Lenin
Selected
Articles 1
DAFTAR ISI
Program Kita (1899) ............................................................................................. 3
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) ............................................................. 11
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita ............................................................... 22
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari masa lalu? ......................................... 26
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" ........................................................ 32
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) ..................... 42
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) .................................. 54
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) ..................................................................... 69
Sosialisme dan Agama (1905) ............................................................................ 85
Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) ..................................... 94
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) ................................................. 98
Perang Gerilya (1906) ...................................................................................... 110
I ..................................................................................................................... 110
II ................................................................................................................... 113
III .................................................................................................................. 116
IV .................................................................................................................. 126
Marxisme dan Revisionisme (1908) ................................................................. 130
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) ........................................................ 144
Pelajaran Dari Revolusi .................................................................................... 167
Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme .................................................. 178
I - Materialisme....................................................................................... 179
II – Teori Ekonomi Marxis .................................................................... 182
III – Sosialisme Ilmiah ........................................................................... 184
Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) ............................................... 188
I ................................................................................................................ 188
1
Pada saat itu, Sosial Demokrasi masih identik dengan Marxisme dan setiap kaum Marxis menyebut juga
diri mereka sebagai kaum Sosial Demokrat. Hanya pada 1914, ketika organisasi internasional Sosial
Demokrasi (yakni Internasional Kedua) mengkhianati perjuangan kelas buruh dengan mendukung Perang
Dunia I maka nama Sosial Demokrasi telah ternodai. Sejak saat itu nama Sosial Demokrasi identik dengan
reformisme, dan tidak lagi dengan Marxisme.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 11
bawah tanah, disitanya literatur dan mesin-mesin
cetak. Tetapi gerakan ini terus tumbuh, terus
menyebar ke wilayah-wilayah yang semakin luas, terus
mempenetrasi semakin dalam ke dalam kelas buruh dan
semakin menarik perhatian publik. Seluruh
perkembangan ekonomi Rusia dan sejarah pemikiran
sosial dan gerakan revolusioner di Rusia menjadi
jaminan bahwa gerakan kelas-buruh Sosial-
Demokratik akan tumbuh dan akan, pada akhirnya,
menanggulangi semua halangan yang ada di
mukanya.
Di pihak lain, fitur utama dari gerakan kita, yang
menjadi begitu jelas belakangan ini, adalah
keadaannya yang terpecah belah dan karakternya
yang amatiran, bila kita dapat mengatakannya
seperti demikian. Lingkaran-lingkaran studi lokal
bermunculan dan berjalan secara terpisah satu sama
lain. Terutama, lingkaran-lingkaran dari distrik
yang sama berjalan secara terpisah satu sama lain.
Tradisi tidak dibentuk dan kontinuitas tidak
dipertahankan; koran-koran lokal secara penuh
merefleksikan perpecahan ini dan ketiadaan kontak
dengan apa yang telah dicapai oleh Sosial Demokrasi
Rusia.
Keadaan yang terpecah-pecah seperti ini tidaklah
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang
dikedepankan oleh gerakan dengan kekuatan dan
cakupannya yang luas saat ini, dan ini menciptakan,
menurut pendapat kami, sebuah momen yang kritis di
dalam perkembangannya. Kebutuhan untuk
konsolidasi dan untuk sebuah bentuk dan organisasi
yang definitif dirasakan dengan begitu kuat di
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 12
dalam gerakan itu sendiri; namun di antara kaum
Sosial-Demokrat yang aktif secara praktikal
kebutuhan untuk sebuah transisi ke bentuk gerakan
yang lebih tinggi ini tidak direalisasikan sepenuhnya
di semua tempat. Sebaliknya, kita melihat adanya
kebimbangan ideologis di antara lingkaran-
lingkaran yang besar; kita melihat adanya
kegandrungan dengan “kritik terhadap Marxisme”2
dan dengan “Bernstein-isme,”3 adanya penyebaran
gagasan-gagasan tendensi “ekonomis”4, dan yang erat
terikat dengan ini – sebuah usaha untuk menjaga
agar gerakan tetap pada tahapan yang rendah,
untuk mengubur tugas pembentukan sebuah partai
revolusioner yang memimpin perjuangan seluruh
rakyat. Adalah sebuah fakta bahwa kebimbangan
ideologis macam ini kita saksikan di antara kaum
Sosial-Demokrat Rusia; praktikalisme yang sempit itu,
yang terpisah dari klarifikasi teoritis gerakan secara
keseluruhan, mengancam membelokkan gerakan ke
jalan yang keliru. Setiap orang yang memahami
situasi di dalam mayoritas organisasi-organisasi kita
2 Pada masa itu, banyak kaum intelektual yang ingin merevisi Marxisme atas nama hak mengkritik, bahwa
setiap kaum intelektual punya hak untuk mengkritik Marxisme. Bersembunyi di balik “kritik terhadap
Marxisme” ini adalah upaya untuk menyeludupkan paham reformisme ke dalamnya. [Penerjemah]
3 Eduard Bernstein (1850-1932) adalah teoretikus sosial demokrasi Jerman yang terkemuka dan Bapak dari
reformisme. Dia menjadi musuh utama dari Marxisme dan mencoba merevisi ajaran Marxisme. Teori
utamanya adalah bahwa sosialisme dapat terwujud tanpa revolusi, dan dapat dicapai secara bertahap.
4 Ekonomisme adalah sebuah pemikiran dimana perjuangan ekonomi kaum buruh diletakkan di atas
segalanya, yang bermaksud menihilkan perjuangan politik buruh untuk merebut kekuasaan. Berbagai
argumen dikemukakan: buruh hanya mengerti perjuangan ekonomi, serikat-buruhisme adalah intisari dari
perjuangan buruh, bahwa politik adalah superstruktur dari ekonomi dan oleh karenanya tersubordinasi di
bawah ekonomi, dan lain sebagainya. Kaum Ekonomis dengan serampangan mengutip Marx (atau lebih
tepatnya mencolek Marx) bahwa kesadaran kelas akan terbentuk sendiri lewat perkembangan ekonomi dan
perjuangan kelas, dan oleh karenanya kesadaran kelas tidak perlu dibangun lewat organisasi politik. Di balik
semua argumen ini terkandung penyembahan terhadap spontanitas gerakan buruh, yakni bahwa gerakan
buruh tidak memerlukan ideologi sosialisme ”dari luar”. Ideologi sosialisme, ujar kaum Ekonomis ini, akan
lahir dengan sendirinya, dengan spontan. [Penerjemah]
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 13
tidak akan meragukan ini. Terlebih lagi, ini sudah
dikonfirmasikan di dalam literatur. Kita cukup
menyebut Credo5, yang telah menyebabkan protes
yang sah; Separate Supplement to “Rabochaya Msyl”
(September 1899), yang memaparkan dengan begitu jelas
tendensi yang telah meresapi seluruh koran
Rabochaya Mysl6; dan, akhirnya, manifesto dari
kelompok Emansipasi Kelas Buruh St. Petersburg7 juga
ditulis dalam semangat “ekonomisme.” Dan sungguh
tidak benar pernyataan dari koran Rabocheye Dyelo8
kalau manifesto Credo hanyalah mewakili opini
pribadi, dan bahwa tendensi yang diwakili oleh
Rabochaya Mysl hanya merupakan ekspresi
kebingungan dan kekurangbijaksanaan dari para
editornya, dan bukan sebuah tendensi unik di dalam
progres perkembangan gerakan kelas-buruh Rusia.
Bersamaan dengan ini, karya-karya dari para penulis
yang sampai sekarang telah dianggap oleh para
pembaca publik sebagai perwakilan terutama dari
Marxisme “legal” semakin menunjukkan perubahan
cara pandang ke arah kaum apologis borjuis. Sebagai
akibat dari semua ini, ada kebingungan dan
5 Credo adalah sebuah manifesto yang ditulis oleh kelompok Serikat Kaum Sosial Demokrat Rusia di Luar
Negeri (Union of Russian Social-Democrats Abroad) pada 1899, yakni oleh Y.D. Kuskova. Manifesto ini
memaparkan gagasan ekonomisme yang mulai menyebar di antara kaum Sosial Demokrat Rusia. Ia menjadi
dasar teoritis bagi kaum Ekonomis yang diperangi oleh Lenin dalam tahun-tahun ke depan, terutama dalam
karyanya “What is to be done” atau “Apa yang harus dikerjakan?”.
6 Rabochaya Mysl, atau “Pikiran Buruh”, adalah sebuah koran yang diterbitkan oleh kaum Ekonomis dari
dibentuk di kota St. Petersburg pada musim gugur 1898 dan hanya eksis selama beberapa bulan saja.
Kelompok ini menerbitkan sebuah manifesto yang mengumumkan tujuan-tujuannya, aturan-aturannya, dan
beberapa proklamasi yang diarahkan ke kaum buruh. Lenin mengkritik gagasan kelompok ini, terutama
dalam karyanya “What is to be done” atau “Apa yang harus dikerjakan?”.
8 Rabocheye Dyelo adalah korannya kelompok Serikat Kaum Sosial Demokrat Rusia di Luar Negeri yang
9Peter Struve (1870-1944) adalah seorang politisi dan intelektual terkemuka Rusia, yang awalnya seorang
Marxis, lalu menjadi liberal. Ia adalah salah seorang pendiri Partai Konstitusional Demokratik (Kadet),
sebuah partai borjuis liberal.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 18
program ini datang secara otomatis dari konsepsi
umum apa itu sebuah koran politik, yang diterbitkan
di bawah kondisi-kondisi yang ada hari ini.
Kita akan berusaha untuk membuat setiap kamerad
Rusia melihat koran kita sebagai korannya sendiri,
sebuah koran di mana semua kelompok akan
mengkomunikasikan semua informasi mengenai
gerakan, di mana mereka akan menceritakan
pengalaman mereka, mengekspresikan gagasan mereka,
mengindikasikan kebutuhan mereka akan literatur
politik, dan menyuarakan pendapat mereka mengenai
edisi-edisi Sosial-Demokratik. Dalam kata lain, mereka
akan berbagi kontribusi apa pun yang mereka berikan
pada gerakan dan apa pun yang mereka ambil darinya.
Hanya dengan itu maka kita bisa menciptakan sebuah
koran Sosial-Demokratik yang sungguh-sungguh
meliputi seluruh Rusia. Hanya sebuah koran seperti ini
yang dapat memimpin gerakan ke jalan perjuangan
politik yang tinggi. “Memperluas batas-batas dan
memperluas isi dari aktivitas propaganda, agitasi, dan
organisasional kita,” – kata-kata P.B. Axelrod10 ini
harus menjadi sebuah slogan yang mendefinisikan
aktivitas kaum Sosial Demokrat di masa depan yang
segera ini, dan kita mengadopsi slogan ini di dalam
program koran kita.
Kita tidak hanya berseru pada kaum sosialis dan
kaum buruh sadar-kelas, kita juga berseru pada siapa
pun yang tertindas oleh sistem politik yang ada
sekarang ini; kita berikan kepada mereka akses ke
10Pavel Axelrod (1850-1928) adalah salah satu pendiri Kelompok Emansipasi Buruh. Setelah Kongres
Kedua Partai Buruh Sosial Demokrasi Rusia dia bergabung dengan Menshevik.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 19
kolom-kolom koran kita supaya mereka bisa
mengekspos semua keburukan dari autokrasi Rusia.
Mereka yang menganggap Sosial Demokrasi sebagai
sebuah organisasi yang secara eksklusif melayani
perjuangan spontan kaum proletariat mungkin akan
merasa puas dengan sekedar agitasi lokal dan
literatur kelas-buruh “yang murni dan sederhana”.
Kita tidak memahami Sosial Demokrasi seperti itu; kami
memahaminya sebagai sebuah partai revolusioner,
yang secara erat terikat dengan gerakan kelas
buruh dan berjuang melawan absolutisme. Hanya
ketika kaum proletariat – yakni kelas yang paling
revolusioner di Rusia hari ini – terorganisir ke dalam
partai semacam ini maka kaum proletariat akan
berada di dalam posisi untuk memenuhi tugas historis
yang dihadapinya – yakni menyatukan di bawah
panjinya semua elemen-elemen demokratik di bangsa
ini dan memahkotakan perjuangan keras kepala yang
telah memakan korban banyak generasi ini dengan
kemenangan akhir.
***
Ukuran dari koran ini akan berkisar dari satu
sampai dua plat cetak.
Mengingat kondisi-kondisi di mana pers bawah
tanah Rusia harus bekerja, tidak akan ada tanggal
penerbitan yang reguler.
Kita telah dijanjikan sejumlah kontribusi dari para
perwakilan ternama Sosial Demokrasi internasional,
kerja sama dekat dari Kelompok Emansipasi Buruh (G.V.
11Georgi Plekhanov (1856-1918) adalah Bapak Marxisme Rusia. Dia adalah salah satu pendiri organisasi
Marxis pertama di Rusia: Kelompok Emansipasi Buruh. Dianggap oleh Lenin sebagai gurunya, dia pada
akhirnya berseberangan dengan Lenin mengenai masalah Revolusi Rusia 1917, dan menentang Revolusi
Oktober.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 21
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita
V.I Lenin - 1900
12Lihat catatan kaki No. 125(Pada buku asli--Pent.).[Catatan No.125: Lenin merujuk pada "Aturan-Aturan
Umum Assosiasi Pekerja Internasional" (Internasional Pertama) yang disusun oleh Karl Marx (Marx dan
Engels, Karya-Karya Pilihan, Vol. I, Moscow,1956,h.386).]
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 25
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari masa
lalu?
13 Pyotr Alexeyev-- seorang buruh revolusioner tahun 70-an akhir abad ke-19 dimana kata-katanya, yang
diucapkan sebelum diadili oleh pengadilan tsar pada tanggal 10 (22)Maret 1877, dicetak untuk pertama
kalinya di London oleh terbitan yang tidak terbit secara rutin Vorwarts! (Maju!). Ucapan ini selanjutnya
dipublikasikan secara ilegal dan sangat terkenal di kalangan kaum buruh Rusia.
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 31
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas"
V.I Lenin - 1902
14Oblomov adalah nama karakter utama di dalam sebuah novel yang berjudul “Oblomov”, karangan I.
Goncharov. Oblomov adalah personifikasi dari rutinitas, stagnasi, dan apati.
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 34
liberalisme dari sudut pandang kelas adalah sesuatu
yang jauh lebih menarik bagi kita, karena ini adalah
penyakit yang juga diderita oleh banyak kaum
revolusioner dan sosialis. Para penulis surat-surat yang
diterbitkan di koran Iskra No. 12, yang menuduh kita
telah menyimpang dari “sudut pandang kelas” karena
kita mencoba mengikuti semua manifestasi kekecewaan
dan protes liberal, menderita dari penyakit ini. Begitu
juga para penulis Proletarskaya Borba15 dan sejumlah
pamflet “Perpustakaan Buruh Sosial-Demokratik”16 yang
membayangkan kalau rejim otokrasi kita
merepresentasikan kekuasaan absolut kaum borjuasi.
Begitu juga para Martynov17, yang ingin membujuk kita
agar mencampakkan kampanye yang mengekpsos rejim
otokrasi dari semua sisi (yakni agitasi politik yang
paling luas) dan mengkonsentrasikan usaha kita
terutama ke dalam perjuangan untuk reforma-reforma
ekonomi (untuk memberikan sesuatu yang “positif”
kepada kelas buruh, dan untuk mengedepankan atas
nama kelas buruh “tuntutan-tuntutan konkrit” untuk
kebijakan-kebijakan legislatif dan administratif “yang
menjanjikan hasil-hasil yang nyata”). Begitu juga para
Nadezhdin, yang setelah membaca artikel kita mengenai
konflik-konflik statistik, bertanya dengan terkejut: “Oh
Tuhan, apa ini? Koran Zemstvo?”
15 Koran Proletarskaya Barba (Perjuangan Proletar) diterbitkan sejak 1899 oleh Kelompok Sosial-
Demokratik Ural. Para penulis koran ini, yang berpandangan “Ekonomis”, menyangkal perlunya membentuk
sebuah partai politik kelas buruh yang mandiri, dan mereka percaya bahwa sebuah revolusi politik dapat
dicapai dengan pemogokan umum, tanpa mempersiapkan organisasi dan massa, dan tanpa pemberontakan
bersenjata.
16 “The Social Democratic Workers’ Library” atau “Perpustakaan Buruh Sosial Demokratik” adalah
serangkaian pamflet yang diterbitkan secara ilegal di Vilno dan St. Petersburg pada 1900-01.
17 Alexander Martynov (1865-1935) adalah seorang Menshevik yang menentang Revolusi Oktober. Pada
tahun 1923 dia bergabung dengan Partai Komunis. Bersama Stalin, dia menjadi lawannya Trotsky dan
Oposisi Kiri. Dia yang mengembangkan teori blok empat kelas dan teori dua tahap, yang digunakan untuk
melawan teori Revolusi Permanen.
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 35
Semua kaum sosialis ini lupa kalau kepentingan-
kepentingan otokrasi hanya beririsan dengan beberapa
kepentingan tertentu dari kelas-kelas yang berpunya,
dan hanya di bawah situasi-situasi tertentu. Sering kali
kepentingan otokrasi tidak sama dengan kepentingan
kelas-kelas ini secara keseluruhan, tetapi hanya dengan
beberapa strata dari kelas-kelas ini. Kepentingan strata
borjuasi lainnya dan kepentingan umum seluruh
borjuasi, yakni kepentingan dalam mengembangkan
kapitalisme secara keseluruhan, niscaya melahirkan
oposisi liberal terhadap rejim otokrasi. Misalnya, rejim
otokrasi menjamin kaum borjuasi dapat menggunakan
bentuk-bentuk eksploitasi yang paling kejam, tetapi di
pihak lain otokrasi menaruh seribu halangan bagi
perkembangan kekuatan-kekuatan produksi dan
perluasan pendidikan, dan oleh karenanya otokrasi
membangkitkan oposisi tidak hanya dari kaum borjuasi
kecil tetapi juga dari kaum borjuasi besar. Otokrasi
menjamin kaum borjuasi perlindungan dari sosialisme,
tetapi karena rakyak hak-haknya direnggut, maka
perlindungan ini menjadi sebuah sistem negara-polisi
yang membangkitkan kemarahan dari semua orang. Apa
akibat dari tendensi-tendensi yang antagonistik ini, apa
kekuatan relatif dari tendensi-tendensi konservatif
dan liberal, semua ini tidak dapat dipelajari hanya dari
beberapa thesis umum, karena semua ini tergantung dari
fitur-fitur unik situasi sosial dan politik pada momen-
momen tertentu. Untuk menentukan ini, kita harus
mempelajari situasi secara detil dan memperhatikan
secara seksama semua konflik dengan pemerintah, tidak
peduli dari strata sosial mana mereka berasal. Justru
“sudut pandang kelas” lah yang mengharuskan kaum
Sosial Demokrat untuk menaruh perhatian pada
kekecewaan dan protes-protes “para Stakhovich”.
20 Peter Struve (1870-1944) adalah seorang politisi dan intelektual terkemuka Rusia, yang awalnya seorang
Marxis, lalu menjadi liberal. Ia adalah salah seorang pendiri Partai Konstitusional Demokratik, sebuah partai
borjuis liberal.
21 Sergei Witte (1849-1915) adalah seorang politisi ternama yang bertanggung jawab terhadap proses
industrialisasi Kerajaan Rusia. Dia menjabat sebagai Menteri Keuangan dari tahun 1892 hingga 1903, dan
Perdana Menteri Rusia pada 1905-06. Pada 1899, dia menulis sebuah momerandum kepada Tsar Nicholas,
yang isinya menentang perluasan Zemstvo (badan-badan pemerintahan lokal) yang menurutnya tidak sesuai
dengan rejim otokrasi. Memorandum ini memainkan peran penting dalam perkembangan gerakan Liberal di
Rusia.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 43
mengedepankan slogan “Shipovian”22 (untuk
menggunakan terma politik hari ini), “Hak-hak, dan
Zemstvo23 yang berotoritas”. Partai Sosial-Demokrat
mengekspos watak keterbelakangan, absurditas, dan
reaksioner dari slogan tersebut. Partai Sosial
Demokrat menuntut sebuah platform demokratik
yang jelas dan tidak-kompromis, dan dengan
sendirinya meletakkan platform tersebut sebagai
bagian integral dari program Partai. Sosial Demokrasi
harus memerangi pemahaman sempit dari tujuan-
tujuan demokrasi. Pemahaman sempit ini merasuki
jajaran Sosial Demokrasi ketika kaum Ekonomis24
meremehkan tujuan-tujuan demokrasi, ketika mereka
mengadvokasi “perjuangan ekonomik melawan para
bos dan pemerintah”, dan bersikeras bahwa kita harus
mulai dengan memenangkan hak-hak, dilanjutkan
dengan agitasi politik, dan hanya setelah itu
perlahan-lahan (teori tahapan) bergerak ke
perjuangan politik.
Hari ini perjuangan politik telah meluas; revolusi
telah menyebar ke seluruh penjuru bangsa; kaum
liberal yang paling moderat telah menjadi “ekstrimis”.
Maka dari itu tampaknya rujukan-rujukan historis
kita mengenai masa lalu yang belum lama ini, seperti
yang baru saja kita jabarkan di atas, tampaknya
22 Dmitri Shipov (1851-1920) adalah seorang politisi monarkis Rusia dan pemimpin gerakan Zemstvo. Dia
percaya bahwa Rusia harus diperintah oleh otokrasi. Walau dia mendukung perluasan Zemstvo sebagai
badan perwakilan rakyat, dia hanya menginginkan badan-badan ini menjadi badan konsultasi atau pemberi-
opini tanpa kekuatan politik sama sekali. Slogannya adalah “Kekuasaan tertinggi adalah milik Tsar; opini –
milik rakyat”.
23 Zemstvo adalah badan-badan pemerintah lokal di pedesaan yang dipimpin oleh kaum bangsawan Rusia,
meremehkan perjuangan politik buruh karena menurut mereka buruh tidak siap untuk perjuangan politik.
Lenin dan kaum Bolshevik berpolemik keras dengan kaum Ekonomis.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 44
tidak relevan, tidak ada hubungannya dengan
gejolak yang sedang terjadi hari ini. Tetapi
sesungguhnya tidak demikian. Benar kalau slogan-
slogan seperti Dewan Konstituante dan pemilihan
umum yang universal, langsung, dan adil dengan
kertas suara rahasia (yang telah lama ada di
Program Partai kaum Sosial Demokrat) telah menjadi
slogan semua orang. Slogan-slogan ini telah
diadopsi oleh Osvobozhdeniye25 ilegal, dimasukkan ke
dalam program Liga Osvobozhdeniye, telah menjadi
slogan Zemstvo, dan sekarang diulang-ulang dalam
berbagai bentuk oleh pers media legal. Bahwa
demokrasi borjuis Rusia telah berkembang pada
tahun-tahun dan bulan-bulan belakangan ini adalah
sesuatu yang tak diragukan. Demokrasi borjuis
sedang belajar dari pengalaman dan mencampakkan
slogan-slogan mereka yang primitif (seperti slogan
Shipovian “Hak-hak, dan Zemstvo yang Berotoritas”)
dan sedang tertatih-tatih mengikuti di belakang
revolusi. Tetapi mereka hanya tertatih-tatih
mengikuti di belakang. Kontradiksi-kontradiksi baru
antara kata dan perbuatan, antara demokrasi dalam
prinsip dan demokrasi dalam “Realpolitik”, mulai
muncul menggantikan kontradiksi yang lama,
karena perkembangan revolusi terus mengedepankan
tuntutan-tuntutan yang semakin hari semakin besar
terhadap demokrasi. Namun demokrasi borjuis selalu
terlambat di belakang peristiwa-peristiwa; sementara
mengadopsi slogan-slogan yang lebih maju,
demokrasi borjuis selalu terlambat; ia selalu
25 Osvobozhdeniye, dalam bahasa Rusia berarti “Kebebasan”, adalah koran kaum borjuasi liberal yang mulai
terbit pada 1902.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 45
memformulasikan slogan beberapa derajat di bawah
level yang sesungguhnya diperlukan dalam
perjuangan revolusioner untuk kebebasan sejati.
Marilah kita lihat slogan yang sekarang sudah
diterima secara umum, “Bentuk Dewan Konstituante
berdasarkan pemilihan umum yang universal,
langsung, dan adil dengan kertas suara rahasia”.
Apakah slogan ini memadai dari sudut pandang
demokrasi yang konsisten? Apakan slogan ini memadai
bila kita mempertimbangkan tugas-tugas
revolusioner yang urgen hari ini? Jawaban untuk
kedua pertanyaan ini hanya bisa negatif. Untuk yakin
demikian, kita harus memeriksa program Partai kita
dengan seksama, yang sayangnya jarang disebut dan
disebar oleh organisasi-organisasi kita (Ada
pengecualian, yang patut jadi teladan dimana-mana,
yakni di Riga, Voronezh, dan Moskow dimana
program Partai kita dicetak di selebaran-selebaran).
Tuntutan kunci dari Program kita juga adalah
pembentukan Dewan Konstituante popular (untuk
singkatnya, mari kita setujui bahwa kata “popular”
berarti pemilu yang universal, dsbnya.). Tetapi slogan
ini tidak berdiri sendiri di dalam program kita.
Konteks dan catatan-catatan tambahan yang ada
mencegah kesalahpahaman bagi mereka-mereka yang
paling tidak konsisten dalam perjuangan pembebasan
atau bahkan bagi mereka yang menentang pembebasan.
Di dalam program kita juga terdapat slogan-slogan
lain seperti: 1) penumbangan otokrasi Tsar; 2) ganti
rejim otokrasi dengan republik demokratik; 3)
kedaulatan rakyat, yang dijaga dengan sebuah
konstitusi yang demokratis, yakni konsentrasi
26 Nicholas II (1894-1917) adalah kaisar Rusia terakhir, yang dilengserkan pada Revolusi Februari 1917 dan
lalu dieksekusi setelah Revolusi Oktober oleh Bolshevik. Ia dijuluki Nicholas Sang Penjagal setelah
memerintahkan pembantaian Minggu Berdarah pada 1905.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 49
rakyat, didesain oleh kaum borjuasi liberal untuk
“mengekspresikan”, dengan melangkahi kehendak
rakyat, kehendak Senat dan di atas segalanya
kehendak monarki, kehendak Nicholas.
Tidakkah jelas bahwa dalam berbicara, berpidato,
dan berteriak mengenai sebuah Dewan Konstituate
popular, kaum borjuasi liberal, para tuan-nyonya
Osvobozhdeniye, sesungguhnya sedang
merencanakan sebuah dewan konsultatif yang anti-
popular? Alih-alih membebaskan rakyat, mereka ingin
mengikat rakyat, dengan cara-cara konstitusional,
pertama, ke kekuasaan tsar (monarki), dan kedua, ke
kekuasaan borjuasi besar (Senat).
Bila ada orang yang ingin membantah kesimpulan
ini, biarlah dia nyatakan: (1) bahwa kehendak rakyat
yang sesungguhnya dapat terekspresikan tanpa
kebebasan propaganda sepenuhnya dan tanpa
penghapusan privilese-privilese propaganda
pemerintahan Tsar; atau (2) bahwa dewan delegasi-
delegasi yang tidak punya kekuasaan dan otoritas --
karena kekuasan dan otoritas ini ada di tangan Tsar
-- pada kenyataannya bukan merupakan sebuah badan
konsultasi semata. Orang yang membuat salah satu
pernyataan di atas pastilah seorang penipu yang tak
tahu malu atau seorang dungu. Sejarah telah
menunjukkan dengan tegas bahwa sebuah dewan
perwakilan yang ko-eksis dengan bentuk
pemerintahan monarki sesungguhnya adalah – selama
kekuasaan pemerintah ada di tangan monarki –
sebuah badan konsultasi yang tidak bisa membuat
monarki membungkuk pada kehendak rakyat, tetapi
hanya menyesuaikan kehendak rakyat dengan
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 50
kehendak monarki, dalam kata lain sebuah dewan
untuk membagi kekuasaan antara monarki dan
rakyat, tawar-menawar kekuasaan, tetapi tidak
menjadi kekuasaan itu sendiri. Sejarah telah
menunjukkan dengan tegas pula bahwa sebuah pemilu
yang benar-benar bebas bagi seluruh rakyat akan
mustahil terjadi kalau rejim yang sekarang sedang
melawan revolusi tidak diganti dengan
pemerintahan provisional revolusioner. Dan
kalaupun rejim Tsar ini akhirnya memutuskan untuk
menyelenggarakan sebuah Dewan “Konstituen” (baca:
konsultatif) dan akan memberikan jaminan formal
kebebasan propaganda -- suatu hal yang mustahil
terjadi --, semua fasilitas dan keunggulan kampanye
yang superior dan luas yang bersumber dari
kekuasaan negara yang terorganisir masih akan ada
di tangannya. Keunggulan-keunggulan dan fasilitas-
fasilitas propaganda selama pemilu dewan rakyat
yang pertama ini akan dinikmati oleh orang-orang
yang sejak dulu telah menindas rakyat dengan alat-
alat kekuasaan mereka, dan rakyat mulai merebut
kebebasan dari mereka dengan kekerasan.
Pendeknya, kita tiba pada kesimpulan yang sama,
yang tekah kita capai pada edisi koran sebelumnya
(Proletary, No. 3), ketika kita menganalisa masalah ini
dari sudut lain. Slogan Dewan Konsituante popular,
bila digunakan secara terpisah, pada saat ini adalah
slogannya kaum borjuasi monarkis, sebuah slogan
yang menyerukan sebuah kompromi antara kaum
borjuasi dan pemerintahan Tsar. Hanya slogan
menumbangkan pemerintahan Tsar dan
menggantikannya dengan sebuah pemerintahan
28 Narodisme adalah sebuah trend borjuis kecil dalam gerakan revolusioner Rusia tahun 1860 an dan 1870
an.
29 Suatu referensi pada aksi-aksi revolusioner kaum petani gubernia Poltava dan Kharkov di wilayah Ukraina
(Rusia Kecil) akhir bulan Maret dan awal April 1902. Revolusi-revolusi itu dipercepat oleh kondisi petani
yang sangat berat dan diperburuk oleh kegagalan panen dan kelaparan. Kaum petani menyerang tanah-
tanah milik tuan-tuan tanah, merampas makanan dan makanan ternak serta menuntut redistribusi tanah.
Gerakan ini dipadamkan dengan kekerasan.
30 Bernsteinisme adalah trend oportunis dalam gerakan Sosial Demokrat internasional pada akhir abad 19.
Paham tersebut mengambil nama dari seorang revisionis, Eduard Bernstein (1850-1932), pemimpin sayap
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 55
mendadani seluruh persediaan ideologis asli
golongan yang umum disebut Sosialis-Revolusioner.31
Itulah sebabnya mengapa masalah kaum petani
menonjol dalam pertentangan Marxis melawan
Narodnik sejati maupun golongan sosialis-
revolusioner.
Untuk satu hal tertentu, Narodnisme adalah
sebuah doktrin yang integral dan konsisten.
Narodnisme menolak adanya dominasi kapitalisme di
Rusia; menentang peran buruh pabrik sebagai pemimpin
garis depan perjuangan kaum proletar; menolak
pentingnya sebuah revolusi politik dan kebebasan
politik borjuis; ia menyerukan perlu segera
dilaksanakannya sebuah revolusi sosialis yang
berangkat dari komune petani berikut bentuk-bentuk
pertanian kecil-nya. Semua yang masih bertahan
dalam teori integral ini sekarang hanyalah serpihan-
serpihan saja, tapi untuk secara pandai memahami
kontroversi-kontroversi yang berlangsung saat ini,
dan menjaga supaya kontroversi itu tidak melorot
menjadi sekedar perang mulut, orang semestinya
ingat akar-akar Narodnik yang paling dasar dan
umum yang sekaligus merupakan akar kesalahan
Sosialis-Revolusioner kita.
Kaum Narodnik beranggapan bahwa kaum Muzhik
adalah manusia Rusia masa depan. Pandangan ini tak
kanan ekstrim partai Sosialis-Demokrat Jerman dan Internasional kedua. Bernstein menentang perjuangan
revolusioner oleh kelas buruh dan diktator proletariat, menyerukan kolaborasi antara golongan proletar dan
borjuis dan menggaungkan slogan: "Gerakan adalah segalanya, tujuan akhir bukan apa-apa", yang berarti
mengganti perjuangan revolusioner untuk sosialisme dengan perjuangan untuk reformasi dalam kerangka
negara borjuis.
31 Sosialis-Revolusioner (S.R.s) adalah sebuah partai borjuis kecil di Rusia yang terbentuk akhir tahun 1901
dan awal tahun 1902. Organ-organ resminya adalah koran Revolutsionnaya Rossiya (Rusia Revolusioner)
(1900-1905) dan majalah Vetsnik Russkoi Revolutsii (Majalah Revolusi Rusia) (1901-1905).
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 56
pelak berkembang karena keyakinan mereka pada masa
depan kapitalisme. Sedangkan kaum Marxis
beranggapan bahwa buruh pekerja adalah manusia
masa depan, dan perkembangan kapitalisme Rusia baik
di bidang pertanian maupun industri makin
menegaskan pandangan mereka. Gerakan kelas pekerja
di Rusia telah berhasil memperoleh pengakuan bagi
keberadaannya sendiri. Tetapi bagi gerakan petani,
masih ada jurang pemisah antara Narodisme dan
Marxisme hingga sekarang, yang mana hal ini
terungkap dalam penafsiran mereka yang berbeda
atas gerakan (petani) ini. Bagi kaum Narodnik,
gerakan petani tersebut dengan sendirinya
membuktikan kekeliruan Marxisme. Ini adalah gerakan
yang bekerja untuk suatu revolusi sosialis yang
langsung; gerakan ini tidak mengakui kebebasan
politik borjuis; gerakan yang berangkat dari
produksi skala kecil dan bukan produksi berskala
besar. Singkatnya, bagi kaum Narodnik, gerakan
petani lah yang benar-benar sosialis sejati dan segera
merupakan gerakan sosialis. Kesetiaan Narodnik pada
komune petani dan bentuk tertentu anarkisme
Narodnik sepenuhnya bisa menjelaskan mengapa
kesimpulan demikian yang selalu terumuskan. Bagi
kaum Marxis, gerakan petani adalah gerakan
demokratik, bukan gerakan sosialis. Di Rusia, seperti
juga kasus di negara-negara lain, gerakan ini pasti
sejalan dengan revolusi demokratik, revolusi yang
borjuis kandungan sosial ekonominya. Gerakan yang
sampai titik akhirnya memang tidak ditujukan untuk
menggoyang pondasi tatanan borjuis, menentang
prodksi komoditi atau melawan kapital. Sebaliknya
gerakan itu ditujukan untuk menentang hubungan
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 57
pra-kapitalis, hubungan perhambaan kuno di wilayah
pedesaan dan melawan tuan-tanahisme, yang menjadi
kunci seluruh kelangsungan hidup pemilikan hamba-
hamba. Konsekuensinya kemenangan penuh gerakan
petani ini tak akan menghapus kapitalisme; malahan
sebaliknya, gerakan ini akan menciptakan pondasi
lebih luas lagi bagi perkembangan kapitalisme, akan
mempercepat serta memperdalam perkembangan
kapitalis sejati. Kemenangan penuh pemberontakan
kaum petani hanya bisa menciptakan benteng bagi
republik demokrasi borjuis, yang didalamnya tumbuh
untuk pertama kalinya suatu perjuangan
proletariat melawan kehendak borjuasi dalam
bentuk yang paling murni. Lantas, ada dua
pandangan bertentangan yang harus dimengerti
dengan jelas oleh siapapun yang ingin mempelajari
jurang perbedaan prinsipil antara Sosialis-
Revolusioner dan Sosialis-Demokrat. Merujuk ke salah
satu pandangan, gerakan petani adalah gerakan
sosialis, sedangkan merujuk ke pandangan lain
gerakan petani adalah gerakan borjuis-demokratik.
Dengan ini orang bisa lihat betapa gobloknya
ungkapan orang-orang Sosialis-Revolusioner kita
ketika mereka mengulang beratus kali (lihat, misalnya,
dalam Revolutsionnaya Rossiya, no. 75) bahwa Marxis
ortodoks telah mengabaikan masalah petani. Hanya
ada satu cara untuk memberantas kebodohan
berbahaya macam ini dan itu bisa diakukan dengan
mengulang ABC; menyusun pandangan-pandangan
Narodnik yang secara konsisten sudah kuno itu, dan
beratus bahkan beribu kali menekan bahwa perbedaan
yang sesungguhnya di antara kita itu tidak terletak
pada soal berhasrat atau tidak berhasrat pada
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 58
masalah petani, juga tidak terletak pada mengakui
atau tidak mengakui masalah petani, tapi terletak
pada perbedaan penilaian kita atas gerakan petani
dan masalah petani saat ini di Rusia. Dia yang berkata
bahwa Marxis mengabaikan masalah petani di Rusia
adalah:
Pertama, seorang pengabai absolut. Sebab seluruh
tulisan prinsipil Marcis Rusia, mulai dari tulisan
Plekhanov Our Differences (muncul kurang lebih 20
tahun yang lalu), telah mencurahkan tenaga untuk
menjelaskan kesalahan pandangan-pandangan kaum
Narodnik mengenai masalah petani Rusia.
Kedua, dia yang menyatakan bahwa Marcis
mangabaikan masalah petani jelas menunjukkan
hasratnya untuk menghindari keharusan memberi
penilaian yang lengkap atas perbedaan prinsipil yang
sesungguhnya, memberi jawaban atas pertanyaan
apakah gerakan petani sekarang ini adalah gerakan
borjuis atau tidak, apakah gerakan itu secara
obyektif diarahkan untuk menghancurkan
kelangsungan hidup penghambaan atau tidak.
Kaum Sosialis-Revolusioner tidak pernah memberikan,
dan tidak selalu dapat memberikan satu jawaban jelas
dan tepat pada masalah itu karena mereka menggapai-
gapai tanpa harapan di antara pandangan kuno
Narodnik dan pandangan Marxis saat ini mengenai
masalah petani di Rusia. Kaum Marxis menyatakan
bahwa kaum Sosialis-Revolusioner mewakili pendirian
kaum borjuis kecil (mereka adalah ideolog kaum
borjuis kecil) dengan alasan yang kuat bahwa mereka
tidak dapat membersihkan diri dari ilusi-ilusi kaum
32V.V. adalah nama samaran V.P. Vorontsov, penulis buku Destiny of Capitalism in Russia. Nikolai-on adalah
nama samaran N. Danielson, penulis buku Sketches on Our Post-Reform Socialist Economy. Voronstsov dan
Danielson adalah idolog Narodisme Liberal di tahun 1880-an dan tahun 1890-an.
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 64
kapitalisme dan pemilikan hamba-hamba. Kemudian
anda akan menemukan bahwa terdapat suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada sewa buruh, suatu
sistem yang langsung mempertahankan sistem kerja
tanpa upah. Jika lebih jauh lagi anda mencari
pemecahan kesulitan tersebut pada buku macam
Marxis ortodoks, seperti volume ke tiga Kapital-nya
Marx,33 anda akan temui bahwa dimanapun tak ada
sistem kerja tanpa upah yang berkembang, dan
dimanapun sistem itu tak bisa berkembang serta
kemudian berubah menjadi pertanian kapitalis kecuali
melalui perantaraan pertanian petani borjuis kecil.
Dalam usaha anda menghalau Marxisme, anda malah
mundur ke metode yang terlalu primitif, metode
yang sudah demikian lampau digunakan; pada
Marxisme secara langsung anda memberikan satu
konsepsi pertanian kapitalis skala besar yang amat
dangkal dan aneh melebihi konsep pertanian skala
besar dengan dasar sistem kerja tanpa upah. Anda
berpendapat bahwa karena hasil pertanian di tanah
milik tuan tanah itu lebih tinggi dibandingkan
dengan pertanian petani maka perampasan tanah
milik tuan tanah adalah suatu langkah yang
terbelakang. Argumentasi ini layak dinyatakan oleh
seorang anak sekolah dasar kelas 4. Sekedar
pertimbangan, Tuan-tuan: memisahkan hasil-rendah
tanah petani dari hasil-tinggi perkebunan tuan-tuan
tanah ketika perbudakan dihapuskan, tidakkah itu
merupakan sebuah "langkah mundur"?
33Lihat Karl Marx, Capital, Volume III, Bab. XVLII ("Genesis of Capitalist Ground-Rent" – "Munculnya sewa
tanah kapitalis").
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 65
Sistem ekonomi tuan tanah di Rusia saat ini
merupakan perpaduan antara ciri-ciri kapitalisme dan
pemilikan-perhambaan. Secara obyektif, saat ini
perjuangan kaum petani melawan para tuan tanah
adalah perjuangan melawan kelangsungan hidup
perhambaan. Tapi mencoba menghitung seluruh kasus
individual, mempertimbangkan setiap kasusnya dan
menentukan secara tepat dengan ukuran skala
seorang ahli obat, untuk menemukan kapan
berakhirnya masa pemilikan-perhambaan dan
kapitalisme dimulai, itu berarti mencoba menganggap
Marxis sama dengan sifat teliti dan cermat. Kita tidak
bisa menghitung bagian apa dari harga bahan-bahan
yang dibeli dari sebuah toko kecil, yang mewakili
nilai lebih dan bagian apa dari harga itu yang
mewakili penipuan atas kerja buruh, dan sebagainya.
Apakah itu berarti kita harus membuang teori nilai
kerja, saudara-saudara?
Ekonomi tuan tanah kontemporer memadukan
gambaran kapitalisme dan perhambaan. Tetapi dari
kenyataan tersebut hanya ilmuwan saja yang bisa
berkesimpulan bahwa inilah tugas kita untuk
mempertimbangkan, menghitung dan memaparkan tiap
menit gambaran dalam katagori sosial ini dan itu.
Oleh karenanya hanya kaum utopialah yang dapat
berkesimpulan bahwa, "tidak ada kebutuhan" bagi kita
untuk melukiskan perbedaan di antara dua perang
sosial yang berbeda. Sehingga sebenarnya, satu-
satunya kesimpulan sesungguhnya yang muncul
adalah bahwa baik dalam program maupun taktik,
kita harus memadukan perjuangan proletariat yang
sejati melawan kapitalisme dengan perjuangan
34Artikel-artikel yang masuk dalam kumpulan karya ini ditulis oleh W.I. Lenin selama dan setelah revolusi
Rusia pertama 1905-1907. Artikel-artikel ini menganalisa imbangan-imbangan kekuatan kelas,
mengkarakterisasi partai-partai politik dan menyelidiki pelajaran-pelajaran yang harus ditarik proletariat
dari kalangan revolusi.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 69
bersatu. Pemilik-pemilik dan buruh-buruh upahan,
sejumlah orang-orang kaya (“sepuluh ribu orang-
orang atasan”) yang tak berarti dan puluhan juta
orang tak berpunya dan yang bekerja, itu
sesungguhnya merupakan “dua nasion”, sebagaimana
dikatakan orang Inggeris yang berpandangan jauh
sudah pada pertengahan pertama abad ke-XIX.
Perjuangan antara proletariat dan burjuasi sedang
menjadi acara diseluruh Eropa. Perjuangan itu sudah
lama merembes juga ke Rusia. Di Rusia moden bukanlah
dua kekuatan yang sedang berjuang yang
membentuk isi revolusi, melainkan dua perang sosial
yang berbeda-beda dan berlainan jenisnya: yang satu
berlangsung dalam kandungan masyarakat otokrasi
perhambaan dewasa ini, yang lain – dalam kandungan
masyarakat borjuis-demokratis yang akan datang,
yang sudah sedang mulai lahir di hadapan mata kita.
Yang satu merupakan perjuangan Rakyat untuk
kebebasan (untuk kebebasan masyarakat borjuis),
untuk demokrasi, yaitu untuk otokrasi Rakyat, yang
lain – perjuangan kelas dari proletariat melawan
burjuasi untuk penyusunan masyarakat secara
Sosialis.
Di atas pundak kaum Sosialis, dengan demikian,
sedang terletak tugas yang besar dan sukar –
melaksanakan sekaligus dua peperangan, yang
samasekali berlainan, baik menurut watak dan
tujuannya, maupun menurut susunan kekuatan-
kekuatan sosial yang mampu ikut serta dengan tegas
di dalam peperangan yang satu atau yang lain.
Sosial-Demokrasi sudah dengan jelas mengajukan dan
dengan tegas menyelesaikan tugas itu, berkat
35 Oswobozjdeniye – majalah tengah-bulanan, terbit di luarnegeri dari tanggal 18 Juni (1 Juli) 1902 sampai 5
(18) Oktober 1905 di bawah pimpinan P.B. Struve. Majalah itu merupakan organ burjuasi liberal Rusia dan
dengan konsekuen menjalankan ide-ide liberalisme monarki-moderat. Pada tahun 1903 di sekitar majalah
itu terhimpun (dan pada Januari 1904 terbentuk) “Soyus Oswobozjdenia” (Perserikatan Kebebasan”), yang
ada sampai bulan Oktober 1905. Bersama-sama dengan kaum Zemstwo-konstitusionalis, “kaum
Oswobozjdeniye” menjadi inti dari partai Konstitusionil-Demokratis (Kadet) yang terbentu pada Oktober
1905 – Partai utama burjuasi monarki-liberal di Rusia.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 71
kontradiksi-kontradiksi baru dan perjuangan kelas
yang baru di dalam sistim borjuis yang cukup
didemokrasikan. Semakin sempurna kita melaksanakan
revolusi demokratis, maka ternyata semakin dekat
pula kita berhadaphadapan dengan tugas-tugas
revolusi Sosialis, akan semakin tajam dan runcing
pula perjuangan proletariat menentang dasar-dasar
masyarakat borjuis itu sendiri.
Soal demokrasi harus terus menerus melancarkan
perjuangan menentang segala penyelewengan dari
pengajuan tugas-tugas revolusioner-demokratis dan
Sosialis dari proletariat secara ini. Adalah mustahil
untuk mengingkari hal, bahwa pada dasarnya
revolusi yang sekarang ini berwatakdemokratis,
yaitu borjuis, adalah mustahil karenanya untuk
mengajukan semboyan-semboyan seperti pembentukan
komune-komune revolusioner. Adalah mustahil dan
reaksioner untuk meremehkan tugas-tugas
ikutsertanya proletariat, apalagi ikutsertanya
secara memimpin, di dalam revolusi-demokratis,
dengan menghindari, misalnya, semboyan diktator-
revolusioner-demokratis dari proletariat dan kaum
tani. Adalah mustahil untuk mencampuradukkan
tugas-tugas dan syarat-syarat revolusi demokratis
dan revolusi Sosialis, yang berbeda-beda, kami ulangi,
baik menurut wataknya, maupun menurut susunan
kekuatan-kekuatan sosial yang ikut serta di
dalamnya.
Justru mengenai kesalahan terakhir itulah ingin
kita berbicara terperinci. Tidak berkembangnya
pertentangan-pertentangan kelas di kalangan
Rakyat pada umumnya dan di kalangan kaum tani
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 72
pada khususnya, adalah gejala yang tak
terhindarkan dalam zaman revolusi demokratis,
yang utnuk pertama kali membentuk dasar-dasar bagi
perkembangan kapitalisme yang benar-benar luas. Dan
tidak berkembangnya ekonomi ini mengakibatkan
terus bertahannya dan hidup kembalinya dalam
bentuk atau itu bentuk-bentuk yang terbelakang
dari Sosialisme yang merupakan Sosialisme borjuis
kecil, karena meng-indealisasi perombakan-perombakan
yang tidak keluar dari rangka hubungan-hubungan
borjuis-kecil. Massa kaum tani tidak menyadari dan
tidak dapat menyadari hal, bahwa “kebebasan” yang
paling sempurna dan pembagian paling “adil”
walaupun bahkan dari seluruh tanah bukan saja
tidak menghancurkan kapitalisme, melainkan
sebakinya, membentuk syarat-syarat untuk
perkembangannya yang terutama luas dan terpaksa.
Dan pada waktu, ketika Sosial-Demokrasi memilih dan
mendukung hanya isi revolusioner demokratis dan
cita-cita kaum tani itu, Sosialisme-borjuis kecil
membuat ketidaksadaran kaum tani menjadi suatu
teori, dengan mencampur-baurkan atau melebur
menjadi satu syarat-syarat dan tugas-tugas dari
revolusi yang sungguh-sungguh demokratis dan
revolusi Sosialis yang direka-reka.
Pernyataan yang paling menyolok dari ideologi
borjuis kecil yang tidak jelas ini adalah program,
lebih tepat, rancangan program kaum “Sosialis-
Revolusioner"36, yang semakin kurang berkembang
36 Kaum Sosialis-Revolusioner (Eser) – partai burjuis kecil di Rusia, timbul pada akhir tahun 1901 – awal
tahun 1902. Kaum Eser tidak melihat adanya perbedaan kelas antara proletariat dan kaum pemilik kecil,
mengaburkan perpecahan dan kontradiksi kelas di dalam kalangan kaum tani, menyangkal peranan
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 73
pada mereka bentuk-bentuk dan prasyarat-prasyarat
kepartaian, semakin terburu-buru memproklamasikan
dirinya sebagai partai. Waktu menganalisa
rancangan program mereka (lihat Vperyod 37 , No. 3),
kami sudah mempunyai kesempatan untuk
menunjukkan, bahwa akar dari pandangan-
pandangan kaum Sosialis-Revolusioner terletak pada
Narodisme38 Rusia lama. Tetapi karena seluruh
perkembangan ekonomi Rusia, seluruh jalannya
Revolusi Rusia tanpa ampun dan tanpa belaskasihan
merenggutkan tiap hari dan tiap jam landasan dari
tonggak-tonggak Narodisme murni, maka
pandangan-pandangan kaum Sosialis-Revolusioner
tidak boleh tidak akan menjadi elektis. Mereka
berusaha menjerumat lobang-lobang Narodisme
pimpinan proletariat di dalam revolusi. Sebagai metode pokok perjuangan melawan otokrasi, kaum Eser
memilih jalan teror perorangan.
Program agraria kaum Eser menuntut penghapusan milik perseorangan atas tanah dan perpindahannya
pengurusan komune desa, pelaksanaan azas-azas “penyamarataan” dalam penggunaan tanah, dan juga
mengembangkan koperasi. Dalam program itu, yang oleh kaum Eser dinamakan “sosialisasi tanah”, pada
kenyataannya tak ada sesuatu yang bersifat Sosialis, karena produksi barang-dagangan dan perekonomian
swasta atas tanah umum tidak menghilangkan kekuasaan kapital, tidak membebaskan kaum tani pekerja
dari eksploitasi dan kebangkrutan. Akan tetapi tuntutan-tuntutan untuk penyamarataan dalam penggunaan
tanah, biarpun tak bersifat Sosialis, dari sudut sejarah mempunyai sifat progresif revolusioner-demokratis,
karena tuntutan-tuntutan itu ditujukan untuk melawan pemilikan tanah oleh tuantanah reaksioner.
Ketidak homogenan kelas di kalangan kaum tani menyebabkan ketidakteguhan ideologi dan politik dan
keterbengkalaian di dalam partai kaum Eser, kebimbangan yang tetap antara burjuasi liberal dan proletariat.
Setelah revolusi 1905-1907 partai kaum Eser mengalami keruntuhan organisasi dan ideologi yang penuh.
37 Vperyod – surat kabar harian ilegal Bolshevik; diterbitkan di luar negeri, di Jenewa, sejak tanggal 22
Desember 1904 (4Januari 1905) sampai tanggal 5 (18) Mei 1905. Suratkabar itu memainkan peranan
besar dalam mempersatukan komite-komite setempat, dalam mengolah strategi dan taktik Partai dalam
saat Revolusi Burjuis-Demokratis 1905-1907.Surat kabar itu dipimpin oleh V.I.Lenin
38 Narodisme – aliran idologi-politik di Rusia, yang timbul pada tahun 70-an abad XIX. Ciri-ciri khas
daripandangan dunia Narodisme adalah pengingkaran terhadap peranan pimpinan kelas buruh dalam
gerakan revolusioner; pandangan yang salah mengenai hal, bahwa revolusi Sosialis dapat dilaksanakan oleh
pemilik-kecil, petani; tanggapan atas komune desa, yang dalam kenyataannya merupakan sisa-sisa
feodalisme dan sistim perhambaan di pedesaan Rusia, sebagai sel Sosialisme, dsb. Sosialisme kaum
Narodnik adalah Sosialisme utopis, kerena tidak bersandar pada perkembangan yang sesungguhnya dari
masyarakat, melainkan merupakan hanya frase, angan-angan, perngharapan baik.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 74
dengan tambalan-tambalan “kritik” oportunis yang
menjadi mode terhadap Marxisme, tetapi pakaian yang
lapuk tidak menjadi kuat karena itu. Pada umumnya
dan dalam keseluruhannya program mereka adalah
sesuatu yang mutlak tidak berjiwa, yang penuh
pertentangan intern, yang dalam sejarah Sosialisme
Rusia semata-mata menyatakan salah satu tahap pada
jalan dari Rusia-penghambaan ke-Rusia borjuis, pada
jalan “dari Narodisme ke Marxisme”. Definisi ini yang
tipikal bagi serentetan aliran yang agak kecil dari
fikiran revolusioner zaman sekarang, berlaku juga
bagi rancangan yang terbaru dari program agraria
Polska Partia Socyalistycna (PPS)39 yang diterbitkan
dalam No. 6-8 Przedswit40.
Rancangan itu membagi program agraria menjadi
dua bagian. Bagian I menguraikan “reforma-reforma
yang untuk pelaksanaannya syart-syarat sosialnya
telah matang”; bagian II “memformulasi
penyempurnaan dan integrasi reforma-reforma
agraria yang diuaraikan dibagian I”. Bagian I, pada
gilirannya dalamdibagi
tiga sub-bagian: A)
perlindungan kerja – tuntutan-tuntutan demi
keuntungan proletariat pertanian; B) reforma-
reforma agraria (dalam arti kata yang sempit, atau
kalau boleh dikatakan, tuntutan-tuntutan kaum
tani) dan C) perlindungan penduduk desa (swatantra
dan sebagainya).
39 PPS – Partai Sosialis Polandia – partai nasionalis reformis yang dibentuk pada tahun 1892. Pada tahun
1906 PPS pecah menjadi PPS “Kiri”, yang berada di bawah pengaruh kaum Bolsyewik, dan PPS – “Kanan”
yang sovinis.
40 Przedswit (Fajar) – majalah politik Partai Sosialis Polandia (PPS), terbit sejak tahun 1884 sampai tahun
1920.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 75
Satu langkah ke arah Marxisme dalam program ini
ialah percobaan memisahkan sesuatu yang menyerupai
program minimum dari program maksimum – kemudian
pengajuan secara samasekali bebas tuntutan-
tuntutan yang berwatak proletar murni –
selanjutnya, pengakuan dalam preambul program itu,
bahwa bagi kaum Sosialis samasekali tidak
diperbolehkan untuk “melakukan cara memuji-muji
naluri-naluri pemilikan dari massa kaum tani”.
Sesungguhnya, jika seandainya dipikirkan secara
sungguh-sungguh kebenaran yang terkandung
dalam ketentuan terakhir ini dan
mengembangkannya dengan konsekwen sampai akhir,
maka pasti akan terdapat program yang sungguh-
sungguh Marxis. Tetapi di situlah celakanya, bahwa
PPS, yang mengeruk ide-idenya dengan sama
gairahnya dari mataair kritik oportunis terhadap
Marxisme, bukanlah suatu partai proletar yang
konsekwen. “Karena tendensi milik-tanah untuk
pemusatan tidak terbukti”, kita baca di dalam
preambul program, “maka adalah tak terbayangkan
untuk tampil membela bentuk-bentuk ekonomi itu
dengan penuh kejujuran dan kepercayaan dan
meyakinkan kaum tani, bahwa usaha-usaha tani kecil
tak dapat tidak akan lenyap”.
Itu tak lain daripada gema ekonomi politik borjuis.
Ahli-ahli ekonomi borjuis dengan seluruh daya
upauanya berusaha memaksakan kepada kaum tani-
kecil suatu ide bahwa kapitalisme dapat dirangkaikan
dengan kesejahteraan pemilik tanah-kecil. Mereka
karena itu menyelubungi persoalan umum tentang
ekonomi barang dagangan, tentang penindasan
41 David, Eduard – salah seorang pemimpin oportunisme, seorang ahli ekonomi Jerman. Bukunya
“Sosialisme dan Pertanian” Lenin menamakan sebagai “kerja pokok revisionis dalam soal agraria”.
42 Szarwark – kerja-wajib di mana dipakai tenaga kerja manusia dan kuda-tarikan serta alat-alat
pengangkutan lainnya, yang dikenakan pada kaum tani di Polandia dan dilaksanakan sebagai cara kerja
paksa untuk membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan dan obyek-obyek lain bagi penggunaan
masyarakat dan negara.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 77
betul Marxis. Dengan menganjurkannya (terutama
pasal 5), PPS maju selangkah ke depan dibandingkan
dengan kaum Sosialis-Revolusioner kita, yang bersama
dengan Moskovskiye Wedomosti 43 tertarik kepada
hal-hal yang terkenal jelek itu – “tanahpembagian-
tanahpembagian yang tak dapat pindah tangan”.
Dengan mengajukannya, PPS mendekati ide Marxisme
tentang perjuangan melawan sisa-sisa sistim
penghambaan, sebagai dasar dan isi dari gerakan
kaum tani sekarang. Tetapi dalam mendekati ide ini, PPS
jauh dari menerima ide itu secara penuh dan sadar.
Pasal-pasal pokok dari program minimum yang kita
tinjau berbunyi:
1) nasionalisasi tanah milik keluarga tsar,
pemerintah dan milik gereja dengan jalan
penyitaan;
2) nasionalisasi milik tanah besar kalau tak ada
pewarisnya yang langsung; dan
3) nasionalisasi hutan, sungai dan danau.
Tuntutan-tuntutan itu mengandung semua
kekurangan dari program yang mengutamakan
untuk masa kini tuntutan nasionalisasi tanah. Selagi
di hadapan kita belum ada kebebasan politik yang
penuh dan otokrasi Rakyat, selagi belum ada republik
demokratis, mengemukakan tuntutan nasionalisasi
adalah belum pada waktunya dan tak masuk akal,
sebab nasionalisasi adalah perpindahan milik ke
tangan negara, sedangkan negara sekarang ini
adalah negara kepolisian dan berkelas, dan negara
43Moskowskiye Wedomosti—salah satu suratkabar yang paling tua di Rusia, terbit sejak tahun 1756 sampai
1917. Sejak tahun 1905 – adalah salahsatu suratkabar yang paling reaksioner.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 78
mendatang bagaimanapun akan berkelas juga. Dan
sebagai semboyan, yang membawa ke depan ke arah
demokratasasi, tuntutan itu adalah terutama tidak
berguna, sebab tuntutan itu memusatkan titik berat
persoalan bukannya pada hubungan kaum tani
dengan tuan tanah (kaum tani mengambil tanah
tuan tanah), melainkan pada hubungan tuan tanah
dengan negara. Cara pengajuan masalah demikian
adalah sama sekali palsu untuk saat, ketika kaum tani
dengan cara revolusioner berjuang untuk merebut
tanah melawan tuan tanah, maupun melawan
negara tuan tanah. Komite Revolusioner Kaum Tani
untuk penyitaan, sebagai alat penyitaan, -- itulah
semboyan satu-satunya yang sesuai dengan saat ini
dan yang mendorong maju perjuangan kelas
melawan tuan tanah dalam hubungan yang tak
terpisahkan dengan pengahancuran secara
revolusioner negara tuan tanah.
Pasal-pasal yang lain dari program minimum
agraria dalam rancangan PPS adalah sebagai berikut:
“4) pembatasan hak milik, karena ia sedang menjadi
penghalang untuk segala macam perbaikan (miliorasi)
dalam cocok tanam, ketika perbaikan-perbaikan itu
akan diakui sebagai yang perlu oleh mayoritas
mereka yang berkepentingan …….7) nasionalisasi
asuransi gandum dari kebakaran dan kerugian
karena hujam es dan ternak dari penyakit menular: 8)
bantuan menurut undang-undang dari pihak negara
kepada pembentukan artel-artel dan koperasi-koperasi
cocok tanam; 9) sekolah-sekolah agronomi”.
Pasal itu seluruhnya sesuai dengan jiwa
pandangan-pandangan kaum Sosialis-Revolusioner,
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 79
atau (sama saja) seluruhnya sesuai dengan jiwa
reformatorisme borjuis. Dalam pasal-pasal itu tidak
ada sesuatu apapun yang revolsuioner. Pasal-pasal
itu, tentu saja, adalah progresif, ini tidak dapat
dibantah, tetapi pasal-pasal itu progresif dari sudut
pandangan kepentingan-kepentingan kaum pemilik.
Mengedepankannya oleh pihak kaum Sosialis berarti
justru melakukan cara memuji-muji naluri-naluri
pemilikan. Mengedepankannya berarti sama saja seperti
menuntut dukungan negara terhadap trust, kartel,
sindikat, perhimpunan-perhimpuan kaum industrialis,
yang tidak kurang “progresif” daripada koperasi,
asuransi, dsb. Di bidang cocok tanam. Itu semua
adalah kemajuan secara kapitalis. Mengkhawatirkan
itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan kaum
majikan, pengusaha-pengusaha. Sosialisme proletar,
berbeda dari Sisalisme borjuis-kecil, membiarkan Count
de Rocquijny44, tuan tanah-tuan tanah pemilik
tanah, dsb. Untuk memperhatikan koperasi pemilik-
pemilik tanah, besar dan kecil, -- sedangkan ia
sepenuhnya dan semata-mata mengurus koperasi-
koperasi pekerja-pekerja upahan dengan tujuan
perjuangan melawan kaum majikan.
Lihatlah sekarang bagian ke-II dari program. Ia
terdiri dari satu pasal seperti berikut:”Nasionalisasi
tanah-milik besar dengan jalan penyitaan. Tanah-
tanah yang dapat ditanami dan padang-padang
rumput yang diperoleh Rakyat dengan cara demikian
harus dibagikan habis menjadi tanahpembagian-
tanahpembagian dan diserahkan kepada kaum tani
yang tak punya tanah dan yang sedikit
46Tanah potongan – bidang-bidang tanah, yang diambil oleh tuan tanah dari kaum tani pada waktu
pembatalan sistem perhambaan di Rusia pada tahun 1861.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 83
mesti dilaksanakan dengan cara-cara revolusioner.
Pembagian tanah secara paling jelek setelah
perombakan semacam itu akan lebih baik daripada
yang ada sekarang ini, ditinjau dari segala segi. Dan
jalan inilah yang kita tunjukkan, sambil mengajukan
sebagai yang pokok tuntutan pembentukan Komite-
Komite Revolusioner Kaum Tani.
Akan tetapi di samping itu kita mengatakan kepada
proletariat desa: “Kemenangan yang paling radikal
dari kaum tani, yang kawan-kawan harus bantu
sekarang dengan semua kekuatan, tidak akan
membebaskan kawan-kawan dari kemelaratan. Untuk
tujuan ini hanya ada satu cara: kemenangan seluruh
proletariat pertanian – atas seluruh burjuasi, dan
penyusunan masyarakat Sosialis”.
Bersama dengan kaum tani-majikan melawan tuan
tanah dan negara tuan tanah, bersama dengan
proletariat kota melawan seluruh burjuasi dan
semua kaum tani pemilik. Beginilah semboyan
proletariat desa yang sadar. Dan kalau majikan-
majikan kecil tidak segera menerima semboyan ini atau
bahkan kalaua mereka menolak menerimanya
samasekali, semboyan ini bagaimanapun akan menjadi
semboyan kaum buruh, ia akan pasti diperkuat oleh
seluruh revolusi, ia akan menyelamatkan kita dari
ilusi-ilusi borjuis kecil, ia akan menunjukkan kepada
kita dengan jelas dan penuh ketentuan tujuan
Sosialis kita.
Proletari, No.20
10 Oktober (27 September) 1905.
47 Obskurantisme adalah tindakan yang dengan sengaja menyajikan informasi dengan cara yang berkesan
kabur dan sukar dimengerti dengan tujuan agar tidak ada yang mencoba bertanya atau memahami lebih
lanjut. Opposition to inquiry, enlightenment, or reform ... Pada abad ke-18, para filsuf Abad Pencerahan
menggunakan istilah "obskurantis" untuk semua musuh pencerahan intelektual dan penyebaran
pengetahuan. Pada abad ke-19, untuk membedakan antara ragam-ragam obskurantisme di dalam bidang
metafisika dan teologi dari obskurantisme yang lebih "halus" di dalam filsafat kritis Immanuel Kant,
Friedrich Nietzsche berkata: "Unsur penting dalam seni hitam obskurantisme bukanlah upaya untuk
Sosialisme dan Agama (1905) - 89
ketidakjelasan) dalam bentuk keyakinan-keyakinan
agama. Kita menuntut pembinasaan sepenuhnya
terhadap Gereja dan dengannya mampu menerangi
kabut religius yang begitu ideologis dan dengan
sendirinya senjata ideologis, dengan sarana pers kita
dan melalui kata dari mulut. Namun kita mendirikan
asosiasi kita, Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia,
tepatnya untuk sebuah perjuangan melawan setiap
agama yang menina bobokan para pekerja. Dan bagi
kita perjuangan ideologi bukan sebuah urusan
pribadi, namun persoalan seluruh Partai, seluruh
proletariat.
Jika memang demikian, mengapa kita tidak
menyatakan dalam Program kita bahwa kita adalah
atheis? Mengapa kita tidak melarang orang-orang
Kristen dan para penganut agama Tuhan lainnya
untuk bergabung dalam partai kita?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan memberikan
penjelasan tentang perbedaan yang cukup penting
dalah hal persoalan agama yang ditampilkan oleh
para demokrat borjuis dan kaum Sosial-Demokrat.
Program kita keseluruhannya berdasar pada cara
pandang yang ilmiah, dan lebih jauh materialistik.
Oleh karenanya, sebuah penjelasan mengenai program
kita secara amat perlu haruslah memasukkan sebuah
penjelasan tentang akar-akar historis dan ekonomis
yang sesungguhnya dari kabut agama. Propaganda
kita perlu memasukkan propaganda tentang atheisme;
publikasi literatur ilmiah yang sesuai – dimana
menggelapkan pemahaman individual, tetapi ingin menggelapkan gambaran kita atas dunia, serta
menggelapkan gagasan kita mengenai eksistensi."
Sosialisme dan Agama (1905) - 90
pemerintah feodal otokratis hingga saat ini telah
melarang dan menyiksa – yang pada saat ini harus
membentuk satu bidang dari kerja partai kita. Kita
sekarang mungkin harus mengikuti nasehat yang
diberikan Engels kepada kaum Sosialis Jerman:
menterjemahkan dan menyebarkan literatur
intelektual Pencerahan Perancis abad ke-18 dan kaum
atheis.48
Namun bagaimanapun juga kita tidak boleh dan
tidak patut untuk jatuh dalam kesalahan
menempatkan persoalan agama ke dalam sebuah
abstrak, kebiasaan yang idealistik, sebagai sebuah
masalah "intelektual" yang tak berhubungan dengan
perjuangan kelas, seperti yang tidak jarang
dilakukan oleh kaum demokrat-radikal yang ada di
antara kaum borjuis. Tentulah bodoh untuk berpikir
bahwa, dalam sebuah masyarakat yang berdasar pada
penindasan tanpa akhir dan merendahkan massa
pekerja, prasangka-prasangka agama bisa disingkirkan
hanya melalui metode propaganda melulu. Inilah
kesempitan cara berpikir borjuis yang lupa bahwa
beban agama yanng memberati kehidupann manusia
sebenarnya tak lebih adalah sebuah produk dan
refleksi beban ekonomi yang ada di dalam
masyarakat. Tak satupun dari famplet khotbah,
berabapun jumlahnya, dapat memberi pencerahan pada
kaum proletariat, jika ia tidak dicerahkan dengan
perjuangannya sendiri melawan kekuatan gelap dari
kapitalisme. Persatuan dalam perjuangan
revolusioner yang sesungguhnya dari kelas kaum
tertindas untuk menciptakan sebuah sorgaloka di
48 Lihat Frederick Engels, "Flüchtlings-Literatur", Volksstaat, No. 73, 22/6/1874, halaman 86.
49Kautsky, Karl – salah seorang pimimpin Sosial-demokrat Jerman dan Internasionale II, pada mulanya
seorang Marxis, kemudian menjadi renegat Marxisme, ideologi semacam oportnuisme yang paling
berbahaya dan merugikan – sentralisme.
Perang Gerilya (1906) - 111
perjuangan utama; dan sehubungan dengan ini,
bentuk-bentuk perjuangan kedua, tambahan,
mengalami perubahan menurut gilirannya.Mencoba
memberikan jawaban ya atau tidak atas pertanyaan
tentang cara perjuangan yang khusus, tanpa
membuat penyelidikan yang terperinci tentang situasi
konkrit dari gerakan tertentu pada tingkat
perkembangannya yang tertentu, berarti
selengkapnya meninggalkan pendirian Marxisme.
Inilah dua ketentuan teoritis utama yang
padanya kita harus berpedoman. Sejarah marxisme di
eropa Barat menyediakan jumlah contoh yang tak
terhingga yang menguatkan apa yang telah
dikatakan. Sosial-Demokrasi Eropa dewasa ini
menganggap parlementerisme dan gerakan serikat
buruh sebagai bentuk-bentuk perjuangan utama; ia
mengakui pemberontakan di zaman lampau, dan
sangat bersedia untuk mengakuinya, jika kiranya
keadaan berubah, di masa yang akan datang –
bertentangan dengan pendapat kaum borjuis liberal
seperti kaum Kadet50 Rusia dan kaum Bezzglavtsi51.
50 Kaum Kadet – anggota-anggota partai konstitusionil-demokratis, partai utama dari burjuasi liberal-
monarkis di Rusia. Ia dibentuk pada bulan Oktober tahun 1905; keadaan susunannya masuk wakil-wakil
burjuasi, tokoh-tokoh Zemstwo dari kaum tuantanah dan kaum intelek burjuis. Kaum Kadet tidak
mengajukan tuntutan yang lebih jauh daripada monarki konstitusionil. Sebagai tujuan pokoknya kaum Kadet
menganggap perjuangan melawan gerakan revolusioner dan berikhtisar membagi kekuasaan dengan tsar
dan tuantanah pemilik hamba. Pada tahun-tahun Perang Dunia pertama (1914-1918) kaum Kadet secara
aktif menyolong politik luarnegeri pemerintah tsar. Setelah Revolusi Burjuis Demokratis Bulan Pebruari
tahun 1917 kaum Kadet menempati kedudukan pimpinan dalam Pemerintah Sementara burjuis dan
melakukan politik kontra-revolusioner, anti Rakyat.
51 Kaum Bezzaglavtsi – grup setengah Menshevik, setengah Kadet dari kaum intelek burjuis Rusia, terbentuk
pada saat muali surutnya revolusi tahun-tahun 1905-1907. Grup memperoleh namanya itu menurut majalah
mingguan politik yang bernama Bez Zaglawiya (tanpa Judul) yang terbit di Petersburg pada bulan-bulan
Januari-Mei 1906 di bawah pimpinan Prokopowitc; beberapa waktu kemudian kaum Bezzaglavtsi berhimpun
di sekitar suratkabar Kadet-“Kiri” Towarisy. Dengan kedok non-partainya yang formil kaum Bezzaglavtsi
menjadi pengkhotbah-pengkhotbah ide-ide liberalisme burjuis dan oportunisme, menyokong kaum
revisionis dari Sosial-Demokrasi Rusia dan Internasional.
Perang Gerilya (1906) - 112
Sosial-Demokrasi dalam tahun-tahun 70-an menolak
pemogokan umum sebagai suatu obat universil untuk
segala penyakit sosial, sebagai alat penumbangan
burjuasi dengan sekali pukul oleh cara non-politik –
akan tetapi Sosial-Demokrasi sepenuhnya mengakui
pemogokan politik massal (teristimewa setelah
pengalaman Rusia dalam tahun 1905) sebagai salah
satucara perjuangan yang harus dalam syarat-
syarat tertentu. Sosial-Demokrasi mengakui
pertempuran di barikade-barikade jalanan dalam
tahun-tahun 40-an abad ke XIX, menolaknya karena
sebab-sebab tertentu pada akhir abad ke XIX, dan
menyatakan kesediaan selengkapnya untuk meninjau
kembali pandangan yang terakhir itu danuntuk
mengakui kemanfaatan pertempuran barikade setelah
pengalaman Moskwa, yang menurut kata-kata
Kautsky, melahirkan taktik-taktik baru dari
pertempuran barikade.
II
Setelah menegakkan ketentuan-ketentuan umum
Marxis, marilah kita sekarang kembali kepada revolusi
Rusia. Mari kita ingat kembali perkembangan sejarah
dari bentuk-bentuk perjuangan yang dihasilkannya.
Pertama-tama ada pemogokan-pemogokan ekonomi
dari kaum buruh dan mahasiswa-mahasiswa (1901-1902),
kegaduhan-kegaduhan kaum tani (1902), permulaan
pemogokan-pemogokan politik massal dalam berbagai-
bagai kombinasi dengan demonstrasi-demonstrasi
(Rostov tahun 1902, pemogokan-pemogokan di musim
panas tahun 1903, peristiwa 9 Januari 1905), pemogokan
politik se Rusia yang diikuti oleh peristiwa-peristiwa
pertempuran barikade se-setempat ()ktober 1905),
Perang Gerilya (1906) - 113
pertempuran barikade massal dan pemberontakan
bersenjata (Desember 1905), perjuangan parlementer
yang damai (April-Juni 1906), pemberontakan militer
sebagian-sebagian (Juni 1905 – Juli 1906) dan
pemberontakan-pemberontakan tani sebagian-
sebagian (musimrontok 1905 – musimrontok 1906).
Demikianlah dudukperkara di musimrontok
tahun 1906 dari sudut pandangan bentuk-bentuk
perjuangan pada umumnya. Bentuk “balas dendam”
dari perjuangan yang diambil oleh otokrasi yalah
program “Seratus Hitam"52, mulai dari kota Kisyinev
pada musim semi tahun 1903 sampai pada kota Sedlets
pada musim rontok tahun 1906. Selama seluruh
periode ini pengorganisasian progrom-progrom
Seratus Hitam dan pemukulan orang-orang Yahudi,
mahasiswa-mahasiswa, kaum revolusioner dan kaum
buruh yang sadar kelas terus maju dan
menyempurnakan diri, dengan menggabungkan
kekerasan pasukan-pasukan Seratus Hitam dengan
kekerasan sampah masyarakat yang disuap, dengan
bertindak begitu jauh sampai mempergunakan arteleri
di dusun-dusun dan kota-kota dan dengan
menggabungkan diri dengan ekspedisi-ekspedisi
polisionil, keretaapi-keretaapi militer polisionil dan
seterusnya.
Demikianlah latar belakang utama dari
gambaran itu. Pada latar belakang ini nampak – tak
disangsikan sebagai sesuatu yang bersifat khusus,
penambah dan pembantu – fenomena, pada studi dan
52 Kaum Seratus Hitam – anggota-anggota gerombolan Seratus Hitam yang monarkis, yang dibentuk oleh
polisi tsar untuk perjuangan melawan gerakan revolusioner, menyerang kaum intelek progresif, mengadakan
progrom-progrom terhadap orang-orang Yahudi
Perang Gerilya (1906) - 114
penilaian mana tulisan ini ditujukan. Apakah
fenomena ini? Bagaimana bentuk-bentuknya? Apakah
sebab-sebabnya? Kapankah ia timbul dan seberapa jauh
ia telah berkembang? Apakah artinya dalam jalan
umum revolusi. Apakah hubungannya dengan
perjuangan kelas buruh yang diorganisasi dan
dipimpin oleh Sosial-Demokrasi? Demikianlah persoalan-
persoalan yang kini kita mesti mulai selidiki setelah
menggambarkan latar belakang umum dari gambaran
itu.
Fenomena yang menarik perhatian kita yalah
perjuangan bersenjata. Perjuangan bersenjata itu
dilakukan oleh perorangan-perorangan dan grup-
grup kecil. Sebagian mereka tergolong pada
organisasi-organisasi revolusioner, sedangkan yang
lainnya (di dearah-daerah Rusia tertentu sebagian
besar) tidak tergolong pada organisasi revolusioner
apapun. Perjuangan bersenjata mengejar dua tujuan
yang berlainan, yang harus dengan tegas dibeda-
bedakan: pertama, perjuangan ini bertujuan
amembunuh orang-orang perseoranga, kepala-kepala
dan bawahan di dalam ketentaraan dan kepolisian:
kedua, ia bertujuan mensita dana-dana keuangan baik
dari pemerintah maupun dari orang-orang
partikulir. Dana-dana yang disita itu sebagian masuk
dalam kas suatu partai, sebagian dipergunakan untuk
maksud khusus mempersenjatai dan menyiapkan
pemberontakan, dan sebagian untuk memelihara
orang-orang yang melakukan perjuangan yang
sedang yang sedang kami gambarkan. Ekspropriasi-
ekspropriasi besar (seperti ekspropriasi di Kaukasia
yang menyangkut lebih dari 200.000 Rubel, dan
53 Blanquisme – Susatu aliran dalam gerakan Sosialis Perancis, yang dipimpin oleh seorang revolusioner
terkemuka, wakil utama Komunisme Utopis Perancis – Louis Auguste Blanqui. Kaum Blanquis
mengharapkan “pembebasan umat manusia dari perbudakan upahan tidak dengan jalan perjuangan kelas
proletariat, melainkan dengan jalan komplotan minoritas kecil kaum intelek” (W.I.Lenin). Sampai mengganti
Perang Gerilya (1906) - 116
tindakan-tindakan perorangan-perorangan yang
terpisah dari massa, yang mendemoralisasi kaum
buruh, menimbulkan rasa jijik pada lapisan-lapisan luas
penduduk, merusak organisasi gerakan dan
merugikan revolusi. Contoh-contoh yang
memperkuat penilaian ini dengan mudah dapat
dijumpai dalam kejadian-kejadian yang setiap hari
dilaporkan dalam suratkabar-suratkabar.
Akan tetapi apakah contoh-contoh itu
meyakinkan? Untuk menguji ini, mari kita ambil suatu
daerah di mana bentuk perjuangan yang sedang kami
selidiki itu paling berkembang – Daerah Litwa. Inilah
cara Nowoye Wremya54 (dalam terbitannya tanggal 9
dan 12 September) berkeluh kesah tentang kegiatan-
kegiatan kaum Sosial-Demokrat Litwa (satu bagian
dari PBSDR) dengan teratur menerbitkna
suratkabarnya sebanyak 30.000 lembar. Bagian resmi
suratkabar itu sedang mengumumkan daftar-daftar
mata-mata yang setiap orang jujur wajib
memusnahkannya. Orang-orang yang membantu
polisi dinyatakan “musuh-musuh revolusi”, mereka
harus dibunuh dan, tambahan pula, harus disita
miliknya. Khalayak ramai diberi instruksi untuk
memberi uang untuk Partai kaum Sosial-Demokrat
hanya dengan tanda terima yang ditandatangani
dan dicap. Dalam laporan Partai terakhir, yang
menunjukkan keseluruhan pendapatan sebanyak
aktivitas partai revolusioner dengan tindakan-tindakan gundukan rahasia kaum komplotan, mereka tidak
mempertimbangkan keadaan konkrit, yang diperlukan untuk kemenangan pemberontakan, dan
mengabaikan hubungan dengan massa.
54 Nowoye Wremya – suratkabar harian; terbit di Petersburg dari tahun 1868 sampai 1917; milik dari
berbagai macam badan penerbit dan tidak hanya sekali mengubah arah politiknya. Sejak tahun 1905 –
organ kaum Seratus Hitam.
Perang Gerilya (1906) - 117
48.000 Rubel untuk setahun, digambarkan suatu
jumlah sebanyak 5 600 Rubel yang disumbangkan oleh
cabang Libau untuk persenjataan, yang didapat
dengan jalan ekspropriasi. Sudah barang tentu,
Nowoye Wremya mengamuk dan medidih darahnya
terhadap “undang-undang revolusioner” ini,
terhadap “pemerintah kejam” ini.
Tidak seorangpun akan begitu berani untuk
menyebut kegiatan-kegiatan kaum Sosial-demokrat
Litwa ini anarkisme, Blanquisme, atau terorisme. Akan
tetapai mengapa? Sebab di sini kita mempunayi suatu
hubungan yang nyata antara bentuk perjuangan
baru dan pemberontakan yang pecah dalam bulan
Desember dan yang sedang menggejolak kembali.
Hubungan ini tidak begitu kentara dalam hal Rusia
sebagai keseluruhan, tetapi ia ada. Kenyataan bahwa
perjuangan “gerilya” menjadi tersebar luas justru
sesudah bulan Desember, dan hubungannya dengan
penajaman bukan saja krisis ekonomi melainkan juga
krisis politik adalah di luar keragu-raguan.Terorisme
Rusia macam lama adalah persoalan si-konspirator-
intelek; hari ini sebagai peraturan umum perjuangan
gerilya dilancarkan oleh si-buruh-tempur, atau si-
buruh-penganggur belaka. Blanquisme dan anarkisme
dengan mudah timbul dalam pikiran orang-orang
yang condong berpikiran menurut sablon; akan
tetapi dalam keadaan suatu pemberontakan, yang
begitu nyata di Daerah Litwa, ketidakwajaran merek-
merek yang dihafalkan begitu saja menyolok mata.
Contoh orang-orang Litwa dengan jelas
menunjukkan betapa tak tepatnya, tak ilmiahnya dan
tak historisnya prkatek yang begitu umum di
Perang Gerilya (1906) - 118
kalangan kita untuk menganalisa perang gerilya
tanpa menghubungkannya dengan keadaan-keadaan
sesuatu pemberontakan. Hal ini mesti diperhitungkan,
kita mesti memikir-mikirkan ciri-ciri khas dari suatu
periode perantara antara tindakan-tindakan
pemberontakan yang besar, kita mesti memahami
bentuk-bentuk perjuangan apa dengan tak
terelakkan timbul dalam keadaan-keadaan seperti itu,
dan tidak mencoba menyingkiri persoalan dengan
kumpulan kata-kata yang dihafalkan begitu saja,
seperti yang sama-sama dipergunakan oleh kaum
Kadet dan kaum Nowoye Wremya: anarkisme,
perampokan, hooligansime!
Dikatakan bahwa tindakan-tindakan gerilya
merusak organisasi pekerjaan kita. Mari kita trapkan
pertimbangan ini pada situasi yang telah ada sejak
bulan Desember 1905, pada periode progrom-progrom
Seratus Hitam dan undang-undangan keadaan
bahaya. Apa yang lebih merusak organisasi gerakan
dalam periode seperti itu: ketiadaan perlawanan atau
perang gerilya yang terorganisasi? Perbandingkan
Rusia Tnegah dengan daerah-daerah perbatasan
Baratnya, dengan Polandia dan Daerah Litwa. Tidak
diragukan bahwa perang gerulya jauh lebih tersebar
luas dan jauh lebih berkembang di daerah-daerah
perbatasan Barat. Dan sama-sama tidak diragukan
bahwa gerakan revolusioner pada umumnya, dan
terutama gerakan Sosial-demokratis, lebih rusak
organisasinya di Rusia Tengah daripada di daerah-
daerah perbatasan Barat. Tentu saja, kiranya tidak
akan terlintas di pikiran kami untuk menyimpulkan
dari sini bahwa gerakan-gerakan Sosial-Demokratis
55 Kaum Sosial Demokrat Bolsyewik sering kali dituduh seolah-olah mereka bersikap berat-sebelah yang
kurang serius terhadap aksi-aksi gerilya. Oleh karenanya tidaklah kurang perlunya untuk mengingatkan
bahwa di dalam rancangan resolusi tentang aksi-aksi gerilya (Partiiniye Izwestiya, No. 2, dan laporan Lenin
mengenai Kongres), bagian kaum Bolsyewik yang mempertahanakan aksi-aksi gerilya menyarankan syarat-
syarat berikut untuk pengakuannya: “ekspropriasi-ekspropriasi” milik privat tidak diijinkan dalam keadaan
apapun; “ekspropriasi” milik pemerintah tidak boleh dianjurkan tetapi, hanya diperbolehkan,
asalkan dikontrol oleh Partaidan hasil-hasilnya dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan pemberontakan.
Aksi-aksi gerilya dalam bentuk terorisme harus dianjurkan terhadap tukang-tukang aniaya dari pemerintah
dan orang-orang Seratus Hitam yang aktif, akan tetapi dengan syarat bahwa 1) sentimen massa luas
diperhitungkan; 2) syarat-syarat gerakan kelas buruh di daerah tertentu diingat, dan 3) berhati-hati supaya
kekuatan-kekuatan proletariat tidak dihabiskan dengan sia-sia saja.Perbedaan praktis antara rancanganini
dan resolusi yang diterima pada Kongres Fusi terletak teristimewa dalam kenyataan bahwa “ekspropriasi-
ekspropriasi” milik pemerintah tidak diperbolehkan.
Perang Gerilya (1906) - 126
rakyat tidak banyak jumlahnya, akan tetapi makin
menjadi tajamnya perjuangan, mereka menjadi makin
terorganisasi dan menerima dukungan dari lapisan-
lapisan reaksioner dari burjuasi. Oleh karenanya
adalah samasekali lumrah dan takterelakkan bahwa
dalam suatu zaman seperti itu, zaman pemogokan-
pemogokan politik seluruh nasion, pemberontakan
tidak dapat mengambil bentuk macam lama dari aksi-
aksi sendiri-sendiri yang terbatas pada waktu yang
sangat singkat dan pada suatu daerah yang sangat
kecil. Adalah samasekali lumrah dan takterelakkan
bahwa pemberontakan itu sedang mengambil bentuk
yang lebih tinggi dan kompleks berupa suatu perang
sipil yang berkepanjangan, yang mencakup seluruh
negeri, yaitu suatu perjuangan bersenjata antara
dua golongan Rakyat. Peperangan semacam itu tidak
dapat diangankan dengan cara lain daripada sebagai
suatu rentetan beberapa pertempuran-pertempuran
besar dengan interval-interval yang agak panjang
dan sejumlah besar sekali pertempuran-pertempuran
kecil selama interval-interval ini. Kalau demikian
halnya – dan tidak disangsikan demikian halnya –
maka kaum Sosial-Demokrat secara mutlak harus
menjadikan tugasnya menciptakan organisasi-
organisasi yang dalam ukuran yang paling besar
mampu memimpin massa dalam pertempuran-
pertempuran besar ini, maupun, sejauh mungkin, dalam
pertempuran-pertempuran kecil ini. Dalam zaman
ketika perjuangan kelas-kelas telah meruncing sampai
perang sipil, kaum Sosial-Demokrat harus menjadikan
tugasnya bukan saja ikut serta tetapi juga
memainkan peranan memimpin dalam perang sipil ini.
Kaum Sosial-Demokrat harus melatih dan menyiapkan
Perang Gerilya (1906) - 127
organisasi-organisasi mereka untuk benar-benar
menjadi mampu bertindak sebagai pihak yang sedang
berperang, yang tidak melewatkan satu
kesempatanpun untuk memberikan kerugian pada
kekuatan-kekuatan musuh.
Ini adalah suatu tugas yang sulit, itu tak usah
dikatakan lagi. Tugas itu tidak dapat diselesaikan
sekaligus. Sama seperti seluruh Rakyat sedang dilatih
kembali dan sedang belajar untuk berjuang selama
waktu perang sipil, demikian pula organisasi-
organisasi kita harus dilatih, harus disusun kembali
sesuai dengan pelajaran-pelajaran pengalaman untuk
sanggup menghadapi tugas ini.
Kami tidak mempunyai sedikitpun maksud untuk
memaksakan kepada pekerja-pekerja praktis suatu
bentuk perjuangan yang direka-reka, atau bahkan
untuk memutuskan dari kamar kerja persoalan
tentang peranan bentuk ini atau itu dari perang
gerulya dalam jalan umum perang sipil di Rusia. Kami
jauh dari pikiran untuk menganggap suatu penilaian
konkrit tentang aksi-aksi gerilya tertentu sebagai
suatu aliran di dalam Sosial-Demokrasi. Akan tetapi
kami menganggap sebagai tugas kami untuk
menolong, sejauh kemampuan kami, dicapainya suatu
penilaian teoritis yang tepat terhadap bentuk-bentuk
perjuangan baru yang dilahirkan oleh kehidupan,
untuk secara tak mengenal ampun memerangi sablon-
sablon dan prasangka-prasangka yang menghalangi
kaum buruh yang sadar kelas dalam mengajukan
suatu persoalan baru dan sulit secara tepat, dan
mendekati ppemecahannya secara tepat.
56 handbook, manual
59 yaitu pengambilalihan kekayaan/investasi asing oleh pemerintah lokal tanpa disertai pemberian
kompensasi (ganti rugi)
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 148
memelihara tradisi-tradisi perjuangan revolusioner
yang kaum intelekt dan kaum filistin sedang
bergegas untuk melepaskannya, tugas
mengembangkan dan memperkuat tradisi-tradisi ini,
memasukannya ke dalam kandungan kesadaran massa
luas Rakyat, dan memindahkannya ke pasang naik
berikutnya dari gerakan demokratis yang
takterelakkan.
Kaum buruh itu sendiri secara spontan sedang
melaksanakan justru garis ini. Terlalu bersemangat
mereka sudah hidup mengalami perjuangan besar
dalam bulan-bulan Oktober dan Desember. Terlalu
jelas mereka telah lihat perubahan dalam keadaan
hidup mereka hanya berhubung dengan perjuangan
revolusioner yang langsung itu. Kini mereka
berbicara, atau, setidak-tidaknya, mereka merasa,
seperti tukang tenun yang menulis dalam sebuah
surat kepada majalah serikat buruhnya itu: “Pemilik-
pemilik pabrik telah merampas apa yang kita
menangkan, mandur-mandur sekali lagi seperti
dulunya menghina kita, tunggu saja, tahun 1905 akan
datang lagi”.
Tunggu saja, tahun 1905 akan datang lagi.
Begitulah kaum buruh melihat soal-soal. Bagi mereka
tahun perjuangan itu memberi satu teladan dari apa
yang harus dilakukan. Bagi kaum intelek dan kaum
filistin yang suka akan kerenegatan tahun itu
adalah “tahun edan”, suatu contoh dari apa yang
tak boleh dilakukan. Bagi proletariat pengolahan
kembali dan usaha di-cerna-kannya secara kritis
pengalaman revolusi itu harus terletak dalam hal
supaya belajar bagaimana mentrapkan cara-cara
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 149
perjuangan waktu itu dengan lebih berhasil, sehingga
membuat perjuangan pemogokan Oktober yang sama
dan perjuangan bersenjata Desember yang sama itu
lebih luas, lebih terpusat dan lebih sadar. Bagi kaum
liberal kontra-revolusi, yang menyeret kaum intelek
renegat pada tali, usaha mencernakkan pengalaman
revolusi itu harus berupa usaha meniadakan untuk
selama-lamanya sifat impulsif “yang naif” dari
perjuangan massa yang “liar”, dan menggantinya
dengan pekerjaan konstitusionil yang
“berkebudayaan dan beradab”, di atas dasar
“konstitusionalisme” Stolipin.
Hari ini semua dan segenap orang sedang berbicara
tentang dicernakan dan dinilainya secara kritis
pengalaman revolusi. Tentang itu berbicara kaum
Sosialis dan liberal. Tentang itu berbicara kaum
oportunis dan kaum Sosial-Demokrat revolusioner.
Akan tetapi tidak semua memahami bahwa justru
antara kedua lawan yang disebut di atas itulah
berayun-ayun segala resep yang beraneka ragam dari
usaha mencernakkan pengalaman revolusi itu. Tidak
semua mengajukan dengan jelas persoalan:
pengalaman perjuangan revolusionerkah yang mesti
kita cernakkan, dan membantu massa untuk
mengcernakkannya, demi perjuangan yang lebih
sabar, lebih tabah dan lebih tegas, atau “pengalaman”
perngkhianatan Kadet terhadap revolusikah yang
harus kita cernakkan dan teruskan kepada massa?
Karl Kautsky mendekati persoalan ini dalam aspek
teoritisnya yang fundamental. Dalam edisi kedua
dari karangannya yang terkenal, “Revolusi Sosialis”,
yang telah diterjemahkan ke dalam semua bahasa
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 150
Eropa yang penting, ia membuat sejumlah tambahan
dan amandemen yang menyinggung pengalaman
revolusi Rusia. Kata pendahuluan untuk edisi ke dua
tertanggal Oktober 1906; jadinya penulis itu sudah
mempunyai bahan-bahan untuk menyatakan konsepsi
bukan saja mengenai “topan dan desakan” tahun 1905,
melainkan juga mengenai peristiwa-peristiwa utama
dalam “periode Kadet” dari revolusi kita, mengenai
zaman antusiasme umum (hampir umum) berhubung
dengan kemenangan-kemenangan pemilihan kaum
Kadet dan dengan Duma Pertama.
Persoalan-persoalan apa dalam revolusi Rusia,
jadinya, yang dianggap Kautsky cukup besar dan
pokok, atau sekurang-kurangnya cukup penting
utnuk memberikan bahan-bahan baru bagi seorang
Marxis yang pada umumnya mempelajari “bentuk-
bentuk dan senjata-senjata revolusi sosial”
(sebagaimana bunyi judul dari pasal 7 dalam
karangan Kautsky, yaitu justru dari pasal yang
dilengkapi sesuai dengan pengalaman tahun 1905-1906)?
Penulis itu mengambil dua persoalan.
Pertama, persoalan susunan kelas dari kekuatan-
kekuatan yang mampu mencapai kemenangan dalam
revolusi Rusia, dengan membuatnya suatu revolusi
yang jaya sesungguhnya.
Kedua, persoalan arti penting dari bentuk-bentuk
paling tinggi dari perjuangan massa itu – paling
tinggi menurut energi revolusioner dan menurut
watak militansinya – yang dilahirkan oleh revolusi
Rusia, yaitu perjuangan dalam bulan Desember, yakni
pemberontakan bersenjata.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 151
Seorang Sosialis (dan teristimewa seorang Marxis)
yang bersikap sedikit-banyaknya memikir-mikirkan
terhadap peristiwa-peristiwa revolusi Rusia pasti
harus mengakui bahwa ini sesungguhnyalah
merupakan persoalan –persoalan pokok dan
fundamentil dalam menilai revolusi Rusia, dan juga
dalam menilai garis taktik yang diharuskan kepada
suatu partai buruh oleh duduknya persoalan dewasa
ini. Kalau kita tidak dengan sepenuhnya dan jelas
memahami kelas-kelas mana yang mampu, berkat
syarat-syarat ekonomi obyektif, membuat revolusi
borjuis Rusia jaya, maka segala kata-kata kita
tentang berusaha membuat revolusi itu jaya akan
merupakan frase-frase kosong, deklamasi demokratis
melulu, dan taktik kita di dalam revolusi borjuis
akan takterelakkan menjadi tidak berprinsip dan
goyang.
Di pihak lain, untuk secara konkrit menetapkan
taktik suatu partai revolusioner pada saat-saat
yang paling membadai dari krisis nasional umum yang
sedang dialami negeri, adalah jelas tidak cukup
semata-mata menunjuk pada kelas-kelas yang mampu
bertindak dalam semangat penyelesaian revolusi
dengan jaya. Periode-periode revolusioner berbeda
dari apa yang disebut perkembangan damai, dari
periode-periode ketika syarat-syarat ekonomi tidak
menimbulkan krisis-krisis mendalam, dan tidak
melahirkan gerakan-gerakan massa yang perkasa,
justru dengan hal, bahwa bentuk-bentuk perjuangan
dalam periode-periode tipe pertama tak terelakkan
adalah jauh lebih beraneka ragam, dan perjuangan
revolusioner langsung dari massa lebih berdominasi
Plekhanov. G.W. – tokoh terkemuka gerakan buruh Rusia dan internasional, seorang Marxis. Dalam saat
revolusi Rusia pertama tahun 1905-1907 bersikap Menshevik.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 155
burjuasi kita dan keharusan suatu diktator
proletariat dan kaum tani untuk kemenangan dalam
revolusi seperti itu. Karena “koalisi dari proletariat
dan kaum tani” yang akan mencapai kemenangan
dalam suatu revolusi borjuis, adalah tidak lain
daripada diktator demokrasi-revolusioner dari
proletariat dan kaum tani.
Ketentuan ini merupakan titiktolak dari
perselisihan-perselisihan taktis di dalam barisan-
barisan kaum Sosial-Demokrat selama waktu revolusi.
Hanya kalau hal ini dipertimbangkan, orang dapat
memahami semua perbantahan tentang persoalan-
persoalan khusus (mengenai masalah dukungan
kepada kaum Kadet pada umumnya, mengenai suatu
blok Kiri dan wataknya, dst) dan bentrokan-
bentrokan dalam kejadian sendiri-sendiri. Hanya
perselsihan taktis yang pokok inilah – dan samasekali
bukan persoalan “kemilitan-kemilitan"61 atau
“boikotisme”, seperti orang-orang yang tidak
mengetahui kadang-kadang berpikir – yang
merupakan sumber dari perbedaan pendapat antara
kaum Bolsyewik dan Menshevik dalam periode
pertama dari revolusi (1905-1907).
Dan seseorang tak cukup-cukupnya dapat mendesak
keharusan menyelidik sumber perbedaan pendapat
dengan seluruh perhatian, menganalisa dari sudut
pandangan ini pengalaman dari kedua Duma dan dari
perjuangan langsung kaum tani, Kalau kita tidak
61 Kemilitanan – penggunaan taktik aksi-aksi bersenjata dalam syarat-syarat perjuangan revolusioner yang
langsung dengan tujuan pertahanan diri, pembebasan tahan-tahanan politik dari penjara-penjara,
ekpropriasi alat-alat dan dana-dana milik negara untuk kepentingan revolusi, pembunuhan mata-mata dan
kaum provokator, dsb. Kaum Bolsyewik memiliki grup-grup tempur yang khusus dalam tahun-tahun 1905-
1907.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 156
melaksanakan pekerjaan itu kini, maka kita, ketika
pasangnaik berikutnya datang, tidak akan mampu
mengambil satu langkahpun di lapangan taktik,
tanpa merangsang persengketaan-persengketaan
atau menciptakan konflik-konflik faksionil dan
perselisihan-perselisihan di dalam Partai. Sikap Sosial-
Demokrasi terhadap liberalisme dan terhadap
demokrasi borjuis tani mesti ditentukan atas dasar
pengalaman revolusi Rusia. Jika tidak, kita tidak akan
mempunyai taktik yang secara prinsipiil tabah dari
proletariat. “Persekutuan proletariat dan kaum tani”,
kami catat sambil lalu, dalam keadaan apapun tidak
boleh dipahami dalam arti peleburan berbagai-bagai
kelas, atau partai, dari proletariat dan kaum tani.
Bukan saja peleburan, melainkan sebarang persetujuan
yang panjang akan bersifat merusak bagi partai
Sosialis kelas buruh, dan akan melemahkan
perjuangan demokratis-revolusioner. Bahwa kaum
tani dengan takterelakkan terus goyang antara
burjuasi liberal dan proletariat adalah akibat dari
kedudukan mereka sebagai kelas: dan revolusi kita
telah memberikan banyak sekali contoh tentang ini
dalam lapangan-lapangan perjuangan yang paling
beraneka warna (pemboikotan Duma Witte; pemilihan-
pemilihan; kaum Trudowik di dalam Duma Pertama
dan Kedua, dst). Hanya menjalankan politik yang
pastiberdiri sendiri sebagai pelopor revolusi,
proletariat akan mampu memisahkan kaum tani dari
kaum liberal, membebaskan dari pengaruh mereka,
menghimpun kaum tani di belakangnya dalam
jalannya perjuangan dan dengan begitu mewujudkan
suatu “persekutuan” dalam kenyataan – suatu
persekutuan yang muncul dan menjadi efektif, ketika
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 157
dan sejauh kaum tani melakukan perjuangan
revolusioner. Itu bukanlah bermain mata dengan
kaum Trudowik, akan tetapi kritik yang tak kenal
ampun terhadap kelemahan-kelemahan serta
kegoyangan-kegoyangan mereka, propaganda
tentang ide suatu partai tani yang republiken dan
revolusioner, yang dapat mewujudkan “persekutuan”
proletariat dan kaum tani demi kemenangan atas
musuh-musuh bersama mereka, dan bukan untuk
bermain blok-blokan dan persetujuan-persetujuan.
Watak khas dari revolusi borjuis Rusia yang telah
kita tunjukkan ini membedakannya dari revolusi-
revolusi borjuis zaman modern, akan tetapi
menyamakannya dengan revolusi-revolusi borjuis
besar dari zaman-zaman lampau, ketika kaum tani
memainkan peranan revolusioner yang menyolok.
Dalam hal ini perhatian paling besar harus diberikan
kepada apa yang ditulis Friderich Engels dalam
karangan yang sangat kaya dan mendalam mengenai
pikiran, “Tentang Materislime Histori” (pengantar
bahasa Inggeris dari “Perkembangan Sosialisme dari
Utopi ke Ilmu”, diterjemahkan dalam bahasa Jerman
oleh Engels sendiri dalam Neue Zeit, 1892-1893, th. Ke XI,
jl. 1). “Gejala yang menarik”, kata Engels, “ di dalam
ketiga-tiga revolusi borjuis besar” (Reformasi di
Jerman dan Perang Tani dalam abad XVI; revoluis
Inggeris abad ke XVII; revolusi Perancis abad XVIII)
“yalah bahwa kaum tanilah yang merupakan tentara
penempur; dan justru kaum tani ternyata menjadi
kelas yang, sekali kemenangan dicapainya, pasti
dibangkrutkan oleh akibat-akibat ekonomis dari
kemenangan itu. Seratus tahun sesudamh Cromwell,
62 Herostratos – orang Yunani dari Asia Kecil, yang karena berkeinginan memperoleh kehormatan, pada
tahun 356 Sebelum Isa membakar candi Artemis yang terkenal di kota Efes. “Kehormatan Herostratos” –
kehormatan yang memalukan.
63 Komune Paris – pemerintah diktatur proletariat yang pertama dalam sejarah, pemerintah revolusioner
kelas buruh yang dibentuk oleh revolusi proletar di Paris pada tahun 1871. Ia bertahan selama 72 hari – dari
tanggal 18 Maret sampai 28 Mei.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 162
Di sini suatu catatan barangkali merupakan
keharusan, menginagat bahwa karangan ini ditulis
untuk kawan-kawan Polandia. Karena, saya sesalkan,
tidak mengetahui bahasa Polandia, saya mengetahui
keadaan-keadaan Polandia hanya dari kabar angin.
Dan barangkali mudah sekali untuk menyangkal saya,
bahwa justru di Polandialah seluruh partai mencekik
diri dengan peperangan gerilya yang impoten,
terorisme dan peletusan-peletusan kembangapi, dan
itu justru untuk tradisi-tradisi pemberontakan dan
suatu perjuangan bersama dari proletariat dan
kaum tani (apa yang disebut “Sayap Kanan” Partai
Sosialis Polandia). Sangat mungkin, bahwa, dilihat
dari sudut pendirian ini, keadaan-keadaan Polandia
itu memang dalam kenyataan secara radikal berbeda
dari keadaan-keadaan di bagian lain dari Imperium
Rusia. Saya tidak dapat menimbang ini. Akan tetapi,
saya mesti mencatat, bahwa tidak di mana-manapun
terkecuali di Polandia kita melihat penyelewengan
dari taktik revolusioner yang demikian tak masuk
akal, yang telah menimbulkan perlawanan yang syah
serta oposisi. Dan di sini dengan sendirinya timbul
pikiran: justru di Polandia tidak ada perjuangan
bersenjata dalam bulan Desember 1905! Dan tidaklah
karena justru sebab ini maka di Polandia, dan hanya
di Polandia, taktik yang diputar balikkan dan tak
masuk akal dari anarkisme yang “membuat” revolusi
itu telah mendapat tanah subur baginya, dan
bukanlah karena keadaan-keadaan tidak mengijinkan
perkembangan perjuangan massa bersenjata di sana,
walaupun hanya untuk waktu yang pendek?
Bukankah tradisi justru dari perjuangan seperti itu,
tradisi pemberontakan bersenjata bulan Desember,
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 163
yang kadang-kadang merupakan alat serius satu-
satunya untuk mengatasi kecenderungan-
kecenderungan anarkis di dalam partai kaum buruh
bukan dengan cara mengajarkan kesusilaan borjuis-
kecil yang sudah basi, yang filistin, melainkan dengan
berbalik dari tindakan-tindakan kekerasan tersendiri-
sendiri, yang tak bertujuan, tak masuk akal, menuju ke
arah kekerasan massa yang bertujuan, yang
dihubungkan dengan gerakan luas serta penajaman
perjuangan proletar yang langsung?
Persoalan penilaian revolusi kita mempunyai arti
penting, samasekali bukan hanya secara teori,
melainkan arti penting yang paling langsung dan
praktis mendesak. Seluruh pekerjaan propaganda,
agitasi dan organisasi kita secara terus menerus
dihubungkan pada saat dewasa ini dengan proses
pencernaan pelajaran-pelajaran dari tiga tahun
agung ini oleh massa kelas buruh dan penduduk semi-
proletar yang paling luas. Kita tidak dapat kini
membatasi diri pada pernyataan begitu saja (dalam
semangat resolusi-resolusi yang diterima oleh
Kongres X “Sayap Kiri” PPS) bahwa keterangan-
keterangan yang dapat diperoleh tidak
memungkinkan kita pada waktu ini untuk
menetapkan apakah jalan peletusan revolusioner
atau jalan langkah-langkah kecil yang lama dan
lambat yang terletak di depan kita. Sudah barang
tentu, tak ada statistik apapun di dunia yang dapat
kini menetapkan itu. Sudah barang tentu, kita mesti
melaksanakan pekerjaan kita sedemikian rupa
sehingga ia seluruhnya akan diserapi dengan
semangat dan isi Sosialis umum, dengan tak pandang
65 Duma Buligin – “Lembaga perwakilan” permusyawarahan, yang pemerintah tsar berjanji untuk
membentuk pada tahun 1905. Duma memperoleh nama Buligin menurut nama Menteri Dalamnegeri A.G.
Buligin, yang kepadanya tsar tugaskan untuk menyusun rancangan Duma. Duma tak mempunyai hak
membuat undang-undang, dan yang dapat menjadi pemilih-pemilih untuknya hanyalah kaum tuantanah,
kaum kapitalis dan jumlah kecil dari kaum tani-kaya. Pemilihan untuk Duma Buligin tidak diselenggarakan.
66 Yang dimaksudkan adalah manifes tanggal 17 Oktober 1905, dalam mana pemerintah tsar menjanjikan
membuat UUD untuk Rusia dan memberika “kebebasan-kebebasan sipil”. Manifes itu merupakan manuver
otokrasi yang berikhtiar menghambat perkembangan revolusi.
Pelajaran Dari Revolusi - 167
Desember67 berakhir dengan kekalahan dan, sementara
desakan kelas buruh, perjuangan massa, melemah,
otokrasi tsar mulai, satu demi satu, merampas dari
kelas buruh hasil-hasilnya. Dalam tahun 1906
pemogokan kaum buruh, huruhara-huruhara kaum
tani dan prajurit jauh lebih lemah daripada tahun
1905, tetapi meskipun demikian masih tetap amat
dahsyat. Tsar membubarkan Duma Pertama68 – selama
masa Duma itu perjuangan Rakyat telah mulai
meningkat kembali – tetapi dia tidak berani segera
mengubah undang-undang pemilihan. Dalam tahun
1907 perjuangan kaum buruh semakin lemah lagi, dan
tsar, setelah membubarkan Duma Kedua, melakukan
kudeta ( 3 Juni, 1907); dia melanggar semua janjinya
yang amat khidmat untuk tidak mengeluarkan
undang-undang pemilihan sedemikian sehingga tuan
tanah-tuan tanah dan kaum kapitalis, partai-partai
elemen-elemen Seratus Hitam dan budak-budak mereka,
terjamin mendapat mayoritas di dalam Duma itu.
Baik kemenangan maupun kelahan di dalam revolusi
itu mengajar Rakyat Rusia pelajaran-pelajaran sejarah
yang besar. Ketika kita menghormati ulang tahun ke
lima revolusi 1905, marilah kita usahakan menjelaskan
isi pokok pelajaran-pelajaran itu.
67 Yang dimaksud adalah kekalahan pemberontakan bersenjata bulan Desember di Moskwa pada tahun
1905, yang telah merupakan puncak revolusi tahun-tahun 1905-1907.
68 Duma Negara I (27 April – 8 Juli 1906) dan Duma Negara II (20 Pebruari – 3 Juni 1907) dibubarkan oleh
pemerintah tsar. Tanggal 3 Juni 1907 dilangsungkan kudeta, yang berbentuk pembubaran Duma Negara II
oleh pemerintah dan pengubahan undang-undangpemilihan untuk Duma. Itru telah merupakan pelanggaran
kasar terhadap undang-undang dasar, menurut mana undang-undang tak dapat dibuat oleh pemerintah
tanpa persetujuan Duma. Undang-undang pemilihan yang baru lebih mengebiri lagi hak-hak kaum buruh dan
kaum tani dan minoritas nasional Rusia. Duma III yang dipilih atas dasar undang-undang itu menurut
susunannya adalah Oktobris-Seratus-Hitam.
Pelajaran Dari Revolusi - 168
Pelajaran pertama dan fundamentil yalah bahwa
hanya dengan perjuangan revolusioner dari massa
dapat dicapai perbaikan yang sedikit banyaknya serius
dalam kehidupan kaum buruh dan dalam administrasi
negara. Tidak ada “simpati” apapun terhadap kaum
buruh dari pihak orang-orang yang berpendidikan,
tidak ada perjuangan teroris sebatang kara,
bagaimanapun pahlawannya, dapat menggerowoti
otokrasi tsar dan kemahakuasaan kaum kapitalis. Hal
itu dapat dicapai hanya lewat perjuangan kaum
buruh itu sendiri, hanya lewat perjuangan yang
dipersatukan dari jutaan, dan ketika perjuangan itu
menjadi lemah, maka apa yang telah dimenangkan
kaum buruh, segera mulai dirampas. Revolusi Rusia
membenarkan perasaan yang dinyatakan di dalam
lagu buruh internasional:
Tiada juru selamat dari kayangan akan menyelamatkan
Tiada kepercayaan kita pada pangeran atau bangsawan;
Dengan tangan kita sendiri belenggu akan dihancurkan,
Belenggu kebencian, keserakahan dan ketakutan!
69Tanggal 9 Januari 1095 atas perintah tsar ditembaki demonstrasi damai kaum buruh Petersburg, yang
berjalan di bawah pimpinan pendeta Gapon menuju ke Istana Musimdingin untuk menyampaikan petisi
kepada tsar. Sebagai jawaban terhadap penembakan yang sangat jahat terhadap kaum buruh yang tak
Pelajaran Dari Revolusi - 171
pemogokan massa. Proletariat melanjutkan
perjuangan sampai akhir, dengan bangun dalam
pemberontakan bersenjata dalam bulan Desember 1905
dalam mempertahankan kaum tani yang ditembaki,
dicambuk dan disiksa. Jumlah kaum buruh yang
melakukan pemogokan dalam tahun 1905 kurang
lebih tiga juta (dan jika dihitung buruh kereta api,
pegawai-oegawai kantor pos, dsbnya, mungkin
mencapai jumlah empat juta), dalam tahun 1906 – satu
juta, dalam tahun 1907 – tiga perempat juta. Dunia
belum pernah menyaksikan gerakan pemogokan yang
sehebat itu. Proletariat Rusia menunjukkan betapa
hebatnya tenaga-tenaga yang belum pernah
dibunagakn yang terdapat di kalangan massa kaum
buruh ketika krisis revolusioner yang sesungguhnya
mematang. Gelombang pemogokan tahun 1905, yang
terbesar di dalam sejarah, masih jauh belum
menghabiskan tenaga seluruh kekuatan militan dari
proletariat. Misalnya, di dalam daerah pabrik Moskow
terdapat 567.000 buruh pabrik, sedangkan jumlah
pemogok yalah 540.000, sedang di daerah pabrik
Petersburg, di mana terdapat 300.000 kaum buruh
pabrik, terdapat sejuta pemogok. Jadi kaum buruh di
distrik Moskow jauh masih belum mengembangkan
kegigihan perjuangan seperti yang ditunjukkan oleh
kaum buruh Petersburg. Di dalam Gubernia Liwonia
(Kota Riga) di mana terdapat 50.000 kaum buruh,
jumlah pemogoknya 250.000. Jadinya, setiap kaum
buruh rata-rata melakukan pemogokan lebih
daripada lima kali dalam tahun 1905. Sekarang, di
70 Artikel ini ditulis oleh Lenin untuk memperingati 30 tahun kematian Marx dan dipublikasikan dalam
Prosveshcheniye No. 3 tahun 1913. Prosveshcheniye (Pencerahan)—adalah terbitan teoritik bulanan kaum
Bolshevik yagn diterbitkan secara legal di St.Petersburg mulai bulan Desember 1911 sampai Juni 1914.
Oplahnya mencapai 5.000 eksemplar. Lenin memimpin penerbitan ini dari luar negeri, awalnya di Paris,
kemudian Cracow dan Poronin; dia mengedit artikel-artikelnya melalui korespondensi yang intensif dengan
para editor. Pada masa PD I majalah ini dibredel oleh rejim tsar. Kemudian terbit lagi pada musim gugur
tahun 1917 tapi hanya sekali terbit.
Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 178
Tidak terdapat adanya doktrin-doktrin yang sempit
dan picik, doktrin yang dibangun jauh dari jalan
raya perkembangan peradaban dunia. Sebaliknya, si
jenius Marx dengan tepat menempatkan jawaban-
jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang
diajukan oleh pikiran-pikiran termaju dari umat
manusia. Doktrin-doktrinnya bangkit sebagai
kelanjutan langsung dari ajaran-ajaran besar dalam
bidang filosofi, ekonomi-politik, dan sosialisme.
Doktrin-doktrin Marxist bersifat serba guna
karena tingkat kebenarannya yang tinggi. Juga
komplit dan harmonis, serta melengkapi kita dengan
suatu pandangan dunia yang integral, yang tidak
bisa dipersatukan dengan berbagai macam tahyul,
reaksi, atau tekanan dari pihak borjuis. Marxisme
merupakan penerus yang sah dari beberapa pemikiran
besar umatmanusia dalam abad ke-19, yang
direpresentasikan oleh filsafat kelasik Jerman,
ekonomi-politik Inggris dan sosialisme Prancis.
Inilah tiga sumber dari Marxisme, yang akan kita
bahas secara ringkas beserta komponen-
komponennya.
I - Materialisme
Filsafat yang dipakai Marxisme adalah materialisme.
Sepanjang sejarah Eropa modern, dan khususnya pada
akhir abad ke-18 di Prancis, di mana terdapat
perjuangan yang gigih terhadap berbagai sampah
dari abad pertengahan, terhadap perhambaan dalam
berbagai lembaga dan gagasan, materialisme terbukti
merupakan satu-satunya filosofi yang konsisten,
benar terhadap setiap cabang ilmu alam dan dengan
V. I. Lenin
Diterbitkan dalam Pravda No. 50, 1 Maret 1913
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 195
keseluruhan jaman konflik-konflik kelas yang
semakin intensif, sebuah rangkaian panjang
pertempuran di seluruh front, yaitu pertempuran
seputar semua masalah ekonomi dan politik, yang
dapat memuncak hanya dalam pengambilalihan
hak-milik kaum borjuasi. Akan menjadi kesalahan
pokok untuk menganggap bahwa perjuangan
untuk demokrasi dapat membelokkan proletariat
dari revolusi sosialis, atau menghalang-halangi,
atau mengaburkannya, dsb. Sebaliknya, seperti
halnya sosialisme tidak dapat menang kecuali
kalau sosialisme memajukan demokrasi seutuhnya,
maka proletariat tidak akan mampu menyiapkan
kemenangan terhadap borjuasi kecuali kalau
proletariat melancarkan perjuangan yang luas,
konsisten dan revolusioner untuk demokrasi.
Akan juga menjadi kesalahan untuk
menghilangkan poin apapun dari program
demokratik, sebagai contoh, poin hak penentuan
nasib sendiri dari sebuah bangsa, atas dasar bahwa
program itu “tidak dapat dicapai”, atau bahwa itu
adalah “ilusi” di bawah imperialisme. Pernyataan
bahwa hak sebuah bangsa untuk menentukan nasib
sendiri tidak bisa dicapai dalam kerangka
kapitalisme dapat dimengerti dengan melihat makna
ekonomi yang absolut, atau dalam makna politik
yang konvensional.
Dalam makna yang pertama, pernyataan tersebut
secara fundamental salah dalam teori. Pertama,
dalam makna ini, adalah tidak mungkin untuk
mendapatkan hal-hal seperti kerja yang dibayar
sesuai dengan nilainya atau penghapusan krisis, dsb
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 196
di bawah kapitalisme. Namun sepenuhnya salah
untuk juga berpendapat bahwa hak penentuan
nasib sendiri juga tidak dapat dicapai. Kedua,
bahkan contoh Norwegia yang memisahkan diri
dari Swedia pada 1905 cukup untuk menyanggah
argumentasi bahwa pemisahaan diri sebuah bangsa
“tidak dapat dicapai”. Ketiga, akan menggelikan
untuk menyangkal bahwa dengan sedikit
perubahan dalam hubungan politik dan strategis,
sebagai contoh antara Jerman dan Inggris,
pembentukan Negara-negara baru, Polandia, India,
dsb dapat “dicapai” dengan cepat. Keempat, kapital
finans, dalam usahanya untuk ekspansi, akan
“secara bebas” membeli dan menyuap pemerintahan
yang paling bebas, paling demokratik dan paling
republik serta para pejabat terpilih dari negeri
manapun, bagaimanapun “independennya”
pemerintahan tersebut. Dominasi kapital finans,
seperti juga kapital secara umum, tidak dapat
dihilangkan oleh reformasi bentuk apapun di
dalam ranah demokrasi politik, dan hak penentuan
nasib sendiri secara keseluruhan dan eksklusif ada
di dalam ranah tersebut. Namun dominasi kapital
finans tidak sedikitpun menghancurkan
signifikansi demokrasi politik sebagai bentuk
penindasan kelas dan perjuangan kelas yang lebih
bebas, lebih luas, dan lebih jelas. Oleh karena itu
semua argumentasi yang menyatakan bahwa
“kemustahilan mencapai” secara ekonomi salah satu
tuntutan demokrasi politik di dalam kapitalisme
mereduksi diri mereka sendiri ke dalam sebuah
definisi yang secara teori keliru mengenai relasi-
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 197
relasi umum dan fundamental dari kapitalisme dan
dari demokrasi politik secara umum.
Dalam makna yang kedua, pernyataan tersebut
adalah tidak lengkap dan tidak tepat, karena
bukan hanya hak sebuah bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri, tetapi juga semua
tuntutan pokok dalam demokrasi politik adalah
“mungkin untuk dicapai” di bawah imperialisme,
hanya dalam bentuk yang tidak lengkap,
termutilasi dan sebagai sebuah pengecualian yang
langka (sebagai contoh, pemisahaan Norwegia dari
Swedia pada 1905). Tuntutan untuk kemerdekaan
segera bagi negeri-negeri jajahan, seperti yang
diajukan oleh semua kaum Sosial Demokrat
revolusioner, juga “tidak mungkin dicapai” di
bawah kapitalisme tanpa serangkaian revolusi.
Akan tetapi ini bukan berarti bahwa Sosial
Demokrasi harus menahan diri dari melancarkan
sebuah perjuangan yang segera dan paling tegas
untuk semua tuntutan tersebut – untuk menahan
diri hanya akan memberikan keuntungan pada
borjuasi dan reaksi. Sebaliknya, hal tersebut secara
tidak langsung menunjukkan bahwa penting
untuk memformulasikan dan memajukan semua
tuntutan tersebut, bukan dengan cara yang
reformis, namun dengan cara yang revolusioner;
bukan dalam kerangka legalitas borjuasi, namun
dengan menerobosnya; bukan dengan membatasi
diri pada pidato-pidato parlementer dan protes-
protes verbal, namun dengan mendorong massa ke
dalam aksi yang riil, dengan memperluas dan
mengobarkan perjuangan untuk setiap tuntutan
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 198
demokratik yang pokok, sampai dengan dan
termasuk juga serangan langsung proletariat
terhadap borjuasi, yakni sampai ke revolusi sosialis
yang akan melucuti borjuasi. Revolusi sosialis
dapat terjadi bukan hanya akibat pemogokan
umum, demonstrasi jalanan, kerusuhan akibat
kelaparan, pemberontakan di dalam tentara atau
pemberontakan di negeri-negeri jajahan, namun
juga akibat krisis politik apapun, seperti skandal
Dreyfus72, insiden Zabern73, atau dalam
hubungannya dengan referendum untuk
memisahkan diri dari sebuah bangsa yang tertindas,
dsb.
Intensifikasi penindasan nasional di bawah
imperialisme menjadikan sebuah keharusan bagi
Sosial Demokrasi untuk tidak meninggalkan apa
yang digambarkan oleh borjuasi sebagai
perjuangan “utopis” bagi kemerdekaan bangsa-
bangsa untuk memisahkan diri, tetapi, sebaliknya,
untuk mengambil keuntungan lebih banyak dari
konflik-konflik yang juga muncul atas dasar
perjuangan tersebut dengan tujuan untuk
membangkitkan aksi massa dan serangan
revolusioner terhadap borjuasi.
72 Alfred Dreyfys, seorang perwira Prancis, seorang Yahudi, yang pada 1894 dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup di pengadilan militer, berdasarkan tuduhan fitnah bahwa dia melakukan spionase dan
pengkhianatan. Pengadilan yang provokatif dan penuh skandal ini diorganisir oleh kaum reaksioner.
Gerakan untuk mendukung Dreyfus mengekspos adanya korupsi di pengadilan dan pemerintahan, dan
menajamkan pertentangan antara kaum republikan dan royalis. Pada 1889 Dreyfus dimaafkan dan
dibebaskan. Hanya pada 1906, setelah kasus ini diperiksa kembali, Dreyfus lalu direhabilitasi.
73 Pada 1913, seorang perwira Jerman menggunakan kata yang kasar yang menghina penduduk kota
Saverne. Penduduk Saverne melakukan protes tetapi ditindas secara kejam oleh tentara, dimana banyak
orang ditangkap tanpa alasan. Peristiwa ini lalu menyulut perdebatan besar di Jerman dan krisis
kepercayaan terhadap pemerintah Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 199
3. Makna Hak Penentuan Nasib Sendiri dan
Hubungannya dengan Federasi
Hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya
sendiri bermakna hanya hak untuk kemerdekaan
dalam arti politik, hak untuk pemisahan politik
secara bebas dari bangsa yang menindas. Secara
konkrit, tuntutan demokratik dan politik ini
berarti kebebasan sepenuhnya untuk beragitasi
mendukung pemisahan diri dan kebebasan untuk
menyelesaikan persoalan pemisahan diri dengan
cara referendum dari bangsa yang ingin
memisahkan diri. Sebagai akibatnya, tuntutan ini
bukan berarti identik dengan tuntutan
memisahkan diri, untuk partisi, untuk pembentukan
negeri-negeri yang kecil. Tuntutan tersebut adalah
ekspresi logis dari perjuangan melawan penindasan
nasional dalam setiap bentuk. Semakin dekat sistem
demokratik negeri tersebut kepada kebebasan
sepenuhnya untuk memisahkan diri, akan menjadi
semakin lemah dan jarang praktek untuk
memperjuangkan pemisahan diri; karena
keuntungan-keuntungan dari negeri-negeri yang
besar, baik dari sudut pandang perkembangan
ekonomi dan dari sudut pandang kepentingan
massa, adalah hal yang tidak diragukan lagi; dan
keuntungan-keuntungan ini meningkat seiring
dengan pertumbuhan kapitalisme. Pengakuan
terhadap hak penentuan nasib sendiri tidaklah
sama dengan membuat federasi menjadi sebuah
prinsip. Seseorang dapat saja menentang dengan
teguh prinsip federasi tersebut dan mendukung
sentralisme demokratik, namun lebih memilih
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 200
federasi ketimbang ketidaksetaraan nasional
sebagai jalan satu-satunya untuk menuju
sentralisme demokratik yang utuh. Adalah dari
cara pandang ini, Marx, meskipun seorang sentralis,
lebih memilih federasi Irlandia dengan Inggris
ketimbang penundukan paksa Irlandia kepada
Inggris.
Tujuan sosialisme adalah bukan hanya untuk
menghapus pembagian umat manusia hari ini ke
dalam negeri-negeri kecil dan semua isolasi
nasional; bukan hanya untuk membawa bangsa-
bangsa menjadi semakin dekat, namun juga untuk
menyatukan mereka. Dan untuk mencapai tujuan ini
kita harus, di satu sisi, menjelaskan kepada massa
sifat reaksioner dari ide-ide Renner dan Otto Bauer
mengenai apa-yang-disebut-sebagai “otonomi
budaya nasional” dan, di sisi yang lain, menuntut
kemerdekaan bangsa-bangsa yang tertindas, bukan
dalam kata-kata umum dan samar-samar, bukan
dalam pernyataan-pernyataan kosong, bukan
dengan “menunda” persoalan tersebut hingga
sosialisme dimenangkan, namun dengan sebuah
program politik yang terformulasikan secara jelas
dan tepat, yang secara khusus akan menjelaskan
kemunafikan dan kepengecutan kaum Sosialis di
negeri-negeri yang menindas. Seperti juga umat
manusia dapat mencapai penghapusan kelas-kelas
hanya dengan melewati periode transisi dari
kediktaktoran kelas-kelas yang tertindas, demikian
juga umat manusia dapat mencapai keniscayaan
persatuan bangsa-bangsa hanya dengan melewati
periode kemerdekaan sepenuhnya dari semua bangsa-
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 201
bangsa yang tertindas, yaitu kebebasan mereka
untuk memisahkan diri.
74 Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai guru besar Marxis Jerman. Lenin pun pada satu
ketika menganggapnya sebagai gurunya. Akan tetapi, dengan semakin dekatnya revolusi, semakin menjauh
ia dari Marxisme revolusioner. Sampai akhirnya dia menentang Revolusi Oktober mati-matian dan menjadi
salah satu kekuatan kontra-revolusioner. Lenin dan Trotsky mengecam mantan guru mereka ini sebagai
pengkhianat.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 202
Kaum proletariat dari bangsa-bangsa yang
menindas tidak dapat membatasi dirinya sendiri
pada ungkapan-ungkapan yang umum dan lazim
menentang aneksasi dan mendukung hak yang
setara dari bangsa-bangsa secara umum, sesuatu
yang dapat diulang-ulang oleh kaum borjuasi
pasifis manapun. Proletariat tidak dapat
menghindari masalah yang sangat “tidak
menyenangkan” bagi kaum borjuasi imperialis, yakni,
masalah perbatasan sebuah bangsa yang
berdasarkan atas penindasan nasional. Kaum
proletariat harus melawan pengekangan paksa
bangsa-bangsa yang tertindas di dalam batas-batas
bangsa tertentu, dan inilah makna perjuangan
untuk hak penentuan nasib sendiri. Kaum
proletariat harus menuntut hak politik untuk
memisahkan diri bagi negeri-negeri jajahan dan bagi
bangsa-bangsa yang ditindas oleh bangsanya
“sendiri”. Jika kaum proletariat tidak melakukan hal
itu, internasionalisme proletariat akan menjadi
ungkapan yang tidak bermakna; saling percaya dan
solidaritas kelas antar buruh dari bangsa-bangsa
yang menindas dan tertindas akan menjadi
mustahil; kemunafikan dari kaum reformis dan para
pendukung Kautsky yang mendukung hak
penentuan nasib sendiri namun bungkam mengenai
bangsa-bangsa yang ditindas oleh bangsa “mereka”
dan dipenjara secara paksa di dalam negeri “mereka”
akan tetap tidak terekspos.
Kaum Sosialis dari bangsa-bangsa yang tertindas, di
sisi yang lain, secara khusus harus berjuang untuk
dan mempertahankan persatuan absolut (juga
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 203
secara organisasional) antara buruh dari bangsa
yang tertindas dengan buruh dari bangsa yang
menindas. Tanpa persatuan semacam itu akan
menjadi mustahil untuk mempertahankan kebijakan
proletariat yang independen dan solidaritas kelas
dengan proletariat dari negeri-negeri lain di
hadapan semua akal-akalan, pengkhianatan dan
tipu daya borjuasi; karena kaum borjuasi dari
bangsa yang tertindas selalu mengubah slogan
pembebasan nasional menjadi alat untuk menipu
buruh; dalam politik internal kaum borjuasi bangsa
yang tertindas menggunakan slogan tersebut
sebagai alat untuk melakukan perjanjian-perjanjian
reaksioner dengan kaum borjuasi dari bangsa yang
berkuasa (sebagai contoh, kaum borjuasi Polandia
di Austria dan Rusia, yang membuat perjanjian
dengan kelompok reaksi untuk menindas kaum
Yahudi dan orang Ukraina); dalam ranah politik
luar negeri dia berusaha membuat perjanjian
dengan salah satu pesaing kekuatan imperialis
dengan tujuan untuk memenangkan kepentingan-
kepentingan predatornya sendiri (kebijakan negeri-
negeri kecil di Balkan, dsb).
Kenyataan bahwa di bawah kondisi-kondisi
tertentu perjuangan pembebasan nasional melawan
satu kekuatan imperialis dapat digunakan oleh
Kekuatan “Besar” lainnya untuk kepentingan yang
juga imperialis tidak boleh mendorong Sosial
Demokrasi untuk mencampakkan pengakuan
terhadap hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, seperti halnya dalam banyak kasus
dimana kaum borjuasi menggunakan slogan
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 204
republik untuk tujuan penipuan politik dan
perampokan ekonomi, contohnya di negeri-negeri
Amerika Latin, tidak mendorong mereka untuk
meninggalkan republikanisme.
5. Marxisme dan Proudhonisme Mengenai
Persoalan Kebangsaan
Berkebalikan dengan kaum demokrat borjuis-kecil,
Marx menganggap semua tuntutan demokratik,
tanpa terkecuali, bukanlah sebagai sebuah hal yang
absolut, namun merupakan ekspresi sejarah dari
perjuangan massa rakyat, yang dipimpin oleh kaum
borjuasi, dalam melawan feodalisme. Tidak ada satu
tuntutan demokratik pun yang tidak dapat
menjadi, atau belum menjadi, di bawah kondisi-
kondisi tertentu, sebuah instrumen kaum borjuasi
untuk menipu kaum buruh. Untuk hanya memilih
satu tuntutan demokrasi politik, yaitu, hak sebuah
bangsa untuk menentukan nasib sendiri, dan
mempertentangkannya dengan tuntutan-
tuntutan demokrasi politik lainnya, adalah secara
fundamental keliru dalam teori. Dalam praktek,
kaum proletariat akan mampu mempertahankan
kemandiriannya hanya jika dia mensubordinasikan
perjuangannya untuk semua tuntutan
demokratik, termasuk juga tuntutan untuk sebuah
republik, kepada perjuangan revolusionernya
untuk menggulingkan borjuasi.
Di sisi yang lain, berkebalikan dari kelompok
Proudhon, yang “menolak” persoalan kebangsaan
“atas nama revolusi sosial”, Marx, yang memikirkan
terutama kepentingan perjuangan kelas buruh di
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 205
negeri-negeri maju, memajukan prinsip pokok
internasionalisme dan sosialisme, yakni bahwa tidak
ada bangsa yang dapat bebas jika ia menindas
bangsa lain. Justru dari sudut pandang
kepentingan gerakan revolusioner dari kaum
buruh Jerman Marx pada tahun 1898 menuntut
supaya demokrasi yang menang-jaya di Jerman
harus memproklamirkan dan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa-bangsa yang ditindas
oleh Jerman. Justru dari sudut pandang
perjuangan revolusioner kaum buruh Inggris Marx
pada tahun 1869 menuntut pemisahan Irlandia dari
Inggris, dan menambahkan: “…meskipun setelah
pemisahan mungkin akan muncul federasi.” Hanya
dengan memajukan tuntutan tersebut maka Marx
benar-benar mendidik kaum buruh Inggris dalam
semangat internasionalisme. Hanya dengan cara
itu dia mampu mempertentangkan solusi
revolusioner dari sebuah masalah historis
tertentu dengan kaum oportunis dan reformisme
borjuis, yang bahkan hingga sekarang, setengah
abad kemudian, telah gagal untuk mencapai
“reforma” Irlandia. Hanya dengan cara ini Marx
dapat – tidak seperti para apologis kapital yang
berteriak-teriak mengenai hak bangsa-bangsa kecil
untuk memisahkan diri sebagai sesuatu yang utopis
dan mustahil, dan mengenai sifat progresif dari
konsentrasi ekonomi dan juga politik –
mendorong sifat progresif dari konsentrasi
tersebut dengan cara yang non-imperialis, untuk
mendorong persatuan dari bangsa-bangsa, bukan
dengan pemaksaan, namun atas dasar persatuan
bebas kaum proletariat dari semua negeri. Hanya
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 206
dengan cara ini Marx mampu, juga dalam hal solusi
untuk persoalan kebangsaan, mempertentangkan
aksi revolusioner massa dengan pengakuan verbal
dan yang seringkali munafik atas kesetaraan dan
hak sebuah bangsa untuk menentukan nasibnya
sendiri. Perang Imperialis tahun 1914-16 dan kandang
Augean75 kemunafikan dari kaum oportunis dan
para Kautskyian yang dibongkarnya telah
menegaskan kebenaran kebijakan Marx, yang harus
menjadi model untuk semua negeri-negeri maju;
karena mereka semua saat ini menindas bangsa-
bangsa lain.
75Kandang Augean merujuk pada mitos Herkules, dimana Herkules ditugasi untuk membersihkan Kandang
Augean yang penuh dengan kotoran ternak, yang selama 30 tahun tidak pernah dibersihkan.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 207
Kedua, Eropa Timur: Austria, Balkan dan terutama
Rusia. Di sini adalah abad keduapuluh yang secara
khusus mengembangkan gerakan nasional borjuis-
demokratik dan mengintensifkan perjuangan
nasional. Tugas proletariat di negeri-negeri
tersebut – berkaitan dengan pemenuhan reformasi
borjuis-demokratik mereka, juga berkaitan dengan
membantu revolusi sosialis di negeri-negeri lainnya
– tidak dapat tercapai kecuali kalau mereka
mendukung hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut tugas
paling sulit namun paling penting adalah untuk
menggabungkan perjuangan kelas dari kaum buruh
bangsa-bangsa yang menindas dengan perjuangan
kelas dari kaum buruh bangsa-bangsa yang
tertindas.
Ketiga, negeri-negeri semi-kolonial seperti Cina,
Persia, Turki dan semua negeri-negeri jajahan, yang
total populasinya berjumlah hingga satu miliar. Di
negeri-negeri tersebut, gerakan borjuis-demokratik
entah baru saja mulai atau jauh sekali dari selesai.
Kaum sosialis bukan saja harus menuntut
kemerdekaan tanpa syarat dan segera untuk
negeri-negeri jajahan tanpa kompensasi – dan
tuntutan ini dalam ekspresi politiknya berarti,
tidak kurang dan tidak lebih, pengakuan atas hak
penentuan nasib sendiri – tetapi juga harus
memberikan dukungan tegas kepada elemen-elemen
yang lebih revolusioner dalam gerakan borjuis-
demokratik untuk pembebasan nasional di negeri-
negeri tersebut dan membantu pemberontakan
mereka – jika perlu, perang revolusioner mereka –
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 208
melawan kekuatan-kekuatan imperialis yang
menindas mereka.
7. Sosial-Chauvinisme dan Hak Sebuah Bangsa
Untuk Menentukan Nasib Sendiri
Epos Imperialis dan perang tahun 1914-1916 [Perang
Dunia Pertama] terutama sekali telah membawa ke
depan tugas melawan chauvinisme dan
nasionalisme di negeri-negeri maju. Mengenai
masalah hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, ada dua macam pendapat di antara
kaum sosial - chauvinisme, yaitu kaum oportunis
dan kaum Kautskyian, yang memberikan hiasan pada
perang imperialis yang reaksioner ini dengan
menyatakannya sebagai perang untuk “membela
tanah air”.
Di satu sisi, ada para pelayan borjuasi yang membela
aneksasi dengan alasan bahwa konsentrasi politik
dan imperialisme adalah sesuatu yang progresif dan
yang menolak hak penentuan nasib sendiri dengan
alasan bahwa hal itu adalah utopis, ilusi, borjuis
kecil, dsb. Di antara mereka adalah Cunow76,
Parvus77 dan para oportunis ekstrim di Jerman,
sebagian dari kaum Fabian78 dan para pemimpin
76 Heinrich Cunow (1862-1936) adalah seorang politisi dari Partai Sosial Demokrat Jerman dn editor koran
teori Partai Sosial Demokrat Jerman, Die Neue Zeit, dari 1917 hingga 1923. Dia mendukung Perang Dunia
Pertama dan pecah dari Marxisme.
77 Alexander Parvus (1867-1924) adalah politisi Partai Sosial Demokrat Jerman, yang juga aktif dalam
gerakan revolusioner Rusia. Pada Revolusi 1905, dia terlibat dan ditangkap oleh polisi Rusia bersama
dengan Trotsky dan kaum revolusioner Rusia lainnya. Sebagai bagian dari sosial demokrasi Jerman, dia
mendukung Perang Dunia Pertama.
78 Fabian Society adalah sebuah gerakan sosialis intelektual di Inggris yang tujuannya adalah mendorong
prinsip sosial demokrasi melalui cara-cara reformis dan bukan cara-cara revolusi. Kelompok ini dibentuk
pada tahun 1884. Sekarang kelompok ini adalah “think tank” untuk gerakan New Labournya Tony Blair,
sebuah gerakan sayap kanan di Partai Buruh Inggris.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 209
serikat buruh di Inggris, dan kaum oportunis,
Semkovsky, Liebman, Yurkevich, dan yang lainnya di
Rusia.
Di sisi yang lain, ada kaum Kautskyian, termasuk
Vandervelde79, Renaudel80 dan banyak kaum pasifis di
Inggris, Perancis, dsb. Mereka mendukung persatuan
dengan orang-orang yang disebut sebelumnya,
dan dalam praktek tingkah laku mereka adalah
sama, dimana mereka mendukung hak penentuan
nasib sendiri dengan cara yang sepenuhnya verbal
dan munafik. Mereka menganggap tuntutan untuk
kebebasan pemisahan politik sebagai sesuatu yang
“berlebihan” (“zu viel verlangt” – Kautsky dalam Neue
Zeit, 21 Mei 1915); mereka tidak mendukung perlunya
taktik-taktik revolusioner, terutama sekali untuk
kaum Sosialis di negeri-negeri yang menindas, tetapi,
sebaliknya, mereka mengabaikan kewajiban
revolusioner mereka, mereka membenarkan
oportunisme mereka, mereka mempermudah penipuan
terhadap rakyat, mereka justru menghindari
masalah perbatasan sebuah negeri yang dengan
paksa mengekang bangsa-bangsa jajahan, dsb.
Kedua kelompok ini adalah kaum oportunis yang
melacurkan Marxisme dan telah kehilangan semua
kapasitas untuk memahami makna teoritis dan
urgensi praktis dari taktik-taktik Marx, dimana dia
79 Emile Vandervelde (1866-1938) adalah seorang politisi dari Belgia dan presiden Partai Buruh Belgia dari
1928-1938. Dia juga mengetuai Internasional Kedua dari 1900-1918, dimana dia mendukung Perang
Dunia Pertama.
80 Pierre Renaudel (1871-1935) adalah politisi sosialis dari Prancis, dan menjadi pemimpin nasional dari
SFIO, yakni seksi Prancis dari Internasional Kedua, yang hari ini adalah Partai Sosialis Prancis. Dia adalah
seorang reformis yang mendukung Perang Dunia Pertama.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 210
telah memberikan sebuah contoh terkait dengan
Irlandia.
Masalah aneksasi telah menjadi sebuah masalah
yang terutama mendesak karena perang. Namun apa
itu aneksasi! Jelas, untuk melakukan protes
terhadap aneksasi menyiratkan entah pengakuan
atas hak sebuah bangsa untuk menentukan nasib
sendiri, atau bahwa protes tersebut berdasarkan
frase pasifis yang membela status quo dan
menentang semua kekerasan termasuk kekerasan
revolusioner. Frase semacam ini sangatlah keliru,
dan tidak sesuai dengan Marxisme.
8. Tugas-tugas Kongkrit Proletariat ke Depan
Revolusi sosialis dapat saja mulai dalam waktu
yang sangat dekat. Pada momen tersebut kaum
proletariat akan dihadapkan dengan tugas
mendesak untuk merebut kekuasaan, mengambil alih
bank-bank dan melakukan langkah-langkah
diktaktorial lainnya. Dalam situasi semacam itu,
kaum borjuasi, dan terutama sekali para
intelektual seperti kaum Fabian dan kaum
Kautskyian, akan berusaha untuk menghambat dan
mengganggu revolusi, untuk membatasinya pada
tujuan-tujuan demokratik yang sempit. Sementara
semua tuntutan yang murni demokratik dapat saja
– pada saat proletariat telah mulai menyerbu
benteng-benteng kekuasaan borjuasi – dalam makna
tertentu menjadi hambatan bagi revolusi, meskipun
demikian, keharusan untuk mewartakan dan
memberikan kebebasan kepada semua bangsa-bangsa
tertindas (yaitu hak mereka untuk menentukan
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 211
nasib sendiri) akan sama mendesaknya dalam
revolusi sosialis seperti juga mendesak bagi
kemenangan revolusi borjuis-demokratik,
contohnya di Jerman 1848 atau di Rusia pada 1905.
Namun, lima tahun, sepuluh tahun atau bahkan
lebih lama lagi bisa belalu sebelum revolusi sosialis
dimulai. Dalam hal itu, tugas kita adalah untuk
mendidik massa dalam semangat revolusioner agar
membuat mustahil bagi kaum chauvinis dan
oportunis Sosialis untuk berada dalam partai
buruh dan mencapai kemenangan serupa seperti
tahun 1914-1916. Menjadi tugas kaum Sosialis untuk
menjelaskan kepada massa bahwa kaum Sosialis
Inggris yang gagal menuntut kebebasan untuk
memisahkan diri bagi negeri-negeri jajahan dan bagi
Irlandia; bahwa kaum Sosialis Jerman yang gagal
menuntut kebebasan untuk memisahkan diri bagi
negeri-negeri jajahan, bagi rakyat Alsatian81, bagi
Denmark dan bagi Polandia, dan yang gagal untuk
menjalankan propaganda revolusioner langsung
serta aksi massa revolusioner ke dalam medan
perjuangan melawan penindasan nasional, yang
gagal untuk menggunakan kasus-kasus seperti
insiden Zabern untuk melancarkan propaganda
bawah tanah yang luas di antara kaum
proletariat dari bangsa yang menindas, untuk
mengorganisir demonstrasi jalanan dan aksi massa
revolusioner; bahwa kaum Sosialis Rusia yang
gagal untuk menuntut kebebasan untuk
memisahkan diri bagi Finlandia, Polandia, Ukraina,
81Rakyat Alsatian adalah dari daerah Alsace, yakni wilayah Prancis yang berbatasan dengan Jerman. Dari
1871-1918 daerah ini ada di bawah jajahan Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 212
dsb, dsb – bertingkah laku seperti kaum chauvinis,
seperti antek-antek dari kaum borjuasi imperialis
dan monarki imperialis yang berlumuran darah
dan lumpur.
9. Sikap Sosial Demokrasi Rusia dan Polandia
serta Internasional Kedua82 terhadap Hak
Penentuan Nasib Sendiri.
Perbedaan antara kaum Sosial Demokrat
revolusioner Rusia dan Sosial Demokrat Polandia
mengenai masalah hak penentuan nasib sendiri
muncul sedini tahun 1903 di kongres yang
mensahkan program Partai Buruh Sosial Demokrat
Rusia, dan yang, kendati protes dari delegasi Sosial
Demokrat Polandia, memasukkan program di poin 9,
yang mengakui hak sebuah bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sejak saat itu kaum
Sosial Demokrat Polandia, atas nama Partai mereka,
tidak pernah mengulangi pengajuan untuk
menghilangkan poin 9 dari program kita atau
untuk menggantikannya dengan formulasi yang
lainnya.
Di Rusia – dimana tidak kurang dari 57 persen, yakni
lebih dari 100 juta populasi, berasal dari bangsa-
bangsa yang tertindas, dimana bangsa-bangsa
tersebut terutama menempati provinsi-provinsi di
perbatasan, dimana beberapa dari bangsa-bangsa
tersebut lebih berbudaya ketimbang Rusia Raya,
dimana sistem politik dibedakan oleh karakternya
82 Internasional Kedua dibentuk pada 1881 oleh partai-partai buruh Eropa. Organisasi internasional ini
mendasarkan dirinya pada gagasan Marxisme. Akan tetapi dalam perjalanannya, banyak para pemimpin
Internasional Kedua mulai mengadopsi gagasan reformisme. Pada 1914, mayoritas seksi Internasionale
Kedua mendukung Perang Dunia Pertama, dan ini menandai kehancuran organisasi tersebut.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 213
yang sangat barbar dan abad-pertengahan, dimana
revolusi borjuis-demokratik belum dituntaskan –
pengakuan hak sebuah bangsa yang ditindas oleh
tsarisme untuk bebas memisahkan diri dari Rusia
adalah sepenuhnya kewajiban bagi Sosial Demokrasi
demi kepentingan tugas-tugas demokratik dan
sosialisnya. Partai Kita, yang didirikan ulang pada
Januari 1912, mensahkan resolusi pada 1913 yang
menegaskan hak untuk menentukan nasib sendiri
dan menjelaskannya dalam makna yang kongkrit
seperti yang dijelaskan di atas. Kegilaan
chauvinisme Rusia-Raya berkecamuk pada 1914-16 di
antara kaum borjuasi dan kaum Sosialis oportunis
(Rubanovich83, Plekhanov84, Nashe Dyelo85, dsb)
mendorong kita untuk menuntut lebih kuat
ketimbang sebelumnya dan untuk menyatakan
bahwa mereka-mereka yang menolaknya melayani,
dalam praktek, benteng chauvinisme dan tsarisme
Rusia Raya. Partai kita menyatakan bahwa kita
dengan tegas menolak semua tanggung jawab atas
oposisi terhadap hak penentuan nasib sendiri.
Formulasi terakhir dari posisi Sosial Demokrasi
Polandia terhadap persoalan kebangsaan (deklarasi
yang dibuat oleh Sosial Demokrasi Polandia di
83 Ilya Rubanovich (1859-1920) adalah seorang revolusioner Rusia yang bergabung dengan kelompok
Narodnik, yakni Narodnaya Volya, pada 1880an, sebuah kelompok populis yang berhasil membunuh Tsar
Alexander II. Dia lalu bergabung dengan Partai Sosialis Revolusioner. Pada saat Perang Dunia I, ia lalu
mendukung perang ini sebagai perang untuk membela tanah air. Dia juga lalu menentang Revolusi Oktober.
84 Georgi Plekhanov (1856-1918) adalah Bapak Marxisme Rusia. Dia adalah salah satu pendiri organisasi
Marxis pertama di Rusia: Kelompok Emansipasi Buruh. Dianggap oleh Lenin sebagai gurunya, dia pada
akhirnya berseberangan dengan Lenin mengenai masalah Revolusi Rusia 1917, dan menentang Revolusi
Oktober.
85 Nashe Dyelo adalah koran kaum reformis Rusia.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 214
Konferensi Zimmerwald86) mengandung ide-ide
sebagai berikut:
Deklarasi ini mengutuk Jerman dan pemerintahan
lainnya yang menganggap “provinsi Polandia”
sebagai sandera untuk permainan kompensasi
mendatang dan dengan demikian “merampas dari
rakyat Polandia hak untuk menentukan nasibnya
sendiri.” Deklarasi ini menyatakan: “Sosial Demokrasi
Polandia secara tegas dan serius memprotes
pemecahan dan partisi terhadap sebuah negeri” …
Sosial Demokrasi Polandia mengutuk kaum Sosialis
yang menyerahkan kepada Hohenzollern87 “tugas
membebaskan bangsa-bangsa tertindas.” Sosial
Demokrasi Polandia mengekspresikan keyakinan
bahwa hanya dengan partisipasi dalam perjuangan
kaum proletariat internasional revolusioner yang
akan datang, dan hanya dalam perjuangan untuk
sosialisme, “rantai beban penindasan nasional dapat
dihancurkan dan menghapus semua bentuk
dominasi asing, dan memastikan untuk rakyat
Polandia kemungkinan untuk berkembang secara
bebas dan menyeluruh sebagai anggota yang
setara di dalam sebuah Liga Bangsa-Bangsa.”
Deklarasi ini juga mengakui bahwa perang yang
sekarang ada adalah “perang saudara ganda” “bagi
86 Konferensi Zimmerwald adalah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh kaum sosial-demokrat
atau Marxis yang menentang Perang Dunia, yang bertempat di Zimmerwald, Switzerland, pada 8 September
1915. Setelah mayoritas kaum sosial demokrat Internasional Kedua memberikan dukungan mereka kepada
negara mereka masing-masing untuk meluncurkan Perang Dunia, kaum Marxis revolusioner yang menentang
perang pecah dari kaum sosial-demokrat reformis ini. Ikut dalam konferensi ini antara lain adalah Lenin,
Trotsky, Zinoviev, Radek, dan Martov. Rosa Luxemburg walau tidak hadir juga mendukung kelompok
Zimmerwald.
87 Hohenzollern adalah adalah keluarga bangsawan yang memegang kekuasaan di Prussia, Jerman, dan
Rumania semenjak tahun 1100. Di Jerman dan Prusia, tahta kerajaan mereka ditumbangkan oleh Revolusi
Jerman 1918. Di Romania, pada 1947 mereka ditumbangkan oleh gerakan Komunis.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 215
rakyat Polandia.” (Bulletin of the International
Socialist Committee, No. 2, 27 September 1915, hlm 15.)
Tidak ada perbedaan dalam substansi antara
postulat-postulat di atas dengan pengakuan hak
sebuah bangsa untuk menentukan nasib sendiri
kecuali bahwa formulasi politik mereka masih
terlalu kabur dan samar-samar ketimbang
mayoritas program dan resolusi dari
Internasional Kedua . Usaha apapun untuk
mengekspresikan ide-ide tersebut dalam formula
politik yang tepat dan untuk menentukan apakah
ide-ide ini berlaku dalam sistem kapitalis atau hanya
di dalam sistem sosialis akan semakin jelas
membuktikan kesalahan yang dilakukan oleh kaum
Sosial-Demokrat Polandia dalam menyangkal hak
sebuah bangsa untuk menentukan nasib sendiri.
Keputusan Kongres Internasional Kedua yang
diselenggarakan di London pada 1896, yang
mengakui hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, harus, di atas dasar postulat-
postulat yang disebutkan di atas, ditambahi
dengan referensi pada: (1) urgensi yang terutama
dari tuntutan ini di bawah imperialisme; (2) sifat
kondisional secara politik dan isi kelas dari semua
tuntutan demokrasi politik, termasuk tuntutan
ini; (3) perlunya membedakan tugas-tugas konkrit
dari kaum Sosial Demokrat di bangsa-bangsa yang
menindas dan di bangsa-bangsa yang tertindas; (4)
pengakuan hak penentuan nasib sendiri dari kaum
oportunis dan kaum Kautskyian yang tidak
konsisten, sepenuhnya verbal, dan, oleh karenanya,
sejauh signifikansi politiknya, munafik; (5) kesamaan
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 216
yang sesungguhnya antara kaum sonivis dan kaum
Sosial Demokrat, terutama sekali kaum Sosial
Demokrat dari Kekuatan-kekuatan Besar (Rusia
Raya, Anglo-Amerika, Jerman, Perancis, Italia, Jepang,
dsb) yang tidak mendukung kebebasan untuk
memisahkan diri bagi koloni-koloni dan bangsa-
bangsa yang ditindas oleh bangsa “mereka sendiri”;
(6) perlunya mensubordinasi perjuangan untuk
tuntutan ini, dan juga untuk semua tuntutan
demokrasi politik yang pokok, kepada perjuangan
massa revolusioner yang segera untuk
menggulingkan pemerintahan borjuis dan untuk
mencapai sosialisme.
Untuk mencangkokkan kepada Internasional cara
pandang beberapa bangsa-bangsa kecil – terutama
sekali cara pandang kaum Sosial Demokrat
Polandia yang dalam perjuangannya melawan
borjuasi Polandia, yang menipu rakyat dengan
slogan-slogan nasionalis, disesatkan ke penolakan
hak menentukan nasib sendiri – akan merupakan
kesalahan teoritis. Itu akan menggantikan
Marxisme dengan Prodhounisme dan, dalam praktek,
akan memberikan dukungan tidak-sengaja kepada
chauvinisme dan oportunisme yang paling
berbahaya dari bangsa-bangsa Besar.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 217
Postscript. Dalam Die Neue
tanggal 3 Zeit pada
Maret 1916, yang baru saja muncul, Kautsky secara
terbuka mengulurkan tangan rekonsiliasi Kristen
kepada Austerlitz88, yakni seorang perwakilan
chauvinisme Jerman yang paling busuk, menolak
kebebasan untuk memisahkan diri bagi bangsa-bangsa
yang tertindas di Hapsburg Austria namun
mengakuinya untuk Polandia Rusia, sebagai layanan
kecil untuk Hindenburg89 dan Wilhelm II90. Tidak ada
ekspose mengenai Kautskyisme yang lebih baik daripada
ini!
---------------
88 Friedrich Austerlitz (1862-1931) adalah seorang jurnalis dan politisi sosial demokrat Austria.
89 Paul von Hindenburg (1847-1934) adalah seorang Jendral dari Jerman di dalam Perang Dunia Pertama
dan lalu menjadi presiden Jerman dari tahun 1925-1934.
90 Wilhem II (1859 -1941) adalah Kaisar Jerman yang terakhir, yang memerintah Kerajaan Jerman dan Prusia
dari 1888 hingga 1918, dimana kerajaan dia ditumbangkan oleh Revolusi Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 218
kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas dan
penghapusan secara riil penindasan nasional akan
membawa kita pada fusi bangsa-bangsa, dan kriteria
politik dari kemungkinan ini ada pada kebebasan
untuk memisahkan diri. Kebebasan untuk memisahkan
diri adalah alat politik terbaik dan satu-satunya
untuk melawan sistem negeri-negeri kecil yang
konyol dan isolasi nasional yang, karena nasib baik
umat manusia, tak terelakkan sedang dihancurkan
oleh seluruh perkembangan kapitalis.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 219
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan
Khusus Dari Kapitalisme (1916)
Kita sekarang harus mencoba merangkum, menarik
benang-benang dari apa yang sudah kita diskusikan
di atas mengenai imperialisme. Imperialisme muncul
sebagai perkembangan dan kelanjutan langsung dari
karakteristik-karakteristik fundamental kapitalisme
secara umum. Tetapi kapitalisme hanya menjadi
kapitalisme imperialisme pada sebuah tahapan tertentu
dan paling tinggi dari perkembangannya, ketika
beberapa karakteristik fundamentalnya mulai
berubah menjadi kebalikannya, ketika fitur-fitur dari
epos transisi dari kapitalisme ke sebuah sistem sosial
dan ekonomi yang lebih tinggi telah mengambil
bentuk dan menunjukkan diri mereka dalam semua
bidang. Secara ekonomi, hal utama di dalam proses ini
adalah pergeseran kapitalisme persaingan bebas oleh
kapitalisme monopoli. Persaingan bebas adalah fitur
utama dari kapitalisme dan produksi komoditas
secara umum; monopoli adalah kebalikan dari
persaingan bebas, menciptakan industri skala-besar
dan menggeser industri kecil, menggantikan industri
skala-besar dengan industri yang berskala bahkan
lebih besar, dan membawa konsentrasi produksi dan
kapital ke sebuah titik dimana darinya telah tumbuh
dan sedang tumbuh monopoli: kartel-kartel, sindikat-
sindikat, dan perserikatan-perserikatan perusahaan,
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 220
dan lalu mereka merger dengan kapital dari lusinan
bank yang memanipulasi ribuan juta dolar. Pada saat
yang mana, monopoli-monopoli ini, yang telah
tumbuh dari persaingan bebas, tidak menghapus
persaingan bebas, tetapi eksis di atasnya dan
bersamanya, dan oleh karenanya menyebabkan
sejumlah antagonisme-antagonisme, friksi-friksi, dan
konflik-konflik yang sangat akut dan intens.
Monopoli adalah transisi dari kapitalisme ke sebuah
sistem yang lebih tinggi.
91 Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai kawan lama Engels, ia termasuk pendiri
Internasionale Kedua, dan pembela Marxisme di masa awal dalam menghadapi revisionisme Berstein. Akan
tetapi, dengan semakin mendekatnya tugas-tugas praktek dari revolusi, makin bimbanglah Kautsky, dengan
lihai ia menutupi penolakannya terhadap Marxisme revolusioner dengan menggunakan tetek bengek sofis
dan ungkapan-ungkapan 'Marxis'. Ia menjadi duri dalam daging dalam Revolusi Oktober di Rusia 1917.
92 Internasional Kedua. Pada tahun 1880, Partai Sosial Demokrat Jerman mendukung seruan dari kamerad-
kamerad Belgia untuk mengadakan kongres sosialis internasional pada tahun 1881. Kota kecil bernama
Chur dipilih dan kaum sosialis Belgia, Parti Ouvrier dari Perancis, Sosial Demokrat Jerman dan Sosial
Demokrat Swiss berpartisipasi dalam persiapan kongres yang akhirnya menuju pada pembentukan Sosialis
Internasional atau Internasionale Kedua. Tidak seperti Internasionale Pertama, Internasionale Kedua terdiri
dari partai-partai politik yang memiliki pemimpin terpilih, program politik dan keanggotaan yang
berbasiskan di negerinya masing-masing. Seksi nasional dari Internasionale Kedua membangun serikat
buruh, terlibat dalam pemilihan umum dan sangat terlibat dalam kehidupan kelas pekerja di negerinya
masing-masing. Pada tahun 1914, Internasionale Kedua mendukung Perang Dunia Pertama, dan ini
menandai awal dari kehancuran organisasi tersebut.
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 224
sebuah sebuah kebijakan, sebuah kebijakan tertentu
“yang disukai” oleh kapital finansial; bahwa
imperialisme tidak bolah “diidentifikasikan” dengan
“kapitalisme jaman-sekarang”’; bahwa jika imperialisme
dimengerti sebagai “semua fenomena dari kapitalisme
jaman-sekarang” – kartel, proteksionisme, dominasi
kapitalis finansial, dan kebijakan kolonial – maka
pertanyaan apakah imperialisme dibutuhkan oleh
kapitalisme terreduksi menjadi “tautologi
[pengulangan semantik] yang paling hambar”, karena
dengan begitu maka “kapitalisme secara alami adalah
kebutuhan vital bagi kapitalisme”, dan seterusnya.
Cara terbaik untuk menunjukkan gagasannya
Kautsky adalah dengan mengutip definisinya sendiri
mengenai imperialisme, yang bertentangan dengan isi
gagasan yang telah saya kedepankan (karena
keberatan-keberatan yang datang dari kamp kaum
Marxis Jerman, yang telah menyokong gagasan-
gagasan yang serupa selama bertahun-tahun, yang
telah dikenal oleh Kautsky sebagai keberatan-
keberatan dari sebuah tendensi tertentu dalam
Marxisme).
93 Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 909, Sept. 11, 1914; cf. 1915, 2, S. 107 et seq. (Catatan Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 226
adalah hasratnya untuk menjajah bukan hanya
daerah-daeran agraria, tetapi bahkan daerah-daerah
yang paling terindustrialisasi (nafsu Jerman akan
Belgia; nafsu Prancis akan Lorraine), karena
95 Narodnik pada awalnya adalah nama untuk kaum revolusioner Rusia pada tahun 1860an dan
1870an. Narodniki berarti “bergerak ke rakyat”. Kelompok Narodnik dibentuk untuk merespon konflik yang
semakin besar antara kaum tani miskin dan kaum tani kaya (kulak). Kelompok tersebut tidak mendirikan
organisasi yang konkrit, namun memiliki tujuan umum sama untuk menggulingkan monarki dan kulak, serta
mendistribusikan tanah untuk kaum tani. Kaum Narodnik secara umum percaya bahwa kapitalisme bukan
merupakan sebuah keharusan akibat perkembangan industri, dan bahwa dimungkinkan untuk melewati
kapitalisme secara langsung dan masuk ke dalam masyarakat sejenis sosialisme. Kaum Narodnik percaya
bahwa kaum tani adalah kelas revolusioner yang akan menggulingkan monarki, menganggap komune desa
sebagai embrio sosialisme. Namun mereka tidak percaya bahwa kaum tani akan mampu mencapai revolusi
dengan usahanya sendiri. Sejarah hanya dapat dibuat oleh pahlawan, individu yang luar biasa, yang akan
memimpin kaum tani menuju revolusi.
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 230
dan bank-bank yang tidak mempengaruhi basis
ekonomi mereka adalah semata-mata reformisme
borjuis dan pasifisme, semata-mata ekspresi mimpi belaka
yang penuh-kebajikan dan tidak berbahaya.
Menghindari kontradiksi-kontradiksi yang ada,
melupakan yang paling penting dari mereka, alih-alih
mengekspos kedalaman mereka – inilah teori Kautsky,
yang tidak ada hubungannya dengan Marxisme sama
sekali. Secara alami, “teori” semacam ini hanya dapat
mendukung persatuan dengan Cunow!
Rusia 22 131 63 1 3 16 3 7
Asia Timur 12 389 8 1 2 8 0.02 2
Amerika 30 148 379 6 14 245 14 19
Catatan: Angka dalam tanda kurung adalah daerah dan
populasi koloni-koloni.
99Statistisches Jahrbuch für das deutsche Reich, 1915; Archiv für Eisenbahnwesen, 1892. Detil-detil kecil
untuk distribusi rel kereta api di koloni-koloni berbagai negara pada tahun 1890 harus diestimasi. (Catatan
Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 236
yang diinvestasikan dengan baik, dengan jaminan
laba besar dan order besi yang menguntungkan, dsb.,
dsb.
100Bandingkan juga Edgar Crammond, “The Economic Relations of the British and German Empires” in The
Journal of the Royal Statistical Society, July 1914, p. 777 et seq. (Catatan Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 238
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam
Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917
Tesis-tesis
1. Sikap kita dalam menghadapi perang, yang di bawah
pemerintahan baru Lvov dkk tak dapat disangkal
tetap, dalam bagian Rusia, sebuah perang imperialis
yang ganas karena watak dasar kapitalis dari
pemerintahan itu, tak boleh diperkenankan secuilpun
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 239
kelonggaran tehadap "defencisme101 revolusioner".
Proletariat yang berkesadaran-kelas boleh
memberikan persetujuannya atas sebuah perang yang
revolusioner, yakni sebuah perang yang betul-betul
membenarkan defencisme revolusioner, hanya atas
syarat:
a. bahwa kekuasaan berada di tangan kaum
proletariat dan lapisan-lapisan termiskin buruh
tani bersekutu dengan kaum proletariat;
b. bahwa semua pencaplokan diserahkan kembali
dalam tindakan dan bukan hanya dalam kata-
kata;
c. bahwa dalam kenyataan dilakukan sebuah
pemutusan hubungan sama sekali dengan semua
kepentingan kaum kapitalis.
Mengingat kejujuran yang tak diragukan dari
golongan-golongan luas massa penganut defencisme
revolusioner itu -- mereka yang menerima perang
hanya sebagai sebuah keharusan dan bukan sebagai
cara penaklukan negeri lain; mengingat pada fakta
bahwa mereka ditipu oleh kaum borjuis, adalah perlu
dengan ketelitian yang penuh, ketekunan dan
kesabaran untuk menerangkan kekeliruan ini pada
mereka, menjelaskan hubungan yang tak terpisahkan
antara pihak kapitalis dan perang imperialis, dan
untuk membuktikan bahwa tanpa menumbangkan
para kapitalis itu adalah mustahil untuk mengakhiri
perang dengan sebuah perdamaian demokratis yang
sebenarnya, sebuah perdamaian yang tidak
dikpaksakan dengan kekerasan.
101Defencisme, dari kata "defence" atau "defend" (mempertahankan). Artinya di sini: pihak yang ingin
melanjutkan perang.
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 240
Kampanye penyebarluasan pandangan ini harus
diorganisir di antara parjurit-prajurit di garis depan.
Pergaulan yang bersahabat [antara para prajurit
dari kedua belah pihak dalam perang – red.].
2. Karakteristik utama situasi di Rusia saat ini adalah
bahwa negara ini sedang beralih dari tahap pertama
revolusi --yang, disebabkan karena kurangnya
kesadaran-kelas dan organisasi kaum proletariat,
telah menempatkan kekuasaan di tangan kaum
borjuis -- menuju tahapan kedua, yang harus
menempatkan kekuasaan di tangan kaum proletar
dan golongan-golongan termiskin dari kaum tani.
Di satu sisi, transisi ini dicirikan dengan pengakuan
penuh akan hak-hak rakyat secara legal (sekarang
Rusia adalah yang paling bebas dari semua negara
yang terlibat perang di seluruh dunia); di sisi lainnya,
tiadanya kekerasan terhadap massa, dan terakhir,
transisi ini tercirikan oleh kepercayaan mereka yang
tak beralasan terhadap pemerintahan kaum kapitalis,
yang merupakan musuh-musuh terburuk untuk
perdamaian dan sosialisme.
Situasi ganjil ini menuntut kemampuan kita untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi khusus
kerja Partai di antara tumpah ruahnya massa
proletar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, massa
yang kehidupan politiknya baru saja tergugah.
3. Jangan dukung Pemerintahan Sementara; kepalsuan
yang penuh dari semua janji-janjinya harus dijelaskan,
khususnya janji-janji yang berhubungan dengan
penolakan pencaplokan. Selain daripada menerima
"tuntutan" yang hanya membiakkan ilusi, agar
pemerintahan ini -- sebuah pemerintahan kaum
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 241
kapitalis -- akan berhenti (sebagai pemerintahan
kapitalis) menjadi sebuah pemerintahan imperialis, ilusi
tersebut harus dibongkar.
4. Kita harus mengakui bahwa dalam bagian terbesar
Soviets of Workers' Deputies (Dewan Utusan Buruh)102
partai kita masih merupakan minoritas, sejauh ini
sebuah minoritas kecil, berhadapan dengan sebuah
blok dari seluruh elemen oportunis borjuis kecil, para
Sosialis-Kerakyatan dan Sosialis-Revolusioner103 sampai
ke Komite Pengorganisasian (Chkheidze, Tsereteli, dll.),
Steklov, dll., dll., yang telah menyerah pada pengaruh
kaum borjuis dan menyebarkan pengaruh tersebut di
antara kaum proletar.
Massa rakyat harus dibuat melek bahwa Soviet-soviet
adalah satu-satunya bentuk yang mungkin dari
pemerintahan revolusioner, dan karena alasan itu
tugas kita adalah, selama pemerintahan ini menyerah
kepada pengaruh kaum borjuis, memberikan massa
sebuah penjelasan yang sabar, sistematis dan gigih
mengenai kekeliruan-kekeliruan taktik mereka, sebuah
penjelasan yang diadaptasikan secara khusus untuk
kebutuhan-kebutuhan praktis mereka.
Selama masih dalam minoritas, kerja kita adalah
mengkritik dan mengekspos kekeliruan-kekeliruan
102 "Soviet": adalah dewan-dewan yang dipilih secara demokratis (dengan hak permanen yang dimiliki oleh
para pemilih untuk merecall). Pertama kali dibentuk atas inisiatif para pekerja yang terorganisir di Petrograd
(kemudian kota ini menjadi Leningrad) selama berlangsungnya Revolusi Rusia 1905 di mana soviet-soviet ini
menjadi sebuah badan perwakilan non-partai yang mampu dan memiliki kesiapan untuk meraih otoritas di
mata massa dan tersedia sebagai instrumen kekuatan kelas pekerja. Soviet-soviet muncul lagi pada
permulaan Revolusi Rusia tahun 1917, ketika Tsar ditumbangkan. Selama berlangsungnya revolusi ini, kaum
Bolshevik memenangkan mayoritas di dalam Soviet-soviet. Dan pada bulan Oktober mereka memimpin
kelas pekerja meraih kekuasaan dengan slogan "Semua kekuatan untuk Soviet-soviet". (Hingga tahun 1992
Rusia masih dihubungkan sebagai Uni Soviet, tetapi sesungguhnya segala sisa-sisa kekuatan demokratik
dari Soviet-soviet telah dieliminir sebagai akibat dari peranan kontra-revolusioner kaum stalinis.)
103 Sosialis-Revolusioner: golongan populis yang mewakili pedesaan. Bukan revolusioner dalam artian
Marxis.
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 242
tersebut tadi, pada saat yang sama kita ajarkan
pemindahan seluruh kekuasaan negara ke Soviet-
soviet, sehingga rakyat bisa memperbaiki kesalahan-
kesalahan mereka melalui pengalaman.
5. Bukanlah sebuah republik parlementer --untuk kembali
dari Soviet-soviet ke sebuah republik parlementer akan
merupakan sebuah langkah mundur yang buruk --
melainkan sebuah republik Soviet-soviet yang terdiri
atas utusan-utusan para pekerja, buruh tani, dan
kaum tani, dari seluruh negeri, dari atas ke bawah.
Penghapusan polisi, angkatan bersenjata, dan
birokrasi. [yaitu tentara yang berjaga digantikan
oleh seluruh rakyat yang dipersenjatai.]
Gaji seluruh pejabat, yang semuanya dipilih dan dapat
diganti tempatnya setiap saat, tidak melebihi rata-
rata upah seorang pekerja yang cakap.
6. Titik berat penekanan dalam program agraria
dialihkan ke Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-
utusan Buruh Tani.
Penyitaan terhadap semua tanah milik.
Nasionalisasi seluruh tanah di dalam negeri, tanah
diatur oleh Soviet-soviet lokal yang terdiri atas
Utusan-utusan Buruh Tani. Organisasi terpisah dari
Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-utusan Tani
Miskin. Pendirian sebuah model pertanian di setiap
tanah milik yang besar (luasnya berkisar dari 100
hingga 300 desiatin,104 sesuai dengan daerah dan
kondisi-kondisi lainnya, dan sesuai dengan keputusan-
keputusan dari badan-badan setempat) di bawah
kontrol Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 243
utusan Buruh Tani, dan dimanfaatkan untuk
kepentingan umum.
7. Penggabungan segera dari semua bank di negara ini
menjadi sebuah bank tunggal nasional, yang akan
dikontrol oleh Soviet-soviet.
8. Bukanlah tugas mendesak kita untuk "menerapkan"
sosialisme, melainkan semata-mata untuk membawa
produksi sosial dan pendistribusian dari produk-
produk itu secara sekaligus di bawah kontrol Soviet-
soviet.
9. Tugas-tugas partai:
a. Pertemuan mendesak dari kongres Partai;
b. Pengubahan program partai, terutama:
1) Mengenai penyoalan imperialisme dan perang
kaum imperialis,
2) Mengenai sikap kita akan negara dan tuntutan
kita untuk sebuah "negara komune"[yaitu,
sebuah negara seperti Komune Paris.]
3) Mengubah program minimum kita yang
ketinggalan jaman;
c. Mengganti nama Partai [dari "Sosial-Demokrasi",
yang pemimpin resminya di seluruh dunia telah
mengkhianati sosialisme dan membelot pada kaum
borjuis (para "defencist" dan para "pengikut
Kautsky" yang bimbang), kita harus menyebut diri
kita sebagai Partai Komunis.]
10. Sebuah Internasional baru.
Kita harus mengambil inisiatif dalam menciptakan
sebuah Internasional revolusioner, sebuah
Internasional yang melawan para chauvinis sosial
dan golongan "Tengah". [Golongan "Tengah" dalam
gerakan Sosial-Demokrasi internasional adalah tren
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 244
yang terombang-ambing antara kaum chauvinis
(="para defencist") dan kaum internasionalis, misalnya
Kautsky dkk. di Jerman, Longuet dkk. di Perancis,
Chkheidze dkk. di Rusia, Turati dkk. di Italia, McDonald
dkk. di Inggris, dll.]
Supaya para pembaca dapat mengerti mengapa secara
khusus, sebagai sebuah perkecualian yang jarang, saya
harus memberi penekanan terhadap "kasus" (?) mengenai
lawan-lawan yang jujur saya mengundangnya
untukmembandingkan tesis-tesis di atas dengan
keberatan Tuan Goldenberg berikut ini: Lenin, ia
(Goldenberg, pent.) bilang, "telah menancapkan panji-
panji perang sipil di tengah-tengah demokrasi
revolusioner" (dikutip dalam Yedinstro milik Tuan
Plekhanov, No. 5)
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 245
ditanam (!) "di tengah-tengah [!!] demokrasi
revolusioner...".
Apakah arti dari hal ini? Dengan jalan apa hal ini
terbedakan dari agitasi hasutan-untuk-rusuh, dari
Russkaya Volya?
Saya menulis, menyatakan dan menjelaskan secara
elaborasi: "Soviets of Workers' Deputies (SWD) adalah
satu-satunya bentuk yang mungkin dari pemerintahan
revolusioner, dan karena alasan itu tugas kita adalah,
selama pemerintahan ini menyerah kepada pengaruh
kaum borjuis, menghadirkan sebuah penjelasan yang
sabar, sistematis dan gigih pada massa mengenai
kekeliruan-kekeliruan taktik mereka, sebuah penjelasan
yang diadaptasikan secara khusus untuk kebutuhan-
kebutuhan praktis massa ini."
Tetap saja lawan-lawan dari cap tertentu
menghadirkan pandangan-pandangan saya sebagai
sebuah panggilan kepada "perang sipil di tengah-tengah
demokrasi revolusioner"!
Saya menyerang Pemerintahan Sementara supaya tidak
menetapkan tanggal di muka atau tanggal apa pun,
untuk pertemuan dari Majelis Konstituante dan agar
membatasi diri dari berjanji. Saya menentang bahwa
tanpa Soviets dari Utusan-utusan para Pekerja dan
Tentara, pertemuan dari Majelis Konstituante tidak
terjamin dan keberhasilannya adalah mustahil.
Dan pandangan yang diatributkan kepada saya adalah
bahwa saya menentang pertemuan secepatnya dari
Majelis Konstituante!
Saya menamai hal-hal ini sebagai "ocehan", puluhan
tahun menjalani perjuangan politik mengajari saya
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 246
untuk jujur menghargai lawan-lawan sebagai eksepsi
yang jarang.
Dalam makalahnya tuan Plekhanov menamai pidato
saya sebagai "ocehan". Bagus betul, tuan Plekhanov!
Tetapi lihatlah betapa ganjil, tak tahu adat, dan betapa
dungunya Anda dalam polemik-polemik Anda. Jika saya
menyampaikan sebuah pidato ngoceh selama dua jam,
bagaimana hadirin yang terdiri dari ratusan orang
mentoleransi "ocehan" ini? Lebih jauh lagi, mengapa
makalah Anda mengikat keseluruhan kolom menjadi
sebuah penilaian atas "ocehan"? Tidak konsisten, luar
biasa tidak konsisten!
Tentu saja, jauh lebih mudah untuk meneriaki,
menyalahgunakan, dan melolong daripada berusaha
untuk membuat hubungan, untuk menjelaskan, untuk
mengingat kembali apa yang dikatakan Marx dan Engels
pada tahun 1871, 1872, dan 1875, mengenai pengalaman
Komune Paris dan mengenai negara macam apa yang
diperlukan kaum proletar.
Mantan Marxis Tuan Plekhanov terang-terangan tidak
peduli untuk mengingat ulang Marxisme.
Saya mengutip kata-kata Rosa Luxemburg, yang pada
tanggal 4 Agustus 1914 menamai Sosial-Demokrasi Jerman
sebagai "bangkai berbau busuk". Dan para pengikut
Plekhanov, Goldenberg, dan rekan-rekan, merasa
"tersinggung". Atas nama siapa? Atas nama kaum
chauvinis Jerman, sebab mereka disebut chauvinis!
Mereka mencemplungkan diri mereka sendiri ke dalam
kekacaubalauan, kaum chauvinis-sosial Rusia –sosialis
dalam perkataan, chauvinis dalam perbuatan.
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 247
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 248