KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU:
DWI AGUS KURNIAWAN S.Pd., M.Pd.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi muda adalah pemegang kendali untuk bangsa ini di masa yang akan
datang. Namun, permasalahan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya
dapat diatasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya sistem
pendidikan di Indonesia, seperti kurang optimalnya pelaksanaan sistem
1
pendidikan, kurangnya kepedulian terhadap pendidikan, serta keterbatasan dana
pendidikan yang membuat pendidikan di Indonesia semakin terpuruk.
2
kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya
yaitu:
(1). Rendahnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.
3
1. 2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
1.4.1agar tenaga pendidik dapat menerapkan cara mengajar yang berkualitas
dan bermutu untuk disampaikan kepada para siswa
1.4.2a gar mahasiswa mengetahui cara penerapan belajar mengajar yang
berkualitas dalam sekolah menengah atas (SMA)
4
BAB II
ISI
1. KUALITAS GURU
Salah satu fenomena abad ini adalah munculnya pendidikan sebagai daya utama
(major force) dalam perkembangan manusia. Pendidikan yang membedakan orang
yang berpartisipasi aktif dalam ekonomi nasional, memiliki kehidupan menarik dan
kaya nuansa keterlibatan intelektual dan sosial, membedakan yang cakap dengan
yang kurang cakap (Umbu Tagela Ibi Leba & Sumardjono Padmomartono, 2014:
1).
Sebagai bagian dari yang utama dalam kehidupan, dalam dunia pendidikan
dikenal pendidik dan yang dididik, pendidik adalah orang yang mengajarkan
pendidikan kepada orang yang dididik dan orang yang dididik adalah orang yang
menerima didikan dari pendidik, sehingga pendidik dan orang yang dididik
memiliki hubungan yang saling timbal balik. Pendidik bukanlah orang yang hanya
berasal dari latar belakang sarjana pendidikan ataupun sekolah tinggi pendidikan,
tapi seorang pendidik dapat juga dari orang-orang dekat yang ada disekitar kita,
contohnya adalah orang tua kita, dimana kita mendapatkan pendidikan yang
pertama adalah dari orangtua kita sendiri.
Tenaga pendidik banyak kita ketahui di negara kita Indonesia, dan tenaga
pendidik yang sudah melekat dipikiran kita adalah sosok seorang guru. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 377) guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencahariannya) mengajar. Dengan demikian, orang-orang yang profesinya
mengajar disebut sebagai guru. Seorang guru adalah guru yang harus memiliki
kualitas dalam pengajaran dan pendidikan didalam ruang kelas, seorang guru harus
5
memiliki kualitas yang dapat membuat dirinya menjadi sosok pendidik yang
profesional.
Kualitas seorang guru merupakan suatu masalah yang pada saat ini menjadi viral
dikarenakan banyak masyarakat, oknum pendidikan, mahasiswa, dan lain
sebagainya yang memberi kritikan positif dan negatif terhadap kualitas seorang
guru yang mengajar di sekolah yang ada di Indonesia. Kritikan yang ditujukan
adalah kritik terhadap kompetensi guru, profesionalitas, kepribadiannya, serta
peningkatan kualitas pendidikan.
Kompetensi guru pada dasarnya sangat sulit untuk dipilah-pilah sebab banyak
sekali kompetensi guru yang ada, tetapi semuanya bukanlah secara umum. Menurut
(Muh. Ilyas Ismail, 2010: 54) dikatakan bahwai kompetensi guru secara teoritis
dikaji secara terpisah berdasarkan UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
Adapun standar kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agar mendapat
sertifikasi untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagai tenaga kependidikan
yaitu meliputi:1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi
sosial, dan (4) kompetensi profesional.
Kompetensi Pedagogik
6
menjadi guru yang profesional harus memiliki kompetensi pedagogik. Seorang
guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan dan
keterampilan pada bidang profesi kependidikan. Menurut Depdiknas pengetahuan
dan pemahaman yang harus dimiliki seorang guru sebagai profesi kependidikan
meliputi: a) peserta didik, b) teori belajar dan pembelajaran, c) kurikulum dan
perencanaan pengajaran, d) budaya dan masyarakat sekitar sekolah, e) filsafat dan
teori pendidikan, f) evaluasi, g) teknik dasar dalam mengembangkan proses belajar,
h) teknologi dan pemanfaatannya dalam pendidikan, i) penelitian, j) moral, etika
dan kaidah profesi. Jika ditinjau dari wawancara yang kami lakukan terhadap guru
fisika di SMA masing-masing, kami menemukan bahwa kompetensi pedagogik
guru fisika di setiap SMA berbeda, bahkan sangat jauh berbeda. Ada guru fisika
tersebut mengajar materi fisika hanya dengan memberi tugas, ada yang menjelaskan
materi secara konsep menyeluruh, ada memberikan kuis dalam pengajaran materi,
dan lain sebagainya. Melalui hal-hal tersebutlah dapat diambil kesimpulan bahwa
kompetensi pedagogik mempengaruhi profesionalitas seorang guru dalam
mendidik.
Menurut Ratna Wahyu Wulandari & Mundilarto (2016: 92) Kompetensi seorang
guru yang profesional memilki kaitan erat dengan rumusan dari Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 4. Rumusan tersebut menjelaskan tentang
ukuran penting yang menjadikan guru dianggap sebagai sebuah profesi, yaitu (1)
menjadi sumber penghasilan kehidupan; (2) memerlukan keahlian; (3) memerlukan
kemahiran; (4) memerlukan kecakapan; (5) adanya standar mutu atau norma
tertentu; dan (6) memerlukan pendidikan profesi. Jadi seorang guru yang memiliki
kemampuan pedagogik yang bagus dan berkualitas harus memiliki sifat profesional
dalam mendidik, karena zaman sekarang ini hanya guru yang memiliki kualitas
yang bagus yang dicari oleh banyak instansi pendidikan.
7
pemahaman tentang: (a) sifat, ciri, dan perkembangan anak didik, (b) konsep-
konsep pendidikan yang berguna membantu anak didik, (c)metodologi
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan (d) sistem evaluasi
yang baik dan tepat. Pada bidang pedagogik, seorang guru harus memiliki
kompetensi: a) mampu mengidentifikasi dan memahami karakteristik peserta didik
dari aspek sosial, moral, kultural, emosional dan intelektual, b) mampu
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya, c) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, d) mampu merancang pembelajaran yang mendidik,
e) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik, f) mampu merancang
penilaian proses dan hasil belajar, g) mampu melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar, dan h) mampu menggunakan hasil penilaian untuk berbagai
kepentingan pembelajaran dan pendidikan.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru menurut undang- undang guru dan dosen adalah
kompetensi yang berkaitan dengan pribadi seseorang guru yang yang mantap,
berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan
berahlak mulia. (Mualimul Huda, 2017: 245)
Seorang guru dituntut untuk bekerja teratur dan konsisten, serta kreatif dalam
menghadapi pekerjaannya sebagai guru. Menurut Oemar Hamalik, yang dikutip
8
oleh Cece Wijaya dan dikutip oleh Mualimul Huda:“Kemantapannya dalam
bekerja, hendaknya merupakan karakteristik pribadinya, sehingga pola hidup
seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik. Kemantapan dan integritas
pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui suatu proses
belajar yang sengaja diciptakan.”Kemantapan pribadi berpengaruh terhadap tugas
yang dijalankannya, demikian juga kemantapan pribadi guru dalam melaksanakan
proses belajar-mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar-mengajar yang
diselenggarakannya.
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung di sekolah maupun
yang sedang berlangsung di sekitarnya. Ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan
di sekolah tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Untuk
itu kemampuan penelitian merupakan karakteristik yang mutlak harus dikuasai oleh
guru walaupun dalam bentuk dan sifat yang sederhana,sebab dewasa ini
penggunaan teknologi seperti komputer, TV dan video sudah sering kita lihat dan
alami, terutama oleh warga kota besar.22 Pembaruan (sering dalam bentuk
eksperimen) dalam pengertian kependidikan merupakan suatu upaya lembaga
pendidikan untuk menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan
jalan memperkenalkan program kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru
sebagai jawaban atas perkembanagan internal dan eksternal dalam dunia
pendidikan yang cenderung mengejar efisiensi dan keefektifan. Pembaruan
mengiringi perputaran zaman yang tak henti-hentinya berputar sesuai dengan kurun
waktu yang telah ditentukan.
c. Berpikir Alternatif
9
harus mampu memberikan berbagai alternatif jawaban dan memilih salah satu
alternatif untuk kelancaran proses belajar-mengajar dan peningkatan mutu
pendidikan, atau guru harusmampu memilih jalan tertentu untuk memecahakan
persoalan yang dihadapinya demi ketenangan dan aktivitas proses belajar-mengajar
yang berkadar tinggi sehingga proses belajar-mengajar tersebut berhasil dengan
baik.
Adil, jujur, dan objektif dalam melakukan pembelajaran dan juga penilaian
terhadap siswa merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh guru. Sifat-sifat ini
harus ditunjang oleh penghayatan dan pengamalan nilai-nilai moral dan nilai-nilai
sosial budaya yang diperolehnya dari kehidupan masyarakat dan bernegara serta
pengalaman belajar yang diperolehnya. Adil artinya menempatkan sesuatu pada
tempatnya, sedangkan jujur adalah tulus ikhlas dan menjalakan fungsinya sebagi
guru, sesuai dengan peraturan yang berlaku, tidak pamrih, dan sesuai pula dengan
norma-norma yang berlaku. Objektif artinya benar-benar menjalankan aturan dan
kriteria yang telah ditetapkan, tidak pilih kasih, tidak memandang bahwa siswa itu
familinya, atau anak si A, si B,dan seterusnya. Sifat-sifat tersebut di atas harus
dimiliki oleh guru guna mencapai hasil belajar-mengajar yang sesuai dengan cita-
cita, harapan, dan tujuan pendidikan sehingga mutu pendidikan yang diharapkan
benar-benar tercapai.
Beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar disiplin dapat dibina dan
dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga mutu pendidikan dapat
ditingkatkan adalah dengan melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru
maupun siswa, karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan
yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses, taat terhadap kebijakan
dan kebijakan yang berlaku, menguasai diri dan intropeksi.
10
Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih
merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru. Siswa akan memperoleh imbalan dari
guru yang menampilkan pribadi utuh yang bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa
pamrih. Guru tidak akan berputus asa apabila menghadapi kegagalan, dan akan
terus berusaha mengatasinya. Guru harus ulet dan tekun dalam bekerja sehingga
program pendidikan yang telah digariskan dalam kurikulum yang telah ditetapkan
berjalan sebagaimana mestinya. Keuletan dan ketekunan bekerja merupakan faktor
pendorong keberhasilan. Demikian juga dalam proses belajar-mengajar, ketekunan
dan keuletan yang dimiliki guru merupakan salah satu pendorong keberhasilan
proses belajar-mengajar.
Dalam mencapai hasil kerja, guru diharapkan selalu meningkatkan diri, mencari
cara-cara baru, agar mutu pembelajaran selalu meningkat, pengetahuan umum yang
dimilikinya selalu bertambah dengan menambah bacaan berupa majalah, harian,
dan sebagainya. Dengan adanya usaha untuk menambah pengetahuan, pemahaman,
dan ketrampilan, sudah barang tentu kemampuan guru akan bertambah pula
sehingga dalam mengelola proses belajar-mengajar tidak akan mendapat kesulitan
yang berarti.
11
i. Bersifat Terbuka, Kreatif dan berwibawa
Kesiapan mendiskusikan apapun dengan lingkungan tempat ia bekerja, baik
dengan murid, orang tua, teman sekerja, ataupundengan masyarakat sekitar sekolah,
merupakan salah satu tuntutan terhadap guru. Ia diharapkan mampu menampung
aspirasi berbagai pihak sehingga skolah menjadi agen pembangunan daerah dan
guru bersedia menjadi pendukungnya. Ia akan terus berusaha meningkatkan serta
memperbaiki suasana kehidupan sekolah berdasarkan kebutuhan dan tuntutan
berbagai pihak. Adapun sebagian dari cirri guru yang terbuka adalah guru yang
memberikan kesempatan bertanya pada peserta didk, serta menyalurkan keinginan
belajar siswanya.Kewibawaan disini adalah pengakuan dan penerimaan secara
sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain. Kewibawaan
harus dimiliki oleh guru, sebab, dengan kewibawaan, proses belajar-mengajar akan
terlaksana dengan baik, berdisiplin, dan tertib. Dengan demikian kewibawaan
bukan berarti siswa harus takut kepada guru,melainkan siswa akan taat dan patuh
pada peraturan yang berlaku sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru.Selain
beberapa kerekteristik diatas, yang juga termasuk karakteristik kompetensi
kepribadian guru ialah memberikan bimbingan dan penyuluhan. Dalam mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan dukungan dari berbagai komponen
pembelajaran,salah satunya adalah siswa sebagai obyek pembelajaran. Kenyataan
dilapangan banyak dijumpai kendala-kendala yang dihadapi guru untuk
mengantarkan murid-muridnya menguasai pelajaran, atau yang sering disebut
sebagai kesulitan belajar. Hal ini sangatlah wajar terjadi karena memang siswa atau
peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Mulai dari
latar belakang keluarga, ekonomi, orang tua ,kecerdasan siswa, lingkungan dan
sebagainya Maka dari sinilah diperlukan peran seorang guru untuk memberikan
bimbingan terhadap muridnya.
Kompetensi Sosial
12
guru tersebut sangat menentukan sikap siswa terhadap guru, karena dari komunikasi
dapat membuat suasana kelas menjadi bersahaja.
4) Dengan alat-alat, yaitu alat-alat eletronik, seperti radio, televisi, telepon dan
sejumlah media cetak seperti; buku, majalah, surat kabar, brosur, dan sebagainya.
13
4) Baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhannya.
Kompetensi Profesional
2. MEDIA BELAJAR
Menurut Heinrich dalam Cepy Riana (1993) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a
source) dengan penerima pesan (a receiver). Media sangat berguna bagi pendidik
dan anak didik karena dengan adanya media belajar, maka pembelajaran yang
dilakukan dapat berlangsung dengan baik dan logis.
14
Media-media belajar dapat berupa media visual, media audio, dan media audio
visual. Media-media belajar menurut Susanti dan Affrida Zulfiana (2017) yaitu
sebagai berikut:
1. Media visual
Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang di dalamnya berisikan
pesan, informasi khususnya materi pelajaran yang di sajikan secara menarik dan
kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pengelihatan. Jadi media visual
ini tidak dapat di gunakan untuk umum lebih tepetnya media ini tidak dapat di
gunakan oleh para tunanetra. Karena media ini hanya dapat di gunakan dengan
indera pengelihatan saja.
Media belajar visual ini memiliki banyak jenis, misalnya gambar atau foto, peta
konsep, diagram, grafik, poster dan globe.
Kelebihan :
1) Dapat di analisis lebih mudah, selain itu media visual juga dapat mempermudah
ppeserta didik dalam memahami materi dan juga membuat peserta didik untuk
berfikir lebih kritis, dan juga materi yang disajikan dengan menggunakan media
visual akan lebih mudah diingat oleh peserta didik.
15
3) Biaya produks cukup mahal karena sebelum menggunakn media ini harus
menyetak atu membuat dan megirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh
masyarakat.
2. Media Audio
Media Audio adalah atau media dengar adalah jenis media pembelajaran atau
sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yangdisajikan secara
menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pendegaran saja.
Karena media ini hanya berupa suara. Jenis-jenis media audio antara lain ialah
laboratorium bahasa, radio, alat perekam, dan lain-lain.
Kelebihan :
1) Biaya yang harus dikeluarkan hanya sedikit (harganya murah)
Media audio visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang
berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dan kreatif dengan
menggunakan indra pendengaran dan penglihatan. Media ini berupa suara dan
gambar.Macam – macam media audio visual
16
Menurut Djamarah dikutip dalam Susanti dan Affrida Zulfiana (2017), media audio
visual dibagi menjadi 2 :
1. Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti televisi, video kaset, film bersuara.
2. Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari
sumber yang berbeda seperti film bingkai suara.
3. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Hasil
belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran di sekolah,
untuk itu seorang guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar,
serta dipraktekkan pada saat mengajar. Untuk menghasilkan prestasi (hasil) belajar
siswa yang tinggi, guru dituntut untuk mendidik dan mengajar siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
di kelas. Mardiah Kalsum Nasution (2017: 9)
Metode pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat ditentukan secara umum,
karena metode belajar dan mengajar setiap guru dan peserta didik adalah berbeda.
Berikut ini beberapa metode belajar yang sering diterapkan oleh seorang pendidik
atau guru:
17
1. Metode Ceramah, yaitu metode pembelajaran yang mana fokus utama guru
dalam mengajar adalah memberi materi pelajaran secara lisan. Metode ini adalah
metode yang biasa dipakai guru dari dulu hingga sekarang.
4. Metode Mind Mapping, yaitu metode pembelajaran cara berpikir runtut dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan metodenini maka daya berpikir siswa
diuji untuk lebih berpikir kritis.
4. EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa
Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah
value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. (Elis
Ratna Wulan dan H.A. Rusdiana, 2013)
18
refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi
ini, istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu
tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu. (Elis Ratna Wulan
dan H.A. Rusdiana, 2013).
Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi
itu sendiri. Tujuan dari evaluasi pendidikan itu sendiri adalahuntuk mendapatkan
data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat keberhasilan peserta didik untuk
mencapai tujuan kurikuler. selain itu,evaluasi juga dapat digunakan oleh pendidik
dan pengawas pendidikan dalam mengukur atau menilai keefektifan mengajar,
kegiatan belajar, maupun metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian,
evaluasi itu dapat dikatakan sangat penting dalam proses belajar mengajar. Secara
rinci, fungsi evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
fungsi berikut.
19
C. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Berbagai hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan pendidik terhadap peserta didik dapat digunakan sebagai sumber
informasi atau data bagi pelayanan BK, oleh para konselor sekolah atau
pembimbing lainnya untuk:
a) membuat berbagai diagnosis kelemahan, kekuatan, atau kemampuan peserta
didik,
b) mengetahui dalam hal apa yang harus diperbaiki atau remedial dari peserta
didik,
c) sebagai dasar untuk menangani berbagai kasus yang terjadi pada peserta didik,
d) sebagai acuan dalam melayani berbagai kebutuhan peserta didik untuk
membimbing kariernya di masa depan.
D. Untuk mengetahui berbagai keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah. Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa hampir setiap saat pendidik
melakukan kegiatan evaluasi, untuk menilai berbagai keberhasilan belajar peserta
didik dan menilai program pembelajaran. Dengan demikian, pendidik juga menilai
isi dan juga materi pelaiaran yang ada di dalam kurikulum. Seorang pendidik yang
dinamis tentunya tidak begitu saja mengikuti apa yang ada di dalam kurikulum,
namun mereka juga menyesuaikan materi tersebut dengan berbagai materi yang
dibutuhkan peserta didik, lingkungannya, dan juga perkembangan masyarakat.
Materi kurikulum yang sudah tidak sesuai maka tidak digunakan. Benar adanya
bahwa terdapat anggapan mengenai hakikat kurikulumbsekolah yang sebenarnya
ditemukan oleh para pendidik. (Rina Febriani, 2019)
1. Prinsip Keseluruhan
20
2. Prinsip Kesinambungan
Prinsip ini dikenal dengan prinsip kontinuitas, yakni evaluasi hasil belajar yang
baik adatah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-
menyambung dari waktu ke waktu.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip obiektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belaiar dapat
dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang
sifatnya subjektif. (Rina Febriani, 2019)
21
pengertian terbatas laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan
percobaan dan penyelidikan.
Agar fungsi utama itu dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium fisika
sekolah sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses
pembelajaran fisika, kegiatan administrasi dan pengelolaan laboratorium, kegiatan
pemeliharaan dan persiapan (setting) alat-alat laboratorium, dan penyimpanan alat-
alat laboratorium. Fasilitas ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari
ruang praktikum, ruang guru, ruang persiapan, dan ruang penyimpanan. Bentuk,
ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang dilaksanakan di
dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari ruangan
yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan
alat-alatdan memelihara keselamatan kerja.
22
terhadap materi pelajaran. Sehingga peserta didik menjadi lebih paham terhadap
materi pelajaran dan hasil belajar pun dapat meningkat.
23
Menurut PP No. 19 tahun 2005 ”Menyebutkan bahwa standar sarana dan
prasaranan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimum tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
a. Jika sarana dan prasarana seperti ketersedian alat dan bahan di laboratorium
sudah sangat lengkap, sarana dan prasarana sangat mudah digunakan guru maupun
peserta didik, dan mekanisme penggunaan sarana prasarana di laboratorium sangat
mudah dipahami guru dan peserta didik.
c. Jika kelengkapan alat di laboratorium sangat lengkap dan telah sesuai dengan
materi yang diajarkan atau di praktikumkan.
d. Jika kegiatan praktikum telah berjalan dengan sangat baik sesuai jadwal.
e. Jika kondisi ruangan sudah sangat memenuhi kriteria laboratorium fisika yang
seharusnya.
f. Jika pihak sekolah telah melakukan upaya agar laboratorium sekolah bisa lebih
maju lagi seperti melengkapi sarana prasarana, alat dan bahan praktikum, dan lain
sebagainya.
a. Jika sarana dan prasarana seperti ketersedian alat dan bahan di laboratorium
sudah cukup lengkap, sarana dan prasarana cukup mudah digunakan guru maupun
24
peserta didik, dan mekasnisme penggunaan sarana prasarana di laboratorium cukup
mudah dipahami guru dan peserta didik.
c. Jika kelengkapan alat di laboratorium sudah cukup lengkap dan telah cukup
sesuai dengan materi yang diajarkan atau di praktikumkan.
f. Jika pihak sekolah telah melakukan upaya agar laboratorium sekolah bisa lebih
maju lagi seperti melengkapi sarana prasarana, alat dan bahan praktikum, dan lain
sebagainya.
a. Jika sarana dan prasarana seperti ketersedian alat dan bahan di laboratorium
lumayan lengkap, sarana dan prasarana lumayan mudah digunakan guru maupun
peserta didik, dan mekasnisme penggunaan sarana prasarana di laboratorium
lumayan mudah dipahami guru dan peserta didik.
c. Jika kelengkapan alat di laboratorium lumayan lengkap dan sebagian telah sesuai
dengan materi yang diajarkan atau di praktikumkan.
25
f. Jika pihak sekolah telah melakukan upaya agar laboratorium sekolah bisa lebih
maju lagi seperti melengkapi sarana prasarana, alat dan bahan praktikum, dan lain
sebagainya.
a. Jika sarana dan prasarana seperti ketersedian alat dan bahan di laboratorium
masih sangat terbatas, sarana dan prasarana sebagian mudah digunakan dan
sebagian lagi tidak mudah digunakan guru maupun peserta didik, dan mekasnisme
penggunaan sarana prasarana di laboratorium sebagian mudah dipahami dan
sebagian lagi tidak mudah dipahami guru dan peserta didik.
c. Jika kelengkapan alat di laboratorium masih sangat terbatas dan belum sesuai
dengan materi yang diajarkan atau di praktikumkan.
e. Jika kondisi ruangan masih jauh dari kriteria laboratorium fisika yang
seharusnya.
f. Jika pihak sekolah kurang melakukan upaya agar laboratorium sekolah bisa lebih
maju lagi seperti melengkapi sarana prasarana, alat dan bahan praktikum, dan lain
sebagainya
26
Dapat disimpulkan pengertian kelengkapan sarana prasarana sekolah adalah
kelengkapan peralatan dan fasilitas sekolah yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran khususnya
proses belajar mengajar. Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki standar
sarana prasarana yang baik.
27
Penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar merupakan tahapan awal
pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan
Kurikulum.
28
prosedur penetapan KKM, maka akan meningkatkan mutu sekolah. Agar dapat
meningkatkan mutu sekolah maka perlu perhatian khusus dalam hal-hal penetapan
KKM.
29
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari metode baru sebagai alternatif
untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu metode yang
dapat diterapkan adalah Teknik Delphi yaitu sebuah metode yang secara sistematis
mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini para ahli dalam hal
ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok.
30
pendidikan karakter, sehingga inilah yang menyebabkan munculnya kurikulum
2013.
Maka dari itu untuk menerapkan kurikulum baru perlu adanya sinergi
antara pemerintah, pihak pendidikan, guru, dan siswa. Dalam arti kurikulum harus
disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan keadaan zaman atau
kurikulum tidak boleh bias dengan fenomena dimasyarakat. Untuk itu pemerintah
seharusnya membuat timelate kurikulum agar pelaksanaa kurikulum tertata secara
baik dalam perubahannya
7. KURIKULUM
31
pemerintah berupayah untuk memperbaiki mutu kurikulum. Hal tersebut
dibuktikan dengan dilakukannya pergantian kurikulum, dimulai dari KBK, KTSP
hingga Kurikulum 2013 (K13) yang dipakai diseluruh instansi pendidikan di
Indonesia saat ini.
1. Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
(banyak/semua jawaban benar),
3. Menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik
untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya,
untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang
diamatinya
32
4. Memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Oleh karena itu, Kurikulum 2013menggunakan standar penilaian yang mencakup
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban
nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian
spontanitas/ekspresif, dll.
33
berdasarkan kompetensi tertentu dengan harapan akan membuat siswa mencapai
kebermaknaan pembelajaran yang tinggi.
34
pendidikam yang berkarakter diorientasikan untuk pembentukan karakter peserta
didik. Perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa kurikulum yang berlaku harus dilakukan
peningkatan dengan mengutamakan kebutuhan peserta didik.
35
Perubahan kurikulum saat ini merupakan salah satu agenda atau rutinitas
dalam rangka peningkatan kwalitas pendidikan di negeri ini. Dimasa saat ini bangsa
kita perlu membangun karakter bangsa yang kenyataannya dan persepsi masyarakat
tentang menurunnya kwalitas perilaku atau sikap dan moral anak-anak atau
generasi muda. Maka kurikulum pendidikan yang berkarakter sangat diperlukan
dalam arti kurikulum harus memiliki karakter dan sekaligus diorientasikan bagi
pembentukan karakter peserta didik. Jika dianalisis dari segi sejarah dari dekade
sebelumnya para generasi tua secara subjektif memberi tanggapan atau penilaian
antara situasi pada saat mereka dimasa pendidikan dibandingkan dengan generasi
muda saat ini. Generasi muda saat ini telah mengalami degradasi moral, mental,
nilai-nilai budaya bangsa. Tidak lagi memiliki sikap yang lebih berkarakter
kejujuran, memiliki integritas, cerminan budaya bangsa, bertindak bersopan santun,
ramah tamah, dan sebagainya dalam pergaulan keseharian
8. KUALITAS SISWA
Kualitas pendidikan sering menjadi isu sentral dan yang sering menjadi
sorotan adalah guru atau pendidik, walaupun disadari bahwa berbagai komponen
turut mempengaruhi, seperti: kurikulum, Siswa dan media pembelajaran. Hal ini
sangat dimungkinkan mengingat guru merupakan perencana sekaligus pelaksana
pembelajaran, sehingga guru selalu dituntut meningkatkan kinerjanya demi
terciptanya proses pembelajaran yang efektif demi pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama
36
Dalam hal ini, guru menempati posisi yang sangat strategis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Sebagai pengajar guru membantu
perkembangan siswa untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa
belajar dalam berbagai kesempatan. Pada akhirnya, seorang guru dapat memainkan
perannya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar bila guru itu menguasai
dan mampu melakukan keterampilanketerampilan didaktik dan metodik yang
relevan dengan situasi dan kondisi para siswa.
Kata motif sering diartikan sebagai daya dalam diri seseorang untuk
melakuklan sesuatu. Motif adalah sebab yang menjadi dorongan tindakan
seseorang. Motif diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat
Dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subyek untuk melakukan
aktivits -aktivitas tertentu demi mecapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai kondisi intern. (kesiapsiagaan), berawal dari kata motif itu, makaka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
dapat dirasakan/mendesak (sardiman, 2004).
37
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang
terkandung dalam belajar. Karena belajarkah maka manusia dapat Belajar adalah
sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan
belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di
sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak, disengaja atau tidak.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar.
Sintesis
➢ kualitas guru
Tenaga pendidik banyak kita ketahui di negara kita Indonesia, dan tenaga pendidik
yang sudah melekat dipikiran kita adalah sosok seorang guru. Kualitas seorang guru
merupakan suatu masalah yang pada saat ini menjadi viral dikarenakan banyak
masyarakat, Guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan),
dalam proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus
aktor.
kemampuan pribadi guru dalam proses belajar-mengajar
➢ media belajar
media merupakan alat saluran komunikasi.
Media-media belajar dapat berupa media visual, media audio, dan media audio
➢ medote pembelajaran
guru dituntut untuk mendidik dan mengajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas.
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial.
➢ Evaluasi
guru dituntut untuk mendidik dan mengajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas.
38
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial.
mendefinisikan evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan
antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir
pelaksanaan program sebagai dasar penilaian
➢ Sarana prasaran
➢ KKM
39
Berdasakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 20 Tahun 2007,
berisikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal adalah ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Maksudnya, menetapkan KKM harus
mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan daya dukung
yang ada sehingga secara bertahap dapat mencapai ketuntasan secara ideal yang
telah ditetapkan pusat
➢ Kurikulum
➢ Kualitas Siswa
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara definitif
efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
atau sasarannya Etzioni, 1964. Efektivitas merupakan suatu konsep yang lebih luas
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan
demikian kualitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga
dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
40
2.1.2 Analisis kritis masalah Pendidikan di Indonesia
1. KUALITAS GURU
Selain itu, guru penggerak juga menerima umpanbalik peserta didik tentang
proses pembelajaran yang terjadi. Sehingga memungkinkan berkembangnya
atmosfer berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi dan berkreasi sesuai dengan
karakter yang dibutuhkan era RI 4.0.
41
pengabdian masyarakat.Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan
dinyatakan tidak layak mengajar.
Untuk mengatasi masalah kuqlitas atas, secara garis besar ada dua solusi yaitu
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan.Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan diIndonesia
sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab
neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung
jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Maka, solusi
untuk masalah-masalah cabang yang ada, khususnya yang menyangkut perihal
pembiayaan –sepertirendahnya sarana fisik, kesejahteraan gutu, dan mahalnya
biaya pendidikan-- berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada.
42
Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam
atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini
wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan
bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan
negar
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi inimisalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis
dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitassistem
pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi
peningkatan kesejahteraan, juga diberisolusi dengan membiayai guru melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihanuntuk
meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi
dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas guru
Charisniadjid (2019: 12) bahwa kualitas guru atau tenaga pendidik di Indonesia
masih sangat rendah .
Guru mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam
keseluruhan upaya pencapaian mutu pendidikan. Guru merupakan ujung tombak
yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus
mendapatkan perhatian sentral, pertama, dan utama. Oleh karena itu, upaya
43
perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak
akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang
professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus
dimulai dari guru. Sebagai tenaga profesional kedudukan guru adalah agen
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dalam
hal ini guru dituntut memiliki kompetensi yang bagus, apabila kompetensi guru
bagus maka diharapkan kinerja guru dalam pembelajaran juga bagus sehingga pada
akhirnya membuahkan
44
Upaya peningkatan kualitas guru tersebut didasarkan pada terdapatnya
kelemahan-kelemahan yang dialami oleh guru. Faktor utama yang menunjukkan
lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Mulyasa (2008:9) sehubungan dengan: Tujuh indikator yang
menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utama mengajar
(teaching), yaitu: (a) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (b)
kurang kemahiran dalam mengelola kelas, (c) rendahnya kemampuan melakukan
dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas, (d) rendahnya motivasi berprestasi,
(e) kurang disiplin, (f) rendahnya komitmen profesi, (g) serta rendahnya
kemampuan manajemen waktu.
b. Menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkan serta cara
cara evaluasi.
d. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
45
pengalamannya.
2.MEDIA BELAJAR
46
Berdasarkan kedudukan media yang sangat penting dalam berkomunikasi
antara si pemberi pesan ke penerima pesan, maka kedudukan tersebut juga berlaku
dalam pembelajaran. Mengapa? Karena dengan adanya bantuan media secara
langsung sebenarnya guru membantu siswa/inya untuk memahami pesan
pembelajaran yang akan disampaikan oleh si pebelajar.Sebelum membahas lebih
jauh mengenai media pembelajaran maka kita pahami dulu apa itu pembelajaran.
47
media pembelajaran sehingga tidak mengeherankan apabila penggunaannya
menjadi salah satu faktor yang menentukkan keberhasilan siswa/i.Lalu, mengapa
media pembelajaran mampu menciptkan kondisi pembelajaran yang efektif? Hal
ini dikarenakan media pembelajaran memiliki manfaat besar yang secara langsung
dapat mempengaruhi motivasi, minat, ketertarikan, serta mampu
memvisualisasikan sesuatu yang sbstrak sehingga membantu siswa/i dalam
belajar.Dari penjelasan di atas maka manfaat yang didapat dari penggunaan media
pembelajaran antara lain seperti yang dikatakan.
oleh Midun, 2009 (Asyhar, 2011) antara lain: (1) media pembelajaran
yangbervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang
diberikan di kelas, (2) media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar
yang konkret dan langsung kepada peserta didik, (3) dapat menyajikan sesuatu yang
sulit diadakan, dikunjungi, atau dilihat oleh peserta didik, (4) media pembelajaran
dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, (5) dapat menambah
kemenarikan tampilan materi sehingga meningktakan motibvasi dan minat serta
mengambil perhatian peserta didik, (6) dapat merangsang peserta didik untuk dapat
berpikir kritis, menggunakan imajinasinya, (7) media pembelajaran dapat
memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran. Jadi, banyak sekali manfaat
yang akan kita dapatkan apabila menerapkan media pembelajaran yang sesuai di
kelas.
48
abstrak. Sedangkan, bila konsep yang bersifat abstrak dapat divisualisasikan maka
mereka akan memiliki kesamaan konsep dan akan lebih mudah menyerap apa yang
disampaikan oleh guru dan mediapembelajaran tersebut.
Jadi, dari contoh di atas maka dapat kita simpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran yang terencana dan tepat dapat membantu siswa/i memahami
pesan pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran oleh si pebelajar dianjurkan guna membantu si pebelajar sendiri dan
pembelajar demi menciptkan atmosferpembelajaran yang joyfull learning, efektif,
aktif dan kreatif serta menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/i. Di
samping itu, perlu kita ingat bahwa gurulah yang berperan sebagai “director of
learning” yang mana guru diharapkan pandai mengarahkan dan mengatur kegiatan
pembelajaran agar tercipta keberhasilan belajar.
Schramm (1977) dikutip dalam Rudi dan Cepi (2008: 6) menjelaskan bahwa
media pembelajaran adalah “teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran”.
Azhar (2011) media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran
49
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
3. MEDOTE PEMBELAJARAN
50
a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau
gairah belajar siswa.
b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut.
e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian
bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang benar-benar dipikirkan oleh
seorang guru.
51
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang
tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode
pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat
motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut
Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena
adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi
akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
52
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik
terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang
bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah N.K.
(1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya
disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi
pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar
menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu
sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak memiliki
tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukur untuk menyeleksi mana
kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk
mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen
metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan
dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang
digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan
53
bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apabila
artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
54
yang hendak diisi kedalam diri setiapa anak didik. Artinya, metodelah yang harus
tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan
yang bagaimana dikehendaki oleh tujuan,maka metode harus mendukung
sepenuhnya.
3. Guru harus tanggap dengan situasi yang darurat dan segera mengganti
metode pembelajaran
Tentunya mood anak didik bisa berubah-ubah setiap saat. Terkadang anak
berangkat ke sekolah dengan mood yang baik namun terkadang ia berangkat ke
sekolah dengan mood yang berantakan. Sebelum memulai proses pembelajaran,
guru harus mampu melihat situasi dan kondisi anak anak didik. Selanjutnya guru
harus dengan sigap mengganti metode awal yang telah direncanakan. Misalnya :
Awalnya guru menggunakan metode ceramah, namun setelah mengetahui kondisi
mood anak didik yang kurang baik, anak didik dibagi kedalam beberapa kelompok
belajar dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Disana semua anak didik dalam
kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu
masalah, dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk
pembelajaran anak didiknya, yaitu metode problem sloving.
55
permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar.
Metode mengajar yang duru gunakan dalam setiap kali pertemuan di kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan
tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu
tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu.
Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu,
sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan
yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan.
Buckley dan Jim Caple (2004: 189) menyebutkan secara umum ada 2 (dua)
kategori strategi dalam pembelajaran yaitu: centralized (yang berpusat pada
56
Widyaiswara dan decentralized yang berpusat pada peserta. Pendekatan
pembelajaran berpusat pada Widyaiswara akan menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), seperti strategi deduktif/ekspositori.
Menurut Goad (1997) ada 4 (empat) kategori yang perlu diperhatikan ketika
kita ingin menggunakan strategi pembelajaran yakni 1) pertimbangan kelas, 2)
individualisasi peserta (selfpaced), 3) dukungan media, dan 4) biaya.
4. EVALUASI
57
dalam menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi
terhadap perencanaan kompetensi anak yang sangat menentukan dalam konteks
perencanaan Dalam hal ini yang memiliki peran penting adalah guru. Dimana
seorang guru tidak sebatas menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik, tetapi
juga harus mengevaluasinya untuk mengetahui tercapai atau tidak tujuan
pembelalajaran yang diharapkan, serta untuk mengetahui perkembangan yang
dialami peserta didiknya. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan dan untuk memperoleh
informasi-informasi perkembangan yang dialami peserta didiknya, kemudian
dianalisis dan dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan
Evaluasi penting bagi guru untuk memberikan umpan balik apa yang
diperlukan untuk menyempurnakan proses pembelajaran (Uyu Wahyudin : 2010).
58
Evaluasi proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan
dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
59
Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu
(incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya
didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK,
tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai
sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik.
Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa
pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
2. Tes Lisan
a. Penugasan
60
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan
pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment
for learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai
karakteristik tugas yang diberikan.
b. Portofolio
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
61
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk
mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas
tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan.
c. Penilaian Portofolio
62
ialah penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan
atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Secara umum, jenis pelaksanaan tes mencakup: tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan/performansi. Dalam tes tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk esai,
objektif, atau gabungan dari keduanya. Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengemukakan ide-ide dan pendapat-
pendapat secara lisan. Sebagai alat evaluasi belajar, soal-soal tes lisan pada
dasarnya berbentuk esai (Subino, 1989:1-7).
5. Sarana Prasarana
63
Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara
nasional pada Bab VII Pasal 42 disebutkan bahwa :
64
Saroni (2006: 85) Untuk kelancaran suatu proses, sudah barang tentu aspek
sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan harus ada. Demikian juga
dalam upaya untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran yang kondusif. Agar
proses pembelajaran dapat terlaksanakan sebagaimana tujuan yang telah ditetapkan,
maka perlu didukung oleh sarana prasana yang sesuai dengan kebutuhan. Tanpa hal
tersebut, proses yang dilakukan pasti akan mengalami hambatan yang besar.
Nurhattati Fuad dalam Sinta (2019) Agar sarana dan prasarana pendidikan
yang dibutuhkan sekolah berfungsi optimal dalam mendukung pembelajaran
disekolah, maka diperlukan warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga
administrasi) yang memahami dan mampu mengelola sarana dan prasarana
pendidikan secara profesional.Hal ini sejalan dengan kebijakan yang telah
digariskan oleh Kemdikbud tentang standar kompetensi yang harus dimiliki oleh
warga sekolah.Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh warga sekolah
adalah kompetensi manajerial sekolah yaitu kepala sekolah harus memiliki
kemampuan mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaannya secara optimal.
65
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan tujuannya secara umum
yaitu memberikan fasilitas dan pelayanan secara professional di bidang
sarana dan prasarana di sekolah dalam rangka terealisasinya proses
pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien. Secara terperinci tujuan
dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:
a. Agarmengusahakan pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan dengan
sistem perencanaan dan pengadaan yang terstruktrur dan seksama.
b. Mengusahakan penggunaan sarana dan prasarana atau kelengkapan
sekolah/madarasah secara tepat dan efisien.
c. Agarmemberi jaminan kesiapan operasional peralatan supaya mendukung
lancarnya pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
d. Untuk mengusahakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan,
sehingga keadaanya selalu dalam kondisi siap pakai ketika dibutuhkan oleh
semua personil sekolah.
Adapun manfaatnya dari pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu
sebagai berikut:
a. Menyiapkan data dan informasi dalam upaya penentuan dan penyusuanan
rencana barang yang di perlukan
b. Menyajikan data dan informasi supaya dijadikan bahan atau pedoman
dalam pengarahan pengadaan barang
c. Menyajikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman
dalam penyaluran barang
d. Menyajikan data dan informasi dalam penentuan keadaan barang (sudah
lama, rusak) sebagai dasar penambahan atau penghapusan barang
e. Menyajikan data dan informasi dalam rangka membantu pengawasan dan
pengendalian barang
f. Menyajikan data dan imformasi dalam mengontrol dan mengevaluasi
saran prasarana dalam sebuah lembaga tersebut.
Megasari (2014) Dengan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun untuk berada di dalam lingkungan sekolah.
Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan
66
layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar
proses pembelajaran bisa berlangsung efektif. Jadi secara umum, tujuan
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan secara
professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci,
tujuannya adalah sebagai berikut:
Sinta (2019) Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang akan
menentukan apakah sebuah proses pembelajaran bisa berjalan efektif atau justru
sebaliknya. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang baik dibutuhkan alat dan
67
media yang digunakan sebagai penunjang. Sebagai contoh, proses pendidikan tidak
bisa berjalan dengan efektif jika ruang kelas yang digunakan sebagai tempat belajar
tidak terawat atau bahkan sudah tidak layak pakai.Oleh karena itu, pengelolaan
terhadap sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan harus dilakukan
secara profesional dan proporsional
6. Kurikulum
68
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum.
Zakaria dalam Setiada (2016) Domain sikap merupakan domain yang banyak
dikeluhkan dalam proses penilaian Kurikulum 2013. Penilaian sikap (afektif) dalam
berbagai mata pelajaran secara umum dapat dilakukan dalam kaitannya dengan
berbagai objek sikap sebagai berikut.demikian, hal itu dapat untuk mengetahui hasil
dari proses pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai tersebut dalam diri siswa.
69
keterampilan yaitu: (1) gerakan refleks atau gerakan yang tidak sadar, (2)
keterampilan gerakan dasar, (3) kemampuan perseptual untuk membedakan auditif
dan motoris, (4) kemampuan dibidang fisik (kekuatan, keharmonisan dan
ketepatan), (5) gerakan skill mulai sederhana sampai kompleks dan (6) kemampuan
yang berkenaan dengan komunikasi gerakan ekspresif dan interprestatif.
70
lainnya dari masyarakat yang memiliki perhatian terhadap kurikulum sekolah.
Kurikulum ini biasa disebut dengan School Based Curriculum Development
(SBCD) atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan
kurikulum oleh satuan pendidikan akan menghasilkan desain kurikulum yang
berbeda-beda, akan tetapi lebih mudah dipahami, dikuasai, dan dilaksanakan oleh
guru karena mereka ikut serta dalam pengembangannya.
Barrett & Rata dalam Juleha (2019) Kurikulum dalam sebuah lembaga atau
sebuah negara mempunyai peran sangat penting, dan kurikulum itu senantiasa terus
berkembang menyesuaikan diri dari zaman ke zaman, sedangkan problematika,
berasal dari akar kata bahasa inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-
teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan agar peserta output dan siswa
atau peserta didik bisa dengan mudah mengikuti perkembangan yang ada. Ada
empat masalah yang harus diperhatikan meliputi bidang cakupan, artikulasi
relevansi dan kemampuan transfer. Para ahli pendidikan seperti Thorndike, Daniel
dan L. N. Tanner serta Taba menyepakati bahwa jika guru hendak mentransfer nilai-
nilai maka terlebih dahulu harus diperhatikan prinsip-prinsip umum dari proses
transfer yaitu: (a) transfer merupakan hati nurani dan pendidikan; (b)proses transfer
memungkinkan untuk dilakukan; (c) proses transfer dimulai dari situasi yang lebih
dekat, ke situasi luar kelas yang lebih jauh dan luas; (d) hasil transfer akan lebih
bermakna (meaningful) jika guru membantu siswa dalam menderivasi, generalisasi,
serta menetapkan generalisasi tersebut; (e) secara umum, bisa dikatakan bahwa
71
ketika siswa memperoleh pengetahuan bagi dirinya, proses transfer tersebut telah
berhasil.
Al- Jawi (2006) Kurikulum harus terstruktur dan terprogram mulai dari
tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dapat
menjadi jaminan bagi ketersambungan pendidikan setiap anak didik pada
setiapjenjangnya. Selain muatan penunjang proses pembentukan kepribadian yang
beragama secara terus-menerus diberikan mulai dari tingkat TK hingga Perguruan
Tinggi.
Juleha (2019) urikulum harus bisa mengikuti alur yang ada pada masyarakat.
Kurikulum harus dapat menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam setiap
persoalan yang dihadapi. Sehingga sudah selayaknya kurikulum terus dan terus
diperbaharui dan dikembangkan. Sejalan dengan zaman, tantangan di dunia
pendidikan dalam rangka membekali siswa siswi menjadi pribadi lurus dan siap
hidup dalam keadaan apapun. Kurikulum harus responsif dan komprehensif dalam
kehidupan sosial tidak overload, relevan, dan mampu menyeimbangkan
keberagaman dan keperluan dalam setiap masa. Dalam menghadapi kondisi
Indonesia yang mengalami krisis moral yang disebabkan merosotnya nilai-nilai
karakter bangsa, dan lahirnya para generasi yang tidak sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional. Maka perlu adanya penekanan pembelajaran pendidikan
karakter.
7.Kualitas Siswa
72
• Kemampuan Kognitif
Darouich dalam Basri (2019) Aspek kognitif merupakan salah satu aspek
psikologis yang sangat perlu dipahami dan dihayati oleh seorang pendidik
karena hakikat pembelajaran yang diselenggarakan pendidik harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Sistem kognitif itu
sendiri adalah perangkat pengolah yang kompleks pada manusia yang
mampu memperoleh, melestarikan, memproses dan mentransmisikan
informasi.
Darouich dalam Basri (2019) Perkembangan kognitif berfokus pada
keterampilan berpikir, termasuk belajar, pemecahan masalah, rasional, dan
mengingat. Perkembangan keterampilan kognitif berhubungan secara
langsung dengan perkembangan keterampilan lainnya, termasuk
komunikasi, motorik, sosial, emosi, dan keterampilan adaptif. Dengan kata
lain kemampuan kognisi individu akan meningkat secara bertahap sejak
lahir melalui interaksi anak dengan lingkungannya.
Basri (2019) Pada masa anak, peningkatan perkembangan kognitif
sangatlah cepat, dimana anak lebih cepat menangkap dan mengingat sesuatu
yang terlihat jelas baginya. Struktur kognitif umum yang memengaruhi
semua pemikiran anak merupakan tahap perwakilan pemahaman anak
tentang realitas pada masa itu. Anak biasanya berperan aktif dalam
perkembangan diri mereka sendiri, dimana mereka mencari pengalaman
baru dan
mencoba untuk memahami apa yang mereka lihat dan dengar, dan bekerja
secara aktif
untuk memahami perbedaan antara informasi baru dan apa yang
sebelumnya mereka yakini benar.
Kemampuan kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual (Haryati 2009). Ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang menurut Lorin W.
Anderson dan David R. Karthwohl terdiri dari enam aspek, yakni mengingat
(C1, remember), mengerti (C2, understand), memakai (C3, apply),
menganalisis (C4, analyze), menilai (C5, evaluate) dan mencipta (C6,
73
create). Keenam aspek di atas disusun berdasarkan struktur piramidal dari
aspek yang paling sederhana hingga aspek yang paling kompleks. Adapun
kemampuan kognitif seseorang dibagi menjadi dua bagian, yaitu
kemampuan kognitif tingkat rendah dan kemampuan kogntiif tingkat tinggi.
Kemampuan kognitif tingkat rendah merupakan tiga level terendah dalam
taksonomi Anderson, yaitu mengingat, memahami dan memakai (Purwanti,
49). Menurut Anderson dan Krathwohl (Nofiana 2014) indikator untuk
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan.
Sumarni, dkk (2019) Kemampuan kognitif ditunjukkan oleh
keberhasilan siswa di dalam kelas setelah menerima pembelajaran dan
menjalani evaluasi. Kemampuan kognitif siswa dianalisis berdasarkan hasil
tes secara keseluruhan ditinjau dari persentase siswa yang mencapai KKM.
Sejalan dengan kemampuan kognitif siswa dalam menganalisis dan
mengevaluasi, maka siswa juga akan memiliki kemampuan menghasilkan
ide-ide yang kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Ejiwale dalam Surami, dkk (2019) Integrasi dalam pembelajaran dapat
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, baik pada aspek pengetahuan
dan pengaplikasian pengetahuan untuk memecahkan masalah, serta dapat
mengaktualisasi kompetensi literasi sains (Permanasari, 2016).
Surami, dkk (2019) Pemahaman konseptual merupakan komponen
penting dari pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi suatu masalah.
Pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam
pembelajaran kimia, berarti dalam mempelajari kimia siswa harus
memahami konsep kimia terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-
soal dan mampu mengaplikasikan pemahamannya di dunia nyata. Konsep-
konsep dalam kimia terorganisasi secara sistematis, logis dan hirarkis dari
yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Kenyataan ini juga
didukung hasil wawancara yang telah dilakukan terkait pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari sebagai dasar untuk belajar
kimia secara bermakna.
74
Mullis dalam Surami (2019) Tingkat ketercapaian kemampuan berpikir
kreatif siswa yang baik, masih terdapat siswa yang ketercapaian
kemampuan berpikir kreatifnya pada kategori cukup. Hal ini dapat
dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang berpusat pada
mereka, soal-soal yang berbeda dari biasanya, pemahaman, keaktifan dan
keterlibatan yang kurang sehingga pemahaman terhadap materi yang telah
dijelaskan sebelumnya masih lemah. Hal tersebut diperkuat berdasarkan
hasil Trend International Mathematics and Science Study (TIMMS)
menyebutkan bahwa tingkat kemampuan kreativitas siswa di Indonesia
tergolong rendah, karena siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal
kategori high and advance yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam menyelesaikannya.
• Kemampuan Psikomotor
75
(pengamatan). Lembar observasi merupakan instrumen penilaian yang relevan
dalam mengukur capaian pembelajaran pada aspek keterampilan. Dengan
artian, metode observasi dapat menjadi alat untuk menilai hasil dan proses
belajar psikomotorik siswa. Misalnya untuk menilai tingkah laku siswa ketika
praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi siswa dalam simulasi dan hal
serupa lainnya.
76
sedangkan yang tidak normal akan menghambat dalam bergaul dengan teman
sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan
e). Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi
perkembangan self concept (kepribadian anak)
1. Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan
lambat. Hal tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf
belajar untuk mengendalikan gerakan gerakanya. Dia harus berfikir sebelum
melakukan suatu gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat
kesalahan dan kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.
2. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang
lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat
mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang
sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam
perkembangan psikomotorik oleh karena itu gerakan gerakan dalam tahap ini
belum menjadi gerakan yang bersifat otomatis. Pada tahap ini siswa ataupun
anak masih menggunakan pikiranya untuk melakukan suatu gerakan, tetapi
waktu yang diperlukan untuk berfikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia
berada pada tahap kognitif. Gerakannya sudah tidak kaku kerena waktu yang
dipergunakan untuk berfikir lebih pendek.
3. Tahap otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang
tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat
memperbaiki gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap
otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk
melakukan gerakan gerakan. Pada tahap ini gerakan yang dilakukan secara
77
spontan oleh karenanya gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan
pembelajaran untuk memikirkan tentang gerakanya.
Tumbuh kembang potensi psikomotorik anak memerlukan stimulasi
stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Pada anak anak dapat dilakukan
stimulasi diantaranya dengan :
a. Diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar;
b. Ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga;
c. Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari; dan
d. Baris berbaris secara sederhana.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara menggambar,
menari, memainkan alat musik (piano, guitar), anak menggali pasir dan tanah,
menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu batu, dedaunan atau
benda kecil lainya, dan bermain permainan luar ruangan seperti bermain
kelereng. Peningkatan potensi psikomotorik halus ini merupakan modal dasar
untuk menulis.
• Kemampuan Afektif
Mardapi dalam Riscaputanri, dkk (2018) menjelaskan bahwa instrumen
yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan afektif adalah bentuk
kuesioner dengan disajikan kasus yang selanjutnya siswa diminta untuk
memberi respon. Kuesioner yang baik tentu dalam pembuatanya telah
melalui prosedur.
Riscaputanri, dkk (2018) Definisi tersebut dapat diartikan bahwa dalam
memilih karakteristik pada pengembangan instrumen ranah afektif
perluberhati-hati dalam mempertimbangkan pemilihan teori secara
konstruk. Dengan pemahaman yang baik dapat menghasilkan definisi
operasional yang valid untuk masing-masing karakter pada ranah afektif.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan penilaian afektif tidak boleh
sembarangan dalam membuat definisi operasional yang kemudian
dikembangkan menjadi indikator-indikator sikap yang akan dinilai. Guru
tentu perlu memahami hal ini sebagai upaya membantu mengenali sikap
yang tercermin dari diri siswa. Selain itu, pada penyusunan butir-butir perlu
78
dilakukan pengujian validitas dan mengestimasi reliabilitas. Validitas
dilakukan untuk memastikan layak digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, dan estimasi reliabilitas dimaksudkan instrumen tersebut
memiliki keajegan atau konsisten dalam mengukur kemampuan afektif
siswa, dalam hal ini adalah sikap siswa.
▪ Penerimaan ( Receiving/Attending)
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon
stimulasi yang tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau
penghargaan terhadap orang lain. Dalam domain atau ranah afektif,
penerimaan merupakan hasil belajar yang paling rendah. Contohnya,
mendengarkan pendapat orang lain.
▪ Responsif (Responsive)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat
ketika siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak
memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan
selalu memiliki motivasi untuk bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh,
ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu pelajaran.
▪ Penilaian (Value)
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap
sesuatu, seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan pendapat.
Juga kemampuan untuk menyatakan mana hal yang baik dan yang kurang
baik dari suatu kegiatan atau kejadian dan mengekspresikannya ke dalam
perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan kelompok untuk suatu materi
pelajaran.
▪ Organisasi (Organization)
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda
yang membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai
internalnya sendiri, dan menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya.
Juga mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang ada dan
menyelaraskan berbagai perbedaan.
79
▪ Karakterisasi (Characterization)
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya. Kesemua
hal ini akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada hubungannya
dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah
berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk diperkirakan.
Ardil dalam Hidayat (2020) prosedur penetapan KKM yang dibuat dan
diikuti oleh sekolah dengan baik, benar dan sesuai dengan aturan prosedur
penetapan KKM, maka akan meningkatkan mutu sekolah. Agar dapat
meningkatkan mutu sekolah maka perlu perhatian khusus dalam hal-hal penetapan
KKM.
80
2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing- masing sekolah,
2. Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data antara lain tentang:
a) KD, yang dapat dicapai oleh 75% -100% dari jumlah peserta didik.
b) KD, yang dapat dicapai oleh 50% -74% dari jumlah peserta didik.
c) KD, yang hanya dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah peserta didik.
81
ditetapkan pada setiap awal tahun pelajaran. Guru menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria,
yaitu kompleksitas, daya dukung dan kemampuan (intake) peserta didik.
1. Guru yang memahami kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik;
3. Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajaranya
memerlukan pengulangan atau latihan;
82
Sintesis
3. Semakin baik metode itu maka semakin efektif Pula pencapaian tujuan
pembelajaran ,banyak sekali jenis-jenis pembelajaran,metode juga bisa kita bilang
strategi , strategi adalah Rancangan kerja ada 4 hal yang harus di perhatikan
sebelumnya memilih metode pembelajaran yaitu 1.materi pembelajaran,
2.pertimbangan kelas 3.inividual, 3.dukungan media
83
kurang efektif. Setelah terpenuhi sarana prasarana disuatu instansi maka perlu
dijaga dan dikelola dengan baik oleh seluruh warga sekolah baik itu guru, kepala
sekolah, tenaga administrasi bahkan juga siswa. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang baik dibutuhkan alat dan media yang digunakan sebagai
penunjang. Sebagai contoh, proses pendidikan tidak bisa berjalan dengan efektif
jika ruang kelas yang digunakan sebagai tempat belajar tidak terawat atau bahkan
sudah tidak layak pakai.Oleh karena itu, pengelolaan terhadap sarana dan prasarana
dalam sebuah lembaga pendidikan harus dilakukan secara profesional dan
proporsional.Perlu adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
6. Kurikulum
Kurikulum di Indonesia sering berganti seiring dengan waktu. Banyak dari pro
dan kontra masalah saat pergantian kurikulum. Saat ini sistem pendidikan di
Indonesia masih memakai Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan
pendekatan saintifik pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah.
Implementasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan meningkatkan daya saing bangsa seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Penerapan Kurikulum 2013 diharapkan dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif inovatif dan afektif,
melalui penguatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Banyaknya
Pro dan kontra sehingga banyak yang mengatakan pergantian kurikulum hanya
sebatas namanya saja. Kurikulum seharusnya bisa mengikut alur yang ada pada
masyarakat. Kurikulum dapat menjadi jaminan bagi ketersambungan pendidikan di
Indonesia. Maka sudah sepantasnya pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan
kebutuhan yang dibutuhkan saat itu.
84
7. Kualitas Siswa
8. KKM
2.2 Temuan
No Pertanyaan jawaban
85
yang perlu dibawa kekelas itu adalah
sederhana saja, yaitu eee...bola
lampu senter, kemudian baterai,
kemudian eee...kawat penghantar.
Artinya, media yang digunakan
adalah media yang sangat
sederhana.
86
Jika anak didik memang
mengikutinya dengan seksama atau
dengan serius, mereka pasti
mendapatkan nilai yang diatas rata-
rata.
5. Dari dulu hingga sekarang Oke baik, kalau kesulitan itu tidak
kurikulum sering berubah-ubah ada. Tapi untuk siswa pasti ada
apakah ada kesulitan yang kesulitan yaitu pendidikan sekarang
terdapat di kurikulum baru?
yang diutamakan adalah karakter.
Karakter atau afektifnya, kemudian
psikomotornya, kemudian
kognitifnya. Jadi karena yang
87
terakhir kognitif, maka kebanyakan
siswa sekarang kalau saya bedakan,
kebanyakan yang malas. Karena
yang diutamakan disitu adalah
pendidikan yang mengacu kepada
afektif yang diutamakan.
88
penjelasan di PTM. Nah, begitu dia
supaya optimal
89
Kalau yang itu perlu. Justru itu bisa
jadi lebih dari yang ditetapkan.
Misalnya KKM 70, kalau orang yang
sudah mempunyai cita-cita, kalau
dibuat juag 80 atau bahkan 90,
mereka pasti bisa melaluinya. Atau
mereka pasti bisa eee, mencapainya.
Kenapa dibuat KKM? Supaya anak-
anak atau siswa/i itu bisa berlomba
untuk mencapai KKM itu.
Bagaimana cara bapak /ibu Oke baik , kalau afektif ini saran
11. membentuk Pendidikan afektifnya sesuai dengan biasanya
efekti(sikap) peserta didik tidak menyimpang itu dengan
dalam proses pembelajaran?
psikomotorik dan kognitifnya. Jadi
sikapnya itu adalah dipetakan atau
dikelompokkan bahwa yang benar-
benar masuk IPA harus dimasukkan
90
kedalam IPA, yang benar-benar ke
IPS maka harus dibuat ke IPS. Jangan
dibuat yang tidak masuk diakal ya di
IPA, masuk ke IPA. Jadi salah jurusan
namanya itu.
91
Bagaimana cara bapak /ibu itu mirip dengan pertanyaan yang ke
13. agar hati,pikiran dari peserta 2. Tadi saya bilang diupayakan kalau
didik bisa sejalan aga bisa bisa. Sebenarnya fisika itu ada 3, yang
memahami materi fisika yang
pertama itu adalah harus terjadi dulu
ibu jelaskan
pemahaman, harus mengerti dulu
siswanya. Yang kedua, siswa harus
paham interaktifnya kemana.
Misalnya usaha dan energi, siswa
harus paham apa itu usaha dan
energi. Yang berikutnya, bagaimana
hubungannya?. Yang ketiga, kalau
sudah paham maka harus
diaplikasikan. Contohnya, jika kita
ambil barang orang tapi tidak ada
perpindahan , maka usaha kita akan
sia-sia.
92
efesien khususnya dalam mata atau 3 orang mampu, maka harus
pelajaran fisika? kita tempatkan ke kelompok yang
kurang mampu dengan alasan
biasanya kalau dia misalnya tahu, dia
semakin giat apalagi dia sampai
mendapatkan hasil dan merasa puas,
dia akan mencari lagi. Jadi kita
tempatkan dia, kita buat mereka
untuk tukar informasi antara siswa
dan siswa. Jadi, dengan demikian
pasti yang tidak mampu akan
bertanya kepada yang mampu. Nah
demikianlah pertukaran informasi
tiap anggota kelompok.
18. Jika ada siswa yang tidak biasanya jika ada siswa seperti itu
menyukai fisika ,apa tanggapan maka dia malas masuk ruangan,
ibu mengenai hal tersebut dan malas bergabung dengan temannya.
hal apa yang harus ibu
Biasanya tampak dari kehadiran dan
lakukan?
sering mencari alasan-alasan, maka
93
kita harus memberikan perhatian
yang ekstra, diadakan pendekatan
kepada siswa tersebut.
Apa ada acara evaluasi hasil Yang paling besar sebenarnya adalah
20. pembelajaran selain ujian bu/ nilai siswa itu diambil dari ketika
pak? PTM atau pembelajaran tatap muka.
Atau ketika PTM berlangsung,
sebenarnya nilai sudah dapat disana,
apalagi sepert Roiman. Kan begitu?
Nah kalau misalnya kita buat 5 kali
atau 6 kali kuis, biasanya sebelum
kita buat ulangan harian,atau UTS,
atau ujian semester, biasanya sudah
dapat disana siapa yang minat
belajarnya ada atau tidak.
94
2. Nama sekolah : SMAN 1 MERANGIN
Nama guru :Drs.partono
No pertanyaan jawaban
1. Bagaimana media pembelajaran Ya kadang-kadang ada yang pakai
yang bapak/ibu gunakan saat HP,kadang-kadang manual,
pembelajaran dikelas,terutama kadang-kadang ke laboratorium,
di pembelajaran fisika? haya itu lah. Kalau misalnya pas
daring pakai Google Classroom
itulah yang sekarang kita pakai
2. Bagaimana pandangan Karna pada dasarrnya untuk
bapak/ibu terhadap siswa yang pelajaran fisika, rata-rata anak
memiliki rasa suka atau tidak itu memang kurang. Karena
suka terhadap pembelajaran fisika itukan dasarnya dari
fisika? matematik, kerena kebanyakan
kesulitan di matematika, tahu
rumus tapikan penyelesaiannya
ada, jadi yang
minat itu mungkin ya anak-anak
yang memang kemauan ada, bagi
anak-anak yang kemauannya
kurang, ya otomatis dia kurang
suka lah atau mungkin karena
pembelajarannya sedikit agak
sulit jadi anak-anak malas untuk
belajar
95
3. Bagaimana cara evaluasi yang Penilaian secara keseluruhan
bapak/ibu gunakan dalam pertama dengan pengamatan,
menilai hasil prestasi anak karena didalam pembelajaran kita
didik? melihat anak itu mampu atau
tidak diberi tahu, anak ini
bisa,anak itu tidak itu sudah
kelihatan. Kemudian di dukung
dengaan ujian semester,mit
semester,dan itu nanti kita
simpulkan maka akan dapatlah
nilai dari anak tersebut
96
psikomotorik peserta didik ratanya diatas memang semangat
dalam pembelajaran fisika begitu, psikomotoriknya bagus,
sesuai penilaian bapak/ibu? tapikan kalau anak-anak yang
kemampuannya dibawah
kadang-kadang sekedar saja
datang, sekedar duduk, sekedar
saja mendengar,itu mah tingkah
lakunya kurang
97
9. Mengapa dalam pembelajaran Penting juga, KKM itu kan
terhadap nilai KKM ,menurut standar ketuntasan belajar, jadi
ibu apakah nilai KKM tersebut kalau tidak ada standarnya, kan
efektif untuk menunjang tidak ada target. Jadi KKM itu
Pendidikan di sekolah? sangat dibutuhkan karena untuk
mengejar target, kalau ga ada
target, hidup seenaknya saja,
bebaskan? Tapi kalau ada
standar itu kan minimal dia
berusaha untuk mencapai target
tersebut
98
.
12. Bagaimna starategi bapak /ibu Untuk merubahnya saya rasa
untuk mengubah pola pikir susah juga, memang fisika itu
siswa yang sudah tertanam bukan masalah sulit atau tidaknya,
bahwa fisika itu sulit ? kemauan anak itu kurang untuk
mempelajarinya, kalau misalnya
dimotivasi apapun tapi kalau
kemauan anak juga kurang sulit
juga,pada dasarnya memang
kuncinya adalah semangat anak
untuk belajar itu, bagaimana
motivasi bahwa pembelajaran itu
penting untuk masa depan,
pelajaran itu penting tidak hanya
fisika saja tapi keseluruhan
penting sehingga kalau yang
lainnya semangat otomatis fisika
juga semangat
13. Bagaimana cara bapak /ibu agar Dalam memberikan materi kita
hati,pikiran dari peserta didik otomatis santai tidak istilahnya
bisa sejalan aga bisa memahami mengejar target harus tercapai
materi fisika yang ibu jelaskan kalo bagi bapak semester satu
tidak mau kurikulum yang penting
anak itu paham dulu, menguasai
materi dulu, baru
belajar.kemudian dibuat ya
istilahnya tidak terlalu terburu-
buru.
14. Bagaimana solusi jika media Kalau saya rasa kalo di SMAN 1
pembelajaran di sekolah kurang cukup banyak kalau untuk
memadai terutama di media-medianya
pembelajaran fisika? kalau bisa juga digunakan untuk
99
alam, misalnya kalo ingin belajar
yang masuk di alam. Ya Cuma
itu teori kadang-kadangkan
prakteknya kan ada sebagian
anak yang keberatan berkarya di
alam untuk belajar, tapikan
merasa penting dan sebagainya.
Memang perlu pengawasan yang
ketat.
100
materi dalamproses dibutuhkan pertama teori
pembelajaran itu sendiri ? materinya harus dikuasai,media
pembelajaran juga
harus dikuasai
18. Jika ada siswa yang tidak Gapapa kalau anaknya ga suka
menyukai fisika ,apa tanggapan sama fisika berarti memang
ibu mengenai hal tersebut dan belum suka pada saat itu kan
hal apa yang harus ibu lakukan? yang penting ikut dalam
pembelajaran, suka ga suka anak
harus mengikutikan
.
19. Menurut ibu/ bapak bagaimana Ya kalau bagi guru yang penting
pandangan mengenai juga ketulusan atas kita juga ga
pergantian kurikulum yang di bisa untuk mengubah
lakukan oleh pemerinta? alasan ya yang penting kita jalani
saja, kurikulum berubah berulang-
ulang yang penting kita ikuti
proses pembelajaran sesuai
dengan keputusan pemerintah
20. Apa ada acara evaluasi hasil ya tadi itu di saat pembelajaran
pembelajaran selain ujian bu/ kalau kita semantkan pertanyaan
pak? berarti anak itu paham oh berarti
anak itu berhasil menguasai
masalah materi kita tidak
evaluasi dalam bentuk tes tapi
juga pengamatan di daklam
pembelajaran
101
3. Nama sekolah: SMAN 13 KERINCI
Nama guru : FIRYATI S.Pd
No Pertanyaan jawaban
102
fisika seperti ini loh jadi bukan
rumus ,emang iya sama ini orang
berfikir fisika itu rumus ,saya saja
guru yang dulunya juga berpikir
fisika itu sulit karena sudah turun-
temurun orang berpikir fisika itu
rumus, turunan rumus pemecahan
rumus padahal hakikatnya nya
bukan seperti itu, setelah kita
mempelajari fisika nah kita tahu
bahwa jika misalnya didalam
spritual kebesaran Tuhan itu
ternyata tiada duanya, atau
mungkin secara sosial oh ternyata
Kenapa sih itu terus bergerak
ternyata ada yang mengatur kita
juga menerima adanya hal-hal
yang tidak nampak seperti arus
listrik tetapi ada itu akan kembali
ke kita oh ternyata banyak hal-hal
yang tidak terlihat tetapi ada jadi
menambah keyakinan kita bahwa
tidak semua tidak semua yang
tidak terlihat itu tidak ada tapi
kemampuan kita lah yang
kemudian kita sadari sebagai
hamba itu sangatlah terbatas
pandangan kita sangat saja suara
dari 20 - 2000 hz selebihnya itu
kita tak mampu jika jika kita
wajib menyadari bahwa kita tidak
ada apanya apanya itu
103
membuktikan bahwa fisika bukan
hanya sekedar rumus turunan
rumus tapi banyak hal-hal yang
menarik di dalam fisika dengan
adanya hal menarik tentunya akan
membuat siswa siswi akan lebih
menyukai fisika.
104
apakah ada kesulitan yang karena materinya tetap itu juga
terdapat di kurikulum baru? hanya beberapa saja kemudian
dipindahkan atau digantikan
posisi dan itu tidak bersalah
105
tugas ulangan ulangan ulangan
nah itu akan mengoptimalkan jika
semua itu berjalan dengan
kesinambungan cenderung
konstan tugas kita adalah untuk
memotivasi siswa agar siswa
punya motivasi dalam dirinya
untuk bisa mencapai hasil yang
baik.
106
ibu apakah nilai KKM tersebut tolak ukur kita mau bekerja tolak
efektif untuk menunjang ukur kita apa, nah KKM itu
Pendidikan di sekolah? diambil dan ditentukan tidak
sembarang karena Kkm itu
diambil dengan menganalisis
indikator maka tentu kkm itu
sangat penting bagi kita Kenapa
kok tumbuh angka 60 timbul
angka 70 karena antarkelas itu
berbeda KkM maka kkm itu
penting kalau efektifitasnya ya
untuk pembelajaran kalau untuk
proses ia tidak begitu tapi
mempengaruhi dan itu penting
kkm itu memang harus ada setiap
sebagai tolak ukur atau titik
pijakan guru untuk melangkah
apalagi dalam proses penilaian
nanti.
107
pembelajaran kita dilakukan untuk
mengakses internet maka barang
itu sudah tersedia.
11. Bagaimana cara bapak /ibu Kepada karena penilaian yang kita
membentuk Pendidikan lakukan tidak hanya penilaian
efekti(sikap) peserta didik kognitif saja tapi ada juga
dalam proses pembelajaran? penilaian sikap maka saya
mempunyai indikator sendiri
untuk membentuk sikap karena
sikap itu penting sikap spiritual
sikap sosial itu paling duluan
dalam rapat karena itu memang
lebih penting orang boleh pintar
setinggi langit tapi tanpa akhlak
dan sikap tetap tidak ada gunanya
maka untuk membentuk sikap
afektif itu tidak bisa semudah
membalikan telapak tangan tapi
perlu ketekunan perlu kedisiplinan
maka saya terapkan siswa tidak
boleh terlambat jika mereka
terlambat saya suruh duduk di
lantai jadi siswa jarang terlambat
titik saya memberikan sedikit
hukuman tapi tidak menyakitkan
itu memang sudah saya dan
peserta didik sepakati dari awal
semester, tadi mereka jadi mereka
tidak sok mereka sudah tahu sama
tahu, dan banyak lagi kesepakatan
yang sudah saya buat misal tidak-
108
tidak buat tugas yang Alfa semua
sudah saya sudah mati hukuman
kecilnya jadi poin-poin yang
sudah kami sepakati di awal jika
mereka melakukan pelanggaran
mereka udah tahu diri misalnya
Bu maaf terlambat dan mereka
langsung duduk dilantai yang
seperti itu dengan demikian tentu
mereka lama-lama segan dan
malu lah jadi mereka disiplin jadi
sikap afektif yaitu dimulai dari
hal-hal kecil hingga menjadi
kebiasaan.
13. Bagaimana cara bapak /ibu agar Seseorang banyak kita temui
hati,pikiran dari peserta didik siswa badan yang di kelas
bisa sejalan aga bisa memahami matanya menatap kedepan tapi
materi fisika yang ibu jelaskan kosong, kita tahu karena seorang
guru juga dipenuhi dengan ilmu
109
psikologi yang mempunyai hanya
saja seperti ini siswa-siswi yang
seperti itu kalau dalam
pembelajaran tolong perhatikan
cuman ini permasalahan anak ini
kadang tidak butuh kita butuh
kerjasama dari semua pihak dan
komponen sekolah wali kelas saya
sebagai guru pelajar dan guru
daerah ini adalah hal yang
bermasalah badannya ada ada
bukunya ada catatannya nggak
ada apalagi ilmu yang didapat
juga tidak ada maka perlu
kerjasama perlu pemanggilan
perlu tidak lanjut dengan
pemindahan pindahan yang
bertahap
14. Bagaimana solusi jika media Iya kalau media kurang memadai
pembelajaran di sekolah saya membuatnya dia sendiri
kurang memadai terutama di apalagi sekarang sekarang
pembelajaran fisika? aplikasi-aplikasi sangat banyak
untuk belajar bisa membuat
sendiri seperti kemarin pandemi
dan dipakai buat praktikum
sendiri buatan sendiri bisa karena
memang kalau kita berharap dari
sekolah sama agak susah mungkin
sekolah tidak semua pikiran
dengan kita.
110
15. Bagaimana kemampuan efektif
peserta didik dalam
pembelajaran fisika sesuai
penilaian ibu?
111
19. Menurut ibu/ bapak bagaimana Kalau bicara kurikulum itu agak
pandangan mengenai ngeri karena kurikulum ranah
pergantian kurikulum yang di orang atas mau di rumah mau
lakukan oleh pemerinta? tidak dirubah kita dibawa tidak
bisa apa-apa karena secara secara
guru sebenarnya lelah dengan
kurikulum yang berubah-rubah
tukar-tukar tapi ya gimana lagi
kalau memang itu yang terbaik
dan menemukan yang cocok
cocok kita harus terus belajar
untuk bisa menerima, tapi kalau
bisa jangan sering tapi seandainya
seandainya tidak berubah berarti
kita tidak mengikuti zaman
sekarang boleh berubah se
disesuaikan dengan zaman mau
tidak mau semua harus berubah
hanya saja jangan terlalu sering
20. Apa ada acara evaluasi hasil Seperti yang saya bilang tadi tidak
pembelajaran selain ujian bu/ banyak perbedaan hanya saja
pak? perubahan posisi misal materi
GLBB pada KTSP di kelas 10 tapi
di kelas k13 kelas 11 misalnya
gitu kalau materinya tetap itu
112
4. Nama sekolah :SMAN 4 SUNGAI PENUH
Nama guru :Hj. Dra. ETIKA NAFRIDA
No Pertanyaan Jawabaan
1. Bagaimana media pembelajaran Kalau sebenarnya difisika kita
yang bapak/ibu gunakan saat menggunakan karena yang
pembelajaran dikelas,terutama sekarang ini teknologi bisa
di pembelajaran fisika? menggunakan animasi cuman
keterbatasan yang kadang-kadang
sinyal yang membuat kita tidak
bisa membuat hal itu dan
persiapan dari gurunya sendiri,
kebanyakan kalo dari ibuk
sekarang mengingat waktunya
yang sedikit ibuk lebih banyak
memakaikan cara lama dengan
penjelasan manual.Namun, siswa
sudah merangkumnya terlebih
dahulu dirumah.
2. Bagaimana pandangan Kalau masalah rasa itu tergantung
bapak/ibu terhadapsiswa yang kepada siswa itu sendiri, ada
memiliki rasa suka atau tidak siswa yang suka adapun tidak.
suka terhadap pembelajaran kita sebagai guru harus dapat
fisika? membedakan karena mereka
sudah mengambil jurusan ipa, ya
mau tidak mau merrka harus suka
menyukainya karena dia salah
satu mata pelajaran pokok tetapi
berbeda dengan jurusan IPS.
113
3. Bagaimana cara evaluasi yang Kalau ibuk masalah evaluasi, ibuk
bapak/ibu gunakan dalam merangkum kesemuanya.
menilai hasil prestasi anak Pertama, dulu ada menggunakan
didik? daring, itu ibuk mengambil sistem
diskusi karena jarang zoom. itu
dikarenakan keterbatasan sinyal
dan siswa banyak yang susah
diatur. Maka saya ambil hasil
daring mereka yang menjawab
hasil diskusi kita, kemudian
kedua, yaitu tugas yang diberikan
di classroom. Ketiga, soal-soal
yang dibahas dalam bentuk
latihan di sekolah dengan
keterbatasan waktu itu sudah ada
poin-poinnya mereka dan
berikutnya ditambah dengan nilai
yang mungkin ujian tengah
semester dan ujian semester itu
semua di rangkum.
4. Bapak/ibu adakah medote Metode ya, nah, kadang sekarang
khusus yang ibu gunakan dalam ini kita dituntut untuk bebas
mengajar agar para murid dapat merdeka belajar sebenarnya, tidak
mamahami materi mengejar kurikulum. Namun, itu
pembelajaran dan tidak merasa belum diterapkan pada
tertekan untuk memahami kenyataannya kita masih tetap
materi-materi yang di berikan? mengejar kurikulum yaa untuk
memikirkan hal-hal seperti itu tadi
dengan metode yang berbeda-
beda. kadang munculkan animasi,
powerpoint dengan menggunakan
114
teknologi tadi atau dengan cara
manual jadi tidak monoton gitu.
115
nilai tersebut dari kognitifnya
saja.
7. Apakah ibu/bapak mempunyai Itu tergantung sekolah dan
cara untuk mengopmtimalkan atasannya kalau pendidikan kita di
hasil belajar siswa pada mata Jambi ini. Kalau katanya daring
pelajaran fisika? saya tetap mengusahakan untuk
yang optimal. Optimalnya tadi
bagaimana selama jam pelajaran
itu kami menggunakan dalam
bentuk diskusi walaupun dalam
bentuk wa.
116
menurut bapak /ibu penting bereskan alat ukur namun itu
untuk ada di sekolah? sudah tidak bisa dipakai lagi.
Misalnya alat ukut kalua udah
karatan maka tidak bisa dipakai
lagi.
11. Bagaimana cara bapak /ibu Tadikan udah dari sekolah juga,
membentuk Pendidikan tujuan visi misi sekolah kita
efekti(sikap) peserta didik membentuk siswa yang
dalam proses pembelajaran? berakhlakul karimah paling tidak
pada saat mulai belajar membaca
yasin, membaca ayat pendek dulu
itu yang memang harus sikap
yang betul-betul. Jangan hanya
sekedar, kemudian yang Namanya
guru ya mendidik dan hanya
sekedar mengajar. Mengajar
mudah tetapi mendidik itu yang
sulit. Apa beda mendidik dengan
mengajar? Kalo mendidik kita
mengisi hati sedangkan mengajar
itu kita mengisi otak ya. Antara
dua ini seharusnya sejalan namun
bagi ibu penekanannya isi hati
dulu kalua hati sudah terisi otak
akan ngikut ya.
117
tentang hitungan tambah lagi alam
dan keaadan yang ada disekitarmu
selalu ada fisikanya. Jika kita mau
memikirkannya, jadi sebenarnya
fisika itu tidaklah sulit ya. Tetapi
sangat menyenangkan.
13. Bagaimana cara bapak /ibu agar tetapi kalau untuk sejalan
hati,pikiran dari peserta didik sebanyak siswa itu agak sulit,
bisa sejalan aga bisa memahami namun bagi siswa yang menyadari
materi fisika yang ibu jelaskan fisika itu penting kita akan sejalan
dan kita sebagai. Ibu lah ya, ibu
terus memberikan awal kesiapan
siswa itu dan motivasi kepada
mereka agar belajar dan belajar.
Tapi ya kalua ada yang
melakukan kesalahan disana
mungkin ibu menyadari
kekurangan ibu.
15. Bagaimana kemampuan efektif iya, 50% yadari peserta didik itu
peserta didik dalam yang memang punya kemampuan
pembelajaran fisika sesuai selebihnya kadang-kadang kita
penilaian ibu? memikirkan KKM tadi daripada
tidak naik-naik.
118
efesien khususnya dalam mata kan udah guru colonial nih. Kalau
pelajaran fisika? untuk kalian, kalian harus berpacu
pada teknologi ini dan banyaklah
muncul kreasi ini muncuk untuk
mencari yang menarik. Salah
satunya dengan menggunakan
power point namun power point
juga tidak menarik sekarang ini.
Mungkin sebelum pandemi yang
ibu pernah pakai ya animasi.
Kalau animasi ya menarik karena
mereka bisa liat geraknya
langsung. Mungkin yang akan
datang kalian bisa memunculkan
hal-hal yang baru yang sifatnya
teknologi dan fisika itu adalah
induknya teknologi. Senangilah
fisika apa yang kita dapatkan
sekarang sebenarnya berawal dari
fisika.
119
pilihan kamu mau belajar atau
tidak. Kalau tidak ya keluar.
20. Apa ada acara evaluasi hasil Sebenarnya tidak ada ujian juga
pembelajaran selain ujian bu/ boleh, namun untuk menilai
pak? sesuatu itu harus ada evaluasi jadi
kalau kita tidak melakukan
evaluasi bagaimana kita tau bisa
atau tidaknya. Berhasil atau tidak
suatu tujuan pada evaluasi. Dalam
agama kita juga ada evaluasi diri
kita sendiri. Harus ada evaluasi
tidak ad acara lain selain ujian.
Namun ujiannya dalam bentuk
120
apapun tergantung gurunya.
Contohnya Latihan-latihan itu
tadi, tugas-tugas yang minta guru
kepada siswa agar siswa
merasakan adanya rasa tanggung
jawab.
2.3 Pembahasan
• Pertama yaitu media yang digunakan oleh guru, sebagian guru masih
banyak menggunakan media manual yaitu menjelaskan dipapan tulis, dari
hasil observasi hal itu banyak dilakukan oleh guru-guru yang sudah tua
atau senior. Sangat disayangkan anak-anak kurang tertarik dengan hal itu
karena sudah sering dilakukan dan hal itu mengurangi kekreativitas siswa.
• Kedua yaitu sarana prasarana, dari hasi wawancara rata-rata sekolah
fasilitasnya banyak yang kurang memadai ditambah lagi dipelajaran fisika
seharusnya sangat memerlukan laboratorium untuk melakukan praktikum.
Karena pada dasarnya pelajaran fisika pengambilan nilai psikomotor harus
menggunakan nilai praktikum.
• Ketiga penerapan pergantian kurikulum, dari hasil wawancara penerapan
yang diterapkan saat pergantian kurikulum sangat minim bakal hampir
121
sama, sehingga ada seorang guru mengatakan bahwa pergantian kurikulum
hanya sekedar namanya saja.
• Keempat yaitu kualitas siswa, disini banyak siswa yang mengambil
jurusan IPA tetapi sangat takut terhadap fisika, sebanarnya fisika adalah
ilmu yang menyenangkan karena belajar mengenai alam. Kita berjalan,
kita menjatuhkan barang itu termasuk kedalam sifat fisika. Itulah mengapa
kita penting belajar fisika.
BAB III
PENUTUP
122
3.1 Kesimpulan
• Kualitas Guru
Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pendidik yaitu guru. Menurut
KBBI guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.
Seorang guru berkualitas dapat dilihat melalui 4 aspek kompetensi yang
dimilikinya. Kompetensi yang dimiliki guru antara lain yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik
Yaitu kompetensi guru dalam mendidik. Seorang guru harus memiliki
kemampuan mendidik, karena kompetensi
pedagogik ini adalah salah satu kompetensi guru dalam menghasilkan hasil
didikan yang baik atau tidak.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi yang berkaitan dengan pribadi
seorang guru yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan
bagi peserta didik. Menurut Cece Wijaya kemampuan pribadi guru dalam proses
belajar-mengajar memiliki indikator sebagai beriku:
a. Kemantapan dan Integritas Pribadi
b. Peka terhadap Perubahan dan Pembaruan
c. Berpikir Alternatif
d. Jujur, Adil, dan Objektif
e. Berdisiplin dalam Melaksanakan Tugas
f. Ulet dan Tekun Bekerja
g. Berusaha Memperoleh hasil Kerja yang baik
h. Simpatik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak
123
i. Bersifat Terbuka, Kreatif dan Berwibawa
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kompetensi guru yang mana guru harus memiliki
kemampuan berkomunikasi sosial ke siswa, sesama guru, kepala sekolah, dan
masyarakat. Kemampuan guru berkomunikasi menentukan keprofesionalan guru
tersebut.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan. Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dia dapat melaksanakan tugasnya
mengajar dan mendidik dengan baik
• Media Belajar
Media adalah alat saluran komunikasi. Media belajar adalah alat saluran
komunikasi dalam mengajar yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik. Media-
media belajar dapat dibagi menjadi 3, yaitu media visual, media audio, dan media
audio visual. Salah satu permasalahan dalam pendidikan adalah keminiman media
belajar.
• Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah suatu bentuk kegiatan untuk menilai hasil yang dilakukan.
Evaluasi belajar bagi siswa sangat penting dilakukan, sebab evaluasi belajar
124
menilai seberapa paham siswa tersebut dengan materi yg ang dijelaskan oleh
gurunya. Biasanya di Indonesia sistem evaluasi belajara yang digunakan di
sekolah adalah berupa ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian semester.
Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan kurikuler,
sedangkan fungsi evaluasi belajar itu tidak terlepas dari tujuan evaluasi itu sendiri.
Beberapa prinsip dalam evaluasi pembelajaran, yaitu:
a. Prinsip Keseluruhan
b. Prinsip Kesinambungan
c. Prinsip Objektivitas
• Kurikulum
Kurikulum berperan penting dalam mewujudkan generasi masa depan yang
berguna bagi bangsa dan negara yang memiliki sifat tanggung jawab, kreatif,
inovatof, dan menjadi seseorang yang ahli. Menurut Supardi (2013: 141)
kurikulum dapat diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan madrasah
dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu
125
tujuan, termasuk didalamnya kegiatan pembelajaran mengatur strategi dalam
pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan pembelajaran dan
sebagainya.
Kurikulum pembelajaran yang digunakan pada saat ini adalah kurikulum 2013
atau biasa disebut kurikulum pendidikan karakter.
• Kualitas Siswa
Kualitas siswa adalah salah satu topik permasalahan yang perlu untuk dibahas.
Dengan kualitas siswa yang berbeda maka pembelajaran dikelas akan semakin
bervariasi.
Kualitas seorang siswa dilihat dari kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya.
• Kualitas Guru
Kualitas guru menjadi salah satu kunci kesuksesan suatu pendidikan di lembaga-
lembaga pendidikan. Seorang guru yang professional dalam menerapkan ke empat
kemampuannya, yaitu kemampuan pedagogik, kemampuan kepribadian,
kemampuan sosial, dan kemampuan professional akan mampu menciptakan suatu
bentuk pendidikan yang baik dan berkualitas.
• Media Belajar
Media pembelajaran adalah suatu media yang digunakan oleh para pengajar untuk
memberikan kesan pembelajaran yang baik bagi para peserta didik. Penggunaan
media pembelajaran yang terencana dan tepat dapat membantu siswa memahami
pesan pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, penggunaan media
pembelajaran oleh si pembelajar dianjurkan untuk digunakan demi menciptakan
performa pembelajaran yang joyfull, efektif, aktif, dan kreatif.
• Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang
akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan prlajaran, baik secara
individual atau secara kelompok.
126
• Evaluasi
Evaluasi yaitu usaha guru untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program dan
keberhasilan anak mencapai kemampuan yang diharapkan.
• Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mencapai
tujuan, media, dan alat. Sedangkan prasarana adalah sebagai sesuatu yang
berperan sebagai penunjang utama terselenggaranya sebuah proses atau kegiatan.
• Kurikulum
Kurikulum yang digunakan saat ini pada sistemp pendidikan di Indonesia yaitu
kurikulum 2013, yang mana kurikulum ini adalah suatu bentuk kurikulum yang
mengajarkan pendidikan karakter.
Kurikulum sangat penting disetiap instansi pendidikan, karena dengan adanya
kurikulum maka kegiatan pendidikan dapat disesuaikan sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan.
Yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap peserta didik
• Kualitas Siswa
Kualitas siswa ditinjau dari 3 aspek, yaitu kemampuan kognitif, kemampuan
psikomotorik, dan kemampuan afektif.
a. Kemampuan Kognitif
Yaitu kemampuan yang berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual.
b. Kemampuan Psikomotorik
Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan daya aktif siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Kemampuan afektif
Yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap peserta didik
• KKM
KKM adalah batas nilai minimal yang harus dicapai oleh peserta didik pada setiap
mata pelajaran, baik sebagian (pokok bahasan) maupun keseluruhan dalam
rentang semester.
127
3.2 Saran
128
DAFTAR PUSTAKA
Ashiddiqi dkk. (2012). kompentensi sosial guru fisika dalam pembelajaran dan
pengembangan nya . ta'dib.
129
laras widianingtiyas, &. f. (2015). pengaruh pendidikan multi reprsiatasi dalam
pembelajaran fisika terhadap kemampuan kognitif siswa SMA.
Miptah parid, l. s. (2020). pengelolahan saranan dan prasaranan pendidikan . UIN Sunan
kalijaga, 266-275.
Nasirullah, M. (2013). penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dengan tekuik delphi
di SMAN Kupaten pamkasaa.
130
Sinta, I. m. (2019). manejemen saranan dan prasaranan . mandrasah tsanawiyah ar-
rosyidiyah.
Tanang, K. T. (2014). minat dan motivasi dalam meningktkan hasil belajar siswa.
Uman. (2007). pelatihan dan pendampingan penulisan karya ilmiah bagi guru.
pengabdian masyarakat, 90.
Widyarti. (2005). analisis saran dan intensitas laboratorium fisika. jurnal program
pscasarjana universitas pendidkan ganesha, 2-3.
131
LAMPIRAN WAWANCARA
P.Sitorus: Pagi...pagi.
Roiman: Baik Bu, disini saya Roiman Silitonga, dengan NIM A1C321016 dari
Universitas Jambi prodi Pendidikan Fisika.
Roiman: Pada saat ini Bu saya ingin mewawancarai ibu yaitu sebagai guru fisika
saya sendiri mengenai materi saya yang berjudul "masalah-masalah aktual
pendidikan di Indonesia'. Masih kejelasan suaranya kan Bu?
P. Sitorus: masih....masih.
Roiman: Oke, baik Bu kita mulai langsung. Pertanyaan yang pertama yaitu,
Bagaimana media pembelajaran yang ibu atau bapak gunakan saat pembelajaran
dikelas, terutama pada pelajaran fisika?
P. Sitorus: Oke baik, kalau masalah media itu kita buat sesuai dengan eee....materi
atau judul daripada setiap materi. Misalnya pada pembelajaran dikelas 12, listrik
statis. Nah...disana media yang perlu dibawa kekelas itu adalah sederhana saja,
yaitu eee...bola lampu senter, kemudian baterai, kemudian eee...kawat penghantar.
Artinya, media yang digunakan adalah media yang sangat sederhana. Silahkan
Man.
132
Roiman: Baik Bu, pertanyaan yang kedua ya Bu? Bagaimanakah pandangan ibu
terhadap siswa yang memiliki rasa suka atau tidak suka terhadap pelajaran fisika?
P. Sitorus: Oke baik, kalau masalah suka atau tidak suka itu eee...secara
gamblangnya, yang pertama ketika kita menjelaskannya, jika dia suka pembelajaran
fisika maka dia akan merespon , yang pertama. Yang kedua, jika ada penugasan,
dia akan tetap merespon dan eee...menyiapkan tugas tersebut. Dan jika misalnya
tidak suka dengan materi fisika atau pembelajaran fisika, siswanya dia biasanya
acuh tak acuh. Sekian Man.
Roiman: Oke Bu, baik pertanyaan ketiga Bu, bagaimana cara evaluasi yang ibu
gunakan dalam menilai hasil prestasi peserta didik?
Roiman: Pertanyaan yang ketiga bagaimana cara evaluasi yang ibu gunakan
P. Sitorus: Oke baik, untuk menilai hasil prestasi anak didik biasanya kita gunakan
dalam menilai hasil prestasi anak didik?ada empat. Ada empat evaluasi yang mau
kita buat. Yang pertama kuis, yang kedua kita buat nilainya itu diambil dari evaluasi
dengan membuat ulangan harian, yang berikutnya Ujian Tengah Semester dan
Ujian Semesternya. Jika anak didik memang mengikutinya dengan seksama atau
dengan serius, mereka pasti mendapatkan nilai yang diatas rata-rata. Demikian
Man.
P. Sitorus: Jelas?
P. Sitorus: iya.
Roiman: Nah, menurut ibu adakah metode khusus dalam mengajar agar para murid
dapat memahami pembelajaran dan tidak merasa tertekan untuk memahami materi
yang diberikan?
133
P. Sitorus: Oke baik, untuk eee... anak didik supaya didalam pembelajaran merasa
enjoy atau merasa senang, itu yang pertama dilakukan pendekatan, kemudian yang
kedua diberikan berbentuk misalnya kuis-kuis atau permainan. Biasanya si siswa
kalau misalnya metode tersebut dilakukan, mungkin diajak secara menyeluruh
artinya tidak secara pribadi. Arti secara pribadi ini mungkin eee...ada yang pintar,
fokus langsung ke yang pintar. Tapi itu harus kita tiadakan supaya menyenangkan
semua kena secara menyeluruh harus dibawa secara umum. Demikian Man.
P. Sitorus: Oke.
P. Sitorus: Oke baik, kalau kesulitan itu tidak ada. Tapi untuk siswa pasti ada
kesulitan yaitu pendidikan sekarang yang diutamakan adalah karakter. Karakter
atau afektifnya, kemudian psikomotornya, kemudian kognitifnya. Jadi karena yang
terakhir kognitif, maka kebanyakan siswa sekarang kalau saya bedakan,
kebanyakan yang malas. Karena yang diutamakan disitu adalah pendidikan yang
mengacu kepada afektif yang diutamakan. Demikian Man.
Roiman: Baik Bu, pertanyaan yang ke tujuh. Apakah ibu mempunyai cara untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa?
134
P. Sitorus: Baik, untuk mengoptimalkan pembelajaran siswa, terutama untuk saat
ini sangat-sangat ada, yaitu ketika PTM yang hanya berlaku satu jam, maka untuk
evaluasi dan mencatat atau memindahkan kebukunya, itu kita gunakan dengan
menggunakan google classroom. Sebagian dari GCR dan sebagian lagi penjelasan
di PTM. Nah, begitu dia supaya optimal. Demikian Man.
Roiman: Baik Bu, pertanyaan yang ke delapan. Ini mengenai bagaimana daya
tangkap peserta didik terhadap materi fisika yang ibu berikan?
P. Sitorus: Oke baik, daya tangkap siswa yang pertama dilihat dari latar belakang
siswa yang masuk SMA Negeri 1 Dolok Pardamean. Input dan output, inputnya
adalah siswa yang tidak memiliki arah dan memiliki evaluasi dari SMP yang
rendah. Maka, sampai di SMA ya yang terjadi begitu-begitu saja. Namun,
pembelajaran yang kita berikan sudah optimal. Demikian.
Roiman: Berarti itu tergantung dari siswa nya juga kan Bu?
P. Sitorus: Iya benar. Itu tergantung kepada siswa/i nya. Biasanya kalau inputnya
bagus maka output nya pasti lebih bagus.
P. Sitorus: Oke baik, kalau memang seperti pertanyaan yang ke 8, kalau memang
inputnya bagus, atau dia punya cita-cita atau punya tujuan, maka siswanya pasti.
Tanpa juga dibimbing secara intensif, pasti dia juga mengarah kepada cita-citanya.
Tetapi, karena inputnya memang dilingkungan kita, memang termasuk bukan yang
memiliki rata-rata eee ...cita-citanya melanjut, tetapi kemungkinan 45% berasal dari
eee...bertani, maka dia tidak ada melanjut ke PTN atau PTS. Nah, jadi tergantung
siswanya memang, kalau disini siswanya memang yang tidak memiliki cita-cita
tinggi. Demikian.
Roiman: Berarti itu eee...KKM kalau untuk siswa yang cita-citanya memang tidak
ada mau melanjut, ya tidak perlu berarti ya Bu?
135
P. Sitorus: Kalau yang itu perlu. Justru itu bisa jadi lebih dari yang ditetapkan.
Misalnya KKM 70, kalau orang yang sudah mempunyai cita-cita, kalau dibuat juag
80 atau bahkan 90, mereka pasti bisa melaluinya. Atau mereka pasti bisa eee,
mencapainya. Kenapa dibuat KKM? Supaya anak-anak atau siswa/i itu bisa
berlomba untuk mencapai KKM itu. Demikian.
P. Sitorus: Oke, sarana yang pertama sarananya eee...buku paket. Kalau itu lengkap.
Yang kedua alat-alat di laboratorium sebagai penunjang untuk PBM nya. Alat-alat
di laboratorium , tapi ya seperti yang ada, alat-alat di laboratorium sangatlah tinggi,
bahkan itu cocok digunakan untuk perguruan tinggi. Namun, untuk SMA kadang-
kadang tidak bisa dipakai karena kalau itu kita berikan, tidak masuk akal oleh
siswa/i. Demikian
Roiman: ini Bu, bagaimana cara membentuk sikap siswa atau kemampuan
afektifnya dalam proses pembelajaran fisika?
P. Sitorus: Oke baik , kalau afektif ini saran afektifnya sesuai dengan biasanya tidak
menyimpang itu dengan psikomotorik dan kognitifnya. Jadi sikapnya itu adalah
dipetakan atau dikelompokkan bahwa yang benar-benar masuk IPA harus
dimasukkan kedalam IPA, yang benar-benar ke IPS maka harus dibuat ke IPS.
Jangan dibuat yang tidak masuk diakal ya di IPA, masuk ke IPA. Jadi salah jurusan
namanya itu.
136
P. Sitorus: Iya, kebanyakan. Kebanyakan yang dimatangkan, artinya tidak matang
tapi dimatangkan begitu.
Roiman: Baik Bu, pertanyaan yang kedua Bagaimana strategi ibu untuk merubah
pola pikir siswa tersebut yang dalam pikirannya , bahwa pelajaran fisika itu sulit?
P. Sitorus: Oke baik. Yang pertama selalu kita ingatkan bahwa fisika itu adalah
temannya. Artinya, kenapa ibu bilang begitu? Karena fisika itu adalah dirinya
sendiri dengan lingkungan, interaktif atau hubungan antara dirinya dengan
lingkungannya, bukan masalah berhitung. Di fisika tidak ada berhitung, tetapi yang
ada adalah aplikasi saja.
Roiman: Baik Bu, sudah pernah saya dengar ibu bilang begitu ketika di kelas, fisika
itu tidak perlu berhitung yang perlu itu aplikasinya saja.
Roiman: Berarti siswa itu kita ajak seperti, misalnya sudah mempelajari satu konsep
fisika, misalnya hukum Newton. Berarti harus diaplikasikan dengan kehidupan
begitu ya Bu?
P. Sitorus: iya...iya
P. Sitorus: Itu adalah aplikasinya, misalnya dibhukum Newton. Hukum Newton ada
3 yang pertama, benda diam maka dia akan diam selamanya kalau bergerak akan
bergerak selamanya jika tidak ada gaya luar/gaya pengganggu. Yang ke 2,
bagaimana yang diam tersebut kita buat menjadi berubah kecepatannya. Yang ke 3
itu adalah hubungan. Kalau misalnya kamu pukul temanmu, maka temanmu pasti
memukul kamu dengan kekuatan yang sama. Nah itu kan bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya masuk kita ke rumus, demikian.
137
P. Sitorus: Oke, itu mirip dengan pertanyaan yang ke 2. Tadi saya bilang
diupayakan kalau bisa. Sebenarnya fisika itu ada 3, yang pertama itu adalah harus
terjadi dulu pemahaman, harus mengerti dulu siswanya. Yang kedua, siswa harus
paham interaktifnya kemana. Misalnya usaha dan energi, siswa harus paham apa
itu usaha dan energi. Yang berikutnya, bagaimana hubungannya?. Yang ketiga,
kalau sudah paham maka harus diaplikasikan. Contohnya, jika kita ambil barang
orang tapi tidak ada perpindahan , maka usaha kita akan sia-sia.
Roiman: Baik Bu, menurut ibu bagaimana menciptakan interaksi belajar mengajar
yang efektif dan efisien khususnya pelajaran fisika?
P. Sitorus: Oke baik, supaya efektif dan efisien yang pertama kita buat tukar
informasi artinya perkelompok. Kita letakkan didalam kelompok itu misalnya ada
2 atau 3 orang mampu, maka harus kita tempatkan ke kelompok yang kurang
mampu dengan alasan biasanya kalau dia misalnya tahu, dia semakin giat apalagi
dia sampai mendapatkan hasil dan merasa puas, dia akan mencari lagi. Jadi kita
tempatkan dia, kita buat mereka untuk tukar informasi antara siswa dan siswa. Jadi,
dengan demikian pasti yang tidak mampu akan bertanya kepada yang mampu. Nah
demikianlah pertukaran informasi tiap anggota kelompok.
P. Sitorus: Oke, baik. Biasanya jika guru tidak memahami atau tidak menguasai,
gurunya sering marah. Berikutnya gurunya pasti menggunakan waktu tidak efisien.
Yang ketiga, guru ketika tidak menguasai, maka siswanya dibuat salah tingkah.
Yang terakhir, jika misalnya tidak menguasai, biasanya sang guru sering
meninggalkan kelasnya.
138
Roiman: Baik Bu, sekarang pertanyaan ke 8, jika ada siswa yang menyukai
pelajaran fisika, menurut ibu apa cara ibu agar siswa tersebut menyukai pelajaran
tersebut?
P. Sitorus: Oke baik, biasanya jika guru tidak memahami atau tidak menguasai,
gurunya sering marah. Berikutnya gurunya pasti menggunakan waktu tidak efisien.
Yang ketiga , guru ketika tidak menguasai, maka siswanya dibuat salah tingkah.
Yang terakhir, jika misalnya tidak menguasai, biasanya sang guru sering
meninggalkan kelasnya.
Roiman: Baik Bu sekarang pertanyaan ke 8, jika ada siswa yang tidak menyukai
pelajaran fisika, menurut ibu apa cara ibu agar siswa tersebut menyukai pelajaran
tersebut?
P. Sitorus: Oke, biasanya jika ada siswa seperti itu maka dia malas masuk ruangan,
malas bergabung dengan temannya. Biasanya tampak dari kehadiran dan sering
mencari alasan-alasan, maka kita harus memberikan perhatian yang ekstra,
diadakan pendekatan kepada siswa tersebut.
P. Sitorus: Oke baik, jaman ini semakin berkembang, kemudian yang kedua jika
kita lihat orang-ogang yang pintar tidak pernah berhasil jika sikap nya tidak bagus.
Jadi menurut saya kurikulum yang kita gunakan saat ini adalah kurikulum yang
tepat. Dimana mengutamakan afektif kemudian psikomotornya,kepribadiannya,
kemudaian kognitifnya. Karena orang yang afektifnya bagus, jika ditempatkan di
manapun, walau kognitifnya pas-pasan, dia akan berhasil. Demikian.
Roiman: Baik Bu, pertanyaan yang terakhir. Apakah ada cara evaluasi terhadap
siswa selain ujian Bu? Misalnya selain UTS ,UAS, dan sebagainya?
P. Sitorus: Oke, jelas ada . Yang paling besar sebenarnya adalah nilai siswa itu
diambil dari ketika PTM atau pembelajaran tatap muka. Atau ketika PTM
berlangsung, sebenarnya nilai sudah dapat disana, apalagi sepert Roiman. Kan
begitu? Nah kalau misalnya kita buat 5 kali atau 6 kali kuis, biasanya sebelum kita
139
buat ulangan harian,atau UTS, atau ujian semester, biasanya sudah dapat disana
siapa yang minat belajarnya ada atau tidak. Demikian Man. Mungkin Roiman juga
sudah merasakan itu.
Roiman: Sudah Bu, seru belajar dengan ibu. Saya sudah dapat Rp 300.000 dari kuis
Bu.
P. Sitorus: oke
Roiman: Baik Bu, demikianlah wawancara pada hari ini, terima kasih pada ibu
Pransiska Sitorus, yang telah meluangkan waktunya untuk saya wawancarai.
Terima kasih Bu.
140
Chairatunisa : Baik pak pertanyaan nomor 2, bagaimana pandangan bapak
terhadap siswa yang memiliki rasa suka maupun tdak suka terhadap pembelajaran
Fisika?
Pak Partono : Karna pada dasarrnya untuk pelajaran fisika, rata-rata anak itu
memang kurang. Karena fisika itukan dasarnya dari matematik, kerena
kebanyakan kesulitan di matematika, tahu rumus tapikan penyelesaiannya ada,
jadi yang minat itu mungkin ya anak-anak yang memang kemauan ada, bagi anak-
ana yang kemauannya kurang, ya otomatis dia kurang suka lah atau mungkin
karena pembelajarannya sedikit agak sulit jadi anak-anak malas untuk belajar
Chairatunisa : Eeee bagaimana cara evaluasi yang bapak gunakan dalam menilai
hasil prestasi anak didik?
Pak Partono : Kalau metode khusus ga ada metode yang biasa bapak sampaikan
kalau pakai slide justru kadang-kadang anak merasa capek, karna kalau
misalnya pakai slide kan anak nyatat. Nah kita nerangkan dia protes,katanya malah
ga paham Kalau fisika malah justru enak secara manual, nah anak kan lebih cepat
menagkap dibandingkan dia menggunakan slide
Pak Partono : Saya rasa ga ada,sama saja. Walaupun dirubah-rubah seperti itulah
pendidika kita ke anak
141
Chairatunisa : Eee bagaimanakah penilaian bapak mengenai penilaian
pisikomotorik peserta didik dalam pembelajaran fisika?
Pak Partono: Yaa seperti sudah saya katakan, kalau anal kemampuan rata-ratanya
diatas memang semangat begitu, psikomotoriknya bagus, tapikan kalau anak-anak
yang kemampuannya dibawah kadang-kadang sekedar saja datang, sekedar
duduk, sekedar saja mendengar,itu mah tingkah lakunya kurang
Pak Partono: paling kadang Cuma memberikan motivasi saja bahwa pembelajaran
itu penting untuk masa depan. Karna semuanya perlu ada ikhtiar, usaha,kemauan
doa paling itu motivasinya
Pak Partono : Ya kalau untuk fisika, rata-rata yang memang ya bapak katakan tdi
kalau yang kemampuannya diatas rata-rata cepat dia untuk menangk
menyelesaikan soalnya juga cepat,tapi bagi anka yang kemampuannya dibawah,
dia akan tertinggal karena penggunaan untuk tumus saja kadang masih tidak bisa
menyelesaikan cara matimatika nya,kendala, sehingga perlu memangya kesabaran
kadang-kadang pembinaan, dan pengarahan lah.
Pak Partono : Penting juga, KKM itu kan standar ketuntasan belajar, jadi kalau
tidak ada standarnya, kan tidak ada target. Jadi KKM itu sangat dibutuhkan karena
untuk mengejar target, kalau ga ada target, hidup seenaknya saja, bebaskan? Tapi
kalau ada standar itu kan minimal dia berusaha untuk mencapai target
tersebut
Chairatunisa : Didalam pembelajaran fisika, apa saja sarana dan prasarana yang
menurutbapak itu mpenting untuk ada di sekolah ini?
142
Pak Partono : Sarana yang pertama sebenarnya laboratorium,laboratorium itu ada
kaitannya dengan aplikasi pembelajaran. Yang kedua media-media proyektor.
Kadang-kadang diperlukan untuk melihat secara visualnya
Chairatunisa : Bagaimana strategi bapak untuk mengubah pola fikir siswa yang
sudah tertanam bahwasannya pelajaran fisika itu sulit?
Pak Partono: Untuk merubahnya saya rasa susah juga, memang fisika itu bukan
masalah sulit atau tidaknya, kemauan anak itu kurang untuk
mempelajarinya, kalau misalnya dimotivasi apapun tapi
kalau kemauan anak juga kurang sulit juga, pada dasarnya memang
kuncinya adalah semangat anak untuk belajar itu, bagaimana
motivasi bahwa pembelajaran itu penting untuk masa depan,
pelajaran itu penting tidak hanya fisika saja tapi keseluruhan penting sehingga
kalau yang lainnya semangat otomatis fisika juga semangat.
Chairatunisa : Bagaimana cara bapak agar hati dan pikiran dari peserta didik bisa
sejalanagar bisa memahami materi fisika yang bapak jelaskan?
Pak Partono : Dalam memberikan materi kita otomatis santai tidak istilahnya
mengejartarget harus tercapai kalo bagi bapak semester satu tidak mau kurikulum
yang penting anak itu paham dulu, menguasai materi dulu, baru belajar.kemudian
dibuat ya istilahnya tidak terlalu terburu-buru.
143
Pak Partono : Kalau saya rasa kalo di SMAN 1 cukup banyak kalau untuk media-
medianyakalau bisa juga digunakan untuk alam, misalnya kalo ingin belajar yang
masukdi alam. Ya Cuma itu teori kadang-kadangkan prakteknya kan ada
sebagiananak yang keberatan berkarya di alam untuk belajar, tapikan merasa
pentingdan sebagainya. Memang perlu pengawasan yang ketat
Pak Partono : Mungkin kalau di kalkulasikan Cuma 40% lah itu yang mengalami
ketuntasandalam belajar kalau secara murni Cuma kadang-kadang nilai itu bukan
sekedarnilai saja tapi kita dalam memberikan nilai ada prilaku, kemudian
semangat dia belajar
Pak Partono : Ya tadi bapak katakan bahwa fisika ya tidak terlalu tegang, agak
santai dankemudian dibuat nyaman teratur dan tidak merasa terbebani
denganpembelajaran fisika
Pak Partono : Ya kalau guu tidak menguasai materi itu bagaimana bisa
menyampaikan keanaknya ya kan otomatis gagal dalam pembelajaran . memang
guru itudibutuhkan pertama teori materinya harus dikuasai,media pembelajaran
jugaharus dikuasai
Chairatunisa : jika ada siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika apa tanggapan
bapak mengenai hal tersebut dan hal apa yang harus bapak lakukan?
Pak Partono : Gapapa kalau anaknya ga suka sama fisika berarti memang belum
suka padasaat itu kan yang penting ikut dalam pembelajaran, suka ga suka anak
harus mengikutikan
144
Chairatunisa : Menurut bapak bagaimana pandangan mengenai pergantian
kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah?
Pak Partono : Ya kalau bagi guru yang penting juga ketulusan atas kita juga ga
bisa untukmengubah alasan ya yang penting kita jalani saja, kurikulum berubah
berulang- ulang yang penting kita ikuti proses pembelajaran sesuai
dengankeputusan pemerintah
Chairatunisa : Apakah ada cara evaluasi hasil belajar sisawa selain ujian?
Rema mela : Assalamualaikum bu Perkenalkan nama saya Rema Mela sari nim
A1C321009 dari prodi pendidikan fisika Disini saya mendapat tugas
dari dosen bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd. dengan mata kuliah
filsafat Pendidikan Disini saya akan mewawancarai satu satu nya guru
fisika yng ada di SMA 13 kerinci Yang bernama ibu firyati spd., Apa
ibu bersedia di wawancarai bu?
145
Rema mela : langsung aja kita masuk pertanyaan pertama iya buk,bagaimana media
pembelajaran yang ibu gunakan saat pembelajaran dikelas terutama di
pelajaran fisika?
Buk firyati :
Buk firyati : Kebanyakan memang begitu menset anak terhadap fisika itu sulit
karena selama ini orang berpikir bisakah itu lebih cenderung kembaran
matematika padahal tidak,maka penting bagi guru-guru Fisika untuk
membuat anak-anak didiknya suka dan dengan fisika sebelum sesuka
tentunya harus cinta dulu kalau kita ingin dicintai maka kita tidak bisa
langsung masuk ke materi ini loh aku fisika,fisika seperti ini loh ,apa
jadinya nanti kalau fisika itu, produknya berupa ini loh fisika seperti ini
loh jadi bukan rumus ,emang iya sama ini orang berfikir fisika itu
rumus ,saya saja guru yang dulunya juga berpikir fisika itu sulit karena
sudah turun-temurun orang berpikir fisika itu rumus, turunan rumus
pemecahan rumus padahal hakikatnya nya bukan seperti itu, setelah kita
mempelajari fisika nah kita tahu bahwa jika misalnya didalam spritual
kebesaran Tuhan itu ternyata tiada duanya, atau mungkin secara sosial
oh ternyata Kenapa sih itu terus bergerak ternyata ada yang mengatur kita
juga menerima adanya hal-hal yang tidak nampak seperti arus listrik
tetapi ada itu akan kembali ke kita oh ternyata banyak hal-hal yang tidak
terlihat tetapi ada jadi menambah keyakinan kita bahwa tidak semua
tidak semua yang tidak terlihat itu tidak ada tapi kemampuan kita lah
yang kemudian kita sadari sebagai hamba itu sangatlah terbatas
pandangan kita sangat saja suara dari 20 - 2000 hz selebihnya itu kita tak
mampu jika jika kita wajib menyadari bahwa kita tidak ada apanya
146
apanya itu membuktikan bahwa fisika bukan hanya sekedar rumus
turunan rumus tapi banyak hal-hal yang menarik di dalam fisika dengan
adanya hal menarik tentunya akan membuat siswa siswi akan lebih
menyukai fisika.
Rema mela : selanjutnya bu, bagaimana cara evaluasi yang ibu gunakan dalam
menilai hasil prestasi anak didik?
Buk firyati : Kita menggunakan beberapa macam evaluasi, evaluasinya itu bisa
berupa tugas PR kemudian nanti ada ulangan harian hariannya kita
lakukan perkade, dari setiap kade ada ulangan hariannya kemudian nanti
ada UTS kalau kemarin kita baru saja UTS dan nanti di ujungnya ada
ujian semester dan ada beberapa kali evaluasi.
Buk firyati : Tidak ada, tapi semua materi bisa diterapkan asal sesuai dengan
materinya, kan tidak semua misalnya untuk materi yang cocok nih kita
terapkan metode praktikum, hari ini lebih cocok kita pakai metode
seperti ini, jadi bukan khusus fisikanya tapi lebih kepada keperluan
sesuai materi yang akan kita ajarkan
Rema mela : kemudia bu, Dari dulu hingga sekarang kurikulum pendidikan sering
berubah-rubah apakah ada kesulitan yang terdapat ketika ibu mengajar
kurikulum baru?
Buk firyati : Kalau fisika di tingkat SMA tidak banyak perubahan untuk k13 nya
karena materinya tetap itu juga hanya beberapa saja kemudian
dipindahkan atau digantikan posisi dan itu tidak bersalah.
147
Buk firyati : Kita memang mengadakan paling tidak dalam satu semester itu saya
selalu berusaha melakukan dua kali pratikum itu minimal kita chat lagi
kesetiaan alat kemudian juga dengan materinya jika itu tersedia kita bisa
melaksanakan penilaian psikomotorik, praktikum bisa kita lakukan di
laboratorium.
Rema mela :iya bu kemaren kita juga mengadakan pratikum, selanjutnya bu,
Apakah ibu mempunyai cara untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fisika?
Buk firyati : Setelah kita berusaha memberikan materi dengan sebaik mungkin
kemudian memberikan latihan bagi siswa bagaimana umpan baliknya
kemudian jika masih ada yang belum paham kita adakan remedial supaya
maksimal atau optimal, emang harus ada dari lainnya tidak mungkin saya
sendiri dong harus ada dari sisanya juga jadi saya mencoba membuat ifa
siswa untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dalam memahami materi
dan dalam mengerjakan soal karena untuk memaksimalkan hasil,
hasilnya dan itu kan berupa angka yang didapat dari tugas tugas tugas
ulangan ulangan ulangan nah itu akan mengoptimalkan jika semua itu
berjalan dengan kesinambungan cenderung konstan tugas kita adalah
untuk memotivasi siswa agar siswa punya motivasi dalam dirinya untuk
bisa mencapai hasil yang baik.
Rema mela :pertanyaan selanjutnya bu, Bagaimanakah daya tangkap peserta didik
terhadap materi pelajaran fisika yang ibu berikan?
Buk firyati : Dari tahun ketahun terus menurun ya benar menurut saya sempat
ketemu dengan rombongan angkatan 2017 itu itu memang bagus daya
tangkapnya memang bagus tapi semakin ke sini agak semakin menurun
apalagi setelah pandemi waduh hancur, tapi itu tetap kita maklumi dan
tetap berusaha dengan baik tetapi secara garis besar saya pribadi
mengalami mi mengalami bahwa daya tangkap siswa itu jadi menurun,
entah itu karena pengaruh Saman mungkin, pengaruh HP yang semakin
148
canggih semuanya semuanya ada mungkin, kembali lagi sebenarnya
dalam hal ini ada peran keluarga dan peran sahabat.
Rema mela :iya bu selanjut nya, .Mengapa dalam pembelajaran terdapat nilai
KKM, menurut ibu, apakah nilai KKM tersebut efektif untuk menunjang
pendidikan di sekolah?
Buk firyati : Sebenarnya kita perlu KKM karena apa karena semua itu butuh tolak
ukur kita mau bekerja tolak ukur kita apa, nah KKM itu diambil dan
ditentukan tidak sembarang karena Kkm itu diambil dengan
menganalisis indikator maka tentu kkm itu sangat penting bagi kita
Kenapa kok tumbuh angka 60 timbul angka 70 karena antarkelas itu
berbeda KkM maka kkm itu penting kalau efektifitasnya ya untuk
pembelajaran kalau untuk proses ia tidak begitu tapi mempengaruhi dan
itu penting kkm itu memang harus ada setiap sebagai tolak ukur atau titik
pijakan guru untuk melangkah apalagi dalam proses penilaian nanti.
Rema mela :pertanya selanjut nya bu, .Didalam pembelajaran fisika ,apa saja sarana
dan prasarana yg menurut ibu itu penting untuk ada di sekolah ini?
Buk firyati : Yang pertama tentunya alat-alat praktikum yang harus lengkap ,paling
tidak bisa untuk demostrasi, kemudian yang kedua harus ada proyektor
harus ada setiap kelas kalau bisa tidak usah diangkat pindah atau setiap
kelas udah stay satu proyektor ,kemudian mungkin wi-fi pada zaman
sekarang sekolah harus menyediakan wifi gratis untuk siswa karena
ketika pembelajaran kita dilakukan untuk mengakses internet maka
barang itu sudah tersedia.
Buk firyati : Kepada karena penilaian yang kita lakukan tidak hanya penilaian
kognitif saja tapi ada juga penilaian sikap maka saya mempunyai
indikator sendiri untuk membentuk sikap karena sikap itu penting sikap
spiritual sikap sosial itu paling duluan dalam rapat karena itu memang
149
lebih penting orang boleh pintar setinggi langit tapi tanpa akhlak dan
sikap tetap tidak ada gunanya maka untuk membentuk sikap afektif itu
tidak bisa semudah membalikan telapak tangan tapi perlu ketekunan
perlu kedisiplinan maka saya terapkan siswa tidak boleh terlambat jika
mereka terlambat saya suruh duduk di lantai jadi siswa jarang terlambat
titik saya memberikan sedikit hukuman tapi tidak menyakitkan itu
memang sudah saya dan peserta didik sepakati dari awal semester, tadi
mereka jadi mereka tidak sok mereka sudah tahu sama tahu, dan banyak
lagi kesepakatan yang sudah saya buat misal tidak-tidak buat tugas yang
Alfa semua sudah saya sudah mati hukuman kecilnya jadi poin-poin yang
sudah kami sepakati di awal jika mereka melakukan pelanggaran mereka
udah tahu diri misalnya Bu maaf terlambat dan mereka langsung duduk
dilantai yang seperti itu dengan demikian tentu mereka lama-lama segan
dan malu lah jadi mereka disiplin jadi sikap afektif yaitu dimulai dari hal-
hal kecil hingga menjadi kebiasaan.
Rema mela : berikutnya bu, .Bagaimana strategi ibu untuk merubah pola pikir siswa
yang sudah tertanam bahwasannya pelajaran fisika itu sulit
Buk firyati :
Rema mela :selanjutnya, Bagaimana cara ibu Agar hati, pikiran dari peserta didik
bisa sejalan agar bisa memahami materi fisika yang ibu jelaskan?
Buk firyati : Seseorang banyak kita temui siswa badan yang di kelas matanya
menatap kedepan tapi kosong, kita tahu karena seorang guru juga
dipenuhi dengan ilmu psikologi yang mempunyai hanya saja seperti ini
siswa-siswi yang seperti itu kalau dalam pembelajaran tolong perhatikan
cuman ini permasalahan anak ini kadang tidak butuh kita butuh
kerjasama dari semua pihak dan komponen sekolah wali kelas saya
sebagai guru pelajar dan guru daerah ini adalah hal yang bermasalah
badannya ada ada bukunya ada catatannya nggak ada apalagi ilmu yang
didapat juga tidak ada maka perlu kerjasama perlu pemanggilan perlu
tidak lanjut dengan pemindahan pindahan yang bertahap
150
Rema mela :pertanyaan berikutnya bu, .modul seperti apa yang bapak/ibu serahkan
kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya?
Buk firyati : . Iya kalau modul kurang memadai saya membuatnya dia sendiri
apalagi sekarang sekarang aplikasi-aplikasi sangat banyak untuk belajar
bisa membuat sendiri seperti kemarin pandemi dan dipakai buat
praktikum sendiri buatan sendiri bisa karena memang kalau kita berharap
dari sekolah sama agak susah mungkin sekolah tidak semua pikiran
dengan kita.
Rema mela : berikutnya bu, .bagaimankah kemampuan avektif peserta didik dalam
pembelajaran fisika sesuai penilaian bapak/ibu?
Buk firyati : Karena itu ditetapkan untuk menciptakan komunikasi yang baik
dengan tanya jawab sama komunikasi yang kita bangun tidak hanya satu
arah tapi dua arah antara guru ke siswa siswa ke guru maka setiap
pembelajaran menyelipkan materi tanya jawab diskusi
Buk firyati : Kalau tidak tahu materi tentu tidak bisa mengajar siswa ya ya gak
bisa ngajar guru harus paham dulu paling tidak tentang ini tentang itu tapi
tetap gak bisa ngajar lah paling guru yang ndak paham masih tugas dan
masuk
151
Rema mela :selanjut Menurut ibu ,Mengapa pentingnya seorang guru mempunyai
kreativitas sendiri untuk menyampaikan pembelajaran?
Buk firyati : Kalau bicara kurikulum itu agak ngeri karena kurikulum ranah orang
atas mau di rumah mau tidak dirubah kita dibawa tidak bisa apa-apa
karena secara secara guru sebenarnya lelah dengan kurikulum yang
berubah-rubah tukar-tukar tapi ya gimana lagi kalau memang itu yang
terbaik dan menemukan yang cocok cocok kita harus terus belajar untuk
bisa menerima, tapi kalau bisa jangan sering tapi seandainya seandainya
tidak berubah berarti kita tidak mengikuti zaman sekarang boleh berubah
se disesuaikan dengan zaman mau tidak mau semua harus berubah hanya
saja jangan terlalu sering
Rema mela : pertanyaan terakhir Dimana letak perbedaan kurikulum KTSP 2006
dan kurikulum 2013, terutama dalam pelajaran fisika?
Buk firyati : Seperti yang saya bilang tadi tidak banyak perbedaan hanya saja
perubahan posisi misal materi GLBB pada KTSP di kelas 10 tapi di kelas
k13 kelas 11 misalnya gitu kalau materinya tetap it
152
Lisensia : Baik buk, disini tujuan saya menemui ibuk untuk mewawancarai
mengenai masalah-masalah aktual Pendidikan di Indonesia selama ibuk
mengajar di SMAN 4 Kota Sungai Penuh. Baik pertanyaan pertamanya
yaitu Bagaimana media pembelajaran yang ibu/bapak gunakan saat
pembelajaran di kelas, terutama di pelajaran fisika?
Buk Etika: Kalau sebenarnya difisika kita menggunakan karena yang sekarang ini
teknologi bisa menggunakan animasi cuman keterbatasan yang kadang-
kadang sinyal yang membuat kita tidak bisa membuat hal itu dan
persiapan dari gurunya sendiri, kebanyakan kalo dari ibuk sekarang
mengingat waktunya yang sedikit ibuk lebih banyak memakaikan cara
lama dengan penjelasan manual.Namun, siswa sudah merangkumnya
terlebih dahulu dirumah.
Buk Etika: Kalau masalah rasa itu tergantung kepada siswa itu sendiri, ada siswa
yang suka adapun tidak. kita sebagai guru harus dapat membedakan
karena mereka sudah mengambil jurusan ipa, ya mau tidak mau merrka
harus suka menyukainya karena dia salah satu mata pelajaran pokok
tetapi berbeda dengan jurusan IPS.
Lisensia : Baik buk, dipertanyaan ketiga bagaimana cara evaluasi yang Ibu gunakan
dalam menilai hasil prestasi anak didik?
Buk Eika: Kalau ibuk masalah evaluasi, ibuk merangkum kesemuanya. Pertama,
dulu ada menggunakan daring, itu ibuk mengambil sistem diskusi karena
jarang zoom. itu dikarenakan keterbatasan sinyal dan siswa banyak yang
susah diatur. Maka saya ambil hasil daring mereka yang menjawab hasil
diskusi kita, kemudian kedua, yaitu tugas yang diberikan di classroom.
Ketiga, soal-soal yang dibahas dalam bentuk latihan di sekolah dengan
keterbatasan waktu itu sudah ada poin-poinnya mereka dan berikutnya
153
ditambah dengan nilai yang mungkin ujian tengah semester dan ujian
semester itu semua di rangkum.
Lisensia : Terus, Menurut Ibu adakah metode khusus dalam dalam mengajar agar
para murid dapat memahami materi pembelajaran dan tidak merasa
tertekan untuk memahami materi-materi yang di yang diberikan?
Buk Etika: Metode ya, nah, kadang sekarang ini kita dituntut untuk bebas merdeka
belajar sebenarnya, tidak mengejar kurikulum. Namun, itu belum
diterapkan pada kenyataannya kita masih tetap mengejar kurikulum yaa
untuk memikirkan hal-hal seperti itu tadi dengan metode yang berbeda-
beda. kadang munculkan animasi, powerpoint dengan menggunakan
teknologi tadi atau dengan cara manual jadi tidak monoton gitu.
Buk Etika: Sebenarnya hanya nama untuk kurikulum lama dengan kurikulum baru.
namun dipenerapannya tetap saja sama. Hanya salah satu dalam bentuk
kata, perubahan kata, namun perubahan cara lebih sedikit.
Buk Etika: Untuk Psikomotor, saya mohon maaf karena psikomotor itu sebenarnya
diambil dari nilai praktik. Ini jawaban yang jujur karena kita di SMA 4
kebetulan laboratoriumnya dipakai. waktu, tempat dan alat jadi
sebenarnya untuk psikomotor itu harus nilai praktik. Namun yang
namanya fisika laboratorium kita adalah alam semesta. Kita kadang-
kadang bisa yang sederhana itu bisa mereka mengerjakan di rumah
berkelompok. Kebetulan lagi saat ini masa pandemi maka saya secara
jujur mengatakan tidak ada tugas praktik. Namun, dimintak pun tugas
perinduvidu kadang siswa kurang memahami maka itu tidak akan
154
berjalan lancar. Namun tetap kita ambil nilai tersebut dari kognitifnya
saja.
Buk Etika: Itu tergantung sekolah dan atasannya kalau pendidikan kita di Jambi ini.
Kalau katanya daring saya tetap mengusahakan untuk yang optimal.
Optimalnya tadi bagaimana selama jam pelajaran itu kami
menggunakan dalam bentuk diskusi walaupun dalam bentuk wa.
Lisensia: Bagaimanakah daya tangkap peserta didik terhadap materi pelajaran fisika
yang ibu/bpk berikan?
Buk Etika: Ketika belajar di kelas, daya tangkap peserta didik sangat bagus meski
tidak semuanya memahami tetapi Sebagian besarnya sudah mengetahui
materi tersebut saya melakukan Latihan harian.
Buk Etika: Kalau bagi saya KKM itu kan ditetapkan dari hasil. sebenarnya dari
hasil nilai sebelumnya lalu saat itu maka dihitung secara keseluruhan
oleh guru bidang studi, bidang kurikulum, perangkat-perangkat
pendidikan untuk menentukan kkm. Namun, sekarang ini, yang dipakai
masih kkm yang sebelumnya.
Lisensia : Didalam pembelajaran fisika ,apa saja sarana dan prasarana yg menurut
bapak/ ibu itu penting untuk ada di sekolah ini?
Buk Etika: Laboratorium. Kita memang memerlukan labor. kemarin ibu bereskan
alat ukur namun itu sudah tidak bisa dipakai lagi. Misalnya alat ukut
kalua udah karatan maka tidak bisa dipakai lagi.
Lisensia : Baiklah disub topik kedua, Bagaimana cara ibu membentuk pendidikan
efektif (sikap) peserta didik dalam proses pembelajaran fisika?
155
Buk Etika: Tadikan udah dari sekolah juga, tujuan visi misi sekolah kita membentuk
siswa yang berakhlakul karimah paling tidak pada saat mulai belajar
membaca yasin, membaca ayat pendek dulu itu yang memang harus
sikap yang betul-betul. Jangan hanya sekedar, kemudian yang Namanya
guru ya mendidik dan hanya sekedar mengajar. Mengajar mudah tetapi
mendidik itu yang sulit. Apa beda mendidik dengan mengajar? Kalo
mendidik kita mengisi hati sedangkan mengajar itu kita mengisi otak ya.
Antara dua ini seharusnya sejalan namun bagi ibu penekanannya isi hati
dulu kalua hati sudah terisi otak akan ngikut ya.
Buk Etika: Kita selalu memberikan arahan bahwa fisika itu menyenangkan dan
sebagai kita guru jangan marah-marah terus. Pertama sifatnya hitungan,
ternyata fisika ini menyenangkan tidak hanya tentang hitungan tambah
lagi alam dan keaadan yang ada disekitarmu selalu ada fisikanya. Jika
kita mau memikirkannya, jadi sebenarnya fisika itu tidaklah sulit ya.
Tetapi sangat menyenangkan.
Lisensia : Baiklah, selanjutnya bagaimana cara ibu/bapak Agar hati, pikiran dari
peserta didik bisa sejalan agar bisa memahami materi fisika yang ibu
jelaskan?
Buk Etika: tetapi kalau untuk sejalan sebanyak siswa itu agak sulit, namun bagi
siswa yang menyadari fisika itu penting kita akan sejalan dan kita
sebagai. Ibu lah ya, ibu terus memberikan awal kesiapan siswa itu dan
motivasi kepada mereka agar belajar dan belajar. Tapi ya kalua ada yang
melakukan kesalahan disana mungkin ibu menyadari kekurangan ibu.
Lisensia : Modul seperti apa yang Ibu serahkan kepada siswa untuk meningkatkan
hasil belajarnya?
156
Buk Etika: Kalau ibuk tidak terlalu berpatokan pada satu buku. Namun buku yang
wajib dibawa adalah buku paket dan juga LKS.
Buk Etika: iya, 50% yadari peserta didik itu yang memang punya kemampuan
selebihnya kadang-kadang kita memikirkan KKM tadi daripada tidak
naik-naik.
Buk Etika: Tadi yang untuk efektif guru harus kreatif untuk guru-guru muda yang
sekarang kalua saya kan udah guru colonial nih. Kalau untuk kalian,
kalian harus berpacu pada teknologi ini dan banyaklah muncul kreasi
ini muncuk untuk mencari yang menarik. Salah satunya dengan
menggunakan power point namun power point juga tidak menarik
sekarang ini. Mungkin sebelum pandemi yang ibu pernah pakai ya
animasi. Kalau animasi ya menarik karena mereka bisa liat geraknya
langsung. Mungkin yang akan datang kalian bisa memunculkan hal-hal
yang baru yang sifatnya teknologi dan fisika itu adalah induknya
teknologi. Senangilah fisika apa yang kita dapatkan sekarang
sebenarnya berawal dari fisika.
Lisensia : Bagaimana seorang guru melakukan proses pembelajaran jika dia tidak
menguasai teori tentang materi dalam proses pembelajaran itu sendiri?
Buk Etika: Jadi kacau, hehe. Sebagai guru materilah yang utama. Kuasai materi
maka yang lainnya akan lancer itu hal wajib. Cumin jangan sifatnya
menghapal tetapi pahami
Lisensia : Jika ada siswa yang tidak menyukai pembelajaran fisika apa tanggapan
ibu mengenai hal tersebut dan apa yang harus ibu lakukan?
157
Buk Etika: Kalau mereka sudah memilih jurusan IPA mau tidak mau harus
menyukai. Tapi kalau mereka memang tidak suka saya beri pilihan
kamu mau belajar atau tidak. Kalau tidak ya keluar.
Buk Etika: Saya juga merasa bangga walaupun saya guru kolonial karena teknologi
yang digunakan saya juga pernah mengalami masa itu. Maka kurikulum
sekarang inikan kami malah menambah kurikulumnya satu semester.
Tetapi alhamdulillah saat pandemi teknologi muncul. Bisa dalam
keadaan daring zoom, luring dan lain-lain. Banyak yang mengatakan
siswa tidak mau belajar namun itu tergantung pada mereka sendiri.
Kalau menurut saya, belajar secara internet ini malah memupuk rasa
kejujuran, apakah betul betul belajar atau tidak itu Nampak saat daring
ini.
Lisensia : baiklah dipertanyaan terakhir buk, Apakah ada cara evaluasi hasil
pembelajaran selain ujian buk?
Buk Etika: Sebenarnya tidak ada ujian juga boleh, namun untuk menilai sesuatu itu
harus ada evaluasi jadi kalau kita tidak melakukan evaluasi bagaimana
kita tau bisa atau tidaknya. Berhasil atau tidak suatu tujuan pada
evaluasi. Dalam agama kita juga ada evaluasi diri kita sendiri. Harus
ada evaluasi tidak ad acara lain selain ujian. Namun ujiannya dalam
bentuk apapun tergantung gurunya. Contohnya Latihan-latihan itu tadi,
tugas-tugas yang minta guru kepada siswa agar siswa merasakan
adanya rasa tanggung jawab.
Lisensia : Baiklah, mungkin ini saja wawancara pada pagi hari ini buk. Terimakasih
banyak buk.
158
LAMPIRAN OBSERVASI
d. Menyampaikan tujuan ✓
pembelajaran
b. Menggunakan media ✓
pembelajaran yang bervariasi
159
c. Mengoptimalkan interaksi ✓
antar siswa dengan guru
e. Menciptakan suasana ✓
pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
b. Melaksanakan evaluasi ✓
pembelajaran
d. Memberi ✓
penghargaan/penguatan
kepada siswa
g. Menutup pelajaran ✓
160
TEMPAT : SMAN 1 MERANGIN
HARI/TANGGAL :
d. Menyampaikan tujuan ✓
pembelajaran
b. Menggunakan media ✓
pembelajaran yang bervariasi
c. Mengoptimalkan interaksi ✓
antar siswa dengan guru
e. Menciptakan suasana ✓
pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
161
3 Kegiatan a. Membimbing siswa untuk ✓
Akhir menyimpulkan
b. Melaksanakan evaluasi ✓
pembelajaran
d. Memberi ✓
penghargaan/penguatan
kepada siswa
g. Menutup pelajaran ✓
162
c. Memberi motivasi yang dapat ✓
membangkitkan minat siswa
d. Menyampaikan tujuan ✓
pembelajaran
b. Menggunakan media ✓
pembelajaran yang bervariasi
c. Mengoptimalkan interaksi ✓
antar siswa dengan guru
e. Menciptakan suasana ✓
pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
b. Melaksanakan evaluasi ✓
pembelajaran
d. Memberi ✓
penghargaan/penguatan
kepada siswa
163
e. Mampu mengelola waktu ✓
selama proses pembelajaran
g. Menutup pelajaran ✓
d. Menyampaikan tujuan ✓
pembelajaran
b. Menggunakan media ✓
pembelajaran yang bervariasi
c. Mengoptimalkan interaksi ✓
antar siswa dengan guru
164
d. Menjadi fasilitator dalam ✓
pembelajaran
e. Menciptakan suasana ✓
pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
b. Melaksanakan evaluasi ✓
pembelajaran
d. Memberi ✓
penghargaan/penguatan
kepada siswa
g. Menutup pelajaran ✓
165
LAMPIRAN GAMBAR
➢ SMAN 1 MERANGIN
➢ SMAN 13 KERINCI
166
➢ SMAN 4 SUNGAI PENUH
167