Anda di halaman 1dari 12

Starbucks

Bunga Susilo 1736010022


Manajemen Strategi
Sejarah Starbucks
Berdirinya Starbucks sejak 1971 memunculkan streotype baru terhadap
kopi yang tadinya biasa dikonsumsi oleh pekerja perkebunan.
Masyarakat modern menjadikannya sebagai minuman wajib untuk
menunjang kesehatan.
Kopi juga melahirkan budaya nongkrong baik di kalangan dewasa hingga
anak muda. Berkumpul bersama teman, meeting kantor, hingga
mengerjakan tugas. Apalagi sejak Starbucks berhasil mengekspansi ke
seluruh Amerika pada 1987 dan saat ini sudah tersebar ke berbagai
negara di dunia.

Dilaporkan bila dalam sepuluh tahun, Starbucks berhasil


meraup keuntungan 14,3 triliun rupiah. Pada 2007, perusahaan
kopi ini bahkan mendapatkan profit 131,6 triliun rupiah.
Perolehan tersebut bukanlah tanpa alasan, sebab mereka
menggunakan strategi khusus yang berkaitan dengan produk,
mitra, pelanggan, kompetitor dan lingkungan.
Di samping itu, perusahaan juga menerapkan beberapa teori
strategi bisnis seperti diferensiasi.

Bicara soal kompetisi, dilansir dari Ukessays.com, bila dalam


praktiknya perusahaan yang dipimpin oleh Howards Schultz
itu menerapkan tiga poin utama, yakni produk, tanggung
jawab sosial, lingkungan, ekonomi dan sumber daya manusia.
Misi Starbucks
Seperti dilansir dari situs Starbucks bila misi dari perusahaan adalah
menginspirasi dan memelihara semangat dengan secangkir kopi.

Mengutip dari pernyataan tersebut, berarti perusahaan mencoba untuk


memilih kualitas kopi terbaik, seperti biji Arabica di Amerika Latin, Afrika
dan Asia. Sementara proses pemanggangannya ditangani oleh ahli yang
memiliki pengetahuan serta pengalaman.

Oleh sebab itu Starbucks percaya bahwa biji kopi dengan rasa yang
berbeda bisa memuaskan pelanggan. Sementara itu sumber daya manusia
merupakan mitra penting untuk membuat bisnis tetap berjalan.
Perusahaan memperlakukan mereka secara hormat untuk menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman, kekeluargaan dan kondusif.

Sedangkan soal pelanggan, perusahaan menciptakan


hubungan baik antara karyawan dan konsumen. Dengan
menerapkan konsep yang nyaman serta cozy, penikmat
kopi dapat melepaskan kekhawatiran serta stres setelah
beraktivitas seharian. Tempat itu menjadi titik pertemuan
antara sahabat, rekan, dan kolega untuk saling berbagi dan
bersantai.

Terlebih untuk meraih kesuksesannya, perusahaan bekerja


sama dengan pemegang saham. Mereka menganggap
industri kopi adalah hal yang serius dan soal komitmen
dengan lingkungan pula. Oleh sebab itu, Starbucks juga
membantu alam untuk mengurangi limbah kopi kemudian
menggantinya dengan produk ramah lingkungan serta
meningkatkan daur ulang.

Strategi Diferensiasi
Dalam perkembangannya, Starbucks menerapkan metode generik Porter karena dinilai cocok dengan strategi
diferensiasi. Pelanggan lebih menyukai sistem ini karena apa yang ditawarkan berbeda dengan kompetitor.

Soal rasa kopi, Starbucks menjamin bahwa miliknya berbeda dengan kompetitor. Menurut studi kasus tentang
Starbucks oleh Koehn, Beshrov dan Miller dari Jurusan Bisnis, Harvard menyatakan bahwa perusahaan tersebut
selalu peduli dengan setiap langkah operasi, mulai dari daerah penanaman kopi di Afrika Timur, Amerika Latin dan
Asia Tenggara.

Di samping itu juga mereka berusaha keras untuk memilih biji kopi berkualitas tinggi. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk memaksimalkannya yaitu dengan memberikan pelatihan serta praktik langsung terhadap tenaga
kerja pertanian. Kemudian perusahaan juga melakukan proses biji kopi sangrai dengan sendiri. Sebagai cara untuk
memastikan setiap aspek apakah sesuai dengan standard atau tidak, para ahli di bidangnya mencicipi 1000 cangkir
kopi setiap harinya.

Soal sumber daya manusia, Starbucks selalu berkonsentrasi dalam melatih staf agar bisa melayani
pelanggan dengan baik dan ramah. Mereka percaya hubungan antar manusia melalui senyum, obrolan
ringan dan mengingat nama konsumen dapat menjalin kerjasama yang baik.

Terlebih lagi, bagian penting lain yakni menyisihkan pendapatan perusahaan untuk para petani yang
telah memelihara biji kopi, teh, hingga kelapa. Perusahaan percaya bahwa dengan demikian dapat
membantu mereka dalam meningkatkan kualitas hidup, baik pendidikan maupun urusan pribadi.

Kemudian menyoal tentang lingkungan, Starbucks mencoba untuk menggunakan produk ramah
lingkungan dan daur ulang untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Hal demikian juga bisa
membantu mengatasi pemanasan global. Tidak heran bila perusahaan kopi raksasa ini memberikan
harga premium karena beberapa keunikan di baliknya.
Fokus Dari Strategi Diferensiasi
Mengacu pada strategi diferensiasi, Starbucks harus menciptakan produk yang berbeda untuk
menyaingi kompetitornya. Akan tetapi hal tersebut dapat mempengaruhi harga produk yang lebih
tinggi dibanding dengan lainnya. Harga premium yang ditetapkan bertujuan untuk menutup
semua biaya investasi.
Seperti dilaporkan dari Internet Center, oleh karena faktor tersebut Starbucks menerapkan
strategi fokus pada segmen, namun mengusahakan agar pasar tersebut mau menerima
produknya. Contoh kasus yang terjadi yakni, ketika awal terbentuk mereka mentargetkan para
mahasiswa dan anak-anak muda dengan tingkat pendapatan sedang.
Di waktu itu akhirnya perusahaan menyadari bahwa mereka harus memperluas pasar. Pelanggan
yang berbeda tentu bersedia membayar lebih. Dengan pemikiran itu, akhirnya mereka melakukan
teknik ekspansi agresif dan mulai mentargetkan setiap demografis.
Selain itu, loyalitas pelanggan sangatlah penting karena bisa menjadi titik kuat di tengah
persaingan ketat. Dengan demikian perusahaan harus membuat beberapa program agar
pelanggan tertarik dan loyal. Maka Starbucks meluncurkan Wi-Fi gratis untuk konsumen yang
datang bersama sahabat atau keluarga pada hari Selasa. Ada pula pembagian kopi dan camilan
gratis lainnya.

Analisis SWOT
1. Faktor Internal – Kelebihan
Faktor internal pertama yang menjadi kekuatan yakni beragam produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
Starbucks mencoba untuk memproduksi dan menjual berbagai produk seperti makanan, camilan, buku, film dan
masih banyak lagi lainnya. Selain itu perusahaan membangun logo merk yang berkembang dan dikenal oleh
masyarakat luas.
Mereka juga telah menghak patenkan merk dagang dengan menampilkan di situs web resmi, kedai hingga akun
media sosial. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai dagang dan membuat pelanggan lebih percaya. Nilai
kekuatan lainnya yakni lokasi, pada umumnya kedai Starbucks dibangun di tempat-tempat strategis, seperti
persimpangan pusat keramaian, mall, daerah kampus, perkantoran dan masih banyak lagi lainnya.
Perusahaan juga berkontribusi baik kepada mitra mereka dengan menyediakan asuransi kesehatan, keamanan,
hingga tunjangan pendidikan. Hal lainnya yakni loyalitas pelanggan yang menjadi kekuatan untuk meningkatkan
daya jual produk.
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan mencoba untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik, sehingga
bisa memotivasi karyawan untuk bekerja secara efektif. Perluasan pemasaran membantu dalam mendapatkan
keuntungan lebih banyak. Menariknya, mereka juga menggelar beberapa program, seperti pelatihan pembuatan
kopi, pengetahuan soal kopi hingga sejarahnya.

2. Faktor internal – Kelemahan


Secara harga Starbucks memang lebih mahal dari kedai kopi lainnya. Hal tersebut
dikarenakan menggunakan biji kopi pilihan dan semua prosesnya dikerjakan sendiri. Di
samping itu, target mengekspansi dunia bisa menjadi kelehaman karena perusahaan tidak
begitu fokus terhadap pelatihan staf.

3. Faktor eksternal – Peluang


Untuk mengembangkan bisnisnya, Starbucks turut melalui jalur teknologi. Secara khusus
perusahaan memutuskan berinvestasi mesin Mastrena dan Clover untuk mengurangi waktu
pembuatan kopi oleh barista.
Di samping itu, perusahaan juga menciptakan peluang untuk memperluas pangsa pasar
dengan meluncurkan produk kedua yakni Seattle’s Best. Proses pengolahan yang dilakukan
sendiri membuat pihak perusahaan memiliki ide untuk menciptakan jenis brand kopi
sendiri yaitu Starbucks VIA® Ready Brew coffee. Mereka mendistribusikannya melalui
toko-toko di seluruh negeri untuk mendapatkan lebih banyak peluang di seluruh dunia.

4. Faktor eksternal – Ancaman


Persaingan di bisnis kopi semakin ketat. Banyaknya usaha baru, mulai dari kedai kopi
jalanan, supermarket, kafe dan masih banyak lagi makin tidak terbendung. Selain itu, pasar
kopi Amerika Serikat juga mulai mengalami kejenuhan terhadap jenis bisnis ini, sehingga
bisa menjadi penghalang besar.
Selama masih perkembangan, Starbucks telah berhadapan dengan situasi ekonomi Amerika
Serikat yang paling banyak dipengaruhi oleh real estate. Akibatnya berdampak pada
penurunan laba perusahaan. Terakhir juga masalah budaya serta politik yang
mempengaruhi cabang kedai di beberapa negara. Misalnya saja Starbucks Lebanon yang
diboikot oleh penentang AS.
Kendati demikian perjalanan bisnis Starbucks dari tahun ke tahun mulai menghadapi
ancaman hingga persaingan ketat justru membuatnya menjadi merk kopi nomor satu di
dunia. Keberadaannya telah diketahui oleh banyak orang sebagai bagian dari gaya hidup
modern yang dinamis.

Anda mungkin juga menyukai