Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS KEMAMPUAN PENULIS DAN EDITOR JURNAL ILMIAH INDONESIA

DALAM BERBAHASA INDONESIA YANG BAKU


Analysis of the Proficiency of Authors and Editors of Indonesian Scientific Journals in
Standardized Indonesian

Taufik Panjaitan,Muhammad Ripai,Putri Alicya Zafira,Revayani Sagala,Miftahul Husna Lubis.


taufikpanjaitan03@gmail.com

PENDAHULUAN
Idealisme pada pendidikan mengedepankan nilai-nilai humanisme yang mendasar. Sehingga
dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia-manusia berkualiatas. Perlu di ketahui
banyaknya realita di lapangan yang kualitas sumber daya manusia di Indonesia ini sangat jauh
dari harapan. Anies Baswedan pernah menyampaikan pada silaturahmi dengan dinas jakarta pada
tanggal 01 Desember 2014, menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia berada dalam posisi
gawat darurat. Beberapa kasus yang menggambarkan kondisi tersebut diantaranya ialah:
1. Rendahnya layanan pendidikan di indonesia
2. Rendahnya mutu pendidikan di indonesia
3. Rendahnya mutu pendidikan tinggi di indonesia
4. Rendahnya kemampuan literasi anak-anak indonesia
Secara praktis kenyataan ini menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami
banyak tantangan dan masalah, sudah seharusnya reformasi pendidikan harus dilakukan. Karena
seiring langkah dan tuntunan zaman, agar bangsa indonesia tidak terlindas akibat
ketidakberdayaannya. Oleh karena itu pemerintah harus menjamin peningkatan kualitas
pendidikan indonesia (Widodo, 2015).Pasal 31 UUD 1945 pada ayat 1 menyatakan setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan, pada ayat 2 menyatakan setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya (UUD 1945, pasal 31). Lalu,
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
huruf A menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketakwaan dan penuh
tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh penciptaNya dianugerahi Hak Asasi
untuk menjamin keberadaan hakikat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan
lingkungannya. (UU RI No 39 Tahun 1999) Pemeratan pendidikan yang dilaksanakan di
berbagai daerah Indonesia mempunyai bermacam-macam kendala dalam melaksanakannya.
Permasalahan tersebut di sebabkan oleh daerah pedesaan yang terpencil dan jauh dari perkotaan
dalam mengakses layanan pendidikan yang masih belum terdistribusi secara merata. (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, 2014)Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(2014.p.23), ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target pembangunan
pendidikan, yaitu salah satunya adalah akses pendidikan yang belum merata, masih rendahnya
proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4 dan belum meratanya distribusi guru
yang berdampak pada rendahnya rasio guru dan murid. Dan belum optimalnya pelayanan
pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan. Belum
maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih rendahnya kualitas dan
kuantitas guru,maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab pendidikan tidak
merata di Indonesia.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini Artikel yang dijadikan sampel berjumlah 5 artikel yang berbeda,artikel
yang pertama berjudul “faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di Indonesia”, artikel
yang kedua berjudul “kondisi pendidikan di Indonesia”,Artikel Ketiga berjudul”Pendidikan
Karakter”, artikel keempat berjudul”Pendidikan yang tertinggal di daerah terpencil”, dan artikel
kelima sekaligus yang terakhir yaitu”pentingnya pendidikan berkualitas menuju masa depan
yang lebih baik”Metode penelitian yang kami gunakan untuk mengumpulkan informasi adalah
dengan penelitian Studi pustaka (library research) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui jurnal ilmiah atau dengan artikel online
yang terpercaya , dengan demikian kami mencari 25 kriteria kesalahan pada artikel dengan
menganalisis kelima artikel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ke-5 artikel yang akan kami analisis yaitu, artikel yang pertama berjudul “faktor-
faktor penyebab pendidikan tidak merata di Indonesia”, artikel yang kedua berjudul “kondisi
pendidikan di Indonesia” Artikel Ketiga berjudul”Pendidikan Karakter”, artikel keempat
berjudul”Pendidikan yang tertinggal di daerah terpencil”, dan artikel kelima sekaligus yang
terakhir yaitu”pentingnya pendidikan berkualitas menuju masa depan yang lebih baik. Dengan
judul jurnal yang berbeda tentunya hasil analisis pada jurnal akan berbeda
25 kriteria kesalahan yang akan dicari pada jurnal yaitu:
1 Kalimat tidak logis.
2 Kalimat tidak lengkap
3 Predikat (P) mendahului Subjek (S)
4 Kata sambung di awal kalimat
5 Kata sambung ‘dimana’
6 Kata majemuk
7 Urutan kata terbalik
8 Berbeda dari
9 antara x dan y
10 Redundansi
11 Kata depan dan urutan ‘ke’
12 Kata depan dan awalan ‘di’
13 di, dalam, pada, kepada
14 Imbuhan me(di)...kan
15 Awalan me (pe) + k p s t
16 Ajektif + nya
17 Kata tak baku
18 Kata serapan
19 Kata benda + an
20 Huruf besar (kapital)
21 Penghitungan vs Perhitungan
22 daripada vs dari
23 Kata baru tak perlu
24 Pemenggalan kata
25 Salah tulis (typo)

Analisis Artikel I
Judul: faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di Indonesia.
Isi Artikel.

Hasil dan Pembahasan Artikel I


Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan. Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi bisa kita lihat dari
faktor internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti departemen
pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah serta sekolah-sekolah yang sudah maju di bidang
pendidikan. Selanjutnya dari faktor eksternalnya, yaitu masyarakat pada umumnya yang mana
masyarakat sebagai ikon dan juga merupakan tujuan dari adanya pendidikan itu sendiri (Indra,
2019). Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus bekerja sama antara pemerintahan dengan
masyarakat, supaya kualitas pendidikan tidak rendah lagi.

Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang
bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru
tersebut tidak kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa .Dengan
demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan melalui
program sertifikasi guru. Dan juga disertai mensejahterakan guru-guru dengan memberikan
insentif agar guru termotivasi dan semakin semangat mengajar dan belajar dari apa-apa yg tidak
di ketahui sebelumnya serta semakin kuat dalam mengabdi menjalankan tugas mulia sebagai
pendidik penerus bangsa. (Ardika, 2013)
Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yangharus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini. (Abidin, 2016)Sangat banyak kritis tentang kualitas pendidikan di Indonesia
yang dilontarkan oleh
akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah belum
terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya
memenuhi kebutuhan populasi yang besar, berkembang, dan beragam dengan perbedaan tingkat
partisipasi antar wilayah. (Wibowo, 2018) Pada tahap awal bisa jadi perkembangan yang terjadi
adalah percaya vs tidak percaya. Perkembangan ini sangat di tentukan oleh proses belajar dalam
suatu keluarga. (Sudarsana, 2016) Dari pernyataan tersebut bahwa keluarga juga dapat
mempengaruhi kualitas dan perkembangan belajar yang dimana orang tua terutama ayah
berperan dalam mengatur sebuah keluarga agar lebih baik. Salah satunya mengawasi anak dalam
menggunakan teknologi yang sudah semakin canggih.

Perkembangan teknologi di zaman ini mempunyai pengaruh kuat terhadap kehidupan, tak
terkecuali terhadap pendidikan. Pendidikan selalu saja mengalami perubahan sesuai
perkembangan zaman, sehingga menuntutnya ada selalu perbaikan secara terus menenrus.
Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, masyarakat, orang tua, guru agar
pendidikan berlangsung meningkat sesuai yang diharapkan. (Ulya,2016) Terkadang kita sangat
meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan yang formal, disebabkan
dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di butuhkannya tanpa melalui
pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang dapat mencari uang dengan
cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi diperlukan.Selain itu pula ada
beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di indonesia yang semakin
memprihatinkan sehingga terjadinya ketidak merataan pendidikan, yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik
Misalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak pakai di berbagai tingkat
pendidikan, kepemilikan, dan pengguanaan fasilitas yg tidak di manfaatkan serta media belajar
rendah, buku perpustakaan yang tidak lengkap sehingga tidak banyak yang minat literasi di pihak
pelajar.
2. Rendahnya kualitas guru
kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
3. Rendahnya kesejahteraan guru
Dengan pendapatan yang rendah,banyak guru-guru yang mengambil pekerjaan sampingan untuk
memenuhi kebutuhannya karena tidak cukup pendapatan dari guru saja.
4. Rendahnya prestasi siswa
Dengan peristiwa yang di atas sangat berdampak kepada mahasiswa dengan prestasi siswa
menjadi rendah disebabkan seorang guru yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.
5. Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
Hal ini menjadi sangat wajar sekarang dikalangan dinas pendidikan,sehingga masyarakat yang
pedalaman kurang tersentuh,kurang di perhatikan dan menjadi hal yang biasa.
6. Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
Sering terjadi ketika sudah lulus sekolah ketidak serasian antara pendidikan dengan kebutuhan
kerja disebabkan kurikulum yang kurang fungsional ketika di pelajari di sekolah dengan
kebutuhan kerja yang harapkan nantinya ketika memasuki dunia kerja.
7. Mahalnya biaya pendidikan
Biaya pendidikan bermutu itu mahal,inilah yang selalu kita dengar dari masyarakat,sehingga
masyarkat tidak mampu dalam membiayainya di karenakan ekonomi yang rendah(Ardika,2013).

Konsep kesetaraan atau pemerataan menurut Coleman (1968) berarti beberapa hal, yaitu:
memberikan pendidikan gratis sampai tingkat tertentu yang merupakan titik masuk utama bagi
angkatan kerja; menyediakan kurikulum umum untuk semua anak, terlepas dari latar
belakangnya; menyediakan sekolah yang sama bagi anak-anak dengan latar belakang bidang
yang berbeda-beda; dan memberikan kesetaraan dalam kasih sayang, karena pajak daerah
menyediakan sumber dukungan untuk sekolah. Konsep tersebut menjadi dasar program
pemerataan atau kesetaraan dalam peningkatan kualitas pendidikan. (Wibowo, 2018)

KESIMPULAN
Ketidakmerataan pendidikan di indonesia menjadi kendala dan tanggung jawab
pemerintah.Karena kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kondisi pendidikan di
indonesia. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor penyebab pendidikan tidak
merata di Indonesia meliputi meningkatkan kualitas dan kuantitas guru, membangun sekolah
sekolah di beberapa daerah terpencil, memberikan pendasaran untuk menjamin, memberikan dan
melindungi hak-hak warga negara khususnya dalam dunia pendidikan sesuai dengan pasal 31
UUD NRI 1945 dan UU No 39 tahun 1999. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah diharapkan membuat kebijakan tentang satu kartu keluarga satu beasiswa samapai
tingkat perguruan tinggi/sarjana.
2. Pemerintah membangun sekolah-sekolah di beberapa daerah terpencil yang mudah di akses.
3. Pemerintah diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas guru di indonesia.
4. Pemerintah diharapkan sering memantau daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan
pendidikan dengan semestinya.

Hasil Analisis 25 Kriteria kesalahan Pada Artikel I.

1. Kalimat tidak logis.


Kalimat tidak logis adalah kalimat yang mengandung suatu pesan yang tidak masuk akal
karena informasi yang ada di dalam kalimat tersebut salah, atau kalimat tersebut tidak
mempunyai pengertian dan maksud karena menggunakan predikat (P) yang salah, seperti kalimat
aktif yang menggunakan P kalimat pasif. Contoh-contoh kalimat tidak logis yang ditemukan
dalam penelitian ini yaitu:
A.Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan.
 Perbaikan: Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas masih rendah, tidak sesuai
dengan harapan kita.

B. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya.


 Perbaikan: Disamping itu, banyak guru yang mengajar di bidang yang bukan
keahliannya.

C. Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa.
 Perbaikan: Sehingga mutu pelajaran tersebut dapat menurun dan akan berdampak pada
siswa.

D. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang.
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus mengacu atau mengunggulkan beberapa bidang,
yaitu:

E. Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan yaitu, penguasaan
inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.
 Perbaikan: Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada penguasaan
inovasi, jaringan, dan teknologi, disamping pemanfaatan sumber daya alam yang
melimpah.

F. Pada tahap awal bisa jadi perkembangan yang terjadi adalah percaya vs tidak percaya.
 Perbaikan: Pada tahap awal, perkembangan yang terjadi bisa jadi adalah percaya vs tidak
percaya.

G. Perkembangan ini sangat di tentukan oleh proses belajar dalam suatu keluarga.
 Perbaikan: Perkembangan ini sangat ditentukan oleh proses belajar dalam suatu
keluarga."

H. Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan
yang formal, disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di
butuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang
dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi
diperlukan.
 Perbaikan: Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan, bahkan pendidikan formal,
disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari informasi yang
dibutuhkannya tanpa melalui pendidikan formal, bahkan dengan teknologi beberapa
orang dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya. Hal ini membuat kita merasa
bahwa pendidikan tidak lagi diperlukan

2. Kalimat tidak lengkap


Kalimat tidak lengkap ditandai dengan ketiadaan Subjek (S), atau Predikat (P), atau Objek (O)
untuk P dengan kata kerja transitif. Contoh-contoh kalimat tanpa S yang ditemukan dalam
penelitian ini yaitu:
A. Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan.
 Perbaikan: Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah, tidak
sesuai apa yang kita harapkan.
B. Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi bisa kita lihat dari faktor
internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti departemen pendidikan
nasional, dinas pendidikan daerah serta sekolah-sekolah yang sudah maju di bidang pendidikan.
 Perbaikan: Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi dapat kita
lihat dari faktor internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan, seperti
departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah, serta sekolah-sekolah yang
sudah maju di bidang pendidikan.
C. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang
bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru
tersebut tidak kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa.
 Perbaikan: Disamping itu, banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya,
guru yang bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah
jelas bahwa guru tersebut tidak kompeten dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di
bidang ahlinya. Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak
pada siswa.
D. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini.
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagian
bidang, yang harus bisa menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara, yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus
lebih menekankan pada 3 penguasaan, yaitu penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi
disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.
E. Sangat banyak kritis tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan oleh akademisi
maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah belum terciptanya
pemerataan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Sangat banyak kritikan tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang
dilontarkan oleh akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, salah satunya isu
utama ialah belum terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia.
3 Predikat (P) mendahului Subjek (S)
Urutan kata-kata yang membentuk suatu kalimat yang baku adalah Subjek– Predikat–Objek
(SPO) dengan posisi S di depan P. Di dalam penelitian ini, semua makalah yang diteliti memiliki
kalimat yang menempatkan S sesudah P, sehingga urutan kata-kata dalam kalimat tersebut
menjadi PS. Urutan seperti ini akan mengacaukan arti kalimat karena S bisa dianggap sebagai O.
Contoh-contoh urutan PS dalam kalimat yang ditemukan dalam studi ini yaitu:
1.Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan:Layanan pendidikan di Indonesia rendah
2. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Mutu pendidikan di Indonesia rendah
3.Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
 Perbaikan: Mutu pendidikan tinggi di Indonesia rendah
4.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
 Perbaikan: Kemampuan literasi anak-anak Indonesia rendah
5. Rendahnya sarana fisik.
 Perbaikan: Sarana fisik rendah
6. Rendahnya kualitas guru.
 Perbaikan: Kualitas guru rendah
7. Rendahnya kesejahteraan guru.
 Perbaikan: Kesejahteraan guru rendah
8. Rendahnya prestasi siswa.
 Perbaikan: Prestasi siswa rendah
9. Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
 Perbaikan: Pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa kurang
10. Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
 Perbaikan: Kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja rendah
11. Mahalnya biaya pendidikan
 Perbaikan: Biaya pendidikan mahal
4 Kata sambung di awal kalimat
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua kalimat atau induk kalimat dengan anak
kalimat. Sesuai dengan namanya, kata sambung ditempatkan di antara kedua kalimat tersebut.
Penempatan kata sambung di awal kalimat membuat kalimat menjadi tidak baku. Di dalam
penelitian ini, penempatan kata sambung yang salah diperlihatkan dalam contoh-contoh berikut,
yaitu:
A. Rendahnya sarana fisik, karena banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak
pakai di berbagai tingkat pendidikan.
 Perbaikan: banyaknya gedung-gedung sekolah yang sudah tak layak pakai di berbagai
tingkat pendidikan, maka rendahnya sarana fisik menjadi salah satu masalah pendidikan
di Indonesia.

B.Rendahnya kualitas guru, sehingga kebanyakan guru yang belum maksimal atau
profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
 Perbaikan: Sehingga kualitas guru menjadi rendah, banyak guru yang belum maksimal
atau profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.

C.Rendahnya kesejahteraan guru, dengan pendapatan yang rendah, banyak guru-guru yang
mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya karena tidak cukup pendapatan
dari guru saja.
 Perbaikan: Dengan pendapatan yang rendah, banyak guru-guru yang mengambil
pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga kesejahteraan guru
menjadi rendah.

D. Rendahnya prestasi siswa, hal ini sangat berdampak kepada mahasiswa dengan prestasi siswa
menjadi rendah disebabkan seorang guru yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.
 Perbaikan: Hal ini disebabkan oleh rendahnya prestasi siswa, sehingga prestasi siswa
menjadi rendah berdampak kepada mahasiswa.

E.Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, sering terjadi ketika sudah
lulus sekolah ketidak serasian antara pendidikan dengan kebutuhan kerja disebabkan kurikulum
yang kurang fungsional ketika di pelajari di sekolah dengan kebutuhan kerja yang harapkan
nantinya ketika memasuki dunia kerja.
 Perbaikan: rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, sering terjadi
ketika sudah lulus sekolah ketidak serasian antara pendidikan dengan kebutuhan kerja
disebabkan kurikulum yang kurang fungsional ketika di pelajari di sekolah dengan
kebutuhan kerja yang harapkan nantinya ketika memasuki dunia kerja.
F.Mahalnya biaya pendidikan, sehingga masyarakat tidak mampu dalam membiayainya di
karenakan ekonomi yang rendah.
 Perbaikan: Sehingga biaya pendidikan menjadi mahal, masyarakat tidak mampu dalam
membiayainya di karenakan ekonomi yang rendah.

5 Kata sambung ‘dimana’


Kata sambung baik yang ditulis dimana maupun di mana yang merupakan terjemahan dari kata
bahasa Inggris where tidak dikenal dalam tata bahasa Indonesia. Meskipun demikian, kata
tersebut telah semakin populer digunakan sebagai pengganti kata seperti, yaitu, tempat, yang
atau dengan sesuai dengan konteks kalimatnya.
Kesalahan dalam penggunaan kata sambung dimana pada artikel yaitu:
A. Pemeratan pendidikan yang dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia mempunyai
bermacam-macam kendala dalam melaksanakannya.
 Perbaikan: Pemerataan pendidikan yang dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia
memiliki bermacam-macam kendala dalam pelaksanaannya.

B. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa
yang kita harapkan.
 Perbaikan: Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangat rendah,
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

C.Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya.


 Perbaikan: Selain itu, banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya.

D.Rendahnya sarana fisik, misalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak
pakai di berbagai tingkat pendidikan.
 Perbaikan: Rendahnya sarana fisik, misalnya banyak gedung-gedung sekolah yang sudah
tak layak pakai di berbagai tingkat pendidikan.

E. Kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
 Perbaikan: Kebanyakan guru belum maksimal atau profesional dalam menjalankan
tugasnya.

G. Biaya pendidikan bermutu itu mahal, inilah yang selalu kita dengar dari masyarakat, sehingga
masyarakat tidak mampu dalam membiayainya di karenakan ekonomi yang rendah.
 Perbaikan: Biaya pendidikan bermutu itu mahal, inilah yang selalu kita dengar dari
masyarakat, sehingga masyarakat tidak mampu membiayainya karena ekonomi yang
rendah.

6. Kata majemuk
Kata majemuk adalah gabungan dua kata dasar yang mempunyai arti baru yang berbeda dari
arti masing-masing kata dasar yang membentuknya. Sesuai dengan arti majemuk, yaitu ‘terdiri
atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan’, kedua kata yang membangun kata majemuk
tersebut ditulis terpisah. Namun, apabila kata-kata majemuk tersebut mendapat imbuhan, maka
penulisannya digabung menjadi satu kata.
Kesalahan penggunaan kata majemuk dalam artikel yang kami temukan yaitu:
1.Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kualitas layanan pendidikan di Indonesia* |
2.Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia* |
3 Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia
4.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kemampuan membaca dan menulis anak-anak Indonesia
5Rendahnya sarana fisik
 Perbaikan: Rendahnya fasilitas fisik
6.Rendahnya kualitas guru
 Perbaikan: Rendahnya profesionalisme guru
7.Rendahnya kesejahteraan guru
 Perbaikan: Rendahnya kualitas kehidupan guru
8.Rendahnya prestasi siswa
 Perbaikan: Rendahnya prestasi belajar siswa
9.Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
 Perbaikan: Rendahnya relevansinya dengan kebutuhan dunia kerja
10.Mahalnya biaya pendidikan bermutu
 Perbaikan: Mahalnya biaya pendidikan berkualitas

7. Urutan kata terbalik


Bahasa Indonesia menerapkan kaidah Diterangkan Menerangkan (DM) berkaitan dengan kata-
kata yang ditulis berurutan, yaitu kata utama yang diterangkan ditulis mendahului kata penjelas
yang menerangkan. Dengan demikian, kata-kata penyusun suatu kalimat yang baku akan
berbunyi, misalnya ‘jalan alternatif’ bukan ‘alternatif jalan’ karena kalimat yang mengandung
kata-kata tersebut sedang membicarakan tentang ‘jalan’ (kata utama), bukan tentang ‘alternatif’.
Kata ‘alternatif’ berfungsi untuk menerangkan kata ‘jalan’.
Contoh-contoh urutan kata terbalik yang ditemukan dalam studi ini yaitu:

A.Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan
 Perbaikan: Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah, tidak
sesuai apa yang kita harapkan.
B.Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya.
 Perbaikan: Banyak guru yang mengajar di bidang yang bukan keahliannya."* |
C.Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan
melalui program sertifikasi guru.
 Perbaikan: Untuk meningkatkan kualitas guru, pelatihan-pelatihan bisa dilakukan melalui
program sertifikasi guru."* |

D.Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini .
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan beberapa
bidang, yaitu: penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan
teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber daya alam (10%). Maka pendidikan
Indonesia harus lebih menekankan pada penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi,
disamping memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah.
E.Pada tahap awal bisa jadi perkembangan yang terjadi adalah percaya vs tidak percaya .
 Perbaikan: Pada tahap awal, perkembangan yang terjadi bisa jadi percaya vs tidak
percaya.
F.Perkembangan ini sangat di tentukan oleh proses belajar dalam suatu keluarga.
 Perbaikan: Perkembangan ini sangat ditentukan oleh proses belajar dalam keluarga.
G.Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan
yang formal, disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di
butuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang
dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi
diperlukan.
 Perbaikan:Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan, bahkan pendidikan yang
formal, disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari informasi
yang dibutuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal, bahkan beberapa orang dapat
mencari uang dengan memanfaatkan teknologi, sehingga pendidikan tidak lagi
diperlukan.

8.Berbeda dari
Sama halnya dengan kata bahasa Inggris different yang diikuti oleh from, kata berbeda
seharusnya diikuti oleh dari bukan dengan, sehingga kata yang benar adalah berbeda dari.
Kesalahan dengan konteks yang sama juga dimasukkan ke dalam kategori ini, misalnya
dipisahkan dengan yang seharusnya ditulis dipisahkan dari. Contoh-contoh berikut menunjukkan
pemakaian kata yang salah tersebut yaitu:
A.Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan.
 Perbaikan: Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah, tidak
sesuai dengan apa yang kita harapkan.
B.Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi bisa kita lihat dari faktor
internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti departemen pendidikan
nasional, dinas pendidikan daerah serta sekolah-sekolah yang sudah maju di bidang pendidikan.
 Perbaikan: Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan tersebut dapat dilihat
dari faktor internal, yaitu staf-staf yang berperan di pemerintahan, seperti departemen
pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah, dan sekolah-sekolah yang sudah maju di
bidang pendidikan
C. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang
bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru
tersebut tidak kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa.
 Perbaikan : Selain itu, banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya. Misalnya,
guru yang bidangnya IPA mengajar IPS, guru yang bidangnya agama mengajar pertanian.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa guru tersebut tidak kompeten dalam mengajar mata
pelajaran yang bukan di bidang keahliannya. Akibatnya, mutu pelajaran tersebut dapat
menurun dan berdampak pada siswa.
D.Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini.
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus dapat mengacu atau mengunggulkan beberapa
bidang, yang dapat menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara, yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih
menekankan pada tiga penguasaan, yaitu penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi,
disamping kekayaan sumber daya alam kita yang melimpah
E.Sangat banyak kritis tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan oleh akademisi
maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah belum terciptanya
pemerataan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Banyak kritik tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan oleh
akademisi dan praktisi di bidang pendidikan, salah satunya adalah isu utama belum
terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia
F.Pada tahap awal bisa jadi perkembangan yang terjadi adalah percaya vs tidak percaya.
Perkembangan ini sangat di tentukan oleh proses belajar dalam suatu keluarga.
 Perbaikan: Pada tahap awal, perkembangan yang terjadi bisa jadi adalah percaya versus
tidak percaya. Perkembangan ini sangat ditentukan oleh proses belajar dalam suatu
keluarga.

9. Antara x dan y
Kalimat yang baku dan benar menggunakan frasa antara x dan y, bukan antara x dengan y,
antara x sampai y, atau antara x–y. Dalam studi ini, contoh-contoh kalimat tidak baku yang
menunjukkan pemakaian frasa antara yang salah yaitu:
Kesalahan X
A.Rendahnya layanan pendidikan di indonesia
 Perbaikan:Rendahnya layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di Indonesia
B. Rendahnya mutu pendidikan di indonesia
 Perbaikan:Rendahnya mutu pendidikan secara umum di Indonesia, atau rendahnya mutu
pendidikan di bidang tertentu, misalnya matematika, bahasa Indonesia, atau sains.
C.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak indonesia
 Perbaikan:Rendahnya kemampuan literasi membaca dan menulis anak-anak Indonesia

Kesalahan Y
A.Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, pada ayat 2 menyatakan setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya (UUD 1945,
pasal 31).
 Perbaikan: Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, pada ayat 2 menyatakan
setiap anak yang telah berusia 7 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah
wajib membiayainya (UUD 1945, pasal 31).
B.Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4 dan belum
meratanya distribusi guru yang berdampak pada rendahnya rasio guru dan murid.
 Perbaikan:Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4
dan belum meratanya distribusi guru yang berdampak pada rendahnya rasio guru dan
murid secara umum, atau masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi
akademik S1/D4 dan belum meratanya distribusi guru yang berdampak pada rendahnya
rasio guru dan murid di bidang tertentu, misalnya matematika, bahasa Indonesia, atau
sains.
C.Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan
prasarana pendidikan.
 Perbaikan:Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya
sarana dan prasarana pendidikan secara umum, atau belum optimalnya pelayanan
pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di bidang
tertentu, misalnya matematika, bahasa Indonesia, atau sains.

10.Redundansi
Redundansi adalah pengulangan kata, kelompok kata, bagian kalimat atau penambahan
informasi yang sama sekali tidak diperlukan. Dalam penulisan makalah ilmiah, redundansi
seharusnya tidak dilakukan karena informasi dalam suatu makalah ilmiah seharusnya
disampaikan dengan ringkas, padat, dan jelas. Contoh-contoh redundansi yang ditemukan dalam
penelitian ini yaitu:
A.Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Layanan pendidikan di indonesia yang rendah

B.Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.


 Perbaikan: Mutu pendidikan di indonesia yang rendah
C.Rendahnya mutu pendidikan tinggi di indonesia
 Perbaikan Mutu pendidikan tinggi di indonesia yang rendah
D.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
 Perbaikan: Kemampuan literasi anak-anak indonesia yang rendah
E.Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4
 Perbaikan: Proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4 yang masih rendah
F.Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan prasarana
pendidikan.
 Perbaikan: Pelayanan pendidikan yang masih belum optimal karena akses sarana dan
prasarana pendidikan yang terbatas
G.Masih rendahnya kualitas dan kuantitas guru.
 Perbaikan: Kualitas dan kuantitas guru yang masih rendah
H.Banyak sekali gedung-gedung sekolah yg sudah tak layak pakai di berbagai tingkat pendidikan
 Perbaikan: Banyak gedung-gedung sekolah di berbagai tingkat pendidikan yang sudah
tak layak pakai
I.Kepemilikan, dan pengguanaan fasilitas yg tidak di manfaatkan
 Perbaikan: Kepemilikan dan penggunaan fasilitas yang tidak dimanfaatkan
J.Rendahnya sarana fisik
 Perbaikan:Sarana fisik yang rendah
K.Rendahnya kualitas guru
 Perbaikan:Kualitas guru yang rendah
L.Rendahnya kesejahteraan guru
 Perbaikan: Kesejahteraan guru yang rendah
M.Rendahnya prestasi siswa
 Perbaikan: Prestasi siswa yang rendah
N.Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
 Perbaikan: Pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa yang masih kurang
O.Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
 Perbaikan: Kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang rendah
P.Mahalnya biaya pendidikan bermutu itu mahal
 Perbaikan: Biaya pendidikan bermutu yang mahal

11. Kata depan dan urutan ‘ke’


Kata depan ke digunakan untuk menunjukkan tempat tujuan atau arah yang merupakan
tempat sebenarnya dan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, contoh ke arah kiri. Dalam
studi ini, penulisan kata depan ke yang salah ditemukan dalam artikel I ini yaitu:
1.Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia
2.Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia* |
3. Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia
4.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
5. Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4
 Perbaikan: Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4 di
Indonesia
6. Dan belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan
prasarana pendidikan.
 Perbaikan: Dan belum optimalnya pelayanan pendidikan di Indonesia sebagai akibat
akses terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia.
7. Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih rendahnya
kualitas dan kuantitas guru,maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia
 Perbaikan: Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan di Indonesia,
dan masih rendahnya kualitas dan kuantitas guru di Indonesia, maka penulis tertarik
untuk membahas faktor-faktor penyebab pendidikan tidak merata di Indonesia.
8. Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa yang kita
harapkan.
 Perbaikan: Pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangat rendahnya tidak
sesuai apa yang kita harapkan
9. Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi bisa kita lihat dari faktor
internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti departemen pendidikan
nasional, dinas pendidikan daerah serta sekolah-sekolah yang sudah maju di bidang pendidikan
 Perbaikan: Adapun faktor-faktor dari pendidikan tersebut yang mempengaruhi bisa kita
lihat dari faktor internalnya, meliputi staf-staf yang berperan di pemerintahan seperti
departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan daerah, serta sekolah-sekolah yang
sudah maju di bidang pendidikan di Indonesia.
10. Selanjutnya dari faktor eksternalnya, yaitu masyarakat pada umumnya yang mana
masyarakat sebagai ikon dan juga merupakan tujuan dari adanya pendidikan itu sendiri
 Perbaikan: Selanjutnya dari faktor eksternalnya, yaitu masyarakat pada umumnya, yang
mana masyarakat sebagai ikon dan juga merupakan tujuan dari adanya pendidikan itu
sendiri di Indonesia.
11. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus bekerja sama antara pemerintahan dengan
masyarakat, supaya kualitas pendidikan tidak rendah lagi
 Perbaikan: Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus bekerja sama antara
pemerintahan dengan masyarakat, supaya kualitas pendidikan di Indonesia tidak rendah
lagi.
12. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya
 Perbaikan: Disamping itu banyak guru yang mengajar di bidang yang bukan ahlinya.

12 Kata depan dan awalan ‘di’


Kata depan di yang menunjukkan tempat ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
sedangkan awalan di ditulis menyatu dengan kata dasar yang mengikutinya. Penambahan awalan
di membuat kata dasar tersebut menjadi kata kerja yang biasanya berfungsi sebagai predikat
dalam suatu kalimat.
Kesalahan penggunaan kata depan dan awalan di yang kami temui dalam artikel yaitu:
Pada tahap awal bisa jadi perkembangan yang terjadi adalah percaya vs tidak percaya.
 Perbaikan: Perkembangan yang terjadi pada tahap awal bisa jadi adalah percaya vs tidak
percaya.
B.Perkembangan ini sangat di tentukan oleh proses belajar dalam suatu keluarga.
 Perbaikan: Perkembangan ini sangat ditentukan oleh proses belajar dalam suatu keluarga.
C.Pendidikan di Indonesia masih saja selalu dihadapkan pada masalah-masalah yang kompleks. |
 Perbaikan:Pendidikan di Indonesia masih saja selalu menghadapi masalah-masalah yang
kompleks.
D.Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi pendidikan
yang formal, disebabkan dengan adanya teknologi semua manusia dapat mencari sesuai yg di
butuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal, bahkan dengan teknologi beberapa orang
dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya, sehingga pendidikan lagi tidak lagi
diperlukan.
 Perbaikan:Terkadang kita sangat meremehkan pendidikan dan merasa tidak perlu, apalagi
pendidikan yang formal. Disebabkan dengan adanya teknologi, semua manusia dapat
mencari sesuai yang dibutuhkannya tanpa melalui pendidikan yang formal. Bahkan,
dengan teknologi, beberapa orang dapat mencari uang dengan cara memanfaatkannya,
sehingga pendidikan tidak lagi diperlukan.
E.Rendahnya sarana fisik, misalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yang sudah tak layak
pakai di berbagai tingkat pendidikan, kepemilikan, dan penggunaan fasilitas yang tidak
dimanfaatkan di, serta media belajar rendah, buku perpustakaan yang tidak lengkap sehingga
tidak banyak yang minat literasi di pihak pelajar.
 Perbaikan: Rendahnya sarana fisik, misalnya banyak sekali gedung-gedung sekolah yang
sudah tak layak pakai di berbagai tingkat pendidikan, kepemilikan, dan penggunaan
fasilitas yang tidak dimanfaatkan di, serta media belajar rendah, buku perpustakaan yang
tidak lengkap sehingga tidak banyak yang minat literasi di pihak pelajar.

13 di, dalam, pada, kepada


Kata di merupakan kata depan yang menunjukkan tempat sebenarnya, sedangkan kata dalam
atau lengkapnya di dalam bisa menunjukkan tempat, waktu, keadaan atau kondisi, sesuai dengan
konteks kalimat, sedangkan kata pada adalah kata depan yang menunjukkan waktu dan posisi
yang bukan tempat sebenarnya. Padanan kata pada dan dalam (di dalam) dalam bahasa Inggris
yaitu on dan in. Dalam studi ini, pemakaian kata pada yang salah banyak ditemukan, sebagai
pengganti kata dalam (di dalam). Berbeda dari kata depan ke yang menunjukkan tujuan atau arah
berupa tempat sebenarnya, kata kepada adalah preposisi yang menunjukkan penerima, tujuan,
atau arah yang bukan tempat. Pemakaian kata di yang salah yang ditemukan dalam penelitian ini
ditunjukkan dalam contoh-contoh berikut:
1. Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas layanan pendidikan di Indonesia
2. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
3. Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia
4. Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
5. Masih rendahnya proporsi guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4
 Perbaikan: Masih rendahnya persentase guru yang memiliki kualifikasi akademik S1/D4
6. Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana dan
prasarana pendidikan
 Perbaikan: Belum optimalnya layanan pendidikan sebagai akibat akses terbatasnya sarana
dan prasarana pendidikan
7. Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih rendahnya
kualitas dan kuantitas guru,maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia.
 Perbaikan: Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih
rendahnya kualitas dan kuantitas guru, maka penulis tertarik untuk membahas faktor-
faktor penyebab pendidikan tidak merata di Indonesia
8. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus bekerja sama antara pemerintahan dengan
masyarakat, supaya kualitas pendidikan tidak rendah lagi
 Perbaikan: Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus bekerja sama antara
pemerintah dan masyarakat, agar kualitas pendidikan tidak rendah lagi
9. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang
bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru
tersebut tidak kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa.
 Perbaikan: Disamping itu, banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya.
Misalnya, guru yang bidangnya IPA disuruh mengajar IPS, bidangnya agama disuruh
mengajar pertanian. Sudah jelas bahwa guru tersebut tidak kompeten dalam mengajar
mata pelajaran yang bukan di bidang keahliannya. Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa
jadi menurun dan akan berdampak kepada siswa
10. Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan pelatihan-
pelatihan melalui program sertifikasi guru. Dan juga disertai mensejahterakan guru-guru dengan
memberikan insentif agar guru termotivasi dan semakin semangat mengajar dan belajar dari apa-
apa yg tidak di ketahui sebelumnya serta semakin kuat dalam mengabdi menjalankan tugas mulia
sebagai pendidik penerus bangsa.
 Perbaikan: Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas guru dapat dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan melalui program sertifikasi guru. Dan juga disertai dengan
mensejahterakan guru-guru dengan memberikan insentif agar guru termotivasi dan
semakin semangat mengajar dan belajar dari apa-apa yang tidak diketahui sebelumnya
serta semakin kuat dalam mengabdi menjalankan tugas mulia sebagai pendidik penerus
bangsa
11. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus dapat mengacu atau mengunggulkan sebagian
bidang, yang harus dapat menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara, yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus
lebih menekankan pada 3 penguasaan, yaitu penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi
disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.
12. Sangat banyak kritis tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan oleh
akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah belum
terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya
memenuhi kebutuhan populasi yang besar, berkembang, dan beragam dengan perbedaan tingkat
partisipasi antar wilayah.
 Perbaikan: Sangat banyak kritik tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang
dilontarkan oleh akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, salah satunya isu
utama ialah belum terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di
Indonesia seharusnya memenuhi kebutuhan populasi yang besar, berkembang, dan
beragam dengan perbedaan tingkat partisipasi antar wilayah.

14 Imbuhan me(di)...kan
Untuk membentuk suatu kata kerja, awalan me dan di selalu dipasangkan dengan akhiran
kan, bukan dengan akhiran an. Penggunaan imbuhan me(di)..an membuat kata-kata yang
ditemukan dalam studi ini menjadi salah, yaitu: menunjukan, dimasukan, memasukan,
diperhitungan; membangunan, ditujukkan, menekanan, ditunjukan.
Contohnya yaitu:
A. Sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia-manusia berkualiatas.
 Perbaikan: Sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia-manusia
berkualitas.
B.Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih rendahnya
kualitas dan kuantitas guru,maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia.
 Perbaikan: Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih
rendahnya kualitas guru, maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia.

C.Kalimat:Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru
yang bidangnya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa
guru tersebut tidak kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
 Perbaikan:Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya,
guru yang bidangnya IPA disuruh mengajar IPS, bidangnya agama disuruh mengajar
pertanian. Sudah jelas bahwa guru tersebut tidak kompeten dalam mengajar mata
pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
D. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan beberapa
bidang, yang harus bisa menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus
lebih menekankan pada 3 penguasaan yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi
disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.

E.Sangat banyak kritis tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan oleh akademisi
maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah belum terciptanya
pemerataan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya memenuhi
kebutuhan populasi yang besar, berkembang, dan beragam dengan perbedaan tingkat partisipasi
antar wilayah.
 Perbaikan:Sangat banyak kritik tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang dilontarkan
oleh akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, yang salah satunya isu utama ialah
belum terciptanya pemerataan pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia
seharusnya memenuhi kebutuhan populasi yang besar, berkembang, dan beragam dengan
perbedaan tingkat partisipasi antar wilayah.

15 Awalan me (pe) + k p s t
Awalan me- yang dirangkai dengan kata dasar yang diawali dengan hurufhuruf k, p, s, atau t
untuk membuatnya menjadi kata kerja menyebabkan huruf-huruf tersebut lebur. Demikian juga
halnya dengan awalan pe- yang apabila dirangkai dengan kata dasar yang diawali dengan huruf-
huruf k, p, s, atau t untuk menjadikannya sebagai kata benda, huruf-huruf tersebut menjadi lebur.
Berikut adalah contoh-contoh yang salah berkaitan dengan pemakaian awalan me- dalam
konteks di atas yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu:
A.Pemeratan pendidikan yang dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia mempunyai kendala
dalam melaksanakannya.
 Perbaikan: Pemerataan pendidikan yang dilaksanakan di berbagai daerah Indonesia
mempunyai kendala-kendala dalam pelaksanaannya.
B.Banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang bidangnya IPA di
suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian
 Perbaikan: Banyak guru yang mengajar tidak di bidang keahliannya. Misalnya, guru yang
bidangnya IPA disuruhkan mengajar IPS, bidangnya agama disuruh mengajar pertanian
C.Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan
melalui program sertifikasi guru. Dan juga disertai mensejahterakan guru-guru dengan
memberikan insentif agar guru termotivasi dan semakin semangat mengajar dan belajar dari apa-
apa yg tidak di ketahui sebelumnya serta semakin kuat dalam mengabdi menjalankan tugas mulia
sebagai pendidik penerus bangsa.
 Perbaikan: Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan melalui program sertifikasi guru. Dan juga disertai dengan
mensejahterakan guru-guru dengan memberikan insentif agar guru termotivasi dan
semakin semangat mengajar serta belajar dari apa-apa yang tidak diketahui sebelumnya
serta semakin kuat dalam mengabdi menjalankan tugas mulia sebagai pendidik penerus
bangsa.
D. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini.
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan beberapa
bidang, yang harus bisa menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus
lebih menekankan pada 3 penguasaan yaitu, penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi
disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.

16 Ajektif + nya
Kata sifat (adjektif) atau kata kerja yang digabung dengan akhiran nya untuk membuat
gabungan tersebut menjadi kata benda ditemukan dalam semua sampel makalah (Tabel 3). Kata
gabungan yang terbentuk seolah-olah adalah kata yang baku. Padahal, cara yang benar untuk
membentuk kata benda dari kata sifat adalah dengan menambahkan imbuhan pe-an atau ke-an.
Contoh kata-kata yang tidak baku tersebut yaitu:
A. kualitas sumber daya manusia di Indonesia ini sangat jauh dari harapan.
 Perbaikan: kualitas sumber daya manusia di Indonesia ini sangat jauh dari harapan yang
kita inginkan.
B.Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas layanan pendidikan di Indonesia
C.Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

D.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak indonesia


 Perbaikan: Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
E.banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya. Misalnya, guru yang bidangnya IPA di
suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah jelas bahwa guru tersebut tidak
kompetensi dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di bidang ahlinya.
 Perbaikan: banyak guru yang mengajar tidak di bidang keahliannya. Misalnya, guru yang
bidang keahliannya IPA di suruh ngajar IPS, bidangnya agama disuruh pertanian. Sudah
jelas bahwa guru tersebut tidak kompeten dalam mengajar mata pelajaran yang bukan di
bidang keahliannya.
F. Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM indonesia dapat bersaing dalam dunia kerja
global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan sebagaian bidang, yang. harus bisa
menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu: penguasaan inovasi (45%),
penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan penguasaan kekayaan sumber
daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus lebih menekankan pada 3 penguasaan
yaitu, penguasaan inovasi, jaringan dan teknologi disamping pendapatan sumber daya alam kita
yang melimpah ini.
 Perbaikan: Dalam strategi pendidikan nasional agar SDM Indonesia dapat bersaing dalam
dunia kerja global, paling tidak harus bisa mengacu atau mengunggulkan beberapa
bidang, yang harus bisa menjadi penentu suatu kemajuan bangsa atau negara yaitu:
penguasaan inovasi (45%), penguasaan jaringan (25%), penguasaan teknologi (20%), dan
penguasaan kekayaan sumber daya alam hanya (10%). Maka pendidikan Indonesia harus
lebih menekankan pada 3 penguasaan yaitu, penguasaan inovasi, jaringan, dan teknologi
disamping pendapatan sumber daya alam kita yang melimpah ini.
G.Rendahnya sarana fisik.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas sarana fisik
H.Rendahnya kualitas guru.
 Perbaikan: Rendahnya kualitas guru
I.Rendahnya kesejahteraan guru
 Perbaikan: Rendahnya kesejahteraan guru
J. Rendahnya prestasi siswa
 Perbaikan : Rendahnya prestasi siswa
K.Kurangnya dalam pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
 Perbaikan: Kurang meratanya pemerataan pendidikan ke seluruh pelosok desa
L.Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja
 Perbaikan: Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja

17 Kata tak baku


Kata tak baku yaitu kata yang tidak terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia, namun sering
muncul karena kemungkinan penulis tidak mengetahui bentuk kata yang baku.
Kesalahan pada artikel yang kami temukan yaitu:
A.terdistribusi secara merata
 Perbaikan: terdistribusi merata.

B.belum meratanya distribusi guru.


 Perbaikan: distribusi guru yang belum merata.
C.belum maksimalnya pelayanan pendidikan.
 Perbaikan: pelayanan pendidikan yang belum maksimal
D.belum optimalnya pemerataan pendidikan.
 Perbaikan: pemerataan pendidikan yang belum optimal
E.masih rendahnya kualitas dan kuantitas guru
 Perbaikan: kualitas guru yang masih rendah dan kuantitas guru yang masih kurang
G.mengajar tidak di bidang ahlinya.
 Perbaikan: mengajar di luar bidang keahliannya
H.menguasai inovasi.
 Perbaikan: menguasai inovasi dan teknologi
I.penguasaan jaringan.
Perbaikan: penguasaan jaringan dan teknologi.

18 Kata serapan
Kata serapan pada umumnya berasal dari kata bahasa Inggris atau bahasa asing lain yang
bentuknya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia agar mudah ditulis dan diucapkan.
Kategori kata serapan ini dibuat terpisah dari kata tak baku untuk membedakannya dari kata-kata
yang sudah umum digunakan dan dianggap sebagai kata asli bahasa Indonesia. Penulisan kata-
kata serapan yang salah tersebut diperlihatkan sebagai berikut:
A. Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia
 Perbaikan:Rendahnya mutu layanan pendidikan di Indonesia
B.Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
C.Rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia.
 Perbaikan:Rendahnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia
D.Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
 Perbaikan: Rendahnya kemampuan melek huruf anak-anak Indonesia
E. Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak di bidang ahlinya
 Perbaikan: Disamping itu banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang
keahliannya.
F.Sehingga mutu pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak ke siswa.
 Perbaikan:Sehingga kualitas pelajaran tersebut bisa jadi menurun dan akan berdampak
pada siswa.
G.Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan pelatihan-
pelatihan melalui program sertifikasi guru
 Perbaikan: Dengan demikian untuk meningkatkan kualitas guru bisa dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan melalui program sertifikasi pendidik.

19. Kata benda + an


Penambahan akhiran -an atau imbuhan ke-…-an pada kata benda membuat kata yang sudah
benar menjadi salah. Maksud penambahan tersebut kemungkinan untuk membuatnya menjadi
kata benda, padahal kata tersebut sudah merupakan kata benda.
Contoh-contoh penulisan yang salah tersebut adalah sebagai berikut:
A. kegiatan,Seharusnya: kondisi
B. kualitas, Seharusnya: mutu
C. kualitas, Seharusnya: mutu
D. kemampuan, Seharusnya: literasi
E. faktor,Seharusnya: penyebab
F. kualitas, Seharusnya: mutu
G. kualitas, Seharusnya: mutu
H. prestasi, Seharusnya: kinerja

20 Huruf besar (kapital)


Studi ini juga menemukan kata-kata yang ditulis dengan huruf kecil yang seharusnya ditulis
dengan huruf besar (kapital).
Dalam Studi kasus ini kami tidak menemukan kesalahan dalam penggunaan huruf kapital, semua
sesuai dengan kesesuain penggunaan huruf kapital.

21 Penghitungan vs Perhitungan
Kata perhitungan sering dipakai menggantikan kata penghitungan, walaupun arti kedua kata
ini tidak sama. Perhitungan adalah perbuatan (hal, cara) memperhitungkan, hasil
memperhitungkan, perkiraan, atau penyelesaian, sedangkan penghitungan adalah perbuatan
menghitung.
Contoh penggunaan kata perhitungan yang seharusnya ditulis penghitungan adalah sebagai
berikut:
A. Belum maksimalnya perluasan akses dan penghitungan pendidikan, dan masih rendahnya
kualitas dan kuantitas guru,maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia.
 Perbaikan: Belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih
rendahnya kualitas guru, maka penulis tertarik untuk membahas faktor-faktor penyebab
pendidikan tidak merata di Indonesia.

22. daripada vs dari


Kata daripada adalah kata depan yang menyatakan perbandingan dan tidak bisa diganti
dengan kata dari karena kedua kata tersebut memiliki arti dan tujuan penggunaan yang berbeda.
Namun, pengecualian berlaku untuk menyatakan perbandingan yang menggunakan angka,
misalnya lebih besar dari 30. Dalam hal ini, kalimat yang benar adalah misalnya penumpang
dengan nomor kursi lebih besar dari 30 dipersilakan naik terlebih dahulu, bukan lebih besar
daripada 30.
Contoh-contoh yang salah pada pemakaian kata dari yang menggantikan kata daripada dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Rendahnya layanan pendidikan di indonesia daripada negara tetangga.


 Perbaikan:Rendahnya layanan pendidikan di Indonesia dibandingkan negara tetangga.
B. Rendahnya mutu pendidikan di indonesia daripada negara maju.
 Perbaikan: Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dibandingkan negara maju.
C. Kebanyakan guru yang belum maksimal atau profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.
 Perbaikan: Kebanyakan guru yang belum profesional dalam menjalankan tugasnya.
D. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitas sangatlah rendah tidak sesuai apa
yang kita harapkan.
 Perbaikan: Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dari segi kualitasnya sangatlah
rendah tidak sesuai apa yang kita harapkan.
E.Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja disebabkan kurikulum yang
kurang fungsional ketika di pelajari di sekolah dengan kebutuhan kerja yang harapkan nantinya
ketika memasuki dunia kerja."
 Perbaikan: Rendahnya kecocokan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja disebabkan
kurikulum yang kurang fungsional, ketika dipelajari di sekolah, dengan kebutuhan kerja
yang diharapkan nantinya ketika memasuki dunia kerja*."
F.Pemerintah harus menjamin peningkatan kualitas pendidikan indonesia dari segi kuantitas dan
kualitas.
 Perbaikan:Pemerintah harus menjamin peningkatan kualitas pendidikan indonesia *baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
23. Kata baru tak perlu
Kata baru tak perlu adalah kata yang muncul beberapa tahun terakhir, yang biasanya
merupakan kata majemuk yang semakin banyak dipakai menggantikan kata tunggalnya. Kata-
kata tersebut misalnya kata peserta didik yang menggantikan kata siswa atau murid. Kata-kata
baru tak perlu yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu:
A. menjadi gawat darurat.
 Perbaikan: dalam kondisi gawat darurat
B.rendahnya layanan pendidikan di Indonesia
 Perbaikan:kurangnya akses dan kualitas pendidikan di Indonesia
C. rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
 Perbaikan: kurangnya akses dan kualitas pendidikan yang merata di Indonesia
D. rendahnya mutu pendidikan tinggi di Indonesia
 Perbaikan: kurangnya akses dan kualitas pendidikan tinggi yang merata di Indonesia
E. rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia
 Perbaikan: kurangnya akses dan kualitas pendidikan literasi yang merata di Indonesia
F.faktor internalnya
 Perbaikan: faktor internal
G. faktor eksternalnya
 Perbaikan: faktor eksternal

24. Pemenggalan kata


Apabila suatu kata tidak mungkin ditulis dengan utuh dalam satu baris, maka pemenggalan
kata tidak dapat dielakkan. Namun, pemenggalan kata tersebut haruslah memperhatikan kaidah
yang benar dengan tidak mengubah bentuk suku kata. Contoh-contoh berikut ini memperlihatkan
pemenggalan kata-kata yang tidak tepat yang ditemukan dalam studi ini yaitu:
A. Idealisme pada pendidikan mengedepankan nilai-nilai humanisme yang mendasar.
 Perbaikan: Idealisme pada pendidikan mengedepankan nilai-nilai humanisme yang
fundamental.
B. Sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia-manusia berkualiatas.
 Perbaikan: Sehingga dengan nilai-nilai tersebut mampu membentuk manusia-manusia
berkualitas.
C.Perlu di ketahui banyaknya realita di lapangan yang kualitas sumber daya manusia di
Indonesia ini sangat jauh dari harapan.
 Perbaikan:Perlu diketahui banyaknya realita di lapangan yang kualitas sumber daya
manusia di Indonesia ini sangat jauh dari harapan.
D. Beberapa kasus yang menggambarkan kondisi tersebut diantaranya ialah.
 Perbaikan: Beberapa kasus yang menggambarkan kondisi tersebut di antaranya ialah.
E. Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
 Perbaikan: Rendahnya kemampuan literasi anak-anak Indonesia

25. Salah tulis (typo)


Kesalahan tulis kata ditemukan di dalam seluruh sampel makalah dalam penelitian ini.
Sesungguhnya, apabila penulis makalah dan editor jurnal, terutama section editor, copyeditor,
dan proofreader mampu memeriksa makalah dengan lebih teliti, tentu kesalahan tulis ini tidak
akan terjadi.
Contoh-contoh kesalahan tulis yang ditemukan dalam studi ini yaitu:
A. Berkualiatas, Seharusnya: berkualitas.
B. Pemeratan, Seharusnya: pemerataan.
C. sebagaian, Seharusnya: sebagian.
D. menenrus, Seharusnya: menerus.
E. pengguanaan, Seharusnya: penggunaan.
Hasil Analisis Artikel II
Judul Artikel: kondisi pendidikan di Indonesia
Isi Artikel;
Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa. Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan kualitas
kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya. Oleh karena itu substansi pendidikan, materi
pengajaran dan metodologi pembelajaran, serta manajemen pendidikan yang akuntabel susah
seharusnya menjadi perhatian bagi para penyelenggara Negara. Terbukti bahwa seluruh bangsa
yang berhasil mencapai tingkat kemajuan kebudayaan dan teknologi tinggi mesti disangga oleh
kualitas pendidikan yang sangat kokoh.Namun eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia pada
saat ini masih menjadi permasalahan karena masih banyak anak bangsa yang belum
mendapatkan pendidikan yang sebagaimana mestinya dan ada juga yang sama sekalipun belum
pernah mencicipi bangku sekolah sama sekali contoh kecilnya saja anak yang terlantar hal ini
sangat memperihatinkan. Sebenarnya mereka juga mempunyai hak yang sama seperti anak-anak
yang sudah mendapat pendidikan yang layak seperti contoh anak orang kaya. Arah bangsa
nantinya ada pada tangan mereka karena merekalah nantinya yang akan menjadi penerus
perjuangan bangsa.

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka
yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh
akses pendidikan yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan
ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi, menjadi faktor
pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik. Mereka berpeluang besar
memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini
menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif, karena ditunjang dengan kualitas anak
didik yang punya daya pikir tinggi. Selain itu, tersedianya sarana prasarana yang lengkap
membantu untuk mewujudkan pendidikan yang mapan. Pada saat sekarang pendidikan yang ada
di Indonesia berbentuk sistem pasar yaitu bagi mereka yang memiliki uang banyak maka mereka
akan mendapatkan pendidikan yang layak.sebenarnya hal tersebut tidak boleh terjadi.

Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita
bangsa. Pertama, kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis dan tak terjangkau
rakyat miskin. Dalam hal ini, pemerintah dituding membuat kebijakan yang diskriminatif
sehingga menyulitkan rakyat kecil mengakses pendidikan. Kedua, lahirnya sistem pendidikan
yang tidak memberdayakan. Dalam konteks ini, kebijakan yang dibentuk semata-mata untuk
mendukung status quo dan memapankan kesenjangan sosial (Darmaningtyas, 2005, Pendidikan
Rusak-Rusakan). Ketiga, kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral. Hal ini
dapat dibuktikan dengan melihat realitas anak-anak yang bertindak amoral, sehingga sering
dikatakan pendidikan minus budi pekerti.
Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari
generasi ke generasi selanjutnya. Jangan sampai generasi itu terputuskan dengan begitu saja.
Ilmu yang dimaksud antara lain: pengetahuan, tradisi, dan nilai-nilai budaya (keberadaban).
Secara umum penularan ilmu tersebut telah di emban oleh orang-orang yang terbeban terhadap
generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang yang punya visi kedepan, yaitu menjadikan
generasi yang lebih baik dan beradab. Betapa sangat pentingnya pendidikan ini negara-negara
yang majupun tentunya tidak akan terlepas dari peran pendidikan. Berbicara tentang pendidikan
ini Dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 sudah jelas yaitu bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan, wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya,
negara juga mempriorotaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN
dan APBD. Pertanyaanya, sudahkah semua anak bangsa mendapatkan haknya? Melihat fakta
saat ini, di Indonesia setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hasil Analisis Artikel Sesuai dengan 25 Kriteria Kesalahan Yaitu:


A.Kalimat Tidak Logis.
Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan terhadap artikel kedua,kami tidak menemukan
kalimat tidak logis, semua kalimat menurut kami telah baik dan logis dan mudah dipahami.

B. Kalimat tidak lengkap


Berikut ini contoh kalimat tidak lengkap yang kami temukan dalam Artikel kedua:
A. Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka
yang belum mendapatkan hak tersebut."
 Perbaikan: Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa di
antaranya yang belum mendapatkan hak tersebut."
B. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak
orang kaya dan pintar.
 Perbaikan: Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang
berkualitas hanya anak orang kaya dan pintar."
C. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar nasional,
bahkan internasional.
 Perbaikan: Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah *dengan kualitas yang
tinggi, baik secara akademik maupun non-akademik.
D. Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita
bangsa.
 Perbaikan: Ada beberapa faktor yang membuat pendidikan di Indonesia semakin
melenceng dari cita-cita bangsa.
E. Ketiga, kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral.
 Perbaikan:Ketiga, kurangnya perhatian terhadap pembangunan moral dalam pendidikan.
3. Predikat (P) mendahului Subjek (S)
A.Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa.
 Perbaikan: Pendidikan, merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk
membangun peradaban bangsa.
B. Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan kualitas kesejahteraan lahir batin
dan masa depan warganya.
 Perbaikan: Kesadaran akan arti penting pendidikan, akan menentukan kualitas
kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya.
C. Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka yang
belum mendapatkan hak tersebut.
 Perbaikan: Pendidikan, merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa
dari mereka yang belum mendapatkan hak tersebut.
D. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak
orang kaya dan pintar.
 perbaikan: Peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik, hingga saat
ini, hanya anak orang kaya dan pintar.

4. Kata sambung di awal kalimat


A. Oleh karena itu , Seharusnya: Oleh sebab itu.
B. Namun, Seharusnya: Sebaliknya.
C. Sebenarnya, Seharusnya: Pada kenyataannya.
D. Dengan demikian, Seharusnya: Oleh karena itu.
E.Ada beberapa hal, Seharusnya: Antara lain.
F. Telah dipahami oleh para pendidik bahwa , Seharusnya Para pendidik menyadari bahwa.
G. Berbicara tentang pendidikan ini, Seharusnya: Mari kita bicara tentang pendidikan.
H. Pertanyaanya, Seharusnya: Jadi.

5 Kata sambung ‘dimana’


A. Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa. Di mana kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan kualitas
kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya?
 Perbaikan:Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk
membangun peradaban bangsa. Apakah kesadaran akan arti penting pendidikan akan
menentukan kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya?
B. Namun eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini masih menjadi
permasalahan dimana masih banyak anak bangsa yang belum mendapatkan pendidikan yang
sebagaimana mestinya.
 Perbaikan: Namun eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini masih
menjadi permasalahan karena masih banyak anak bangsa yang belum mendapatkan
pendidikan yang sebagaimana mestinya.
6. Kata majemuk.
A. Titiang pancang kebudayaan.
 Perbaikan: tiang Pancang kebudayaan
B. Pondasi utama untuk membangun peradaban bangsa
 Perbaikan: pondasi terpenting untuk Membangun peradaban bangsa
C. Kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya
 Perbaikan: kualitas kesejahteraan jasmani dan rohani dan masa depan generasi penerus
D. Materi pengajaran dan metodologi pembelajaran
 Perbaikan: materi pelajaran dan metode belajar mengajar
E. Manajemen pendidikan yang akuntabel
 Perbaikan: pengelolaan pendidikan yang bertanggung jawab

7. Urutan kata terbalik


A. Pendidikan yang berkualitas adalah fondasi utama untuk membangun peradaban bangsa.
B. Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa.Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan kualitas
kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya.
 Perbaikan: Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk
membangun peradaban bangsa.Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan
kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya.

8 Berbeda dari
Pada studi ini kami tidak menemukan kesalahan pada penggunaan berbeda dari pada artikel
kedua.

9 antara x dan y
X: Pendidikan yang berkeadilan dan merata
Y: Pendidikan yang elitis dan tidak terjangkau

10 Redundansi
Pada studi kasus ini kami tidak menemukan kesalahan pada penggunaan redundansi pada
artikel tersebut, menurut kami penggunaan redundansi telah benar dan sesuai

11 Kata depan dan urutan ‘ke’


A. ke arah
B. ke depan
C. ke atas
D. ke bawah
E. ke dalam
F. ke luar
G. kepada
H. kepada bangsa
I. kepada negara
J. di Indonesia
K. di bangku sekolah
L. di tangan mereka
M. di sekolah-sekolah elit
N. di lingkungan belajar-mengajar
O. di sarana prasarana yang lengkap
P. di sistem pasar
Q. di negara-negara yang maju
R. di Indonesia setiap tahunnya

12 Kata depan dan awalan ‘di’


A.Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa.
 Perbaikan: Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama yang
membangun peradaban bangsa.
B.Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka yang
belum mendapatkan hak tersebut.
 Perbaikan: Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa
dari mereka yang belum mendapatkan haknya tersebut.
C.Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak
orang kaya dan pintar.
 Perbaikan: Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang
baik hanya pada anak orang kaya dan pintar.
D.Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka karena merekalah nantinya yang akan menjadi
penerus perjuangan bangsa.
 Perbaikan: Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka, karena merekalah nantinya
yang akan menjadi penerus perjuangan bangsa.
E. Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita
bangsa.
 Perbaikan:Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng
dari cita-cita bangsa yang adil dan merata.

13 di, dalam, pada, kepada


A.Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun
peradaban bangsa.
 Perbaikan: Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama yang
membangun peradaban bangsa.
B.Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka yang
belum mendapatkan hak tersebut.
 Perbaikan: Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa
dari mereka yang belum mendapatkan haknya tersebut.
C. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak
orang kaya dan pintar.
 Perbaikan: Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang
baik hanya pada anak orang kaya dan pintar.
D.Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka karena merekalah nantinya yang akan menjadi
penerus perjuangan bangsa.
 Perbaikan: Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka, karena merekalah nantinya
yang akan menjadi penerus perjuangan bangsa.
E.Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita
bangsa.
 Perbaikan:Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng
dari cita-cita bangsa yang adil dan merata.

14 Imbuhan me(di)...kan
A.di Indonesia, Seharusnya: di negara Indonesia
B. di bangku sekolah, Seharusnya: di sekolah
C. di sekolah-sekolah elit, Seharusnya: di sekolah-sekolah elite
D. di Indonesia berbentuk sistem pasar, Seharusnya: di Indonesia, pendidikan berbentuk sistem
pasar.
E. di saat sekarang, Seharusnya: saat ini
F. dalam hal ini, Seharusnya: dalam keadaan ini
G. dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 , Seharusnya: dalam Undang-Undang Dasar pasal 31 ayat 1
dan 2
H. di Indonesia setiap tahunnya, Seharusnya: setiap tahunnya di Indonesia

15 Awalan me (pe) + k p s t
Awalan me (pe) + k p s t yang terdapat dalam materi pendidikan di atas adalah:

Me-
 Mewujudkan* (me- + wujud)
 Mendukung* (me- + dukung)
 Menyulitkan* (me- + sulit)
 Menjadikan* (me- + jadi)
 Memahami* (me- + paham)
 Mewariskan* (me- + wariskan)

Perbaikan awalan me (pe) + k p s t dalam materi pendidikan di atas adalah sebagai berikut:

 Mewujudkan (me- + wujud)


 Mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata untuk semua warga negara

 Mendukung (me- + dukung)


 Mendukung upaya pemerataan akses pendidikan
 Menyulitkan (me- + sulit)
 Menyulitkan rakyat miskin untuk mengakses pendidikan

 Menjadikan (me- + jadi)


 Menjadikan pendidikan sebagai lokomotif pembangunan bangsa

 Memahami (me- + paham)


 Memahami pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa

 Mewariskan (me- + wariskan)


 Mewariskan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus

16 Ajektif + nya
 Pendidikan yang sebagaimana seharusnya Pendidikan yang layak
 Anak yang terlantar seharusnya Anak yang terabaikan
 Akses pendidikan yang baik seharusnya Akses pendidikan yang berkualitas
 Lingkungan belajar-mengajar yang kondusif Lingku seharusnya ngan belajar-mengajar
yang nyaman
 Pendidikan yang mapan seharusnya Pendidikan yang bermutu
 Kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis seharusnya Kecenderungan
pendidikan Indonesia yang semakin eksklusif
 Sistem pendidikan yang tidak memberdayakan seharusnya Sistem pendidikan yang tidak
berpihak pada rakyat
 Orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral seharusnya Orientasi pendidikan
terhadap pembentukan karakter
 Pendidikan yang minus budi pekerti seharusnya Pendidikan yang amoral

Perbaikan adjektif + nya tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara
lain:

A. Ketepatan makna. Adjektif + nya harus memiliki makna yang tepat dengan konteks
kalimatnya.
B. Keselarasan dengan konteks kalimat. Adjektif + nya harus selaras dengan konteks
kalimatnya, baik dari segi makna maupun struktur kalimatnya.
C. Kesederhanaan. Adjektif + nya harus sederhana dan mudah dipahami.

D. Berikut adalah contoh perbaikan kalimat dengan adjektif + nya yang telah diperbaiki:

E. Pendidikan yang sebagaimana mestinya seharusnya Pendidikan yang layak


F. Pada kalimat ini, adjektif "sepatutnya" memiliki makna yang sama dengan adjektif
"layak". Oleh karena itu, adjektif "sepatutnya" dapat diganti dengan adjektif "layak"
tanpa mengubah makna kalimat.

G. Anak yang terlantar sepatutnya Anak yang terabaikan

H. Pada kalimat ini, adjektif "terlantar" memiliki makna yang kurang tepat. Adjektif
"terlantar" lebih tepat digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tidak
memiliki tempat tinggal atau tidak memiliki orang tua. Sedangkan, pada kalimat ini,
adjektif "terlantar" digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tidak
mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, adjektif "terlantar" dapat diganti dengan
adjektif "terabaikan" yang memiliki makna yang lebih tepat.

I. *Akses pendidikan yang baik* > *Akses pendidikan yang berkualitas*

J. Pada kalimat ini, adjektif "baik" memiliki makna yang terlalu umum. Adjektif "baik"
dapat diartikan sebagai "layak" atau "mutu". Oleh karena itu, adjektif "baik" dapat diganti
dengan adjektif "berkualitas" yang memiliki makna yang lebih spesifik.

17 Kata tak baku


1. "susah seharusnya harus"
2. "sama sekalipun seharusnya sama sekali"
3. "anak yang terlantar seharusnya anak terlantar"
4. "seperti contoh seharusnya misalnya"
5. "yang sudah mendapat pendidikan yang layak seharusnya yang memperoleh pendidikan
yang layak"
6. "anak orang kaya seharusnya anak dari keluarga kaya"
7. "masih ada beberapa seharusnya masih banyak"
8. "bermodalkan seharusnya dengan modal"
9. "kemampuan berpikir tinggi seharusnya kemampuan intelektual yang tinggi"
10. "menciptakan seharusnya mendukung terciptanya"
11. "berstandar nasional seharusnya berkualitas nasional"
12. "bahkan internasional seharusnya bahkan bertaraf internasional"
13. "kondusif seharusnya nyaman"
14. "daya pikir tinggi seharusnya kemampuan berpikir yang tinggi"
15. "sarana prasarana yang lengkap seharusnya infrastruktur yang memadai"
16. "sistem pasar seharusnya sistem ekonomi"
17. "mereka yang memiliki uang banyak seharusnya mereka yang mampu secara ekonomi"
18. "cita-cita bangsa seharusnya tujuan pendidikan nasional"
19. "kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis seharusnya pendidikan
Indonesia yang semakin eksklusif"
20. "tak terjangkau rakyat miskin seharusnya tidak dapat diakses oleh rakyat miskin"
21. "kebijakan yang diskriminatif seharusnya kebijakan yang tidak adil"
22. "lahirnya sistem pendidikan yang tidak memberdayakan seharusnya sistem pendidikan
yang tidak berpihak pada rakyat kecil"
23. "mendukung status quo seharusnya menjaga status quo"
24. "memapankan kesenjangan sosial seharusnya memperlebar kesenjangan sosial"
25. "orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral seharusnya tujuan pendidikan yang
berfokus pada pengembangan karakter"
26. "anak-anak yang bertindak amoral seharusnya anak-anak yang berperilaku tidak
bermoral"
27. "pendidikan minus budi pekerti seharusnya pendidikan yang tidak mengajarkan budi
pekerti"
28. "di emban seharusnya diselenggara"
29. "yang punya visi kedepan seharusnya yang memiliki visi ke depan"
30. "Betapa sangat pentingnya pendidikan ini seharusnya Pendidikan sangatlah penting"
31. "negara-negara yang majupun tentunya tidak akan terlepas dari peran pendidikan
seharusnya Negara-negara maju tentunya tidak akan terlepas dari peran pendidikan"
32. "sudahkah semua anak bangsa mendapatkan haknya seharusnya apakah semua anak
bangsa telah memperoleh haknya"
33. "lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi seharusnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya"
18 Kata serapan

 tiang pancang seharusnya tiangnya


 pondasi seharusnya dasar
 peradaban seharusnya kebudayaan
 substansi seharusnya isi
 materi seharusnya bahan
 metodologi | seharusnya cara
 akuntabel seharusnya bertanggung jawab
 susah seharusnya sulit
 eksistensi seharusnya keberadaan
 sebagaimana mestinya seharusnya semestinya
 sama sekalipun seharusnya meskipun
 terlantar seharusnya terabaikan
 arah bangsa seharusnya masa depan bangsa
 penerus perjuangan bangsa seharusnya penerus bangsa
 hak seharusnya keistimewaan
 berpeluang besar memiliki kesempatan besar
 menciptakan seharusnya menghasilkan
 ditunjang seharusnya didukung
 kondusif seharusnya nyaman
 sarana prasarana seharusnya fasilitas
 mapan seharusnya stabil
 melenceng seharusnya menyimpang
19 Kata benda + an
A. substansi pendidikan seharusnya substansi pendidikan(tetap) |
B. materi pengajaran seharusnya materi pembelajaran(lebih umum) |
C. metodologi pembelajaran seharusnya metode pembelajaran (lebih umum)
D. manajemen pendidikan seharusnya manajemen pendidikan(tetap)
E. akuntabel seharusnya akuntabel (tetap)
F. kualitas kesejahteraan seharusnya kualitas hidup (lebih umum)
G. masa depan warganya seharusnya masa depan generasinya (lebih umum)
H. eksistensi pendidikan seharusnya keberlangsungan pendidikan (lebih umum)

20 Huruf besar (kapital)

 Pendidikan seharusnya Pendidikan (benar)


 tiang pancang seharusnya Tiang pancang (benar)
 kebudayaan seharusnya Kebudayaan (benar)
 pondasi utama seharusnya Pondasi utama (benar)
 peradaban seharusnya Peradaban (benar)
 kesadaran seharusnya Kesadaran (benar)
 arti penting seharusnya Arti pentin (benar)
 kualitas kesejahteraan seharusnya Kualitas kesejahteraa (benar)
 lahir batin seharusnya Lahir batin (benar)
 masa depan seharusnya Masa depan(benar)
 substansi seharusnya Substans (benar)
 materi pengajaran seharusnya Materi pengajara (benar)
 metodologi pembelajaran seharusnya Metodologi pembelajaran (benar)
 manajemen pendidikan seharusnya Manajemen pendidikan (benar)
 akuntabel seharusnya Akuntabel (benar)
 susah seharusnya susah (benar)
 negara seharusnya Negara (benar)
 mesti seharusnya Mesti(benar)
 kokoh seharusnya Kokoh (benar)
21 Penghitungan vs Perhitungan

 Kalimat asli: "Terbukti bahwa seluruh bangsa yang berhasil mencapai tingkat kemajuan
kebudayaan dan teknologi tinggi mesti disangga oleh kualitas pendidikan yang sangat
kokoh."
 Kalimat perbaikan: "Terbukti bahwa seluruh bangsa yang berhasil mencapai tingkat
kemajuan kebudayaan dan teknologi tinggi mesti disangga oleh penghitungan pendidikan
yang sangat kokoh."

Pada kalimat asli, kata "perhitungan" dapat diganti dengan kata "penghitungan" karena konteks
kalimat tersebut merujuk pada perhitungan kuantitatif, yaitu perhitungan tentang jumlah bangsa
yang berhasil mencapai tingkat kemajuan kebudayaan dan teknologi tinggi. 22 daripada vs dari

22 daripada vc dari
Pada studi kasus ini kami tidak menemukan kesalahan pada penggunaan redundansi pada
artikel tersebut, menurut kami penggunaan redundansi telah benar dan sesuai

23 Kata baru tak perlu

 "susah" kata barunya harus" seharusnya"harus menjadi"


 "contoh kecilnya saja" kata barunya "contohnya" seharusnya "contohnya, anak
terlantar"
 "sama sekalipun" kata narunya "bahkan" seharusnya "bahkan sama sekali"
 "hak yang sama seperti" kata baru nya "hak yang sama dengan" seharusnya "hak yang
sama dengan anak-anak yang sudah mendapat pendidikan yang layak"
 "seperti contoh anak orang kaya"kata barunya "seperti anak-anak yang sudah mendapat
pendidikan yang layak" seharusnya "seperti anak-anak yang sudah mendapat pendidikan
yang layak" |
24 Pemenggalan kata
 pendidikan pemenggalannya pe-ndidik-an seharusnya pe-ndidik-an
 tiang pancang pemenggalannya ti-ang pan-cang seharusnya ti-ang pan-cang
 kebudayaan pemenggalannya ke-buda-ya-an seharusnya ke-bu-da-yaan
 pondasi utama pemenggalannya pon-da-si u-ta-ma seharusnya pon-da-si u-ta-ma
25 Salah tulis (typo)

 Kata mempriorotaskan seharusnya memprioritaskan


 Kata pertanyaanya seharusnya pertanyaannya

Anda mungkin juga menyukai