BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai dua fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi individual. Dalam fungsi
Mendidik adalah upaya manusia dan dilakukan oleh mereka yang sudah
yang. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama antara manusia dan
semacam inilah terjadi interaksi. Dengan kegiatan ini hidup manusia selalu
1
M. Syahran Jailani, “Teori Pendidikan Keluarga Dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini,” Nadwa 8, no. 2 (2014): 245–260.
dibarangi oleh proses interaksi atau komunikasi baik interaksi dengan lingkungan
alam, interaksi dengan sesama maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu
interaksi dengan komunikasi saja tetapi harus diarahkan dan dibimbing secara
bertahap melalui pendidikan serta didukung oleh faktor sosial dimana anak itu
seorang anak sangat erat kaitannnya dengan dukungan dan perhatian yang
diberikan oleh orang tua sebab untuk mencapai pendidikan yang baik tidaklah
cukup dengan interaksi antara guru dan anak didik saja, namun banyak faktor lain
yang perlu diperhatikan, salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan anak
adalah faktor sosial. Keluarga atau orang tua merupakan bagian dari faktor sosial
kebutuhan anak-anaknya. Anak adalah tunas bangsa, potensi dan penerus cita-
cita, agar anak mampu memikul tanggung jawab tersebut maka perlu
Anak usia sekolah menurut Sutari Imam Barnadib adalah sebagai berikut:
“Pertama tingkat Sekolah Taman Kanak-kanak (umur 4-6 Tahun), kedua tingkat
2
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (BPK Gunung Mulia,
2008).
3
Wibowo Agus, “Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban,” Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Sekolah Dasar (umur 6-12 Tahun), ketiga tingkat sekolah menengah (umur 13-20
harus sekolah sampai sekolah lanjutan atau sekolah kejuruan khususnya sesudah
Sekolah Dasar.
mengajar yang dialami anak itu sendiri. Memberikan pendidikan bukan hanya
tugas guru semata melainkan orang tua mempunyai peranan penting membantu
pendidikan nasional bahwa setiap warga Negara dari usia dini berhak
4
Departemen Pendidikan Nasional, “Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,” Jakarta: Depdiknas 33 (2003).
lanjutan pendidikan dasar dan pasal 19 tentang pendidikan tinggi merupakan
mempengaruhi yaitu: Faktor interen dan exteren. Pada faktor interen peranan
anak dalam menguasai keadaan yang timbul sangat diperlukan, sedangkan dalam
faktor exteren peranan orang tua dalam memajukan dan meningkatkan prestasi
mengarahkan anak-anaknya guna menjadi anak yang pandai dan berguna bagi
agama, bangsa dan negara. Orang tua dalam lingkungan keluarga merupakan
tua dituntut untuk menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan kepada anak-
ideal dan bertanggung jawab dalam kehidupan keluarga baik yang bersifat
banyak masalah yang dihadapi dan perlu danya pemecahan. Hal ini merupakan
satu titik tolak atau betapa sekolah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk
dari orang lain untuk membimbing, mendorong, dan mengarahkan agar berbagai
potensi tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal,
sehingga kelak kehidupannya dapat berdaya guna dan berhasi guna bagi
Berkaitan dengan hal di atas, maka orang pertama yang dapat memberi
kedua orang tua, dalam hal ini orang tua mempunyai tangung jawab sekurang-
baik jasmani maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit dan dari
penyelewengan tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang
dianutnya, ketiga memberi pengajaran dari arti luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus masalah dalam
penelitian ini adalah strategi guru kelas 3 dalam membentuk karakter peserta
5
Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar
Anak,” JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 1, no. 1 (2015): 20–28.
C. Pertanyaan Peneliti
1. Apa saja strategi guru kelas 3 dalam membentuk karakter peserta didik sdit
qurrata ayun?
D. Tujuan penelitian
juga dengan penelitian ini, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian lebih lanjut dan referensi untuk penelitian lebih lanjut
dan memberikan wawasan baru kepada pembaca mengenai strategi guru kelas
2. Manfaat praktis
tentang strategi guru kelas 3 dalam membentuk karakter peserta didik sdit
qurrata ayun.
b. Bagi institusi prodi dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan yang
dapat menambah wawasan dan ilmu serta dapat dijadikan sebagai acuan
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau Strategus. Anisatul
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai yang telah ditentukan. Syaiful
strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan
yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa, dalam dunia pendidikan strategi dapat
untuk mensiasati sesuatu, sesuatu disini bukan berarti harus baru sama sekali
tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada
sebelumnya”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi guru adalah suatu rencana
yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya suatu sasaran tertentu dengan baik
dan maksimal sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Strategi dan metode
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
pendek dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa
dimulai dari analisis situasi dan kebutuhan sebagai dasar pengembangan rencana
cermat, sehingga perencanaan dapat di jadikan bimbingan dan acuan para guru
pada Taman Kanak-Kanak yang dimaksud adalah guru dan guru pendamping.
pembelajaran oleh guru difasilitasi oleh kepala sekolah. Berkaitan dengan tugas
guru sebagai perencana, maka perenanaan pembelajaran wajib disusun oleh guru
secara mandiri. Terdapat tiga jenis perencanaan pembelajaran yang harus disusun
menjadi guru tahfidz Al-Qur’an juga perlu mempunyai persiapan ilmu sebelum
yang akan di sampaikan sebelum mengajar kepada peserta didik dan diusahakan
komponen dalam perencanaan pembelajaran terdiri dari lima aspek yaitu sebagai
oleh semua orang. Selain itu, dalam tujuan pembelajaran tidak hanya
mengutamakan hasil tapi juga proses yang dialami oleh anak selama belajar. Ada
juga hal yang lebih penting adalah tujuan yang dirumuskan harus berdasar pada
kurikulum yang dimiliki oleh sekolah, sehingga pembelajaran akan berjalan
searah dengan tujuan yang telah dimiliki oleh sekolah. b. Pemilihan dan
tentunya mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Pemilihan
materi ajar harus disesuaikan dengan karakteristik anak, kemampuan anak dalam
untuk membantu anak dalam menghafal Al-Qur’an. Maka dari itu lebih baik jika
sehingga dapat dengan mudah orang lain memahami secara detail dari media
langkah kegiatan yang jelas, sehingga mudah untuk dipahami oleh orang lain.
Selain itu juga dapat membantu pendidik atau guru untuk mempersiapkan
kegiatan berjalan dengan maksimal dan membantu guru pengganti untuk
memahami kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan jika guru utama atau
dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Roestiyah N.K mengatakan bahwa salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
tiga hal tersebut. Auditory yang berarti bahwa indera telinga digunakan dalam
pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih
kemampuan berbicara), membaca atau pemprosesan kata lainnya dan area gerak
artikulasi merujuk kepada apa-apa saja yang berkaitan dengan berbicara atau
melakukan sesuatu akibat dari pemprosesan hasil kerja otak. Model pembelajaran
aktif. Siswa dibagi kedalamm kelompok kecil berpasangan, satu siswa bertugas
mewawancarai siswa lain mengenai materi yang disampaikan oleh guru, hal ini
yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses
Mufidah 2010 bahwa: metode Brainstorming adalah bentuk diskusi dalam rangka
peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana ggasan dari seseorang dapat ditanggapi
(didukung, dilengkapi, dikurangi atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada
menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab
benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore!” atau yel-yel lainnya yang
disukai. Jadi, model pembelajaran course review horay ini merupakan suatu
model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana
merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran course review horay ini,
apabila siswa dapat menjawab pertanyaan secara benar maka siswa tersebut
diwajibkan meneriakkan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah
disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri. Dari uraian diatas
metode ini adalah dengan cara membacakan terlebih dahulu ayat yang dihafal
merupakan metode yang diciptakan oleh Syeikh Dr. Kamil El. Laboody, seorang
yang pakar tahfidz pada usia tahfidz dan motivator asal mesir. Metode ini sangat
tersebut surat yang akan dihafal. Setelah selesai mentalqin, lalu anak
sebagainya. Dengan menggunakan metode tabarok ini putra putri dari Dr. Kamil
bisa menghafal Al-Qur’an di usia 4,5 tahun. proses itu pun cukup dilakukan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yakni penelitian dimaksud untuk dipahami fenomena tentang apa saja yang
Pernyataan ini sejalan dengan apa yang dikemukkan oleh suardi, bahwa
menggambarkan objek atau subjek yang di teliti sesuai dengan apa adanya,
a. Subjek Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan yang dibutuhkan
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek,(Rineka
Cipta,Jakarta:1989).Hal174
7
Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan,(Bumi Aksara,Jakarta:2003).Hal 14
a. Interview(wawancara)
dalam hal ini peneliti menggunakan sistem wawancara yang terstruktur untuk
b. Observasi
8
Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu,(Usaha Nasional, Surabaya:1993),Hal.35
9
http:wawan-junaidi. Blogspot.com(2009);13 april 2012
10
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,hal 64
mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari obyek penelitian, karakter, fisik,
situasi sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan sebab
alat catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian
data dianalisis sesuai denga pendekatan penelitian maka dat yang terkmpul
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Data yang didapat dari lapangan masih berupa atau berbentuk uraian atau
laporan yang terperinci yangakan terasa sulit untuk dicerna apabila tidak
dan dicari polanya. Reduksi data yang peneliti lakukan adalah mengolah data
11
Lexy, J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Remaja
Rosdakarya,Bandung:2001),Hal.135
yang sudah di dapatkan dari lapangan peneliti merangkum, memilih ha-hal
b. Data Display
yang telah direduksi dengan cara menguraikan data telah diolah kedalam
bentuk teks yang bersifat naratif yaitu menjelaskan suatu keadaan yang terjadi
c. Pengambilan keputusan
1. Ketekunan pengamatan
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
yang telah dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak. Dengan
kembali apakah data yang telah ditemukan ini salah atau tidak. Demikian
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
PENUTUP
Saran
Dari penelitian ini penulis memberikan saran pada pihak-pihak terkait agar