Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR MINAT BACA YANG RENDAH SEBAGAI INDIKATOR STANDAR

PENDIDIKAN YANG BELUM TERCAPAI

ABSTRAK
Pelajar sebagai bagian dari masyarakat memiliki keunggulan intelektual sebagai potensi
dalam implementasi upaya pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan peran
kognisi sosial. Sebagai agen perubahan, proses kognisi sosial diperlukan untuk mengkaji
informasi sosial terutama kondisi dunia pendidikan yang saat ini masih jauh dari standar
kualitas yang diharapkan. Hal ini dapat menjadi fokus masalah yang dipilih dengan
tujuan untuk mendapatkan pola optimalisasi peran kognisis sosial pelajar yang tepat
bagi upaya mencapai tujuan pendidikan berkualitas sebagai salah satu diantara tujuan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dapat diketahui bahwa, situasi pendidikan
yang masih jauh dari standarisasi pendidikan yang baik dapat dikaji melalui berbagai
faktor. Fakta bahwa kesejahteraan guru sebagai tenaga pendidik yang masih menjadi
keluhan, serta data minat belajar siswa melalui kegiatan membaca yang masih rendah
dan budaya-budaya negatif seperti mencontek dan senioritas oleh siswa dapat dikaji
untuk memperoleh solusi. Melalui kajian informasi yang dilakukan dapat diketahui
bahwa perubahan yang paling tepat bagi capaian tujuan pendidikan berkualitas adalah
perubahan sistem, hal ini sesuai dengan situasi permasalahan yang sudah bertumbuh
mulai dari akar. Perubahan kurikulum dalam waktu singkat, orientasi pendidikan yang
berpusat pada nilai, kondisi belajar dan ujian yang membuka peluang kecurangan
menjadi poin penting perubahan sistem.
Keywords: kognisi sosial, perubahan, pendidikan berkualitas

PENDAHULUAN sarana dan prasarana yang masih


belum merata, budaya membaca
Pendidikan sebagai proses
yang rendah dari peserta didik dan
membangun karakter individu,
budaya kerjasama dalam kecurangan
memiliki peran penting dalam
proses belajar atau penerimaan
membangun suatu negara. Negara
peserta didik baru yang dapat
maju memerlukan sumber daya
ditemukan di berbagai instansi
manusia yang berkualitas, hal ini
pendidikan pada setiap
dapat diupayakan melalui sistem
tahunnya(Anggorowati et al., 2020).
pendidikan nasional di negara
Hal ini menjadi permasalahan yang
tersebut. Melihat kondisi pendidikan
sistemik dan sudah menjadi budaya
di Indonesia masih dapat ditemukan
serta mengalami normalisasi yang
indikator kegagalan sistem
sangat tidak seharusnya. Perbaikan
pendidikan dari berbagai komponen
permasalahan sistemik memerlukan
kegiatan pendidikan yang ada, mulai
waktu yang panjang jika dimulai dari
dari tenaga pendidik dengan kualitas
seseorang saja, sehingga harus
kesejahteraan yang rendah, sebaran
diadakan perubahan yang juga juga mendukung keberhasilan
bersifat sistemik dalam mengatasi kegiatan pendidikan nasional.
masalah tersebut.
Sustainable Development Goals
Perubahan sistemik dalam sistem (SDGs) sebagai rencana aksi global
pendidikan nasional bagi budaya memiliki tujan pendidikan
negative yang masih ditemukan berkualitas sebagai upaya
dalam diri peserta didik harus mengakhiri kemiskinan, mencapai
meliputi perbaikan moral, kesetaraan dan mengatasi perubahan
kepribadian, intelektual, kemampuan iklim. Manusia dengan pendidikan
berhubungan sosial dan berkualitas mampu menjadi sumber
bermasyarakat serta nilai-nilai daya berkualitas dalam pemenuhan
nasionalisme sebagai upaya tujuan global tersebut. Investasi
pencegahan resiko dari kemajuan era terbesar yang dapat dimiliki suatu
digital dengan kemudahan akses negara merupakan ilmu yang
media informasi yang juga memiliki berkualitas dengan masyarakatnya
dampak negative. Pelaksanaan yang berpendidikan baik. Hal ini
perbaikan sistemik dalam sistem digambarkan sebagai sesuatu yang
pendidikan nasional ini harus bernilai tinggi melibihi aset
berdasarkan tujuan sistem persenjataan canggih. Implementasi
pendidikan nasional yang dan pengembangan kajian
berpedoman kepada Pancasila dan pendidikan di Indonesia
UUD 1945 yaitu mencerdaskan menggunakan nilai-nilai luhur dan
kehidupan bangsa. Selain kebudayaan yang menjadi
penyelenggaraan sistem pendidikan, pendekatan efektif dari situasi sosial
hambatan mengenai infrastruktur yang ada di masyarakat. Tercatat
pendidikan yang meliputi oleh UNESCO bahwa, kualitas
pemerataan saran dan prasarana pendidikan di Indonesia menempati
dalam kegiatan pendidikan di peringkat 64 dari total negara di
Indonesia, kurikulum dalam kegiatan seluruh dunia sebanyak 120 negara.
pendidikan, kualitas kesejahteraan Namun pada laporan PBB terbaru
tenaga pendidik dengan kualifikasi dalam program pembangunan yang
tenaga pendidik yang berkualitas dilaksanakan, Indonesia berada
diurutan 110 dari jumlah total peserta membaca sebagai kebiasaan.
187 negara untuk Indeks Sebaliknya, untuk budaya tutur kata
Pembangunan Manusia (IPM). warga Indonesia memiliki nilai yang
Kondisi kualitas pendidikan di tinggi. Hal ini sejalan dengan kondisi
Indonesia dapat dinilai berdasarkan society 5.0 yang akan dihadapi
perbandingan dengan internasional diamana diantaranya merupakan
sebagai indikator kualitas negara Internet on Things atau internet
pada sektor pendidikan. Hal ini dapat untuk segala sesuatu. Kebutuhan
menjadi pemicu berbenah bagi aktualisasi diri yang semula dapat
sistem pendidikan nasional melalui dilakukan dengan tatap muka, harus
peran badan yang terkait serta pihak berubah dengan perkembangan
yang berwenang. teknologi dalam kebiasaan sehari-
hari. Hal ini mendorong individu
PEMBAHASAN
untuk terus hadir dalam suatu
Pada beberapa waktu yang lalu, perbincangan melalui opini yang
terdapat sebuah data penelitian yang kritis dan memicu atensi pengguna
menjadi perhatian publik sebagai internet lainnya (Tristananda, 2018).
indikator kualitas peserta didik. Data Kebutuhan atensi diri yang tinggi
yang memuat minat baca sebagai memicu individu untuk melakukan
kegiatan mendapat ilmu segala cara dalam upaya menarik
dilaksanakan dengan sistem perhatian dengan kemudahan sistem
perbandingan presentasi bagi setiap anonimus yang menjadi ciri khas
negara dengan jumlah negara yang penggunaan internet. Masyarakat
diteliti sebanyak 61 negara. Dalam Indonesia mulai dikenal sebagai
data yang diterbitkan, peringkat pengguna internet dengan jumlah
minat baca negara Indonesia berada yang bsar bagi ukuran masyarakat
di urutan 60. Dalam data UNESCO sebagai warga suatu negara, hal ini
yang diterbitkan, diketahi bahwa diketahui berdasarkan jumlah
minat baca masyarakat Indonesi pengguna aplikasi perangkat lunak
sangat kecil dengan nilai 0,001 dan jumlah penikmat informasi atau
persen. Hal ini dapat diartikan bahwa hiburan baik dalam dan luar negeri.
dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 Namun hal ini justru menjadi
orang yang memiliki pola aktivitas
kekurangan dalam indikator mampu dikaji dengan berbagai faktor
kemunduran kualitas pendidikan penyebab dari setiap komponen yang
pada penggunaan internet bagi ada. Optimalissi peran sebagai
masyarakat Indonesia. Internet untuk pelajar dapat dilaksanakan dengan
setiap kegiatan sebagai solusi berbagai kegiatan atau gagasan yang
penyelesaian masalah yang terdapat dapat menjadi solusi yang coba
pada era society 5.0 justru mulai diuraikan dalam permasalah
menjadi faktor kelemahan yang kemunduran kualitas pendidikan di
belum dapat diatasi. Namun dalam Indonesia.
pemanfaatan Artificial Intelligence
Sistem pendidikan yang mulai
(kecerdasan buatan), dan Big Data
menyertakan perkembangan
(data dalam jumlah besar)
teknologi dalam pelaksanaannya,
pendidikan di Indonesia sudah
menjadi peluang pemicu berbagai
menerapkannya sebagai solusi dan
dampak negative yang akhirnya
dapat dipahami sebagai keberhasilan
ditemukan dari pola kemunduran
dalam menghadapi era society 5.0.
kualitas peserta didik. Peran peserta
Dengan jumlah penggunaan yang
didik dengan kesadaran diri yang
cukup tinggi, ilmu kecerdasan buatan
tinggi diperlukan sebagai faktor
serta penggunaan big data mulai
paling berpengaruh bagi perubahan
masuk ke dalam materi kuliah pada
pola sistematik yang utama.
beberapa pendidikan tinggi di
Kesadaran diri peserta didik dalam
Indonesia. Lapangan pekerjaan bagi
memanfaatkan kemajuan teknologi
peran tersebut juga cukup luas
harus sejalan dengan tujuan
dengan ditemukannya seminar dan
pendidikan yang dilaksanakan.
pelatihan sebagai upaya peningkatan
Sumber informasi yang ada dan
kualitas peran tenaga operasional
mampu diakses secara terbuka masih
teknologi dalam kegiatan tersebut.
memiliki minat kunjung yang rendah
PENUTUP jika dibandingkan dengan media
sosial. Platform media sosial dengan
Dengan beberapa data kondisi
bentuk tampilan dan karakteristik
kelemahan pendidikan di Indonesia,
konten yang ada di dalamnya masih
serta tantangan era society 5.0,
dibanjiri peminat khususnya
terdapat hubungan yang terkait yang
masyarakat Indonesia dengan data Karakter Sebagai Wujud
Pendidikan Berkualitas Sesuai
pengguna bahkan memiliki beberapa
Dengan Tujuan Sustainable
akun bagi satu media sosial yang Development Goals ( Sdgs ).
Prosiding Seminar Nasional
sama. Menumbuhkan minat belajar
Pendidikan Biologi V 2019,
bagi setiap individu dapat dimulai 354–361.
dari diri sendiri dan hanya oleh diri Tristananda, P. W. (2018).
sendiri. Namun, peran dorongan Membumikan education for
sustainable development (ESD)
ekstrinsik dari orang tua dan guru di Indonesia dalam menghadapi
juga dapat membantu dalam isu-isu global. Purwadita :
Jurnal Agama Dan Budaya,
menumbuhkan minat belajar pada 2(2), 42–49.
pemenuhan kondisi dan situasi Zahrawanny, V. P., & Fitria, N.
belajar yang mendukung. Peran (2021). Persepsi Orang Tua
Tentang Manfaat Paud
orang tua seringkali dikaji dalam Terhadap Dukungan
pengaruhnya terhadap minat belajar Menyekolahkan Anak Di
Lembaga Paud. Jurnal Anak
siswa berkaitan dengan era digital Usia Dini Holistik Integratif
yang sedang berlangung, orang tua (AUDHI), 2(1), 21.
https://doi.org/10.36722/jaudhi.
serigkali lepas control untuk akses v2i1.577
teknologi pada anak sejak usia dini.
Selain itu, pemaksaan kehendak
dalam proses belajar yang ditemukan
dalam keinginan untuk menghendaki
anak sedini mungkin untuk
bersekolah yang kurang
menyesuaikan keinginan anak juga
mulai dinilai sebagai pengaruh
penurunan prestasi dan minat belajar
anak dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati, E. L., Shinta, A. A.


M., Nafi’ah, E. R., & Lathif, S.
(2020). Peran Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai