Anda di halaman 1dari 16

HIMPUNAN

BILANGAN CACAH
KELOMPOK 1
AISYAH 2010125120039
FAIZAH HELWANIAH 2010125120034
FATIMATUZZAHRA 2010125320076
IRMA FEBRIANA 2010125320084
LINDA ROSYDAH 2010125220098
MIR’ATUR RAHMAH 2010125320075
MUHAMMAD RIDHA ARDANA 2010125310072
M.AL-AMIN ZAILANI 2010125310063
SRI INDRIYATI NUR KHALISA 2010125220106

2
A. PENGERTIAN HIMPUNAN DAN ANGGOTA HIMPUNAN

• PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki definisi yang
jelas dan dianggap sebagai satu kesatuan. Dengan kata lain suatu himpunan atau suatu kumpulan
benda-benda terjadi, bila kita mengelompokkan benda-benda itu menjadi himpunan atau suatu
kumpulan. Misalnya kita himpun buku-buku di dalam suatu perpustakaan, suatu tim olahraga,
siswa-siswa dalam satu kelas, dan sebagainya.

• ANGGOTA HIMPUNAN
Untuk menyatakan suatu himpunan, dapat dilakukan dengan cara :
1. Menyebutkan semua anggotanya. Cara ini disebut dengan tabulasi. Unsur-unsur himpunan
tersebut dinyatakan di antara dua kurung kurawal dan untuk memisahkan anggota yang satu
dengan anggota yang lain digunakan tanda koma.
2. Menyebutkan syarat keanggotaannya,sedangkan anggotanya dinyatakan dengan suatu
variable.
Untuk menyatakan keanggotaan dari suatu himpunan digunakan lambang “€” yang dibaca
“elemen”. Misalnya {a,b,c} € A, maka a,b,c adalah anggota himpunan A.
3
Contoh cara pertama
• Contoh 1
A = himpunan enam bilangan cacah yang pertama.
Jawab :
A = {0,1,2,3,4,5}

• Contoh 2
B = himpunan huruf hidup abjad latin.
Jawab :
B = {a,e,i,o,u}

• Contoh 3
C = himpunan bilangan prima kurang dari 100.
Jawab :
C = {2,3,5,7,...,97}

4
Contoh cara kedua
• Contoh 1
A = himpunan semua bilangan cacah genap.
Jawab :
A = {x  x bilangan cacah genap} atau {bilangan cacah genap}

• Contoh 2
B = himpunan bilangan asli mulai dari 10-20.
Jawab :
B = {x  10  x  20, x bilangan asli}
atau {bilangan asli 10 sampai dengan 20}

• Contoh 3
C = himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi dua.
Jawab :
C = { } atau 
Karena C adalah himpunan kosong.
5
B. GAMBAR HIMPUNAN-DIAGRAM VENN

Untuk menggambarkan himpunan kita dapat menggunakan diagram yang disebut


dengan Diagram Venn. Suatu himpunan digambarkan dengan daerah yang dibatasi kurva
tertutup, sedangkan untuk himpunan semesta biasanya digambarkan dengan daerah segi
panjang.
Contoh 1 : S = {1, 2, 3, . . . , 8}
A = {1, 2, 3, 4}

6
C. HUBUNGAN ANTAR HIMPUNAN

1. Himpunan Bagian (Subset)


Himpunan A merupakan himpunan bagian B, jika setiap anggota A juga
anggota B. Dilambangkan dengan  A ⊂ B.
Contoh 1 :
Jika A = {x,y} dan B = {w,x,y,z}
Maka A ⊂ B karena setiap anggota A merupakan anggota B.

Contoh 2 :
Jika A = himpunan bilangan asli dan C = himpunan bilangan cacah
Maka A ⊂ C karena setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.

7
2. Himpunan Bagian Murni (Proper Subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian murni (proper subset) B
jika dan hanya jika setiap anggota A adalah anggota B dan
sedikitnya ada satu anggota B yang bukan anggota A.
Dilambangkan dengan A ⊂ B.
Contoh 1 :
Jika A = {m,n,o,p} dan B = {m,n,o,p,q}

Contoh 2 :
Jika C = {0,2,4,6,..} dan D = {n  n bilangan cacah genap}

3. Himpunan Sama
Himpunan A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika A ⊂ B atau
B ⊃ A. Ditulis dengan A = B
Contoh :
A = {1,2,3,4} dan B = {1,2,3,4}
Dari kedua himpunan ini jelas terlihat A ⊂ B atau B ⊃ A, sehingga
disimpulkan A = B
8
4. Semesta Pembicaraan
Disebut juga dengan himpunan semesta, yaitu himpunan yang memuat
semua elemen yang dibicarakan. Pada umumnya himpunan semesta
dilambangkan dengan “S” atau “U”.
Contoh :
Jika A = {1,3,5,7}
Maka semesta pembicaraan yang mungkin untuk himpunan A adalah
himpunan bilangan ganjil, himpunan bilangan cacah, himpunan bilangan
asli, dan sebagainya.

5. Himpunan yang Ekuivalen


Jika A dan B himpunan yang terhingga (finite) maka himpunan A dikatakan
ekuivalen dengan himpunan B, bila setiap anggota A dapat dipasangkan
(dikorespondensikan) satu-satu dengan setiap anggota B, atau dua
himpunan yang terhingga dikatakan ekuivalen jika kedua himpunan tersebut
mempunyai anggota sama banyak.
A ekuivalen B ditulis A ~ B.
Contoh :
A = {a,b,c} dan B = {p,q,r}
Karena dapat dikorespondensikan satu-satu maka dapat dikatakan A~B.
9
6. Himpunan-himpunan Terpisah (Disjoint)
Himpunan A dikatakan terpisah dengan himpunan B, jika tidak
ada anggota A yang menjadi anggota B dan tidak ada anggota B
menjadi anggota A.
Contoh :
Jika A = {5,6,7} dan B = {1,3}
Maka A terpisah dengan B.

10
D. BILANGAN KARDINAL DAN BILANGAN ORDINAL

1. Bilangan Kardinal
Bilangan yang menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan disebut bilangan
kardinal.
Contoh :
Bilangan kardinal himpunan P = {a,b,c,d} adalah empat
Dan dapat ditulis dengan n(P) = 4

2. Bilangan Ordinal
Untuk memahami pengertian bilangan ordinal, marilah perhatikan contoh berikut :
Pak budi mempunyai tiga anak, anak pertama bernama Lusi, kedua bernama Desi, dan
ketiga bernama Andri.
Dari contoh tersebut dapat kita lihat adanya korespondensi satu-satu antara himpunan
bilangan asli yang menunjukkan urutan, dengan himpunan bilangan anak. Bilangan
yang menunjukkan urutan atau letak ini disebut bilangan ordinal. (pertama, kedua, dan
ketiga) 11
E. OPERASI HIMPUNAN

1. Irisan Dua Himpunan


Irisan himpunan A dan B (dilambangkan A ∩ B ) adalah himpunan anggota A yang
juga menjadi anggota B.
Dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan :
A ∩ B ={ x │ x € A dan x € B}
A ∩ B dibaca A irisan B atau irisan himpunan A dan B.
Contoh :
Jika A = {1,2,3,4,5} dan B = {4,5,6,7}
Maka A ∩ B = {4,5}

12
2. Gabungan Dua Himpunan
Gabungan himpunan A dan B (dilambangkan A  B ) adalah himpunan
semua elemen himpunan A dan B.
Dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan :
A  B = { x│x € A atau x € B}
A  B dibaca A gabungan B atau gabungan A dan B.
Contoh 1 :
Jika A = {a,b,c} dan B = {d,e} maka A  B = {a,b,c,d,e}
Contoh 2 :
Di dalam ruangan terdapat 10 anak berbaju putih dan 12 anak
bersepatu hitam. Jika banyaknya anak yang berbaju putih dan
bersepatu hitam ada 5. berapakah banyaknya anak dalam ruangan?
Jawab :
Jika A = himpunan anak berbaju putih
B = himpunan anak bersepatu hitam
Maka A  B = himpunan anak dalam ruangan
Jadi n(A  B ) = n(A) + n(B) – n(A  B) = 10+12-5
= 17
Jadi banyaknya anak dalam ruangan tersebut ada 17 anak. 13
3. Komplemen Suatu Himpunan
Komplemen himpunan A adalah elemen himpunan semesta yang bukan
elemen A. Jika A adalah himpunan bagian S, maka komplemen A dapat
ditulis dengan notasi :
Ᾱ = { x│x € S dan x € A}
Contoh :
Jika S = {a,b,c,d} dan A = {b,c}
Maka Ᾱ = {a,d}

4. Selisih Dua Himpunan


Selisih himpunan B dari himpunan A (dilambangkan B-A) adalah
himpunan yang elemennya merupakan elemen B dan yang bukan elemen
A.
Jika dituliskan dengan notasi pembentuk himpunan, maka :
B – A = { x │ x € B dan x € A}
Contoh :
Jika A = {x,y,z,w} dan B = {u,v,w,x,y}
Maka B-A = {u,v}
A-B = {z}
B-B = { }
14
5. Perkalian Silang Dua Himpunan
Perkalian silang dua himpunan A dan B adalah himpunan semua
pasangan berurutan yang unsur pertamanya adalah anggota A
dan unsur yang kedua adalah anggota B.
Dengan notasi himpunan ditulis :
A x B = { (a, b)│ a € A dan b € B}

15
Sesi Tanya Jawab

16

Anda mungkin juga menyukai