OLEH :
ANANDA PRASETYA (I011221239)
SOSIOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah dasar merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem pendidikan nasional.
Dalam hukum Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) Pendidikan dasar meliputi SD/MI, SMP/MT. atau dalam bentuk yang serupa,
Pendidikan menengah meliputi mis. SMA/MA SMK/MAK atau bentuk lain yang serupa. Bentuk
pendidikan dasar dan menengah pendidikan mengembangkan kualitas minimal yang harus
dikuasai setiap orang di Indonesia sesuai dengan kebutuhan perubahan kehidupan lokal, nasional
dan global, sehingga harus direformasi pelatihan secara terencana, terarah dan berkelanjutan.
Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan berlangsung selama 6 tahun dan
merupakan pendidikan formal rendah, yang sangat menentukan perkembangan karakter siswa di
masa yang akan datang. di dalam Level ini merupakan awal dari perolehan pengetahuan anak dan
juga menanamkan nilai-nilai yang akan berguna di kemudian hari. seseorang orang tua dan guru
bekerja bahu membahu untuk membimbing anak menjadi pribadi cerdas secara akademis, mental
dan emosional. Pembentukan ini dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan porsi daya
tangkap anak anak pada masa itu. Pada masa ini anak-anak akan diajarkan berbagai ilmu
pengetahuan atau mata pelajaran yang relevan dengan tingkat usianya dan tentunya yang
menunjang untuk kelanjutan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah berlomba-lomba
melaksanakan berbagai program sekolah agar dapat memperoleh prestasi sekolah yang baik.
Untuk memperoleh prestasi sekolah yang baik diperlukan pengelolaan sekolah yang baik.
Pengelolaan sekolah yang baik dibutuhkan suatu standar khusus agar terjadi pemerataan di tiap
sekolah/madrasah. Standar Pengelolaan Pendidikan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No.19 tahun 2007. Peraturan Menteri tersebut terdapat hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan pendidikan di antaranya, Perencanaan Program, Pelaksanaan Rencana Kerja,
Pengawasan dan Evaluasi, Kepemimpinan sekolah/madrasah, Sistem Informasi Manajemen, dan
Penilaian Khusus (Rinawati, 2010).
Guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata tetapi juga
mendidik, mengarahkan dan menggerakan siswa agar menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya
pandai dan terampil tetapi juga berintegritas serta berbudi pekerti yang luhur. Mulu layanan
sekolah yang baik tidak hanya layanan kepada siswa akan tetapi kepada orang tua, tamu sekolah
Guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata tetapi juga
mendidik, mengarahkan dan menggerakan siswa agar menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya
pandai dan terampil tetapi juga berintegritas serta berbudi pekerti yang luhur. Mulu layanan
sekolah yang baik tidak hanya layanan kepada siswa akan tetapi kepada orang tua, tamu sekolah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
2. Guru dan Staf: Guru adalah tenaga pendidik yang bertanggung jawab dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan mendampingi peserta didik. Selain itu, SD
juga memerlukan staf non-guru, seperti kepala tata usaha, petugas administrasi, dan
petugas kebersihan, yang berperan dalam mendukung kelancaran operasional
sekolah.
3. Komite Sekolah: Komite sekolah adalah lembaga yang terdiri dari orang tua/wali
murid, guru, serta masyarakat sekitar yang bertugas sebagai mitra dalam
pengambilan kebijakan dan pengawasan terhadap kegiatan sekolah. Komite
sekolah berperan dalam memberikan masukan, saran, dan dukungan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di SD.
4. Peserta Didik: Peserta didik adalah siswa atau murid yang menjadi fokus utama
dalam kelembagaan SD. Peserta didik memiliki peran aktif dalam proses
pembelajaran dan diharapkan ikut serta dalam pengelolaan lingkungan belajar yang
kondusif di sekolah.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia: Tantangan lainnya adalah kualitas sumber daya
manusia di SD, terutama guru. Tidak semua guru memiliki kualifikasi yang
memadai dan dapat menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan yang terus
berkembang. Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan, pengembangan
profesional, dan dukungan yang memadai menjadi salah satu tantangan dalam
kelembagaan SD.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelembagaan SD memegang peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan
dasar bagi peserta didik. Struktur kelembagaan yang baik, melibatkan kepala sekolah, guru,
staf, orang tua/wali murid, dan masyarakat, sangat penting untuk memastikan pendidikan
yang berkualitas. Namun, kelembagaan SD juga menghadapi tantangan seperti
keterbatasan sumber daya, kualitas sumber daya manusia, pemenuhan kurikulum,
partisipasi masyarakat, dan kebijakan pendidikan yang berubah-ubah.
Upaya yang terus menerus diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan
tersebut, baik melalui peningkatan sarana dan prasarana, pengembangan profesional guru,
pemenuhan kurikulum yang sesuai, optimalisasi partisipasi masyarakat, serta adaptasi
dengan kebijakan pendidikan yang berlaku. Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini
dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kelembagaan SD dapat memberikan
pendidikan yang berkualitas dan mempersiapkan peserta didik menghadapi masa depan
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, V., & Sagala, S. (2015). Manajemen Pendidikan: Konsep, Proses, dan Implementasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2016). Media Pengajaran. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.
Asnawir, A. (2018). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Era Digital. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Depdikbud. (2003). Permendiknas No. 22 Tahun 2003 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wijaya, T. (2016). Inovasi Pembelajaran: Konsep, Model, dan Implementasi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Wiyani, N. A. (2019). Strategi Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan
Berpikir Kritis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.