Anda di halaman 1dari 16

DOUG LORIMER

MARX DAN ENGELS


TENTANG PARTAI
PROLETARIAT
*
Marx dan Engels bukanlah orang-orang yang pertama kali
mengembangkan dan mengajukan visi tentang masyarakat tanpa klas.
Sebagaimana yang telah diakui oleh keduanya, para pemikir sebelum
mereka mengembangkan "pada abad ke 16 dan 17, pada abad 18,
teori-teori komunistik yang aktual ... dimana yang harus dihapuskan
bukan sekedar keistimewaan-keistimewaan (privileges) klas, namun
perbedaan klas itu sendiri". Pencapaian besar yang diraih oleh Marx
dan Engels adalah berhasil melihat proses sejarah yang sesungguhnya,
yang memungkinkan sosialisme menjadi kenyataan. Itulah sebabnya
mereka menciptakan sosialisme ilmiah. Engels menekankan dalam
karyanya Sosialisme: Utopia dan Ilmiah, bahwa "Untuk memberikan
landasan ilmiah bagi Sosialisme, pertama-tama dia harus diletakkan
diatas basis atau landasan yang nyata".

Yang dimaksudkan dengan "landasan yang nyata" ini adalah, sebuah


konsepsi sejarah yang materialistis. Konsepsi ini menunjukkan bahwa
Sosialisme tidak akan pernah terwujud melalui himbauan moral
kepada seluruh umat manusia untuk menuju terbentuknya masyarakat
tanpa klas, akan tetapi ia hanya akan terwujud melalui pengambil
alihan kekuasaan politik oleh sebuah klas, yaitu proletariat. Inilah
kesimpulan pokok yang tertuang dalam karya pertama mereka prinsip
materialisme historis -- The German Ideology--. Dalam buku yang
ditulis antara bulan November 1845 dan April 1846 (yang tak pernah
diterbitkan selama Marx dan Engels masih hidup) para penulisnya
menunjukkan bahwa yang menjadi basis material terjadinya satu
perubahan dari satu sistem sosial ke sistem sosial lainnya adalah
kontradiksi antara kekuatan-kekuatan produktif dengan bentuk
pemilikan yang sudah usang terhadap kekuatan-kekuatan produktif.
Buku ini menunjukkan bahwa kontradiksi yang bersifat obyektif ini
merupakan akar dari perjuangan klas antara kau proletar upahan dan
kaum kapitalis yang menghisap mereka. Perjuangan klas ini hanya bisa
dilancarkan oleh proletariat melalui sebuah revolusi komunis.

Sebelumnya pada karya Theeses on Feurbach yang ditulis pada 1845


Marx telah merumuskan gagasan melalui praksis Revolusioner, umat
manusia bukan hanya mengubah kondisi materialnya tetapi juga
mengubah diri mereka sendiri. Dalam The German Ideology Marx dan
Engels mengatakan bahwa tatanan sosial yang baru hanya dapat
diwujudkan melalui sebuah revolusi sosial. Mereka menulis bahwa
revolusi dibutuhkan, " bukan hanya klas yang berkuasa tak bisa
digulingkan dengan cara lain, tapi juga disebabkan klas yang
menggulingkannya hanya bisa mensucikan dirinya melalui sebuah
revolusi, dimana mereka akan bisa membersihkan diri dari seluruh
kotoran yang telah melekat berabad-abad, dan dengan demikian
mereka siap untuk mendirikan masyarakat baru".

Dalam The german Ideology diterangkan bahwa tahap pertama


revolusi komunis adalah pengambilan kekuasaan politik oleh
proletariat. Secara lebih jelas dilukiskan bahwa " setiap klas yang ingin
menegakkan dominasinya atau juga pada saat kaum proletariat sudah
mendominasi dan hendak menhapuskan masyarakat lama secara
keseluruhan segala bentuk dominasi pada umumnya, sebelum
semuanya itu di capai maka yang pertama-tama harus dilakukan
adalah merebut kekuasaan politik".

Dalam buku tersebut tak dirumuskan lebih jauh mengenai tugas-tugas


nyata kaum sosialis untuk mewujudkannya. Akan tetapi pada tahun
1889, Lenin kemudian merumuskan tugas kaum sosialis adalah: "
bukan rencana untuk memperbaharui masyarakat, bukan untuk
menceramahi kaum kapitalis dan antek-anteknya agar mereka
memperbaiki nasib kaum buruh dan bukan juga untuk menyusun
persekongkolan-persekongkolan, akan tetapi ia harus mengorganisir
perjuangan klas proletariat dan memimpin perjuangan ini, dimana
yang menjadi tujuan utamanya adalah perebutan kekuasaan politik
oleh proletariat dan mengorganisir masyarakat sosialis".

Dalam suart yang dikirim untuk kaum sosialis Denmark, pada 1889,
Engels menekankan bahwa "Proletariat tidak dapat merrebut
kekuasaan politik yang merupakan satu-satunya pintu menuju
masyarakat baru tanpa revolusi dengan kekerasan. Dan sebagaimana
telah Marx dan saya serukan sejak 1847, maka agar proletariat cukup
kuat untuk memenangkan pertempuran pada hari yang menentukan,
ia harus membentuk sebuah partai yang terpisah yang berbeda
dengan yang lainnya dan beroposisi kepada mereka, yaitu sebuah
partai yang berdasarkan/berkesadaran klas".

PEMBENTUKAN LIGA KOMUNIS

Setelah pada 1844-1845 mereka berdua menyepakati prinsip-prinsip


dasar sosialisme ilmiah dan setelah mereka menguraikannya secara
lebih rinci melalui pengerjaan bersama The German Ideology pada
tahun 1845-1846, maka pada awal 1846 Marx dan Engels berupaya
untuk --sebagaimana dikatakan oleh engels dikemudian hari--
"menghimpun seluruh kaum proletar diseluruh Eropa dan yang
menjadi target pertama adalah Jerman".

Pada awal 1846, mereka mendirikan komite korespondensi komunis


Brussels, yang bertujuan untuk menjalin kontak surat menyurat
dengan para pimpinan klas buruh radikal dan kaum sosialis seluruh
Eropa barat untuk memudahkan penyebaran gagasan-gagasan
sosialisme ilmiah dikalangan mereka.Keanggotaan komite terdiri dari
sejumlah kecil kaum imigran Jerman, yang mencakup seorang guru
Breslav, yaitu Wilhem Holf dan seorang mantan perwira artileri Prusia,
Joseph Weydemeyer.

Marx dan Engels juga berupaya mendirikan komite-komite serupa


diberbagai tempat, terutama sekali di Jerman. Melalui bantuan wolf
mereka menjalin kontak dengan sekelompok intelektual yang
dipengaruhi oleh gagasan-gagasan komunisme di Silesia, sementara
Weydemeyer berusaha mendirikan komite-komite korespondensi
komunis di Westphalis dan propinsi Rhine.

Ketika menyusun piagam piagam taktik bagi kaum komunis di Jerman,


Marx dan Engels menyerukan agar mereka mendukung tuntutan-
tuntutan kaum borjuis bagu ditegakkannya sebuah konstitusi
demokratik, seperti kebebasan pers, kebebasan untuk berkumpul, dll,
Karena jika tuntutan-tuntutan itu dapat tercapai "akan datang era baru
yang memudahkan dilancarkannya propaganda komunis". Sebagai
konsekwensinya, kaum komunis harus terlibat aktif dalam aksi-aksi
massa menentang kekuasaan rejim-rejim feodal absolut di Jerman dan
menyokong kemenangan revolusi-revolusi demokratik-borjuis disana.
Dengan demikian kaum komunis dapat menciptakan kondisi-kondisi
yang lebih menguntungkan bagi perjuangan proletariat menentang
borjuasi. Taktik seperti ini kemudian diterapkann oleh Marx dan Engels
serta kawan-kawan mereka selama periode Revolusi 1848 di Jerman.

Diantara pihak-pihak yang mendapatkan terbitan litograf dan pamflet-


pamflet yang diterbitkan dari Brussels adalah para pemimpin liga
keadilan, yaitu sebuah perkumpulan rahasia para imigran Jerman yang
sebagian besar terdiri dari tukang jahit , yang didirikan pada tahun
1836.

Beberapa tahun sebelumnya, baik Marx maupun Engels telah bertemu


dengan beberapa pimpinan liga tersebut di Paris dan London, dan
keduanya diajak bergabung dengan dengan organisasi mereka. Akan
tetapi, pada saat itu liga tersebut sangat dipengaruhi oleh gagasan-
gagasan borjuis kecil yang reaksioner dan romantik, yaitu mewujudkan
masyarakat tanpa klas dengan cepat melalui pelaksanaan distribusi
barang-barang konsumsi secara sama rata oleh sebuah pemerintahan
revolusioner. Akan tetapi pemerintahan revolusioner versi mereka
didirikan tidak melalui pengambilan kekuasaan politik oleh sebuah
gerakan massa buruh revolusioner, melainkan --sebagaimana gagasan
seorang komunis yutopia dari Perancis, August Blanqui-- melalui
kudeta yang dilakukan oleh persekongkolan revolusioner yang bersifat
rahasia dan padu. Karena Marx dan Engels tidak setuju dengan ntujuan
dan cara yang dipakai oleh Liga, yang bertentangan dengan sosialisme
proletariat, maka keduanya menolak bergabung dengan organisasi
tersebut.

Akan tetapi menjelang akhir tahun 1846, terjadi perubahan ideologis


dikalangan para pemimpin liga. Mereka mulai tidak mulai tidak puas
dengan gagasan sosialis Utopia, karena gagasan-gagasan tersebut
gagal menjawab persoalan-persoalan praktis gerakan klas pekerja
yang mereka temui dilapangan. Pada saat bersamaan, mereka mulai
melihat bahwa ide-ide sosialisme ilmiah yang dipropagandakan dari
Brussels oleh Marx dan Engels dapat membawa gerakan klas pekerja
ke jalan yang benar.

Pada bulan November 1846 Komite eksekutif Liga --yang diantara


anggotanya terdapat seorang pembuat sepatu Heinrich Bauer,
pembuat jam tangan Joseph Moll dan Karl Schapper-- menyerukan
diadakannya sebuah konggres komunis internasional di London pada
bulan Mei 1847. Pada bulan Januari 1847 Moll diutus secara resmi
untuk menemui Marx dan Engels di Paris dan untuk mengatur rencana
agar kedua orang itu dapat bergabung dengan liga dan berpartisipasi
dalam menyiapkan dokumen-dokumen konggres. Keduanya dijanjikan
akan diberikan keleluasaan untuk menyampaikan gagasan-gagasan
mereka. Dengan kondisi semacam ini, Marx dan engels yang sedang
mencari kesempatan untuk bekerja pada sebuah organisasi yang lebih
besar dan kuat memutuskan untuk bergabung. "Yang tergabung
didalamnya berkisar ratusan orang", demikian tulis Engels dalam
suratnya kepada Marx pada bulan Desember 1846.

Pada bulan februari 1847 komite eksekutif liga mengeluarkan seruan


kedua, yang kemudian mempengaruhi diskusi Moll dengan Marx dan
Engels. Seruan tersebut menjadikan gerakan Cartist di Inggris sebagai
contoh bagi kaum Komunis, walaupun tetap disertai catatan yang
berbunyi: " dengan sangat menyesal harus kami katakan bahwa
gerakan tersebut belum berbentuk sebuah partai". Komite eksekutif
kemudian memundurkan penyelenggaraan konggres yang semula
direncanakan pada pada bulan Mei menjadi bulan Juni untuk
memberikan lebih banyak waktu bagi persiapannya. Agenda yang
akan dibahas didalam konggres meliputi organisasi liga secara
menyeluruh, penyusunan AD/ART baru, penyusunan program dan
penerbitan berkala.

AD/ART DAN STRUKTUR LIGA KOMUNIS

Akhirnya konggres terlaksana dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 7


Juni 1847. Marx tidak bisa mengikuti konggres karena tidak punya
biaya untuk datang. Engels yang telah menjadi anggota organisasi
hadir sebagai utusan peserta dari cabang Paris, sementara Wolff
datang sebagai utusan cabang Brussels.

Apapun tujuannya, konggres adalah sebuah mekanisme konstitusional


dan ia telah melahirkan sebuah organisasi yang benar-benar baru,
dengan prinsip-prinsip ideologi dan struktur yang baru serta nama
yang baru pula, Bund der Komunisten atau Liga Komunis. Organisasi
kemudian mensahkan sebuah program, yang nantinya akan
disempurnakan dalam konggres berikutnya, berupa rancangan garis
besar yang di susun oleh Engels dalam bentuk katekismus
revolusioner, sebuah bentuk yang populer dikalangan perkumpulan
kaum buruh. Katekismus tersebut kemudian diputuskan akan
diedarkan ke cabang-cabang sebagai bahan diskusi

AD/ART yang baru juga dirancang partisipasi langsung dari Engels dan
Wolff. Rancangan ini juga diedarkan kecabang-cabang lokal untuk di
jadikan bahan diskusi sebelum disahkan pada konggres berikutnya.
Sesuai dengan kesepakatan yang di capai oleh Marx dan Moll, Liga
Komunis menghapuskan semua praktek persekongkolan (konspiratif),
seperti ritual -ritual pengangkatan anggota baru yang berbau mistis,
janji kesetiaan, penyusunan kwajiban anggi\ota yang njlimet dan
pemusatan pengambilan keputusan yang berlebihan oleh badan-badan
kepemimpinan yang telah diangkat melalui konggres.

Dalam AD/ART yang baru disebutkan bahwa badan pengambilan


keputusan tertinggi di Liga adalah konggres, yang terdiri dari delegasi-
delegasi yang yang dipilih oleh organisasi-organisasi lokal. Sebuah
pasal yang tercantum dalam rancangan AD/ART sebagaimana
diusulkan oleh Marx, memberi hak kepada organisasi-organisasi lokal
untuk menerima atau menolak keputusan konggres. Organ Liga yang
berkuasa diantara dua konggres adalah pimpinan sentral, yaitu sebuah
komite yang sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang anggota yang
dipilih oleh lingkaran-lingkaran atau distrik. Para anggota pimpinan
sentral ditempatkan selama masa konggres tanpa hak untuk
mengambil keputusan.
Unit organisasi yang paling dasar adalah "komunitas", dimana jumlah
anggotanya paling sedikit tiga orang dan paling banyak duapuluh
orang. Masing-masing komunitas harus memilih dua pengurus yang
terdiri dari seorang ketua yang memimpin pertemuan-peertemuan
komunitas dan seorang wakil ketua yang bertanggung jawab atas
pendanaan komunitas. Dua atau lebih komunitas yang sudah ada
kemudian mengkompakan dirinya kedalam sebuah "lingkaran". Organ
eksekutif lingkaran terdiri dari pengurus-pengurus terpilihyang berasal
dari seluruh komunitas yang tergabung didalamnya. Organ eksekutif
ini dipimpin oleh presiden yang terpilih. Berbagai lingkaran yang ada di
sebuah negeri ataupun propinsi kemudian tunduk pada "lingkaran
tertinggi", yang keanggotaanya dipilih melalui konggres dan
bertanggung jawab kepada pimpinan sentral.

Komunitas-komunitas, pimpinan-pimpinan lingkaran dan pimpinan


sentral harus bertemu setidaknya satukali dalam dua minggu. Para
anggota pimpinan lingkaran dan pimpinan sentral dipilih satu tahun
sekali dan dan dapat dipilih kembali atau dijatuhkan oleh para pemilih
kapan saja. Pimpinan sentral berhak menentukan tema-tema diskusi
untuk dibahas oleh seluruh anggota Liga.

Para calon anggota yang sudah setuju dengan AD/ART dapat dilantik
dengan persetujuan komunitas lokalnya masing-masing. AD/ART juga
memungkinkan pemecatan anggota yang melanggar syarat-syarat
keanggotaan, dimana anggota yang dipecat hanya bisa diangkat
kembali atas persetujuan pimpinan sentral berdasar proposal yang
diajukan oleh lingkaran.

Para anggota liga harus mengakui prinsip-prinsip liga, menerapkan


"cara hidup dan menjalankan aktivitas" yang mendukung tujuan liga,
tidak terlibat dalam organisasi politik lain, mereka harus segera
menginformasikannya kepada pimpinan liga yang langsung ada
diatasnya. Sementara itu, sesuai dengan usulan Marx, segala kwajiban
lainnya lebih baik dicantumkan dalam AD/ART selanjutnya sesuai
dengan kebutuhan, ketimbang merancang AD/ART yang sektarian
yang melarang para anggota liga untuk bergabung dengan
perkumpulan-perkumpulan politik lainnya.

Marx dan Engels mengomentari bahwa ‘ Konstitusi demokratis ini yang


tidak memungkinkan adanya kelompok rahasia yang konspiratif,
sangatlah cocok dengan tugas-tugas yang harus dijalankan oleh
organisasi propaganda".

FUSI DEMOKRASI DAN SENTRALISME


Jika kita begitu akrab dengan AD/ART Liga Komunis setelah 150 tahun
dibuat, hal itu karena AD/ART tersebut menyediakan elemen-elemen
dasr bagi apa yang sekarang kita sebut sentralisme demokratik. Yaitu
sebuah prinsip yang yang memungkinkan kontrol anggota yang ketat
terhadap institusi-institusi kepemimpinan sejalan dengan prinsip sub
ordinasi badan-badan yang lebih rendah terhadap badan-badan yang
lebih tinggi. Baik istilah maupun prinsip sentralisme demokratik selama
ini ditafsirkan secara salah sebagai penemuan oleh faksi Bolshevik
pimpinan Lenin yang ada ditubuh Partai buruh Sosial Demokrat Rusia,
pada awal abad ini.

Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui dari AD/ART Liga Komunis,
gagasan penggabungan demokrasi, yang merupakan kekuasaan
mayoritas, dengan kepemimpinan yang tersentralisir sebagai prinsip
dasar organisasi klas pekerja sebenarnya telah dianjurkan oleh kaum
Marxis jauh sebelum istilah "Sentralisme Demokratik" dipakai oleh
kaum Bolshevik. Sebenarnya, sebagaimana ditunjukan oleh Paul Le
Blanc dalam karyanya "Lenin dan Partai Revolusioner" (1990), istilah
tersebut pertama-tama justru dipakai oleh kaum Menshevik dalam
resolusi tentang organisasi PBSDR pada bulan November 1905. Dalam
resolusinya Menshevik mengatakan :

"PBSDR harus diorganisir sesuai prinsip sentralisme demokratik.


Seluruh anggota partai harus terlibat dalam pemilihan-pemilihan
institusi-institusi partai. Seluruhinstitusi partai dipilih untuk bekerja
selama periode tertentu, dimana mereka berkewajiban menjalankan
kebijakan-kebijakan dan mempertanggungjawabkannya secara
periodik atau berdasarkan permintaan organisasi yang dipilih mereka.
Keputusan-keputusan dikeluarkan oleh kolektif kepemimpinan bersifat
mengikat seluruh anggota organisasi dimana kolektif tersebut menjadi
organ kepemimpinannya. Segala kegiatan organisasi yang
mempengaruhi jalannya roda organisasi secara keseluruhan (seperti
konggres, reorganisasi) harus diputuskan oleh seluruh anggota
organisasi. Keputusan -keputusan yang dikeluarkan oleh level
organisasi yang lebih rendah tidak boleh dilaksanakan jika keputusan
itu bertentangan dengan keputusan organisasi yang lebih tinggi."

Kaum Bolshevik memakai istilah sentralisme demokratik untuk


pertama kalinya dalam resolusi : "Tentang Reorganisasi Partai" yang
dikeluarkan pada pada Desember 1905, yang kemudian dituangkan
dalam resolusi tentang organisasi partai yang disyahkan oleh Konggres
Persatuan Bolshevik - Menshevik PBSDR pada April 1906.

Yang menjadi pertanyaan adalah "Mengapa istilah sentalisme


ddemokratik dan prinsip yang tekandung didalamnya ditafsirkan oleh
banyak orang sebagai gagasan yang khas Leninis?". Ada dua alasan
dasar yang bisa disebutkan disini. Alasan pertama adalah hanya kaum
Bolshevik yang konsisten menerapkan prinsip organisasi ini baik dalam
teori maupun praktek. Alasan kedua adalah bahwa istilah itu sendiri
kemudian dikaitkan dengan ciri tertentu dari prinsip demokrasi dan
sentralisme yang dipakai oleh Bolshevik sejak tahun 1912, yaitu saat
mereka membentuk sebuah partai Marxis Revolusioner yang terpisah
dan bertentangan dengan kawan Menshevik yang reformis.

Yang dimaksud dengan ciri yang berwatak Leninis dari sentralisme


demokratik adalah meliputi prinsip organisasional yang sama sekali
baru dalam sejarah gerakan sosialis, setidaknya sejak berkembangnya
gerakan tersebut di Eropa pada dekade 1890-an. Prinsip organisasional
yang baru tersebut adalah larangan bagi faksi minoritas di kalangan
Bolshevik untuk "mengeluarkan pernyataan di muka umum hal-hal
yang bisa menggangu aksi-aksi atau keputusan-keputusan yang
dikeluarkan oleh mayoritas." Sebagai alternatifnya, Lenin yang pada
bulan 1814 mengirim laporan kepada forum pertemuan kaum sosialis
Rusia yang diorganisir oleh Biro Internasional dari internasional kedua
di Brussel, mengusulkan "kaum minoritas berhak mendiskusikan
didalam forum partai, semua ketidaksepakatan tentang program,
taktik dan organisasi yang dituangkan dalam jurnal yang khusus
memuat perdebatan-perdebatan mengenai hal-hal diatas."

Gagasan lainnya yang juga ditafsirkan sebagai ciri khas Leninisme


dalam membahas persoalan-persoalan organisasi partai sosialis adalah
mengenai syarat-syarat keanggotaan partai. Dalam laporan yang
dibuat oleh Lenin diatas, jika menunjuk sejumlah kebijaksanaan yang
"tidak bisa diberi tempat dalam jajaran organisasi PBSDR ilegal."
Kebijakan-kebijakan yang tak bisa diterima tersebut adalah
penentangan terhadap keberadaan organisasi partai bawah tanah,
usulan untuk mendukung pendirian partai buruh legal di Russia karena
hal itu akan tergiring menjadi "partai buruh yang dimanipulir oleh
kekuasaan monarkhis Tzar" penentangan terhadap slogan republik
demokratik dan perampasan tanah-tanah perkebunan dan pandangan
tentang bangsa-bangsa tertindas yang menyimpang dari keputusan
konggres PBSDR tahun 1903.

Sebenarnya, keputusan oleh Bolshevik untuk menerapkan persyaratan


keanggotaan yang ketat bukanlah merupakan hal yang baru dalam
gerakan Marxis. Pada konggres pertamanya di bulan Juni 1847, liga
komunis mensahkan keputusan yang melarang dogma-dogma
sektarian utopis yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
keanggotaan organisasi Proletariat. Jika hal itu dilanggar maka
anggota yang bersangkutan akan dipecat.
KONSOLIDASI ATAS GARIS PROLETARIAT SEBAGAI
IDEOLOGI LIGA KOMUNIS

Konggres pertama Liga Komunis juga memutuskan untuk menghapus


motto perjuangan "Seluruh manusia adalah bersaudara!" yang
berwatak demokratik borjuis kecil, dan menggantikannya dengan
motto perjuangan baru sebagaimana yang diusulkan oleh Engels :
"Kaum buruh sedunia, Bersatulah!"

Akan tetapi meskipun terdapat kemajuan-kemajuan yang bersifat


ideologis dalam konggres tersebut, namun masih juga tersisa
pandangan-pandangan borjuis kecil warisan liga keadilan. Hal ini
ditunjukan dalam rancangan AD/ART yang mengaskan bahwa liga
adalah "penghancuran perbudakan rakyat dengan cara penyebaran
teori pembangunan jaringan distribusi barang-barang kebutuhan serta
perwujudannya segera mungkin".

Mengingat kondisi politik di Jerman dan hambatan-hambatan yang


dijumpai kaum imigran dalam menjalankan kegiatan politik mereka di
negeri-negeri liberal seperti Belgia dan Prancis, maka liga memutuskan
untuk tetap menjadi organisasi tertutup. Akan tetapi marx terus
meyakinkan bahwa jangan sampai Liga terkucil dan kehilangan kontak
dengan massa pekerja yang sebelumnya pernah diorganisir oleh Liga
Keadilan. Marx menegaskan bahwa organisasi Liga yang bersifat
tertutup dan merupakan elemen pelopor klas pekerja harus tetap
berada ditengah-tengah massa buruh dan bekerja dalam jaringan
perkumpulan-perkumpulan buruh yang terbuka, seperti perhimpunan
bagi pendidikan buruh jerman yang ada di London. Liga Komunis
dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjalin kontak dengan
perhimpunan-perhimpunan pendidikan yang sudah ada atau
mendirikan pendidikan yang baru.

Gagasan ini segera dilaksankan yaitu dengan cara pendirian


perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman di Brussels pada akhir
Agustus 1847. Jumlah anggotanya pada tahap awal sekitar 37 orang
yang dalam beberapa bulan kemudian meningkat menjadi hampir 100
orang. Perhimpunan kemudian mendirikan sejumlah perpustakaan,
pengajaran-pengajaran bagi buruh mengenai berbagai materi
pendidikan yang menganalisa peristiwa-peristiwa sosial. Tentang hal
itu Marx menulis bahwa : "Liga yang bergerak secara tertutup dibalik
perhimpunan-perhimpunan buruh yang terbuka dan juga mengarahkan
mereka, menemukan perhimpunan-perhimpuanan tersebut sebagai
ajang propaganda yang paling mudah dicapai. Dan seiring dengan itu,
Liga juga berkesempatan mengisi keanggotaannya dan memperbesar
dirinya dengan anggota-anggota perhimpunan yang paling akap."
Mengenai keputusan konggres agar Liga menerbitkan terbitan secara
berkal, ternyata liga hanya mampu satu kali mengeluarkan yaitu pada
September 1847. Namun terbitannya adalah Kommunistische
Zeitscrift. Artikel-artikel yang dimuatnya, yang kebanyakan ditulis oleh
Schapper sebagian besar mengkritik ide-ide sosialis utopis dan
memaparkan pandangan kaum komunis mengenai persoalan-
persoalan taktik yang dihadapi gerakan buruh di Jerman. Karena
kekurangan biaya, maka nomor kedua tidak bisa diterbitkan. Akan
tetapi pada akhir 1847, para pemimpin Liga komunis di Brussels
berhasil mengambil alih kontrol dewan redaksi majalah mingguan
imigrran yang terbit seminggu dua kali, Deutsche Brusseler Zeitung.
Sejak saat itu hingga nomor terakhir yang muncul pada 27 februari
1848, koran ini berfungsi sebagai corong propaganda tak resmi dari
Liga Komunis.

Langkah selanjutnya dalam rangka konsolidasi ideologis dan


organisasional Liga adalah penyelenggara Konggres kedua di London.
Konggres ini berlangsung dari dari 28 November hingga 8 Desember
1847. Konggres ini dihadiri oleh marx dan Engels. Penyusunan
program menjadi agenda utama konggres. Marx dan Engels harus
habis tenaga mereka selama 10 hari pelaksanaan konggres untuk
meyakinkan mayoritas peserta akan kebenaran pandangan mereka
berdua. Dan akhirnya mereka berhasil. Hal ini tercermin dari
perubahan Bab I AD/ART Liga. Tujuan lama organisasi yang bermaksud
mendirikan "jaringan masyarakat barang-barang" digantikan dengan
rumusan baru. Tujuan baru dari Liga Komunis adalah : Penggulingan
Borjuasi, menegakan demokrasi proletariat, penghapusan masyarakat
borjuis yang mendasarkan dirinya pada antagonisme klas, dan
pembangunan masyarakat baru tanpa klas dan tanpa pemilikan
pribadi"

sebagai hasilnya, konggres menyerahkan tanggung jawab kepada


Marx dan Engels untuk merancang sebuah "Program Teoritis dan
praktis partai secara rinci". Mereka berdua menerima dan kemudian
lahirlah manifesto partai Komunis yang tersohor itu.

MANIFESTO PARTAI KOMUNIS DAN PERSOALAN PARTAI

Dalam manifesto komunis yang berhasil diselesaikan pada awal


Februari 1848, Marx dan Engels hanya menyajikan konsep tentang
partai klas pekerja secara garis besar saja.

Pada bagian I Manifesto mereka menyebut partai proletariat sebagai


"pengorganisasian proletariat menjadi sebuah klas", yang memberikan
pengakuan terhadap kepentingan-kepentingan khusus kaum buruh,
dengan cara memanfaatkan perpecahan di kalangan borjuis".

Kemudian saat Marx dan Engels memberi contoh tentang lolosnya


peraturan 10 jam kerja di parlemen Inggris, mereka berdua merujuk
pada satu-satunya (sampai saat itu) gerakan politik klas pekerja---
Assosiasi Piagam Nasional )National Charter Movement). Bahkan pada
bagian ke-empat dari manifesto Komunis, mereka mencata bahwa
gerakan Chartist di Inggris dan gerakan reformasi agraria di Amerika
Serikat sebagai contoh dari partai-partai klas pekerja.

Gerakan Chartist adalah gerakan front persatuan yang longgar yang


menghimpun para aktivis serikat buruh murni, orang-orang yang
menuntut pemberlakuan 10 jam kerja per-hari, kaum demokrat radikal
dan kaum Filantropis borjuis, yang mencapai puncak aktivitasnya pada
1842 dan bubar pada 1848.

Dalam bukunya yang diterbitkan pada 1847, The Poverty of


Philosophy, Marx memaparkan bagaimana kaum buruh di Inggris
berjuang, mulai dari perjuangan serikat buruh dan pembentukan
"sebuah partai politik bernama chartist", mereka telah berkembang
dari kekuatan yang tak berbentuk, sebagai "klas yang merupakan
kondisi obyektif dalam dirinya" yang masih terpecah-pecah, menjadi
kekuatan yang padu berskala nasional, sebagai "klas yang sadar atas
dirinya" dan memiliki daya juang tinggi. Konsep yang demikian itu
bertitik tolak dari pandangan Marx bahwa " setiap perjuangan klas
adalah perjuangan politik". Dengan pernyataan tersebut Marx tidak
bermaksud menyatakan bahwa setiap perjuangan sekelompok buruh
melawan majikan mereka adalah perjuangan politik. Yang sebenarnya
dia maksud adalah bahwa sejauh kaum buruh memperjuangkan
kepentingan-kepentingan klas mereka secara umum, maka mereka
harus menetang kepentingan kolektif klas kapitalis yaitu, kepentingan-
kepentingan yang diwujudkan melalui kekerasan negara. Dalam
pandangan Marxis, politik adalah wilayah dimana kepentingan klas
diperjuangkan.

Pada bagian dua Manifesto, diajukan pertanyaan " Dalam jalinan


macam apa kaum komunis berhubungan dengan seluruh proletariat?".
Jawabannya adalah: :Kaum komunis tidak membentuk partai yang
terpisah yang menentang partai-partai klas buruh lainnya". Hal ini
karena mereka " Tak punya kepentingan untuk memisahkan diri dan
terpisah dari proletariat secara keseluruhan". Oleh karena memiliki
"tujuan jangka pendek" yang sama "sebagaimana partai-partai
proletariat lainnya, yaitu: pengorganisiran proletariat sebagai sebuah
klas, penggulingan supremasi borjuasi, pengambilan kekuasaan politik
oleh proletariat". Manifesto menerangkan, yang membedakan kaum
komunis adalah:

Dalam pejuangan ditingkat nasional oleh proletariat diberbagai negara,


mereka mengutamakan kepentingan bersama seluruh proletariat,
terlepas dari apaun bangsanya.

Dalam tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui oleh klas buruh


dalam perjuangannya melawan borjuasi, mereka selalu dan senantiasa
mewakili kepentingan gerakan secara keseluruhan.

Manifesto menyatakan bahwa sebagai konsekwensinya, kaum komunis


dalam prakteknya, "merupakan bagian yang paling maju dan paling
teguh diantara partai-partai klas pekerja diseluruh negeri, yaitu
merupakan bagian yang selalu mendorong maju yang lainnya". Hal ini
karena kaum komunis "memiliki pemahaman yang jelas terhadap arah
perjuangan, kondisi-kondisi dan hasil akhir perjuangan proletariat".
Pernyataan ini merupakan pengulangan dari pernyataan sebelumnya
yang dia lontarkan dalam perdebatannya melawan seorang anarkhis
Perancis, Pierre Proudhon, dimana marx menjelaskan bahwa kaum
sosialis dan komunis adalah "ahli-ahli teori dari klas proletar/buruh.

Perlu kita camkan disini bahwa dalam pernyataan Manifesto yang


menerangkan hubungan antara kaum komunis dengan klas pekerja
secara keseluruhan [yaitu bahwa kaum komunis tidak punya
kepentingan untuk memisahkan diri dan terpisah dari seluruh proletar
dan bahwa mereka teoritisi klas buruh] digabungkan dengan
pernyataan bagaimana Liga komunis, sebuah organisasi kader yang
anggotanya ratusan dan tersebar diseluruh Eropa barat, harus
berhubungan dengan gerakan Chartist di Inggris yang anggotanya
sekitar 40.000. Artinya, para anggota Liga Komunis sambil tetap
mempertahankan keberadaaan organisasi mereka sendiri, harus
bergabung dengan organisasi klas pekerja dan mempropagandakan
pandangan-pandangan teori komunis dikalangan anggota-anggota
mereka.

Hanya dengan taktik demikianlah Marx dan Engels yakin bahwa


organisasi Liga Komunis yang kecil dapat diubah menjadi partai
komunis yang berbasisi massa. Walaupun mereka menyebut
programnya sebagai Manifesto Komunis, Marx dan Engels Marx dan
Engels menyatakan bahwa Liga Komunis merupakan satu-satunya
cikal bakal partai yang hendak dibangun.

BUBARNYA LIGA KOMUNIS


Liga Komunis sendiri bubar pada 1852 sebagai akibat dari gelombang
reaksi dan represi yang melanda Eropa sesudah kegagalan revolusi
borjuis demokratik antara tahun 1848-1849. Selama masa itu, Liga
komunis retak karena adanya faksionalisme antara Marx dan Engels
serta pendukung mereka disatu pihak berhadapan dengan Schapper
dan August Willich seta para pendukung mereka dipihak lain.

Faksionalisme semakin menajam pada tahun 1850-an, ketika Marx dan


Engels berkesimpulan bahwa konsep-konsep ekonomiyang diberikan
kaum monarkhi absolut di Jerman telah melicinkan jalan bagi ekspansi
sistoim produksi kapitalisme. Sampai pertengahan dekade 1850-an,
Marx dan Engels percaya bahwa krisis ekonomi baru seperti pada
tahun 1847 akan segera datang, dan krisis baru akan memancing
pecahnya revolusi di Eropa. Akan tetapi, setelah mereka belajar
ekonomi lebih dalam, mereka berkesimpulan bahwa ramalan mereka
meleset.

Mereka juga menghilangkan harapan mereka akan terjadinya revolusi


di Perancis dan bertransformasinya revolusi borjuis di Jerman menjadi
revolusi sosialis. Ramalan yang prematur ini berdasarkan perkiraaan
mereka yang keliru mengenai kematangan kapitalisme di Eropa dan
perkembangan material bagi sebuah transisi revolusionere menuju
sosialisme. Dalam kata pengantar untuk bukunya Marx Perjuangan
klas di Perancis (1850) Engels menulis: " Sejarah telah membuktikan
bahwa kita dan orang-orang yang berfikir sama dengan kita, adalah
salah. Sudah jelas bahwa perkembangan ekonomi di Eropa daratan
belum cukup matang bagi penghapusan kapitalisme".

Bertitik tolak dari kondisi obyektif, Marx dan Engels berkesimpulan


bahwa tugas Liga Komunis untuk sementara waktu adalah mencetak
dan membina kader-kader proletariat, memberi perbekalan teoritis
pada mereka, mempererat jaringan dan organisasi -organisasi klas
pekerja yang lebih besar dan memanfaatkan setiap peluang untuk
mempropagandakan sosialisme ilmiah.

Sebagian besar anggota Liga Komunis yang ada di London tidak


menyepakati pandangan ini. Mereka mengingkari perlunya prasyarat-
prasyarat material bagi sebuah revolusi proletar/komunis. Sebaliknya
mereka beranggapan bahwa revolusi demikian dapat dituntaskan di
Jerman saja melalui kerja keras para pejuang revolusioner semata.

Untuk melawan pandangan tersebut, Marx menyampaikan pidato


dalam rapat luar biasa Komite Sentral Liga pada 15 september 1850:
"Cara pandang yang terfokus di Jerman initelah menggantikan
cakrawala manifesto yang universal, dimana para tukang di Jerman
menjadi kaki tangan dari sentimen kebangsaan. Konsepsi Maniesto
yang materialistis telah dikalahkan oleh idealisme. Revolusi tidak lagi
dilihat sebagai produk realitas situasi, tetapi semata sebagai hasil
keinginan. Dimana menurut pemikiran tersebut, saat kita berkata pada
buruh; Kalian punya waktu 15,20,50 untuk kalian lewati dalam kancah
perang saudara terselubung, untuk merubah situasi dan menempa diri
kalian dalam menjalankan roda kekuasaan, maka mereka akan
menjawab: "kita harus merebut kekuasaan dengan sekali gebrakan
atau kita bubar saja".

Pada pertemuan itu disepakati bahwa liga distrik Cologne, diaman


pandangan-pandangan Marx dan Engels mendeapat dukungan
mayoritas, harus membentuk komite sentral. Akan tetapi keberadaaan
faksi Schapper -Willich di London tidak diakui oleh komite sentral
Cologne. Dan ketika distrik di London memutuskan untuk memecat
Marx dan Engels serta para pendukungnya dari Liga serta mendirikan
komite sentral tandingan, maka komite sentral Cologne memecat
seluruh pendukung faksi Schapper-Willich dari Liga. Faksi ini akhirnya
digembosi dan terpecah-belah.

Perpecahan di Liga Komunis muncul ditengah-tengah terjadinya


gelombang penangkapan di Jerman dimana yang menjadi target utama
dari polisi adalah para pengikut Marx dan Engels. Dalam laporan
rahasia yang dibuat pada bulan April 1852 kepala kepolisian menulis:
"Bisa dikatakan bahwa partainya Marx dan Engels jauh melampaui
potensi para emigran, para agitator dan komite-komite sentral, hal ini
disebakan karena mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang paling kuat.marx sendiri adalah seorang figur yang kesohor dan
setiap orang menyadari bahwa dia mempunyai lebih banyak
intelektualitas diujung jarinya ketimbang daya nalar yang dimiliki oleh
kerumunan orang dikepala mereka".

Penangkapan dan dakwaan-dakwaan yang ditujukan pada para


anggota Liga Komunis di Jerman telah menghancurkan Liga di seluruh
benua eropa. Di London sendiri sebagai akibat perpecahan
keanggotaan liga bisa dihitung dengan jari. Dalam pertemuan liga
distrik London pada 17 November 1852, disepakati mosi yang diajukan
oleh Marx untuk membubarkan organisasi lokal.

ANJURAN UNTUK MENDIRIKAN PARTAI PEKERJA


INDEPENDEN di AMERIKA SERIKAT

Setelah bubarnya Liga Komunis, Marx dan Engels tetap menjalin


kontak dengan para mantan anggota yang tetap setia dengan tujuan
dan program liga. Mereka berdua menyarankan kawan-kawan
seperjuangannya ini untuk mendirikan partai buruh revolusioner di
negeri-negeri yang menjadi tujuan emigran mereka setelah kekalahan
revolusi 1848.

Sebagai contoh, pada bulan November 1886, Engels menulis sebuah


surat kepada mantan anggota Liga Komunis Frederich Sorge yang
sekarang ada di A.S. Dalam suratnya Engels menyarankan agar terlibat
dalam gerakan buruh di AS. Engels memulai suratnya dengan lontaran
kritik dengan sektarianisme partai buruh sosialis, yaitu sebuah
organisasi kecil yang didirikan di AS oleh kaum emigran Jerman, yaitu
para pengikut tokoh sosialis reformis Jerman Ferdinand Lassalle.

Engels menulis, " orang-orang Jerman itu tidak tahu bagaimana


menggunakan teori mereka untuk menggerakan massa di Amertika,
kebanyakan dari mereka malah tidak mengerti apa itu teori dan
memberlakukannya secara doktriner dan dogmatis, sebagai sesuatu
yang hanya dihafal serta akan memberikan kepuasan tanpa
melakukan apa-apa. Abagi orang-orang ini teori adalah credo dan
bukannya tuntunan untuk aksi. Terlebih-lebih lagi mereka tak pernah
mengetahui/belajar memahami cara-cara Inggris. Oleh karena itu
massa Amerika harus mencari jalannya sendiri, dan tampaknya untuk
sementara waktu, mereka menemukannya di organisasi Ksatria Buruh.
Walaupun prinsip-prinsip organisasi ini membingungkan dan
organisasinya menggelikan, tapi tampaknya ia bisa menjawab
kebingungan-kebingungan mereka". Setelah Engels mengamati bahwa
organisasi Gotong Royong buruh ini adalah organisasi besar, walaupun
bersifat tertutup, dan menyadari bahwa organisasi ini memilki
kekuatan nyata, khususnya di kawasan New england dan pantai barat
Amerika, maka dia menyarankan kaum komunis Jerman yang tinggal
disana untuk bergabung dengan organisasi ini, membentuk kelompok
inti yang terdiri dari orang-orang yang sungguh-sungguh mengerti
gerakan dan harus mengambil alih kepemimpinan organisasi--atau
salah satu bagiannya, jika nantinya terjadi perpecahan dalam
organisasi".

Menurut Engels, kelemahan terbesar dari organisasi Ksatria Buruh


adalah penolakannya untuk mengorganisir kaum buruh AS bagi
perjuangan politik secara independen. Menurut Engels, tugas gerakan
klas buruh AS yang paling mendesak adalahmengorganisir buruh ke
dalam sebuah partai politik independen dari pengaruh politisi borjuis.
Engels kemudian melanjutkan bahwa langkah awal ke arah itu telah
diambil oleh Federasi serikat buruh di New York, yaitu dengan
mencalonkan salah seorang anggotanya sebagai walikota. Meskipun
program pertama dari organisasi cikal bakal partai buruh ini
membingungkan dan sangat tidak sempurna", tetapi Engels
menganjurkan kaum komunis Jerman bergabung didalamnya. Engels
menulis, " Massa harus diberi waktu dan peluang untuk berkembang,
dan mereka hanya peluang jika mereka mempunyai gerakan sendiri---
apapaun bentuknya, asal itu merupakan gerakannya sendiri--dimana
mereka akan ditempa oleh kesalahan-kesalahan dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri".

Engels menganjurkan kepada para emigran Jerman Veteran Liga


Komunis untuk bergabung dengan gerakan ini karena "perlu ada
sekelompok orang yang punya pemahaman teori dan terlatih serta
yang dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris karena
berdasarkan alasan sejarah, orang-orang Amerika adalah tempat
dimana seluruh persoalan teoritisi bisa menemukan jawabannya".

Engels menyatakan jawabannya bahwa para emigran yang bermukim


di Amerika, "ternyata tidak cukup cerdas untuk membawa serta
puncak kemajuan institusi-institusi abad pertengahan dari Eropa---
namun mereka malah membawa tradidi-tradisi, adat-adat kebiasaan,
agama, hukum, takhayul, spiritualisme---pendeknya segala macam
kedunguan yang walau tak begitu berbahaya dari urusan bisnis, akan
tetapi sangat membodohi massa".

Dalam konteks ini, Engels menjelaskan kepada Sorge: "Persoalannya


adalah, bahwa harus ada sejumlah orang yang punya pemahaman
teoritis yang bagus. Orang-orang ini harus mampu menjelaskan
kepada buruh Amerika tentang konsekwensi dari kekeliruan mereka,
yang membuat mereka mengerti, bahwa setiap gerakan yang tidak
bertujuan untuk menghapuskan sistem pengupahan secara konsisten
akan tersesat dan menemui kegagalan. Hanya ketika persoalan ini bisa
diatasi, maka semua kosong yang tak perlu dapat dihindari dan proses
tersebut dapat dipersingkat".

Engels menambahkan: "perkembangan gerakan di Amerika sekarang


ini serupa dengan perkembangan di negeri Jerman sebelum tahun
1848". Sebagai konsekwensinya, pertama-tama, orang-orang cerdas
itu harus memainkan peranan yang dulu pernah dimainkan oleh Liga
Komunis dikalangan perkumpulan-perkumpulan buruh sebelum 1848".

Anda mungkin juga menyukai