Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 3

PENGANTAR
PENDIDIKAN MKDK4001
/ 3 SKS

Nama Tutor : Drs. Ahmad Sutardi,


M.M.Pd. Nama : Iwan Sukmana
NIM : 857373357

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UPBJJ-BOGOR
PROGRAM STUDI S1 PGSD
TUGAS
TUTORIAL
3
PENGANTAR PENDIDIKAN / MKDK4001 – 3SKS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
Nama Tutor : Drs. Ahmad Sutardi,
M.M.Pd. Nama Mahasiswa: Iwan Sukmana
Nim 857373357
Tahun Pengembangan : 2023.2

1. Globalisasi adalah suatu proses dimana anatar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, tergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintas batas
negara. Pengaruh globalisasi pada pendidikan
Globalisasi terkait erat dengan pendidikan dan kaitannya dengan identitas bangsa,termasuk
budaya nasional dan budaya-budaya lainnya. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan
pendidikan, globalisasi secara langsung menerpa setiap individu melalui buku, radio, televisi,
dan media lainnya. Sehingga hal ini akan mempengaruhi wawasn, pikiran, dan bahkan perilaku
manusia selanjutnya bahkan mungkin terciptanya budaya baru.

2. Demokrasi pendidikan adalah bahwa setiap orang behak mendapat pendidikan yang
berkualitas. Pendiikan bermutu merupakan hak setiap warga negara. Pendidikan sebgai hak
asasi manusia tercantum pada pasal 28 B ayat (2) UUD 19945. Adapun implementasi dari
pendidikan yang demokratis,adalah partisipasi dari segenap lapisan masyarakat dengan tujuan
utama berperan aktif bersama pihak sekolah dalam membangun kualitas pendidikan.

3. Tujuan pendidikan nasional


Tujuan pendidikan nasional
Pendidikan nasional bertujuam untuk berkembanya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan ini bermakna mencetak peserta didik yang cinta tanah air dan tetap
menjunjung tinggi ke ketuhanan yang maha esa.

4. Komponen-komponen sistem pendidikan nasional.


1) Satuan pendidikan sekolah
Satuan pendidikan sekolah merupakan bagian dari system pendidikan yang bersifat
formal. Dilihat dari jenjangnya, pendidikan sekolah dapat di bagi menjasdi pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2) Satuan pendidikan luar sekolah
Satuan pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan dalam keluarga, pendidikan
melalui kelompok-kelompok belajar, kursus-kursus, dan satuan-satuan pendidikan
lainnya yang sejenis. Satuan pendidikan ini dapat bersifat informal maupun formal.

5. Masalah-masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia.


A. Rendahnya Pemerataan Pendidikan
Masalah tidak meratanya peluang untuk mendapatkan layanan pendidikan secara
umum ditimbulkan oleh terus meningkatnya pertumbuhan penduduk yang tidak
sebanding dengan daya tampung dan kapasitas layanan Pendidikan.
Hal tersebut berpengaruh pada kenaikan jumlah peserta didik, yang implikasinya
adalah semua komponen yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan
mengalami kenaikan yang di mana jumlah ruangan, guru, fasilitas sekolah, dan juga
biaya-biaya lain untuk terjadinya proses penyelenggaraan pendidikan akan
mengalami kenaikan pula.
Apabila fasilitas-fasilitas itu tidak ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas maka
sesuai dengan tingkat kemampuannya secara alami akan terjadi penurunan kualitas
layanan pada para peserta didik yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas
keluaran Pendidikan.

B. Rendahnya Mutu Pendidikan


Bagi masyarakat yang memiliki finansial cukup kuat dan ingin mendapatkan
pendidikan berkualitas maka mereka dapat memperolehnya di sekolah tertentu
dengan harga yang relatif lebih mahal dan biasanya tidak terjangkau oleh
masyarakat pada umumnya. Dampak tersebut diantaranya rendahnya tingkat
relevansi antara kualitas hasil belajar siswa dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian pendidikan yang berkualitas hanya dapat dijangkau oleh
kelompok elit masyarakat yang memiliki kemampuan secara finansial. Akhirnya
terjadi disparitas-fasilitas pendidikan antara sekelompok kecil masyarakat yang
cenderung elit dengan pendidikan yang didapat oleh sebagian besar masyarakat pada
umumnya.

C. Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan Tuntutan Masyarakat


a. Rendahnya kemampuan menguasai life skill yang relevan
Biasanya para siswa lulusan sekolah belum memiliki tingkat kecerdasan yang sesuai
tuntutan kerja belum pula memiliki pengetahuan dan kepribadian akhlak mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Dan setiap tahunnya muncul sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki
keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri.
Adanya ketidak serasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini
disebabkan kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan
yang dibutuhkan peserta didik ketika memasuki dunia kerja.

b. Rendahnya relevansi Pendidikan dengan potensi daerah


Hasil belajar peserta didik dipengaruhi juga oleh lingkungan. Komponen
ini hendaknya dimanfaatkan sebagai aset yang menentukan keberhasilan
pendidikan dari mana masyarakat dan lingkungan tempat tinggal merupakan
bagian yang terintegrasi dengan siswa sebagai peserta didik.
Selama ini proses pendidikan cenderung tidak memperhatikan potensi
lingkungan. Akibatnya banyak lulusan pendidikan tidak memahami potensi
daerah tempat tinggalnya. Dan juga banyak siswa yang tidak paham untuk
memanfaatkan potensi daerahnya sebagai salah satu fokus pembelajarannya.

c. Rendahnya kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri


Dunia usaha dan dunia industri merupakan bagian dari masyarakat yang
memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
Masalah adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia
kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

D. Rendahnya Efektifitas Pendidikan


Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa efektivitas pendidikan di
Indonesia sangat rendah salah satunya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang
jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Dalam pendidikan di Indonesia seseorang yang mempunyai kelebihan di bidang
sosial dipaksa mengikuti program studi IPA yang akan menghasilkan efektivitas
pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti
program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Selain itu banyak pendapat yang beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai
hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia.
Anggapan tersebut jugalah yang menyebabkan efektivitas pengajaran di Indonesia
sangat rendah.

E. Rendahnya Efisiensi Pendidikan


Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya
pendidikan, kemudian waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, juga mutu
pengajar yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia yang
juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih
baik.

Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan kita tidak hanya berbicara tentang
biaya sekolah training kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lainnya
dipilih namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku
transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga penjajahan yang kita
pilih dan lain sebagainya.
Kemudian masalah ini adalah waktu pengajaran di mana survei lapangan
membuktikan bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relatif lebih lama jika
dibandingkan dengan hal lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah ada
sekolah yang jadwal pengajarannya per hari dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri
sampai pukul 16.00.
Selain itu masalah lain efisiensi pengajaran adalah mutu pengajar yang
menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan akhirnya
mengambil pendidikan tempat yang juga membutuhkan uang lebih

Anda mungkin juga menyukai