Oleh:
Irvan Nugraha
NIM. 1707122885
Oleh
Irvan Nugraha
NIM. 1707122885
Disusun oleh
Irvan Nugraha
NIM. 1707122885
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
Telah berhasil disidangkan dihadapan Tim penguji dan diterima sebagai bagian
Persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Pada Tanggal 12 Mei 2022
Dr. Muhammad Rijal, S.T., M.T. Muhd. Arief Al Husaini, S.T., M.T.
NIP. 19750427 200501 1 002 NIP.19910920 201803 1 001
Mengetahui,
Jurusan Arsitektur
Fakultas Tenik Universitas Riau
Ketua,
Irvan Nugraha
NIM. 1707122885
iii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberi penulis keadaan yang sehat wal’afiat sehingga diberikan Nya izin ntuk
menyelesaikan penulisan laporan skripsi Arsitektur yang berjudul Perancangan
Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur
Bioklimatik. Penulisan laporan Skripsi Arsitektur ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk Tugas Akhir Tingkat Sarjana Teknik Program
Studi Arsitektur pada Fakultas Teknik Universitas Riau. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
iv
10. Kepada teman-teman Arsitektur UNRI angkatan 2017 yang memberikan
semangat dan bantuannya dalam penyelesaian Skripsi Arsitektur ini.
11. Dan seluruh pihak yang terlibat dalam membantu penulis dalam menyelesai
laporan Skripsi Arsitektur ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada
penulisan laporan Skripsi Arsitektur ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
laporan Skripsi Arsitektur ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Irvan Nugraha
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Riau, saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Irvan Nugraha
Nim : 1707122885
Program Studi : Arsitektur
Jurusan : Arsitektur
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi
(Irvan Nugraha)
vi
Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik
Irvan Nugraha
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRAK
Pulau Galang merupakan salah satu daerah yang berada di Kota Batam yang
memiliki potensi pariwisata salah satunya wisata alam. Wisata alam yang ada di
Pulau Galang seperti Kampung Vietnam dan mempunyai beberapa pantai indah
disekitarnya. Pantai Reviola menjadi salah satu pantai yang menjadi potensi Pulau
Galang dengan potensi pantai yang memiliki pasir putih dan lokasi yang jauh dari
kebisingan kota. Pantai ini merupakan kawasan pesisir yang memerlukan
rancangan dengan sebuah pendekatan dala melakukan eksplorasi bentuk. Arsitektur
Bioklimatik menjadi salah satu pendekatan yang dapat digunakan sebagai
hubungan antara iklim dan bangunan. Pantai Reviola tidak begitu berbeda dengan
pantai lainnya yang memiliki site dengan iklim suhu dan kelembaban yang tinggi,
memanfaatkan desain pasif berupa meminimalkan pemakaian energi dan ramah
lingkungan. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif,
pengambilan data baik primer maupun sekunder kemudian di analisa dengan tujuan
memiliki fungsi terkait Perancangan Resort di pesisir pantai reviola Kota Batam
dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik, sehingga mendapat konsep
perancangan yang tepat dan berkualitas.
vii
Resort Design on the Coast of Reviola’s Beach Batam City with a Bioclimatic
Architecture Approach
Irvan Nugraha
Architecture Study Program
Faculty of Engineering, Riau University
ABSTRACT
Galang Island is one of Batam City's tourist hotspots, with nature tourism being
one of them. Natural tourism on Galang Island is similar to Kampung Vietnam, and
the island is surrounded by lovely beaches. Reviola Beach is one of the beaches on
Galang Island that has the potential for beaches with white sand and a position far
away from the city's noise. This beach is a coastal region that necessitates a design
that takes a shape-exploration approach. Bioclimatic Architecture become one as
a relationship between climate and buildings. Reviola Beach is not different with
other beaches, the site with high temperature and humidity climates can be
minimizes by minimalizes energy consumption and eco-friendly. The method used
is a qualitative method by using primary and secondary data that being collected
and analyzed to the function of Resort Design on the coast of Reviola Batam City
using a Bioclimatic Architecture principle, in order to obtain the best design
concept.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xxv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1
1.2 Identifikasi
Masalah
3
1.3
Tujuan
4
1.4 Lingkup /
Batasan
4
1.4.1. Lingkup
4
1.4.2. Batasan
4
1.5 Kerangka
Berfikir
4
1.6 Sistematika
Pembahasan
5
1.7 Keaslian
Penulisan
6
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Fungsi
Resort
12
2.1.1. Tinjauan Fasilitas
Resort
12
2.1.2. Karakteristik
Resort
13
2.1.3. Jenis-Jenis
Resort
14
2.1.4. Kriteria
Resort
15
2.1.5. Prinsip Desain
Resort
16
2.1.6. Kajian
Arsitektural
17
2.1.7. Kajian Bangunan Tepi
Pantai
33
2.2 Tinjauan Tema
Rancangan
35
2.2.1. Pengertian Arsitektur dan
Iklim 35
2.2.2. Pengertian
Bioklimatik
35
2.2.3. Perkembangan
Bioklimatik
36
2.2.4. Prinsip Arsitektur
Bioklimatik
37
2.2.5. Data Klimatik
Site 39
2.3 Studi Banding Fungsi dan Tema Perancangan
Sejenis
41
2.3.1. Studi Banding Fungsi Perancangan
x
Sejenis
41
2.3.2. Studi Banding Tema Perancangan
Sejenis
51
xi
4.1.4. Analisis Kebutuhan
Ruang
77
4.1.5. Analisis Program
Ruang
81
4.1.6 Analisis Perhitungan Besaran
Ruang 87
4.1.7. Penzoningan
88
4.2 Analisis Sistem
Bangunan
89
4.2.1. Struktur dan
Konstruksi
89
4.2.2. Analisis
Pencahayaan
93
4.2.3. Analisis
Akustik
94
4.2.4. Analisis
Penghawaan
95
4.2.5. Analisis Sanitasi dan
Plumbing
96
4.2.6. Analisis Sistem
MEE 98
4.2.7. Analisis Sistem Pencegah Kebakaran (Fire
Protection)
98
4.2.8. Analisis Sistem
Keamanan
99
4.2.9. Analisis Sistem
Komunikasi
99
4.2.10.Analisis Sistem
Sampah
100
4.2.11.Analisis Penangkal
Petir 100
xii
4.3 Analisis Penerapan
Tema
101
4.4 Analisis
Site
103
4.4.1. Lokasi dan Batas
Site 103
4.4.2. Kondisi Potensi
Tapak
103
4.4.3. Analisis Pencapaian
Tapak
104
4.4.4. Analisis Matahari, Angin dan
Vegetasi
104
4.4.5. Analisis Kebisingan dan
Drainase
106
4.4.6. Analisis
Sirkulasi
108
4.4.7. Analisis
View 108
4.5 Analisis Tampilan Fisik
Bangunan
109
4.5.1.Gaya
Bangunan
109
4.5.2.Gubahan
Massa
109
4.5.3.Fasad
Bangunan
110
4.5.4. Warna
110
4.5.5.Material
111
4.5.6.Struktur
111
4.6
Konsep
112
xiii
4.6.1.Konsep
Dasar 112
4.6.2. Konsep
Bentukan
112
4.6.3. Konsep
Interior
113
4.6.4. Konsep
Tapak
114
4.6.5. Konsep Sirkulasi dan
Parkir 115
4.6.7. Konsep
Vegetasi
117
DAFTAR
PUSTAKA
132
LAMPIRAN
134
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 2.1 Standar Meja Registrasi Tamu
19
Gambar 2.2Standar Ruang Tunggu
19
Gambar 2.3 Standar
Kasir
20
Gambar 2.4 Standar Ruang Toilet
20
Gambar 2.5 Standar Toilet Disabilitas
20
Gambar 2.6 Single Room
21
Gambar 2.7 Twin Room
22
Gambar 2.8 Triple Room
22
Gambar 2.9 Suite Room
23
Gambar 2.10 President Suite Room
23
Gambar 2.11 Lapangan Paint Ball
24
Gambar 2.12 Ruang Fitnes Luas 200 m2
25
Gambar 2.13 Standar Ruang Senam
25
xvi
Gambar 2.14 Standar Lapangan Bulutangkis
25
Gambar 2.15 Standar Meja Tenis
26
Gambar 2.16 Standar Ruang Sauna
26
Gambar 2.17 Standar Lapangan Basket
26
Gambar 2.18 Standar Meja Pengelola
27
Gambar 2.19 Ruang
Operator
29
Gambar 2.20 Standar Display Kue
29
Gambar 2.21 Ruang Produksi
30
Gambar 2.22 Perbandingan ukuran kendaraan
31
Gambar 2.23 Standar ukuran mobil pribadi
31
Gambar 2.24 Parkir khusus Disabilitas
31
Gambar 2.25 Standar Ukuran Meja Tempat Duduk
32
Gambar 2.25 Standar Jarak Tempat Makan
33
Gambar 2.26 Frekuensi Suhu Kota Batam
40
Gambar 2.27 Analisis Suhu Kota Batam
40
xvii
Gambar 2.28 Anantara Uluwatu
41
Gambar 2.29 Fasilitas Anantara Uluwatu Bali
41
Gambar 2.30 Warna yang digunakan
42
Gambar 2.31 Reception Lobby
43
Gambar 2.32 Lokasi SBS Resort
43
Gambar 2.33 SBS Resort
44
Gambar 2.34 SBS Resort
45
Gambar 2.36 Lokasi Nongsa Point Marina & Spa
46
Gambar 2.37 Pembagian Zona Resort
46
Gambar 2.39 Fasilitas pendukung Nongsa Point flyboard, wakeboarding dan kolam
renang
47
Gambar 2.40 Lokasi Keemala Resort
47
Gambar 2.41 Zonasi Pembagian Keemala Resort Phuket
48
Gambar 2.42 Rumah dan Villa di Keemala Resort
49
Gambar 2.43 Bird Nest Pool Villa and Clay Pool Cottage
50
Gambar 2.44 Bioclimatic European School
51
xviii
Gambar 2.45 School Courtyard
52
Gambar 2.46 School Kindergarten
52
Gambar 2.47 Concept Diagram
53
Gambar 2.49 Site Diagram
53
Gambar 2.50 Wastewater Treatment and Integration System
54
Gambar 2.51 Section A1 and Section A3
54
Gambar 2.52 Pollinator Park 2050
55
Gambar 2.53 Pollinator Park
55
Gambar 2.54 Bagian Dalam Pollinator Park
56
Gambar 2.55 Tampak Atas Pollinator
Park
56
Gambar 2.56 Function
Park
57
Gambar 2.57 Cocoon Hotel & Resort
57
Gambar 2.58 Tampak Atas Resort
58
Gambar 2.60 Cocoon Hotel & Resort
59
Gambar 3.1 Bagan Metode Kualitatif
66
xix
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kepulauan Riau 2015 – 2019
67
Gambar 3.3 Lokasi Tapak
68
Gambar 3.4 Batas Tapak
68
Gambar 3.4 Bagan Alur Perancangan
71
Gambar 4.1 Fungsi Utama
72
Gambar 4.2 Fungsi Sekunder
73
Gambar 4.3 Fungsi Penunjang
73
Gambar 4.4 Aktivitas Alur Pengelola
75
Gambar 4.5 Aktivitas Jalur Servis
76
Gambar 4.6 Aktivitas Jalur Pengunjung
77
Gambar 4.7 Area Zona
89
Gambar 4.8 Stuktur Pondasi Tiang
Pancang
90
Gambar 4.9 Struktur Beton Betulang
90
Gambar 4.10 Struktur Rangka Baja Ringan
91
Gambar 4.11 Pondasi Tiang Pancang Beton
91
xx
Gambar 4.12 Struktur Pondasi Batu Kali
92
Gambar 4.13 Rangka Atap
92
Gambar 4.14 Sketsa Pencahayaan Alami
93
Gambar 4.15 Sketsa Pencahayaan Buatan
94
Gambar 4.16 Sketsa Akustik
94
Gambar 4.17 Sketsa Dinding Double Wall
95
Gambar 4.18 Sketsa Penghawaan Alami
95
Gambar 4.19 Air Conditioner
96
Gambar 4.20 Skema Air Bersih
97
Gambar 4.21 Skema Penampungan Air Hujan
97
Gambar 4.22 Skema Jaringan Air Kotor
98
Gambar 4.24 Sketsa Fire Protection
99
Gambar 4.25 Skema Fire Protection
99
Gambar 4.26 Skema Pembuangan Sampah
100
Gambar 4.27 Skema Penangkal Petir
101
xxi
Gambar 4.28 Lokasi Tapak
103
Gambar 4.30 Eksisting arah matahari dan
angin
105
Gambar 4.31 Tanggapan Matahari
106
Gambar 4.32 Tanggapan Angin
106
Gambar 4.32 Kebisingan dari Jalan
107
Gambar 4.33 Analisa Kebisingan
107
Gambar 4.34 Tanggapan Drainase
107
Gambar 4.35 Analisa Sirkulasi
108
Gambar 4.36 View dalam ke luar
109
Gambar 4.37 Skema Konsep
112
Gambar 4.38 Sketsa Bangunan utama
113
Gambar 4.39 Sketsa Rumah Tampak
113
Gambar 4.40 Konsep Interior
114
Gambar 4.41 Konsep Rencana Tapak dan Pembagian Fasilitas
115
Gambar 4.42 Konsep Sirkulasi dan Parkir
116
xxii
Gambar 4.43 Konsep fasad Sisik Ikan
116
Gambar 4.44 Penerapan fasad pada Bangunan utama
117
Gambar 5.1 Konsep Kawasan
120
Gambar 5.2 Hasil Konsep Kawasan
120
Gambar 5.3 Hasil Konsep Resort
121
Gambar 5.4 Vegetasi pada pesisir pantai
122
Gambar 5.5 Area Lapangan Olahraga
122
Gambar 5.6 Penerapan Bangunan
123
Gambar 5.7 Interior Bangunan
123
Gambar 5.8 Rencana Tapak Resort
124
Gambar 5.9 Axonometri kawasan
124
Gambar 5.10 Jalur Akses Kawasan
125
Gambar 5.11 Jalur Pengunjung Cottage
125
Gambar 5.12 Restoran
126
Gambar 5.13 Main Building
127
xxiii
Gambar 5.14 Support Building
127
Gambar 5.15 Single Cottage
128
Gambar 5.16 Double Cottage
128
Gambar 5.17 Triple Cottage
129
Gambar 5.18 Suite Cottage
129
Gambar 5.19 President Suite Cottage
129
xxiv
DAFTAR TABEL
xxv
Tabel 4.2 Analisa Kebutuhan
Ruang
77
Tabel 4.3 Analisa Program Ruang Fasilitas
Utama
81
Tabel 4.4 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Sauna and
Spa
84
Tabel 4.5 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung
Administrasi
84
Tabel 4.6 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Mini
Market
85
Tabel 4.7 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Kolam
Renang
86
Tabel 4.8 Analisa Program Ruang Fasilitas Penunjang
Operasional
86
Tabel 4.9 Analisa Program Fasilitas Penunjang
Umum
86
Tabel 4.10 Luas Keseluruhan
Bangunan
87
Tabel 4.11 Penerapan
Tema
101
Tabel 4.12 Jenis Tanaman Lokasi
Tapak
104
Tabel 4.13 Analisis
Warna
110
Tabel 4.14 Jenis dan Fungsi Vegetasi dalam
Konsep
117
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Kebutuhan
Ruang
134
xxvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dikarenakan aturan pelarangan sementara orang asing masuk ke wilayah Negara
Republik Indonesia yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia melalui Menkumham RI
yang berlaku sejak 02 April 2020 akibat merebaknya wabah Covid-19 yang berdampak
besar pada industri pariwisata. Total data kunjungan per tahun dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1.1 Data Wisatawan Kota Batam 2016-2019
Bulan Tahun
2016 2017 2018 2019
Januari 108.888 129.728 115.551 134.415
Februari 120.531 95.061 155.670 159.248
Maret 125.324 127.308 175.194 172.461
April 125.573 134.218 144.104 154.810
Mei 123.410 112.333 142.157 145.447
Juni 121.523 125.835 167.398 175.001
Juli 103.647 118.460 144.235 147..690
Agustus 99.724 120.042 159.218 183.401
September 114.052 118.558 153.944 159.331
Oktober 114.020 112.766 141.337 158.619
November 106.953 120.108 155.283 167.288
Desember 159.277 192.796 233.153 190.232
Total 1.422.922 1.507.213 1.887.244 1.947.943
2
Rancangan mencerminkan interaksi antara sesama manusia, tidak hanya
memandang objek sebagai arsitektural melainkan juga memandang sebagai karya,
maka membentuk kesan bahwa resort tidak hanya dinikmati oleh seorang saja tetapi
dapat dinikmati bersama dengan orang lain yang akan mewakili kenyamanan dari
pendekatan arsitektur bioklimatik.
Melalui pendekatan arsitektur biolimatik, rancangan bangunan divisualisasikan
dengan cara menghubungkan alam dan bangunan dengan memperhatikan keselarasan,
kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan rancangan. Pengoptimalan
penggunaan energi juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan sekitar, sehingga
menghasilkan bangunan yang ramah terhadap lingkungan dengan bentukan massa yang
unik dan menjadi ikon tersendiri bagi Kota Batam.
1.3 Tujuan
Tujuan dari Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengidentifikasi fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan pengunjung
3
untuk mewadahi kegiatan di Resort Pesisir Pantai Reviola dengan tema
bioklimatik.
2. Merumuskan penerapan tema Bioklimatik pada rancangan Resort di Pesisir
Pantai Reviola.
3. Menerapkan konsep Bioklimatik dimana dapat mengurangi penggunaan energi
dan juga ramah terhadap ekosistem yang ada pada pesisir pantai.
1.4.2. Batasan
Dalam perancangan diperlukan batasan dalam merancang penginapan kelas
atas yang menyediakan fasilitas pendukung yaitu Resort bintang lima (5) di pesisir
pantai reviola Kota Batam, pemilihan resort ini diharapkan dapat memberikan fasilitas
yang layak bagi masyarakat dan pengunjung .
Latar Belakang
5
Metode perancangan menjelaskan tentang paradigma perancangan yaitu
strategi perancangan dan metode pengumpulan data, tinjauan lokasi berupa latar
belakang pemilihan lokasi serta building coverage dengan alur perancangan bangunan.
BAB IV : ANALISIS DAN KONSEP
Bab ini menganalisis mengenai perancangan meliputi analisis tapak, analisis
fungsional, analisis sistem mechanical and electrical engineering (MEE), analisis
sistem utilitas, analisis eksisting, analisis tampilan fisik bangunan, dan analisis lain
yang diperlukan dan juga membahas tentang konsep bangunan.
BAB V : HASIL DESAIN
Bab ini membahas hasil rancangan pada desain bangunan di lengkapi dengan
hasil 3D dan foto-foto rancangan
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang di dapat dari hasil merancang
Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan Pendekatan
Arsitektur Bioklimatik.
6
meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh alam agar tidak memburuk.
Metode yang digunakan adalah zoning agar aspek-aspek penting dapat
memenuhi kriteria seperti pencahayaan, ventilasi, visibilitas, dll. untuk
menghemat energi. Selanjutnya dengan memanfaatkan potensi alam sekitar
dapat memperkuat karakter desain sebagai resort petualangan.
2. Resort Pantai dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular di Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai oleh A.Hasrul Alim, Universitas Negeri Alauddin
Makassar,2020.
Perancangan tersebut didasarkan pada salah satu titik menarik di
Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Sinjai yaitu Pulau Sembilan, gugusan
pulau-pulau kecil dengan dukungan potensi alam yaitu terumbu karang, koral
dan berbagai jenis ikan hias. . Perancangan menggunakan arsitektur vernakular
merupakan bentuk perkembangan dari arsitektur tradisional dimana arsitektur
tradisional sangat erat kaitannya dengan tradisi hidup, tatanan kehidupan,
perilaku dan wawasan masyarakat, sedangkan arsitektur vernakular adalah
desain yang disesuaikan dengan iklim setempat, menggunakan teknik dan
bahan lokal, dan dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya dan budaya, ekonomi
dan budaya masyarakat setempat. Perancangan ini bertujuan untuk menjadi
salah satu selling point di sektor pariwisata Sulawesi Selatan dengan
menggunakan bentuk dan bahan rumah panggung yang khas dan berbeda dari
yang lain.
3. Perancangan Hotel Resort di Ngadas dengan tema pendekatan Arsitektur
Nusantara oleh Firdaus Zuhdi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, 2013.
Wisatawan datang ke desa Ngadas akan lebih memilih jalan Malang ke
Gunung Bromo dan Semeru karena keindahan alam yang diberkahi lebih
menarik daripada pintu masuk lainnya. Keindahan alam yang dihadirkan
menyerupai pemandangan lahan pertanian masyarakat di lereng gunung.
Perancangan hotel resort dengan tema nusantara ini disesuaikan dengan potensi
7
alam dan wisata serta ciri khas budaya suku Tengger yang bernilai lokal lainnya
yang berbeda dengan suku-suku nusantara.
4. Resor wisata bambu di Pekanbaru dengan Pendekatan Arsitektur Modern Jurnal
oleh Rama Arwana, Pedia Aldy, Wahyu Hidayat, Universitas Riau,2015.
Perancangan ini dilatar belakangi dari daerah Pekanbaru sendiri yang
belum memiliki banyak menyediakan fasilitas home stay seperti resort pada
umumnya di lokasi wisata yang ada. Kawasan wisata ini akan menarik banyak
minat para wisatawan lokal dan asing karena memungkinkan pengunjung untuk
tetap tinggal di wisata tersebut. Rancangan ini didasarkan dengan pendekatan
arsitektur modern dengan konsep ekomodern yang memanfaakan potensi
kekayaan alam di Pekanbaru yaitu bambu sebagai material utama. Penerapan
ini bertujuan agar kawasan dapat merespon lingkungan sekitar dengan baik
serta untuk menimbulkan kesan penggunaan material alami yang kuat.
5. Perancangan Pusat Perbelanjaan (Rehabilitasi Medan Plaza) dengan
pendekatan Arsitektur Bioklimatik oleh Sumiardi Universitas Medan Area,
2017.
Rancangan ini di dasari oleh potensi Medan Plaza sebagai salah satu
pasar yang besar untuk pusat perbelanjaan. Dengan merehabilitasi pusat
perbelanjaan Medan plaza Center menjadi solusi yang tepat untuk
mengembalikan fungsi nya sebagai pasar. Penggunaan pendekatan Bioklimatik
dikarenakan akan mengarah pada penyelesaian desain bangunan yang hemat
energi, nyaman dan ramah lingkungan hal ini di tujukan agar meredam efek
rumah kaca pada lingkungan urban.
8
di kota Makassar yang berfungsi sebagai pusat perawatan saraf dan juga sebagai
pusat penyembuhan jiwa. Bangunan dengan iklim tropis yang panas dan
lembab hanya dapat dilakukan dengan baik jika pengaruh lingkungan seperti
pencahayaan dan pengkondisian udara diperhitungkan. Temperatur dan
kelembaban yang tinggi tidak nyaman karena penguapan rendah dan
pergerakan udara umumnya lebih sedikit, kecuali di daerah pesisir. Dengan
mengusung tema pendekatan arsitektur bioklimatik diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang lebih khusus dan terspesialisasi dibandingkan
rumah sakit umum lainnya di Indonesia khususnya di kota Makassar.
7. Resor Kampung Nelayan Berdasarkan Pendekatan Arsitektur Hijau Dengan
Standar GBCI oleh Ari W Universitas Riau, 2014
Resor adalah sebuah tempat menginap dimana memiliki fasilitas untuk
kegiatan bersantai seperti renang, spa, tracking dan jogging. Arsitektur Hijau
berdasarkan GBCI lokasi resor ini akan terletak di daerah Kelurahan
Sembulang, Kecamatan Galang, Pulau Rempang Kepulauan Riau, pemilihan
ini dirasa tepat karena Kelurahan Sembulang memiliki pantai yang potensial.
Oleh karena itu, penambahan rancangan resor diharapkan membuat lokasi
menjadi maksimal. Pendekatan Arsitektur Hijau dalam rancangan resor dipilih
sebagai acuan untuk seorang arsitek peduli terhadap lingkungan, serta melihat
apa yang telah terjadi terhadap iklim extrime di bumi ini.
8. Ulu Kasok Resort di Desa Pulau Gadang Kabupaten Kampar dengan
Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular, Sayid Al-Fajri Saleh Universitas Riau,
2018
9
Indonesia yang memiliki potensi besar dari sektor kepariwisataan, akan tetapi
potensi ini di abaikan oleh pemerintah dalam aspek lingkungan, pengelolaan,
hingga aspek sumber daya manusia, sehingga kawasan tersebut belum berjalan
maksimal. Perancangan kawasan resort yang dirancangan dengan tema Neo-
Vernakular mengambil prinsip dari rumah Lontiok. Menurut Leon Krier dalam
Saputra (2017) Arsitektur Neo-Vernakular tidak hanya menerapkan elemen-
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga elemen non
fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Skripsi Arsitektur
10
NO PENULIS JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN
Bioklimatik
6. Wahyudin. Hasan, Perencanaan Gedung Pada tema Pada fungsi
Universitas Islam Neurologi dengan perancangan yaitu
Negeri Alauddin pendekatan Arsitektur yaitu pendekatan perencanaan
Makassar,2017 Bioklimatik Arsitektur Gedung
Bioklimatik Neurologi
7. Jurnal oleh Ari.W, Resor Kampung Pada fungsi Pada tema
Wahyu H, Mira D.S, Nelayan berdasarkan rancangan yaitu rancangan yaitu
Universitas Riau, Pendekatan Arsitektur Resor Arsitektur Hijau
2014 Hijau dengan Standar dengan standar
GBCI GBCI
8. Jurnal oleh Sayid Ulu Kasok Resort di Pada fungsi Pada tema
Al-Fajri Saleh, Desa Pulau Gadang rancangan yaitu rancangan yaitu
Pedia Aldy, Wahyu Kabupaten Kampar Resort Arsitektur Neo-
Hidayat, Universitas dengan Pendekatan Vernakular
Riau, 2018 Arsitektur Neo-
Vernakular
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
resort memiliki khas tersendiri seperti berada di area gunung, tepi pantai, bukit maupun
area wisata lainnya.
Fasilitas yang ada pada resort dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu:
a. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pengelola usaha
seperti tempat ibadah, toilet umum dan lainnya.
b. Fasilitas olahraga adalah fasilitas yang di berikan untuk digunakan di
dalam ruangan maupun luar ruangan. Contoh kolam renang, lapangan
basket, tenis, dan permainan lainnya. (Wirjasantos:1984)
c. Fasilitas kantor adalah fasilitas yang disediakan untuk pengelola
ataupun pegawai yang bekerja di suatu usaha. Fasilitas yang disediakan
seperti ruang kantor, peralatan kerja, tempat parkir dan sebagainya.
Untuk resort sendiri memerlukan ruangan khusus bagi pegawai resort
seperti ruang pengelola, ruang istirahat dan makan serta ruang lainnya.
Menurut Keputusan Dirjen Pariwisata No.14/U/11/1988, sebuah resort
setidaknya harus memiliki beberapa fasilitas yang mencakup:
a. Area parkir
b. Lobby resort (termasuk lobby utama, lounge, kasir, resepsionis,
customer service, toilet umum)
c. Kamar resort (single room, twin room, triple room, superior room, suite
room, presidential suite room)
d. Ruang Meeting
e. Fasilitas hiburan seperti olahraga (mengikuti area resort) dan Play
Ground
f. Laundry dan cleaning service
Fasilitas yang berada di resort disesuaikan dengan lokasi dibangunnya
resort, seperti resort pantai yang menyediakan fasilitas olahraga air contohnya
jet ski, surfing, diving dan lainnya. (Ames Boston,2020)
2.1.2. Karakteristik Resort
13
Sebagai salah satu tempat yang menyediakan penginapan, fungsi resort ini
memiliki beberapa karakteristik yang merupakan ciri khas keunikan tersendiri yang
berbeda dengan lainnya. Karakteristik ini tersendiri terbagi atas lokasi, fasilitas,
segmen pasar, serta arsitektur dan suasana (Krisnawati, 2014):
1. Lokasi
Lokasi pada umumnya merupakan tempat-tempat wisata yang memiliki
pemandangan indah seperti tepi pantai, gunung maupun hutan asri, yang berada
jauh dari keramaian dan kepadatan lalu lintas kota. Tuntutan utama dari pasar
dan harga yaitu tempat rekreasi yang menarik akan meningkatkan
keterkaitannya.
2. Fasilitas
Fasilitas akan mendorong wisatawan atau pengunjung untuk bersenang senang
yang menyediakan fasilitas indoor maupun outdoor sebagai rekreatif. Fasilitas
indoor seperti restoran, kamar tidur, yacht, kolam renang dan fasilitas outdoor
seperti lapangan golf, bar, spa, lounge ataupun taman (lansekap).
3. Segmen Pasar
Resort merupakan fasilitas akomodasi untuk wisatawan yang datang dengan
tujuan berlibur, bersenang-senang mengisi waktu luang, untuk memenuhi
tujuan itu diperlukan resort dengan fasilitas yang bersifat rekreatif dan pola
pelayanan yang memuaskan.
4. Arsitektur dan suasana
Resort dengan suasana yang nyaman dan arsitektur yang mendukung tingkat
kenyamanan itu akan meningkatkan citra yang bernuansa etnik sehingga
wisatawan yang datang akan cenderung memilih resort sebagai tempat tinggal
sementara.
14
Klasifikasi Resort terbagi atas letak orientasi view dan lokasi serta kelengkapan
wisata (Nurmalita, 2018). Jenis-jenis resort ini dibagi atas beberapa, sebagai berikut:
1. Mountain Resort
Resort yang mengambil daerah pengunungan ini memberikan pemandangan
wisata yang berada di gunung dengan menyediakan fasilitas yang lebih
menekankan pada hiburan alam bersifat alami seperti mendaki gunung, hiking,
panjat tebing dan lainnya.
2. Beach Resort
Resort ini mengutamakan pada potensi alam yang berada di tepi pantai dan laut
sebagai wisata dengan view yang mengarah langsung kearah pantai dan
menyediakan fasilitas olahraga air sebagai pertimbangan utama.
3. Lake Resort
Menyediakan fasilitas yang berada di tepian danau yang tidak hanya
memanfaatkan view tetapi potensi lainnya seperti olahraga air, memancing, dan
kegiatan lainnya.
4. Village resort
Resort ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan dengan tema etnik
lokal dengan melihat kebudayaan sekitar , dan larut kedalam kehidupan
masyarakat pedesaan.
5. Forest resort
Terletak di daerah hutan sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan
alam dan juga dapat mempelajari segala yang ada di hutan seperti flora dan
fauna. Biasanya resort ini di peruntukkan untuk penelitian dan pendidikan
mengenai konservasi hutan lindung.
6. Marina resort
Resort ini terletak dekat dengan pelabuhan dimana potensi banyak yang
mengandalkan fasilitas dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan air.
2.1.4. Kriteria Resort
Kriteria resort berbintang dapat di klasifikasikan sebagai suatu sistem
15
pengelompokan dalam berbagai kelas maupun tingkatan. Di Indonesia Resort
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi didasarkan pada:
a) Jumlah kamar
b) Fasilitas
c) Pelayanan
d) Rekreasi
Tabel 2.1 Kriteria Resort Berbintang
16
1) Suasana tenang kesendirian (Aloneless) dan privasi, tetapi juga
memiliki keterhubungan terhadap interaksi dengan orang lain
2) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik
mungkin.
3) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter tapak dan iklim
lingkungan.
b) Pengalaman unik bagi wisatawan
1) Ketenangan (Relaxation), perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan
kedekatan alam dan kesempatan untuk relaksasi.
2) Melakukan aktivitas berbeda seperti olahraga dan rekreasi
17
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya seperti
Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini seperti
tempat parkir, Restoran, Toko Kue, Laundry, Mushola, Gudang dan lainnya.
Dari bawah ini merupakan pembagian fasilitas menurut fungsi yang ada dalam
resort bintang lima dengan jumlah kamar 100, berikut paparan dan standar nya
Standar yang digunakan dalam perhitungan dimensi ruang :
1) TSS : Times Saver Standard For Buildings Types
2) NAD : Neufert Architects Data
3) SB : Studi Banding
4) HDIS : Human Dimension & Interior Spaces
5) HPD : Hotel Planning and Design
6) HMC : Hotel, Motel and Condomonium
1. Fungsi Utama
1.1 Lobby Dan Ruang Tunggu
Lobby resort merupakan awal sebelum memasuki ruang kamar resort privat
maupun umum. Perlu diperhatikan sirkulasi dan perabot yang menunjang aktivitas,
termasuk meja depan sebagai pusat informasi maupun resepsionis. Ukuran lobby di
sesuaikan dengan kebutuhan ruang aktivitas yang ada di dalamnya.
18
3. Receptionist BPDS 10 m2/unit
4. Ruang Kasir NAD 2,75 m2/orang
5. Customer Service NMH 12 m2/unit
6. Lavatory NAD 3,6 m2/orang
Sumber: http://gg.gg/p5fsi
19
NO. NAMA RUANG STANDAR
3. Kasir
Berhadapan dengan Registration
Desk yang mana biasanya berada
di areal komersil seperti restoren
ataupun Cafe
20
Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC) :
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) :
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik
yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27
derajat celcius)
Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
1.2 Kamar Resort
Kamar resort digunakan sebagai fasilitas utama untuk penyewaan kamar bagi
pengunjung. Terdapat berbagai jeni-jenis kamar resort menurut Agustinus Darsono
(2011:52) yaitu:
1. Single Room
Kamar standar yang mampu menampung
untuk 1 orang. Dengan fasilitas kamar tidur,
kamar mandi, dan dapur ukuran kecil.
Ukuran ruang 3,00 m x 5,00 m sudah
termsuk ruang lainnya.
21
NO. RUANG KAMAR STANDAR
2. Twin Room
Kamar standar yang menyediakan 2 tempat
tidur dengan fasilitas sama dengan single
room tetapi ukuran berbeda yaitu 3,50 m x
6,00 m sudah termasuk ruang lainnya.
3. Triple room
Kamar standar yang dilengkapi 2 tempat
tidur ataupun satu tempat tidur jenis double
bed dengan tambahan satu tempat tidur
tambahan untuk tamu. Menyediakan
ruangan seperti kamar tidur, dapur, kamar
mandi dalam, dan balkon. Ukuran ruang ini
5,00 m x 7,00 m sudah memenuhi ruang
lainnya.
22
NO. RUANG KAMAR STANDAR
4. Suite room
Kamar tidur yang mewah dilengkapi
fasilitas seperti rumah pada umumnya
memiliki ruang tamu, ruang tidur, dapur
dengan luasan sedang, kolam renang dan
kamar mandi dalam dengan ukuran ruang
5,50 m x 8,00 m.
23
Tabel 2.3 Ruang Olahraga
24
NO. NAMA RUANG STANDAR
2. Ruang Fitnes
Ruang ini digunakan sebagai
fasilitas olahraga bagi tamu.
3. Ruang Senam
Ruang ini digunakan pengunjung
untuk melakukan relaksasi
maupun kegiatan yoga.
4. Lapangan Bulutangkis
Lapangan bulutangkis berada
dalam ruangan yang disatukan
dengan permainan tenis meja
25
NO. NAMA RUANG STANDAR
5. Tenis Meja
Permainan olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan
raket/bet terbuat dari kayu dilapisi
menggunakan karet.
6. Ruang Sauna
Digunakan pengunjung untuk
membantu tubuh dalam membakar
lebih banyak kalori, sauna juga
merupakan relaksasi yang bagus
untuk jantung.
7. Lapangan Basket
26
2. Fungsi Sekunder
1. Ruang Pengelola
Ruang pengelola adalah ruang yang dijadikan tempat pengelolaan bangunan
secara khusus dan manajemen bangunan. Pada ruangan ini ditentukan standar dari
perabot yang dipakai terlihat pada Gambar berikut:
1. Ruang Pengelola
Ruang ini digunakan oleh
pekerja yang bertugas
mengelola fasilitas.
3. Ruang Karyawan
Tempat untuk Karyawan seperti Loker, Mushola, Toilet dan lain-lain.
Standar ruang pekerja dapat dilihat pada tabel.
27
Tabel 2.5 Standar Ruang Karyawan
Ruang Sumber Standar
Loker NAD 0,9 m2 / orang
Toilet Karyawan NAD 0,5 m2 / kamar
Mushola NAD 1 m2 / orang
Sumber : Neufert & Ernest, 2013 : 105
4. Ruang Pengelola
Office atau kantor yang digunakan oleh karyawan untuk berbagai jenis aktifitas
di resort. Berikut tabel yang menjelaskan kantor.
Tabel 2.6 Standar ukuran ruang Pengelola
Ruang Sumber Standar
28
5. Ruang lainnya seperti Ruang Kontrol, ruang perbaikan, tangga, koridor, lift,
pos security, dan sebagainya.
29
NO. RUANG STANDAR
2. Ruang Produksi
Digunakan untuk
memproduksi dan
mengolah kue yang akan
dibuat, ruang ini mampu
menampung 3-4 orang
2. Area Parkir
Terletak di depan ruang Lobby yang mana area ini menampung berbagai jenis
kendaraan pengunjung sesuati kebutuhan ruang. Standar ukuran kendaraan berikut
akan di paparkan.
Tabel 2.7 Standar Kendaraan
30
Berikut Gambar ilustrasi standar kendaraan.
31
3. Restoran
Merupakan tempat yang dapat digunakan pengunjung sebagai lokasi makan dan
disuguhkan tidak hanya restoran saja tetapi juga menyediakan fasilitas seperti coffee
shop, bakery shop ataupun restoran khusus seperti makanan (jepang dan western).
Tabel 2.8 Standar Ruang Restoran
32
Gambar 2.25 Standar Jarak Tempat Makan
Sumber: Neufert, 2013 :119
Sumber : http://gg.gg/p5fli
33
terhadap fenomena alam yang berada di tepi pantai terutama iklim. Menurut
Triatmojo (1992), faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan di kawasan tepi
pantai atau pesisir adalah:
A. Klimatologi diantaranya :
1. Angin : angin dapat menimbulkan gaya horizontal yang perlu dipikul oleh
bangunan serta angin juga dapat mengakibatkan gelombang laut,
2. Pasang surut : pengaruh pasang surut sangat besar sehingga harus
diusahakan sebagai perbedaan pasang surut yang relatif kecil akan tetapi
pengendapan harus di perkecil atau harus dihilangkan.
3. Gelombang laut : tinggi gelombang laut ditentukan oleh kecepatan.
Tekanan, waktu dan ruang sehingga untuk melindungi daerah dapat
digunakan pemecah gelombang untuk memperkecil gelombang laut
B. Topografi, Geologi, dan Struktur tanah
1. Letak dan kedalaman perairan yang direncanakan
2. Gaya-gaya lateral yang disebabkan oleh gaya gempa
3. Karakteristik tanah, terutama yang bersangkutan dengan gaya dukung
tanah, stabilitas maupun kemungkinan penurunan bangunan akibat kondisi
tanah yang buruk.
Terdapat beberapa jenis konstruksi yang dapat digunakan untuk Kawasan tepi
pantai, yaitu:
1. Break Water (pemecah gelombang)
Syarat teknis pemecah gelombang adalah gelombang disalurkan melaui suatu
dinding batu miring sehingga energi gelombang dihilangkan secara gravitasi
2. Dinding penahan pantai (sea wall)
3. Pemanfaatan tanaman mangrove (bakau)
Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik yang dapat menjaga garis
pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut dan intrusi air laut serta
mengolah bahan limbah. Fungsi biologis : tempat pembenihan biota laut, tempat
pemijahan beberapa biota laut. Fungsi ekonomi sebagai sumber bahan bakar,
34
pertambakan, tempat pembuatan garam, dan bahan bangunan. (Alim, 2017)
35
kondisi nyaman bagi penghuninya. Penggunaan perangkat elektro-mekanik digunakan
seminimal mungkin dan memaksimalkan pemanfaatan energi yang telah tersedia dari
alam. (Nurhasanah, 2016)
Secara umum prinsip desain Bioklimatik adalah hemat energi (Conserving
Energy), Memperhatikan kondisi iklim (Working with Climate), Ramah Lingkungan
(Minimizing New Resources), Merespon keadaan tapak bangunan (Respect for tapak),
dan nyaman bagi penghuni bangunan (Respect for user),tujuan dari prinip ini adalah
menciptakan suatu bangunan dan lingkungan yang dirancang untuk sepenuhnya
menutupi kebutuhan energi tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar.
(Amelia, 2019)
36
2.2.4. Prinsip Arsitektur Bioklimatik
Berikut adalah tabel prinsip desain dari Arsitektur Bioklimatik
Tabel 2.10 Prinsip Desain Bioklimatik
SUMBER PRINSIP
1. Summer
Watson (1983)
a. Resist Heat Gain
a) Minimize Conductive Heatflow
b) Minimize Infiltration
c) Minimize Solar Gain
b. Promote Heat Loss
a) Promote Earth Cooling
b) Promote Ventilation
c) Promote Radiant Cooling
d) Promote Evaporative Cooling
2. Winter
a. Promote Heat Gain
a) Promote Solar Gain
b. Resist Heat Gain
a) Minimize Conductive Heat Flow
b) Minimize External Air Flow
c) Minimize Infiltration
Givoni (1998) For Hot Dry Regions :
- Lowering the indoor temperatures
- Natural Vebtilation
- Minimizing heat gain and loss when air
conditioning is unavoidable
- Utilization of natural energies for heating
and cooling.
For Hot Humid Regions :
1. Minimizing solar heating of the buildings
2. Maximizing the rate of cooling in the
evenings
3. Providing effective natural ventilation,
even during rain.
4. Preventing rain penetration, even during
rain
5. Preventing entry of insects while the
windows are open for ventilation
6. Providing spaces for semi out door
activities as integral part of the living
space
37
SUMBER PRINSIP
Minimize the risks from tropical storms (in
region subjected to hurricanes or typhoons)
Aronin (1953) 1. Control amount of radiation received from
the sun.(sun radiation)
2. Respect to winds
1. Promotion Provide Space Cooling in
Looman, R (2017)
Summer
2. Promotion Provide Space Heating in
Winter
3. Prevention Heat Loss Limit in Winter
1. Penempatan core bukan hanya sebagai
Yeang (1994)
bagian struktur tapi juga mempengaruhi
kenyamanan termal
2. Menentukan orientasi bangunan untuk
menciptakan konservasi energi
3. Penempatan bukaan jendela
mempertimbangkan fungsi ventilasi,
perlindungan sinar matahari, penerangan
alami, dan area visualisasi.
4.Penggunaan balkon sebagai pembayang
sinar matahari
5. Membuat ruang transisional di tengah dan
disekeliling bangunan sebagai ruang udara
dan atrium.
6. Desain pada dinding, peggunaan membran
yang menghubungkan bangunan dengan
lingkungan.
7. Hubungan terhadap Lansekap, lantai dasar
bangunan tropis lebih terbuka dan
menggunakan ventilasi alami.
8. Menggunakan alat pembayang pasif sebagai
esensi pembiasan sinar matahari dinding yang
menghadap matahari langsung. Penyekat
panas pada lantai, isolator panas pada kulit
bangunan mengurangi pertukaran panas terik
dengan udara dingin berasal dari dalam
bangunan.
Sumber : Dari Watson (1983); Givoni (1998); Yeang (1994); Aronin (1953); Looman, R (2017)
Menurut Givoni (1998) prinsip Bioklimatik dibagi dalam 2 bagian yaitu untuk
bagian daerah kering panas dan daerah panas lembab. Untuk pesisir pantai
38
menggunakan prinsip dari daerah panas lembab karena untuk Pulau Galang sendiri
memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Berikut penjelasan prinsip dari Givoni (1998)
daerah panas lembab:
1. Meminimalkan pemanasan matahari pada bangunan, sinar matahari yang
datang akan di minimalkan dengan pemanfaatan fasad miring ataupun
menggunakan shading agar sinar tidak secara langsung masuk kedalam
bangunan.
2. Memaksimalkan potensi ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan,
diantaranya dinding louvered wall.
3. Mencegah masuknya air hujan, bagian atap yang dibentuk miring agar dapat
menampung air hujan dan dapat digunakan kembali sebagai bentuk recycling
untuk meminimalkan penggunaan air pada lanskap.
4. Menurunkan suhu lingkungan dengan menggunakan vegetasi semak tinggi di
sekeliling kondensor AC.
5. Menyediakan ruang-ruang untuk kegiatan semi-outdoor sebagai bagian dari
ruang terbuka
6. Meminimalkan resiko badai tropis terutama pada pesisir pantai.
7. Menggunakan vegetasi sebagai kontrol kelembaban dan temperatur
39
Iklim disekitar Kota Batam tidak berbeda jauh seperti Pulau Galang ini dapat dilihat
pada data klimatik berikut.
40
2.3 Studi Banding Fungsi dan Tema Perancangan Sejenis
2.3.1. Studi Banding Fungsi Perancangan Sejenis
1. Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa
c. Fasilitas
41
d. Fungsi
Resort Anantara Uluwatu merupakan bangunan komersil yang berada di daerah
Pecatu Uluwatu. Resort ini memiliki 60 kamar, 4 ruang suite, dan 12 villa dengan
fungsi yang berbeda. Bangunan ini terletak dekat dengan lokasi pantai dengan daerah
terpencil yang cocok untuk suasana privasi.
e. Konsep
Konsep perancangan dari Anantara Resort, Uluwatu Bali ini adalah Spiritual
Healing yang mengartikan bagaimana menghubungkan ataupun menciptakan nuansa
spiritual menggunakan pendekatan Healing. Spiritualitas disini tidak hanya berbicara
mengenai agama tetapi lebih terhadap suasana yang mampu memberikan pengunjung
ketenangan untuk berhubungan dengan spirit. Makna Healing sendiri berarti
penyembuhan oleh diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar. Pendekatan
Healing terbagi atas 3 unsur yaitu alam, indera dan psikologis.
f. Material
Penggunaan warna pada perancangan ini menggunakan warna alam yang akan
memberikan kesan spiritual dan romantis. Material yang digunakan berasal dari alam
seperti penggunaan kayu, batu marmer, batu alam, bahkan kerikil. Karena bahan-bahan
ini ramah terhadap lingkungan.
42
Gambar 2.31 Reception Lobby
Sumber : LuluMasturina, 2018
b. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di SBS Resort ini ada beberapa kamar yang berada di
tepian air yaitu 28 kamar dan suite yang menghadap ke laut, ukuran kamar sebesar 50
43
m2 , berikut kamar yang tersedia di resort:
a) Deluxe Room
b) Villa Air
c) Grup & Retret
Lalu juga ada beberapa fasilitas pendukung lainnya yang ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan tamu, yaitu :
a) Guest Service Facilities
b) Bussiness Centre
c) Meetings and Function Room
d) Perkemahan
e) Program Sekolah
f) Restoran Makanan Laut
g) Kapal (Sebagai lokasi Pre-Wedding)
c. Konsep
Resort ini menawarkan perpaduan sempurna antara penghematan dan
kenyamanan juga fasilitas yang didesain untuk menikmati wisata di karenakan berada
di tepian pantai dan semua fasilitas juga berhubungan dengan permainan air ataupun
kegiatan air. Jarak untuk bangunan resort yang berada di atas air yaitu villa air sejauh
kurang lebih 50 meter dari garis pantai sehingga menjadikan lokasi ini tidak seluas
lokasi lain tetapi tetap asik untuk mewujudkan daerah bersantai.
44
Gambar 2.34 SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD
d. Material
Material yang digunakan kebanyakan menggunakan material alam yaitu kayu
didominasi aksen berwarna natural yaitu coklat dan putih serta interior yang sederhana
memberikan kesan minimalis yang menawarkan view ke arah laut dan dapat menikmati
sunset.
45
Gambar 2.36 Lokasi Nongsa Point Marina & Spa
Sumber : nongsapointmarina.com
Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan oleh Resort ini selain dari bangunan
utama yang berwarna putih terdapat ratusan apartment maupun villa yang tersebar di
kawasan pesisir. Berikut beberapa fasilitas yang ada di Nongsa Point Marina & Spa:
a) Deluxe Beachfront Room
b) Deluxe Garden View
c) Junior Suite Room
46
d) Beachfront Executive Suite Room
e) Three Bedroom Apartment
f) Marina Spa
g) Olahraga air (Wakeboarding, Jet Ski, Flyboard)
h) Kolam Renang.
i) Lapangan Golf
Gambar 2.38 Deluxe Beachfront, Deluxe Garden View, dan Junior Suite Room
Sumber: nongsapointmarina
47
Sumber : aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort
Fasilitas :
a) Tree Pool House
b) Clay Pool Cottage
48
c) Tent Pool Villa
d) Bird Nest Pool Villa
e) Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g) Keemala Enchanted Hall
h) Keemala Su Tha Restaurant
c. Material
Material yang dipakai dalam Resort kebanyakan menggunakan bahan alami yaitu
kayu karena sesuai konsep dari empat suku yang merupakan suku nomaden sehingga
menggunakan bahan yang dapat diperbaharui. Tidak hanya menggunakan kayu tetapi
juga memakai batu dan tanah liat yang terdapat pada Clay Pool House yang mana
digunakan pada pembuatan bak mandi. Desain resort ini mengutamakan alam dan
budaya dimana mayoritas penggunaan bahan bangunan adalah produk alami dan di
daur ulang untuk dapat digunakan. Rancangan resort ini di desain untuk ramah terhadap
lingkungan dan konstruksi yang melengkapi ekosistem di sekitarnya daripada
menghancurkan lingkungan akibat lingkungan buatan manusia.
49
Gambar 2.43 Bird Nest Pool Villa and Clay Pool Cottage
Sumber: Agnes, 2018
Dilihat dari beberapa fungsi sejenis di atas dapat disimpulkan dalam tabel berikut
untuk membedakan antara kapasitas kamar, fasilitas, dan pengguna.
Tabel 2.11 Perbandingan kapasitas, fasilitas dan pengguna
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Anantara 60 kamar, 4 ruanga) 24hr Room services Keluarga,
Uluwatu Bali suite, dan 12 villa
b) Bar/lounge perusahaan dan
c) Shop/boutique pasangan.
d) Yoga dan Gym
e) Kolam renang
f) Spa and salon
g) Ruang rapat
h) Layanan dry cleaning
dan cuci pakaian
i) Kamar pemandangan
laut
j) Kamar suite pengantin
k) Kamar suite keluarga
SBS Resort 28 kamar, 8 water a) Deluxe Room Keluarga dan
Batam villa dan 4 suite b) Villa Air pasangan
c) Grup & Retret
d) Guest Service Facilities
e) Bussiness Centre
f) Meetings and Function
Room
g) Perkemahan
h) Program Sekolah
i) Restoran Makanan Laut
j) Kapal (Sebagai lokasi
Pre-Wedding)
Nongsa Point 80 kamar suite, 29 a) Deluxe Beachfront Keluarga, pasangan
Marina and kamar standar Room dan perusahaan
Resort Batam b) Deluxe Garden View
c) Junior Suite Room
50
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
d) Beachfront Executive
Suite Room
e) Three Bedroom
Apartment
f) Marina Spa
g) Olahraga air
(Wakeboarding, Jet Ski,
Flyboard)
h) Kolam Renang.
i) Lapangan Golf
Keemala Resort 244 kamar a) Tree Pool House Keluarga, pasangan
Phuket b) Clay Pool Cottage dan perusahaan
c) Tent Pool Villa
d) Bird Nest Pool Villa
e) Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g) Keemala Enchanted
Hall
h) Keemala Su Tha
Restaurant
51
Iklim yang panas pada tapak di tanggapi dengan penggunaan pendinginan pasif
melalui ventilasi silang, penciptaaan iklim mikro dan sistem pembuang panas. Dalam
mosaik multikulturalisme, beberapa tahap kehidupan membentuk satu kesatuan yang
kohesif, dengan menciptakan suasana kebersamaan.
Material dinding dengan massa putih, jendela vertikal yang tinggi akan
menerangi ruang di dalamnya. Interior sekolah di desain dengan kayu zaitun yang
mendefinisikan dunia bagian dalam sekolah. Sambungan bangunan ke lanskap
menghadirkan dua kondisi yang berbeda yaitu bangunan tertanam dalam kondisi tapak
yang alami dan memberikan pondasi visual untuk massa putih sehingga lebih lapang
dari tampak atas, maka akan menciptakan area pendidikan luar ruang yang teduh dan
menyehatkan ketika melakukan aktivitas fisik.
52
Desain Konseptual tahap ini dikembangkan melalui ruang belajar yang
dipengaruhi oleh semua usia sekolah (K-12), identitas kolektif perlu dipertahankan,
tetapi tetap membutuhkan kebutuhan spasial, fungsional, dan sosial yang lebih spesifik
dari semua tahapan pendidikan anak. Pengaturan kelas didasarkan pada gagasan
komunitas, yang merupakan berbagai bentuk “ lingkungan” dimana siswa dapat terlibat
dalam kegiatan pendidikan dan sosial di luar kelas.
53
Hubungan yang seimbang antara kompleks dengan lingkungan alam merupakan
bagian dari proyek, dan memerlukan pendekatan holistik terhadap material, tektonik
dan perencanaan pengembangan. Konsep bioklimatik disusun oleh halaman yang
diperkuat adaptasinya dengan ukiran seni. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
strategi dari sekolah ini dan menetapkan orientasi umum dan massa bangunan :
konsistensi arah angin, serta jumlah jam matahari tahunan Heraklion yang tinggi.
Penggunaan ventilasi silang dan massa termal diatur dalam berbagai mode, untuk
menghadapi musim dingin serta bulan –bulan yang lebih hangat. Ekosistem pada tapak
juga dipertimbangkan secara menyeluruh untuk keanekaragaman hayati, pemurnian air
dan pembuangan hawa panas serta tujuan lainnya.
54
2. European Commision Pollinator Park
Pollinator Park atau disebut sebagai Taman Penyerbuk adalah suatu bangunan
yang didesain dengan alat digital interaktif untuk meningkatkan kesadaran tentang
penurunan penyerbukan akibat tindakan globalisasi. Desain bangunan dirancang
dengan seorang ‘archibiotect’ yang terkenal yaitu Vincent Callebaut. Pollinator Park
sendiri memberikan suatu pandangan terhadap apa yang akan dilalui pada masa depan
yang suram kecuali kita sendiri mengubah pemikiran kita terhadap alam.
Pollinator Park direncanakan akan dibangun di Eropa pada tahun 2050 yang
sekarang hanya dapat dilihat melalui aplikasi Virtual Reality oleh Dr. Beatrice Kukac,
untuk pengguna sebagai tempat yang dapat mengedukasi dan pembuka mata akan
diperlukannya melestarikan alam. Respon terhadap iklim yang akan mendatang di
sesuaikan dengan lokasi tapak yang berada dekat dengan pegunungan. Taman ini di
gunakan tidak hanya sebagai habitat bagi serangga penyerbuk tetapi juga sebagai lahan
pertanian futuristik.
55
Reproduksi lebih dari 90% oleh spesies tumbuhan di dunia bergantung pada
hewan penyerbuk yang setiap tahun mengalami kerusakan habitat alaminya. Iklim yang
tidak terlalu panas walaupun berada di area tandus tetapi disekitar pegunungan masih
memiliki area penghijauan yang cukup untuk memberikan penghawaan bagi makhluk
hidup sekitarnya. Hawa panas dapat disaring dengan banyaknya pepohonan yang
berada dalam taman juga dengan adanya kolam dapat memberikan kesejukan
tersendiri.
Teritorial melestarikan ekologi yang berada di tepi hutan, ladang kosong, padang
rumput, serta pelestarian terhadap tanaman herbal dengan vegetasi asli disepanjang
lahan pertanian dan jalan pedesaan. Desain struktural dibentuk dari sarang lebah,
dengan daun bergaris, didekasikan untuk pertanian masa depan. Diatur secara spasial
dalam bidang radial.
56
Dalam hal lanskap, taman ini dilindungi oleh tanaman perianth yang sangat
besar, arsitektur organik taman pollinator merangsang aliran alami untuk pengunjung
dimana arsitektur biomorfik digabung demi mencapai suasana yang unik untuk
menciptakan ekosistem. Mengacu pada energi terbarukan fasad di rancang dari bingkai
cahaya pada CLT dan bahan Biosourced (bahan daur ulang). Biodom kayu ditutupi
dengan pelindung surya fotovoltaik dan termal agar bangunan menghasilkan energi
daripadi yang dikonsumsi. Pelindung ini akan menyaring sinar matahari dan
menciptakan keseimbangan antara cahaya dan bayangan untuk menyeimbangkan ini
cerobong angin dan turbin ditanamkan di lanskap.
57
Terletak di Meksiko menyediakan sebuah konsep baru ekowisata yang
berpeluang besar untuk berhubungan dengan alam, komunitas serta diri sendiri.
Terinspirasi oleh laut dan hutan eksotis. Kawasan ini tidak hanya menggunakan tema
alam tetapi juga berhubungan dengan tema bioklimatik dimana desain bangunan
menggunakan material alam disekitarnya yang di aplikasikan dalam fasad serta warna.
Tidak hanya material tetapi juga memanfaatkan iklim hutan yang sejuk dengan
memberikan rongga-rongga pada fasad.
58
Gambar 2.59 Bagian Dalam Cocoon
Sumber : dna-barcelona.com/projects/hotel-resort-tulum-mexico/
Setiap fitur berfungsi memberikan pengalaman unik dan magis bagi para tamu
sekaligus memberikan identitas apa itu meksiko. Berada di hutan eksotis memberikan
suasana yang sejuk sehingga desain bangunan dibuat banyak bukaan dan kaca yang
besar untuk memaksimalkan pencahayaan. DNA menekankan konsep keberlanjutan
untuk menghormati ekosistem dan keanekaragaman hayati, berkontribusi dalam
penggunaan bahan alami yang meminimalkan dampak pada pembangunan juga
pembentukan limbah yang akan di daur ulang. Pengolahan limbah seperti air hujan
sebagai lanskap, serta panel surya diimplementasikan untuk mencapai penggunaan
listrik yang berkelanjutan tanpa harus menggunakan energi tak terbarukan.
59
BAB III
METODE PERANCANGAN
60
inti agar dapat dijadikan sebagai landasan dalam perancangan sehingga sesuai sebagai
bangunan komersil
B. Analisa Tapak / Site
Analisa Tapak / site diperlukan untuk mengetahui potensi dan permasalahan serta
untuk mempelajari karakteristik dari lahan sehingga dapat memaksimalkan pengolahan
site dengan mencakup kondisi eksisting lahan, orientasi matahari, utilitas, sirkulasi
kendaraan serta pejalan kaki, kebisingan dan hal lainnya yang di perlukan dalam
perancangan fasilitas pariwisata ini. Penerapan pendekatan Bioklimatik sudah dapat di
terapkan di analisa tapak ini sehingga dapat digunakan secara maksimal tetapi tidak
berlebihan.
C. Analisa Fungsional
Analisa fungsional dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari Resort serta
kegiatan dan aktifitas apa saja yang dapat dilakukan didalam dan juga untuk
mendapatkan gambaran ruang-ruang yang dibutuhkan dan sesuai standar perancangan
fungsi bangunan.
D. Program Ruang
Program ruang ditujukan untuk memudahkan dalam membagi kebutuhan ruang
yang dapat memfasilitasi aktifitas pada bangunan Resort.
Strategi Perancangan Resort pesisir Pantai Reviola dengan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik sebagai berikut ;
a) Penzoningan
Penzoningan dilakukan untuk membagi zona yang ada sesuai kegiatan dan
aktifitas pada Resort hal ini ditujukan untuk meletakkan ruangan agar lebih tertata dan
menyesuaikan dengan kondisi tapak. Pembagian zona berupa zona utama, zona
pendukung, zona pelengkap dan zona servis serta zona terbuka.
b) Konsep
Pada tahap perancangan penentuan konsep diperlukan sebagai acuan dalam dasar
prinsip desain terhadap perancangan Resort. Konsep yang akan digunakan yaitu dari
Terumbu karang yang memiliki makna akan kehidupan yang berasal dari alam yaitu
61
laut dimana warna maupun bentuk yang berbeda tetapi tetap menyatu dengan
keadaanya hal ini juga mengajarkan pengunjung untuk tidak merusak ekosistem.
Konsep ini dipilih agar Resort yang akan di bangun tidak menggunakan kekayaan alam
secara berlebihan .
c) Bentukan Massa
Pada bentukan Massa Resort di bentuk dari konsep transformasi terumbu karang
yang di ubah menjadi bentuk bangunan dan di dukung oleh tema perancangan yaitu
Tema Bioklimatik yang diharapkan akan memunculkan karakter bangunan sesuai
dengan tema dan konsep bangunan Resort.
d) Sirkulasi Ruang Dalam
Sirkulasi Ruang Dalam digunakan sebagai penghubung antar rung baik secara
horizontal dan vertikal pada Resort yang menggunakan sirkulasi pada Lobby dan
Koridor.
e) Sirkulasi Ruang Luar
Sirkulasi Ruang Luar digunakan sebagai penghubung antara ruang yang berada
di dalam dan di luar serta luar tapak menuju ke tapak, sirkulasi ini digunakan untuk
kendaraan dan juga untuk pejalan kaki.
f) Tatanan Ruang Dalam
Tatanan ruang dalam di susun berdasarkan pertimbangan dari fungsi dan
kenyamanan karena memiliki banyak kebutuhan ruang sehingga fungsi berhubungan
antara satu dengan yang lainnya maka diperlukan tatanan yang baik agar dapat
memudahkan sirkulasi, memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan memudahkan
pengunjung dalam mencari karena adanya pengelompokan ruang dalam.
g) Tatanan Massa
Tatanan massa dibentuk dengan menyusun rancangan berdasarkan pola
penzoningan yang telah di sesuaikan dengan site, fungsi dan lingkungan.
h) Denah
Perletakan ruang yang disusun dalam denah bangunan di olah dan di
perhitungkan untuk fungsi yang berada dalam ruang juga menpertimbangkan sirkulasi
62
yang menghubungkan antar ruang agar sesuai dengan kegiatan di Resort.
i) Sistem Bangunan / Struktur
Sistem bangunan menjadi pertimbangan dalam pemilihan struktur, utilitas,
pencahayaan, penghawaan, sistem kebakaran, sistem keamanan, sistem transportasi,
sistem penangkal petir, sumber elektrikal, sistem air, dan komunikasi akan
mempengaruhi penataan ruang dalam keefektifan penggunaan ruang. Struktur yang
diperlukan adalah struktur bawah yang berupa pondasi dan struktur atas yaitu balok,
kolom serta struktur atap dan struktur tambahan yang dianggap perlu
j) Fasad Bangunan
Fasad akan ditentukan pada acuan penggunaan tema dan pendekatan yang
diangkat yaitu Arsitektur Bioklimatik yang mana dalam fitur dan prinsip memiliki
keefektifan dalam penggunaan energi serta merespon terhadap iklim serta
memperhitungkan fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam bangunan Resort.
k) Lansekap
Rancangan lansekap akan menunjang dan memudahkan sistem sirkulasi yang
tidak hanya pada lansekap tetapi juga berhubungan dengan sirkulasi pada bangunan.
Lansekap tersendiri akan memiliki daya tarik untuk bangunan sehingga pengguna
merasa nyaman. Lansekap terdiri dari perletakan berupa zona parkir, sirkulasi, zona
servis, zona terbuka dan zona lainnya yang dianggap perlu dalam perancangan.
l) Hasil Perancangan Bangunan
Hasil merupakan tahap dimana melengkapi dengan gambar yang dibutuhkan
dalam rancangan yaitu proses penggambaran denah, tampak, potongan, interior,
eksterior serta detail yang dianggap perlu dalam rancangan.
63
Pengumpulan data merupakan proses untuk memperoleh data yang bertkaitan
dengan proses perencanaan dan perancangan Resort dengan pendekatan Tema
Bioklimatik. Dibagi atas Data Primer dan Data sekunder berupa;
A. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh melalui proses pengambilan data secara
langsung dari lapangan, dengan cara metode observasi dan metode dokumentasi
1. Metode Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan cara survei lapangan
untuk mengamati area sekitar site dan mengamati potensi serta menganalisa yang ada
kaitannya dengan ukuran, view, kebisingan, arah angin, matahari dan lain sebagainya.
Data ini digunakan untuk memaksimalkan potensi yang ada terkait dengan lokasi
perancangan dan studi banding fungsi bangunan sejenis.
2. Metode dokumentasi
Pengumpulan data survei di dukung oleh pengambilan dokumentasi terhadap hal-
hal yang berhubungan dengan bangunan berupa foto, video dan sketsa.
B. Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mencari studi literatur
yang berkaitan dengan perancangan Resort pesisir Pantai Reviola baik secara fungsi
maupun tema. Data sekunder juga digunakan sebagai pendukung pada data primer
berikut pembagiannya;
1. Studi Pustaka
Merupakan pengumpulan data yang mencakup teori-teori berhubungan dengan
fungsi bangunan, tema perancangan, konsep perancangan, lokasi berupa peta wilayah
dan sebagainya. Studi pustaka yang digunakan sebagai referensi berupa;
a. Jurnal
Pencarian data menggunakan jurnal baik mempunyai fungsi yang sama maupun
dengan pendekatan yang sama.
b. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Digunakan sebagai referensi dalam proses perancangan juga dijadikan sumber
64
data maupun sumber pembanding rancangan.
c. Buku
Menggunakan buku yang berkaitan dengan fungsi bangunan baik secara tema
atau pendekatan yang digunakan dari perancangan dengan mengumpulkan data terkait
perancangan yang akan di lakukan
d. Media
Pengumpulan data dapat melalui media online ataupun cetak yang digunakan
sebagai data pendukung yang berkaitan dengan fungsi rancangan.
2. Studi Banding
Pengumpulan data melalui studi banding dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pembanding secara administratif, fasilitas dan juga sebagai pembanding secara fisik
konseptual yang berkaitan dengan tema perancangan untuk mendukung konsep dari
rancangan.
65
Gambar 3.1 Bagan Metode Kualitatif
66
ekosistem dari pesisir pantai, karena itu diperlukan respon terhadap aktifitas wisata
yang mungkin menyebabkan efek negatif.
67
Gambar 3.3 Lokasi Tapak
Sumber : Google Earth, Pantai Reviola
68
Berikut pertimbangan perancangan Resort pada lokasi dipengaruhi oleh kondisi
tapak, yaitu:
1. Kawasan perancangan merupakan lahan kosong yang memiliki banyak pohon
yang dapat dimanfaatkan sebagai vegetasi dan material lokal
2. Site berada di salah satu lokasi wisata Pantai dan juga tidak hanya satu tetapi
dekat dengan lokasi wisata lainnya seperti Pantai Tegar Bahari dan Pantai Teluk
Bayu
3. Kesesuaian kawasan dan luasan sebagai tata guna lahan pada pariwisata pesisir
Pantai yang cukup mewadahi semua kegiatan yang ada pada Resort.
4. Lokasi ini memiliki orientasi, view dan lingkungan yang baik, aman dan
nyaman.
5. Pemanfaatan lokasi secara maksimal tanpa kerusakan alam akibat aktifitas
wisata dapat di kontrol karena tidak berada di pusat Kota.
69
tarik investasi dan nilai ekonomi yang tinggi, dan harus dilengkapi dengan sistem
prasarana transportasi, fasilitas umum, dan utilitas umum kota yang disediakan ole
pihak investor atau pengembang kawasan. Dan nomor (10) yaitu Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) berfungsi sebagai rencana induk
(master plan) setiap kawasan pengembangan pantai yang didalamnya terdapat
Penetapan lokasi serta panduan desain ruang publik di pinggir pantai (public beach),
yang ditetapkan sekurang-kurangnya selebar 100 meter (seratus meter) pada sisi terluar
dari kawasan hasil reklamasi yang menghadap langsung ke perairan bebas dan atau ke
kawasan alur pelayaran kapal-kapal, bila di dalam Kawasan Pengembangan Pantai
terdapat pelabuhan.
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf
b yaitu Kawasan Sempadan Pantai, untrk rnelindurgi pantai dari kegiatan yang dapat
mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian fungsi pantai, ditetapkan
sepanjang garis pantai yang tidak berpenghuni selebar 100 m (seratus meter)
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai diukur dari titik pasang tertinggi
ke arah darat. (Dahlan, 2011)
Ruang lingkup materi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Batam ini mencakup strategi dan struktur pemanfaatan ruang wilayah Kota Batam
sampai dengan batas ruang darat dan ruang laut sejauh 4 (empat) mil laut dari garis
pantai sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah.
Pasal 18 Kawasan Perlindungan Setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf b, terdiri dari : a. Kawasan Sempadan Pantai, untuk melindungi pantai dari
kegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian fungsi
pantai, ditetapkan sepanjang garis pantai yang tidak berpenghuni selebar 100 meter
(seratus meter) proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai diukur dari titik
pasang tertinggi ke arah darat. ( Kadir, 2014)
70
Gambar 3.4 Bagan Alur Perancangan
Dari tabel di atas Teori di gunakan sebagai memperkuat data yang dikumpulkan
serta mendapatkan analisa-analisa seperti analisa tapak, analisa ruang, analisa
fungsional. Analisa tapak dihubungkan dengan fungsi rancangan untuk mempermudah
menganalisa ruang yang dibutuhkan. Analisa ruang yang telah di perkirakan dapat
dibagi menjadi program ruang, sistem struktur, sistem utilitas, konsep dan area
penzoningan. Lima bagian analisa ruang akan menciptakan hubungan ruang yaitu
ruang dalam, sirkulasi ruang dalam dan sirkulasi ruang luar, struktur dan fasad, serta
lansekap dan sistem bangunan dimana ini semua diperlukan untuk mendapatkan
konsep desain dan juga bentukan massa yang kemudian dihubungkan kembali dengan
teori awal apakah sudah berkaitan . Diakhir dari keterkaitan antara teori dan konsep
rancangan maka akan menghasilkan bentukan massa.
71
BAB IV
ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN
72
B. Fungsi Pendukung
Memiliki fungsi untuk mendukung kegiatan yang ada pada fungsi utama, yaitu
yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
C. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang merupakan fungsi yang menyediakan fasilitas untuk
mendukung kegiatan primer dan sekunder. Hal ini meliputi kegiatan maintenance,
ruang servis, dan juga ruang umum seperti pada Gambar 4.3 :
73
4.1.2. Analisis Pengguna dan Kegiatan
Perancangan Resort di pesisir Pantai Reviola digunakan sebagai tempat untuk
relaksasi pengunjung yang ingin menghindari area perkotaan, dan melakukan kegiatan
yang sekiranya dapat menghibur. Memberikan kenyamanan tempat menjadi faktor
utama agar pengguna merasa ingin kembali.
Pengguna dari bangunan Resort ini adalah pengelola bangunan yang
menjalankan administrasi dan perawatan dari bangunan, karyawan / staff di restoran,
kafe, maupun bentuk bangunan komersial lainnya yang digunakan sebagai pendukung,
pengunjung yang hanya ingin datang menikmati pantai.
74
NO. Pelaku Aktivitas Keterangan
b) Perusahaan b) Melegalkan kegiatan yang ada di
Resort
c) Bekerja sama dengan pihak Resort
Resort ini memiliki pengelola yang terdiri dari kepala pengelola (GM), Manager
pengelola, Manager Keuangan, Manager Pemasaran dan Asisten Manager di tiap
divisi. Kepala pengelola melakukan aktivitas dalam kantor pengelola yang memiliki
fungsi sebagai ruangan khusus untuk General Manager, Manager Pengelola bekerja
untuk membantu manager pemasaran dalam pengelolaan Resort serta ruangan manager
pengelola berada di sebelah ruang kepala pengelola, Manager Keuangan melakukan
tugas mengatur dana yang masuk serta kebutuhan biaya yang dikeluarkan untuk
pemeliharaan Resort, Manager Pemasaran bertugas untuk mempromosikan Resort di
masyarakat umum maupun pada perusahaan-perusahaan lain, dan Asisten Manager
75
bertugas untuk membantu dan mempermudah pekerjaan yang ada pada tiap divisi di
Resort.
1. Aktivitas Servis
Resort juga memiliki maintenance atau servis yang bertujuan untuk memelihara
dan merawat bangunan agar tidak cepat rusak. Bagian ini terdiri dari Security Area,
Informasi, Teknisi, dan Perlengkapan. Security Area merupakan sistem keamanan
untuk menjaga bangunan dan juga pengunjung dapat di lakukan manual oleh karyawan
atau staf ataupun menggunakan teknologi seperti cctv, bagian informasi bertugas dalam
memberikan pengetahuan dalam bentuk media massa seperti majalah, buku dan brosur
ataupun staf yang langsung menyampaikan mengenai informasi yang ada dalam
bangunan, Teknisi yang bertugas sebagai bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
perbaikan mesin yang ada pada bangunan, dan bagian perlengkapan bertanggung jawab
atas kesediaan peralatan yang diperlukan oleh bagian teknisi.
1. Aktivitas Pengunjung
76
Gambar 4.6 Aktivitas Jalur Pengunjung
= Jalur Pengunjung
= Jalur Pengelola
Resort di Pesisir Pantai Reviola ini bertujuan untuk menarik minat pengunjung
dan juga memberikan hiburan. Pengunjung di Resort ini dikategorikan menjadi tiga
yaitu wisatawan luar, masyarakat setempat maupun orang dari pemerintahan yang
bertujuan untuk bersenang-senang atau menikmati fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
juga lembaga pemerintahan yang ingin menjalin kerjasama. Berbagai kegiatan yang
dilakukan pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai untuk berenang
atau berfoto tetapi juga disediakan fasilitas hiburan lain seperti lapangan tembak,
bermain tenis, basket, voli pantai, dan lainnya, juga dapat berbelanja di toko-toko atau
menikmati makan minum di restoran yang tentunya memakai bahan dari laut.
77
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Kelompok Kegiatan Utama
Menerima tamu Petugas Ruang Penerima Tamu Semi Privat
Mencatat Pengunjung Book Keeper Ruang Resepsionis Semi Privat
yang keluar dan Masuk
Reservasi Receptionist Ruang Resepsionis Semi Privat
Menunggu Pengunjung / Ruang Tunggu Semi Privat
Pengelola
Bersantai dan Tamu Resort Cottage Resort Privat
Menginap (Kamar Resort)
Makan, Minum, Pengunjung / Cafe, Restoran dan Publik
ngobrol, bersantai, dan Tamu Resort Toko Kue
berekreasi
Berolahraga Tamu Resort Lapangan Tembak
Lapangan Voli
Jogging Track
Ruang Senam
Ruang Fitness
Mengadakan Meeting Tamu Resort Meeting Room Semi Privat
dan Berdiskusi
Berbelanja Pengunjung dan Mini Market, ATM Publik
Tamu Resort Center
Membersihkan Kamar Housekeeping Cottage Resort Privat
Kelompok Kegiatan Pendukung
Sauna dan Spa
Konsultasi Pengunjung, Ruang Konsultasi Publik
Petugas
Melakukan Perawatan Pengunjung, Ruang Perawatan Semi Privat
Tamu Resort dan Tubuh
Petugas
Merilekskan Badan Pengunjung, Ruang Sauna Semi Privat
Tamu Resort dan Ruang Spa
Petugas
Berendam air hangat Pengunjung, Ruang Pemandian air Semi Privat
Tamu Resort dan panas
Petugas
Menyimpan Barang Petugas Gudang Penyimpanan Privat
Persedeiaan untuk
Salon dan Spa
Pengelolaan Administrasi
Mengatur dan General Manager Ruang Kantor General Privat
Memimpin pengelolaan dan Manager Manager
Resort Pengelola
Administrasi Pengelola R.Kerja, R.Arsip, R. Semi Privat
78
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Pemasaran, R.Administrasi
Melakukan Rapat Seluruh staff
R.Rapat Privat
Resort
Toko Kue / Bakery Shop
Memproduksi Kue Karyawan, Ruang Produksi Privat
Pengelola
Menawari dan Karyawan dan Cashier Publik
mempromosikan Kue staff Kasir
Membeli dan memesan Pengunjung dan Display Kue Publik
Kue Staff
Penyimpanan Barang Staff dan Petugas Gudang Penyimpanan Privat
Cafe
Melayani dan Karyawan dan Kasir Semi Privat
menawarkan Staff
Beristirahat, ganti baju Karyawan dan R.Karyawan Privat
Staff
Membayar dan Karyawan dan Kasir Semi Privat
menghitung Pengunjung
Memproduksi makanan Karyawan dan R.Produksi dan Dapur Privat
dan minuman Staff
Menyimpan barang Karyawan dan Gudang Penyimpanan Privat
persediaan Staff
Lapangan Tembak
Mendaftar, membayar Pengunjung, Kasir dan R.Tunggu Semi Privat
dan memberikan alat Karyawan dan
Staff
Latihan menembak Pengunjung, R.Tembak Semi Privat
Karyawan
Menyimpan Barang Staff dan Gudang Privat
Karyawan
Mini Market
Belanja dan Membayar Pengunjung Kasir dan Display Publik
ke kasir
Menjaga Konter dan Staff dan R.Display Semi Privat
Mengisi barang Karyawan
Penyimpanan Barang Staff dan Gudang Privat
Karyawan
Fitness
Registrasi, menunggu Pengunjung dan R.Tunggu dan Publik
Karyawan R.Resepsionis
Mengganti Baju dan Pengunjung R.Loker atau R.Ganti Semi Privat
Menyimpannya
Olahraga Pengunjung dan GYM Area Publik
Karyawan
79
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Menyimpan peralatan Karyawan Gudang Privat
Fitness
Kolam Renang
Mengganti baju dan Pengunjung dan R.Ganti dan R.Loker Semi Privat
menyimpan barang Tamu Resort
Kelompok Kegiatan Penunjang
Operasional
Administrasi R.Tunggu, R.Administrasi, Privat
R.Informasi, R.Pemasaran
Pengelola
Pembukuan R.Arsip, R.Data Privat
Meeting R.Rapat Privat
Maintenance, Teknisi R.Janitor, R.CCTV, R.Panel, Privat
Memperbaiki R.Pompa, R.Genset, R.Reservoir
kerusakan
Menjaga Keamanan Petugas Pos Keamanan, R.CCTV Privat
Keamanan,
Satpam
Menjaga Kebersihan Petugas TPS, Janitor Privat
Kebersihan
Umum
Mendapatkan Informasi Pengunjung, R.Informasi Semi
Tamu Resort dan Privat
Pengelola
Transaksi Uang Pengunjung, ATM Center Publik
Pengelola, Tamu
Resort
Menukar Uang Pengunjung dan Money Changer Semi
Tamu Resort Privat
Berwudhu dan Sholat Pengunjung, Mushola Publik
Tamu Resort,
Pengelola dan
Petugas
Penyimpanan Barang Pengelola, Staf Gudang Penyimpanan Privat
dan Karyawan
Merokok Pengunjung, Smoking Area Publik
Tamu Resort dan
Pengelola
Memarkir Mobil atau Pengunjung, Parking Area Publik
Motor Tamu Resort dan
Pengelola
Pelayanan Kesehatan Pengunjung, Klinik Kesehatan Publik
Tamu Resort,
Pengelola
Mencuci Muka, Buang Pengunjung, Lavatory Publik
80
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat
Air Kecil atau Besar Tamu Resort, dan
Petugas
Restoran
Memproduksi Chef atau Koki Dapur Restoran Privat
Makanan
Tempat Makan Pengunjung dan R.Makan Publik
Tamu Resort
Menyimpan Bahan Staff dan Gudang Privat
Makanan Karyawan
81
Nama Ruang Program Ruang
Ruang Santai b) Merupakan ruang terbuka yang berada dekat dengan Lobby
c) Menggunakan furnitur yang menggunakan bahan alami dan
nyaman
d) Ruangan menggunakan pencahayaan buatan dengan sedikit
cahaya buatan.
Cottage Resort (Kamar a) Tipe Kamar Single Room, merupakan kamar yang
Resort) diasumsikan untuk 2 orang dengan 1 tempat tidur,
menggunakan furnitur sederhana dengan tetap membuat
nyaman pengguna. Merupakan ruang tertutup dengan
menggunakan pencahayaan buatan.
b) Tipe Kamar Twin Room diasumsikan untuk 1 keluarga
dengan 4 orang, menyediakan 2 tempat tidur, menggunakan
sebagian ruang terbuka dengan menggunakan pencahayaan
alami dan juga sedikit buatan.
c) Tipe Kamar Triple Room diasumsikan untuk 6 orang dengan
2 tempat tidur dengan tipe double bed , memiliki kamar
mandi yang berada di dalam, balkon yang cukup luas,
menggunakan furnitur yang alami , menggunakan
pencahayaan buatan untuk balkon dan buatan untuk ruang
dalam.
d) Tipe Kamar Suite Room diasumsikan untuk 1 keluarga
dengan 4-6 orang. Cottage ini menggunakan furnitur alami
yang cukup modern, memiliki kolam renang dengan ruang
terbuka yang cukup luas, memiliki ruangan yang cukup
lengkap seperti rumah pada umumnya. Menggunakan
pencahayaan buatan pada balkon, kolam renang, dan ruang
santai dan buatan di ruang dalam.
e) Tipe Kamar President Suite Room diasumsikan untuk 1
keluarga dengan 6-10 orang. Cottage ini menggunakan
ruang yang cukup kompleks dengan furnitur modern yang
tidak terlalu menggunakan banyak energi dan tidak merusak
lingkungan. Kolam renang, ruang santai serta balkon berada
di sebelah Cottage juga taman, menggunakan pencahayaan
alami dan menggunakan cahaya buatan. Memiliki 2 rak
besar yang digunakan sebagai mini library.
Cafe a) Diasumsikan dapat menampung 10 - 20 orang .
b) Menggunakan furnitur alami dan sebagian menggunakan
ruang terbuka dengan pencahayaan alami serta ruang dalam
dengan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan AC
(Air Conditioner).
c) Dekat dengan Restoran
d) Menjadi tempat santai bagi pengunjung dan nongkrong
Restoran a) Diasumsikan dapat menampung 20-30 orang
b) Fasilitas ruang tambahan seperti dapur dan Gudang terletak
di belakang.
82
Nama Ruang Program Ruang
c) Furnitur alami dan menggunakan pencahayaan alami dan
termasuk ruang terbuka dengan sedikit pencahayaan
buatan.
Toko Kue a) Diasumsikan dapat menampung 5-8 pengunjung
b) Memiliki 2 kasir yang di gunakan 2 karyawan sebagai
tempat transaksi
c) Memiliki display yang dapat menampung berbagai macam
kue
d) Mempunyai ruang produksi yang dapat menampung 5
karyawan dengan 2 meja kerja pembuatan kue, 2 perletakan
kue jadi, dan 2 kulkas yang digunakan untuk menyimpan
kue dingin
e) Gudang diasumsikan untuk 5 orang karyawan dan berfungsi
menyimpan bahan pembuatan kue.
R.Basket dan Lapangan a) Diasumsikan untuk 10 orang di lapangan
Basket b) Terdapat tempat menyimpan bola basket dan peralatan
lainnya
c) Memiliki tempat Ruang ganti dan juga Ruang Bilas
R.Tembak dan Lapangan a) Diasumsikan untuk menampun 6 orang, 4 pengunjung dan
Tembak 2 karyawan.
b) Memiliki fasilitas lapangan untuk menembak latihan dan
juga permainan, peluru yang digunakan adalah
peluru cat.
c) Memiliki 2 rak untuk menyimpan senjata dan juga peluru
cat.Merupakan ruang terbuka yang cukup luas berdekatan
dengan lapangan tenis juga Jogging Track.
83
Nama Ruang Program Ruang
administrasi dan 2 personal trainer.
b) Menggunakan furnitur standar pada ruang gym, memiliki 2
ruang terpisah ruang ganti dan ruang loker untuk perempuan
dan laki-laki.
c) Menjadi tempat latihan olahraga bagi pengunjung dan tamu
resort.
d) Menggunakan pencahayaan alami dan juga sedikit buatan,
serta penghawaan alami.
Tabel 4.4 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Sauna and Spa
84
Nama Ruang Program Ruang
R. Pemasaran / a) Diasumsikan untuk 2 orang staff
Informasi b) Ruang berada di Lobby dan menggunakan pencahayaan buatan
c) Memiliki 1 meja dan 2 kursi dan pengeras suara sebagai sumber
informasi
R. Administrasi a) Diasumsikan untuk 2 orang staff
b) Memiliki meja dan kursi untuk staff serta pengunjung
R. Staff a) Diasumsikan untuk 10-15 ornag karyawan
b) Meja kerja terdiri dari ruang yang disekat
c) Intensitas pencahayaan dikombinasikan dengan alami dan buatan
R. Arsip a) Diasumsikan untuk 2 orang karyawan\
b) Memiliki 2 lemari untuk dokumen arsip
c) Ruang berada dalam R. Staff
R. Rapat a) Diasumsikan dapat menampung 15-20 orang karyawan
b) Merupakan ruang yang tersambung dengan R.General Manager dan
R.Kerja Staff
c) Memiliki 4 meja yang cukup besat dengan 25 kursi, 20 kursi utama
dan 5 kursi cadangan.
d) Penggunaan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan
Dapur a) Diasumsikan dapat dipakai oleh 4 orang karyawan
b) Memiliki 1 lemari besar menyimpna bahan makanan
c) Menggunakan pencahayaan buatan dan penghawaan buatan
Toilet a) Diasumsikan dapat digunakan 1 orang tiap ruang toilet
b) Menyediakan 1 wastafel dan 1 kloset
c) Menggunakan pencahayaan buatan
d) Berada di tiap runag pengelola
Gudang a) Diasumsikan dapat digunakan 2 orang karyawan
Penyimpanan b) Digunakan untuk menyimpan barang contohnya untuk
kebersihan.dan berdekatan dengan Ruang Arsip
85
Nama Ruang Program Ruang
Penyimpanan b) Untuk menyimpan barang untuk kesediaan Display
Tabel 4.7 Analisa Program Ruang Fasilitas Pendukung Pemandian Air Panas
Nama Ruang Program Ruang
Ruang Ganti dan Ruang a) Diasumsikan dapat menampung 10 orang
Loker b) Loker dapat digunakan oleh sekitar 30 orang, dapat
menyimpan barang sebesar tas gandeng.
c) Menggunakan pencahayaan buatan
Pemandian Air Panas a) Diasumsikan dapat digunakan 30 orang
b) Menyediakan fasilitas seperti tempat duduk dan meja
c) Disekitar kolam renang terdapat retail-retail yang
menyediakan makanan ringan
Ruang Bilas a) Diasumsikan dapat menampung 4 orang dalam 1 ruang
b) Ruang bilas terpisah oleh sekat serta menggunakan
pencahayaan buatan
86
Nama Ruang Program Ruang
c) Memiliki papan informasi penukaran uang
ATM Center a) Digunakan untuk umum
Smoking Area a) Terhubung dengan ruang luar
b) Memiliki pembatas dengan ruang lain
Parking Area a) Digunakan sebagai memarkir mobil dan motor
b) Menyediakan parkir Bus
Klinik Kesehatan a) Diasumsikan untuk 6 orang pasien
b) Terdiri dari meja, lemari obat dan tempat tidur pasien
c) Menggunakan warna putih untuk memberikan kesan bersih
dan nyaman
Mushola a) Di asumsikan untuk menampung 20 orang 1 terletak dekat
pantai dan 1 di dalam resort
Gudang Penyimpanan a) Diasumsikan dapat menampung 5 orang
b) Untuk penyimpanan barang
c) Terdiri dari area truk, pick up, dan ruang penerima
Eskalator a) Memiliki 4 unit eskalator
b) Terletak di bagian lobby
Tangga Darurat a) Menggunakan material tahan api dan terletak di tepi
bangunan
87
Nama Ruang Total Luasan
Fasilitas Utama 1980,7 m2
Single Cottage Resort 660 m2
Double Cottage Resort 1770 m2
Triple Cottage Resort 2664 m2
Suite Cottage Resort 1288,8 m2
President Suite Cottage Resort 397,8 m2
Fasilitas Pendukung 1049,5 m2
Fasilitas Penunjang Operasional 136 m2
Fasilitas Penunjang Umum 2061,7 m2
Total 12.008,5m2
Bulat 12.010 m2
4.1.7. Penzoningan
Pada Perancangan Resort Pesisir Pantai Reviola ditetapkan memiliki zona yaitu
fasilitas utama, Cottage Resort Area, fasilitas Pendukung, fasilitas penunjang
operasional dan umum. Juga ada area pembagian kawasan parkir yang diletakkan di
luar bangunan yang mencukupi kebutuhan fasilitas luar ruangan. Dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut.
88
Gambar 4.7 Area Zona
= Area Parkir
= Fasilitas Utama
= Cottage Resort
= Fasilitas Pendukung dan Fasilitas Operasional
= Lahan Hijau
89
Gambar 4.8 Stuktur Pondasi Tiang Pancang
Sumber: http://gg.gg/p5fpz
2. Middle Structure
Bangunan yang di rancang merupakan bangunan kategori bangunan tingkat
rendah sehingga sistem struktur nya menggunakan struktur rangka yang terdiri dari
balok dan kolom. Struktur yang dipilih adalah beton bertulang karena tahan terhadap
air dengan menggunakan pelapis dan api yang menggunakan semen tertentu.
3. Up Structure
Untuk struktur atas menggunakan stuktur baja ringan yang mana juga dilapis
dengan atap sintetis agar lebih tahan lama. Kelebihan dari baja ringan ini di utamakan
tahan terhadap karat merespon pada hujan.
90
Gambar 4.10 Struktur Rangka Baja Ringan
Sumber : http://gg.gg/p5fqc
b. Cottage Resort
1. Sub Structure
Melihat dari Site yang berada di tepi pantai serta bangunan cottage yang
merupakan rumah sebagai penginapan pengunjung terbagi atas dua jenis yaitu pondasi
batu kali dan pondasi tiang pancang beton, yang mana pondasi batu kali digunakan
pada cottage yang berada di daratan seperti Single Cottage, Double Cottage, dan Triple
Cottage. Sedangkan untuk pondasi beton digunakan untuk diatas air luat yang
digunakan pada Suite Cottage dan President Suite Cottage. Berikut gambar pondasi
yang di perlukan.
A. Pondasi Tiang Pancang Beton
91
B. Pondasi Batu Kali
2. Middle Structure
Bagian ini menggunakan kayu sebagai bahan dasar dimana bagian kolom dan
balok menjadi sambungan kayu, dinding menggabungkan material kayu dan juga kaca
serta bagian lantai juga menggunakan kayu.
3. Up Structure
Rangka atap juga menggunakan struktur rangka kayu dimana material atap
menggunakan sirap yang berasal dari kayu jati dan kayu ulin. Material kayu ini dipakai
karena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan cuaca yang ada pada
pesisir pantai.
92
4.2.2. Analisis Pencahayaan
Pada perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola ini sistem pencahayaan
terbagi atas dua jenis yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang mana
menyesuaikan dengan kebutuhan uang dan kegiatan yang ada. Pencahayaan alami akan
di maksimalkan dengan penggunaan kaca maupun bukaan pada beberapa ruang yang
mungkin memerlukan lebih pencahayaan alami. Pencahayaan buatan yang digunakan
lebih sedikit dan hanya akan dipakai pada ruang-ruang tertentu saja seperti Ruang
Kantor pengelola, Restoran, Mini Market dan lainnya.
A. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami memanfaatkan cahaya dari matahari mengikuti tema dari
arsitektur bioklimatik yang berarti memanfaatkan keadaan alam dan lingkungan yang
berkaitan dengan iklim daerah.
Bangunan memiliki beberapa solusi untuk memaksimalkan penggunaan cahaya
matahari seperti menggunakan material kaca, atau menggunakan bukaan secara
langsung tetapi juga tetap memanfaatkan sistem shading agar tidak berlebihan dan
sesuai dengan kebutuhan ruang dan kegiatan. Tujuan dari penggunaan cahaya alami
untuk mengurangi pemakaian energi yang berlebihan dari penggunaan listrik juga
mengurangi biaya operasional.
B. Pencahayaan Buatan
Resort menggunakan beberapa sistem pencahayaan buatan yang diterapkan
melalui beberapa sistem pencahayaan yaitu pencahayaan merata, pencahayaan
93
setempat, dan pencahayaan terarah. Pencahayaan buatan digunakan tergantung dari
fungsi dan kebutuhan cahaya dalam suatu ruangan, juga hanya digunakan di beberapa
ruangan karena menyesuaikan dengan pendekatan arsitektur Bioklimatik dimana lebih
meminimalisir penggunaan energi yang berlebihan dan memaksimalkan pemanfaatan
iklim lingkungan dalam desain.
94
Gambar 4.17 Sketsa Dinding Double Wall
95
B. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan adalah penghawaan yang menggunakan teknologi buatan
contohnya AC (Air Conditioner). Penggunaan AC hanya digunakan pada ruang yang
benar-benar dibutuhkan dalam operasional guna meminimalkan biaya dan energi yang
digunakan.
96
Gambar 4.20 Skema Air Bersih
Selain menggunakan air bersih yang berasal dari PDAM dan sumur juga
memanfaatkan sumber air dengan penampungan air hujan (PAH) yang merupakan
pemanfaatan dari alam. Air yang di tampung dari air hujan ini dapat digunakan sebagai
keperluan menyiram tumbuhan yang ada pada lansekap, air mancur, kolam ikan, kolam
renang dan juga sprinkler. Sistem penampungan air hujan ini pertama akan ditampung
pada atap akan menuju tangki yang berada di bawah tanah, kemudian air hujan akan di
filter agar dapat digunakan sebagai air bersih .
97
diolah kembali dan dapat digunakan berulang kali dengan menggunakan tangki
pengolahan
98
Gambar 4.24 Sketsa Fire Protection
99
pengguna. Juga menyediakan sistem jaringan Wireless Network (Free Wifi) yang
menggunakan sistem LAN dimana fasilitas komunikasi terhubung secara online
sehingga mempermudah bertukar informasi, serta menjadi fasilitas dalam mendukung
kenyamanan pengguna, Wifi ini diletakkan pada fasilitas umum seperti area restoran,
area santai, juga untuk pengelola yang berada di ruang kantor.
100
permukaan tanah melalui kabel grounding. Sistem penangkal petir ini memanfaatkan
tanah sebagai penangkal petir alami yang juga memanfaatkan alam.
101
No. Prinsip Arsitektur Penerapan
Bioklimatik
b) Penyediaan void dimaksudkan untuk
memperlancar sirkulasi udara pada bangunan juga
dapat digunakan sebagai sumber cahaya alami
yang masuk.
3. Lansekap dan Vegetasi a) Penataan lansekap dan vegetasi ditujukan untuk
menyerap karbondioksida yang dihasilkan di area
parkir ataupun aktivitas lain seperti memasak,
respirasi. Sehingga penataan pada vegetasi dapat
di aplikasikan dengan penggunaan Vertical
Garden maupun Rooftop Garden.
b) Menyediakan akses menuju alam yaitu lansekap
memberikan view tersendiri selain pemandangan
pantai pasir yang putih.
4. Energy a) Energi yang dipakai diolah dengan menggunakan
sistem terbarukan contohnya berupa solar panel
dapat memenuhi kebutuhan penggunaan listrik
yang ada pada bangunan.
b) Menggunakan sistem Rooftop Garden
memanfaatkan air hujan dan diolah sehingga
dapat digunakan sebagai kebutuhan utilitas
bangunan.
c) Memanfaatkan angin sebagai sumber udara alami
yang akan di sebar kedalam bangunan agar ruang
akan terkena udara yang telah disaring melalui
fasad. Kecuali ruang tertentu yang menggunakan
hawa buatan
5. Warna dan material a) Untuk mendapatkan kesan natural maka
digunakan material alami seperti kayu, batu
marmer, batu alam dan lainnya.
b) Warna yang dipakai juga di pakai menggunakan
warna alami yang menyatukan dengan suasana
pantai yang tenang dan menenangkan.
6. Akustik a) Menggunakan Double Facade untuk mengurangi
kebisingan yang ada pada bangunan terutama
dekat dengan area parkir yang merupakan tingkat
kebisingan tinggi.
b) Penggunaan musik iringan yang tenang untuk
menenangkan pengunjung dan hanya di putar
pada area publik saja.
7 Atap a) Penggunaan green roof pada atap akan
mengurangi panas matahari yang datang
b) Serta menggunakan louverd paying yang
berbentuk melengkung agar dapat menyaring
cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
102
4.4 Analisis Site
4.4.1. Lokasi dan Batas Site
Lokasi Perancangan berada di Jl. Trans Barelang, Galang Baru Kota Batam,
Kepulauan Riau.
103
3. Site merupakan lokasi wisata yang baru di jembatan enam barelang dengan
kelebihan kunjungan wisatawan dan masyarakat lokal.
4. Memiliki area hutan bakau yang cukup luas untuk mengatasi arus laut walaupun
arus pantai terbilang rendah.
5. Pantai memiliki pasir yang putih dan arus yang tidak tinggi, ditambah dengan
air laut yang jernih dan dangkal.
104
FUNGSI JENIS TANAMAN
Penggunaan vegetasi pada atap (green roof) juga akan diterapkan agar dapat
mengurangi panas matahari selain memanfaatkan fasad.
105
Tanggapan untuk analisa matahari dan juga angin ini memberikan bukaan yang
banyak guna memanfaatkan alam sebagai penggunaan energi, dan mengurangi
penggunaan energi buatan. Penggunaan kaca juga digunakan untuk memaksimalkan
cahaya matahari yang masuk. Dinding bukaan lebih banyak dibuat agar angin sejuk
yang datang dari pantai lebih mudah masuk .
106
Gambar 4.32 Kebisingan dari Jalan
107
4.4.6. Analisis Sirkulasi
Kawasan tapak hanya memiliki satu jalan yang berada di arah barat yang mana
hanya dapat dilalui oleh satu mobil dan satu motor ataupun hanya satu bus saja. Jalur
ini merupakan jalur baru jadi masih berupa tanah merah. Terdapat perempatan sebelum
menuju lokasi,jalur barat sebagai jalur masuk ke lokasi, jalur timur menuju ke arah
Pantai Tegar Bahari yang juga merupakan destinasi wisata pantai, untuk jalur selatan
menuju bagian lain dari Pantai Tegar Bahari, dan jalur utara adalah jalur menuju lokasi
tapak.
108
Gambar 4.36 View dalam ke luar
109
Arsitektur Bioklimatik yang mana memanfaatkan iklim sebagai bentuk penggunaan
energi terbarukan dan mengurangi penggunaan energi tak terbarukan. Penerapan ini
berupa kubahan massa yang bercabang sesuai dengan konsep terumbu karang yang
memiliki pecahan massa yang disebut dengan polip.
4.5.4. Warna
Pemilihan warna disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta berkaitan dengan
suasana yang ingin dibentuk, sehingga pengguna akan merasa nyaman.
Tabel 4.13 Analisis Warna
NO. Warna Sifat Penerapan
1. Warna Hijau memberi kesan Di aplikasikan pada dinding
alami, suasana yang sejuk, area relaksasi, furnitur serta di
teduh dan santai. beberapa titik lantai.
110
NO. Warna Sifat Penerapan
4. Warna Biru merupakan Diaplikasikan di area rekreasi,
warna yang memberikan lantai pada cottage dan beberapa
kesan tenang, damai serta titik pada fasad.
warna laut.
5. Warna Putih yang bersifat Diaplikasikan pada beberapa
bersih, sederhana dan netral. lantai dan fasad.
4.5.5. Material
Rancangan Resort Pesisir Pantai Reviola menggunakan material yang sesuai
dengan karakter pendekatan Bioklimatik yang mana lebih memakai material dengan
kesan alami, tidak merusak lingkungan dan menggunakan energi terbarukan. Pemilihan
material pada bangunan seperti kayu, batu alam, batu marmer dan material alami
lainnya serta penggunaan material modern seperti kaca dan baja.
4.5.6. Struktur
Struktur pada rancangan Resort Pesisir Pantai Reviola menggunakan struktur
utama yaitu pondasi tiang pancang, struktur rangka baja pada atap dan Facade pada
bangunan utama sedangkan untuk struktur Cottage Resort menggunakan pondasi batu
kali, rangka atap kayu untuk memaksimalkan penghawaan, serta dinding kombinasi
antara baja dan kayu.
111
4.6 Konsep
4.6.1. Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan pada Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola
adalah Hubungan antara terumbu karang dan ikan karang. Terumbu karang dibagi
menjadi lima jenis yaitu tipe bercabang (branching), tipe padat (massive), tipe kerak
(encrusting), tipe meja (tabulater), dan tipe daun (follose). Pemilihan jenis yang
dipakai pada Kawasan berupa tipe bercabang . Ikan karang merupakan biota laut yang
hidup di terumbu karang juga mempunyai peranan penting dalam ekosistem terumbu
karang. Organisme ini memanfaatkan nutrisi yang ada di ekosistem terumbu karang
juga sebagai tempat beristirahat maupun bertelur. Hubungan antara terumbu karang ini
disebut juga sebagai hubungan yang dikatakan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Konsep ini diambil karena memiliki hubungan yang sama dengan terumbu
karang dan ikan seperti hubungan antara pengguna dan pengelola resort yang mana
pengelola menyediakan fasilitas agar digunakan oleh pengunjung demi mencapai
keuntungan ekonomi dan pengunjung akan merasa terpuaskan dengan terpenuhnya
relaksasi mental dan batin terhadap fasilitas yang tersedia.
Tema bioklimatik merupakan pendekatan yang berhubungan dengan iklim juga
terkait akan pada terumbu karang yang semakin bagus jika berada di area yang bersuhu
tropis.
112
Bentuk bangunan utama Resort mengambil bentukan dari Ikan Karang dimana
Ikan karang di ambil bagian dasar yaitu bagian tubuh ikan yang kemudian di beri
lubang pada bagian tengah yaitu bagian insang dan perut yang mana akan digunakan
sebagai akses udara agar bangunan menjadi lebih sejuk, kemudian bentukan dasar di
bagi dua menjadi bagian entrance dan ruang penunjang.
Pada bagian Cottage Resort menggunakan tampilan dari telur ikan atau disebut
sebagai embrio ikan dimana telur ikan ini diletakkan setiap ujung terumbu karang yang
merupakan habitat bagi ikan. Telur ikan diambil dalam bentuk sederhana yaitu bulat
kemudian bagian embrio di bentuk mengikuti bulatan sehingga membentuk dua
bulatan yang berbeda ukuran, pada bagian mata digunakan sebagai skylight, fasad pada
cottage diibaratkan sebagai pelapis embrio ataupun pelindung dan kolam renang
diibaratkan sebagai tempat hidup ikan yang berada di air laut.
113
Interior diterapkan dengan menyesuaikan bentuk dan prinsip Arsitektur
Bioklimatik, material didominasi penggunaan bahan alami seperti batu-bata, kayu, batu
alam dan batu marmer. Dengan mengkombinasikan warna yang memiliki makna
tenang dan sejuk menyesuaikan fungsi ruang yang ada pada resort, diaplikasikan pada
plafon, lantai, dinding maupun vertical garden. Motif alam juga di fungsikan agar
memanjakan mata sehingga mampu menenangkan pengunjung.
114
Gambar 4.41 Konsep Rencana Tapak dan Pembagian Fasilitas
115
Gambar 4.42 Konsep Sirkulasi dan Parkir
Bentuk fasad ini di terapkan pada bangunan utama serta penunjang yang berada
di depan site.
116
Gambar 4.44 Penerapan fasad pada Bangunan utama
Sumber: Sketsa
b. Pohon Cemara
117
FUNGSI JENIS
Pembatas area dan pengarah a. Pohon Pinus
Tanaman yang digunakan adalah tanaman
yang didasarkan pada pola sirkulasi pada
tapak bangunan. Biasanya diletakkan di tepi
jalan dan taman
b. Bunga Violet
c. Bunga Lily
118
FUNGSI JENIS
Peredam Kebisingan a. Pohon Kiara payung
Penggunaan pohon yang rindang tidak
hanya sebagai peneduh tetapi juga
digunakan sebagai pencegah kebisingan
dimana suara akan tersaring di dedaunan
yang lebat.
b. Bambu
119
BAB V
HASIL DESAIN
Konsep yang menjadi dasar dalam bentuk kawasan mengambil bentukan dari
ikan yang sedang menuju ke arah terumbu karang. Keterkaitan dalam hubungan antara
pengunjung dan pengelola resort, resort diumpamakan sebagai fungsi utama dalam hal
penginapan sementara bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam.
Kawasan resort mengutamakan 3A yang berarti Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi.
Berikut adalah hasil dari bentukan konsep kawasan resort.
120
B. Konsep Resort
Konsep rancangan resort didasarkan atas hubungan makhluk hidup dan alam
yang mana jika tidak merusak maka akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Hubungan ini digambarkan dalam bentuk “Simbiosis” yaitu interaksi antara satu
makhluk dengan makhluk lainnya. Symbiosis is a connection between members of two
or more species that live in close proximity to one another.
Simbiosis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis mutualistik, simbiosis parasit
dan simbiosis sesama. Perancangan ini menggunakan salah satu dari tiga jenis
simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme. Simbiosis mutualisme digambarkan sebagai
hubungan antara ikan dan terumbu karang. Ikan disamakan dengan turis sedangkan
terumbu karang adalah tempat peristirahatan. Keberadaan kawasan wisata ini akan
bermanfaat bagi pengunjung sebagai tempat relaksasi, hiburan sekaligus sebagai salah
satu peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
121
menciptakan koneksi antara bangunan dengan iklim setempat sehingga lingkungan
setempat menjadi ramah lingkungan dan hemat energi. Beberapa prinsip yang ada pada
Arsitektur Bioklimatik diterapkan dalam kawasan resort seperti penyediaan vegetasi
yang cukup untuk mengatasi udara panas pada daerah pesisir pantai. Vegetasi pesisir
ini juga bertujuan untuk memecah angin kuat yang berasal dari pantai sehingga dapat
menyebar di seluruh kawasan.
Area semi outdoor juga diterapkan dalam kawasan dengan memberikan fasilitas
seperti area menembak (paintball), lapangan voli dan kawasan wisata hutan bakau,
sehingga pengunjung dapat menikmati resort dengan nyaman.
122
energi dengan menggunakan energi terbarukan. Perkerasan diminimkan dan
memberikan suasana hijau yang seimbang sehingga memberikan suasana sejuk
walaupun berada dalam area yang hangat.
Baja ringan
Kisi Kayu
123
Gambar 5.8 Rencana Tapak Resort
B. Pencapaian Tapak
Lokasi perancangan berada di Pulau Galang tepatnya pada Jalan Reviola
bersebelahan dengan Pantai Tegar Bahari. Sebelum memasuki area resort pengunjung
akan melewati gerbang pada Jalan Reviola.
124
Gambar 5.10 Jalur Akses Kawasan
Jalan pada area kawasan terbagi atas dua yaitu semi privat yang berada pada
area depan resort dan privat yaitu pada bagian rumah-rumah cottage yang disewakan.
Jalur yang digunakan pengunjung resort ketika menuju cottage adalah jalur kayu yang
disuguhi pepohonan disekitarnya.
125
pada resort, terbagi atas tiga bangunan dengan rincian sebagai berikut:
1) . Restoran
Restoran menyediakan makanan bagi pengunjung resort terutama pada bagian
penyewa cottage, dengan kapasitas mencapai 200 orang. Seperti pada restoran
umumnya yang memiliki pembagian ruang atas ruang resepsionis, ruang dapur, ruang
makan dalam ruang, ruang makan luar ruang serta ruang makan pada lantai atas.
Makanan yang disuguhi adalah sistem prasmanan yang juga disediakan pada lantai
atas.
2) . Main Building
Main building atau disebut juga sebagai bangunan utama yang menunjang
pengunjung ketika ingin menginap di resort. Bangunan ini menyediakan ruang
resepsionis, area tunggu tamu, ruang kantor bagi pengelola, retail dan juga area toko
roti.
126
Gambar 5.13 Main Building
3) . Support Building
Bangunan penunjang utama ini memberikan sarana bagi pengunjung untuk
menikmati resort seperti ruang gym, ruang spa, ruang sauna, mushola dan kolam
pemandian air panas.
127
digunakan oleh satu orang.
128
Gambar 5.17 Triple Cottage
129
BAB VI
SARAN DAN KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Perancangan Resort di Pesisir Pantai Reviola Kota Batam dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik sebagai berikut :
5.2 Saran
130
Adapun saran yang diperlukan dalam Perancangan Resort di Pesisir Pantai
Reviola Kota Batam dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik adalah dengan
mengumpulkan data relevan yang di dapat antara judul rancangan dengan tema
agar tidak terjadi kendala dalam penyusunan serta mencari studi kasus yang ada
di Indonesia maupun di dunia. Dalam proses rancangan diperlukan data-data
pokok untuk di gali sehingga memerlukan manajemen waktu untuk mendapatkan
hasil yang ingin dicapai secara maksimal.
131
DAFTAR PUSTAKA
132
Bioklimatik Pada Bangunan Perpustakaan Di Klaten,” ARSITEKTURA, vol. 15, no.
2, pp. 434–438, 2017.
Krisnawati, N. (2014) ‘Hotel Resort di Kota Batu dengan Tema Hotel Resort di Kota Batu'.
Lauzet, N., Mauree, D., Colinart, T., Musy, M., & Lapray, K. (2019). Bioclimatic Building
Design Considering Urban Microclimate. Journal of Physics: Conference Series, 1343
(1).
Nurhasanah, D. (2016) ‘Perkembangan Arsitektur Bioklimatik'.
Nurmalita, A. (2018) ‘Perancangan Low-Rise Apartment dengan Pendekatan Arsitektur
Bioklimatik di Surabaya'.
S. Supriono, “Analisis Deskripsi Potensi Pariwisata Kota Batam Dalam Rangka Menjaring
Wisatawan Mancanegara,” Jurnal Pariwisata Terapan, vol. 1, no. 2, pp. 97–106, 2017.
S. Astria Melanira, “Penerapan Bangunan Rumah Lingkungan Dalam Kajian Arsitektur
Bioklimatik (Sekolah Alam Bekasi (Sasi)),” ARJOUNA: Architecture and
Environtment Journal of Krisnadwipayana, vol. 4, no. 2, 2022.
Perfetto, G. M., & Lamacchia, F. P.(2016). Zero Energy Hotels and Sustainable Mobility in
the Islands of Aegean Sea (Greece). International Journal of Clean Coal and Energy,
05 (02), 23-36.
R. W. Putra, R. M. Firmansyah, W. Wagianto, G. Gunansyah, and E. Kamal, “Kajian
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Indonesia (Review: Reklamasi Teluk Benoa),”
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, vol. 8, no. 3, pp. 175–180, 2021.
Yanti and C. A. Pane, “Eksistensi Objek Wisata Turi Beach Di Kecamatan Nongsa Dalam
Mengembangkan Pariwisata Di Kota Batam,” HISTORIA: Journal of Historical
Education Study Program, vol. 4, no. 1, pp. 46–57, 2019.
133
LAMPIRAN
Single Cottage
134
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
Double Cottage
R.Tamu 1 4 9 m/unit 9 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 1 21 m/unit 21 m2 AS
Dapur 1 4 7 m/unit 7 m2 AS
Kamar Mandi 2 4 2.25 m/org 18 m2 NAD
Balkon 1 2 2 m/org 4 m2 AS
Jumlah Cottage 25 Double Cottage
Sub Total 1475 m2
Sirkulasi 20% 295 m2
Total 1770 m2
Triple (family) Cottage
R. Tamu 1 4 10 m/unit 10 m2 AS
R. Keluarga 1 4 6 m/unit 6 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 2 21 m/unit 21 m2 AS
Dapur 1 2 8 m/unit 8 m2 AS
Kamar Mandi 1 2 2.25 m/org 4.5 m2 NAD
Balkon 1 3 2 m/org 6 m2 AS
Jumlah Cottage 40 Triple Cottage
Sub Total 2.220 m2
Sirkulasi 20% 444 m2
Total 2664 m2
Suite Cottage
R. Tamu 1 6 15 m/unit 15 m2 AS
135
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
R. Keluarga 1 6 8 m/unit 8 m2 AS
Kamar Tidur Utama 1 2 25 m/unit 25 m2 AS
Dapur 1 4 10 m/unit 10 m2 AS
Kolam Renang Kecil 1 - 100 m/unit 100 m2 AS
Kamar Mandi 2 2 2.25 m/org 9 m2 NAD
Balkon 1 6 2 m/org 12 m2 AS
Jumlah Cottage 6 Suite Cottage
Sub Total 1074 m2
Sirkulasi 20% 214,8 m2
Total 1288,8 m2
President Suite Cottage
R. Tamu 1 8 20 m/unit 20 m2 AS
R. Keluarga 1 8 10 m/unit 10 m2 AS
Kamar Tidur Utama 2 2 25 m/unit 50 m2 AS
Dapur 1 6 12 m/unit 12 m2 AS
Kolam Renang Besar 1 - 200 m/unit 200 m2 AS
Kamar Mandi 3 2 2.25 m/org 13.5 m2 NAD
Balkon 1 10 2 m/org 20 m2 AS
Mini Library 1 4 6 m/unit 6 m2 AS
Jumlah Cottage 1 President Suite Cottage
Sub Total 331,5 m2
Sirkulasi 20% 66,3 m2
Total 397,8 m2
136
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
137
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
Total 45.18 m2
Kolam Renang
Kolam pemandian 1 - 200 m/unit 200 m2 AS
Air panas
Penyewaan Alat 1 - 30 m2 30 m2 AS
Diving
R. Loker 2 30 0.9 m/org 54 m2 NAD
R. Ganti 4 10 1.25 m/org 50 m2 NAD
R. Bilas 4 10 2.25 m/org 90 m2 NAD
Toilet 10 1 2.25 m/org 22.5 m2 NAD
Sub Total 446 m2
Sirkulasi 20% 89.3 m2
Total 535.8 m2
Restoran
R. Panel 1 2 10 m/unit 10 m2 AS
R. Genset 1 3 3.6 m/org 10.8 m2 AS
R. Pompa 1 1 12.5 m/unit 12.5 m2 AS
R. Janitor 3 1 5 m/org 15 m2 NAD
138
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
R. CCTV 1 2 15 m/unit 15 m2 AS
Pos Keamanan 4 2 2.5 m/org 20 m2 NAD
TPS 2 1 15 m/unit 30 m2 AS
Sub Total 113.3 m2
Sirkulasi 20% 22.7 m2
Total 136 m2
Umum
Nama Ruang Jumlah Kapasitas Standar Luasan Sumber
Money Changer 1 2 2.5 m/org 5 m2 NAD
ATM Center 4 2 1.6 m/org 12.8 m2 NAD
Smoking Area 2 2 4 m/org 8 m2 AS
Klinik Kesehatan 1 2 4 m/org 8 m2 AS
Mushola 2 50 0.96 m/org 96 m2 NAD
Tempat Wudhu 2 10 2.4 m/org 48 m2 NAD
R. Laundry 30 1 0.5 m/org 15 m2 NAD
WC difabel 6 1 1.6 x 1.8 m 17.28 m2 AS
Parkir
Mobil 35 1 2.4 x 5.5 m 462 m2 NAD
Mobil Khusus 10 1 5 x 3.6 m 180 m2 NAD
Difabel
Motor 50 1 1 x 2.2 m 110 m2 NAD
Bus 2 1 12 x 24 m 576 m2 NAD
Sub Total 1718.1 m2
Sirkulasi 20% 343.6 m2
Total 2061.7 m2
139