Kep
1. Bayi Baru Lahir Normal
2. Bayi Baru Lahir bermasalah
3. Kelainan – kelainan pada BBL
4. Trauma pada BBL
5. Neonatus beresiko tinggi
6. Neonatus, bayi dan anak balita
dengan penyakit yg lazim terjadi
Neonatus : Bayi yg baru lahir melalui
proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstra uterin (0 –
28 hr / 4 mg )
Bayi : Sejak lahir sampai usia 1 th
Balita : Bayi berusia di bawah 5 th
➢ BBLNormal adalah Bayi baru lahir dg
BB antara 2500 gr s/d 4000 gr dg
lama kehamilan antara 37 minggu s/d
42 minggu
✓ Bayibaru lahir bermasalah adalah bayi
yg mengalami masalah pada periode
neonatus
✓ Masalah – masalah yg terjadi :
• Ikterus
• Diare
• Muntah dan gumoh
• Seborhea
• Ruam popok
❖ Kelainan kongenital adalah kelainan atau
cacat yg didapatkan sejak dr konsepsi
sampai dibawa waktu lahir, di mana
merupakan kelainan dlm pertumbuhan
struktur / susunan organ tubuh bayi
Diantaranya adalah :
• Hernia diafragma
• Omphalocele
• Atresia Ani
• Hishprung
• Spina Bifida
• Meningokel
• Hidrocephalus
• Clubfoot
• Polydactili
• Syndactili
❑ Trauma kelahiran (kelainan yg
didapat) adalah kelainan yg terjadi krn
roda paksa akibat tindakan persalinan
yg tidak dpt dihindari
❑ Macam-macam trauma kelahiran
1. Trauma jaringan lunak
2. Trauma pd susunan syaraf
3. Trauma pd tulang
▪ Neonatus resiko tinggi adalah :
kelompok BBL yg scr statistik
menunjukan kemungkinan lebih tinggi
utk sakit atau mengalami kematian
dlm periode neonatal
▪ Neonatus resiko tinggi
➢BBLR
➢Asfiksia
➢Sindrom gangguan nafas
➢Ikterus/ hiperbilirubin
➢Hipoglikemi
➢Sepsis neonatorum
➢Tetanus neonatorum
DHF
DIFTERI
MORBILI
PERTUSIS
BBL harus mencoba bernafas dlm waktu
1-2 menit setelah lahir
BBL bernafas 60x/mnt dlm 2 jam
pertama setlh lahir
➢Cuping hidung membesar ketika
bernafas
➢Kulit dibawah iga bergerak ketika
mengambil nafas
Detak jantung BBL 120-160x /mnt
➢ Hitung dng stetoskop 2 jari diatas
dada selama 1 menit
➢ Jika < 100x/mnt -> pertolongan
medis
Tonus otot baik : lengan kaki
perpegang erat kuat pada badan , siku
lengan dan lutut menekuk
Tonus otot lemas : kaki & lengan lepas
terbuka -> stimulasi dng gosok
punggung
Jika tonus otot sangat lemah : coba
bersihkan mulut & hidung
Gerak badan alami & reaksi tanpa berfikir
sesuatu
Refleks yg baik -> tanda otak dan syaraf
bekerja baik
Reflek BBL antara lain;
✓ meringis, bila jari dimulut bayi -
>menghisap
✓Moro -> bayi jika direbahkan / ada suara
keras bayi akan menghempaskan lengan
lebar2
✓Bersin->bayi bereaksi terhadap lendir & air
A. BBL -> warna biru dng cepat berubah
menjadi merah dalam 1-2 menit
B. Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering
C. Membantu bayi mulai menyusu
D. Mengobati mata
➢ Pemberian erytromycin
0,5%/oksitetracyklin 1%
➢ Jika mata bengkak /bernanah -> bantuan
➢ Ibu bisa juga mempunyai infeksi vagina
tanpa diketahui
E. Berikan injeksi Vik K1 -> dosis 1 mg /im
➢ Dlm kandungan suhu tubuh ibu lbh
hangat dr pd suhu diluar
➢ Saat lahir kemampuan BBL blm baik ->
BBL basah -> dpt menurunkan suhu
tubuh
➢ Kehilangan suhu tubuh disebabkan oleh
krn penguapan cairan dr permukaan
tubuh bayi -> dpt dicegah ->
dikeringkan, kontak langsung dg ibu
(skin to skin), diselimuti
1. Evaporasi
Menguapnya cairan dari kulit bayi yg
basah
2. Radiasi
Kehilangan panas karena tubuh bayi
yg lebih panas menyentuh
permukaan yg lbih dingin, misalnya
ruangan ber-AC
3. Konduksi
Kehilangan panas karena
berhubungan langsung dg alat/benda
yg lebih dingin, misalnya popok yg
basah, ditimbang tanpa kain
4. Konveksi
Terjadi bila bayi berada di ruangan
terbuka/relatif lbh dingin, misal :
tempat tidur dekat jendela
1. Penampilan
• BB 2.500 – 4000 gr
• PB ± 50 cm, Lingkar kepala 31 – 36 cm
• Lingkar kepala 31 – 36 cm
• Kepala berukuran ¼ tubuhnya, tubuh
lentur
• Saat terlentang -> kepala condong
kesamping
• Posisi telungkup, bokong terangkat, lutut
menekuk menyentuh perut, kep miring
kesamping
2. Kulit
✓ Vernic caseosa terserap dlm
bbrapa jam
✓ Warna kulit kemerahan
(tergantung etnis)
✓ Kuku panjang, kadang melebihi
ujung jari
✓ Rambut halus dan lembut
3. Alat kelamin dan payudara
▪ BBL memiliki jaringan payudara
▪ Bayi laki2 testis turun di
skrotum
▪ Bayi perempuan labia mayora
menutupi labia minora
4. Mata
Adanya pembengkakan merah
Perhatikan :
Bayi besar / kecil, gemuk/ kurus
✓ Sesuai tdk lengan, kaki dan
kepala
✓ BBL tegang / tenang
✓ Aktif / Pasif
Mampu melakukan penilaian awal &
langkah esensial asuhan BBL
Pencegahan infeksi pd BBL
Menjaga temperatur & mencegah
kehilangan panas tubuh
Memahami manfaat kontak dini
(termasuk asupan dini ASI) & rawat
gabung ibu-bayi
Melakukan profilaksis gangguan pd mata
Menjelaskan cara yg benar dlm
pemberian ASI / laktasi
Melakukan perawatan & mencegah
gangguan pada payudara
Melakukan inisiasi pernafasan pd
asfiksia
Mengenali kondisi kesehatan BBL yg
memerlukan pelayanan
rujukan/tindakan lanjutan
Penatalaksanaan bayi dg pewarnaan
mekonium pd cairan ketuban
Penilaian awal
Mencegah kehilangan panas tubuh
Rangsangan taktil
Merawat tali pusat
Memulai pemberian ASI
Pencegahan infeksi, termasuk
profilaksis gangguan mata
Cuci tangan s’blm & setelah kontak dg
bayi
Gunakan sarung tangan bersih saat
menangani bayi yg belum dimandikan
Semua peralatan sdh di DTT & jangan
menggunakan alat dr bayi yg satu dg
lainnya s’blm di proses dg benar
Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain
dsb dlm keadaan bersih s’blm
dipakaikan pd bayi, termasuk
penggunaan timbangan, pita pengukur,
stetoskop & peralatan lainnya
Menangis kuat / bernafas tanpa
kesulitan
Warna kulit bayi ( merah muda, pucat,
atau kebiruan )
Gerakan, posisi ekstremitas / tonus
otot bayi
Tubuh BBL blm mampu melakukan
regulasi temperatur tubuh shg apabila
penanganan pencegahan kehilangan
panas tubuh & lingkungan sekitar
tidak disiapkan dg baik, tersebut dpt
mengalami hipotermia yg dpt
mengakibatkan bayi mjd sakit /
mengalami gangguan fatal
Dengan cara radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi
Keringkan tubuh bayi dg handuk bersih,
kering & hangat
Selimuti
Tutup bagian kepala bayi
Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi &
segera menyusukan bayinya
Tempatkan bayi di lingkungan yg hangat
Jngn sgra menimbang (tanpa tutup
tubuh) & memandikan bayi
✓ Tunggu minimal 6 jam s’blm
memandikan bayi (tunggu lbh lama
utk bayi asfiksia / hipotermia)
✓ Lakukan stlh temperatur (36,5 –
37,5C)
✓ Memandikan dlm ruangan yg hangat &
tidak banyak hembusan angin
Mandikan secara cepat dg
menggunakan air hangat, segera
keringkan tubuhnya (dg handuk
bersih, kering, dan hangat) dan segera
kenakan pakaiannya
Tempatkan di dekat ibunya & beri ASI
sedini mungkin
Sementara menggunakan sarung
tangan, bersihkan cemaran/darah dlm
larutan klorin 0,5%
Bilas dg air matang/DTT kemudian
keringkan dg handuk
Ikat (dg simpul kunci) tali pusat pada
1 cm dr pusat bayi (dg tali/penjepit)
Lepaskan klem penjepit tali pusat &
masukan dlm klorin 0,5%
Jangan kompres/membungkus tali
pusat (pengolesan alkohol/povidone
iodine pd putung tali pusat msh
dibolehkan slm tidak menyebabkan
tali pusat basah/lembab)
Lipat popok dibawah putung tali pusat
Jika putungnya kotor, bersihkan dg air
matang/DTT kemudian keringkan
kembali secara seksama
Warna kemerahan/timbulnya nanah
pd pusar/putung tali pusat adalah
tanda abnormal (bayi tersebut harus
dirujuk untk penanganan lebih lanjut)
Pastikan pemberian ASI dimulai dlm 1
jam stlh bayi lahir
Anjurkan ibu memeluk & menyusukan
bayinya stlh tali pusat dipotong
Lanjutkan pemberian ASI stlh plasenta
lahir & tindakan lain yg diperlukan, stlh
selesai dilaksanakan
Minta anggota keluarganya membantu
ibu menyusukan bayinya
Mulai dlm 1 jam stlh bayi lahir
Jangan berikan makanan/minuman
lain selain ASI
Pastikan ASI diberikan hingga 6
bulan pertama kehidupan bayi
Berikan ASI setiap saat (siang &
malam) bila bayi membutuhkannya
▪ Merangsang produk ASI
▪ Memperkuat refleks isap bayi
▪ Promosi keterikatan pasif melalui
kolostrum
▪ Merangsang kontraksi uterus
(untuk involusi)
Peluk tubuh bayi & hadapkan
mukanya ke payudara ibu shg
hidungnya berada di depan
puting susu
Dekatkan mulut bayi ke
payudara bila tampak tanda2
siap menyusui
Cara menempelkan mulut pada
payudara :
Sentuhkan dagu bayi pd payudara
Tempelkan mulutnya (yg terbuka
lebar) pd puting susu shg melingkupi
semua aerola mama (bibir bawahnya
melingkupi puting susu)