Heri Cahyono
Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111
hericahyono808@gmail.com
Iswati
Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111
Iswatiummetro@yahoo.com
Abstract
The students need to plant good characters because the planting of characters must start early,
because it will be easier to form. The existing character values of 18 points must absolutely
be implemented in each subject and by the level of educational unit. Implementation is by
integrating into learning activities with approaches that make learners as their subject. To see
the success of this character education implementation, it is necessary to have a good assessment
in every subject, class or school in general and the teacher is the leader in value-based learning
activities of the nation character, to support the optimization of teacher’s role in the integration
of character values in learning activities, teachers should have an insight into the knowledge
and experience of the values contained in the nation’s character broadly and adequately.
Keywords: Development of the Students, Character Values, Education Curriculum
Abstrak
Peserta didik membutuhkan penanaman karakter-karakter yang baik karena penanaman
karakter harus dimulai sejak dini, karena akan lebih mudah membentuknya. Nilai-nilai karakter
yang ada 18 poin mutlak harus dilaksanakan dalam setiap mata pelajaran dan oleh tingkat
satuan pendidikan. Pelaksanaanya adalah dengan cara mengintegrasikan ke dalam kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan yang menjadikan peserta didik sebagai subjeknya. Untuk
melihat keberhasilan dari pelaksanaan pendidikan karakter ini perlu dilakukan penilaian baik di
setiap mata pelajaran, kelas atau sekolah pada umumnya dan guru merupakan pihak terdepan
dalam kegiatan pembelajaran berbasis nilai karakter bangsa, untuk mendukung optimalisasi
peran guru dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
memiliki wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
karakter bangsa secara luas dan memadai.
Kata Kunci: Perkembangan Peserta Didik, Nilai Karakter, Kurikulum Pendidikan
-47-
48| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018
sekolah karena antara kedua lingkungan itu Demoralisasi ini disokong salah
terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni satunya oleh proses pembelajaran yang
mendidik anak-anak.4 cenderung mengajarkan pendidikan moral
Kompleksitas permasalahan seputar dan budi pekerti sebatas tekstual semata dan
karakter atau moralitas telah menjadi kurang mempersiapkan pembelajar untuk
pemikiran sekaligus keprihatinan bersama. menyikapi kehidupan yang kontradiktif
Krisis karakter atau moralitas ditandai oleh tersebut.7 Jika realitas di lapangan seperti
meningkatnya kejahatan tindak kekerasan, itu, artinya tujuan pendidikan nasional
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba), belum tercapai. Tujuan pendidikan dalam
pornografi dan pornoaksi serta pergaulan Islam sebagaimana disebutkan oleh Imam
bebas yang sudah menjadi patologi dalam Al-Ghazali bahwa tujuan pendidikan Islam
masyarakat. yang paling utama ialah beribadah dan
taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan
Menurut M. Masri Muadz, Direktur
insani yang tujuannya kebahagiaan dunia
Remaja dan Perlindungan Hak-Hak
akhirat.8 Sedangkan menurut Prof. Naquib
Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga
Al Attas sebagaimana dikutip oleh Adian
Berencana Nasional Pusat (BKKBN)
Husaini bahwa tujuan pendidikan Islam
menyampaikan bahwa “Hasil survei terakhir
untuk menghasilkan orang yang baik (to
suatu lembaga survey yang dilakukan di 33
produce a good man).9
provinsi tahun 2008, sebanyak 63 persen
remaja mengaku sudah mengalami hubungan Dalam pandangan Islam, manusia
seks sebelum nikah, sedangkan data yang baik dan beradab adalah manusia
Departemen Kesehatan hingga September yang kenal akan Tuhannya, tahu akan
2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang dirinya, menjadikan Nabi Muhammad
yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, SAW sebagai uswah hasanah, mengikuti jalan
54 persen di antaranya adalah remaja.”5 pewaris Nabi (ulama), dan berbagai kriteria
manusia beradab lainnya. Manusia beradab
Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut
juga harus memahami potensi dirinya dan
Eko Bayuseno mengatakan kenakalan
bisa mengembangkan potensinya, sebab
remaja, mengalami peningkatan yang
potensi itu adalah amanah dari Allah
cukup tinggi. Pada tahun 2011 tercatat ada
SWT.10 Hal tersebut senada bahwa pada
30 kasus, sementara tahun 2012 terjadi 41
hakekatnya pendidikan adalah upaya dan
kasus. Artinya naik sebanyak 11 kasus, atau
proses “memanusiakan manusia”, pernyataan
meningkat 36,66 persen, sedangkan kasus
ini mengandung implikasi bahwa tanpa
Narkotika juga mengalami peningkatan,
pendidikan maka manusia tidak menjadi
dari 4.817 kasus di 2011 menjadi 4.836 kasus
manusia dalam arti yang sebenarnya, yaitu
pada 2012. Naik sebanyak 19 kasus atau 0,39
manusia yang utuh dengan segala fungsinya,
persen.6
baik secara fisik maupun psikis. Dalam
4
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam
konteks ini pendidikan merupakan usaha
(Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 76.
5
Arista Rosady F. Aning Tias, Hubungan antara 7
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi
Lingkungan Pergaulan dengan Sikap dan Perilaku Seks dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta:
Bebas Remaja di SMK Murni 2 Surakarta (Surakata: Kencana, 2011), 5.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015), 1. 8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
6
Fadhilah Ramadhani dan Duta Kalam Mulia, 2004), 71–72.
Nurdibyanandaru, “Pengaruh Self-Compassion 9
Adian Husaini, Pendidikan islam: Membentuk
terhadap Kompetensi Emosi Remaja Akhir,” Manusia Berkarakter dan Beradab (Jakarta: Cakrawala
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 3, no. 3 Publishing, 2008), 6.
(2014): 121. 10
Husaini, 6.
50| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018
manusia dalam rangka mewujudkan sifat- (c) More emphasized on the process not on the
sifat kemanusiaannya.11 result because the literature is a work that rich
Dari paparan di atas bisa dipahami of interpretation; (d) The analysis is inductive;(e)
bahwa sesungguhnya hakikat pendidikan The meaning is the main point.
itu adalah merubah karakter buruk yang Literatur utama atau primer yang
ada dalam diri manusia mejadi baik dan di kaji dalam penelitian ini adalah buku
membuat lebih baik lagi karakter yag baik dan literature pendidikan karakter dan
yang ada dalam diri manusia. Tentu hal ini psikologi perkembangan. Sebagai penelitian
tidak semudah membalikkan kedua telapak kepustakaan, maka metode pengumpulan
tangan karena diperlukan komunikasi dan data yang dipergunakan adalah metode
kerjasama yang aktif dari orang tua, guru/ dokumentasi, yaitu data tentang variabel
sekolah dan lingkungan. yang berupa buku, catatan, transkrip,
Menangani persoalan-persoalan surat kabar, majalah, jurnal dan lain-lain.
tersebut, maka implementasi pendidikan Sedangkan teknik analisis yang dipilih
karakter menjadi suatu keniscayaan. adalah deskriptif analisis.
Kemendiknas pada tahun 2010 meluncurkan
Pembahasan
tambahan kurikulum Pendidikan Karakter
dalam kurikulum. Hal ini dilakukan karena A. Perkembangan Peserta Didik
karakter bangsa Indonesia belum muncul Pada setiap perkembangan kehidupan
dalam keseharian. Sehingga, yang menjadi manusia, individu itu ditutntut untuk
pilot projectnya adalah bidang pendidikan. menguasai kemampuan beperilaku yang
Hal ini dikarenakan, karakter itu terbentuk menjadiciri bahwa perkembangannya
dari perubahan paradigma dan paradigma berhasil dan normal. Dari waktu ke waktu
itu dimulai dari lingkungan sekola.12 kehidupan manusia terus berubah. Berawal
dari dua sel dasar yaitu sel telur dan sperma,
Metode Pengumpulan Data
suatu organisme tumbuh dan berkembang.
Melihat makna yang tersirat dari judul Dua sel tersebut kemudian membelah diri
dan permasalahan yang dikaji, penelitian ini dan berdiferensiasi untuk menghasilkan
adalah termasuk jenis penelitian pustaka tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak, dan
dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian bagian-bagian organ tubuh lainnya. Setelah
yang tidak mengadakan perhitungan data kurang lebih sembilan bulan lamanya
secara kuantitatif.13 Ada beberapa kunci dalam kandungan ibu, organisme yang
utama dalam penelitian literature (pustaka) baru tumbuh tersebut akhirnya menjadi
dengan pendekatan kualitatif, yaitu: (a)The bayi manusia yang sempurna dan siap lahir
researcher is the main instrument that will read ke dunia dengan perangkat keterampilan
the literature accurately; (b) The research is done hidup minimal yaitu bernafas, menggerak-
descriptively. It means describing in the form of gerakkan tubuh, menangis, dan menyusu.
words and picture not in the form of number;
Meskipun di saat lahir hanya berbekal
seperangkat keterampilan minimal, melalui
11
Mampuniarti, “Perspektif Humanis Religius
dalam Perspektif Inklusif,” Jurnal Pendidikan Khusus interaksi dengan lingkungan (orang tua,
III, no. 2 (November 2010): 18. saudara, orang dewasa lain, dan objek-objek
12
Akla, “Desain Pembelajaran Bahasa Arab yang ada di sekitarnya) sang bayi terus lebih
berbasis Penanaman Karakter untuk Anak Usia Dini,”
menyempurnakan diri. Ia terus mengalami
Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 3, no. 2
(2017): 144. berbagai perubahan atas bimbingan Allah
13
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif SWT.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 2.
MEMAHAMI PERAN DAN FUNGSI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.... |51
Perkembangan manusia sebagai dan dari segi warga didik ( dalam masa
mahluk sosial tentu tidak dapat lepas dari pubertas, remaja).
kehidupan lingkungannya. Hal inilah yang Tugas-tugas perkembangan manusia
menjadi salah satu dorongan perkembangan dalam tiap masa kehidupannya menurut
psikologis, jasmani, inteligensi pada diri Havigrust, Karl C Garrison, William W
manusia. Sejak manusia dilahirkan ke muka Wattenberg sebagaimana disebutkan oleh
bumi, yang awalnya adalah bersih ( fitrah ) Juhri dalam bukunya menekankan pada hal-
maka lambat laun ia terkontaminasi dengan hal tugas sebagai berikut :
lingkungannya sesuai dengan peran dan 1. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa
kemampuan panca inderanya. Bayi dan Kanak-kanak Awal
Dalam perkembangannya secara a. Belajar berjalan
psikologis mulai dari bayi menjadi anak- b. Belajar makan makanan padat
anak kemudian menjadi remaja dan akhirnya c. Belajar mengendalikan buang air
menjadi dewas.14 Pada usia remaja inilah kecil dan besar
banyak sekali muncul problem kehidupan d. Memperoleh keseimbangan psiko-
yang dirasakan oleh remaja. Maka tentunya, logis
remaja harus tahu benar-benar peran dan e. Belajar membedakan jenis kelamin
fungsinya sebagai seorang remaja. Di dan menghargainya
sinilah peran orang tua untuk melakukan f. Menyusun konsep sederhana tentang
bimbingannya dengan sebaik-baiknya pula. realitas sosial dan realitas fisik
g. Belajar menjalin hubungan secara
B. Tugas-tugas Perkembangan
emosional antara dirinya dengan
Arti tugas-tugas perkembangan dapat
orang tuanya, saudara-sauara dan
dikelompokkan menjadi 2 :15
orang lain
a. Tugas-tugas perkembangan adalah h. Belajar mengembangkan peran hati
petunjuk-petunjuk yang memungkinka nurani dalam membedakan “ benar -
seseorang mengerti dan memahami salah”.
apa yang diharapkan atau dituntut 2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-
oleh masuarakat dan lingkungan lain kanak Akhir
terhadap seseorang dalam usia-usia Belajar tentang keterampilan fisik
tertentu. Arti pertama ini mengandung yang diperlukan dalam permainan yang
makna, pertama; dari segi orang dewasa. ringan-ringan atau mudah.
Kedua, dari segi yang sadar menuju
a. Membentuk sikap-sikap sehat
kedewasaanya.
terhadap dirinya demi kepentingan
b. Tugas-tugas perkembangan merupakan
organismenya yang sedang tumbuh
petunjuk bagi seorang tentang apa dan
b. Belajar untuk bergaul dan bermain
bagaimana yang diharapkan daripadanya
bersama dengan teman seusia
pada masa yang akan datang, jika dia
c. Belajar menyesuaikan diri dengan
kelak telah mencapainya. Arti kedua ini
keadaaan dirinya sebagai wanita
mengandung makna, dari segi pendidik
atau pria
d. Mengembangkan keterampilan-
14
Khotijah, “Strategi Pengembangan Bahasa
keterampilan dsar dalam membaca,
pada Anak Usia Dini,” Elementary: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar 2, no. 2 (2016): 25. menulis dan berhitung
15
Juhri AM, Landasan Wawasan Pendidikan : e. Mengembangkan konsep-konsep
Suatu Pendekatan Kompetensi Guru, Cet. 4 (Metro: yang diperlukan dalam kehidupan
Lembaga Penelitian UM Metro, 2013), 125–26.
sehari-hari
52| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018
20
Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan
Pelaksanaan Kurikulum,” Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 16, no. III (Oktober 2010): 284.
56| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018
28
Sulistyowati, 134. Tim Penjamin Mutu JSIT Indonesia, Standar
30
29
Permendiknas No.39 tahun 2008 Mutu Kehasan SIT, 2014, 178–83.
60| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018
aspek sikap dan praktek lapangannya yang no. III (Oktober 2010).
dituntut. Akhirnya, semuanya ada di tangan Karim, Hamdi A. “Pendidikan Karakter di
guru, karena guru adalah pengelola utama Madrasah Ibtidaiyah.” Elementary:
kelas. Dan guru yang bisa mengelola kelas Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2
dengan baik adalah guru yang update, (2016).
kreatif, inovatif dan mampu menjadi suri
Khotijah. “Strategi Pengembangan Bahasa
tauladan yang baik.
pada Anak Usia Dini.” Elementary:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2
Daftar Pustaka (2016).
Madkur, Ahmad. “ELT in Indonesian
A, Doni Koesuma. Pendidikan Karakter : Di Context: Which One is Better? NESTs
Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo, or NNESTs.” Iqra’: Jurnal Kajian Ilmu
2010. Pendidikan 2, no. 2 (2017).
———. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Mampuniarti,. “Perspektif Humanis Religius
Anak di Zaman Global. Jakarta: dalam Perspektif Inklusif,.” Jurnal
Grasindo, 2007. Pendidikan Khusus III, no. 2 (November
Akla. “Desain Pembelajaran Bahasa Arab 2010).
berbasis Penanaman Karakter untuk Mighwar, Muhammad Al. Psikologi Remaja:
Anak Usia Dini.” Elementary: Jurnal Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua.
Ilmiah Pendidikan Dasar 3, no. 2 Bandung: Pustaka Setia, 2006.
(2017). Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif.
AM, Juhri. Landasan Wawasan Pendidikan : Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Suatu Pendekatan Kompetensi Guru. Mudiyaharjo, Redja. Pengantar Pendidikan:
Cet. 4. Metro: Lembaga Penelitian Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-
UM Metro, 2013. dasar Penddidikan pada Umumnya dan
Arista Rosady F. Aning Tias. Hubungan Pendididkan di Indonesia. Jakarta: PT
antara Lingkungan Pergaulan dengan Raja Grafindo Persada, 2002.
Sikap dan Perilaku Seks Bebas Remaja Mujib, Abdul dan Madkur, Ahmad. “Islamic-
di SMK Murni 2 Surakarta. Surakata: based Life Skill Education on State
Universitas Muhammadiyah Vocational High School in Metro City.”
Surakarta, 2015. dipresentasikan pada Proceeding
Chatif, Munif. Sekolahnya Manusia. II. Jakarta: the First International Conference
Kaifa, 2012. on Law, Economics and Education,
Departemen Pendidikan Nasional RI. UU Universitas Muhammadiyah Metro,
RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem 2016.
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ramadhani, Fadhilah, dan Duta
Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Nurdibyanandaru. “Pengaruh Self-
Husaini, Adian. Pendidikan islam: Membentuk Compassion terhadap Kompetensi
Manusia Berkarakter dan Beradab. Emosi Remaja Akhir.” Jurnal Psikologi
Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008. Klinis dan Kesehatan Mental 3, no. 3
Judiani, Sri. “Implementasi Pendidikan (2014).
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum.” Kalam Mulia, 2004.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 16,
62| Elementary Vol. 4 Edisi Januari-Juni 2018