PENDAHULUAN
A. ESENSI JUDUL
Kawasan wisata Bandungan memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan
karena lokasinya yang strategis untuk kawasan wisata. Resort hotel diharapkan bisa ikut
andil dalam mengembangkan wisata di Bandungan karena kebanyakan hotel di
Bandungan tidak memiliki sesuatu yang khas yang dapat menarik pengunjung untuk
datang kembali.
Tipe resort hotel yang diambil adalah resort hotel parsipatoris dengan
memberdayakan masyarakat untuk ikut andil didalamnya. Hotel parsipatoris nantinya
diharapkan dapat membawa masyarakat untuk merawat hotel dan menjadi bagian
didalamnya.
B. LATAR BELAKANG
Pada dekade terahkir, keberadaan hotel di Indonesia sangat diperlukan. Jenis
hotel diperbanyak dengan bertambahnya kegiatan manusia. Hotel kini seperti menjadi
kebutuhan wajib terhadap hunian temporer manusia modern yang muncul karena
kegiatan manusia modern yang sangat fleksibel dan menuntut hunian yang temporer.
Kota Semarang merupakan kota yang memliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan, karena secara ekonomi, letak geografisnya sangat strategis dan potensial.
Kota Semarang secara geografis memilkiki pantai dan pegunungan pada satu lokasi.
Dalam melakukan pengembangan potensinya, Kota Semarang memiliki masterplan
wilayah pembangunan, salah satunya merupakan pengembangan wilayah wisata pada
Kabupaten Bandungan (http://www.semarangkab.go.id/). Kabupaten Bandungan
direncanakan untuk dijadikan wilayah wisata karena letaknya yang berada di kaki Gunung
Ungaran pada ketinggian 400 meter diatas permukaan laut. Lokasi tersebut
memungkinkan untuk mendapatkan suhu yang sejuk dan pemandangan yang terbaik dari
Gunung Ungaran dan Kota Semarang.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
a. Permasalahan
Permasalahan atau isu yang diangkat pada perancangan bangunan hotel ini adalah
untuk mengangkat permasalahan bagaimana menunjang potensi wilayah wisata
pada Kabupaten Bandungan. Berikut beberapa isu utama yang diangkat:
i. Isu parsipatoris
Bagaimana menghadirkan resort hotel yang dapat memberdayakan
masyarakat?
ii. Isu kontekstual
Bagaimana menghadirkan resort hotel dengan aspek-aspek arsitektur yang
sesuai dengan wilayahnya?
iii. Isu citra
Bagaimana menghadirkan resort hotel memiliki ciri khas?
b. Persoalan
i. Bagaimana memberdayakan masyarakat sekitar dalam pengembangan
hotel?
ii. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang relevan dengan wilayahnya?
iii. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang dapat memanfaatkan alam
sekitar tanpa merusak alamnya?
iv. Bagaimana menghadirkan resort hotel yang memiliki atmosfer yang khas?
D. TUJUAN PERANCANGAN
Alasan pengangkatan isu:
a. Isu parsipatoris: memberdayakan masyarakat dalam pengembangan hotel
sehingga dapat membawa dampak yang baik pada masyarakat sekitar.
b. Isu kontekstual: menghadirkan resort hotel yang serasi dan sesuai dengan
wilayahnya.
c. Isu citra: menghadirkan resort hotel yang dapat menarik pengunjung.
E. SASARAN
Isu parsipatoris diselesaikan dengan menghadirkan sistem pada hotel yang dapat
menghadirkan potensi masyarakat sekitar untuk berperan di dalamnya. Isu kontekstual
dan isu citra diselesaikan dengan menghadirkan atmosfir yang unik dan khas, sesuai
dengan wilayah Kabupaten Bandungan.
F. METODE PENYELESAIAN
a. Parsipatoris
i. Memanfaatkan kearifan lokal wilayah untuk akomodasi hotel.
ii. Memberikan zona khusus yang dapat digunakan untuk sektor ekonomi dan
dapat dikelola langsung oleh masyarakat dan penghuni hotel tanpa
mengganggu privasi dari kawasan privat hotel.
b. Kontekstual
i. Menghadirkan resort hotel yang menyatu dengan alam dan ramah
lingkungan.
ii. Membawa atmosfir wilayah Bandungan ke dalam aspek arsitektur hotel.
c. Citra
i. Menghadirkan hotel yang dapat menghadirkan view menarik dari dalam
menuju luar, yaitu Gunung Ungaran dan Kota Semarang dan dari luar ke
dalam, yang dicapai dengan menghadirkan fasad yang unik.
ii. Menghadirkan bentuk dan ruang hotel yang unik.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I : PENDAHULUAN
Tahap ini membahas tinjauan yang mencakup tinjauan umum dan tinjauan
preseden berkaitan dengan kantor sewa sebagai dasar dalam melakukan analisis untuk
mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Kantor Sewa Komersil untuk
Industri Kreatif di Kota Bandung.
Dalam tahap ini membahas tinjauan umum kantor sewa. Selain itu membahas
pendekatan konsep perencanaan dan perancangan. Visi, misi, tujuan dan penekanan dari
perencanaan dipaparkan. Kemudian pendekatan berkaitan dengan peruangan, lokasi,
tampak, bentuk ruang dan bangunan, struktur, konstruksi dan utilitas juga dijelaskan
sebagai dasar dari perancangan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN RESORT
a. Pengertian Resort
Menurut Neufert dalam buku Data Arsitek (1991), resort adalah tempat
menginap yang terdapat ditepi pantai, di daerah pegunungan atau daerah wisata
lainnya. Biasanya direncanakan untuk melayani akomodasi pengunjung dalam
melakukan kegiatan wisata. Menurut W.SHatrell and Partners (1962), resort yaitu
penginapan yang terletak didaerah wisata yang sekaligus sebagai salah satu
fasilitas penunjang kawasan wisata tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa
resort adalah jenis hotel atau penginapan yang terletak di suatu tempat (di dalam,
pinggir, atau luar kota) yang melayani para pengunjung untuk menginap dalam
jangka waktu tertentu dimana daerah sekitarnya memiliki obyek wisata yang
mendukung.
b. Karakteristik Resort
Karakteristik hotel resort meliputi tiga aspek yaitu segmentasi pasar lokasi
dan fasilitas yang disediakan. Ketiga aspek tersebutlah yang membedakan resort
dengan hotel lainnya.
i. Segmentasi pasar
Tujuan utama pengunjung menggunakan hotel resort adalah untuk
berlibur atau sekedar bersenang-senang mengisi waktu luang dan sejenak
melupakan kegiatan rutinitas sehari-hari yang membosankan. Segmen
pasar yang dibidik oleh hotel resort adalah:
1. Socio economi dan demographic segmentation Segmen pasar ini
mempertimbangkan variabel demografi ekonomi dan sosial
ekonomi. Umumnya yang dibidik adalah wisatawan berusia muda,
wisatawan dengan pendapatan relatif tinggi dan wisatawan
keluarga muda dengan anaknya
2. Geographic segmentation Segmen pasar ini mempertimbangkan
asumsi kebutuhan dan pilihan wisatawan yang berbeda-beda
berdasarkan asalnya. Hotel resort pada segmen pasar ini harus
memperhatikan kebutuhan yang biasa wisatawan dapatkan serta
menyediakan hal-hal yang menyenangkan, tetapi berbeda dengan
daerah asal wisatawan.
3. Psyco segmentation Segmen pasar ini didasarkan pada kelas sosial,
gaya hidup dan sifat pengunjung. Segmen ini sangat penting untuk
mengetahui pilihan berdasarkan gaya hidup dan aktivitas yang
biasa dilakukan sesuai sifat dan kelas mereka.
4. Behavioral segmentation Segmen pasar ini memberikan sebuah
pengalaman baru dan kepuasan wisatawan, biasanya diwujudkan
dalam perjalanan, tinggal di suatu tempat yang menjauhkan
mereka dari lingkungan dan rutinitas sehari-hari, menikmati tradisi
atau sejarah dan melakukan kegiatan yang menyenangkan.
ii. Lokasi
Resort banyak ditemui di tempat-tempat yang jauh dari keramaian
kota dan padat lalu lintas. Hotel resort cenderung memilih tempat yang
memiliki view yang indah seperti pemandangan alam pantai, gunung,
pinggiran kota, tepi sungai, tepi danau, tepi rawa atau atau view lain yang
menjadi daya tarik utama hotel resort.
iii. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada hotel resort berbeda dengan hotel
lainnya. Hotel resort menuntut tersedianya fasilitas utama yang
memenuhi kebutuhan wisatawan sehari-hari dan fasilitas pendukung
fasilitas utama yang bisa dibedakan atas dasar privasinya.
c. Jenis-Jenis Resort
Resort merupakan suatu bangunan akomodasi yang mempunyai fungsi
dan fasilitas seperti bangunan Hotel pada umumnya, dan mempunyai klasifikasi
yang berdasar pada “Keputusan Menparpostel No. 1410/11/1988 tanggal 25
Februari 1988, tentang kententuan usaha dan penggolongan hotel.
i. Penggolongan Resort berdasarkan kelas dan minimal kamar tidur yang
harus tersedia :
1. Bintang 1, terdiri dari 15 kamar tidur standart dengan luas 20m2 .
2. Bintang 2, terdiri dari 20 kamar tidur standart dengan luas 22m2 ,
dan 1 kamar suite dengan luas 48m2 .
3. Bintang 3, terdiri 30 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan
3 kamar suite dengan luas 48m2 .
4. Bintang 4, terdiri 50 kamar tidur standart dengan luas 24m2 , dan
3 kamar suite dengan luas 48m2 .
5. Bintang 5, terdiri 100 kamar tidur standart dengan luas 26m2 , dan
4 kamar suite dengan luas 52m2 .
ii. Penggolongan Resort Berdasarkan Lokasi Menurut Lawson (1995),
berdasarkan lokasi berdirinya Resort dapat digolongkan menjadi :
1. Tradisional Resort, merupakan suatu bentuk pengembangan dari
fasilitas wisata dan lingkungan yang sudah ada sebagai upaya
meningkatkan citra wisata disuatu kawasan atau daerah termasuk
fasilitas didalamnya berupa fasilitas olah raga yang menantang dan
fasilitas hiburan.
2. Resort Terpadu, merupakan suatu bentuk resort yang
dikembangkan secara terpadu dan terencana dengan kontrol
dalam penzoningan. Contohnya seperti resort dengan tema-tema
khusus seperti marina, resort pantai dan pegunungan.
3. Desa Wisata, merupkan suatu bentuk Resort yang biasanya terletak
di daerah terpencil dan mempunyai orientasi pelayanan untuk
keluarga. Bentuk bangunan yang muncul biasanya bergaya
arsitektur vernakular dengan menonjolkan bentuk penataan
landscape dan fasilitas rekreasi.
iii. Penggolongan Resort Berdasar Pada Tipologi Massa Bangunan Menurut
Rutes dan Penner (1985), berdasar pada bentuk bangunan resort dapat
digolongkan menjadi 3 macam, antara lain :
1. Convention Highrise Building, resort yang umumnya memiliki
beberapa lantai, dengan pola penataan ruang secara vertikal.
2. Bangunan Menyebar, merupakan resort yang terdiri dari sejumlah
unit-unit bangunan. Pola penataan ruang tersusun secara
horizontal.
3. Kombinasi, merupakan bentukan massa bangunan yang
merupakan gabungan dari dua bentuk diatas, dan mempunyai unit
yang sebagian menyebar dan sebagian lainnya tersusun secara
vertikal, sehingga membentuk suatu kombinasi penataan massa
yang menarik.
d. Fasilitas Resort
Fasilitas yang digunakan para tamu resort baik yang menginap ataupun
tidak menginap dapat dibedakan menjadi dua tipe fasilitas, yaitu :
i. Fasilitas indoor, meliputi:
1. Kamar tidur tamu, menurut Agustinus Darsono (1992) disediakan
dalam beberapa tipe, yaitu:
a. Single room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat
tidur untuk satu orang tamu.
b. Twin room, yaitu dalam satu kamar terdapat dua tempat
tidur untuk dua tempat tidur untuk dua orang tamu.
c. Double room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat
tidur besar untuk dua orang tamu.
d. Triple room, yaitu dalam satu kamar terdapat double bed
atau twin bed untuk dua orang tamu ditambah extra bed
untuk tiga orang tamu.
e. Junior suite room, yaitu satu kamar besar terdiri atas ruang
tidur dan ruang tamu.
f. Suite room, adalah kamar yang terdiri atas dua kamar
ruang, yaitu kamar tidur untuk dua orang ditambah ruang
tamu, ruang makan dan ruang dapur kecil.
2. Front desk
3. Restaurant
4. Coffe shop
5. Bar and night
6. Drugstore
7. Bank/money changer
8. Fasilitas dan informasi agen perjalanan, Travel Agent dan Airland
Agent
9. Souvenir shop
10. Function room
11. Sauna
12. Fasilitas olahraga indoor seperti bowling, fitness dan bilyar
13. Service seperti toilet, laundry, penitipan barang dan mushola
14. Telepon umum
Kecil :
Sedang : -
Besar :
B. PRESEDEN
Proyek Suan Kachamudee merupakan butik resort yang berada di Pulau Koh Samui
di Chaweng Noi, Thailand. Suan Kachamudee berada di daerah pantai dengan tanah
kontur yang terjal. Resort hotel ini berisi dengan 8 buah kamar yang dibagi menjadi 5
blok, SPA, bangunan utama dengan kolam renang yang luas. Bangunan rsort hotel ini
berluasan 1000 meter persegi yang dibangun pada 25000 meter persegi lahan.
Pengunjung Suan Kachamudee akan diberikan pemandangan yang indah menuju laut.
Sirkulasi dalam resort hotel berahkir di bawah, berhadapan dengan bangunan utama
dengan kolam renang yang berdekatan dengan tanah landai.
Ruang publik Ruang privat
Ruang privat yang berupa kamar dikelompokan pada satu tempat yaitu di bagian
atas, sedangkan ruang public dikelompokkan pada bagian bawah. Pengelompokan ini
bertujuan untuk memberikan privasi yang lebih tertutup pada bagian ruang privat.
C. KESIMPULAN
Pada bangunan resort hotel dibutuhkan fasilitas yang terbaik pada hal
menggabungkan potensi alam terhadap hotel. Penggabungan potensi alam terhadap
hotel bertujuan untuk memberikan kesan alami yang dapat mengusir kebosanan
pengunjung terhadap kota. Dalam penggabungan terhadap potensi alam, resort hotel
yang baik akan menggabungkan keterbukaan dengan alam tanpa mengganggu privasi dari
hotel.
BAB 3
TINJAUAN KOTA