Anda di halaman 1dari 16

MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER


DALAM KURIKULUM

Heri Cahyono
Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111
hericahyono808@gmail.com

Iswati
Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111
Iswatiummetro@yahoo.com

Abstract
The students need to plant good characters because the planting of characters must start early,
because it will be easier to form. The existing character values ​​of 18 points must absolutely
be implemented in each subject and by the level of educational unit. Implementation is by
integrating into learning activities with approaches that make learners as their subject. To see
the success of this character education implementation, it is necessary to have a good assessment
in every subject, class or school in general and the teacher is the leader in value-based learning
activities of the nation character, to support the optimization of teacher’s role in the integration
of character values ​​in learning activities, teachers should have an insight into the knowledge
and experience of the values ​​contained in the nation’s character broadly and adequately.
Keywords: Development of the Students, Character Values, Education Curriculum

Abstrak
Peserta didik membutuhkan penanaman karakter-karakter yang baik karena penanaman
karakter harus dimulai sejak dini, karena akan lebih mudah membentuknya. Nilai-nilai karakter
yang ada 18 poin mutlak harus dilaksanakan dalam setiap mata pelajaran dan oleh tingkat
satuan pendidikan. Pelaksanaanya adalah dengan cara mengintegrasikan ke dalam kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan yang menjadikan peserta didik sebagai subjeknya. Untuk
melihat keberhasilan dari pelaksanaan pendidikan karakter ini perlu dilakukan penilaian baik di
setiap mata pelajaran, kelas atau sekolah pada umumnya dan guru merupakan pihak terdepan
dalam kegiatan pembelajaran berbasis nilai karakter bangsa, untuk mendukung optimalisasi
peran guru dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
memiliki wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
karakter bangsa secara luas dan memadai.
Kata Kunci: Perkembangan Peserta Didik, Nilai Karakter, Kurikulum Pendidikan

-47-
48| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

Pendahuluan negara yang demokratis serta bertanggung


Pendidikan adalah usaha sadar yang jawab.3
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan Berdasarkan tujuan pendidikan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, nasional tersebut menunjukkan bahwa pada
pengajaran, dan latihan yang berlangsung dasarnya terbentuknya nilai karakter menjadi
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang tujuan utama pendidikan nasional, dengan
hayat, untuk mempersiapkan peserta didik tujuan tersebut diharapkan dalam segala
agar dapat memainkan peranan dalam tindakan dan aktivitas dalam pendidikan
berbagai lingkungan hidup secara tepat di mengarah pada pengembangan karakter
masa yang akan datang. Pendidikan adalah peserta didik.
pengalaman-pengalaman belajar terprogram Dikarenakan pendidikan merupakan
dalam bentuk pendidikan formal, non bimbingan terhadap perkembangan manusia
formal, serta informal di sekolah, dan di luar menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang
sekolah, yang berlangsung seumur hidup merupakan masalah pokok bagi pendidikan
yang bertujuan optimalisasi pertimbanagan adalah memilih arah atau tujuan yang akan
kemampuan-kemampuan individu, agar dicapai dan memilih pembimbing atau
di kemudian hari dapat memainkan pendidik yang tepat sehingga tidak akan
peranan hidup secara tepat.1 Pendidikan mengalami kegagalan.
juga harus mampu menjadi sarana untuk
Lingkungan pertama yang punya
membekali kemampuan problem solving bagi
peran mendidik anak adalah lingkungan
peserta  didi.2
keluarga, disinilah anak dilahirkan, di rawat
Pendidikan pula memiliki peran dan dibesarkan. Disinilah proses pendidikan
strategis sebagai sarana human resources berawal, orang tua adalah guru pertama dan
dan human investment. Selain bertujuan utama bagi anak. Orang tua adalah guru
menumbuh kembangkan kehidupan yang agama, bahasa dan sosial pertama bagi
lebih baik pendidikan juga telah nyata ikut anak. Orang tua adalah orang yang pertama
mewarnai dan menjadi cikal landasan moral kali mengajarkan anak berbahasa dengan
dan dan etik dalam proses pemberdayaan mengajari anak mengucapkan kata-kata
jati diri bangsa. Rumusan tujuan pendidikan dan mengajarkan anak bersosial dengan
nasional sebagaimana tertuang dalam lingkungan sekitarnya.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Namun tidak semua tugas
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)
mendidik dapat dilaksanakan oleh orang
bertujuan untuk mengembangkan potensi
tua dalam keluarga terutama dalam hal
peserta didik agar menjadi manusia yang
ilmu pengetahuan dan berbagai macam
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
disiplin ilmu pengetahuan. Oleh karena
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
itu dikirimlah anak ke sekolah. Dengan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
demikian, sebenarnya pendidikan di
sekolah adalah bagian dari pendidikan
1
Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan:
dalam keluarga yang sekaligus merupakan
Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Penddidikan pada
Umumnya dan Pendididkan di Indonesia (Jakarta: PT Raja lanjutan dari pendidikan keluarga.
Grafindo Persada, 2002), 11. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka
2
Abdul Mujib dan Ahmad Madkur, “Islamic- terbentuklah hubungan antara rumah dan
based Life Skill Education on State Vocational
High School in Metro City” (Proceeding the First
International Conference on Law, Economics and 3
Departemen Pendidikan Nasional RI, UU
Education, Universitas Muhammadiyah Metro, RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2016),  132. (Sisdiknas) (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 5.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |49

sekolah karena antara kedua lingkungan itu Demoralisasi ini disokong salah
terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni satunya oleh proses pembelajaran yang
mendidik anak-anak.4 cenderung mengajarkan pendidikan moral
Kompleksitas permasalahan seputar dan budi pekerti sebatas tekstual semata dan
karakter atau moralitas telah menjadi kurang mempersiapkan pembelajar untuk
pemikiran sekaligus keprihatinan bersama. menyikapi kehidupan yang kontradiktif
Krisis karakter atau moralitas ditandai oleh tersebut.7 Jika realitas di lapangan seperti
meningkatnya kejahatan tindak kekerasan, itu, artinya tujuan pendidikan nasional
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba), belum tercapai. Tujuan pendidikan dalam
pornografi dan pornoaksi serta pergaulan Islam sebagaimana disebutkan oleh Imam
bebas yang sudah menjadi patologi dalam Al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan Islam
masyarakat. yang paling utama ialah beribadah dan
taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan
Menurut M. Masri Muadz, Direktur
insani yang tujuannya kebahagiaan dunia
Remaja dan Perlindungan Hak-Hak
akhirat.8 Sedangkan menurut Prof. Naquib
Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga
Al Attas sebagaimana dikutip oleh Adian
Berencana Nasional Pusat (BKKBN)
Husaini bahwa tujuan pendidikan Islam
menyampaikan bahwa “Hasil survei terakhir
untuk menghasilkan orang yang baik (to
suatu lembaga survey yang dilakukan di 33
produce a good man).9
provinsi tahun 2008, sebanyak 63 persen
remaja mengaku sudah mengalami hubungan Dalam pandangan Islam, manusia
seks sebelum nikah, sedangkan data yang baik dan beradab adalah manusia
Departemen Kesehatan hingga September yang kenal akan Tuhannya, tahu akan
2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang dirinya, menjadikan Nabi Muhammad
yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, SAW sebagai uswah hasanah, mengikuti jalan
54 persen di antaranya adalah  remaja.”5 pewaris Nabi (ulama), dan berbagai kriteria
manusia beradab lainnya. Manusia beradab
Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut
juga harus memahami potensi dirinya dan
Eko Bayuseno mengatakan kenakalan
bisa mengembangkan potensinya, sebab
remaja, mengalami peningkatan yang
potensi itu adalah amanah dari Allah
cukup tinggi. Pada tahun 2011 tercatat ada
SWT.10 Hal tersebut senada bahwa pada
30 kasus, sementara tahun 2012 terjadi 41
hakekatnya pendidikan adalah upaya dan
kasus. Artinya naik sebanyak 11 kasus, atau
proses “memanusiakan manusia”, pernyataan
meningkat 36,66 persen, sedangkan kasus
ini mengandung implikasi bahwa tanpa
Narkotika juga mengalami peningkatan,
pendidikan maka manusia tidak menjadi
dari 4.817 kasus di 2011 menjadi 4.836 kasus
manusia dalam arti yang sebenarnya, yaitu
pada 2012. Naik sebanyak 19 kasus atau 0,39
manusia yang utuh dengan segala fungsinya,
persen.6
baik secara fisik maupun psikis. Dalam
4
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam
konteks ini pendidikan merupakan usaha
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 76.
5
Arista Rosady F. Aning Tias, Hubungan antara 7
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi
Lingkungan Pergaulan dengan Sikap dan Perilaku Seks dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta:
Bebas Remaja di SMK Murni 2 Surakarta (Surakata: Kencana, 2011), 5.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015), 1. 8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
6
Fadhilah Ramadhani dan Duta Kalam Mulia, 2004), 71–72.
Nurdibyanandaru, “Pengaruh Self-Compassion 9
Adian Husaini, Pendidikan islam: Membentuk
terhadap Kompetensi Emosi Remaja Akhir,” Manusia Berkarakter dan Beradab (Jakarta: Cakrawala
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 3, no. 3 Publishing, 2008), 6.
(2014):  121. 10
Husaini, 6.
50| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

manusia dalam rangka mewujudkan sifat- (c) More emphasized on the process not on the
sifat kemanusiaannya.11 result because the literature is a work that rich
Dari paparan di atas bisa dipahami of interpretation; (d) The analysis is inductive;(e)
bahwa sesungguhnya hakikat pendidikan The meaning is the main point.
itu adalah merubah karakter buruk yang Literatur utama atau primer yang
ada dalam diri manusia mejadi baik dan di kaji dalam penelitian ini adalah buku
membuat lebih baik lagi karakter yag baik dan literature pendidikan karakter dan
yang ada dalam diri manusia. Tentu hal ini psikologi perkembangan. Sebagai penelitian
tidak semudah membalikkan kedua telapak kepustakaan, maka metode pengumpulan
tangan karena diperlukan komunikasi dan data yang dipergunakan adalah metode
kerjasama yang aktif dari orang tua, guru/ dokumentasi, yaitu data tentang variabel
sekolah dan lingkungan. yang berupa buku, catatan, transkrip,
Menangani persoalan-persoalan surat kabar, majalah, jurnal dan lain-lain.
tersebut, maka implementasi pendidikan Sedangkan teknik analisis yang dipilih
karakter menjadi suatu keniscayaan. adalah deskriptif analisis.
Kemendiknas pada tahun 2010 meluncurkan
Pembahasan
tambahan kurikulum Pendidikan Karakter
dalam kurikulum. Hal ini dilakukan karena A. Perkembangan Peserta Didik
karakter bangsa Indonesia belum muncul Pada setiap perkembangan kehidupan
dalam keseharian. Sehingga, yang menjadi manusia, individu itu ditutntut untuk
pilot projectnya adalah bidang pendidikan. menguasai kemampuan beperilaku yang
Hal ini dikarenakan, karakter itu terbentuk menjadiciri bahwa perkembangannya
dari perubahan paradigma dan paradigma berhasil dan normal. Dari waktu ke waktu
itu dimulai dari lingkungan sekola.12 kehidupan manusia terus berubah. Berawal
dari dua sel dasar yaitu sel telur dan sperma,
Metode Pengumpulan Data
suatu organisme tumbuh dan berkembang.
Melihat makna yang tersirat dari judul Dua sel tersebut kemudian membelah diri
dan permasalahan yang dikaji, penelitian ini dan berdiferensiasi untuk menghasilkan
adalah termasuk jenis penelitian pustaka tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak, dan
dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian bagian-bagian organ tubuh lainnya. Setelah
yang tidak mengadakan perhitungan data kurang lebih sembilan bulan lamanya
secara kuantitatif.13 Ada beberapa kunci dalam kandungan ibu, organisme yang
utama dalam penelitian literature (pustaka) baru tumbuh tersebut akhirnya menjadi
dengan pendekatan kualitatif, yaitu: (a)The bayi manusia yang sempurna dan siap lahir
researcher is the main instrument that will read ke dunia dengan perangkat keterampilan
the literature accurately; (b) The research is done hidup minimal yaitu bernafas, menggerak-
descriptively. It means describing in the form of gerakkan tubuh, menangis, dan menyusu.
words and picture not in the form of number;
Meskipun di saat lahir hanya berbekal
seperangkat keterampilan minimal, melalui
11
Mampuniarti, “Perspektif Humanis Religius
dalam Perspektif Inklusif,” Jurnal Pendidikan Khusus interaksi dengan lingkungan (orang tua,
III, no. 2 (November 2010): 18. saudara, orang dewasa lain, dan objek-objek
12
Akla, “Desain Pembelajaran Bahasa Arab yang ada di sekitarnya) sang bayi terus lebih
berbasis Penanaman Karakter untuk Anak Usia Dini,”
menyempurnakan diri. Ia terus mengalami
Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 3, no. 2
(2017): 144. berbagai perubahan atas bimbingan Allah
13
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif SWT.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 2.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |51

Perkembangan manusia sebagai dan dari segi warga didik ( dalam masa
mahluk sosial tentu tidak dapat lepas dari pubertas, remaja).
kehidupan lingkungannya. Hal inilah yang Tugas-tugas perkembangan manusia
menjadi salah satu dorongan perkembangan dalam tiap masa kehidupannya menurut
psikologis, jasmani, inteligensi pada diri Havigrust, Karl C Garrison, William W
manusia. Sejak manusia dilahirkan ke muka Wattenberg sebagaimana disebutkan oleh
bumi, yang awalnya adalah bersih ( fitrah ) Juhri dalam bukunya menekankan pada hal-
maka lambat laun ia terkontaminasi dengan hal tugas sebagai berikut :
lingkungannya sesuai dengan peran dan 1. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa
kemampuan panca inderanya. Bayi dan Kanak-kanak Awal
Dalam perkembangannya secara a. Belajar berjalan
psikologis mulai dari bayi menjadi anak- b. Belajar makan makanan padat
anak kemudian menjadi remaja dan akhirnya c. Belajar mengendalikan buang air
menjadi dewas.14 Pada usia remaja inilah kecil dan besar
banyak sekali muncul problem kehidupan d. Memperoleh keseimbangan psiko-
yang dirasakan oleh remaja. Maka tentunya, logis
remaja harus tahu benar-benar peran dan e. Belajar membedakan jenis kelamin
fungsinya sebagai seorang remaja. Di dan menghargainya
sinilah peran orang tua untuk melakukan f. Menyusun konsep sederhana tentang
bimbingannya dengan sebaik-baiknya pula. realitas sosial dan realitas fisik
g. Belajar menjalin hubungan secara
B. Tugas-tugas Perkembangan
emosional antara dirinya dengan
Arti tugas-tugas perkembangan dapat
orang tuanya, saudara-sauara dan
dikelompokkan menjadi 2 :15
orang lain
a. Tugas-tugas perkembangan adalah h. Belajar mengembangkan peran hati
petunjuk-petunjuk yang memungkinka nurani dalam membedakan “ benar -
seseorang mengerti dan memahami salah”.
apa yang diharapkan atau dituntut 2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-
oleh masuarakat dan lingkungan lain kanak Akhir
terhadap seseorang dalam usia-usia Belajar tentang keterampilan fisik
tertentu. Arti pertama ini mengandung yang diperlukan dalam permainan yang
makna, pertama; dari segi orang dewasa. ringan-ringan atau mudah.
Kedua, dari segi yang sadar menuju
a. Membentuk sikap-sikap sehat
kedewasaanya.
terhadap dirinya demi kepentingan
b. Tugas-tugas perkembangan merupakan
organismenya yang sedang tumbuh
petunjuk bagi seorang tentang apa dan
b. Belajar untuk bergaul dan bermain
bagaimana yang diharapkan daripadanya
bersama dengan teman seusia
pada masa yang akan datang, jika dia
c. Belajar menyesuaikan diri dengan
kelak telah mencapainya. Arti kedua ini
keadaaan dirinya sebagai wanita
mengandung makna, dari segi pendidik
atau pria
d. Mengembangkan keterampilan-
14
Khotijah, “Strategi Pengembangan Bahasa
keterampilan dsar dalam membaca,
pada Anak Usia Dini,” Elementary: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar 2, no. 2 (2016): 25. menulis dan berhitung
15
Juhri AM, Landasan Wawasan Pendidikan : e. Mengembangkan konsep-konsep
Suatu Pendekatan Kompetensi Guru, Cet. 4 (Metro: yang diperlukan dalam kehidupan
Lembaga Penelitian UM Metro, 2013), 125–26.
sehari-hari
52| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

f. Mengembangka kata hari, moral 5. Tugas-tugas Perkembangan dalam masa


dan ukuran nilai-nilai Setengah Baya
g. Mengembangkan sikap-sikap dalam a. Memperoleh tanggungjawab sebagai
memandang kelompok-kelompok orang dewasa
sosial dan lembaga masyarakat.
b. Menetapkan dan memelihara suatu
3. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa
standar kehidupan
Remaja
c. Membantu anak-anak remajanya
a. Menerima keadaan fisikya dan
untuk menjadi orang dewasa
menerima peranannya sebagai pria
d. Menetapkan dan memelihara suatu
atau wanita
standar kehidupan ekonomi bagi
b. Menjalin hubungan-hubungan
kehidupannya
baru dengan teman-teman sebaya
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan
baik sesama jenis maupun lain jenis
pengisi waktu senggang yang sesuai
kelamin
dengan orang dewasa
c. Memperoleh kebebasan secara
6. Tugas-tugas Perkembangan dalam masa
emosional dari orang tuanya dan
Tua
orang-orang dewasa lain
a. Menyesuaikan diri pada keadaan
d. Memperoleh kepastian dalam hal
berkurangnya kekuatan fisik dan
kebebasan pengaturan ekonomis
kesehatan
e. Memilih dan mempersiapkan diri ke
b. Menyesuaikan diri dalam msa
arah suatu pekerjaan atau jabatan
pensiun dan pendapatan yang
f. Mengembangkan keterampilan-
berkurang
keterampilan dan konsep-konsep
c. Menyesuaikan diri dalam keadaan
intelektual yang diperlukan dalam
meninggalnya suami atau istri
hidup sebagai warga negara yang
d. Memenuhi kewajiban-kewajiban
terpuji
sebaga warga negara dan kewajiban
g. Menginginkan dan dapat
dalam hidup bermasyarakat
berperilaku yang diperbolehkan
e. Menyusun keadaan hidup yang
oleh masyarakat
memuaskan dalam hal fisik.
h. Mempersiapkan diri untuk
pernikahan dan hidup keluarga
C. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
i. Menyusun nilai-nilai kata hati yang
pada Umumnya
sesuai dengan gambaran dunia.
4. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Tugas-tugas perkembangan remaja
Dewasa Awal pada umumnya, yang secara teknis berbeda
a. Memilih teman bergaul pengelompokannya dengan rumusan
b. Belajar hidup bersama dengan tersebut di atas. Menurut Karl C Garrison
suami atau istri membagi tugas-tugas perkembangan dalam
c. Mulai hidup dalam keluarga enam kelompok, yaitu16 :
d. Belajar mengasuh anak-anak 1. Menerima Keadaan Jasmani
e. Mengelola rumah tangga 2. Memperoleh Hubungan Baru dan Lebih
f. Mulai bekerja dalam suatu jabatan Matang dengan Teman-teman Sebaya
g. Mulai bertanggungjawab sebagai Antara Dua Jenis Kelamin
warga negara secara layak 3. Menerima Keadaan Sesuai Jenis
h. Memperoleh kelompok sosial
16
Muhammad Al Mighwar, Psikologi Remaja:
seirama dengan nilai-nilai
Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua (Bandung: Pustaka
pahamnya Setia, 2006), 87.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |53

Kelaminnya dan Belajar Hidupa Seperti bersangkutan dengan rentangan


Kaumnya periode kehidupan remaja
4. Memperoleh kebebasan Emosional dari - Variasi yang bersangkutan dengan
Orang Tua dan Orang Dewasa Lainnya situasi dan kondisi sesaat yang
5. Memperoleh Kesanggupan Berdiri terjadi.
Sendiri dalam Hal-hal yang Bersangkutan D. Pendidikan Karakter
dengan Ekonomi/Keuangan
1. Urgensi Pendidikan Karakter
6. Mendapatkan Perangkat Nilai-nilai
Karena terjadi perubahan aspek
Hidup dan Falsafah Hidup.
fisik dan psikologis pada manusia, maka
Tugas–tugas Perkembangan Remaja
tentunya terjadi pula perubahan peran-
Awal sebagai berikut :
peran perkembangan. Pada masa-masa
7. Memiliki kemampuan Mengontrol diri
perkembangan itulah terjadi pembentukan
sendiri seperti orang dewasa
karakter yang dimulai sejak usia anak-anak,
8. Memperoleh kebebasan
bahkan ada yang berpendapat pendidikan
9. Bergaul dengan teman lawan jenis
karakter atau membentuk karakter anak itu
10. Mengembangkan keterampilan
dimulai sejak pra konsepsi dan pre natal.
11. Memiliki citra diri yang realistis
Pemerintah Indonesia, melalui
Pelaksanaan Tugas-tugas
Kementerian Pendidikan Nasional sudah
Perkembangan Remaja bersangkutan erat
mencanangkan penerapan pendidikan
dengan :
karakter untuk semua tingkat pendidikan,
a. Pentingnya Kelancaran Pelaksanaan
dari SD-Perguruan Tinggi. Menurut
tugas-tugas Pekembangan; yang meliputi
Mendiknas masa Prof. Muhammad Nuh,
: kematangan fisik, tekanan-tekanan,
pembentukan karakter perlu dilakukan
nilai-nilai dan kemauan-kemauan pribadi
sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk
seseorang
sejak usia dini, kata Mendiknas, maka tidak
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
akan mudah untuk mengubah karakter
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
seseorang. Ia juga berharap, pendidikan
perkembangan, diantaranya :
karakter dapat membangun kepribadian
- Pertumbuhan fisik remaja
bangsa. Mendiknas mengungkapkan hal ini
- Perkembangan psikis remaja
saat berbicara pada pertemuan Pimpinan
- Kedudukan/urutan anak dalam
Pascasarjana LPTK Lembaga Pendidikan
keluarga
Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia
- Kesempatan bagi remaja untuk
di Auditorium Universitas Negeri Medan
mempelajari tugas-tugas
(Unimed), Sabtu (15/4/2010).
perkembangan
Banyak pakar bidang moral dan agama
- Motivasi pada seseorang
yang sehari-hari mengajar tentang kebaikan,
- Kelancaran pelaksanaan tugas-tugas
tetapi perilakunya tidak sejalan dengan
perkembangan masa sebelumnya.
ilmu yang diajarkannya. Sejak kecil, anak-
c. Beberapa variasi dalam pelaksanaan
anak diajarkan menghafal tentang bagusnya
tugas-tugas perkembangan, dapat
sikap jujur, berani, kerja keras, kebersihan,
meliputi :
dan jahatnya kecurangan. Tapi, nilai-nilai
- Variasi yang berkenaan dengan
kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas
tugas perkembangan itu sendiri
pengetahuan di atas kertas dan dihafal
- Variasi yang berkenaan dengan
sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena
individu pelaksanaan itu sendiri
diduga akan keluar dalam kertas soal ujian.
- Variasi yang terjadi dan
54| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

Praktik-praktik tidak terpuji terus dalam pendidikan.18 Di sinilah bisa kita


berlangsung dengan kasat mata di tengah pahami, mengapa ada kesenjangan antara
masyarakat. Tak terkecuali di dunia praktik pendidikan dengan karakter peserta
pendidikan. Ujian Nasional dijadikan ajang didik. Bisa dikatakan, dunia Pendidikan
kepentingan politik untuk meluluskan di Indonesia kini sedang memasuki masa-
semua peserta didik dengan berbagai cara masa yang sangat pelik. Kucuran anggaran
yang penting pemerintah senang, Asal pendidikan yang sangat besar disertai
Bapak Senang (ABS). Dimulakan dengan berbagai program terobosan sepertinya belum
memberikan kunci jawaban, memberikan mampu memecahkan persoalan mendasar
contekan, membolehkan antar peserta dalam dunia pendidikan, yakni bagaimana
contekan, sampai kepada settingan cara mencetak alumni pendidikan yang unggul,
memberikan contekan. Padahal, di kelas yang beriman, bertaqwa, profesional, dan
digembor-gemborkan untuk bersikap berkarakter, sebagaimana tujuan pendidikan
jujur, tetapi saat Ujian Nasional semuanya dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.
dilupakan. Rasa muroqobatullah sama sekali Secara implisit telah ditegaskan dalam
tidak muncul dalam diri peserta didik dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
para pendidik. Nilai seorang pendidik telah Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
hancur. pemerintah menjadikan pembangunan
Pendidikan karakter bukanlah sebuah karakter sebagai salah satu program
proses menghafal materi soal ujian, dan prioritas pembangunan nasional.19 Maka dari
teknik-teknik menjawabnya.17 Pendidikan paparan di atas, tentunya sangat diperlukan
karakter memerlukan pembiasaan. sekali sebuah proses pembelajaran yang
Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan mengintegrasikan nilai-nilai karakter
untuk berlaku jujur, ksatria; malu berbuat bangsa dan budaya lokal yang semuanya
curang; malu bersikap malas; malu akan menjadi kekuatan sendiri bagi peserta
membiarkan lingkungannya kotor. Karakter didik untuk bekal hidup di kehidupannya.
tidak terbentuk secara instan, tapi harus Bukan sekedar out put peserta didik yang
dilatih secara serius dan proporsional agar bernilai kognitif tinggi-tinggi, tetapi out came
mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal. dari pembelajaran benar-benar terintegrasi
Menurut Adian Husaini, bahwa dalam diri seorang peserta didik sehingga ia
karakter memang laksana “otot” yang siap bersaing dengan dunia global.
memerlukan latihan demi latihan untuk
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
menjaga dan meningkatkan kualitas
Nilai-nilai  yang  dikembangkan 
kesehatan dan kekuatannya. Karena itu,
dalam  pendidikan  budaya  dan  karakter 
pendidikan karakter memerlukan proses
bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber  
pemahaman, penanaman nilai, dan
inti. Sumber dimaksud adalah Agama,
pembiasaan, sehingga seorang anak didik
Pancasila, budaya dan Tujuan Pendidikan
mencintai perbuatan baik. Contoh, untuk
Nasional.
mendidik agar anak mencintai kebersihan,
maka harus dilakukan pembiasaan hidup Menyadari bahwa bangsa Indonesia
bersih dan diberikan pemahaman agar mereka adalah bangsa yang beragama, maka nilai
mencintai kebersihan. Tentu, ini adalah
cara yang baik dan memerlukan kesabaran 18
Husaini, Pendidikan islam: Membentuk Manusia
Berkarakter dan Beradab, 18.
17
Hamdi A. Karim, “Pendidikan Karakter 19
Endah Sulistyowati, Implementasi Kurikulum
di Madrasah Ibtidaiyah,” Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Karakter (Yogyakarta: PT. Cintra Aji Parama,
Pendidikan Dasar 2, no. 2 (2016): 46. 2012), 5.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |55

yang terkandung dalam agamanya dijadikan Perilaku yang


2 Jujur
dasar membentuk karakter bangsa. Pancasila didasarkan pada
dijadikan sumber karena dalam kehidupan upaya menjadikan
berbangsa dan bernegara Pancasila adalah dirinya sebagai
dasarnya. Selain itu mengingat bahwa orang yang selalu
bangsa Indonesia terbentuk dari berbagai dapat dipercaya
macam suku bangsa dan beranekaragam dalam perkataan,
budaya, maka adalah suatu keharusan tindakan, dan
dalam menanamkan nilai karakter bangsa pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan  tindakan
berdasarkan nilai budaya yang ada di mana
yang menghargai
mereka berada. Did alam konteks pendidikan,
perbedaan agama,
dengan bersumber dari agama, Pancasila
suku, etnis,
dan budaya  maka secara teknis dirumuskan pendapat, sikap, dan
melalui tujuan nasional pendidikan. tindakan orang lain
Pendidikan karakter yang telah yang berbeda dari
dicanangkan tahun 2010 oleh pemerintah, dirinya.
tentunya memiliki value tersendiri yang telah 4 Disiplin Tindakan yang
disusun oleh tim PUSKUR yang merupakan menunjukkan
perenungan dalam dari kondisi bangsa perilaku tertib dan
patuh pada berbagai
Indonesia. Karakter-karakter apa saja yang
ketentuan dan
telah hilang dari budaya dan karakter negeri
peraturan.
ini. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter
5 Kerja Keras Perilaku yang
yang diintegrasikan dalam pembelajaran menunjukkan upaya
secara operasional adalah sebagai berikut :20 sungguh-sungguh
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai dalam mengatasi
Pendidikan Karakter berbagai hambatan
No Nilai Deskripsi belajar dan tugas,
1 Religius Sikap dan perilaku serta menyelesaikan
yang patuh dalam tugas dengan
melaksanakan sebaik-baiknya.
ajaran agama  6  Kreatif Berpikir dan
yang dianutnya, melakukan sesuatu
toleran terhadap untuk menghasilkan
pelaksanaan ibadah cara atau hasil baru
agama lain, dan dari  sesuatu yang
hidup rukun dengan telah dimiliki.
pemeluk agama lain. 7 Mandiri Sikap dan perilaku
yang tidak mudah
tergantung pada
orang lain dalam
menyelesaikan
tugas-tugas.

20
Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan
Pelaksanaan Kurikulum,” Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 16, no. III (Oktober 2010): 284.
56| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

8 Demokratis Cara berfikir, 13 Bersahabat/ Tindakan yang


bersikap, dan Komuniktif memperlihatkan
bertindak yang rasa senang
menilai samahak berbicara, bergaul,
dan kewajiban dan bekerja sama
dirinya dan orang dengan orang lain.
lain. 14 Cinta Sikap, perkataan,
9 Rasa Ingin Sikap dan tindakan Damai dan tindakan yang
Tahu yang selalu menyebabkan orang
berupaya untuk lain merasa senang
mengetahui lebih dan aman atas
mendalam dan kehadiran dirinya.
meluas dari sesuatu 15 Gemar Kebiasaan
yang dipelajarinya, Membaca menyediakan waktu
dilihat, dan untuk membaca
didengar. berbagai bacaan
10 Semangat Cara berpikir, yang memberikan
Kebangsaan bertindak, dan kebajikan bagi
berwawasan yang dirinya.
menempatkan 16 Peduli Sikap dan tindakan
kepentingan bangsa Lingkungan yang selalu
dan negara di atas berupaya mencegah
kepentingan diri kerusakan pada
dan kelompoknya. lingkungan alam
11 Cinta Tanah Cara berfikir, di sekitarnya, dan
Air bersikap, dan mengembangkan
berbuat yang upaya-upaya untuk
menunjukkan memperbaiki
kesetiaan, kerusakan alam
kepedulian, dan yang sudah terjadi.
penghargaan  yang 17  Peduli Sikap dan tindakan
tinggi terhadap Sosial yang selalu ingin
bahasa,  lingkungan memberi bantuan
fisik, sosial, budaya, pada orang lain dan
ekonomi, dan politik masyarakat yang
bangsa. membutuhkan.
12 Menghargai Sikap dan tindakan 18 Tanggung- Sikap dan perilaku
Prestasi yang mendorong jawab seseorang untuk
dirinya untuk melaksanakan tugas
menghasilkan dan kewajibannya,
sesuatu yang yang seharusnya
berguna bagi dia lakukan,
masyarakat, dan terhadap diri
mengakui, serta sendiri, masyarakat,
menghormati lingkungan (alam,
keberhasilan orang sosial dan budaya),
lain. negara dan tuhan
yang maha esa.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |57

3. Implementasi Pendidikan Karakter masa kini, sesungguhnya secara alami


Pendidikan karakter (Pendikar) yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di
telah dicanangkan tentunya tidak akan masa dewasa.22 Maka pendidikan karakter
bermanfaat dan menghasilkan outcame yang ini tidak sekedar teoritis saja.
diharapkan jika tidak diimplementasikan Prinsip penerapan pendidikan karakter
dengan baik. yang pertama adalah nilai-nilai karakter
Menurut Endah Sulistyowati bahwa tidaklah diajarkan tetapi dikembangkan. Hal
implementasi pendidikan karakter di ini mengandung makna bahwa materi nilai
sekolah dikembangkan melalui pengalaman budaya dan karakterbangsa bukanlah bahan
belajar dan proses pembelajaran yang ajar biasa. Sehingga, nilai-nilai itu tidak
bermuara pada pembentukan karakter dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan
dalam diri siswa. Pendidikan karakter seperti halnya ketika mengajarkan suatu
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, konsep, teori, prosedur, ataupun fakta
dilaksanakan dgn menggunakan pendekatan seperti dalam mata pelajaran agam, bahasa
terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika dan
Dengan demikian, pendidikan yang sangat lainnya. Untuk mengembangkan nilai-
dibutuhkan saat ini adalah pendidikan nilai itu, guru dapat menggunakan materi
yang dapat mengintegrasikan pendidikan pelajaran sebagai bahan atau media untuk
karakter dengan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai budaya dan
mengintegrasiikan pendidikan karakter karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak
dengan pembelajaran sehingga dapat perlu mengubah pokok bahasan yang sudah
mengoptimalkan perkembangan seluruh ada, tetapi mengembangkan nilai-nilai
dimensi aak, yaitu kognitif, fisik, psikomotorik, budaya dan karakter bangsa. Selain itu, guru
sosial,emosi, kreativitas dan spirituad.21 tidak harus mengemabngkan proses belajar
khusus untuk mengembangkan nilai.23
Implementasi pendidikan karakter ini,
harapannya tidak sampai merepotkan guru Prinsip kedua dalam menerapkan
sehingga guru sekedar mengejar pembuatan pendidikan karakter ini adalah proses
perangkat ajar saja dan berfikir perangkat pendidikan dilakukan siswa secara aktif dan
yang baik tapi aplikasinya sama sekali menyenangkan. Prinsip ini meyatakan bahwa
tidak ada. Yang ideal adalah penyusunan proses pendidikan nilai budaya dan karakter
perangkat yang baik dan diiringi dengan bangsa dilakukan siswa bukan guru. Guru
pemahaman guru yang baik dan benar menerapkan prinsip “Tut Wuri Handayani”
pula terhadap karakter-karakter yang dalam setiap prilaku yang ditunjukkan
akan diimplementasikan sekaligus adanya siswa. Prinsip ini juga menunjukkan bahwa
pemberian contoh yang baik. prses pendidikan dilakukan dalam suasana
belajar yang menyenangkan, bahagia, fun
4. Implementasi Nilai Karakter dalam dan tidak diskriminatif.
Pembelajaran di Kelas
Agar kedua prinsip di atas dapat
Semestinya pendidikan merupakan dilaksanakan dengan baik di kelas, maka
sebuah persiapan untuk hidup di masa perlu difikirkan pendekatan pembelajaran
depan melalui kehidupan masa kini. yang digunakan. Intinya pendidikan karakter
Kebutuhan masa kanak-kanak berbeda
dengan kebutuhan masa dewasa. Ketika 22
Doni Koesuma A, Pendidikan Karakter :
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta:
anak belajar mengatasi permasalahan di
Grasindo, 2007), 38.
21
Sulistyowati, Implementasi Kurikulum Sulistyowati, Implementasi Kurik u 2٣
Pendidikan Karakter, 124. .lum Pendidikan Karakter, 126
58| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

ini dilaksanakan dengan pendekatan pendidikan karaktker ini dengan fun.


integrasi dalam semua pelajaran dan saling Pendekatan Multiple Inteligensi adalah salah
berhhubungan dengan satu sama lainnya. satunya. Pendekatan ini digunakan dengan
memanfaatkan jenis-jenis kecerdasan peserta
5. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan
didik Adapun strategi dalam pendekatan ini
Karakter di Kelas
adalah sebagai berikut : Strategi Diskusi,
Untuk menginternalisasikan nilai- Strategi action research, Strategi klasifikasi,
nilai karakter maka diperlukan pendekatan Strategi Analogi, Strategi identifikasi, Strategi
pembelajaran yang tentunya peserta didik Sosiodrama, Strategi Penokohan, Strategi
sebagai pelaku subjeknya, sedangkan Flash Card, Strategi Gambar Visual, Strategi
pendidik/guru berperan sebagai fasilitator. Papan (Karton) Permainan, Strategi Wayang,
Pendekatan kontekstual merupakan Strategi Applied Learning, Strategi Movie
salah satu pendekatan (approach) dalam Learning, Strategi Environment Learning,
proses internalisasi pendidikan karakter Strategi Service Learning.26 Agar belajar
ini. Maksud dari pendekatan ini adalah potensial sehingga dapat mengembangkan
guru mampu mengaitkan materi yang karakter siswa harus memenuhi prinsip-
disampaikan dengan situasi dunia nyat.24 prinsip atau kriteria yang berorientasi pada
Sehingga peserta didik mampu untuk tujuan, input, aktivitas, pengaturan, peran
membuat hubungan antara pengetahuan guru, peran siswa.27
yang dimilikinya dengan penerapannya
6. Implementasi Nilai Karakter dalam
dalam kehidupan mereka.
Kegiatan Pembinaan Siswa
Dengan demikian peserta didik
Salah satu pilar untuk mengembangkan
memiliki hasil yang komprehensif tidak
nilai karakter, selain melalui pembelajaran
hanya pada tataran kognitif atau teori, tetapi
di dalam kelas adalah dengan melaksanakan
pada tataran affektif dan psikomotorik.
kegiatan pembinaan yang terbimbing. Dalam
Pendekatan ini melibatkan 7 komponen
Permendiknas No.39 tahun 2008 disebutkan
utama pembelajaran produktif, yaitu:
bahwa tujuan kegiatan pembinaan siswa
contructivism, questioning, inquiry, learning
adalahh menyiapkan siswa agar menjadi
community, modeling, reflection, dan authentic
warga masyarakat yang berakhlak mulia,
assessment.25 Pembelajaran kontekstual
demokratis, menghormati hak-hak asasi
mencakup beberapa strategi, yaitu: a.
manusia dalam rangka mewujudkan
Pembelajaran berbasis masalah (Problem
masyarakat madani.
Base Learning), b. Pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning), c. Pembelajaran Dari dasar tersebut bisa dimengerti
berbasis proyek (Project Base Learning), d. bahwa pembinaan kesiswaan dapat
Pembelajaran pelayanan (Service Learning), dilakukan di luar pembelajaran di dalam
e. Pembelajaran berbasis kerja (Do Base kelas yaitu di luar kelas. Bisa dilakukan dalam
Learning) ekstrakurikuler sesuai minat, bakat dan
potensi yang dimilikinya. Dapat juga dengan
Selain pendekatan kontekstual sebagai
melakukan sebuah proyek di  masyarakat.
seorang pendidik dapat menggunakan
pendekatan lain dalam menginternalisasikan Dalam kegiatan pembinaan ini
lebih kepada pembentukan karakter anak
24
Ahmad Madkur, “ELT in Indonesian Context:
Which One is Better? NESTs or NNESTs,” Iqra’: Jurnal 26
Munif Chatif, Sekolahnya Manusia, II (Jakarta:
Kajian Ilmu Pendidikan 2, no. 2 (2017): 289. Kaifa, 2012), 138–88.
25
Sulistyowati, Implementasi Kurikulum 27
Sulistyowati, Implementasi Kurikulum
Pendidikan Karakter, 128. Pendidikan Karakter, 130.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |59

(characer building ) dengan meminimalisir dikembangkan adalah sebagai berikut :


pengetahuan tetapi lebih kepada praktik dan a. Pola perilaku hidup sehat secara Islami
peserta didik merasakan langsung. Menurut b. Pola hidup gemar ibadah dan bangga
Indra Djati, motto yang dikembangkan dalam berislam
pembinaan siswa ini adalah gembira dan c. Kepemimpinan dan karakter bangsa
rendah hati. Masih menurut Indra Djati bahwa d. Ketrampilan sosial
tiga perempat dari kegiatan kesiswaan ini e. Kewirausahaan
adalah pembentukan karakter, kompetensi, f. Minat dan bakat30
profesionalitas dan patriotisme.28
7. Prosedur Penilaian Pengembangan
Pembinaan karakter melalui kegiatan
Nilai Karakter di Sekolah
kesiswaan tentunya menyesuaikan jenis
Dalam rangka mengetahui
kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan
keberhasilan pelaksanaan pendidikan
pengejawantahan visi dan misi satuan
budaya dan karakter bangsa di sekolah
pendidikan tertentu. Dapat juga dilakukan
diperlukan penilaian dengan menyusun
pengembangan kegiatan kesiswaan dengan
indikator sebagai suatu tolok ukur. Adapun
menyesuaikan kebutuhan situasi, kondisi
jenis indikator yang dikembangkan ada dua
dan kebutuhan global maupun daerah.
yaitu indikator untuk sekolah dan kelas yang
Bentuk-bentuk kegiatan pembinaan
kedua indikator untuk mata pelajaran yang
kesiswaan mengarah kepada :
difokuskan pada pembentukan nilai siswa
a. Keimanan dan ketaqwaan terhadap sebagai individu.
Tuhan Yang Maha Esa
a. Prosedur penilaian pada tingkat mata
b. Budi pekerti luhur atau akhlak mulia
pelajaran. Penilaian terlaksananya
c. Kepribadian unggul, wawasan
penanaman karakter pada diri peserta
kebangsaan dan bela negara
didik di setiap mata pelajaran dapat
d. Prestasi akademik, seni, olahhraga sesuai
dilakukan dengan menentukan indikator
minat dan bakat
karakter yang ingin dibentuk dalam setiap
e. Demokrasi, hak asasi manusia,
mata pelajaran. Kemudian dilakukan
pendidikan politik, lingkungan hidup,
cara penilaiannya. Yang tepat dalam hal
kepekaan dan toleransi dalam konteks
ini adalah dengan teknik pengamatan,
masyarakat plural
unjuk kerja, penugasan individual dan
f. Kreativitas, ketrampian dan
kelompok dan penilaian antar teman.
kewirausahaan
b. Prosedur penilaian pada satuan
g. Kualitas jasmani, kesehatan dan
tingkat pendidikan. Penilaian terhadap
gizi berbasis sumber gizi yang
pelaksanaan dan internalisasi nilai-nilai
terdiversifikasi
karakter dalam diri peserta didik dapat
h. Sastra dan budaya
dilakukan pada tingkat satuan tingkat
i. Tekhnologi informasi dan komunikasi
pendidikan. Tentunya hal ini ditentukan
j. Komunikasi dalam bahasa inggris.29
oleh pemangku kebijakan satuan
Jaringan Sekolah Islam Terpadu
pendidikan tersebut yang diturunkan
Indonesia (JSIT) Indonesia dalam buku
dari visi dan misinya.
Standar Mutu Sekolah Islam Terpadunya
Pemantauan pembiasaan karakter
menyebutkan dan menambahkan bentuk-
oleh peserta didik dan pendidik dalam
bentuk kegiatan kesiswaan yang dapat
kehidupan akademik di sekolah merupakan

28
Sulistyowati, 134. Tim Penjamin Mutu JSIT Indonesia, Standar
30

29
Permendiknas No.39 tahun 2008 Mutu Kehasan SIT, 2014, 178–83.
60| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

salah satu bentuk penilaian di tingkat Pola Teaching Centered Learning


satuan pendidikan. Dengan memperhatikan harus mulai digeser dengan pola Student
perubahan karakter pada umumnya Centered Learning. Guru harus mampu
pemangku kebijakan sudah dapat mengambil mengelola bukan menguasai kelas dengan
analisis untuk diputuskan terlaksana baik. Guru adalah dirigent atau komponis
tidaknya pembentukan karakter tersebut yang mendisain panggung kelasnya
dalam diri pendidik dan peserta  didik. dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tipe
kecerdasan peserta didik. Dalam hal ini
E. Guru adalah Kunci Utama Kemajuan
seorang guru harus selalu belajar dan belajar
Bangsa
untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Bisa
Anies Baswedan dalam sambutannya
jadi siswa lebih cerdas dari guru karena
di buku Gurunya Manusia menyebutkan
sumber pembelajaran mudah didapatkan di
bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan
mana saja dan kapan saja.
dari guru. Guru adalah ujung tombak
Selain itu peran stake holder juga sangat
proses pendidikan. Tidak mungkin bangsa
menentukan kinerja guru. Yang pertama kali
Indonesia bisa membuat konversi tingkat
dijadikan orientasi pembangunan di Jepang
melek hurufnya dari 5% menjadi 92%. Tanpa
adalah memikirkan gurunya, maka guru
guru, tidak mungkin program pendirian
harus menjadi prioritas utama. Namun,
sekolah dan universitas dapat berhasil.
seorang guru tentu juga tidak semata
Tanpa guru tidak mungkin akan terwujud
mengejar duniawi saja tetapi menjadi guru
generasi berkualitas.31
adalah panggilan jiwa sehingga rasa ikhlas
Pendidikan berkualitas akan terwujud
mendidik generasi masa depan itu menjadi
jika pelaku pendidikannya berkualitas. Guru
prioritas utama dan menjadi tabungan amal
yang berkualias adalah kuncinya. Mestinya
sholih/amal jariyah yang akan dipetik kelak
guru menguasai dua konsep dasar, yaitu
di akhirat.
pengajaran (pedagogi) dan kepemimpinan
(leadership). Guru harus kreatif dan selalu Kesimpulan
mengupdate mind setnya setiap saat karena
Fase-fase perkembangan manusia
setiap saat ada perubahan, demikian pula
pada umumnya memiliki fungsi, peran
situasi dan kondisi yang berbeda tentunya
perkembangan yang berbeda-beda. Sejak
menuntut seorang guru untuk lebih kreatif
awal anak-anak sampai dewasa memiliki
dan inovatif.
peran fungsi dan peran yang berbeda-
Guru harus mengembangkan dirinya beda. Di sinilah seorang pendidik harus
secara mandiri (fardiyah) bukan karena hanya mengetahuinya sebagai bekal memberikan
tuntutan, desakan dari pihak-pihak luar treatment dan solusi bagi pembelajaran
semisal pemerintah, sekolahnya dimana ia yang dilakukan. Masa-masa perkembangan
mengajar tetapi mengembangkan diri adalah adalah masa-masa penanaman nilai-nilai
kebutuhan mendasar seorang guru. Belajar karakter bangsa yang sudah mulai dan lama
mandiri adalah perwujudan dari harkat dan luntur dari kepribadian bangsa Indonesia.
martabat seorang guru yang tinggi di tengah Pendidikan karakter dilaksanakan dengan
masyarakat. Guru harus menjadi dirinya cara menginkludkan dalam setiap sesi
sendiri untuk mengabdi pada pendidikan pembelajaran baik kegiatan kesiswaan yang
negeri ini.32 intrakurikuler maupun dalam kegiatan
ekstrakurikulernya. Pendekatannya pun
Chatif, Sekolahnya Manusia, 16.
31
harus menyenangkan karena bukan aspek
32
Doni Koesuma A, Pendidikan Karakter : Di
kognitif yang menjadi sasarannya tetapi
Zaman Keblinger (Jakarta: Grasindo, 2010), 58.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |61

aspek sikap dan praktek lapangannya yang no. III (Oktober 2010).
dituntut. Akhirnya, semuanya ada di tangan Karim, Hamdi A. “Pendidikan Karakter di
guru, karena guru adalah pengelola utama Madrasah Ibtidaiyah.” Elementary:
kelas. Dan guru yang bisa mengelola kelas Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2
dengan baik adalah guru yang update, (2016).
kreatif, inovatif dan mampu menjadi suri
Khotijah. “Strategi Pengembangan Bahasa
tauladan yang baik.
pada Anak Usia Dini.” Elementary:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2
Daftar Pustaka (2016).
Madkur, Ahmad. “ELT in Indonesian
A, Doni Koesuma. Pendidikan Karakter : Di Context: Which One is Better? NESTs
Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo, or NNESTs.” Iqra’: Jurnal Kajian Ilmu
2010. Pendidikan 2, no. 2 (2017).
———. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Mampuniarti,. “Perspektif Humanis Religius
Anak di Zaman Global. Jakarta: dalam Perspektif Inklusif,.” Jurnal
Grasindo, 2007. Pendidikan Khusus III, no. 2 (November
Akla. “Desain Pembelajaran Bahasa Arab 2010).
berbasis Penanaman Karakter untuk Mighwar, Muhammad Al. Psikologi Remaja:
Anak Usia Dini.” Elementary: Jurnal Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua.
Ilmiah Pendidikan Dasar 3, no. 2 Bandung: Pustaka Setia, 2006.
(2017). Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif.
AM, Juhri. Landasan Wawasan Pendidikan : Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Suatu Pendekatan Kompetensi Guru. Mudiyaharjo, Redja. Pengantar Pendidikan:
Cet. 4. Metro: Lembaga Penelitian Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-
UM Metro, 2013. dasar Penddidikan pada Umumnya dan
Arista Rosady F. Aning Tias. Hubungan Pendididkan di Indonesia. Jakarta: PT
antara Lingkungan Pergaulan dengan Raja Grafindo Persada, 2002.
Sikap dan Perilaku Seks Bebas Remaja Mujib, Abdul dan Madkur, Ahmad. “Islamic-
di SMK Murni 2 Surakarta. Surakata: based Life Skill Education on State
Universitas Muhammadiyah Vocational High School in Metro City.”
Surakarta, 2015. dipresentasikan pada Proceeding
Chatif, Munif. Sekolahnya Manusia. II. Jakarta: the First International Conference
Kaifa, 2012. on Law, Economics and Education,
Departemen Pendidikan Nasional RI. UU Universitas Muhammadiyah Metro,
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem 2016.
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ramadhani, Fadhilah, dan Duta
Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Nurdibyanandaru. “Pengaruh Self-
Husaini, Adian. Pendidikan islam: Membentuk Compassion terhadap Kompetensi
Manusia Berkarakter dan Beradab. Emosi Remaja Akhir.” Jurnal Psikologi
Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008. Klinis dan Kesehatan Mental 3, no. 3
Judiani, Sri. “Implementasi Pendidikan (2014).
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum.” Kalam Mulia, 2004.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 16,
62| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018

Sulistyowati, Endah. Implementasi Kurikulum


Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT.
Cintra Aji Parama, 2012.
Tim Penjamin Mutu JSIT Indonesia. Standar
Mutu Kehasan SIT, 2014.
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi
dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

Anda mungkin juga menyukai