EPILEPSI
Dwi Setyo Widodo 10520011
Menurut Shorvon (2011), klasifikasi epilepsi secara etiologis adalah sebagai berikut.
1). Idiopathic Epilepsy.
No. MR : 235615
Nama : An.B
Alamat : Jln. Seputih Raman rt 05/11
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 24 November 2021
Usia : 5 bulan
Nama ayah/ibu : Tn.B/Ny.S
Pekerjaan ayah/ibu : Buruh/IRT
Pendidikan ayah/ibu : SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
2. RIWAYAT KESEHTAN
a. Keluhan Utama
Keluhan utama masalah kesehatan yang dialami oleh An.B adalah Kejang Demam.
b) Intranatal
Ibu klien mengatakan proses persalinan saat melahirkan An.B dilakukan persalinan
secara Secsio Cesaria. Namun saat persalinan berlangsung tidak di temukan masalah apa-
apa, tidak ada perdarahan, dan tidak ada komlikasi yang lainnya.
c) Postnatal
Ibu klien mengatakan setelah melahirkan An.B tidak terjadi masalah yang
menghawatirkan. Ibu klien hanya dirawat selama 3 hari perawatan di rumah sakit dan
setelah itu diperbolehkan pulang karena tidak ada masalah apapun.
2. Riwayat Masa Lalu
Ibu klien mengatakan An.B sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Ibu klien juga
mengatakan An.B tidak pernah sebelumnya dirawat di rumah sakit, sehingga An.B tidak mengonsumsi
obat-obatan. Ibu An.B juga mengatakan An.B tidak memiliki riwayat melakukan tindakan operasi
apapun, tidak ada riwayat alergi, tidak ada riwayat kecelakaan dan tidak ada riwayat jatuh ataupun
kecelakaan. Dan ibu klien juga mengatakan sampai dengan usia An.B 5 bulan saat ini imunisasi sudah
dilakukan, hanya tinggal beberapa imunisasi saja yang belum dilakukan karena klien belum mencapai
usia tersebut.
e. Riwayat Keluarga
An. B adalah anak kedua dari dua orang bersaudara, An.B tinggal bersama kedua orang tuannya yaitu
ayah dan ibunya beserta kakak laki-lakinya. Ibu An.B mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada
riwayat kejang yang seperti dialami An.B saat ini. Namun Ibu klien mengatakan bahwa sebelumnya
kakak An.B ketika berusia 2 tahun juga pernah mengalami kejang, namun tidak sampai dibawa kerumah
sakit dan dirawat berhari-hari seperti An.B saat ini.
3. KEBUTUHAN DASAR
a) Pola Makan
Ibu An.B mengatakan karena saat ini usia An.B masih 5 bulan,jadi ibu klien belum memberikan makanan
pendamping apapun.saat ini An.B secara eklusif hanya mengonsumsi ASI. Ibu An.B mengatakan selama
mengonsumsi ASI tidak ditemukan masalah apa-apa. Frekuensi An.B mengonsumsi ASI setiap 2-3 jam sekali.
b) Pola Tidur
An.B tidak memiliki kebiasaan apapun sebelum tidur. ibu klien mengatakan jika sebelum tidur siang ataupun
malam hari An.B minum ASI. Tidur An.B dirasa cukup baik tidak ada masalah dan tidak ada gangguan apapun
saat klien tertidur. Dalam sehari klien tidur selama ±9– 10 jam.
c) Mandi
An.B mandi 2x dalam sehari dengan menggunakan washlap dan air hangat. Setiap ibu klien memandikan, klien
selalu diberikan sabun, shampoo.
d) Aktivitas Bermain
Ibu An.B mengatakan dalam kesehariannya An.B adalah anak yang cukup aktif dan kooperatif.
An.B saat ini belum bisa menggunakan alat-alat bermainnya hanya saja An.B suka memasukkan
benda mainannya kedalam mulutnya dan kini An.B sedang pada masa tahapan Tumbuh kembang
belajar telengkup.
b) Eliminasi
Ibu An.B mengatakan kebiasaan BAK dalam keseharian An.B 4-6x dalam sehari. Konsistensi urine
berwarna kuning, dengan bau yang khas, kira-kira ± 100cc/hari.
Untuk BAB ibu klien dalam sehari 2x/sehari dengan konsistensi cair warna kuning kecoklatan
dengan bau yang khas. dan ibu An.B juga mengatakan tidak ada masalah dan gangguan saat BAB.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Tanda-tanda vital
Nadi : 120x/menit
RR : 42x/menit
Suhu : 37,7 oC
Berat Badan : 8,5 kg
Panjang Badan : 58 cm
b) Kepala-leher
Kepala : Bentuk kepala bulat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, kaput (-)
Ubun-ubun : Ubun-ubun lunak, ubun-ubun besar (+), ubun-ubun kecil (-)
Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, reaksi pupil terhadap cahaya (+)
Hidung : Tidak ada polip ataupun benda asing, keadaannya cukup bersih, secret tidak ada
Mulut : Mukosa tampak pucat, keadaan cukup bersih, tonsil warna pink, gusi warna pink, gigi klien
belum tumbuh, reflek menghisap (+)
Tenggorokan : Reflek menelan (+), tidak ada infeksi, tidak ada nyeri, dan tidak ada edema.
Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c) Thorax/paru-paru
RR= 42x/menit, Retraksi dinding dada (-), penggunaan otot-otot pernaasan (-), tidak ada edema,
tidak ada nyeri tekan, suara paru vesikuler reguler, ronchi (+), whezing (-)
d) Jantung
Perifer :
CRT <2 detik (+), sianosis bibir (+)
Jantung :
Tidak ada edema, tidak ada nyeri dada, tidak ada nyeri tekan, suara jantung S1 & S2 regular, HR
= 120x/menit
e) Abdomen
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, bentuk abdomen normal, suara bising usus 5x/menit
g) Ekstremitas
Kekuatan otot (+), pergerakan cukup aktif, tidak ada edema, kesadaran composmentis PCS=15.
5. ANALISA DATA
N DATA MASALAH ETIOLOGI
0
1. DS: Bersihan jalan nafas Sumbatan lidah di
- Ibu An.B Mengatakan anaknya saat ini tidak efektif endotrakea
sedang batuk-batuk
- Ibu An.B mengatakan takut yang klien
rasakan setelah dirumah sakit & setelah peningkatan sekret
mengalami kejang berulang saliva
- Ibu An.B Mengatakan batuk yang
dialami anaknya disertai dengan adanya
penumpukan sekret. kerusakan
DO: neoromuskuler
- An.B terlihat sekali mengeluarkan suara
batuk
- An. B terpasang O₂ 1 Liter/menit nasal
kanul
- An. B Telah dilakukan penghisapan
sekret dengan menggunakan suction
- Ronchi (+)
- Ronchi (+)
- Retraksi dinding dada (-)
- Sianosis (-)
- RR = 38x/menit
2. DS: Termogulasi tidak efektif Peningkatan metabolic
- Ibu klien mengatakan demam An.B
semalam saat sebelum dibawa ke Rumah
Sakit. proses infeksi
- Ibu Klien mengatakan An.B mengalami
demam setelah 2x mengalami Kejang
- Ibu Klien mengakatan kondisi demam yang peningkatan suhu
saat ini dialami oleh An.B membuat klien
menjadi gelisah
DO :
- Klien tampak lemas & lemah
- Suhu An.B (21/04/2014)
Pagi : 37,7 ̊C
Siang : 38,5 ̊C
- Klien An.B tampak Gelisah
- Klien tampak banyak mengeluarkan
keringat
- Mukosa bibir pucat
3. DS: Resiko Terhadap cidera Perubahan kesadaran
- Ibu An.B mengatakan An.B sebelumnya
tidak pernah mengalami kejang kerusakan kognitif
- Ibu An.B kejang yang di alami An.B selama kejang
sebelum dibawa Ke Rumah Sakit sudah
2x terjadi yaitu pagi & siang. kerusakan mekanisme
- Ibu An.B mengatakan saat kejang tubuh perlindungan diri
anaknya bergetar & kakinya
menendang-nendang aktivitas kejang yang
- Ibu An.B mengatakan kejang yang terjadi tidak terkontrol
berlangsung kira-kira ± 5 menit
DO:
- Klien tampak terlihat gelisah
- Klien terlihat saat demam tubuhnya
bergetar
- Kejang berlangsung ± 5 menit
- Saat kejang terlihat ibunya memasukkan
kain kedalam mulutnya
4. DS: Kurang pengetahuan Kurang pemajaran
- Ibu klien mengatakan tidak tahu apa yg mengenai kondisi dan
terjadi pada An.B aturan pengobatan
- Ibu klien mengatakan setiap An.B kejang, kesalahan interpretasi
ibu klien selalu panik informasi
- Ibu klien mengatakan jika An.B kejang
tidak tahu apa yang harus dilakukan kurang mengingat.
DO:
- Ibu klien tampak terlihat bingung & sangat
panik saat An.B kejang
- Ibu klien tampak terlihat cemas & takut jika
An.B kembali kejang
6. MASALAH KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Termogulasi tidak efektif
3) Resiko Terhadap cidera
4) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan
7. DIAGNOSA
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di endotrakea,
peningkatan sekresi saliva, keruskan neromuskuler.
b. Termogulasi tidak efektif b.d peningkatan suhu berhubungan dengan peningkatan metabolik,
proses infeksi
c. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan perubahan kesadaran, keruskan kognitif selama
kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri dan aktivitas kejang yang terkontrol
( gangguan keseimbangan )
d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan berhubungan dengan kurang
pemanjaan, kesalahan interprestasi, kurang mengingat.
8. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di endrotrakea,
peningkatan sekresi saliva, kerusakan neromuskuler.
Tujuan : setelah dilakukan askep 3x24 jam masalah bersihan jalan nafas tidak efektif tidak terjadi
dan teratasi.
Kriteria hasil : nafas normal (25-30x/menit), tidak terjadi aspirasi, tidak ada dispnea, tidak ada
penumpukan sekret.
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut 1. Menurunkan resiko aspirasi atau masuknya
dari benda/zat tertentu sesuatu benda asing kedalam tirah baring
2. Letakkan klien dalam posisi miring dan pada 2. Meningkatkan aliran (drainase), sekret,
permukaan datar mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan
3. Tanggalkan pakaian klien pada daerah leher nafas
atau dada dan abdomen 3. Untuk memudahkan usaha klien dalam
bernafas dan ekspansi dada
4. Melakukan penghisapan sesuai indikasi 4. Mengeluarkan mukus yang berlebihan
menurunkan resiko aspirasi atau afeksia
5. Berikan oksigen sesuai program terai 5. Membantu pemenuhi kebutuhan oksigen adar
tetap adekuat.
2. Termogulasi tidak efektif berhubungan peningkatan suhu berhubungan dengan peningkatan
metabolic, proses infeksi.
Tujuan : Setelah dilakukan askep 3x24 jam, masalah termogulasi tidak efektif teratasi
Kriteria hasil : Demam berkurang, suhu normal 36,5 – 37,5 oC. Nadi dan RR normal, tidak ada
perubahan warna kulit.
INTERVENSI RASIONAL