Anda di halaman 1dari 44

Teori Kepribadian

Menurut Sigmund Freud


(PSIKOANALISA)
Oleh :
Dr. Rahayu Ginintasasi,S.Psi., M.Si.
Psikoanalisa
 Suatu sistem psikologi yang diarahkan
pada pemahaman, penyembuhan dan
pencegahan-pencegahan psikologis yang
mencari akar tingkah laku di dalam
motivasi dan konflik tidak disadari.
Sejarah Psikonalisa
 Berkembang pada awal tahun 1900an
 Muncul karena adanya kritik pada
psikologi pada zaman itu yang hanya
fokus pada dunia kesadaran
 Adanya ketertarikan Freud terhadap
penyembuhan simptom-simptom dgn cara
mengungkapkan simptom-simptom
tersebut
Dua Asumsi Yang Mendasari
Teori Psikoanalis
 Determinisme psikis
Asumsi ini mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang dilakukan, dipikirkan atau
dirasakan individu mempunyai arti dan maksud,
dan itu semuanya secara alami sudah
ditentukan
 Motivasi tak sadar
Freud meyakini bahwa sebagian besar tingkah
laku individu ditentukan oleh motif tak sadar.
Enam elemen pendukung struktur
kepribadian menurut psikoanalisa
 Sadar (Conscious)
 Prasadar
(Preconscious)
 Taksadar
(Unconscious)
 The Id
 The Ego
 The Superego
Sadar (Conscious)
 Berisi semua hal yang kita cermati pada
saat tertentu. Menurut Freud, hanya
sebagian kecil saja dari kehidupan mental
(fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan)
yang masuk ke kesadaran
(consciousness).
Prasadar (Preconscious)
 Disebut juga ingatan siap (available memory),
yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan
antara sadar dan taksadar. Isi preconscious
berasal dari conscious dan dari unconscious.
Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,
semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah
prasadar
Taksadar (Unconscious)
 Bagian yang paling dalam dari struktur
kesadaran dan bagian terpenting dari jiwa
manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting,
impuls dan drives yang dibawa dari lahir,
dan pengalaman-pengalaman traumatik
(biasanya pada masa anak-anak) yang
ditekan oleh kesadaran dipindah ke
daerah taksadar.
The Id (Is [Latin], atau Es
[Jerman])
 Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa
sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul
ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi
semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti
insting, impuls, dan drives. Id beroperasi
berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure
principle), yaitu : berusaha memperoleh
kenikmatan dan menghindari rasa sakit.
The Id (Is [Latin], atau Es
[Jerman])
 Pleasureprinciple diproses dengan
dua cara, tindak refleks (reflex actions)
dan proses primer (primary process).
Tindak refleks adalah reaksi otomatis
yang dibawa sejak lahir seperti
mengejapkan mata – dipakai untuk
menangani pemuasan rangsang
sederhana dan biasanya segera dapat
dilakukan.
The Id (Is [Latin], atau Es
[Jerman])
 Proses primer adalah reaksi
membayangkan/mengkhayal sesuatu yang
dapat mengurangi atau menghilangkan
tegangan – dipakai untuk menangani
stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar
membayangkan makanan atau puting
ibunya. Proses membentuk gambaran
obyek yang dapat mengurangi tegangan,
disebut pemenuhan hasrat (wish fulfillment),
misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi
psikotik.
The Id (Is [Latin], atau Es
[Jerman])
 Id hanya mampu membayangkan sesuatu,
tanpa mampu membedakan khayalan itu
dengan kenyataan yang benar-benar
memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai
atau membedakan benar-salah, tidak tahu
moral. Jadi harus dikembangkan jalan
memperoleh khayalan itu secara nyata, yang
memberi kepuasan tanpa menimbulkan
ketegangan baru khususnya masalah moral.
Alasan inilah yang kemudian membuat id
memunculkan ego.
The Ego (Das Ich [Jerman])
 Ego berkembang dari id
 Ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality
principle) yang dikerjakan melalui proses sekunder
(secondary process), yakni berfikir realistic menyusun
rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan
obyek yang dimaksud. Proses pengujian itu disebut uji
realita (reality testing); melaksanakan tindakan sesuai
dengan rencana yang telah difikirkan secara realistic.
 Dari cara kerjanya dapat dipahami sebagian besar
daerah operasi ego berada di kesadaran, namun ada
sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar dan
daerah taksadar
The Ego (Das Ich [Jerman])
 Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari
kepribadian, yang memiliki dua tugas utama;
1. Memilih stimuli mana yang hendak direspon
dan atau insting mana yang akan dipuaskan
sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan
itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya
peluang yang resikonya minimal
The Superego (Das Ueber Ich
[Jerman])
 Superego adalah kekuatan moral dan etik
dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistis (idealistic
principle) sebagai lawan dari prinsip
kepuasan id dan prinsip realistic dari ego
 Superego berkembang dari ego, dan
seperti ego dia tidak mempunyai energi
sendiri
The Superego (Das Ueber Ich
[Jerman])
 Terdiri dari dua sistem
1. Kata hati (yang menghukum tingkah laku
yang salah)
2. Ego ideal (yang mengganjar tingkah laku
yang baik)
3 Fungsi Super Ego
 Mendorong ego menggantikan tujuan-
tujuan realistik dengan tujuan-tujuan
moralistik
 Merintangi impuls id, terutama impuls
seksual dan agresif yang bertentangan
dengan standar nilai masyarakat, dan
 Mengejar kesempurnaan
Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego

Id Ego Super Ego


Sistem asli (the true Berkembang untuk Komponen moral
psychic reality), memenuhi kebutuhan kepribadian, terdiri
bersifat sebjektif (tdk Id yang terkait dengan dari dua sistem : kata
mengenal dunia dunia nyata. hati (yang
objektif), yg terdiri dari Memperoleh energi menghukum tingkah
insting-insting, dan dari Id. Mengetahui laku yang salah) dan
gudangnya (reservoir) dunia subyektif dan ego ideal (yang
enerji psikis yang obektif (nyata) mengganjar tingkah
digunakan oleh ketiga laku yang baik)
sistem kepribadian.
Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego

Id Ego Super Ego


Mengikuti prinsip Mengikuti prinsip realitas Berfungsi untuk
dan bekerja atau bereaksi
kenikmatan (pleasure menentukan apakah
dengan proses sekunder.
principle); mengejar Bertujuan untuk mencari tingkah laku itu benar
kesenangan dan objek yang tepat untuk atau tidak, etis atau
menghindari rasa sakit mereduksikan ketegangan tidak dan mengejar
dan berusaha memuaskan
dan tegang dengan kesempurnaan
kebutuhan organisme.
dua cara, yaitu refleks Eksekutif kepribadian yang
dan proses primer mengkoordinasikan tuntutan
(mengkhayal atau super ego, id, dan dunia
eksternal. Berfungsi untuk
berfantasi) emmelihara kehidupan
individu dan
pengembangbiakannya
Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego
Id Ego Super Ego
Mengejar Menunda Merintangi
kepuasan kepuasan insting dorongan –
sampai
insting dengan dorongan
memperoleh objek
segera. yang dituntutnya insting.
tanpa
menimbulkan
konflik dengan
superego dan
dunia eksternal.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
 Insting
 Distribusi dan pemakaian energi
 Konflik
 Kecemasan
 Mekanisme pertahanan (defense
mechanism)
Insting memiliki empat macam
karakteristik
 Sumber : kondisi rangrangan jasmaniah atau needs
 Tujuan : menghilangkan rangsangan jasmaniah,
mereduksi tegangan sehingga mencapai kesenangan
dan terhindar dari rasa sakit
 Objek : meliputi benda atau keadaan yang berada
dalam lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan
termasuk kegiatan untuk meperoleh objek tersebut.
 Impetus (pendorong/penggerak): kekuatan yang
tergantung kepada intensitas (besar-
kecilnya)kebutuhan, seperti makin lapar orang,
penggerak insting makin besar pula.
JENIS-JENIS INSTING
 Insting Hidup dan Insting Seks
Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang
menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus dan
seks. Energi yang dipakai oleh insting hidup ini disebut
libido. Insting hidup yang terpenting adalah insting seks
 Insting mati
Disebut juga sebagai insting detruktif atau Thanatos.
Insting mati mendorong seseorang untuk merusak dirinya
sendiri. Namun untuk memelihara dorongan diri, insting
hidup umumnya melawan insting mati dengan cara
mengarahkannya keluar, ditujukan ke orang lain. Misalnya
memukul orang, memarahi orang, dsb.
Distribusi dan pemakaian energi
 Pada mulanya seluruh energi dimiliki id
 Proses pemakaian enerji untuk id disebut
pemilihan objek (object cathexes id) atau
instinctual object cathexes.
 Karena ego dan superego tidak
mempunyai energi sendiri, maka menarik
energi dari id. Proses pengalihan ini
disebut identifikasi (identification)
Konflik
 Konflik terjadi karena peperangan antara
Id, ego, dan super ego. Konflik yang tidak
teratasi bisa menyebabkan kecemasan.
Kecemasan
 Kecemasan merupakan fungsi ego untuk
memperingatkan individu tentang
kemungkinan datangnya suatu bahaya
sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif
yang sesuai.
Kecemasan ada tiga jenis
 Realistic anxiety ; takut kepada bahaya yang
nyata ada di dunia luar. Merupakan asal dari
kecemasan neurotis dan kecemasan moral.
 Neurotic anxiety; ketakutan terhadap hukuman
yang akan diterima dari orangtua atau figur
lainnya kalau seseorang memuaskan insting
dengan caranya sendiri, yang diyakini akan
menuai hukuman.
 Moral anxiety ; timbul ketika orang melanggar
standar nilai orangtua.
Perbedaan Neurotic anxiety dan
Moral anxiety
 Pada kecemasan moral orang tetap
rasional dalam memikirkan masalah,
sedangkan pada kecemasan neurotic
orang dalam keadaan distress – terkadang
panik – sehingga mereka tidak dapat
berpikir jelas dan menghambat penderita
kecemasan neurotic untuk membedakan
antara khayalan dan realita.
Mekanisme pertahanan (defense
mechanism)
 Mekanisme pertahanan yaitu strategi yang
dipakai individu untuk bertahan melawan
ekspresi impuls id serta menentang
tekanan super ego
Macam-macam mekanisme
pertahanan (defense mechanism)
 Represi
Proses penekanan dorongan-dorongan kea lam tak sadar
karena mengancam keamanan ego (proses “penguburan
“pikiran)
 Proyeksi
Pengalihan pikiran, perasaan, atau dorongan diri kepada
orang lain. Contoh “Ia benci saya” menjadi “saya benci
dia”
 Pembentukan reaksi (reaction formation)
Penggantian sikap dan tingkah laku dengansikap dan
tingkah laku yang berlawanan. Contoh: ”saya benci dia”
menjadi ”saya mencintai dia”
 Fiksasi
Mekanisme yang memungkinkan orang mengalami terhentinya
perkembangan karena merasa cemas untuk melangkah ke tahap
perkebangan selanjutnya. Contoh : anak remaja yang masih mengisap
jempol dan belum berani bepergian tanpa ibunya.
 Regresi
Merupakan pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap
perkembangan atau usia sebelumnya (perilaku kekanak-kanakan.
Contoh : orang dewasa yang ngompol kembali karena dalam keadan
cemas.
 Rasionalisasi
Penciptaan kepalsuan (alasan-alasan) namun dapat masuk akal sebagai
upaya untuk pembenaran tingkah laku yang dapat diterima. Contoh :
mahasiswa yang mendapat nilai jelek berkata kepada temannya bahwa
hal itu terjadi karena dia tidak belajar
 Pemindahan objek (displacement)
Proses pengalihan perasan (biasanya rasa marah) dari
objek asli ke objek pengganti. Contoh : seorang pegawai
yang marah dengan atasannya, akhirnya membanting-
banting pintu.
 Sublimasi
Penyimpangan libido seksual dan agresi kepada
kegiatan yang secara sosial lebih dapat diterima. Contoh
: orang yang senang berkelahi menjadi petinju
 Identifikasi
Metode yg digunakan seseorang untuk mengambil alih
ciri-ciri orang lain dan menjadikannya sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari dirinya. Contoh : anak
remaja yang bergaya seperti penyanyi kesukaannya.
Tahapan Perkembangan
kepribadian
 Fase Oral ( ± usia 0 – 1 tahun)
 Fase Anal ( ± usia 1 – 2/3 tahun)
 Fase Phallic ( ± usia 2/3 – 5/6 tahun)
 Fase Latency ( ± usia 5/6 – 12/13 tahun)
 Fase Genital ( ± usia 12/13 - dewasa)
Fase oral ( ± usia 0 – 1 tahun)

 Fase dimana mulut merupakan daerah pokok yang


menghasilkan kepuasan dan kenikmatan.
 Kepuasan yang berlebihan pada fase oral akan
membentuk oral incorporation personality pada masa
dewasa, yaitu orang akan menjadi senang/ fiksasi
mengumpulkan pengetahuan atau harta benda, atau
gampang menelan perkataan orang. Sedangkan
kepuasan yang kurang pada fase ini akan menimbulkan
oral aggression yang ditandai dengan kesenangan
berdebat, sarkastik, dsb.
Fase anal ( ± usia 1 – 2/3 tahun)

 Fase dimana anal/dubur merupakan daerah


pokok yang menghasilkan kepuasan dan
kenikmatan. Pada fase ini diajarkan toilet
training.
 Bila toilet training berlebihan, anak akan
mengalami anal retentiveness personality.
Misalnya keras kepala, kikir, dsb.
 Bila toilet training kekurangan, anak akan
mengalami anal expulsiveness personality.
Misalnya memiliki ketidakteraturan, jorok,
semaunya sendiri, dsb.
Fase Phallic ( ± usia 2/3 – 5/6
tahun)
 Fase dimana alat kelamin merupakan daerah pokok yang
menghasilkan kepuasan dan kenikmatan. Pada fase ini
muncul oedipus complex , electra complex, castraction
anxiety (pd laki-laki), dan penis envy (pd perempuan)
 oedipus complex : kateksis obyek seksual yang terjadi pd
anak laki-laki kepada orangtua yang berlawanan jenis
serta permusuhan terhadap orangtua yang sejenis.
Misalnya anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan
menyingkirkan ayahnya.
 castraction anxiety (pd laki-laki) : cemas penisnya akan
dipotong oleh ayahnya. Kecemasan ini yang mendorong
anak laki-laki mengidentifikasi ayahnya.
 Electra Complex : kateksis obyek seksual
yang terjadi pd anak perempuan kepada
orangtua yang berlawanan jenis serta
permusuhan terhadap orangtua yang
sejenis. Misalnya anak perempuan ingin
memiliki ayahnya dan menyingkirkan
ibunya.
 Penis Envy (pd perempuan) : adanya rasa
iri karena perempuan tidak memiliki penis
seperti laki-laki
Fase latency ( ± usia 5/6 – 12/13
tahun)
 Fase dimana anak mengalami periode peredaan
impuls seksual. Fase ini ditandai dengan
percepatan pembentukan super ego. Anak
mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni
mengganti kepuasan libido dengan kepuasan
non-seksual, khususnya bidang intelektual,
atletik, keterampilan, dan hubungan teman
sebaya.
Fase genital ( ± usia 12/13 -
dewasa)
 Pd fase ini, libido mulai disalurkan ke
obyek luar, seperti berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok, menyiapkan karir,
memiliki pacar dsb.
 Terjadi perubahan dari anak yg narkistik
(kecintaan berlebih pada diri sendiri)
menjadi dewasa yang berorientasi sosial,
realistik, dan alturistik.
Psikoterapi
 Tujuan
Memperkuat ego sehingga mampu mengontrol
impuls insting dan memperbesar kapasitas
individu untuk mencintai dan berkarya.
 Teknik yang dipakai
- Asosiasi bebas
Pasien selama sesi terapi mengatakan apa saja
yang terlintas dalam pikirannya, tidak perduli
apakah itu hal remeh, tidak logis, memalukan,
dsb.
- Analisis mimpi : Pasien melaporkan apa yang
dimimpikannya untuk dianalisis oleh terapis
- Freudian slip, yang meliputi salah ucap, salah
membaca, salah dengar, salah meletakkan
objek dan tiba-tiba lupa. Menurut Freud,
semuanya itu bukan kebetulan, tetapi kejadian
yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar
- Interpretasi : Mengenalkan kepada klien
makna yang tidak disadarinya dari pikiran,
perasaan dan keinginannya
- Analisis resistensi : resistensi adalah
mekanisme pertahanan pasien, dan analisis
akan mengungkap unsur yang penting dari
masalah yang ingin disembunyikan pasien.
- Transference : pengungkapan isi-isi
ketidaksadaran yang tersimpan sejak
anak-anak, dengan memakai terapis
sebagai medianya
- Working through : terus-menerus
menginterpretasikan dan
mengidentifikasikan masalah klien,
mengulang resistensi dan transferensi
pada seluruh aspek pengalaman klien.
Daftar pustaka
 Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM
Press
 Yusuf, Syamsu. Pengantar Teori Kepribadian. Tidak
diterbitkan. Hanya utk kalangan UPI
 Hall, Calvins & Gardner Lindzey. 1985. Introduction To
Theories Of Personality. USA : John Wiley & Sons Inc.
 Chaplin. 1993. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta :
Rajawali Press
 Hall, Calvins & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius
Selesai
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai