MAKALAH
Mata Kuliah : Manajemen Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu : Amrizal, S.Pd.I., M.Pd
Oleh:
KELOMPOK IV
Oleh :
Silfia Febrianti
Bella Afrianti
Arrigho Akbar
PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu menjadi focus perhatian utama dunia
pendidikan dewasa ini. Peningkatan mutu pada prinsipnya adalah
menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai manfaat tinggi serta sesuai
dengan kebutuhan. Sesuatu bermanfaat tidak berguna apabila tidak
sesuai dengan kebutuhan, demikian pula sebaliknya. Nilai manfaat dan
kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan, masyarakat, dunia kerja
merupakan aspek-aspek mutu yang amat penting. Akuntabilitas mutu
pendidikan sudah harus menjadi bagian dari system pendidikan di sekolah
sesuai dengan tuntutan stakeholders.1
Dalam sistem pendidikan, khususnya dunia persekolahan,
tuntutanakan pengembangan penjaminan mutu (quality assurance)
merupakan gejala yang wajar karena penyelenggaraan pendidikan
merupakan bagian dari public accountability. Setiap komponen
stakeholdersp endidikan, baik orang tua, masyarakat, dunia kerja, maupun
pemerintah dalam peranan dan kapasitasnya masing-masing memiliki
kepentingan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu akan dapat meningkatkan
mutu sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang bermutu,
menurut Tilaar (2002), memiliki karakteristik antara lain; (1) manusia
berwatak yaitu manusia yang jujur, dapat dipercaya, suka bekerja keras,
inovatif, (2) seorang yang pintar atau intelligent, (3) interpreneur dalam
1
Siti Roskina Mas, Pengelolaan Penjaminan Mutu Pendidikan ( Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2017), hal. 1
berbagai bidang kehidupan, dan (4) watak yang kompetitif yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan dunia terbuka abad 21.2
2
Ibid., hal. 2
PEMBAHASAN
1. Sistem Penjamin Mutu Pendidikan
Layanan pendidikan yang diberikan oleh instansi pendidikan
haruslah sesuai atau melebihi kebutuhan dari harapan pelanggan. Sebuah
layanan pendidikan tentunya bersifat relatif, dimana mutunya akan
dikatakan baik bila dapat memuaskan dengan ukuran sesuai dengan atau
melebihi kebutuhan pelanggan yang bersangkutan. Dengan demikian
tingkat kepuasan dari pelanggan setelah menerima jasa pendidikan
merupakan indikator penting dalam keberhasilan dari sebuah institusi
pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Untuk dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan pendidikan tentunya institusi pendidikan
harus dapat memberikan jaminan dan keyakinan bahwa proses
penetapan layanan pendidikan dan pemenuhan standar mutu pendidikan
secara konsisten dan berkelanjutan oleh instansi pendidikan.
3
Jurnal Formatif, Pratiwi, E.L. dan Agustang, A. (Masalah Pendidikan Di Indonesia,2018)
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
adalah kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswany serta
kurikulum yang sentralistik sehingga membuat potret pendidikan semakin
suram. Kurikulum yang hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah
saja tanpa memperhatikan kebutuhan pada masyarakat. Dan lebih
parahnya lagi pendidikan tidak mampu melahirkan lulusan yang kreatif
dan handal. Letak kesalahannya, saat kurikulum dibuat di Jakarta
mungkin tidak memperhatikan kondisi yang sedang dialami oleh
masyarakat di daerah. Letak kelemahan para pendidik kita yaitu mereka
tidak pernah menggali masalah dan potensi pada siswanya. Pendidikan
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak. Bukan malah memaksakan
sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam mencari ilmu. Proses
pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk lebih kreatif lagi.
4
https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya-kualitas-pendidikan/.
PENUTUP
https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya-kualitas-pendidikan/.