Dalam suart yang dikirim untuk kaum sosialis Denmark, pada 1889,
Engels menekankan bahwa "Proletariat tidak dapat merrebut
kekuasaan politik yang merupakan satu-satunya pintu menuju
masyarakat baru tanpa revolusi dengan kekerasan. Dan sebagaimana
telah Marx dan saya serukan sejak 1847, maka agar proletariat cukup
kuat untuk memenangkan pertempuran pada hari yang menentukan,
ia harus membentuk sebuah partai yang terpisah yang berbeda
dengan yang lainnya dan beroposisi kepada mereka, yaitu sebuah
partai yang berdasarkan/berkesadaran klas".
AD/ART yang baru juga dirancang partisipasi langsung dari Engels dan
Wolff. Rancangan ini juga diedarkan kecabang-cabang lokal untuk di
jadikan bahan diskusi sebelum disahkan pada konggres berikutnya.
Sesuai dengan kesepakatan yang di capai oleh Marx dan Moll, Liga
Komunis menghapuskan semua praktek persekongkolan (konspiratif),
seperti ritual -ritual pengangkatan anggota baru yang berbau mistis,
janji kesetiaan, penyusunan kwajiban anggi\ota yang njlimet dan
pemusatan pengambilan keputusan yang berlebihan oleh badan-badan
kepemimpinan yang telah diangkat melalui konggres.
Para calon anggota yang sudah setuju dengan AD/ART dapat dilantik
dengan persetujuan komunitas lokalnya masing-masing. AD/ART juga
memungkinkan pemecatan anggota yang melanggar syarat-syarat
keanggotaan, dimana anggota yang dipecat hanya bisa diangkat
kembali atas persetujuan pimpinan sentral berdasar proposal yang
diajukan oleh lingkaran.
Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui dari AD/ART Liga Komunis,
gagasan penggabungan demokrasi, yang merupakan kekuasaan
mayoritas, dengan kepemimpinan yang tersentralisir sebagai prinsip
dasar organisasi klas pekerja sebenarnya telah dianjurkan oleh kaum
Marxis jauh sebelum istilah "Sentralisme Demokratik" dipakai oleh
kaum Bolshevik. Sebenarnya, sebagaimana ditunjukan oleh Paul Le
Blanc dalam karyanya "Lenin dan Partai Revolusioner" (1990), istilah
tersebut pertama-tama justru dipakai oleh kaum Menshevik dalam
resolusi tentang organisasi PBSDR pada bulan November 1905. Dalam
resolusinya Menshevik mengatakan :