Anda di halaman 1dari 15

ATATAN

PSIKOANALISIS
Psikoalanisis Freud
A. Menurut Freud, psikoanalisis mempunyai tiga arti. Pertama, istilah psikoanalisis
digunakan untuk menunjukkan sebuah metode penelitian terhadap proses-proses psikis
yang sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah. Kedua, istilah ini
menunjukan suatu teknik untuk menyembuhkan gangguan-gangguan kejiwaan yang
dialami pasien neurosis. Ketiga, istilah yang sama juga dalam arti lebih luas lagi untuk
menunjukkan seluruh pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik
tersebut.
Struktur kepribadian Freud

Struktur kepribadian Sigmund Freud dalam teori psikoanalisis, kepribadian


dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan
superego ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk
suatu totalitas. Id adalah bagian dari diri kita yang egois, hanya peduli dengan
pemenuhan keinginan pribadi kita dimana id didasarkan pada prinsip kesenangan.
Misalnya hasrat seksual sebelum menikah. Ego bertugas memuaskan implus id akan
tetapi mempertimbangkan terlebih dahulu dengan kebutuhan kita.misalnya hasrat seksual
yang dimunculkan dari id , ego bertugas mempertimbangkan apakah hasrat itu sudah pas
dengan kebutuhan kita saat ini. Superego mewakili nilai-nilai standar masyarakat dan
lebih membatasi apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Setelah dipertimbangkan oleh
ego, superego akan tidak mengijinkan kita melakukan seksual sebelum menikah karena
merukapan tindakan yang menyimpang dari moral dan melanggar hukum.

Tingkatan keperibadian
Freud membagi kepribadian ke dalam 3 tingkatan, yaitu kesadaran (conscious), Prasadar
(preconscious) dan Ketidak sadaran (unconscious).
1). Kesadaran (conscious)
Kesadaran merupakan bagian kehidupan mental atau lapisan jiwa individu, Kehidupan mental ini
memiliki kesadaran penuh. Melalui kesadarannya, individu mengetahui tentang siapa dia, sedang
apa dia, sedang dimana dia, apa yang terjadi di sekitarnya dan bagaimana dia memperoleh yang
diinginkannya.
2). Prasadar (preconscious)
Prasadar merupakan lapisan jiwa di bawah kesadaran, berada di tengah antara sadar dan tidak
sadar. Pra sadar sebagai penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara
cepat, namun dengan usahanya sesuatu tersebut dapat diingat kembali. Misalnya kita lupa
seseorang yang baru saja ditemui, orang tersebut menyapa, padahal kita masih samar mengingat
namanya, ada perasaan pernah bertemu dengan orang tersebut.
3). Ketidaksadaran (unconscious)
Ketidaksadaran merupakan lapisan terbesar dari kehidupan mental dan berada di bawah
permukaan air. Merupakan fokus utama dalam teori psikoanalisis yang berisi instink-instink atau
pengalaman yang tidak menyenangkan yang ditekan (repress). Meskipun individu sepenuhnya
tidak menyadari keberadaan instink-instink tersebut, namun instink tersebut aktif bekerja untuk
memperoleh kepuasan.
Dinamika kepribadian
Freud memandang organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Sistem energi ini
berasal dari makanan dan dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, seperti, berjalan,
mengamati, berpikir, dan lain lain. Freud mengikuti teori konservasi energi, yaitu energi dapat
berubah dari energi fisik menjadi energi psikis, artinya energi yang berasal dari makanan dapat
berubah menjadi energi psikis dalam kegiatan berpikir. Titik pertemuan antara energi fisik
(jasmaniah) dengan energi psikis adalah id dan instink-instinknya.
Mekanisme pertahanan diri (sumber : Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi (2011). Teori dan
Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling . Ghalia Indonesia)

1). Represi
Represi adalah memindahkan sesuatu ingatan dengan cara disengaja dari kesadaran ke alam tidak
sadar. Ingatan yang dilupakan adalah sesuatu yang membuat kita tidak nyaman atau menyakitkan
dengan melakukan penyangkalan tidak sadar terhadap keberadaan sesuatu yang menyebabkan
kecemasan.
2). Penyangkalan (Denial)
Penyangkalan terhadap keberadaan ancaman dari luar atau kejadian yang traumatik. Misalnya
orang yang mengalami sakit yang parah mungkin akan menyangkal akan segera meninggal.
Orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya mungkin akan terus menyangkal telah kehilangan
anaknya dengan cara terus menunggu anaknya kembali.
3). Pembentukan reaksi
Ekspresi suatu impuls id yang berlawanan dengan dorongan utamanya . Misalnya orang yang
mengalami sakit yang parah mungkin akan menyangkal akan segera meninggal. Orang tua yang
ditinggal mati oleh anaknya mungkin akan terus menyangkal telah kehilangan anaknya dengan
cara terus menunggu anaknya kembali.
4). Proyeksi
Hubungan suatu impuls yang mengganggu kepada orang lain Regressi Surut kembali kepada
tahapan lebih awal, atau periode kehidupan dimana tingkat frustrasinya rendah, orang akan
menampilkan perilaku yang tergantung dan kekanak-kanakan. Contoh impuls yang muncul
adalah ”Saya membenci dia, diganti menjadi dia membenci saya. Demikian juga untuk perasaan
cinta ” saya mencintai dia” (kondisi ini akan menimbulkan perasaan malu kalau ditolak)
sehingga diubah menjadi ”dia mencintai saya” (dia yang akan malu).
5). Rasionalisasi
Perilaku menginterpretasi ulang agar membuat sesuatu menjadi dapat diterima dan kurang
mengancam. Misalnya orang yang dipecat dari pekerjaannya akan membuat rasionalisasi bahwa
pekerjaan tersebut tidak cocok untuknya. Seorang laki-laki yang ditolak cintanya akan
merasionalisasi bahwa perempuan yang dicintainya memiliki banyak kekurangan sehingga tidak
akan sesuai baginya.
6). Pergantian (displacement)
Menukar impuls id yang dari obyek yang mengancam atau tidak tersedia kepada obyek
pengganti yang tersedia . Misalnya anak yang marah terhadap orang tua atau orang dewasa yang
marah terhadap atasannya, tetapi takut untuk mengekspresikan kemarahan tersebut maka akan
mengganti objek perilaku agresifnya kepada orang lain atau benda lain, anak tersebut mengganti
objek agresinya dari orang tua dengan adik atau kakaknya, sementara orang dewasa mengganti
objek agresinya dengan memukul benda lain yang tidak dapat melawan.
7). Sublimasi
Menukar atau mengganti impuls id dengan mengalihkan energi kepada perilaku yang dapat
diterima secara sosial. Misalnya energi seksual dialihkan menjadi perilaku yang artistik yang
kreatif. Secara singkat mekanisme pertahanan diri dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Perkembangan kepribadian
Freud mengembangkan teori mengenai perkembangan kepribadian yang merujuk kepada
perkembangan seksual, sehingga lebih dikenal dengan perkembangan psikoseksual. Menurutnya
tahap perkembangan psikoseksual terdiri dari :
1). Oral Lahir – 1 tahun (Mulut merupakan zona erotik utama, sumber kepuasan adalah
mengisap; id sangat dominan)
2). Anal 1 – 3 tahun (Toilet training (realitas eksternal) tercampur dengan menunda untuk
pengeluaran)
3). Phallic 4 – 5 tahun (Fantasi incest; oedipus complex; kecemasan; superego berkembang)
4). Latensi 5 tahun – pubertas (Periode terjadi proses sublimasi instink sex)
5). Genital Remaja-dewasa (Perkembangan identitas peran seks dan hubungan sosial dewasa)
NEO – PSIKOANALISIS
Jung
Struktur kepribadian Jung
Jung memadang keseluruhan kepribadian atau dia sebut dengan psyche sebagai komposisi dari
beberapa sistem yang dapat dibedakan atau struktur yang berpegaruh satu dengan yang lain.
Sistem utama adalah ego, ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
1). Ego
Ego adalah pusat kesadaran, bagian dari psyche yang berkaitan dengan penerimaan, pemikiran,
perasaan dan mengingat. Ini adalah kesadaran mengenai diri kita yang bertanggung jawab untuk
menjalankan kegiatan normal dalam kehidupan. Ego akan bertindak dengan cara yang selektif,
berlaku untuk kesadaran hanya porsi dari stimulus yang dapat diekspose.
2). Ketidaksadaran pribadi (Personal Unconscious)
Ketidaksadaran pribadi dalam konsep Jung sama dengan konsep Freud mengenai pra sadar.
Merupakan tempat penampungan material yang sebelumnya berada dalam sadar tapi kemudian
dilupakan atau ditekan karena terlalu remeh atau mengganggu. Ini seperti lalulintas dua arah
antara ego dan ketidaksadaran pribadi. Misalnya perhatian kita keluyuran antara halaman ini
dengan memori yanga dilakukan kemarin. Semua pengalaman disimpan dalam ketidaksadaran
pribadi.
3). Ketidaksadaran kolektif (Collective Unconscious)
Jung percaya bahwa hanya setiap orang mengakumulasi dan menyimpan file dari seluruh
pengalaman pribadi dalam ketidaksadaran pribadi dan seluruh pengalaman spesies manusia dan
pra manusia secara kolektif dalam ketidaksadaran kolektif sebagai sebuah warisan ini
disampaikan dari generasi ke generasi. Misalnya kita tidak pernah diwariskan perasaan takut
terhadap ular, tetapi kita diwarisi potensi takut terhadap ular. Kita melatari perilaku dan perasaan
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang lain. Meskipun latar tersebut adalah
kenyataan yang tergantung kepada pengalaman spesifik masing-masing dalam menghadapi
kehidupan.
Tipe-tipe Psikologis
1). Extravert thinking (Logis, obyektif dan dogmatis )
2). Extravert feeling (Emosional, sensitif, suka bergaul; umumnya lebih banyak pada peremuan
dibanding laki-laki)
3). Extravert sensing (Menyenangkan, pencari kesenangan, mudah beradaptasi)
4). Extravert intuiting (Kreatif, dapat memotivasi orang lain dan menangkap peluang)
5). Introvert thinking (Lebih tertarik dengan pemikiran dibandingkan tertarik kepada orang)
6. Introvert feeling (Berhati-hati, tidak suka pamer dan memiliki emosi yang mendalam)
7). Introvert sensing (Terlepas dari dunia luar, menampilkan dirinya dalam bentuk pengejaran
keindahan)
8). Introvert intuiting ( Lebih memperhatikan ketidaksadaran dibanding kehidupan riil sehari-
hari)
Perkembangan kepribadian
Menurut Jung, kepribadian ditentukan oleh apa yang kita harapkan dan apa yang telah terjadi
sebelumnya. Jung percaya bahwa perkembangan dan pertumbuhan tidak berkaitan dengan usia
dan selalu bergerak ke depan, sehingga menjadi tahapan lengkap dari realisasi diri (self
realization). Jung tidak merumuskan urutan tahapan pertumbuhan dengan detil seperti Freud,
tetapi menuliskan periode spesifik dari keseluruhan proses perkembangan (Jung, 1930).
1) Kanak-kanak
Mulai terjadi perkembangan ego, anak mulai membedakan antara diri dengan orang lain
2) Pubertas ke dewasa muda
Remaja mulai beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan realitas. Fokus mulai keluar,
terhadap pendidikan, karir dan keluarga. Kesadaran dominan
3). Setengah baya
Periode transisi ketika fokus kepribadian bertukar dari eksternal ke internal dalam rangka
mencapai keseimbangan antara kesadaran dan ketidaksadaran
Alfred Adler
Konsep utama
1). Perasaan inferior : Sumber perjuangan manusia
Adler percaya bahwa perasaan inferior selalu ada dan menjadi tenaga pendorong bagi
perilaku manusia ” Menjadi manusia berarti merasakan dirinya inferior ”. Adler menyatakan
bahwa perasaan inferior adalah sumber dari perjuangan manusia. Pertumbuhan individu
terjadi sebagai hasil dari kompensasi, yaitu upaya untuk mengatasi inferioritas (dalam bentuk
bayangan ataupun nyata) dalam diri kita dimana proses kompensasi dimulai sejak masa bayi.
Bayi yang kecil dan tidak berdaya sepenuhnya tergantung kepada orang dewasa dan bai itu
mengetahui siapa orang tuanya.
a). Kompleks inferior
Ketidakmampuan untuk mengatasi perasaan inferior akan membawa bayi kepada situasi
yang disebut dengan kompleks inferioritas. Orang dengan perasaan inferior memiliki
kemiskinan opini tentang diri mereka sendiri, merasa tidak berdaya dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Adler menemukan kompleks ini pada anak-anak yang selalu
dibantu oleh orang dewasa, dia tidak pernah berusaha untuk meraih sendiri apa yang
diinginkannya. Sumber kemunculan kompleks inferioritas pada masa kanak-kanak terdiri
dari inferior organik, pemanjaan dan pengabaian.
 inferioritas organic
kecacatan bagian organ tubuh akan membentuk kepribadian melalui upaya tertentu
untuk mengkompensasi kecacatan atau kelemahan. Anak yang secara fisik lemah
akan berusaha untuk mengembangkan kemampuan atletik yang superior. Contohnya,
Theodore Roosevelt presiden Amerika ke 26 adalah anak yang sakit-sakitan menjadi
model bagi orang yang bugar secara fisik pada saat dewasanya. Upaya untuk
mengatasi kelemahan organ dapat menghasilkan keberhasilan dalam bidang seni, olah
raga dan sosial, tetapi kalau gagal maka akan jatuh pada kondisi kompleks
inferioritas.
 Pemanjaan anak juga dapat menyebabkan kompleks inferioritas. Anak yang dimanja
menjadi pusat perhatian dalam rumah. Setiap keinginan mereka harus dipenuhi dan
hanya sedikit yang menolak mereka. Dalam lingkungan seperti itu, anak secara
alamiah berkembang dalam pemikiran bahwa dirinya adalah orang yang sangat
penting dalam berbagai situasi dan orang lain selalu memberikan kesempatan kepada
dirinya. Anak mulai merasakan shock, pada pengalaman pertama di sekolah, mereka
tidak lagi menjadi pusat perhatian dan tidak mendapat perhatian. Anak manja hanya
memiliki sedikit perhatian sosial dan tidak sabar kepada orang lain. Mereka tidak
pernah belajar untuk menunggu apa yang mereka inginkan. Ketika dihadapkan
kepada keharusan untuk menunggu, anak manja menjadi percaya bahwa mereka pasti
punya kekurangan pribadi yang merintanginya; dengan demikian akan berkembang
menjadi kompleks inferior.
 Sementara untuk anak yang diabaikan, akan merasa menjadi anak yang ditolak, tidak
diinginkan akan berkembang menjadi inferior. Anak tersebut pada masa anak-
anaknya dicirikan sebagai anak yang kurang kasih sayang dan rasa aman, karena
orang tua yang kurang peduli atau bermusuhan. Dengan demikian anak akan
mengembangkan perasaan tidak percaya, seringkali marah dan tidak percaya kepada
orang lain.
b). Kompleks superioritas
anak yang melakukan overkompasasi akan berkembang sehingga menjadi kompleks
superioritas. Dia akan membesar-besarkan kemampuan dan presetasi yang dicapaianya.
Misalnya merasa sangat puas diri dan superior dan tidak ada keinginan lagi untuk
memperlihatkan superioritasnya dalam pencapaian tersebut, atau orang yang mungkin merasa
memiliki keinginan dan bekerja sehingga menjadi luar biasa berhasil. Kedua kasus tersebut
terjadi dalam kondisi dimana orang memiliki kompleks superioritas akan membual,
sombong, berpusat pada diri dan cenderung untuk menjelek-jelekan orang lain.
Ringkasan
Berdasarkan pembahasan mengenai konsep dasar kepribadian dapat disimpulkan bahwa;
1. Konsep-konsep utama yang dikembangkan dalam psikologi individual adalah perasaan
inferior, Kompleks inferior, Kompleks superioritas.
2. Perasaan inferioritas adalah sumber dari motivasi dan perjuangan, menurut Adler manusia
bekerja untuk sesuatu yang lebih.
3. Finalisme semu Isitilah isi merupakan pemikiran yang memiliki tujuan utama (ultime
goal), status akhir dari keberadaan dan keinginan untuk bergerak ke depan. Tujuan dari yang
kita perjuangkan bagaimanapun potensialnya tidak aktual. Dengan kata lain kita berjuang
menjadi ideal yang berada dalam subjektivitas.
4. Gaya hidup adalah cara untuk mencapai superioritas, untuk mencapainya dilakukan
melalui cara yang berbeda-beda dengan mengembangkan pola perilaku, kebiasaan dan
karaketiristik yang unik, oleh Adler hal ini disebut dengan gaya hidup. Diapun mengajukan 4
gaya hidup dasar yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas Tipe dominan, Tipe
menerima, Tipe menghindar, Tipe berguna secara sosial
5. Menurut Adler urutan kelahiran memberikan pengaruh sosial yang besar pada masa kanak-
kanak, dimana kita membuat gaya hidup. ada 4 situasi yang berkaitan dengan urutan
kelahiran, yaitu anak pertama, anak kedua, anak paling muda dan anak tunggal.
6. Adler mengembangkan konsep mengenai tipe psikologis yang didasarkankepada jenis
neurosis. Tipe psikologisini dapat dibedakan berdasarkan tingkatan keterlibatan energi yang
berbeda-beda: Pertama adalah tipe yang berkuasa. Kedua adalah tipe bersandar. Jenis ketiga
adalah menghindari enis yang berguna secara sosial.
7. Terapi Adlerian bertujuan untuk memulihkan perasaan pasien realitas, memeriksa dan
mengungkapkan kesalahan dalam tujuan dan gaya hidup, dan menumbuhkan minat sosial.

Perbedaan dan Kesamaan Teori Sigmund Freud, Alfred Adler, dan Carl Jung
1. Perspektif 
Perspektif yang digunakan Freud  adalah perspektif kausalitas. Adler  menggunakan
kombinasi  perspektif kausalitas  dan fictional final goal dengan penekanan sosialitas .
Jung sendiri  menggunakan perspektif yang merupakan kombinasi dari kausalitas dan
teleologis.
 Perspektif kausalitas adalah keyakinan  bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di  masa
kini memiliki asal usul dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Adler mengungkapkan
setiap orang memiliki fictional final goal atau tujuan final yang semu. Tujuan yang semu
artinya tujuan  tidak didasarkan pada kenyataan, namun  lebih menggambarkan pikiran
seseorang mengenai bagaimana seharusnya kenyataan itu. Tujuan itu tidak ada di masa
depan sebagai bagian daripada suatu rancangan teologis, melainkan ada secara subyektif
(dalam diri si subjek) . Perspektif teleologis adalah keyakinan bahwa peristiwa-peristiwa 
masa kini dimotivasikan oleh tujuan dan aspirasi ke depan yang mengarahkan tujuan
seseorang.

2. Aliran
1. Sigmund Freud mengembangkan sebuah teori Psikoanalisis yang merupakan teori
yang paling komprehensif di antara teori kepribadian yang lainnya.
2. Carl Gustav Jung mengembangkan teori Psikologi Analitik yang mengatakan
bahwa kepribadian adalah seluruh pemikiran perasaan dan perilaku nyata baik
yang disadari maupun yang tidak disadari. 
3. Alfred Adler mengembangkan teori Psikologi individual, memiliki teori  yang
memfokuskan pada psikologi sosial, komunitas, sekaligus psikologi dalam.
Menurut Adler, lingkungan sosial punya dampak psikologis yang sama dengan
alam pemikiran internal (pikiran individu itu sendiri).

3. Struktur Kepribadian
 Menurut Sigmund Freud, struktur kepribadian terbagi menjadi 3 yaitu : Id
(kepribadian yang muncul sejak lahir/bawaan lahir), Ego (berkembang atas dasar
Id, untuk mengikuti reality principle), dan Super ego (kepribadian yang
didasarkan oleh moral dan etika).
 Menurut Jung, struktur kepribadian terbagi menjadi 3 yaitu : 
o Kesadaran : Individu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan dunia
luar.
Terdapat 4 (empat) fungsi jiwa (intuisi, perasaan, pemikiran dan pendirian) serta
terdapat juga 2 (dua) sikap jiwa (ekstravers dan introvers).
o Ketidaksadaran Personal : Berasal dari pengalaman individu yang
disadari. Namun, pengalaman tersebut kemudian dilupakan dan diabaikan
olehnya.
o Ketidaksadaran Kolektif : Kepribadian yang diturunkan dari
genetika/keturunan dan secara tidak sadar terbawa. Contohnya : Individu yang
takut pada gelap.
 Menurut Adler, struktur kepribadian terbagi menjadi 2 yaitu : 
o Inferiority (perasaan rendah diri) : Setiap individu memiliki
kelemahan/kekurangan. Namun, mereka akan berusaha menutupinya dengan
perilaku lain sehingga terlihat kuat.
o Superiority (Kekuatan diri) : Individu yang memiliki sifat agresif untuk
mencapai sebuah kesuksesan. Superiority memiliki dorongan yang bersifat tanpa
batas dan universal serta berfungsi untuk meninggalkan rasa rendah diri.
4. Dinamika Kepribadian.
a. Menurut Sigmund Freud dinamika kepribadian dibagi menjadi 2, yaitu
Instinct/drive dan anxiety. 
1. Insting merupakan representasi neurologis dari kebutuhan fisik biologis. Insting
pun kembali dibagi menjadi 2 kategori, yaitu insting hidup biasa disebut sebagai
libido/eros dan death or aggressive instinct -insting mati atau yang biasa disebut
sebagai thanatos. Insting kehidupan mencakup diantaranya, kehidupan individual
yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan pangannya seperti makan
minum dan juga kehidupan spesies yang mendorong tiap individu akan kebutuhan
seksnya. Sementara itu, insting kematian lebih menonjolkan pada motivasi
pencapaian setelah mati. Insting ini kadang disebut sebagai insting merusak
karena dorongan sifat agresif yang bila tak terpuaskan akan menekan alam bawah
sadar dan jadi kompleks-kompleks yang terdesak. Pemuasan insting ini melalui
mekanisme pertahanan diri.
2. Anxiety atau kecemasan adalah hasil dari insting-insting bawah sadar yang tidak
terpuaskan atau bahkan berlebihan. Kecemasan dibagi jadi 3 jenis yakni,
kecemasan realistik yang pada kehidupan sehari-hari disebut sebagai rasa takut,
lalu ada kecemasan moral yang asalnya dari ancaman dunia sosial superego
biasanya disebut sebagai rasa malu, rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi,
dan yang terakhir kecemasan neurotik yang akan muncul karena mendapat
ransangan-ransangan dari id, sebagai contoh gugup, ketidakmampuan untuk
mengendalikan diri, perilaku, akal, bahkan pikiran.
b. Dinamika kepribadian menurut Carl Jung struktur psyche tidak statis, melainkan
dinamis yang berlangsung terus-menerus. Dinamika psyche dibagi menjadi 2,
yakni energi psikis atau yang biasa disebut sebagai libido dan prinsip ekuivalensi.
1. Energi psikis adalah manifestasi energi kehidupan, yakni energi sebagai sistem
biologis. Tercipta sama seperti semua energi vital lainnya, yakni dari proses
metabolik tubuh lalu terungkap secara konkret dalam bentuk daya aktual atau
potensial. Sebagai contoh daya aktual adalah keinginan, kemauan, perasaan,
perjuangan, dan perhatian. Sementara contoh untuk daya potensial adalah
disposisi, kecenderungan, kehendak hati, bakat, dan sikap. Jumlah energi psikis
yang berada dalam unsur kepribadian disebut nilai.
2. Prinsip Ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan untuk
menghasilkan kondisi tertentu jumlah yang dikeluarkan akan muncul di tempat
lainnya dalam sistem. Selain itu, prinsip ini juga menyatakan bahwa bila suatu
nilai melemah  atau bahkan menghilang maka jumlah energi akan muncul
kembali dalam suatu nilai baru.
c. Alfred Adler berpendapat bahwa dinamika kepribadian dibagi menjadi 5, yaitu
striving for superiority, fictional final goals, the style of life, social interest, and
creative self.
1. Striving for superiority atau perfection merupakan usaha untuk secara terus
menerus menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan tujuan yang ingin dicapai.
Adler menggambarkan hal ini sebagai dasar fundamental dari kehidupan dan
bukan usaha untuk jadi lebih baik dari orang lain atau bahkan menguasai.
Menurut Adler individu berjuang untuk menjadi superior sebagai usaha
melengkapi diri atau membuat diri merasa utuh.
2. Fictional final goals digambarkan sebagai konsep ketuhanan. Misalnya, jika
seseorang percaya bahwa dengan berbuat baik akan membawanya ke surga
otomatis ia pasti akan melakukannya.
3. The style of life atau gaya hidup merupakan interaksi sosial yang terjadi pada
tahun-tahun awal kehidupan. Adler menyatakan bahwa gaya hidup mulai
terbentuk sejak umur 4 atau 5 tahun dan setelahnya jadi sangat sulit untuk
dirubah. Gaya hidup jadi patokan penentu dari sikap individu kedepannya.
4. Social interest merupakan potensial individu yang ada sejak lahir untuk
bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi maupun sosial.
5. Creative self adalah control terhadap hidupnya sendiri dan menciptakan gaya
hidupnya sendiri. Kekuatan kreativitas yang mendorong individu menciptakan
diri, karakter, serta kepribadiannya.

5. Perkembangan Kepribadian
a. Menurut Sigmund Freud, kepribadian individu terbentuk atas seluruh pengalaman
di masa kecil dan aktivitas seksual (libido) dari sejak lahir. Freud percaya bahwa
pengalaman di masa lalu sangat mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu
di masa yang akan datang. Pengalaman-pengalaman tersebut terpatri di dalam
ingatan individu dan meninggalkan bekas dalam bentuk sikap, sifat, dan nilai
khas. Apabila pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang menyenangkan,
maka akan menimbulkan perasaan bahagia pada individu tersebut. Namun apabila
pengalaman masa kecil itu penuh trauma, maka akan menyebabkan
ketidakberdayaan dan berakibat pada kepribadian individu yang bersangkutan.
Selain berbagai macam pengalaman individu, aktivitas seksual (libido) yang
sudah ada sejak lahir pun memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian.
Aktivitas ini membentuk beberapa rangkaian yang terkenal dengan sebutan
Psikoseksual. Menurut Freud, di setiap tahapan usia perkembangan, individu
memiliki kenikmatannya sendiri atas rangsangan yang terjadi di tubuhnya.
Kenikmatan ini apabila terlampiaskan dengan baik sesuai dengan tahapan
usianya, akan membentuk kepribadian yang baik pada diri individu, terlebih lagi
rangkaian ini memiliki fase-fase yang saling berkaitan. Fase-fase psikoseksual
yang dialami oleh individu dijabarkan seperti di bawah ini.
- Fase Oral
Fase ini merupakan fase di masa awal kehidupan. Organ yang memberikan
kenikmatan adalah bagian mulut. Pada bayi, mulut berperan dalam pemuasan
kebutuhan dasar, yakni makanan. Bayi memperoleh kepuasan dengan cara
menghisap. Fase oral ini akan membuat bayi terbentuk rasa ketergantungannya
pada orang lain yang ia percaya. Apabila fase ini gagal maka akan menyebabkan
individu menjadi tidak matang dan suka menuntut.

- Fase Anal
Fase yang terjadi pada tahun kedua hingga ketiga individu. Dari organ mulut,
pemenuhan kepuasan terjadi di area dubur. Fase ini adalah fase yang tepat apabila
orang tua melakukan toilet training. Apabila tidak terpenuhi, maka individu akan
memiliki kepribadian yang kompulsif.

- Fase Falik
Fase yang terjadi di tahun keempat dan kelima. Fase ini membuat individu
memiliki minat pada alat kelaminnya sendiri. Pada fase ini seorang individu akan
mengalami Oedipus complex (pada laki-laki) dan Electra complex (pada
perempuan) yang menandakan bahwa adanya ketertarikan pada lawan jenis.
Ketidakmampuan dalam pemenuhan kepuasan akan berpotensi menyebabkan
individu mengalami homoseksual di masa yang akan datang.

- Fase Genital
Fase saat individu mengalami awal masa pubertas. Perubahan biologis dan fisik
yang dialami individu pada fase ini akan menyebabkan individu mulai mengalami
banyak perubahan. Fase ini akan membuat naluri seksual menjadi lebih matang.
Pada fase ini diharapkan individu mampu untuk mengembangkan relasi
seksualnya, namun harus tetap disertai dengan tanggung jawab yang besar.
b. Menurut Carl Gustav Jung, perkembangan kepribadian memiliki tujuan untuk
mengaktualisasi diri. Individu memiliki tujuan untuk maju dan meningkatkan
kualitas hidupnya untuk berkembang dari kehidupan yang lebih sempurna.
Individu memiliki kesadaran untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi segala
tuntutan dan kebutuhan. Namun menurut Jung perkembangan kepribadian dapat
bergerak maju dan mundur pula. Pergerakan mundur ini tidak selalu negatif,
asalkan dalam perkembangannya dapat menemukan strategi untuk mengatasinya.
Berbeda dengan Freud yang berkata bahwa kepribadian terbentuk karena
pengalaman masa lampau dan libido.

b. Menurut Alfred Adler, perkembangan kepribadian berkaitan dengan gaya hidup


individu. Gaya hidup ini diperluas dengan creative power individu. Gaya hidup
ini diperluas dengan creative power individu tersebut. Adler berpendapat bahwa
dalam diri individu terdapat dorongan yakni harapan-harapan masa depan (seperti
cita-cita) dibandingkan masa lalunya. Hal ini bertentangan dengan pendapat Freud
yang meyakini bahwa kepribadian terbentuk dari masa lampau. Berbeda pula
dengan Jung yang berfokus pada aktualisasi diri.
6. Kesadaran atau Ketidaksadaran (Conscious / Unconscious)
a. Menurut Sigmund Freud, perilaku kepribadian dipengaruhi oleh ketidaksadaran.
Hal ini terlihat pada peran penting ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan
agresi dalam memunculkan suatu perilaku manusia.
b. Menurut Carl Gustav Jung, perilaku kepribadian dipengaruhi oleh keseimbangan
antara kesadaran dan ketidaksadaran. 
Personal Unconscious (Ketidaksadaran pribadi)
Contohnya : ingatan yang tidak disetujui oleh ego untuk muncul kesadaran, tetapi
tidak hilang dan tersimpan dalam ketidaksadaran pribadi. Sehingga
ketidaksadaran pribadi berisi hal yang ingin dilupakan dan gagal menimbulkan
kesan sadar. Maka dari itu, ingatan yang tadi tersimpan dapat sewaktu-waktu
mudah untuk muncul di area kesadaran.
Collective Unconscious (Tak sadar kolektif)
adalah kumpulan ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur. Ingatan yang
diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang
lintas generasi. Diatas tak sadar kolektif ada ego,tak sadar pribadi dan
pengalaman individu.
c. Alfred Adler alam sadar dan tidak sadar bekerja dalam harmoni, sedangkan
Freud menganggap kesadaran dan ketidaksadaran manusia terpisah. Adler
meyakini bahwa alam sadar adalah sesuatu yang disadari oleh orang tersebut,
sementara alam tidak sadar adalah sesuatu yang belum disadari. Alder
memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian bukan ketidaksadaran.

Kesamaan Psokoalanisa Freud, Jung dan Adler


1). Pada struktur kepribadian terdapat kesamaan yaitu : Sama-sama memercayai adanya
pengaruh dari kesadaran dan ketidaksadaran
2). Pada pengembangan kepribadian terdapat kesamaan yaitu : Berpendapat bahwa beberapa
tahun awal kehidupan sangat menentukan kepribadian.
3). Pada alian sama – sama psikoanalisa - neo psikoanalisa
Neo- Freudian
Horney
Konsep utama
1). Masa Kanak-kanak memerlukan rasa aman
Dalam pemikiran Horney masa kanak-kanak didominasi oleh kebutuhan rasa aman (safety need), artinya
anak sangat membutuhkan perlindungan dan kebebasan dari rasa takut (Horney, 1937). Perasaan aman
atau sebaliknya perasaan takut akan kehilangan yang dialami pada saat bayi akan menentukan
kenorrmalan perkembangan kepribadian. Perasaan aman yang dimiliki anak sepenuhnya tergantung
kepada cara orang tua memperlakukannya. Penyebab tidak munculnya rasa aman karena orang tua kurang
hangat dan kurang menunjukkan kasih sayang terhadap anak-anaknya.

2). Kecemasan Dasar: Pondasi dari neurosis Kecemasan dasar menurut Horney adalah peningkatan
seluruh perasaan kesepian dan tidak berdaya dalam dunia permusuhan yang disembunyikan (Horney,
1937:89). Kecemasan menjadi dasar dari perkembangan neurosis. Kondisi ini berlaku sama pada setiap
orang misalnya kita merasa ”kecil” tidak bermakna, tidak berdaya, ditinggalkan, terancam dalam dunia
yang penuh kekerasan, penipuan, serangan, penghinaan, penghianatan (Horney, 1937:92). Cara kita
melindungi diri dari kecemasan dasar adalah melalui 4 cara :

a. Meminta cinta dan kasih

Dengan meminta kasih sayang dan cinta dari orang lain, seolah-olah orang berkata ” Jika kamu
mencintai ku, kamu tidak akan menyakitiku”. Beberapa cara yang dilakuan untuk mendapatkan kasih
sayang, antara lain mencoba mengerjakan apasaja yang disukai orang lain, mencoba untuk menyuap,
atau mengancam untuk memberi kasih sayang yang diinginkan.

b. Menjadi penurut

Menjadi penurut berarti melindungi diri, dengan cara mematuhi keinginan seseorang atau mungkin
setiap orang dalam lingkungan sosial. Orang yang penurut menghindari apapun yang menyebabkan
orang membencinya. Mereka takut dikritik atau mendapatkan serangan.

c. Meraih kekuasaan

Dengan memiliki kekuasaan terhadap orang lain. seseorang akan mengkompensasi ketidakberdayaan
dan meraih keamanan melalui kekuasaan atau perasaan superior. Misalnya orang yang percaya bahwa
jika mereka memiliki kekuasaan, tidak ada seorangpun yang akan menyakitinya.

d. Menarik diri.
menarik diri dari orang lain, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis. Jenis orang yang
berjuang untuk tidak tergantung kepada orang lain, tidak menyandarkan diri kepada siapapun untuk
memenuhi kepuasan internal dan eksternalnya. Misalnya, jika seseorang mengumpulkan sebanyak
mungkin harta benda dalam rumah, kemudian dia merasa bahwa semua benda tersebut dapat
memuaskan kebutuhan eksternalnya, Padahal yang mungkin terjadi adalah orang tersebut akan sangat
dibebani oleh kecemasan dasar berupa keinginan untuk menikmati barang-barang miliknya. Dia harus
melindungi barang-barang tersebut dengan hati-hati, karena akan melindungi dirinya dari serangan
cemas. Orang yang menarik diri akan mencapai kemandirian dengan kebutuhan internal ataupun
psikologisnya, caranya adalah dengan menjadi orang yang menjauhkan diri dari orang lain, tidak terlalu
memerlulan orang lain untuk memenuhi kepuasan emosional. Proses ini dilakukan dengan cara
menumpulkan, atau meminimalisasi kebutuhan emosional dari orang lain dengan meninggalkan
kebutuhan tersebut. Orang yang menarik diri akan melindungi diri dari sakit hati yang disebabkan orang
lain.

RINGKASAN

Berdasarkan pembahasan mengenai konsep dasar kepribadian dapat disimpulkan bahwa;

5. Gambaran Horney mengenai manusia lebih optimis dibandingkan dengan Freud. Menurut Horney
setiap orang itu unik dan memiliki potensi untuk merealisasikan diri, dan hal ini menjadi tujuan utama
dalam hidup. Apabila terjadi perilaku neurotik, maka hal tersebut terjadi karena dorongan sosial pada
maka kanak-kanak.

6. Hubungan sosial antara orang tua – anak menjadi faktor kunci, sehingga tidak ada tahapan
perkembangan yang universal ataupun konflik yang tidak dapat dihindarkan.

7. Menurut Horney masa kanak-kanak didominasi oleh kebutuhan rasa aman (safety need), artinya anak
sangat membutuhkan perlindungan dan kebebasan dari rasa takut. Perasaan aman atau sebaliknya
perasaan takut akan kehilangan yang dialami pada saat bayi akan menentukan kenormalan
perkembangan kepribadian.

8. Kecemasan dasar menurut Horney adalah peningkatan seluruh perasaan kesepian dan tidak berdaya
dalam dunia permusuhan yang disembunyikan. Kecemasan menjadi dasar dari perkembangan neurosis.
kenormalan dan neurotik didasarkan kepada realitas.

Horney mengkritik Freud mengenai iri penis (penis envy) dan mengembangkan konsep mengenai iri
rahim (womb envy). Di mana laki-laki memiliki sedikit peran dalam penciptaan kehidupan baru,
karenanya mereka harus mensublimasi iri rahim dan mengkompensasi nya dengan mencari prestasi
dalam pekerjaannya.

Erikson

Perbedaan teori neo- fereudian (Erikson, fromm, Sullivan dan Horney)


Berdasarkan dinamika kepribadian
Erikson : psikososial
Sullivan: interpersonal relation
Horney : Basic Anxiety
Fromm: social character

Daftar Pustaka

Akfiningrum. (2013). Perwatakan Tokoh Utama Jonathan Noel dalam Roman Die Taube Karya
Patrick Süskind: Analisis Psikologi Kepribadian Jung. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Feist, Jess and Gregory J. Feist. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Koswara. (1986). Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco

Lestari, T. B. (2006).  Perkembangan Kepribadian Orang yang Mengalami Kecenderungan


Gangguan Obsesif Kompulsif dalam Perspektif Teori Psikologi Individual Alfred Adler.
Surabaya: Universitas Airlangga

Supriyadi,dkk. (2017). Bahan Ajar: Teori Dasar Psikologi Kepribadian I.Denpasar:Universitas


Udayana

Suryabrata. (1982). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Maulana, R. (2016). Biografi Alfred Adler. Diakses pada 8 April 2021 melalui    
https://psikologihore.com/biografi-alfred-adler/#biografi

Alwisol, (2016). Psikologi Kepribadian. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.


Jerry M. Burger, Eighth Edition. Personality . Santa Clara University
Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam
Konseling . Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai