MARX
(MARXISME)
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5
Kadek Kanaya Dwi I.G.P. Arya Wira Ni Kadek Devina I Gusti Ngurah Made
Putri Ramajaya Shintania Astika Putra
1907511239
1907511240 1907511241 1907511242
MATERI YANG AKAN
DISAMPAIKAN
Kecaman Marx terhadap
01 kaptalis 04 Dialektika Materialisme
historis
Meskipun sistem ekonomi liberal mampu menciptakan mekanisme pasar yang lebih efisien,
namun terciptanya kesenjangan sosial membuat Karl Marx mengecam sistem kapitalisme ini.
Untuk mengatasi konflik antar kelas borjouis dan kelas proletar adalah dengan menerapkan
sistem sosialis atau komunis sebagai usaha untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Pembangunan dapat berjalan lancar tanpa hambatan jika hubungan yang lebih manusiawi
tercipta sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
TEORI PERTENTANGAN
KELAS
Pemegang modal dan faktor-faktor
produksi serta memperkerjakan pekerja
upahan.
BORJUIS
Upah alami/natural wage yang diterima oleh buruh hanya cukup untuh memenuhi kebutuhan yang
pokok-pokok saja dengan kata lain hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja atau
bisa kita sebut penyambung hidup secara subsisten. Di dalam teori tersebut dijelasakan
bahwasanya jumlah upah yang diterima oleh buruh lebih rendah daripada nilai dari hasil kerja
yang diberikan buruh kepada sebuah perusahaan/pabrik.
self destruction
suatu daya dari dalam yang akan mengahncurkan
sistem liberal itu sendiri
Dialektika
Materialisme Historis
Intinya menyebutkan bahwa kaum proletariat di seluruh negri harus
bersatu untuk merebut kekuasaan politik untuk mengubah sistem Liberal
ke sistem sosialis atau komunis, dan yang memimpin gerakan
revolusioner tersebut adalah golongan proletariat itu sendiri. Berdasarkan
dialektika materialisme sejarah tersebut disebutkan bahwa Marx percaya
bahwa kekuatan-kekuatan ekonomi yang disebutnya kekuatan produktif
sangat menentukan hubungan-hubungan produksi, pasar, masyarakat dan
bahkan termasuk “suprastruktur”: (ideologi, falsafah, hukum, sosial,
budaya, agama, kesenian dan sebagainya).
”pergerakan buruh di tanah air merupakan hal yang wajar karena kita sekarang hidup di era
demokrasi dimana setiap manusia berhak menyampaikan gagasannya secara lisan maupun
tulisan kepada pemerintah sesuai prosedur dan tidak mengganggu kepentingan umum.
Solusi yang bisa kita berikan yaitu hendaknya pergerakan buruh di tanah air mempunyai
konsep serta pedoman yang kuat, artinya segala aktivitas pergerakan mereka harus
mempunyai nilai-nilai luhur yang menjadi patokan mereka, dan nilai-nilai tersebut ada pada
sila ke 5 Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonosia.”
DIALEKTIKA MATERIALISME
HISTORIS
materialisme yang menggerakkan
pikiran
Persaingan individu digambarkan oleh Marx pada zaman purbakala untuk memperebutkan ’kepemilikan’ wilayah
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan komunalnya. Manusia superior ini menjadi pemimpin atau raja daripada
manusia-manusia lain (rakyat), yang dikatakan Marx sebagai masyarakat feodalisme. Rakyat kehilangan hak untuk
merdeka dan kebebasan, dan rakyat hanya dijadikan budak bagi para raja. Rakyat tidak tersadarkan bahwa hak
mereka hilang dikarenakan hanya seorang superior.
FASE-FASE PERKEMBANGAN
MASYARAKAT
Karl Marx menegaskan bahwa berubah dan berkembangnya masyarakat itu
ditentukan oleh cara mereka memproduksi barang-barang material.
• Primitive Communal.
Dalam tahap ini masyarakat dalam melakukan suatu produksi masih menggunakan
alat-alat yang sifatnya masih sangat sederhana sekali dan bukan milik perseorangan
tapi milik bersama (komunal).
• Perbudakan (Slavery).
Adanya hubungan antara orang-orang yang mempunyai alat-alat produksi dengan
orang-orang yang bekerja serta munculnya sistem pembagian kerja akan
melahirkan spesialisasi dan merupakan awal terbentuknya masyarakat
perbudakan. Tentunya akan terjadi suatu pertentangan antara pemilik alat-alat
produksi dengan pekerja (buruh).
• Masyarakat Feodal.
Dimana kaum bangsawan merupakan pemilik alat-alat produksi yang utama
yakni tanah. Dan sebagai petaninya adalah para bekas buruh yang dibebaskan.
Pada umumnya tugas para bekas buruh ini adalah mengerjakan tanah milik
bangsawan dan setelah itu baru dapat mengerjakan tanah milik sendiri.
• Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis ini memperkerjakan kaum buruh yang dalam perkembangan
memberikan keuntungan yang tinggi ini mengakibatkan alat-alat produksi
semakin berkembang, produksi semakin meningkat dan menciptakan pasaran
dunia, perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat, dan perbedaan
kepentingan antara kapitalis dan buruh yang mengakibatkan timbulnya
perjuangan klas dalam masyarakat.
5. Masyarakat Sosialis
Di tahap ini, alat-alat produksi didasarkan atas milik sosial. Hubungan
produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu antara
buruh yang tidak dieksploitasi. Perbedaannya dengan sistem masyarakat
komunal adalah alat-alat produksi dalam sistem sosialis berdasarkan atas
hasil dari kebudayaan manusia yang telah tinggi.
PERBEDAAN SOSIALISME
DAN KOMUNISME MENURUT
MARX
Produktivitas
• Pada tahun 50-an hingga 70-an,di Yugoslavia dan Hongaria model sosialisme pasar
Lange-Lerner dikembangkan lagi menjadi sosialisme yang dikelola kaum pekerja.
Sedangkan di negara-negara sosialis Eropa berkembang sebuah aliran sosialis yang
dikenal dengan aliran Kiri Baru (New Left) yang merupakan dasar berkembangnya
komunisme Eropa yang lebih keras dari sosialisme Eropa.
• Menurut Lenin, hukum tentang pembangunan tak imbang menjamin kompetisi dan konflik global di
antara Negara-negara imperialis sewaktu mereka berebut control atas sumber-sumber dan pasar
Negara-negara jajahan. Konflik militer dan peperangan akan memperlemah negara-negara imperialis.
• Menurut lenin, revolusi proletariar pertama kali muncul di Rusia, Negara terlemah diantara rantaian Negara
kapitalis yang ada. Berdasarkan argumentasi itu Lenin kemudian melancarkan revolusi Bolshevik (1917)
di Rusia dan berhasil mendirikan negara sosialis/komunis pertama di dunia. Lenin juga pendiri partai
komunis pertama di dunia , yaitu Partai Bolshevik (Partai Komunis Rusia). Di bawah Lenin Rusia berubah
menjadi Uni Soviet dan berhasil melakukan pembangunan melalui perencanaan terpusat
Revisionisme
Revisionisme adalah paham yang berkembang pada tahun
20-an di Eropa. Revisionisme menganggap bahwa kejatuhan
kapitalisme tidak harus melaui revolusi kekerasan seperti
yang dilakukan Marx ataupun Lenin
Karl Kautsky
Mikhail Tugan-Baranovsky
Edward Bernstein (1854-1938)
(1865-1919)
(1850-1932 Pada tahun 1902 ia memformulasikan
Bahwa teori Marx tentang krisis dan
pandangannya bahwa suatu depresi yang
Revolusi proletariat tidak diperlukan dan kejatuhan kapitalisme keliru. Menurut
kronis akan mendorong kaum pekerja
kemungkinan terjadinya sangat kecil. Tugan-Baranovsky, sekelompok masyarakat
memilih alternatif sosialisme dan bahwa
Langkah yang lebih baik adalah tidak akan mendapatkan sosialisme sebagai
reformasi sosial tidak akan menghentikan
melibatkan diri dengan serikat-serikat hadiah buta dari kejatuhan elementer
antagonisme kelas-kelas masyarakat.
buruh, sehingga kondisi kaum buruh akan ekonomi begitu saja. Masyarakat tersebut
Namun, pada pertengahan tahun 80-an
membaik. harus bekerja pelan-pelan melalui tahapan-
Kaustky ikut bergabung dengan kaun
tahapan terencana bagi pengadopsian
Revisionis dan ikut merevisi pemikiran-
sosialisme tanpa melalui jalan kekerasan.
pemikiran Marx.
Aliran Kiri Baru
(The New Left)
Aliran Kiri Baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari Marxisme-Leninisme
ortodoks dengan pemikiran radikal baru. Perhatian terhadap Marxisme muncul
lagi setelah diterbitkanya buku Monopoli Capital oleh Paul Baran dan Paul
Sweezy tahun 1966.
C. Wright Mills
(1916-1962)