama Ruang Program Ruang


Ruang Tunggu a) Diasumsikan untuk 6 orang tamu
b) Memiliki meja dan kursi serta lemari bacaan
c) Terletak di Lobby juga berdekatan dengan R.Administrasi
Ruang Panel a) Diasumsikan untuk 6 orang dengan fasilitas berdekatan
dengan Ruang CCTV
Ruang Genset a) Digunakan sebagai penyalur listrik, ketika pemadaman
Ruang Pompa a) Terdapat 1 unit ruang
Ruang Janitor a) Terdapat 4 unit ruang tersebar di seluruh bangunan
Ruang CCTV a) Terdapat 1 ruang yang di operasikan oleh 2 orang
b) Bersebelahan dengan Ruang Panel
c) Menyediakan keamanan modern dengan kamera pengawas
Pos Keamanan a) Diasumsikan dapat menampung 2 Security
b) Terdapat 4 pos keamanan, 2 di pintu keluar dan masuk , 1
taman dan 1 pantai
TPS a) Digunakan menampung Sampah yang dapat di recycle dan
yang dibuang
Tabel 4.9 Analisa Program Fasilitas Penunjang Umum
Nama Ruang Program Ruang
Money Changer a) Diasumsikan untuk 4 orang karyawan
b) Transaksi penukaran uang

86
Nama Ruang Program Ruang
c) Memiliki papan informasi penukaran uang
ATM Center a) Digunakan untuk umum
Smoking Area a) Terhubung dengan ruang luar
b) Memiliki pembatas dengan ruang lain
Parking Area a) Digunakan sebagai memarkir mobil dan motor
b) Menyediakan parkir Bus
Klinik Kesehatan a) Diasumsikan untuk 6 orang pasien
b) Terdiri dari meja, lemari obat dan tempat tidur pasien
c) Menggunakan warna putih untuk memberikan kesan bersih
dan nyaman
Mushola a) Di asumsikan untuk menampung 20 orang 1 terletak dekat
pantai dan 1 di dalam resort
Gudang Penyimpanan a) Diasumsikan dapat menampung 5 orang
b) Untuk penyimpanan barang
c) Terdiri dari area truk, pick up, dan ruang penerima
Eskalator a) Memiliki 4 unit eskalator
b) Terletak di bagian lobby
Tangga Darurat a) Menggunakan material tahan api dan terletak di tepi
bangunan

4.1.6 Analisis Perhitungan Besaran Ruang


Analisis perhitungan besaran ruang pada Resort di Pesisir Pantai Reviola ini
terbagi atas beberapa fasilitas. Perhitungan besaran ruang ini berdasarkan atas Neufert
Architect Data (NAD), Time Saver standar for building types (T.S.S), dan Asumsi
(AS). Menggunakan standar ruang, untuk menentukan besaran ruang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing, maka harus mengacu pada pertimbangan, yaitu:
g. Kapasitas / Jumlah Pelaku
h. Besar Alur / Gerak Pemakai
i. Standar Gerak dan Dimensi Perabot
Alur atau flow yang telah memiliki standar umum diperhitungkan dalam standar
tersebut, namun dalam ruangan tertentu flow tidak memiliki standar yang jelas, hal ini
memerlukan perhitungan sendiri dalam pengolahan desain. Analisis Besaran Ruang
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.10 Luas Keseluruhan Bangunan

87
Nama Ruang Total Luasan
Fasilitas Utama 1980,7 m2
Single Cottage Resort 660 m2
Double Cottage Resort 1770 m2
Triple Cottage Resort 2664 m2
Suite Cottage Resort 1288,8 m2
President Suite Cottage Resort 397,8 m2
Fasilitas Pendukung 1049,5 m2
Fasilitas Penunjang Operasional 136 m2
Fasilitas Penunjang Umum 2061,7 m2
Total 12.008,5m2
Bulat 12.010 m2

4.1.7. Penzoningan
Pada Perancangan Resort Pesisir Pantai Reviola ditetapkan memiliki zona yaitu
fasilitas utama, Cottage Resort Area, fasilitas Pendukung, fasilitas penunjang
operasional dan umum. Juga ada area pembagian kawasan parkir yang diletakkan di
luar bangunan yang mencukupi kebutuhan fasilitas luar ruangan. Dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut.

88
Gambar 4.7 Area Zona
= Area Parkir
= Fasilitas Utama
= Cottage Resort
= Fasilitas Pendukung dan Fasilitas Operasional
= Lahan Hijau

4.2 Analisis Sistem Bangunan


4.2.1. Struktur dan Konstruksi
Analisis ini dilakukan untuk menentukan sistem struktur dan konstruksi yang
akan dipakai dalam bangunan Resort Utama. Memperhitungkan beban pada bangunan,
daya tahan tanah serta efisiensi dan efektifitas terhadap struktur dan konstruksi.
Sebuah bangunan yang dibentuk memiliki keterhubungan dan koordinasi yang
berhubungan satu sama lain. Adapun penggunaan material dan konstruksi yang terkena
matahari akan berbeda dengan dinding yang tidak terkena langsung dari matahari.
Berikut penggunaan struktur dan Konstruksi yang digunakan dalam bangunan Resort
Pesisir Pantai Reviola terbagi atas tiga jenis yaitu substruktur, middle structure dan up
structure.
a. Bangunan Utama
1. Sub Structure
Berdasarkan kondisi site dan tinggi bangunan tiga (3) lantai maka di pilih sistem
pondasi tiang pancang beton yang cocok untuk bangunan bertingkat rendah dan juga
akan lebih tahan lama.

89
Gambar 4.8 Stuktur Pondasi Tiang Pancang
Sumber: http://gg.gg/p5fpz

2. Middle Structure
Bangunan yang di rancang merupakan bangunan kategori bangunan tingkat
rendah sehingga sistem struktur nya menggunakan struktur rangka yang terdiri dari
balok dan kolom. Struktur yang dipilih adalah beton bertulang karena tahan terhadap
air dengan menggunakan pelapis dan api yang menggunakan semen tertentu.

Gambar 4.9 Struktur Beton Betulang

3. Up Structure
Untuk struktur atas menggunakan stuktur baja ringan yang mana juga dilapis
dengan atap sintetis agar lebih tahan lama. Kelebihan dari baja ringan ini di utamakan
tahan terhadap karat merespon pada hujan.

90
Gambar 4.10 Struktur Rangka Baja Ringan
Sumber : http://gg.gg/p5fqc

b. Cottage Resort
1. Sub Structure
Melihat dari Site yang berada di tepi pantai serta bangunan cottage yang
merupakan rumah sebagai penginapan pengunjung terbagi atas dua jenis yaitu pondasi
batu kali dan pondasi tiang pancang beton, yang mana pondasi batu kali digunakan
pada cottage yang berada di daratan seperti Single Cottage, Double Cottage, dan Triple
Cottage. Sedangkan untuk pondasi beton digunakan untuk diatas air luat yang
digunakan pada Suite Cottage dan President Suite Cottage. Berikut gambar pondasi
yang di perlukan.
A. Pondasi Tiang Pancang Beton

Gambar 4.11 Pondasi Tiang Pancang Beton


Sumber : http://gg.gg/p5fqf

91
B. Pondasi Batu Kali

Gambar 4.12 Struktur Pondasi Batu Kali


Sumber : http://gg.gg/p5fqm

2. Middle Structure
Bagian ini menggunakan kayu sebagai bahan dasar dimana bagian kolom dan
balok menjadi sambungan kayu, dinding menggabungkan material kayu dan juga kaca
serta bagian lantai juga menggunakan kayu.
3. Up Structure
Rangka atap juga menggunakan struktur rangka kayu dimana material atap
menggunakan sirap yang berasal dari kayu jati dan kayu ulin. Material kayu ini dipakai
karena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan cuaca yang ada pada
pesisir pantai.

Gambar 4.13 Rangka Atap


Sumber : http://gg.gg/p5fqs

92
4.2.2. Analisis Pencahayaan
Pada perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola ini sistem pencahayaan
terbagi atas dua jenis yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang mana
menyesuaikan dengan kebutuhan uang dan kegiatan yang ada. Pencahayaan alami akan
di maksimalkan dengan penggunaan kaca maupun bukaan pada beberapa ruang yang
mungkin memerlukan lebih pencahayaan alami. Pencahayaan buatan yang digunakan
lebih sedikit dan hanya akan dipakai pada ruang-ruang tertentu saja seperti Ruang
Kantor pengelola, Restoran, Mini Market dan lainnya.
A. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami memanfaatkan cahaya dari matahari mengikuti tema dari
arsitektur bioklimatik yang berarti memanfaatkan keadaan alam dan lingkungan yang
berkaitan dengan iklim daerah.
Bangunan memiliki beberapa solusi untuk memaksimalkan penggunaan cahaya
matahari seperti menggunakan material kaca, atau menggunakan bukaan secara
langsung tetapi juga tetap memanfaatkan sistem shading agar tidak berlebihan dan
sesuai dengan kebutuhan ruang dan kegiatan. Tujuan dari penggunaan cahaya alami
untuk mengurangi pemakaian energi yang berlebihan dari penggunaan listrik juga
mengurangi biaya operasional.

Gambar 4.14 Sketsa Pencahayaan Alami

B. Pencahayaan Buatan
Resort menggunakan beberapa sistem pencahayaan buatan yang diterapkan
melalui beberapa sistem pencahayaan yaitu pencahayaan merata, pencahayaan

93
setempat, dan pencahayaan terarah. Pencahayaan buatan digunakan tergantung dari
fungsi dan kebutuhan cahaya dalam suatu ruangan, juga hanya digunakan di beberapa
ruangan karena menyesuaikan dengan pendekatan arsitektur Bioklimatik dimana lebih
meminimalisir penggunaan energi yang berlebihan dan memaksimalkan pemanfaatan
iklim lingkungan dalam desain.

Gambar 4.15 Sketsa Pencahayaan Buatan

4.2.3. Analisis Akustik


Lingkungan sekitar dapat menjadi pengurangan kebisingan yang ditimbulkan
dari sekitar bangunan dengan pemanfaatan tata hijau yang diletakkan pada area parkir
juga pada sekeliling bangunan sebagai jarak antara sumber bising bangunan utama.

Gambar 4.16 Sketsa Akustik

Dengan menggunakan penerapan, ruang yang memerlukan peredaman


kebisingan memakai material dinding yang dilapis dengan panel peredam suara, yang
mana menggunakan sistem dinding double wall.

94
Gambar 4.17 Sketsa Dinding Double Wall

4.2.4. Analisis Penghawaan


Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola lebih memanfaatkan hawa yang
berasal dari laut dan alam karena daerah yang masih termasuk sejuk dengan jauhnya
dari perkotaan yang panas. Ruang yang memerlukan suhu dan kelembapan yang stabil
lebih menjaga kualitas agar tetap digunakan secara berlanjut dan tidak memerlukan
maintenance secara terus menerus. Untuk mengoptimalkan kenyamanan pengguna
maka Resort memerlukan penghawaan yang baik, penghawaan pada Resort
menggunakan dua jenis, yaitu :
A. Penghawaan alami
Penghawaan alami menggunakan alam sebagai sistem sirkulasi udara pada
bangunan, pemberian bukaan pada sisi bangunan akan mengarahkan udara sejuk pada
ruangan yang akan dilalui sebagai alur dari cross-ventilation.

Gambar 4.18 Sketsa Penghawaan Alami

95
B. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan adalah penghawaan yang menggunakan teknologi buatan
contohnya AC (Air Conditioner). Penggunaan AC hanya digunakan pada ruang yang
benar-benar dibutuhkan dalam operasional guna meminimalkan biaya dan energi yang
digunakan.

Gambar 4.19 Air Conditioner

4.2.5. Analisis Sanitasi dan Plumbing


Pada Resort analisis sanitasi dan plumbing menggunakan sistem air bersih dan
air kotor.
A. Sistem jaringan air bersih
Proses distribusi air bersih berasal dari dua sumber yaitu PDAM dan sumur,
dimana menggunakan sistem up feed dan down feed distribution. Sistem up feed ini
bekerja melalui pemompaan langsung dari ground reservoir menuju fasilitas yaitu fire
hydrant dan juga air dari wastafel. Sedangkan down feed berasal dari ground reservoir
menuju tangki penyimpanan yang berada diatas atap dan di salurkan dengan bantuan
gravitasi sehingga dapat tersalurkan dengan baik ke ruang-ruang.

96
Gambar 4.20 Skema Air Bersih

Selain menggunakan air bersih yang berasal dari PDAM dan sumur juga
memanfaatkan sumber air dengan penampungan air hujan (PAH) yang merupakan
pemanfaatan dari alam. Air yang di tampung dari air hujan ini dapat digunakan sebagai
keperluan menyiram tumbuhan yang ada pada lansekap, air mancur, kolam ikan, kolam
renang dan juga sprinkler. Sistem penampungan air hujan ini pertama akan ditampung
pada atap akan menuju tangki yang berada di bawah tanah, kemudian air hujan akan di
filter agar dapat digunakan sebagai air bersih .

Gambar 4.21 Skema Penampungan Air Hujan

B. Sistem jaringan air kotor


Sistem penyaluran air kotor yang berasal dari dalam bangunan Resort
menggunakan sistem air kotor yang ada pada umumnya yaitu dengan melengkapi
setiap lavatory dengan shaft untuk penyaluran secara vertikal. Sistem air kotor terbagi
atas:
a. Air kotor yang berasal dari buangan manusia dimana air ini di urai dalam bak
control sebelum di alirkan dan di resap oleh septic tank.
b. Air kotor yang berasal dari pantry, taman dan mushola dimana air kotor ini dapat

97
diolah kembali dan dapat digunakan berulang kali dengan menggunakan tangki
pengolahan

Gambar 4.22 Skema Jaringan Air Kotor

4.2.6. Analisis Sistem MEE


Sistem MEE pada Resort menggunakan PLN, General Set (Genset), dan Panel
Surya. Sumber energi listrik utama berasal dari PLN, sebagai cadangan energi listrik
digunakan genset yang merupakan ATS (Automatic Transfer Switch), serta panel surya
juga sebagai bentuk cadangan energi yang diperlukan.

Gambar 4.23 Skema MEE

4.2.7. Analisis Sistem Pencegah Kebakaran (Fire Protection)


Sistem pemadam kebakaran atau disebut juga fire protection pada bangunan
Resort menggunakan sprinkler yang otomatis ketika mendeteksi adanya kebakaran.
Dengan menggunakan alat kombinasi smoke detector dan heat detector yang
diletakkan berdekatan dengan hydrant pada area utama juga area khusus agar dapat
dijangkau jika terjadi kebakaran. Dengan menggunakan exhaust fan yang berfungsi
sebagai pembuangan udara kotor yang ada dalam ruangan juga bersamaan menarik
udara segar yang berasal dari luar.

98
Gambar 4.24 Sketsa Fire Protection

Gambar 4.25 Skema Fire Protection

4.2.8. Analisis Sistem Keamanan


Sistem keamanan pada bangunan Resort adalah penggunaan kamera pengawas
CCTV (Closed Circuit Television ) yang diawasi oleh petugas keamanan yang juga
berpatroli di sekitar bangunan. Perletakan kamera CCTV ini ada pada lobby utama,
restoran, kafe, mini market, pintu masuk dan keluar, juga pada ruang lain yang
membutuhkan pengawasan.

4.2.9. Analisis Sistem Komunikasi


Sistem komunikasi pada bangunan Resort diperlukan untuk menunjang kegiatan
yang dilakukan dengan menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange)
sebagai telepon yang mempunyai hubungan pada operator agar tidak menyulitkan

99
pengguna. Juga menyediakan sistem jaringan Wireless Network (Free Wifi) yang
menggunakan sistem LAN dimana fasilitas komunikasi terhubung secara online
sehingga mempermudah bertukar informasi, serta menjadi fasilitas dalam mendukung
kenyamanan pengguna, Wifi ini diletakkan pada fasilitas umum seperti area restoran,
area santai, juga untuk pengelola yang berada di ruang kantor.

4.2.10. Analisis Sistem Sampah


Pada bangunan Resort bertingkat memerlukan shaft untuk mempermudah
pengumpulan sampah yang dipilih melalui jenisnya yaitu sampah organik, anorganik
dan B3. Sistem ini menggunakan tahap 3R yaitu:
A. Reduce yang merupakan sistem pengurangan sampah dengan meminimalkan
bahan yang tidak digunakan
B. Reuse merupakan sistem pemanfaatan bahan yang tidak terpakai di gunakan
kembali secara berulang.
C. Recycle merupakan sistem daur ulang bahan lama yang diubah menjadi barang
baru yang layak digunakan.
Pembuangan sampah juga dilakukan sebagian dengan cara manual yaitu dengan
mengumpulkan sampah di satu tempat dan akan disalurkan ke tempat pembuangan
sampah yang berada di kota.

Gambar 4.26 Skema Pembuangan Sampah

4.2.11. Analisis Penangkal Petir


Sistem penangkal petir menggunakan sistem grounding dimana arus listrik dari
petir ditangkap oleh batang penangkal petir (splitzer) kemudian dialirkan ke bawah

100
permukaan tanah melalui kabel grounding. Sistem penangkal petir ini memanfaatkan
tanah sebagai penangkal petir alami yang juga memanfaatkan alam.

Gambar 4.27 Skema Penangkal Petir

4.3 Analisis Penerapan Tema


Tema yang digunakan dalam Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola ini
adalah Arsitektur Biolimatik. Tema arsitektur bioklimatik diterapkan dalam kubahan
massa, tatanan massa, sirkulasi, penzoningan dan elemen lainnya. Penerapan arsitektur
bioklimatik pada perancangan melalui konsep terumbu karang yang merupakan bentuk
kehidupan dari laut, dengan memanfaatkan iklim pesisir pantai yang dijelaskan pada
tabel berikut.
Tabel 4.11 Penerapan Tema
No. Prinsip Arsitektur Penerapan
Bioklimatik
1. Pencahayaan a) Pada bangunan disediakan jendela yang besar dan
penggunaan kaca sesuai kebutuhan. Tidak hanya
menggunakan jendela yang besar tetapi juga dapat
di terapkan sistem skylight yang mana
memasukkan cahaya secara alami melalui
indirect light. Kebutuhan akan lampu buatan akan
dikurangi dan hanya ruang-ruang tertentu yang
menggunakannya, seperti cottage resort yang
akan otomatis mati ketika tidak diperlukan.
b) Penggunaan double facade di pakai untuk
menghasilkan efek pembayang pada bangunan
untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk
2. Penghawaan a) Sistem penghawaan alami lebih diutamakan
karena untuk meminimalkan hawa panas yang ada
di pesisir pantai. Untuk penggunaan penghawaan
buatan hanya digunakan pada bangunan tertentu
saja seperti kamar resort Suite dan yang diatasnya
President Suite.

101
No. Prinsip Arsitektur Penerapan
Bioklimatik
b) Penyediaan void dimaksudkan untuk
memperlancar sirkulasi udara pada bangunan juga
dapat digunakan sebagai sumber cahaya alami
yang masuk.
3. Lansekap dan Vegetasi a) Penataan lansekap dan vegetasi ditujukan untuk
menyerap karbondioksida yang dihasilkan di area
parkir ataupun aktivitas lain seperti memasak,
respirasi. Sehingga penataan pada vegetasi dapat
di aplikasikan dengan penggunaan Vertical
Garden maupun Rooftop Garden.
b) Menyediakan akses menuju alam yaitu lansekap
memberikan view tersendiri selain pemandangan
pantai pasir yang putih.
4. Energy a) Energi yang dipakai diolah dengan menggunakan
sistem terbarukan contohnya berupa solar panel
dapat memenuhi kebutuhan penggunaan listrik
yang ada pada bangunan.
b) Menggunakan sistem Rooftop Garden
memanfaatkan air hujan dan diolah sehingga
dapat digunakan sebagai kebutuhan utilitas
bangunan.
c) Memanfaatkan angin sebagai sumber udara alami
yang akan di sebar kedalam bangunan agar ruang
akan terkena udara yang telah disaring melalui
fasad. Kecuali ruang tertentu yang menggunakan
hawa buatan
5. Warna dan material a) Untuk mendapatkan kesan natural maka
digunakan material alami seperti kayu, batu
marmer, batu alam dan lainnya.
b) Warna yang dipakai juga di pakai menggunakan
warna alami yang menyatukan dengan suasana
pantai yang tenang dan menenangkan.
6. Akustik a) Menggunakan Double Facade untuk mengurangi
kebisingan yang ada pada bangunan terutama
dekat dengan area parkir yang merupakan tingkat
kebisingan tinggi.
b) Penggunaan musik iringan yang tenang untuk
menenangkan pengunjung dan hanya di putar
pada area publik saja.
7 Atap a) Penggunaan green roof pada atap akan
mengurangi panas matahari yang datang
b) Serta menggunakan louverd paying yang
berbentuk melengkung agar dapat menyaring
cahaya yang masuk ke dalam bangunan.

102
4.4 Analisis Site
4.4.1. Lokasi dan Batas Site
Lokasi Perancangan berada di Jl. Trans Barelang, Galang Baru Kota Batam,
Kepulauan Riau.

Gambar 4.28 Lokasi Tapak


Lokasi ini memiliki Batas site sebagai berikut;
• Batas Utara : Lahan Kosong
• Batas Selatan : Hutan Bakau
• Batas Barat : Arah Hutan
• Batas Timur : Arah Laut

4.4.2. Kondisi Potensi Tapak


Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam merupakan bangunan dengan
fungsi komersil yang dipilih berdasar kondisi dan potensi tapak. Adapun potensi yang
menjadikan pemilihan lokasi tapak sebagai berikut.
1. Lokasi site berada jauh dari daerah perkotaan yang mana dicari oleh
pengunjung sebagai tempat merilekskan pikiran.
2. Memiliki tanah yang bagus dengan vegetasi yang cukup banyak juga dengan
pohon kelapa di pesisir pantai. Penghawaan juga akustik tidak terlalu terganggu
dengan kebisingan dari kendaraan yang berasal dari jalan di perkotaan.

103
3. Site merupakan lokasi wisata yang baru di jembatan enam barelang dengan
kelebihan kunjungan wisatawan dan masyarakat lokal.
4. Memiliki area hutan bakau yang cukup luas untuk mengatasi arus laut walaupun
arus pantai terbilang rendah.
5. Pantai memiliki pasir yang putih dan arus yang tidak tinggi, ditambah dengan
air laut yang jernih dan dangkal.

4.4.3. Analisis Pencapaian Tapak


Pencapaian lokasi tapak dapat dilalui melalui jalan Trans Barelang lalu masuk
ke jalan yang dapat dilalui mobil dan motor, tetapi jika bus hanya bisa di lewati 1 karena
jalan yang lumayan sempit.

4.4.4. Analisis Matahari, Angin dan Vegetasi


Lokasi site berada dikawasan yang tidak ada bangunan tinggi dan hanya ada
cottage-cottage kecil sebagai tempat peristirahatan sementara pengunjung. Dengan
tidak adanya bangunan tinggi memudahkan aliran angin dan cahaya matahari yang
datang. Bangunan yang akan dirancang dengan bukaan yang akan mengarah kepada
matahari pagi yang mana sinar pagi sangat bagus untuk kesehatan sedangkan untuk
matahari sore diberi fasad agar matahari tidak masuk secara langsung. Hal ini akan
memanfaatkan alam sebagai energi juga berdasarkan tema arsitektur bioklimatik yang
memanfaatkan iklim sebagai salah satu energi yang besar dalam perancangan.
Analisa vegetasi yang berada di lokasi dapat di lihat pada tabel bawah ini yang
di analisa sesuai fungsi nya:

Tabel 4.12 Jenis Tanaman Lokasi Tapak

104
FUNGSI JENIS TANAMAN

Pohon Bakau (Rhizopora racemosa)


Pohon bakau dapat digunakan sebagai
penghambat abrasi yang diakibatkan oleh
gelombang pantai, juga menyediakan habitat
bagi biota laut dan hutan.

Pohon Cemara Laut (Casuarina


equisetifolia)
Pohon cemara yang hijau dan rindang dapat
digunakan sebagai penahan tiupan angin
kencang (wind Barrier).

Pohon Ketapang (Terminalia catappa)


Ketapang menjadi tanaman yang dapat hidup
di pesisir pantai dan dapat digunakan sebagai
peneduh karena memiliki daun yang lebar.

Penggunaan vegetasi pada atap (green roof) juga akan diterapkan agar dapat
mengurangi panas matahari selain memanfaatkan fasad.

Gambar 4.30 Eksisting arah matahari dan angin

105
Tanggapan untuk analisa matahari dan juga angin ini memberikan bukaan yang
banyak guna memanfaatkan alam sebagai penggunaan energi, dan mengurangi
penggunaan energi buatan. Penggunaan kaca juga digunakan untuk memaksimalkan
cahaya matahari yang masuk. Dinding bukaan lebih banyak dibuat agar angin sejuk
yang datang dari pantai lebih mudah masuk .

Gambar 4.31 Tanggapan Matahari

Tanggapan untuk angin dan vegetasi dengan menggunakan bukaan sistem


cross-ventilation akan membuat aliran udara tersebar secara merata dan keluar melalui
arah sebaliknya.

Gambar 4.32 Tanggapan Angin


4.4.5. Analisis Kebisingan dan Drainase
Pada site tingkat kebisingan yang tinggi berasal dari bagian barat yaitu di depan
lokasi yang mana menjadi jalur bagi mobil, motor maupun bus wisatawan. Sementara
pada bagian timur merupakan tingkat kebisingan rendah karena berasal dari kebisingan
pengunjung. Dan pada bagian utara dan selatan merupakan tingkat kebisingan yang
rendah karena berupa lahan vegetasi yang ditumbuhi pohon rindang.

106
Gambar 4.32 Kebisingan dari Jalan

Tanggapan untuk kebisingan yang berada di arah Barat dengan meletakkan


bangunan jauh dari area yang memiliki tingkat kebisingan tinggi. Area tersebut akan
dimanfaatkan sebagai area lanskap yang di tumbuhi pohon kelapa maupun pohon
cemara dimana berguna untuk mengurangi kebisingan yang ada.

Gambar 4.33 Analisa Kebisingan

Tanggapan kepada drainase bangunan akan dirancang agar pengunjung dapat


merasakan hujan tanpa terkena dengan air hujan secara langsung melalui jendela yang
dirancang khusus. Area sekitar Resort juga akan dirancang dengan adanya kolam
penampungan dimana bergunan sebagai cadangan air bagi taman dan pendingin udara
di sekeliling bangunan.

Gambar 4.34 Tanggapan Drainase

107
4.4.6. Analisis Sirkulasi
Kawasan tapak hanya memiliki satu jalan yang berada di arah barat yang mana
hanya dapat dilalui oleh satu mobil dan satu motor ataupun hanya satu bus saja. Jalur
ini merupakan jalur baru jadi masih berupa tanah merah. Terdapat perempatan sebelum
menuju lokasi,jalur barat sebagai jalur masuk ke lokasi, jalur timur menuju ke arah
Pantai Tegar Bahari yang juga merupakan destinasi wisata pantai, untuk jalur selatan
menuju bagian lain dari Pantai Tegar Bahari, dan jalur utara adalah jalur menuju lokasi
tapak.

Gambar 4.35 Analisa Sirkulasi

4.4.7. Analisis View


View atau arah pandangan dari site ke luar pada sisi utara dan barat adalah
pepohonan yang rindang , arah timur adalah view pantai dan laut, dan arah selatan
adalah hutan bakau. Hal ini dapat membuat pengunjung merasa tenang dan dapat
melakukan relaksasi dari keramaian kota. Untuk view menuju lokasi tapak hanya
disuguhkan pemandangan laut dan pepohonan sama seperti dalam tapak.

108
Gambar 4.36 View dalam ke luar

4.5 Analisis Tampilan Fisik Bangunan


4.5.1. Gaya Bangunan
Gaya bangunan pada Resort Pesisir Pantai Reviola dengan menerapkan prinsip
dari pendekatan Arsitektur Bioklimatik, desain ini bertujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan yang akan berdampak positif bagi pengunjung resort. Penataan
massa bangunan ditentukan berdasarkan analisa pergerakan orientasi matahari dan
bayangan yang akan ditimbulkan serta analisa terhadap penghawaan agar bangunan
tidak panas.
Dengan menerapkan prinsip dari Arsitektur Bioklimatik pada bangunan Resort
diharapkan mampu memberikan kesan yang baik tidak hanya kepada pengunjung tetapi
juga pengguna lainnya.

4.5.2. Gubahan Massa


Resort Pesisir Pantai Reviola ini akan dirancang dengan bentuk gubahan massa
yang sesuai dengan kebutuhan fungsi, konsep dan tema perancangan yaitu pendekatan

109
Arsitektur Bioklimatik yang mana memanfaatkan iklim sebagai bentuk penggunaan
energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi tak terbarukan. Penerapan ini
berupa kubahan massa yang bercabang sesuai dengan konsep terumbu karang yang
memiliki pecahan massa yang disebut dengan polip.

4.5.3. Fasad Bangunan


Fasad Bangunan Resort di bentuk mengikuti lingkungan sekitar dengan
menggunakan material yang sesuai pada tema perancangan, berupa kayu, batu alam,
batu marmer, kaca, baja, dan pemanfaatan sistem Vertical Garden maupun Rooftop
Garden. Penggunaan fasad yang disesuaikan bertujuan agar memaksimalkan
pencahayaan serta penghawaan yang masuk secara alami sehingga akan merespon
pengguna untuk merasa nyaman dan tenang.

4.5.4. Warna
Pemilihan warna disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta berkaitan dengan
suasana yang ingin dibentuk, sehingga pengguna akan merasa nyaman.
Tabel 4.13 Analisis Warna
NO. Warna Sifat Penerapan
1. Warna Hijau memberi kesan Di aplikasikan pada dinding
alami, suasana yang sejuk, area relaksasi, furnitur serta di
teduh dan santai. beberapa titik lantai.

2. Warna Coklat memberikan Diaplikasikan pada cottage


kesan natural dan lembut. resort terutama pada furnitur
dan dinding.

3. Merah memberi kesan Diaplikasikan pada beberapa


inspiratif, kuat serta hangat titik plafon dan lantai.

110
NO. Warna Sifat Penerapan
4. Warna Biru merupakan Diaplikasikan di area rekreasi,
warna yang memberikan lantai pada cottage dan beberapa
kesan tenang, damai serta titik pada fasad.
warna laut.
5. Warna Putih yang bersifat Diaplikasikan pada beberapa
bersih, sederhana dan netral. lantai dan fasad.

4.5.5. Material
Rancangan Resort Pesisir Pantai Reviola menggunakan material yang sesuai
dengan karakter pendekatan Bioklimatik yang mana lebih memakai material dengan
kesan alami, tidak merusak lingkungan dan menggunakan energi terbarukan. Pemilihan
material pada bangunan seperti kayu, batu alam, batu marmer dan material alami
lainnya serta penggunaan material modern seperti kaca dan baja.

4.5.6. Struktur
Struktur pada rancangan Resort Pesisir Pantai Reviola menggunakan struktur
utama yaitu pondasi tiang pancang, struktur rangka baja pada atap dan Facade pada
bangunan utama sedangkan untuk struktur Cottage Resort menggunakan pondasi batu
kali, rangka atap kayu untuk memaksimalkan penghawaan, serta dinding kombinasi
antara baja dan kayu.

111
4.6 Konsep
4.6.1. Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan pada Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola
adalah Hubungan antara terumbu karang dan ikan karang. Terumbu karang dibagi
menjadi lima jenis yaitu tipe bercabang (branching), tipe padat (massive), tipe kerak
(encrusting), tipe meja (tabulater), dan tipe daun (follose). Pemilihan jenis yang
dipakai pada Kawasan berupa tipe bercabang . Ikan karang merupakan biota laut yang
hidup di terumbu karang juga mempunyai peranan penting dalam ekosistem terumbu
karang. Organisme ini memanfaatkan nutrisi yang ada di ekosistem terumbu karang
juga sebagai tempat beristirahat maupun bertelur. Hubungan antara terumbu karang ini
disebut juga sebagai hubungan yang dikatakan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Konsep ini diambil karena memiliki hubungan yang sama dengan terumbu
karang dan ikan seperti hubungan antara pengguna dan pengelola resort yang mana
pengelola menyediakan fasilitas agar digunakan oleh pengunjung demi mencapai
keuntungan ekonomi dan pengunjung akan merasa terpuaskan dengan terpenuhnya
relaksasi mental dan batin terhadap fasilitas yang tersedia.
Tema bioklimatik merupakan pendekatan yang berhubungan dengan iklim juga
terkait akan pada terumbu karang yang semakin bagus jika berada di area yang bersuhu
tropis.

Gambar 4.37 Skema Konsep


Sumber : Sketsa

4.6.2. Konsep Bentukan

112
Bentuk bangunan utama Resort mengambil bentukan dari Ikan Karang dimana
Ikan karang di ambil bagian dasar yaitu bagian tubuh ikan yang kemudian di beri
lubang pada bagian tengah yaitu bagian insang dan perut yang mana akan digunakan
sebagai akses udara agar bangunan menjadi lebih sejuk, kemudian bentukan dasar di
bagi dua menjadi bagian entrance dan ruang penunjang.

Gambar 4.38 Sketsa Bangunan utama

Pada bagian Cottage Resort menggunakan tampilan dari telur ikan atau disebut
sebagai embrio ikan dimana telur ikan ini diletakkan setiap ujung terumbu karang yang
merupakan habitat bagi ikan. Telur ikan diambil dalam bentuk sederhana yaitu bulat
kemudian bagian embrio di bentuk mengikuti bulatan sehingga membentuk dua
bulatan yang berbeda ukuran, pada bagian mata digunakan sebagai skylight, fasad pada
cottage diibaratkan sebagai pelapis embrio ataupun pelindung dan kolam renang
diibaratkan sebagai tempat hidup ikan yang berada di air laut.

Gambar 4.39 Sketsa Rumah Tampak


Sumber : Sketsa

4.6.3. Konsep Interior

113
Interior diterapkan dengan menyesuaikan bentuk dan prinsip Arsitektur
Bioklimatik, material didominasi penggunaan bahan alami seperti batu-bata, kayu, batu
alam dan batu marmer. Dengan mengkombinasikan warna yang memiliki makna
tenang dan sejuk menyesuaikan fungsi ruang yang ada pada resort, diaplikasikan pada
plafon, lantai, dinding maupun vertical garden. Motif alam juga di fungsikan agar
memanjakan mata sehingga mampu menenangkan pengunjung.

Gambar 4.40 Konsep Interior


Sumber: Sketsa

4.6.4. Konsep Tapak


Konsep dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik lebih mengutamakan suasana
lingkungan yang memaksimalkan akses menuju suasana pantai. Penerapan konsep
terumbu karang mengutamakan memanfaatkan penghawaan yang ada pada tepian
pantai yang mana dengan hawa sejuk berasal dari pepohonan di hutan. Bagian depan
resort berupa bangunan utama yang mana bertugas untuk melayani pengunjung saat
pertama kali datang, kemudian disusul pada bagian samping kanan dan kiri yang
merupakan bangunan penunjang yaitu rekreasi dan bangunan operasional serta
sentuhan akhir berada pada pantai yaitu disuguhkan rumah-rumah resort cottage yang
langsung menghadap kearah birunya laut.

114
Gambar 4.41 Konsep Rencana Tapak dan Pembagian Fasilitas

4.6.5. Konsep Sirkulasi dan Parkir


Sirkulasi untuk mencapai tapak bangunan dapat dilalui oleh dua mobil tetapi jalur
ini masih tergolong mengalami kelemahan karena masih jalan tanah. Karena itu
diperlukan perbaikan jalan. Pada tapak sirkulasi dapat dilakukan memutar dikarenakan
terdapat drop off sehingga pengemudi dapat kembali memutar jika ingin menjemput
orang.
Lahan parkir umum berada di depan bangunan dipakai untuk pengunjung yang
hanya datang untuk menikmati wisata. Parkir inap berada di samping kiri pada gambar
digunakan oleh pengunjung yang menyewa resort wisata dan parkir pengelola berada
di samping kanan bangunan digunakan sebagai tempat parkir pengelola maupun
sebagai loading dock.

115
Gambar 4.42 Konsep Sirkulasi dan Parkir

4.6.6 Konsep Fasad


Konsep fasad pada resort menggunakan konsep dari bentukan sisik ikan yang
pada umumnya berfungsi melindungi organ dalam tubuh ikan, hal ini di aplikasikan
dalam bangunan dan digunakan untuk melindungi ruang-ruang yang ada dalam
bangunan agar tidak terkena matahari secara langsung.

Gambar 4.43 Konsep fasad Sisik Ikan

Bentuk fasad ini di terapkan pada bangunan utama serta penunjang yang berada
di depan site.

116
Gambar 4.44 Penerapan fasad pada Bangunan utama
Sumber: Sketsa

4.6.7. Konsep Vegetasi


Konsep vegetasi pada Resort Pesisir Pantai Reviola menggunakan tanaman yang
dapat membawa ketenangan dan kesejukan dan hal ini di ibaratkan dengan pohon-
pohon yang teduh. Penataan dan penempatan vegetasi akan berpengaruh terhadap
rancangan karena dengan adanya vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, sebagai
pembatas maupun pengarah, sebagai view maupun sebagai pereda kebisingan.
Tabel 4.14 Jenis dan Fungsi Vegetasi dalam Konsep
FUNGSI JENIS
Peneduh a. Pohon Ketapang
Berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar
matahari langsung yang mengarah ke
bangunan. Umumnya yang berdaun lebar.

b. Pohon Cemara

117
FUNGSI JENIS
Pembatas area dan pengarah a. Pohon Pinus
Tanaman yang digunakan adalah tanaman
yang didasarkan pada pola sirkulasi pada
tapak bangunan. Biasanya diletakkan di tepi
jalan dan taman

b. Pohon Pucuk Merah

View a. Bunga iris


Tanaman juga dapat digunakan sebagai
salah satu spot view, kebanyakan yang
digunakan adalah jenis bunga yang menarik
visual dan masih menyatu kepada bangunan.

b. Bunga Violet

c. Bunga Lily

118
FUNGSI JENIS
Peredam Kebisingan a. Pohon Kiara payung
Penggunaan pohon yang rindang tidak
hanya sebagai peneduh tetapi juga
digunakan sebagai pencegah kebisingan
dimana suara akan tersaring di dedaunan
yang lebat.

Penahan Gelombang Laut a. Pohon Bakau


Vegetasi pada pesisir pantai sangat
diperhatikan agar digunakan mencegah
gelombang laut yang datang dan juga
digunakan sebagai lokasi spot wisata.

b. Bambu

Vegetasi Pengatap dan Sun shading a. Tanaman Rambat Hias


Berfungsi sebagai atap pada selasar, area
istirahat, dan juga sebagai sun shading pada
fasad bangunan.

Vegetasi Roof Top a. Rumput Jepang


Berfungsi sebagai pendingin pada atap yang
menggunakan atap dak. Tanaman jenis ini
biasanya adalah rerumputan

119
BAB V
HASIL DESAIN

5.1 Implementasi Gagasan Ide dan Transformasi Desain


5.1.1. Konsep dan Transformasi Bentuk.
A. Konsep Kawasan Resort

Gambar 5.1 Konsep Kawasan

Konsep yang menjadi dasar dalam bentuk kawasan mengambil bentukan dari
ikan yang sedang menuju ke arah terumbu karang. Keterkaitan dalam hubungan antara
pengunjung dan pengelola resort, resort diumpamakan sebagai fungsi utama dalam hal
penginapan sementara bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam.
Kawasan resort mengutamakan 3A yang berarti Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi.
Berikut adalah hasil dari bentukan konsep kawasan resort.

Gambar 5.2 Hasil Konsep Kawasan

120
B. Konsep Resort
Konsep rancangan resort didasarkan atas hubungan makhluk hidup dan alam
yang mana jika tidak merusak maka akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Hubungan ini digambarkan dalam bentuk “Simbiosis” yaitu interaksi antara satu
makhluk dengan makhluk lainnya. Symbiosis is a connection between members of two
or more species that live in close proximity to one another.
Simbiosis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis mutualistik, simbiosis parasit
dan simbiosis sesama. Perancangan ini menggunakan salah satu dari tiga jenis
simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme. Simbiosis mutualisme digambarkan sebagai
hubungan antara ikan dan terumbu karang. Ikan disamakan dengan turis sedangkan
terumbu karang adalah tempat peristirahatan. Keberadaan kawasan wisata ini akan
bermanfaat bagi pengunjung sebagai tempat relaksasi, hiburan sekaligus sebagai salah
satu peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Gambar 5.3 Hasil Konsep Resort

5.1.2. Penerapan Arsitektur Bioklimatik


A. Penerapan Arsitektur Bioklimatik pada Kawasan Resort
Arsitektur Bioklimatik merupakan salah satu pendekatan yang memiliki tujuan

121
menciptakan koneksi antara bangunan dengan iklim setempat sehingga lingkungan
setempat menjadi ramah lingkungan dan hemat energi. Beberapa prinsip yang ada pada
Arsitektur Bioklimatik diterapkan dalam kawasan resort seperti penyediaan vegetasi
yang cukup untuk mengatasi udara panas pada daerah pesisir pantai. Vegetasi pesisir
ini juga bertujuan untuk memecah angin kuat yang berasal dari pantai sehingga dapat
menyebar di seluruh kawasan.

Gambar 5.4 Vegetasi pada pesisir pantai

Area semi outdoor juga diterapkan dalam kawasan dengan memberikan fasilitas
seperti area menembak (paintball), lapangan voli dan kawasan wisata hutan bakau,
sehingga pengunjung dapat menikmati resort dengan nyaman.

Gambar 5.5 Area Lapangan Olahraga

B. Penerapan Arsitektur Bioklimatik pada Bangunan Resort


Penerapan Arsitektur Bioklimatik tidak hanya diterapkan pada kawasan saja tetapi juga
pada bangunan. Bangunan dirancang dengan mengedepankan keramahan penggunaan

122
energi dengan menggunakan energi terbarukan. Perkerasan diminimkan dan
memberikan suasana hijau yang seimbang sehingga memberikan suasana sejuk
walaupun berada dalam area yang hangat.

Curtain Wall Skylight

Kaca tempered glass

Baja ringan

Kisi Kayu

Gambar 5.6 Penerapan Bangunan

Gambar 5.7 Interior Bangunan

5.2 Hasil Rancangan


5.2.1. Rencana Tapak
A. Rencana Kawasan
Kawasan resort menerapkan ruang semi privat yaitu area penunjang dan privat
yaitu rumah cottage resort. Fungsi penunjang juga termasuk seperti pos satpam, gardu
listrik, TPS, satellite kitchen dan lainnya.

123
Gambar 5.8 Rencana Tapak Resort

Gambar 5.9 Axonometri kawasan

B. Pencapaian Tapak
Lokasi perancangan berada di Pulau Galang tepatnya pada Jalan Reviola
bersebelahan dengan Pantai Tegar Bahari. Sebelum memasuki area resort pengunjung
akan melewati gerbang pada Jalan Reviola.

124
Gambar 5.10 Jalur Akses Kawasan

Jalan pada area kawasan terbagi atas dua yaitu semi privat yang berada pada
area depan resort dan privat yaitu pada bagian rumah-rumah cottage yang disewakan.
Jalur yang digunakan pengunjung resort ketika menuju cottage adalah jalur kayu yang
disuguhi pepohonan disekitarnya.

Gambar 5.11 Jalur Pengunjung Cottage

5.2.2. Massa Bangunan


A. Sarana Utama
Sarana utama adalah bangunan penopang dari keseluruhan kegiatan yang ada

125
pada resort, terbagi atas tiga bangunan dengan rincian sebagai berikut:
1) . Restoran
Restoran menyediakan makanan bagi pengunjung resort terutama pada bagian
penyewa cottage, dengan kapasitas mencapai 200 orang. Seperti pada restoran
umumnya yang memiliki pembagian ruang atas ruang resepsionis, ruang dapur, ruang
makan dalam ruang, ruang makan luar ruang serta ruang makan pada lantai atas.
Makanan yang disuguhi adalah sistem prasmanan yang juga disediakan pada lantai
atas.

Gambar 5.12 Restoran

2) . Main Building
Main building atau disebut juga sebagai bangunan utama yang menunjang
pengunjung ketika ingin menginap di resort. Bangunan ini menyediakan ruang
resepsionis, area tunggu tamu, ruang kantor bagi pengelola, retail dan juga area toko
roti.

126
Gambar 5.13 Main Building

3) . Support Building
Bangunan penunjang utama ini memberikan sarana bagi pengunjung untuk
menikmati resort seperti ruang gym, ruang spa, ruang sauna, mushola dan kolam
pemandian air panas.

Gambar 5.14 Support Building

B. Sarana Hunian Sementara


Fasilitas hunian sementara ini mencakup kepada Cottage Resort yang terbagi atas
lima tipe berikut rincian rumah cottage.
1) . Single Cottage Resort
Kamar ini menyediakan 1 kamar tidur, balkon dan juga kamar mandi yang dapat

127
digunakan oleh satu orang.

Gambar 5.15 Single Cottage

2) . Double Cottage Resort


Kamar double menyediakan satu kamar tidur, satu ruang keluarga, balkon dan
kamar mandi.

Gambar 5.16 Double Cottage

3) . Triple Cottage Resort


Kamar triple menyediakan satu kamar tidur, ruang keluarga, dapur, balkon dan
kamar mandi.

128
Gambar 5.17 Triple Cottage

4) . Suite Cottage Resort


Kamar Suite menyediakan satu kamar tidur, ruang keluarga, ruang tamu, dapur,
balkon dan kamar mandi yang disediakan bathup.

Gambar 5.18 Suite Cottage

5) . President Suite Cottage Resort


Kamar ini menyediakan ruangan yang lebih luas dengan memberikan kamar
tidur, kamar mandi dengan bathup, balkon, ruang keluarga, ruang tamu, ruang makan
dan dapur.

Gambar 5.19 President Suite Cottage

129
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik sebagai berikut :

1. Resort disebut sebagai tempat penginapan yang digunakan oleh wisatawan


lokal maupun mancanegara saat ingin merelaksasikan diri dari hiruk pikuk
kota, juga menyediakan wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan,
2. Penerapan Prinsip Arsitektur Bioklimatik merupakan tanggapan terhadap
kondisi lingkungan yang ada di Kota Batam khususnya Pulau Galang.
Arsitektur Bioklimatik merupakan suatu pendekatan yang menerapkan
hubungan antara desain bangunan dengan iklim lingkungan. Terdapat
beberapa prinsip yang dapat diterapkan pada desain bangunan untuk
mencapai pendekatan Bioklimatik seperti meminimalkan pemanasan
matahari pada bangunan, memaksimalkan potensi ventilasi alami,
pendinginan pasif bangunan, menurunkan suhu dengan menggunakan
vegetasi, menyediakan ruang-ruang semi outdoor, meminimalkan resiko
badai tropis dan memanfaatkan vegetasi sebagai kontrol kelembaban dan
suhu,
3. Menerapkan konsep yang tepat sebagai bentuk pemecahan permasalahan
yang ada pada daerah pesisir pantai, dengan menggunakan energi terbarukan
sehingga mengurangi penggunaan energi yang dapat merusak lingkungan
sekitar rancangan.

5.2 Saran

130
Adapun saran yang diperlukan dalam Perancangan Resort di Pesisir Pantai
Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah dengan
mengumpulkan data relevan yang di dapat antara judul rancangan dengan tema
agar tidak terjadi kendala dalam penyusunan serta mencari studi kasus yang ada
di Indonesia maupun di dunia. Dalam proses rancangan diperlukan data-data
pokok untuk di gali sehingga memerlukan manajemen waktu untuk mendapatkan
hasil yang ingin dicapai secara maksimal.

131
DAFTAR PUSTAKA

A. Prakoso and Y. A. de Lima, “Strategi Pengembangan Pariwisata Kreatif Berbasis


Masyarakat (Community-based Creative Tourism) Di Bintan,” Journal of Tourism and
Creativity, vol. 3, no. 2, pp. 101– 114, 2019.
Alidadi, S., & Zadeh, Z. Y. (2016). The Effect of Sustainable Architecture in Designing Five
Star Hotel. Turkish Online Journal of Design Art and Communication, 6 November,
3158-3165
Alim, H. (2017) ‘Resort Pantai dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai'.
Amelia (2019) ‘Prinsip Desain Bioklimatik’.
Anggraeni, F. R. (2018) ‘Perancangan Hotel Resort di Pantai Lenggoksono Kabupaten Malang
dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi'.
A. Devy and R. Soemanto, “Pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam sebagai daerah
tujuan wisata di Kabupaten Karanganyar,” Jurnal sosiologi dilema, vol. 32, no. 1, pp.
34–44, 2017
Castilla, M., Domingo Alvarez, J., Rodriguez, F., & Berenguel, M. (2014). Advances in
Industrial Control in Buildings
Correia, M., Gustavo, G., & Practices, B. (2019). Bioclimatic Architecture in Warm Climates.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-12036-8
Drs H. Ahmad Dahlan, M. (2011) ‘Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung’.
Handoko, J. P. S. and Ikaputra (2019) ‘Prinsip desain arsitektur bioklimatik pada iklim tropis’,
6(2). doi: 10.26418/lantang.v6i2.34791.
Hyde, R. A.,Yeang, K., Groenhout, N., Barram, F., Webster-Mannison, M., Healey, K., &
Halawa, E. (2009). Exploring Synergies with Innovative Green Technologies for
Advanced Renovation Using A Bioclimatic Approach. Architectural Science Review,
52 (3), 229-236.
H. K. Cahyaningrum, H. Hardiyati, and R. Nugroho, “Implementasi Prinsip Desain Arsitektur

132
Bioklimatik Pada Bangunan Perpustakaan Di Klaten,” ARSITEKTURA, vol. 15, no.
2, pp. 434–438, 2017.
Krisnawati, N. (2014) ‘Hotel Resort di Kota Batu dengan Tema Hotel Resort di Kota Batu'.
Lauzet, N., Mauree, D., Colinart, T., Musy, M., & Lapray, K. (2019). Bioclimatic Building
Design Considering Urban Microclimate. Journal of Physics: Conference Series, 1343
(1).
Nurhasanah, D. (2016) ‘Perkembangan Arsitektur Bioklimatik'.
Nurmalita, A. (2018) ‘Perancangan Low-Rise Apartment dengan Pendekatan Arsitektur
Bioklimatik di Surabaya'.
S. Supriono, “Analisis Deskripsi Potensi Pariwisata Kota Batam Dalam Rangka Menjaring
Wisatawan Mancanegara,” Jurnal Pariwisata Terapan, vol. 1, no. 2, pp. 97–106, 2017.
S. Astria Melanira, “Penerapan Bangunan Rumah Lingkungan Dalam Kajian Arsitektur
Bioklimatik (Sekolah Alam Bekasi (Sasi)),” ARJOUNA: Architecture and
Environtment Journal of Krisnadwipayana, vol. 4, no. 2, 2022.
Perfetto, G. M., & Lamacchia, F. P.(2016). Zero Energy Hotels and Sustainable Mobility in
the Islands of Aegean Sea (Greece). International Journal of Clean Coal and Energy,
05 (02), 23-36.
R. W. Putra, R. M. Firmansyah, W. Wagianto, G. Gunansyah, and E. Kamal, “Kajian
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Indonesia (Review: Reklamasi Teluk Benoa),”
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, vol. 8, no. 3, pp. 175–180, 2021.
Yanti and C. A. Pane, “Eksistensi Objek Wisata Turi Beach Di Kecamatan Nongsa Dalam
Mengembangkan Pariwisata Di Kota Batam,” HISTORIA: Journal of Historical
Education Study Program, vol. 4, no. 1, pp. 46–57, 2019.

133
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kebutuhan Ruang

Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

Lobby 1 100 0.9 m/org 90 m2 NAD


R.Penerima Tamu 1 2 0.54 m/org 1.1 m2 NAD
R.Resepsionis 1 4 1.0 m/org 4 m2 NAD
R.Informasi 2 2 3.0 m/org 12 m2 NAD
R.Tunggu 1 25 2-3 m/org 50 m2 NAD
R.Santai 1 25 0.9 m/org 22.5 m2 AS
Cafe 1 30 2.5 m/org 75 m2 NAD
Lapangan Tembak 1 6 600 m/unit 600 m2 AS
Lapangan Voli 1 12 16 x 8 m/unit 128 m2 NAD
Pantai
Jogging Track 1 4 600 m 600 m2 NAD
R.Senam 1 6 3 m/org 18 m2 NAD
R.Gym 1 15 10 x 5 m/unit 50 m2 AS
Sub Total 1.650,6 m2
Sirkulasi 20% 330,12 m2
Total 1980,7 m2

Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

Single Cottage

Kamar Tidur Utama 1 1 15 m/unit 15 m2 AS


Kamar Mandi 1 2 2.25 m/org 4.5 m2 NAD
Dapur 1 2 5 m/unit 5 m2 AS
Balkon 1 2 1.5 m/org 3 m2 AS

134
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

Jumlah Cottage 20 Single Cottage


Sub Total 550 m2
Sirkulasi 20% 110 m2
Total 660 m2

Double Cottage

R.Tamu 1 4 9 m/unit 9 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 1 21 m/unit 21 m2 AS
Dapur 1 4 7 m/unit 7 m2 AS
Kamar Mandi 2 4 2.25 m/org 18 m2 NAD
Balkon 1 2 2 m/org 4 m2 AS
Jumlah Cottage 25 Double Cottage
Sub Total 1475 m2
Sirkulasi 20% 295 m2
Total 1770 m2
Triple (family) Cottage

R. Tamu 1 4 10 m/unit 10 m2 AS
R. Keluarga 1 4 6 m/unit 6 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 2 21 m/unit 21 m2 AS
Dapur 1 2 8 m/unit 8 m2 AS
Kamar Mandi 1 2 2.25 m/org 4.5 m2 NAD
Balkon 1 3 2 m/org 6 m2 AS
Jumlah Cottage 40 Triple Cottage
Sub Total 2.220 m2
Sirkulasi 20% 444 m2
Total 2664 m2
Suite Cottage

R. Tamu 1 6 15 m/unit 15 m2 AS

135
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

R. Keluarga 1 6 8 m/unit 8 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 2 25 m/unit 25 m2 AS
Dapur 1 4 10 m/unit 10 m2 AS
Kolam Renang Kecil 1 - 100 m/unit 100 m2 AS
Kamar Mandi 2 2 2.25 m/org 9 m2 NAD
Balkon 1 6 2 m/org 12 m2 AS
Jumlah Cottage 6 Suite Cottage
Sub Total 1074 m2
Sirkulasi 20% 214,8 m2
Total 1288,8 m2
President Suite Cottage

R. Tamu 1 8 20 m/unit 20 m2 AS
R. Keluarga 1 8 10 m/unit 10 m2 AS
Kamar Tidur Utama 2 2 25 m/unit 50 m2 AS
Dapur 1 6 12 m/unit 12 m2 AS
Kolam Renang Besar 1 - 200 m/unit 200 m2 AS
Kamar Mandi 3 2 2.25 m/org 13.5 m2 NAD
Balkon 1 10 2 m/org 20 m2 AS
Mini Library 1 4 6 m/unit 6 m2 AS
Jumlah Cottage 1 President Suite Cottage
Sub Total 331,5 m2
Sirkulasi 20% 66,3 m2
Total 397,8 m2

Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

Sauna and Spa

Kasir 1 4 0.36 m/org 1.44 m2 NAD

136
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

R. Konsultasi 2 4 2 m/org 16 m2 NAD


R. Spa 4 10 1.2 m/org 48 m2 NAD
R. Sauna 3 4 2 x 1.6 m/unit 9.6 m2 NAD
R. Pemandian Air 2 8 5 x 5 m/unit 50 m2 AS
Panas
Gudang 2 4 0.8 m/org 6,4 m2 NAD
Sub Total 131,44 m2
Sirkulasi 20% 26,30 m2
Total 157,70 m2
Administrasi

R.General Manager 1 3 1.33 m/org 4 m2 NAD


R. Pemasaran 1 3 1.33 m/org 4 m2 NAD
R. Administrasi 1 2 6 m2 6 m2 NAD
R. Staff 1 15 2.3 m/org 34.5 m2 NAD
R. Arsip 1 2 2.5 m/org 5 m2 NAD
R. Rapat 1 20 2 m/org 40 m2 NAD
Toilet 3 5 2.25 m/org 33.75 m2 NAD
Dapur 1 4 1.2 m/org 4.8 m2 NAD
Gudang 1 2 5 x 6 m/unit 30 m2 AS
Sub Total 162.05 m2
Sirkulasi 20% 32.41 m2
Total 194.46 m2
Mini Market
Kasir 1 2 0.72 m/org 1.44 m2 NAD
R. Display 1 8 0.78 m/org 6.24 m2 NAD
Gudang 1 2 5 x 6 m/unit 30 m2 AS
Sub Total 37.68 m2
Sirkulasi 20% 7.5 m2

137
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

Total 45.18 m2
Kolam Renang
Kolam pemandian 1 - 200 m/unit 200 m2 AS
Air panas
Penyewaan Alat 1 - 30 m2 30 m2 AS
Diving
R. Loker 2 30 0.9 m/org 54 m2 NAD
R. Ganti 4 10 1.25 m/org 50 m2 NAD
R. Bilas 4 10 2.25 m/org 90 m2 NAD
Toilet 10 1 2.25 m/org 22.5 m2 NAD
Sub Total 446 m2
Sirkulasi 20% 89.3 m2
Total 535.8 m2
Restoran

R. Makan 1 50 1.2 m/org 60 m2 NAD


Pantry 1 2 2.5 m/org 5 m2 AS
Dapur 1 10 1.2 m/org 12 m2 NAD
Gudang 1 5 20 m2 20 m2 AS
Penyimpanan
Sub Total 97 m2
Sirkulasi 20% 19.4 m2
Total 116.4 m2

Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

R. Panel 1 2 10 m/unit 10 m2 AS
R. Genset 1 3 3.6 m/org 10.8 m2 AS
R. Pompa 1 1 12.5 m/unit 12.5 m2 AS
R. Janitor 3 1 5 m/org 15 m2 NAD

138
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber

R. CCTV 1 2 15 m/unit 15 m2 AS
Pos Keamanan 4 2 2.5 m/org 20 m2 NAD
TPS 2 1 15 m/unit 30 m2 AS
Sub Total 113.3 m2
Sirkulasi 20% 22.7 m2
Total 136 m2
Umum
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
Money Changer 1 2 2.5 m/org 5 m2 NAD
ATM Center 4 2 1.6 m/org 12.8 m2 NAD
Smoking Area 2 2 4 m/org 8 m2 AS
Klinik Kesehatan 1 2 4 m/org 8 m2 AS
Mushola 2 50 0.96 m/org 96 m2 NAD
Tempat Wudhu 2 10 2.4 m/org 48 m2 NAD
R. Laundry 30 1 0.5 m/org 15 m2 NAD
WC difabel 6 1 1.6 x 1.8 m 17.28 m2 AS
Parkir
Mobil 35 1 2.4 x 5.5 m 462 m2 NAD
Mobil Khusus 10 1 5 x 3.6 m 180 m2 NAD
Difabel
Motor 50 1 1 x 2.2 m 110 m2 NAD
Bus 2 1 12 x 24 m 576 m2 NAD
Sub Total 1718.1 m2
Sirkulasi 20% 343.6 m2
Total 2061.7 m2

139

Anda mungkin juga menyukai