BISNIS JASA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“MANAJEMEN RANTAI PASOK”
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Musnaini, S.E., M.M.
DISUSUN OLEH :
DARA PUSPITA
C1B021040
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun
berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, dan untuk memehuni tugas mata kuliah
Manajemen Rantai Pasok.
Dengan ini penulis ucapkan terimakasih kepada Ibuk Dr. Musnaini, S.E., M.M. selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Rantai Pasok. Semoga tugas yang penulis buat dapat
bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca.
Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak kelemahan
dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan menyempurnakan tugas ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu supply chain managemen
2. Mengetahui strategi serta proses dalam supply chain management
3. Mengetahui implementasi supply chain management dalam bisnis jasa
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
6. Distribusi dan transportasi.
7. Pengelolaan hubungan dengan pemasok, mitra bisnis, dan pelanggan.
8. Analisis kinerja dan perbaikan kontinu.
Dengan mengoptimalkan aliran informasi dan material di seluruh rantai pasok, SCM
membantu organisasi mencapai efisiensi, responsif terhadap perubahan pasar,
pengurangan biaya, peningkatan kepuasan pelanggan, dan mencapai keunggulan
kompetitif.
Penting untuk dicatat bahwa SCM melibatkan kerja sama dan koordinasi antara
berbagai pihak di dalam dan di luar perusahaan, termasuk pemasok, produsen, distributor,
penyedia logistik, dan pelanggan.
1. Tujuan SCM:
3
4. Teknologi dalam SCM:
4
2. Pengelolaan Persediaan: Mengoptimalkan tingkat persediaan dengan
mengendalikan pemesanan, pergudangan, dan penjadwalan pengiriman untuk
memenuhi permintaan pelanggan dengan biaya penyimpanan yang minimal.
3. Pengadaan dan Pengelolaan Pemasok: Memilih, mengelola, dan berkolaborasi
dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan bahan baku atau barang jadi
yang berkualitas, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal.
4. Produksi dan Manufaktur: Mengelola operasi produksi untuk memenuhi
permintaan pelanggan dengan efisiensi, kualitas, dan keandalan yang tinggi.
5. Pergudangan dan Distribusi: Mengatur penyimpanan, pengelolaan inventaris,
dan distribusi produk dengan efisien dan tepat waktu.
6. Pengukuran dan Analisis: Memonitor kinerja rantai pasok, menganalisis data,
dan mengidentifikasi area perbaikan untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi
dan perbaikan berkelanjutan.
Perlu dicatat bahwa proses SCM dapat bervariasi tergantung pada industri, jenis bisnis,
dan karakteristik rantai pasok yang terlibat.
5
5. Manajemen Komunikasi dan Koordinasi: Penting untuk menjaga
komunikasi yang efektif dan koordinasi antara berbagai tim dan departemen
yang terlibat dalam memberikan layanan. Hal ini dapat dilakukan melalui
penerapan sistem informasi yang memungkinkan pertukaran informasi yang
lancar, komunikasi terbuka, dan kolaborasi yang efisien.
6. Pengukuran dan Analisis Kinerja: Memonitor kinerja operasional dan
kepuasan pelanggan, serta melakukan analisis data untuk mengidentifikasi
peluang perbaikan dan peningkatan layanan. Ini melibatkan penggunaan
metrik kinerja yang relevan, analisis data yang akurat, dan penggunaan alat
analisis yang tepat.
7. Inovasi dan Pengembangan Layanan: Mengintegrasikan inovasi dalam
layanan dan pengembangan model bisnis baru untuk meningkatkan nilai
pelanggan dan memenuhi kebutuhan yang berkembang. Ini melibatkan
pemantauan tren pasar, penelitian pasar, serta kolaborasi dengan pelanggan
dan mitra bisnis untuk menciptakan layanan baru atau meningkatkan yang
ada.
Dalam bisnis jasa, implementasi SCM bertujuan untuk mencapai efisiensi
operasional, pengiriman layanan yang tepat waktu dan berkualitas, serta meningkatkan
kepuasan pelanggan. Selain itu, SCM juga dapat membantu dalam pengelolaan biaya,
pengendalian risiko, dan mencapai keunggulan kompetitif di industri jasa.
Berikut adalah contoh penerapan Supply Chain Management (SCM) pada
perusahaan jasa:
1. Manajemen Pemasok: Perusahaan jasa juga membutuhkan pemasok atau
mitra bisnis untuk memenuhi kebutuhan operasional mereka. SCM
membantu dalam memilih pemasok yang handal, bernegosiasi kontrak yang
menguntungkan, dan memastikan pasokan yang tepat waktu dan berkualitas.
2. Manajemen Alih Daya (Outsourcing): Beberapa perusahaan jasa
mengandalkan layanan atau tenaga kerja dari pihak ketiga. SCM membantu
dalam memilih mitra yang sesuai, mengelola hubungan dengan mitra
tersebut, dan memastikan kualitas layanan yang diberikan.
3. Manajemen Persediaan: Meskipun tidak sebanyak pada perusahaan
manufaktur, perusahaan jasa juga perlu mengelola persediaan tertentu seperti
peralatan, bahan baku, atau inventaris untuk kebutuhan operasional. SCM
membantu dalam merencanakan dan memantau persediaan agar tersedia
tepat waktu dan dalam jumlah yang cukup.
4. Manajemen Tenaga Kerja: SCM dapat membantu perusahaan jasa dalam
mengelola tenaga kerja dengan efisien. Ini melibatkan perencanaan
kebutuhan tenaga kerja, rekrutmen, pengelolaan jadwal, pelatihan, dan
evaluasi kinerja. Dengan SCM, perusahaan jasa dapat memastikan
ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan pelanggan.
5. Manajemen Layanan Pelanggan: SCM membantu perusahaan jasa dalam
mengoptimalkan pengalaman pelanggan. Hal ini meliputi manajemen waktu
6
respons, pengelolaan komunikasi dengan pelanggan, penjadwalan layanan,
dan pemantauan kepuasan pelanggan. Dengan SCM, perusahaan jasa dapat
memberikan layanan yang konsisten dan memenuhi ekspektasi pelanggan.
6. Manajemen Keuangan: SCM dapat membantu perusahaan jasa dalam
mengelola aspek keuangan seperti pemrosesan pembayaran, manajemen
tagihan, pengelolaan neraca, dan analisis kinerja keuangan. Dengan SCM,
perusahaan jasa dapat mempercepat aliran keuangan dan memastikan
keuangan yang sehat.
7. Penggunaan Teknologi: Seperti halnya pada perusahaan manufaktur,
perusahaan jasa juga dapat memanfaatkan teknologi dan sistem informasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional. Contohnya
termasuk penggunaan perangkat lunak manajemen proyek, CRM (Customer
Relationship Management), atau sistem manajemen layanan.
Penerapan SCM dalam perusahaan jasa membantu meningkatkan efisiensi
operasional, meningkatkan kualitas layanan, mengoptimalkan pengalaman pelanggan,
dan mengelola aspek keuangan dengan lebih baik. Ini memungkinkan perusahaan jasa
untuk tetap kompetitif dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
7
BAB III
KESIMPULAN
Supply Chain Management (SCM) merupakan pendekatan strategis yang penting dalam
mengelola aliran informasi, sumber daya, dan proses bisnis dalam rantai pasok. Dalam
bisnis jasa, implementasi SCM menjadi kunci untuk memberikan layanan yang berkualitas,
efisien, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Dengan memahami nilai pelanggan,
merencanakan dengan baik, mengelola penyedia layanan, memastikan keandalan dan
kualitas layanan, serta melakukan koordinasi dan analisis kinerja secara terus-menerus,
bisnis jasa dapat mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi, efisiensi operasional, dan
keunggulan kompetitif. SCM juga memungkinkan bisnis jasa untuk berinovasi dan
mengembangkan layanan baru, serta mengelola risiko dengan baik. Dengan demikian, SCM
menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kinerja dan kesuksesan bisnis jasa.
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan kompetitif, Supply Chain Management
(SCM) memainkan peran krusial dalam memastikan keberhasilan operasional dan kepuasan
pelanggan dalam bisnis jasa. Implementasi SCM dalam bisnis jasa membantu perusahaan
mengelola aliran informasi, sumber daya, dan proses bisnis yang kompleks, yang pada
gilirannya membawa manfaat yang signifikan.
Salah satu keuntungan utama yang diberikan oleh SCM dalam bisnis jasa adalah
kemampuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Dalam lingkungan yang semakin dinamis, pelanggan mengharapkan layanan yang
berkualitas, tepat waktu, dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dengan mengadopsi
strategi SCM yang berfokus pada nilai pelanggan, bisnis jasa dapat lebih responsif terhadap
perubahan permintaan, merencanakan kapasitas dengan lebih akurat, dan meningkatkan
pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
Selain itu, implementasi SCM dalam bisnis jasa membantu dalam pengelolaan penyedia
layanan. Bekerjasama dengan penyedia layanan yang andal dan berkualitas merupakan
faktor kunci untuk menjaga kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan. Dengan
melakukan pemilihan penyedia layanan yang tepat, melakukan negosiasi kontrak yang
menguntungkan, dan membangun hubungan yang erat dengan penyedia layanan, bisnis jasa
dapat memastikan ketersediaan dan kualitas layanan yang konsisten.
8
DAFTAR PUSTAKA
Chase, F. Robert Jacobs dan Richard B. (n.d.). Operations and Supply Chain Management:
The Core.
David Frederick Ross. (n.d.). Introduction to Supply Chain Management Technologies.
David Simchi-Levi, Philip Kaminsky, dan Edith Simchi-Levi. (n.d.). Designing and
Managing the Supply Chain: Concepts, Strategies, and Case Studies.
Donald J. Bowersox, David J. Closs, dan M. Bixby Cooper. (n.d.). Supply Chain Logistics
Management.
John Mangan, Chandra Lalwani, dan Tim Butcher. (n.d.). Global Logistics and Supply Chain
Management.
Sunil Chopra dan Peter Meindl. (n.d.). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operation.