Anda di halaman 1dari 79

LIMBOTO LAKESIDE RESORT DI DESA PENTADIO TIMUR

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

PROPOSAL
Diajukan untuk pertimbangan sebagai proyek usulan Tugas Akhir
Program Studi S1 Teknik Arsitektur

Oleh

Mohamad Iqbal Suleman


551419042

PROGRAM SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
2

ABSTRAK

LIMBOTO LAKESIDE RESORT DI DESA PENTADIO TIMUR


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

Mohamad Iqbal Suleman

Salah satu langkah untuk membawa kemajuan kepariwisataan Gorontalo adalah


dengan pelestarian dan pemanfaatan Danau Limboto menjadi suatu objek wisata
favorit serta ikonik di Gorontalo

Karena dengan adanya Limboto Lakeside Resort, desa Pentadio Timur,


Kabupaten Gorontalo dapat mendukung peningkatan ekonomi daerah dan
memenuhi kebutuhan masyarakat dan minat wisatawan berwisata di daerah
tersebut.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, Lakeside resort ini


menggunakan teknik observasi, pengumpulan data untuk menganalisa tapak dan
permasalahan disekitar tapak.

Lakeside Resort ini mengangkat tema vernakular yang diharapkan dapat


bersinergi dengan citra kawasannya. Dalam perancangannya, Lakeside Resort ini
menghasilkan sebuah fasilitas penginapan, cottage, spa, kolam renang, toko, resto
dan bar, fasilitas hiburan dan aktvitas olahraga air sebagai daya tarik dan ciri
khas, dimana pengunjung dapat mengeksplorasi Danau Limboto dengan nuansa
kebudayaan Gorontalo dalam tapak yang didesain dengan vernakular.

Kata Kunci : Pariwisata, Danau Limboto, Lakeside Resort, Vernakular, Rekreasi.


3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Pariwisata memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks

karena meliputi pergerakan wisatawan. Dalam hal tersebut melibatkan banyak hal

antara lain: akomodasi, transportasi fasilitas hiburan (resort), komersial, pemandu

wisata, dan lain-lain. Dalam hal ini pemerintah memiliki peran sentral untuk

pengembangan pariwisata. Sebagaimana arah kebijakan pemerintah yang dalam

Undang – Undang Nomor 10 tahun 2009.

Resort dan kepariwisataan sangat erat kaitannya. Resort sebagai sarana

fasilitas hiburan rekreasi bagi wisatawan yang ingin berlibur atau berekreasi.

Resort termasuk sarana kepariwisataan yang umum, di berbagai daerah Indonesia

objek wisata yang cenderung selalu ditonjolkan yaitu wisata alam, seperti wisata

pantai, sungai dan Danau yang dikemas menjadi sebuah resort.

Pembangunan di Indonesia tidak memiliki prospek jangka Panjang, dari

sektor pariwisata pun banyak belum terarah karena banyak potensi wisata yang

tidak terkelola. Maka, perlu adanya pengembangan pariwisata yang bertujuan

untuk menciptakan keseimbangan untuk pembangunan, seperti ekonomi, sosial

dan lingkungan dalam sektor pariwisata di generasi mendatang. Agar supaya tidak

ada kesenjangan dalam pembangunan, infrastruktur dan investasi antara daerah


4

dan wilayah disekitarnya. Termasuk juga perencanaan wilayah di Daerah

Gorontalo.

Perkembangan pariwisata tersebut tidak terlepas dari peranan pemerintah

daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah. Salah

satunya daerah Gorontalo yang memiliki potensi dan belum terkelola maksimal

khususnya kawasan Danau Limboto. Kepariwisataan di Kabupaten Gorontalo

dapat dilihat dari perkembangan objek wisata dan sarana akomodasi yang terdapat

di kawasan ini. Tercatat 15 objek wisata dan 12 penginapan yang ada di

Kabupaten Gorontalo (BPS Kab. Gorontalo tahun 2018). Di tambah dengan

keberadaan Danau Limboto yang memiliki potensi kepariwisataan di Gorontalo.

Dari data tersebut cukup mendukung perencanaan kegiatan pariwisata baru di

Gorontalo.

Danau Limboto merupakan Danau terbesar di Gorontalo, Secara

administrasi Danau terletak di dua wilayah, 30% di Kota Gorontalo dan 70% di

Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2017

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Gorontalo, luas Danau sekitar

3.334,11 Hektar. Namun Danau Limboto termasuk salah satu dari Danau kritis

dalam 15 Danau Prioritas nasional yang akan diselamatkan (Perpres Nomor

60/2021) tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional. Akan tetapi Danau

Limboto masih memiliki harapan karena keberadaannya sangat penting dan

potensinya untuk dijadikan sebagai objek wisata. Sejalan juga dengan upaya

pemerintah yaitu proyek revitalisasi penyelamatan Danau yang sekarang.


5

Selain dalam pengembangan pariwisata, yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana supaya perancangan wisata (bangunan) menjadi selaras dengan

lingkungan sekitar dan mengekspos nilai sosial budayanya. Keselarasan itu dapat

dibentuk melalui proses penghidupan kembali aspek spesifik yang ada dalam

lingkungan dan sosial budaya ke dalam perancangan bangunan. Sehingga

kemunculan suatu wisata ini, sesuai dengan karakteristik sosial budaya dan

lingkungan disekitarnya. Maka "Arsitektur Vernakular" merupakan tema yang

cocok dalam objek perancangan wisata ini.

Maka, perlu untuk merancang objek wisata yang lebih memadai dan

berpartisipasi dalam membawa kemajuan pariwisata Gorontalo khususnya

kawasan Danau Limboto. Bukan hanya sekedar objek wisata biasa, namun sebuah

wadah yang lebih lengkap agar wisatawan dapat mengeksplorasi Danau Limboto

dan sekitarnya melalui sebuah resort. Wadah tersebut berupa “Limboto Lakeside

Resort di Desa Pentadio Timur dengan pendekatan arsitektur Vernakular” dengan

fasilitas-fasilitas penunjang seperti guest room, cottage, spa, olahraga air, kolam

renang, toko, serta resto dan bar dan fasilitas lainnya dengan menonjolkan

lokaslitas kebudayaan Gorontalo.


6

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan

permasalahan, diantaranya sebagai berikut :

• Bagaimana merancang Lakeside Resort sebagai objek wisata yang

ikonik di Gorontalo ?

• Bagaimana merancang bangunan yang tanggap dengan potensi

kawasan Danau ?

• Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan karakteristik

sosial budaya dan lingkungan sekitar ?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan dalam perancangan Lakeside resort ini diantaranya :

1. Merancang objek bangunan resort dengan menonjolkan aspek

vernakularitas dari gaya arsitektur Gorontalao sehingga

menjadi ciri khas kebudayaan Gorontalo .

2. Merancang kawasan resort dengan memanfaatkan kondisi area

tepian danau.

3. Merancang bangunan kawasan resort dengan konsep

Arsitektur Vernakular.
7

1.3.2 Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai yaitu bisa mendapatkan suatu program

perencanaan dan perancangan Lakeside Resort yang ideal dan

berkualitas, supaya pada akhirnya dapat difungsikan secara optimal

sebagai objek wisata baru. Hal ini dengan pertimbangan:

1. Menyediakan sarana wisata dan rekreasi bagi wisatawan dan

masyarakat Gorontalo melalui objek wisata Lakeside Resort.

2. Menambah jenis objek wisata baru yang terdapat di Limboto,

Gorontalo.

1.4 Lingkup Pembahasan

• Lingkup pembahasan dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan

disiplin ilmu arsitektur tentang perencanaan dan perancangan Lakeside

Resort sebagai kawasan wisata dengan penetapan lansekap menggunakan

penekanan desain arsitektur Vernakular sebagai tampilan citra bangunan

dari kawasan resort.

• Lingkup pembahasan dititkberatkan pada area perencanaan di wilayah

Kabupaten Gorontalo tepatnya di Desa Pentadio Timur Kecamatan

Limboto.
8

1.5. Metode Pembahasan

1.5.1 Jenis Data

Data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yakni data untuk objek

Perancangan Limboto Lakeside Resort dan data untuk tema perancangan,

dimana pada masing-masing data akan terbagi menjadi data primer dan

data sekunder.

1. Data Objek Perancangan

a. Data Primer

Data primer pada perancangan mencakup data luasan lahan, kondisi

lahan yang terdiri dari kondisi klimatologi, aksesibilitas, view,

kebisingan, vegetasi, utilitas, fasilitas di sekitar tapak serta data-data

lainnya terkait dengan kebutuhan perancangan resort.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada objek perancangan mencakup pada pengertian

resort, standar-standar dan peraturan ruang, studi banding objek,

peraturan rencana tata ruang dan wilayah, serta kondisi iklim pada

lahan.

2. Data Tema Perancangan

Pada tema perancangan data yang dibutuhkan hanya data sekunder

yang mencakup data pengertian Arsitektur Vernakular, syarat dan

prinsip-prinsip arsitektur vernakular.


9

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer akan menggunakan metode

pengamatan secara langsung (observasi), serta metode wawancara

dilakukan terhadap pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan

objek yang dirancang seperti pihak Dinas Pariwisata dan instansi

terkait

2. Teknik pengumpulan data sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder menggunakan metode studi

literatur dengan cara mencari data melalui referensi pustaka

berupa buku, karya ilmiah, dan media elektronik internet yang

berkaitan, yang bisa digunakan untuk menjawab dan memecahkan

permasalahan.

1.5.3 Analisis Data

Analisis data akan menggunakan metode kualitatif analisis

secara deskriptif. Data yang ada pada data primer dan data

sekunder akan disajikan dengan cara mendeskripsikan setiap data

yang diperoleh, lalu masing-masing data tersebut akan dianalisis

untuk kemudian menjadi suatu perencanaan konsep perancangan.


10

1.6 Kerangka Berpikir

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Maksud dan Tujuan

Tinjauan
Pustaka

Data Studi Banding

Analisa

Tapak Konsep dan Tema

Konsep Perencanaan dan Perancangan

Konsep
Konsep Perencanaan Konsep Sistem
Perencanaan Site Bangunan Utilitas

Desain
11

1.7 Sistematika Penulisam

Sistematika penulisan Perencanaan dan Perancangan Lakeside

Resort Limboto sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bagian yang berisi latar belakang, rumusam permasalahan, tujuan

dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, kerangka alur

berpikir dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bagian yang berisikan tinjauan umum, tinjauan khusus dan studi

kasus terkait dengan objek perancangan dari literatur yang ada.

BAB III ANALISIS DAN PROGRAM PERANCANGAN

Bagian yang berisi data-data lokasi dan program ruang yang sudah

dianalisis secara makro maupun mikro sesuai dengan objek perancangan,

yang kemudian mengahsilkan gambaran umum lokasi, tinjauan khusus

site, analisis tapak, analisis program ruang, analisis hubungan ruang,

analisis citra dan penampilan fisik bangunan analisis pendukung dan

kelengkapan bangunan.
12

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Berisikan usulan rancangan dalam bentuk sketsa rancangan yang

diturunkan dari analisis materi perencanaan meliputi pengolahan tapak,

konsep tampilan bentuk bangunan dan tematik kawasan Konsep

Kelengkapan Bangunan / Kawasan.

BAB V PENUTUP

Berisikan dampak postif dari hasil objek rancangan, penjelasan

keterbatasan penelitian/kajian/perancangan yang dilakukan dan

dampaknya terhadap hasil yang diperoleh serta rekomendasi, saran dan

kemanfaatan hasil perancangan.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1. Pengertian Resort

Pengertian resort menurut beberapa pendapat :

a. Menurut Mill, (2002) Resort adalah tempat rekreasi yang digunakan

oleh wisatawan.

b. Menurut Dirjen Pariwisata, (1988)

Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk seseorang di

luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapati

kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.

Dapat juga dikaitkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan

olahraga, kesehatan, konvensi, keagamaan, serta keperluan usaha

lainya.

c. Menurut S. Pendit, (1999)

Resort adalah tempat menginap yang mempunyai berbagai macam

fasilitas khusus yang digunakan oleh wisatawan untuk kegiatan

bersantai, berolahraga, dan berkeliling sambil menikmati keindahan

alam yang ada di sekitar resort tersebut.


14

d. Menurut Hornby (1974):

Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjung

iorang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi

alamnya.

Sebuah resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya

dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah resort berada pada

perbukitan, pegunungan, lembah, dan juga pinggiran pantai sungai dan

Danau.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa resort

merupakan suatu tempat dengan keindahan alam yang dapat digunakan

untuk tempat berekreasi, menginap, dan bersantai dengan fasilitas

khusus untuk olahraga dan kesehatan.

2.1.2. Fungsi Resort

Menurut Nyoman. S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi

Pariwisata Trisakti, 1999, fungsi resort yaitu resort merupakan

sebuah tempat untuk menginap dimana mempunyai fasilitas

khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis,

golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan

mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau

hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam

sekitar resort.
15

Sebuah resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya

dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada

pada perbukitan, pegunungan, lembah, tepi danau, pulung kecil dan

tepi pantai.

2.1.3. Tujuan dan Penyebab Adanya Kegiatan Resort

Sesuai dengan tujuan dari resort yaitu sebagai sarana rekreasi. Oleh

sebab itu timbulnya kegiatan rekreasi muncul disebabkan oleh faktor-

faktor berikut :

a. Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota, kesibukan mereka akan pekerjaan selalu

menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan

nyaman.

b. Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk

dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan

oleh aktivitas mereka.

c. Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan

sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk

dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula

membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di


16

tempat berhawa sejuk dan pemandangan indah yang disertai dengan

akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

e. Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit

didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi

udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk

menikmati potensi alam menjadi permasalahan. Oleh sebab itu

resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk

sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung.

2.1.4. Karakteristik Resort

Menurut Lawson dan Bory Boid (1977:1), ada empat

karakteristikdari Resort sehingga dapat dibedakan dengan jenis

penginapan yang lainnya, yaitu:

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat yang memiliki

pemandangan yang indah seperti pegunungan, tepi pantai dan

sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas

yang padat dan bising serta polusi perkotaan. Pada resort,

kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan

kegiatan rekreasi merupakan tuntutan yang utama dan

berpengaruh terhadap harganya.


17

b. Fasilitas

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisiwaktu

luang menuntut ketersediaannya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif

indoor ataupun outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai

area privasi, sedngkan fasilitas outdoor meliputi kolam renang,

lapangan tenis dan penataan landscape.

c. Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi

dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis

lainnya. Wisatawan pengguna resort cenderung memilih suasana yang

nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan

dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan atau pengunjung yang

ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemdangan alam.

2.1.5. Klasifikasi Resort

1. Klasifikasi resort terbagi berdasarkan letak orientasi view dan lokasi.

(Setiawan,1995) :

a. Village resort

Resort ini menekankan pada lokasi yang memiliki keunikan

kultural dan etnik sebagai daya tarik. Menyelami kebudayaan

masyarakat sekitar, bergabung dengan kegiatan masyarakat,


18

meninggalkan gaya hidup modern dan larut dalam kehidupan

masyarakat pedesaan.

b. Mountain resort

Resor ini biasanya terletak di daerah pegunungan yang

mempunyai pemandangan indah dan potensi wisata alam.

Fasilitas ditekankan pada hal-hal yang bersifat hiburan alam

seperti: mendaki gunung, hiking, sumber air panas, dan lain

sebagainya.

b. Beach resort

Resor ini memanfaatkan potensi alam pantai dan laut sebagai

daya tarik. Pemandangan yang lepas kearah laut, keindahan

pantai dan fasilitas olahraga (renang, layer, selancar air dan

menyelam) menjadi pertimbangan utama.

d. Marina resort

Hampir sama dengan beach resor, tetapi ditujukan kepada

wisatawan yang mempunyai minat terhadap olahraga dan

kegiatan yang berhubungan dengan air. Penyediaan fasilitas

yang berhubungan dengan aktifitas tersebut sangat

diutamakan.

e. Sight-seeing resort

Resort ini terletak di daerah yang memiliki potensi khusus

seperti tempat-tempat menarik, pusat perbelanjaan, kawasan


19

bersejarah, tempat-tempat yang antik dan tempat-tempat

hiburan.

f. Lake resort

Resor ini terletak di kawasan danau yang memiliki

keindahan panorama alam dan potensi wisata air dan alam.

Fasilitas ditekankan pada hal-hal yang berhubungan dengan

olahraga dan hiburan di air, seperti memancing, bersampan.

2. Jenis-jenis resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan atraksi

wisata, yaitu:

a. Resort Gabungan (Intergrated Resort)

Resort gabungan, termasuk perkampungan pedesaan untuk

tempat berlibur adalah resort yang direncanakan secara

khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal di dalam

atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan

pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng

ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau

keistimewaan lain seperti daerah dengan arkeologi dan

sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau

fasilitas olahraga lain atau kombinasi di antaranya.

b. Resort Perkotaan (Town Resort)

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan

aktifitas pada komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi


20

difokuskan pada aktifitas resort yang memiliki akomodasi

seperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa

contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan

resort spa di kotakota Eropa dan Amerika Utara. Resort

pantai di Australia dan resort spa di perkotaan Jepang.

c. Resort Retreat

Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi

direncanakan dengan kualitas tinggi. Terdapat di daerah-

daerah terpencil seperti di pegunungan atau di pulau-pulau

kecil. Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau

kapal udara kecil atau jalan layang.

Dari penjelasan jenis resort di atas berdasarkan lokasinya, maka

perancangan resort ini termasuk dalam katagori Lake resort, yang

memiliki pemandangan di kawasan Danau.

2.1.6. Standar Resort

Berdasarkan keputusan dirjen pariwisata No.14/U/11/88 tentang

pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan resort. Standar resort

dapat diklasifikasikan berikut ini :

1) Resort bintang satu: minimal 20 kamar

2) Resort bintang dua: minimal 20 kamar

3) Resort bintang tiga: minimal 30 kamar


21

4) Resort bintang empat: minimal 50 kamar

5) Resort bintang lima: minimal 100 kamar

6) Resort bintang lima+diamond resort

Menurut Agustinus Darsono (2011:52), kamar resort

terbagi beberapa jenis sesuai kualifikasinya sebagai berikut :

1) Single room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi satu tempat tidur untuk satu orang tamu.

2) Twin room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi dua tempat tidur untuk dua orang tamu.

3) Triple room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi dua tempat tidur atau satu tempat tidur double

jenis queen dengan satu tempat tidur tambahan untuk tiga

orang tamu.

4) Superior room: Jenis kamar tamu yang cukup mewah

dilengkapi satu double bed jenis queen atau twiin bed.

Tempat tidur jenis queen bed digunakan untuk dua orang

tamu.

5) Suite room: Jenis kamar tamu mewah, yang dilengkapi

beberapa kamar tamu, ruang makan, dapur kecil dan kamar

tidur dengan sebuah king bed.


22

6) President suite room: Kamar resort yang terlengkap

fasilitasnya dengan harga yang mahal.

2.1.7. Fasilitas Resort

a. Fasilitas Utama.

Secara umum fasilitas yang dapat dijumpai dalam sebuah resort

berstandar yaitu:

a) Area parkir

Area parkir berlokasi di depan pintu masuk lobby resort.

Area ini harus mampu menampung kendaraan tamu sesuai

kebutuhan para pengunjung yang datang ke tempat rekreasi

pada umumnya menggunakan beberapa macam jenis

kendaraan umum maupun pribadi.

b) Lobby resort

Merupakan sebuah area dimana tamu yang datang akan

melakukan registrasi, sebuah area dimana tamu resort satu

bertemu dengan tamu resort lainnya dan dimana tamu

melakukan proses keberangkatan (check-out) dari resort.

Lobby resort juga biasa digunakan seperti area membaca

pada umumnya.

c) Kamar Resort

Merupakan fasilitas utama untuk penjualan dan penyewaan


23

kamar. Berbagai tipe kamar dan berbagai fasilitas yang

terdapat

didalamnya. Jenis-jenis kamar resort, contoh-contoh kamar

sesuai

klasifikasinya menurut Agustinus Darsono (2011:52) sebagai

berikut:

1) Single room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi satu tempat tidur untuk satu orang tamu.

2) Twin room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi dua tempat tidur untuk dua orang tamu.

3) Triple room: Jenis kamar tamu standar ekonomi yang

dilengkapi dua tempat tidur atau satu tempat tidur double

jenis queen dengan satu tempat tidur tambahan untuk tiga

orang tamu.

4) Superior room: Jenis kamar tamu yang cukup mewah

dilengkapi satu double bed jenis queen atau twiin bed.

Tempat tidur jenis queen bed digunakan dua orang tamu.

5) Suite room: Jenis kamar tamu mewah yang dilengkapi

beberapa kamar tamu, ruang makan, dapur kecil dan kamar

tidur dengan sebuah king bed.

6) President suite room: Jenis kamar resort yang terlengkap

fasilitasnya dengan harga yang mahal.

d) Restoran
24

Merupakan tempat penjualan makanan atau minuman.

Berbagai macam jenis restaurant disugukan untuk memnuhi

kebutuhan tamu.

e) Meeting Room atau Function Room

Tempat yang disewakan untuk berbagai macam kebutuhan

seperti meeting, rapat, seminar dan lain sebagainya. Ruang ini

disebut juga sebagai banquet room.

f) Entertainment and Sport Area

Merupakan fasilitas yang ditawarkan kepada tamu yang

inginmendapatkan hiburan (musik dan pertunjukan lainnya)

dan pelatihan (tennis, golf, renang dan lainnya).

b. Fasilitas Penunjang

1) Tempat untuk karyawan seperti EDR (Employees

Diningroom), locker, toilet, musholla dan lain-lain.

2) Ruang penyimpanan atau gudang material untuk operasional

seperti makanan, minuman, perlengkapan gudang dan

sebagainya

3) Office atau kantor untuk berbagai jenis aktifitas di dalam

resort dimulai dari general manager, front office manager,

F&B manager, chief accounting, personal manager, sampai

bagian terbawah.
25

4) Ruang atau tempat lain yang digunakan untuk berbagai

maksud seperti koridor, tangga, pos security, ruang perbaikan

dan perawatan dan sebagainya.

Dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa operasional resort

harus didukung dengan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran

aktifitas komersial. Kelengkapan fasilitas yang tersedia berdampak

lama masa tinggal tamu. Semakin lengkap fasilitas yang

disediakan maka semakin nyaman bagi tamu atau pengunjung.

2.2.8. Aktivitas resort

Sebelum pada perancangan bangunan terlebih dahulu harus

memiliki pemahaman aktivitas penggunaannya secara tepat, karena

setiap aktivitas menuntut ruang yang sesuai untuk mewadahinya.

Fungsi utama sebuah resort adalah bermukim sehingga jabaran

aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam permukiman sehari-hari.

Namun sebuah resort tidak dapat dirancang seperti tempat

tinggal/rumah, namun perlu didukung fungsi lain disamping fungsi

utama yaitu bermukim yang dilakukan untuk sementara waktu.

Fungsi lainnya yang dimaksud adalah fungsi pendukung. Berikut

penjabaran kegiatan pada aktivitas di dalam suatu resort:


26

Tabel 2. 1 Aktivitas Resort

Fungsi Aktivitas Ruang

Fungsi utama: Bermukim Istirahat Makan Kamar Tidur Ruang Makan


Membersihkan diri Kamar Mandi

Fungsi pendukung: -Standar: Berinteraksi Registrasi, Ruang tamu, ruang santai


a. Interaksi Sosial pembayaran Sesuai dengan Lobby, Receptionist
jenis resort yang dibangun Menyesuaikan dengan
b. Administrasi -Tambahan aktivitas yang diwadahi
(sesuai jenis resort yang
dibangun)

Fungsi pelengkap: Pengelola Manajemen Administratif Ruang Kantor Ruang Kantor


bangunan Service Pemeliharaan Gudang, dapur, parkir, ruang
bangunan karyawan Gudang

(Sumber: Rutes, 1992)

Berikut ini merupakan tabel aktivitas dan kebutuhan ruang pada perancangan

resort;

Tabel 2. 2 Aktivitas Resort dan Kebutuhan Ruang Perancangan

Indikator Variable Tolok ukur Metode

Istrirahat Menyediakan kamar tidur


Standard room, superior room,
dan suite room

Aktivitas Makan dan Minum Menyediakan restoran, Bar and


Bermukim Coffee Shop, lounge

Membersihkan diri Menyediakan kamar mandi

Aktivitas Interaksi sosial Menyediakan ruang bersantai


Aktivitas Pendukung -
penggunaan pada Interaksi sosial -
bangunan resort Administrasi Registrasi tamu Menyediakan lobby dan
receptionist

Aktivitas Pengelola Manajemen Menyediakan ruang kantor

Administrasi Menyediakan ruang kantor


27

Servis Menyediakan dapur, gudang,


ruang karyawan, parkir

Pemeliharaan Menyediakan gudang


bangunan

Aktivitas rekreatif Wisata Olahraga Renang Menyediakan kolam renang

resort Spa/Pusat Menyediakan ruang spa


Kebugaran

Fitness Center Menyediakan ruang gym

(Sumber : Rutes, 1992)

2.2. Tinjauan Tema

2.2.1. Pengertian Vernakular

1. Menurut Mangunwijaya (1988)

Arsitektur vernakular itu adalah pengejawantahan yang

jujur dari tata cara kehidupan masyarakat dan merupakan cerminan

sejarah dari suatu tempat. Jadi arsitektur vernakular bukanlah

semata-mata produk hasil dari ciptaan manusia saja, tetapi yang

lebih penting adalah hubungan antara manusia dengan

lingkungannya.

2. Menurut Turan (1989):

Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan

berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik

dan berdasarkan pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang

berdasarkan pengalaman, menggunakan teknik dan material lokal


28

serta merupakanjawaban atas kondisi lingkungan tempat bangunan

tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi.

3. Menurut Masner (1993):

Vernakular ialah bangunan yang didirikan dari material

setempat yang tersedia di lokasi itu. Sedangkan pengaruh gaya atau

penggunaan, apakah bangunan itu kandang kuda, cottage, atau

bangunan tempat menggiling gandum menjadi tepung yang mesin

gilingnya digerakkan dengan air, tidak bisa dijadikan penentu

apakah suatu bangunan vernakular atau bukan.

Masner juga mengatakan bahwa ciri bangunan vernakular

ialah kebutuhan manusia yang menginspirasi tipe bangunan yang

berpengaruh terhadap bentuk dan strukturnya. Sedangkan

ketersediaan material bangunan setempat merupakan ciri

selanjutnya.

Masner juga mengatakan bahwa makna vernakular pada

bangunan harus diasumsikan untuk mendeskripsikan bangunan

lokal atau setempat area geografis tertentu.

4. Menurut Oliver (1997):

Arsitektur vernakular terdapat saling pengaruh antara unsur

alam/lingkungan dengan budaya masyarakatnya.

5. Menurut Anselm (2006):

Arsitektur vernakular lebih menonjolkan pada tradisi dan

sosial budaya masyarakat sebagai ukuran kenyamanan manusia.


29

Oleh karena itu, arsitektur vernakular mempunyai bentuk atau style

yang sama di suatu tempat tetapi berbeda dengan ditempat yang

lain dengan menyesuaikan tradisi dan kondisi sosial-budaya

masyarakatnya.

2.2.2. Karakteristik Bangunan Vernakular

a. Arsitektur vernakular mencakup rumah tinggal dan bangunan lainnya

yang berkaitan dengan konteks lingkungan dan sumber

dayasetempat/lokal, individu atau masyarakat setempat yang

memilikinya, mencakup: rumah tinggal, rumah petani di lahan

pertanian, bangunan untuk menyimpan hasil pertanian atau ternak,

kincir air, bangunan tempat bekerja pengrajin, lumbung, dan balai

adat (Brunskil dalam Gartiwa, 2011)

b. Bentuk arsitektur yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan dasar

suatu komunitas masyarakat, nilai-nilai, ekonomi, cara pandang

hidup suatu masyarakat tertentu. Aspek fungsi sangat dominan,

namun tidak dibangun untuk mengedepankan estetika atau hal-hal

yang bersifat gaya/langgam, kalaupun ada, sedikit sekali peranannya.

Hal in dibedakan dengan arsitektur elit, yang dicirikan oleh unsur-

unsur gaya desain sengaja dilahirkan untuk tujuan estetik yang

melampaui kebutuhan fungsional suatu bangunan (Oliver,1993).


30

c. Arsitektur yang tanpa dirancang bangun oleh pengrajin, tanpa peran

seorang arsitek professional, dengan teknik dan material local

lingkungan lokal: iklim, tradisi ekonomi (Rudofsky,1965)

d. Bangunan vernakular bersifat abadi yaitu memiliki keberlakuan yang

panjang, konstan/terus menerus yang diperoleh dari reaksi

naluriah/spontan/tidak sadar diri terhadap kondisi lingkungan alam

setempat (Jackson,1984).

e. Bentuk bangunan vernakular bersifat kasar, asli lokal, jarang

menerima inovasi dari luar, karena didasarkan pada kebutuhan

manusia dan ketersediaan material bangunan setempat. Sehingga fisik

dan kualitas estetika, bentuk dan struktur serta tipologi bangunannnya

dipengaruhi oleh kondisi geografi (Masner,1993).

f. Pola transfer pengetahuan dilakukan secara verbal (tidak tertulis) dari

generasi ke generasi berikutnya individu-individu dibimbing oleh

suatu rangkaian konvensi (aturan tidak tertulis), yang dibangun dalam

lokalitasnya (Oliver,1993)

Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka, arsitektur vernakular

dapat disimpulkan sebagai desain arsitektur yang menyesuaikan iklim

lokal, menggunakan teknik dan material local dan dipengaruhi aspek

sosial, budaya serta ekonomi masyarakat setempat.


31

2.2.3. Konsep Terkait Arsitektur Vernakular

Menurut Mentayani dan Ikaputra (2012:72) berikut adalah konsep terkait

dengan arsitektur vernakular:

a. Faktor analisis (Rapoport): Bentuk-bentuk atau model vernacular

disebabkan oleh enam factor yang dikenal sebagai modifying factor

(Rapoport, 1969:78) diantaranya: adalah

a) faktor bahan,

b) metode konstruksi,

c) faktor teknologi,

d) faktor iklim,

e) pemilihan lahan,

f) factor sosial-budaya.

b. Sociocultural factor (Morgan): Bentuk rumah (vernakular) sangat

berkaitan dengan pola perilaku budaya, nilai-nilai budaya dan

sudut pandang terhadap dunia.

c. Symbolic conceptions (Griaule/Dieterlen): Terdapat konsep-

konsep simbolik, yaitu konsep yang berhubungan dengan alam

semesta, sebagai sudut pandang dalam melihat dan menuntut

proses pembangunan rumah.

d. Multiple factor thesis (Schefold): Terdapat beberapa faktor

dalammmenjelaskan bentuk rumah. Salah satunya merupakan

faktor utama.
32

e. Cosmos-symbolism (Eliade): Rumah merupakan refresentasi

simbolik dari 3 unsur kosmos yaitu dunia atas, dunia manusia dan

dunia bawah. Ketiga simbol kosmos ini tersimbolkan melalui

atap, ruang-ruang dalam dan bagian bawah rumah.

f. Social organisation Durckheim / Mausss, Rasess; Cunningham:

Menunjukkan adanya klasifikasi simbolik yang meliputi bagian

yang suci, tertutup dan bagian wanita. Konsep dimensi

makrokosmos.

g. Gender-symbolism (Bourdieu): Adanya karakteristik yang sangat

kuat yang menunjukkan simbol perbedaan jenis kelamin (gender).

Berdasarkan pendapat tentang konsep diatas, dalam penerapannya

dalam objek perancangan Limboto Lakeside Resort yaitu

pengaplikasiannya merujuk referensi aspek sosial budaya dari rumah

adat banthayo poboide atau rumah adat Gorontalo yang ada di

Limboto. yang dimana unsur kebudayaan masyrakat Gorontalo

khususnya di Limboto tercermin dalam bentuk vernakularitas dari

model rumah adat tersebut.

2.2.4. Prinsip – prinsip Arsitektur Vernakular

Menurut Oliver (1987), suatu bangunan dapat dikategorikan sebagai

bagian dari arsitektur vernakular apabila memenuhi prinsip-prinsip

tertentu. Prinsip-prinsip arsitektur vernakular tersebut, antara lain:


33

• Terletak di permukiman pedesaan (rural settlements)

• Memiliki tipe dan proses tertentu (types and processes)

• Dibangun sedekat mungkin dengan tanah (built from the ground)

• Material bangunan yang berasal dari lingkungan sekitar (resources

that grow)

• Mampu mengatasi keadaan iklim (coping with climate)

• Mewadahi kehidupan manusia (living spaces)

• Memiliki nilai-nilai, simbol-simbol, dan arti-arti (values, symbols,

and meanings)

• Memiliki unsur dekorasi (decorated dwellings).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka saat ini, arsitektur

vernakular dapat disimpulkan sebagai arsitektur yang memiliki sifat ke-

lokal-an. Arsitektur vernakular adalah desain arsitektur yang

menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal,

dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat

2.3 Studi Banding

Studi banding dilakukan dalam rangka memperkaya referensi yang

mendukung perancangan. Obyek studi banding diambil dari bangunan

dengan fungsi serupa :


34

1. Glamping Lakeside Rancabali Ciwidey Jawa Barat

a. Lokasi

Gambar 2. 1 Glamping Lakeside Rancabali Ciwidey

Glamping Lakeside Rancabali Ciwidey, Bandung, Jawa Barat,

merupakan sebuah kawasan resort yang berlokasi di area berkontur

dengan fasilitas yang lengkap. Jarak tempuh lokasi ini dari pusat kota

Bandung kurang lebih 48 km. Resort ini menampilkan wisata alam yaitu

Danau Situ Patenggang yang merupakan Danau Purba di Jawa Barat

b. Fasilitas

Glamping Lakeside Rancabali Ciwidey ini memiliki fasilitas

akomodasi yaitu kamar dengan konsep tenda yang sederhana dengan

beberapa type Tenda sederhana yang dipenuhi full fasilitas

diantarnya:

• Type Lakeside Tent: terdapat 9 unit, tipe kamar ini terletak langsung

di pinggir Danau yang menjadi view


35

• Type Family Tent: terdapat 10 unit dengan fasilitas air panas di

dalamnya, tipe kamar ini berada di area bukit sehingga view dari

kamar ini bukit dan danau

Gambar 2. 2 Kamar Family tent

• Type Sayang Heulang: terdapat 3 unit saja dengan kapasitad ada

yang 3 dan 4 orang. Area kamar ini berada di area kebun the

Gambar 2. 3 Kamar Heulang

• Resto Pinisi: Sebagai tempat kafe resto bagi pengunjung untuk

menikmati hidangan kuliner di tempat seperti kapal pinisi

Gambar 2. 4 Resto Pinisi


36

2. Westlake Resort Yogyakarta

Gambar 2. 5 Westlake Resort

a. Lokasi

The Westlake Resort Yogyakarta berlokasi di Bedog Trihanggo,

Sleman, Yogyakarta. Merupakan objek wisata resort dengan

konsep hotel, Tempat ini menawarkan suasana yang mewah

ditambah dengan fasilitas pendukung yang mmeberikan

kenyamanan bagi penghuni.

b. Fasilitas

The Westlake Resort Yogyakarta terdapat fasilitas layanan

concierge dan layanan kamar, tersedia kolam renang terdapat

fasilitas parkir yang luas dan banyak restoran makanan laut. Dan

juga terdapat ruang terbuka seperti taman, air terjun buatan.

Berikut fasilitas yang terdapat pada The Westlake Resort

Yogyakarta:

• Area Lobby dan resepsionis


37

• Fasilitas Kamar

• Danau dan Kolam renang

• Restoran
38

3. Maya Ubud Resort dan Spa

a. Lokasi

Gambar 2. 7 Maya Ubud Resort

Maya Ubud Resort dan Spa berada di Peliatan Kecamatan

Ubud, Kabupaten Gianjar Bali. Terletak di suatu ketinggian bukit

di antara lembah sungai dan sisi kawasan sungai Palarisan dan

Sungai Petanu yang biasa dilakukan dengan aktivitas penyucian

religius serta peninggalan-peninggalan Bali. Di situlah Maya Ubud

berada di sepanjang 800 m semenanjung ini yang menggunakan

lahan 12 Ha.

Maya mengadopsi pola pengembangan pemukiman linear

pada masterplannya. Konsep desain maya menampilkan kesan

kebudayaan Bali dengan memadukan gaya arsitektural dan konsep

perancangan arsitektur vernakular Bali dengan gaya arsitektural

modern.

b. Fasilitas

Keindahan arsitektural yang ditawarkan Maya juga dilengkapi

fasilitas-fasilitas yang menarik, seperti resto and bar, pitch and


39

puff, tennis court, gallery, perpustakaan, toko butik, spa, dan

swimming pool.

Akomodasi yang ditawarkan juga beragam Guest Room Maya

memiliki 60 unit villa dengan standar kemewahan hotel berbintang

empat. Tiap-tiap unit disusun menjadi dua bagian area

perkampungan, yaitu area utara dan area selatan dengan area lobby

sebagai centre of point. Pilihan kamar mulai dari:

- Superior Room

- Deluxe Room

- Superior Garden Villa

- Deluxe Pool Villa

- Pejeng duplex Villa

- Petanu Presidential Villa

Setiap Deluxe Pool Villa dilengkapi dengan private plunge pool.

Sedangkan Pejeng, Peliatan dan Petanu Villa masing-masing

memiliki private swimming pools.


40

Kesimpulan Studi Kasus

Kesimpulan studi banding disusun dalam rangka mengkompilasi aspek-aspek

yang akan dijadikan referensi dalam kegiatan perancangan fisik bangunan.

Kesimpulan studi banding selanjutnya diuraikan dalam tabel berikut

No Nama Resort Fasilitas Kondisi Site Bentuk dan Penerapan tema


• Bentuk bangunan
1. Glamping Lakeside Resort • Kamar dengan Kawasan wisata pada
Rancabali berbagai type berada di tepian resort ini yaitu bangunan
dengan konsep Danau Purba Situ tradisional dengan konsep
tenda Patenggang atap yaitu tenda.
• Resto Pinisi • Terdapat
• Sarana Berkontur penerapan
olahraga air elemen
• Toko Luasan : 9 Ha vernacular pada
Marchindise bentuk bangunan.
• Parkir Yaitu
penggunaan material
Lokasi: Kecamatan sekitar seperti kayu
Rancabali, Bandung, Jawa
Barat

2. Westlake Resort • Fasilitas kamar Kawasan yang Bentuk bangunan pada konsep
Yogyakarta dengan berbagai berada di area hotel resort ini menerapkan
tipe pemukiman ramai gaya kolonial yang minimalis
• Kolam renang penduduk dipadukan dengan gaya
• Danau (outdoor arsitektur hijau
area) Luasan: 5,7 Ha
• Restoran
• Spa
• Parkir

Lokasi: Bedog Trihanggo,


Sleman, Yogyakarta
41

3. Maya Ubud Resort • Superior Room Kawasan berada Bentuk bangunan dengan gaya
• Deluxe Room di area pedesaan vernacular Bali dipadukan
• Superior Garden yang berbukit di dengan gaya modern.
Villa lembah sungai.
• Deluxe Pool Villa Penerapan gaya arsitektur
• Pejeng duplex Villa Luasan: 10 Ha tersebut menonjolkan
• Petanu Presidential kehidupan kebudayaan Bali
Villa yang menyatu dengan alam
• Lapangan Tenis
• Bar Kafe
Lokasi: Pelitan,Kecamatan • Meetingroom
Ubud, Gianjar, Bali • Laundry
• Butik Pertokoan
• Gym
• Privat pool
• Area Relaksasi
• Restaurant

:
42

BAB III

ANALISIS DAN PROGRAM PERANCANGAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi

3.1.1 Geografis Kabupaten Gorontalo

Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Gorontalo. Kabupaten Gorontalo memiliki luas wilayah 2.125,47

km2. Secara geografis, Kabupaten Gorontalo terletak di antara 0°

30' – 0° 54' LU dan 122° 07' – 123°44' BT

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gorontalo

(Sumber: RTRW Kabupaten Gorontalo Tahun 2012-2032)

Secara administrasi Kabupaten Gorontalo berbatasan dengan

Kabupaten Gorontalo Utara di sebelah utara; Kabupaten Bone

Bolango dan Kota Gorontalo di sebelah timur; Teluk Tomini di

sebelah timur; dan Kabupaten Boalemo di sebelah barat.


43

Berdasarkan BPS Kabupaten Gorontalo (2019), Kabupaten

Gorontalo terdiri dari 19 kecamatan, 191 desa,14 Kelurahan, 65

lingkungan dan 815 dusun.

Tabel 3. 1 Luas Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Gorontalo

Luas
No. Kecamatan
Km² %
1 Batudaa Pantai 63,13 2,97
2 Biluhu 79,20 3,73
3 Batudaa 32,86 1,55
4 Bongomeme 144,16 6,78
5 Tabongo 54,80 2,58
6 Dungaliyo 46,62 2,19
7 Tibawa 145,34 6,84
8 Pulubala 240,57 11,32
9 Boliyohuto 60,59 2,85
10 Mootilango 211,49 9,95
11 Tolangohula 171,75 8,08
12 Asparaga 430,51 20,25
13 Bilato 112,34 5,29
14 Limboto 103,32 4,86
15 Limboto Barat 79,61 3,75
16 Telaga 28,16 1,32
17 Telaga Biru 108,84 5,12
18 Tilango 5,79 0,27
19 Talaga Jaya 6,41 0,30
Kabupaten Gorontalo 2125,47 100,00
(Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo, 2019)

3.1.3 Kondisi Klimatologi

Iklim adalah salah satu aspek dalam penunjang kehidupan,

karena iklim memiliki suatu pengaruh yang cukup besar, salah

satunya pada bidang Arsitektur, perbedaan iklim, akan

menyebabkan bentuk dan pola ruang yang berbeda, sehingganya


44

dalam suatu perancangan perlunya mengetahui kondisi iklim pada

lokasi perancangan

3.1.2 Intensitas Hujan


Curah hujan merupakan banyaknya air hujan yang tercurah atau

turun di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah dan

rata-rata hujan bulanan di Kabupaten Gorontalo selama 10 tahun

terakhir yang diolah dari data BMKG Stasiun Meteorologi

Jalaluddin Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 3. 2 rata-rata curah hujan di Kabupaten Gorontalo selama 10 tahun

Tahun Rata-
Jumla rata
Bulan
201 201 201 201 201 201 201 201 201 h Curah
2009
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Hujan
Januari 148 100 59 109 148 146 120 116 199 348 1.493 149.3
Februari 147 47 322 130 152 15 68 7 179 139 1.206 120.6
Maret 169 37 302 67 110 108 15 7 200 148 1163 116.3
April 137 151 113 159 153 124 23 76 160 160 1256 125.6
Mei 228 336 116 254 308 136 188 214 219 219 2218 221.8
Juni 106 263 205 118 99 112 177 201 253 253 1787 178.7
Juli 49 173 27 244 247 45 0 103 120 22 1030 103.0
Agustus 23 277 7 107 161 54 - 28 99 56 812 90.2
September - 302 44 46 37 6 - 219 73 7 734 91.8
Oktober 37 252 182 154 202 72 45 323 121 94 1482 148.2
November 144 77 91 412 108 321 154 134 93 110 1644 164.4
Desember 61 252 186 27 168 266 55 293 87 111 1526 150.6
Jumlah 1249 2267 1654 1827 1893 1405 845 1721 1803 1667
(Sumber: Data BMKG Stasiun Meteorologi Jalaluddin Gorontalo, 2019)

Berdasarkan data curah hujan 10 tahun terakhir Kabupaten

Gorontalo memiliki curah hujan rata-rata tertinggi sebesar 221,8

mm dan rata-rata curah hujan terendah sebesar 90,2 mm dan

menghasilkan rata-rata 8 bulan basah dan 3 bulan kering, sehingga

diperoleh nilai Q sebesar 0,38 atau 38%. Dengan demikian


45

menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson (1951), wilayah Kabupaten

Gorontalo termasuk tipe iklim C (agak basah).

3.1.3. Suhu Udara


Suhu udara merupakan keadaan suhu panas/dinginnya udara di

suatu tempat pada waktu tertentu, yang dipengaruhi oleh banyak

atau sedikitnya panas matahari yang diterima bumi. Adapun suhu

udara rata-rata di Kabupaten Gorontalo selama 10 tahun terakhir

dapat dilihat pada Tabel

Tabel 3. 3 Suhu Udara Rata-rata di Kabupaten Gorontalo selama 10 tahun

(Sumber: Data BMKG Stasiun Meteorologi Jalaluddin Gorontalo, 2019)

Berdasarkan data suhu udara 10 tahun terakhir, rata-rata suhu

udara di Kabupaten Gorontalo berada di rentang 26,43 - 27,76⁰C

dengan suhu rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dan

suhu rata-rata terendah terjadi pada Bulan Februari. Kelembaban


46

udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air

selalu terkandung dalam bentuk uap air.

Tabel 3. 4 Kelembaban Udara Rata-rata di Kabupaten Gorontalo

(Sumber: Data BMKG Stasiun Meteorologi Jalaluddin Gorontalo, 2019)

Berdasarkan Tabel 16, rata-rata kelembapan udara di Kabupaten

Gorontalo berada di rentang 74,53% - 83,75% dengan kelembaban

rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan kelembaban rata-

rata terendah terjadi pada Bulan September.

3.1.4 Arah Angin dan Matahari

Kecepatan angin tertinggi dalam satu tahun adalah 4,0 knot

yang terjadi pada Bulan Agustus dan terendah 1 knot yang terjadi

pada Bulan Januari, April dan November, sedangkan kelembaban

relatif (r) antara 75,0-86,1%.


47

Penyinaran matahari merupakan sebuah aktivitas dari matahari yang

memancarkan sinarnya ke Bumi. Rata-rata penyinaran matahari di

Kabupaten Gorontalo selama 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel

Tabel 3. 5 Penyinaran Matahari Rata-rata di Kabupaten Gorontalo

(Sumber: Data BMKG Stasiun Meteorologi Jalaluddin Gorontalo, 2019)

Berdasarkan data penyinaran matahari 10 tahun terakhir, rata-rata lama

penyinaran matahari di Kabupaten Gorontalo berada di rentang 5,17 - 6,84

jam dengan lama penyinaran matahari rata-rata tertinggi terjadi pada Bulan

September dan lama penyinaran matahari rata-rata terendah terjadi pada

Bulan Januari.

3.1.5 Peraturan Bangunan dan Kawasan

Berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Gorontalo, Kawasan peruntukan pariwisata

alam sebagaimana dimaksud dalam paragraph 7 pasal 34 ayat (1)

huruf b terdapat di Desa Pentadio Timur Kecamatan Telaga Biru,


48

Desa Barakati Kecamatan Batudaa, Desa Biluhu Timur Kecamatan

Batudaa Pantai, dan Desa Taulaa Kecamatan Bilato. Karena Desa

Pentadio Timur termasuk dalam kawasan lingkar Danau Limboto

maka pemilihan Desa Pentadio Timur cocok dijadikan sebagai

lokasi objek perancangan Limboto Lakeside Resort.

3.2 Tinjauan Khusus Site

3.2.1 Deskripsi Tapak

Desa Pentadio Timur salah satu desa yang ada di KecamatanTelaga

Biru kawasan sekitar Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Berdasarkan Perda Nomor 9 tahun 2017 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis Gorontalo bahwasanya Desa Pentadio

Barat termasuk dalam kawasan inti melingkar Danau atau sebagai

kawasan perencanaan wisata.

Gambar 3. 3 Wialayah Desa Pentadio Timur

(Sumber: Google Earth, 2022)


49

Lahan memiliki luas ± 10 hektar dengan kondisi lahan kosong dan

persawahan. Bentuk tapak yang mengikuti garis tepian Danau

sebagai area depan tapak. Berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Gorontalo penggunaan lahan sesuai dengan

ketentuan zonasi sebagai begai berikut:

• Koefisien dasar bangunan (KDB) Maksimal sebesar 20%

• Koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum adalah 3 lantai

• Koefisien dasar hijau (KDH) minimal sebesar 20%

Gambar 3. 3 Luas Site

(Sumber: maps.google.go.id, 2022)


50

3.2.2 Batas-Batas Tapak

Gambar 3. 4 Batasan Site

(Sumber: maps.google.go.id, 2022)

Tapak dikelilingi oleh lahan persawahan, permukiman dan Danau,

Adapun batas-batas tapak dapat dijabarkan sebagai berikut :

• Arah Utara berbatasan dengan area permukiman warga

• Arah Selatan berbatasan langsung dengan dengan persawahan dan

lahan kosong

• Arah Timur berbatasan dengan lahan kosong

• Arah Barat berbatasan dengan Danau Limboto


51

3.2.3 Potensi dan Hambatan

Berdasarkan hasil pengamatan pada site dapat disimpulkan beberapa

potensi dan hambatan pada site, hal tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Potensi

• Keberadaan Danau menjadi poin utama perancangan objek

wisata

• Terdapat Danau kecil yang berada di dalam tapak

• Sudah terdapat akses yang menghubungkan beberapa area di

wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo

2. Hambatan

• Kurangnya vegetasi disekitar tapak karena sementara proyek

pengerjaan pemerintah

• Belum terdapat jalur atau tersedianya utilitas di dalam dan di

disekitar tapak

• Kondisi ekisting Danau yang belum bersih

3.2.4 Unsur Pelaku Kegiatan

a) General Manager

b) Wakil General Manager

c) Front Office Department

d) Housekeeping Department

e) Accounting & Cassier Department

f) Food & Baverage Department


52

g) Engineering Department

h) Accounting Department

i) Marketing Department

j) HRD Department

3.3 Analisis Tapak

3.3.1 Analisis Tata Guna Lahan

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Gorontalo, Lakeside Resort menggunakan lokasi yang sesuai dengan

peruntukan lahan yang berada di kawasan wisata alam. Kawasan ini

terletak di Pentadio Timur, Kecamatan Telaga Biru, dengan ketentuan

yang telah diatur sebagai berikut:

• Koefisien dasar bangunan (KDB) Maksimal sebesar 20% x

90.000m² = 18.000m²

• Koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum adalah 3 lantai

• Koefisien dasar hijau (KDH) minimal sebesar 20% x 160.000 m²

= 18.000m²

• Garid Sempandan Danau: 50 m dari batas tanggul, 100 m jika

tidak bertanggul
53

Gambar 3. 5 Letak Site

(Sumber: maps.google.go.id, 2022)

3.3.2 Analisis Klimatologi

Klimatologi akan berkaitan dengan bagaimana respon suatu

bangunan terhadap iklim di sekitar site, yang nantinya akan

dituangkan dalam suatu ide desain dengan penjabaran sebagai berikut:

1) Matahari

Data:

• Paparan sinar matahari berasal dari arah timur ke barat,

sehingga sisi site bagian barat yang berorientasi ke Danau akan

mendapatkan paparan matahari sore, sementara itu sisi bagian

timur dari lahan kosong adalah bagian yang akan terkena

paparan sinar matahari pagi.

Potensi:

• Dengan orientasi site mengarah ke barat, maka ketika sore hari

akan mendapatkan view sunset dari Danau.


54

Kendala:

• Kurangnya vegetasi membuat kondisi permukaan site panas

ketika siang hari .

Solusi:

• Diperlukan vegetasi untuk mereduksi panas matahari, agar

cahaya matahari tidak masuk ke dalam bangunan;

• Penggunaan material alami bersifat sejuk atau menyerap

panas. Material setempat seperti kayu yang sesuai dengan

tema perancangan vernacular.

Gambar 3. 6 Analisis Matahari

(Sumber: Hasil Analisa, 2022)


55

2) Angin

Gambar 3. 7 Analisis Angin

(Sumber: Hasil Analisa, 2022)

Potensi:

• Lokasi perancangan yang berada di area terbuka, angin dapat

bebas berhembus tanpa dihalangi apapun.

Kendala:

• Kurangnya vegetasi untuk memanfaatkan angin dalam site.

Solusi:

• Memanfaatkan potensi angin yang sejuk untuk area rekreasi,

dan menambah vegetasi yang berfungsi sebagai pemecah

angin/pengurangan kecepatan angin.

• Merencanakan bangunan utama yang bisa dimasuki sirkulasi

angin dengan baik.


56

3.3.4 Analisis Aksesbilitas

Gambar 3. 8 Analisis Aksesbilitas

(Sumber: Hasil Analisa, 2022)

Potensi:

• Terletak di jalan yang strategis yaitu jalan raya (jalan Kyai Saleh

Kadir) dan jalan lintas danau atau jalan tepian Danau.

Kendala:

• Pada salah satu jalan yaitu jalan tepian Danau masih dalam

pembangunan (belum teraspal), begitupun sisi samping site

hanya terdapat sirkulasi alami

• Untuk masuk ke area jalan utama atau jalan tepian harus

melewati Jalan Raya ke dalam site masih agak terlalu jauh

Solusi:

• Menambah jalan di sebelah sebagai side entrance untuk jalur

service
57

• Memanfaatkan letak strategis yaitu jalan utama (jalan tepian

Danau) dan jalan Raya(jalan Kyai Saleh Kadir sebagai akses.

3.3.2 Analisis View

Analisis view berdasarkan view dari luar site dan view dari dalam

site. Manfaat dari analisis view untuk mendapatkan arah pandangan

yang terbaik untuk posisi bangunan, baik dari dalam keluar site

maupun sebaliknya, sehingga menjadikan point of interest. View dari

luar site yakni bagaimana pengguna ataupun pengunjung melihat site

dari luar.

• Berdasarkan gambar 3. 9, view dari luar site memperlihatkan

kondisi site yaitu lahan kosong dan beberapa vegetasi.

Gambar 3. 9 Analisis View Luar Site

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

• Sedangkan view dari site bagian dalam, yakni bagaimana

pengguna dapat melihat sekeliling dalam site. Dalam hal ini

memperlihatkan Danau.
58

Gambar 3. 10 Analisis View Luar Site

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa view terbaik

yakni view Danau yang menjadi point of interest sebagai spot

sunset. Karena orientasi site mengarah ke arah barat.

3.3.3 Analisis Kebisingan

Letak site yang berada di dalam dan tidak berhadapan langsung

dengan jalan raya (Jalan Kyai Saleh Kadir) dan walaupun

berdekatan dengan permukiman warga membuat kondisi

kebisingan di area ini cenderung sedang. Sehingga sangat cocok

untuk kawasan resort yang alami dan tenang.


59

Gambar 3. 11 Analisa Kebisingan

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

Kebisingan Sedang

3.3.4 Analisis Vegetasi

Vegetasi pada exsisting site yaitu terdapat beberapa vegetasi terutama

pada area sisi utara site. Terdapat juga vegetasi pohon pisang dan vegetasi

liar lainnya, namun kurangnya vegetasi rindang yang terdapat dalam site,

membuat kelihatan gersang kondisi site.

Gambar 3. 11 Analisa Kebisingan

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

3.3.5 Analisis Utilitas

Jaringan utilitas yang tersedia di sekitar tapak yaitu, Jaringan Listrik dari

PLN, Air bersih dari PDAM, Drainase yang berada di sisi jalan dengan

kondisi yang cukup baik serta jaringan telepon. Jaringan utilitas yang

tersedia di sebelah utara site atau area permukiman warga berpotensi untuk

digunakan dalam perancangan seperti jaringan listrik dari PLN yang

menjadi pemasok aliran listrik, air bersih dari PDAM.


60

Gambar 3. 13 Analisis Jaringan Utilitas

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

3.3.6 Analisis Zonifikasi Site

Untuk menentukan zonifikasi site tentunya kita perlu mengetahui terlebih

dahulu kondisi site seperti yang telah dijabarkan pada analisis diatas yang

dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Berdasarkan analisis view, view terbaik menghadap kearah barat atau

arah Danau karena sebagai spot sunset, sehingga menjadikan orientasi

site dan bangunan mengahadap kea rah tersebut.

• Berdasarkan analisis kebisingan bagian yang memiliki kebisingan yang

cenderung sedang dan rendah di sekeliling site karena jauh dari akses

jalan utama, sehingganya bangunan privat yang membutuhkan

kebisingan rendah dapat diletakkan pada sisi selatan dan timur.

• Berdasarkan analisis aksesbilitas untuk area jalan tepian Danau

dijadikan akses utama pencapaian site atau area entrance, yaitu sisi barat
61

site. Sedangkan untuk sisi selatan terdapat sirkulasi alami, dapat

dijadikan sebagai side entrance untuk area service.

Berdasarkan beberapa analisis tersebut dapat dilakukan zonifikasi site.

Pembagian zoning pada tapak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

• Publik

Berbatasan dengan jalan untuk memudahkan aksesibilitas

pengunjung.

• Semi Publik

Merupakan zona yang berfungsi sebagai zona transisi atau zona

penghubung sehingga diletakkan di antara zona public dan zona

private.

• Private

Merupakan zona yang lebih tenang dan diperuntukan area

penginapan atau privat lainnya.

• Service

merupakan zona yang menjadi pendukung kawasan ini, hal hal yang

berkaitan dengan service akan diletakkan pada area pengelola dan

area parkir.
62

Gambar 3. 13 Analisis Jaringan Utilitas

(Sumber: Data Pribadi, 2022)

3.4 Analisis Program Ruang

3.4.1 Tinjauan Pengguna

Pengguna Lakeside Resort dibedagan dikelompokan sebagai berikut:

1) Pengunjung

Pengunjung merupakan tamu yang datang ke resort dengan tujuan

menginap atau hanya sekedar ingin menikmati fasilitas-fasilitas

penunjang yang tersedia di resort. Pengunjung di bagi menjadi dua,

yaitu:

a) Pengunjung menginap yaitu pengunjung yang bermalam di

resort dan mengunakan fasiliatas resort, membayar biaya


63

sewa kamar serta menikmati pemandangan yang ada di

sekitar resort.

b) Pengunjung tidak menginap yaitu pengunjung yang tidak

membayar biaya sewa kamar dan tidak melakukan aktivitas

bermalam di resort. Pengunjung tipe ini hanya datang untuk

menikmati objek wisata dan fasilitas penunjang yang

tersedia.

2) Pengelola

Pengelola merupakan pihak yang bertanggung jawab menyediakan

jasa pelayanan pada pengunjung/tamu dan juga orang-orang yang

mengoprasikan segala kegiatan yang berlangsung di resort.

Struktur organisasi pengelola resort adalah sebagai berikut:

Struktur organisasi pengelola resort adalah sebagai berikut:

a) General Manager

b) Wakil General Manager

c) Front Office Department

d) Housekeeping Department

e) Accounting & Cassier Department

f) Food & Baverage Department

g) Engineering Department

h) Accounting Department

i) Marketing Department

j) HRD Department
64

3.4.2 Aktivitas Pengguna

Kegiatan pada Limboto Lakeside Resort terbagi atas beberapa

aktifitas yaitu:

1) Aktivitas pengunjung

a) Aktivitas hunian seperti tidur, mandi, beristirahat dan

sebagainya di ruang tidur yang bersifat privat.

b) Aktivitas rekreasi dan relaksasi seperti berenang dan

menikmati pemandangan Danau.

2) Aktivitas Pelayanan Resort

a) Aktivitas pengelola yang bertugas melayani para pengunjung,

kegiatan administrasi dan sebagainya.

b) Aktivitas servis yaitu kegiatan yang dilakukan unutk

memenuhi kebutuhan tamu seperti penyediaan makan, minum

dan sebagainya.

c) Aktivitas Penunjang yaitu kegiatan yang meliputi fasilitas

rekreasi, restoran dan sebagainya.

No Pelaku Aktivitas
1. Pengunjung tidak • Datang
menginap • Parkir
• Bersantai
• Makan
• Rekreasi
• Ibadah
• Mengunakan toilet
• Pulang
65

2. Pengunjung yang • Datang


menginap • Parkir
• Check-in
• Bersantai
• Ibadah
• Makan
• Rekreasi
• Mengunakan toilet
• Tidur/istirahat
• Check-out
• Pulang
3. Manager • Mengatur dan bertanggung jawab
terhadap keseluruhan operasional
resort
• Rapat
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Istirahat
• Makan
4. Asisten Manager • Mengatur dalam penyediaan
kamar
• Mengatur kelancaran house
keeping
• Menggunakan toilet

• Makan
• Ibadah
• Istirahat
5. Staff Front Office • Melayani pemesanan kamar
resort
• Melayani informasi resort
• Melayani check-in dan check-out
• Melayani pembayaran kamar
• Menggunakan toilet
• Makan
• Ibadah
• Istirahat
6. Staff House-keeping • Membersihkan kamar tamu resort
• Membersihkan ruang public
resort
• Menyediakan linen untuk
operational resort
• Melayani pemeliharaan linen
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Istirahat
66

7. Staff Food and • Melayani pemesanan makanandan


Bavarage minuman
• Menyediakan makanan dan
minuman
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Isirahat
8. Bagian Engineering • Memeriksa mechanical electrical
resort
• Memelihara fasilitas resort
• Memperbaiki fasilitass resort
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Istirahat
9. Bagian Accounting • Membuat laporan pembukaan
resort
• Memeriksa pembukuan resort
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Istirahat
10. Bagian Human • Mengelola dan mengatur
Resource kepegawaian resort
• Melatih karyawan resort
• Menggunakan toilet
• Ibadah
• Istirahat
Sumber: Analisis Penulis, 2022

3.4.3 Kebutuhan Ruang

Berdasarkan analisis aktifitas pengguna maka dijabarkan jenis

fungsi ruang yang akan dibutuhkan, seperti pada table berikut ini:

No. Zona Kelompok Ruang Ruang


1. Publik Semi Publik • Office
• Lobby
• R. Cleaning
Service
Publik • Cafe & Restaurant
• R. informasi
• Toilet umum
• Resepsionis
• R. security
• Parkir
2 Non Servis • Dapur catering
67

Publik • R. Mekanikal
• R. Elektrikal
• Food service-Dapur
• Gudang
• Kantor
• Kantor pengelola
• R. Konferensi
• R. Keamanan
• R. Rapat
• R. Serbaguna
Privat • Kamar
• Wc

Pembagian ruang dalam resort terbagi menjadi tiga

kelompok yaitu:

1) Area publik, yang terdiri dari zona parkir dan zona penerima

2) Area pelengkap, yang terdiri dari zona semi publik

dan semi privat. Zona semi publik dan semi privat

terdiri atas ruang pengelola, ruang servis

(housekeeping, food & beverages, furniture

storage, dan MEE) dan ruang rental untuk travel

agent, money changer, minimakarket.

3) Area privat, yang merupakan zona utama berupa kamar resort.

3.4.4 Besaran Ruang


Dalam menuntukan besaran ruang masing-masing kegiatan

yang ada, maka dipaka acuan atau pedoman standar perencanaan

dengan mengacu pada:

• Time Saver Standart of Building Types (TSS)

• Studi Ruang (SR)


68

• Asumsi (AS)

• Architecture Grafic Standard by Ramsey/slipper (AGS)

• Neufert Architec Data (NAD)

• Hotel, Motel, Condominium by Fred Lawson (HMC)

Dalam menghitung program ruang suatu kawasan maka perlu

memperhatikan tentang sirkulasi flow, sirkulasi dibuat

berdasarkan tingkat kenyamanan, yaitu:

1) 5-10% : Standar minimum

2) 20% : Kebutuhan Keleluasan Sirkulasi

3) 30% : Kebutuhan Kenyamanan Fisik

4) 40% : Tuntutan Kenyamanan Psikologis

5) 50% : Tuntutan Kenyamanan Spesifik Kegiatan

6) 70-100% : Keterkaitan dengan Banyak Kegiatan

Sumber: Time Saver Standard of Building Type 2nd Edition

1) Fasilitas Hunian

a) Standart Room

Jenis Standar
No. Kapasitas Luas Sumber
Ruang Besaran
Ruang
1. 17,8 m2 2 orang 17,8 m2 TSS
Tidur
Kamar
2. 2,4 m2 1 orang 2,4 m2 TSS
Mandi
3. Teras 2 m2 2 orang 2 m2 SR
Total + sirkulasi 30% 28,86 m2 + 30%= 37.5
31 x 37,5 m2= 1.162,5
Unit
m2
69

b) Deluxe Room

Jenis Standar
No. Kapasitas Luas Sumber
Ruang Besaran
2
17,8 m x
Ruang
1. 17,8 m2 3-4 orang 1 unit =36,6 TSS
Tidur
m2
Kamar
2. 2,4 m2 1 orang 2,4 m2 TSS
Mandi
3. Teras 4 orang 4 m2 SR
Total + sirkulasi 30% 73 m + 30%= 94,9m2
2

16 x 94,9 m2 =1.518,4
Unit
m2

c) Suite Room
Jenis Standar
No. Kapasitas Luas Sumber
Ruang Besaran
17,8 m2 x
Ruang 2
1. 17,8 m 3-4 orang 2 unit =53,4 TSS
Tidur
m2
Kamar
2. 2,4 m2 1 orang 2,4 m2 TSS
Mandi
Ruang
3. Makan 15 m2 4 orang 15 m2 TSS
dan
Dapur

Ruang
1 sofa (2 seat)
4. 2 sofa (1 seat) 4 orang 15 m2 TSS
Tamu
1 meja tamu
5. Teras 4 orang 4 m2 SR
85.8 m2 + 30%=
Total + sirkulasi 30%
111,54m2
5 x 111,54m2 =557,7
Unit
m2

2) Fasilitas Pengelola

Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran
5,23 m2
Ruang 1 + 3 tamu = 5,23 m2 x 4 orang
1. TSS
Pimpinan 4 orang = 20,9 m2
2. Ruang 9,30 1 orang 9,30 m2 TSS
sekretaris m2/orang
70

3. Ruang Saff 4,65 8 orang 4,65 m2 x 8 orang TSS


m2/orang = 37,2 m2
4. Ruang 4,65 4 orang 4,65 m2 x 4 orang TSS
Operasional m2/orang = 18,6 m2
5. Ruang Rapat 2,32 15 orang 2,32 m2 x 15 = TSS
m2/orang 34,2 m2
2 m2 2 wc 2 x 2 = 4 m2
6. Toilet 1.1 m22 2 urinoir 2 x 1,1 = 2,2 m2 HMC
m2 2 westafel 2 x 2 = 4 m2
7. Gudang 6 m2 AS
8. Pantry 6 m2 AS
Total + sirkulasi 30% 185,12 m2

3) Fasilitas Pelayanan

No. Jenis Ruang Standar Kapasitas Luas Sumber


Besaran

1 Lobby / R. 0,8 30 24 m2 DA
Tunggu m2/orang

2. Ruang info 1,22 4 orang 4,8 m2 NAD


& operator m2/orang
3. Ruang 6 6 orang 36 m2 AGS
keamanan m2/orang
4. Ruang P3K 4,5 r. periksa = 3 4,5 m2 x 3 TSS
m2/orang orang orang = 13,5
1,8 r. tunggu = 2 m2
m2/orang orang 1,8 m2 x 2
orang = 3,6 m2
5. Ruang 26 26 m2 AGS
dapur m2/orang
6. Toilet 2 m2 2 wc 2 x 2 = 4 m2 HMC
1.1 m2 2 urinoir 2 x 1,1 = 2,2 m2
2 m2 2 westafel 2 x 2 = 4 m2
7. Gudang 6 m2 AS
Total + 30% sirkulasi 161,3 m2

4) Restaurant

Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

Ruang
1. 1,6 m2 / orang 260 orang 416 m2 NAD
Makan
20% ruang
2. Dapur 52 m2 AGS
makan
71

15% orang
3. Service 39 m2 AGS
counter
4,2 m2/orang 1
4. Kasir 4,2m2 NAD

1 wc = 40
2 m2 260 : 40 = 6,7 14 m2
5. Lavatory AGS
1 wastafel = 50
2 m2
260 : 50 = 5,2 10 m2
26 m2
6. Gudang 10% ruang AS
makan
561,2 + 30%= 729,56
Total + sirkulasi 30%
m2

5) Kegiatan Rekreasi

Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

1. Gazebo 3 m2 15 unit 45 m2 AS
Ruang Ganti 260 (1 buah
2
2. dan 1,5m = 10 orang = 39 m2 HMC
Bilas 26 buah)
Area
3. bermain 20 m2 10-20 orang 20 m2 AS
anak-anak
Total + sirkulasi 30% 104 + 30% = 135,2 m2

6) Ruang ME
Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

Ruang
1. 15 m2/unit 5 unit 75 m2 TSS
genset
Ruang
2. 6 m2/unit 1 unit 6 m2 OB
panel
Ruang
3. 15 m2/unit 5 unit 75 m2 TSS
Travo
Ruang 15 m2/unit
4. 1 unit 15 m2 TSS
pompa
G. 15 m2/unit
5. 1 unit 15 m2 TSS
Enginering
R. tandon 80 m2/unit
6. 1 unit 80 m2 TSS
air
Total + sirkulasi 30% 266 + 30% = 345,8 m2
72

7) House Keeping

Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

0,36
1. Laundry 52 kamar 18,72 m2 TSS
m2/kamar
Ruang Asumsi 30
2. istirahat 9 m2 orang (6 54 m2 TSS
karyawan kamar)
Ruang makan
3. 25 m2 AS
karyawan
4. KM / WC 6 m2 HMC
5. Linen 6 m2 HMC
6. Gudang 9 m2 AS
118,72 + 30% =154,33
Total + sirkulasi 30%
m2

8) Ruang Pertemuan
Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

Function
1. 1,95 m2/orang 100 195 m2 NAD
Room
Meeting
2. 0,8 m2 /orang 20 16 m2 NAD
Room
3. Toilet Umum 2 m2 2 wc 4 m2 NAD
1,1 m2 2 urinoir 2,2 m2
2 m2 2 westafel 4 m2
10% dari
4. Gudang Alat 4,2 m2 / orang function 19,5 m2 NAD
room
Total + sirkulasi 30% Total + sirkulasi 30%

9) Penunjang

Standar
No. Jenis Ruang Kapasitas Luas Sumber
Besaran

1,5 m² /
Musholah 30 x 1,5 = 45 NAD
1. orang 30
-R. Sholat
-R. Wudhu 8 x 2 (pria +
2x4 AS
wanita) = 16
Total + sirkulasi 30% 61 + 30% = 79,3 m²
73

2,25 m² /
2. ATM Center 4 unit 9 m2 NAD
unit
Total + sirkulasi 30% 9 + 30 % = 11,7 m²
1 mobil = 6
12,5 m² /
Parkir 260 org = 22 x12,5
mobil
-Tamu pengunjung :2 = 275
/Pengunjung = 130 1 motor = 2
4. 2 m² / motor NAD
org = 65 x 2
= 130
-Staff 12,5 m² / 5 x 12,5 =
5 mobil
Karyawan mobil 62,5
2 m² / motor 20 motor 20 x 2 = 40
507,5 + 50 % = 761,25
Total + sirkulasi 50%
m2

Rekapitulasi besaran ruang:


• Standart Room = 273,6 m2
• Deluxe Room = 413 m2
• Suite Room = 202,8 m2
• Kantor Pengelola = 180,53 m2
• Restaurant = 598 m2
• House Keeping = 112 m2
• Gedung Serbaguna = 288 m2
• Musholah = 81,3 m²
• Pos Satpam dan ATM Center = 24 m²
74

3.4.5 Analisis Hubungan Ruang

1) Pola Hubungan Ruang Makro

Gambar 3. 14 Pola Hubungan Makro

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

2) Pola Hubungan Ruang Mikro

a. Kelompok Ruang Penerima

Gambar 3. 15 Kelompok ruang penerima

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

b. Kelompok Ruang Pengelola


75

Gambar 3. 16 Kelompok ruang pengelola

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

c. Kelompok Ruang Penunjang

Gambar 3. 16 Kelompok ruang penunjang

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

d. Kelompok Ruang Rekreasi

Gambar 3. 17 Kelompok ruang rekreasi

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

e. Kelompok Ruang servis

Gambar 3. 18 Kelompok ruang servis

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)


76

f. Kelompok Akomodasi

Gambar 3. 19 Kelompok ruang akomodasi

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)

3.5 Analisis Citra dan Penampilan Fisik

1. Gubahan Bentuk dan Filosofi


Arsitektur Vernakular merupakan desain arsitektur yang
menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material
lokal, dipengaruhi oleh aspek sosial, budaya dan ekonomi
masyarakat setempat. Maka bentuk perancangan Limboto
Lakeside Resort mengambil bentuk dasar dari rumah adat
Banthayo Po boide di Limboto.

Gambar 3. 20 Analisis bentuk

(Sumber: Analisis Pribadi, 2022)


77

3.6 Analisis Pendukung dan Kelengkapan Bangunan

3.6.1 Analisis Struktur

1. Sistem Struktur

Terdapat tiga bagian struktur yaitu sub-structure, super-structure,

danupper structure.

a. Sub-structure (struktur bagian bawah)

Struktur pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tumpu dan

pondasi garis.

b. Super-structure (struktur bagian tengah)

Struktur yang digunakan adalah rangka balok dan kolom

yang terbuatdari material kayu

c. Upper-structure (Struktur bagian atas)

Untuk struktur bagian atas menggunakan sturktur

rangka kayu
78

DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang Nomor 10 tahun 2009

Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang


Kawasan Strategis Gorontalo

A.S. Hornby. 1974. Oxford Leaner’s Dictionary of Current


English. Oxford University Press

Chuck Y. Gee. (1988). Resort Development and Management.


Watson-Guptil Publication.

Direktorat Jendral Pariwisata, Keputusan Direktur Jendral


Pariwisata No. 14/U/11/88 tentang Pelaksanaan Ketentuan
Usaha & Penggolongan Resort, (Jakarta: Departemen
Pariwisara, Pos dan Telekomunikasi Direktorat Jendral
Pariwisata, 1998).

Kurniasih, Sri S.T. (2006). Prinsip Hotel Resort.

Lawson, Fred. (1995). Hotels & Resort Planning, Design and


Refurbishment. Great Britain, England

Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation


Development, The Achithecture Ltd, London, 1977,h.1

Mentayani, Ira dan Ikaputra. 2012. Menggali Makna


Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek
Vernakularitas. LANTING Journal of Architecture. Vol 1 No
2 Halaman 68-82: Universitas Lambung Mangkurat.

Pendit, Nyoman. (1999). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Akademi Pariwisata


Triksakti.
79

Rapoport A, 1977. Human Aspect of Urban Form, Towards a


Man- Environment Approach to Urban Form and
Design.Pergamon Press, New York.

Anda mungkin juga menyukai