Oleh:
Abby Hendriansyah
NIM. 1707114113
Abby Hendriansyah
Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRAK
Resort adalah penginapan yang dibangun pada lansekap atau tanah luas yang
masih asri dan segar yang masih dikelilingi oleh pemandangan indah dan masih
banyak terdapat pepohonan. Lokasi favorit resort biasanya ada di pegunungan,
perbukitan, pantai, sungai dan lokasi lain yang memiliki daya Tarik sendiri.
Fasilitas yang terdapat didalam suatu resort ada beragam seperti kolam renang,
taman bermain, restoran, pusat perbelanjaan yang bertujuan untuk menunjang
kenyamanan pengunjung Resort. Di Provinsi Riau sendiri terdapat beberapa
resort seperti Tiga dara kampong Hotel dan resort, Hotel Siak resort, dan
Bamboo resort yang cukup terkenal. Tujuan dibangunnya resort ini adalah untuk
memanjakan pengunjung yang sudah lelah beraktifitas diluar resort atau untuk
pengunjung datang hanya menikmati fasilitas resort yang lengkap. Mandiangin
arung jeram merupakan suatu kawasan pariwisata yang popular di kabupaten
Kampar yang menjalankan wisata olahraga arung jeram. Pada objek wisata ini
belum memiliki fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan standar tempat wisata
maka diperlukannya resort sebagai pusat penginapan dan mendukung fungsi
pariwisata pada kawasan tersebut. Pendekatan arsitektur yang ramah lingkungan,
berorientasi pada alam sangat diperlukan maka dipilih pendekatan arsitektur
Bioklimatik. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif,
pengambilan data baik primer maupun sekunder kemudian di analisa dengan
tujuan memiliki fungsi terkait Perancangan Resort Mandiangin rafting dengan
pendekatan Arsitektur Bioklimatik di kabupaten Kampar, sehingga mendapat
konsep perancangan yang tepat dan berkualitas.
2
Kata Kunci : Resort, Mandiangin, Arung jeram, Bioklimatik, Pariwisata
BAB I
1) PENDAHULUAN
3
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Arung
Jeram.
Pada Peraturan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Nomor 13 tahun 2014 tentang Standar Usaha Wisata Arung Jeram diatur standar
fasilitas wisata arung jeram yang berlaku di seluruh Indonesia. Contoh badan
usaha wisata arung jeram yang sudah sesuai dengan peraturan mentri tersebut
adalah CitraElo rafting di Magelang, Jawa barat dan Arung Jeram Rainbow
Rafting di Pemalang. Sedangkan pada Mandiangin Rafting yaitu tempat wisata
arung jeram di Kabupaten Kampar yang menjadi Lokus perancangan belum
memiliki fasilitas selengkap itu. Maka dari itu dibutuhkannya Resort yang
merupakan tempat istirahat pengunjung dan sebagai fasilitas yang dapat
menunjang aktifitas arung jeram disana. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Dan
Kebudayaan Kabupaten Kampar Zulia Dharma, Wisata arung jeram di sungai
Kopu kawasan Mandiangin ini memiliki potensi luar biasa dan meraih
penghargaan posisi kedua Anugrah Pesona Indonesia (API ) award 2021 sebagai
destinasi Wisata arung jeram kategori Wisata Air.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar
Mei 2022 mengalami peningkatan jumlah wisatawan 30 persen dari tahun
sebelumnya sebanyak 25.472 wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan ini
dikarenakan peralihan dari masa new normal yang mengakibatkan wisatawan
ingin pergi berlibur. Mandiangin arung jeram termasuk dari sebelas wisata yang
ada di kabupaten XIII Koto Kampar juga mengalami peningkatan. Potensi ini akin
semakin besar jika dibangun resort yang dapat meng akomodasi semua keperluan
wisatawan di kawasan Mandiangin arung jeram yang terletak di Kabupaten XIII
Koto Kampar.
Kondisi alam yang masih asri, memiliki pemandangan indah dan iklim sejuk
khas karena berdekatan dengan Provinsi Sumatera Barat yang menjadi tempat
perancangan sangat cocok jika menerapkan pendekatan arsitektur yang dapat
memaksimalkan potensi kawasan tersebut. Menurut Suwarno (2021) Pendekatan
arsitektur Bioklimatik merupakan pendekatan yang mensinergikan desain
4
arsitektural terhadap iklim, psikologi manusia dan dapat membuat desain
arsitektural yang susitanable atau berkelanjutan dan passive cooling sehingga
dapat memaksimalkan kawasan resort. Melalui pendekatan ini menggabungkan
semua analisa pada kawasan dan mewujudkannya menjadi konsep rancangan yang
tanggap dan ramah pada lingkungan.
1.4. Lingkup/batasan
5
1.4.1. Lingkup
Berdasarkan Latar belakang penulisan, maka penulis membuat lingkup
perancangan agar perancangan kawasan Resort Mandiangin Arung jeram ini lebih
terfokus. Adapun lingkup perancangan sebagai berikut :
1) Lingkup Substansial
Merancang kawasan Resort Mandiangin Arung jeram yang terdiri dari
fasilitas utama, pendukung, dan penunjang yang meliputi masa bangunan
lansekap dan konsep perancangan dengan pedekatan arsitektur Bioklimatik.
2) Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pada objek perancangan Resort wisata Mandiangin
Rafting di persimpangan sungai Kampar dan sungai Kopu di Kecamatan
XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Pemilihan lokasi ini didasari
oleh keberadaan bentang alam yang sesuai untuk mendukung fungsi dari
perancangan dan terletak di titik akhir pengarungan yang dapat memberikan
akses lebih mudah untuk pengunjung dari berbagai daerah.
1.4.2. Batasan
Berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, maka penulis membuat batasan
pada perancangan agar perancangan Resort Mandiangin arung jeram ini lebih
terfokus. Adapun batasan dalam perancangan sebagai berikut :
1) Batasan Objek
Menjadikan kawasan resort ini memiliki fungsi utama adalah penginapan,
selain itu juga memiliki fungsi Rekreasi dan Komersial
6
b. Rekreasi, resort ini dijadikan sebagai penunjang untuk menyalurkan
hobbi pengunjung terkait dengan wisata air seperti arung jeram dan
memancing.
c. Komersial, resort ini menjadi penunjang UMKM, masyarakat sekitar
dan pebisnis untuk menjadikannya sebagai wadah dalam berjualan.
3) Batasan Tema
Batasan dalam penggunaan tema dalam perancangan ini yaitu penerapan
prinsip arsitektur Bioklimatik yang lebih ditekankan pada tiga prinsip yaitu
passive cooling, efisensi energy dan penerapan denah bangunan yang
dilewati udara dan sinar matahari sehingga tercipta konsep rancangan yang
tanggap dan ramah lingkungan.
7
Gambar 1.1 : Kerangka Pikir
8
1.6. Sistematika Pembahasan
Penerapan pendekatan arsitektur Bioklimatik pada Resort Mandiangin
Arung jeram menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pokok-pokok pikiran yang melatar belakangi
pemilihan judul, permasalahan, tujuan permasalahan, lingkup bahasan,
batasan permasalahan, kerangka pikir, sistematika pembahasan, serta
keaslian penulisan.
9
1.7. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran berdasarkan judul perancangan dengan judul
Perancangan Resort Mandiangin Arung jeram dengan pendekatan arsitektur
Bioklimatik, setidaknya terdapat beberapa judul yang memiliki keterikatan, antara
lain :
10
1.7.1. Resort arung jeram di sungai Progo Magelang
1.7.2. Serayu Extreme Sport and resort
1.7.3. Perancangan kawasan Wisata desa Bokor dengan pendekatan Arsitektur
Tepian Air
1.7.4. Hotel Resort dengan pendekatan Arsitektur Bioklimatik di Bira Kabupaten
Bulukumbia
1.7.5. Perancangan resort di pesisir pantai reviola kota batam dengan pendekatan
arsitektur bioklimatik
1.7.6. Penerapan prinsip arsitektur bioklimatik dalam perancangan tropical orchid
centre
a.
11
BAB II
2) TINJAUAN PUSTAKA
12
menunjang kegiatan di resort. Fasilitas yang terdapat didalam resort
dikelompokkan dalam berbbagai macam Antara lain :
a. Fasilitas sosial adalah fasilitas yang disediakan oleh pengelola usaha seperti
tempat ibadah, toilet umum dan lainnya.
b. Fasilitas olahraga adalah fasilitas yang di berikan untuk digunakan di dalam
ruangan maupun luar ruangan. Contoh kolam renang, lapangan basket, tenis,
arung jeram dan permainan lainnya. (Wirjasantos:1984)
c. Fasilitas kantor adalah fasilitas yang disediakan untuk pengelola ataupun
pegawai yang bekerja di suatu usaha. Fasilitas yang disediakan seperti ruang
kantor, peralatan kerja, tempat parkir dan sebagainya. Untuk resort sendiri
memerlukan ruangan khusus bagi pegawai resort seperti ruang pengelola,
ruang istirahat dan makan serta ruang lainnya.
13
2.1.2. Karateristik resort
Sebagai salah satu tempat yang menyediakan penginapan, fungsi resort ini
memiliki beberapa karakteristik yang merupakan ciri khas keunikan tersendiri
yang berbeda dengan lainnya tergantung lokasi resort. Karakteristik ini tersendiri
terbagi atas lokasi, fasilitas, segmen pasar, serta arsitektur dan suasana
(Krisnawati, 2014):
1. Lokasi
Lokasi pada dasarnya merupakan tempat yang memiliki daya Tarik wisata
dan memiliki pemandangan yang indah, seperti pegunungan, tepi sugai,
perbukita, tepi pantai dan lain sebagainya yang masih asri dan memberikan
kenyamanan lebih pada pengunjung.
2. Fasilitas
Fasilitas resort mengacu pada sarana dan prasarana yang membuat resort
lebih menarik. Fasilitas resort ini dibedakan menjadi fasilitas dalam
ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor) berdasarkan lokasinya.
Fasilitas yang disajikan pada resort menentukan ketertarikan wisatawan
atau pengunjung dalam memilih suatu resort. Fasilitas yang menarik harus
memiliki sarana rekreatif dan menyenangkan.
3. Segmen Pasar
Resort merupakan fasilitas akomodasi untuk wisatawan yang datang
dengan tujuan berlibur, bersenang-senang mengisi waktu luang, untuk
memenuhi tujuan itu diperlukan resort dengan fasilitas yang bersifat
rekreatif dan pola pelayanan yang memuaskan.
4. Arsitektur dan suasana
Resort dengan suasana yang nyaman dan arsitektur yang mendukung
tingkat kenyamanan itu akan meningkatkan citra yang bernuansa etnik
sehingga wisatawan yang datang akan cenderung memilih resort sebagai
tempat tinggal sementara.
14
2.1.3. Jenis-jenis resort
Klasifikasi Resort terbagi atas letak orientasi view dan lokasi serta kelengkapan
wisata (Nurmalita, 2018). Jenis-jenis resort ini dibagi atas beberapa, sebagai
berikut:
1. Mountain Resort
Resort yang mengambil daerah pengunungan ini memberikan
pemandangan wisata yang berada di gunung dengan menyediakan fasilitas
yang lebih menekankan pada hiburan alam bersifat alami seperti mendaki
gunung, hiking, panjat tebing dan lainnya. Contoh nya seperti Tetebatu
Mountain resort di Lombok timur.
2. Beach Resort
Resort ini mengutamakan pada potensi alam yang berada di tepi pantai dan
laut sebagai wisata dengan view yang mengarah langsung kearah pantai
dan menyediakan fasilitas olahraga air sebagai pertimbangan utama.
Contohnya seperti Bintan Pearl Beach Resort di Kepulauan Riau.
3. Lake Resort
Menyediakan fasilitas yang berada di tepian danau yang tidak hanya
memanfaatkan view tetapi potensi lainnya seperti olahraga air,
memancing, dan kegiatan lainnya. Contohnya seperti Lido Lake resort di
Bogor, jawa barat.
4. Village resort
Resort ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan dengan tema
etnik lokal dengan melihat kebudayaan sekitar , dan larut kedalam
kehidupan masyarakat pedesaan.Ccontohnya seperti Java Village Resort di
Yogyakarta.
5. Forest resort
Terletak di daerah hutan sehingga wisatawan dapat menikmati
pemandangan alam dan juga dapat mempelajari segala yang ada di hutan
seperti flora dan fauna. Biasanya resort ini di peruntukkan untuk penelitian
15
dan pendidikan mengenai konservasi hutan lindung.Contohnya seperti
Horison Greeen Forest Resort di Bandung.
6. Marina resort
Resort ini terletak dekat dengan pelabuhan dimana potensi banyak yang
mengandalkan fasilitas dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan
air. Contohnya seperti Grand desa resort di pelabuhan ratu.
7. River resort
Resort ini terletak di tepi sungai dan menyajikan wahana wahana rekreasi
tepi sungai seperti arung jeram dan wahana olahraga air lain. Contohnya
seperti Hotel Siak resort, tepi aliran sungai siak.
Secara umum fungsi resort dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut :
A. Fungsi Primer (Utama)
Merupakan fungsi bangunan sebagai kegiatan utama yang terdapat dalam
bangunan seperti administrasi Check in, Check Out, Lobby, kamar resort
16
sebagai tempat menginap, kegiatan rekreasi, dan kegiatan olahraga
pengunjung.
B. Fungsi Sekunder (Pendukung)
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya
seperti Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan
karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini
seperti tempat parkir, Restoran, Toko Kue, Laundry, Mushola, Gudang
dan lainnya.
17
2.1.5. Kriteria resort
Kriteria resort berbintang dapat di klasifikasikan sebagai suatu sistem
pengelompokan dalam berbagai kelas maupun tingkatan. Di Indonesia Resort
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi didasarkan pada:
a) Jumlah kamar
b) Fasilitas
c) Pelayanan
d) Rekreasi
Kriteria Resort Berbintang
Fasilitas Resort Resort Resort Resort Resort
Bintang I Bintang II Bintang III Bintang Bintang V
IV
Kamar Tidur Minimal Minimal 20 Minimal 30 Minimal 50 Minimal
10 Kamar Kamar, 1 Kamar, 3 Kamar, 3 100 Kamar,
Kamar Suite Kamar Kamar 4 Kamar
Suite Suite Suite
Ruang Makan Perlu Perlu Wajib Wajib Wajib
(Restaurant) minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 2 minimal 2
Bar dan Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
Coffee Shop minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1 minimal 1
Rekreasi & Dianjurkan Wajib Wajib Wajib Wajib
Olahraga dianjurkan dianjutkan perlu > 2 perlu > 3
> 1 jenis > 2 jenis jenis jenis
fasilitas fasilitas fasilitas fasilitas
Ruang Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib
Penyewaan minimal 1 minimal 1 minimal 3 minimal 3 minimal 3
Lounge - - Wajib Wajib Wajib
Taman Perlu Perlu Perlu Wajib Wajib
Function - - Wajib Wajib Wajib
Room minimal 1 minimal 1 minimal 1
18
2.1.6. Prinsip Desain Resort
Pengembangan Resort di tiap lokasi sebagai suatu tempat wisata memiliki
ciri ataupun karakter yang berbeda. Berikut hal yang perlu di rencanakan dalam
prinsip-prinsip.
a) Kebutuhan dan persyaratan individu dalam kegiatan wisata
1) Suasana tenang kesendirian (Aloneless) dan privasi, tetapi juga
memiliki keterhubungan terhadap interaksi dengan orang lain
2) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan
memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat
sebaik mungkin.
3) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter tapak dan iklim
lingkungan.
b) Pengalaman unik bagi wisatawan
1) Ketenangan (Relaxation), perubahan gaya hidup yang berkaitan
dengan kedekatan alam dan kesempatan untuk relaksasi.
2) Melakukan aktivitas berbeda seperti olahraga dan rekreasi
19
Merupakan fungsi bangunan sebagai kegiatan utama yang terdapat dalam
bangunan seperti administrasi Check in, Check Out, Lobby, kamar resort
sebagai tempat menginap, kegiatan rekreasi, dan kegiatan olahraga
pengunjung.
B. Fungsi Sekunder (Pendukung)
Merupakan fungsi bangunan yang bertujuan untuk melengkapi kebutuhan
beraktifitas ataupun mengiringi kegiatan para pengunjung. Contohnya
seperti Meeting Room, Ruang Pengelola, ataupun Ruang untuk kegiatan
karyawan.
C. Fungsi Penunjang (Servis)
Merupakan fungsi yang melingkupi kelengkapan dari fasilitas resort yang
bertujuan mendukung kegiatan utama dan pendukung. Kebutuhan ini
seperti tempat parkir, Restoran, Food Court, Laundry, Mushola, Gudang
dan lainnya.
Dari bawah ini merupakan pembagian fasilitas menurut fungsi yang ada
dalam resort bintang lima dengan jumlah kamar 100, berikut paparan dan standar
nya
Standar yang digunakan dalam perhitungan dimensi ruang :
1) TSS : Times Saver Standard For Buildings Types
2) NAD : Neufert Architects Data
3) SB : Studi Banding
4) HDIS : Human Dimension & Interior Spaces
5) HPD : Hotel Planning and Design
6) HMC : Hotel, Motel and Condomonium
3)Fungsi Utama
4) Lobby Dan Ruang Tunggu
Lobby resort merupakan awal sebelum memasuki ruang kamar resort
privat maupun umum. Perlu diperhatikan sirkulasi dan perabot yang
20
menunjang aktivitas, termasuk meja depan sebagai pusat informasi maupun
resepsionis. Ukuran lobby di sesuaikan dengan kebutuhan ruang aktivitas
yang ada di dalamnya.
21
NO. NAMA RUANG STANDAR
3. Kasir
Berhadapan dengan Registration
Desk yang mana biasanya berada
di areal komersil seperti restoren
ataupun Cafe
Standar Kasir
Sumber: Neufert & Ernest, 2007
4. WC
Toilet dibagi 3 jenis untuk pria,
wanita dan juga disabilitas
22
a. Persyaratan Ruang :
Ruang untuk buang air besar (WC) :
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) :
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
b. Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang
baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal
toilet 20-27 derajat celcius)
c. Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 - 200 lux.
5) Kamar Resort
Kamar resort digunakan sebagai fasilitas utama untuk penyewaan kamar
bagi pengunjung. Terdapat berbagai jeni-jenis kamar resort menurut Agustinus
Darsono (2011:52) yaitu:
NO. RUANG KAMAR STANDAR
1. Single Room
Kamar standar yang mampu
menampung untuk 1 orang. Dengan
fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dan
dapur ukuran kecil. Ukuran ruang 3,00
m x 5,00 m sudah termsuk ruang
lainnya.
Single Room
Sumber : Neufert,2013:127
23
NO. RUANG KAMAR STANDAR
2. Twin Room
Kamar standar yang menyediakan 2
tempat tidur dengan fasilitas sama
dengan single room tetapi ukuran
berbeda yaitu 3,50 m x 6,00 m sudah
termasuk ruang lainnya.
Twin Room
Sumber : Neufert,2013:127
3. Triple room
Kamar standar yang dilengkapi 2
tempat tidur ataupun satu tempat tidur
jenis double bed dengan tambahan satu
tempat tidur tambahan untuk tamu.
Menyediakan ruangan seperti kamar
tidur, dapur, kamar mandi dalam, dan
balkon. Ukuran ruang ini 5,00 m x
7,00 m sudah memenuhi ruang
lainnya.
Triple Room
Sumber : Neufert,2013:127
24
NO. RUANG KAMAR STANDAR
4. Suite room
Kamar tidur yang mewah dilengkapi
fasilitas seperti rumah pada umumnya
memiliki ruang tamu, ruang tidur,
dapur dengan luasan sedang, kolam
renang dan kamar mandi dalam
dengan ukuran ruang 5,50 m x 8,00 m.
Suite Room
Sumber : Neufert,2013:127
5. President Suite room
Ru Kamar yang memiliki ruang
kompleks dan termasuk ruang dengan
harga yang mahal di lengkapi dengan
taman, ruang tamu, ruang keluarga,
dapur yang cukup besar, kolam
renang, kamar mandi dalam, balkon
dan perpustakaan dengan ukuran 7,00
President Suite Room
m x 10,00 m
Sumber : Neufert,2013:127
25
Ruang Olahraga
Ruang Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) / Diameter (m)
Wahana Arung jeram
Area memancing
Tenis meja 12,0 m 6,0 m 3,0 m
Sauna 30-45 m2 30-45 m2 4,0 m
26
NO. NAMA RUANG STANDAR
4 Outbond Jenis kegiatan outbond:
Menurut Djamaludin Ancok 1. High roof
(2000:3) “outbound adalah kegiatan 2. Truss fall
di alam terbuka (outdoor), outbound 3. Flying fox
juga dapat memacu semangat 4. Rappaling
belajar”. 5. Marine Bridge
5 Memancing
Pada saat sekarang memancing selain
menjadi kesenangna juga menjadi
olahraga dan memiliki peraturan
tersendiri. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan (Permen KP)
ini dibentuk untuk melaksanakan Potongan lokasi pemancingan
ketentuan Pasal 114 ayat (4) Sumber : (Bacskai, 1997)
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Kelautan dan Perikanan.
Salah satu ketentuan yang diatur pada
Permen KP ini yaitu mengenai Wisata
Memancing.Adapun tidak semua
jenis ikan dapat ditangkap, terdapat
pengecualian bagi ikan yang
dilindungi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
dan/atau Appendix CITES.
7)Fungsi Sekunder
1) Ruang Pengelola
Ruang pengelola adalah ruang yang dijadikan tempat pengelolaan bangunan
secara khusus dan manajemen bangunan. Pada ruangan ini ditentukan standar dari
perabot yang dipakai terlihat pada Gambar berikut:
27
2) Meeting room atau function room
Ruangan ini biasanya dipakai untuk berbagai macam kebutuhan seperti
meeting, rapat, seminar dan lain sebagainya dan ruang ini disebut banquet room.
Berikut standar ruang .
3) Ruang Karyawan
Tempat untuk Karyawan seperti Loker, Mushola, Toilet dan lain-lain.
Standar ruang pekerja dapat dilihat pada tabel.
Standar Ruang Karyawan
Ruang Sumber Standar
Loker NAD 0,9 m2 / orang
Toilet Karyawan NAD 0,5 m2 / kamar
Mushola NAD 1 m2 / orang
Sumber : Neufert & Ernest, 2013 : 105
4) Ruang Pengelola
Office atau kantor yang digunakan oleh karyawan untuk berbagai jenis
aktifitas di resort. Berikut tabel yang menjelaskan kantor.
Standar ukuran ruang Pengelola
Ruang Sumber Standar
General Manager TSS 1,33 m2 / orang
Sekretaris TSS 1,8-2,3 m2 / orang
Staff admin HPD 1,8-2,3 m2 / orang
Akuntan HPD 7,5-9,5 m2 / orang
Ruang Arsip HPD 0,02 m2 / orang
Ruang Rapat HPD 1,5-2 m2 / orang
Front Office Manager HPD 1,33 m2 / orang
Sumber : http://gg.gg/p5fsz
28
5) Ruang lainnya
Contoh tuang lainnya seperti Ruang Kontrol, ruang perbaikan, tangga, koridor,
lift, pos security, dan sebagainya.
Ruang Operator
Sumber : fankychristian, 2017
29
Perbandingan ukuran kendaraan
Sumber : Neufert,2013:104-106
30
2) Restoran
Merupakan tempat yang dapat digunakan pengunjung sebagai lokasi makan
dan disuguhkan tidak hanya restoran saja tetapi juga menyediakan fasilitas seperti
coffee shop, bakery shop ataupun restoran khusus seperti makanan (jepang dan
western).
Standar Ruang Restoran
Ruang Sumber Standarisasi
Restoran NAD 2,5 m2/orang
Cafe NAD 2,5 m2/orang
Gudang NAD 25 x 0,24 m2/ orang
Bakery NAD 2,5 m2/orang
31
Standar Jarak Tempat Makan
Sumber: Neufert, 2013 :119
32
4) Food Court
Food court merupakan sebuah tempat makan yang terdiri dari counter-
counter makanan yang menawarkan aneka menu yang bervariasi. Food
court aadalah area makan yang terbuka dan bersifat informal. Area ini biasanya
terdapat di mall-mall atau pusat perbelanjaan, perkantoran modern, universitas,
atau sekolah-sekolah yang modern.
2. Area Makan
33
- 0,83 m2 perorang, makanan
yang disajikan terbatas, dirancang
menurut pola yang ada.
- 1,2 – 1,4 m2 perorang dilayani oleh
pelayan.
- Pergeseran maju mundur kursi
antara 100-200 mm untuk
kebutuhan duduk
- Pergeseran mundur kursi
pelanggan berdiri 300 mm Antara
tempat duduk yang satu dengan
tempat duduk yang membelakangi
Standar area makan
merupakan gang yang disebut jalur
Sumber : (Ernst & Tjahjadi, 2018)
pelayanan dengan jarak 1.350 mm.
34
Contoh denah layput food court
Sumber : (Christy & Honggowidjaja, 2016)
35
Jadi Arsitektur dan Iklim sangat berkaitan, dalam proses merancang
bangunan, Iklim merupakan salah satu elemen terpenting. Tanpa
memperhitungkan Iklim dari suatu daerah tempat dimana akan dilakukan
pembangunan, bangunan yang akan dibangun akan sangat tidak sesuai dan
kemungkinan resiko semakin besar. Contohnya pada zaman dulu, suku
inuit./Eskimo yang tinggal di Kutub Utara membangun bangunan dengan
menggunakan bongkahan Es yang dibuat seperti bata lalu disusun. Selain karena
sulit mencari bebatuan untuk menjadi bahan dasar bangunan, iklim disana yang
dingin menjadi alasan kenapa batu tidak dipakai karena didalam bangunan akan
terasa dingin jika dibuat dari bahan dasar batu. Logika ini juga diterapkan pada
bangunan yang sering banjir, bangunannya dibuat lebih tinggi dari permukaan
tanah/ panggung.
Menurut Olgyay (1963) terdapat empat bidang yang berkaitan dengan
arsitektur terkait iklim yaitu Klimatologi, biologi, teknologi, dan arsitektur yang
mana memiliki beberapa langkah. Langkah pertama dengan mewujudkan
arsitektur yang tanggap akan iklim diperlukan survei iklim pada lokasi tersebut.
Langkah kedua mengevaluasi dampak yang akan diakibatkan oleh iklim terhadap
fisiologis manusia dan langkah ketiga terkait penerapan teknologi untuk mencapai
kenyamanan pada bangunan. Lalu langkah terakhir yaitu semua langkah harus
dikombinasikan agar sesuai dengan kepentingan pengguna.
Penerapan solusi menurut Olgyay memiliki enam faktor penentu yaitu :
pemilihan lokasi tapak bangunan, orientasi arah matahari, bantuk massa
bangunan, arah shading, gerakan udara dan suhu ruangan. Semua faktor ini
dikombinasikan untuk mendapatkan a balance shelter ( Ikaputra, 2019).
Menurut Givoni (1998) terdapat empat fitur yang dapat memodifikasi
bentuk interaksi antara bangunan dengan lingkungannya, yaitu:
36
Convective)
37
Dari Arsitek Frank Lloyd Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek baru
yang mulai memperkenalkan arsitektur Bioklimatik yaitu Victor Olgay pada tahun
1963 dan dilanjutkan oleh Arsitek Kenneth Yeang pada tahun 1990-an
menerapkan pada bangunan tinggi dan mendapatkan penghargaan Aga Khan
Award 1995 dan Award pada tahun 1997 (Nurhasanah, 2016)
38
8) Desain Dinding
Desain dinding bisa berarti sebagai suatu lapisan yang berfungsi sebagai
kulit pelindung bangunan. Material bangunan merupakan salah satu aspek dalam
insolator panas. Penggunaan material yang tepat dan karena bangunan ini
merupakan bangunan yang bersubsidi maka pemilihan material ini juga
mengutamakan efesiensi.
9) Transisi
Ruang transisi pada bangunan bioklimatik diartikan sebagai suatu zona di
antara interior dan eksterior bangunan. Perwujudan area transisi bisa berupa
atrium atau peletakan di tengah bangunan dan sekeliling bangunan yang berfungsi
sebagai ruang udara. kisi–kisi pada atap bangunan nantinya bisa mengarahkan
angin dari atrium ke ruangan-ruangan dalam.
10) Pembayang Pasif
Pembayangan pasif berarti pembiasan sinar matahari pada dinding yang
menghadap matahari secara langsung sebagai pencahayaan alami sedangkan
penghawaan alami dengan sirkulasi yang baik dapat memberikan kenyamanan
bangunan. Pembayangan pada desain dinding, membuat pembayangan dari plat
aluminium di beberapa bidang bangunan untuk membayangi fasad bangunan.
Pembayangan sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada dinding
yang menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur
dan barat).
11) Open Plan
Denah bangunan sebaiknya ditentukan juga dengan fungsi bangunan yang
akan ditampung. Akan lebih baik terdapat ventilasi atau bukaan alami sebagai
koneksi dari pintu masuk ke luar bangunan. Selain itu dapat sebagai pergerakan
udara dan cahaya yang melewati bangunan.
39
11.1.1. Anantara Uluwatu Bali Resort & Spa
Anantara Uluwatu
Sumber : blog.baliwww.com, 2015
a. Fasilitas
b. Fungsi
Resort Anantara Uluwatu merupakan bangunan komersil yang berada di
daerah Pecatu Uluwatu. Resort ini memiliki 60 kamar, 4 ruang suite, dan 12 villa
40
dengan fungsi yang berbeda. Bangunan ini terletak dekat dengan lokasi pantai
dengan daerah terpencil yang cocok untuk suasana privasi.
c. Konsep
Konsep perancangan dari Anantara Resort, Uluwatu Bali ini adalah Spiritual
Healing yang mengartikan bagaimana menghubungkan ataupun menciptakan
nuansa spiritual menggunakan pendekatan Healing. Spiritualitas disini tidak
hanya berbicara mengenai agama tetapi lebih terhadap suasana yang mampu
memberikan pengunjung ketenangan untuk berhubungan dengan spirit. Makna
Healing sendiri berarti penyembuhan oleh diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar. Pendekatan Healing terbagi atas 3 unsur yaitu alam, indera
dan psikologis.
d. Material
Penggunaan warna pada perancangan ini menggunakan warna alam yang
akan memberikan kesan spiritual dan romantis. Material yang digunakan berasal
dari alam seperti penggunaan kayu, batu marmer, batu alam, bahkan kerikil.
Karena bahan-bahan ini ramah terhadap lingkungan.
41
Reception Lobby
Sumber : LuluMasturina, 2018
b. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di SBS Resort ini ada beberapa kamar yang berada
di tepian air yaitu 28 kamar dan suite yang menghadap ke laut, ukuran kamar
sebesar 50 m2 , berikut kamar yang tersedia di resort:
a)Deluxe Room
42
b)Villa Air
c)Grup & Retret
Lalu juga ada beberapa fasilitas pendukung lainnya yang ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan tamu, yaitu :
a)Guest Service Facilities
b)Bussiness Centre
c)Meetings and Function Room
d)Perkemahan
e)Program Sekolah
f) Restoran Makanan Laut
g)Kapal (Sebagai lokasi Pre-Wedding)
SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3gX6oXB
c. Konsep
Resort ini menawarkan perpaduan sempurna antara penghematan dan
kenyamanan juga fasilitas yang didesain untuk menikmati wisata di karenakan
berada di tepian pantai dan semua fasilitas juga berhubungan dengan permainan
air ataupun kegiatan air. Jarak untuk bangunan resort yang berada di atas air yaitu
villa air sejauh kurang lebih 50 meter dari garis pantai sehingga menjadikan lokasi
ini tidak seluas lokasi lain tetapi tetap asik untuk mewujudkan daerah bersantai.
43
SBS Resort
Sumber : https://bit.ly/3wW0ifD
d. Material
Material yang digunakan kebanyakan menggunakan material alam yaitu
kayu didominasi aksen berwarna natural yaitu coklat dan putih serta interior yang
sederhana memberikan kesan minimalis yang menawarkan view ke arah laut dan
dapat menikmati sunset.
44
Lokasi Nongsa Point Marina & Spa
Sumber : nongsapointmarina.com
Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan oleh Resort ini selain dari
bangunan utama yang berwarna putih terdapat ratusan apartment maupun villa
yang tersebar di kawasan pesisir. Berikut beberapa fasilitas yang ada di Nongsa
Point Marina & Spa:
a)Deluxe Beachfront Room
b)Deluxe Garden View
45
c)Junior Suite Room
d)Beachfront Executive Suite Room
e)Three Bedroom Apartment
f) Marina Spa
g)Olahraga air (Wakeboarding, Jet Ski, Flyboard)
h)Kolam Renang.
i) Lapangan Golf
Fasilitas pendukung di Nongsa Point yaitu flyboard, wakeboarding dan kolam renang
Sumber : nongsapointmarina
46
Sumber : aasarchitecture.com/2016/01/keemala-resort
Fasilitas :
a)Tree Pool House
b)Clay Pool Cottage
c)Tent Pool Villa
47
d)Bird Nest Pool Villa
e)Keemala Spa
f) Keemala Su Tha Bar
g)Keemala Enchanted Hall
h)Keemala Su Tha Restaurant
c. Material
Material yang dipakai dalam Resort kebanyakan menggunakan bahan alami
yaitu kayu karena sesuai konsep dari empat suku yang merupakan suku nomaden
sehingga menggunakan bahan yang dapat diperbaharui. Tidak hanya
menggunakan kayu tetapi juga memakai batu dan tanah liat yang terdapat pada
Clay Pool House yang mana digunakan pada pembuatan bak mandi. Desain
resort ini mengutamakan alam dan budaya dimana mayoritas penggunaan bahan
bangunan adalah produk alami dan di daur ulang untuk dapat digunakan.
Rancangan resort ini di desain untuk ramah terhadap lingkungan dan konstruksi
yang melengkapi ekosistem di sekitarnya daripada menghancurkan lingkungan
akibat lingkungan buatan manusia.
48
Sumber: Agnes, 2018
Dilihat dari beberapa fungsi sejenis di atas dapat disimpulkan dalam tabel
berikut untuk membedakan antara kapasitas kamar, fasilitas, dan pengguna.
Perbandingan kapasitas, fasilitas dan pengguna
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Anantara 60 kamar, 4 ruang 24hr Room services Keluarga, perusahaan
Uluwatu Bali suite, dan 12 villa Bar/lounge dan pasangan.
Shop/boutique
Yoga dan Gym
Kolam renang
Spa and salon
Ruang rapat
Layanan dry cleaning dan
cuci pakaian
Kamar pemandangan laut
Kamar suite pengantin
Kamar suite keluarga
SBS Resort 28 kamar, 8 water Deluxe Room Keluarga dan
Batam villa dan 4 suite Villa Air pasangan
Grup & Retret
Guest Service Facilities
Bussiness Centre
Meetings and Function
Room
Perkemahan
Program Sekolah
Restoran Makanan Laut
Kapal (Sebagai lokasi Pre-
Wedding)
Nongsa Point 80 kamar suite, 29 Deluxe Beachfront Room Keluarga, pasangan
Marina and kamar standar Deluxe Garden View dan perusahaan
Resort Batam Junior Suite Room
Beachfront Executive Suite
Room
Three Bedroom Apartment
Marina Spa
Olahraga air
(Wakeboarding, Jet Ski,
Flyboard)
Kolam Renang.
Lapangan Golf
Keemala Resort 244 kamar Tree Pool House Keluarga, pasangan
Phuket Clay Pool Cottage dan perusahaan
Tent Pool Villa
Bird Nest Pool Villa
Keemala Spa
Keemala Su Tha Bar
Keemala Enchanted Hall
49
Nama Resort Kapasitas Fasilitas Pengguna
Keemala Su Tha Restaurant
School Courtyard
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013
50
Material dinding dengan massa putih, jendela vertikal yang tinggi akan
menerangi ruang di dalamnya. Interior sekolah di desain dengan kayu zaitun yang
mendefinisikan dunia bagian dalam sekolah. Sambungan bangunan ke lanskap
menghadirkan dua kondisi yang berbeda yaitu bangunan tertanam dalam kondisi
tapak yang alami dan memberikan pondasi visual untuk massa putih sehingga
lebih lapang dari tampak atas, maka akan menciptakan area pendidikan luar ruang
yang teduh dan menyehatkan ketika melakukan aktivitas fisik.
School Kindergarden
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013
Concept Diagram
51
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013
Site driagram
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013
52
Wastewater Treatment and Integration System
Sumber : Archdaily, AlisonFuruto, 2013
53
54