Anda di halaman 1dari 54

SEMINAR ARSITEKTUR

PERANCANGAN KAWASAN RESORT MANDIANGIN ARUNG


JERAM DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
DI KABUPATEN KAMPAR

Oleh:

Abby Hendriansyah
NIM. 1707114113

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
PERANCANGAN RESORT MANDIANGIN ARUNG JERAM DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI KABUPATEN KAMPAR

Abby Hendriansyah
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau

ABSTRAK
Resort adalah penginapan yang dibangun pada lansekap atau tanah luas yang
masih asri dan segar yang masih dikelilingi oleh pemandangan indah dan masih
banyak terdapat pepohonan. Lokasi favorit resort biasanya ada di pegunungan,
perbukitan, pantai, sungai dan lokasi lain yang memiliki daya Tarik sendiri.
Fasilitas yang terdapat didalam suatu resort ada beragam seperti kolam renang,
taman bermain, restoran, pusat perbelanjaan yang bertujuan untuk menunjang
kenyamanan pengunjung Resort. Di Provinsi Riau sendiri terdapat beberapa
resort seperti Tiga dara kampong Hotel dan resort, Hotel Siak resort, dan
Bamboo resort yang cukup terkenal. Tujuan dibangunnya resort ini adalah untuk
memanjakan pengunjung yang sudah lelah beraktifitas diluar resort atau untuk
pengunjung datang hanya menikmati fasilitas resort yang lengkap. Mandiangin
arung jeram merupakan suatu kawasan pariwisata yang popular di kabupaten
Kampar yang menjalankan wisata olahraga arung jeram. Pada objek wisata ini
belum memiliki fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan standar tempat wisata
maka diperlukannya resort sebagai pusat penginapan dan mendukung fungsi
pariwisata pada kawasan tersebut. Pendekatan arsitektur yang ramah lingkungan,
berorientasi pada alam sangat diperlukan maka dipilih pendekatan arsitektur
Bioklimatik. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif,
pengambilan data baik primer maupun sekunder kemudian di analisa dengan
tujuan memiliki fungsi terkait Perancangan Resort Mandiangin rafting dengan
pendekatan Arsitektur Bioklimatik di kabupaten Kampar, sehingga mendapat
konsep perancangan yang tepat dan berkualitas.

2
Kata Kunci : Resort, Mandiangin, Arung jeram, Bioklimatik, Pariwisata
BAB I
1) PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Resort adalah penginapan yang dibangun pada lansekap atau tanah luas
yang masih asri dan segar yang masih dikelilingi oleh pemandangan indah dan
masih banyak terdapat pepohonan. Keberadaan suatu resort biasanya dilatar
belakangi oleh keadaan alam tertentu yang dimana pengunjung resort selain dapat
menikmati kenyamanan yang disediakan resort juga dapat menikmati keindahan
alam yang menjadi keunikan dari resort. Maka dari itu pembangunan suatu resort
biasanya ada di pegunungan, perbukitan, tepi sungai dan pantai yang memiliki
daya Tarik wisata. Fasilitas yang biasanya ada di resort ada beragam tergantung
keunggulan tempat resort dibangun, seperti Pesona alam resort dan spa di puncak
bogor yang menyediakan fasilitas kolam renang, gym dan spa, hutan pinus,
jogging track, restoran coffee and tea dan kamar yang nyaman atau yang di
Pekanbaru seperti Hotel siak resort yang terdapat di pinggir sungai siak yang
menyediakan taman rimbun dan akses ke sungai untuk menikmati wisata sungai
siak atau ke mall ciputra untuk wisata kota dengan fasilitas lengkap.
Fungsi utama sebuah resort adalah sebagai penginapan. Fungsi resort
dibedakan berdasarkan tiga jenis yaitu, fungsi social, fungsi olahraga dan fungsi
kantor. Klasifikasi resort pun dibedakan berdasarkan letak dan view dari resort
seperti Mountain resort, Beach resort, lake resort, Village resort dan lainnya.
River resort merupakan jenis resort yang terletak dipinggir aliran sungai. River
resort ini menyediakan sarana rekreasi yang berhubungan dengan sungai seperti
arung jeram, kayak, memancing dan lain sebagainya. Untuk kasus perancangan ini
dibuatlah suatu River resort yang didalamnya selain berfungsi untuk
peristirahatan juga memberikan fasilitas arung jeram sebagai fasilitas rekreasi bagi
pengunjung. Aktifitas arung jeram ini juga memiliki standar yang perlu
diperhatikan sesuai dengan Peraturan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

3
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Arung
Jeram.
Pada Peraturan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Nomor 13 tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Arung Jeram diatur standar
fasilitas wisata arung jeram yang berlaku di seluruh Indonesia. Contoh badan
usaha wisata arung jeram yang sudah sesuai dengan peraturan mentri tersebut
adalah CitraElo rafting di Magelang, Jawa barat dan Arung Jeram Rainbow
Rafting di Pemalang. Sedangkan pada Mandiangin Rafting yaitu tempat wisata
arung jeram di Kabupaten Kampar yang menjadi Lokus perancangan belum
memiliki fasilitas selengkap itu. Maka dari itu dibutuhkannya Resort yang
merupakan tempat istirahat pengunjung dan sebagai fasilitas yang dapat
menunjang aktifitas arung jeram disana. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Dan
Kebudayaan Kabupaten Kampar Zulia Dharma, Wisata arung jeram di sungai
Kopu kawasan Mandiangin ini memiliki potensi luar biasa dan meraih
penghargaan posisi kedua Anugrah Pesona Indonesia (API ) award 2021 sebagai
destinasi Wisata arung jeram kategori Wisata Air.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar
Mei 2022 mengalami peningkatan jumlah wisatawan 30 persen dari tahun
sebelumnya sebanyak 25.472 wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan ini
dikarenakan peralihan dari masa new normal yang mengakibatkan wisatawan
ingin pergi berlibur. Mandiangin arung jeram termasuk dari sebelas wisata yang
ada di kabupaten XIII Koto Kampar juga mengalami peningkatan. Potensi ini akin
semakin besar jika dibangun resort yang dapat meng akomodasi semua keperluan
wisatawan di kawasan Mandiangin arung jeram yang terletak di Kabupaten XIII
Koto Kampar.
Kondisi alam yang masih asri, memiliki pemandangan indah dan iklim sejuk
khas karena berdekatan dengan Provinsi Sumatera Barat yang menjadi tempat
perancangan sangat cocok jika menerapkan pendekatan arsitektur yang dapat
memaksimalkan potensi kawasan tersebut. Menurut Suwarno (2021) Pendekatan
arsitektur Bioklimatik merupakan pendekatan yang mensinergikan desain

4
arsitektural terhadap iklim, psikologi manusia dan dapat membuat desain
arsitektural yang susitanable atau berkelanjutan dan passive cooling sehingga
dapat memaksimalkan kawasan resort. Melalui pendekatan ini menggabungkan
semua analisa pada kawasan dan mewujudkannya menjadi konsep rancangan yang
tanggap dan ramah pada lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1) Apa saja fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi dalam
perancangan Resort Mandiangin Rafting ?
2) Bagaimana menerapkan Prinsip arsitektur Bioklimatik pada
perancangan Resort Mandiangin arung jeram?
3) Bagaimana merumuskan konsep perancangan yang tepat dalam
memenuhi kebutuhan resort Mandiangin arung jeram?

1.3. Tujuan penulisan


Berdasarkan uraian permasalahan yang dirumuskan maka tujuan penulisan
dari perancangan Resort wisata Mandiangin Rafting dengan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik adalah sebagai berikut :
1) Menerapkan fasilitas yang mendukung fungsi dalam perancangan
kawasan Resort Mandiangin arung jeram
2) Menerapkan prinsip arsitektur Bioklimatik pada perancangan Resort
Mandiangin arung jeram
3) Menghasilkan suatu konsep perancangan yang tepat dalam
perancangan resort Mandiangin arung jeram

1.4. Lingkup/batasan

5
1.4.1. Lingkup
Berdasarkan Latar belakang penulisan, maka penulis membuat lingkup
perancangan agar perancangan kawasan Resort Mandiangin Arung jeram ini lebih
terfokus. Adapun lingkup perancangan sebagai berikut :

1) Lingkup Substansial
Merancang kawasan Resort Mandiangin Arung jeram yang terdiri dari
fasilitas utama, pendukung, dan penunjang yang meliputi masa bangunan
lansekap dan konsep perancangan dengan pedekatan arsitektur Bioklimatik.

2) Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pada objek perancangan Resort wisata Mandiangin
Rafting di persimpangan sungai Kampar dan sungai Kopu di Kecamatan
XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Pemilihan lokasi ini didasari
oleh keberadaan bentang alam yang sesuai untuk mendukung fungsi dari
perancangan dan terletak di titik akhir pengarungan yang dapat memberikan
akses lebih mudah untuk pengunjung dari berbagai daerah.

1.4.2. Batasan
Berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, maka penulis membuat batasan
pada perancangan agar perancangan Resort Mandiangin arung jeram ini lebih
terfokus. Adapun batasan dalam perancangan sebagai berikut :

1) Batasan Objek
Menjadikan kawasan resort ini memiliki fungsi utama adalah penginapan,
selain itu juga memiliki fungsi Rekreasi dan Komersial

2) Batasan Skala Kegiatan


a. Penginapan, resort ini sebagai fasilitas penginapan yang aman dan
nyaman yang menjadi fungsi utama dari perancangan.

6
b. Rekreasi, resort ini dijadikan sebagai penunjang untuk menyalurkan
hobbi pengunjung terkait dengan wisata air seperti arung jeram dan
memancing.
c. Komersial, resort ini menjadi penunjang UMKM, masyarakat sekitar
dan pebisnis untuk menjadikannya sebagai wadah dalam berjualan.

3) Batasan Tema
Batasan dalam penggunaan tema dalam perancangan ini yaitu penerapan
prinsip arsitektur Bioklimatik yang lebih ditekankan pada tiga prinsip yaitu
passive cooling, efisensi energy dan penerapan denah bangunan yang
dilewati udara dan sinar matahari sehingga tercipta konsep rancangan yang
tanggap dan ramah lingkungan.

1.5. Kerangka Pikir


Kerangka pikir pada proses perancangan Resort Mandiangin arung jeram
dengan pendekatan arsitektur Bioklimatik dimulai dari latar belakang yang ada
sehingga terbentuknya sebuah konsep rancangan adalah sebagai berikut:

7
Gambar 1.1 : Kerangka Pikir

8
1.6. Sistematika Pembahasan
Penerapan pendekatan arsitektur Bioklimatik pada Resort Mandiangin
Arung jeram menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pokok-pokok pikiran yang melatar belakangi
pemilihan judul, permasalahan, tujuan permasalahan, lingkup bahasan,
batasan permasalahan, kerangka pikir, sistematika pembahasan, serta
keaslian penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi uraian mengenai definisi Resort, aktifitas wisata dan
olahraga arung jeram, serta pembahasan yang berkaitan dengan
pendekatan Arsitektur Bioklimatik.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisi paradigma perancangan berupa strategi perancangan dan
metode pengumpulan data, tinjauan lokasi berupa latar belakang pemilihan
lokasi, serta alur Perancangan Resort Mandiangin Arung jeram dengan
Pendekatan Arsitektur Bioklimatik Di Kabupaten Kampar.

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PERANCANGAN


Bab ini berisi mengenai analisis tapak, analisis fungsional, analisis sistem
bangunan, analisis sistem utilitas, analisis fisik bangunan, analisis lain
yang dibutuhkan, serta penerapan Arsitektur Bioklimatik pada
perancangan Resort Mandiangin Arung jeram.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dan saran dalam penerapan Arsitektur
Bioklimatik pada perancangan Resort Mandiangin Arung jeram.

9
1.7. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran berdasarkan judul perancangan dengan judul
Perancangan Resort Mandiangin Arung jeram dengan pendekatan arsitektur
Bioklimatik, setidaknya terdapat beberapa judul yang memiliki keterikatan, antara
lain :

Table 1.1 : Keaslian Penulisan


N Perbedaan
Judul Penulis Persamaan
o
1 Resort arung jeram di Aji Nugroho Kesamaan pada Perbedaan pada
sungai Progo Magelang hartanto, Fungsi perancangan lokus
Universitas yang diangkat perancangan
Islam
Indonesia,
2004
2 Serayu Extreme Sport and Sarwono Edi Kesamaan pada Perbedaan pada
resort Priyanto, Fungsi perancangan lokus
Universitas yang diangkat perancangan
Muhamadiyah
Surakarta,
2011
3 Perancangan kawasan Pahmi Iria, Kesamaan Pada jenis Perbedaan pada
Wisata desa Bokor dengan Universitas lokasi perancangan, fungsi ,
pendekatan Arsitektur Riau, 2021 berada ditepian air. pendekatan dan
Tepian Air loksu
perancangan.
4 Hotel Resort dengan Sahrianto, Kesamaan pada Perbedaan pada
pendekatan Arsitektur Universitas fungsi dan gaya lokus
Bioklimatik di Bira Islam Negri arsitektur yang perancangan
Kabupaten Bulukumbia Alaudin diangkat
Makassar,
2018
5 Perancangan resort di Irvan Kesamaan pada tema/ Perbedaan pada
pesisir pantai reviola kota Nugraha, gaya arsitektur yang lokus
batam dengan pendekatan Universitas diangkat perancangan
arsitektur bioklimatik Riau, 2022
6 Penerapan prinsip M. Romi Kesamaan pada Perbedaan pada
arsitektur bioklimatik Firmansyah, tema/gaya arsitektur fungsi dan lokus
dalam perancangan Universitas yang diangkat perancangan.
tropical orchid centre Riau, 2017

Keterangan keaslain penulisan sebagai berikut :

10
1.7.1. Resort arung jeram di sungai Progo Magelang
1.7.2. Serayu Extreme Sport and resort
1.7.3. Perancangan kawasan Wisata desa Bokor dengan pendekatan Arsitektur
Tepian Air
1.7.4. Hotel Resort dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik di Bira Kabupaten
Bulukumbia
1.7.5. Perancangan resort di pesisir pantai reviola kota batam dengan pendekatan
arsitektur bioklimatik
1.7.6. Penerapan prinsip arsitektur bioklimatik dalam perancangan tropical orchid
centre
a.

11
BAB II
2) TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Fungsi Resort


Resort merupakan penginapan yang dibangun pada lansekap atau tanah luas
yang masih banyak pepohonan dan masih alami yang terletak di kawasan wisata
atau memiliki daya Tarik wisata. Beberapa pengertian resort yang terkenal Antara
lain :
a. Menurut Dirjen Pariwisata (1988), Resort adalah suatu perubahan tempat
tinggal untuk sementara bagi seorang di luar tempat tinggalnya dengan
tujuan atara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat
ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan
serta keperluan usaha lainnya.
b. Menurut Pendit (1999) resort adalah tempat menginap dimana terdapat
fasilitas khusus untuk bersantai dan berolahraga seperti tennis, golf, spa,
tracking, dan jogging. Bagian concierge berpenglaman dan mengetahui
betul lingkungan resort, bila ada tamu yang hitch-hiking berkeliling sambil
menikmati keindahan alam resort ini.
c. Menurut Mill (2002) resort merupakan tempat dimana orang pergi untuk
brekreasi.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, Resort merupakan suatu
tempat tinggal yang ditempati untuk bersantai dan menghabiskan waktu yang
terletak dikawasan rekreasi yang memiliki fasilitas lengkap.

2.1.1. Tinjauan fasiliats resori


Fasilitas adalah segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan suatu
kegiatan, termasuk kedalam sarana dan prasarana dalam suatu kegiatan. Tinjauan
fasilitas resort mengacu pada sarana dan prasarana atau ruang-ruang yang

12
menunjang kegiatan di resort. Fasilitas yang terdapat didalam resort
dikelompokkan dalam berbbagai macam Antara lain :
a. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pengelola usaha seperti
tempat ibadah, toilet umum dan lainnya.
b. Fasilitas olahraga adalah fasilitas yang di berikan untuk digunakan di dalam
ruangan maupun luar ruangan. Contoh kolam renang, lapangan basket, tenis,
arung jeram dan permainan lainnya. (Wirjasantos:1984)
c. Fasilitas kantor adalah fasilitas yang disediakan untuk pengelola ataupun
pegawai yang bekerja di suatu usaha. Fasilitas yang disediakan seperti ruang
kantor, peralatan kerja, tempat parkir dan sebagainya. Untuk resort sendiri
memerlukan ruangan khusus bagi pegawai resort seperti ruang pengelola,
ruang istirahat dan makan serta ruang lainnya.

Menurut Keputusan Dirjen Pariwisata No.14/U/11/1988, sebuah resort


setidaknya harus memiliki beberapa fasilitas yang mencakup:
a. Area parkir
b. Lobby resort (termasuk lobby utama, lounge, kasir, resepsionis,
customer service, toilet umum)
c. Kamar resort (single room, twin room, triple room, superior room,
suite room, presidential suite room)
d. Ruang Meeting
e. Fasilitas hiburan seperti olahraga (mengikuti area resort) dan Play
Ground
f. Laundry dan cleaning service

Fasilitas yang berada di resort disesuaikan dengan lokasi dibangunnya


resort, seperti resort sungai, fasilitas yang ada seperti fasiitas memancing, arung
jeram, dan wahana air lainnya.

13
2.1.2. Karateristik resort
Sebagai salah satu tempat yang menyediakan penginapan, fungsi resort ini
memiliki beberapa karakteristik yang merupakan ciri khas keunikan tersendiri
yang berbeda dengan lainnya tergantung lokasi resort. Karakteristik ini tersendiri
terbagi atas lokasi, fasilitas, segmen pasar, serta arsitektur dan suasana
(Krisnawati, 2014):
1. Lokasi
Lokasi pada dasarnya merupakan tempat yang memiliki daya Tarik wisata
dan memiliki pemandangan yang indah, seperti pegunungan, tepi sugai,
perbukita, tepi pantai dan lain sebagainya yang masih asri dan memberikan
kenyamanan lebih pada pengunjung.
2. Fasilitas
Fasilitas resort mengacu pada sarana dan prasarana yang membuat resort
lebih menarik. Fasilitas resort ini dibedakan menjadi fasilitas dalam
ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor) berdasarkan lokasinya.
Fasilitas yang disajikan pada resort menentukan ketertarikan wisatawan
atau pengunjung dalam memilih suatu resort. Fasilitas yang menarik harus
memiliki sarana rekreatif dan menyenangkan.
3. Segmen Pasar
Resort merupakan fasilitas akomodasi untuk wisatawan yang datang
dengan tujuan berlibur, bersenang-senang mengisi waktu luang, untuk
memenuhi tujuan itu diperlukan resort dengan fasilitas yang bersifat
rekreatif dan pola pelayanan yang memuaskan.
4. Arsitektur dan suasana
Resort dengan suasana yang nyaman dan arsitektur yang mendukung
tingkat kenyamanan itu akan meningkatkan citra yang bernuansa etnik
sehingga wisatawan yang datang akan cenderung memilih resort sebagai
tempat tinggal sementara.

14
2.1.3. Jenis-jenis resort
Klasifikasi Resort terbagi atas letak orientasi view dan lokasi serta kelengkapan
wisata (Nurmalita, 2018). Jenis-jenis resort ini dibagi atas beberapa, sebagai
berikut:
1. Mountain Resort
Resort yang mengambil daerah pengunungan ini memberikan
pemandangan wisata yang berada di gunung dengan menyediakan fasilitas
yang lebih menekankan pada hiburan alam bersifat alami seperti mendaki
gunung, hiking, panjat tebing dan lainnya. Contoh nya seperti Tetebatu
Mountain resort di Lombok timur.
2. Beach Resort
Resort ini mengutamakan pada potensi alam yang berada di tepi pantai dan
laut sebagai wisata dengan view yang mengarah langsung kearah pantai
dan menyediakan fasilitas olahraga air sebagai pertimbangan utama.
Contohnya seperti Bintan Pearl Beach Resort di Kepulauan Riau.
3. Lake Resort
Menyediakan fasilitas yang berada di tepian danau yang tidak hanya
memanfaatkan view tetapi potensi lainnya seperti olahraga air,
memancing, dan kegiatan lainnya. Contohnya seperti Lido Lake resort di
Bogor, jawa barat.
4. Village resort
Resort ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan dengan tema
etnik lokal dengan melihat kebudayaan sekitar , dan larut kedalam
kehidupan masyarakat pedesaan.Ccontohnya seperti Java Village Resort di
Yogyakarta.
5. Forest resort
Terletak di daerah hutan sehingga wisatawan dapat menikmati
pemandangan alam dan juga dapat mempelajari segala yang ada di hutan
seperti flora dan fauna. Biasanya resort ini di peruntukkan untuk penelitian

15
dan pendidikan mengenai konservasi hutan lindung.Contohnya seperti
Horison Greeen Forest Resort di Bandung.
6. Marina resort
Resort ini terletak dekat dengan pelabuhan dimana potensi banyak yang
mengandalkan fasilitas dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan
air. Contohnya seperti Grand desa resort di pelabuhan ratu.
7. River resort
Resort ini terletak di tepi sungai dan menyajikan wahana wahana rekreasi
tepi sungai seperti arung jeram dan wahana olahraga air lain. Contohnya
seperti Hotel Siak resort, tepi aliran sungai siak.

2.1.4. Fungsi Resort


Fungsi Resort menurut Mill dan Coltman (2002) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi resort bagi pengguna, adalah untuk kenyamanan berwisata,
kenyamanan menginap atau menikmati fasilitas untuk berekreasi.
b. Fungsi Resort bagi pemerintah, adalah meningkatnya pendapatan daerah
dan negara.
c. Fungsi Resort membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan
kerja,termasuk jasa resort, angkutan, industry sandang
pangan,pertanian,hiburan,cendramata dll.
d. Fungsi Resort membantu perkembangan industry – industry kecil seperti
objek wisata,restoren,tempat hiburan,dan objek – objek lainnya.
e. Fungsi resort menimbulkan rasa saling mengenal serta agar menghargai
antar bangsa,sehingga dapat mempererat hubungan antar manusia

Secara umum fungsi resort dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut :
A. Fungsi Primer (Utama)
Merupakan fungsi bangunan sebagai kegiatan utama yang terdapat dalam
bangunan seperti administrasi Check in, Check Out, Lobby, kamar resort

16
sebagai tempat menginap, kegiatan rekreasi, dan kegiatan olahraga
pengunjung.
B. Fungsi Sekunder (Pendukung)
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya
seperti Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan
karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini
seperti tempat parkir, Restoran, Toko Kue, Laundry, Mushola, Gudang
dan lainnya.

Menurut Keputusan Dirjen Pariwisata No.14/U/11/1988, sebuah resort setidaknya


harus memiliki beberapa fasilitas yang mencakup:
a. Area parkir
b. Lobby resort (termasuk lobby utama, lounge, kasir, resepsionis, customer
service, toilet umum)
c. Kamar resort (single room, twin room, triple room, superior room, suite
room, presidential suite room)
d. Ruang Meeting
e. Fasilitas hiburan seperti olahraga (mengikuti area resort) dan Play Ground
f. Laundry dan cleaning service
g. Fasilitas yang berada di resort disesuaikan dengan lokasi dibangunnya
resort, seperti resort pantai yang menyediakan fasilitas olahraga air
contohnya jet ski, surfing, diving dan lainnya. (Ames Boston,2020)

17
2.1.5. Kriteria resort
Kriteria resort berbintang dapat di klasifikasikan sebagai suatu sistem
pengelompokan dalam berbagai kelas maupun tingkatan. Di Indonesia Resort
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi didasarkan pada:
a) Jumlah kamar
b) Fasilitas
c) Pelayanan
d) Rekreasi
Kriteria Resort Berbintang
Fasilitas Resort Resort Resort Resort Resort
Bintang I Bintang II Bintang III Bintang Bintang V
IV
Kamar Tidur Minimal Minimal 20 Minimal 30 Minimal 50 Minimal
10 Kamar Kamar, 1 Kamar, 3 Kamar, 3 100 Kamar,
Kamar Suite Kamar Kamar 4 Kamar
Suite Suite Suite
Ruang Makan Perlu Perlu Wajib Wajib Wajib
(Restaurant) minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 2 minimal 2
Bar dan Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
Coffee Shop minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
Rekreasi & Dianjurkan Wajib Wajib Wajib Wajib
Olahraga dianjurkan dianjutkan perlu > 2 perlu > 3
> 1 jenis > 2 jenis jenis jenis
fasilitas fasilitas fasilitas fasilitas
Ruang Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib
Penyewaan minimal 1 minimal 1 minimal 3 minimal 3 minimal 3
Lounge - - Wajib Wajib Wajib
Taman Perlu Perlu Perlu Wajib Wajib
Function - - Wajib Wajib Wajib
Room minimal 1 minimal 1 minimal 1

18
2.1.6. Prinsip Desain Resort
Pengembangan Resort di tiap lokasi sebagai suatu tempat wisata memiliki
ciri ataupun karakter yang berbeda. Berikut hal yang perlu di rencanakan dalam
prinsip-prinsip.
a) Kebutuhan dan persyaratan individu dalam kegiatan wisata
1) Suasana tenang kesendirian (Aloneless) dan privasi, tetapi juga
memiliki keterhubungan terhadap interaksi dengan orang lain
2) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat
sebaik mungkin.
3) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter tapak dan iklim
lingkungan.
b) Pengalaman unik bagi wisatawan
1) Ketenangan (Relaxation), perubahan gaya hidup yang berkaitan
dengan kedekatan alam dan kesempatan untuk relaksasi.
2) Melakukan aktivitas berbeda seperti olahraga dan rekreasi

2.1.7. Kajian Arsitektural


Menurut Dirjen Pariwisata No. 14/U/11/88 tentang pelaksanaan ketentuan
usaha dan penggolongan resort . Berikut klasifikasi standar Resort di bawah ini:
1. Resort bintang satu : minimal 20 kamar
2. Resort bintang dua : minimal 20 kamar
3. Resort bintang tiga : minimal 30 kamar
4. Resort bintang empat : minimal 50 kamar
5. Resort bintang lima : minimal 100 kamar

Analisis fungsi merupakan aspek dasar dari kebutuhan rancangan resort


yang akan menentukan sifat atau karakter dari masing-masing fungsi. Berikut
fungsi resort akan dijelaskan;
A. Fungsi Primer (Utama)

19
Merupakan fungsi bangunan sebagai kegiatan utama yang terdapat dalam
bangunan seperti administrasi Check in, Check Out, Lobby, kamar resort
sebagai tempat menginap, kegiatan rekreasi, dan kegiatan olahraga
pengunjung.
B. Fungsi Sekunder (Pendukung)
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya
seperti Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan
karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini
seperti tempat parkir, Restoran, Food Court, Laundry, Mushola, Gudang
dan lainnya.

Dari bawah ini merupakan pembagian fasilitas menurut fungsi yang ada
dalam resort bintang lima dengan jumlah kamar 100, berikut paparan dan standar
nya
Standar yang digunakan dalam perhitungan dimensi ruang :
1) TSS : Times Saver Standard For Buildings Types
2) NAD : Neufert Architects Data
3) SB : Studi Banding
4) HDIS : Human Dimension & Interior Spaces
5) HPD : Hotel Planning and Design
6) HMC : Hotel, Motel and Condomonium

3)Fungsi Utama
4) Lobby Dan Ruang Tunggu
Lobby resort merupakan awal sebelum memasuki ruang kamar resort
privat maupun umum. Perlu diperhatikan sirkulasi dan perabot yang

20
menunjang aktivitas, termasuk meja depan sebagai pusat informasi maupun
resepsionis. Ukuran lobby di sesuaikan dengan kebutuhan ruang aktivitas
yang ada di dalamnya.

Standar Ruang Lobby


NO. Nama Ruang Sumber Standar Yang Digunakan
1. Main Lobby BPDS 0.65-0.9 m2/orang
2. Lounge Area NAD 2,5 m2/orang
3. Receptionist BPDS 10 m2/unit
4. Ruang Kasir NAD 2,75 m2/orang
5. Customer Service NMH 12 m2/unit
6. Lavatory NAD 3,6 m2/orang
Sumber: http://gg.gg/p5fsi

Berikut gambaran kebutuhan yang ada di dalam ruang .


NO. NAMA RUANG STANDAR
1. Ruang Registrasi Tamu
Ruang ini merupakan tempat
melayani pengunjung yang
datang untuk menyewa kamar
ataupun kegiatan lainnya

Standar Meja Registrasi Tamu


Sumber: Neufert & Ernest, 2002
2. Ruang Tunggu
Ruang yang digunakan
pengunjung duduk sambil
menunggu dan juga menyediakan
area perjamuan untuk
pengunjung
Standar Ruang Tunggu
Sumber: Chiara, 1983

21
NO. NAMA RUANG STANDAR
3. Kasir
Berhadapan dengan Registration
Desk yang mana biasanya berada
di areal komersil seperti restoren
ataupun Cafe

Standar Kasir
Sumber: Neufert & Ernest, 2007
4. WC
Toilet dibagi 3 jenis untuk pria,
wanita dan juga disabilitas

Standar Ruang Toilet


Sumber: Neufert & Ernest, 2007

Standar Toilet Disabilitas


Sumber: Neufert & Ernest, 2007

22
a. Persyaratan Ruang :
Ruang untuk buang air besar (WC) :
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) :
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
b. Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang
baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal
toilet 20-27 derajat celcius)
c. Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.

5) Kamar Resort
Kamar resort digunakan sebagai fasilitas utama untuk penyewaan kamar
bagi pengunjung. Terdapat berbagai jeni-jenis kamar resort menurut Agustinus
Darsono (2011:52) yaitu:
NO. RUANG KAMAR STANDAR
1. Single Room
Kamar standar yang mampu
menampung untuk 1 orang. Dengan
fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dan
dapur ukuran kecil. Ukuran ruang 3,00
m x 5,00 m sudah termsuk ruang
lainnya.

Single Room
Sumber : Neufert,2013:127

23
NO. RUANG KAMAR STANDAR
2. Twin Room
Kamar standar yang menyediakan 2
tempat tidur dengan fasilitas sama
dengan single room tetapi ukuran
berbeda yaitu 3,50 m x 6,00 m sudah
termasuk ruang lainnya.

Twin Room
Sumber : Neufert,2013:127

3. Triple room
Kamar standar yang dilengkapi 2
tempat tidur ataupun satu tempat tidur
jenis double bed dengan tambahan satu
tempat tidur tambahan untuk tamu.
Menyediakan ruangan seperti kamar
tidur, dapur, kamar mandi dalam, dan
balkon. Ukuran ruang ini 5,00 m x
7,00 m sudah memenuhi ruang
lainnya.
Triple Room
Sumber : Neufert,2013:127

24
NO. RUANG KAMAR STANDAR
4. Suite room
Kamar tidur yang mewah dilengkapi
fasilitas seperti rumah pada umumnya
memiliki ruang tamu, ruang tidur,
dapur dengan luasan sedang, kolam
renang dan kamar mandi dalam
dengan ukuran ruang 5,50 m x 8,00 m.

Suite Room
Sumber : Neufert,2013:127
5. President Suite room
Ru Kamar yang memiliki ruang
kompleks dan termasuk ruang dengan
harga yang mahal di lengkapi dengan
taman, ruang tamu, ruang keluarga,
dapur yang cukup besar, kolam
renang, kamar mandi dalam, balkon
dan perpustakaan dengan ukuran 7,00
President Suite Room
m x 10,00 m
Sumber : Neufert,2013:127

6) Entertainment dan fasilitas olahraga


Sebuah ruangan yang di tujukan untuk menyediakan fasilitas hiburan bagi
pengunjung, berikut beberapa fasilitas hiburan:

25
Ruang Olahraga
Ruang Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) / Diameter (m)
Wahana Arung jeram
Area memancing
Tenis meja 12,0 m 6,0 m 3,0 m
Sauna 30-45 m2 30-45 m2 4,0 m

Sumber : Neufert , 2013: 177-197

Berikut Standar fasilitas hiburan atau olahraga:


NO. NAMA RUANG STANDAR
1. Tenis Meja
Permainan olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan
raket/bet terbuat dari kayu dilapisi
menggunakan karet.

Standar Meja Tenis


Sumber : Prastiangga, 2019
2. Ruang Sauna
Digunakan pengunjung untuk
membantu tubuh dalam
membakar lebih banyak kalori,
sauna juga merupakan relaksasi
yang bagus untuk jantung.

Standar Ruang Sauna


Sumber : Neufert & Ernest
3 Arung jeram
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibekukan, disusun berdasarkan konsensus
semua pihak terkait dengan memperhatikan syaratsyarat kesehatan, keamanan, keselamatan,
lingkungan, perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah Peraturan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha
Wisata Arung Jeram yang terdapat pada Lampiran.

26
NO. NAMA RUANG STANDAR
4 Outbond Jenis kegiatan outbond:
Menurut Djamaludin Ancok 1. High roof
(2000:3) “outbound adalah kegiatan 2. Truss fall
di alam terbuka (outdoor), outbound 3. Flying fox
juga dapat memacu semangat 4. Rappaling
belajar”. 5. Marine Bridge

5 Memancing
Pada saat sekarang memancing selain
menjadi kesenangna juga menjadi
olahraga dan memiliki peraturan
tersendiri. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan (Permen KP)
ini dibentuk untuk melaksanakan Potongan lokasi pemancingan
ketentuan Pasal 114 ayat (4) Sumber : (Bacskai, 1997)
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Kelautan dan Perikanan.
Salah satu ketentuan yang diatur pada
Permen KP ini yaitu mengenai Wisata
Memancing.Adapun tidak semua
jenis ikan dapat ditangkap, terdapat
pengecualian bagi ikan yang
dilindungi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
dan/atau Appendix CITES.

7)Fungsi Sekunder
1) Ruang Pengelola
Ruang pengelola adalah ruang yang dijadikan tempat pengelolaan bangunan
secara khusus dan manajemen bangunan. Pada ruangan ini ditentukan standar dari
perabot yang dipakai terlihat pada Gambar berikut:

Standar Meja Pengelola


Sumber: Neufert & Ernest, 2002

27
2) Meeting room atau function room
Ruangan ini biasanya dipakai untuk berbagai macam kebutuhan seperti
meeting, rapat, seminar dan lain sebagainya dan ruang ini disebut banquet room.
Berikut standar ruang .

Standar Ruang Meeting Room


Ruang Sumber Standar
Meeting Room HMC 1,1-1,3 m2 / orang
Function room HMC 1,8 m2 / orang
Sumber : http://gg.gg/p5fsu

3) Ruang Karyawan
Tempat untuk Karyawan seperti Loker, Mushola, Toilet dan lain-lain.
Standar ruang pekerja dapat dilihat pada tabel.
Standar Ruang Karyawan
Ruang Sumber Standar
Loker NAD 0,9 m2 / orang
Toilet Karyawan NAD 0,5 m2 / kamar
Mushola NAD 1 m2 / orang
Sumber : Neufert & Ernest, 2013 : 105

4) Ruang Pengelola
Office atau kantor yang digunakan oleh karyawan untuk berbagai jenis
aktifitas di resort. Berikut tabel yang menjelaskan kantor.
Standar ukuran ruang Pengelola
Ruang Sumber Standar
General Manager TSS 1,33 m2 / orang
Sekretaris TSS 1,8-2,3 m2 / orang
Staff admin HPD 1,8-2,3 m2 / orang
Akuntan HPD 7,5-9,5 m2 / orang
Ruang Arsip HPD 0,02 m2 / orang
Ruang Rapat HPD 1,5-2 m2 / orang
Front Office Manager HPD 1,33 m2 / orang
Sumber : http://gg.gg/p5fsz

28
5) Ruang lainnya
Contoh tuang lainnya seperti Ruang Kontrol, ruang perbaikan, tangga, koridor,
lift, pos security, dan sebagainya.

Ruang Operator
Sumber : fankychristian, 2017

6)Fungsi Penunjang (Servis)


1) Area Parkir
Terletak di depan ruang Lobby yang mana area ini menampung berbagai
jenis kendaraan pengunjung sesuati kebutuhan ruang. Standar ukuran kendaraan
berikut akan di paparkan.
Tabel 2.7 Standar Kendaraan
Jenis Kendaraan Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Radius Putaran
Lingkaran
Sepeda Motor 2,20 0,70 1,00 1,00
Mobil Pribadi 4,70 1,75 1,65 5,75
Mobil Pribadi 5,00 1,80 2,00 6,00
ukuran besar
Bus 11,00 2,50 3,95 10,25
Truk Pengangkut 4,50 1,80 2,00 6,00
Mobil Pengangkut 1,45 2,50 3,30 9,25
Sampah
Mobil Pemadam 6,80 2,50 2,80 9,25
Kebakaran
Sumber : Neufert, 2013:105

Berikut Gambar ilustrasi standar kendaraan.

29
Perbandingan ukuran kendaraan
Sumber : Neufert,2013:104-106

Standar ukuran mobil pribadi


Sumber : Neufert,2013:104-106

Parkir khusus Disabilitas


Sumber : http://gg.gg/p5fl7

30
2) Restoran
Merupakan tempat yang dapat digunakan pengunjung sebagai lokasi makan
dan disuguhkan tidak hanya restoran saja tetapi juga menyediakan fasilitas seperti
coffee shop, bakery shop ataupun restoran khusus seperti makanan (jepang dan
western).
Standar Ruang Restoran
Ruang Sumber Standarisasi
Restoran NAD 2,5 m2/orang
Cafe NAD 2,5 m2/orang
Gudang NAD 25 x 0,24 m2/ orang
Bakery NAD 2,5 m2/orang

Sumber: Neufert, 2013 :129

Berikut Gambaran kebutuhan Ruang.

Standar Ukuran Meja Tempat Duduk


Sumber: Neufert, 2013 :119

31
Standar Jarak Tempat Makan
Sumber: Neufert, 2013 :119

Diagram fungsi dan organisasi ruang Restoran


Sumber : (Ernst & Tjahjadi, 2018)

3) Ruang penyimpanan atau gudang material


Ruangan ini digunakan sebagai ruang operasional seperti makanan, minuman,
perlengkapan resort atau gudang dan sebagainya. Dapat dilihat pada tabel
Standar ukuran Ruang Penyimpanan
Ruang Sumber Standar
Gudang Makanan HPD 0,1 m2 / kamar
Gudang Minuman NAD 0,18 m2 / kamar
Gudang Pendingin HPD 0,1 m2 / kamar
Gudang bahan NAD 0,14 m2 / kamar
Ruang cuci TSS 0,2 m2 / kamar
Sumber : http://gg.gg/p5fli

32
4) Food Court
Food court merupakan sebuah tempat makan yang terdiri dari counter-
counter makanan yang menawarkan aneka menu yang bervariasi. Food
court aadalah area makan yang terbuka dan bersifat informal. Area ini biasanya
terdapat di mall-mall atau pusat perbelanjaan, perkantoran modern, universitas,
atau sekolah-sekolah yang modern.

Diagram operasi bagi sebuah restoran kecil/ food court


Sumber : (Ernst & Tjahjadi, 2018)

1. Denah meja dan tempat duduk

Denah kursi dan meja


Sumber : (Ernst & Tjahjadi, 2018)

2. Area Makan

33
- 0,83 m2 perorang, makanan
yang disajikan terbatas, dirancang
menurut pola yang ada.
- 1,2 – 1,4 m2 perorang dilayani oleh
pelayan.
- Pergeseran maju mundur kursi
antara 100-200 mm untuk
kebutuhan duduk
- Pergeseran mundur kursi
pelanggan berdiri 300 mm Antara
tempat duduk yang satu dengan
tempat duduk yang membelakangi
Standar area makan
merupakan gang yang disebut jalur
Sumber : (Ernst & Tjahjadi, 2018)
pelayanan dengan jarak 1.350 mm.

3. Zoning, Grouping dan sirkulasi Food Court

Zoning, Grouping dan sirkulasi food court


Sumber : (Christy & Honggowidjaja, 2016)

4. Denah Food court

34
Contoh denah layput food court
Sumber : (Christy & Honggowidjaja, 2016)

4.1. Tinjauan Umum Tema


4.1.1. Pengertian Arsitektur dan Iklim
Arsitektur adalah seni atau praktik perancangan dan pembangunan struktur
dan konstruksi bangunan. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur dapat mencakup
merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan level makro,
misalnya perencanaan kota, tidak hanya satu bangunan dan pelengkapnya saja.
Dalam suatu buku tulisan dari Robert Gutman (Architecture From the
Outside In: Selected Essays) mengatakan bahwa arsitektur merupakan kulit ketiga
manusia. Gutman juga mengatakan bahwa arsitektur adalah suatu lingkungan
produksi yang tidak hanya menjembatani manusia dan lingkungan, tetapi juga
sebagai wahana ekspresi kultural untuk mengatur kehidupan jasmaniah,
psikologis.
Sedangkan Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca yang terjadi di suatu
tempat/daerah. Ada ilmu khusus yang mempelajari tentang Iklim, asal usul,
kondisi geografis, peredaran matahari dan bulan terhadap matahari menjadi pokok
bahasan dalam ilmu itu, yaitu Klimatologi.

35
Jadi Arsitektur dan Iklim sangat berkaitan, dalam proses merancang
bangunan, Iklim merupakan salah satu elemen terpenting. Tanpa
memperhitungkan Iklim dari suatu daerah tempat dimana akan dilakukan
pembangunan, bangunan yang akan dibangun akan sangat tidak sesuai dan
kemungkinan resiko semakin besar. Contohnya pada zaman dulu, suku
inuit./Eskimo yang tinggal di Kutub Utara membangun bangunan dengan
menggunakan bongkahan Es yang dibuat seperti bata lalu disusun. Selain karena
sulit mencari bebatuan untuk menjadi bahan dasar bangunan, iklim disana yang
dingin menjadi alasan kenapa batu tidak dipakai karena didalam bangunan akan
terasa dingin jika dibuat dari bahan dasar batu. Logika ini juga diterapkan pada
bangunan yang sering banjir, bangunannya dibuat lebih tinggi dari permukaan
tanah/ panggung.
Menurut Olgyay (1963) terdapat empat bidang yang berkaitan dengan
arsitektur terkait iklim yaitu Klimatologi, biologi, teknologi, dan arsitektur yang
mana memiliki beberapa langkah. Langkah pertama dengan mewujudkan
arsitektur yang tanggap akan iklim diperlukan survei iklim pada lokasi tersebut.
Langkah kedua mengevaluasi dampak yang akan diakibatkan oleh iklim terhadap
fisiologis manusia dan langkah ketiga terkait penerapan teknologi untuk mencapai
kenyamanan pada bangunan. Lalu langkah terakhir yaitu semua langkah harus
dikombinasikan agar sesuai dengan kepentingan pengguna.
Penerapan solusi menurut Olgyay memiliki enam faktor penentu yaitu :
pemilihan lokasi tapak bangunan, orientasi arah matahari, bantuk massa
bangunan, arah shading, gerakan udara dan suhu ruangan. Semua faktor ini
dikombinasikan untuk mendapatkan a balance shelter ( Ikaputra, 2019).
Menurut Givoni (1998) terdapat empat fitur yang dapat memodifikasi
bentuk interaksi antara bangunan dengan lingkungannya, yaitu:

1. Paparan sinar matahari yang efektif (Effective Solar Exposure)

2. Perolehan panas matahari efektif (Effective Solar Heat Gain)

3. Tingkat perolehan panas konduktif dan konvektif (Conductive and

36
Convective)

4. Potensi ventilasi alami dan pendinginan pasif bangunan

4.1.2. Pengertian Bioklimatik


Bioklimatik berasal dari kata Bioclimatology yang berarti ilmu yang
mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan. Bioklimatik adalah suatu
konsep yang menggunakan sistem struktur, ruang dan konstruksi bangunan
dimana menjamin kondisi nyaman bagi penghuninya. Penggunaan perangkat
elektro-mekanik digunakan seminimal mungkin dan memaksimalkan pemanfaatan
energi yang telah tersedia dari alam (Nurhasanah, 2016).
Secara umum prinsip desain Bioklimatik adalah hemat energi (Conserving
Energy), Memperhatikan kondisi iklim (Working with Climate), Ramah
Lingkungan (Minimizing New Resources), Merespon keadaan tapak bangunan
(Respect for tapak), dan nyaman bagi penghuni bangunan (Respect for
user),tujuan dari prinip ini adalah menciptakan suatu bangunan dan lingkungan
yang dirancang untuk sepenuhnya menutupi kebutuhan energi tanpa menyebabkan
kerusakan pada lingkungan sekitar (Amelia, 2019).

4.1.3. Perkembangan Bioklimatik


Perkembangan Arsitektur Bioklimatik di mulai pada tahun 1960-an yang
mana arsitektur ini merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi dari iklim.
Arsitektur Bioklimatik dapat dicerminkan kembali dari Arsitk Frank Lyod Wright
yang terkenal akan karyanya dengan menyatukan bangunan dengan alam tanpa
merusak lingkungannya dengan prinsip yaitu seni membangun tidak hanya
efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan,
kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan sesuai bangunannya. Lalu dengan
falsafah dari “Oscar Niemeyer” yang mengatakan penyesuaian terhadap keadaan
alam dan lingkungan, penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam
pengolahan secara bentuk, bahan dan arsitektur ( Ikaputra, 2019).

37
Dari Arsitek Frank Lloyd Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek baru
yang mulai memperkenalkan arsitektur Bioklimatik yaitu Victor Olgay pada tahun
1963 dan dilanjutkan oleh Arsitek Kenneth Yeang pada tahun 1990-an
menerapkan pada bangunan tinggi dan mendapatkan penghargaan Aga Khan
Award 1995 dan Award pada tahun 1997 (Nurhasanah, 2016)

4.1.4. Prinsip Arsitektur Bioklimatik


Prinsip arsitektur Bioklimatik pada dasarnya adalah arsitektur yang
berwawasan ilmu Klimatologi/ Ilmu cuaca sehingga desain yang dihasilkan sangat
tanggap terhadap perubahan iklim dan cuaca. Perubahan pada bentukan atap,
fasad, lanskap menjadi elemen arsitektural penting dalam desain Pusat Komunitas
Pencinta alam.
Adapun prinsip bioklimatik yang dikemukakan oleh Yeang yaitu:
5) Menentukan Orientasi
Orientasi pada bangunan bioklimatik dioptimalkan pada sisi selatan dan
utara yang memberikan keuntungan dalam penggunaan ventilasi itu sendiri. Untuk
bangunan di daerah tropis, Yeang menyebutkan bahwa orientasi yang paling baik
ialah diagonal kiri dari arah utara-selatan.
6) Bukaan Jendela
Umumnya bangunan menjauhkan radiasi matahari yang didapat dari
bukaan-bukaan bangunan. Bukaan jendela sebaiknya menghadap utara atau
selatan. Bila memperhatikan alasan estetika penggunaan curtain wall dapat
diterapkan pada fasad bangunan yang tidak menghadap matahari. Pemakaian
shading dapat menjadi suatu pemecahan untuk mengantisipasi radiasi matahari.
7) Hubungan dengan Lansekap
Tumbuhan dan lansekap tidak hanya memenuhi faktor estetika namun juga
sebagai ekologi bangunan. Ketika terjadi integrasi antara elemen biotik (tanaman)
dan elemen abiotik (bangunan) dapat memberikan efek dingin pada bangunan,
membantu penyerapan O2 dan pelepasan CO2.

38
8) Desain Dinding
Desain dinding bisa berarti sebagai suatu lapisan yang berfungsi sebagai
kulit pelindung bangunan. Material bangunan merupakan salah satu aspek dalam
insolator panas. Penggunaan material yang tepat dan karena bangunan ini
merupakan bangunan yang bersubsidi maka pemilihan material ini juga
mengutamakan efesiensi.
9) Transisi
Ruang transisi pada bangunan bioklimatik diartikan sebagai suatu zona di
antara interior dan eksterior bangunan. Perwujudan area transisi bisa berupa
atrium atau peletakan di tengah bangunan dan sekeliling bangunan yang berfungsi
sebagai ruang udara. kisi–kisi pada atap bangunan nantinya bisa mengarahkan
angin dari atrium ke ruangan-ruangan dalam.
10) Pembayang Pasif
Pembayangan pasif berarti pembiasan sinar matahari pada dinding yang
menghadap matahari secara langsung sebagai pencahayaan alami sedangkan
penghawaan alami dengan sirkulasi yang baik dapat memberikan kenyamanan
bangunan. Pembayangan pada desain dinding, membuat pembayangan dari plat
aluminium di beberapa bidang bangunan untuk membayangi fasad bangunan.
Pembayangan sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding
yang menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur
dan barat).
11) Open Plan
Denah bangunan sebaiknya ditentukan juga dengan fungsi bangunan yang
akan ditampung. Akan lebih baik terdapat ventilasi atau bukaan alami sebagai
koneksi dari pintu masuk ke luar bangunan. Selain itu dapat sebagai pergerakan
udara dan cahaya yang melewati bangunan.

11.1. Studi Banding Fungsi Perancangan Sejenis

39
11.1.1. Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa

Anantara Uluwatu
Sumber : blog.baliwww.com, 2015

Anantara uluwatu merupakan salah satu resort yang menyediakan


ketenangan dan keindahan alam berada di pantai barat di Semenanjung Bukit Bali.
Uluwatu adalah kawasan bukit yang spektakuler, dengan tebing kapur yang
menjulang tinggi di tepi pantai. Resort ini berjarak sekitar 30 menit dari Bandara
Internasional Ngurah Rai Bali, juga merupakan salah satu surga bagi peselancar
dan memiliki pertunjukan budaya yang menarik yaitu tari Kecak.

a. Fasilitas

Fasilitas Anantara Uluwatu Bali


Sumber : blog.baliwww.com, 2015

b. Fungsi
Resort Anantara Uluwatu merupakan bangunan komersil yang berada di
daerah Pecatu Uluwatu. Resort ini memiliki 60 kamar, 4 ruang suite, dan 12 villa

40
dengan fungsi yang berbeda. Bangunan ini terletak dekat dengan lokasi pantai
dengan daerah terpencil yang cocok untuk suasana privasi.

c. Konsep
Konsep perancangan dari Anantara Resort, Uluwatu Bali ini adalah Spiritual
Healing yang mengartikan bagaimana menghubungkan ataupun menciptakan
nuansa spiritual menggunakan pendekatan Healing. Spiritualitas disini tidak
hanya berbicara mengenai agama tetapi lebih terhadap suasana yang mampu
memberikan pengunjung ketenangan untuk berhubungan dengan spirit. Makna
Healing sendiri berarti penyembuhan oleh diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar. Pendekatan Healing terbagi atas 3 unsur yaitu alam, indera
dan psikologis.

d. Material
Penggunaan warna pada perancangan ini menggunakan warna alam yang
akan memberikan kesan spiritual dan romantis. Material yang digunakan berasal
dari alam seperti penggunaan kayu, batu marmer, batu alam, bahkan kerikil.
Karena bahan-bahan ini ramah terhadap lingkungan.

Warna yang digunakan


Sumber : LuluMasturina, 2018

41
Reception Lobby
Sumber : LuluMasturina, 2018

11.1.2. SBS Resort Batam


a. Lokasi
Resort ini berlokasi di Komplek SBS Resort Jembatan 5 Barelang Pulau
Sembulang . merupakan resort dengan bintang 4 . Resort ini berjarak 3 km dari
lokasi wisata terdekat yaitu kampung vietnam.

Lokasi SBS Resort


Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD

b. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di SBS Resort ini ada beberapa kamar yang berada
di tepian air yaitu 28 kamar dan suite yang menghadap ke laut, ukuran kamar
sebesar 50 m2 , berikut kamar yang tersedia di resort:
a)Deluxe Room

42
b)Villa Air
c)Grup & Retret

Lalu juga ada beberapa fasilitas pendukung lainnya yang ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan tamu, yaitu :
a)Guest Service Facilities
b)Bussiness Centre
c)Meetings and Function Room
d)Perkemahan
e)Program Sekolah
f) Restoran Makanan Laut
g)Kapal (Sebagai lokasi Pre-Wedding)

SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3gX6oXB

c. Konsep
Resort ini menawarkan perpaduan sempurna antara penghematan dan
kenyamanan juga fasilitas yang didesain untuk menikmati wisata di karenakan
berada di tepian pantai dan semua fasilitas juga berhubungan dengan permainan
air ataupun kegiatan air. Jarak untuk bangunan resort yang berada di atas air yaitu
villa air sejauh kurang lebih 50 meter dari garis pantai sehingga menjadikan lokasi
ini tidak seluas lokasi lain tetapi tetap asik untuk mewujudkan daerah bersantai.

43
SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD

d. Material
Material yang digunakan kebanyakan menggunakan material alam yaitu
kayu didominasi aksen berwarna natural yaitu coklat dan putih serta interior yang
sederhana memberikan kesan minimalis yang menawarkan view ke arah laut dan
dapat menikmati sunset.

Interior SBS Resort

11.1.3. Nongsa Point Marina and Resort


a. Lokasi
Resort ini berlokasi di Jalan Hang Lekiu Km 4, di Nongsa, Batam,
merupakan salah satu resort yang terkenal di Batam karena memiliki view yaitu
laut di pantai nongsa. Nongsa Point Marina and Resort di rancang dengan
sentuhan gaya mediteranian dan dibangun di tepian laut. Menawarkan rumah-
rumah yang bertujuan sebagai suatu relaksasi bagi pengunjung yang datang dan
juga menyediakan kebutuhan lainnya.

44
Lokasi Nongsa Point Marina & Spa
Sumber : nongsapointmarina.com

b. Fasilitas dan Zonasi


Zona dari Resort ini areal umum berada di Entrance yaitu lobby lalu pada
area rumah sewaan adalah privat dan area semi privat berada di tepian pantai
dikarenakan fasilitas wahana olahraga air dapat disewa pengunjung yang tidak
menginap.

Pembagian Zona Resort


Sumber : Asumsi

Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan oleh Resort ini selain dari
bangunan utama yang berwarna putih terdapat ratusan apartment maupun villa
yang tersebar di kawasan pesisir. Berikut beberapa fasilitas yang ada di Nongsa
Point Marina & Spa:
a)Deluxe Beachfront Room
b)Deluxe Garden View

45
c)Junior Suite Room
d)Beachfront Executive Suite Room
e)Three Bedroom Apartment
f) Marina Spa
g)Olahraga air (Wakeboarding, Jet Ski, Flyboard)
h)Kolam Renang.
i) Lapangan Golf

Deluxe Beachfront, Deluxe Garden View, dan Junior Suite Room


Sumber: nongsapointmarina

Fasilitas pendukung di Nongsa Point yaitu flyboard, wakeboarding dan kolam renang
Sumber : nongsapointmarina

11.1.4. Keemala Resort Phuket


a. Lokasi

Lokasi Keemala Resort

46
Sumber : aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort

Terletak di daerah Phuket, Thailand dimana resort ini memanfaatkan lereng


untuk mendapatkan view yang menawarkan pemandangan laut, sungai, air terjun
serta hutan yang alami. Di bangun dengan konsep yang memanfaatkan alam
sekitarnya sebagai suatu inspirasi dasar yaitu berfokus pada empat suku berbeda
yang bersatu membentuk sebuah desa bernama Keemala.
b. Konsep, Fasilitas dan Zonasi
Keemala Resort di bangun dengan konsep yang memanfaatkan alam sekitar
sebagai suatu inspirasi dasar yaitu berfokus pada suku yang berada di daerah
tersebut, dengan membentuk empat suku yang berbeda maka di sebut Keemala.
Dikatakan bahwa resort menggunakan konsep dari empat suku juga berpengaruh
terhadap rumah yang didesain juga akan berbeda dibagi menjadi; pondok kolam
tanah liat (Pa-Ta-Pea), Rumah Kolam Pohon ( We-Ha), Villa kolam tenda (Klan-
Khon-Jorn), dan vila Kolam Sarang Burung (Rung-Nok).
Pembagian zonasi pada resort ini dibedakan menjadi tiga yaitu zona publik,
semi publik dan privat yang mana tertera pada gambar.

Zonasi Pembagian Keemala Resort Phuket


Sumber : Asumsi

Fasilitas :
a)Tree Pool House
b)Clay Pool Cottage
c)Tent Pool Villa

47
d)Bird Nest Pool Villa
e)Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g)Keemala Enchanted Hall
h)Keemala Su Tha Restaurant

Rumah dan Villa di Keemala Resort


Sumber: aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort

c. Material
Material yang dipakai dalam Resort kebanyakan menggunakan bahan alami
yaitu kayu karena sesuai konsep dari empat suku yang merupakan suku nomaden
sehingga menggunakan bahan yang dapat diperbaharui. Tidak hanya
menggunakan kayu tetapi juga memakai batu dan tanah liat yang terdapat pada
Clay Pool House yang mana digunakan pada pembuatan bak mandi. Desain
resort ini mengutamakan alam dan budaya dimana mayoritas penggunaan bahan
bangunan adalah produk alami dan di daur ulang untuk dapat digunakan.
Rancangan resort ini di desain untuk ramah terhadap lingkungan dan konstruksi
yang melengkapi ekosistem di sekitarnya daripada menghancurkan lingkungan
akibat lingkungan buatan manusia.

Bird Nest Pool Villa and Clay Pool Cottage

48
Sumber: Agnes, 2018

Dilihat dari beberapa fungsi sejenis di atas dapat disimpulkan dalam tabel
berikut untuk membedakan antara kapasitas kamar, fasilitas, dan pengguna.
Perbandingan kapasitas, fasilitas dan pengguna
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Anantara 60 kamar, 4 ruang 24hr Room services Keluarga, perusahaan
Uluwatu Bali suite, dan 12 villa Bar/lounge dan pasangan.
Shop/boutique
Yoga dan Gym
Kolam renang
Spa and salon
Ruang rapat
Layanan dry cleaning dan
cuci pakaian
Kamar pemandangan laut
Kamar suite pengantin
Kamar suite keluarga
SBS Resort 28 kamar, 8 water Deluxe Room Keluarga dan
Batam villa dan 4 suite Villa Air pasangan
Grup & Retret
Guest Service Facilities
Bussiness Centre
Meetings and Function
Room
Perkemahan
Program Sekolah
Restoran Makanan Laut
Kapal (Sebagai lokasi Pre-
Wedding)
Nongsa Point 80 kamar suite, 29 Deluxe Beachfront Room Keluarga, pasangan
Marina and kamar standar Deluxe Garden View dan perusahaan
Resort Batam Junior Suite Room
Beachfront Executive Suite
Room
Three Bedroom Apartment
Marina Spa
Olahraga air
(Wakeboarding, Jet Ski,
Flyboard)
Kolam Renang.
Lapangan Golf
Keemala Resort 244 kamar Tree Pool House Keluarga, pasangan
Phuket Clay Pool Cottage dan perusahaan
Tent Pool Villa
Bird Nest Pool Villa
Keemala Spa
Keemala Su Tha Bar
Keemala Enchanted Hall

49
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Keemala Su Tha Restaurant

11.2. Studi Banding Tema Sejenis


11.2.1. Urban Desain, Bioclimatic European School by Atelier3AM.
Desain Sekolah Eropa inovatif dengan menggunakan pendekatan Arsitektur
Bioklimatik, terinspirasi oleh tipologi tapak yang dibentuk dengan tiga unit
bangunan secara terpisah mengartikan pendidikan. Mengutamakan kendala fisik
dari tapak menyajikan orientasi matahari dan sistem penghawaan yang cukup
baik.

Bioclimatic European School


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Iklim yang panas pada tapak di tanggapi dengan penggunaan pendinginan


pasif melalui ventilasi silang, penciptaaan iklim mikro dan sistem pembuang
panas. Dalam mosaik multikulturalisme, beberapa tahap kehidupan membentuk
satu kesatuan yang kohesif, dengan menciptakan suasana kebersamaan.

School Courtyard
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

50
Material dinding dengan massa putih, jendela vertikal yang tinggi akan
menerangi ruang di dalamnya. Interior sekolah di desain dengan kayu zaitun yang
mendefinisikan dunia bagian dalam sekolah. Sambungan bangunan ke lanskap
menghadirkan dua kondisi yang berbeda yaitu bangunan tertanam dalam kondisi
tapak yang alami dan memberikan pondasi visual untuk massa putih sehingga
lebih lapang dari tampak atas, maka akan menciptakan area pendidikan luar ruang
yang teduh dan menyehatkan ketika melakukan aktivitas fisik.

School Kindergarden
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Desain Konseptual tahap ini dikembangkan melalui ruang belajar yang


dipengaruhi oleh semua usia sekolah (K-12), identitas kolektif perlu
dipertahankan, tetapi tetap membutuhkan kebutuhan spasial, fungsional, dan
sosial yang lebih spesifik dari semua tahapan pendidikan anak. Pengaturan kelas
didasarkan pada gagasan komunitas, yang merupakan berbagai bentuk “
lingkungan” dimana siswa dapat terlibat dalam kegiatan pendidikan dan sosial di
luar kelas.

Concept Diagram

51
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Analisa terhadap site memanfaatkan penghawaan alami dikarenakan berada


di lokasi yang dekat dengan perbukitan dan pepohonan hutan. Memanfaatkan
bukaan yang melalui ventilasi maka akan memaksimalkan penghawaan alami dan
meminimalkan energi yang terpakai.

Site driagram
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Hubungan yang seimbang antara kompleks dengan lingkungan alam


merupakan bagian dari proyek, dan memerlukan pendekatan holistik terhadap
material, tektonik dan perencanaan pengembangan. Konsep bioklimatik disusun
oleh halaman yang diperkuat adaptasinya dengan ukiran seni. Terdapat dua faktor
yang mempengaruhi strategi dari sekolah ini dan menetapkan orientasi umum dan
massa bangunan : konsistensi arah angin, serta jumlah jam matahari tahunan
Heraklion yang tinggi.
Penggunaan ventilasi silang dan massa termal diatur dalam berbagai mode,
untuk menghadapi musim dingin serta bulan –bulan yang lebih hangat. Ekosistem
pada tapak juga dipertimbangkan secara menyeluruh untuk keanekaragaman
hayati, pemurnian air dan pembuangan hawa panas serta tujuan lainnya.

52
Wastewater Treatment and Integration System
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

Section A1 and Section A3


Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013

53
54

Anda mungkin juga menyukai