Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu

Manajemen Agribisnis
MAKALAH

MANAJEMEN TEKNOLOGI AGRIBISNIS

AFIQA MARDHATILLAH MUHAMMAD


I011 20 1191

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manajemen (Management) mengandung tiga pengertian, yaitu: (1)
manajemen sebagai suatu proses, (2) sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen, dan (3) sebagai suatu seni dan sebagai suatu
ilmu. Menurut Terry dan Rue (1993:1), manajemen merupakan suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata.
Sedangkan menurut Manullang (1996:14), manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Selanjutnya, Hasibuan
(2000:1) juga mengatakan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Agribisnis merupakan bisnis yang berbasiskan pertanian. Pelaku agribisnis
selain usahanya berbasiskan pertanian, motivasinya mencari keuntungan melalui
kegiatan transaksi. Bisnis dilakukan oleh banyak petani, nelayan, peternak,
pekebun, pedagang, pengolah, pedagang sarana produksi (saprodi), jasa
pengemasan, transportasi dan jasa-jasa yang terkait agribisnis lainnya. Usahanya
dapat pribadi, seperti usaha rumah tangga (home industry) para petani/nelayan/
peternak dalam berbentuk badan usaha baik perorangan atau pribadi (single or
individual proprietorship), persekutuan (partnership), dan perseroan (badan
hukum) seperti swasta (CV dan PT), BUMN, dan koperasi.
Manajemen Agribisnis (Agribusiness Management) merupakan kegiatan
manajemen atau manajerial dengan baik dan membuahkan hasil yang memuaskan
dengan maksud untuk mencapai tujuan agribisnis. Beberapa hal yang
membedakan manajemen agribisnis dari manajemen lainnya adalah
keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis; besarnya
jumlah agribisnis; cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani;
keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis; agribisnis
berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relatif bebas dengan penjual
yang berjumlah banyak dan pembeli yang sedikit; falsafah hidup tradisional yang
dianut para pekerja agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih kolot
dibanding bisnis lainnya; kenyataan bahwa badan usaha agribisnis cenderung
berorientasi pada keluarga; kenyataan bahwa agribisnis cenderung berorientasi
pada masyarakat; kenyataan bahwa agribisnis, bahkan yang sudah menjadi
industri raksasa sekalipun sangat bersifat musiman; agribisnis bertalian dangan
gejala alam; dan dampak dari program kebijakan pemerintah mengena langsung
kepada agribisnis.
Rumusan Masalah
a. Apa itu Konsep Manajemen?
b. Bagaimana Karakteristik Teknologi Agribisnis?
c. Bagaimana Perubahan Teknologi Agribisnis?
d. Bagaimana Pengembangan Teknologi Agribisnis?
Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep manajemen
b. Untuk mengetahui karakteristik teknologi agribisnis
c. Untuk mengetahui perubahan teknologi agribisnis
d. Untuk mengetahui pengembangan teknologi agribisnis
PEMBAHASAN

Konsep Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris,
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.
Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu
atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan dikutip oleh Wibowo yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya.
Stoner dan Freeman mengartikan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
Manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bersifat tidak berwujud.
Usahanya ialah mencapai hasil-hasil yang spesifik, biasanya dinyatakan dalam
bentuk sasaran-sasaran. Upaya dari kelompok menunjang pencapaian tujuan yang
spesifik itu. Manajemen dapat dinyatakan sebagai tidak berwujud, karena tidak
dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan hasilnya, yakni output pekerjaan yang cukup,
ada kepuasan pribadi, produk dan servisnya lebih baik.
Fungsi manajemen adalah rangkaian berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara yang satu dengan
lainnya yang dilaksanakan oleh orang-orang dalam organisasi atau bagian-bagian
yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan. George R. Terry, mengemukakan
ada empat fungsi manajemen yaitu, perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controling). Adapun
penjelasan dari keempat fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan
di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, hendaknya dilakukan atau disusun terlebih dulu perencanaan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan. Fungsi pengorganisasian atau fungsi pembagian kerja
memiliki relevasi yang erat dengan fungsi-fungsi perencanaan, karena
pengorganisasian pun harus direncanakan.Pengorganisasin dapat diartikan
penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pegelompokkan
tugas-tugas dan membagi-bagikan kepada setiap karyawan, penetapan
departemen-departemen serta penentuan hubunganhubungan.
c. Penggerakkan (Actuating)
Penggerakkan dapat difinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, tekhnik
dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien, efektif sdan ekonomis.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah pemeriksaan apakah sesuatu yang terjadi sesuai
dengan rencana, intruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang telah
ditentukan. Pengawasan juga dapat diartikan sebagai proses dimana
manajer ingin mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan dakwah yang
dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai.
Maksud dari pengawasan bukan mencari-cari kesalahan, melainkan untuk
mencegah atau memperbaiki ketidak sesuaian antara pelaksana kegiatan
dengan rencana yang ditetapkan. Pengawasan merupakan fungsi terakhir
yang harus dilakukan dalam manajemen, karena dengan pengawasan dapat
diketahui hasil yang telah tercapai. Dalam hal ini berarti bahwa dengan
pengawasan akan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai
sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Karakteristik Teknologi Agribisnis


Teknologi agribisnis merujuk pada penggunaan teknologi dalam sektor
pertanian dan bisnis yang berhubungan dengan produksi, pengolahan, distribusi,
dan pemasaran produk pertanian. Karakteristik utama dari teknologi agribisnis
adalah sebagai berikut:
1. Automatisasi: Teknologi agribisnis memungkinkan otomatisasi dalam
berbagai aspek produksi pertanian, seperti penanaman, pemupukan,
penyiraman, panen, dan pemrosesan. Sistem otomatis ini dapat
mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia, meningkatkan
efisiensi, dan mengurangi biaya produksi.
2. Penggunaan sensor dan pemantauan: Teknologi agribisnis memanfaatkan
sensor dan pemantauan berbasis komputer untuk mengumpulkan data
tentang berbagai faktor penting dalam pertanian, seperti kelembaban tanah,
suhu, kadar nutrisi, dan kondisi tanaman secara keseluruhan. Informasi ini
membantu petani dalam pengambilan keputusan yang lebih baik tentang
pemupukan, irigasi, perlindungan tanaman, dan manajemen produksi
secara umum.
3. Big data dan analitik: Teknologi agribisnis memungkinkan pengumpulan
dan analisis besar-besaran data pertanian yang dihasilkan dari berbagai
sumber, seperti sensor, satelit, dan rekaman historis. Analisis data ini
memberikan wawasan yang berharga tentang tren pertanian, pola cuaca,
prediksi pasokan dan permintaan, serta perencanaan manajemen risiko.
4. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Pembelajaran Mesin:
Teknologi agribisnis menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran
mesin untuk mengembangkan algoritma dan model prediktif yang dapat
memperbaiki efisiensi dan produktivitas pertanian. Contohnya termasuk
sistem pengenalan penyakit tanaman berbasis gambar, pemantauan hama
secara real-time, dan prediksi hasil panen berdasarkan faktor-faktor seperti
cuaca dan kualitas tanah.
5. Internet of Things (IoT): Teknologi agribisnis menghubungkan perangkat
pertanian, sensor, dan sistem lainnya melalui internet, membentuk jaringan
yang dikenal sebagai Internet of Things (IoT). Ini memungkinkan
pengumpulan data secara real-time, pemantauan jarak jauh, dan kontrol
otomatis dari berbagai aspek produksi pertanian, seperti irigasi, pengaturan
suhu, dan manajemen inventaris.
6. Manajemen rantai pasokan dan e-commerce: Teknologi agribisnis juga
mempengaruhi manajemen rantai pasokan dan distribusi produk pertanian.
Sistem informasi dan platform e-commerce memungkinkan petani untuk
menjual produk mereka secara online, menghubungkan langsung dengan
konsumen atau pembeli potensial. Ini menghilangkan perantara tradisional
dan membantu dalam peningkatan efisiensi dan akses pasar.
7. BioTeknologi: Teknologi agribisnis juga mencakup penggunaan
bioteknologi dalam pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap
penyakit, hama, atau kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Teknik seperti rekayasa genetika dapat digunakan untuk menghasilkan
tanaman yang lebih produktif, memperpanjang umur simpan, atau
meningkatkan kandungan gizi.
Karakteristik ini menunjukkan bagaimana teknologi agribisnis telah
mengubah dan meningkatkan efisiensi, produktivitas, keberlanjutan, dan inovasi
dalam sektor pertanian dan bisnis yang terkait.

Perubahan Teknologi Agribisnis


Teknologi agribisnis terus mengalami perubahan dan perkembangan yang
signifikan. Beberapa perubahan utama dalam teknologi agribisnis meliputi:
1. Penggunaan sensor dan IoT yang lebih canggih: Sensor dan teknologi
Internet of Things (IoT) terus berkembang dengan adanya sensor yang
lebih canggih dan terintegrasi. Ini memungkinkan pengumpulan data yang
lebih akurat dan real-time tentang tanaman, hewan ternak, dan lingkungan
pertanian secara keseluruhan. Informasi ini dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik dan pemantauan yang lebih efisien.
2. Pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan yang lebih maju: Penggunaan
pembelajaran mesin (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial
intelligence) dalam teknologi agribisnis semakin berkembang. Ini
memungkinkan pengembangan algoritma yang lebih kompleks untuk
menganalisis data pertanian, mengidentifikasi pola, dan memberikan
prediksi yang lebih akurat. Hal ini membantu petani dalam
mengoptimalkan produksi, mendiagnosa penyakit tanaman, mengelola
hama, dan meningkatkan efisiensi operasional.
3. Peningkatan dalam penggunaan dron dan teknologi penginderaan jauh:
Dron dan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) semakin
digunakan dalam agribisnis untuk pemantauan tanaman, pemetaan lahan
pertanian, dan pemantauan kondisi lingkungan. Dengan penggunaan citra
satelit dan sensor dron, petani dapat mengidentifikasi masalah pertanian
seperti kekurangan air, hama, atau defisiensi nutrisi, dan mengambil
tindakan yang tepat secara cepat.
4. Blockchain dalam rantai pasokan pertanian: Teknologi blockchain semakin
diterapkan dalam rantai pasokan pertanian. Dengan menggunakan
blockchain, informasi tentang asal usul, kualitas, metode produksi, dan
pengiriman produk pertanian dapat ditelusuri dengan transparan dan aman.
Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperkuat
integritas produk pertanian.
5. Peningkatan e-commerce dan platform pasar digital: E-commerce dan
platform pasar digital telah mengubah cara petani menjual produk mereka.
Petani dapat dengan mudah mengakses pasar global melalui platform
online dan menjual langsung kepada konsumen. Ini mengurangi
ketergantungan pada perantara tradisional, meningkatkan akses pasar, dan
membuka peluang baru bagi petani.
6. Perkembangan teknologi bioTeknologi: Teknologi bioTeknologi terus
berkembang dengan penemuan dan pengembangan varietas tanaman
transgenik yang lebih unggul. Tanaman yang tahan terhadap hama,
penyakit, atau kondisi lingkungan yang buruk menjadi lebih umum.
Teknologi ini berpotensi meningkatkan produktivitas dan ketahanan
tanaman dalam menghadapi tantangan pertanian.
Perubahan-perubahan ini mencerminkan bagaimana teknologi agribisnis terus
beradaptasi dan memajukan sektor pertanian, membantu petani meningkatkan
produktivitas, efisiensi, keberlanjutan, dan akses pasar.

Pengembangan Teknologi Agribisnis


Pengembangan teknologi agribisnis terus berlangsung dengan tujuan
meningkatkan efisiensi, produktivitas, keberlanjutan, dan inovasi dalam sektor
pertanian. Beberapa perkembangan teknologi agribisnis yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1. Precision Agriculture (Pertanian Presisi): Teknologi pertanian presisi
memanfaatkan sensor, pemantauan berbasis satelit, dan sistem informasi
geografis untuk mengumpulkan data tentang kondisi tanah, tanaman, dan
cuaca. Data ini digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan input
pertanian, seperti air, pupuk, dan pestisida, dengan menyesuaikannya
dengan kebutuhan yang tepat pada setiap bagian lahan pertanian. Hal ini
membantu petani meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak
lingkungan.
2. Internet of Things (IoT): Pengembangan teknologi IoT terus
mempengaruhi sektor pertanian. Dengan menghubungkan perangkat
pertanian, sensor, dan sistem lainnya melalui internet, petani dapat
memantau dan mengendalikan kondisi lingkungan dan operasi pertanian
secara real-time. Contohnya, sistem irigasi otomatis yang dikendalikan
melalui sensor dan jaringan IoT dapat memastikan penggunaan air yang
efisien.
3. Robotika dan Automasi: Penggunaan robotika dan otomatisasi semakin
berkembang dalam agribisnis. Robot dapat digunakan untuk melakukan
tugas-tugas seperti panen, penyemprotan pestisida, pemangkasan, dan
pengendalian hama. Hal ini membantu mengatasi masalah kekurangan
tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.
4. Penggunaan Data dan Analitik: Perkembangan dalam pengumpulan data
pertanian dan analitik memungkinkan petani untuk membuat keputusan
yang lebih cerdas dan informasi yang lebih akurat. Analisis data yang
canggih membantu dalam peramalan hasil panen, manajemen risiko, dan
pengelolaan rantai pasokan.
5. BioTeknologi dan Genetika: Pengembangan bioteknologi terus
memainkan peran penting dalam teknologi agribisnis. Teknik rekayasa
genetika digunakan untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan
terhadap penyakit, hama, atau kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Selain itu, inovasi dalam teknologi pengeditan gen
seperti CRISPR-Cas9 memberikan potensi untuk mengubah karakteristik
genetik tanaman dengan presisi yang lebih tinggi.
6. Pemasaran dan E-commerce: Teknologi agribisnis juga berdampak pada
pemasaran dan distribusi produk pertanian. Platform e-commerce dan
aplikasi seluler memungkinkan petani untuk menjual produk mereka
secara online, menghubungkan langsung dengan konsumen dan membuka
akses pasar yang lebih luas. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan
pada saluran distribusi tradisional dan meningkatkan efisiensi perdagangan.
Pengembangan teknologi agribisnis terus berlanjut dengan munculnya inovasi
baru dan peningkatan adaptasi teknologi. Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan sektor pertanian, serta
menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, kekurangan sumber daya, dan
permintaan yang meningkat dari populasi yang tumbuh.
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bersifat tidak berwujud.
Usahanya ialah mencapai hasil-hasil yang spesifik, biasanya dinyatakan dalam
bentuk sasaran-sasaran. Upaya dari kelompok menunjang pencapaian tujuan yang
spesifik itu. Manajemen dapat dinyatakan sebagai tidak berwujud, karena tidak
dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan hasilnya, yakni output pekerjaan yang cukup,
ada kepuasan pribadi, produk dan servisnya lebih baik. Karakteristik Teknologi
Agribisnis meliputi automatisasi, penggunaan sensor dan pemantauan, big data
dan analitik, kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, internet of things,
manajemen rantai pasokan dan e-commerce, bioteknologi.
Saran
Makalah yang dibuat ini belum sepenuhnya sempurna dan lengkap, itu
merupakan bagian kecil saja dari materi yang dibahas dan dikutip dari beberapa
jurnal maupun sumber E-book. Diharapkan kepada pembaca untuk mendapatkan
informasi dari literatur-literatur lainnya dan dapat memahaminya lebih dalam lagi
dari konteks yang dibahas.
DAFTAR PUSTAKA

Rahim, A dan Hastuti, D. R. D. 2005. Sistem Manajemen Agribisnis. State


University of Makassar.

Munir, M. 2021. Manajemen dakwah. Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai