Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

A. ESENSI JUDUL
Kawasan wisata Bandungan memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan
karena lokasinya yang strategis untuk kawasan wisata. Resort hotel diharapkan bisa ikut
andil dalam mengembangkan wisata di Bandungan karena kebanyakan hotel di
Bandungan tidak memiliki sesuatu yang khas yang dapat menarik pengunjung untuk
datang kembali.
Tipe resort hotel yang diambil adalah resort hotel parsipatoris dengan
memberdayakan masyarakat untuk ikut andil didalamnya. Hotel parsipatoris nantinya
diharapkan dapat membawa masyarakat untuk merawat hotel dan menjadi bagian
didalamnya.

B. LATAR BELAKANG
Pada dekade terahkir, keberadaan hotel di Indonesia sangat diperlukan. Jenis
hotel diperbanyak dengan bertambahnya kegiatan manusia. Hotel kini seperti menjadi
kebutuhan wajib terhadap hunian temporer manusia modern yang muncul karena
kegiatan manusia modern yang sangat fleksibel dan menuntut hunian yang temporer.
Kota Semarang merupakan kota yang memliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan, karena secara ekonomi, letak geografisnya sangat strategis dan potensial.
Kota Semarang secara geografis memilkiki pantai dan pegunungan pada satu lokasi.
Dalam melakukan pengembangan potensinya, Kota Semarang memiliki masterplan
wilayah pembangunan, salah satunya merupakan pengembangan wilayah wisata pada
Kabupaten Bandungan (http://www.semarangkab.go.id/). Kabupaten Bandungan
direncanakan untuk dijadikan wilayah wisata karena letaknya yang berada di kaki Gunung
Ungaran pada ketinggian 400 meter diatas permukaan laut. Lokasi tersebut
memungkinkan untuk mendapatkan suhu yang sejuk dan pemandangan yang terbaik dari
Gunung Ungaran dan Kota Semarang.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
a. Permasalahan
Permasalahan atau isu yang diangkat pada perancangan bangunan hotel ini adalah
untuk mengangkat permasalahan bagaimana menunjang potensi wilayah wisata
pada Kabupaten Bandungan. Berikut beberapa isu utama yang diangkat:
i. Isu parsipatoris
Bagaimana menghadirkan resort hotel yang dapat memberdayakan
masyarakat?
ii. Isu kontekstual
Bagaimana menghadirkan resort hotel dengan aspek-aspek arsitektur yang
sesuai dengan wilayahnya?
iii. Isu citra
Bagaimana menghadirkan resort hotel memiliki ciri khas?
b. Persoalan
i. Bagaimana memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengembangan
hotel?
ii. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang relevan dengan wilayahnya?
iii. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang dapat memanfaatkan alam
sekitar tanpa merusak alamnya?
iv. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang memiliki atmosfer yang khas?

D. TUJUAN PERANCANGAN
Alasan pengangkatan isu:
a. Isu parsipatoris: memberdayakan masyarakat dalam pengembangan hotel
sehingga dapat membawa dampak yang baik pada masyarakat sekitar.
b. Isu kontekstual: menghadirkan resort hotel yang serasi dan sesuai dengan
wilayahnya.
c. Isu citra: menghadirkan resort hotel yang dapat menarik pengunjung.

E. SASARAN
Isu parsipatoris diselesaikan dengan menghadirkan sistem pada hotel yang dapat
menghadirkan potensi masyarakat sekitar untuk berperan di dalamnya. Isu kontekstual
dan isu citra diselesaikan dengan menghadirkan atmosfir yang unik dan khas, sesuai
dengan wilayah Kabupaten Bandungan.

F. METODE PENYELESAIAN
a. Parsipatoris
i. Memanfaatkan kearifan lokal wilayah untuk akomodasi hotel.
ii. Memberikan zona khusus yang dapat digunakan untuk sektor ekonomi dan
dapat dikelola langsung oleh masyarakat dan penghuni hotel tanpa
mengganggu privasi dari kawasan privat hotel.
b. Kontekstual
i. Menghadirkan resort hotel yang menyatu dengan alam dan ramah
lingkungan.
ii. Membawa atmosfir wilayah Bandungan ke dalam aspek arsitektur hotel.
c. Citra
i. Menghadirkan hotel yang dapat menghadirkan view menarik dari dalam
menuju luar, yaitu Gunung Ungaran dan Kota Semarang dan dari luar ke
dalam, yang dicapai dengan menghadirkan fasad yang unik.
ii. Menghadirkan bentuk dan ruang hotel yang unik.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I : PENDAHULUAN

Tahap ini membahas gambaran awal secara menyeluruh tentang konsep


perencanaan dan perancangan Kantor Sewa Komersil untuk Industri Kreatif di Kota
Bandung mulai dari latar belakang, rumusan permasalahan, persoalan, tujuan, sasaran,
penyelesaian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tahap ini membahas tinjauan yang mencakup tinjauan umum dan tinjauan
preseden berkaitan dengan kantor sewa sebagai dasar dalam melakukan analisis untuk
mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Kantor Sewa Komersil untuk
Industri Kreatif di Kota Bandung.

BAB III : TINJAUAN KOTA

Pada tahap ini membahas mengenai kota Bandung, potensi, batas-batas,


peraturan daerah serta lokasi yang sesuai untuk mendirikan bangunan kantor sewa di
Kota Bandung. Setelah itu juga dibahas lebih lanjut mengenai data yang mendukung
perencanaan kantor sewa di Kota Bandung

BAB IV : BANGUNAN YANG AKAN DIRENCANAKAN

Dalam tahap ini membahas tinjauan umum kantor sewa. Selain itu membahas
pendekatan konsep perencanaan dan perancangan. Visi, misi, tujuan dan penekanan dari
perencanaan dipaparkan. Kemudian pendekatan berkaitan dengan peruangan, lokasi,
tampak, bentuk ruang dan bangunan, struktur, konstruksi dan utilitas juga dijelaskan
sebagai dasar dari perancangan.

BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menyampaikan hasil konsep perencanaan dan konsep perancangan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN RESORT
a. Pengertian Resort
Menurut Neufert dalam buku Data Arsitek (1991), resort adalah tempat
menginap yang terdapat ditepi pantai, di daerah pegunungan atau daerah wisata
lainnya. Biasanya direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam
melakukan kegiatan wisata. Menurut W.SHatrell and Partners (1962), resort yaitu
penginapan yang terletak didaerah wisata yang sekaligus sebagai salah satu
fasilitas penunjang kawasan wisata tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa
resort adalah jenis hotel atau penginapan yang terletak di suatu tempat (di dalam,
pinggir, atau luar kota) yang melayani para pengunjung untuk menginap dalam
jangka waktu tertentu dimana daerah sekitarnya memiliki obyek wisata yang
mendukung.

b. Karakteristik Resort
Karakteristik hotel resort meliputi tiga aspek yaitu segmentasi pasar lokasi
dan fasilitas yang disediakan. Ketiga aspek tersebutlah yang membedakan resort
dengan hotel lainnya.
i. Segmentasi pasar
Tujuan utama pengunjung menggunakan hotel resort adalah untuk
berlibur atau sekedar bersenang-senang mengisi waktu luang dan sejenak
melupakan kegiatan rutinitas sehari-hari yang membosankan. Segmen
pasar yang dibidik oleh hotel resort adalah:
1. Socio economi dan demographic segmentation Segmen pasar ini
mempertimbangkan variabel demografi ekonomi dan sosial
ekonomi. Umumnya yang dibidik adalah wisatawan berusia muda,
wisatawan dengan pendapatan relatif tinggi dan wisatawan
keluarga muda dengan anaknya
2. Geographic segmentation Segmen pasar ini mempertimbangkan
asumsi kebutuhan dan pilihan wisatawan yang berbeda-beda
berdasarkan asalnya. Hotel resort pada segmen pasar ini harus
memperhatikan kebutuhan yang biasa wisatawan dapatkan serta
menyediakan hal-hal yang menyenangkan, tetapi berbeda dengan
daerah asal wisatawan.
3. Psyco segmentation Segmen pasar ini didasarkan pada kelas sosial,
gaya hidup dan sifat pengunjung. Segmen ini sangat penting untuk
mengetahui pilihan berdasarkan gaya hidup dan aktivitas yang
biasa dilakukan sesuai sifat dan kelas mereka.
4. Behavioral segmentation Segmen pasar ini memberikan sebuah
pengalaman baru dan kepuasan wisatawan, biasanya diwujudkan
dalam perjalanan, tinggal di suatu tempat yang menjauhkan
mereka dari lingkungan dan rutinitas sehari-hari, menikmati tradisi
atau sejarah dan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
ii. Lokasi
Resort banyak ditemui di tempat-tempat yang jauh dari keramaian
kota dan padat lalu lintas. Hotel resort cenderung memilih tempat yang
memiliki view yang indah seperti pemandangan alam pantai, gunung,
pinggiran kota, tepi sungai, tepi danau, tepi rawa atau atau view lain yang
menjadi daya tarik utama hotel resort.
iii. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada hotel resort berbeda dengan hotel
lainnya. Hotel resort menuntut tersedianya fasilitas utama yang
memenuhi kebutuhan wisatawan sehari-hari dan fasilitas pendukung
fasilitas utama yang bisa dibedakan atas dasar privasinya.
c. Jenis-Jenis Resort
Resort merupakan suatu bangunan akomodasi yang mempunyai fungsi
dan fasilitas seperti bangunan Hotel pada umumnya, dan mempunyai klasifikasi
yang berdasar pada “Keputusan Menparpostel No. 1410/11/1988 tanggal 25
Februari 1988, tentang kententuan usaha dan penggolongan hotel.
i. Penggolongan Resort berdasarkan kelas dan minimal kamar tidur yang
harus tersedia :
1. Bintang 1, terdiri dari 15 kamar tidur standart dengan luas 20m2 .
2. Bintang 2, terdiri dari 20 kamar tidur standart dengan luas 22m2 ,
dan 1 kamar suite dengan luas 48m2 .
3. Bintang 3, terdiri 30 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan
3 kamar suite dengan luas 48m2 .
4. Bintang 4, terdiri 50 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan
3 kamar suite dengan luas 48m2 .
5. Bintang 5, terdiri 100 kamar tidur standart dengan luas 26m2 , dan
4 kamar suite dengan luas 52m2 .
ii. Penggolongan Resort Berdasarkan Lokasi Menurut Lawson (1995),
berdasarkan lokasi berdirinya Resort dapat digolongkan menjadi :
1. Tradisional Resort, merupakan suatu bentuk pengembangan dari
fasilitas wisata dan lingkungan yang sudah ada sebagai upaya
meningkatkan citra wisata disuatu kawasan atau daerah termasuk
fasilitas didalamnya berupa fasilitas olah raga yang menantang dan
fasilitas hiburan.
2. Resort Terpadu, merupakan suatu bentuk resort yang
dikembangkan secara terpadu dan terencana dengan kontrol
dalam penzoningan. Contohnya seperti resort dengan tema-tema
khusus seperti marina, resort pantai dan pegunungan.
3. Desa Wisata, merupkan suatu bentuk Resort yang biasanya terletak
di daerah terpencil dan mempunyai orientasi pelayanan untuk
keluarga. Bentuk bangunan yang muncul biasanya bergaya
arsitektur vernakular dengan menonjolkan bentuk penataan
landscape dan fasilitas rekreasi.
iii. Penggolongan Resort Berdasar Pada Tipologi Massa Bangunan Menurut
Rutes dan Penner (1985), berdasar pada bentuk bangunan resort dapat
digolongkan menjadi 3 macam, antara lain :
1. Convention Highrise Building, resort yang umumnya memiliki
beberapa lantai, dengan pola penataan ruang secara vertikal.
2. Bangunan Menyebar, merupakan resort yang terdiri dari sejumlah
unit-unit bangunan. Pola penataan ruang tersusun secara
horizontal.
3. Kombinasi, merupakan bentukan massa bangunan yang
merupakan gabungan dari dua bentuk diatas, dan mempunyai unit
yang sebagian menyebar dan sebagian lainnya tersusun secara
vertikal, sehingga membentuk suatu kombinasi penataan massa
yang menarik.

d. Fasilitas Resort
Fasilitas yang digunakan para tamu resort baik yang menginap ataupun
tidak menginap dapat dibedakan menjadi dua tipe fasilitas, yaitu :
i. Fasilitas indoor, meliputi:
1. Kamar tidur tamu, menurut Agustinus Darsono (1992) disediakan
dalam beberapa tipe, yaitu:
a. Single room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat
tidur untuk satu orang tamu.
b. Twin room, yaitu dalam satu kamar terdapat dua tempat
tidur untuk dua tempat tidur untuk dua orang tamu.
c. Double room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat
tidur besar untuk dua orang tamu.
d. Triple room, yaitu dalam satu kamar terdapat double bed
atau twin bed untuk dua orang tamu ditambah extra bed
untuk tiga orang tamu.
e. Junior suite room, yaitu satu kamar besar terdiri atas ruang
tidur dan ruang tamu.
f. Suite room, adalah kamar yang terdiri atas dua kamar
ruang, yaitu kamar tidur untuk dua orang ditambah ruang
tamu, ruang makan dan ruang dapur kecil.
2. Front desk
3. Restaurant
4. Coffe shop
5. Bar and night
6. Drugstore
7. Bank/money changer
8. Fasilitas dan informasi agen perjalanan, Travel Agent dan Airland
Agent
9. Souvenir shop
10. Function room
11. Sauna
12. Fasilitas olahraga indoor seperti bowling, fitness dan bilyar
13. Service seperti toilet, laundry, penitipan barang dan mushola
14. Telepon umum

Selain ruang privat pada fasilitas indoor juga memuat ruang


publik. Ruang publik adalah ruang yang disediakan untuk para tamu
hotel dan digunakan secara bersama-sama. Menurut Walter A. Rutes
(1985) besaran ruang publik dapat dilihat ada tabel berikut.
Fuction Area
Tipe Hotel Lobby Area Parkir
Spaces Rekreasi
City Sedang Sedang Sedang Besar
Transit Kecil Besar Kecil Sedang
Resort Besar Sedang Besar Besar
Konvention Besar Besar Besar Sedang
Keterangan:

Kecil :

 Lobby < 0,67 m2 / kamar


 Area Function < 2 kursi/ kamar
 Area Rekreasi < kolam renang + fasilitas standar
 Parkir < 1 mobil/ kamar

Sedang : -

 Lobby < 0,67 – 1,1 m2 / kamar


 Area Function < 2-4 kursi/ kamar
 Area Rekreasi = kolam renang + fasilitas standar
 Parkir = 1 mobil/ kamar

Besar :

 Lobby > 1,1 m2 / kamar


 Area Function > 4 kursi/ kamar
 Area Rekreasi > kolam renang + fasilitas standar
 Parkir > 1 mobil/ kamar
ii. Fasilitas Outdoor, meliputi:
1. Fasilitas olahraga outdoor seperti kolam renang, tennis court dan
jogging track
2. Children playground dan sitting group
3. Restaurant
4. Panggung terbuka
5. Taman buatan
6. Parkir kendaraan

B. PRESEDEN

Gambar 1. Eksterior Suan Kachamudee


(archdaily.com)

Proyek Suan Kachamudee merupakan butik resort yang berada di Pulau Koh Samui
di Chaweng Noi, Thailand. Suan Kachamudee berada di daerah pantai dengan tanah
kontur yang terjal. Resort hotel ini berisi dengan 8 buah kamar yang dibagi menjadi 5
blok, SPA, bangunan utama dengan kolam renang yang luas. Bangunan rsort hotel ini
berluasan 1000 meter persegi yang dibangun pada 25000 meter persegi lahan.
Pengunjung Suan Kachamudee akan diberikan pemandangan yang indah menuju laut.
Sirkulasi dalam resort hotel berahkir di bawah, berhadapan dengan bangunan utama
dengan kolam renang yang berdekatan dengan tanah landai.
Ruang publik Ruang privat

Gambar 2. Block Plan Suan Kachamudee


(archdaily.com)

Ruang privat yang berupa kamar dikelompokan pada satu tempat yaitu di bagian
atas, sedangkan ruang public dikelompokkan pada bagian bawah. Pengelompokan ini
bertujuan untuk memberikan privasi yang lebih tertutup pada bagian ruang privat.

C. KESIMPULAN
Pada bangunan resort hotel dibutuhkan fasilitas yang terbaik pada hal
menggabungkan potensi alam terhadap hotel. Penggabungan potensi alam terhadap
hotel bertujuan untuk memberikan kesan alami yang dapat mengusir kebosanan
pengunjung terhadap kota. Dalam penggabungan terhadap potensi alam, resort hotel
yang baik akan menggabungkan keterbukaan dengan alam tanpa mengganggu privasi dari
hotel.
BAB 3

TINJAUAN KOTA

A. TINJAUAN KABUPATEN BANDUNGAN

Gambar 1. Peta Administrasi Bandungan


(https://bethajpd.wordpress.com/2014/04/12/bandungan/)

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 Lembar 1408-541


Sumowono, 1408-523 Grabag dan 1408-542 Ungaran, Kecamatan Bandungan dalam
koordinat UTM terletak antara 425275 – 435093 mT dan 9197640 – 9205676 mU. Posisi
ini menyebabkan Kecamatan Bandungan berada pada wilayah iklim tropis. Relief daerah
Kecamatan Bandungan berada pada ketinggian lebih dari 400 meter dari permukaan laut
berdampak pada suhu udara di wilayah ini relatif sejuk. Secara administrasi Kecamatan
Bandungan berbatasan dengan 4 kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten
Semarang dan 1 kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal.
a. Luas Wilayah
Kecamatan Bandungan memiliki luas 48,23 Km2. Kecamatan yang
diresmikan pada tanggal 1 Januari 2007 ini terbagi menjadi 9 desa dan 1
kelurahan. Desa dan kelurahan di Kecamatan Bandungan adalah Desa Mlilir, Desa
Duren, Desa Jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Desa Candi, Desa Banyukuning,
Desa Jimbaran, Desa Pakopen dan Kelurahan Bandungan. Wilayah terluas
berdasarkan data statistik dari BPS Kabupaten Semarang adalah Desa Candi
sedangkan desa dengan luas wilayah tersempit adalah Desa Jimbaran.
b. Iklim
Hasil dari perhitungan temperatur di Bandungan, berdasarkan rumus
Brakk bahwa temperatur tertinggi adalah 22,64oC dan temperatur terendah
adalah 13,91 oC. Kondisi suhu di Kecamatan Bandungan ini mempengaruhi masa
tanam dan panen. Hasil perhitungan tersebut telah dilakukan uji validitas dengan
tingkat kebenaran 80 %.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka diketahui bahwa secara umum
Kecamatan Bandungan termasuk wilayah yang memiliki curah hujan tipe C.

Gambar 2. Peta Curah Hujan Bandungan


(https://bethajpd.wordpress.com/2014/04/12/bandungan/)
Peta 2 menunjukkan kisaran intensitas hujan dalam 10 tahun terakhir yaitu
tahun 2003 sampai 2012. Berdasarkan peta tersebut, intensitas hujan tertinggi
berada pada stasiun pengamatan hujan di Ambarawa. Sedangkan intensitas hujan
terendah berada di stasiun pengamatan Sumowono. Sebagian besar wilayah
Kecamatan Bandungan memiliki kondisi hujan menurut stasiun hujan Kecamatan
Sumowono.

c. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah (Pasal 5)


Strategi penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai penyangga
perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk fungsi permukiman,
industri, pertanian, pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, meliputi :
g. mengembangkan kawasan pertanian produktif melalui sistem agropolitan
terutama di Kecamatan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh, Susukan,
Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak didukung penyediaan infrastruktur
penunjang; dan
h. mengembangkan kawasan pariwisata berbasis budaya, alam dan agrowisata
terutama di Kecamatan Bandungan, Sumowono, Ambarawa, Tuntang, Banyubiru,
Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Getasan.
d. Data Wisatawan Selama 2013 (skripsi Unnes)
Jumlah Pengunjung
Obyek Wisata
Domestik Asing Total
Air Terjun Semirang 12907 0 12907
Candi Gedong Songo 285360 1742 287102
Curug Kembar Bolodewo Banyubiru 5663 0 5663
Fountain Water Park Ungaran 36560 0 36560
Gua Maria Kerep Ambarawa 305052 624 305676
Kampoeng Kopi Banaran 81689 438 82127
Kartika Wisata Kopeng 47214 0 47214
Kolam Renang Bu Sri 11371 0 11371
Kolam Renang Taman Indah Sari 4142 0 4142
Kolam Renang Tirto Argo (Siwarak) 80945 0 80945
Langen Tirto 59242 0 59242
Makam Nyatnyono 154111 0 154111
Monumen Palagan Ambarawa 32493 0 32493
Museum Kereta Api Ambarawa 0 0 0
New Bandungan Indah Divaland 21209 0 21209
Pemandian Muncul 113098 0 113098
Taman Bukit Cinta Rawa Pening 24109 0 24109
Taman Wisata Rawa Permai 22905 0 22905
Umbul Sidomukti 43602 0 43602
Wana Wisata Penggaron 8098 0 8098
Wana Wisata Umbul Songo 4619 0 4619
Wisata Argo Tlogo 8388 879 9267
Jumlah 2013 1362777 3683 1366460
2012 1276228 3622 1279850
2011 1170079 4071 1174150
2010 1186292 4826 1191118
2009 913908 5353 919261

B. PROSPEK RESORT HOTEL DI KABUPATEN BANDUNGAN

Perencanaan bangunan resort hotel di Kabupaten Bandungan ini berdasarkan anggapan:


a. Aktivitas ekonomi masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
hotel.
b. Investasi pembangunan hotel yang menarik karena jumlah resort hbagian otel
pada kawasan Kabupaten Bandungan yang masih tergolong sedikit, dan Mulai
banyak dikembangkan wisata mewah.
c. Tanah pada Kabupaten Bandungan memang direncanakan untuk dikembangkan
menjadi kawasan wisata.
BAB 4

PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN


a. Visi, Misi, dan Tujuan
i. Visi
1. Menghadirkan resort hotel yang kontekstual.
2. Menghadirkan resort hotel yang berdampak baik pada alam
sekitar.
3. Menghadirkan resort hotel yang dapat mengembangkan potensi
alam dan ekonomi masyarakat sekitar.
ii. Misi
1. Menghadirkan resort hotel yang menyatu dengan alam dan
menghadirkan wadah untuk pengembangan ekonomi warga
sekitar.
2. Menghadirkan resort hotel yang relevan dan ramah terhadap
lingkungan sekitar.
iii. Tujuan
1. Menghadirkan resort hotel yang dapat menarik pengunjung.
2. Menghadirkan resort hotel yang dapat menjadi pemicu
perkembangan potensi lingkungan sekitar.

b. User dan Kegiatan yang dilakukan


i. Pengunjung
Pengunjung resort menurut usia dikelompokkan menjadi:
1. Anak-anak (usia 0-9 tahun), karakteristiknya serba ingin tahu dan
ingin bermain, cenderung lebih banyak bermain bebas dan kreatif.
2. Remaja (usia 10-24 tahun), cenderung bersifat sosial dan romantis,
kurang menyukai hal-hal bersifat formal, biasanya berkelompok
terdiri atas dua orang atau lebih.
3. Dewasa (usia 25-54 tahun), cenderung menyukai wisata yang
bersifat petualang, menikmati pemandangan dan olahraga.
4. Lanjut usia (usia<55 tahun), cenderung lebih suka melakukan hal-
hal yang tidak terlalu banyak melakukan kegiatan fisik/jasmani,
cenderung menyukai rekreasi pasif seperti melihat pemandangan.

Wisatawan juga dibedakan menurut sifat perjalanan dan ruang


lingkup perjalanan yang dilakukan. Wisatawan yang berkunjung yaitu:

1. Wisatawan lokal (domestic tourism), adalah wisatawan yang


melakukan perjalanan wisata di dalam batas-batas wilayah
negaranya sendiri.
2. Wisatawan asing (foreign tourism), adalah orang asing yang
melakukan kegiatan wisata, datang memasuki wilayah negara lain
yang bukan tempat tinggalnya.
3. Wisatawan sementara (transit tourism), adalah wisatawan yang
dalam perjalanan wisata ke suatu tempat tertentu terpaksa
singgah, baru kemudian mengadakan perjalanan wisata di tempat
tersebut untuk dilanjutkan ke tempat tujuannya semula.
4. Indigenous foreight tourism, warga negara suatu negara tertentu,
karena tugas atau jabatan di luar negeri, pulang ke negara asalnya
dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.
5. Wisatawan untuk urusan bisnis (business tourism), adalah orang
asing atau warga negara sendiri yang melakukan perjalanan wisata
setelah tujuan utamanya selesai.

Ditinjau dari kegiatannya, pengunjung dapat dibedakan menjadi :

1. Tamu yang menginap


Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas resort yang
tersedia.
2. Tamu yang tidak menginap
Pengunjung yang datang untuk sementara (tidak menginap)
dimana kunjungannya ada yang bersifat formal (mengadakan
diskusi, rapat kerja seminar, dan lain-lain). Pelayanan tamu yang
langsung berhubungan dengan tamu misalnya dalam kegiatan-
kegiatan di front office, restoran bar, coffee shop, dan lain-lain.
Selain pengunjung yang datang untuk berekreasi, terdapat juga
pengunjung yang merupakan tamu pengelola yaitu pengunjung
yang datang untuk menemui pengelola untuk keperluan.
ii. Pengelola
Pengelola adalah orang-orang yang bekerja pada obyek wisata yang
bersangkutan, bertugas dan bertanggung jawab akan kelancaran seluruh
aktivitas dalam objek wisata tersebut. Pengelola tersebut diantaranya
yaitu:
1. General Manager
2. Manager Sekretaris
3. Divisi Administrasi dan Keuangan
4. Divisi Promosi dan Pemasaran
5. Divisi Personalia
6. Divisi Perencanaan
7. Divisi Operasional, dsb.
iii. Aktivitas
Menurut Walter A. Rutes dan Richard H. Planner (1985) aktivitas resort
adalah:
1. Aktivitas utama, yaitu kelompok aktivitas yang paling penting yaitu
mencakup tamu resort yang menginap maupun yang tidak
menginap.
2. Aktivitas pengelola, yaitu kelompok aktivitas yang mendukung
kelangsungan kegiatan kelompok aktivitas utama, tercakup
didalamnya kegiatan administrasi, penyediaan barang dan
perawatan gedung.
3. Kelompok aktivitas pelayanan, yaitu kelompok aktivitas yang
mencakup kegiatan servis bagi para tamu baik langsung maupun
tidak langsung. Subyek yang terlibat didalamnya adalah
housekeeping, karyawan penyedia food dan beverage, serta room
boy.

c. Kebutuhan dan Besaran Ruang

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas


Kegiatan
(m²) (%) (m²)
Front of the Lobby dan Lounge Kegiatan
house Umum
a. Lobby 260 1,3 260,0
orang(asm)
b. Lounge 1,3 130,0
100 orang
(asm)
Lavatory
a. Laki-laki 4 buah 1,3 5,2
- Urinoir 2 buah 3,0 6,0
- WC 2 buah 1,5 3,0
- Wastafel
b. Wanita
- WC 2 buah 3,0 6,0
- Wastafel 2 buah 1,5 3,0
Rental Room
a Money Changer. 1 buah 0.2 40,0
b. Mini Market 1 buah 0.2 40,0
c. Travel Agency 1 buah 0.2 40,0
d. Souvenir shop 1 buah 0.2 40,0
e. Bussiness center 1 buah 0.2 40,0
Front office 0.5 100
Penunjang Area Parkir (asm)
Mobil 80 buah 12,0 960,0
Motor 100 buah 0,75 75,0
Bus 2 buah 50,0 100,0
Besaran ruang = 1901,4
Jadi total besaran kegiatan umum adalah = 1901,4 + Sirkulasi 30% = 2471,8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan
(m²) (%) (m²)
Front of the Restaurant Kegiatan 150 orang 2,0 30 300
house (asm)
Makan dan
Minum
Bar 100 orang 1,7 170
(asm)

Coffe Shop 80 orang (asm) 1,7 136

spesial Restaurant 50orang (asm) 2,0 100

Ruang makan tambahan 1,3 60


Besaran ruang = 766
Jadi total besaran kegiatan makan dan minum adalah = 766 + Sirkulasi 30% = 995.8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan
(m²) (%) (m²)
Front of the Indoor Kegiatan
house Hiburan
1. Fitness Centre 80 orang 2,0 30% 160,0
(asm)
2. Sauna dan 20 orang 2,0 40,0
Rekreasi (asm)
3. message 1.5 60,0
40 orang
4. Senam (asm) 2,0 40,0
5. Billiard 20 orang 2,0 40,0
6.jaqucci (asm) 0,8 16,0
7. Ruang ganti 20 Meja 0,8 16,0
(asm)
8. Kamar mandi 0,8 16,0
20 orang
(asm)
20 orang
(asm)
Besaran ruang = 392,0
Jadi total besaran ruang indoor adalah = 372,0 + Sirkulasi 30% = 509,6
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan
(m²) (%) (m²)
Penunjang Outdoor Kegiatan 30
Hiburan
1. Taman Bermain dan 80,0
2. Kolam Renang Rekreasi

a. Kolam Renang 80 orang 6,0 480,0


(asm)
b. Ruang ganti 0,8 16,0
20 orang
c. Kamar Mandi/ WC 0,8 16,0
20 orang
Besaran ruang = 512,0
Jadi total besaran ruang outdoor adalah = 472,0 + Sirkulasi 30% = 665,6
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan (m²)
(%) (m²)
Front of the Ruang Tidur Kegiatan 30
house Menginap
a. Standart Room 106
- Single Bed 63 24,0 1512,
0
-Double bed 43 30,0
1204,
b. Delux room 15 36,0 0
c. Suite Room 8 48,0 540,0
384,0
Besaran ruang = 3640,0
Jadi total besaran kegiatan menginap adalah = 3640,0+ Sirkulasi 30% = 4732,0
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan (m²)
(%) (m²)
Front of the Ruang serba guna, Kegiatan 200 orang 1,3 30% 650,0
house Bangquette,hall Khusus (asm)
kapasitas
a. Ruang pentas 2,0 60,0

b. KM/WC 0,3 6,0

c.ruang Sound 2,0 20,0

d.Gudang Perabotan 2,0 250,0

Ruang rapat 150( asm)


a. Kapsitas 100 kursi 1,3 65
b. Kapasitas 50 kursi 1,3 65
3. Lavatory
Besaran ruang = 1116
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 1116 + Sirkulasi 30% = 1450.8
Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok Jumlah Standart Sirkulasi Luas
Kegiatan (m²)
(%) (m²)
Front of the Pengelola Kegiatan 30%
house Pelayanan
1. General 2,0 16
manager
2. Asisten 2,0 20
manager
3. Front Office 0,3 60
(manager dan sfaff)
4. Executive 0,3 60
housekeeper
(manager dan Staff)
5. Marketing and 0,3
sales
60
( manager dan staff)
4. Accounting 0fficee 0,3
( manager dan staff) 60
5. Personalia Manager 0,4 80
(manager dan staff)
6. Food and beverage 0,3 60
(manager dan staff
7. Chief Engineering 0,4
Manager 80
(manager dan staff
8. Ruang rapat 0.25 124
Besaran ruang = 620
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 620,0 + Sirkulasi 30% = 806
Service
1. Room boy Kegiatan 0,7 30% 70
station Pelayanan
Back of the 2. Persiapan
house Makan
36 kamar 0,948 33,2
a. Dapur Utama
36 kamar 0,948 33,2
b. Dapur Banquet
c. Gudang Minuman
3. Ruang
Penerimaan
0.5/ 100
barang
a. Ruang pemeriksaan
b. Ruang Bongkar
4. Gudang
Penyimpanan
0.5 100
a. Gudang
b. Ruang Pendingin
5. Laundry and
linen
0.5 140
a. ruang cuci
b. ruang setrika
c.Gudang
6. Area Karyawan
a. Ruang Makan 1,1 220
b. Ruang Ganti
c. Ruang istirahat
d. KM/ WC
6. Mushola
a. Ruang sholat 20 orang 1,0 20,0
b. Ruang Wudhu 20 orang 1,0 20,0
7. Ruang ME 1 buah 200
Besaran ruang = 936,4
Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 936,4 + Sirkulasi 30% = 1217,32
B. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN
a. Pemilihan lokasi tapak

Gambar 1. Detail Site dan Akses Menuju Site


(Google Maps)

Gambar 2. Kontur Site


(Google Earth)
Lokasi terpilih berada pada Jalan Menuju Dusun Pal Gad di kawasan
Kabupaten Bandungan. Pemilihan lokasi tersebut karena beberapa alas an:
i. Berada pada kawasan wisata, sesuai dengan RTRW Kabupaten
Bandungan.
ii. Memiliki akses yang mudah dari jalan utama dan dekat dengan pusat
Kabupaten Bandungan.
iii. Memiliki pemandangan yang menarik menuju Gunung Ungaran, Kota
Ambarawa dan Salatiga.
iv. Memiliki sungai yang menjadi daya Tarik.
BAB 5

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Anda mungkin juga menyukai