Anda di halaman 1dari 9

MENINJAU PERMASALAHAN, KONDISI, SERTA UPAYA DALAM

MEMAJUKAN PENDIDIKAN DI INDONEISA ABAD 21

Siti Maimuna
Email: 2110111220020@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Saat ini Indonesia telah memasuki pendidikan abad 21 dimana perkembangan
teknologi serta industri sangat pesat. Ada banyak permasalahan pendidikan yang terjadi di
Indoneisa mulai dari kurangnya kualitas pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanyang
kurang memadai, kurangnya kualitas pendidik, pola pikir masyarakat, mahalnya biaya
pendidikan dan masih banyak lagi. Walaupun pendidikan di Indonesia saat ini memiliki
banyak sekali permasalahan akan tetapi pemerintah Indoneisa juga telah melakukan upaya
dalam mencapai tujuan pendidikan ke arah yang lebih baik, seperti melakukan inovasi
pendidikan yang telah di terapkan oleh mentri pendidikan Indonesia saat ini, dengan
menggunakan 3 poin yaitu fleksibelitas dengan orientasi kebebasan, adanya resources
pelatihan, dan adanya tujuan para pegawai yang terarah.

PENDAHULUAN
Pendidkan di Indonesia saat ini menuai banyak sekali pro dan kontra dimasyarakat,
mulai dari adanya pergantian kurikulum, biaya pendidikan yang mahal, fasilitas sekolah
yang kurang memadai, kualitas guru yang rendah, kurangnya anak-anak berprestasi dan
masih banyak lagi. Tidak heran jika pendidikan di Indonesia masuk dalam peringkat ke 54
dari 78 negara yang termasuk kedalam World Population Rivew.
Pendidikan adalah sebuah proses yang berisi tiga demensi yaitu, masyarakat,
indivdu serta semua kadungan realistis. Dalam hal ini kadungan realistis itu adalah sesuatu
yang menyakngkut material bahkan spritual dalam perannya yang menentukan sifat, bentuk
serta nasib seseorang tersebut (Nurkholis: 2013:1). Pada akhirnya pendidikanlah yang
dapat mengubah sifat seseorang menjadi lebih berguna dan lebih baik, karena pendidikan
menempati posisi yang sangat penting, strategis dalam upaya untuk meningkatkan kualitas

1
serta kemampuan seseorang dalam hidupnya (Musanna:2017). Pendidikan di Indonesia
memang belum terlalu maju seperti pendidkan yang ada di negara-negara maju lainnya. Hal
ini bisa dikatakan terjadi karena beberapa faktor, yang paling utama dapat dilihat dari pola
pikir masyarakat. Dimana pola pikir orang-orang Indonesia berbeda dengan orang-orang
yang pendidikannya di negara maju. Sehingga masih banyak orang tua yang berpikir untuk
tidak perlu menyekolahkan anak-anak mereka.
Meskipun banyak sekali permasalahan pendidikan di Indonesia pemerintah juga
memiliki upaya dalam memajukan pendidikan di Indonesia, dimana mentri pendidikan
Indonesia Nadiem Makarim telah membuat suatu inovasi dalam pendidikan. Ada tiga point
dalam mencapai inovasi pendidikan yaitu fleksibelitas dengan orientasi kebebasan, adanya
resources pelatihan, dan adanya tujuan para pegawai yang terarah. Sebuah inovasi akan
lahir apabila adanya kebebasn dalam berpikir dan berpendapat. Pada pendidikan abad 21 ini
sangat meninjolkan dalam mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.
Kondisi dan Permasalahan Pendidikan Di Indonesia Abad 21
Saat ini pendidikan telah memasuki abad 21 dimana perkembangan teknologi,
industri dan lain sebagainya berkembang snagat pesat. Namun, ketika teknologi semakin
berkembang pesat kondisi pendidikan di Indonesia malah memprihatinkan, dimana
pendidikan Indonesia termasuk kedalam tingkat pendidikan yang cukup rendah di dunia,
dimana Indonesia menempati peringkat ke 54 dari 78 negara yang termasuk kedalam World
Population Rivew. Hal in terjadi karena banyaknya permasalahan pendidikan yang cukup
serius di Indonesia, dimana sudah sejak lama permasalahan pendidikan ini selalu saja
menjadi perhatian. Pendidikan di Indonesia yang masih tidak merata dimana masih bisa
dibilang terdapatnya diskriminasi terhadap kesetraan pendidikan di Indonesia. Sebagai
contoh pendidikan masih sangat terfokus pada pulau Jawa sedangkan untuk Indonesia
beberapa bagian Indonesia apalagi di Indonesia bagian Timur kurag di perhatikan.
Pendidikan di Indonesia memang belum terlalu maju seperti pendidkan yang ada di
negara-negara maju lainnya. Hal ini bisa dikatakan terjadi karena beberapa faktor, yang
paling utama dapat dilihat dari pola pikir masyarakat. Dimana pola pikir orang-orang
Indonesia berbeda dengan orang-orang yang pendidikannya di negara maju. Sehingga

2
masih banyak orang tua yang berpikir untuk tidak perlu menyekolahkan anak-anak mereka.
Masih cukup banyak orang-orang Indonesia yang berpikir dan pemikiran tersebut mengakar
dikalangan masyarakat bahwa pendidikan itu tidak penting sehingga sampai saat ini masih
terdapat anak-anak yang memilih untuk bekerja saja dengan upah yang kurang memadai.
Berikut adalah permasalhana-permasalahan pendidikan yang ada di Indoneisa pada abad
21;
Rendahnya Kualitas Dan Akses Pendidikan Di Indonesia
Kualitas merupakan sebuah penentu antara baik atau tidaknya sesuatu. Kualitas
sangat berguna dalam menentukan apakah suatu hal tersebut telah mencapai keberhasilan
atau belum. Hal ini sama dengan kualitas pendidikan, untuk mengetahui sampai mana
progres pelaksanaan pendidikan sudah berjalan sesuai dengan cara dan tujuan yang sudah
ditentukan maka kualitas pendidikan sangat diperlukan dalam hal ini. Pada dasarnya makna
dari suatu kualtas itu sendiri mengacu pada proses terlaksanya suatu pendidikan dan hasil
pendidikan itu sendiri.
Dalam hal ini terdapat bermacam-macam pemasalahan pendidikandi Indonesia yang
akhirnya menjadi tantangan terbesar untuk mencapat pendidikan yang berkualitas di
Indoneisa. Rendahnya kualitas pendidikan saat ini seharusnya bisa menjadi perhatian yang
khusus bagi Indoneisa, karena kualitas manusia yang dihasilkan sangat berganyung pada
kualitas pendidikan itu sendiri.
a) Pendidikan yang Kurang Merata
Sampai saat ini proses pendidikan masih dihadapkan oleh berbagai permasalahan seperti
kurang meratanya pendidikan di Indoneisa terutama di daerah-daerah yang tertinggal.
Adanya ketidakmerataan, ketidakseimbangan pendidikan yang ada di Indoneisa dialami
oleh lapisan masyarakat yang kurang mampu. Karena logikanya di Indoneisa ini adalah,
semakin tinggi pendidikan maka akan semakin besar pula biaya pendidikannya, maka tidak
aneh masih banyak masyarakat yang memilih mempekerjakan anaknya dibanding
menyekolahkannya. (Kurniawati, 2022:6)
b) Rendahnya Kualitas Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalamkeberhasilan para peserta diidk maka
tidakheran guru dijadikan sebagai penentu kualitas suatu pendidikan, lalu bagaimana

3
apabila dalam suatu pendidikan kualitas guru tidak memenuhi standar. Kenyataannya di
Indonesia masih banyak guru yang memandang pekerjaan merka adalah pekerjaan yang
mudah, padahal untuk menjadi seorang guru kita pasti memiliki tanggung jawab yang
sangat besar. (Kurniawati, 2022:6)
Menurut Herlambang, saat ini terbangun paradigma keliru tentang pemahaman
profesi guru yang meliputi: (1) Mencetak manusia yang siap untuk kerja; (2) Memandang
bahwa mendidik merupakan pekerjaan mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun; dan (3)
Memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapat penghasilan (Herlambang: 2018). Dalam hal
ini Indonesia sebenarnya sangat memerlukan pendidik yang sangat berkualitas dan
profesional.
Guru sebagai pendidik seharusnya bisa menjalankan kewajibannya dengan bak dan
profesional dimana guru memilikikewajiban untuk mengajar, membimbing, melatih dan
menilai anak didiknya. Dengan menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dengan
profesional maka guru diharapkan agar bisa membimbing siswanya agar menjadi
masyarakat yang hidup sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. (Kurniawati, 2022:6)
c) Biaya Pendidikan yang Mahal
Biaya pendidikan yang tinggi saat ini sudah menjadi sesuatu hal yang biasa, karena
semakin tinggi pendiidkan maka akan semakn tinggi pula biaya yang dikeluarkan.
Mahalnya biaya pendiidkan pada dasarnya sngat membebani masyarakat apalagi
masyarakat yang eknominya dibaawh rata-rata. Seharusnya hal ini menjadi perhatian yang
cukup serius bagi pemerintah, dimana banya sekali anak-anak yang tidak bersekolah hanya
karena biaya yang dibebankansnagat mahal. Saat ini apabila ingin mendapatkan pendidikan
yang bagus maka kita jugaharus membayar mahal untukmendapatkan hal tesebut.
(Kurniawati, 2022:7)
Adanya biaya yang mahal membuat ketidakmerataan pendidikan di Indonesia terjadi.
Karena permasalahn ini aknaberdampak pada aspek-aspek di kehidupan, mulai dari
banyaknya pengangguran, meningkatnya kriminalitas, kemiskinan, dan lain sebagainya
(Idris:2010)

4
d) Materi Pembelajaran Yang Kurang Relevan Dengan Dunia Kerja
Adapun faktor lain yang menjadi salah satu faktor memprihatinkannya pendidkan Indonesia
saat ini adalah materi yang kurang relevan terhadap kegunaan para siswa dalam mencari
pekerjaan. Dimana setelah lulus pelajaran yang diajarkan kepada para siswa itu kurang
cukup relevan bagi siswa untuk bekal mereka dalam dunia kerja, sehingga terciptalah
banyaknya pengangguran. Seperti yang kita tahu bahwa teknologi dan industri itu maju
sangat pesat saat ini dimana akan ada hal baru atau skill baru yang harus dikuasai dalam
melamar pekerjaan akan tetapi skil-skil tersebut seakan-akan tidak terdapat dipelajarn
sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia cukup memprihatinkan
karena permasalahan pendidikan di Indonesia sampai saat masih belum juga selesai-selesai.
e) Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai
Sampai saat ini masih banyak hal yang perlu dibangun apalagi dari sektor
pendidikan dimana masih banyak sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas yang kurang memadai
untuk digunakan dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran bisa terganggu.
Terdapatnya sarana dan prasaana yang kurang memadai ini terjadi dikarenakan penyaluran
dana yang terhambat, penyalahgunaan dana sekolah, pihak sekolah yang sekana tidak
perduli dengan fasilitas sekollah, perawatan yang tidak memadai dan masih banyak lagi.
(Yustikia, 2019:2)
Upaya Dalam Memajukan Pendidikan Indonesia Abad 21 Lewat Inovasi Pendidikan
Dalam pendidikan abad 21 ini yang paling penting adalah kita bisa
mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap,
serta penguasaan terhadap teknologi. Dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia
mentri pendidikan Indonesia Nadiem Makarim telah membuat suatu inovasi dalam
pendidikan. Sebagai contoh adanya pemberlakuan Merdeka Belajar, seperti yang di
ungkapkan oleh Agustinus Tanggu Daga merdekabelajar, yaitu merdeka berpikir, merdeka
berinovasi, merdeka belajar serta mandiri, bahagia sertaa kreatif. Pada dasarnya konsep
merdeka belajar ini ditujukan agar para siswa memiliki pemikiran yang bebas tanpa batas,
dimana mereka bisa berpikir kritis yang akan membuat para siswa bisa eksplor agar mereka
tahu tentang bagaimana prosespendidikan yang di maksud oleh KI Hadjar Dewantara.
(Lhatifah, Maharani, 2020:116)

5
Ada tiga point dalam mencapai inovasi pendidikan yaitu fleksibelitas dengan
orientasi kebebasan, adanya resources pelatihan, dan adanya tujuan para pegawai yang
terarah. Dalam hal ini arah inovsi pendidikan menurut Nadiem Makariem yaitu adanya
kebebasan dalam berpikir, berpendapat serta menetukan arah tujuan pendidikan sendiri,
speperti adanya program kampus merdeka, dimana mahasiswa tidak hanya terfokus pada
jurusan atau prodi mereka saja tetapi mereka bisa eksplor keluar agar pemeikiran mereka
juga bisa lebih terbuka. Pendidikan di Indonesia harus seimbang dengan kebutuhan
industri, dimana dunia memerlukan keahlian berdiskusi, berkolaborasi, mampu beradaptasi
dan memiliki kreativitas yang tinggi. Sebuah inovasi akan lahir apabila adanya kebebasn
dalam berpikir dan berpendapat. Maka dari itu untuk mencapai inovasi pendidikan yang
lebih baik dalam instansi Kemendikbud terdapat tiga point yaitu adanya fleksibelitas
dengan orientasi kebebasan, adanya resources pelatihan, dan adanya tujuan para
pegawai yang terarah.
Pendidikan adalah sebuah proses yang berisi tiga demensi yaitu, masyarakat,
indivdu serta semua kadungan realistis. Dalam hal ini kadungan realistis itu adalah sesuatu
yang menyakngkut material bahkan spritual dalam perannya yang menentukan sifat, bentuk
serta nasib seseorang tersebut (Nurkholis: 2013:1). Pada akhirnya pendidikanlah yang
dapat mengubah sifat seseorang menjadi lebih berguna dan lebih baik, karena pendidikan
menempati posisi yang sangat penting, strategis dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
serta kemampuan seseorang dalam hidupnya (Musanna:2017)
Namun, dalam menuju inovasi pendidikan perjalanan tidak selalu mulus, selalu ada
permasalahan yang dapat menghalangi suatu rencana, menurut Nadiem Makarim mentri
pendidikan Indonesia ada beberapa permasalahan yang membuat proses inovasi menjadi
terhambat yaitu, terdapatnya Kompleksitas dalam dunia pendidikan, Banyaknya aturan
aturan, regulasi atau skat-skat yang menghambat inovasi, kurangnya kebebasan dalam
berpikir dan berpendapat, masih banyak yang tidak perduli terhadap adanya inovasi dalam
pendidikan. Dalam instansi Kemendikbud terdapat tiga point yaitu adanya fleksibelitas
dengan orientasi kebebasan, adanya resources pelatihan, dan adanya tujuan para pegawai
yang terarah. Banyaknya orang-orang yang tidak perduli dengan adanya inovasi dalam
pendidikan, padalah dalam pendidikan nadiem makarim mengatakan bahwa inovasi sangat

6
penting agar anak-anak mampu beradaptasi nantinya di dunia kerja. Karena hubungan
inovasi dengan kompleksitas itu sangat linear. Jadi semakin tugas yang diberikan itu
kompleks maka semakin tinggi juga inovasi yang diperlukan dan bahkan lebih banyak.
Akan tetapi permasalhannya adalah semakin tugas yang diemaban itu tidak kompleks maka
kebutuhan dalam inovasi maka akan semakin sedikit. Subjek dan objek dalam
pendidikanitu adalah manusia dan seharusnya hal tersebut tidak bisa dibandingkan dengan
kompleksitas di duniateknologi. Sebab dalam mendidik anak itu level kompleksitasnya
tinggi maka dari itu dibutuhkan level inovasi yang tinggi.
SIMPULAN
Pendidikan saat ini telah memasuki abad 21 dimana teknologi dan industri
berkembang sangat pesat. Pendidikan di Indoneisa banyak mengalami yang namanya
permasalahan pendidikan mulai dari kualitas pendidikan yang rendah, kualitas pendidik
rendah, biaya pendidikan yang mahal, sarana dan prasarana pendidikan tidak memadai,
fasilitas sekolah yang kurang memadai dan masih banyak lagi.
Dalam pendidikan abad 21 ini yang paling penting adalah kita bisa
mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap,
serta penguasaan terhadap teknologi. Dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia
mentri pendidikan Indonesia Nadiem Makarim telah membuat suatu inovasi dalam
pendidikan. Ada tiga point dalam mencapai inovasi pendidikan yaitu fleksibelitas dengan
orientasi kebebasan, adanya resources pelatihan, dan adanya tujuan para pegawai yang
terarah.

7
REFERENSI

Fathurrahman, F., Kumasalari, D., Susanto, H., Nurholipah, N., & Saliman, S. (2022).
Implementasi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 13038-13044.

Fathurrahman, F., Susanto, H., Yuliantri, R. D. A., & Abbas, E. W. (2022). Analisis
Pembelajaran Kooperatif dalam Penerapan Blended Learning Masa Pandemi Covid-
19. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(3), 733-739.

Fauziyah, N., Susanto, H., Rochgiyanti, R., & Syaharuddin, S. (2022). Interaksi Sosial
Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Nurul Amin Alabio Tahun 1997-
2020. Prabayaksa: Journal of History Education, 2(1), 23-32.

Herlambang, Y. T. (2018). Pedagogik: Telaah Kritis Ilmu Pendidikan Dalam


Multiperspektif.Jakarta: Bumi Aksara

Idris, R. (2010). Apbn Pendidikan Dan Mahalnya Biaya Pendidikan. Jurnal Lentera
Pendidikan, 13 (1), 3 -10.

Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di


Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1-13.

Lathifah, R., Maharani, T., Agustin, S. P., Chaerunisa, F., Septian, W. M., & Setianingsih,
E. R. (2022). INOVASI NADIEM MAKARIM MENGENAI MERDEKA
BELAJAR. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kearifan Lokal, 2(3), 115-123.

Musanna, A. (2017). Indigenisasi Pendidikan: Rasionalitas Revitalisasi Praksis Pendidikan


Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2 (1), 2 -9.

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan,


1 (1), 2 -8.

Prawitasari, M., Imanuel, K., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2022). ANALISIS
PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Educhild: Pendidikan Dan Sosial, 11(1), 27-
31.

Prawitasari, M., Sawitri, R., & Susanto, H. (2022). Nilai-nilai Karakter dalam Buku Teks
Sejarah SMA Kelas XI di SMAN 7 Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 22(3), 2287-2291.

8
Rochgiyanti, Miftahuddin, Susanto, . H. ., Fathurrahman, & Hadijah, M. . (2022). Madam:
Budaya Urang Banjar Merantau untuk Kehidupan Lebih Baik. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (JPDK), 4(3), 1963–1700. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i3.4945

Susanto, H., & Purwanta, H. (2022). Analisis Pola Narasi Reflektif Buku Teks Sejarah
SMA Untuk Pencapaian Empati Sejarah. Yupa: Historical Studies Journal, 6(1), 45-
62.

Susanto, H., Fatmawati, S., & Fathurrahman, F. (2022). Analisis Pola Narasi Sejarah dalam
Buku Teks Lintas Kurikulum di Indonesia. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan
Pendidikan, 6(2), 228-243.

Susanto, H., Irmanita, W., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2022). ANALISIS
PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
DARING MASA PANDEMI COVID-19. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan
Sejarah, 8(1), 13-24.

Susanto, H., Prawitasari, M., Akmal, H., Syurbakti, M. M., & Fathurrahman, F. (2023).
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BUKU AJAR MATA KULIAH MEDIA
PEMBELAJARAN SEJARAH. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS
Indonesia), 8(1), 1-10.

Susanto, H., Sariyatun, S., & Djono, D. (2022). Analisis Konteks Historis Film Sejarah
Perang Banjar Sebagai Media Edutainment. Jurnal Humanitas: Katalisator
Perubahan dan Inovator Pendidikan, 9(1), 16-27.

Yustikia, N. W. (2017). Pentingnya Sarana Pendidikan Dalam Menunjang Kualitas


Pendidikan Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Hindu, 4 (2), 2 -11.

Anda mungkin juga menyukai