(PSIKOANALISA) Oleh : Dr. Rahayu Ginintasasi,S.Psi., M.Si. Psikoanalisa Suatu sistem psikologi yang diarahkan pada pemahaman, penyembuhan dan pencegahan-pencegahan psikologis yang mencari akar tingkah laku di dalam motivasi dan konflik tidak disadari. Sejarah Psikonalisa Berkembang pada awal tahun 1900an Muncul karena adanya kritik pada psikologi pada zaman itu yang hanya fokus pada dunia kesadaran Adanya ketertarikan Freud terhadap penyembuhan simptom-simptom dgn cara mengungkapkan simptom-simptom tersebut Dua Asumsi Yang Mendasari Teori Psikoanalis Determinisme psikis Asumsi ini mengemukakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan itu semuanya secara alami sudah ditentukan Motivasi tak sadar Freud meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu ditentukan oleh motif tak sadar. Enam elemen pendukung struktur kepribadian menurut psikoanalisa Sadar (Conscious) Prasadar (Preconscious) Taksadar (Unconscious) The Id The Ego The Superego Sadar (Conscious) Berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness). Prasadar (Preconscious) Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan dari unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar Taksadar (Unconscious) Bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. The Id (Is [Latin], atau Es [Jerman]) Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls, dan drives. Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu : berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. The Id (Is [Latin], atau Es [Jerman]) Pleasureprinciple diproses dengan dua cara, tindak refleks (reflex actions) dan proses primer (primary process). Tindak refleks adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata – dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan. The Id (Is [Latin], atau Es [Jerman]) Proses primer adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya. Proses membentuk gambaran obyek yang dapat mengurangi tegangan, disebut pemenuhan hasrat (wish fulfillment), misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi psikotik. The Id (Is [Latin], atau Es [Jerman]) Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan itu dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar-salah, tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat id memunculkan ego. The Ego (Das Ich [Jerman]) Ego berkembang dari id Ego beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) yang dikerjakan melalui proses sekunder (secondary process), yakni berfikir realistic menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan obyek yang dimaksud. Proses pengujian itu disebut uji realita (reality testing); melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah difikirkan secara realistic. Dari cara kerjanya dapat dipahami sebagian besar daerah operasi ego berada di kesadaran, namun ada sebagian kecil ego beroperasi di daerah prasadar dan daerah taksadar The Ego (Das Ich [Jerman]) Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian, yang memiliki dua tugas utama; 1. Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. 2. Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal The Superego (Das Ueber Ich [Jerman]) Superego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip idealistis (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistic dari ego Superego berkembang dari ego, dan seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri The Superego (Das Ueber Ich [Jerman]) Terdiri dari dua sistem 1. Kata hati (yang menghukum tingkah laku yang salah) 2. Ego ideal (yang mengganjar tingkah laku yang baik) 3 Fungsi Super Ego Mendorong ego menggantikan tujuan- tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik Merintangi impuls id, terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, dan Mengejar kesempurnaan Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego
Id Ego Super Ego
Sistem asli (the true Berkembang untuk Komponen moral psychic reality), memenuhi kebutuhan kepribadian, terdiri bersifat sebjektif (tdk Id yang terkait dengan dari dua sistem : kata mengenal dunia dunia nyata. hati (yang objektif), yg terdiri dari Memperoleh energi menghukum tingkah insting-insting, dan dari Id. Mengetahui laku yang salah) dan gudangnya (reservoir) dunia subyektif dan ego ideal (yang enerji psikis yang obektif (nyata) mengganjar tingkah digunakan oleh ketiga laku yang baik) sistem kepribadian. Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego
Id Ego Super Ego
Mengikuti prinsip Mengikuti prinsip realitas Berfungsi untuk dan bekerja atau bereaksi kenikmatan (pleasure menentukan apakah dengan proses sekunder. principle); mengejar Bertujuan untuk mencari tingkah laku itu benar kesenangan dan objek yang tepat untuk atau tidak, etis atau menghindari rasa sakit mereduksikan ketegangan tidak dan mengejar dan berusaha memuaskan dan tegang dengan kesempurnaan kebutuhan organisme. dua cara, yaitu refleks Eksekutif kepribadian yang dan proses primer mengkoordinasikan tuntutan (mengkhayal atau super ego, id, dan dunia eksternal. Berfungsi untuk berfantasi) emmelihara kehidupan individu dan pengembangbiakannya Perbedaan Id, Ego, Dan Super Ego Id Ego Super Ego Mengejar Menunda Merintangi kepuasan kepuasan insting dorongan – sampai insting dengan dorongan memperoleh objek segera. yang dituntutnya insting. tanpa menimbulkan konflik dengan superego dan dunia eksternal. DINAMIKA KEPRIBADIAN Insting Distribusi dan pemakaian energi Konflik Kecemasan Mekanisme pertahanan (defense mechanism) Insting memiliki empat macam karakteristik Sumber : kondisi rangrangan jasmaniah atau needs Tujuan : menghilangkan rangsangan jasmaniah, mereduksi tegangan sehingga mencapai kesenangan dan terhindar dari rasa sakit Objek : meliputi benda atau keadaan yang berada dalam lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan termasuk kegiatan untuk meperoleh objek tersebut. Impetus (pendorong/penggerak): kekuatan yang tergantung kepada intensitas (besar- kecilnya)kebutuhan, seperti makin lapar orang, penggerak insting makin besar pula. JENIS-JENIS INSTING Insting Hidup dan Insting Seks Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival dan reproduksi, seperti lapar, haus dan seks. Energi yang dipakai oleh insting hidup ini disebut libido. Insting hidup yang terpenting adalah insting seks Insting mati Disebut juga sebagai insting detruktif atau Thanatos. Insting mati mendorong seseorang untuk merusak dirinya sendiri. Namun untuk memelihara dorongan diri, insting hidup umumnya melawan insting mati dengan cara mengarahkannya keluar, ditujukan ke orang lain. Misalnya memukul orang, memarahi orang, dsb. Distribusi dan pemakaian energi Pada mulanya seluruh energi dimiliki id Proses pemakaian enerji untuk id disebut pemilihan objek (object cathexes id) atau instinctual object cathexes. Karena ego dan superego tidak mempunyai energi sendiri, maka menarik energi dari id. Proses pengalihan ini disebut identifikasi (identification) Konflik Konflik terjadi karena peperangan antara Id, ego, dan super ego. Konflik yang tidak teratasi bisa menyebabkan kecemasan. Kecemasan Kecemasan merupakan fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan ada tiga jenis Realistic anxiety ; takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Merupakan asal dari kecemasan neurotis dan kecemasan moral. Neurotic anxiety; ketakutan terhadap hukuman yang akan diterima dari orangtua atau figur lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan caranya sendiri, yang diyakini akan menuai hukuman. Moral anxiety ; timbul ketika orang melanggar standar nilai orangtua. Perbedaan Neurotic anxiety dan Moral anxiety Pada kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalah, sedangkan pada kecemasan neurotic orang dalam keadaan distress – terkadang panik – sehingga mereka tidak dapat berpikir jelas dan menghambat penderita kecemasan neurotic untuk membedakan antara khayalan dan realita. Mekanisme pertahanan (defense mechanism) Mekanisme pertahanan yaitu strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan super ego Macam-macam mekanisme pertahanan (defense mechanism) Represi Proses penekanan dorongan-dorongan kea lam tak sadar karena mengancam keamanan ego (proses “penguburan “pikiran) Proyeksi Pengalihan pikiran, perasaan, atau dorongan diri kepada orang lain. Contoh “Ia benci saya” menjadi “saya benci dia” Pembentukan reaksi (reaction formation) Penggantian sikap dan tingkah laku dengansikap dan tingkah laku yang berlawanan. Contoh: ”saya benci dia” menjadi ”saya mencintai dia” Fiksasi Mekanisme yang memungkinkan orang mengalami terhentinya perkembangan karena merasa cemas untuk melangkah ke tahap perkebangan selanjutnya. Contoh : anak remaja yang masih mengisap jempol dan belum berani bepergian tanpa ibunya. Regresi Merupakan pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perilaku kekanak-kanakan. Contoh : orang dewasa yang ngompol kembali karena dalam keadan cemas. Rasionalisasi Penciptaan kepalsuan (alasan-alasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya untuk pembenaran tingkah laku yang dapat diterima. Contoh : mahasiswa yang mendapat nilai jelek berkata kepada temannya bahwa hal itu terjadi karena dia tidak belajar Pemindahan objek (displacement) Proses pengalihan perasan (biasanya rasa marah) dari objek asli ke objek pengganti. Contoh : seorang pegawai yang marah dengan atasannya, akhirnya membanting- banting pintu. Sublimasi Penyimpangan libido seksual dan agresi kepada kegiatan yang secara sosial lebih dapat diterima. Contoh : orang yang senang berkelahi menjadi petinju Identifikasi Metode yg digunakan seseorang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya. Contoh : anak remaja yang bergaya seperti penyanyi kesukaannya. Tahapan Perkembangan kepribadian Fase Oral ( ± usia 0 – 1 tahun) Fase Anal ( ± usia 1 – 2/3 tahun) Fase Phallic ( ± usia 2/3 – 5/6 tahun) Fase Latency ( ± usia 5/6 – 12/13 tahun) Fase Genital ( ± usia 12/13 - dewasa) Fase oral ( ± usia 0 – 1 tahun)
Fase dimana mulut merupakan daerah pokok yang
menghasilkan kepuasan dan kenikmatan. Kepuasan yang berlebihan pada fase oral akan membentuk oral incorporation personality pada masa dewasa, yaitu orang akan menjadi senang/ fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau harta benda, atau gampang menelan perkataan orang. Sedangkan kepuasan yang kurang pada fase ini akan menimbulkan oral aggression yang ditandai dengan kesenangan berdebat, sarkastik, dsb. Fase anal ( ± usia 1 – 2/3 tahun)
Fase dimana anal/dubur merupakan daerah
pokok yang menghasilkan kepuasan dan kenikmatan. Pada fase ini diajarkan toilet training. Bila toilet training berlebihan, anak akan mengalami anal retentiveness personality. Misalnya keras kepala, kikir, dsb. Bila toilet training kekurangan, anak akan mengalami anal expulsiveness personality. Misalnya memiliki ketidakteraturan, jorok, semaunya sendiri, dsb. Fase Phallic ( ± usia 2/3 – 5/6 tahun) Fase dimana alat kelamin merupakan daerah pokok yang menghasilkan kepuasan dan kenikmatan. Pada fase ini muncul oedipus complex , electra complex, castraction anxiety (pd laki-laki), dan penis envy (pd perempuan) oedipus complex : kateksis obyek seksual yang terjadi pd anak laki-laki kepada orangtua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orangtua yang sejenis. Misalnya anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya. castraction anxiety (pd laki-laki) : cemas penisnya akan dipotong oleh ayahnya. Kecemasan ini yang mendorong anak laki-laki mengidentifikasi ayahnya. Electra Complex : kateksis obyek seksual yang terjadi pd anak perempuan kepada orangtua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orangtua yang sejenis. Misalnya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya. Penis Envy (pd perempuan) : adanya rasa iri karena perempuan tidak memiliki penis seperti laki-laki Fase latency ( ± usia 5/6 – 12/13 tahun) Fase dimana anak mengalami periode peredaan impuls seksual. Fase ini ditandai dengan percepatan pembentukan super ego. Anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non-seksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan, dan hubungan teman sebaya. Fase genital ( ± usia 12/13 - dewasa) Pd fase ini, libido mulai disalurkan ke obyek luar, seperti berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, memiliki pacar dsb. Terjadi perubahan dari anak yg narkistik (kecintaan berlebih pada diri sendiri) menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik, dan alturistik. Psikoterapi Tujuan Memperkuat ego sehingga mampu mengontrol impuls insting dan memperbesar kapasitas individu untuk mencintai dan berkarya. Teknik yang dipakai - Asosiasi bebas Pasien selama sesi terapi mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya, tidak perduli apakah itu hal remeh, tidak logis, memalukan, dsb. - Analisis mimpi : Pasien melaporkan apa yang dimimpikannya untuk dianalisis oleh terapis - Freudian slip, yang meliputi salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah meletakkan objek dan tiba-tiba lupa. Menurut Freud, semuanya itu bukan kebetulan, tetapi kejadian yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar - Interpretasi : Mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadarinya dari pikiran, perasaan dan keinginannya - Analisis resistensi : resistensi adalah mekanisme pertahanan pasien, dan analisis akan mengungkap unsur yang penting dari masalah yang ingin disembunyikan pasien. - Transference : pengungkapan isi-isi ketidaksadaran yang tersimpan sejak anak-anak, dengan memakai terapis sebagai medianya - Working through : terus-menerus menginterpretasikan dan mengidentifikasikan masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi pada seluruh aspek pengalaman klien. Daftar pustaka Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Yusuf, Syamsu. Pengantar Teori Kepribadian. Tidak diterbitkan. Hanya utk kalangan UPI Hall, Calvins & Gardner Lindzey. 1985. Introduction To Theories Of Personality. USA : John Wiley & Sons Inc. Chaplin. 1993. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Press Hall, Calvins & Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius Selesai Terima kasih