MANUSIA
Mengapa
MANUSIA
harus dididik?
Adakah MANUSIA
yang menjadi dewasa
tanpa (bantuan)
orang lain?
Adakah MANUSIA
yang menjadi
manusia tanpa
(dididik oleh)
manusia lain?
Jasmani dan Rohani
Siapakah
Manusia itu?
Jasmani dan Rohani
Faham materialisme
Menurut faham ini semua yang ada,
dapat diamati, adalah materi. Manusia
sebagai makhluk alamiah, juga adalah
materi, yang terdiri dari zat (darah,
daging, tulang) yang tunduk kepada
hukum sebab akibat alam semesta
(hukum aksi-reaksi)
Aliran monisme
Faham materialisme
Chip
Manusia = materi = zat /jiwa
(darah, daging, tulang),
tunduk kepada hukum Robot/
sebab akibat badan
Aliran monisme
Faham materialisme
Memandang manusia = makhluk reaksi
Tidak mengakui ada potensi inisiatif dan
kreativitas.
Tidak mengakui adanya rohani atau jiwa
Psikologi materialisme = psikologi tanpa jiwa
= Behaviorisme.
Mengakui adanya mind fisik mind
(susunan saraf
fisik) bukan jiwa.
Aliran monisme
Faham materialisme
Manusia = makhluk reaksi
pola reaksi = hubungan stimulus
response.
Tingkah laku = response terhadap stimulus.
Implikasi:
Pendidikan = latihan dan pengalaman (drill,
training).
Belajar = proses conditioning atau
reconditioning
Aliran monisme
Faham materialisme
Manusia adalah makhluk reaksi yang pola
reaksinya disimpulkan sebagai pola hubungan
stimulus response. Jadi tingkah laku manusia
adalah sebagai response terhadap stimulus yang
efektif. Implikasi asas teori ini dalam pendidikan
ialah bahwa manusia hanya membutuhkan
latihan-latihan dan pengalaman (drill, training).
Demikian pula belajar hanyalah sebuah proses
conditioning atau reconditioning
Aliran monisme
Faham idealisme
Tingkah laku manusia = fungsi
mental.
Tubuh = alat mental (jiwa) untuk
melaksanakan tujuan, keinginan,
atau dorongan jiwa manusia.
Aliran monisme
Faham idealisme
Faham idealisme
Jiwa = asas primer yang menggerakkan
semua aktivitas manusia,
Jasmani tanpa jiwa tidak berdaya
Kepribadian manusia ditentukan oleh
potensi rohani, jiwa manusia.
Aliran monisme
Faham idealisme
Pendidikan bukanlah semata-mata
faktor luar (pengalaman), tetapi amat
ditentukan oleh faktor dalam (potensi
dan hereditas).
Mengembangkan kepribadian terutama
bersumber atas perkembangan fungsi
rohani/jiwa seperti inteligensi,
kemauan, perasaan.
Aliran dualisme
Chip
Manusia merupakan
jiwa
kesatuan jiwa dan raga
(rohani dan jasmani). Robot
Badan
Aliran dualisme
PENDIDIKAN
Chip
Robot
Kepribadian?
Syaraf
Jiwa
Raga
Manusia menurut Pandangan Agama (Islam)
Makhluk
sempurna
Manusia menurut Pandangan Agama (Islam)
Nafsu
Manusia menurut Pandangan Agama (Islam)
Akal
Nafsu
Manusia menurut Pandangan Agama (Islam)
Nilai
Agama
Akal
Nafsu
Manusia menurut Pandangan Agama (Islam)
Agama/
PENDIDIKAN nilai
Akal
Nafsu
Kepribadian Manusia menurut Pandangan Islam
Nilai
Agama
Akal
Nafsu
a. Manusia menurut pandangan ilmu pengetahuan
Pandangan Sigmund Freud tentang jiwa (kepribadian) manusia:
bagian a-sadar;
• sumber nafsu
kehidupan/hasrat-
hasrat biologis.
terisolasi dari dunia
luar
Das Es mementingkan diri
sendiri (egocentris)
(Id) menuntut pemuasan
nafsu-nafsu biologis
berupa kesenangan
dan kepuasan
Pandangan Sigmund Freud tentang jiwa (kepribadian) manusia:
Das Ich
Das Ich = ego, terletak diantara das es dan
das uber ich. Das ich berfungsi sebagai
sensor antara kehendak-kehendak das es
yang tak terkendali(tanpa moral) dengan
tujuan-tujuan das uber ich yang normatif.
Dengan adanya fungsi das ich yang realistis
dan obyektif ini maka kepribadian seseorang
akan seimbang, harmonis. Bagian jiwa (das
ich) ini dapat disamakan dengan aspek sosial
kepribadian manusia.
Das Ich
(ego)
Das Es
(id)
Pandangan Sigmund Freud tentang jiwa (kepribadian) manusia:
Super
Ego
Das Ich
(ego)
Das Es
(id)
Pandangan Sigmund Freud tentang jiwa (kepribadian) manusia:
Super
PENDIDIKAN
Ego
Das Ich
(ego)
Das Es
(id)
Kepribadian Manusia menurut Pandangan Islam
Super
Ego
Ego
Das Es
Pandangan antropologi metafisika tentang
manusia
Individu
Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki
hak asasi sebagai kodrat alami atau sebagai
anugerah Tuhan kepadanya. Hak asasi
manusia sebagai pribadi terutama hak hidup,
hak kemerdekaan, dan hak milik. Karena
manusia menyadari adanya hak hak asasi itu
maka manusia menyadari bahwa manusia
mengemban kewajiban dan tanggungjawab
sosial dan tanggungjawab moral sebagai
konsekuensinya.
Manusia sebagai makhluk sosial
Sosial
Individu
Manusia sebagai makhluk susila
Susila
Sosial
Individu
Manusia sebagai makhluk susila
PENDIDIKAN Susila
Sosial
Individu
Kepribadian Manusia menurut Pandangan Islam
Susila
Sosial
Individu
Kepribadian Manusia dan pendidikan
Agama Super
Susila
Ego
Akal Sosial
Das Ich
(ego)
Nafsu Individ
Das Es u
(id)
Manusia memanusiakan manusia
Manusia
Dewasa
Nilai-
nilai
Anak
Kepribadian Manusia dan pendidikan
Pendidikan dalam kenyataannya selalu
bertujuan membina kepribadian manusia,
baik demi tujuan akhir maupun tujuan-tujuan
sementara. Tujuan akhir pendidikan adalah
kesempurnaan pribadi.
Esensi kepribadian manusia, yang tersimpul
dalam aspek-aspek: individualitas,
sosialitas, dan moralitas hanya mungkin
menjadi realita (tingkah laku, sikap) melalui
pendidikan yang diarahkan kepada masing-
masing esensi tersebut.
Manusia
Dari mana asal manusia?
Apa tujuan hidup manusia di dunia ini?
Ke mana manusia kelak akan pergi?
Potensi Kehidupan Manusia
Keistimewaan manusia
Jasmani
Naluri
Akal dan fikiran
Bandingkan:
Nafsu
Akal
Agama/norma
Hubungan antara aspek individu, sosial,
dan susila