Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BERBASIS KOMPUTER ( CBIS )


UNTUK ADMINISTRASI BPJS DAERAH PINGGIRAN

Disusun oleh:
AHMAD MA’RUF RIZAL
530031631

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting & berharga bagi setiap manusia. Tanpa
sehat, seseorang akan kesulitan dalam beraktivitas & bekerja. Jika tidak sehat, dapat
dikatakan seseorang tidak bisa menikmati kehidupan. Saking berharganya kesehatan,
banyak orang rela mengorbankan seluruh hartanya demi mendapat kesehatannya ketika ia
sakit.

Bagi sebuah negara, tingkat pelayanan kesehatan menjadi salah satu tolak ukur
kemajuan ekonomi serta kesejahteraan rakyat suatu negara. Oleh karena itu, pemerintah
indonesia menyelenggarakan program jaminan sosial dibidang kesehatan, yang merupakan
salah satu dari lima program & sistem jaminan sosial (SJSN) yang diatur dalam UU no. 40
tahun 2004 dengan berlandaskan UUD 1945, yang dilaksanakan melalui sebuah badan
yang disebut BPJS Kesehatan.

Berdasar UU no. 24 tahun 2011 yang diperkuat Peraturan Presiden no 111 tahun
2013, Selain ASN, & karyawan BUMN, setiap perusahaan di wilayah indonesia wajib
mengikut sertakan pegawainya dalam program BPJS kesehatan demi mendukung
kesuksesan program tersebut. Dengan diberlakukannya kewajiban tersebut, tentu menuntut
BPJS kesehatan dilengkapi dengan sistem informasi yang memadai untuk pelayanan
pendaftaran, pelayan klaim, dan pelayanan lain sejenis. Hal ini diperlukan mengingat
banyaknya peserta yang akan ikut dalam program BPJS kesehatan, yang mana pesertanya
merupakan semua karyawan yang bekerja di berbagai perusahaan dari sabang sampai
merauke, semua ASN, semua karyawan BUMN, dan masyarakat sipil non karyawan &
ASN. Dari pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa seluruh rakyat indonesia
mengikuti program bpjs kesehatan tersebut. Dengan banyaknya peserta serta wilayahnya
yang sangat luas, tentu hal tersebut menuntut sistem informasi yang cepat, akurat, reliable
demi tercapainya pelayanan kesehatan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1) Bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer ( CBIS ) di


BPJS Kesehatan ?

2) Apa manfaat penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer ( CBIS ) di


BPJS kesehatan khususnya terhadap masyarakat pinggiran ?

3) Apa kendala dari penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer ( CBIS )
di BPJS kesehatan khususnya terhadap masyarakat di daerah pinggiran?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah :

1) Mengetahui penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer ( CBIS ) di


BPJS Kesehatan.
2) Memaparkan penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer ( CBIS ) di
BPJS kesehatan khususnya terhadap masyarakat pinggiran.
3) Menjelaskan kendala dari penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer
( CBIS ) di BPJS kesehatan khususnya terhadap terhadap masyarakat di daerah
pinggiran.
BAB II
PEMBAHASAN

BPJS Kesehatan merupakan badan publik yang menyelenggarakan program jaminan


kesehatan. Program ini menggantikan program sebelumnya, yaitu Asuransi Kesehatan
(Askes). BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada 1 Januari 2014 dan seluruh warga
Negara Indonesia dan orang asing yang bekerja setidaknya 6 bulan di Indonesia dapat
menjadi anggotanya. Peserta BPJS Kesehatan dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang beranggotakan warga masyarakat yang tidak
mampu dan mengalami cacat total, dimana iuran yang harus dibayarkan setiap
bulannya ditanggung oleh pemerintah.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran (non-PBI), yang beranggotakan pekerja penerima


upah dan keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan keluarganya, serta bukan
pekerja dan anggota keluarganya. Peserta yang masuk dalam kategori non-PBI harus
membayar iuran setiap bulannya sesuai dengan kelas jaminan yang diikutinya.

Sistem informasi berbasis komputer (CBIS) adalah sistem informasi yang terhubung
(online), tepat waktu (real time) & dapat dipercaya (reliable). Pengembangan sistem
informasi berjalan seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, bahkan keduanya
menciptakan lompatan-lompatan teknologi yang mempercepat perkembangan
kemampuan keduanya secara bersama – sama ( Alter, 2002:25)

Sistem informasi berbasi komputer mempunyai pola yang jelas yaitu sistem induk
(super sistem), subsistem, dan subsubsistem sampai dengan sistem terkecil yang tak
dapat diuraikan lagi. (McLeod, 2001,115). Dalam penyusunan pola jaringan dan database
maka sistem yang disusun tersebut harus saling terkait dan dihindari terjadinya
pengulangan-pengulangan pada input atau pola database yang tidak terpadu dapat
megakibatkan banyaknya data yang sama pada sistem ataupun subsistem yang berbeda.

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer (CBIS) di BPJS


Kesehatan
Untuk mewujudkan masyarakat indonesia sejahtera, adil, dan makmur tentu
pemerintah Indonesia memerlukan usaha yang serius untuk mewujudkannya. Salah
satunya adalah dengan menjalankan program BPJS Kesehatan. Dalam program tersebut,
selain ASN, & karyawan BUMN, semua karyawan perusahaan di seluruh indonesia
diwajibkan ikut sebagai peserta dalam rangka andil mendukung kesuksesan program
tersebut.

Berawal dari tujuan tersebut, BPJS kesehatan secara bertahap beralih dari sistem
manual ke sistem komputer (CBIS). Hal itu terlihat dari pendaftaran peserta, pengecekan
status keaktifan kartu peserta, pelayanan klaim yang sebelumnya hanya dilayani jika kita
datang ke kantor cabang terdekat ataupun melalui call center, mulai tahun 2015pelayanan
tersebut dapat diperoleh langsung oleh perusahaan maupun perseorangan melalui situs
bpjs-kesehatan.go.id atau melalui aplikasi mobile JKN-KIS pada smartphone. Melaui
website & aplikasi tersebut, kita busa mendaftar kepesertaan BPJS Kesehatan, mengecek
status kepesertaan, melihat besar tagihan yang harus dibayarkan, membayar tagihan,
melakukan klaim, melihat lokasi faskes terdekat, hingga menyampaikan saran & keluhan.
Perpindahan ini dilakukan secara bertahap dan terencana, serta dilakukan sosialisasi yang
masif, sehingga masyarakat mengetahui & memahami cara penggunaan sistem informasi
berbasis komputer yang digunakan BPJS Kesehatan untuk mempermudah keperluan
mereka akan layanan kesehatan dari BPJS Kesehatan.

Manfaat penerapan Sistem Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer


(CBIS) di BPJS Kesehatan khususnya terhadap masyarakat di daerah pinggiran
Penerapan sistem informasi manajemen berbasi komputer (CBIS) di BPJS Kesehatan
merupakan langkah yang tepat untuk menjangkau wilayah yang luas seperti Indonesia
ini. Selain memudahkan akses, hal tersebut mempercepat proses pelayanan. Hal ini
menguntungkan baik bagi pihak BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara, maupun
masyarakat umum sebagai peserta.

Contoh spesifik manfaat penerapan sistem informasi manajemen berbasis komputer di


BPJS kesehatan salah satunya dapat kita lihat pada karyawan pabrik kelap sawit Hanau -
PT. Tapian Nadenggan. PT. Tapian Nadenggan terletak di desa Derangga, kec. Hanau,
Kab. Seruyan, kalimantan tengah. Pabrik tersebut berada di tengah perkebunan kelapa
sawit. Komposisi karyawan di pabrik hanau ini adalah 50% Masyarakat lokal, 50%
pendatang. Karena terletak di dalam perkebunan kelapa sawit, perumahan disediakan di
dalam kebun kelapa sawit. Untuk listrik menggunakan genset karena belum adanya akses
listrik PLN. Untuk kebutuhan air mengambil dari sungai terdekat. Untuk akses ke desa
terdekat, harus melalui jalan tanah liat sejauh 18 Km. Dari desa terdekat untuk menuju ke
jalan aspal provinsi terdekat harus berjalan sejauh 7 Km. Untuk menuju ke kantor BPJS
Kesehatan terdekat, dari jalan provinsi tersebut karyawan harus menuju ke Kota
Pangkalan Bun sejauh 150 Km, atau bisa juga ke kota Sampit sejauh 180 Km. Tentu
bukan jarak yang dekat, ditambah lagi jika perlu pergi ke kota tersebut hanya untuk
pendaftaran, pengecekan kepesertaan tentu akan memakan biaya yang jauh lebih besar
daripada iuran yang dibayarkan setiap bulannya. Memang sejauh ini untuk pendaftaran
karyawan difasilitasi oleh pabrik untuk pendaftaran kolektif. Namun, hal tersebut masih
menyisakan potensi masalah. Yakni ada kalanya ketika karyawan berobat ke faskes
terdekat, karyawan tersebut ditolak dengan alasan kepesertaanya non aktif karena iuran
pembayarannya menunggak, nama terdaftar nama di KTP Berbeda, tidak terdaftar di
faskes terdekaat, dsb. Hal ini tentu akan mengecewakan karyawan yang akan berobat.
Sistem manual menyebabkan permasalahan tadi sulit dimonitor dan lambat ditangani.

Namun, semenjak digunakannya sistem informasi manajemen berbasi komputer


(CBIS) melalui website & aplikasi JKN-KIS, setiap karyawan dapat langsung mengecek
status kepesertaanya mulai dari nama, NIK KTP, faskes terdekat yang didaftarkan, kapan
iuran terakhir dibayarkan. Hal ini tentu mempermudah pengecekan dari pihak peserta,
maupun unit penyelenggara layanan. Selain itu, hal ini meminimalkan penyelewengan
dari oknum yang tidak beranggung jawab. Seperti tidak disetorkannya iuran bulanan
untuk pembayaran BPJS oleh kasir pabrik, atau tidak diprosesnya penambahan
tanggungan oleh personalia pabrik, dsb.

Kendala penerapan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer (CBIS) di


BPJS kesehatan khususnya khususnya terhadap masyarakat di daerah pinggiran
Kendati membawa banyak dampak positif, penerapan sistem informasi manajemen
berbasis komputer di BPJS Kesehatan masih menemui kendala. Kendala tersebut
diantaranya adalah lambatnya response time dari website & aplikasi JKN KIS ketika
akhir & awal bulan. Hal ini karena server website diakses oleh masyarakat seluruh
indonesia. Hal ini tentu membuat website tersebut susah diakses. Kendala internal
berikutnya adalah sistem otomatis registrasi yang belum smpurna. Tak jarang email
aktivasi untuk verifikasi akun JKN KIS tidak terkirim.
Selain itu, untuk daerah yang terpinggir & pembangunan masih minim sistem ini
memiliki kendala, diantaranya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tersebut akan
internet. Sehingga mengundang potensi pencaloan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Minimnya insfrastruktur untuk mengakses internet, sehingga untuk dapat akses
internet masyarakat sekitar harus iuran untuk membayar biaya bulanan internet satelit
yang cukup mahal. Masalah berikutnya adalah NIK KTP tidak terdaftar, atau NIK
tersebut terdaftar tapi tidak dapat diregistrasi. Hal ini diakrenakan di daerah pinggiran,
untuk penyebaran E-KTP terbilang lambat dan belum merata.

.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. BPJS Kesehatan secara bertahap sudah mengubah sistem informasi manual ke


sistem informasi berbasis komputer (CBIS) demi menunjang kelancaran,
meningkatkan kualitas layanan, serta memprmudah akses masyarakat terhadap
berbagai informasi terkait BPJS Kesehatan.
2. Dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) di BPJS Kesehatan,
meski masyarakat berada di daerah pinggiran dapat dengan mudah mengakses dan
mengecek berbagai data mengenai dirinya di BPJS Kesehatan guna mendapat
kepastian pelayanan di kemudian hari jika diperlukan.
3. Meski sudah membawa banyak dampak positif, sistem informasi berbasis
komputer (CBIS) di BPJS kesehatan ini belumlah sempurna. Mengingat belum
meratanya kemampuan masyarakat indonesia akan teknologi, serta pembangunan
infrastruktur yang belum merata khususnya bagi yang hidup di daerah pinggiran.

B. Saran

Sistem Informasi Manajamen Berbasis Komputer ( CBIS ) di BPJS Kesehatan


sebenarnya sudah baik. Alangkah lebih baik, jika pemerintah mengimbangi penerapan
sistem tersebut dengan program peningkatan pemerataan pengetahuan akan teknologi serta
pembangunan infrastruktur khususnya di daerah pinggiran.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Debby Ratna.(2005).Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Universitas Terbuka

wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan

http://1000carauntuksehat.blogspot.com/2013/11/betapa-pentingnya-kesehatan.html

https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/eac4e7a830f58b4ade926754f74b6caf.pdf

Anda mungkin juga menyukai