DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 KELAS 1G
3. ZOHRI (E1E022206)
UNIVERSITAS MATARAM
Pertama tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tampa Rahmat dan Ridhonya kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untukmata kuliah Pengantar Pendidikan dengan judul “Pengerti ,
Fungsi, dan Tujuan Pendidikan, Teori dan Pilar Pendidikan serta Pendidikan Sebagai Sistem”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalaha ini jaug dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya kepahaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta massukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 4
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................. 4
A. KESIMPULAN......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil
yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar
lingkungan formal.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk
membahas dan menjabarkan tentang:
1. Apakah pengertian, fungsi dan tujuan pendidikan?
2. Apa saja teori dan pilar pendidikan?
3. Apa maksud dari pendidikan sebagai sistem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja pengertian, fungsi dan tujuan pendidikan
2. Untuk mengetahui apa saja teori dan pilar pendidikan
3. Untuk mengetahui maksud dari pendidikan sebagai sistem
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan
Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa latin berarti
educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan dari luar dari dalam
ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang
berkembang.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan
manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.
1. Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang utama
secara jasmani dan rohani.
2. Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik agar
mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung jawab
secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan sebagai upaya untuk
membangun anak agar lebih dewasa.
3. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan kecakapan
individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat. Dengan kata lain,
pendidikan adalah proses sosial di mana lingkungan yang teroganisir seperti sekolah
dan rumah, mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan
sikap dan prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
4. H. H. Horne, pendidikan ialah sebuah alat di mana komunitas sosial mampu
melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan
idealisme.
5. Stella Van Petten Henderson, pendidikan ialah sebuah kombinasi antara pertumbuhan
dan pengembangan diri serta warisan sosial.
6. Gunning dan Kohnstamm, pendidikan ialah sebuah proses pembentukan dan
pembangunan hati nurani, di mana seseorang mampu membentuk serta menentukan
diri secara etis berdasarkan hati nurani.
Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan non formal.
1. Pendidikan formal ialah pendidikan yang bisa didapat dengan mengikuti kegiatan atau
program pendidikan yang terstruktur serta terencana oleh badan pemerintahan
misalnya melalui sekolah ataupun universitas
2. Pendidikan non formal ialah pendidikan yang bisa didapat melalui aktivitas kehidupan
sehari-hari yang tak terikat oleh lembaga bentukan pemerintahan, misalnya belajar
melalui pengalaman, belajar sendiri melalui buku bacaan serta belajar melalui
pengalaman orang lain.
Tujuan Pendidikan
Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan
tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
Fungsi Pendidikan
1. Mikro
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar)
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
2. Makro
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta
peradapan yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain
pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar
sesuai dengan norma yang dijadikan landasan nya
Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah sebagai alat:
1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan warga negara
3. Pengembangan kebudayaan
4. Pengembangan bangsa
3. UU NO 20 Tahun 2003
Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengertian teori pendidikan personal ditandai dengan pandangan bahwa setiap manusia
dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sama
seperti konsep fitrah dalam pendidikan islam. Dalam teori ini, pendidikan adalah sarana
untuk mengaktualisasikan segenap potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Aktualisasinya didasarkan pada minat dan kebutuhan peserta didik. Jadi peserta didiklah yang
menjadi subjek utama dalam proses pelaksanaan pendidikan. Sedangkan guru hanya berperan
sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator bagi proses aktualisasi diri para peserta didik.
3) Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan
pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun
diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, yang lebih diutamakan
adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis,
bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam konsep pendidikan teknologi, isi
pendidikan dipilih oleh tim ahli bidangbidang khusus. Isi pendidikan berupa objek dan
keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vokational. Isi disusun
dalam bentuk disain program atau disain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan
bantuan media elektronika, dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik
berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien.
Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi
sebagai direktur belajar (director of learning), lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada
penyampaian dan pendalaman bahan.
Teknologi pendidikan menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum, yaitu
model kurikulum yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta
didik. Pembelajaran dilakukan melalui metode pembelajaran individual, media buku atau pun
media elektronik, sehingga pebelajar dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar
tertentu.
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran
manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan
manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama
dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru
kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, interaksi ini juga
terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara
pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi ini terjadi melalui berbagai bentuk
dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan
interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat
yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial. Pendidikan
interaksional menjadi sumber untuk pengembangan model kurikulum rekonstruksi sosial,
yaitu model kurikulum yang memiliki tujuan utama menghadapkan para peserta didik pada
tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia.
Peserta didik didorong untuk mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah
sosial yang mendesak (crucial) dan bekerja sama untuk memecahkannya.
Pilar-pilar Pendidikan
Ada lima pilar pendidikan yang direkomendasikan UNESCO yang dapat digunakan
sebagai prinsip pembelajaran yang bisa diterapkan di dunia pendidikan (dalam Suwarno,
2006).
1) Learning to know
Learning to know bukan sebatas proses belajar di mana pebelajar mengetahui dan
memiliki materi informasi sebanyak-banyaknya, menyimpan dan mengingat, namun juga
kemampuan untuk dapat memahami makna dibalik materi ajar yang telah diterimanya.
Dengan learning to know, kemampuan menangkap peluang untuk melakukan pendekatan
ilmiah diharapkan bisa berkembang yang tidak hanya melalui logika empirisme semata, tetapi
juga secara transcendental, yaitu kemampuan mengaitkannya dengan nilai-nilai spiritual.
2) Learning to do
Learning to do merupakan konsekuensi dari learning to know. Kelemahan model
pendidikan dan pengajaran yang selama ini berjalan adalah mengajarkan “omong” (baca:
teori), dan kurang menuntun orang untuk “berbuat” (praktik). Learning to do bukanlah
pembelajaran yang hanya menumbuhkembangkan kemampuan berbuat mekanis dan
keterampilan tanpa pemikiran; tetapi mendorong peserta didik agar terus belajar bagaimana
menumbuhkembangkan kerja, juga bagaimana mengembangkan teori atau konsep.
3) Learning to be
Melengkapi learning to know dan learning to do, Robinson Crussoe berpendapat bahwa
manusia itu tidak bisa hidup sendiri tanpa kerja sama atau dengan kata lain manusia saling
tergantung dengan manusia lain. Manusia di era sekarang ini bisa hanyut ditelan waktu jika
tidak berpegang teguh pada jati dirinya. Learning to be akan menuntun peserta didik menjadi
ilmuwan sehingga mampu menggali dan menentukan nilai kehidupannya dan menentukan
nilai kehidupannya sendiri dalam hidup bermasyarakat sebagai hasil belajarnya.
Pendidikan merupakan suatu sistem, sebagai suatu sistem pendidikan terdiri atas
beberapa komponen diantaranya yaitu tujuan, pendidik, peserta didik, materi, metode atau
media pembelajaran, serta lingkungan pendidikan. Setiap komponen mempunyai fungsi
masing-masing dan setiap komponen saling mempengaruhi satu sama lain.
Sistem merupakan suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen dan semua kegiatan
saling berkaitan satu sama lain secara fungsional agar dapat mencapai tujuan. Maksud dari
pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara
teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat
secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri
dan masyarakat
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang ingin dicapai oleh lembaga
pendidikan melalui suatu keinginan pendidikan. Tujuan pendidikan ini di dasari oleh
sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
2. Pendidik
Secara akademis pendidik adalah tenaga kependidikan yakni anggota
masyarakat yang mengabdikan diri pada lembaga tertentu yang berkualitas seperti
guru, dosen, tutor, fasilitor, instruktur dan sebutan lain.
3. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
kemampuan atau potensi yang ada pada diri mereka melaluiproses pembelajaran yang
disediakan oleh lembaga pendidikan pada jenang dan pendidikan tertentu.
4. Materi atau Isi Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan materi atau isi
pendidikan kepada peserta didik yang biasanya di sebut dengan kurikulum dalam
pendidikan formal
5. Metode, Media dan Alat Pendidikan
Metode pendidikan
Metode pendidikan adalah cara untuk menyampaikan informasi atau
materi pelajaran, metode yang serin digunakan adalah metode diskusi, metode
eksperimen yang dipadukan dengan model model pembelajaran yang sesui
dengan materi
Media dan Alat / Fasilitas Pendidikan
Untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan, fasilitas sebagai
penunjang jua harus terpenuhi,misalkan laboratorium, lapangan olahraga,
internet dan sebagainya
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala segi kehidupan dan kebudayaan. Hal ini
karena pendidiakan berkembang juga berdasarkan perubahan kebudayaan, sehigga
pendidikan tidak hanya berada dalam lingkungan sekolah saja tetapi juga ada dalam
lingkungan bermasyarakat. Dapat disimpulkan lingkungan pendidikan merupakan
semua hal yang ada dalam sekeliling peserta pendidikan yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung terhadap aktifitas peserta didik.
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan kemampuan/
potensi/ bakat yang ada pada diri mereka melalui proses pembelajaran yang disediakan oleh
lembaga pendidikan dan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu/ sesuai dengan usia
mereka.
4. Materiisi Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/ materi yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam
satu periode jenjang pendidikan.
!. Metode,Media, dan "lat Pendidikan
•
Metode pembelajaran
Metode pendidikan adalah cara untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran, metode yang sering
digunakan adalah metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimen, yang dipadukan dengan model-
model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.Tiap-tiap kelas kemungkinan
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain.
•
Media dan Alat /a!ilita! pendidikan
Untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan, komponen pendidikan yang terakhir adalah fasilitas,
fasilitas sebagai penunjang juga harus terpenuhi, misalnya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA