OLEH: KELOMPOK 3
KUPANG
1. Konsep pokok menurut teori FREUD (Struktur,Dinamika,dan Perkembangan
Kepribadian)
a. Struktur Kepribadian
Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni:
id, ego dan super-ego..Tingkat Kehidupan Mental
Id (Das Es)
Superego
Ego
b. Dinamika Kepribadian
Tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau
komposisi kepribadian. Sehingga, Freud mengusulkan sebuah dinamika atau
prinsip motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong
tindakan manusia. Bagi Freud, manusia termotivasi untuk mencari kesenangan
serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi
psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki
Jenis-Jenis Insting
Kecemasan
1) Identifikasi (Identification)
Ketika obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapt
dicapai karena ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam
(antikateksis) insting itu direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego
menawarkan kateksis baru, yang berarti pemindahan enerji dari
obyek satu ke obyek yang lain, sampai ditemukan obyek yang dapat
mereduksi tegangan.Proses mengganti obyek kateksis untuk
meredakan ketegangan, adalah kompromi antara tuntutan insting id
dengan realitas ego, sehingga disebut juga reaksi kompromi. Ada
tiga macam reaksi kompromi, yaitu :
3) Represi (Repression)
5) Proyeksi (Projection)
6) Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan dimana seseorang
meleburkan sifat-sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri.
Misalnya, seorang anak yang meniru gaya tingkahlaku bintang film
menjadi introyeksi, kalau peniruan itu dapat meningkatkan harga diri
dan menekan perasaan rendah diri, sehingga anak itu merasa lebih
bangga dengan dirinya sendiri. Pada usia berapapun, manusia bisa
mengurangi kecemasan yang terkait dengan perasaan kekurangan
dengan cara mengadopsi atau melakukan introyeksi atas nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan, dan perilaku orang lain.
c. Perkembangan Kepribadian
Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari
kehidupan. Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut
ke daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh dari
kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces
(kotoran) pada fase ini pulalah anak mulai diperkenalkan kepada aturan-
aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training, yakni latihan
mengenai bagaimana dan dimana seharusnya seorang anak membuang
kotorannya.
Fase falis (phallic) ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima,
yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah
dubur ke daerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik kepada
alat kelaminnya sendiri, dan mempermainkannya dengan maksud
memperoleh kepuasan. Pada fase ini masturbasi menimbulkan
kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah
seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian
kateksis obyek yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini
adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration
anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan). Oedipus
complex adalah kateksis obyek seksual kepada orang tua yang
berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak
laki-laki ingin memiliki ibunya (ingin memiliki perhatian lebih dari
ibunya) dan menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin
memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
Fase Genital
pengaruh dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal yang
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-
aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini.