Anda di halaman 1dari 7

MANFAAT BPJS DALAM MENINGKATKAN

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

ABSTRAK

Salah satu bentuk inovasi dalam pelayanan kesehatan adlah program


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). BPJS bertujuan untuk mewujudkan
penyediaan kesehatan yang memadai dalam sistem asuransi bagi seluruh peserta
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat BPJS dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan
pendekatan studi literatur. Jenis data utama dalam penelitian ini adalah buku,
jurnal atau data yang berupa karya ilmiah yang mendukung dan berkaitan dengan
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan melalui
program BPJS bermanfaat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan BPJS adalah melalui peningkatan
kolaborasi fasilitas kesehatan, pembayaran berbasis kinerja, optimalisasi fungsi,
pengembangan manajemen klaim elektronik, dan peningkatan kemitraan strategis
dengan pemangku kepentingan.

Kata Kunci: Pelayanan Kesehatan, BPJS, Indonesia

PENDAHULUAN

Tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui mengenai definisi,


fungsi, dan cara kerja asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan memiliki
kepentingan yang sejalan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Secara
tidak langsung, kepemilikan asuransi kesehatan seseorang dapat berpengaruh pada
pemulihan atau perawatan kesehatan fisik. Memiliki asuransi kesehatan mampu
mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan bertindak pada situasi mendesak
terkait kondisi kesehatan. Perlu disadari bahwa memiliki asuransi kesehatan
menjadi suatu hal yang tidak bisa diremehkan (Databoks.katadata.co.id, 2021).

Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dan negara demokrasi


terbesar ketiga, yang terdiri dari negara kepulauan terbesar dan terletak di busur
luas antara Samudra Hindia dan Laut Cina, melintasi jalur laut penting di Asia
Tenggara (Sdm & Kea, 2016). Dengan lebih dari 245 juta penduduk dan terdiri
dari lebih dari 17.000 pulau, kepulauan yang luas ini kaya akan sumber daya alam
dan terletak strategis di sepanjang khatulistiwa di jalur utama komunikasi laut
antara Samudra Pasifik dan Hindia. Indonesia sangat penting bagi stabilitas dan
kemajuan kawasan di Asia Tenggara. Namun, hal ini menimbulkan suatu
permasalahan baru dimana masih banyak kasus pemerataan yang gagal diterima
dengan baik oleh masyarat salah satunya hak jaminan kesehatan berupa asuransi
kesehatan.

KAJIAN LITERATUR

Hasil penelitian Institut untuk Ekonomi dan Masyarakat Investigasi di


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
(LPEM FEB UI)) menunjukkan bahwa kontribusi BPJS terhadap Perekonomian
Indonesia tahun 2016 sebesar 152,2 triliun. Pada tahun 2021 kontribusinya
diperkirakan meningkat menjadi Rp. 289 triliun. Hal ini mendukung data yang
mencatat bahwa sebelum adanya keberadaan BPJS, pilihan pasien untuk
pelayanan kesehatan terbatas pada masyarakat puskesmas dan klinik kecil.
Dengan sistem yang sudah mulai dibangun dengan baik di tahun kelima tahun
pelaksanaan BPJS, akan tercipta persaingan antar sesama dinas penyedia.
Persaingan ini akan menghasilkan peningkatan pelayanan (Yuliana et al., 2020).

BPJS juga sudah dilakukan secara online sebagai bentuk jaminan


kesehatan nasional. Namun, dalam implementasinya ada beberapa kendala dan
tantangan yang terjadi di lapangan. Hasil persidangan dilakukan sejak tanggal 15
Agustus 2018, menyatakan bahwa sistem rujukan online umumnya sudah dikenal
oleh masyarakat. Namun, ada beberapa kendala dari penerapan sistem ini, yaitu
pergeseran proporsi pelayanan yang biasanya menumpuk di rumah sakit A dan B
sekarang bergeser ke rumah sakit kelas C dan D. Kendala lainnya berupa
ketidaksesuaian pemetaan fasilitas kesehatan sehingga keluhan dari peserta BPJS
muncul karena harus berpindah-pindah rumah sakit (Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, 2019).

BPJS Kesehatan dirancang untuk mencapai cakupan kesehatan


menyeluruh untuk semua masyarakat Indonesia. Sekilas tentang BPJS, data Mei
2018 menunjukkan bahwa peserta dalam program jaminan kesehatan ini mencapai
hampir 200 juta orang atau sekitar 75% penduduk Indonesia dan 93 juta
diantaranya peserta BPJS PBI atau BPJS yang memiliki premi bulanan dibayar
oleh pemerintah. Selebihnya non PBI, yaitu yang membayar premi iuran dengan
uang sendiri (BPS Provinsi Jawa Timur, 2020).

METODE PENELITIAN

Metode yang dipilih penulis dalam menyusun artikel ini adalah metode
kuantitatif dengan instrument penelitian polling atau angket dan juga pendekatan
dengan studi literatur melalui berbagai sumber data dan informasi yang tersedia.
Dalam jurnal yang ditulis Ahmad Rijali,(Rijali, 2019) menjelaskan bahwa Studi
Literatur adalah metode dalam melakukan penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan sumber tertulis. Baik berupa buku, majalah, artikel, maupun jurnal
yang sesuai dengan pembahasan. Penulis menggunakan data penelitian serupa,
data kesehatan mental oleh (Riset Kesehatan Dasar) Riskesdas (Riskesdas Jatim,
2018). Data lain yang disebutkan dalam jurnal memiliki sumber tertulis yang
terpublikasi dan dapat diakses bebas dan terbuka.

Pengamatan dilakukan dengan penentuan bahasan yang akan dipilih


sebagai pengamatan. Selanjutnya mengumpulkan informasi dan sumber data yang
terkait dengan pembahasan, dilanjutkan dengan mencari data secara online, rekap
data, dan analisis dilakukan sekitar 3 hari sejak penentuan bahasan pengamatan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Dan dilakukan penyusunan
dalam bentuk artikel ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi layanan kesehatan di Indonesia

BPJS adalah badan usaha milik negara yang memberikan jaminan kesehatan
bagi masyarakat Indonesia dan orang asing yang telah menetap selama enam
bulan di Indonesia. Dengan menjadi seorang anggota BPJS tentunya banyak
manfaat yang dapat diperoleh. Namun, berdasarkan analisis data pelayanan publik
belum mencapai yang baik. Kekecewaan masyarakat dan pemerintah daerah
banyak yang muncul dari kegagalan layanan kesehatan dalam melaksanakan tugas
pelayanannya. Perubahan bisa dimulai dari penyederhanaan regulasi, sistem
informasi, dan birokrasi. Selain dengan memberdayakan seluruh komponen
pemerintahan birokrasi (institusi, manajemen, dan sumber daya manusia) manfaat
tenaga mesin atau robot juga perlu dipertimbangkan dalam efisiensi waktu dalam
menghadapi masyarakat yang terdesak karena sakit (Kemenkes, 2019).

B. Masalah dan penanganan

Sistem pelayanan BPJS adalah masalah terbesar yang dikeluhkan masyarakat.


Prinsip kebaruan menjadi solusi yang coba disampaikan melalui aspirasi
masyarakat. Perbaruan sistem yang diinginkan masyarakat disarankan
dilaksanakan dengan inovasi dalam teknologi yang baru. Kebaruan bisa menjadi
pengembangan dari inovasi pelayanan publik yang ada karena inovasi pelayanan
publik harus terus diperbarui dan bahkan direplikasi. Namun perlu diketahui juga
bahwa penanganan masalah di atas bukan dengan menghapus BPJS kesehatan.
BPJS kesehatan sendiri merupakan solusi yang sangat solutif bagi masyarakat
Indonesia dan orang asing yang telah menetap selama enam bulan di Indonesia.
Manfaat pertama adalah mendapatkan konseling tentang pola hidup sehat dan cara
menghindari berbagai macam penyakit. Bagi orang yang sudah menikah dan
punya anak, manfaat dari BPJS dapat berguna untuk menyediakan kebutuhan
imunisasi untuk anak-anak.

Manfaat kedua yang diperoleh adalah adanya fasilitas konsultasi tentang


keluarga berencana, yaitu penggunaan kontrasepsi yang benar, dan pilihan metode
yang tepat. BPJS juga menyediakan pemeriksaan kepada anggotanya untuk
memahami kondisi tubuh yang baik. Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi
penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh. Setiap orang Indonesia akan
mendapatkan yang terbaik dan pelayanan kesehatan yang setara.

KESIMPULAN

Bagi peserta BPJS manfaat program ini yang dapat diterima adalah dapat
menghemat waktu dan uang. BPJS mobile juga meningkatkan kepuasan peserta
yang berobat ke fasilitas kesehatan dengan kepastian mendapatkan nomor antrian
yang dapat dapat diakses dan dipantau secara online tanpa harus menunggu lama
di fasilitas kesehatan. Sistem pelayanan yang serba online membantu masyarakat
dalam efisiensi waktu dan transparansi sistem antrian. Sebelum adanya mobile
BPJS, tingkat kepuasan peserta sejak tahun 2014 secara konsisten menurun.
Tahun 2014 sebesar 81,0%, tahun 2015 menurun menjadi 78,90%, dan pada tahun
2016 turun menjadi 78,60%. Namun, setelah Implementasi BPJS mobile, tingkat
kepuasan peserta tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun 2016, dari 78,60%
menjadi 79,50% (Magenda, 2018).

Setelah BPJS kesehatan resmi meluncurkan BPJS mobile, aplikasi


semakin diintensifkan. Sebelum ini aplikasi, lebih dari 298 ribu setiap hari
kunjungan ke kantor cabang. Dengan pelaksanaan sistem informasi daring,
kunjungan ke kantor cabang terkait pengaduan dan pelaporan mengalami
penurunan karena sudah memanfaatkan mobile BPJS. Dari yang semula 298.000
kunjungan sudah menurun sampai 94.000 (Magenda, 2018). Selain menurunkan
antrian pengaduan, mobile BPJS juga meningkatkan efisiensi operasionalnya dan
produktivitas layanan di kantor cabang menjadi Rp 20,2 miliar per tahun.
Kemampuan biaya operasional menjadi lebih banyak ditekan akibat
memperhitungkan aspek-aspek seperti efisiensi SDM, ruang tunggu infrastruktur,
biaya pencetakan kartu dan lainnya sebagai akibat dari penurunan kunjungan
peserta ke kantor cabang.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk kelanjutan dari inovasi


sistem daring adalah sosialisasi berkelanjutan mobile BPJS, kemudian BPJS juga
dapat mengembangkan BPJS-pay fitur untuk pembayaran online yang aman dan
fitur rujukan untuk kepastian layanan. Penting untuk ditingkatkan juga fungsi dari
online konsultasi dengan dokter, mobile BPJS harus dibuat lebih unik dan
eksklusif agar tidak mudah ditiru oleh badan layanan publik yang ingin
mengurangi jumlah antrian di kantor cabang. Namun, ada beberapa faktor yang
disarankan ketika mencoba untuk meniru inovasi ini, yaitu swalayan konsep yang
transparan, mudah diakses, dan transparansi waktu (Magenda, 2018).

DAFTAR PUSTAKA

BPS Provinsi Jawa Timur. (2020). STATISTIK KESEHATAN PROVINSI


JAWA TIMUR 2020. In BPS Provinsi Jawa Timur.

Databoks.katadata.co.id. (2021). Biaya Jadi Pertimbangan Utama Masyarakat


Pilih Layanan Kesehatan Mental | Databoks. 2021.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/14/biaya-jadi-
pertimbangan-utama-masyarakat-pilih-layanan-kesehatan-mental

Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2019). Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun
2019. News.Ge, https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.

Kemenkes. (2019). Analisis RKP dan Pembicaraan Pendahuluan APBN.


Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(2), 1.
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-
informasi-dan-komunikasi-dalam-industri-media-di-indonesia%0Ahttp://
leip.or.id/wp-content/uploads/2015/10/Della-Liza_Demokrasi-Deliberatif-
dalam-Proses-Pembentukan-Undang-Undang-di-Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Laporan Kinerja Kementrian


Kesehatan Tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2021, 1–224.

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,


17(33), 81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Riskesdas Jatim. (2018). Laporan Provinsi Jawa Timur RISKESDAS 2018. In


Kementerian Kesehatan RI.
https://drive.google.com/drive/folders/1XYHFQuKucZIwmCADX5ff1aDhfJ
gqzI-l%0A

Sdm, K., & Kea, M. (2016). Posisi Indonesia dalam KEA.

Yuliana, N., Setiawan, H., & Damayanti, N. A. (2020). PENERAPAN SISTEM


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PELAYANAN KEBIDANAN
DAN NEONATAL. 2017(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai