Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
2021/2022
Nama : Jatmika Aji Santika
Kelas : 6B
NIM : 1195010070
Mata Kuliah : Pembelajaran Sejarah
Program Studi/Jurusan : S-1 / Sejarah dan Peradaban Islam
Semester/Kelas : VI (Genap)/ABCD
Dosen : Dr. Widiati Isana, M.Ag./Dr. Dadan Rusmana, M.Ag

PERTANYAAN

1. Apa yang anda ketahui mengenai belajar, pembelajaran, pengajaran dan pendidikan baik
secara konseptual maupun praktek berikut contohnya?
2. Jelaskan tujuan dari pembelajaran sejarah/SKI baik ditingkat dasar, menengah, maupun
tingkat perguruan tinggi?
3. Jelaskan perbedaan antara silabus dan RPP yang anda ketahui, berdasarkan teori-teori
yang sudah anda pelajari !
4. Berdasarkan hasil penelitian Rochayati, (1995) pembelajaran sejarah, terutama tingkat
dasar maupun menengah masih dianggap menjenuhkan, bikin mengantuk dan
membosankan. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Dan bagaimana seharusnya supaya
pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik serta berorientasi pada penumbuhan
karakter bangsa, patriotisme, dan cinta tanah air. Analisa oleh anda penyebabnya dan
solusi yang memungkinkan berdasarkan konsep-konsep pedagogis yang sudah anda
pelajari.

**Selamat Mengerjakan**

Jawaban

1. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan


manusia, pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh sebab itu manusia tidak dapat terlepas dari
lingkungannya ini lah yang menyebabkan kenapa manusia sangat berkaitan erat
dengan lingkungan. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran yang lebih mantap
tentang pendidikan adalah menggunakan pendekatan sisitem. Tujuan dari
pendekatan dsistem dalam pendidikan sendiri ialah untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Sistem merupakan suatu totalitas yang terpadu dari
semua elemen dan semua kegiatan saling berkaitan satu sama lain secara fungsional
agar dapat mencapai tujuan. Maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem adalah
pendidikan sendiri terdiri dari elemen-elemen atau unsurunsur pendididkan yang
dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga merupakan satu
kesatuan yang terpadu dan diharapkan dapay mencapai tujuan. Komponen
Pendidikan Dalam kegiatan atau proses pendidikan terdapat komponen pendidikan
yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi satu sama lain,
komponen pendidikan tersebut antara lain :
1. Tujuan
Tujuan merupakan komponene pendidikan yang merupakan komponen yang sangat
penting dalam proses pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan sangat diinginkan
oleh seorang pendidik agar peserta didik dapat mencapainya dengan syarat tujuan
tersebut tidak bertentangan hakikat perkembangan peserta didik dan dapat diterima
sebagai nilai hidup yang baik. Dalam sisitem pendidikan terdapat empat jenjang
tujuan pendidikan yaitu :

a. Tujuan umum pendidikan, yakni manusia pancasila


b. Tujuan institusional (tujuan lembaga pendidikan, misalnya tujuan sekolah dasar,
tujuan Universitas)
c. Tujuan kurikuler ( tujuan standar kompetensi atau bidang studi, misalnya tujuan
IPA,IPS dan agama)
d. Tujuan instruksional kompetensi dasar (tujuan untuk setiap kegiatan) proses
belajar mengajar.

2. Pendidik Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasinal pada Bab XI pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kpendidikan dinyatakan
bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melakukan
pembimbingan dan pelatiha, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. (Arifin, 2015)Saat
mengatakan bahwa pendidik adalah orang yang diberi amanah untuk tidak saja
membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing tetapi
juga melakukan peneliian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa pendidik merupakan orang yang mempunyai tanggung
jawab dalam melaksanakan pendidikan .

3. Peserta didik Peserta didik merupakan manusia yang memiliki potensi dan
mengalami perkembangan sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. Salah satu tugas
pendidik adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, namun
sebagai seoranng pendidik harus bisa perkembangan dan potensi-potensi yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik karna pada umumnya potensi peserta didik
tidaklah sama tapi berbeda-beda.

4. Media, metode dan alat Media pendidikan merupakan sesuatu yang digunakan oleh
seorang pendidik untuk menjadi perantara dalam proses pembelajaran sedangkan
metode merupakan car yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan dan alat
pendidikan lebih mengarah kepada apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan
seperti benda, media, aturan dan hukuman sehingga tujuan dari pendidikan itu
sendiri dapat tercapai.

5. Materi pendidikan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya guru harus
menetapkan materi pendidikan yang akan dipelajari peserta didik dan materi tersebut
harus yang relevan. Materi yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan
yang mengandung nilainilai sesuai dengan pandangan hidup bangsa

6. Lingkungan Wasty Soemanto (1984:80) mengemukakan bahwa lingkungan


mencakup segala material dan stimuli di dalam dan diluar diri individu baik yang
bersifat fisiologis, psikologis maupun sosial kultural. Dalam dunia pendidikan
lingkungan sangat berpengaruh dalam keberhasilan atau kegagalan dari pendidikan.
Namun masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa lingkungan juga ikut
berperan penting dalam proses pembelajaran sehingga masyarakat hanya
mengandalkan guru dalam membimbing peserta didik. Lingkungan yang sangat
berpengaruh sekali dalam mengembangkan potensi dari seorang peserta didik adalah
lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan madrasah pertama yang akan
diterima oleh seorang anak. selain keluarga lingkunga sekolah juga berpengaruh
dalam mengembangkan potensi seseorang. Tidak hanya itu lingkungan masyarakat
juga dapat mempengarujhi perilaku dan kemampuan dari seorang peserta didik. Jika
peserta didik lahir di lingkungan yang tidak baik maka kemungkinan besar peserta
dididk tersebut akan terpengaruh menjadi tidak baik pula namun sebaliknya jika
lingkungannya baik maka peserta didik dapat menjadi baik pula. Gambaran Umum
Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem pendidikan di Indonesia masih menganut
Sistem Pendidikan Nasional secara keseluruhan dapat dilihat dari berbagai aspek
seperti :

Pengelolaan Sistem pendidikan


Dikelola secara sentralistik dan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, yang mana
semua komponen pendidikan dan proses pendidikannya diatur oleh pemerintah pusat dan
berlaku untuk semua sekolah di ndonesia termasuk sekolah yang di pelosok tanah air.
Disamping itu ada juga sistem pendidikan yang dikelola oleh masyarakat seperti sekolah
swasta. Menurut (Munirah, 2015)sistem pendidikan berorientasi kepada kepentingan dan
bukan untuk kepentingan anak didik, pasar dan pengguna jasa pendidikan atau masyarakat
dengan dalih, bahwa strategi pendidikan nasional adalah untuk membekali generasi muda
agar mampu membawa bangsa dan negeri ini cepat sejajar dengan bangsa dan negara lain
yang lebih maju. Namun pada kenyataannya hasilnya tidak diperoleh tidak sesuai dengan
apa yang di cita-citakan, keahlian dan penguasaan IPTEK yang diperoleh setelah lulus dari
sekolah hanya digunakan untuk semata-mata mencari uang bukan untuk menjadikan diri
sebagai ilmuan yang peduli dengan nilai kemanusiaan, bangsa dan negara.

Peran pemerintah dan masyarakat


Pemerintah merupakan pihak yang mengendalikan dan mengelola sistem pendidikan
secara nasional walaupun pada hakikatnya dalam undang-undang masyarakatlah yang
memiliki kesempatan yang luas untuk menyelenggarakan pendidikan agar mencapai tujuan
namun pada akhirnya pemerintah yang menyelenggarakannya. Pemerintah bertugas untuk
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan baik itu yang
diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat sendiri.

Dana
Dana merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan
dari suatu pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan dana sangat dibutuhkan demi
kemajuan suatu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi oleh pendidikan nasional dalam
memperoleh dan menggunakan anggaran pendidikan adalah banyaknya instansi atau
departemen pemerintah yang terlibat lengkap dengan kewenangannya masingmasing.

Materi Orientasi
penyusunan materi diarahkan untuk memenuhi kepentingan pemerintah agar target
pembangunan dapat mengejar pertumbuhan yang telah ditetapkan. Padahal sebenarnya
dalam globalisasi menuntut agar materi ajar diorientasikan demi kepentingan anak didikdan
sesuai pembangunan IPTEK. Kurikulum yang diberikan sering berubahubah dan tidak
konsisten sehingga peserta didik dan pendidik susah untuk menyesuaikan diri.

Sumber : KONSEP PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM DAN KOMPONEN


SISTEM PENDIDIKAN Oleh : Ratih Elvikha Yulasri Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan-UNP
2. Sebagai sebuah mata pelajaran yang diajarkan di madrasah, sejarah kebudayaan islam
mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pendidikan anak. Berikut dipaparkan fungsi
Sejarah kebudayaan islam yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya
Metodik Khusus Pengajaran Agama islam yang dikutip alif, yaitu:

 Membantu peningkatan iman siswa dalam rangka pembentukan pribadi muslim,


disamping memupuk rasa kecintaan dan kekaguman terhadap islam dan
kebudayaannya.
 Memberi bekal kepada siswa dalam rangka melanjutkan pendidikannya ketingkat yang
lebih tinggi atau bekal untuk menjalani8 kehidupan pribadi mereka, bila mereka putus
sekolah.
 Mendukung perkembangan islam masa kini dan mendatang, disamping meluaskan
cakrawala pandangannya terhadap makna islam bagi kepentingan kebudayaan umat
manusia.[1]

Tujuan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)


Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

 Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran,


nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam
rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
 Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
 Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
didasarkan pada pendekatan ilmiah.
 Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
 Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya
dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk
mengembangkan Kebudayaan dan peradaban Islam.[2]

Sumber :

[1]
  Alif Syaichu Rohman, Minat Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Kelas VIIIH MtsN Ariyojeding Rejotangan Tulunggung Tahun Ajaran
2011/2012, (Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2012), hal. 40

[2]
   Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan
Bahasa Arab Di Madrasah, hal 51-52 file PDF.

3. Menurut Kunandar (2011:244), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu


dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
Sedangkan menurut Heri Maulana Sidik, silabus adalah suatu rancangan sistem
pembelajaran yang akan diterapkan dan dilaksanakan dalam satu semester kegiatan
belajar mengajar, guna keterarahan dan ketercapaian pembelajaran yang sistematis
dan pragmatis. Selanjutnya, menurut Kunandar (2011:263), menyebutkan
bahwasannya Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isidandijabarkandalamsilabus.

Sedangkan menurut Heri Maulana Sidik, RPP atau rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah suatu rancangan sistem pembelajaran yang akan diterapkan dan dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan tatap muka atau satu bagian materi dan moral
pembelajaran yang akan disampaikan, serta RPP bermanfaat untuk melancarkan dan
menyesuaikan kegiatan belajar mengajar satu kali tatap muka atau satu bagian
materi pembelajaran dengan silabus. Karena, dengan keselarasan antara RPP dan
Silabus, akan berdampak positif terhadap pencapaian pembelajaran yang mudah
terukur dan mudah untuk diperbaiki. Evaluasi pembelajaran pun mudah dilaksanakan,
sebab seluk-beluk kegiatan belajar mengajar mudah terdeteksi oleh kesesuaian
ataupun ketimpangan antara RPP, Silabus, dengan kenyataan kegiatan belajar
mengajar di lapangan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya perbedaan antara silabus dan RPP adalah
terletak pada waktu yang direncanakan atau dicapai. Silabus merencanakan
pembelajaran dalam satu semester, sedangkan RPP merencanakan pembelajaran
dalam satu kali tatap muka atau satu bagian materi pembelajaran. Persamaan antara
Silabus dan RPP adalah, RPP dapat dirancang apabila Silabus telah dirancang atau
RPP adalah turunan dari Silabus. Oleh karena itu, kita jangan sampai tertukar lagi
definisi dan maksud dari Silabus dan RPP.

Sumber : https://www.sariksa.com/2020/02/pengertian-perbedaan-silabus-dan-rpp.html

4. Kebangkitan nasional dapat dijadikan momentum untuk membangun karakter bangsa


dan kebangsaan yang mencakup wawasan, jiwa, dan semangat nasionalisme. Hal ini
terus dilakukan untuk mewujudkan suatu bangsa yang sejahtera, adil, dan makmur.
Masyarakat Indonesia dapat lebih mencintai bangsa dan menjaga nilai-nilai budaya
serta menumbuhkan sikap yang mencerminkan nilai dan semangat kebangkitan
nasional. Semua ini dimaksudkan untuk dapat menghadapi tantangan bangsa di
masa depan. 
Bangkit untuk bersatu menginginkan bangkit dari berbagai krisis dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pemaknaan kebangkitan nasional seperti yang
dikemukakan Wahab, Dosen FIP UNY. Pertama, kebangkitan nasional bertumpu pada
moralitas bangsa (moral human being). Artinya bahwa bangsa Indonesia akan dan
terus menjadi bermartabat, jika seluruh warga negaranya memiliki integritas moral
yang tinggi, akhlak antarwarga bangsa agar tercipta saling menghargai dan
menghormati, bahkan tolong-menolong. Kedua, kebangkitan nasional bertumpu pada
pemilikan pengetahuan (knowledge society). Artinya bahwa bangsa Indonesia dapat
dihargai dalam percaturan kehidupan global dan berpotensi memenangkan berbagai
kompetisi karena warga negaranya berpendidikan dan berpengetahuan. Pemerolehan
ilmu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan diamalkan secara terus-menerus,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Selain itu,
mampu mengangkat derajat hidup bagi masyarakat yang berpengetahuan. Ketiga,
kebangkitan nasional bertumpu pada semangat kerja produktif. Artinya bahwa
bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa dengan masyarakatnya yang sejahtera.
Warga negara memiliki etos kerja yang tinggi karena tugas dalam kehidupan bukan
hanya beribadah, melainkan mencari bekal untuk ibadah melalui bekerja yang
sungguh-sungguh. Keempat, kebangkitan nasional bertumpu pada semangat
persaudaraan. Artinya bahwa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersatu dan
kuat. Apabila bangsa Indonesia menjunjung tinggi persaudaraan, akan tercipta
persatuan. 
Kebangkitan nasional merupakan masa bangkitnya rasa dan semangat persatuan,
kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan
Republik Indonesia. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan didirikannya
organisasi Budi Utomo oleh masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya
perubahan pada tanggal 20 Mei 1908. Keberadaan Budi Utomo dianggap sebagai
dimulainya kebangkitan nasional Indonesia karena strategi perjuangan yang
dilakukan berbeda dengan strategi perjuangan yang sebelumnya. Berdirinya Budi
Utomo telah berhasil setahap demi setahap dalam membuka jalan untuk menuju
kemerdekaan bangsa Indonesia, menumbuhkan kesadaran rakyat, kesadaran
berbangsa, dan kesadaran bertanah air Indonesia. Perjuangan yang dilakukan tidak
lagi dalam bentuk perlawanan yang bersifat kedaerahan, tetapi sudah mulai
mengarah kepada cita-cita pembentukan negara kesatuan. Timbulnya rasa senasib,
rasa kebersamaan, dan kesadaran membuat suatu persepsi menuju cita-cita
kebangsaan nasional.
Persatuan menjadi aset berharga dalam menatap hari depan yang penuh harapan
karena diperlukan jiwa besar dan semangat kebersamaan, kebangsaan, dan
kemanusiaan. Bersatu dalam keharmonisan yang ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan di dalamnya.  Perbedaan-perbedaan itu justru
dijadikan perbendaraan dan sumber inspirasi. Hal ini akan menimbulkan saling
berbagi pandangan, harapan, dan tujuan mulia. Tantangan masa depan bangsa akan
menjadi mudah ketika dilaksanakan secara bersama. Rasa memiliki bangsa yang
tercipta selalu dipelihara dan dikembangkan menjadi kekayaan bersama serta
membentuk kesatuan yang indah, harmonis dan damai
.
Sumber : https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/6313/semangat-kebangkitan

Anda mungkin juga menyukai