Education as a pillar of life highly contributes the quality of human beings.
Education is the process of facilitating learning, or the acquisition of knowledge, skills, values, beliefs and habits. Our constituent UUD 1945 states that education must be held to improve the quality of our nation. More detail, UU Sisdiknas No 20 year 2003 explains the components, aims principles, and functions of education for our nation. In order to improve the quality of human sources, the quality of education must be considered advance. The aim of Indonesia national education is to improve the quality of Indonesian citizen both mentally and spiritually. There are some theories that can be applied in increasing the quality of education such as Total Quality Management (TQM), School Based Management or Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). In brief, increasing the quality of education means increasing the quality of human resources to be able to compete in international competition.
Key words: Education, Quality, Human Resources.
PENDAHULUAN Dalam UU Sisdiknas No 20 tahun
Pendidikan merupakan suatu 2003 penyelenggaraan pendidikan dasar atau pondasi dalam wajib memegang beberapa prinsip , memperoleh kehidupan yang baik. yakni pendidikan diselenggarakan Undang-Undang Dasar Republik secara demokratis dan berkeadilan Indonesia Tahun 1945 sebagai serta tidak diskriminatif dengan sumber dari segala sumber hukum di menjunjung tinggi hak asasi Indonesia telah mengamanatkan manusia, nilai keagamaan, nilai bahwa pendidikan harus kultural, dan kemajemukan bangsa diselenggarakan untuk mencerdaskan dengan satu kesatuan yang sistemik kehidupan bangsa. Setelah melewati dengan sistem terbuka dan perjalanan hidup sebagai bangsa multimakna. Selain itu dalam yang merdeka selama 70 tahun, perlu penyelenggaraan juga harus kiranya direnungkan dan dalam suatu proses pembudayaan direfleksikan tentang apakah sudah dan pemberdayaan peserta didik terwujud apa yang menjadi amanat yang berlangsung sepanjang tersebut. hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
220 Yepi Sedya Purwananti. Peningkatan Kualitas Pendidikan sebagai Pencetak... 221
mengembangkan kreativitas peserta berada di bawah Vietnam. Data
didik dalam proses pembelajaran yang dilaporkan The World melalui mengembangkan budaya Economic Forum Swedia (2000), membaca, menulis, dan berhitung Indonesia memiliki daya saing yang bagi segenap warga masyarakat rendah, yaitu hanya menduduki memberdayakan semua komponen urutan ke-37 dari 57 negara yang masyarakat melalui peran serta disurvei di dunia. Dan masih dalam penyelenggaraan dan menurut survey dari lembaga yang pengendalian mutu layanan sama Indonesia hanya berpredikat pendidikan sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara Beberapa kajian dari para peneliti di dunia. dan institusi baik dalam dan luar Kualitas pendidikan Indonesia yang negeri memaparkan hasil yang rendah itu juga ditunjukkan oleh cukup beragam tentang bagaimana data Balitbang (2003) bahwa dari kualitas pendidikan di Indonesia. 146.052 SD di Indonesia ternyata Beberapa menunjukkan kondisi hanya delapan sekolah saja yang pendidikan Indonesia yang mendapat pengakuan dunia dalam memprihatinkan. Ini dibuktikan kategori The Primary Years dengan data tentang peringkat Program (PYP). Dari 20.918 SMP Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia ternyata juga hanya (Human Development Index, HDI) delapan sekolah yang mendapat yang dirilis UNDP, yaitu komposisi pengakuan dunia dalam kategori dari peringkat pencapaian The Middle Years Program (MYP) pendidikan, kesehatan, dan dan dari 8.036 SMA ternyata hanya penghasilan per kapita yang tujuh sekolah saja yang mendapat menunjukkan bahwa indeks pengakuan dunia dalam kategori pembangunan manusia Indonesia The Diploma Program (DP). masih senantiasa di peringkat UNESCO pada tahun 2012 bawah dunia. Di antara seluruh melaporkan bahwa Indonesia negara di dunia, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 menempati urutan ke-102 (1996), berdasarkan penilaian Education ke-99 (1997), ke-105 (1998), ke- Development Index (EDI) atau 109 (1999), Ke-111 (2007), ke-124 Indeks Pembangunan Pendidikan. (2011), ke-121 (2012), dan ke-108 Total nilai EDI itu diperoleh dari (2013). rangkuman perolehan empat Menurut survei Political and kategori penilaian, yaitu angka Economic Risk Consultant (PERC), partisipasi pendidikan dasar, angka kualitas pendidikan di Indonesia melek huruf pada usia 15 tahun ke berada pada urutan ke-12 dari 12 atas, angka partisipasi menurut negara di Asia.Posisi Indonesia kesetaraan gender, angka bertahan 222 Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
siswa hingga kelas V Sekolah signifikan pada peningkatan minat
Dasar. (UNESCO: 2012). lulusan SMA untuk melanjutkan Hasil studi PISA (Program for pendidikan ke LPTK. International Student Assessment), Sementara itu dari sisi yaitu studi yang memfokuskan pada penyelenggaraan pendidikan, masih literasi bacaan, matematika, dan banyak masyarakat yang merasakan IPA, menunjukkan peringkat bahwa biaya pendidikan di Indonesia baru bisa menduduki 10 Indonesia masih cukup tinggi. besar terbawah dari 65 negara. Meski pemerintah sudah Hasil studi TIMSS (Trends in mengalokasikasikan anggaran yang International Mathematics and cukup besar bagi pendidikan Science Study) menunjukkan siswa melalui APBN dan APBD, namun Indonesia berada pada peringkat biaya pendidikan yang harus amat rendah dalam beberapa hal ditanggung masyarakat tetaplah seperti memahami informasi yang besar. Hal ini masih ditambah kompleks, memahami teori, analisis dengan semakin rumitnya pasar dan pemecahan masalah, serta tenaga kerja bagi tenaga kerja dalam hal investigasi ilmu. terdidik. Angka pengangguran bagi Dari sisi tenaga pendidik, mereka yang memiliki pendidikan dunia pendidikan Indonesia juga formal level menengah dan tinggi menghadapi masalah yang tidak semakin meningkat. Seolah ringan. Berdasarkan jumlah pendidikan tidak dapat menjawab pendidik yang ada di Indonesia persoalan yang terjadi di sebagian besar ternyata tidak masyarakat. memiliki kualifikasi yang relevan dengan bidang yang diajarkannya. PEMBAHASAN Belum lagi menyangkut masalah Definisi Pendidikan kompetensi keilmuan yang ternyata Menurut Pasal 1 Undang- masih sangat rendah. Hasil studi Undang Republik Indonesia Nomor Bank Dunia tahun 2012 20 Tahun 2003 tentang Sistem menunjukkan hasil bahwa program Pendidikan Nasional, pendidikan sertifikasi guru yang ditujukan bagi diartikan sebagai berikut “pendidikan peningkatan mutu pendidikan, adalah usaha sadar dan terencana ternyata tidak berdampak signifikan untuk mewujudkan suasana belajar terhadap peningkatan mutu dan proses pembelajaran agar peserta pendidikan. Sertifikasi guru lebih didik secara aktif mengembangkan berdampak kepada tingkat potensi dirinya untuk memiliki kesejahteraan guru, namun tidak kekuatan spiritual keagamaan, berdampak pada peningkatan pengendalian diri, kepribadian, kompetensi guru. Program kecerdasan, akhlak mulia, serta sertifikasi memberi dampak keterampilan yang diperlukan Yepi Sedya Purwananti. Peningkatan Kualitas Pendidikan sebagai Pencetak... 223
dirinya, masyarakat, bangsa dan (pembelajaran) hendaknya
negara.” melibatkan peserta didik secara aktif Sementara itu menurut Carter karena pada dasarnya mereka yang V. Good dalam Ahmadi (2014: 32- belajar. Sementara keberadaan guru 33), pendidikan diartikan sebagai (a) lebih berperan sebagai pemberi seni, praktik, atau profesi sebagai kemudahan (fasilitator). Dalam hal pengajar (pengajaran), dan (b) ilmu ini, penerapan metode praktik dalam yang sistematis atau pengajaran yang proses pendidikan menjadi sangat berhubungan dengan prinsip-prinsip penting. dan metode-metode mengajar, pengawasan, dan bimbingan murid; Pendidikan sebagai profesi dalam arti luas digantikan dengan artinya tugas atau pekerjaan istilah pendidikan. Selanjutnya, mendidik mensyaratkan dimilikinya Carter menyatakan bahwa keahlian atau disiplin ilmu spesifik. pendidikan adalah (a) proses Guru yang profesional adalah guru perkembangan pribadi, (b) social yang mengajar sesuai dengan disiplin process, (c) proffesional cource, dan ilmu yang dimilikinya. Pendidikan (d) seni untuk membuat dan sebagai proses pengembangan memahami ilmu pengetahuan yang pribadi. Artinya, pendidikan tersusun dan diwarisi/dikembangkan dimaksudkan untuk mengembangkan masa lampau oleh tiap generasi pribadi peserta didik menjadi orang bangsa. yang dewasa secara psikologis. Seseorang dikatakan dewasa Pendidikan sebagai seni artinya terutama ditunjukkan dengan pendidikan harus berlangsung sesuai kemampuannya untuk membedakan dengan karakteristik dan kebutuhan yang baik dan yang buruk, yang masing-masing individu (peserta benar dan yang salah, yang didik). Sementara individu yang satu bermanfaat dan yang merugikan, dan dengan yang lain memiliki mereka berperilaku sesuai dengan karakteristik yang berbeda. Di sinilah pemahaman tersebut. Pendidikan seorang pendidik harus mampu sebagai proses sosial artinya menghadapi setiap peserta didik memungkinkan peserta didik mampu dengan cara-cara tertentu sehingga berinteraksi dan saling menyesuaikan seluruh peserta didik dapat belajar diri dengan sesama teman belajarnya secara efektif. Pendidikan sebagai sehingga bisa saling belajar secara praktik dimaksudkan untuk efektif. Pendidikan sebagai pelatihan mengukur kemampuan dan profesional bahwa para pendidik mengembangkan potensi peserta senantiasa berusaha mengembangkan didik masing-masing serta profesinya melalui keterlibatan mengantarkannya menjadi mandiri. dalam berbagai aktivitas Oleh karena itu, proses pendidikan pengembangan profesi keguruan. 224 Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
Berdasarkan beberapa definisi untuk mengidentifikasi
tersebut di atas, pendidikan dapat kesamaannya. diartikan sebagai suatu proses UNESCO dalam agendanya interaksi manusia dengan menyatakan bahwa tujuan lingkungannya yang berlangsung dilaksanakannya pendidikan adalah secara sadar dan terencana dalam untuk semua tujuan (education for rangka mengembangkan segala all goals). Ada enam tujuan potensinya, baik jasmani (fisik) dan pendidikan yang disepakati secara rohani (pikir, rasa, karsa, cipta, dan internasional di bawah UNESCO budi nurani) yang menimbulkan dengan sasaran terpenuhinya perubahan positif dan kemajuan, baik kebutuhan belajar semua anak, kognitif, afektif maupun remaja, dan orang dewasa. Keenam psikomotorik yang berlangsung tujuan tersebut antara lain: secara terus-menerus guna mencapai 1. Memperluas dan meningkatkan tujuan hidupnya. Dengan demikian, perawatan dan pendidikan anak pendidikan bisa dipahami sebagai usia dini yang komprehensif, proses dan hasil. Sebagai proses, terutama bagi anak-anak yang pendidikan merupakan serangkaian paling rentan dan kurang kegiatan interaksi manusia dengan beruntung. lingkungannya yang dilakukan 2. Memastikan bahwa menjelang secara sengaja dan terus menerus. tahun 2015, semua anak Sebagai hasil, pendidikan menunjuk khususnya anak perempuan, anak- pada hasil interaksi manusia dengan anak dalam keadaan sulit dan lingkungannya berupa perubahan dan mereka yang termasuk etnik peningkatan kognitif, afektif, dan minoritas, memiliki akses ke psikomotorik. pendidikan dasar lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang Tujuan Pendidikan baik. Setiap bangsa dan negara pasti 3. Memastikan kebutuhan belajar menyelenggarakan sistem pendidikan semua anak muda dan orang yang bisa saja terjadi keberagamaan dewasa terpenuhi melalui akses dalam penyelenggarannya. yang adil terhadap pembelajaran Pendidikan yang berproses dalam yang tepat dan program latar belakang yang berbeda akan keterampilan hidup. memiliki tujuan yang berbeda pula. 4. Mencapai 50 persen perbaikan Perbedaan tujuan pendidikan tersebut dalam tingkat keaksaraan dewasa dilatarbelakangi oleh kondisi sosial menjelang tahun 2015 terutama budaya, sistem politik, potensi bagi perempuan, dan akses yang sumber daya alam, dan sebagainya. adil pada pendidikan dasar dan Meski demikian tetap ada ruang berkelanjutan bagi semua orang dewasa. Yepi Sedya Purwananti. Peningkatan Kualitas Pendidikan sebagai Pencetak... 225
dalam pendidikan dasar dan disiplin, beretos kerja, profesional, menengah pada 2005 dan bertanggung jawab, dan produktif, mencapai kesetaraan gender serta sehat jasmani dan rohani. dalam pendidikan pada 2015 Pendidikan nasional juga harus dengan fokus jaminan bagi menumbuhkan jiwa patriotik dan perempuan atas akses penuh dan mempertebal rasa cinta tanah air, sama pada prestasi dalam meningkatkan semangat kebangsaan pendidikan dasar dengan kualitas dan kesetiakawanan sosial serta baik. kesadaran pada sejarah bangsa dan 6. Meningkatkan semua aspek sikap menghargai jasa para pahlawan kualitas pendidikan dan serta berorientasi masa depan. Iklim memastikan keunggulan semua belajar dan mengajar yang dapat sehingga hasil pembelajaran yang menumbuhkan rasa percaya diri dan diakui dan terukur dicapai oleh budaya belajar di kalangan semua, terutama dalam masyarakat terus dikembangkan agar keaksaraan, berhitung, dan tumbuh sikap dan perilaku yang keterampilan hidup yang penting. kreatif, inovatif, dan keinginan untuk Menurut Havelock & maju (GBHN, 1993: 95). Huberman (1977) dalam Ahmadi Menurut Pasal 3 UU No 20 (2014: 43), dalam suatu sistem yang tahun 2003 tentang Sistem paling besar adalah sistem Pendidikan Nasional, pendidikan pendidikan, termasuk unsur-unsur nasional berfungsi mengembangkan pendidikan formal dan nonformal; kemampuan dan membentuk watak yang bertujuan lebih jauh untuk serta peradaban bangsa yang pembangunan negara secara bermartabat dalam rangka keseluruhan melalui penyediaan mencerdaskan kehidupan bangsa, tenaga kerja yang terampil untuk bertujuan untuk berkembangnya peranan-peranan yang beragam dan potensi peserta didik agar menjadi melalui pengajaran pada generasi manusia yang beriman dan bertakwa baru mengenai tujuan-tujuan kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat secara menyeluruh dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, alat-alat pemenuhan mereka. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta Tujuan pendidikan nasional bertanggung. Jadi fungsi pendidikan di Indonesia adalah untuk dalam pasal tersebut mengandung meningkatkan kualitas manusia dua aspek, yakni: (a) sebagai Indonesia, yaitu manusia yang kegiatan sosial-kolektif agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan pendidikan bisa ditujukan pada Yang Maha Esa, berbudi pekerti perwujudan nilai-nilai sosial; dan (b) luhur, berkepribadian, mandiri, realisasi diri atau keinginan individu 226 Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
guna mengembangkan potensi diri terbentuk di sekolah dan diteruskan
guna mencapai kehidupan yang lebih dari satu angkatan ke angkatan baik bagi diri dan sesamanya berikutnya baik secara sadar maupun (Darmawan, 2011). tidak. Kultur yang kondusif bagi Dengan demikian, tujuan peningkatan mutu akan mendorong pendidikan secara umum adalah perilaku warga sekolah ke arah mengembangkan segala potensi peningkatan mutu sekolah. bawaan manusia secara integral, Kultur sekolah dipengaruhi simultan, dan berkelanjutan agar dua variabel, yakni variabel manusia mampu melaksanakan tugas pengaruh eksternal dan internal dan kewajiban dalam kehidupan sekolah itu sendiri. Pengaruh guna mencapai kebahagiaan di masa eksternal dapat berupa peraturan sekarang dan masa mendatang. perundang-undangan dari Tujuan pendidikan disesuaikan pemerintah, perkembangan dengan dimensi-dimensi kehidupan teknologi, media massa, lingkungan, manusia. Setiap dimensi kehidupan dan sebagainya. Kondisi internal memiliki tujuan masing-masing dan adalah keadaan dan kondisi faktual semua dimensi itu motor yang ada di sekolah yang meliputi penggeraknya adalah manusia yang peraturan yang ditetapkan sekolah, memilih, menentukan, dan sarana prasarana, interaksi antar melaksanakan pilihannya guna warga sekolah, dan sebagainya. mencapai tujuan hidup manusia itu Sekolah yang memiliki peraturan sendiri. yang diterima dan dilaksanakan oleh warga sekolah akan memiliki Kualitas Pendidikan dampak terhadap mutu sekolah yang Salah satu teori tentang bersangkutan. kualitas yang dapat diaplikasikan Kualitas kurikulum dan dalam dunia pendidikan adalah Teori proses belajar mengajar merupakan Total Quality Management (TQM). variabel ketiga yang mempengaruhi Teori ini menjelaskan bahwa mutu mutu sekolah. Variabel ini sekolah dapat dilihat dari tiga merupakan variabel yang paling kemampuan, yaitu kemampuan dekat dan paling menentukan mutu akademik, kemampuan sosial, dan lulusan. Kualitas kurikulum dan kemampuan moral. Menurut teori ini, PBM memilki hubungan timbal balik mutu sekolah ditentukan oleh tiga dengan realitas sekolah. Di samping variabel, yakni kultur sekolah, proses itu juga dipengaruhi oleh faktor belajar mengajar dan realitas internal sekolah. Faktor internal sekolah. Kultur sekolah merupakan adalah aspek kelembagaan dari nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, sekolah seperti struktur organisasi, upacara-upacara, slogan-slogan, dan bagaimana pemilihan kepala sekolah, berbagai perilaku yang telah lama pengangkatan guru. Faktor internal Yepi Sedya Purwananti. Peningkatan Kualitas Pendidikan sebagai Pencetak... 227
ini akan mempengaruhi pandangan Peningkatan Mutu
dan pengalaman sekolah. Selain itu, Pendidikan dapat juga dilakukan pandangan dan pengalaman sekolah melalui Manajemen Berbasis juga akan dipengaruhi oleh faktor Sekolah (MBS). MBS dipandang eksternal. sebagai alternatif dari pola umum Teori kedua yang dapat pengoperasian sekolah yang selama diadopsi adalah Teori Organizing ini memusatkan wewenang di kantor Business for Excelency yang pusat dan daerah. MBS adalah dikembangkan oleh Andrew Tani strategi untuk meningkatkan (2004). Teori ini menekankan pada pendidikan dengan mendelegasikan keberadaan system organisasi yang kewenangan pengambilan keputusan mampu merumuskan dengan jelas dari pusat dan daerah ke tingkat visi, misi dan strategi untuk sekolah. Dengan demikian, MBS mencapai tujuan yang optimal. Teori pada dasarnya merupakan sistem ini menjelaskan bahwa peningkatan manajemen di mana sekolah mutu sekolah berawal dari dan merupakan unit pengambilan dimulai dari dirumuskannya visi keputusan penting tentang sekolah. Dalam rumusan visi ini penyelenggaraan pendidikan secara terkandung mutu sekolah yang mandiri. MBS memberikan diharapkan di masa mendatang. Visi kesempatan pengendalian lebih besar sebagai gambaran masa depan dapat kepada kepala sekolah, guru, murid dijabarkan dalam wujud yang lebih dan orang tua atas proses pendidikan konkret dalam bentuk misi, yaitu di sekolah mereka (Depdiknas, suatu pernyataan tentang apa yang 2003). akan dilakukan untuk bisa Dalam pendekatan ini, mewujudkan gamabaran masa depan tanggung jawab pegambilan menjadi realitas. Konsep misi keputusan tertentu mengenai mengandung dua aspek, yaitu aspek anggaran, kepegawaian dan abstrak dan konkret. Misi kurikulum ditempatkan di tingkat mengandung aspek abstrak dalam sekolah dan bukan di tingkat daerah bentuk perlunya kepemimpinan. apalagi pusat. Melalui keterlibatan Kepemimpinan adalah sesuatu yang guru, orang tua dan anggota tidak tampak. Kepemimpinan yang masyarakat lainnya dalam hidup di sekolah akan melahirkan keputusan-keputusan penting, MBS kultur sekolah. Bagaimana bentuk dipandang dapat menciptakan dan sifat kultur sekolah sangat lingkungan belajar yang efektif bagi dipengaruhi oleh kepemimpinan di para murid. Dengan demikian, pada sekolah. Jadi kepemimpinan dan dasarnya MBS adalah upaya kultur sekolah merupakan sisi memandirikan sekolah dengan abstrak dari konsep misi (Zamroni, memberdayakannya. Para pendukung 2007). MBS berpendapat bahwa prestasi 228 Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
belajar murid lebih mungkin komponen yang saling terkait secara
meningkat jika manajemen sistematis satu sama lain, yaitu pendidikan dipusatkan di sekolah context, input, process, output, dan ketimbang di tingkat daerah. Para outcome (Depdiknas,2003: 52). kepala sekolah cenderung lebih peka Muara dari semua kegiatan sekolah dan sangat mengetahui kebutuhan adalah mutu hasil belajar siswa. murid dan sekolahnya ketimbang Kemajuan suatu sekolah akan dilihat para birokrat di tingkat pusat dan dari sejauh mana kualitas hasil daeraah. Lebih lanjut dinyatakan belajar siswanya. Oleh karena itu, bahwa reformasi pendidikan yang indikator keberhasilan pelaksanaan bagus sekalipun tidak akan berhasil MPMBS di sekolah adalah kualitas jika para guru yang harus kinerja siswa atau kualitas hasil menerapkannya tidak berperan serta belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam merencanakannya. dapat bersifat akademik maupun Berdasarkan MBS maka non-akademik. Dalam hal ini, tugas-tugas manajemen sekolah sekolah harus dapat menunjukkan ditetapkan menurut karakteristik dan sejauh mana kinerja siswa ini kebutuhan sekolah itu sendiri. Oleh meningkat (secara kuntitatif dan karena itu, sekolah mempunyai kualitatif) setelah program MPBMS otonomi dan tanggung jawab yang dilakukan. Dalam mengukur lebih besar atas penggunaan sumber keberhasilan kinerja siswa ini, daya sekolahguna memecahkan sekolah hendaknya memiliki masalah sekolah dan indikator-indikator yang jelas, menyelenggarakan aktivitas diketahui oleh semua pihak, dan pendidikan yang efektif demi dapat diukur dengan mudah. Selain perkembangan jangka panjang terdapat keluaran (output), sekolah sekolah. Model MBS yang juga harus memiliki kriteria diterapkan di Indonesia adalah keberhasilan yang jelas terhadap Manajemen Peningkatan Mutu dampak (outcome) program-program Berbasis Sekolah (MPMBS). Konsep sekolah terhadap sekolah sendiri, dasar MPMBS adalah adanya lulusannya, dan masyarakat otonomi dan pengambilan keputusan partisipatif, artinya MPMBS memberikan otonomi yang lebih luas PENUTUP kepada masing-masing sekolah Pendidikan merupakan usaha secara individual dalam menjalankan untuk mengembangkan kepribadian program sekolahnya dan dalam dan kemampuan, kepribadian, budi menyelesaikan permasalahan yang pekerti, semangat, dan sebagainya. terjadi. Aktivitas pendidikan pada kehidupan Sebagai suatu sistem, manusia mengalami perkembangan MPMBS memiliki komponen- sejajar dengan perkembangan tingkat Yepi Sedya Purwananti. Peningkatan Kualitas Pendidikan sebagai Pencetak... 229
hidup manusia. Pendidikan berhasil mencapai tingkat kemajuan
merupakan tiang pancang kebudayaan dan teknologi tinggi kebudayaan dan pondasi utama untuk harus disangga oleh kualitas membangun peradaban bangsa. pendidikan yang sangat kokoh. Kesadaran akan arti penting Dengan kualitas pendidikan yang pendidikan akan menentukan tinggi maka akan meningkatkan pula kualitas kesejahteraan lahir batin dan kualitas sumber daya manusia. masa depan bangsa. Bangsa yang
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media. Mudyahardjo. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindon Persada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Walker, Melanie & Elaine Unterhalter (eds). 2007. Amartya Sen’s Capability Approach and Social Justice in Education. New York: Palgrave MacMillan. Darmawan, Indra. 2011. “Makna Pendidikan Dasar Untuk Semua”. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi. Volume V Nomor 1 Halaman 59-65 Desember. Darmawan, Indra. 2015. “Pendidikan dan Kewirausahaan”. Harian Kedaulatan Rakyat. 2 Juli. Halaman 10. Garis-Garis Besar Haluan Negara. 1993. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suryadi, Ace. 1999. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka. Haryati, Sri. 2012. “Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah melalui Proses Akreditasi”. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. Volume 12 No. 3 Desember halaman 199-204. Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah, Teori, Strategi dan Prosedur. Jakarta: PSAP Muhammadiyah. Depdiknas. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 1. Konsep Dasar. Jakarta: Depdiknas.