Anda di halaman 1dari 23

II.

PERMASALAHAN PENDIDIKAN NASIONAL

 
MAKUL : MBS
A. Permasalahan Pendidikan Indonesia 2 sks
B. Pergeseran Paradigma Pendidikan
Dr. Ratnawati Susanto, M.M.,M.Pd
C. Paradigma Pengembangan Sekolah
Unggulan
D. Sekilas Pendidikan Nasional di masa lalu
E. Perkembangan Iptek
F. Mutu Guru dan Pendidikan
G. Undang-Undang Guru
H. Filosofi Dasar Pendidikan
I. Manajemen Pendidikan UNIVERSITAS ESA UNGGUL
A. PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI
INDONESIA SEBAGAI SUATU
SUBSISTEM

Pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks


menunjukkan bahwa pendidikan di dalamnya terdiri dari
berbagai perangkat yang saling mempengaruhi secara
internal sehingga dalam rangkaian proses input-output
pendidikan, berbagai perangkat yang mempengaruhinya
tersebut perlu mendapatkan jaminan mutu yang layak oleh
berbagai fungsi stakeholder yang terkait.
EKONOMI SOSIAL BUDAYA

PENDIDIKAN
IDEOLOGI

POLITIK HANKAM
UU SISDIKNAS N0 20/2003 Pasal 53
tentang Badan Hukum Pendidikan

1. Penyelenggaraan dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh


pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.
2. Badan Hukum Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berfungsi
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik
3. Badan Hukum Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berprinsip
nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan
pendidikan.
UU SISDIKNAS N0 20/2003 Pasal 54
tentang Badan Hukum Pendidikan

1. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan,


kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan.
2. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna
hasil pendidikan.
PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEBAGAI
SEBUAH SISTEM KOMPLEKS

1. Pemerataan Pendidikan :
* Keterbatasan akuntabilitas dan daya tampung
* Kerusakan sarana/prasarana ruang kelas
* Kekurangan jumlah tenaga guru
2. Pengelolaan dan Efisiensi :
* Kinerja dan kesejahteraan guru belum optimal
* Proses pembelajaran yang konvensional
* Jumlah dan mutu buku yang belum memadai
PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEBAGAI
SEBUAH SISTEM KOMPLEKS

3. Pengelolaan dan Otonomi Pendidikan


* Penyelenggaraan otonomi pendidikan menjadi tanggungjawab negara dan
diserahkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri. Kemandirian dalam penyelenggaraan
pendidikan merupakan kondisi yang ingin dicapai melalui pendirian BHP dengan menerapkan
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH pada pendidikan dasar dan menengah, serta
otonomi pada pendidikan tinggi.
Hanya dengan kemandirian, pendidikan dapat menumbuhkembangkan KREATIVITAS, INOVASI, MUTU,
FLEKSIBILITAS dan MOBILITAS.
Artinya : pemerintah menilai bahwa selama ini terhambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia, di
antaranya karena pengelolaan pendidikan yang sentralis sehingga perlunya kebijakan desentralisasi
kewenangan (MANAJEMEN BASIS SEKOLAH dan OTONOMI PENDIDIKAN untuk MEMAJUKAN
PENDIDIKAN INDONESIA).
PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH
SISTEM KOMPLEKS

* Keterbatasan anggaran
* Mutu SDM Pengelolaan Pendidikan
d. Relevansi Pendidikan
* Belum menghasilkan life skills yang sesuai
* Pendidikan yang berbasis pada masyarakat dan potensi daerah
* Belum optimalnya kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri
B. PERGESERAN PARADIGMA
PENDIDIKAN.
• Pergeseran mendasar dan drastis paradigma dunia pendidikan karena
perkembangan pesat pada teknologi informasi, khususnya internet yang
mempercepat aliran ilmu pengetahuan dan menembus dimensi ruang,
birokrasi, kemapanan dan waktu.
* Demikian perkembangan data dan informasi.
• Kemampuan untuk mengakumulasi, mengolah, menganalisis dan mensintesis
data menjadi informasi dan berkembang menjadi ilmu pengetahuan.
B. PERGESERAN PARADIGMA
PENDIDIKAN.
• Kompetisi bebas, free trade dan hilangnya monopoli,
• Distributed intelligence (distributed knowledge) di mana fungsi guru/dosen
beralih menjadi mediator/fasilitator.
• Proses long life learning dalam dunia informal yang sifatnya lebih learning
based daripada teaching based akan menjadi kunci perkembangan SDM.
• Ilmu pendidikan terbentuk secara kolektif dan banyaknya pemikiran yang
sifatnya konsensus bersama dan terdapatnya kemampuan murid yang jauh
dapat lebih melebihi kemampuan guru karena ketersediaan fasilitas sehingga
kurikulum akan selalu berubah dan beradaptasi dengan berbagai
perkembangan sesuai dengan collective widom dari waktu ke waktu.
B. PERGESERAN PARADIGMA
PENDIDIKAN.
• Akreditasi, sertifikasi dan pengakuan akan lebih banyak ditentukan masyarakat
profesional (masyarakat profesional yang akan menila quality control dari
lembaga pendidikan yang ada)
• Training for trainers, tingkat kenaikan jenjang guru merupakan fokus yang perlu
diperhatikan dengan pergeseran paradigma. Lembaga pendidikan harus
melakukan investasi secara periodik bagi guru jika ingin tetap memimpin di
dunia pendidikan
C. PARADIGMA PENGEMBANGAN
SEKOLAH UNGGULAN.

Sekolah Unggulan : adalah sekolah bermutu, sejauh mana keluaran atau output sekolah
itu memiliki kemampuan intelektual moral dan keterampilan yang dapat berguna bagi
masyarakat. Maka perubahan yang perlu dilakukan adalah :
1.Learning how to learn : belajar bagaimana belajar, belajar tidak hanya berupa
transformasi pengetahuan, tetapi jauh lebih penting adalah mempersiapkan
murid belajar lebih jauh dengan sumber-sumber yang mereka temukan dari
pengalaman sendiri, pengalaman orang lain maupun lingkungan di mana ia
tumbuh dan dibesarkan guna mengembangkan potensi dan perkembangan dirinya.
Atau dengan kata lain bagaimana mengartikulasikan pengetahuan murid ke dalam
kenyataan hidup yang sedang dan akan dihadapi.
C. PARADIGMA PENGEMBANGAN
SEKOLAH UNGGULAN.

2. Pengembangan Manajemen sekolah bermutu melalui pengadaan sarana


prasarana, manajemen persekolahan, visi, misi, karakter unggul dan
profesionalisme guru.
* Profesionalisme bukan berarti menguasai sebagian besar pengetahuan, tetapi
yang lebih penting adalah bagaimana membuat murid dapat belajar, relasi guru
dan murid disederhanakan agar tidak terjadi gap, adanya perilaku guru yang
membuat murid tersisih atau terpisah dari gurunya, komunikasi antara guru
dan murid dalam proses pembelajaran membuka ruang murid dapat melakukan
evaluasi dan masukan bagi guru.
D. PENDIDIKAN INDONESIA
DI MASA LALU
1. Mental orientasi belajar hanya untuk mencari suatu pekerjaan yang layak dan
tanpa memperhatikan esensi sistem pendidikan.
2. Politik balas budi Hindia Belanda menciptakan tenaga kerja terampil yang mau
dibayar murah dan dipekerjakan pada tingkat juru tulis maupun mandor. Hal ini
berdampak pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi seperti mata rantai.
3. Kesulitan mengakses pendidikan menimbulkan jumlah anak DO dan putus
sekolah.
4. Sistem Kurikulum yang masih kaku belum dapat menyesuaikan dengan apa yang
hendak dihasilkan dari sistem pendidikan itu sendiri terutama pada jenjang pendidikan
SMA dan perguruan tinggi
E. PERKEMBANGAN IPTEK

Tantangan :
1.Teknologi : mempengaruhi kemampuan para pendidik (gagap teknologi) dan
siswa aware technology.
2. Masuknya Sekolah Plus dengan overseas sylabus
F. MUTU GURU & PROBLEMATIKA
PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan bukan hanya menajdi ajang


TRANSFER KNOWLEDGE tetapi bagaimana
ILMU PENGETAHUAN dijadikan sarana untuk
mendidik manusia agar mampu membaca
realitas sosial sehingga tercipta LIFE IS
EDUCATION – EDUCATION IS LIFE.
MUTU GURU

Guru yang bermutu mampu


mengembangkan tes dan sistem pengujian
yang tepat. Guru yang bermutu juga akan
mau terus mengembangkan wawasannya
untuk menunjang profesinya.
G. UNDANG-UNDANG GURU

Undang-Undang Guru dan Dosen sebuah


solusi?
H. FILOSOFI DASAR
PENDIDIKAN
9 KESALAHAN PENDIDIKAN GENERASI INI :
1.Pengelolaan pendidikan lebih menekankan pada aspek kognitif, mengabaikan
dimensi lainnya sehingga buahnya melahirkan generasi split personality
(kepribadian yang pecah).
2.Pendidikan terlalu sentralistik sehingga melahirkan generasi yang hanya memandang
jakarta sebagai tumpuan harapan tanpa meliaht peluang daerah masing-masing.
3.Gagal melahirkan lulusan/SDM yang berkompetensi di dunia global.
4.Pendidikan gagal meletakkan sendi-sendi dasar pembangunan masy yg disiplin.
5.Pengelolaan pendidikan mengabaikan demokratisasi dan hak-hak asasi manusia.
H. FILOSOFI DASAR
PENDIDIKAN
9 KESALAHAN PENDIDIKAN GENERASI INI :
6. Pemberdayaan masy dalam pengembangan pendidikan dan SDM dkalahkan oleh
uniformitas yang sangat sentralistik. Kreativitas masyarakat dalam
pengembangan pendidikan menjadi tidak tumbuh.
7. Sentralisasi pendidikan nasional mengakibatkan tumpulnya gagasan otonomi
daerah.
8. Pendidikan nasional kurang menghargai kemajemukan budaya, bertentangan dengan
semangat Bhinneka Tunggal Ika.
9. Muatau indoktrinasi nasionalisme dan patriotisme yang dipaksanakan melalui mata
pelajaran terlalu kering sehingga justru kontraproduktif.
H. FILOSOFI DASAR
PENDIDIKAN
Maka Filosofi pendidikan adalah :
Pendidikan adalah sebuah tindakan fundamental, yaitu perbuatan yang
menyentuh akar-akar hidup kita sehingga mengubah dan menentukan hidup
kita.
Mendidik adalah suatu perbuatan fundamental karena mendidik itu mengubah
dan menentukan hidup manusia.
Kesejahteraan suatu bangsa tergantung pada tingkat pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu bentuk hidup bersama yang membawa manusia muda ke
tingkat manusia purnawan (Driyarkara, 1991)
I. MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. PENDIDIKAN :
• suatu proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition)
mengembangkan keterampilan (skills development) sikap atau mengubah sikap
(attitude of change). Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar
mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.
• Pendidikan mempunyai fungsi ganda, yaitu fungsi sosial dan individual.
Fungsi sosialnya adalah membantu setiap individu menjadi anggota masy yang lebih efektif
dengan memberikan pengalaman kolektif masa lalu dan sekarang.
Fungsi individual memungkinkans eseorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan
lebih produktif dengan menyiapkan menghadapi masa depan (pengalaman baru).
I. MANAJEMEN PENDIDIKAN

2. MANAJEMEN PENDIDIKAN :
* * Proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan, yang mencakup : guru,
sarana dan prasarana pendidikan seperti : perpustakaan, laboratorium dan sebagainya untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
* Sasaran pendidikan : akuisis pengetahuan (sasaran kognitif), pengembangan keterampilan
(sasaran motorik) dan pembentukan sikap (sasaran afektif).
* Pendidikan memerlukan manajemen pendidikan yang berupaya mengkoordinasikan semua
elemen pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang meliputi : perencanaan pendidikan,
pengorganisasian pendidikan, pelaksanaan pendidikan dan pengendalian/pengawasan
pendidikan, dengan meliputi 10 komponen utama pendidikan yaitu : murid, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, instruksi pendidikan, metode keguruan, kurikulum pendidikan, alat
instruksi, fasilitas pendidikan, anggaran pendidikan dan evaluasi pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai