Anda di halaman 1dari 249

V.I.

Lenin
Selected
Articles 1
DAFTAR ISI
Program Kita (1899) ............................................................................................. 3
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) ............................................................. 11
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita ............................................................... 22
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari masa lalu? ......................................... 26
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" ........................................................ 32
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) ..................... 42
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) .................................. 54
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) ..................................................................... 69
Sosialisme dan Agama (1905) ............................................................................ 85
Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) ..................................... 94
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) ................................................. 98
Perang Gerilya (1906) ...................................................................................... 110
I ..................................................................................................................... 110
II ................................................................................................................... 113
III .................................................................................................................. 116
IV .................................................................................................................. 126
Marxisme dan Revisionisme (1908) ................................................................. 130
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) ........................................................ 144
Pelajaran Dari Revolusi .................................................................................... 167
Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme .................................................. 178
I - Materialisme....................................................................................... 179
II – Teori Ekonomi Marxis .................................................................... 182
III – Sosialisme Ilmiah ........................................................................... 184
Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) ............................................... 188
I ................................................................................................................ 188

Program Kita (1899) - 1


II ............................................................................................................... 190
III.............................................................................................................. 191
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri
(1916)................................................................................................................ 194
Imperialisme - Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme ............................. 220
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini ......................... 239
Tesis-tesis ..................................................................................................... 239

Program Kita (1899) - 2


Program Kita (1899)

Pada saat ini Sosial Demokrasi Internasional sedang


berada dalam kegoncangan ideologis. Malah doktrin
Marx dan Engels yang sudah diakui menjadi landasan
kokoh bagi teori revolusioner, sekarang diganggu
dengan suara yang dimunculkan dimana-mana
untuk menggembar-gemborkan bahwa doktrin-
doktrin ini tak lagi memadai dan usang. Maka dari
itu, siapapun yang menyatakan dirinya seorang
Sosial Demokrat dan memiliki kehendak untuk
menerbitkan sebuah organ Sosial Demokrat, harus
menjelaskan sikapnya dengan sebaik-baiknya terhadap
persoalan yang saat ini memenuhi perhatian kaum
Sosial Demokrat Jerman, bukan hanya mereka sendiri.
Sekarang kita berdiri membela sepenuhnya posisi
teoritis kaum Marxist : Marxismelah yang pertama
mengubah sosialisme dari utopia menjadi pengetahuan
ilmiah. Marxisme meletakkan landasan kokoh untuk
pengetahuan ini, dan menunjukkan jalan yang harus
diikuti, dalam usaha mengembangkan dan
mengelaborasi lebih jauh semua bagian-bagiannya.
Marxisme memblejeti watak asli ekonomi kapitalisme
modern dengan menjelaskan soal penyewaan buruh,
pembelian tenaga kerja, kemunafikan atas perbudakan
terhadap berjuta-juta rakyat yang tak berpunya di
tangan segelintir kaum kapitalis, pemilikan atas
tanah-tanah, pabrik-pabrik, tambang-tambang dan
sebagainya. Marxisme memperlihatkan bahwa semua
perkembangan kapitalisme modern menunjukkan
kecenderungan bahwa produksi dengan skala besar

Program Kita (1899) - 3


membatasi produksi kecil, dan menciptakan kondisi-
kondisi yang membuat sebuah sistem sosialis menjadi
mungkin dan diperlukan. Marxisme mengajarkan
kepada kita bagaimana melihat secara tajam, di bawah
selubung kebiasaan-kebiasaan sudah mengakar, intrik-
intrik politik, hukum yang sulit dimengerti, dan
doktrin-doktrin yang berbelit-belit —yaitu
perjuangan kelas, perjuangan antara kelas-kelas yang
bermilik dan semua jenisnya dengan massa rakyat
yang tak bermilik, kaum proletariat, yang merupakan
pimpinan dari semua yang tak bermilik. Dari itu,
jelaslah tugas nyata dari sebuah partai sosialis
revolusioner: bukan untuk melaksanakan rencana-
rencana memperbaharui (refashioning = perubahan
tambal sulam, pent) masyarakat, bukan untuk memuji-
muji kaum kapitalis dan para pengikutnya karena
menambah jumlah pekerja, bukan untuk menyusun
konspirasi-konspirasi, tetapi untuk
mengorganisasikan perjuangan kelas proletariat,
dan memimpin perjuangan ini, yang bertujuan akhir
mengambil-alih kekuasaan politik oleh proletariat
serta pengorganisian sebuah masyarakat sosialis.
Dan sekarang kita bertanya: Apakah terdapat
sesuatu yang baru yang telah disumbangkan ke
dalam teori ini oleh suara kerasnya “para renovator”
yang memunculkan begitu banyak keributan di
keseharian kita dan telah mengelompokkan dirinya
di sekitar pendukung Bernstein sosialis Jerman? Sama
sekali tidak ada. Tidak satu langkah pun yang sudah
mereka kembangkan terhadap pengetahuan Marx dan
Engels yang membuat kita bisa berkembang; mereka
tidak pernah mengajarkan kepada kaum proletariat

Program Kita (1899) - 4


tentang satu metode perjuangan yang baru; mereka
hanya mundur, meminjam fragmen dari teori-teori
terbelakang dan berkhotbah kepada kaum proletar
tentang teori konsesi, dan bukan tentang teori
perjuangan. Berkonsesi terhadap musuh-musuh
bebuyutan kaum proletariat, pemerintah dan partai-
partai borjuis yang tak kenal lelah mencari alat-alat
yang baru untuk menyerang kaum sosialis.
Plekhanov, salah satu pendiri dan pemimpin Sosial
Demokrasi Rusia, sepenuhnya benar ketika mengkritik
tanpa ampun terhadap “kritik” terakhir Bernstein;
pandangan-pandangan Bernstein kini telah ditolak
oleh wakil-wakil pekerja Jerman (pada Kongres
Hannover).
Kita mengantisipasi banjir tuduhan untuk kata-kata
berikut ini; teriakan-teriakan akan muncul ketika
kita ingin mengubah partai sosialis menjadi sebuah
tatanan “pengikut sejati” yang menghina
penyimpangan-penyimpangan "orang kafir" dari
"dogma", untuk setiap opini yang independen dan
sebagainya. Kita mengerti semua kalimat yang tajam
dan bergaya ini. Hanya saja itu salah dan tak
bermakna. Tidak akan pernah terdapat partai sosialis
yang kuat tanpa sebuah teori yang revolusioner
yang menyatukan semua kaum sosialis, yang menjadi
sumber keyakinannya, dan yang mereka terapkan
dalam metode-metode perjuangan dan sarana-sarana
tindakannya. Untuk mempertahankan suatu teori,
yang menurutmu paling tepat dan kamu yakini benar,
perlawanan terhadap serangan-serangan tak
berdasar dan usaha-usaha untuk mengkorupnya
tidak membuatmu jadi musuh dari semua kritisisme.

Program Kita (1899) - 5


Kita tidak menghargai teori Marx sebagai sesuatu
yang sempurna dan tak dapat diganggu-gugat;
sebaliknya, kita yakin bahwa teori Marx hanya
meletakkan batu pondasi bagi pengetahuan yang
harus dikembangkan oleh kaum sosialis di segala
bidang, jika mereka berharap mengikuti aman. Kami
pikir bahwa sebuah elaborasi yang independen
terhadap teori Marx adalah sesuatu yang mendasar
khususnya bagi kaum sosialis Rusia; Jadi teori ini
hanya memberikan prinsip-prinsip bimbingan umum,
yang dalam kekhususannya (in particular),
diterapkan secara berbeda di Inggris dari di Prancis,
di Prancis berbeda dari di Jerman, di Jerman berbeda
dari di Rusia. Karena itu kami akan dengan senang
hati memberikan ruang di dalam majalah kami untuk
artikel-artikel tentang persoalan-persoalan teoritik
dan kami mengundang semua kawan untuk berdiskusi
secara terbuka pada point-point yang kontroversial.
Apa yang menjadi persoalan utama di Rusia dalam
menerapkan program umum bagi semua kaum Sosial
Demokrat? Kami sudah nyatakan bahwa esensi dari
program ini adalah mengorganisasikan perjuangan
kelas proletariat, memimpin proletariat dan
pembentukan sebuah masyarakat sosialis. Perjuangan
kelas proletariat mencakup perjuangan ekonomis
(perjuangan melawan individu kapitalis atau
kelompok individu kapitalis untuk peningkatan
kondisi pekerja) dan perjuangan politik (perjuangan
melawan pemerintah untuk memperluas hak-hak
rakyat, misalnya untuk demokrasi, dan untuk
memperluas kekuatan politik proletariat). Beberapa
dari kaum Sosial Demokrat (di antara mereka adalah

Program Kita (1899) - 6


yang jelas-jelas mendalangi Rabochaya Mysl)
menekankan perjuangan ekonomi jauh lebih penting
dan lebih jauh membuang perjuangan politik pada
masa depan yang tidak jelas. Cara pandang ini jelas
salah. Semua kaum Sosial Demokrat sepakat bahwa
perlu untuk mengorganisasikan perjuangan ekonomi
kelas pekerja, bahwa perlu melakukan agitasi di
antara para pekerja dengan basis (issu, pent) tersebut,
misalnya untuk menolong para pekerja dalam
perjuangan sehari-harinya melawan majikan; untuk
menarik perhatian mereka terhadap segala bentuk
dan segala kasus penindasan, dan dalam hal ini
untuk memberi kejelasan kepada kaum buruh soal
pentingnya kombinasi. Namun melupakan perjuangan
politik untuk perjuangan ekonomi, akan bermakna
penyimpangan prinsip dasar Sosial Demokrasi
internasional, akan berarti melupakan apa yang
diajarkan keseluruhan sejarah gerakan buruh kepada
kita. Para pengikut sejati dari kaum borjuis dan
pemerintah yagn mengabdi kepadanya, telah berulang
kali melakukan usaha-usaha mengorganisasikan
serikat sekerja yang benar-benar ekonomis untuk
memisahkan mereka dari ‘politik”, dari sosialisme. Jadi
sangat mungkin pemerintah Rusia bisa melaksanakan
hal semacam itu, sebagaimana mereka selalu
memberikan beberapa sogokan kecil/remeh, atau lebih
dari itu, sogokan pura-pura, kepada rakyat, hanya
untuk mengalihkan pikiran mereka jauh-jauh dari
fakta bahwa mereka (rakyat) ditindas dan tanpa hak.
Tidak ada perjuangan ekonomis yang akan dapat
membawa pekerja pada peningkatan yang tak henti,
atau bahkan bisa dipimpin dalam skala besar, kecuali
jika mereka memiliki hak mengorganisasikan secara
Program Kita (1899) - 7
bebas pertemuan-pertemuan dan serikat-serikat,
memiliki surat kabarnya sendiri, dan mengirimkan
wakil-wakilnya ke Majelis Nasional, sebagaimana yang
dilakukan para pekerja di Jerman dan di semua negeri
Eropa lainnya (kecuali Rusia dan Turki). Tapi dalam
rangka memenangkan hak-hak ini maka perlu
melancarkan perjuangan politik. Di Rusia bukan
hanya pekerja, tetapi semua warga negara dilucuti
hak-hak politiknya. Rusia adalah sebuah monarki
absolut dan tak terbatas. Tsar sendirilah yang
mengumumkan hukum-hukum, menunjuk pejabat-
pejabat dan yang mengontrol hukum-hukum
tersebut. Untuk alasan ini, kelihatannya seperti yang
terjadi di Rusia, maka Tsar dan pemerintah Tsar
adalah independen dari semua kelas dan
memperlakukan semua orang secara sama. Tetapi
dalam kenyataannya semua pejabat dipilih secara
eksklusif dari kelas yang bermilik dan semua
merupakan subyek yang berada di bawah pengaruh
kaum kapitalis besar, yang membuat para menteri
menari mengikuti nada mereka dan mencapai apapun
yang mereka inginkan. Kelas pekerja Rusia dibebani
oleh dua beban; dirampok dan dirampas oleh kaum
kapitalis dan tuan tanah-tuan tanah, dan untuk
mencegah kelas pekerja bertarung dengan mereka
maka polisi mengikat tangan dan kaki mereka,
menyumbatnya, dan setiap usaha untuk
memperjuangkan hak-hak rakyat dilecehkan. Setiap
pemogokan melawan kaum kapitalis merupakan akibat
dari luputnya militer dan polisi atas kaum pekerja.
Setiap perjuangan ekonomi perlu menjadi sebuah
perjuangan politik, dan Sosial Demokrasi harus
bergabung satu dengan yang lain menjadi
Program Kita (1899) - 8
perjuangan tunggal kelas proletariat. Tujuan utama
yang pertama dari gerakan semacam ini adalah
merebut hak-hak politik, perebutan kebebasan politik.
Jika para buruh di St.Petersburg secara sendirian,
dengan sedikit bantuan dari kaum sosialis, telah
dengan cepat berhasil menekan sebuah konsesi dari
pemerintah —penetapan undang-undang
pengurangan hari kerja— maka selanjutnya seluruh
kelas pekerja Rusia, dipimpin oleh PBSDR, akan mampu,
dalam perjuangan yang gigih dan tak ada duanya
memenangkan konsesi-konsesi yang lebih penting.
Kelas pekerja Rusia memang mampu melancarkan
perjuangan ekonomi dan politiknya sendiri, bahkan
jika tidak ada kelas lain yang datang membantu. Tapi
dalam perjuangan politik kelas pekerja tidak boleh
berdiri sendiri. Kehausan rakyat akan hak-haknya,
perlakuan hukum yang keji oleh para pejabat bashi-
bazouk menyebabkan kemarahan dari orang-orang
jujur yang terpelajar yang tidak dapat
menggabungkan dirinya dengan penghinaan
terhadap kebebasan berpikir dan kebebasan berbicara;
mereka meluapkan kemarahannya atas penghinaan
terhadap rakyat Polandia, Finlandia, Yahudi, dan
sekte-sekte keagamaan di Rusia; mereka meluapkan
kemarahannya atas para pedagang kecil, pengusaha
kecil, dan petani, yang tidak dapat menemukan
perlindungan di manapun dari ancaman penyiksaan
para pejabat dan polisi. Semua kelompok dari populasi
tidak mampu, secara terpisah, melaksanakan sebuah
perjuangan politik yang gigih. Tetapi ketika kelas
pekerja mengangkat panji-panji perjuangan ini, kelas
pekerja akan menerima dukungan dari segala lini.
Sosial Demokrasi Rusia akan menempatkan dirinya di
Program Kita (1899) - 9
pucuk pimpinan dari semua pejuang bagi hak-hak
rakyat, dari semua pejuang demokrasi, dan akan
membuktikan diri sebagai yang tak terkalahkan!
Kesemua ini merupakan pandangan-pandangan
fundamental kita, dan kita akan mengembangkannya
secara sistematis dari setiap aspek masalah kita. Kita
yakin bahwa dengan cara ini kita akan menapak
jalan yang telah ditunjukkan oleh PBSDR dalam
Manifestonya yang sudah diterbitkan.

Program Kita (1899) - 10


Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900)

Dalam memulai penerbitan sebuah koran politik,


Iskra, kami merasa harus mengutarakan beberapa kata
mengenai tujuan-tujuan yang ingin kita capai dan
pemahaman kita akan tugas-tugas kita.
Kita sedang melalui sebuah periode yang teramat
penting di dalam sejarah gerakan kelas-buruh Rusia
dan Sosial-Demokrasi1 Rusia. Beberapa tahun terakhir
telah ditandai dengan penyebaran gagasan-gagasan
Sosial-Demokratik yang sungguh-sungguh cepat di
antara kaum intelektual kita, dan gerakan kaum
proletariat industrial yang mandiri telah menemui
gagasan-gagasan sosial ini dan mulai bersatu dan
berjuang melawan penindas-penindas mereka, dan
dengan penuh semangat berjuang menuju sosialisme.
Lingkaran-lingkaran studi kaum buruh dan kaum
intelektual Sosial-Demokratik muncul di mana-mana,
selebaran-selebaran agitasi lokal disebar luas,
permintaan akan bahan-bahan bacaan Sosial-
Demokratik terus meningkat dan sudah jauh melebihi
apa yang bisa kita penuhi, dan persekusi yang semakin
intensif dari pemerintah tidaklah mampu menahan
gerakan ini. Penjara-penjara dan tempat-tempat
pembuangan sudah penuh dan meluber. Setiap bulan
kita pasti mendengar berita diciduknya kaum sosialis
di berbagai daerah di Rusia, ditangkapnya kurir-kurir

1
Pada saat itu, Sosial Demokrasi masih identik dengan Marxisme dan setiap kaum Marxis menyebut juga
diri mereka sebagai kaum Sosial Demokrat. Hanya pada 1914, ketika organisasi internasional Sosial
Demokrasi (yakni Internasional Kedua) mengkhianati perjuangan kelas buruh dengan mendukung Perang
Dunia I maka nama Sosial Demokrasi telah ternodai. Sejak saat itu nama Sosial Demokrasi identik dengan
reformisme, dan tidak lagi dengan Marxisme.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 11
bawah tanah, disitanya literatur dan mesin-mesin
cetak. Tetapi gerakan ini terus tumbuh, terus
menyebar ke wilayah-wilayah yang semakin luas, terus
mempenetrasi semakin dalam ke dalam kelas buruh dan
semakin menarik perhatian publik. Seluruh
perkembangan ekonomi Rusia dan sejarah pemikiran
sosial dan gerakan revolusioner di Rusia menjadi
jaminan bahwa gerakan kelas-buruh Sosial-
Demokratik akan tumbuh dan akan, pada akhirnya,
menanggulangi semua halangan yang ada di
mukanya.
Di pihak lain, fitur utama dari gerakan kita, yang
menjadi begitu jelas belakangan ini, adalah
keadaannya yang terpecah belah dan karakternya
yang amatiran, bila kita dapat mengatakannya
seperti demikian. Lingkaran-lingkaran studi lokal
bermunculan dan berjalan secara terpisah satu sama
lain. Terutama, lingkaran-lingkaran dari distrik
yang sama berjalan secara terpisah satu sama lain.
Tradisi tidak dibentuk dan kontinuitas tidak
dipertahankan; koran-koran lokal secara penuh
merefleksikan perpecahan ini dan ketiadaan kontak
dengan apa yang telah dicapai oleh Sosial Demokrasi
Rusia.
Keadaan yang terpecah-pecah seperti ini tidaklah
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang
dikedepankan oleh gerakan dengan kekuatan dan
cakupannya yang luas saat ini, dan ini menciptakan,
menurut pendapat kami, sebuah momen yang kritis di
dalam perkembangannya. Kebutuhan untuk
konsolidasi dan untuk sebuah bentuk dan organisasi
yang definitif dirasakan dengan begitu kuat di
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 12
dalam gerakan itu sendiri; namun di antara kaum
Sosial-Demokrat yang aktif secara praktikal
kebutuhan untuk sebuah transisi ke bentuk gerakan
yang lebih tinggi ini tidak direalisasikan sepenuhnya
di semua tempat. Sebaliknya, kita melihat adanya
kebimbangan ideologis di antara lingkaran-
lingkaran yang besar; kita melihat adanya
kegandrungan dengan “kritik terhadap Marxisme”2
dan dengan “Bernstein-isme,”3 adanya penyebaran
gagasan-gagasan tendensi “ekonomis”4, dan yang erat
terikat dengan ini – sebuah usaha untuk menjaga
agar gerakan tetap pada tahapan yang rendah,
untuk mengubur tugas pembentukan sebuah partai
revolusioner yang memimpin perjuangan seluruh
rakyat. Adalah sebuah fakta bahwa kebimbangan
ideologis macam ini kita saksikan di antara kaum
Sosial-Demokrat Rusia; praktikalisme yang sempit itu,
yang terpisah dari klarifikasi teoritis gerakan secara
keseluruhan, mengancam membelokkan gerakan ke
jalan yang keliru. Setiap orang yang memahami
situasi di dalam mayoritas organisasi-organisasi kita

2 Pada masa itu, banyak kaum intelektual yang ingin merevisi Marxisme atas nama hak mengkritik, bahwa
setiap kaum intelektual punya hak untuk mengkritik Marxisme. Bersembunyi di balik “kritik terhadap
Marxisme” ini adalah upaya untuk menyeludupkan paham reformisme ke dalamnya. [Penerjemah]
3 Eduard Bernstein (1850-1932) adalah teoretikus sosial demokrasi Jerman yang terkemuka dan Bapak dari

reformisme. Dia menjadi musuh utama dari Marxisme dan mencoba merevisi ajaran Marxisme. Teori
utamanya adalah bahwa sosialisme dapat terwujud tanpa revolusi, dan dapat dicapai secara bertahap.
4 Ekonomisme adalah sebuah pemikiran dimana perjuangan ekonomi kaum buruh diletakkan di atas

segalanya, yang bermaksud menihilkan perjuangan politik buruh untuk merebut kekuasaan. Berbagai
argumen dikemukakan: buruh hanya mengerti perjuangan ekonomi, serikat-buruhisme adalah intisari dari
perjuangan buruh, bahwa politik adalah superstruktur dari ekonomi dan oleh karenanya tersubordinasi di
bawah ekonomi, dan lain sebagainya. Kaum Ekonomis dengan serampangan mengutip Marx (atau lebih
tepatnya mencolek Marx) bahwa kesadaran kelas akan terbentuk sendiri lewat perkembangan ekonomi dan
perjuangan kelas, dan oleh karenanya kesadaran kelas tidak perlu dibangun lewat organisasi politik. Di balik
semua argumen ini terkandung penyembahan terhadap spontanitas gerakan buruh, yakni bahwa gerakan
buruh tidak memerlukan ideologi sosialisme ”dari luar”. Ideologi sosialisme, ujar kaum Ekonomis ini, akan
lahir dengan sendirinya, dengan spontan. [Penerjemah]
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 13
tidak akan meragukan ini. Terlebih lagi, ini sudah
dikonfirmasikan di dalam literatur. Kita cukup
menyebut Credo5, yang telah menyebabkan protes
yang sah; Separate Supplement to “Rabochaya Msyl”
(September 1899), yang memaparkan dengan begitu jelas
tendensi yang telah meresapi seluruh koran
Rabochaya Mysl6; dan, akhirnya, manifesto dari
kelompok Emansipasi Kelas Buruh St. Petersburg7 juga
ditulis dalam semangat “ekonomisme.” Dan sungguh
tidak benar pernyataan dari koran Rabocheye Dyelo8
kalau manifesto Credo hanyalah mewakili opini
pribadi, dan bahwa tendensi yang diwakili oleh
Rabochaya Mysl hanya merupakan ekspresi
kebingungan dan kekurangbijaksanaan dari para
editornya, dan bukan sebuah tendensi unik di dalam
progres perkembangan gerakan kelas-buruh Rusia.
Bersamaan dengan ini, karya-karya dari para penulis
yang sampai sekarang telah dianggap oleh para
pembaca publik sebagai perwakilan terutama dari
Marxisme “legal” semakin menunjukkan perubahan
cara pandang ke arah kaum apologis borjuis. Sebagai
akibat dari semua ini, ada kebingungan dan

5 Credo adalah sebuah manifesto yang ditulis oleh kelompok Serikat Kaum Sosial Demokrat Rusia di Luar
Negeri (Union of Russian Social-Democrats Abroad) pada 1899, yakni oleh Y.D. Kuskova. Manifesto ini
memaparkan gagasan ekonomisme yang mulai menyebar di antara kaum Sosial Demokrat Rusia. Ia menjadi
dasar teoritis bagi kaum Ekonomis yang diperangi oleh Lenin dalam tahun-tahun ke depan, terutama dalam
karyanya “What is to be done” atau “Apa yang harus dikerjakan?”.
6 Rabochaya Mysl, atau “Pikiran Buruh”, adalah sebuah koran yang diterbitkan oleh kaum Ekonomis dari

tahun 1897 hingga 1902.


7 Kelompok Emansipasi-Diri Kelas Buruh St. Peterburg adalah sebuah lingkaran kecil “kaum Ekonomis” yang

dibentuk di kota St. Petersburg pada musim gugur 1898 dan hanya eksis selama beberapa bulan saja.
Kelompok ini menerbitkan sebuah manifesto yang mengumumkan tujuan-tujuannya, aturan-aturannya, dan
beberapa proklamasi yang diarahkan ke kaum buruh. Lenin mengkritik gagasan kelompok ini, terutama
dalam karyanya “What is to be done” atau “Apa yang harus dikerjakan?”.
8 Rabocheye Dyelo adalah korannya kelompok Serikat Kaum Sosial Demokrat Rusia di Luar Negeri yang

terbit di Jenewa antara April 1899 dan Februari 1902.


Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 14
kekacauan di antara kita yang telah memungkinkan
sang eks-Marxis, atau lebih tepatnya eks-sosialis,
Bernstein, untuk menceritakan keberhasilan-
keberhasilannya, untuk menyatakan, tanpa dibantah
oleh siapa pun, di pers bahwa mayoritas kaum Sosial-
Demokrat yang aktif di Rusia adalah pengikutnya.
Kita tidak ingin membesar-besarkan masalah ini,
tetapi akan jauh lebih berbahaya bila kita menutup
mata kita. Untuk alasan ini kita menerima dengan
bahagia keputusan Kelompok Emansipasi Buruh untuk
meneruskan aktivitas literaturnya dan memulai
sebuah perjuangan sistematis melawan usaha-usaha
untuk memelintir dan membuat vulgar Sosial-
Demokrasi.
Kita harus menarik kesimpulan praktis dari semua ini:
kita kaum Sosial Demokrat Rusia harus bersatu dan
mengarahkan semua usaha kita untuk membentuk
sebuah partai yang kuat, yang harus berjuang di
bawah panji tunggal Sosial Demokrasi revolusioner.
Inilah tugas yang dipaparkan oleh kongres pada 1898
di mana Partai Buruh Sosial Demokrasi Rusia dibentuk,
dan yang menerbitkan Manifesto-nya.
Kita menganggap diri kita sendiri sebagai anggota
dari Partai ini; kita setuju sepenuhnya dengan
gagasan-gagasan fundamental di dalam Manifesto
tersebut dan melihatnya sebagai sesuatu yang luar
biasa penting sebagai sebuah deklarasi publik akan
tujuan-tujuannya. Oleh karenanya, kita, sebagai
anggota Partai, mengedepankan masalah tugas-tugas
segera dan langsung kita seperti berikut ini: Apa
rencana aktivitas yang harus kita adopsi untuk

Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 15


membangkitkan kembali Partai ini di atas basis yang
sekokoh-kokohnya?
Jawaban yang biasanya didapati dari pertanyaan di
atas biasanya adalah kita harus memilih kembali
sebuah badan sentral Partai yang baru dan
menginstruksikannya untuk melanjutkan penerbitan
koran atau organ Partai. Tetapi, dalam periode penuh
kebingungan yang sedang kita lalui, metode yang
sederhana seperti itu tidaklah memadai.
Untuk membangun dan mengkonsolidasikan Partai
berarti membangun dan mengkonsolidasikan
persatuan di antara semua kaum Sosial-Demokrat
Rusia, dan untuk alasan-alasan yang telah
diindikasikan di atas, persatuan semacam ini tidak
dapat dititahkan lewat sebuah dekrit, ia tidak dapat
diperoleh dengan, katakanlah, sebuah keputusan dari
sebuah pertemuan perwakilan-perwakilan partai;
persatuan ini harus diperjuangkan.
Pertama-tama, kita harus membangun kesatuan
ideologis yang kokoh, yang akan menghapus
perseteruan dan kebingungan yang – mari kita jujur
saja! – menjangkiti kaum Sosial Demokrat Rusia
sekarang ini. Persatuan ideologi ini harus
dikonsolidasikan dengan sebuah program Partai.
Kedua, kita harus bekerja untuk membangun sebuah
organisasi yang memiliki tujuan khusus untuk
membangun dan mempertahankan kontak dengan
semua pusat-pusat gerakan, untuk menyediakan
informasi yang lengkap dan tepat-waktu mengenai
gerakan, dan untuk menyampaikan koran-koran dan
penerbitan-penerbitan berkala kita secara reguler ke
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 16
seluruh pelosok Rusia. Hanya ketika organisasi macam
ini telah dibangun, hanya ketika sebuah kantor pusat
sosialis Rusia telah didirikan, maka Partai ini akan
memiliki fondasi yang kuat dan menjadi sebuah fakta
yang riil, dan oleh karenanya menjadi sebuah sebuah
kekuatan politik yang kuat. Kita ingin
mendedikasikan usaha-usaha kita pada paruh pertama
dari tugas ini, yakni menciptakan sebuah literatur
bersama, yang konsisten dalam prinsip dan mampu
secara ideologis menyatukan Sosial-Demokrasi
revolusioner, karena kita melihat ini sebagai
tuntutan mendesak dari gerakan hari ini dan sebuah
kebijakan preliminer yang diperlukan untuk
melanjutkan kembali aktivitas Partai.
Seperti yang telah kami katakan, persatuan ideologi
kaum Sosial-Demokrat Rusia masih harus dibangun,
dan untuk ini maka, menurut pendapat kami, kita
harus melakukan sebuah diskusi yang terbuka dan
menyeluruh mengenai masalah-masalah prinsip dan
taktik yang fundamental, yang telah diajukan oleh
“kaum ekonomis,” para pengikut Bernstein, dan para
“kritikus Marxisme”. Sebelum kita dapat bersatu, dan
supaya kita dapat bersatu, kita harus pertama-tama
menarik garis demarkasi yang tegas dan jelas. Kalau
tidak maka persatuan kita akan sepenuhnya fiktif.
Persatuan macam ini akan menutup-nutupi
kebingungan yang ada dan menghalangi
penyelesaiannya secara radikal. Oleh karenanya, kita
bisa memahami mengapa kita tidak menginginkan
koran kita menjadi semacam gudang yang
menyuguhkan berbagai cara pandang. Sebaliknya, kita
harus menerbitkan koran kita dengan semangat

Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 17


sebuah tendensi yang secara tegas jelas. Tendensi ini
dapat diekspresikan dengan kata Marxisme, dan kita
tidak perlu menambahkan kalau kita mendukung
perkembangan gagasan-gagasan Marx dan Engels dan
secara empatik menolak “koreksi-koreksi” yang sengaja
dibuat tidak jelas untuk menutup-nutupi maksud
sebenarnya, kabur, dan oportunis yang dibuat oleh
Eduard Bernstein, P. Struve9, dan banyak lainnya.
Tetapi walaupun kita akan mendiskusikan semua topik
dari sudut pandang kita, kita akan memberi ruang di
kolom-kolom koran kita untuk berpolemik sesama
kamerad. Polemik terbuka, yang dilakukan di hadapan
semua kaum Sosial-Demokrat Rusia dan kaum buruh
sadar-kelas, adalah sesuatu yang diperlukan dan kita
inginkan guna memperjelas perbedaan-perbedaan yang
ada, guna mendiskusikan masalah-masalah yang ada
dari semua sudut, guna memerangi ekstrem-ekstrem
yang sering menjerat tidak hanya para perwakilan
dari berbagai gagasan, tetapi bahkan dari berbagai
lokalitas, atau dari berbagai “spesialitas” di dalam
gerakan revolusioner. Memang, seperti yang kita
katakan di atas, salah satu kekurangan dari gerakan
hari ini adalah tidak adanya polemik-polemik terbuka
antara pandangan-pandangan yang berseberangan
dan usaha untuk menutup-nutupi perbedaan-
perbedaan yang fundamental.
Kita tidak akan menjabarkan secara detil semua
masalah-masalah dan poin-poin yang akan
diikutsertakan dalam program koran kita, karena

9Peter Struve (1870-1944) adalah seorang politisi dan intelektual terkemuka Rusia, yang awalnya seorang
Marxis, lalu menjadi liberal. Ia adalah salah seorang pendiri Partai Konstitusional Demokratik (Kadet),
sebuah partai borjuis liberal.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 18
program ini datang secara otomatis dari konsepsi
umum apa itu sebuah koran politik, yang diterbitkan
di bawah kondisi-kondisi yang ada hari ini.
Kita akan berusaha untuk membuat setiap kamerad
Rusia melihat koran kita sebagai korannya sendiri,
sebuah koran di mana semua kelompok akan
mengkomunikasikan semua informasi mengenai
gerakan, di mana mereka akan menceritakan
pengalaman mereka, mengekspresikan gagasan mereka,
mengindikasikan kebutuhan mereka akan literatur
politik, dan menyuarakan pendapat mereka mengenai
edisi-edisi Sosial-Demokratik. Dalam kata lain, mereka
akan berbagi kontribusi apa pun yang mereka berikan
pada gerakan dan apa pun yang mereka ambil darinya.
Hanya dengan itu maka kita bisa menciptakan sebuah
koran Sosial-Demokratik yang sungguh-sungguh
meliputi seluruh Rusia. Hanya sebuah koran seperti ini
yang dapat memimpin gerakan ke jalan perjuangan
politik yang tinggi. “Memperluas batas-batas dan
memperluas isi dari aktivitas propaganda, agitasi, dan
organisasional kita,” – kata-kata P.B. Axelrod10 ini
harus menjadi sebuah slogan yang mendefinisikan
aktivitas kaum Sosial Demokrat di masa depan yang
segera ini, dan kita mengadopsi slogan ini di dalam
program koran kita.
Kita tidak hanya berseru pada kaum sosialis dan
kaum buruh sadar-kelas, kita juga berseru pada siapa
pun yang tertindas oleh sistem politik yang ada
sekarang ini; kita berikan kepada mereka akses ke

10Pavel Axelrod (1850-1928) adalah salah satu pendiri Kelompok Emansipasi Buruh. Setelah Kongres
Kedua Partai Buruh Sosial Demokrasi Rusia dia bergabung dengan Menshevik.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 19
kolom-kolom koran kita supaya mereka bisa
mengekspos semua keburukan dari autokrasi Rusia.
Mereka yang menganggap Sosial Demokrasi sebagai
sebuah organisasi yang secara eksklusif melayani
perjuangan spontan kaum proletariat mungkin akan
merasa puas dengan sekedar agitasi lokal dan
literatur kelas-buruh “yang murni dan sederhana”.
Kita tidak memahami Sosial Demokrasi seperti itu; kami
memahaminya sebagai sebuah partai revolusioner,
yang secara erat terikat dengan gerakan kelas
buruh dan berjuang melawan absolutisme. Hanya
ketika kaum proletariat – yakni kelas yang paling
revolusioner di Rusia hari ini – terorganisir ke dalam
partai semacam ini maka kaum proletariat akan
berada di dalam posisi untuk memenuhi tugas historis
yang dihadapinya – yakni menyatukan di bawah
panjinya semua elemen-elemen demokratik di bangsa
ini dan memahkotakan perjuangan keras kepala yang
telah memakan korban banyak generasi ini dengan
kemenangan akhir.
***
Ukuran dari koran ini akan berkisar dari satu
sampai dua plat cetak.
Mengingat kondisi-kondisi di mana pers bawah
tanah Rusia harus bekerja, tidak akan ada tanggal
penerbitan yang reguler.
Kita telah dijanjikan sejumlah kontribusi dari para
perwakilan ternama Sosial Demokrasi internasional,
kerja sama dekat dari Kelompok Emansipasi Buruh (G.V.

Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 20


Plekhanov11, P.B. Axelrod, dan V.I. Zasulich), dan
dukungan dari beberapa organisasi Partai Buruh
Sosial Demokratik Rusia, dan juga beberapa kelompok
Sosial Demokrasi Rusia.

11Georgi Plekhanov (1856-1918) adalah Bapak Marxisme Rusia. Dia adalah salah satu pendiri organisasi
Marxis pertama di Rusia: Kelompok Emansipasi Buruh. Dianggap oleh Lenin sebagai gurunya, dia pada
akhirnya berseberangan dengan Lenin mengenai masalah Revolusi Rusia 1917, dan menentang Revolusi
Oktober.
Deklarasi Dewan Editorial Iskra (1900) - 21
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita
V.I Lenin - 1900

Kaum Sosial Demokrat Rusia telah berulang kali


menyatakan bahwa tugas politik mendesak Partai
Buruh Rusia adalah menumbangkan otokrasi, merebut
kebebasan politik. Hal ini telah dinyatakan lebih dari
15 tahun yang lalu oleh wakil dari Sosial Demokrat
Rusia -- anggota dari Grup Pembebasan Buruh. Hal ini
juga telah ditegaskan dua setengah tahun yang
lalu oleh wakil organisasi-organisasi Sosial
Demokrat Rusia yang pada musim panas tahun 1898,
mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia.
Meskipun ini pengulangan deklarasi-deklarasi itu,
namun pertanyaan tentang tugas-tugas politik
Sosial Demokrat Rusia sekarang mengemuka lagi.
Banyak wakil-wakil dari gerakan kita menunjukkan
kebimbangan atas kebenaran dari jawaban
permasalahan tersebut diatas. Dinyatakan bahwa
perjuangan ekonomi adalah lebih penting
diutamakan; tugas-tugas politik proletariat
diletakkan jauh di belakang, dikebawahkan dan
dibatasi. Bahkan disebutkan juga bahwa
membicarakan pembentukan Partai Buruh Independen
Rusia hanyalah sekedar pengulangan kata-kata
orang lain, bahwa kaum buruh cuma harus berjuang
secara ekonomi dan membiarkan perjuangan politik
pada kaum terpelajar yang beraliansi dengan kaum
liberal. Pengakuan terakhir dari keyakinan baru
tersebut (Credo yang terkenal itu) ditambahkan pada
pernyataan bahwa kaum proletariat Rusia belum lagi

Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 22


matang dan menolak sepenuhnya program kaum
Sosial Demokrat. Rabochaya Mysl (khususnya pada
lampiran yang ditulisnya) secara praktis bersikap
sama. Sosial Demokrasi Rusia sedang melewati masa
kebimbangan dan keraguan dalam dirinya sendiri. Di
satu pihak, gerakan kelas buruh sedang dipisahkan
dari sosialisme,para pekerja dibantu untuk
perjuangan ekonomi, tetapi tidak ada, atau hampir
tidak ada, yang dilakukan untuk menjelaskan kepada
mereka tentang tuntutan-tuntutan sosialisme dan
tugas-tugas politik gerakan secara keseluruhan. Di
pihak lain, sosialisme sedang dipisahkan dari gerakan
buruh; Kaum sosialis Rusia mulai lagi dan lagi
berbicara bahwa perjuangan melawan pemerintah
sepenuhnya dikerjakan oleh kaum terpelajar sebab
kaum buruh membatasi diri pada perjuangan ekonomi.
Menurut pendapat kami ada tiga kondisi yang
menjadi dasar peristiwa yang menyedihkan ini.
Pertama, pada awal aktivitas mereka, kaum Sosial
Demokrat Rusia membatasi diri hanya bekerja dalam
lingkaran propaganda. Ketika kita sedang melakukan
agitasi di antara massa kita selalu tidak mampu
menahan diri kita untuk tidak terbawa pada hal
ekstrim lainnya. Kedua, pada awal aktivitas kita, kita
sering harus berjuang untuk hak keberadaan kita
melawan pengikut-pengikut Narodnaya Volya (partai
sosialis Rusia awal yang berjuang melawan Tsarisme
dengan memakai cara terorisme, pent), yang
memahami"politik" sebagai aktivitas terpisah dari
gerakan kelas pekerja dan merendahkan politik murni
sebagai perjuangan komplotan rahasia (dari
conspiratorial struggle, pent). Dalam menolak politik

Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 23


semacam ini, kaum Sosial Demokrat terjebak pada
tindakan ekstrim dengan menekan politik sepenuhnya
ke belakang. Yang ketiga, bekerja di lingkaran kecil
buruh-buruh lokal yang terisolir, kaum Sosial
Demokrat tidak mencurahkan perhatian atas
pentingnya mengorganisir partai revolusioner yang
akan menggabungkan seluruh aktivitas kelompok-
kelompok lokal sehingga memungkinkan untuk
mengorganisir kerja revolusioner pada garis yang
tepat. Keunggulan dari kerja terisolir pada dasarnya
berhubungan dengan keunggulan perjuangan
ekonomi.
Kondisi-kondisi tersebut diatas menyebabkan
gerakan terpusat pada satu sisi saja. Kecenderungan
"ekonomisme" (itupun, jika kita dapat mengatakannya
sebagai "kecenderungan") telah berusaha untuk
menaikkan kecupetan(sempit) ini ke tingkatan teori
yang istimewa dan menggunakan Bersteinisme yang
lagi mode (ngetrend, pent)dan "kritik terhadap
marxisme" yang juga sedang jadi mode, yang
menjajakan pemikiran-pemikiran lama kaum borjuis
dengan merek baru. Usaha-usaha ini sendiri semakin
meningkatkan bahaya yang melemahkan hubungan
antara gerakan kelas pekerja Rusia dengan kaum
Sosial Demokrat Rusia, yang menjadi pelopor dalam
perjuangan kebebasan politik. Tugas mendesak dari
gerakan kita adalah untuk memperkokoh hubungan
ini.
Sosial Demokrasi adalah gabungan dari gerakan
buruh dengan sosialisme. Tugasnya bukanlah
melayani gerakan kelas pekerja secara pasif pada setiap
tahap-tahapnya yang terpisah, melainkan mewakili
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 24
kepentingan gerakan secara keseluruhan,
menunjukkan tujuan-tujuan pokok dan tugas-tugas
politiknya, dan melindungi kemandirian politik dan
ideologinya. Kalau gerakan buruh terisolasi dari
Sosial Demokrasi, gerakan buruh akan menjadi picik
dan secara tak terelakkan menjadi berwatak borjuis;
dengan hanya melakukan perjuangan ekonomi, kelas
pekerja kehilangan kemandirian politiknya; ia menjadi
buntut dari partai-partai lain dan mengkhianati
slogan besar:"Pembebasan kelas buruh haruslah
menjadi tugas kelas buruh itu sendiri".12 Di setiap
negara memang ada periode dimana keberadaan
gerakan kelas buruh terpisah dari gerakan sosialis,
masing-masing berjalan di jalannya sendiri; dan di
setiap negara pemisahan ini melemahkan keduanya,
baik gerakan sosialis maupun gerakan kelas buruh.
Hanya dengan penggabungan sosisalime dengan
gerakan buruh di setiap negara menghasilkan basis
yang tahan lama untuk keduanya. Tetapi di setiap
negara kombinasi antara sosialisme dan gerakan
buruh berkembang secara historis, dengan cara yang
unik, sesuai dengan kondisi waktu dan tempat yang
menyertainya. Di Rusia, kebutuhan menggabungkan
sosialisme dengan gerakan kaum buruh sudah jadi
teori dan dinyatakan sejak waktu yang lampau,
tetapi baru sekarang hal itu dipraktekkan. Ini proses
yang sangat sulit, oleh karenanya tidak
mengherankan kalau dalam kenyataannya hal itu
disertai kebimbangan dan kebingungan-kebingungan.

12Lihat catatan kaki No. 125(Pada buku asli--Pent.).[Catatan No.125: Lenin merujuk pada "Aturan-Aturan
Umum Assosiasi Pekerja Internasional" (Internasional Pertama) yang disusun oleh Karl Marx (Marx dan
Engels, Karya-Karya Pilihan, Vol. I, Moscow,1956,h.386).]
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 25
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari masa
lalu?

Keseluruhan sejarah sosialisme Rusia telah


menghasilkan keadaan dimana tugas mendesak
terpenting adalah perjuangan menentang
pemerintahan otokratik dan memenangkan kebebasan
politik. Gerakan sosialis kami mengkonsentrasi
dirinya,sehingga berbicara, di atas perjuangan
menentang otokrasi. Di lain pihak, sejarah
menunjukkan bahwa pengisolasian pandangan-
pandangan sosialis dari kaum pelopor kelas buruh
adalah lebih besar di Rusia daripada di negara-negara
lain, dan selama pengisolasian ini berlanjut gerakan
revolusioner di Rusia menuju ajalnya dan impoten.
Dari kondisi ini secara otomatis muncullah tugas
yang harus dipenuhi oleh Sosial Demokrat Rusia --
untuk mengilhami massa proletar dengan
pandangan-pandangan sosialisme dan kesadaran
politik, serta mengorganisir sebuah partai
revolusioner yang berhubungan secara dekat
dengan gerakan kelas buruh yang spontan. Sosial
Demokrasi Rusia sudah melakukan banyak hal untuk
arahan ini, tetapi masih banyak yang harus
dilakukan. Dengan tumbuhnya gerakan, lapangan
aktivitas kaum Sosial Demokrat menjadi lebih luas;
kerja menjadi lebih bervariasi, meningkatnya jumlah
aktivis-aktivis gerakan akan mengkonsentrasikan
usaha-usaha mereka dalam memenuhi bermacam-macam
tugas-tugas khusus dimana kebutuhan akan

Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 26


propaganda sehari-hari dan agitasi dikedepankan.
Fenomena semacam ini adalah alamiah dan tak
terelakkan, tetapi ini menyebabkan kita memberi
perhatian khusus yang mencegah tindakan-tindakan
khusus dan metode-metode perjuangan khusus ini
terhenti dengan sendirinya, dan mencegah persiapan
kerja dipahami sebagai kerja yang pokok dan satu-
satunya.
Tugas prinsipil dan mendasar kita adalah membantu
pembangunan politik dan organisasi politik kelas
buruh. Mereka yang menempatkan tugas ini di
belakang, yang menolak untuk mensubordinasikan
seluruh tugas-tugas dan metode-metode khusus
perjuangan padanya, mengikuti jalan yang sesat dan
menyebabkan kerusakan serius dalam gerakan. Dan
memang tugas ini telah ditempatkan ke belakang,
pertama, oleh mereka yang menyerukan kaum
revolusioner untuk hanya menggunakan cara
lingkaran komplotan rahasia tertutup yang
terpisah dari gerakan kelas buruh dalam perjuangan
melawan pemerintah. Yang kedua, oleh mereka yang
membatasi isi dan cakupan propaganda politik, agitasi
dan organisasi; mereka yang berpikir bahwa "politik"
cocok dan pantas bagi kaum buruh hanya pada
peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidup mereka,
hanya pada waktu-waktu perayaan saja(festive
occasions); mereka yang begitu rajin sekali mengganti
perjuangan politik melawan otokrasi dengan
konsesi-konsesi kecil; dan mereka yang tidak bergerak
meyakinkan bahwa tuntutan-tuntutan untuk
konsesi-konsesi kecil ini merupakan praktek sistematis,
perjuangan yang teguh kaum revolusioner, partai

Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 27


kelas pekerja revolusioner dalam menentang
otokrasi.
"Mengorganisirlah!" Rabochaya Mysl terus
mengulang-ulang ini pada kaum buruh dengan
segala cara, dan seluruh pengikut kecenderungan
"ekonomis" lalu meneriakkan hal yang sama. Kita,
tentu saja, secara keseluruhan menyetujui seruan ini,
tetapi kami tidak akan lupa menambahkan:
mengorganisirlah, tapi jangan hanya sekedar
kumpulan arisan(?)(dari mutual benefit societies,
penterj), dana mogok, dan lingkaran-lingkaran
pekerja; tetapi terorganisir juga dalam sebuah partai
politik; mengorganisir untuk perjuangan yang
menentukan melawan pemerintah otokrasi dan
keseluruhan masyarakat kapitalis. Jika tidak
mengorganisir dengan cara demikian kaum proletar
tidak akan meningkat pada kesadaran perjuangan
kelas; jika tidak terorganisir dengan cara ini
gerakan kaum buruh akan mati tak berdaya. Dengan
tidak membantu apa-apa kecuali hanya uang dan
lingkaran-lingkaran studi serta kumpulan arisan,
kelas buruh tidak akan mampu memenuhi misi sejarah
besarnya--untuk membebaskan dirinya dan seluruh
rakyat Rusia dari perbudakan politik dan ekonomi.
Tidak ada kelas manapun dalam sejarah yang
memperoleh kekuasaan tanpa menghasilkan pemimpin-
pemimpin politiknya, para wakil-wakilnya yang
terkemuka yang mampu mengorganisir gerakan dan
memimpinnya. Dan kelas pekerja Rusia telah
menunjukkan bahwa ia mampu menghasilkan kaum
laki-laki dan perempuan sedemikian itu. Perjuangan
yang terbangun begitu luasnya selama lima atau
enam tahun ini telah menampakkan potensi kekuatan
revolusioner yang besar dari kelas buruh;

Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 28


menunjukkan bahwa penyiksaan paling biadab yang
dilakukan oleh pemerintah tidak mengurangi,bahkan
sebaliknya, menaikkan jumlah pekerja yang berjuang
ke arah sosialisme, ke arah kesadaran politik, dan
perjuangan politik. Kongres yang diselenggarakan
kawan-kawan kita pada tahun 1898 secara tepat telah
merumuskan tugas-tugas kita dan bukan hanya
mengulangi perkataan-perkataan orang lain, bukan
sekedar memperlihatkan antusiasme "kaum
intelektual.".... Kita harus siap bekerja secara teguh
untuk menunaikan tugas-tugas ini, menyesuaikan
masalah program Partai, organisasi dan taktik sesuai
dengan waktunya. Kita telah menjelaskan
pandangan-pandangan kita tentang dalil-dalil
mendasar dari program kita, dan, tentu saja di sini
bukan tempatnya untuk memerincinya. Kami
merencanakan membuat artikel berseri di isu-isu
mendatang tentang masalah-masalah organisasi. Ini
adalah pertanyaan-pertanyaan paling menjengkelkan
yang kita hadapi. Dalam menanggapi ini kita sangat
jauh ketinggalan di belakang pekerja-pekerja lama
gerakan revolusioner Rusia. Kita harus secara jujur
mengakui cacat ini, dan menggunakan segala usaha
kita untuk memikirkan metode-metode rahasia yang
lebih besar di dalam kerja kita, berpropaganda secara
sistematis tentang metode-metode kerja yang tepat,
metode-metode yang tepat dalam menipu gendarme-
gendarme dan menghindari perangkap dari polisi. Kita
harus melatih orang-orang yang akan mengabdi
pada revolusi tidak hanya dalam waktu luang
mereka, tetapi seluruh hidup mereka; kita harus
membangun organisasi yang cukup besar untuk
mampu memperkenalkan pembagian kerja yang ketat
dalam berbagai bentuk kerja kita. Akhirnya, dengan
memperhatikan masalah-masalah taktik, kami harus
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 29
membatasi diri sebagai berikut: Sosial Demokrat tidak
mengikat tangan-tangannya secara kaku, tidak
membatasi aktivitas-aktivitasnya pada suatu rencana
yang telah dipertimbangkan sebelumnya atau metode
perjuangan politik; ia mengenali semua metode
perjuangan selama mereka sesuai dengan kekuatan
yang ada pada partai dan memfasilitasi pencapaian
hasil-hasil terbaik yang mungkin dalam suatu situasi
tertentu. Jika kita memiliki partai yang terorganisir
kuat, sebuah pemogokan mungkin akan tumbuh
menjadi demonstrasi politik, menjadi kemenangan
politik yang direbut dari pemerintah. Jika kita memiliki
partai yang terorganisir kuat, suatu pemberontakan
lokal dapat menyala menjadi kemenangan revolusi.
Kita harus tanamkan dalam pikiran kita bahwa
perjuangan menentang pemerintah untuk tuntutan-
tuntutan parsial dan perolehan konsesi-konsesi
tertentu, semuanya itu hanyalah suatu pertempuran
kecil-kecilan yang ringan bagi musuh, suatu
pertempuran kecil-kecilan oleh pos-pos terdepan kita,
bagaimanapun pertempuran yang menentukan masih
jauh. Di depan kita, dengan semua kekuatannya,
menara dan benteng musuh menyemburkan granat
dan peluru yang menghujani kita, memberondong
habis pejuang-pejuang terbaik kita. Kita harus
menduduki benteng ini dan kita akan
mendapatkannya, jika kita menggabungkan semua
kekuatan proletar yang sadar dengan semua
kekuatan orang-orang revolusioner Rusia
tergabung dalam suatu partai yang akan menarik
semua orang-orang Rusia yang kuat dan jujur.
Hanya dengan itulah ramalan Peter Alexeyev,
seorang buruh revolusioner besar, akan terpenuhi:
"lengan-lengan berotot dari jutaan buruh akan
diacungkan, dan penindasan yang lalim, yang dijaga
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 30
oleh bayonet-bayonet tentara, akan dihancurkan
menjadi debu!" 13

13 Pyotr Alexeyev-- seorang buruh revolusioner tahun 70-an akhir abad ke-19 dimana kata-katanya, yang
diucapkan sebelum diadili oleh pengadilan tsar pada tanggal 10 (22)Maret 1877, dicetak untuk pertama
kalinya di London oleh terbitan yang tidak terbit secara rutin Vorwarts! (Maju!). Ucapan ini selanjutnya
dipublikasikan secara ilegal dan sangat terkenal di kalangan kaum buruh Rusia.
Tugas-Tugas Mendesak Gerakan Kita - 31
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas"
V.I Lenin - 1902

Mari kita mulai dengan sebuah ilustrasi.


Para pembaca tentunya ingat dengan sensasi yang
diciptakan oleh pidato yang dihantarkan oleh M.A.
Stakhovich, seorang Marsekal dari Kebangsawanan
Gubernia Orel, di sebuah kongres misionari dimana dia
mendorong agar kebebasan berpendapat diakui oleh
hukum. Media pers konservatif, dipimpin oleh koran
Moskovskiye Vedomosti, meluncurkan kampanye hitam
terhadap Tuan Stakhovich. Mereka menghujatnya dan
bahkan sampai menuduh seluruh kebangsawanan Orel
melakukan pengkhianatan besar karena telah memilih
Tuan Stakhovich sebagai Marsekal. Sekarang, pemilihan
ulang ini sungguh sangat signifikan dan pada
tingkatan tertentu mengambil karakter sebuah protes
kaum bangsawan terhadap tirani polisi.
Stakhovich, tulis Moskovskiye Vedomosti, “bukanlah
seorang Marsekal Bangsawan, dia lebih seperti pembicara
pintar …” (No. 348, 1901). Lebih parah lagi bagi kalian tuan-
tuan pembela pentungan polisi. Bila sampai para tuan-
tuan tanah kita yang riang mulai berbicara mengenai
kebebasan berpendapat, maka ini berarti kejahatan-
kejahatan para pastor dan polisi sudah sungguh tak
terhingga.
“Mengapa kaum intelektual kita yang mendorong dan
menyambut dengan tepuk tangan para Stakhovich ikut
campur dengan kepercayaan ortodoks kita yang suci
dan sikap kita terhadapnya?” Sekali lagi, lebih parah lagi
bagi kalian tuan-tuan, para pembela otokrasi,

Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 32


kepercayaan ortodoks, dan nasionalisme. Sungguh
sebuah sistem yang sangat baik rejim otokorasi polisi
kita, ia bahkan telah merasuki agama dengan semangat
sel-penjara sehingga “para Stakhovich” (yang tidak
punya kepercayaan yang kuat dalam hal agama, tetapi
tertarik, seperti yang akan kita lihat nanti, dalam
mempertahankan sebuah agama yang kokoh) menjadi
sama sekali tak-acuh (atau bahkan membenci) terhadap
kepercayaan “nasional” ini. “ … Mereka mengejek
kepercayaan kita sebagai sebuah khayalan!! Mereka
mengejek kita karena ‘khayalan’ ini memungkinkan kita
menghindari dosa dan melaksanakan tanggungjawab
kita dengan tanpa mengeluh, tidak peduli seberapa
beratnya mereka; karena kita menemukan kekuatan dan
keberanian untuk menghadapi penderitaan dan
kemiskinan dan tidak angkuh di saat-saat kesuksesan
dan keberuntungan …” Jadi, kepercayaan ortodoks itu
baik bagi mereka karena ia mengajari rakyat untuk
menghadapi kesengsaraan “tanpa mengeluh”. Sungguh
sebuah kepercayaan yang menguntungkan bagi kelas-
kelas yang berkuasa! Di sebuah masyarakat dimana
segelintir minoritas menikmati kekayaan dan kekuasaan,
sementara massa rakyat terus- menerus menderita
“kemiskinan” dan “tanggungjawab berat”, sungguh wajar
bagi para penindas untuk bersimpati pada sebuah agama
yang mengajarkan rakyat untuk bisa menahan “tanpa
mengeluh” neraka di muka bumi demi surga di langit.
Tetapi dalam serangannya terhadap Stakhovich, koran
Moskovskiye Vedomosti berbicara terlalu banyak Begitu
banyaknya sehingga tanpa sadar ia mengutarakan
kebenaran. Kita baca: “… Mereka tidak sadar kalau para
Stakhovich bisa makan enak, tidur pulas, dan hidup
bahagia justru karena ‘khayalan’ ini.”

Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 33


Kebenaran yang sakral! Karena “khayalan” agama
begitu menyebar luas di antara massa, para Stakhovich
dan Oblomov14, dan semua kapitalis kita yang hidup dari
kerja yang dilakukan oleh massa rakyat, dan bahkan
Moskovskiye Vedomosti, dapat “tidur dengan pulas”. Dan
semakin rakyat terdidik, prasangka-prasangka relijius
akan semakin luntur dan digantikan dengan
kesadaran sosialis, dan semakin dekat pula hari
kemenangan bagi kaum proletariat – kemenangan yang
akan membebaskan semua kelas tertindas dari
perbudakan yang mereka alami di masyarakat moderen
ini.
Tetapi setelah sekali keceplosan mengutarakan sebuah
kebenaran, Moskovskiye Vedomosti mengutarakan satu
lagi kebenaran yang menarik. Mereka jelas salah kalau
mengira para Stakhovich “tidak menyadari” pentingnya
agama, dan bahwa para Stakhovich menuntut
liberalisme karena “mereka bodoh”. Penafsiran seperti ini
sangatlah naif dan kekanak-kanakan. Kenyataan
bahwa Tuan Stakhovich maju ke depan sebagai pembela
seluruh tendensi liberalisme dibuktikan paling baik oleh
Moskovskiye Vodomosti sendiri; kalau tidak, mengapa
mereka harus meluncurkan kampanye yang begitu besar
untuk menjawab sebuah pidato? Mengapa mereka
berbicara bukan mengenai Stakhovich tetapi mengenai
para Stakhovich, mengenai “para intelektual”?
Kekeliruan Moskovskiye Vodomosti tentu saja adalah
sebuah kesengajaan. Koran ini lebih tidak bersedia
daripada tidak mampu menganalisa liberalisme dari
sudut pandang kelas. Bahwa mereka tidak bersedia, ini
jelas. Tetapi ketidakmampuan mereka untuk menganalisa

14Oblomov adalah nama karakter utama di dalam sebuah novel yang berjudul “Oblomov”, karangan I.
Goncharov. Oblomov adalah personifikasi dari rutinitas, stagnasi, dan apati.
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 34
liberalisme dari sudut pandang kelas adalah sesuatu
yang jauh lebih menarik bagi kita, karena ini adalah
penyakit yang juga diderita oleh banyak kaum
revolusioner dan sosialis. Para penulis surat-surat yang
diterbitkan di koran Iskra No. 12, yang menuduh kita
telah menyimpang dari “sudut pandang kelas” karena
kita mencoba mengikuti semua manifestasi kekecewaan
dan protes liberal, menderita dari penyakit ini. Begitu
juga para penulis Proletarskaya Borba15 dan sejumlah
pamflet “Perpustakaan Buruh Sosial-Demokratik”16 yang
membayangkan kalau rejim otokrasi kita
merepresentasikan kekuasaan absolut kaum borjuasi.
Begitu juga para Martynov17, yang ingin membujuk kita
agar mencampakkan kampanye yang mengekpsos rejim
otokrasi dari semua sisi (yakni agitasi politik yang
paling luas) dan mengkonsentrasikan usaha kita
terutama ke dalam perjuangan untuk reforma-reforma
ekonomi (untuk memberikan sesuatu yang “positif”
kepada kelas buruh, dan untuk mengedepankan atas
nama kelas buruh “tuntutan-tuntutan konkrit” untuk
kebijakan-kebijakan legislatif dan administratif “yang
menjanjikan hasil-hasil yang nyata”). Begitu juga para
Nadezhdin, yang setelah membaca artikel kita mengenai
konflik-konflik statistik, bertanya dengan terkejut: “Oh
Tuhan, apa ini? Koran Zemstvo?”

15 Koran Proletarskaya Barba (Perjuangan Proletar) diterbitkan sejak 1899 oleh Kelompok Sosial-
Demokratik Ural. Para penulis koran ini, yang berpandangan “Ekonomis”, menyangkal perlunya membentuk
sebuah partai politik kelas buruh yang mandiri, dan mereka percaya bahwa sebuah revolusi politik dapat
dicapai dengan pemogokan umum, tanpa mempersiapkan organisasi dan massa, dan tanpa pemberontakan
bersenjata.
16 “The Social Democratic Workers’ Library” atau “Perpustakaan Buruh Sosial Demokratik” adalah

serangkaian pamflet yang diterbitkan secara ilegal di Vilno dan St. Petersburg pada 1900-01.
17 Alexander Martynov (1865-1935) adalah seorang Menshevik yang menentang Revolusi Oktober. Pada

tahun 1923 dia bergabung dengan Partai Komunis. Bersama Stalin, dia menjadi lawannya Trotsky dan
Oposisi Kiri. Dia yang mengembangkan teori blok empat kelas dan teori dua tahap, yang digunakan untuk
melawan teori Revolusi Permanen.
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 35
Semua kaum sosialis ini lupa kalau kepentingan-
kepentingan otokrasi hanya beririsan dengan beberapa
kepentingan tertentu dari kelas-kelas yang berpunya,
dan hanya di bawah situasi-situasi tertentu. Sering kali
kepentingan otokrasi tidak sama dengan kepentingan
kelas-kelas ini secara keseluruhan, tetapi hanya dengan
beberapa strata dari kelas-kelas ini. Kepentingan strata
borjuasi lainnya dan kepentingan umum seluruh
borjuasi, yakni kepentingan dalam mengembangkan
kapitalisme secara keseluruhan, niscaya melahirkan
oposisi liberal terhadap rejim otokrasi. Misalnya, rejim
otokrasi menjamin kaum borjuasi dapat menggunakan
bentuk-bentuk eksploitasi yang paling kejam, tetapi di
pihak lain otokrasi menaruh seribu halangan bagi
perkembangan kekuatan-kekuatan produksi dan
perluasan pendidikan, dan oleh karenanya otokrasi
membangkitkan oposisi tidak hanya dari kaum borjuasi
kecil tetapi juga dari kaum borjuasi besar. Otokrasi
menjamin kaum borjuasi perlindungan dari sosialisme,
tetapi karena rakyak hak-haknya direnggut, maka
perlindungan ini menjadi sebuah sistem negara-polisi
yang membangkitkan kemarahan dari semua orang. Apa
akibat dari tendensi-tendensi yang antagonistik ini, apa
kekuatan relatif dari tendensi-tendensi konservatif
dan liberal, semua ini tidak dapat dipelajari hanya dari
beberapa thesis umum, karena semua ini tergantung dari
fitur-fitur unik situasi sosial dan politik pada momen-
momen tertentu. Untuk menentukan ini, kita harus
mempelajari situasi secara detil dan memperhatikan
secara seksama semua konflik dengan pemerintah, tidak
peduli dari strata sosial mana mereka berasal. Justru
“sudut pandang kelas” lah yang mengharuskan kaum
Sosial Demokrat untuk menaruh perhatian pada
kekecewaan dan protes-protes “para Stakhovich”.

Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 36


Cara berpikir dan aktivitas kaum sosialis yang disebut
di atas menunjukkan kalau mereka tak-acuh terhadap
liberalisme dan oleh karenanya menunjukkan
ketidakpahaman mereka akan thesis dasar Manifesto
Komunis, yang merupakan “ajaran suci” Sosial-Demokrasi
internasional. Mari kita ingat kata-kata di dalam
Manifesto Komunis bahwa kaum borjuasi sendiri lah
yang menyediakan materi-materi untuk pendidikan
politik kaum proletariat melalui perjuangannya untuk
merebut kekuasaan, melalui konflik-konflik dari
berbagai strata dan kelompok di dalamnya, dsbnya.
Hanya di negeri-negeri yang secara politik bebas kaum
proletariat dapat mengakses materi ini dengan mudah
(walaupun hanya sebagian saja). Di Rusia yang
diperbudak, kita kaum Sosial Demokrat harus bekerja
keras untuk mendapatkan “materi” ini untuk kelas
buruh, yakni kita sendiri yang harus melaksanakan
tugas agitasi politik umum, kampanye publik untuk
mengekspos otokrasi. Tugas ini terutama penting di
periode-periode gejolak politik. Kita harus ingat bahwa
dalam satu tahun kehidupan politik yang penuh
gejolak kaum proletar dapat mendapatkan pelatihan
revolusioner lebih daripada beberapa tahun kehidupan
politik yang tenang. Untuk alasan ini, kecenderungan
kaum sosialis di atas untuk secara sadar atau tidak
sadar membatasi cakupan dan isi dari agitasi politik
adalah sesuatu yang merugikan.
Mari kita juga ingat kata-kata bahwa kaum Komunis
mendukung setiap gerakan revolusioner yang melawan
sistem yang ada. Kata-kata ini sering kali ditafsir
terlalu sempit, dan tidak dianggap sebagai dukungan
terhadap oposisi liberal. Akan tetapi, kita harus ingat
bahwa ada periode-periode tertentu ketika setiap
konflik dengan pemerintah yang muncul dari
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 37
kepentingan-kepentingan sosial yang progresif,
betapapun kecilnya dapat di bawah kondisi-kondisi
tertentu (dimana dukungan kita adalah salah satu
kondisi tersebut) meledak menjadi konflik yang besar.
Kita hanya perlu mengingat gerakan sosial besar yang
berkembang di Rusia dari bentrokan antara para pelajar
dengan pemerintah mengenai tuntutan-tuntutan
akademik18, atau konflik yang terjadi di Prancis antara
semua elemen-elemen progresif dengan kaum militeris
mengenai sebuah pengadilan dimana keputusannya
berdasarkan bukti-bukti palsu19. Oleh karenanya, adalah
tugas wajib kita untuk menjelaskan kepada kaum
proletar semua bentuk protes-protes liberal dan
demokratik, untuk meluaskannya dan mendukungnya,
dengan partisipasi aktif dari kaum buruh, biarpun itu
adalah konflik antara Zemstvo dan Kementerian
Interior, antara kaum bangsawan dan rejim polisi Gereja
Ortodoks, antara ahli statistik dan kaum birokrat,
antara kaum tani dan pejabat “Zemstvo”, antara sekte-
sekte agama dan polisi, dll., dll. Mereka yang dengan
sombong memandang rendah konflik-konflik kecil ini,
atau “kesia-siaan” usaha untuk mengobarkan mereka
untuk menjadi konflik besar, tidak menyadari bahwa
agitasi politik dari semua sisi adalah sebuah fokus
dimana kepentingan vital pendidikan politik kaum
proletar beririsan dengan kepentingan vital
perkembangan sosial secara keseluruhan, dengan
kepentingan-kepentingan vital seluruh rakyat, yakni

18 Pada musim dingin 1901-02, 30 ribu pelajar melakukan mogok.


19 Lenin merujuk pada kasus Dreyfus, dimana seorang perwira Prancis, seorang Yahudi, yang pada 1894
dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di pengadilam militer, berdasarkan tuduhan fitnah bahwa dia
melakukan spionase dan pengkhianatan. Pengadilan yang provokatif ini diorganisir oleh kaum reaksioner.
Gerekan untuk mendukung Dreyfus mengekspos korupsi di pengadilan dan menajamkan pertentangan
antara kaum republikan dan royalis. Pada 1889 Dreyfus dimaafkan dan dibebaskan. Hanya pada 1906,
setelah kasus ini diperiksa kembali, Dreyfus lalu direhabilitasi.
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 38
seluruh elemen-elemen demokratis. Adalah tugas kita
untuk memahami semua masalah liberal, untuk
menentukan sikap Sosial-Demokratik kita terhadapnya,
untuk membantu kaum proletar terlibat aktif di dalam
penyelesaiannya dan mencapai solusi dengan caranya
sendiri, dengan cara proletarian. Mereka-mereka yang
menolak terlibat (apapun maksud mereka) pada
kenyataannya membiarkan kaum liberal memimpin dan
memberikan pendidikan politik kepada kaum buruh, dan
menyerahkan hegemoni di dalam perjuangan politik
kepada elemen-elemen, yang pada analisa terakhir,
adalah pemimpin-pemimpin demokrasi borjuis.
Karakter kelas dari gerakan Sosial-Demokratik tidak
boleh membuat kita membatasi tugas-tugas kita hanya
untuk kebutuhan-kebutuhan langsung dan segera dari
“gerakan buruh yang murni dan sederhana”. Karakter
kelas ini harus terekspresikan di dalam kepemimpinan kita
di setiap aspek dan manifestasi dari perjuangan
pembebasan yang sedang dilakukan oleh proletariat,
satu-satunya kelas yang benar-benar revolusioner di
masyarakat moderen hari ini. Sosial Demokrasi harus
secara konsisten dan teguh menyebarkan pengaruh
gerakan buruh ke semua ranah kehidupan sosial dan
politik masyarakat hari ini. Ia harus memimpin, bukan
hanya di dalam perjuangan ekonomi, tetapi juga di
dalam perjuangan politik kaum proletar. Ia tidak boleh
sekalipun lupa akan tujuan akhirnya, tetapi harus
selalu mempropagandakan ideologi proletariat – yakni
teori sosialisme ilmiah, atau Marxisme – menjaganya dari
distorsi, dan terus mengembangkannya. Tanpa mengenal
lelah kita harus terus memerangi setiap ideologi borjuis,
tidak peduli jubah apa yang dipakainya untuk
menyamar. Kaum sosialis yang telah kita sebut di atas
telah menyimpang dari “sudut pandang kelas” juga
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 39
karena mereka tak-acuh pada tugas memerangi “kritik
terhadap Marxisme”. Hanya orang buta yang tidak bisa
melihat bahwa “kritik” ini telah mengakar lebih cepat di
Rusia dibandingkan negeri lain, dan telah dilakukan
dengan lebih antusias oleh propaganda liberal Rusia
dibandingkan orang-orang lain, karena kaum liberal
adalah salah satu elemen dari demokrasi borjuasi di
Rusia.
Di dalam perjuangan politik, “sudut pandang kelas”
menuntut proletariat untuk memberikan dorongan
kepada setiap gerakan demokratik. Tuntutan-tuntutan
politik demokrasi kelas-buruh tidak berbeda secara
prinsipil dengan tuntutan-tuntutan politik demokrasi
borjuis. Mereka hanya berbeda dalam tingkatannya. Di
dalam perjuangan untuk emansipasi ekonomi, untuk
revolusi sosialis, kaum proletariat berdiri di atas prinsip
yang berbeda dan kaum proletariat berdiri sendirian
(para produsen kecil akan datang membantu hanya
setelah ia masuk ke barisannya atau sedang bersiap-siap
masuk ke barisannya). Akan tetapi, di dalam perjuangan
untuk kebebasan politik, kita punya banyak sekutu yang
tidak boleh kita abaikan. Namun, sementara sekutu-
sekutu kita di dalam kamp demokrasi-borjuis, dalam
berjuang untuk reforma-reforma liberal, akan selalu
menengok ke belakang dan mengatur hal-hal agar
mereka tetap bisa “makan enak, tidur pulas, dan hidup
bahagia” di atas penderitaan orang lain, kaum
proletariat akan terus maju sampai garis akhir tanpa
menengok ke belakang. Sementara teman-teman R.N.S
(penulis pengantar memorandum Witte) terus mengusik
pemerintah mengenai hak-hak Zemstvo, atau mengenai
konstitusi, kita akan berjuang demi republik demokratis.
Namun kita tidak akan lupa bahwa bila kita ingin
mendorong seorang ke depan, kita harus terus
Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 40
meletakkan tangan kita di pundak orang tersebut.
Partai proletariat harus belajar untuk tahu bagaimana
mendorong setiap kaum liberal ketika ia sedang bersiap-
siap maju satu inci, dan mendorongnya untuk maju
satu meter. Bila dia diam saja, kita akan terus maju tanpa
dia atau dengan melangkahinya.

Agitasi Politik dan "Sudut Pandang Kelas" - 41


Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat
Revolusioner (1905)

Partai Sosial Demokrat [Rusia], yang merupakan


ekspresi sadar dari gerakan kelas buruh, bertujuan
membebaskan rakyat pekerja sepenuhnya dari segala
bentuk penindasan dan eksploitasi. Pencapaian tujuan
ini -- penghapusan kepemilikan pribadi atas alat-alat
produksi dan pembentukan masyarakat sosialis --
mensyaratkan perkembangan kekuatan-kekuatan
produksi yang sangat tinggi dan pengorganisasian
kelas buruh yang tinggi. Perkembangan penuh
kekuatan-kekuatan produksi di dalam masyarakat
borjuis moderen, perjuangan kelas yang luas, bebas,
dan terbuka, dan pendidikan, pelatihan, dan
pengorganisiran politik massa proletar adalah
mustahil tanpa kebebasan politik. Oleh karenanya,
kaum proletariat yang sadar kelas selalu berjuang
untuk kebebasan politik yang sepenuh-penuhnya dan
revolusi demokratik.
Kaum proletariat tidak sendirian di dalam
tujuannya ini. Kaum borjuasi juga membutuhkan
kebebasan politik. Anggota-anggota kelas berpunya
yang berpikiran maju telah mengibarkan bendera
pembebasan sejak dulu kala; kaum intelektual
revolusioner, yang kebanyakan datang dari kelas-
kelas ini, telah berjuang demi kebebasan dengan
sangat berani. Akan tetapi, kelas borjuasi secara
keseluruhan tidak mampu meluncurkan sebuah
perjuangan yang tegas dalam melawan otokrasi;
dalam perjuangan ini mereka takut kehilangan
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 42
properti mereka yang mengikat mereka pada tatanan
masyarakat yang ada hari ini; mereka takut terhadap
aksi massa yang terlalu revolusioner, yang tidak
akan berhenti pada revolusi demokratik tetapi juga
mengharapkan revolusi sosialis; mereka takut pecah
dari birokrat pemerintah, yang kepentingannya
terikat seribu-benang dengan kepentingan kelas-kelas
berpunya. Untuk alasan ini, perjuangan kaum borjuasi
untuk kebebasan sangatlah memakan waktu, tidak
konsisten, dan setengah hati. Salah satu tugas dari
kaum proletariat adalah mendorong kaum borjuasi,
mengibarkan di hadapan seluruh rakyat slogan-
slogan revolusi demokratik, mulai bekerja dengan
berani dan mandiri untuk realisasi slogan-slogan
tersebut – dalam kata lain, menjadi pelopor,
mengambil kepemimpinan dalam perjuangan pembebasan
seluruh rakyat.
Dalam mengejar tujuan ini, kaum Sosial-Demokrat
Rusia telah melakukan banyak pertempuran untuk
memerangi ketidak-konsistenan liberalisme borjuis.
Mari kita ingat, misalnya, bagaimana Tuan Struve20
memulai karirnya, yang tidak terhalangi oleh sensor,
sebagai pejuang politik untuk “pembebasan” Rusia. Dia
memulai debut politiknya dengan pengantarnya
untuk “Memorandum” Witte21, dimana dia

20 Peter Struve (1870-1944) adalah seorang politisi dan intelektual terkemuka Rusia, yang awalnya seorang
Marxis, lalu menjadi liberal. Ia adalah salah seorang pendiri Partai Konstitusional Demokratik, sebuah partai
borjuis liberal.
21 Sergei Witte (1849-1915) adalah seorang politisi ternama yang bertanggung jawab terhadap proses

industrialisasi Kerajaan Rusia. Dia menjabat sebagai Menteri Keuangan dari tahun 1892 hingga 1903, dan
Perdana Menteri Rusia pada 1905-06. Pada 1899, dia menulis sebuah momerandum kepada Tsar Nicholas,
yang isinya menentang perluasan Zemstvo (badan-badan pemerintahan lokal) yang menurutnya tidak sesuai
dengan rejim otokrasi. Memorandum ini memainkan peran penting dalam perkembangan gerakan Liberal di
Rusia.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 43
mengedepankan slogan “Shipovian”22 (untuk
menggunakan terma politik hari ini), “Hak-hak, dan
Zemstvo23 yang berotoritas”. Partai Sosial-Demokrat
mengekspos watak keterbelakangan, absurditas, dan
reaksioner dari slogan tersebut. Partai Sosial
Demokrat menuntut sebuah platform demokratik
yang jelas dan tidak-kompromis, dan dengan
sendirinya meletakkan platform tersebut sebagai
bagian integral dari program Partai. Sosial Demokrasi
harus memerangi pemahaman sempit dari tujuan-
tujuan demokrasi. Pemahaman sempit ini merasuki
jajaran Sosial Demokrasi ketika kaum Ekonomis24
meremehkan tujuan-tujuan demokrasi, ketika mereka
mengadvokasi “perjuangan ekonomik melawan para
bos dan pemerintah”, dan bersikeras bahwa kita harus
mulai dengan memenangkan hak-hak, dilanjutkan
dengan agitasi politik, dan hanya setelah itu
perlahan-lahan (teori tahapan) bergerak ke
perjuangan politik.
Hari ini perjuangan politik telah meluas; revolusi
telah menyebar ke seluruh penjuru bangsa; kaum
liberal yang paling moderat telah menjadi “ekstrimis”.
Maka dari itu tampaknya rujukan-rujukan historis
kita mengenai masa lalu yang belum lama ini, seperti
yang baru saja kita jabarkan di atas, tampaknya

22 Dmitri Shipov (1851-1920) adalah seorang politisi monarkis Rusia dan pemimpin gerakan Zemstvo. Dia
percaya bahwa Rusia harus diperintah oleh otokrasi. Walau dia mendukung perluasan Zemstvo sebagai
badan perwakilan rakyat, dia hanya menginginkan badan-badan ini menjadi badan konsultasi atau pemberi-
opini tanpa kekuatan politik sama sekali. Slogannya adalah “Kekuasaan tertinggi adalah milik Tsar; opini –
milik rakyat”.
23 Zemstvo adalah badan-badan pemerintah lokal di pedesaan yang dipimpin oleh kaum bangsawan Rusia,

yang dibentuk pada 1864.


24 Kaum ekonomis adalah mereka yang membatasi perjuangan buruh pada tuntutan-tuntutan ekonomi, dan

meremehkan perjuangan politik buruh karena menurut mereka buruh tidak siap untuk perjuangan politik.
Lenin dan kaum Bolshevik berpolemik keras dengan kaum Ekonomis.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 44
tidak relevan, tidak ada hubungannya dengan
gejolak yang sedang terjadi hari ini. Tetapi
sesungguhnya tidak demikian. Benar kalau slogan-
slogan seperti Dewan Konstituante dan pemilihan
umum yang universal, langsung, dan adil dengan
kertas suara rahasia (yang telah lama ada di
Program Partai kaum Sosial Demokrat) telah menjadi
slogan semua orang. Slogan-slogan ini telah
diadopsi oleh Osvobozhdeniye25 ilegal, dimasukkan ke
dalam program Liga Osvobozhdeniye, telah menjadi
slogan Zemstvo, dan sekarang diulang-ulang dalam
berbagai bentuk oleh pers media legal. Bahwa
demokrasi borjuis Rusia telah berkembang pada
tahun-tahun dan bulan-bulan belakangan ini adalah
sesuatu yang tak diragukan. Demokrasi borjuis
sedang belajar dari pengalaman dan mencampakkan
slogan-slogan mereka yang primitif (seperti slogan
Shipovian “Hak-hak, dan Zemstvo yang Berotoritas”)
dan sedang tertatih-tatih mengikuti di belakang
revolusi. Tetapi mereka hanya tertatih-tatih
mengikuti di belakang. Kontradiksi-kontradiksi baru
antara kata dan perbuatan, antara demokrasi dalam
prinsip dan demokrasi dalam “Realpolitik”, mulai
muncul menggantikan kontradiksi yang lama,
karena perkembangan revolusi terus mengedepankan
tuntutan-tuntutan yang semakin hari semakin besar
terhadap demokrasi. Namun demokrasi borjuis selalu
terlambat di belakang peristiwa-peristiwa; sementara
mengadopsi slogan-slogan yang lebih maju,
demokrasi borjuis selalu terlambat; ia selalu

25 Osvobozhdeniye, dalam bahasa Rusia berarti “Kebebasan”, adalah koran kaum borjuasi liberal yang mulai
terbit pada 1902.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 45
memformulasikan slogan beberapa derajat di bawah
level yang sesungguhnya diperlukan dalam
perjuangan revolusioner untuk kebebasan sejati.
Marilah kita lihat slogan yang sekarang sudah
diterima secara umum, “Bentuk Dewan Konstituante
berdasarkan pemilihan umum yang universal,
langsung, dan adil dengan kertas suara rahasia”.
Apakah slogan ini memadai dari sudut pandang
demokrasi yang konsisten? Apakan slogan ini memadai
bila kita mempertimbangkan tugas-tugas
revolusioner yang urgen hari ini? Jawaban untuk
kedua pertanyaan ini hanya bisa negatif. Untuk yakin
demikian, kita harus memeriksa program Partai kita
dengan seksama, yang sayangnya jarang disebut dan
disebar oleh organisasi-organisasi kita (Ada
pengecualian, yang patut jadi teladan dimana-mana,
yakni di Riga, Voronezh, dan Moskow dimana
program Partai kita dicetak di selebaran-selebaran).
Tuntutan kunci dari Program kita juga adalah
pembentukan Dewan Konstituante popular (untuk
singkatnya, mari kita setujui bahwa kata “popular”
berarti pemilu yang universal, dsbnya.). Tetapi slogan
ini tidak berdiri sendiri di dalam program kita.
Konteks dan catatan-catatan tambahan yang ada
mencegah kesalahpahaman bagi mereka-mereka yang
paling tidak konsisten dalam perjuangan pembebasan
atau bahkan bagi mereka yang menentang pembebasan.
Di dalam program kita juga terdapat slogan-slogan
lain seperti: 1) penumbangan otokrasi Tsar; 2) ganti
rejim otokrasi dengan republik demokratik; 3)
kedaulatan rakyat, yang dijaga dengan sebuah
konstitusi yang demokratis, yakni konsentrasi

Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 46


otoritas tertinggi pemerintah sepenuhnya di tangan
dewan legislatif yang terdiri dari perwakilan-
perwakilan rakyat dan bersifat unicameral (sistem
parlemen satu kamar kerja).
Adakah keraguan sama sekali kalau setiap kaum
demokrat yang konsisten wajib menerima semua
slogan-slogan ini? Kata “demokrat” itu sendiri -- dari
etimologi dan dari signifikansi politik yang telah
diperolehnya selama sejarah Eropa – menunjukkan
kepercayaan terhadap kedaulatan rakyat. Oleh
karenanya, menggelikan kalau kita bicara mengenai
demokrasi dan pada saat yang sama menolak bahkan
salah satu slogan-slogan ini. Tetapi kontradiksi
utama -- yakni kontradiksi antara harapan kaum
borjuasi untuk mempertahankan kepemilikan pribadi
dengan cara apapun dan harapan mereka untuk
kebebasan -- begitu dalam sehingga para jurubicara
atau pengikut liberalisme borjuis secara-tak-
terelakkan menemui diri mereka dalam posisi yang
menggelikan ini. Seperti yang diketahui semua orang,
sebuah partai liberal yang sangat luas sedang
terbentuk di Rusia dengan sangat cepat, sebuah
partai yang mendapat dukungan dari Liga
Osvobozhdeniye, orang-orang Zemstvo, dan koran-
koran seperti Nasha Zhizn, Nashi Dihn, Syn Otechestva,
Russkiye Vedomosti, dll., dll. Partai liberal-borjuis ini
ingin dirinya dipanggil Partai “Konstitusional
Demokratik”. Akan tetapi, pada kenyataannya, seperti
yang dapat dilihat dari deklarasi-deklarasi dan
program Osvobozhdeniye ilegal, partai ini adalah
partai monarkis. Partai ini tidak menginginkan
republik sama sekali. Ia tidak menginginkan parlemen

Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 47


unicameral, dan ia mengajukan Senat yang dipilih
tidak langsung dan secara non-universal
(berdasarkan kualifikasi residensial). Ia tidak ingin
otoritas tertinggi pemerintah ada sepenuhnya di
tangan rakyat (walaupun untuk retorika partai ini
sangat senang berbicara mengenai transfer
kekuasaan ke rakyat). Ia tidak ingin penumbangan
otokrasi. Partai ini hanya ingin pembagian kekuasaan
di antara (1) monarki; (2) Upper House atau Senat (yang
akan didominasi oleh tuan-tuan tanah dan para
kapitalis); dan (3) Lower House atau Majelis Tingkat
Rendah, yang sendiri akan dibentuk atas prinsip-
prinsip demokrasi.
Oleh karenanya, di hadapan kita adalah fakta
bahwa kaum borjuasi “demokratik” kita, bahkan seperti
yang diwakili oleh elemen-elemennya yang paling
maju, paling terdidik, mereka-mereka yang paling tidak
berada di bawah pengaruh kapital, terlambat di
belakang revolusi. Partai “demokratik” ini takut
terhadap kedaulatan rakyat. Sementara mengulang-
ulang slogan Dewan Konstituante, partai ini pada
kenyataannya mendistorsi esensi dan signifikasi
slogan tersebut, dan menyesatkan rakyat dengan
penggunaan, atau lebih tepatnya, penyalahgunaan
slogan ini.
Apa itu Dewan “Konstituante popular”? Pertama, ia
adalah sebuah dewan yang sungguh-sungguh
mengekspresikan kehendak rakyat. Untuk ini, kita
harus punya pemilu yang universal dalam semua aspek
demokratiknya, dan jaminan penuh kebebasan
melakukan kampanye politik. Kedua, ia adalah sebuah
dewan yang sungguh punya kekuasaan dan otoritas
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 48
untuk “melantik” sebuah pemerintahan politik yang
akan menjamin kedaulatan rakyat. Jelas sekali kalau
tanpa kedua syarat ini maka dewan ini tidak akan
sungguh-sungguh popular dan tidak akan sungguh-
sungguh konsituante. Meski demikian, para borjuasi
liberal kita, para monarkis konstitusional kita (yang
klaim demokrasinya adalah penghinaan terhadap
rakyat) tidak ingin menjamin satupun syarat-syarat
tersebut! Mereka tidak hanya gagal menjamin
kebebasan kampanye politik atau pemindahan
kekuasaan dan otoritas yang sesungguhnya kepada
Dewan Konstituante, tetapi juga, sebaliknya, mereka
ingin membuat kedua hal ini mustahil karena mereka
ingin mempertahankan monarki. Kekuasaan dan
otoritas yang sesungguhnya akan tetap berada di
tangan Nicholas Sang Penjagal26. Ini berarti bahwa
musuh utama rakyat adalah penyelenggaraan Dewan
Konstituante dan “menjamin” pemilu yang bebas dan
universal. Sungguh-sungguh demokratik! Ini berarti
Dewan Konstituante tidak akan pernah dan
(menurut gagasan kaum borjuasi liberal) tidak boleh
sekalipun memiliki semua kekuasaan dan otoritas; ia
akan menjadi dewan yang tidak punya kekuasaan
dan otoritas sama sekali; dewan ini berfungsi hanya
untuk meraih persetujuan, mencapai pemahaman, dan
bernegosiasi dengan Nicholas II! Dewan Konstituante
yang dipilih oleh pemilu universal tidak akan berbeda
dengan sebuah Majelis Tingkat Rendah. Dalam kata
lain, Dewan Konstituante, yang diselenggarakan
untuk mengekspresikan dan melaksanakan kehendak

26 Nicholas II (1894-1917) adalah kaisar Rusia terakhir, yang dilengserkan pada Revolusi Februari 1917 dan

lalu dieksekusi setelah Revolusi Oktober oleh Bolshevik. Ia dijuluki Nicholas Sang Penjagal setelah
memerintahkan pembantaian Minggu Berdarah pada 1905.
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 49
rakyat, didesain oleh kaum borjuasi liberal untuk
“mengekspresikan”, dengan melangkahi kehendak
rakyat, kehendak Senat dan di atas segalanya
kehendak monarki, kehendak Nicholas.
Tidakkah jelas bahwa dalam berbicara, berpidato,
dan berteriak mengenai sebuah Dewan Konstituate
popular, kaum borjuasi liberal, para tuan-nyonya
Osvobozhdeniye, sesungguhnya sedang
merencanakan sebuah dewan konsultatif yang anti-
popular? Alih-alih membebaskan rakyat, mereka ingin
mengikat rakyat, dengan cara-cara konstitusional,
pertama, ke kekuasaan tsar (monarki), dan kedua, ke
kekuasaan borjuasi besar (Senat).
Bila ada orang yang ingin membantah kesimpulan
ini, biarlah dia nyatakan: (1) bahwa kehendak rakyat
yang sesungguhnya dapat terekspresikan tanpa
kebebasan propaganda sepenuhnya dan tanpa
penghapusan privilese-privilese propaganda
pemerintahan Tsar; atau (2) bahwa dewan delegasi-
delegasi yang tidak punya kekuasaan dan otoritas --
karena kekuasan dan otoritas ini ada di tangan Tsar
-- pada kenyataannya bukan merupakan sebuah badan
konsultasi semata. Orang yang membuat salah satu
pernyataan di atas pastilah seorang penipu yang tak
tahu malu atau seorang dungu. Sejarah telah
menunjukkan dengan tegas bahwa sebuah dewan
perwakilan yang ko-eksis dengan bentuk
pemerintahan monarki sesungguhnya adalah – selama
kekuasaan pemerintah ada di tangan monarki –
sebuah badan konsultasi yang tidak bisa membuat
monarki membungkuk pada kehendak rakyat, tetapi
hanya menyesuaikan kehendak rakyat dengan
Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 50
kehendak monarki, dalam kata lain sebuah dewan
untuk membagi kekuasaan antara monarki dan
rakyat, tawar-menawar kekuasaan, tetapi tidak
menjadi kekuasaan itu sendiri. Sejarah telah
menunjukkan dengan tegas pula bahwa sebuah pemilu
yang benar-benar bebas bagi seluruh rakyat akan
mustahil terjadi kalau rejim yang sekarang sedang
melawan revolusi tidak diganti dengan
pemerintahan provisional revolusioner. Dan
kalaupun rejim Tsar ini akhirnya memutuskan untuk
menyelenggarakan sebuah Dewan “Konstituen” (baca:
konsultatif) dan akan memberikan jaminan formal
kebebasan propaganda -- suatu hal yang mustahil
terjadi --, semua fasilitas dan keunggulan kampanye
yang superior dan luas yang bersumber dari
kekuasaan negara yang terorganisir masih akan ada
di tangannya. Keunggulan-keunggulan dan fasilitas-
fasilitas propaganda selama pemilu dewan rakyat
yang pertama ini akan dinikmati oleh orang-orang
yang sejak dulu telah menindas rakyat dengan alat-
alat kekuasaan mereka, dan rakyat mulai merebut
kebebasan dari mereka dengan kekerasan.
Pendeknya, kita tiba pada kesimpulan yang sama,
yang tekah kita capai pada edisi koran sebelumnya
(Proletary, No. 3), ketika kita menganalisa masalah ini
dari sudut lain. Slogan Dewan Konsituante popular,
bila digunakan secara terpisah, pada saat ini adalah
slogannya kaum borjuasi monarkis, sebuah slogan
yang menyerukan sebuah kompromi antara kaum
borjuasi dan pemerintahan Tsar. Hanya slogan
menumbangkan pemerintahan Tsar dan
menggantikannya dengan sebuah pemerintahan

Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 51


provisional revolusioner, yang tugasnya adalah
menyelenggarakan Dewan Konstituante Popular,
yang merupakan slogan perjuangan revolusioner.
Kaum proletariat tidak boleh jatuh dalam ilusi,
ketika dalam kegembiraannya mereka tertipu oleh
slogan mereka sendiri. Bila kita gagal membentuk
kekuatan rakyat bersenjata yang sama kuatnya
dengan kekuatan angkatan bersenjata pemerintah,
bila pemerintahan Tsar tidak dikalahkan sepenuhnya
dan digantikan dengan sebuah pemerintahan
provisional revolusioner, dewan perwakilan apapun,
apapun sebutannya -- “popular”, “konsituen”, dsbnya. --
pada kenyataannya hanya akan menjadi dewan
perwakilan borjuasi besar yang diselenggarakan
untuk tawar-menawar pembagian kekuasaan dengan
Tsar.
Semakin dekat benturan antara perjuangan rakyat
dengan Tsar dan semakin besar kemungkinan
terrealisasikannya tuntutan dewan perwakilan
rakyat, maka semakin dekat kaum proletariat
revolusioner harus mengawasi kaum “borjuasi”
demokratik. Segera setelah kita meraih kebebasan,
secepat itu pula sekutu proletariat ini akan menjadi
musuh. Dua situasi akan memberi kedok pada
perubahan ini: (1) karakter ketidakjelasan,
ketidaklengkapan, dan tidak-berkomitmen dari
slogan-slogan demokratik kaum borjuasi; dan (2)
usaha untuk mengubah slogan-slogan kaum
proletariat menjadi kata-kata kosong saja,
menggantikan jaminan kebebasan dan revolusi yang
sesungguhnya dengan janji-janji. Kaum buruh
sekarang harus mengawasi “kaum demokrat” dengan

Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 52


seksama. Kata-kata “Dewan Konstituante popular”
tidak akan lebih dari kata-kata saja bila -- karena
kondisi-kondisi penyelenggaraan kampanye pemilu
dan pemilu itu sendiri itu -- dewan ini gagal
mengekspresikan kehendak rakyat, bila dewan ini
tidak punya kekuatan untuk membentuk rejim yang
baru. Isu paling utama hari ini sedang bergeser dari
masalah menyelenggarakan Dewan Konsituante
popular ke masalah metode bagaimana Dewan ini
diselenggarakan. Kita sedang memasuki peristiwa-
peristiwa yang menentukan. Kaum proletariat tidak
boleh menggantungkan nasibnya pada slogan-
slogan demokratik umum, tetapi harus
mengedepankan slogan-slogan proletariat-
demokratik mereka sendiri dalam keseluruhannya.
Hanya kekuatan yang dipandu oleh slogan-slogan
ini dapat benar-benar memastikan kemenangan mutlak
revolusi.

Tugas-Tugas Demokratik Kaum Proletariat Revolusioner (1905) - 53


Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme
Proletar (1905)

Dari bermacam doktrin sosialis, Marxisme-lah yang


saat ini paling dominan di Eropa. Perjuangan untuk
mencapai masyarakat sosialis hampir sepenuhnya
dipahami oleh Marxisme sebagai perjuangan kelas
buruh di bawah pimpinan partai-partai Sosial-
Demokratis. Dominasi sosialisme proletariat ini
berdasar pada ajaran Marxisme tidak dicapai seketika,
tetapi semata setelah terjadi perjuangan panjang
menentang bermacam doktrin usang, sosialisme
borjuis kecil, anarkisme dan lain-lain. Sekitar 30 tahun
yang lalu Marxisme tidak dominan, sekalipun di
Jerman. Pandangan yang berlaku di negara tersebut
bersifat transisi, bercampur baur dan eklektis,
terletak diantara sosialisme borjuis kecil dan
sosialisme proletariat. Doktrin-doktrin yang paling
menyebar dikalangan buruh maju di negara-negara
Romawi, di Perancis, Spanyol dan Belgia adalah
Proudhonisme, Blanquisme27 dan anarkisme yang
nyata-nyata mengekspresikan cara pandang borjuis
kecil, bukan proletariat. Apa yang menyebabkan cepat
dan tuntasnya kemenangan Marxisme dalam dekade
terakhir ini? Ketepatan pandangan Marxis dalam
27 Proudhonisme adalah sebuah aliran yang namanya berasal dari nama Pierre Joseph Proudhon (1809-
1865), seorang sosialis borjuis kecil dan anarkis Perancis. Meskipun tajam mengkritik masyarakat kapitalis,
Proudhon gagal memahami bahwa satu-satunya jalan untuk mengakhiri kemiskinan, ketidaksamaan,
penghisapan dan kebusukan-kebusukan hubungan kapitalis lainnya adalah dengan menghapuskan
hubungan itu. Blanquisme adalah sebuah trend dalam gerakan sosialis Perancis yang diwakili oleh tokoh
revolusioner terkemuka dan eksponen komunisme utopia: Louise Auguste Blanqui (1805-1881). Menurut
Lenin, kaum Blanquis "mengharapkan umat manusia akan dibebaskan dari perbudakan upah, tidak melalui
perjuangan kelas tetapi melalui suatu persekongkolan yang ditumbuhkan oleh sekelompok kecil
intelektual." (V. I. Lenin, Collected Works, vol. 10, hal.392).
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 54
banyak hal telah dibuktikan oleh semua
perkembangan masyarakat kontemporer baik ekonomi
maupun politik, dan oleh seluruh pengalaman
gerakan revolusioner serta perjuangan kelas-kelas
tertindas. Kemunduran borjuis kecil, cepat atau
lambat, tak dapat dielakkan akan mengakibatkan
kepunahan segala macam prasangka borjuis kecil.
Sementara itu tumbuhnya kapitalisme dan kian
dalamnya perjuangan kelas dalam masyarakat
kapitalis jadi agitasi terbaik bagi gagasan sosialisme
proletar. Keterbelakangan Rusia itulah pada
dasarnya yang bisa menjelaskan tetap kokohnya
bermacam doktrin sosialis usang di sana. Seluruh
sejarah aliran pemikiran revolusioner Rusia sepanjang
perempat terakhir abad 19 adalah sejarah perjuangan
Marxisme melawan sosialisme borjuis kecil Narodnik.28
Meskipun kemajuan pesat dan keberhasilan luar biasa
gerakan kelas pekerja Rusia pun sudah berhasil
membuahkan kemenangan bagi Marxisme di Rusia tapi
berkembangnya sebuah gerakan petani yang jelas
revolusioner – khususnya revolusi petani terkenal di
Ukraina tahun 190229 - di satu sisi malah
membangkitkan lagi Narodnisme kuno. Teori-teori
Narodnik yang kuno dengan diwarnai oleh
oportunisme Eropa yang populer masa itu
30
(Revisionisme, Bernteinsime dan kritisisme atas Marx),

28 Narodisme adalah sebuah trend borjuis kecil dalam gerakan revolusioner Rusia tahun 1860 an dan 1870
an.
29 Suatu referensi pada aksi-aksi revolusioner kaum petani gubernia Poltava dan Kharkov di wilayah Ukraina

(Rusia Kecil) akhir bulan Maret dan awal April 1902. Revolusi-revolusi itu dipercepat oleh kondisi petani
yang sangat berat dan diperburuk oleh kegagalan panen dan kelaparan. Kaum petani menyerang tanah-
tanah milik tuan-tuan tanah, merampas makanan dan makanan ternak serta menuntut redistribusi tanah.
Gerakan ini dipadamkan dengan kekerasan.
30 Bernsteinisme adalah trend oportunis dalam gerakan Sosial Demokrat internasional pada akhir abad 19.

Paham tersebut mengambil nama dari seorang revisionis, Eduard Bernstein (1850-1932), pemimpin sayap
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 55
mendadani seluruh persediaan ideologis asli
golongan yang umum disebut Sosialis-Revolusioner.31
Itulah sebabnya mengapa masalah kaum petani
menonjol dalam pertentangan Marxis melawan
Narodnik sejati maupun golongan sosialis-
revolusioner.
Untuk satu hal tertentu, Narodnisme adalah
sebuah doktrin yang integral dan konsisten.
Narodnisme menolak adanya dominasi kapitalisme di
Rusia; menentang peran buruh pabrik sebagai pemimpin
garis depan perjuangan kaum proletar; menolak
pentingnya sebuah revolusi politik dan kebebasan
politik borjuis; ia menyerukan perlu segera
dilaksanakannya sebuah revolusi sosialis yang
berangkat dari komune petani berikut bentuk-bentuk
pertanian kecil-nya. Semua yang masih bertahan
dalam teori integral ini sekarang hanyalah serpihan-
serpihan saja, tapi untuk secara pandai memahami
kontroversi-kontroversi yang berlangsung saat ini,
dan menjaga supaya kontroversi itu tidak melorot
menjadi sekedar perang mulut, orang semestinya
ingat akar-akar Narodnik yang paling dasar dan
umum yang sekaligus merupakan akar kesalahan
Sosialis-Revolusioner kita.
Kaum Narodnik beranggapan bahwa kaum Muzhik
adalah manusia Rusia masa depan. Pandangan ini tak

kanan ekstrim partai Sosialis-Demokrat Jerman dan Internasional kedua. Bernstein menentang perjuangan
revolusioner oleh kelas buruh dan diktator proletariat, menyerukan kolaborasi antara golongan proletar dan
borjuis dan menggaungkan slogan: "Gerakan adalah segalanya, tujuan akhir bukan apa-apa", yang berarti
mengganti perjuangan revolusioner untuk sosialisme dengan perjuangan untuk reformasi dalam kerangka
negara borjuis.
31 Sosialis-Revolusioner (S.R.s) adalah sebuah partai borjuis kecil di Rusia yang terbentuk akhir tahun 1901

dan awal tahun 1902. Organ-organ resminya adalah koran Revolutsionnaya Rossiya (Rusia Revolusioner)
(1900-1905) dan majalah Vetsnik Russkoi Revolutsii (Majalah Revolusi Rusia) (1901-1905).
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 56
pelak berkembang karena keyakinan mereka pada masa
depan kapitalisme. Sedangkan kaum Marxis
beranggapan bahwa buruh pekerja adalah manusia
masa depan, dan perkembangan kapitalisme Rusia baik
di bidang pertanian maupun industri makin
menegaskan pandangan mereka. Gerakan kelas pekerja
di Rusia telah berhasil memperoleh pengakuan bagi
keberadaannya sendiri. Tetapi bagi gerakan petani,
masih ada jurang pemisah antara Narodisme dan
Marxisme hingga sekarang, yang mana hal ini
terungkap dalam penafsiran mereka yang berbeda
atas gerakan (petani) ini. Bagi kaum Narodnik,
gerakan petani tersebut dengan sendirinya
membuktikan kekeliruan Marxisme. Ini adalah gerakan
yang bekerja untuk suatu revolusi sosialis yang
langsung; gerakan ini tidak mengakui kebebasan
politik borjuis; gerakan yang berangkat dari
produksi skala kecil dan bukan produksi berskala
besar. Singkatnya, bagi kaum Narodnik, gerakan
petani lah yang benar-benar sosialis sejati dan segera
merupakan gerakan sosialis. Kesetiaan Narodnik pada
komune petani dan bentuk tertentu anarkisme
Narodnik sepenuhnya bisa menjelaskan mengapa
kesimpulan demikian yang selalu terumuskan. Bagi
kaum Marxis, gerakan petani adalah gerakan
demokratik, bukan gerakan sosialis. Di Rusia, seperti
juga kasus di negara-negara lain, gerakan ini pasti
sejalan dengan revolusi demokratik, revolusi yang
borjuis kandungan sosial ekonominya. Gerakan yang
sampai titik akhirnya memang tidak ditujukan untuk
menggoyang pondasi tatanan borjuis, menentang
prodksi komoditi atau melawan kapital. Sebaliknya
gerakan itu ditujukan untuk menentang hubungan
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 57
pra-kapitalis, hubungan perhambaan kuno di wilayah
pedesaan dan melawan tuan-tanahisme, yang menjadi
kunci seluruh kelangsungan hidup pemilikan hamba-
hamba. Konsekuensinya kemenangan penuh gerakan
petani ini tak akan menghapus kapitalisme; malahan
sebaliknya, gerakan ini akan menciptakan pondasi
lebih luas lagi bagi perkembangan kapitalisme, akan
mempercepat serta memperdalam perkembangan
kapitalis sejati. Kemenangan penuh pemberontakan
kaum petani hanya bisa menciptakan benteng bagi
republik demokrasi borjuis, yang didalamnya tumbuh
untuk pertama kalinya suatu perjuangan
proletariat melawan kehendak borjuasi dalam
bentuk yang paling murni. Lantas, ada dua
pandangan bertentangan yang harus dimengerti
dengan jelas oleh siapapun yang ingin mempelajari
jurang perbedaan prinsipil antara Sosialis-
Revolusioner dan Sosialis-Demokrat. Merujuk ke salah
satu pandangan, gerakan petani adalah gerakan
sosialis, sedangkan merujuk ke pandangan lain
gerakan petani adalah gerakan borjuis-demokratik.
Dengan ini orang bisa lihat betapa gobloknya
ungkapan orang-orang Sosialis-Revolusioner kita
ketika mereka mengulang beratus kali (lihat, misalnya,
dalam Revolutsionnaya Rossiya, no. 75) bahwa Marxis
ortodoks telah mengabaikan masalah petani. Hanya
ada satu cara untuk memberantas kebodohan
berbahaya macam ini dan itu bisa diakukan dengan
mengulang ABC; menyusun pandangan-pandangan
Narodnik yang secara konsisten sudah kuno itu, dan
beratus bahkan beribu kali menekan bahwa perbedaan
yang sesungguhnya di antara kita itu tidak terletak
pada soal berhasrat atau tidak berhasrat pada
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 58
masalah petani, juga tidak terletak pada mengakui
atau tidak mengakui masalah petani, tapi terletak
pada perbedaan penilaian kita atas gerakan petani
dan masalah petani saat ini di Rusia. Dia yang berkata
bahwa Marxis mengabaikan masalah petani di Rusia
adalah:
Pertama, seorang pengabai absolut. Sebab seluruh
tulisan prinsipil Marcis Rusia, mulai dari tulisan
Plekhanov Our Differences (muncul kurang lebih 20
tahun yang lalu), telah mencurahkan tenaga untuk
menjelaskan kesalahan pandangan-pandangan kaum
Narodnik mengenai masalah petani Rusia.
Kedua, dia yang menyatakan bahwa Marcis
mangabaikan masalah petani jelas menunjukkan
hasratnya untuk menghindari keharusan memberi
penilaian yang lengkap atas perbedaan prinsipil yang
sesungguhnya, memberi jawaban atas pertanyaan
apakah gerakan petani sekarang ini adalah gerakan
borjuis atau tidak, apakah gerakan itu secara
obyektif diarahkan untuk menghancurkan
kelangsungan hidup penghambaan atau tidak.
Kaum Sosialis-Revolusioner tidak pernah memberikan,
dan tidak selalu dapat memberikan satu jawaban jelas
dan tepat pada masalah itu karena mereka menggapai-
gapai tanpa harapan di antara pandangan kuno
Narodnik dan pandangan Marxis saat ini mengenai
masalah petani di Rusia. Kaum Marxis menyatakan
bahwa kaum Sosialis-Revolusioner mewakili pendirian
kaum borjuis kecil (mereka adalah ideolog kaum
borjuis kecil) dengan alasan yang kuat bahwa mereka
tidak dapat membersihkan diri dari ilusi-ilusi kaum

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 59


borjuis kecil dan bayangan Narodnik dalam menilai
gerakan buruh tani.
Itulah sebabnya mengapa kita mengulang ABC sekali
lagi. Untuk apakah perjuangan kaum petani di Rusia
saat ini? Untuk tanah dan kebebasan. Arti penting apa
yang bakal dimiliki oleh seluruh kemenangan
gerakan ini? Setelah meraih kemerdekaan, gerakan
tersebut akan menghapuskan kekuasaan para tuan
tanah dan birokrasi dalam adiminstrasi negara.
Setelah berhasil menjaga tanah, gerakan itu akan
memberikan tanah para tuan tanah kepada para
petani. Akankah kemerdekaan penuh dan perampasan
tanah dari para tuan tanah tersebut juga berarti
penghapusan produksi komoditi? Tidak, tidak akan.
Akankah kemerdekaan penuh dan perampasan tanah
tuan tanah tersebut mengganti bentuk pertanian
individual dengan bentuk rumah tangga petani atas
dasar, tanah komunal, atau tanah yang
"disosialkan"? Tidak, tidak akan. Akankah kemerdekaan
penuh dan perampasan tanah tuan tanah
menjembatani jurang dalam yang memisahkan petani
kaya, yang memiliki sekian kuda dan sapi, dari
pertanian-cangkulan, buruh harian, misalnya: jurang
pemisah antara borjuis petani dengan proletar
pedesaan? Tidak, tidak akan! Sebaliknya, makin tuntas
sosial-estate (para Tuan Tanah) yang paling tinggi
itu dienyahkan dan dilenyapkan maka akan makin
dalamlah perbedaan kelas antara borjuis dan
proletariat. Apakah yang secara obyektif bakal punya
arti dengan adanya kemenangan penuh kebangkitan
perlawanan buruh tani? Kemenangan tersebut akan
menghilangkan seluruh kelangsungan hidup

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 60


perhambaan, tetapi sama sekali tidak menghancurkan
sistem ekonomi borjuis atau menghancurkan
kapitalisme atau menghancurkan pembagian
masyarakat ke dalam kelas-kelas – ke dalam golongan
kaya dan miskin, borjuis dan proletar. Mengapa
gerakan petani saat ini adalah gerakan borjuis-
demokratik? Karena setelah menghancurkan
kekuasaan birokrasi dan tuan-tuan tanah, gerakan
itu akan menyusun sebuah sistem masyarakat
demokratik, tapi bagaimanapun juga, itu dilakukan
tanpa mengubah pondasi borjuis dari masyarakat
demokratis tersebut, tanpa menghapuskan kekuasaan
kapital. Bagaimanakah seharusnya buruh
berkesadaran kelas, kaum sosialis, memandang
gerakan petani saat ini? Ia harus mendukung gerakan
ini, menolong petani dalam kondisi yang paling
bertenaga, menolong mereka menyingkirkan tuntas
segala kekuasaan birokrasi dan kekuasaan tuan-tuan
tanah. Bagaimanapun, pada saat yang sama mereka
harus menjelaskan kepada para petani bahwa tidak
cukup cuma merobohkan kekuasaan birokrasi dan
para tuan tanah. Ketika mereka merobohkan
kekuasaan birokrasi dan para tuan tanah tersebut,
saat itu juga mereka harus bersiap untuk
menghapuskan kekuasaan kapital, kekuasaan borjuis,
dan untuk maksud ini maka suatu doktrin yang
sepenuhnya berwatak sosialis; yaitu Marxist, harus
segera disebar, proletariat pedesaan harus
dipersatukan, digalang bersama dan diorganisir
untuk perjuangan melawan borjuis petani dan semua
borjuis Rusia. Dapatkah seorang buruh yang
berkesadaran kelas melupakan perjuangan
demokratik demi perjuangan sosalis, atau melupakan
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 61
perjuangan sosialis demi perjuangan demokratik?
Tidak, seorang buruh yang berkesadaran kelas akan
menyebut dirinya seorang sosial demokrat karena ia
memahami kaitan dua perjuangan tersebut. Dia tahu
bahwa tidak ada jalan lain yang bisa menyelamatkan
jalan menuju sosialisme selain melalui demokrasi,
kebebasan politik. Karenanya ia berjuang mencapai
demokrasi sepenuhnya dan sekonsisten mungkin
untuk mencapai tujuan puncak – sosialisme. Mengapa
kondisi untuk perjuangan demokratik tidak sama
dengan kondisi untuk perjuangan sosialis? Karena
para buruh pekerja pasti akan memiliki sekutu yang
berbeda di masing-masing dua perjuangan ini.
Perjuangan demokratik dilakukan oleh buruh
bersama dengan satu bagian dari borjuis, khususnya
borjuis kecil. Di lain pihak, perjuangan sosialis
dilakukan oleh buruh pekerja melawan seluruh
borjuasi. Perjuangan melawan birokrat dan para
tuan tanah dapat dan harus dilakukan bersama-sama
dengan seluruh petani, bahkan bersama petani
berkecukupan dan petani menengah. Di lain pihak,
cuma berjuang bersama proletariat pedesaan sajalah,
maka perjuangan melawan borjuis, dan karenanya
juga berarti melawan petani berkecukupan, bisa
diakukan dengan tepat. Bila kita selalu mengingat
semua kebenaran Marxis yang elementer ini, yang oleh
kaum Sosialis-Revolusioner selalu lebih suka dihindari,
maka kita tak akan punya banyak kesulitan dalam
menilai keberatan kaum Sosialis-Revolusioner "yang
terakhir" atas Marxisme, seperti berikut ini:
"Mengapa itu perlu?" seruan dalam Revolutsionnaya
Rossiya (no. 75), "Pertama mendukung kaum petani

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 62


secara umum dalam melawan para tuan tanah, dan
kemudian (yaitu, pada saat yang sama) mendukung
kaum proletar menentang seluruh kaum petani, yang
sekaligus sebagai ganti dari tindakan mendukung
kaum proletar menentang para tuan tanah; dan apa
yang Marxisme harus lakukan setelah itu, hanya
surga yang tahu."
Ini adalah titik pandang anarkisme paling primitif,
yang naif kekanak-kanakan. Selama berabad-abad dan
bahkan ribuan tahun, manusia bermimpi melenyapkan
"secara sekaligus" segala bentuk dan jenis penghisapan.
Mimpi ini tetap sekedar mimpi sampai jutaan orang di
seluruh dunia yang dihisap mulai bersatu untuk
melakukan perjuangan konsisten, kokoh dan
komprehensif merubah masyarakat kapitalis dalam
arahan evolusi masyarakat tersebut yang terjadi
secara alamiah. Mimpi-mimpi sosialis beralih menjadi
perjuangan sosialis berjuta manusia hanya ketika
sosialisme ilmiah Marx berhasil mengkaitkan desakan
untuk berubah dengan perjuangan dari suatu kelas
tertentu. Di luar perjuangan kelas, sosialisme
hanyalah ungkapan kosong dan mimpi naif.
Bagaimanapun, di Rusia, dua bentuk perjuangan yang
berbeda dari dua kekuatan sosial yang berbeda
tengah berlangsung di belakang penglihatan kita.
Kaum proletar sedang berjuang melawan borjuasi,
dimanapun hubungan-hubungan produksi kapitalis
itu ada (dan hubungan produksi kapitalis itu ada –
ini patut diketahui kaum revolusioner kita – bahkan
dalam komune petani, misalnya: di tanah-tanah yang
menurut titik pandang mereka telah seratus persenn
"disosialisasikan"). Sedang sebagai bagian dari strata

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 63


pemilik tanah kecil, borjuis kecil, kaum petani berjuang
melawan seluruh kelangsungan hidup perhambaan,
melawan birokrat dan para tuan tanah. Hanya
mereka yang benar-benar mengabaikan ekonomi
politik dan sejarah revolusi-revolusi dunia yang bisa
keliru melihat bahwa ini adalah dua perang sosial
yang terpisah dan berbeda. Menutup mata terhadap
perbedaan perang-perang tersebut dengan cara
menuntut suatu gerakan yang "sekaligus" sama saja
menyembunyikan kepala di bawah ketiak orang dan
menolak membuat analisis realita. Kaum sosialis-
revolusioner yang telah kehilangan integritas
pandangan-pandangan kuno Narodnik, bahkan
telah merupakan ajaran-ajaran Narodnik itu sendiri.
Seperti itu-itu juga ditulis dalam Revolutsionnaya
Rossiya dalam artikel yang sama: "Dengan menolong
kaum petani untuk mengenyahkan tuan tanah, tuan
Lenin tanpa sadar sudah membantu berdirinya
ekonomi borjuis kecil di atas reruntuhan pertanian
kepitalis yang kurang lebih sudah berkembang.
Tidakkah ini sebuah "langah mundur" dari titik
pandang Marxisme ortodoks?"
Memalukan, saudara-saudara!! Mengapa anda lupa
dengan tulisan orang-orang anda sendiri, Mr. V.V.!
Periksa tulisannya, Destiny of Capitalism, juga
Sketches, tulisan tuan Nikolai-on,32 dan sumber-sumber
lain tentang bijaknya anda. Anda kemudian akan
mengingat kembali bahwa pertanian tuan tanah di
Rusia itu memadukan dalam dirinya gambaran baik

32V.V. adalah nama samaran V.P. Vorontsov, penulis buku Destiny of Capitalism in Russia. Nikolai-on adalah
nama samaran N. Danielson, penulis buku Sketches on Our Post-Reform Socialist Economy. Voronstsov dan
Danielson adalah idolog Narodisme Liberal di tahun 1880-an dan tahun 1890-an.
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 64
kapitalisme dan pemilikan hamba-hamba. Kemudian
anda akan menemukan bahwa terdapat suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada sewa buruh, suatu
sistem yang langsung mempertahankan sistem kerja
tanpa upah. Jika lebih jauh lagi anda mencari
pemecahan kesulitan tersebut pada buku macam
Marxis ortodoks, seperti volume ke tiga Kapital-nya
Marx,33 anda akan temui bahwa dimanapun tak ada
sistem kerja tanpa upah yang berkembang, dan
dimanapun sistem itu tak bisa berkembang serta
kemudian berubah menjadi pertanian kapitalis kecuali
melalui perantaraan pertanian petani borjuis kecil.
Dalam usaha anda menghalau Marxisme, anda malah
mundur ke metode yang terlalu primitif, metode
yang sudah demikian lampau digunakan; pada
Marxisme secara langsung anda memberikan satu
konsepsi pertanian kapitalis skala besar yang amat
dangkal dan aneh melebihi konsep pertanian skala
besar dengan dasar sistem kerja tanpa upah. Anda
berpendapat bahwa karena hasil pertanian di tanah
milik tuan tanah itu lebih tinggi dibandingkan
dengan pertanian petani maka perampasan tanah
milik tuan tanah adalah suatu langkah yang
terbelakang. Argumentasi ini layak dinyatakan oleh
seorang anak sekolah dasar kelas 4. Sekedar
pertimbangan, Tuan-tuan: memisahkan hasil-rendah
tanah petani dari hasil-tinggi perkebunan tuan-tuan
tanah ketika perbudakan dihapuskan, tidakkah itu
merupakan sebuah "langkah mundur"?

33Lihat Karl Marx, Capital, Volume III, Bab. XVLII ("Genesis of Capitalist Ground-Rent" – "Munculnya sewa
tanah kapitalis").
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 65
Sistem ekonomi tuan tanah di Rusia saat ini
merupakan perpaduan antara ciri-ciri kapitalisme dan
pemilikan-perhambaan. Secara obyektif, saat ini
perjuangan kaum petani melawan para tuan tanah
adalah perjuangan melawan kelangsungan hidup
perhambaan. Tapi mencoba menghitung seluruh kasus
individual, mempertimbangkan setiap kasusnya dan
menentukan secara tepat dengan ukuran skala
seorang ahli obat, untuk menemukan kapan
berakhirnya masa pemilikan-perhambaan dan
kapitalisme dimulai, itu berarti mencoba menganggap
Marxis sama dengan sifat teliti dan cermat. Kita tidak
bisa menghitung bagian apa dari harga bahan-bahan
yang dibeli dari sebuah toko kecil, yang mewakili
nilai lebih dan bagian apa dari harga itu yang
mewakili penipuan atas kerja buruh, dan sebagainya.
Apakah itu berarti kita harus membuang teori nilai
kerja, saudara-saudara?
Ekonomi tuan tanah kontemporer memadukan
gambaran kapitalisme dan perhambaan. Tetapi dari
kenyataan tersebut hanya ilmuwan saja yang bisa
berkesimpulan bahwa inilah tugas kita untuk
mempertimbangkan, menghitung dan memaparkan tiap
menit gambaran dalam katagori sosial ini dan itu.
Oleh karenanya hanya kaum utopialah yang dapat
berkesimpulan bahwa, "tidak ada kebutuhan" bagi kita
untuk melukiskan perbedaan di antara dua perang
sosial yang berbeda. Sehingga sebenarnya, satu-
satunya kesimpulan sesungguhnya yang muncul
adalah bahwa baik dalam program maupun taktik,
kita harus memadukan perjuangan proletariat yang
sejati melawan kapitalisme dengan perjuangan

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 66


demokrasi secara umum (dan petani secara umum)
melawan penghambaan.
Makin jelas gambaran kapitalis pada ekonomi tuan
tanah semifeodal saat ini, maka makin mendesak
keharusan untuk mengorganisir proletariat
pedesaan secara terpisah, karena ini akan lebih cepat
menolong kapitalis sejati atau proletariat sejati,
pihak yang berantagonisme ini menegaskan posisi
mereka dimanapun perampasan tanah terjadi. Makin
jelas gambaran kapitalis dalam ekonomi tuan tanah,
makin cepat perebutan yang demokratik memberi
dorongan pada perjuangan yang sesungguhnya
untuk sosialisme – dan konsekuensinya, makin
bahayanya membangun cita-cita palsu revolusi
demokratik melalui pemakaian slogan "sosialisasi". Ini
adalah kesimpulan yang ditarik dari kenyataan
bahwa ekonomi tuan tanah adalah percampuran
antara kapitalisme dan hubungan-hubungan
pemilikan-perhambaan.
Jadi kita harus menggabungkan perjuangan
proletar yang sejati dengan perjuangan petani pada
umumnya, tetapi tidak mencampuradukan keduanya.
Kita harus mendukung perjuangan demokratik dan
perjuangan petani secara umum, tetapi tidak
menenggelamkan diri dalam perjuangan yang tak
berwatak kelas itu; kita tidak pernah boleh mencita-
citakan perjuangan itu dengan slogan-slogan palsu
seperti "sosialisasi", atau melupakan kebutuhan untuk
mengorganisir kaum proletariat urban dan pedesaan
dalam sebuah partai kelas yang sepenuhnya mandiri
dari Sosial-Demokrasi. Sambil memberikan dukungan
sepenuhnya para demokratisme yang paling kokoh,
Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 67
partai tersebut tidak akan membolehkan dirinya
dialihkan dari jalan revolusioner oleh mimpi-mimpi
reaksioner dan usaha coba-coba melakukan
"persamaan" dalam sistem produksi komoditi.
Perjuangan kaum petani melawan para tuan tanah
saat ini merupakan sebuah perjuangan revolusioner;
perampasan tanah-tanah milik para tuan tanah pada
tahap sekarang dari suatu evolusi ekonomi dan
politik adalah revolusioner dalam setiap seginya dan
kita mendukung serta menjaga tindakan
Revolusioner-Demokratik ini. Tapi menyebut tindakan
ini adalah "sosialisasi", dan menipu dirinya maupun
rakyat dengan mempertimbangkan kemungkinan
terjadinya "persamaan" dalam pola penguasaan tanah
di bawah sistem produksi komoditi, merupakan utopia
kaum borjuis kecil yang reaksioner, pandangan yang
kita letakkan pada kaum Sosialis-Reaksioner.

Sosialisme Borjuis Kecil dan Sosialisme Proletar (1905) - 68


Sosialisme dan Kaum Tani34 (1905)

Revolusi, yang sedang dialami Rusia, adalah revolusi


seluruh Rakyat. Kepentingan-kepentingan seluruh
Rakyat telah menjadi pertentangan tak terdamaikan
dengan kepentingan-kepentingan segelintir orang-
orang yang menyusun pemerintah otokrasi dan
yang mendukungnya. Adanya masyarakat modern
itu sendiri, yang didirikan di atas dasar ekonomi
barang dagangan, dengan adanya perbedaan-
perbedaan dan pertentangan-pertentangan yang
amat besar dari kepentingan-kepentingan pelbagai
kelas dan golongan penduduk, menuntut
penghancuran otokrasi, menuntut pembebasan
politik, pernyataan secara terang-terangan dan
langsung dari kepentingan-kepentingan kelas-kelas
yang berkuasa dalam menyusun dan memerintah
negara. Perombakan demokratis yang borjuis
menurut hakekat sosial-ekonomi tak dapat tidak
menyatakan kebutuhan-kebutuhan seluruh
masyarakat borjuis.
Tetapi masyarakat itu sendiri, yang sekarang
nampaknya bersatu dan utuh dalam perjuangan
melawan otokrasi, sudah pasti terpecah oleh jurang
antara kapital dan kerja. Rakyat, yang telah
berontak melawan otokrasi, bukanlah Rakyat yang

34Artikel-artikel yang masuk dalam kumpulan karya ini ditulis oleh W.I. Lenin selama dan setelah revolusi
Rusia pertama 1905-1907. Artikel-artikel ini menganalisa imbangan-imbangan kekuatan kelas,
mengkarakterisasi partai-partai politik dan menyelidiki pelajaran-pelajaran yang harus ditarik proletariat
dari kalangan revolusi.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 69
bersatu. Pemilik-pemilik dan buruh-buruh upahan,
sejumlah orang-orang kaya (“sepuluh ribu orang-
orang atasan”) yang tak berarti dan puluhan juta
orang tak berpunya dan yang bekerja, itu
sesungguhnya merupakan “dua nasion”, sebagaimana
dikatakan orang Inggeris yang berpandangan jauh
sudah pada pertengahan pertama abad ke-XIX.
Perjuangan antara proletariat dan burjuasi sedang
menjadi acara diseluruh Eropa. Perjuangan itu sudah
lama merembes juga ke Rusia. Di Rusia moden bukanlah
dua kekuatan yang sedang berjuang yang
membentuk isi revolusi, melainkan dua perang sosial
yang berbeda-beda dan berlainan jenisnya: yang satu
berlangsung dalam kandungan masyarakat otokrasi
perhambaan dewasa ini, yang lain – dalam kandungan
masyarakat borjuis-demokratis yang akan datang,
yang sudah sedang mulai lahir di hadapan mata kita.
Yang satu merupakan perjuangan Rakyat untuk
kebebasan (untuk kebebasan masyarakat borjuis),
untuk demokrasi, yaitu untuk otokrasi Rakyat, yang
lain – perjuangan kelas dari proletariat melawan
burjuasi untuk penyusunan masyarakat secara
Sosialis.
Di atas pundak kaum Sosialis, dengan demikian,
sedang terletak tugas yang besar dan sukar –
melaksanakan sekaligus dua peperangan, yang
samasekali berlainan, baik menurut watak dan
tujuannya, maupun menurut susunan kekuatan-
kekuatan sosial yang mampu ikut serta dengan tegas
di dalam peperangan yang satu atau yang lain.
Sosial-Demokrasi sudah dengan jelas mengajukan dan
dengan tegas menyelesaikan tugas itu, berkat

Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 70


kenyataan, bahwa ia meletakkan pada dasar seluruh
programnya Sosialisme ilmiah, yaitu Marxisme, berkat
kenyataan, bahwa ia masuk sebagai salah satu barisan
ke dalam balatentara kaum Sosial-demokrat dunia,
yang telah menguji, memperkuat, menjelaskan dan
mengembangkan lebih terperinci ketentuan-
ketentuan Marxisme berdasarkan pengalaman
serentetan panjang gerakan-gerakan demokratis dan
Sosialis dari negeri-negeri Eropa yang sangat
bermacam-macam.
Sosial-Demokrasi revolusioner sejak lama sekali
memperlihatkan dan sudah berhasil memperlihatkan,
bahwa demokratisme di Rusia memiliki watak borjuis,
mulai dari variasi Narodisme-liberal sampai pada
variasi “Oswobozjdeniye-Oswobozjdeniye" 35. Ia selalu
memperlihatkan ke-setengah-tengan, keterbatasan,
kepicikan yang pasti dari demokratisme borjuis. Ia
menempatkan di hadapan proletariat Sosialis dalam
zaman revolusi demokratis suatu tugas: menarik pada
pihaknya massa kaum tani dan dengan melumpuhkan
ketidakmantapan burjuasi, mamatahkan dan
mengancurkan otokrasi. Kemenangan yang
menentukan dari revolui demokratis hanyalah
mungkin dalam bentuk diktator revolusioner-
demokratis dari proletariat dan kaum tani. Tetapi
semakin cepat dan penuh terlaksana kemenangan itu,
semakin cepat dan mendalam pula akan berkembang

35 Oswobozjdeniye – majalah tengah-bulanan, terbit di luarnegeri dari tanggal 18 Juni (1 Juli) 1902 sampai 5

(18) Oktober 1905 di bawah pimpinan P.B. Struve. Majalah itu merupakan organ burjuasi liberal Rusia dan
dengan konsekuen menjalankan ide-ide liberalisme monarki-moderat. Pada tahun 1903 di sekitar majalah
itu terhimpun (dan pada Januari 1904 terbentuk) “Soyus Oswobozjdenia” (Perserikatan Kebebasan”), yang
ada sampai bulan Oktober 1905. Bersama-sama dengan kaum Zemstwo-konstitusionalis, “kaum
Oswobozjdeniye” menjadi inti dari partai Konstitusionil-Demokratis (Kadet) yang terbentu pada Oktober
1905 – Partai utama burjuasi monarki-liberal di Rusia.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 71
kontradiksi-kontradiksi baru dan perjuangan kelas
yang baru di dalam sistim borjuis yang cukup
didemokrasikan. Semakin sempurna kita melaksanakan
revolusi demokratis, maka ternyata semakin dekat
pula kita berhadaphadapan dengan tugas-tugas
revolusi Sosialis, akan semakin tajam dan runcing
pula perjuangan proletariat menentang dasar-dasar
masyarakat borjuis itu sendiri.
Soal demokrasi harus terus menerus melancarkan
perjuangan menentang segala penyelewengan dari
pengajuan tugas-tugas revolusioner-demokratis dan
Sosialis dari proletariat secara ini. Adalah mustahil
untuk mengingkari hal, bahwa pada dasarnya
revolusi yang sekarang ini berwatakdemokratis,
yaitu borjuis, adalah mustahil karenanya untuk
mengajukan semboyan-semboyan seperti pembentukan
komune-komune revolusioner. Adalah mustahil dan
reaksioner untuk meremehkan tugas-tugas
ikutsertanya proletariat, apalagi ikutsertanya
secara memimpin, di dalam revolusi-demokratis,
dengan menghindari, misalnya, semboyan diktator-
revolusioner-demokratis dari proletariat dan kaum
tani. Adalah mustahil untuk mencampuradukkan
tugas-tugas dan syarat-syarat revolusi demokratis
dan revolusi Sosialis, yang berbeda-beda, kami ulangi,
baik menurut wataknya, maupun menurut susunan
kekuatan-kekuatan sosial yang ikut serta di
dalamnya.
Justru mengenai kesalahan terakhir itulah ingin
kita berbicara terperinci. Tidak berkembangnya
pertentangan-pertentangan kelas di kalangan
Rakyat pada umumnya dan di kalangan kaum tani
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 72
pada khususnya, adalah gejala yang tak
terhindarkan dalam zaman revolusi demokratis,
yang utnuk pertama kali membentuk dasar-dasar bagi
perkembangan kapitalisme yang benar-benar luas. Dan
tidak berkembangnya ekonomi ini mengakibatkan
terus bertahannya dan hidup kembalinya dalam
bentuk atau itu bentuk-bentuk yang terbelakang
dari Sosialisme yang merupakan Sosialisme borjuis
kecil, karena meng-indealisasi perombakan-perombakan
yang tidak keluar dari rangka hubungan-hubungan
borjuis-kecil. Massa kaum tani tidak menyadari dan
tidak dapat menyadari hal, bahwa “kebebasan” yang
paling sempurna dan pembagian paling “adil”
walaupun bahkan dari seluruh tanah bukan saja
tidak menghancurkan kapitalisme, melainkan
sebakinya, membentuk syarat-syarat untuk
perkembangannya yang terutama luas dan terpaksa.
Dan pada waktu, ketika Sosial-Demokrasi memilih dan
mendukung hanya isi revolusioner demokratis dan
cita-cita kaum tani itu, Sosialisme-borjuis kecil
membuat ketidaksadaran kaum tani menjadi suatu
teori, dengan mencampur-baurkan atau melebur
menjadi satu syarat-syarat dan tugas-tugas dari
revolusi yang sungguh-sungguh demokratis dan
revolusi Sosialis yang direka-reka.
Pernyataan yang paling menyolok dari ideologi
borjuis kecil yang tidak jelas ini adalah program,
lebih tepat, rancangan program kaum “Sosialis-
Revolusioner"36, yang semakin kurang berkembang

36 Kaum Sosialis-Revolusioner (Eser) – partai burjuis kecil di Rusia, timbul pada akhir tahun 1901 – awal
tahun 1902. Kaum Eser tidak melihat adanya perbedaan kelas antara proletariat dan kaum pemilik kecil,
mengaburkan perpecahan dan kontradiksi kelas di dalam kalangan kaum tani, menyangkal peranan
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 73
pada mereka bentuk-bentuk dan prasyarat-prasyarat
kepartaian, semakin terburu-buru memproklamasikan
dirinya sebagai partai. Waktu menganalisa
rancangan program mereka (lihat Vperyod 37 , No. 3),
kami sudah mempunyai kesempatan untuk
menunjukkan, bahwa akar dari pandangan-
pandangan kaum Sosialis-Revolusioner terletak pada
Narodisme38 Rusia lama. Tetapi karena seluruh
perkembangan ekonomi Rusia, seluruh jalannya
Revolusi Rusia tanpa ampun dan tanpa belaskasihan
merenggutkan tiap hari dan tiap jam landasan dari
tonggak-tonggak Narodisme murni, maka
pandangan-pandangan kaum Sosialis-Revolusioner
tidak boleh tidak akan menjadi elektis. Mereka
berusaha menjerumat lobang-lobang Narodisme

pimpinan proletariat di dalam revolusi. Sebagai metode pokok perjuangan melawan otokrasi, kaum Eser
memilih jalan teror perorangan.
Program agraria kaum Eser menuntut penghapusan milik perseorangan atas tanah dan perpindahannya
pengurusan komune desa, pelaksanaan azas-azas “penyamarataan” dalam penggunaan tanah, dan juga
mengembangkan koperasi. Dalam program itu, yang oleh kaum Eser dinamakan “sosialisasi tanah”, pada
kenyataannya tak ada sesuatu yang bersifat Sosialis, karena produksi barang-dagangan dan perekonomian
swasta atas tanah umum tidak menghilangkan kekuasaan kapital, tidak membebaskan kaum tani pekerja
dari eksploitasi dan kebangkrutan. Akan tetapi tuntutan-tuntutan untuk penyamarataan dalam penggunaan
tanah, biarpun tak bersifat Sosialis, dari sudut sejarah mempunyai sifat progresif revolusioner-demokratis,
karena tuntutan-tuntutan itu ditujukan untuk melawan pemilikan tanah oleh tuantanah reaksioner.
Ketidak homogenan kelas di kalangan kaum tani menyebabkan ketidakteguhan ideologi dan politik dan
keterbengkalaian di dalam partai kaum Eser, kebimbangan yang tetap antara burjuasi liberal dan proletariat.
Setelah revolusi 1905-1907 partai kaum Eser mengalami keruntuhan organisasi dan ideologi yang penuh.
37 Vperyod – surat kabar harian ilegal Bolshevik; diterbitkan di luar negeri, di Jenewa, sejak tanggal 22
Desember 1904 (4Januari 1905) sampai tanggal 5 (18) Mei 1905. Suratkabar itu memainkan peranan
besar dalam mempersatukan komite-komite setempat, dalam mengolah strategi dan taktik Partai dalam
saat Revolusi Burjuis-Demokratis 1905-1907.Surat kabar itu dipimpin oleh V.I.Lenin
38 Narodisme – aliran idologi-politik di Rusia, yang timbul pada tahun 70-an abad XIX. Ciri-ciri khas

daripandangan dunia Narodisme adalah pengingkaran terhadap peranan pimpinan kelas buruh dalam
gerakan revolusioner; pandangan yang salah mengenai hal, bahwa revolusi Sosialis dapat dilaksanakan oleh
pemilik-kecil, petani; tanggapan atas komune desa, yang dalam kenyataannya merupakan sisa-sisa
feodalisme dan sistim perhambaan di pedesaan Rusia, sebagai sel Sosialisme, dsb. Sosialisme kaum
Narodnik adalah Sosialisme utopis, kerena tidak bersandar pada perkembangan yang sesungguhnya dari
masyarakat, melainkan merupakan hanya frase, angan-angan, perngharapan baik.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 74
dengan tambalan-tambalan “kritik” oportunis yang
menjadi mode terhadap Marxisme, tetapi pakaian yang
lapuk tidak menjadi kuat karena itu. Pada umumnya
dan dalam keseluruhannya program mereka adalah
sesuatu yang mutlak tidak berjiwa, yang penuh
pertentangan intern, yang dalam sejarah Sosialisme
Rusia semata-mata menyatakan salah satu tahap pada
jalan dari Rusia-penghambaan ke-Rusia borjuis, pada
jalan “dari Narodisme ke Marxisme”. Definisi ini yang
tipikal bagi serentetan aliran yang agak kecil dari
fikiran revolusioner zaman sekarang, berlaku juga
bagi rancangan yang terbaru dari program agraria
Polska Partia Socyalistycna (PPS)39 yang diterbitkan
dalam No. 6-8 Przedswit40.
Rancangan itu membagi program agraria menjadi
dua bagian. Bagian I menguraikan “reforma-reforma
yang untuk pelaksanaannya syart-syarat sosialnya
telah matang”; bagian II “memformulasi
penyempurnaan dan integrasi reforma-reforma
agraria yang diuaraikan dibagian I”. Bagian I, pada
gilirannya dalamdibagi
tiga sub-bagian: A)
perlindungan kerja – tuntutan-tuntutan demi
keuntungan proletariat pertanian; B) reforma-
reforma agraria (dalam arti kata yang sempit, atau
kalau boleh dikatakan, tuntutan-tuntutan kaum
tani) dan C) perlindungan penduduk desa (swatantra
dan sebagainya).

39 PPS – Partai Sosialis Polandia – partai nasionalis reformis yang dibentuk pada tahun 1892. Pada tahun
1906 PPS pecah menjadi PPS “Kiri”, yang berada di bawah pengaruh kaum Bolsyewik, dan PPS – “Kanan”
yang sovinis.
40 Przedswit (Fajar) – majalah politik Partai Sosialis Polandia (PPS), terbit sejak tahun 1884 sampai tahun

1920.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 75
Satu langkah ke arah Marxisme dalam program ini
ialah percobaan memisahkan sesuatu yang menyerupai
program minimum dari program maksimum – kemudian
pengajuan secara samasekali bebas tuntutan-
tuntutan yang berwatak proletar murni –
selanjutnya, pengakuan dalam preambul program itu,
bahwa bagi kaum Sosialis samasekali tidak
diperbolehkan untuk “melakukan cara memuji-muji
naluri-naluri pemilikan dari massa kaum tani”.
Sesungguhnya, jika seandainya dipikirkan secara
sungguh-sungguh kebenaran yang terkandung
dalam ketentuan terakhir ini dan
mengembangkannya dengan konsekwen sampai akhir,
maka pasti akan terdapat program yang sungguh-
sungguh Marxis. Tetapi di situlah celakanya, bahwa
PPS, yang mengeruk ide-idenya dengan sama
gairahnya dari mataair kritik oportunis terhadap
Marxisme, bukanlah suatu partai proletar yang
konsekwen. “Karena tendensi milik-tanah untuk
pemusatan tidak terbukti”, kita baca di dalam
preambul program, “maka adalah tak terbayangkan
untuk tampil membela bentuk-bentuk ekonomi itu
dengan penuh kejujuran dan kepercayaan dan
meyakinkan kaum tani, bahwa usaha-usaha tani kecil
tak dapat tidak akan lenyap”.
Itu tak lain daripada gema ekonomi politik borjuis.
Ahli-ahli ekonomi borjuis dengan seluruh daya
upauanya berusaha memaksakan kepada kaum tani-
kecil suatu ide bahwa kapitalisme dapat dirangkaikan
dengan kesejahteraan pemilik tanah-kecil. Mereka
karena itu menyelubungi persoalan umum tentang
ekonomi barang dagangan, tentang penindasan

Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 76


kapital, tentang kemeosotan dan perendahan
perekonomian tani-kecil dengan soal khusus
mengenai pemusatan pemilik-tanah. Mereka menutup
mata terhadap hal, bahwa produksi besar-besaran
dalam cabang-cabang perdagangan khusus dari
pertanian juga berkembang pada pemilik tanah yang
kecil maupun yang sedang, dan milik jenis ini sedang
menjadi semakin merosot sebagai akibat naiknya sewa
tanah, maupun di bawah beban penggadaian-
penggadaian dan tekanan lintah darat. Mereka
menghindari begitu saja suatu fakta yang tak dapat
dibantah tentang keunggulan tehnis dari
perusahaan besar di bidang pertanian dan
meremehkan syarat-syarat hidup kaum tani dalam
perjuangannya melawan kapitalisme. Dalam kata-kata
PPS tidak ada apapun juga selain pengulangan
prasangka-prasangka borjuis itu, yang dihidupkan
kembali oleh para David-David41 zaman sekarang.
Ketidak teguhan pandangan-pandangan teoritis
mempengaruhi juga prgram praktis. Ambillah bagian I –
reforma-reforma agraria dalam arti kata yang
langsung. Di situ pihak kawan-kawan akan membaca
pasal 5) “Penghapusan segala pembatasan dalam
pembelian tanahpembagian-tanahpembagian dan 6)
penghapusan szarwark-szarwark42 dan
pengangkutan wajib (rente berbentuk kerja)”. Itu
adalah tuntgutan-tuntutan minimal yang betul-

41 David, Eduard – salah seorang pemimpin oportunisme, seorang ahli ekonomi Jerman. Bukunya
“Sosialisme dan Pertanian” Lenin menamakan sebagai “kerja pokok revisionis dalam soal agraria”.
42 Szarwark – kerja-wajib di mana dipakai tenaga kerja manusia dan kuda-tarikan serta alat-alat

pengangkutan lainnya, yang dikenakan pada kaum tani di Polandia dan dilaksanakan sebagai cara kerja
paksa untuk membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan dan obyek-obyek lain bagi penggunaan
masyarakat dan negara.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 77
betul Marxis. Dengan menganjurkannya (terutama
pasal 5), PPS maju selangkah ke depan dibandingkan
dengan kaum Sosialis-Revolusioner kita, yang bersama
dengan Moskovskiye Wedomosti 43 tertarik kepada
hal-hal yang terkenal jelek itu – “tanahpembagian-
tanahpembagian yang tak dapat pindah tangan”.
Dengan mengajukannya, PPS mendekati ide Marxisme
tentang perjuangan melawan sisa-sisa sistim
penghambaan, sebagai dasar dan isi dari gerakan
kaum tani sekarang. Tetapi dalam mendekati ide ini, PPS
jauh dari menerima ide itu secara penuh dan sadar.
Pasal-pasal pokok dari program minimum yang kita
tinjau berbunyi:
1) nasionalisasi tanah milik keluarga tsar,
pemerintah dan milik gereja dengan jalan
penyitaan;
2) nasionalisasi milik tanah besar kalau tak ada
pewarisnya yang langsung; dan
3) nasionalisasi hutan, sungai dan danau.
Tuntutan-tuntutan itu mengandung semua
kekurangan dari program yang mengutamakan
untuk masa kini tuntutan nasionalisasi tanah. Selagi
di hadapan kita belum ada kebebasan politik yang
penuh dan otokrasi Rakyat, selagi belum ada republik
demokratis, mengemukakan tuntutan nasionalisasi
adalah belum pada waktunya dan tak masuk akal,
sebab nasionalisasi adalah perpindahan milik ke
tangan negara, sedangkan negara sekarang ini
adalah negara kepolisian dan berkelas, dan negara

43Moskowskiye Wedomosti—salah satu suratkabar yang paling tua di Rusia, terbit sejak tahun 1756 sampai
1917. Sejak tahun 1905 – adalah salahsatu suratkabar yang paling reaksioner.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 78
mendatang bagaimanapun akan berkelas juga. Dan
sebagai semboyan, yang membawa ke depan ke arah
demokratasasi, tuntutan itu adalah terutama tidak
berguna, sebab tuntutan itu memusatkan titik berat
persoalan bukannya pada hubungan kaum tani
dengan tuan tanah (kaum tani mengambil tanah
tuan tanah), melainkan pada hubungan tuan tanah
dengan negara. Cara pengajuan masalah demikian
adalah sama sekali palsu untuk saat, ketika kaum tani
dengan cara revolusioner berjuang untuk merebut
tanah melawan tuan tanah, maupun melawan
negara tuan tanah. Komite Revolusioner Kaum Tani
untuk penyitaan, sebagai alat penyitaan, -- itulah
semboyan satu-satunya yang sesuai dengan saat ini
dan yang mendorong maju perjuangan kelas
melawan tuan tanah dalam hubungan yang tak
terpisahkan dengan pengahancuran secara
revolusioner negara tuan tanah.
Pasal-pasal yang lain dari program minimum
agraria dalam rancangan PPS adalah sebagai berikut:
“4) pembatasan hak milik, karena ia sedang menjadi
penghalang untuk segala macam perbaikan (miliorasi)
dalam cocok tanam, ketika perbaikan-perbaikan itu
akan diakui sebagai yang perlu oleh mayoritas
mereka yang berkepentingan …….7) nasionalisasi
asuransi gandum dari kebakaran dan kerugian
karena hujam es dan ternak dari penyakit menular: 8)
bantuan menurut undang-undang dari pihak negara
kepada pembentukan artel-artel dan koperasi-koperasi
cocok tanam; 9) sekolah-sekolah agronomi”.
Pasal itu seluruhnya sesuai dengan jiwa
pandangan-pandangan kaum Sosialis-Revolusioner,
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 79
atau (sama saja) seluruhnya sesuai dengan jiwa
reformatorisme borjuis. Dalam pasal-pasal itu tidak
ada sesuatu apapun yang revolsuioner. Pasal-pasal
itu, tentu saja, adalah progresif, ini tidak dapat
dibantah, tetapi pasal-pasal itu progresif dari sudut
pandangan kepentingan-kepentingan kaum pemilik.
Mengedepankannya oleh pihak kaum Sosialis berarti
justru melakukan cara memuji-muji naluri-naluri
pemilikan. Mengedepankannya berarti sama saja seperti
menuntut dukungan negara terhadap trust, kartel,
sindikat, perhimpunan-perhimpuan kaum industrialis,
yang tidak kurang “progresif” daripada koperasi,
asuransi, dsb. Di bidang cocok tanam. Itu semua
adalah kemajuan secara kapitalis. Mengkhawatirkan
itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan kaum
majikan, pengusaha-pengusaha. Sosialisme proletar,
berbeda dari Sisalisme borjuis-kecil, membiarkan Count
de Rocquijny44, tuan tanah-tuan tanah pemilik
tanah, dsb. Untuk memperhatikan koperasi pemilik-
pemilik tanah, besar dan kecil, -- sedangkan ia
sepenuhnya dan semata-mata mengurus koperasi-
koperasi pekerja-pekerja upahan dengan tujuan
perjuangan melawan kaum majikan.
Lihatlah sekarang bagian ke-II dari program. Ia
terdiri dari satu pasal seperti berikut:”Nasionalisasi
tanah-milik besar dengan jalan penyitaan. Tanah-
tanah yang dapat ditanami dan padang-padang
rumput yang diperoleh Rakyat dengan cara demikian
harus dibagikan habis menjadi tanahpembagian-
tanahpembagian dan diserahkan kepada kaum tani
yang tak punya tanah dan yang sedikit

44 Rocquigny, Robert – ahli ekonomi burjuis Perancis.

Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 80


mempunyainya dengan sewa jangka panjang yang
terjamin”.
“Penyempurnaan” yang baik, bukan main ! Partai yang
menamakan dirinya Sosialis, dalam bentuk
“penyempurnaan dan integrasi reforma-reforma
agraria”, menyajikan samasekali bukan penyusunan
Sosialis dari masyarakat, melainkan utopi borjuis-kecil
yang bukan-bukan. Di hadapan kita terdapat contoh
yang paling menyolok dari pengeliruan sepenuhnya
revolusi demokratis dengan revolusi Sosialis, dan
kegagalan sepenuhnya untuk memahami perbedaan
dalam tujuan-tujuannya masing-masing.Perpindahan
tanah dari tuan tanah-tuan tanah kepada kaum
tani dapat merupakan – dan di mana saja di Eropa
telah merupakan – bagian komponen dari revolusi
demokratis, salah satu tingkatan dari revolusi
borjuis, tetapi hanya kaum radikal borjuis dapat
menamakannya penyempurnaan atau penyelesaian
sampai akhir. Pembagian kembali tanah antara
golongan pemilik yang ini atau itu, kelas-kelas
majikan yang ini atau itu, mungkin menguntungkan
dan perlu untuk kepentingan kemenangan demokrasi,
untuk kepentingan penghapusan sampai se-akar-
akarnya bekas-bekas sistim perhambaan, peningkatan
taraf hidup massa, percepatan perkembangan
kapitalisme, dsb., -- dukungan yang paling tegas
terhadap tindakan semacam itu mungkin menjadi
kewajiban bagi proletariat Sosialis dalam zaman
revolusi demokratis, tetapi yang dapat menjadi
“penyempurnaan dan penyelesaian sampai akhir” ialah
hanya produski Sosialis, dan bukan produksi tani
kecil, di mana masih tetap ada ekonomi

Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 81


barangdagangan dan kapitalisme, merupakan utopi
borjuis-kecil reaksioner dan tak lebih dari itu.
Kita melihat sekarang, bahwa kesalahan pokok PPS
bukanlah khas bagi dia saja, bukanlah suatu kejadian
tersendiri atau suatu yang kebetulan.Ia menyatakan
dalam bentuk yang lebih jelas dan terang (daripada
“Sosialisasi” yang terkenal jelek itu dari kaum Sosialis-
Revolusioner itu sendiri) kesalahan pokok dari
seluruh Narodisme Rusia, seluruh liberalisme dan
radikalisme borjuis Rusia dalam masalah agraria
sampai pada macamnya yang menyatakan diri dalam
perdebatan-perdebatan pada kongres kaum Zemstvo45
baru-baru ini (September) di Moskwa.
Kesalahan pokok ini dapat dinyatakan seperti
berikut: Dalam pengajuan tujuan-tujuan terdekat,
program PPS tidak revolusioner. Dalam tujuan-
tujuan terakhirnya, ia tidak Sosialis.
Dengan kata-kata lain: kegagalan untuk memahami
perbedaan antara revolusi demokratis dan revolusi
Sosialis menyebabkan hal, bahwa dalam tugas-tugas
demokratis tidak dinyatakan segi-segi
revolusionernya yang sungguh-sungguh, sedangkan
ke dalam tugas Sosialis dimasukkan segala kekaburan
pandangandunia borjuis demokratis. Akibatnya, di
depan kita terdapat semboyan yang tidak cukup
revolusioner bagi kaum demokrat dan yang kusut
hingga tak dapat dimaafkan bagi kaum Sosialis.

45Kaum Zemstvo – tokoh-tokoh Zemstvo-Zemstvo – badan-badan pemerintah-sendiri setempat dengan hak-


hak yang sangat terbatas, dipraktekkan di Gubernia-Gubernia Rusia Tengah sejak tahun 1864. Di antara
kaum Zemstwo terdapat wakil-wakil kaum intelek dan tuantanah-tuantanah liberal, yang bersemangat
oposisi terhadap otokrasi. Tetapi, sambil berada dalam oposisi, kaum Zemstwo pada waktu itu juga takut
akan perkembangan selanjutnya dari revolusi tahun 1905-1907
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 82
Sebaliknya, program Sosial-Demokrasi memenuhi
semua tuntutan dalam mendukung demokratisme
yang betul-betul revolusioner, maupun dalam
mengemukakan tujuan Sosialis yang jelas. Dalam
gerakan kaum tani sekarang ini kita melihat
perjuangan melawan sistem penghambaan, perjuangan
melawan tuan tanah dan negara tuan tanah.
Perjuangan itu kita dukung sampai akhir. Untuk
dukungan seperti itu satu-satunya semboyan yang
benar ialah: penyitaan melalui Komite-Komite
Revolusioner Kaum Tani. Bagaimana selanjutnya
dengan tanah yang disita, -- itu adalah persoalan
sekunder. Bukan kita yang akan menyelesaikannya,
tetapi kaum tani. Dalam penyelesaiannya justru akan
mulai perjuangan antara proletariat dan burjuasi di
kalangan kaum tani. Karena itulah kita membiarkan
persoalan itu terbuka (hal mana begitu tidak
disenangi oleh pengkhayal-pengkhayal borjuis kecil),
atau dari pihak kita hanya menunjukkan permulaan
jalan yang harus ditempuh, yang menuntut
perebutan bidang-bidang tanah potongan46 (hal
mana, bertentangan dengan penjelasan yang banyak
jumlahnya dari Sosial-Demokrasi, orang-orang yang
malas berfikir anggap sebagai perintang gerakan).
Hanya ada satu cara supaya reforma agraria yang
tak terelakkan di Rusia sekarang, memainkan peranan
yang demokratis-revolusioner: ia mesti dilaksanakan
dengan inisiatif revolusioner dari kaum tani sendiri,
bertentangan dengan tuan tanah-tuan tanah yang
birokrasi, bertentangan dengan negara, yaitu ia

46Tanah potongan – bidang-bidang tanah, yang diambil oleh tuan tanah dari kaum tani pada waktu
pembatalan sistem perhambaan di Rusia pada tahun 1861.
Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 83
mesti dilaksanakan dengan cara-cara revolusioner.
Pembagian tanah secara paling jelek setelah
perombakan semacam itu akan lebih baik daripada
yang ada sekarang ini, ditinjau dari segala segi. Dan
jalan inilah yang kita tunjukkan, sambil mengajukan
sebagai yang pokok tuntutan pembentukan Komite-
Komite Revolusioner Kaum Tani.
Akan tetapi di samping itu kita mengatakan kepada
proletariat desa: “Kemenangan yang paling radikal
dari kaum tani, yang kawan-kawan harus bantu
sekarang dengan semua kekuatan, tidak akan
membebaskan kawan-kawan dari kemelaratan. Untuk
tujuan ini hanya ada satu cara: kemenangan seluruh
proletariat pertanian – atas seluruh burjuasi, dan
penyusunan masyarakat Sosialis”.
Bersama dengan kaum tani-majikan melawan tuan
tanah dan negara tuan tanah, bersama dengan
proletariat kota melawan seluruh burjuasi dan
semua kaum tani pemilik. Beginilah semboyan
proletariat desa yang sadar. Dan kalau majikan-
majikan kecil tidak segera menerima semboyan ini atau
bahkan kalaua mereka menolak menerimanya
samasekali, semboyan ini bagaimanapun akan menjadi
semboyan kaum buruh, ia akan pasti diperkuat oleh
seluruh revolusi, ia akan menyelamatkan kita dari
ilusi-ilusi borjuis kecil, ia akan menunjukkan kepada
kita dengan jelas dan penuh ketentuan tujuan
Sosialis kita.
Proletari, No.20
10 Oktober (27 September) 1905.

Sosialisme dan Kaum Tani (1905) - 84


Sosialisme dan Agama (1905)

Masyarakat yang ada saat ini sepenuhnya


didasarkan atas eksploitasi yang dilakukan oleh
sebuah minoritas kecil penduduk, yaitu kelas tuan
tanah dan kaum kapitalis, terhadap masyarakat luas
yang terdiri atas kelas pekerja. Ini adalah sebuah
masyarakat perbudakan, karena para pekerja yang
"bebas", yang sepanjang hidupnya bekerja untuk kaum
kapitalis, hanya "diberi hak" sebatas sarana
subsistensinya. Hal ini dilakukan kaum kapitalis guna
keamanan dan keberlangsungan perbudakan kapitalis.
Tanpa dapat dielakkan, penindasan ekonomi
terhadap para pekerja membangkitkan dan
mendorong setiap bentuk penindasan politik dan
penistaan terhadap masyarakat, menggelapkan dan
mempersuram kehidupan spiritual dan moral massa.
Para pekerja bisa mengamankan lebih banyak atau
lebih sedikit kemerdekaan politik untuk
memperjuangkan emansipasi ekonomi mereka, namun
tak secuil pun kemerdekaan yang akan bisa
membebaskan mereka dari kemiskinan, pengangguran,
dan penindasan sampai kekuasaan dari kapital
ditumbangkan. Agama merupakan salah satu bentuk
penindasan spiritual yang dimanapun ia berada,
teramat membebani masyarakat, teramat membebani
dengan kebiasaan mengabdi kepada orang lain,
dengan keinginan dan isolasi. Impotensi kelas
tertindas melawan eksploitatornya membangkitkan
keyakinan kepada Tuhan, jin-jin, keajaiban serta jang
sedjenisnya, sebagaimana ia dengan tak dapat

Sosialisme dan Agama (1905) - 85


disangkal membangkitkan kepercayaan atas adanya
kehidupan yang lebih baik setelah kematian. Mereka
yang hidup dan bekerja keras dalam keinginan,
seluruh hidup mereka diajari oleh agama untuk
menjadi patuh dan sopan ketika di sini di atas bumi
dan menikmati harapan akan ganjaran-ganjaran
surgawi. Tapi bagi mereka yang mengabdikan dirinya
pada orang lain diajarkan oleh agama untuk
mempraktekkan karitas selama ada di dunia, sehingga
menawarkan jalan yang mudah bagi mereka untuk
membenarkan seluruh keberadaannya sebagai
penghisap dan menjual diri mereka sendiri dengaan
tiket murah untuk menuju surga. Agama merupakan
candu bagi masyarakat. Agama merupakan suatu
minuman keras spiritual, di mana budak-budak kapital
menenggelamkan bayangan manusianya dan
tuntutan mereka untuk hidup yang sedikit banyak
berguna untuk manusia.
Tetapi seorang budak yang menjadi sadar akan
perbudakannya dan bangkit untuk memperjuangkan
emansipasinya ternyata sudah setengah berhenti
sebagai budak. Para buruh modern yang
berkesadaran-kelas, digunakan oleh industri pabrik
skala besar dan diperjelas oleh kehidupan perkotaan
yang merendahkan kedudukan di samping prasangka-
prasangka religius, meninggalkan surga kepada parra
pastur dan borjuis fanatik, dan mencoba meraih
kehidupan yang lebih baik untuk dirinya sendiri di
atas bumi ini. Proletariat sekarang ini berpihak pada
sosialisme, yang mencatat pengetahuan dalam perang
melawan kabut agama, dan membebaskan para pekerja
dari keyakinan terhadap kehidupan sesudah mati

Sosialisme dan Agama (1905) - 86


dengan mempersatukan mereka bersama guna
memperjuangkan masa sekarang untuk kehidupan
yang lebih baik di atas bumi ini.
Agama harus dinyatakan sebagai urusan pribadi.
Dalam kata-kata inilah kaum sosialis biasa
menyatakan sikapnya terhadap agama. Tetapi makna
dari kata-kata ini harus dijelaskan secara akurat
untuk mencegah adanya kesalahpahaman apapun.
Kita minta agar agama dipahami sebagai sebuah
persoalan pribadi, sepanjang seperti yang
diperhatikan oleh negara. Namun sama sekali bukan
berarti kita bisa memikirkan agama sepanjang seperti
yang diperhatikan oleh Partai. Sudah seharusnya
agama tidak menjadi perhatian negara, dan
masyarakat religius seharusnya tidak berhubungan
dengan otoritas pemerintahan. Setiap orang sudah
seharusnya bebas mutlak menentukan agama apa
yang dianutnya, atau bahkan tanpa agama sekalipun,
yaitu, menjadi seorang atheis, dimana bagi kaum
sosialis, sebagai sebuah aturan. Diskriminasi diantara
para warga sehubungan dengan keyakinan
agamanya sama sekali tidak dapat ditolerir. Bahkan
untuk sekedar penyebutan agama seseorang di dalam
dokumen resmi tanpa ragu lagi mesti dibatasi. Tak ada
subsidi yang harus diberikan untuk memapankan
gereja, negara juga tidak diperbolehkan didirikan
untuk masyarakat religius dan gerejawi. Hal-hal ini
harus secara absolut menjadi perkumpulan bebas
orang-orang yang berpikiran begitu, asosiasi yang
independen dari negara. Hanya pemenuhan seutuhnya
dari tuntutan ini yang dapat mengakhiri masa lalu
yang memalukan dan keparat, saat gereja hidup

Sosialisme dan Agama (1905) - 87


dalam ketergantungan feodal pada negara, dan
rakyat Rusia hidup dalam ketergantungan feodal
pada gereja yang mapan, ketika di jaman pertengahan,
hkum-hukum inquisisi (yang hingga hari ini masih
mendekam dalam hukum-hukum pidana dan pada kitab
undang-undang kita) ada dan diterapkan, menyiksa
banyak orang untuk keyakinan maupun
ketidakyakinannya, memperkosa hati nurani orang-
orang, dan menggabungkan pemerintah yang enak
dan pendapatan dari pemerintah, dengan dispensasi ini
dan itu yang membiuskan, oleh lembaga gereja.
Pemisahan yang tegas antara lembaga Negara dan
Gereja adalah apa yang dituntut proletariat sosialis
mengenai negara modern dan gereja modern.
Revolusi Rusia harus memberlakukan tuntutan ini
sebagai sebuah komponen yang diperlukann untuk
kemerdekaan politik. Dalam hal ini, revolusi Rusia
berada dalam sebuah posisi yang menyenangkan,
karena ofisialisme yang menjijikkan dari otokrasi
feodal polisi berkuda telah menimbulkan
ketidakpuasan, keresahan, dan kemarahann bahkan di
antara para pendeta. Serendah-rendahnya dan
sedungu-dungunya pendeta Orthodoks Rusia, mereka
pun sekarang telah dibangunkan oleh guntur
keruntuhan tatanan abad pertengahan yang kuno
di Rusia. Bahkan mereka yang bergabung dalam
tuntutan untuk kebebasan, memprotes praktek-
praktek birokratik dan ofisialisme, hal memata-matai
polisiyang sudah ditetapkan sebagai "pelayan Tuhan".
Kita kaum sosialis harus memberikan dukungan kita
pada gerakan ini, mendukung tuntutan para pendeta
yang jujur dan tulus hati menuju ke tujuan mereka,

Sosialisme dan Agama (1905) - 88


membuat mereka meyakini kata-kata mereka tentang
kebebasan, menuntut bahwa mereka harus
memutuskan semua hubungan antara lembaga
keagamaan dan kepolisian. Seperti juga bagi Anda
yang tulus hati, di tiap kasus Anda harus
mempertahankan pemisahan antara Gereja dengan
Negara dan sekolah dengan Agama, sepanjang agama
sudah dinyatakan secara tuntas dan menyeluruh
sebagai urusan pribadi. Atau Anda tidak menerima
tuntutan-tuntutan konsisten tentang kebebasan ini,
dalam kasus dimana Anda tetap terpikat dengan
tradisi inkuisisi, dalam kasus dimana Anda tetap
berpegang teguh dengan kerja pemerintahan yang
enak dan pendapatan dari pemerintah, dalam kasus
dimana Anda tidak percaya terhadap kekuatan
spiritual dari senjatamu dan melanjutkan untuk
mengambil suap dari negara. Dan dalam kasus itulah
para pekerja berkesadaran-kelas di seluruh Rusia
menyatakan perang tanpa ampun terhadap Anda.
Sepanjang yang diperhatikan kaum sosialis
proletariat, agama bukanlah sebuah persoalan
pribadi. Partai kita adalah sebuah asosiasi dari para
pejuang maju yang berkesadaran kelas, yang
bertujuan untuk emansipasi kelas pekerja. Sebuah
asosiasi seperti itu tidak dapat dan tidak seharusnya
mengabaikan adanya kekurangan kesadaran- kelas,
ketidaktahuan atau obscurantisme47 (isme kekaburan,

47 Obskurantisme adalah tindakan yang dengan sengaja menyajikan informasi dengan cara yang berkesan
kabur dan sukar dimengerti dengan tujuan agar tidak ada yang mencoba bertanya atau memahami lebih
lanjut. Opposition to inquiry, enlightenment, or reform ... Pada abad ke-18, para filsuf Abad Pencerahan
menggunakan istilah "obskurantis" untuk semua musuh pencerahan intelektual dan penyebaran
pengetahuan. Pada abad ke-19, untuk membedakan antara ragam-ragam obskurantisme di dalam bidang
metafisika dan teologi dari obskurantisme yang lebih "halus" di dalam filsafat kritis Immanuel Kant,
Friedrich Nietzsche berkata: "Unsur penting dalam seni hitam obskurantisme bukanlah upaya untuk
Sosialisme dan Agama (1905) - 89
ketidakjelasan) dalam bentuk keyakinan-keyakinan
agama. Kita menuntut pembinasaan sepenuhnya
terhadap Gereja dan dengannya mampu menerangi
kabut religius yang begitu ideologis dan dengan
sendirinya senjata ideologis, dengan sarana pers kita
dan melalui kata dari mulut. Namun kita mendirikan
asosiasi kita, Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia,
tepatnya untuk sebuah perjuangan melawan setiap
agama yang menina bobokan para pekerja. Dan bagi
kita perjuangan ideologi bukan sebuah urusan
pribadi, namun persoalan seluruh Partai, seluruh
proletariat.
Jika memang demikian, mengapa kita tidak
menyatakan dalam Program kita bahwa kita adalah
atheis? Mengapa kita tidak melarang orang-orang
Kristen dan para penganut agama Tuhan lainnya
untuk bergabung dalam partai kita?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan memberikan
penjelasan tentang perbedaan yang cukup penting
dalah hal persoalan agama yang ditampilkan oleh
para demokrat borjuis dan kaum Sosial-Demokrat.
Program kita keseluruhannya berdasar pada cara
pandang yang ilmiah, dan lebih jauh materialistik.
Oleh karenanya, sebuah penjelasan mengenai program
kita secara amat perlu haruslah memasukkan sebuah
penjelasan tentang akar-akar historis dan ekonomis
yang sesungguhnya dari kabut agama. Propaganda
kita perlu memasukkan propaganda tentang atheisme;
publikasi literatur ilmiah yang sesuai – dimana

menggelapkan pemahaman individual, tetapi ingin menggelapkan gambaran kita atas dunia, serta
menggelapkan gagasan kita mengenai eksistensi."
Sosialisme dan Agama (1905) - 90
pemerintah feodal otokratis hingga saat ini telah
melarang dan menyiksa – yang pada saat ini harus
membentuk satu bidang dari kerja partai kita. Kita
sekarang mungkin harus mengikuti nasehat yang
diberikan Engels kepada kaum Sosialis Jerman:
menterjemahkan dan menyebarkan literatur
intelektual Pencerahan Perancis abad ke-18 dan kaum
atheis.48
Namun bagaimanapun juga kita tidak boleh dan
tidak patut untuk jatuh dalam kesalahan
menempatkan persoalan agama ke dalam sebuah
abstrak, kebiasaan yang idealistik, sebagai sebuah
masalah "intelektual" yang tak berhubungan dengan
perjuangan kelas, seperti yang tidak jarang
dilakukan oleh kaum demokrat-radikal yang ada di
antara kaum borjuis. Tentulah bodoh untuk berpikir
bahwa, dalam sebuah masyarakat yang berdasar pada
penindasan tanpa akhir dan merendahkan massa
pekerja, prasangka-prasangka agama bisa disingkirkan
hanya melalui metode propaganda melulu. Inilah
kesempitan cara berpikir borjuis yang lupa bahwa
beban agama yanng memberati kehidupann manusia
sebenarnya tak lebih adalah sebuah produk dan
refleksi beban ekonomi yang ada di dalam
masyarakat. Tak satupun dari famplet khotbah,
berabapun jumlahnya, dapat memberi pencerahan pada
kaum proletariat, jika ia tidak dicerahkan dengan
perjuangannya sendiri melawan kekuatan gelap dari
kapitalisme. Persatuan dalam perjuangan
revolusioner yang sesungguhnya dari kelas kaum
tertindas untuk menciptakan sebuah sorgaloka di

48 Lihat Frederick Engels, "Flüchtlings-Literatur", Volksstaat, No. 73, 22/6/1874, halaman 86.

Sosialisme dan Agama (1905) - 91


bumi, lebih penting bagi kita ketimbang kesatuan opini
proletariat di taman firdaus surga.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita tidak
dan tidak akan menyatakan atheisme dalam program
kita, itulah mengapa kita tidak akan dan tidak akan
melarang kaum proletariat yang tetap memelihara
sisa-sisa prasangka lama untuk menggabungkan diri
mereka dengan Partai kita. Kita akan selalu
mengkhotbahkan cara pandang ilmiah, dan hal itu
essensial bagi kita untuk memerangi
ketidakkonsistenan dari berbagai aliran "Nasrani".
Namun bukan berarti bahwa pada akhirnya persoalan
agama akan dikembangkan menjadi persoalan utama,
sementara hal itu sudah tidak dipersoalkan lagi,
atau bukan pula berarti bahwa kita akan membiarkan
semua kekuatan dari perjuangan ekonomi dan politik
revolusioner yang sesungguhnya untuk dipilah-pilah
mengikuti opini tingkat ketiga ataupun ide-ide yang
tidak masuk akal. Karena hal ini akan segera
kehilangan semua arti penting politisnya, segera akan
disapubersih sebagai sampah oleh perkembangan
ekonomi.
Dimanapun kaum borjuis reaksioner hanya
memperhatikan dirinya sendiri, dan sekarang sudah
mulai memperhatikan dirinya di Rusia, dengan
menggerakkan perselisihan agama – karenanya dalam
rangka membelokkan perhatian massa dari problem-
problem ekonomi dan politik yang demikian penting
dan fundamental, pada saat ini diselesaikan dalam
praktek oleh semua proletariat Rusia yang bersatu
dalam perjuangan revolusioner. Kebijaksanaan
revolusioner yang memecahbelahkan kekuatan kaum
Sosialisme dan Agama (1905) - 92
proletariat, dimana pada saat ini manifestasinya
muncul dalam program Black-Hundred, mungkin
besok akan menyusun bentuk-bentuk yang lebih subtil.
Kita, pada setiap tingkat, akan melawannya dengan
tenang, secara konsisten dan sabar berkhotbah
tentang solidaritas proletarian dan cara pandang
ilmiah – seorang pengkhotbah yang asing pada
apapun hasutan-hasutan perbedaan sekunder.
Kaum proletariat reevolusioner akan berhasil
dalam membentuk agama menjadi benar-benar urusan
pribadi, sejauh yang diperhatikan oleh negara. Dan
dalam sistem politik ini, bersih dari lumut-lumut abad
pertengahan, kaum proletariat akan keluar dan
membuka pertarungan untuk mengeliminasi
perbudakan ekonomi, sumber yang murni dari segala
omong kosong relijius manusia.

Sosialisme dan Agama (1905) - 93


Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan
Tindakan (1906)

Para editor telah menerima surat yang


ditandatangani oleh Komite Sentral PBSDR berikut ini:
“Dalam melihat kenyataan bahwa beberapa
organisasi Partai begitu mempertanyakan sejauh
mana batasan keputusan-keputusan Partai dapat
dikritisi, maka Komite Sentral, yang memikul
kepentingan proletariat Rusia dan selalu
membutuhkan kesatuan taktik PBSDR yang sebesar-
besarnya, serta bahwa kesatuan tindakan politik
ini dalam beragam seksi Partai kita sekarang ini
semakin dibutuhkan dibanding sebelumnya, maka
menurut kami:
1. Dalam terbitan-terbitan dan pertemuan-
pertemuan Partai, setiap orang harus diberi
kebebasan sepenuhnya untuk mengekspressikan
pendapat-pendapat pribadinya dan membela
pandangannya itu.
2. Bahwa dalam rapat-rapat umum politik, anggota-
anggota Partai tidak diperbolehkan untuk
melakukan agitasi yang bertentangan dengan
keputusan-keputusan kongres;
3. Bahwa tidak seorangpun anggota Partai dalam
rapat-rapat sebagaimana disebut sebelumnya
boleh menyerukan tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan keputusan-keputusan
kongres, atau mengajukan suatu resolusi yang

Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) - 94


bertentangan dengan dengan keputusan
kongres.” (Seluruh garis miring dari kami)
Ketika mengamati substansi dari resolusi ini, kami
melihat beberapa keanehan. Resolusi tersebut
menyatakan bahwa “dalam pertemuan-pertemuan
Partai” “kebebasan penuh” dalam berekspressi
diperbolehkan, berupa pendapat pribadi dan kritik (1),
tapi dalam “rapat-rapat umum” (2) “tidak seorangpun
anggota Partai yang diperbolehkan melakukan
agitasi yang menolak keputusan kongres”. Coba
perhatikan: dalam pertemuan-pertemuan Partai,
anggota Partai berhak untuk melakukan agitasi
untuk menolak keputusan kongres; tapi dalam rapat-
rapat umum, mereka tidak “diijinkan” untuk secara
bebas “mengekspresikan pendapat-pendapat pribadinya”
!!
Mereka yang mengajukan draft resolusi ini
sepenuhnya salah dalam memahami hubungan antara
kebebasan mengkritik dalam Partai dan kesatuan
tindakan Partai. Kritisisme dalam batas prinsip-
prinsip Program Partai harus sepenuhnya dibebaskan
(kami ingatkan para pembaca atas perkataan
Plekhanov tentang ini dalam Kongres II PBSDR) bukan
hanya dalam pertemuan-pertemuan Partai tapi juga
pertemuan-pertemuan umum.
Kritisisme atau “agitasi” (kritisisme harus dibedakan
dengan agitasi) semacam ini, tidak dapat dilarang.
Harus ada kesatuan tindakan politik Partai. “Seruan”
yang mengganggu kesatuan tindakan mendesak
harus dilarang, baik itu dalam rapat-rapat umum,

Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) - 95


pertemuan-pertemuan Partai, ataupun dalam terbitan-
terbitan Partai.
Tak pelak lagi, Komite Sentral mengartikan
kebebasan mengkritik secara tidak tepat dan cupet,
dan tentang kesatuan aksinya juga salah dan
terlalu melebar.
Mari kita ambil sebuah contoh. Kongres telah
memutuskan bahwa Partai harus turut serta dalam
pemilihan Duma. Ikut serta dalam pemilihan tersebut
adalah aksi mendesak (definite action). Selama
pemilihan (contohnya, sebagaimana yang sedang
terjadi di Baku sekarang ini) tidak seorangpun
anggota Partai dimanapun berhak untuk
menyerukan kepada rakyat untuk tidak memilih;
bahkan “kritik” terhadap keputusan keterlibatan
dalam pemilihanpun dalam masa ini harus dilarang,
karena dalam kenyataannya akan menghambat
keberhasilan kampanye. Tetapi bagaimanapun, sebelum
masa pelaksanaan pemilu, anggota-anggota Partai
dimanapun, mempunyai kebebasan penuh untuk
mengkritisi keputusan keikutsertaan Partai. Tentu
saja, pelaksanaan prinsip-prinsip semacam ini dalam
prakteknya kadangkala menimbulkan percekcokan
dan kesalahpahaman; tetapi hanya dengan
berbasiskan pada prinsip inilah segala percekcokan
dan kesalahpahaman dapat diselesaikan secara
terhormat untuk Partai. Resolusi dari Komite Sentral
ini, malahan menciptakan situasi yang tidak jelas.
Resolusi Komite Sentral secara mendasar keliru dan
melanggar aturan-aturan Partai. Prinsip
sentralisme-demokratik dan otonomi organisasi-

Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) - 96


organisasi lokal Partai melekat dengan kebebasan
mengkritik yang sepenuhnya sejauh ia tidak
mengganggu kesatuan aksi mendesak; aturan
tersebut ada di luar segala kritik yang merusak
atau menyulitkan kesatuan aksi yang diputuskan
Partai.
Kami rasa Komite Sentral telah melakukan suatu
kesalahan besar dengan menerbitkan resolusi
tentang permasalahan penting ini tanpa sebelumnya
melakukan diskusi dalam terbitan Partai maupun
dalam organisasi-organisasi Partai; adanya diskusi
semacam ini akan menghindarkan kesalahan yang
kami sebut tadi.
Kami menyerukan kepada seluruh organisasi-
organisasi Partai untuk mendiskusikan resolusi
Komite Sentral ini, dan menyampaikan pendapat nyata
terhadap hal tersebut.

Kebebasan Mengkritik dan Kesatuan Tindakan (1906) - 97


Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow
(1906)

Buku Moskow pada bulan Desember 1905 (Moscow,


1906) diterbitkan tepat pada waktunya. Tugas
mendesak partai buruh adalah menyerap pelajaran
dari pemberontakan bulan Desember. Sayangnya, buku
tersebut seperti satu tong madu yang dinodai satu
sendok getah: banyak hal yang menarik--disamping
ketidaksempurnaannya -- dan kecerobohan yang
luar biasa, serta kesimpulannya yang salah. Kita akan
membahas kesimpulan itu di lain waktu. Sekarang kita
hanya akan memusatkan perhatian pada pertanyaan-
pertanyaan politik menarik dari waktu itu, pelajaran
dari pemberontakan Moscow.
Bentuk-bentuk mendasar dari gerakan Desember di
Moscow adalah perjuangan berupa pemogokan-
pemogokan dan demonstrasi-demonstrasi damai, dan
hanya bentuk perjuangan inilah yang diikuti oleh
sebagian besar kaum buruh. Namun aksi-aksi
pemberontakan tersebut, jelas-jelas memperlihatkan
bahwa pemogokan umum, sebagai suatu bentuk pokok
perjuangan dan berdiri sendiri, sudah ketinggalan
jaman; kekuatan-kekuatan tersebut tak terbendung
lagi, berhasil menghancurkan ikatan-ikatan sempit
yagn melingkupinya dan meningkat menjadi bentuk
perjuangan yang lebih tinggi, pemberontakan.
Dalam seruannya untuk melakukan pemogokan-
pemogokan umum, semua partai-partai revolusioner,
semua serikat-serikat buruh Moskow mengakui dan

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 98


secara intuitif merasa bahwa gerakannya niscaya
akan membesar dan meluas menjadi suatu
pemberontakan umum. Pada 6 Desember, Soviet-soviet
Perwakilan Buruh mengeluarkan resolusi supaya
"berusaha mengubah pemogokan menjadi suatu
pemberontakan bersenjata". Tetapi, pada
kenyataannya, tak satu organisasi pun siap
melaksanakannya. Bahkan Dewan Gabungan Kesatuan
Sukarelawan Pejuang menyatakan (pada 9 Desember)
bahwa pemberontakan sebagai sesuatu yang masih
jauh, dan terbukti bahwa mereka tidak bisa
mengendalikan pertempuran yang terjadi di jalan-
jalan. Organisasi-organisai tersebut telah gagal
mewadahi perkembangan dan perluasan gerakan.
Pemogokan terus berkembang menjadi
pemberontakan, terutama sebagai akibat tekanan
kondisi obyektif yang tercipta sesudah bulan
Oktober. Kini suatu pemogokan umum sudah tidak
bisa membuat pemerintah terkejut: mereka sudah
membentuk satuan-satuan kontra-revolusioner, dan
sudah siap melaksanakan tindakan militer. Seluruh
rangkaian revolusi Rusia sesudah Oktober, dan
peristiwa-peristiwa sesudahnya di Moscow pada bulan
Desember secara mengejutkan membenarkan dalil-dalil
Marx: revolusi bergerak maju dengan adanya
kesempatan penguatan dan semakin bersatunya
gerakan kontra-revolusioner,, misalnya dengan
memaksa lawannya untuk bertahan secara ekstrim,
sehingga harus ada perencanaan yang matang
untuk melakukan serangan yang lebih ampuh lagi.
Tanggal 7 dan 8 Desember: pemogokan damai,
demonstrasi massa damai. Pada malam tanggal 8: siaga
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 99
di Aquarium. Pagi hari tanggal 9: kerumunan massa di
Strastnaya Square diserang oleh satuan-satuan
serdadu. Malam harinya, gedung Fielder diserbu.
Kemarahan meningkat. Kerumunan massa di jalanan,
yang tak teroganisir, secara spontan dan ragu-ragu,
mulai memasang barikade-barikade.
Tanggal 10 Desember: satuan-satuan artileri mulai
menyerang barikade-barikade dan kerumunan massa
di jalanan. Barikade-barikade dipasang secara lebih
teliti, dan tak lagi terpisah-pisah, tapi skalanya
massal. Hampir seluruh warga kota tumpah di jalan-
jalan dan seluruh pusat-pusat kota dikelilingi oleh
barikade-barikade. Dalam beberapa hari, unit-unit
sukarelawan secara gerilya melakukan pertempuran
melawan serdadu, dengan pantang menyerah
membuat serdadu kelelahan dan memaksa Dubasov
(gubernur militer Moskow, pent) meminta bala
bantuan. Baru pada 15 Desember, pasukan pemerintah
bisa menguasai kota secara penuh, dan, tanggal 17
Desember, Resimen Semenov berhasil menyerbu distrik
Presnya, benteng terakhir dari pemberontakan.
Dari pemogokan dan demonstrasi menjadi barikade
yang terpencar-pencar. Dari barikade yang terpencar
meningkat menjadi barikade yang menyeluruh dan
melakukan pertempuran di jalan-jalan melawan
serdadu. Melampaui pimpinan-pimpinan organisasinya,
perjuangan massa proletariat meluas dari suatu
pemogokan menjadi pemberontakan. Ini adalah hasil
sejarah terbesar dari Revolusi Rusia yang dicapai
bulan Desember 1905; dan seperti semua hasil sejarah, ia
harus dibayar dengan sejumlah besar pengorbanan.
Pergerakan meninggi dari pemogokan umum politis ke
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 100
tahap yang lebih tinggi. Ia memaksa kaum reaksioner
pada batas perlawanannya, dan berarti juga semakin
dekatlah waktunya karena revolusi juga akan
terseret untuk mematangkan alat-alat
penyerangannya. Kaum reaksioner tidak bisa
bertindak lebih jauh ketimbang membom barikade-
barikade, rumah-rumah, dan kerumunan massa di
jalan-jalan. Tetapi revolusi bisa bergerak lebih jauh
lagi melampaui unit-unit gerilya kota Moskow, ia
dapat, dan dapat lebih meluas dan mendalam. Dan
revolusi sedang bergerak maju sejak Desember. Syarat-
syarat krisis revolusioner sudah menjadi lebih
lengkap--pisau itu harus diasah lebih tajam lagi.
Kaum proletariat lebih cepat sadar ketimbang para
pemimpinnya bahwa kondisi obyektif sedang berubah
dan perlunya peralihan dari pemogokan ke
pemberontakan. Sebagaimana biasa, praktek lebih maju
ketimbang teori. Suatu pemogokan dan demonstrasi
yang damai tiba-tiba tidak mampu memuaskan buruh:_
mereka bertanya: Apa tindakan kita selanjutnya ? Dan
mereka menuntut aksi yang lebih tegas. Instruksi-
instruksi untuk memasang barikade-barikade sampai ke
distrik tersebut begitu terlambat, ketika barikade-
barikade sudah dipasang di sekeliling kota. Kaum
buruh dalam jumlah besar bekerja untuk itu, tetapi ini
juga tidak memuaskan mereka; mereka ingin tahu, apa
tindakan selanjutnya -- mereka menuntut tindakan
yang lebih tegas lagi. Dalam bulan Desember, kita, para
pimpinan Sosial-Demokrasi proletariat, layaknya
panglima perang yang mengirim pasukan dengan cara
yang aneh hingga sebagian besar pasukan tidak ambil
bagian dalam pertempuran. Massa kaum buruh

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 101


menuntut, tetapi tidak menerima instruksi perlunya
aksi massa yang tegas.
Jadi, tidak ada pandangan yang lebih picik
ketimbang Plekhanov, yang diikuti oleh semua kaum
oportunis, yang mengatakan bahwa pemogokan
belum waktunya dan seharusnya tidak dimulai, dan "
mereka tidak seharusnya membawa senjata". Sebaliknya,
kita harus mempersenjatai diri lebih kuat, energik dan
agresif; kita harus menjelaskan kepada massa bahwa
mustahil membatasinya sekedar menjadi pemogokan
damai, dan pertempuran bersenjata yang tanpa takut
dan pantang menyerah harus dilancarkan. Dan kini
kita harus akui secara terbuka dan mempublikasikan
bahwa pemogokan politik saja tidak cukup; kita
harus melancarkan agitasi seluas mungkin pada
massa dalam kerangka perlunya pemberontakan
bersenjata dan tidak mengaburkan masalah ini
dengan pembicaraan soal "tahap-tahap awal" atau
menutup-nutupinya dengan berbagai cara. Kita sudah
mengkhianati diri sendiri maupun rakyat jika kita
menjauhkan massa dari pentingnya mengambil
tindakan, perang berdarah yang habis-habisan,
sebagai tugas mendesak dari aksi revolusioner
mendatang.
Begitulah pelajaran pertama dari peristiwa Desember.
Pelajaran lain adalah soal watak pemberontakan
tersebut, metode-metode yagn digunakannya, dan
bagaimana kondisinya sehingga serdadu bisa berpihak
ke rakyat. Kekacauan pandangan yang sangat
ekstrim mengenai hal ini ada pada sayap Kanan Partai
kita. Mereka mengatakan bahwa mustahil melawan
serdadu modern; serdadunyalah yang harus
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 102
revolusioner. Tentu saja, jika revolusi tidak berwatak
massa dan mempengaruhi serdadu, tidak ada
pertanyaan lagi tentang perjuangan yang serius.
Bahwa kita perlu bekerja di kalangan serdadu, tak
perlu dikatakan lagi. Tetapi jangan mimpi mereka akan
bergabung dengan kita dalam sekali pukul karena
bujukan atau karena kesadaran mereka sendiri.
Pemberontakan Moskow membuktikan betapa
menyimpang dan cacatnya pandangan ini. Fakta
memperlihatkan bagaimana gelombang serdadu yagn
ragu-ragu ini, yang tak terelakkan dalam gerakan
rakyat sejati, dibawa ke pertarungan nyata-nyata
melawan serdadu ketika perjuangan revolusioner
semakin genting. Pemberontakan Moskow secara persis
adalah contoh perjuangan yang melelahkan bagi
serdadu dalam pertarungan yang terjadi antara
kaum revolusioner dan reaksioner. Dubasov sendiri
menyatakan bahwa dari 15.000 serdadu garnisun
Moskow, hanya 5000 yang terpercaya. Pemerintah
memperlakukan mereka dengan beragam cara-cara
keras : menghimbau, memuji, menyogok, memberi hadiah
dll, menipu mereka dengan vodka, mengancam,
mengurungnya dan melucutinya dan mereka yang
dicurigai dihabisi dengan kejam. Dan kita harus
mengakui, secara terbuka dan tulus, bahwa dalam hal
ini kita ketinggalan dari pemerintah. Kita gagal
menggunakan kekuatan serdadu yang ragu-ragu itu
pada pihak kita dengan langkah yang aktif, berani,
sepenuh daya dan agresif sebagaimana yang
dilakukan pemerintah. Kita telah bekerja di kalangan
serdadu dan kita akan melipatgandakan usaha kita
digaris depan secara ideologis "memenangkan" mereka.
Tapi kita akan terbukti sebagai orang sombong yang
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 103
malang jika kita melupakan bahwa pada saat
pemberontakan akan ada juga perjuangan fisik untuk
serdadu-serdadu tersebut.
Hari-hari di bulan Desember, kaum proletariat
Moskow memberi pelajaran yang luar biasa tentang
bagaimana secara ideologi "menang atas" mereka.
Contohnya, 8 Desember di Strastnaya Square, ketika
kerumunan massa dikepung oleh satuan Cossack,
didekati dan diyakinkan agar mereka berbalik. Atau 10
Desember, di distrik Presnya, ketika dua orang buruh
gadis, membawa bendera merah diantara 10.000
kerumunan massa, maju ke depan menemui serdadu
Cossack dan berteriak: "Bunuh kami ! Kami tak akan
menyerahkan bendera !" Dan serdadu Cossack malu
lalu mundur, diiringi teriakan massa : "Hidup Cossack,
Hidup Cossack!" Contoh keberanian dan heroisme ini
harus disimpan dalam-dalam di benak kaum
proletariat.
Tetapi ini contoh lagi bagaimana kita tertinggal
oleh Dubasov. Pada tgl. 9 Desember serdadu berpawai
sepanjang jalan Bolshaya Serpukhosvskaya sambil
menyanyikan lagu Marseillaise dalam perjalanannya
bergabung dengan satuan-satuan pemberontak. Kaum
buruh mengirim wakilnya menemui mereka. Malakov
(Komandan Militer Moscow, pent.), sendiri mengejar
mereka. Kaum buruh sudah terlambat, Malakov sudah
menemui mereka lebih dulu. Ia memberikan pidato yang
menyentuh, membuat serdadu mundur dan akhirnya
dikepung oleh serdadu Tsar dan mengancam mereka
agar kembali ke barak dan mengurung mereka.
Malakov berhasil mendekati mereka sedang kita tidak,
meskipun dalam dua hari 150 ribu orang turun ke
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 104
jalan atas seruan kita, yang bisa dan harus
diorganisir mematroli kota dan jalan-jalan. Malakov
mengepung serdadu-serdadu itu dengan pasukannya,
sementara kita gagal mengepung Malakov dengan
lemparan-lemparan bom. Seharusnya kita bisa dan
harus lakukan ini; Pers demokratik (Iskra Lama)
menunjukkan bahwa penghancuran pejabat-pejabat
sipil dan militer adalah tugas utama kita selama
pemberontakan. Apa yang terjadi di jalan Bolshaya
Serpukhoskaya nampaknya mengulangi ciri-ciri pokok
peristiwa di depan barak-barak Newizhskiye dan
Krutitskiy dan ketika kaum buruh berusaha
"mengalahkan" resimen Ekaterinoslav, dan pada saat
delegasi dikirim menemui para pembelot di Alexandrov
dan ketika satuan artileri Rostov dalam
perjalanannya ke Moskow berbalik, dan ketika para
pembelot dilucuti di Kolomna, dll. Selama saat-saat
pergolakan kita terbukti berat sebelah dalam
menangani serdadu-serdadu pembelot.
Peristiwa-peristiwa bulan Desember meneguhkan
dalil Marx yang sengaja dilupakan oleh kaum
oportunis yaitu bahwa insureksi merupakan seni dan
prinsip penentu seni ini adalah melancarkan serangan
yang terarah dan tegas. Kita tidak mengambil
kebenaran ini. Kita sendiri tidak cukup belajar dan
juga tidak mengajari massa soal seni ini, tata cara
menyerang dengan segala resikonya. Kita harus
benar-benar kita harus mengusahakan hal ini dengan
seluruh tenaga kita. Tidak cukup hanya mengurusi
masalah slogan-slogan politik; juga sangat penting
mengambil bagian dalam masalah pemberontakan
bersenjata. Mereka yang menentang ini, yang tidak

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 105


siap dengan ini, harus dibuang dari jajaran
penyokong revolusi, dianggap sebagai musuh,
pengkhianat, atau pengecut; ketika tiba saatnya,
kejadian-kejadian dan syarat-syarat perjuangan akan
memaksa kita memilah mana kawan dan mana lawan
berdasarkan prinsip ini. Bukan hal yang pasifisme
(perdamaian) yang harus kita teriakkan, bukan
"menunggu" sampai serdadu-serdadu tersebut "datang
sendirii". Kita harus meneriakkan dari atap rumah kita
perlunya serangan yang berani dan bersenjata,
perlunya membasmi komandan-komandan serdadu
musuh, dan pertarungan yang pantang menyerah
atas serdadu-serdadu yang ragu.
Pelajaran terbesar ketiga yang diberikan oleh
pemberontakan Moskow adalah soal taktik dan
organisasi dari kekuatan-kekuatan pemberontak.
Taktik militer tergantung pada level teknik militer.
Kebenaran pokok ini ditunjukkan oleh Engels dan
dittujukan bagi semua kaum Marxist. Teknik militer
dewasa ini bukan lagi seperti paruh abad ke-19. Adalah
gila menghadapkan kerumunan massa dengan
satuan-satuan artileri dan mempertahankan barikade
hanya dengan revolver. Kautsky benar ketika menulis
bahwa kini saatnya, setelah Moskow, untuk merevisi
kesimpulan-kesimpulan Engels, dan bahwa Moskow
melahirkan "taktik-taktik barikade baru". Taktik ini
adalah taktik perang gerilya. Organisasi yang
diperlukan adalah yang mobile dan berupa unit-unit
kecil, unit yang terdiri dari sepuluh orang, tiga,
bahkan 2 orang. Kita sering mendengar orang-orang
Sosial-Demokrasi yang berdehem mendengar unit-unit
lima atau tiga orang. Tetapi itu adalah cara yang

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 106


murahan untuk menghindari pertanyaan baru dalam
taktik dan organisasi yang dihasilkan oleh
pertempuran di jalan-jalan yang dipaksakan oleh
teknik militer modern. Pelajarilah secara seksama
jalannya pemberontakan Moskow, tuan-tuan dan
anda akan paham kaitan antara "unit lima orang"
dengan masalah "taktik barikade baru".
Moskow mendorong maju ini, tapi gagal
memperluasnya, menerapkannya sampai sejauh
mungkin, dengan massa yang lebih besar. Terlalu
sedikit sukarelawan gerilya kota, slogan menyerang
secara tegas juga tidak diberikan kepada massa buruh
dan mereka tidak menerapkannya; detasemen gerilya
terlalu beragam wataknya, senjata dan metodenya
banyak yang tidak memadai, kecakapan memimpin
massa tidak berkembang. Kita harus perbaiki semua ini
dengan cara belajar dari pengalaman pemberontakan
Moskow, dengan menyebarkan pengalaman ini ke
massa dan mendorong usaha-usaha kreatif untuk
meluaskan pengalaman itu. Sementara itu perang
gerilya dan teror massa yang tanpa henti terjadi di
seluruh Rusia sejak Desember, pastilah membantu massa
belajar dalam membenahi taktik yang benar dalam
pemberontakan. Kaum Sosial-Demokrat harus
mengakui pentingnya dan memasukkan teror massa
ini dalam taktiknya, dan tentu saja mengorganisir
dan mengendalikannya, mendudukkannya di bawah
kepentingan dan syarat-syarat gerakan kelas pekerja
dan perjuangan revolusioner secara umum, sambil
memberantas tanpa ampun "premanisme" dalam perang
gerilya ini yang dengan bagus dan secara gagah dan
tanpa ampun dijalankan oleh kawan-kawan kita

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 107


selama pemberontakan Moskow dan oleh kaum Letts
selama hari-hari pendirian republik Letts yang
terkenal itu.
Dewasa ini terdapat perkembangan-perkembangan
baru dalam teknik miiter. Perang dengan Jepang
menghasilkan granat tangan. Pabrik-pabrik senjata
ringan telah menjual senapan-senapan otomatik ke
pasar. Kedua senjata ini berhasil digunakan oleh kaum
revolusioner Rusia, tetapi pada tingkatannya masih
jauh dari memadai. Kita bisa dan harus memanfaatkan
kemajuan teknik, melatih satuan-satuan buruh
membuat bom dalam jumlah yang besar, membantu
mereka dan unit-unit tempur kita, guna memperoleh
pasokan bahan peledak, mesiu dan senapan otomatik.
Bila massa kaum buruh ambil bagian dalam
pemberontakan di kota-kota, bila massa mulai
menyerang kubu-kubu musuh, dan bila pertarungan
yang gigih dan terlatih membimbangkan para
serdadu, setelah orang-orang Duma, Sveaborg dan
Kronstads semakin lebih bimbang dari sebelumnya--
dan jika kita memastikan keiktusertaan kaum
pedesaan dalam perjuangan umum-- maka kemenangan
akan menjadi milik kita dalam pemberontakan
bersenjata seluruh Rusia nanti.
Karena itu, mari kita, bekerja lebih serius dan
menuntaskan tugas-tugas kita secara gigih, sambil
menguasai pengalaman dari hari-hari besar revolusi
Rusia. Basis dari pekerjaan kita adalah pemahaman
yang tepat atas kepentingan-kepentingan kelas dan
syarat-syarat perkembangan bangsa pada tahap
sekarang ini. Kita sedang menggalang, dan akan
terus menggalang sejumlah besar kaum proletariat,
Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 108
kaum tani dan serdadu dengan slogan penggulingan
rejim Tsar, dan menyusun majelis rakyat oleh
pemerintahan revolusioner. Jadi, dasar dan isi pokok
pekerjaan kita adalah memperdalam dan memperluas
pemahaman politik massa. Tetapi, jangan kita lupa,
bahwa, sebagai tambahan atas tugas umum, yang
terus-menerus dan mendasar, saat-saat sekarang di
Rusia di samping tugas lain didesakkan, tugas-tugas
yang khusus dan istimewa. Jangan sampai kita menjadi
filistin dan pengkhianat, jangan kita lari dari tugas-
tugas khusus saat ini, tugas khusus yang diberikan
bentuk-bentuk perjuangan (garis miring dari pent),
dengan kutipan-kutipan tak bermakna atas tugas-
tugas tetap kita, yang tidak berubah, tanpa kenal
waktu dan tempatnya.
Kita harus ingat bahwa perjuangan massa makin
dekat. Pastilah ini akan berupa pemberontakan
bersenjata. Ia harus sebisa mungkin berjalan seiring.
Massa harus tahu bahwa mereka sedang memasuki
perjuangan bersenjata, berdarah dan habis-habisan.
Kesediaan untuk mati harus menjadi sikap di kalangan
mereka dan inilah yang akan menjamin kemenangan.
Serangan terhadap musuh harus dilakukan dengan
kekuatan penuh; menyerang, bukan bertahan, harus
menjadi slogan massa; pembasmian musuh-musuh
rakyat menjadi tugas pokok mereka; serdadu
pembelot akan didorong ke dalam partisipan aktif.
Pada saat-saat yang penting ini partai kaum
proletariat sedar ini harus menunaikan kewajibannya
sepenuh-penuhnya.

Pelajaran Dari Pemberontakan Moskow (1906) - 109


Perang Gerilya (1906)

Persoalan aksi gerilya adalah suatu persoalan


yang sangat banyak menarik perhatian Partai kita
dan massa buruh. Kami telah beberapa kali secara
sambil lalu menelaah persoalan ini, dan kini kami
berniat untuk memberikan pembentangan lebih
lengkap dari pandangan-pandangan kami, yang telah
kami janjikan.
I
Mari kita mulai dari permulaan. Tuntutan-
tuntutan pokok apa yang harus diajukan oleh setiap
Marxis pada suatu penyelidikan persoalan bentuk-
bentuk perjuangan? Pertama-tama, Marxisme berbeda
dari semua bentuk primitif dari Sosialisme karena
tidak mengikat gerakan itu dengan suatu bentuk
perjuangan khusus apapun. Ia mengakui bentuk-
bentuk perjuangan yang paling beraneka ragam, dan
dalam pada itu tidak “mereka-reka”nya, melainkan
hanya menggeneralisasi, mengorganisasinya, membuat
menjadi sadar bentuk-bentuk perjuangan kelas-kelas
revolusioner yang timbul dengan sendirinya dalam
jalannya gerakan itu. Marxisme, yang secara mutlak
memusuhi segala macam permusuhan abstrak dan
segala resep doktriner, menuntut sikap yang penuh
perhatian terhadap perjuanganm massal yang sedang
berlangsung, yang ketika gerakan itu berkembang,
ketika kesadaran kelas dari massa tumbuh, ketika
krisis-krisis ekonomi dan politik menjadi tajam, terus
menerus melahirkan cara-cara bertahan dan
Perang Gerilya (1906) - 110
menyerang yang baru dan lebih beraneka ragam lagi.
Marxisme, oleh karenanya, pasti tidak menolak secara
a’priori sebarang bentuk perjuangan. Marxisme
samasekali tidak membatasi diri dengan bentuk-bentuk
perjuangan yang mungkin dan yang ada hanya pada
saat tertentu saja, dan mengakui bahwa bentuk-
bentuk perjuangan yang baru, yang tidak diketahui
oleh tokoh-tokoh dari periiode tertentu itu,
dengan tak terelakkan lahir ketika situasi sosial
tertentu berubah. Dalam hal ini Marxisme belajar,
kalau kita boleh menyatakannya demikian, dari
praktek massa, dan samasekali tidak berpretensi untuk
mengajar massa tentang bentuk-bentuk perjuangan
yang direka-reka oleh “tukang-tukang buat sistim”
dari kamar-kamar kerja. Kita mengetahui – berkata
Kautsky49, umpamanya, ketika menyelidiki bentuk-
bentuk revolusi sosial – bahwa krisis mendatang akan
membawa bentuk-bentuk perjuangan baru yang kini
tidak dapat diramalkan.
Kedua, Marxisme menuntut penyelidikan yang
mutlak historis dari persoalan bentuk-bentuk
perjuangan. Mencoba menelaah persoalan ini terpisah
dari situasi historis yang konkrit, berarti tidak
memahami ABC materialisme dialektik. Pada tingkat-
tingkat evolusi ekonomi yang berlainan, tergantung
pada perbedaan-perbedaan dalam syarat-syarat
politik, kebudayaa-nasional, kehidupan seharihari dan
lain-lainnya, bentuk-bentuk perjuangan yang
belainan maju ke depan dan menajdi bentuk-bentuk

49Kautsky, Karl – salah seorang pimimpin Sosial-demokrat Jerman dan Internasionale II, pada mulanya
seorang Marxis, kemudian menjadi renegat Marxisme, ideologi semacam oportnuisme yang paling
berbahaya dan merugikan – sentralisme.
Perang Gerilya (1906) - 111
perjuangan utama; dan sehubungan dengan ini,
bentuk-bentuk perjuangan kedua, tambahan,
mengalami perubahan menurut gilirannya.Mencoba
memberikan jawaban ya atau tidak atas pertanyaan
tentang cara perjuangan yang khusus, tanpa
membuat penyelidikan yang terperinci tentang situasi
konkrit dari gerakan tertentu pada tingkat
perkembangannya yang tertentu, berarti
selengkapnya meninggalkan pendirian Marxisme.
Inilah dua ketentuan teoritis utama yang
padanya kita harus berpedoman. Sejarah marxisme di
eropa Barat menyediakan jumlah contoh yang tak
terhingga yang menguatkan apa yang telah
dikatakan. Sosial-Demokrasi Eropa dewasa ini
menganggap parlementerisme dan gerakan serikat
buruh sebagai bentuk-bentuk perjuangan utama; ia
mengakui pemberontakan di zaman lampau, dan
sangat bersedia untuk mengakuinya, jika kiranya
keadaan berubah, di masa yang akan datang –
bertentangan dengan pendapat kaum borjuis liberal
seperti kaum Kadet50 Rusia dan kaum Bezzglavtsi51.

50 Kaum Kadet – anggota-anggota partai konstitusionil-demokratis, partai utama dari burjuasi liberal-
monarkis di Rusia. Ia dibentuk pada bulan Oktober tahun 1905; keadaan susunannya masuk wakil-wakil
burjuasi, tokoh-tokoh Zemstwo dari kaum tuantanah dan kaum intelek burjuis. Kaum Kadet tidak
mengajukan tuntutan yang lebih jauh daripada monarki konstitusionil. Sebagai tujuan pokoknya kaum Kadet
menganggap perjuangan melawan gerakan revolusioner dan berikhtisar membagi kekuasaan dengan tsar
dan tuantanah pemilik hamba. Pada tahun-tahun Perang Dunia pertama (1914-1918) kaum Kadet secara
aktif menyolong politik luarnegeri pemerintah tsar. Setelah Revolusi Burjuis Demokratis Bulan Pebruari
tahun 1917 kaum Kadet menempati kedudukan pimpinan dalam Pemerintah Sementara burjuis dan
melakukan politik kontra-revolusioner, anti Rakyat.
51 Kaum Bezzaglavtsi – grup setengah Menshevik, setengah Kadet dari kaum intelek burjuis Rusia, terbentuk

pada saat muali surutnya revolusi tahun-tahun 1905-1907. Grup memperoleh namanya itu menurut majalah
mingguan politik yang bernama Bez Zaglawiya (tanpa Judul) yang terbit di Petersburg pada bulan-bulan
Januari-Mei 1906 di bawah pimpinan Prokopowitc; beberapa waktu kemudian kaum Bezzaglavtsi berhimpun
di sekitar suratkabar Kadet-“Kiri” Towarisy. Dengan kedok non-partainya yang formil kaum Bezzaglavtsi
menjadi pengkhotbah-pengkhotbah ide-ide liberalisme burjuis dan oportunisme, menyokong kaum
revisionis dari Sosial-Demokrasi Rusia dan Internasional.
Perang Gerilya (1906) - 112
Sosial-Demokrasi dalam tahun-tahun 70-an menolak
pemogokan umum sebagai suatu obat universil untuk
segala penyakit sosial, sebagai alat penumbangan
burjuasi dengan sekali pukul oleh cara non-politik –
akan tetapi Sosial-Demokrasi sepenuhnya mengakui
pemogokan politik massal (teristimewa setelah
pengalaman Rusia dalam tahun 1905) sebagai salah
satucara perjuangan yang harus dalam syarat-
syarat tertentu. Sosial-Demokrasi mengakui
pertempuran di barikade-barikade jalanan dalam
tahun-tahun 40-an abad ke XIX, menolaknya karena
sebab-sebab tertentu pada akhir abad ke XIX, dan
menyatakan kesediaan selengkapnya untuk meninjau
kembali pandangan yang terakhir itu danuntuk
mengakui kemanfaatan pertempuran barikade setelah
pengalaman Moskwa, yang menurut kata-kata
Kautsky, melahirkan taktik-taktik baru dari
pertempuran barikade.
II
Setelah menegakkan ketentuan-ketentuan umum
Marxis, marilah kita sekarang kembali kepada revolusi
Rusia. Mari kita ingat kembali perkembangan sejarah
dari bentuk-bentuk perjuangan yang dihasilkannya.
Pertama-tama ada pemogokan-pemogokan ekonomi
dari kaum buruh dan mahasiswa-mahasiswa (1901-1902),
kegaduhan-kegaduhan kaum tani (1902), permulaan
pemogokan-pemogokan politik massal dalam berbagai-
bagai kombinasi dengan demonstrasi-demonstrasi
(Rostov tahun 1902, pemogokan-pemogokan di musim
panas tahun 1903, peristiwa 9 Januari 1905), pemogokan
politik se Rusia yang diikuti oleh peristiwa-peristiwa
pertempuran barikade se-setempat ()ktober 1905),
Perang Gerilya (1906) - 113
pertempuran barikade massal dan pemberontakan
bersenjata (Desember 1905), perjuangan parlementer
yang damai (April-Juni 1906), pemberontakan militer
sebagian-sebagian (Juni 1905 – Juli 1906) dan
pemberontakan-pemberontakan tani sebagian-
sebagian (musimrontok 1905 – musimrontok 1906).
Demikianlah dudukperkara di musimrontok
tahun 1906 dari sudut pandangan bentuk-bentuk
perjuangan pada umumnya. Bentuk “balas dendam”
dari perjuangan yang diambil oleh otokrasi yalah
program “Seratus Hitam"52, mulai dari kota Kisyinev
pada musim semi tahun 1903 sampai pada kota Sedlets
pada musim rontok tahun 1906. Selama seluruh
periode ini pengorganisasian progrom-progrom
Seratus Hitam dan pemukulan orang-orang Yahudi,
mahasiswa-mahasiswa, kaum revolusioner dan kaum
buruh yang sadar kelas terus maju dan
menyempurnakan diri, dengan menggabungkan
kekerasan pasukan-pasukan Seratus Hitam dengan
kekerasan sampah masyarakat yang disuap, dengan
bertindak begitu jauh sampai mempergunakan arteleri
di dusun-dusun dan kota-kota dan dengan
menggabungkan diri dengan ekspedisi-ekspedisi
polisionil, keretaapi-keretaapi militer polisionil dan
seterusnya.
Demikianlah latar belakang utama dari
gambaran itu. Pada latar belakang ini nampak – tak
disangsikan sebagai sesuatu yang bersifat khusus,
penambah dan pembantu – fenomena, pada studi dan

52 Kaum Seratus Hitam – anggota-anggota gerombolan Seratus Hitam yang monarkis, yang dibentuk oleh
polisi tsar untuk perjuangan melawan gerakan revolusioner, menyerang kaum intelek progresif, mengadakan
progrom-progrom terhadap orang-orang Yahudi
Perang Gerilya (1906) - 114
penilaian mana tulisan ini ditujukan. Apakah
fenomena ini? Bagaimana bentuk-bentuknya? Apakah
sebab-sebabnya? Kapankah ia timbul dan seberapa jauh
ia telah berkembang? Apakah artinya dalam jalan
umum revolusi. Apakah hubungannya dengan
perjuangan kelas buruh yang diorganisasi dan
dipimpin oleh Sosial-Demokrasi? Demikianlah persoalan-
persoalan yang kini kita mesti mulai selidiki setelah
menggambarkan latar belakang umum dari gambaran
itu.
Fenomena yang menarik perhatian kita yalah
perjuangan bersenjata. Perjuangan bersenjata itu
dilakukan oleh perorangan-perorangan dan grup-
grup kecil. Sebagian mereka tergolong pada
organisasi-organisasi revolusioner, sedangkan yang
lainnya (di dearah-daerah Rusia tertentu sebagian
besar) tidak tergolong pada organisasi revolusioner
apapun. Perjuangan bersenjata mengejar dua tujuan
yang berlainan, yang harus dengan tegas dibeda-
bedakan: pertama, perjuangan ini bertujuan
amembunuh orang-orang perseoranga, kepala-kepala
dan bawahan di dalam ketentaraan dan kepolisian:
kedua, ia bertujuan mensita dana-dana keuangan baik
dari pemerintah maupun dari orang-orang
partikulir. Dana-dana yang disita itu sebagian masuk
dalam kas suatu partai, sebagian dipergunakan untuk
maksud khusus mempersenjatai dan menyiapkan
pemberontakan, dan sebagian untuk memelihara
orang-orang yang melakukan perjuangan yang
sedang yang sedang kami gambarkan. Ekspropriasi-
ekspropriasi besar (seperti ekspropriasi di Kaukasia
yang menyangkut lebih dari 200.000 Rubel, dan

Perang Gerilya (1906) - 115


ekspropriasi di Moskwa, yang menyangkut 875.000
Rubel) pada kenyataannya pertama-tama dan
terutama masuk dalam kas partai revolusioner, --
ekspropriasi-ekspropriasi kecil, kebanykannya dan
kadang-kadang seluruhnya, dipergunakan untuk
pemeliharaan “kaum ekspropriator”. Bentuk ini dari
perjuangan tidak diragukan menjadi berkembang luas
dan mendalam hanya dalam tahun 1906, yaitu setelah
pemberontakan Desember. Penajaman krisis politik
hingga titik perjuangan bersenjata, dan terutama
penajaman kemiskinan, kelaparan dan pengangguran
di kota dan di desa, memainkan peranan besar di
antara sebab-sebab yang melahirkan perjuangan
yang kami gambarkan. Bentuk perjuangan ini diterima
sebagai yang lebih diutamakan dan bahkan sebagai
bentuk perjuangan sosial yang satu-satunya oleh
elemen-elemen pengembara dari penduduk,
lumpenproletariat dan grup-grup anarkis.
Diumumkannya undang-undang keadaan bahaya,
mobilisasi pasukan-pasukan baru, program-program
Seratus Hitam (di Sedlets), dan pengadilan-pengadilan
militer harus dianggap sebagai bentuk-bentuk
perjuangan “balas-dendam” yang diambil oleh
otokrasi.
III
Menurut kebiasaan penilaian terhadap
perjuangan yang kami gambarkan itu adalah bahwa
ia merupakan anarkisme, Blanquisme53, terorisme lama,

53 Blanquisme – Susatu aliran dalam gerakan Sosialis Perancis, yang dipimpin oleh seorang revolusioner
terkemuka, wakil utama Komunisme Utopis Perancis – Louis Auguste Blanqui. Kaum Blanquis
mengharapkan “pembebasan umat manusia dari perbudakan upahan tidak dengan jalan perjuangan kelas
proletariat, melainkan dengan jalan komplotan minoritas kecil kaum intelek” (W.I.Lenin). Sampai mengganti
Perang Gerilya (1906) - 116
tindakan-tindakan perorangan-perorangan yang
terpisah dari massa, yang mendemoralisasi kaum
buruh, menimbulkan rasa jijik pada lapisan-lapisan luas
penduduk, merusak organisasi gerakan dan
merugikan revolusi. Contoh-contoh yang
memperkuat penilaian ini dengan mudah dapat
dijumpai dalam kejadian-kejadian yang setiap hari
dilaporkan dalam suratkabar-suratkabar.
Akan tetapi apakah contoh-contoh itu
meyakinkan? Untuk menguji ini, mari kita ambil suatu
daerah di mana bentuk perjuangan yang sedang kami
selidiki itu paling berkembang – Daerah Litwa. Inilah
cara Nowoye Wremya54 (dalam terbitannya tanggal 9
dan 12 September) berkeluh kesah tentang kegiatan-
kegiatan kaum Sosial-Demokrat Litwa (satu bagian
dari PBSDR) dengan teratur menerbitkna
suratkabarnya sebanyak 30.000 lembar. Bagian resmi
suratkabar itu sedang mengumumkan daftar-daftar
mata-mata yang setiap orang jujur wajib
memusnahkannya. Orang-orang yang membantu
polisi dinyatakan “musuh-musuh revolusi”, mereka
harus dibunuh dan, tambahan pula, harus disita
miliknya. Khalayak ramai diberi instruksi untuk
memberi uang untuk Partai kaum Sosial-Demokrat
hanya dengan tanda terima yang ditandatangani
dan dicap. Dalam laporan Partai terakhir, yang
menunjukkan keseluruhan pendapatan sebanyak

aktivitas partai revolusioner dengan tindakan-tindakan gundukan rahasia kaum komplotan, mereka tidak
mempertimbangkan keadaan konkrit, yang diperlukan untuk kemenangan pemberontakan, dan
mengabaikan hubungan dengan massa.
54 Nowoye Wremya – suratkabar harian; terbit di Petersburg dari tahun 1868 sampai 1917; milik dari

berbagai macam badan penerbit dan tidak hanya sekali mengubah arah politiknya. Sejak tahun 1905 –
organ kaum Seratus Hitam.
Perang Gerilya (1906) - 117
48.000 Rubel untuk setahun, digambarkan suatu
jumlah sebanyak 5 600 Rubel yang disumbangkan oleh
cabang Libau untuk persenjataan, yang didapat
dengan jalan ekspropriasi. Sudah barang tentu,
Nowoye Wremya mengamuk dan medidih darahnya
terhadap “undang-undang revolusioner” ini,
terhadap “pemerintah kejam” ini.
Tidak seorangpun akan begitu berani untuk
menyebut kegiatan-kegiatan kaum Sosial-demokrat
Litwa ini anarkisme, Blanquisme, atau terorisme. Akan
tetapai mengapa? Sebab di sini kita mempunayi suatu
hubungan yang nyata antara bentuk perjuangan
baru dan pemberontakan yang pecah dalam bulan
Desember dan yang sedang menggejolak kembali.
Hubungan ini tidak begitu kentara dalam hal Rusia
sebagai keseluruhan, tetapi ia ada. Kenyataan bahwa
perjuangan “gerilya” menjadi tersebar luas justru
sesudah bulan Desember, dan hubungannya dengan
penajaman bukan saja krisis ekonomi melainkan juga
krisis politik adalah di luar keragu-raguan.Terorisme
Rusia macam lama adalah persoalan si-konspirator-
intelek; hari ini sebagai peraturan umum perjuangan
gerilya dilancarkan oleh si-buruh-tempur, atau si-
buruh-penganggur belaka. Blanquisme dan anarkisme
dengan mudah timbul dalam pikiran orang-orang
yang condong berpikiran menurut sablon; akan
tetapi dalam keadaan suatu pemberontakan, yang
begitu nyata di Daerah Litwa, ketidakwajaran merek-
merek yang dihafalkan begitu saja menyolok mata.
Contoh orang-orang Litwa dengan jelas
menunjukkan betapa tak tepatnya, tak ilmiahnya dan
tak historisnya prkatek yang begitu umum di
Perang Gerilya (1906) - 118
kalangan kita untuk menganalisa perang gerilya
tanpa menghubungkannya dengan keadaan-keadaan
sesuatu pemberontakan. Hal ini mesti diperhitungkan,
kita mesti memikir-mikirkan ciri-ciri khas dari suatu
periode perantara antara tindakan-tindakan
pemberontakan yang besar, kita mesti memahami
bentuk-bentuk perjuangan apa dengan tak
terelakkan timbul dalam keadaan-keadaan seperti itu,
dan tidak mencoba menyingkiri persoalan dengan
kumpulan kata-kata yang dihafalkan begitu saja,
seperti yang sama-sama dipergunakan oleh kaum
Kadet dan kaum Nowoye Wremya: anarkisme,
perampokan, hooligansime!
Dikatakan bahwa tindakan-tindakan gerilya
merusak organisasi pekerjaan kita. Mari kita trapkan
pertimbangan ini pada situasi yang telah ada sejak
bulan Desember 1905, pada periode progrom-progrom
Seratus Hitam dan undang-undangan keadaan
bahaya. Apa yang lebih merusak organisasi gerakan
dalam periode seperti itu: ketiadaan perlawanan atau
perang gerilya yang terorganisasi? Perbandingkan
Rusia Tnegah dengan daerah-daerah perbatasan
Baratnya, dengan Polandia dan Daerah Litwa. Tidak
diragukan bahwa perang gerulya jauh lebih tersebar
luas dan jauh lebih berkembang di daerah-daerah
perbatasan Barat. Dan sama-sama tidak diragukan
bahwa gerakan revolusioner pada umumnya, dan
terutama gerakan Sosial-demokratis, lebih rusak
organisasinya di Rusia Tengah daripada di daerah-
daerah perbatasan Barat. Tentu saja, kiranya tidak
akan terlintas di pikiran kami untuk menyimpulkan
dari sini bahwa gerakan-gerakan Sosial-Demokratis

Perang Gerilya (1906) - 119


Polandia dan Litwa kurang rusak organisasinya
berkat perang gerilya. Tidak, satu-satunya kesimpulan
yang dapat ditarik yalah bahwa perang gerilya tidak
dapat dipersalahkan dalam dirusaknya organisasi
gerakan kelas buruh Sosial-Demokrat di Rusia dalam
tahun 1906.
Penunjukan dalam hal ini sering dibuat pada
kekhususan-kekhususan syarat-syarat nasional. Akan
tetapi penunjukan ini dengan terutama jelas
membukakan kelemahan argumentasi yang dipakai
luas itu. Kalau persoalan terletak dalam syarat-
syarat nasional, maka ia bukannya terletak dalam
anarkisme, Blanquisme atau terorisme – dosa-dosa
yang umum bagi orang-orang Rusia khususnya –
tetapi dalam sesuatu yang lain. Analisalah sesuatu
yang lain ini dengan konkrit, tuan-tuan! Maka tuan-
tuan akan mengetahui bahwa penindasan nasional
atau antagonisme nasional tidak menjelaskan apa-
apa, sebab ini selamanya telah terdapat di daerah-
daerah perbatasan Barat, sedangkan perang gerilya
telah dilahrikan hanya oleh periode sejarah dewasa
ini. Ada banyak tempat di mana terdapat penindasan
dan antagonisme nasional, akan tetapi tidak ada
perjuangan gerilya, yang kadang-kadang berkembang
di mana tidak terdapat penindasan nasional apapun.
Suatu analisa konkrit dari masalah akan
menunjukkan bahwa persoalan terletak bukanlah
dalam penindasan nasional, akan tetapi dalam
syarat-syarat pemberontakan. Perjuangan gerilya
adalah suatu bentuk perjuangan yang tak
terelakkan pada saat ketika gerakan massa telah
sesungguhnya mencapai titik suatu pemberontakan

Perang Gerilya (1906) - 120


dan ketika terjadi interval-interval yang agak
panjang antara “pertempuran-pertempuran besar” di
dalam perang sipil.
Bukanlah aksi-aksi gerilya yang merusak
organisasi gerakan itu, melainkan kelemahan sesuatu
pasrtai yang tak mampu meletakkan aksi-aksi demikian
di bawah kontrolnya. Itulah sebabnya mengapa pada
kita, orang-orang Rusia, sumpah-serapah yang
biasanya dilemparkan terhadap aksi-aksi gerilya,
berjalan bersamaan dengan aksi-aksi gerilya yang
tidak terorganisasi, yang rahasia, kebetulan dan
benar-benar merusak organisasi Partai. Karena tidak
berdaya memahami syarat-syarat sejarah apa yang
melahirkan perjuangan ini, kita juga tidak berdaya
menetralisasi segi-segi yang merugikan. Sedangkan
perjuangan berjalan terus. Ia dilahirkan oleh sebab-
sebab ekonomi dan politik yang perkasa. Bukanlah
terletak dalam kekuasaan kita untuk meniadakan
sebab-sebab ini atau meniadakan perjuangan ini.
Keluhan-keluahan kita terhadap kelemahan Partai
kita dalam persoalan pemberontakan.
Apa yang kami katakan tentang rusaknya
organisasi berlaku juga bagi demoralisasi. Bukanlah
perang gerilya yang mendemoralisasi, melainkan aksi-
aksi gerilya non-partai yang tidak teroraganisasi,
tidak teratur. Kita tidak akan membebaskan diri
sedikitpun dari demoralisasi yang paling tidak dapat
diragukan ini dengan mengutuk dan menyumpahi
aksi-aksi gerilya, sebab kutukan dan sumpah-serapah
samasekali tidak berdaya untuk mengakhiri fenomena
ini yang telah dilahirkan oleh sebab-sebab ekonomi
dan politik yang mendalam. Boleh diajukan keberatan
Perang Gerilya (1906) - 121
bahwa jika kita tidak mampu mengakhiri suatu
fenomena yang tidak normal dan bersifat
demoralisasi, maka ini tidaklah merupakan alasan
supaya Partai beralih ke cara-cara perjuangan tidak
normal dan bersifat demoralisasi itu. Akan tetapi
keberatan semacam itu kiranya akan merupakan
suatu keberatan yang bersifat liberal borjuis murni
dan bukannya suatu keberatan Marxis, sebab seorang
Marxis tidak dapat menganggap perang sipil, atau
perang gerilya, yang merupakan salahsatu
bentuknya, sebagai tidak normal dan bersifat
demoralisasi pada umumnya. Seorang Marxis
mendasarkan diri pada perjuangan kelas dan bukan
pada perdamaian sosial. Dalam periode tertentu dari
krisis-krisis ekonomi dan politik yang tajam
perjuangan kelas itu mematang suatu menjadi perang
sipil yang langsung, yaitu menjadi suatu perjuangan
bersenjata antara dua golongan Rakyat. Dalam
periode-periode semacam itu seorang Marxis wajib
mengambil pendirian perang sipil. Sebarang
pengutukan perang sipil secara mutlak tak dapat
diizinkan dilihat dari sudut pendirian Marxisme.
Dalam zaman perang sipil partai proletariat yang
ideal adalah partai perjuangan. Ini samasekali tidak
dapat diangkal. Kami sangat bersedia untuk mengakui
bahwa adalah mungkin untuk berdebat dan
membuktikan tidak bermanfaatnya, dilihat dari sudut
pendirian perang sipil, bentuk-bentuk tertentu dari
perang sipil pada saat ini atau itu. Kami sepenuhnya
mengakui kritik terhadap berbagai-bagai bentuk
perang sipil dilihat dari sudut kemanfaatan militer
dan samasekali setuju bahwa dalam persoalan ini

Perang Gerilya (1906) - 122


adalah pekerja-pekerja praktis Sosial-Demokrasi di
setiap daerah tertentu yang mesti mempunyai kata
terakhir. Akan tetapi kami secara mutlak menuntut,
demi prinsip-prinsip Marxisme, suapay suatu analisa dari
syarat-syarat perang sipil tidak boleh dihindari oleh
omongan yang sudah basi dan berupa sablon
tentang anarkisme, Blanquisme dan terorisme, dan
supaya cara-cara yang tak masuk akal dari kegiatan
gerilya yang diterima oleh sementara organisasi
Partai Sosialis Polandia pada saat tertentu tidak
dipergunakan sebagai momok apabila didiskusikan
persoalan ikutsertanya itu sendiri dari Partai Sosial-
Demokratis dalam perang gerilya pada umumnya.
Terhadap penunjukan bahwa perang gerilya
merusak organisasi gerakan orang harus bersikap
kritis. Sebarang bentuk perjuangan baru, yang
dibarengi oleh bahaya-bahaya baru dan
pengorbanan-pengorbanan baru, dengan
takterelakkan “merusak organisasi” organisasi-
organisasi yang tidak bersiap untuk bentuk
perjuangan yang baru ini. Kelompok-kelompok
propagandis lama kita dirusak organisasinya oleh
peralihan ke cara-cara agitasi. Komite-komite kita
kemudian dirusak organisasinya oleh peralihan ke
demonstrasi-demonstrasi. Setiap aksi militer dalam
sebarang peperangan sedikit-banyaknya merusak
organisasi barisan-barisan pejuang-pejuang. Tetapi
dari sini harus disimpulkan bahwa orang mesti belajar
berjuang. Demikianlah saja.
Ketika saya melihat kaum Sosial-Demokrat yang
dengan bangga dan puas-diri menyatakan; “kami
bukan kaum anarkis, pencuri-pencuri, perampok-
Perang Gerilya (1906) - 123
perampok, kami lebih tinggi daripada semua ini, kami
menolak perang gerilya”,--saya bertanya pada diri
sendiri: Apakah orang-orang ini menginsyafi apa yang
mereka katakan? Bentrokan-bentrokan dan konflik-
konflik bersenjata dari pihak pemerintah Seratus
Hitam terhadap penduduk sedang berlansung di
seluruh negeri. Ini merupakan hal yang mutlak
takterelakkan pada tingkat perkembangan revolusi
dewasa ini. Penduduk secara spontan dan tidak
terorganisasi – dan justru karena itu sering dalam
bentuk-bentuk yang tak sepatutnya dan buruk –
sedang memberikan reaksi terhadap hal ini juga
dengan konflik-konflik bersenjata dan serangan-
serangan. Saya memahami bahwa kita dapat menolak
untuk melakukan Partai terhadap perjuangan
spontan ini di suatu tempat tertentu dan di suatu
saat tertentu karena kelemahan dan ketidak siapan
organisasi kita. Saya menginsyafi bahwa persoalan ini
harus diselesaikan oleh pekerja-pekerja praktis
setempat, dan bahwa membentuk kembali organisasi-
organisasi yang lemah dan tak siap bukanlah soal
yang mudah. Akan tetapi ketika saya melihat seorang
ahli teori atau publisis Sosial-demokrat tidak
menunjukkan penyesalan tentang ketidak siapan ini,
melainkan malahan rasa puas diri yang angkuh dan
kecenderungan mengagungkan diri dalam
mengulang-ulangi frase-frase yang dihafalkan di
waktu remaja tentang anarkisme, Blanquisme dan
terorisme, hati saya sakit oleh direndahkannya
derajat ajaran yang paling revolusioner di dunia
itu.

Perang Gerilya (1906) - 124


Dikatakan, bahwa perang gerilya mendekatkan
kaum proletar yang sadar kelas kepada derajat
mereka yang bergelandangan dan terus-terusan
mabuk, yang telah menjadi sampah masyarakat itu. Itu
benar. Akan tetapi itu hanya berarti bahwa partai
proletariat kapanpun tidak dapat menganggap
perang gerilya sebagai cara perjuangan satu-satunya,
atau bahkan yang utama; itu berarti bahwa cara ini
harus ditundukkan pada cara-cara lain, harus
disesuaikan ukurannya dengan cara-cara utama dari
perjuangan dan harus dipertinggi derajatnya oleh
pengaruh yang menerangi pikiran dan yang
mengorganisasi dari Sosialisme. Dan tanpa syarat-
syarat yang terakhir ini, semua, mutlak semua cara
perjuangan dalam masyarakat borjuis mendekatkan
proletariat kepada derajat berbagai-bagai lapisan
non-proletar di atas dan di bawahnya, dan, kalau
dibiarkan terus pada jalan yang spontan dari
kejadian-kejadian, menjadi koyak, diputarbalikkan dan
dilacurkan. Pemogokan-pemogokan kalau dibiarkan
terus pada jalan yang spontan dari kejadian-
kejadian, akan dikorup menjadi “Alliances” – perjanjian-
perjanjian antara kaum buruh dan majikan-majikan
melawan para konsumen. Parelemen akan dikorup
menjadi rumah pelacuran, di mana segerombolan
politisi borjuis mengadakan jual-beli, secara
borongan dan eceran, “kebebasan Rakyat”, “liberalisme”,
“demokrasi”, republikenisme, anti-klerikalisme, Sosialisme
dan segala barang dagangan lain yang laris. Susatu
suratkabar dikorup menjadi telangkai umum, alat
pelacuran massa, alat pembunjukan kasar naluri-
naluri rendah dari orang banyak, dan sebagainya
dan seterusnya. Sosial-Demokrasi tidak mengenal
Perang Gerilya (1906) - 125
cara-cara perjuangan yang universil, seperti yang
kiranya akan memagari proletariat dengan sebuah
Tembok Tiongkok dari lapisan-lapisan yang berada
sedikit di atas atau sedikit di bawah dia. Sosial-
Demokrat dalam berbagai zaman memakai berbagai
cara, dengan selalu menuntut supaya pemakaiannya
dipastikan dengan keras oleh syarat-syarat ideologi
dan organisasi tertentu.55
IV
Bentuk-bentuk perjuangan dalam revolusi Rusia
terkenal karena keaneka-ragamnya yang sangat
besar bila dibandingkan dengan revolusi-revolusi
borjuis di Eropa. Kautsky untuk sebagian meramalkan
ini dalam tahun 1902, ketika ia berkata bahwa revolusi
yang akan datang (dengan perkecualian Rusia,
barangkali, ia tambahkan) mungkin tidak begitu
banyak berupa suatu perjuangan Rakyat melawan
pemerintah daripada perjuangan antara dua
golongan Rakyat. Di Rusia kita pasti melihat suatu
perkembangan yang lebih luas dari perjuangan
terakhir ini daripada dalam revolusi-revolusi borjuis
di Barat. Musuh-musuh revolusi kita di kalangan

55 Kaum Sosial Demokrat Bolsyewik sering kali dituduh seolah-olah mereka bersikap berat-sebelah yang
kurang serius terhadap aksi-aksi gerilya. Oleh karenanya tidaklah kurang perlunya untuk mengingatkan
bahwa di dalam rancangan resolusi tentang aksi-aksi gerilya (Partiiniye Izwestiya, No. 2, dan laporan Lenin
mengenai Kongres), bagian kaum Bolsyewik yang mempertahanakan aksi-aksi gerilya menyarankan syarat-
syarat berikut untuk pengakuannya: “ekspropriasi-ekspropriasi” milik privat tidak diijinkan dalam keadaan
apapun; “ekspropriasi” milik pemerintah tidak boleh dianjurkan tetapi, hanya diperbolehkan,
asalkan dikontrol oleh Partaidan hasil-hasilnya dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan pemberontakan.
Aksi-aksi gerilya dalam bentuk terorisme harus dianjurkan terhadap tukang-tukang aniaya dari pemerintah
dan orang-orang Seratus Hitam yang aktif, akan tetapi dengan syarat bahwa 1) sentimen massa luas
diperhitungkan; 2) syarat-syarat gerakan kelas buruh di daerah tertentu diingat, dan 3) berhati-hati supaya
kekuatan-kekuatan proletariat tidak dihabiskan dengan sia-sia saja.Perbedaan praktis antara rancanganini
dan resolusi yang diterima pada Kongres Fusi terletak teristimewa dalam kenyataan bahwa “ekspropriasi-
ekspropriasi” milik pemerintah tidak diperbolehkan.
Perang Gerilya (1906) - 126
rakyat tidak banyak jumlahnya, akan tetapi makin
menjadi tajamnya perjuangan, mereka menjadi makin
terorganisasi dan menerima dukungan dari lapisan-
lapisan reaksioner dari burjuasi. Oleh karenanya
adalah samasekali lumrah dan takterelakkan bahwa
dalam suatu zaman seperti itu, zaman pemogokan-
pemogokan politik seluruh nasion, pemberontakan
tidak dapat mengambil bentuk macam lama dari aksi-
aksi sendiri-sendiri yang terbatas pada waktu yang
sangat singkat dan pada suatu daerah yang sangat
kecil. Adalah samasekali lumrah dan takterelakkan
bahwa pemberontakan itu sedang mengambil bentuk
yang lebih tinggi dan kompleks berupa suatu perang
sipil yang berkepanjangan, yang mencakup seluruh
negeri, yaitu suatu perjuangan bersenjata antara
dua golongan Rakyat. Peperangan semacam itu tidak
dapat diangankan dengan cara lain daripada sebagai
suatu rentetan beberapa pertempuran-pertempuran
besar dengan interval-interval yang agak panjang
dan sejumlah besar sekali pertempuran-pertempuran
kecil selama interval-interval ini. Kalau demikian
halnya – dan tidak disangsikan demikian halnya –
maka kaum Sosial-Demokrat secara mutlak harus
menjadikan tugasnya menciptakan organisasi-
organisasi yang dalam ukuran yang paling besar
mampu memimpin massa dalam pertempuran-
pertempuran besar ini, maupun, sejauh mungkin, dalam
pertempuran-pertempuran kecil ini. Dalam zaman
ketika perjuangan kelas-kelas telah meruncing sampai
perang sipil, kaum Sosial-Demokrat harus menjadikan
tugasnya bukan saja ikut serta tetapi juga
memainkan peranan memimpin dalam perang sipil ini.
Kaum Sosial-Demokrat harus melatih dan menyiapkan
Perang Gerilya (1906) - 127
organisasi-organisasi mereka untuk benar-benar
menjadi mampu bertindak sebagai pihak yang sedang
berperang, yang tidak melewatkan satu
kesempatanpun untuk memberikan kerugian pada
kekuatan-kekuatan musuh.
Ini adalah suatu tugas yang sulit, itu tak usah
dikatakan lagi. Tugas itu tidak dapat diselesaikan
sekaligus. Sama seperti seluruh Rakyat sedang dilatih
kembali dan sedang belajar untuk berjuang selama
waktu perang sipil, demikian pula organisasi-
organisasi kita harus dilatih, harus disusun kembali
sesuai dengan pelajaran-pelajaran pengalaman untuk
sanggup menghadapi tugas ini.
Kami tidak mempunyai sedikitpun maksud untuk
memaksakan kepada pekerja-pekerja praktis suatu
bentuk perjuangan yang direka-reka, atau bahkan
untuk memutuskan dari kamar kerja persoalan
tentang peranan bentuk ini atau itu dari perang
gerulya dalam jalan umum perang sipil di Rusia. Kami
jauh dari pikiran untuk menganggap suatu penilaian
konkrit tentang aksi-aksi gerilya tertentu sebagai
suatu aliran di dalam Sosial-Demokrasi. Akan tetapi
kami menganggap sebagai tugas kami untuk
menolong, sejauh kemampuan kami, dicapainya suatu
penilaian teoritis yang tepat terhadap bentuk-bentuk
perjuangan baru yang dilahirkan oleh kehidupan,
untuk secara tak mengenal ampun memerangi sablon-
sablon dan prasangka-prasangka yang menghalangi
kaum buruh yang sadar kelas dalam mengajukan
suatu persoalan baru dan sulit secara tepat, dan
mendekati ppemecahannya secara tepat.

Perang Gerilya (1906) - 128


Proletari, No. 5
30 September 1906.

Perang Gerilya (1906) - 129


Marxisme dan Revisionisme (1908)

Ada ucapan yang terkenal bahwa jika aksioma


geometrikal dipengaruhi upaya-upaya kepentingan
manusia pasti ia akan ditiadakan. Teori tentang
sejarah alam yang dipertentangkan dengan
prasangka teologi lama mendorong, dan masih
mendorong oposisi yang paling radikal. Oleh
karenanya, tak heran bahwa doktrin Marxian, yang
secara langsung mengabdi pada pencerahan dan
pengorganisasian kelas maju di dalam masyarakat
modern, mengindikasikan tugas-tugas yang dihadapi
oleh kelas ini dan mendemonstrasikan pergantian
yang pasti (berkat pertumbuhan ekonomi) dari sistem
terkini oleh suatu orde baru – tak heran jika
doktrin ini harus berseteru dalam setiap langkah
maju dalam perjalanan hidupnya.
Tak perlu disebut, ini diterapkan kepada ilmu dan
filsafat borjuis, secara resmi diajarkan oleh profesor-
profesor untuk membingungkan generasi-generasi
yang tumbuh dari kelas yang berpunya dan untuk
"melatih"-nya melawan musuh-musuh dalam dan luar
negeri. Ilmu ini tak akan pernah mendengar tentang
Marxisme, menyatakan bahwa hal itu telah ditentang
dan dihancurkan. Marx diserang dengan antusias
oleh sarjana-sarjana muda yang membina karir
dengan menentang sosialisme, dan oleh orang-orang
tua bodoh yang mengabdi tradisi dari semua jenis
"sistem" yang kadaluarsa. Kemajuan Marxisme, fakta
bahwa gagasan-gagasannya disebarkan dan
digenggam kuat diantara kelas buruh, meningkat

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 130


frekuensi dan intensitasnya dengan pasti dari
serangan-serangan kaum borjuis ini terhadap
Marxisme, yang menjadi semakin kuat, lebih keras dan
lebih berbahaya setiap kali "dihancurkan" oleh ilmu-
ilmu resmi.
Namun biarpun diantara doktrin-doktrin yang
berhubungan dengan perjuangan kelas pekerja, dan
sekarang ini berada luas dalam kaum proletar,
Marxisme tanpa cara tertentu telah
mengkonsolidasikan posisinya sekali lagi. Dalam
setengah abad yang pertama dari keberadaannya
(dari tahun 1840-an), Marxisme terlibat dalam
pertempuran terhadap teori-teori yang bermusuhan
secara fundamental terhadapnya. Di awal '40-an
Marx dan Engels berhadap-hadapan dengan Hegelian
Muda yang radikal yang sudut pandangnya dipenuhi
oleh idealisme filsafatis. Pada akhir '40-an, perjuangan
dimulai dalam doktrin ekonomi, melawan
Proudhonisme. Tahun '50-an, terlihat kelengkapan
perjuangan ini dalam kritisisme partai-partai dan
doktrin-doktrin yang termanifestasi dalam situasi
sulit di 1848. Pada '60-an, perjuangan beralih dari
wilayah teori-teori umum ke soal-soal yang
berkaitan langsung dengan gerakan buruh:
penolakan terhadap Bakuninisme dari Internasional.
Pada awal '70-an, panggung di Jerman diduduki
sementara oleh Proudhonis Muhlberger, dan di akhir
'70-an oleh kaum positivis Dühring. Tapi pengaruh
terhadap kaum proletar sudah tak lagi penting.
Marxisme selalu memperoleh kemenangan yang tak
perlu dipertanyakan lagi terhadap semua ideologi
lain dalam gerakan buruh.

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 131


Tahun '90-an, kemenangan ini telah seluruhnya
terselesaikan. Bahkan di negara-negara Latin, dimana
tradisi-tradisi Proudhonisme bercokol paling lama
daripada di tempat lain, partai-partai buruh
menyusun program-program dan taktik-taktik
mereka pada pondasi Marxis. Kebangkitan organisasi
internasional gerakan buruh – dalam bentuk
kongres internasional yang periodik – dari awalnya,
dan hampir seluruhnya tanpa perjuangan,
mengadopsi titik berdiri Marxis dalam hal-hal yang
esensial. Tapi setelah Marxisme telah menolak semua
doktrin-doktrin yang lebih atau kurang integral
yang memusuhinya, aliran--aliran yang diekpresikan
dalam doktrin-doktrin tersebut mulai mencari
saluran-saluran lain. Bentuk-bentuk dan penyebab-
penyebab perjuangan berganti, tetapi perjuangan
terus berjalan. Dan pertengahan abad kedua dari
keberadaan Marxisme dimulai (pada tahun '90-an)
dengan perlawanan terhadap musuh-musuh Marxisme
di dalam Marxisme itu sendiri.
Bernstein, yang pernah pada masanya hidup sebagai
seorang Marxis orthodoks, menjadi tokoh pada tren
yang muncul di hadapan publik dan dengan sangat
sadar, ia mengoreksi Marx, merevisi Marx, revisionisme.
Bahkan di Rusia, dimana – bangsa yang memiliki
keterbelakangan ekonomi dan mayoritasnya terdiri
dari satu populasi petani yang terbebani oleh sisa-sisa
perbudakan – sosialisme non-Marxis telah berjalan
secara alami sudah sekian lamanya, sudah jelas-jelas
melewatinya ke revisionisme sebelum kita
menyadarinya. Baik dari pertanyaan tentang
pertanian (program munisipalisasi semua tanah) dan

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 132


dalam pertanyaan-pertanyaan umum tentang
program dan taktik, kawan-kawan Sosial-Narodnik
sangat dan teramat sering bergonta-ganti "koreksi"
kepada Marx bagi peninggalan yang telah mati dan
gelap pada sistem lama mereka, yang dengan caranya
sendiri telah menyatu dan secara mendasar
bermusuhan dengan Marxisme.
Sosialisme Pra-Marxis telah gugur. Ia masih
meneruskan perlawanan, tak lagi pada landasan
independennya lagi, tapi pada landasan umum
Marxisme, seperti revisionisme. Marilah kita, memeriksa
isi ideologis revisionisme.
Dalam lingkaran filosofi revisionisme yang diikuti
pada kebangkitan pendidikan "keilmuan" borjuis, para
pemikir "kembali pada Kant" – dan revisionisme diseret
di sepanjang neo-Kantian. Para pemikir itu kembali
mengulangi truisme pendeta-pendeta yang telah
menyuarakan ratusan kali untuk melawan filsafat
materialisme – dan kaum revisionis, tersenyum
seenaknya, menggerutu (kata-demi-kata dari pemikiran
terkini Handbuch56) bahwa materialisme telah
"ditolak" sejak lama. Para pemikir itu memperlakukan
Hegel sebagai seekor "anjing mati", sementara mereka
sendiri mendewa-dewakan idealisme, hanya suatu
idealisme yang ratusan kali lebih menyedihkan dan
buruk daripada idealisme Hegel, secara arogan
mengangkat bahu pada dialektika – dan kaum
revisionis telah gagal dan terbenam ke dalam lumpur
filsafat kevulgaran ilmu, menggantikan dialektika
yang "punya nilai seni" (dan sifat revolusioner)

56 handbook, manual

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 133


dengan "evolusi" yang sederhana (dan adem-ayem).
Para pemikir itu menghabiskan gaji resminya untuk
menyesuaikan antara idealisme dan sistem kritikal
mereka pada filosofi medieval yang dominan
(contohnya pada teologi) – dan kaum revisionis
mendekatkan diri mereka, mencoba membangun agama
atas "kepentingan pribadi", bukan pada hubungannya
dengan negara modern, tetapi dalam hubungannya
dengan partai di kelas-kelas maju.
Apa arti sesungguhnya "koreksi-koreksi" kepada
Marx dalam satu istilah yang tak perlu dinyatakan:
hal ini telah menjadi buktinya. Dengan gampang kita
bisa menerapkan catatan tentang kaum Marxis dalam
gerakan Sosial-Demokrat internasional untuk
mengkritik truisme revisionis yang dahsyat dari titik
berdiri pada konsistensi materialisme dialektik, yakni
Plekhanov. Hal ini harus ditekankan semua bahwa
semakin bersifat empatik sejak kesalahan upaya-upaya
yang tak mendasar yang pada masa kini dilakukan
untuk menyelundupkan sampah berselubung filsafat
lama dan reaksioner sebagai satu kritisisme pada
taktik oportunisme Plekhanov.57
Mencermati ekonomi politik, harus dicatat pertama-
tama bahwa dalam lapisan "koreksi-koreksi" revisionis
memang lebih komprehensif dan melihat keadaan
sekitarnya; daya-upaya dilakukan untuk
mempengaruhi publik dengan "data baru tentang
perkembangan ekonomi". Dikatakan bahwa

57 Lihat Studies in the Philosophy of Marxism


oleh Bogdanov, Bazarov dkk. Ini bukan tempat mendiskusikan
buku tersebut, dan saya harus membatasi sekarang ini kapan saya akan menyampaikan bahwa dalam waktu
dekat saya akan membuktikannya dalam satu seri artikel, atau dalam sebuah pamflet yang berbeda, bahwa
semua yang saya katakan di atas tentang kaum revisionis neo-Kantian secara esensial diterapkan juga
terhadap neo-Humis yang "baru" dan revisionis neo-Berkeleyan.
Marxisme dan Revisionisme (1908) - 134
konsentrasi dan penolakan produksi berskala kecil
oleh produksi berskala besar sama sekali tidak terjadi
di pertanian, sementara mereka melakukannya dengan
sangat lambat di bidang perdagangan dan industri.
Dikatakan bahwa krisis-krisis kini amat jarang dan
lemah, dan bahwa kartel dan trust memungkinkan
modal dapat menghancurkan mereka seluruhnya.
Dikatakan bahwa "teori kehancuran" yang dihadapi
kapitalisme tak disuarakan, mengacu pada aliran
antagonisme kelas sehingga menjadi lembek dan
kurang akut. Akhirnya, dikatakan juga bahwa
bukanlah suatu kesalahan untuk mengkoreksi teori
nilai Marx, pada persetujuan dengan Bohm-Bawerk.
Perlawanan dengan kaum revisionis pada
pertanyaan-pertanyaan ini menghasilkan buah
kebangkitan pemikiran teoritis pada sosialisme
internasional seperti halnya kontroversi Engels
dengan revisi Dühring 20 tahun sebelumnya.
Argumen-argumen kaum revisionis dianalisa dengan
bantuan fakta-fakta yang dibuktikan bahwa kaum
revisionis secara sistematis mewarnai produksi
berskala kecil modern dengan gambar-berwarna
merah mawar. Superioritas teknik dan perdagangan
produksi berskala besar terhadap produksi berskala
kecil tak hanya terjadi di bidang industri, tetapi juga
di bidang pertanian. Fakta ini tak dapat dibantah.
Tetapi produksi komoditi sangat kurang
dikembangkan pada bidang pertanian, dan ekonomi
serta ahli statistik modern, sesuai dengan aturan,
tidak terampil dalam menarik cabang khusus
(kadang-kadang terjadi pada operasi) pada bidang
pertanian yang menunjukkan bahwa pertanian

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 135


secara progresif ditarik ke dalam proses pertukaran
ekonomi dunia. Produksi berskala kecil
mempertahankan dirinya pada sisa-sisa ekonomi alam
dengan pola makan yang semakin gawat, dengan
kelaparan kronis, dengan semakin panjangnya jam
kerja, dengan pengurangan kualitas dan jumlah
ternak, dengan kata lain, dengan sejumlah metode
dimana produksi kerajinan tangan mempertahankan
dirinya melawan manufaktur kapitalis. Setiap
kemajuan ilmu dan teknologi akhirnya dan dengan
kejam melemahkan pondasi produksi berskala kecil di
masyarakat kapitalis; dan ini merupakan tugas
ekonomi politik sosialis untuk menyelidiki proses ini
dalam segala bentuknya, seringkali rumit dan penuh
intrik, dan untuk mendemonstrasikan kepada
penghasil berskala kecil bisa terus bertahan di bawah
kapitalisme, tak ada lagi harapan bagi pertanian
petani di bawah kapitalisme, dan pentingnya para
petani mengadopsi titik berdiri kaum proletar. Pada
pertanyaan ini, kaum revisionis telah berdosa, dalam
sudut padang keilmuan, dengan generalisasi yang
dibuat-buat berdasar pada fakta-fakta yang dipilih
secara sepihak dan tanpa referensi keseluruhan sistem
kapitalisme. Dari sudut pandang politik, mereka
berdosa oleh fakta bahwa mereka pada akhirnya,
apakah mereka menginginkan atau tidak,
mengundang atau memaksa petani untuk mengadopsi
tingkah laku tuan tanah kecil (seperti misalnya,
tingkah laku kaum borjuis) alih-alih memaksa mereka
untuk mengadopsi sudut pandang kaum proletar
revolusioner.

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 136


Posisi revisionisme semakin memburuk seperti dalam
hal teori krisis atau teori kehancuran. Hanya dalam
waktu yang sangat singkat dapatkan orang, dan
hanya mereka yang paling berpandangan sempit,
memikirkan untuk refashioning pondasi teori Marx di
bawah pengaruh ledakan industri dan kemakmuran
dalam beberapa tahun ini. Realitas kemudian akan
semakin jelas bagi kaum revisionis bahwa krisis
bukanlah sesuatu yang ada di masa lalu: kemakmuran
diikuti oleh suatu krisis. Bentuk-bentuk, aliran,
gambaran tentang krisis khusus telah berganti,
tetapi krisis tetap komponen akhir dari sistem
kapitalis. Sementara menyatukan produksi, kartel-
kartel dan trust pada saat yang sama, dan dengan
cara yang jelas terlihat, memperburuk anarki
produksi, ketidakamanan keberadaan kaum proletar
dan kekejaman modal, oleh karenanya meningkatkan
antagonisme kelas hingga ke suatu tingkat yang
luar biasa. Bahwa kapitalisme pada akhirnya akan
rontok – baik dalam politik individual dan krisis
ekonomi serta kehancuran total dari seluruh sistem
kapitalis – telah dibuat jelas secara khusus, dan pada
suatu trust yang berskala besar, persisnya oleh
raksasa trust yang baru. Krisis keuangan belakangan
ini di Amerika dan peningkatan pengangguran ayng
menakutkan di seluruh Eropa, tak mengatakan apa-
apa mengenai krisis industrial yang mendekat dari
sejumlah gejala-gejala yang dapat ditunjuk – semua
ini membuat "teori-teori" terkini dari kaum revisionis
telah dilupakan oleh semua orang, termasuk,
tampaknya demikian, oleh banyak dari kalangan
mereka sendiri. Tetapi pelajaran-pelajaran mengenaik
ketidakstabilan para intelektual telah
Marxisme dan Revisionisme (1908) - 137
menyingkirkan hal agar kelas buruh jangan
dilupakan.
Seperti pada teori nilai, perlu dikatakan bahwa
terpisah dari kekelaman petunjuk dan gerutuan, ala
Bohm-Bawerk, kaum revisionis sama sekali tidak
memberi kontribusi absolut, dan oleh karenanya
tidak meninggalkan jejak pada perkembangan
pemikiran ilmiah.
Dalam lapisan politik, revisionisme benar-benar
mencoba merevisi pondasi Marxisme, yang umum
disebut, doktrin perjuangan kelas. Kebebasan
berpolitik, demokrasi dan pemilihan umum dibuang
dari dasar perjuangan kelas – seperti yang dikatakan
kepada kami – dan meminjam proposisi Manifesto
Komunis tua yang tak benar bahwa buruh tak
membutuhkan negara. Mereka katakan, sejak
"kehendak mayoritas" gagal dalam suatu demokrasi,
orang harusnya tak lagi menganggap negara sebagai
organ penguasa kelas, tak juga menolak aliansi
dengan kaum borjuis progresif, reformis sosialis
melawan kaum reaksioner.
Tak dapat dielakkan bahwa argumen-argumen kaum
revisionis ini dimuati oleh pandangan sistem
keseimbangan yang adil, yang biasa disebut,
pandangan borjuis liberal yang tua dan terkenal itu.
Kaum liberal selalu mengatakan bahwa
parlementarisme borjuis telah merusak kelas dan divisi
kelas, sejak hak untuk memilih dan hak untuk
berpartisipasi dalam pemerintahan suatu negara
dibagikan kepada semua warga negara tanpa
perbedaan. Seluruh sejarah Eropa pada paruh kedua

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 138


abad ke-19, dan seluruh sejarah revolusi Rusia pada
awal abad ke-18, jelas-jelas menunjukkan pandangan
seperti itu sungguh absurd. Perbedaan ekonomis tidak
dimoderasi tetapi ditingkatkan dan diintensifkan di
bawah kebebasan kapitalisme "demokratik".
Parlementarisme tidak dihilangkan, tetapi tetap
terbaring sebagai karakter yang inheren bahkan di
dalam republik borjuis yang paling demokratis
sebagai organ kelas penindas. Dengan membantu
untuk mencerahkan dan mengorganisir massa lebih
luas hingga tak terukur daripada mereka yang
sebelumnya mengambil bagian secara aktif dalam
peristiwa-peristiwa politik, parlementarisme tidak
dibuat untuk penghilangan krisis dan revolusi
politik, tetapi untuk intensifikasi yang maksimum bagi
perang sipil selama revolusi tersebut. Peristiwa-
peristiwa di Paris pada musim semi 1871 dan kejadian-
kejadian di Rusia pada musim dingin 1905 menunjukkan
secara jelas bagaimana intensifikasi ini akhirnya
muncul. Kaum borjuis Perancis tanpa babibu membuat
suatu perjanjian dengan musuh dari seluruh bangsa,
dengan tentara asing yang telah menghancurkan
negaranya, untuk menghancurkan gerakan
proletariat. Siapa yang tak dapat memahami
dialektika di dalam parlementarisme dan demokrasi
borjuis pada akhirnya – yang memimpin ke satu
keputusan tegas dari argumen kekerasan massa
daripada sebelumnya – tak akan pernah dapat
memahami basis parlementarisme ini untuk melakukan
agitasi dan propaganda yang konsisten secara
prinsip, sungguh-sungguh mempersiapkan massa kelas
buruh untuk berpartisipasi dalam kemenangan
"argumentasi-argumentasi" ini. Pengalaman aliansi-
Marxisme dan Revisionisme (1908) - 139
aliasi, persetujuan-persetujuan, dan blok dengan kaum
liberal reformis sosial di Barat dan dengan kaum
reformis liberal (kadet-kadet) dalam revolusi Rusia,
telah secara menyakinkan menunjukkan bahwa
persetujuan ini hanya menumpulkan kesadaran-
kesadaran massa, bahwa mereka tak dapat
meningkatkan tetapi hanya melemahkan signifikansi
perjuangannya yang aktual, dengan
menghubungkan antara jagoan-jagoan dengan
elemen-elemen yang paling tidak mampu berkelahi dan
paling bermasalah dan tak dapat diandalkan.
Millerandisme di Perancis – pengalaman terbesar
dalam menerapkan taktik politis revisionis
sesungguhnya dalam skala nasional, luas – telah
menjadi satu penilaian praktis dari revisionisme yang
tak akan dilupakan oleh kaum proletar di seluruh
dunia.
Satu pelengkap alami terhadap tendensi ekonomi
dan politik dari revisionisme adalah sikapnya
terhadap tujuan pamungkas gerakan sosialis.
"Gerakanlah yang utama, tujuan akhir bukanlah apa-
apa", frase Bernstein ini menggambarkan substansi
revisionisme dengan baik, bahkan lebih baik daripada
pernyataan-pernyataan yang panjang. Untuk
membedakan tindakannya dari kasus per kasus, untuk
mengadaptasinya pada peristiwa sehari-hari dan
untuk tetek-bengek dan perubahan pada politik kecil-
kecilan, untuk melupakan kepentingan utama dari
kaum proletariat dan figur dasar dari keseluruhan
sistem kapitalis, dari semua evolusi kapitalis, untuk
mengorbankan kepentingan-kepentingan utama ini
demi keunggulan momentum yang nyata atau

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 140


diasumsikan – seperti kebijakan revisionisme. Dan ia
mengikuti secara paten dari kebijakan yang sangat
alamiah ini bahwa dapat diasumsikan satu varietas
bentuk yang tak terbatas, dan setiap pertanyaan
yang lebih atau kurang "baru", setiap peristiwa yang
lebih atau kurang diharapkan dan diduga, bahkan ia
mengganti lini dasar dari perkembangan hanya
untuk suatu tingkat yang tak signifikan dan hanya
untuk periode yang sangat pendek, pada akhirnya
selalu menjadi alasan untuk memunculkan salah satu
dari berbagai varietas revisionisme.
Revisionisme ditentukan oleh akar kelasnya di
dalam masyarakat modern. Revisionisme adalah satu
fenomena internasional. Seorang sosialis yang paling
bodoh pun pasti tidak akan ragu tentang hubungan
antara kaum orthodoks dan Bernsteinian di Jerman,
Guesdis dan Jauresis (dan kini secara khusus Broussis)
di Perancis, Federasi Sosial Demokrat dan Partai
Buruh Independen di Great Britain, Brouckere dan
Vandervelde di Belgia, kaum Integralis dan Reformis di
Italia, Bolshevik dan Menshevik di Rusia, di mana saja
secara esensial serupa, dengan mengabaikan varietas
yang beragam dari kondisi nasional dan faktor
sejarah di negara-negara saat ini. Dalam
kenyataannya, "perpecahan" di dalam gerakan sosialis
internasional saat ini berlanjut pada garis yang
sama di semua negara di dunia, yang menunjukkan
pada suatu kemajuan yang dahsyat dibandingkan
dengan situasi 30 atau 40 tahun lalu, manakala tren
yang heterogen pada berbagai negara berseteru di
dalam satu gerakan sosialis internasional. Dan
bahwa "revisionisme dari kaum kiri" yang terbentuk di

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 141


negara-negara Latin sebagai "sindikalisme
revolusioner", juga diadaptasi di dalam Marxisme,
"mengkoreksinya": Labriola di Italia dan Lagardelle di
Perancis seringkali mengutip Marx yang dipahami
secara salah dengan pemahaman yang sifatnya
kanan.
Kita tak dapat berhenti di sini untuk menganalisa
isi ideologis dari revisionisme ini, yang sampai sejauh
ini dari yang telah dikembangkan hingga ke batas
yang sama sebagai revisionisme kaum oportunis: ia
belumlah bersifat internasional, belum juga diuji pada
satu perang praktis yang besar dalam satu partai
sosialis di negara manapun. Oleh karena itu, kita
membatasi diri dari "revisionisme dari kanan" seperti
yang digambarkan di atas.
Lantas di mana letak ketidak-terhindarannya
dalam masyarakat kapitalis? Mengapa ia lebih subur
daripada perbedaan antara kekhasan nasional dan
tingkat-tingkat perkembangan kapitalisme? Karena
dalam setiap negara kapitalis, sejajar dengan
proletariat, selalu terdapat suatu lapisan luas
borjuis kecil. Kapitalisme telah dan selalu timbul dari
produksi kecil. Sejumlah "lapis menengah" baru
berulang kali timbul dari kapitalisme (perusahaan
pendukung pabrik-pabrik besar, pekerja di rumah,
bengkel-bengkel kecil yang tersebar luas di seluruh
negeri untuk memenuhi kebutuhan industri besar,
seperti industri sepeda dan mobil, dll.). Produsen-
produsen kecil ini tak dapat menghindari tersingkir
menjadi proletariat. Tidak mengherankan bahwa
pandangan borjuis kecil selalu timbul dalam partai-
partai buruh terbuka. Tidaklah mengherankan bahwa
Marxisme dan Revisionisme (1908) - 142
hal ini selalu terjadi dan akan selalu terjadi, hingga
terjadi perubahan nasib yang akan timbul dalam
revolusi proletarian. Adalah suatu kesalahan yang
parah bila ada pikiran bahwa proletarisasi
"sepenuhnya" mayoritas penduduk mutlak perlu
untuk menimbulkan revolusi demikian. Yang kini
sering kita alami dalam lingkup ideologi saja, yaitu
pertikaian mengenai perbaikan teoretik terhadap
Marx, yang sekarang hanya terjadi pada isu
individual dalam gerakan buruh, sebagai perbedaan
taktis dengan kaum revisionis dan perpecahan-
perpecahan pada tingkatan ini – akan dialami oleh
kelas buruh pada suatu tingkatan yang jauh lebih
tinggi ketika revolusi proletarian akan mempertajam
semua isu yang dipertikaikan, akan memfokuskan
semua perbedaan pada poin-poin yang terpenting
dalam menentukan tindakan-tindakan massa, dan
menjadikan hal penting dalam panasnya pertikaian
untuk membedakan lawan dari kawan, dan untuk
menyingkirkan sekutu-sekutu yang buruk untuk
dapat memberikan pukulan yang menentukan kepada
lawan.
Ya, perjuangan ideologis ini dilakukan oleh
Marxisme revolusioner terhadap revisionisme pada
akhir abad ke-19, namun ini suatu awal pertempuran
revolusioner yang besar dari kaum proletariat, yang
maju untuk meraih kemenangan mutlak dari
penyebabnya di samping semua keloyoan dan
kelemahan kaum borjuis kecil.

Marxisme dan Revisionisme (1908) - 143


Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908)

Tidak seorangpun di Rusia kini kiranya akan


memimpikan sesuatu revolusi menurut ajaran Marx.
Ini, atau kira-kira begini, tidak lama berselang
dinyatakan oleh suatu suratkabar liberal – bahkan
yang hampir demokratis – malahan yang hampir
Sosial-Demokratis – (Menshevik), Stolicnaya Pocta. Dan
untuk secara adil menilai para penulis pernyataan ini,
orang harus mengatakan bahwa mereka dengan
tepat telah menangkap hakekat dari kecenderungan
dalam politik dewasa ini dan dari sikap terhadap
pelajaran-pelajaran revolusi kita, yang tak
disangsikan merajalela di kalangan lingkungan-
lingkungan paling luas dari kaum intelek, kaun
filistin yang berpendidikan separo-separo dan
barangkali juga di banyak lapisan burjuasi kecil yang
samasekali tidak berpendidikan.
Dalam pernyataan ini diperlihatkan tidak hanya
kebencian terhadap Marxisme pada umumnya, dengan
keyakinannya yang tak menyimpang tentang misi
revolusioner proletariat dan kesiapannya sepenuh
hati untuk mendukung sebarang gerakan
revolusioner massa luas, untuk mempertajam
perjuangan dan untuk membawanya sampai selesai.
Tidak itu saja. Di dalam pernyataan itu diperlihatkan
pula kebencian terhadap cara-cara perjuangan,
bentuk-bentuk aksi, dan taktik yang baru-baru saja
betul-betul teruji dalam praktek sesungguhnya dari
revolusi Rusia. Semua kemenangan – atau lebih tepat
setengah kemenangan – setengah kemenangan,

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 144


seperempat kemenangan-seperempat kemenangan –
yang revolusi kita peroleh itu, telah dicapai
seluruhnya dan semata-mata berkat desakan
revolusioner langsung dari proletariat yang
sedang berbaris memimpin elemen-elemen non-proletar
dari Rakyat pekerja. Semua kekalahan disebabkan oleh
melemahnya desakan seperti itu, oleh taktik
mengelakkannya, taktik yang didasarkan atas tidak
adanya desakan ini, dan kadang-kadang (di kalangan
kaum Kadet) atas usaha meniadakannya secara
langsung.
Dan kini, dalam periode mengamuknya represi
kontra-revolusioner, kaum filistin sedang
menyesuaikan diri dengan cara pengecut kepada
raja-raja baru dari kehidupan, dengan menjilat
pantat pada khalif-khalif baru buat sejam, dengan
membuang yang sudah-sudah, dengan mencoba
melupakannya, dengan meyakinkan diri dan orang-
orang lain bahwa tidak seorangpun di Rusia kini
memimpikan untuk membuat suatu revolusi menurut
ajaran Marx, tidak seorangpun memimpikan “diktator
proletariat” dan seterusnya.
Dalam revolusi-revolusi lain dari burjuasi,
kemenangan fisik dari kekuasaan lama atas Rakyat
yang memberontak selamanya juga membangkitkan
kesabaran hati dan demoralisasi di antara
lingkungan-lingkungan luas masyarakat “terpelajar”.
Akan tetapi di antara partai-partai borjuis yang
telah berjuang sesungguhnya untuk kebebasan, yang
telah memainkan peranan yang sedikit banyaknya
esensiil dalam peristiwa-peristiwa revolusioner sejati,
selamanya ternyata timbul ilusi-ilusi kebalikan dari
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 145
apa yang kini merajalela di tengah-tengah kaum
filistin intelek di Rusia.Itu adalah ilusi tentang
kemenangan yang tak dapat tidak, segera dan
lengkap dari “kebebasan, persamaan dan
persaudaraan”, ilusi-ilusi tentang sesuatu republik
bukan dari burjuasi melainkan dari seluruh
umatmanusia, suatu republik yang akan
melaksanakan perdamaian di dunia dan kemauan baik
di kalangan manusia. Itu adalah ilusi-ilusi tentang
tak adanya perbedaan-perbedaan kelas pada Rakyat
yang tertindas oleh monarki dan tata-aturan abad
pertengahan, tentang tak mungkinnya mengalahkan
suatu “ide” dengan cara-cara kekerasan, mengenai
pertentangan mutlak dari feodalisme yang telah
usang dengan sistim republik demokratis bebas yang
baru, yang watak borjuisnya samasekali tidak
diinsyafi, atau diinsyafi hanya secara sangat samar-
samar.
Oleh karena itu dalam periode-periode kontra-
revolusi wakil-wakil proletariat yang dalam
kreasinya telah sampai pada pendirian Sosialisme
ilmiah, terpaksa bertempur (seperti, misalnya, Marx dan
Engels bertempur dalam tahun 1850) melawan ilusi-ilusi
kaum republiken borjuis, melawan difahaminya tradisi-
tradisi revolusi dan hahekatnya secara idealis,
melawan frase-frase dangkal yang menggantikan
kerja tabah dan serius di dalam kelas tertentu. Di
negeri kita persoalannya adalah sebaliknya. Kita
tidak melihat ilusui-ilusi republikenisme primitif yang
menghalang-halangi urusan vital dari
diteruskannya kegiatan revolusioner dalam syarat-
syarat yang baru dan yang telah berubah. Kita tidak

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 146


melihat usaha melebih-lebihkan arti suatu republik,
usaha mengubah semboyan yang perlu ini dari
perjuangan melawan feodalisme serta monarki
menjadi semboyan setiap dan segala macam
perjuangan untuk kebebasan bagi semua mereka yang
bekerja dan dihisap pada umumnya. Kaum Sosialis-
Revolusioner dan grup-grup sesaudaranya, yang
memelihara ide-ide seperti itu, tinggal segenggam saja,
dan periode tiga tahun topan revolusioner (1905-1907)
telah memberikan mereka – sebagai ganti kegemaran
yang tersebar luas terhadap republikenisme – suatu
partai baru dari kaum flistin yang oportunis, kaum
Enes58, suatu peningkatan baru dalam perdurhakaan
dan anarkisme anti-politik.
Di Jerman filistin, pada keesokan harinya sesudah
desakan pertama revolusi dalam tahun 1848, ilusi-ilusi
kaum demokrat republiken borjuis-kecil
memperlihatkan diri secara menyolok. Di Rusia filistin,
pada keesokan harinya sesudah desakan revolusi
tahun 1905, memperlihatkan diri dengan menyolok,
dan masih terus memperlihatkan diri ilusi-ilusi
oportunisme borjuis kecil, yang berharap akan
mencapai suatu kompromi tanpa perjuangan dan
sesudah kekalahan pertama bergegas menanggalkan
masa silam mereka sendiri, meracuni suasana
kemasyarakatan dengan kecabaran, kekecilan hati
dan keregatan.

58Kaum Enes (“kaum Sosialis-kerakyatan”) – anggota-anggota partai Sosialis-kerakyatan Trudovik burjuis-


kecil, yang memisahkan diri pada tahun 1906 dari sayap Kanan partai kaum Sosialis-Revolsuioner. Program
kaum Enes adalah dekat dengan program kaum Kadet. Setelah Revolusi Burjuis Demokratis bulan Februari
1917 kaum Enes secara aktif menyokong Pemerintah Sementara; beberapa orang anggotanya masuk ke
dalam susunan pemerintah itu. Kemudian kaum Enes berjuang melawan kekuasaan Sovyet.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 147
Teranglah bahwa perbedaan ini timbul dari
perbedaan dalam sistim sosial dan dalam keadaan-
keadaan historis dari kedua revolusi itu. Akan tetapi
persoalannya bukanlah supaya massa penduduk
borjuis-kecil di Rusia berada dalam keadaan
pertentangan yang kurang tajam dengan orde lama.
Justru sebaliknya. Kaum tani kita sudah dalam
tingkat permulaan sekali dari revolusi Rusia
melahirkan suatu gerakan agraria yang tak
terbandingkan lebih perkasa, tegas, dan sadar politik
daripada gerakan-gerakan yang lahir dalam
revolusi-revolusi borjuis sebelumnya dari abad XIX.
Persoalannya yalah bahwa lapisan sosial yang
merupakan inti dari kaum demokrat revolusioner di
Eropa – ahli-ahli pekerjaan tangan di kota-kota,
burjuasi kota dan burjuasi kecil – di Rusia pasti harus
membelok pada liberalisme kontra-revolusioner.
Kesadaran politik proletariat Sosialis, yang bergerak
berpegangan tangan dengan tentara revolusi
Sosialis internasional di Eropa, semangat
revolusioner yang ekstrim dari si-muzyik, yang
didorong oleh penindasan berabad-abad dari tuan
tanah-tuan tanah pemilik hamba keadaan putus-asa
sama sekali dan kepenuntutan konfiskasi59 terhadap
tanah-tanah milik tuan tanah – inilah sebab-sebab
yang melemparkan kaum liberal Rusia ke dalam
pelukan kontra-revolusi jauh lebih kuat daripada
yang terjadi dengan kaum liberal Eropa. Dan
olehkarenanya kepada kelas buruh Rusia telah
berpindah dengan kekuatan istimewa tugas

59 yaitu pengambilalihan kekayaan/investasi asing oleh pemerintah lokal tanpa disertai pemberian
kompensasi (ganti rugi)
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 148
memelihara tradisi-tradisi perjuangan revolusioner
yang kaum intelekt dan kaum filistin sedang
bergegas untuk melepaskannya, tugas
mengembangkan dan memperkuat tradisi-tradisi ini,
memasukannya ke dalam kandungan kesadaran massa
luas Rakyat, dan memindahkannya ke pasang naik
berikutnya dari gerakan demokratis yang
takterelakkan.
Kaum buruh itu sendiri secara spontan sedang
melaksanakan justru garis ini. Terlalu bersemangat
mereka sudah hidup mengalami perjuangan besar
dalam bulan-bulan Oktober dan Desember. Terlalu
jelas mereka telah lihat perubahan dalam keadaan
hidup mereka hanya berhubung dengan perjuangan
revolusioner yang langsung itu. Kini mereka
berbicara, atau, setidak-tidaknya, mereka merasa,
seperti tukang tenun yang menulis dalam sebuah
surat kepada majalah serikat buruhnya itu: “Pemilik-
pemilik pabrik telah merampas apa yang kita
menangkan, mandur-mandur sekali lagi seperti
dulunya menghina kita, tunggu saja, tahun 1905 akan
datang lagi”.
Tunggu saja, tahun 1905 akan datang lagi.
Begitulah kaum buruh melihat soal-soal. Bagi mereka
tahun perjuangan itu memberi satu teladan dari apa
yang harus dilakukan. Bagi kaum intelek dan kaum
filistin yang suka akan kerenegatan tahun itu
adalah “tahun edan”, suatu contoh dari apa yang
tak boleh dilakukan. Bagi proletariat pengolahan
kembali dan usaha di-cerna-kannya secara kritis
pengalaman revolusi itu harus terletak dalam hal
supaya belajar bagaimana mentrapkan cara-cara
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 149
perjuangan waktu itu dengan lebih berhasil, sehingga
membuat perjuangan pemogokan Oktober yang sama
dan perjuangan bersenjata Desember yang sama itu
lebih luas, lebih terpusat dan lebih sadar. Bagi kaum
liberal kontra-revolusi, yang menyeret kaum intelek
renegat pada tali, usaha mencernakkan pengalaman
revolusi itu harus berupa usaha meniadakan untuk
selama-lamanya sifat impulsif “yang naif” dari
perjuangan massa yang “liar”, dan menggantinya
dengan pekerjaan konstitusionil yang
“berkebudayaan dan beradab”, di atas dasar
“konstitusionalisme” Stolipin.
Hari ini semua dan segenap orang sedang berbicara
tentang dicernakan dan dinilainya secara kritis
pengalaman revolusi. Tentang itu berbicara kaum
Sosialis dan liberal. Tentang itu berbicara kaum
oportunis dan kaum Sosial-Demokrat revolusioner.
Akan tetapi tidak semua memahami bahwa justru
antara kedua lawan yang disebut di atas itulah
berayun-ayun segala resep yang beraneka ragam dari
usaha mencernakkan pengalaman revolusi itu. Tidak
semua mengajukan dengan jelas persoalan:
pengalaman perjuangan revolusionerkah yang mesti
kita cernakkan, dan membantu massa untuk
mengcernakkannya, demi perjuangan yang lebih
sabar, lebih tabah dan lebih tegas, atau “pengalaman”
perngkhianatan Kadet terhadap revolusikah yang
harus kita cernakkan dan teruskan kepada massa?
Karl Kautsky mendekati persoalan ini dalam aspek
teoritisnya yang fundamental. Dalam edisi kedua
dari karangannya yang terkenal, “Revolusi Sosialis”,
yang telah diterjemahkan ke dalam semua bahasa
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 150
Eropa yang penting, ia membuat sejumlah tambahan
dan amandemen yang menyinggung pengalaman
revolusi Rusia. Kata pendahuluan untuk edisi ke dua
tertanggal Oktober 1906; jadinya penulis itu sudah
mempunyai bahan-bahan untuk menyatakan konsepsi
bukan saja mengenai “topan dan desakan” tahun 1905,
melainkan juga mengenai peristiwa-peristiwa utama
dalam “periode Kadet” dari revolusi kita, mengenai
zaman antusiasme umum (hampir umum) berhubung
dengan kemenangan-kemenangan pemilihan kaum
Kadet dan dengan Duma Pertama.
Persoalan-persoalan apa dalam revolusi Rusia,
jadinya, yang dianggap Kautsky cukup besar dan
pokok, atau sekurang-kurangnya cukup penting
utnuk memberikan bahan-bahan baru bagi seorang
Marxis yang pada umumnya mempelajari “bentuk-
bentuk dan senjata-senjata revolusi sosial”
(sebagaimana bunyi judul dari pasal 7 dalam
karangan Kautsky, yaitu justru dari pasal yang
dilengkapi sesuai dengan pengalaman tahun 1905-1906)?
Penulis itu mengambil dua persoalan.
Pertama, persoalan susunan kelas dari kekuatan-
kekuatan yang mampu mencapai kemenangan dalam
revolusi Rusia, dengan membuatnya suatu revolusi
yang jaya sesungguhnya.
Kedua, persoalan arti penting dari bentuk-bentuk
paling tinggi dari perjuangan massa itu – paling
tinggi menurut energi revolusioner dan menurut
watak militansinya – yang dilahirkan oleh revolusi
Rusia, yaitu perjuangan dalam bulan Desember, yakni
pemberontakan bersenjata.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 151
Seorang Sosialis (dan teristimewa seorang Marxis)
yang bersikap sedikit-banyaknya memikir-mikirkan
terhadap peristiwa-peristiwa revolusi Rusia pasti
harus mengakui bahwa ini sesungguhnyalah
merupakan persoalan –persoalan pokok dan
fundamentil dalam menilai revolusi Rusia, dan juga
dalam menilai garis taktik yang diharuskan kepada
suatu partai buruh oleh duduknya persoalan dewasa
ini. Kalau kita tidak dengan sepenuhnya dan jelas
memahami kelas-kelas mana yang mampu, berkat
syarat-syarat ekonomi obyektif, membuat revolusi
borjuis Rusia jaya, maka segala kata-kata kita
tentang berusaha membuat revolusi itu jaya akan
merupakan frase-frase kosong, deklamasi demokratis
melulu, dan taktik kita di dalam revolusi borjuis
akan takterelakkan menjadi tidak berprinsip dan
goyang.
Di pihak lain, untuk secara konkrit menetapkan
taktik suatu partai revolusioner pada saat-saat
yang paling membadai dari krisis nasional umum yang
sedang dialami negeri, adalah jelas tidak cukup
semata-mata menunjuk pada kelas-kelas yang mampu
bertindak dalam semangat penyelesaian revolusi
dengan jaya. Periode-periode revolusioner berbeda
dari apa yang disebut perkembangan damai, dari
periode-periode ketika syarat-syarat ekonomi tidak
menimbulkan krisis-krisis mendalam, dan tidak
melahirkan gerakan-gerakan massa yang perkasa,
justru dengan hal, bahwa bentuk-bentuk perjuangan
dalam periode-periode tipe pertama tak terelakkan
adalah jauh lebih beraneka ragam, dan perjuangan
revolusioner langsung dari massa lebih berdominasi

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 152


dari kegiatan-kegiatan propaganda serta agitasi
yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin di dalam
parlemen, di dalam pers, dst.
Oleh karenanya kalau, dalam menilai periode-
periode revolusioner, kita membatasi diri dalam
mendefinisi garis aktivitas berbagai-bagai kelas, tanpa
menganalisa bentuk-bentuk perjuangannya, maka
pertimbangan kita dalam arti ilmiah akan menjadi
tidak lengkap dan tidak dialektis, sedangkan dari
sudut pendirian politik praktis ia akan merosot
menjadi pertimbangan panjang-lebar yang
mengandung ajaran-ajaran susila yang
membosankan, yang mati (dengan mana, kami boleh
berkata dalam tanda kurung, kawan Plekhanov
terus berpuas diri untuk sembilan persepuluh bagian
dalam tulisan-tulisannya tentang taktik-taktik
Sosial-Demokrasi dalam revolusi Rusia).
Untuk menilai revolusi betul-betul secara marxis
sejati, dari sudut pendirian materialisme dialektik,
orang harus menilainya sebagai perjuangan dari
kekuatan-kekuatan sosial yang hidup, yang
ditempatkan dalam syarat-syarat obyektif yang
tertentu, yang bertindak dengan cara tertentu dan
banyak atau sedikit berhasil mentrapkan bentuk-
bentuk perjuangan yang tertentu. Di atas dasar
analisa seperti itulah, dan, sudah barang tentu,
hanya di atas dasar itu, adalah samasekali wajar,
lebih-lebih, mutlak perlu bagi seorang Marxis untuk
menilai juga segi teknik dari perjuangan, persoalan-
persoalan tekniknya.Mengakui sesuatu bentuk
tertentu dari perjuangan dan tidak mengakui
keharusan mempelajari segi tekniknya, adalah laksana
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 153
kita mengakui keharusan ikut serta dalam pemilihan-
pemilihan khusus, dengan mengabaikan undang-
undang yang menetapkan teknik dari pemilihan-
pemilihan ini.
Mari kita terus kini kepada jawaban yang diberikan
Kautsky kepada kedua persoalan yang disebut di atas,
yang, seperti kita ketahui, menimbulkan perdebatan
yang sangat berkepanjangan serta hangat di antara
kaum Sosial-Demokrat Rusia selama seluruh masa
revolusi, mulai dengan musim semi tahun 1905, ketika
Kongres Bolsyewik Ketiga dari PBSDR di London dan
Konperensi Menshevik pada waktu itu juga di Jenewa
meletakkan prinsip-prinsip dasar dari taktik-taktiknya
di dalam rsolusi-resolusi yang saksama, dan berakhir
dengan Kongres Fusi PBSDR di London pada musim semi
tahun 1907.
Terhadap persoalan pertama Kautsky memberi
jawaban berikut. Di Eropa Barat, katanya, proletariat
merupakan massa luas penduduk. Oleh karenanya
kemenangan demokrasi di Eropa dewasa ini berarti
kekuasaan politik dari proletariat. “Di Rusia dengan
penduduk taninya yang berdominasi, ini tak dapat
diharapkan. Tentu saja, kemenangan Sosial-Demokrasi
di hari depan yang dekat-dekat” (dalam bahasa
Jermannya, absehbar, yaitu, yang dapat ditinjau,
dapat dilihat sebelumnya) “tidak dikecualikan di Rusia
juga: akan tetapi kemenangan itu hanya dapat berupa
hasil dari suatu persekutuan (Koalition) dari
proletariat dankaum tani”. Dan Kautsky bahkan
menyatakan pendapat bahwa kemenangan seperti itu
kiranya akan dengan takterelakkan memberikan

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 154


dorongan hebat ke arah revolusi proletar di Eropa
Barat.
Demikianlah kita lihat, bahwa konsep revolusi
borjuis bukanlah suatu defenisi yang mencukupi dari
kekuatan-kekuatan yang dapat mencapai
kemenangan dalam revolusi seperti itu. Revolusi-
revolusi borjuis mungkin,dan telah terjadi, dalam
mana burjuasi dagang, ataupun burjuasi dagang-
industri, memainkan peranan kekuatan penggerak
utama. Kemenangan-kemenangan revolusi seperti itu
telah mungkin sebagai kemenangan lapisan yang
sesuai dari burjuasi atas musuh-musuhnya (seperti
kaum bangsawan yang mempunyai hak-hak istimewa
atau monarki absolut). Di Rusia soalnya berlainan.
Kemenangan revolusi borjuis tidak mungkin di negeri
kita sebagai kemenangan burjuasi. Ini nampaknya
sesuatu yang mustahil, tetapi adalah sesuatu
kenyataan. Dominasi penduduk tani, penindasannya
oleh sistim pemilikan tanah tuan tanah besar (semi
pemilik-hamba), kekuatan dan kesadaran kelas dari
proletariat yang telah teroraganisasi dalam suatu
partai Sosialis – semua keadaan ini memberi kepada
revolusi borjuis kita watak yang khas. Kekhususan ini
tidak menghilangkan watak burjuasi dari revolusi
(seperti Marlov dan Plekhanov60 coba
menggambarkan soal itu dalam sepakterjang-
sepakterjang mereka yang lebih dari timpang
terhadap pendirian Kautsky). Hal itu hanya
menyebabkan watak kontra-revolusioner dari

60 Matov. L. – seorang Sosial-Demokrat Rusia, pemimpin kaum Menshevik

Plekhanov. G.W. – tokoh terkemuka gerakan buruh Rusia dan internasional, seorang Marxis. Dalam saat
revolusi Rusia pertama tahun 1905-1907 bersikap Menshevik.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 155
burjuasi kita dan keharusan suatu diktator
proletariat dan kaum tani untuk kemenangan dalam
revolusi seperti itu. Karena “koalisi dari proletariat
dan kaum tani” yang akan mencapai kemenangan
dalam suatu revolusi borjuis, adalah tidak lain
daripada diktator demokrasi-revolusioner dari
proletariat dan kaum tani.
Ketentuan ini merupakan titiktolak dari
perselisihan-perselisihan taktis di dalam barisan-
barisan kaum Sosial-Demokrat selama waktu revolusi.
Hanya kalau hal ini dipertimbangkan, orang dapat
memahami semua perbantahan tentang persoalan-
persoalan khusus (mengenai masalah dukungan
kepada kaum Kadet pada umumnya, mengenai suatu
blok Kiri dan wataknya, dst) dan bentrokan-
bentrokan dalam kejadian sendiri-sendiri. Hanya
perselsihan taktis yang pokok inilah – dan samasekali
bukan persoalan “kemilitan-kemilitan"61 atau
“boikotisme”, seperti orang-orang yang tidak
mengetahui kadang-kadang berpikir – yang
merupakan sumber dari perbedaan pendapat antara
kaum Bolsyewik dan Menshevik dalam periode
pertama dari revolusi (1905-1907).
Dan seseorang tak cukup-cukupnya dapat mendesak
keharusan menyelidik sumber perbedaan pendapat
dengan seluruh perhatian, menganalisa dari sudut
pandangan ini pengalaman dari kedua Duma dan dari
perjuangan langsung kaum tani, Kalau kita tidak

61 Kemilitanan – penggunaan taktik aksi-aksi bersenjata dalam syarat-syarat perjuangan revolusioner yang
langsung dengan tujuan pertahanan diri, pembebasan tahan-tahanan politik dari penjara-penjara,
ekpropriasi alat-alat dan dana-dana milik negara untuk kepentingan revolusi, pembunuhan mata-mata dan
kaum provokator, dsb. Kaum Bolsyewik memiliki grup-grup tempur yang khusus dalam tahun-tahun 1905-
1907.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 156
melaksanakan pekerjaan itu kini, maka kita, ketika
pasangnaik berikutnya datang, tidak akan mampu
mengambil satu langkahpun di lapangan taktik,
tanpa merangsang persengketaan-persengketaan
atau menciptakan konflik-konflik faksionil dan
perselisihan-perselisihan di dalam Partai. Sikap Sosial-
Demokrasi terhadap liberalisme dan terhadap
demokrasi borjuis tani mesti ditentukan atas dasar
pengalaman revolusi Rusia. Jika tidak, kita tidak akan
mempunyai taktik yang secara prinsipiil tabah dari
proletariat. “Persekutuan proletariat dan kaum tani”,
kami catat sambil lalu, dalam keadaan apapun tidak
boleh dipahami dalam arti peleburan berbagai-bagai
kelas, atau partai, dari proletariat dan kaum tani.
Bukan saja peleburan, melainkan sebarang persetujuan
yang panjang akan bersifat merusak bagi partai
Sosialis kelas buruh, dan akan melemahkan
perjuangan demokratis-revolusioner. Bahwa kaum
tani dengan takterelakkan terus goyang antara
burjuasi liberal dan proletariat adalah akibat dari
kedudukan mereka sebagai kelas: dan revolusi kita
telah memberikan banyak sekali contoh tentang ini
dalam lapangan-lapangan perjuangan yang paling
beraneka warna (pemboikotan Duma Witte; pemilihan-
pemilihan; kaum Trudowik di dalam Duma Pertama
dan Kedua, dst). Hanya menjalankan politik yang
pastiberdiri sendiri sebagai pelopor revolusi,
proletariat akan mampu memisahkan kaum tani dari
kaum liberal, membebaskan dari pengaruh mereka,
menghimpun kaum tani di belakangnya dalam
jalannya perjuangan dan dengan begitu mewujudkan
suatu “persekutuan” dalam kenyataan – suatu
persekutuan yang muncul dan menjadi efektif, ketika
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 157
dan sejauh kaum tani melakukan perjuangan
revolusioner. Itu bukanlah bermain mata dengan
kaum Trudowik, akan tetapi kritik yang tak kenal
ampun terhadap kelemahan-kelemahan serta
kegoyangan-kegoyangan mereka, propaganda
tentang ide suatu partai tani yang republiken dan
revolusioner, yang dapat mewujudkan “persekutuan”
proletariat dan kaum tani demi kemenangan atas
musuh-musuh bersama mereka, dan bukan untuk
bermain blok-blokan dan persetujuan-persetujuan.
Watak khas dari revolusi borjuis Rusia yang telah
kita tunjukkan ini membedakannya dari revolusi-
revolusi borjuis zaman modern, akan tetapi
menyamakannya dengan revolusi-revolusi borjuis
besar dari zaman-zaman lampau, ketika kaum tani
memainkan peranan revolusioner yang menyolok.
Dalam hal ini perhatian paling besar harus diberikan
kepada apa yang ditulis Friderich Engels dalam
karangan yang sangat kaya dan mendalam mengenai
pikiran, “Tentang Materislime Histori” (pengantar
bahasa Inggeris dari “Perkembangan Sosialisme dari
Utopi ke Ilmu”, diterjemahkan dalam bahasa Jerman
oleh Engels sendiri dalam Neue Zeit, 1892-1893, th. Ke XI,
jl. 1). “Gejala yang menarik”, kata Engels, “ di dalam
ketiga-tiga revolusi borjuis besar” (Reformasi di
Jerman dan Perang Tani dalam abad XVI; revoluis
Inggeris abad ke XVII; revolusi Perancis abad XVIII)
“yalah bahwa kaum tanilah yang merupakan tentara
penempur; dan justru kaum tani ternyata menjadi
kelas yang, sekali kemenangan dicapainya, pasti
dibangkrutkan oleh akibat-akibat ekonomis dari
kemenangan itu. Seratus tahun sesudamh Cromwell,

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 158


kaum yeomanry (petani) Inggeris hampir hilang
samasekali. Sedangkan justru berkat camapurtangan
yeomanry dan unsur-unsur Rakyat jelata dari kota,
perjuangan itu disampaikan ke akhirnya betul, dan
Karel I ke pentas hukuman mati. Supaya burjuasi dapat
memperoleh biarpun buah-kemenangan yang pada
waktu itu sudah matang untuk dikumpulkan, untuk
itu revolusi harus dilaksanakan sangat lebih jauh
dari tujuan tadinya. Persis demikianlah halnya dalam
tahun 1793 di Perancis dan dalam tahun 1848 di
Jerman. Demikianlah tampaknya, dalam kenyataan
sungguh-sungguh, salah satu hukum perkembangan
masyarakat borjuis”. Dan di bagian lain dari
karangan ini Engels menunjukkan bahwa revolusi
Perancis adalah “pemberontakan pertama di mana
perjuangan telah dilaksanakan sampai akhir, sampai
penghancuran satu dari mereka yang bertempur,
yaitu aristokrasi, dan kemenangan lengakap dari
yang lain, yaitu burjuasi”.
Kedua tinjauan sejarah atau kesimpulan umum oleh
Engels ini secara gemilang telah diperkuat dalam
beralngsungnya revolusi Rusia. Juga telah diperkuat
bahwa hanya campurtangan kaum tani dan
proletariat – “unsur-unsur Rakyat jelata dari kota-
kota” – mampu secara berarti mendorong ke depan
revolusi borjuis. Jika di Jerman abad XVI, Inggeris abad
XVII dan di Perancis abad XVIII kaum tani dapat
ditempatkan di barisan depan, di Rusia abad XX
susunan itu mesti dibalik, karena tanpa inisiatif serta
pimpinan proletariat kaum tani tidak berarti apa-apa).
Juga telah diperkuat kenyataan bahwa revolusi
harus dilaksanakan sangat lebih jauhdaripada

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 159


tujuan-tujuan borjuisnya yang langsung, terdekat
dan sudah sepenuhnya matang supaya betul-betul
mewujudkan tujuan-tujuan itu, supaya memperkuat
dengan pasti dan untuk selama-lamanya
kemenangan-kemenangan borjuis yang minimal. Kita
dapat menialai oleh karenanya dengan ejekan
bagaimana Engels kiranya memperlakukan resep-resep
filistin untuk memeras revolusi terlebih dahulu
hanya ke dalam rangka borjuis langsung, borjuis
sempit “supaya tidak menakut-nakuti burjuasi” seperti
yang dikatakan kaum Menshevik di Kaukasia dalam
resolusinya tahun 1905, atau untuk supaya ada
“jaminan terhadap restorasi” seperti kata Plekhanov
di Stockholm!
Kautsky membicarakan persoalan yang lain,
penilaian pemberontakan bulan Desember tahun 1905,
di dalam kata pendahuluan untuk edisi kedua dari
brosurnya. Dia menulis:”Saya kini tidak lagi dapat
menegaskan sepasti yang saya katakan dalam tahun
1902, bahwa pemberontakan-pemberontakan bersenjata
dan pertempuran barikade tidak akan memainkan rol
menentukan dalam revolisi-revolusi mendatang.
Kesaksian yang terlalu jelas tentang kebalikannya
telah diberikan oleh pengalaman pertempuran-
pertempuran jalanan di Moskwa, ketika segenggam
orang menahan seluruh tentara selama satu minggu
dalam pertempuran barikade, jika kegagalan gerakan
revolusioner di kota-kota lain tidak memungkinkan
mengirimkan bala bantuan yang begitu besar kepada
tentara, sehingga pada akhirnya untuk melawan
kaum pemberontak dipusatkan suatu kekuatan yang
menggelikan besarnya dalam mengungguli mereka.

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 160


Sudah barang tentu sukses yang relatif dari
pertempuran barikade ini menjadi mungkin hanya
karena penduduk kota secara energik mendukung
kaum revolusioner, sedangkan pasukan-pasukan
samasekali runtuh semangatnya. Akan tetapi siapa,
yang dapat dengan pasti menegaskan bahwa suatu
yang serupa tidak mungkin di Eropa Barat?”
Dan demikianlah, hampir setahun sesudah
pemberontakan itu, ketika orang sudah tidak
mungkin tertarik oleh tujuan menyokong secara
langsung kesegaran semangat para pejuang,
penyelidik yang demikian hati-hati seperti Kautsky
dengan tegas mengakui bahwa pemberontakan
Moskwa merupakan suatu “sukses yang relatif” dari
perjuangan barikade-barikade dan menganggap perlu
untuk membetulkan kesimpulan umumnya yang dulu,
bahwa peranan pertempuran-pertempuran jalanan di
dalam revolusi-revolusi yang akan datang tidak
dapat memainkan rol yang besar.
Perjuangan bulan Desember 1905 membuktikan bahwa
pemberontakan bersenjata dapat menang dalam
syarat-syarat modern dari tekhnik militer dan
organisasi militer. Sebagai hasil dari perjuangan
bulan Desember itu seluruh gerakan buruh
internasional sejak kini harus memperhitungkan
kemungkinan bentuk-bentuk pertempuran serupa
dalam revolusi-revolusi proletar yang terdekat.
Inilah kesimpulan-kesimpulan yang sebenarnya timbul
dari pengalaman revolusi kita, inilah pelajaran-
pelajaran yang massa luas dari Rakyat harus
cernakkan. Betapa jauhnya kesimpulan-kesimpulan dan
pelajaran-pelajaran ini dari garis pertimbangan yang
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 161
Plekhanov buka dengan komentar Herostratosnya62
yang masyur mengenai pemberontakan bulan
Desember:”Orang tidak boleh mempergunakan senjata”.
Samudra komentar keregatan yang bagaimana yang
ditimbulkan oleh penilaian itu! Jumlah tangan-
tangan liberal kotor yang betapa tak habis-habisnya
yang berpegang padanya untuk membawa
demoralisasi dan semangat kompromi filistin ke dalam
massa kaum buruh!
Tidak ada satupun kebenaran sejarah yang
terdapat dalam penilaian Plekhanov. Karl Marx, yang
enam bulan sebelum Komune63 berkata bahwa suatu
pemberontakan akan merupakan keedanan, walaupun
demikian, mampu menilai “keedanan” itu sebagai
gerakan massa yang maha besar dari proletariat
dalam abad ke XIX, maka dengan hak yang seribu kali
lebih besar kaum Sosial-Demokrat Rusia kini mesti
membawa ke tengah-tengah massa suatu keyakinan,
bahwa perjuangan bulan Desember merupakan
gerakan yang paling hakiki, paling syah, gerakan
proletar terbesar semenjak Komune. Dan kelas buruh
Rusia justru akan dilatih dalam pandangan-
pandangan seperti itu, apapun yang mungkin
dikatakan oleh kaum intelek ini atau itu di dalam
barisan Sosial-Demokrat, dan bagaimanapun kerasnya
mereka meratap.

62 Herostratos – orang Yunani dari Asia Kecil, yang karena berkeinginan memperoleh kehormatan, pada
tahun 356 Sebelum Isa membakar candi Artemis yang terkenal di kota Efes. “Kehormatan Herostratos” –
kehormatan yang memalukan.
63 Komune Paris – pemerintah diktatur proletariat yang pertama dalam sejarah, pemerintah revolusioner

kelas buruh yang dibentuk oleh revolusi proletar di Paris pada tahun 1871. Ia bertahan selama 72 hari – dari
tanggal 18 Maret sampai 28 Mei.
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 162
Di sini suatu catatan barangkali merupakan
keharusan, menginagat bahwa karangan ini ditulis
untuk kawan-kawan Polandia. Karena, saya sesalkan,
tidak mengetahui bahasa Polandia, saya mengetahui
keadaan-keadaan Polandia hanya dari kabar angin.
Dan barangkali mudah sekali untuk menyangkal saya,
bahwa justru di Polandialah seluruh partai mencekik
diri dengan peperangan gerilya yang impoten,
terorisme dan peletusan-peletusan kembangapi, dan
itu justru untuk tradisi-tradisi pemberontakan dan
suatu perjuangan bersama dari proletariat dan
kaum tani (apa yang disebut “Sayap Kanan” Partai
Sosialis Polandia). Sangat mungkin, bahwa, dilihat
dari sudut pendirian ini, keadaan-keadaan Polandia
itu memang dalam kenyataan secara radikal berbeda
dari keadaan-keadaan di bagian lain dari Imperium
Rusia. Saya tidak dapat menimbang ini. Akan tetapi,
saya mesti mencatat, bahwa tidak di mana-manapun
terkecuali di Polandia kita melihat penyelewengan
dari taktik revolusioner yang demikian tak masuk
akal, yang telah menimbulkan perlawanan yang syah
serta oposisi. Dan di sini dengan sendirinya timbul
pikiran: justru di Polandia tidak ada perjuangan
bersenjata dalam bulan Desember 1905! Dan tidaklah
karena justru sebab ini maka di Polandia, dan hanya
di Polandia, taktik yang diputar balikkan dan tak
masuk akal dari anarkisme yang “membuat” revolusi
itu telah mendapat tanah subur baginya, dan
bukanlah karena keadaan-keadaan tidak mengijinkan
perkembangan perjuangan massa bersenjata di sana,
walaupun hanya untuk waktu yang pendek?
Bukankah tradisi justru dari perjuangan seperti itu,
tradisi pemberontakan bersenjata bulan Desember,
Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 163
yang kadang-kadang merupakan alat serius satu-
satunya untuk mengatasi kecenderungan-
kecenderungan anarkis di dalam partai kaum buruh
bukan dengan cara mengajarkan kesusilaan borjuis-
kecil yang sudah basi, yang filistin, melainkan dengan
berbalik dari tindakan-tindakan kekerasan tersendiri-
sendiri, yang tak bertujuan, tak masuk akal, menuju ke
arah kekerasan massa yang bertujuan, yang
dihubungkan dengan gerakan luas serta penajaman
perjuangan proletar yang langsung?
Persoalan penilaian revolusi kita mempunyai arti
penting, samasekali bukan hanya secara teori,
melainkan arti penting yang paling langsung dan
praktis mendesak. Seluruh pekerjaan propaganda,
agitasi dan organisasi kita secara terus menerus
dihubungkan pada saat dewasa ini dengan proses
pencernaan pelajaran-pelajaran dari tiga tahun
agung ini oleh massa kelas buruh dan penduduk semi-
proletar yang paling luas. Kita tidak dapat kini
membatasi diri pada pernyataan begitu saja (dalam
semangat resolusi-resolusi yang diterima oleh
Kongres X “Sayap Kiri” PPS) bahwa keterangan-
keterangan yang dapat diperoleh tidak
memungkinkan kita pada waktu ini untuk
menetapkan apakah jalan peletusan revolusioner
atau jalan langkah-langkah kecil yang lama dan
lambat yang terletak di depan kita. Sudah barang
tentu, tak ada statistik apapun di dunia yang dapat
kini menetapkan itu. Sudah barang tentu, kita mesti
melaksanakan pekerjaan kita sedemikian rupa
sehingga ia seluruhnya akan diserapi dengan
semangat dan isi Sosialis umum, dengan tak pandang

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 164


percobaan-percobaan manapun yang disediakan bagi
kita oleh hari depan. Akan tetapi itu bukanlah
semuanya. Berhenti pada titik ini berarti tidak
memberikan kepemimpinan efektif apapun kepada partai
proletar. Kita harus secara jujur mengemukakan dan
dengan tegas memjawab pertanyaan, ke arah mana
kita kini akan melangkah dalam pekerjaan
mencernakkan pengalaman tiga tahun revolusi itu?
Kita mesti memproklamasikan secara terus terang dan
untuk semua orang dengan maksud memberikan
pelajaran kepada mereka yang menjadi renegat64 dan
melarikan diri dari Sosialisme, bahwa Partai kaum
buruh melihat dalam perjuangan revolusioner
langsung dari massa, dalam perjuangan bulan-bulan
Oktober dan Desember tahun 1905, gerakan-gerakan
proletariat terbesar semenjak Komune; bahwa hanya
dalam perkembangan bentuk-bentuk perjuangan
seperti itu terletak janji sukses-sukses yang
mendatang dari revolusi; dan bahwa teladan-
teladan perjuangan ini harus menjadi mercusuar bagi
kita dalam melatih generasi-generasi pejuang yang
baru.
Dengan melaksanakan pekerjaan sehari-hari kita ke
arah itu dan mengingat bahwa hanya bertahun-
tahun kegiatan serius dan tabah yang telah
menjamin Partai mempunyai pengaruh sepenuhnya
atas proletariat dalam tahun 1905, kita akan mampu
mencapai keadaan di mana dengan tak pandang arah
perkembangan peristiwa-peristiwa dan kecepatan
kehancuran otokrasi, kelas buruh akan terus makin

64 a person who deserts and betrays an organization, country, or set of principles.

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 165


kuat dan berkembang menjadi kekuatan Sosial-
Demokratis yang sadar kelas, yang revolusioner.
* * *
Diterbitkan pada bulan April 1908
dalam majalah Przeglad Sosyaldemokatyczny,
No. 2
Ditandatangai: N. Lenin
Diterbitkan dalam bahasa Rusia
pada tanggal 10 (23) Mei dalam Proletari, No. 30

Tentang Penilaian Revolusi Rusia (1908) - 166


Pelajaran Dari Revolusi

Lima tahun telah berlalu sejak kelas buruh Rusia,


dalam bulan Oktober 1905, memberikan pukulan
pertama yang hebat terhadap otokrasi tsar. Di hari-
hari yang agung itu proletariat membangunkan
jutaan kaum pekerja untuk perjuangan melawan
penindas-penindas mereka. Selama masa beberapa bulan
dalamtahun 1905 proletariat memenangkan untuk
dirinya perbaikan-perbaikan, yang selama puluhan
tahun dengan sia-sia dinantikan kaum buruh dari
“atasan”. Proletariat memenagkan untuk seluruh
Rakyat Rusia, meskipun untuk jangka waktu yang
singkat, kemerdekaan pers, berkumpul dan berserikat,
yang sebelumnya tidak pernah dikenal Rusia.
Proletariat menyapu dari jalannya Duma Buligin65
yang dibuat-buat dan merenggut dari tsar manifes66
yang memproklamasikan suatu konstitusi, dan
membikin Rusia sekali dan untuk selama-lamanya tidak
mungkin lagi diperintah tanpa badan-badan
perwakilan.
Tetapi kemenangan-kemenangan agung proletariat
itu ternyata hanyalah setengah kemenangan karena
kekuatan tsar tidak digulingkan. Pemberontakan

65 Duma Buligin – “Lembaga perwakilan” permusyawarahan, yang pemerintah tsar berjanji untuk
membentuk pada tahun 1905. Duma memperoleh nama Buligin menurut nama Menteri Dalamnegeri A.G.
Buligin, yang kepadanya tsar tugaskan untuk menyusun rancangan Duma. Duma tak mempunyai hak
membuat undang-undang, dan yang dapat menjadi pemilih-pemilih untuknya hanyalah kaum tuantanah,
kaum kapitalis dan jumlah kecil dari kaum tani-kaya. Pemilihan untuk Duma Buligin tidak diselenggarakan.
66 Yang dimaksudkan adalah manifes tanggal 17 Oktober 1905, dalam mana pemerintah tsar menjanjikan

membuat UUD untuk Rusia dan memberika “kebebasan-kebebasan sipil”. Manifes itu merupakan manuver
otokrasi yang berikhtiar menghambat perkembangan revolusi.
Pelajaran Dari Revolusi - 167
Desember67 berakhir dengan kekalahan dan, sementara
desakan kelas buruh, perjuangan massa, melemah,
otokrasi tsar mulai, satu demi satu, merampas dari
kelas buruh hasil-hasilnya. Dalam tahun 1906
pemogokan kaum buruh, huruhara-huruhara kaum
tani dan prajurit jauh lebih lemah daripada tahun
1905, tetapi meskipun demikian masih tetap amat
dahsyat. Tsar membubarkan Duma Pertama68 – selama
masa Duma itu perjuangan Rakyat telah mulai
meningkat kembali – tetapi dia tidak berani segera
mengubah undang-undang pemilihan. Dalam tahun
1907 perjuangan kaum buruh semakin lemah lagi, dan
tsar, setelah membubarkan Duma Kedua, melakukan
kudeta ( 3 Juni, 1907); dia melanggar semua janjinya
yang amat khidmat untuk tidak mengeluarkan
undang-undang pemilihan sedemikian sehingga tuan
tanah-tuan tanah dan kaum kapitalis, partai-partai
elemen-elemen Seratus Hitam dan budak-budak mereka,
terjamin mendapat mayoritas di dalam Duma itu.
Baik kemenangan maupun kelahan di dalam revolusi
itu mengajar Rakyat Rusia pelajaran-pelajaran sejarah
yang besar. Ketika kita menghormati ulang tahun ke
lima revolusi 1905, marilah kita usahakan menjelaskan
isi pokok pelajaran-pelajaran itu.

67 Yang dimaksud adalah kekalahan pemberontakan bersenjata bulan Desember di Moskwa pada tahun
1905, yang telah merupakan puncak revolusi tahun-tahun 1905-1907.
68 Duma Negara I (27 April – 8 Juli 1906) dan Duma Negara II (20 Pebruari – 3 Juni 1907) dibubarkan oleh

pemerintah tsar. Tanggal 3 Juni 1907 dilangsungkan kudeta, yang berbentuk pembubaran Duma Negara II
oleh pemerintah dan pengubahan undang-undangpemilihan untuk Duma. Itru telah merupakan pelanggaran
kasar terhadap undang-undang dasar, menurut mana undang-undang tak dapat dibuat oleh pemerintah
tanpa persetujuan Duma. Undang-undang pemilihan yang baru lebih mengebiri lagi hak-hak kaum buruh dan
kaum tani dan minoritas nasional Rusia. Duma III yang dipilih atas dasar undang-undang itu menurut
susunannya adalah Oktobris-Seratus-Hitam.
Pelajaran Dari Revolusi - 168
Pelajaran pertama dan fundamentil yalah bahwa
hanya dengan perjuangan revolusioner dari massa
dapat dicapai perbaikan yang sedikit banyaknya serius
dalam kehidupan kaum buruh dan dalam administrasi
negara. Tidak ada “simpati” apapun terhadap kaum
buruh dari pihak orang-orang yang berpendidikan,
tidak ada perjuangan teroris sebatang kara,
bagaimanapun pahlawannya, dapat menggerowoti
otokrasi tsar dan kemahakuasaan kaum kapitalis. Hal
itu dapat dicapai hanya lewat perjuangan kaum
buruh itu sendiri, hanya lewat perjuangan yang
dipersatukan dari jutaan, dan ketika perjuangan itu
menjadi lemah, maka apa yang telah dimenangkan
kaum buruh, segera mulai dirampas. Revolusi Rusia
membenarkan perasaan yang dinyatakan di dalam
lagu buruh internasional:
Tiada juru selamat dari kayangan akan menyelamatkan
Tiada kepercayaan kita pada pangeran atau bangsawan;
Dengan tangan kita sendiri belenggu akan dihancurkan,
Belenggu kebencian, keserakahan dan ketakutan!

Pelajaran kedua yalah bahwa tidaklah cukup


untuk menggerowoti dan membatasi kekuasaan tsar.
Kekuasaan itu harus dihancurkan. Sebelum kekuasaan
tsar dihancurkan, konsesi-konsesi yang dimenangkan
dari tsar tidak pernah akan tahan lama. Tsar
memberikan konsesi-konsesi ketika desakan revolusi
menghebat, dan merampas semua konsesi itu kembali
ketika desakannya melemah. Hanya perebutan republik
demokratis sajalah, penggulingan kekuasaan tsar,
pemindahan kekuasaan ke dalam tangan Rakyat, yang
dapat menyelamatkan Rusia dari penganiayaan dan
tirani birokrasi, dari kekuasaan sewenang-wenang

Pelajaran Dari Revolusi - 169


yang dimiliki oleh tuan tanah serta antek-antek
mereka di pedesaan. Bahwa kemelaratan kaum tani
dan buruh kini, sesudah revolusi, menjadi lebih berat
lagi daripada yang dulunya, maka ini adalah
pembayaran untuk kenyataan, bahwa revolusi itu
tidak lemah, bahwa kekuasaan tsar tidak
digulingkan. Tahun 1905, kemudian dua Duma pertama,
dan pembubaran Duma-Duma itu, banyak betul memberi
pelajaran kepada Rakyat, mengajar mereka bahwa di
atas segala-galanya mereka harus berjuang bersama
untuk tuntutan-tuntutan politik, Rakyat menuntut
konsesi-konsesi dari otokrasi; supaya tsar memanggil
bersidang Duma, supaya dia menunjuk menteri-menteri
lama, supaya tsar “menghadiahkan” hakpilih umum.
Tetapi otokrasi tidak dan tidak dapat menyetujui
konsesi-konsesi semacam itu. Otokrasi menjawab
permintaan untuk konsesi-konsesi dengan bayonet.
Dan Rakyat mulai meninsyafi bahwa mereka harus
berjuang melawan kekuasaan otokrasi. Sekarang
Stolipin dan Duma kaum bangsawan-Hitam, dapat
dikatakan, memalukan pengertian itu lebih kerasnya
ke dalam kepala kaum tani. Mereka sedang memalukan
itu dan akan pasti berhasil memalukannya.
Otokrasi tsar mendapat pelajaran juga dari
revolusi itu. Ia telah melihat , bahwa ia tidak dapat
mengandalkan kesetiaan kaum tani kepada tsar.
Sekarang ia sedang memperkuat kekuasaannya
dengan membentuk suatu persekutuan dengan tuan
tanah-tuan tanah Seratus Hitam dan pemilik-pemilik
pabrik Oktobris. Untuk menggulingkan otokrasi tasr
sekarang dibutuhkan desakan yang jauh lebih kuat

Pelajaran Dari Revolusi - 170


dari perjuangan massa revolusioner daripada dalam
tahun 1905.
Apakah desakan yang jauh lebih kuat itu mungkin?
Jawab terhadap pertanyaan itu membawa kita pada
pelajaran ketiga dan paling utama dari revolusi.
Pelajaran itu terdiri dari halbahwa kita sudah
melihat bagaimana berbagai kelas Rakyat Rusia
bertindak. Sebelum tahun 1905 banyak yang mengira
bahwa seluruh Rakyat bersama-sema berkeinginan
uantuk mencapai kemerdekaan dan menginginkan
kemerdekaan macam yang sama: setidak-tidaknya
mayoritas yang mutlak tidak mempunyai pengertian
yang jelas tentang kenyataan bahwa berbagai kelas
dari Rakyat Rusia mempunyai pendirian yang berbeda-
beda tentang perjuangan untuk kemerdekaan dan
berusaha keras untuk mencapai kemerdekaan yang
berlain-lainan macamnya. Revolusi itu menghalaukan
kabut itu. Pada akhir tahun 1905, kemudian juga pada
masa berdirinya Duma Pertama dan Kedua, semua kelas
masyarakat Rusia muncul ke depan secara terang-
terangan. Mereka menampakkan dirinya dalam
kenyataan, menyingkapkan ambisi mereka yang
sesungguhnya, menyingkapkan apa yang dapat
mereka dapat perjuangkan dan seberapa kuat, gigih
dan tegar mereka dapat berjuang.
Kaum buruh pabrik, proletariat industri melakukan
perjuangan yang paling bertekad dan paling gigih
melawan otokrasi. Proletariat memulai revolusi
dengan peristiwa Sembilan Januari69 dan pemogokan-

69Tanggal 9 Januari 1095 atas perintah tsar ditembaki demonstrasi damai kaum buruh Petersburg, yang
berjalan di bawah pimpinan pendeta Gapon menuju ke Istana Musimdingin untuk menyampaikan petisi
kepada tsar. Sebagai jawaban terhadap penembakan yang sangat jahat terhadap kaum buruh yang tak
Pelajaran Dari Revolusi - 171
pemogokan massa. Proletariat melanjutkan
perjuangan sampai akhir, dengan bangun dalam
pemberontakan bersenjata dalam bulan Desember 1905
dalam mempertahankan kaum tani yang ditembaki,
dicambuk dan disiksa. Jumlah kaum buruh yang
melakukan pemogokan dalam tahun 1905 kurang
lebih tiga juta (dan jika dihitung buruh kereta api,
pegawai-oegawai kantor pos, dsbnya, mungkin
mencapai jumlah empat juta), dalam tahun 1906 – satu
juta, dalam tahun 1907 – tiga perempat juta. Dunia
belum pernah menyaksikan gerakan pemogokan yang
sehebat itu. Proletariat Rusia menunjukkan betapa
hebatnya tenaga-tenaga yang belum pernah
dibunagakn yang terdapat di kalangan massa kaum
buruh ketika krisis revolusioner yang sesungguhnya
mematang. Gelombang pemogokan tahun 1905, yang
terbesar di dalam sejarah, masih jauh belum
menghabiskan tenaga seluruh kekuatan militan dari
proletariat. Misalnya, di dalam daerah pabrik Moskow
terdapat 567.000 buruh pabrik, sedangkan jumlah
pemogok yalah 540.000, sedang di daerah pabrik
Petersburg, di mana terdapat 300.000 kaum buruh
pabrik, terdapat sejuta pemogok. Jadi kaum buruh di
distrik Moskow jauh masih belum mengembangkan
kegigihan perjuangan seperti yang ditunjukkan oleh
kaum buruh Petersburg. Di dalam Gubernia Liwonia
(Kota Riga) di mana terdapat 50.000 kaum buruh,
jumlah pemogoknya 250.000. Jadinya, setiap kaum
buruh rata-rata melakukan pemogokan lebih
daripada lima kali dalam tahun 1905. Sekarang, di

bersenjata mulailah di seluruh Rusia demonstrasi-demonstrasi dan pemogokan-pemogokan politik massal


di bawah semboyan “Enyahlah otokrasi”. Peristiwa tanggal 9 Januari , menjadi permulaan dari revolusi Rusia
pertama tahun 1905-1907.
Pelajaran Dari Revolusi - 172
seluruh Rusia, terdapat tidak mungkin kurang
daripada tiga juta kaum buruh pabrik, tambang dan
keretaapi dan jumlah itu bertambah dari tahun ke
tahun. Dengan suatu gerakan yang sekuat seperti di
Riga dalam tahun 1905 mereka dapat melahirkan
suatu tentara yang terdiri dari 15 juta pemogok.
Kekuasaan tsar manapun tidak dapat menahan
desakan yang sedemikian itu. Tetapi setiap orang
memahami bahwa desakan yang sedemikian itu tidak
dapat ditimbulakan secara dibuat-buat, menurut
keinginan kaum Sosialis atau kaum buruh yang maju.
Desakan yang semacam itu mungkin hanyalah ketika
krisis, kemarahan massa dan revolusi telah meluas ke
seluruh negeri. Untuk dapat mempersiapkan desakan
yang sedemikian itu kita harus menarik bagian-bagian
yang paling terbelakang dari kaum buruh ke dalam
perjuangan, harus mencurahkan waktu bertahun-
tahun untuk pekerjaan propaganda, agitasi dan
organisasi yang gigih, meluas, tak kenal lelah,
dengan membangun dan memperkuat persekutuan-
persekutuan dan organisasi-organisasi proletar
dalam segala bentuknya.
Menurut hebatnya perjuangan kelas buruh Rusia di
anatar semua kelas lainnya dari Rakyat Rusia, berdiri
di barisan depan. Syarat-syarat hidup mereka itu
sendiri membuat kaum buruh mampu berjuang dan
memaksa mereka untuk berjuang. Kapital
mengumpulkan kaum buruh dalam massa yang besar
di kota-kota besar, mempersatukan mereka, melatih
mereka untuk aksi bersama. Pada setiap langkah kaum
buruh berada berhadap-hadapan dengan musuh
pokok mereka – kelas kapitalis. Dalam melawan musuh
Pelajaran Dari Revolusi - 173
itu si-buruh menjadi seorang Sosialis, menginsyafi
kebutuhan akan sesuatu pembangunan kembali secara
lengkap dari seluruh masyarakat, akan penghapusan
sepenuhnya segenap kemiskinan dan penindasan.
Dengan menjadi Sosialis, kaum buruh dengan
keberanian yang tak mementingkan diri melawan
segala sesuatu yang merintangi jalan mereka, pertama
dan terutama kekuasaan tasr dan tuan tanah-tuan
tanah pemilik-hamba.
Selama revolusi kaum tanipun menceburkan diri ke
dalam perjuangan melawan tuan tanah-tuan tanah
dan melawan pemerintah, tetapi perjuangan mereka
jauh lebih lemah. Telah dihitung bahwa mayoritas
kaum buruh pabrik (kira-kira tigaperlima) ambilo
bagian di dalam perjuangan revolusioner, di dalam
pemogokan-pemogokan, sedangkan tak dapat
disangkal hanya minoritas kaum tani yang ambil
bagian: barangkali tidak lebih dari seperlima atau
seperempat. Kaum tani berjuang kurang gigih, lebih
bercerai-berai, kurang berkesadaran politik, dan tidak
jarang masih menaruhkan harapan mereka kepada
kebaikan hati Bapak-tsar itu. Sebenarnya, dalam tahun
1905-1906 kaum tani hanya sedikit menakutkan tsar
dan tuan tanah-tuan tanah. Sedangkan yang perlu
bukan menakutkan melainkan menghancurkan
mereka; pemerintah mereka – pemerintah tsar – harus
disapu bersih dari permukaan bumi. Sekarang Stolipin
dan Duma tuan tanah -Seratus-Hitam berusaha
menciptakan tuan tanah-tuan tanah-kecil baru dari
kalangan barisan kaum tani kaya untuk dijadikan
sekutu-sekutu tsar dan kaum Seratus-Hitam. Tetapi
semakin tsar dan Duma membantu kaum tani kaya

Pelajaran Dari Revolusi - 174


untuk membangkrutkan massa kaum tani itu, semakin
kurang kepercayaan mereka terhadap tsar,
kepercayaan hamba-hamba feodal, kepercayaan
Rakyat yang tertindas dan berpikiran gelap. Setiap
tahun menyaksikan bertambahnya jumlah kaum
buruh agraria di pedesaan, -- di manapun mereka tidak
dapat mencari keselamatan kecuali dalam
persekutuan dengan kaum buruh kota untuk
perjuangan bersama. Setiap tahun menyaksikan suatu
penambahan dalam jumlah kaum tani yang dirusak
menjadi miskin samasekali dan kelaparan di pedesaan;
dan ketika proletariat kota bangun, jutaan kaum
tani itu akan menceburkan dirinya ke dalam
perjuangan melawan tsar dan tuan tanah dengan
tekad dan solidaritas yang lebih besar.
Burjuasi liberal, yaitu tuan tanah, pemilik pabrik,
pengacar, profesor yang liberal, dsbnya, ambil bagian
pula di dalam revolusi itu. Mereka membentuk partai
“kemerdekaan Rakyat” (Kaum Demokrat Konstitusionil
atau kaum Kadet). Mereka menjanjikan banyak kepada
Rakyat dan banyak bergembar-gembor tentang
kemerdekaan di dalam suratkabar-suratkabar mereka.
Mereka mempunyai mayoritas di dalam Duma Pertama
dan Kedua. Mereka menjanjikan mencapai kemerdekaan
dengan “jalan-jalan damai”, mengutuk perjuangan
revolusioner kaum buruh dan kaum tani. Kaum tani
dan banyak di antara utusan tani (“Kaum Trudowik”)
percauya akan janji-janji itu dan dengan rendah hati
serta patuhnya membuntuti jejak kaum liberal,
menjauhi perjuangan revolusioner proletariat. Itu
adalah kesalahan terbesar kaum tani (dan banyak
orang-orang kota juga) selama revolusi. Dengan

Pelajaran Dari Revolusi - 175


tangan yang satu, dan itupun amat, amat jarang,
kaum liberal membantu perjuangan untuk
kemerdekaan; tetapi mereka selalu mengulurkan
tangannya yang lain kepada tsar, dengan
menjanjikan akan mempertahankan dan memperkuat
kekuasaannya, mendamaikan kaum tani dengan tuan
tanah, “menentramkan” kaum buruh “perusuh”.
Ketika revolusi mencapai titik perjuangan
menentukan terhadap tsar, pemberontakan Desember
1905, kaum liberal bagaikan satu badan dengan kejinya
mengkhianati kemerdekaan Rakyat dan
mengundurkan diri dari perjuangan. Otokrasi tsar
mengambil manfaat dari pengkhianatan kaum liberal
terhadap kemerdekaan Rakyat itu, mengambil manfaat
dari kegelapan pikiran kaum tani, yang dalam banyak
hal percaya pada kaum liberal, dan mengalahkan
kaum buruh pemberontak. Dan ketika proletariat
dikalahkan, maka Duma-Duma, bujukan-bujukan dan
janji-janji muluk-muluk kaum Kadet, tidak ada
satupun yang dapat merintangi tsar dari
meniadakan semua sisa-sisa kemerdekaan dan
mengembalikan otokrasi dan kekuasaan sewenang-
wenang dari tuan tanah pemilik-hamba.
Kaum liberal menemukan dirinya tertipu. Kaum tani
mendapat pelajaran yang kejam tetapi berguna. Tidak
ada kemerdekaan di Rusia selama massa luas dari
Rakyat percaya kepada kaum liberal, percaya kepada
kemungkinan “perdamaian” dengan kekuasaan tsar
dan memisahkan diri dari perjuangan revolusioner
kaum buruh. Tidak ada kekuasaan di atas bumi ini
yang akan dapat menahan kedatangan kemerdekaan
di Rusia ketika massa proletariat kota bangun dalam
Pelajaran Dari Revolusi - 176
perjuangan, menyampingkan kaum liberal yang ragu-
ragu dan khianat, dan membimbing di belakangnya
buruhtani-buruhtani dan kaum tani yang miskin.
Dan bahwa kaum proletariat Rusia akan berdiri di
dalam perjuangan tersebut, bahwa dia akan
mengambil kembali tanduk kepemimpinan di dalam
revolusi, dijamin oleh seluruh situasi perekonomian
Rusia, semua pengalaman dar bertahun-tahun
revolusi.
Lima tahun yang lalu proletariat memberikan
pukulan pertama terhadap otokrasi tsar. Sinar-sinar
pertama kemerdekaan memberikan harapan pada
Rakyat Rusia. Sekarang otokrasi tsar telah
dipulihkan kembali, tuan tanah-tuan tanah sedang
berkuasa dan memerintah kembali, di mana-mana
kekejaman dilakukan kembali terhadap kaum buruh
dan kaum tani dan di mana-mana bersimaharajalela
despotisme Asia dari pembebasr-pembesar dan
penganiayaan yang keji terhadap Rakyat.Tapi
pelajaran yang berat itu tidak akan sia-sia. Rakyat
Rusia sekarang bukanlah Rakyat Rusia sebelum tahun
1905. Proletariat telah mengajar mereka bagaimana
berjuang. Proletariat akan memimpin mereka ke
kemenangan.
***
Rabocaya Gazeta, No. 1
30 Oktober (12 Nopember) 1910.

Pelajaran Dari Revolusi - 177


Tiga Sumber dan Tiga Komponen
Marxisme70
V.I Lenin - 1913

Di segenap penjuru dunia yang beradab, ajaran-


ajaran Marx ditentang dan diperangi oleh semua
ilmu pengetahuan borjuis (baik yang resmi maupun
yang liberal), yang memandang Marxisme semacam
sekte yang jahat. Tidak bisa diharapkan adanya sikap
lain, karena tidak ada ilmu sosial yang netral dalam
suatu masyarakat yang berbasiskan perjuangan kelas.
Lewat satu dan lain cara, semua ilmu pengetahuan
borjuis, yang resmi dan liberal, membela perbudakan
upahan (wage slavery). Sedangkan Marxisme telah
jauh-jauh hari menyatakan perang tanpa henti
terhadap perbudakan itu. Mengharapkan sikap netral
dari ilmu pengetahuan dalam masyarakat
perbudakan upahan adalah bodoh, sama naifnya
dengan mengharapkan sikap netral dari para pemilik
pabrik dalam menghadapi pertanyaan apakah upah
buruh dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuntungan modal.
Tapi bukan hanya itu. Sejarah filosofi dan sejarah
ilmu-ilmu sosial memperlihatkan dengan jelas bahwa
dalam Marxisme tidak terdapat adanya sektarianisme.

70 Artikel ini ditulis oleh Lenin untuk memperingati 30 tahun kematian Marx dan dipublikasikan dalam
Prosveshcheniye No. 3 tahun 1913. Prosveshcheniye (Pencerahan)—adalah terbitan teoritik bulanan kaum
Bolshevik yagn diterbitkan secara legal di St.Petersburg mulai bulan Desember 1911 sampai Juni 1914.
Oplahnya mencapai 5.000 eksemplar. Lenin memimpin penerbitan ini dari luar negeri, awalnya di Paris,
kemudian Cracow dan Poronin; dia mengedit artikel-artikelnya melalui korespondensi yang intensif dengan
para editor. Pada masa PD I majalah ini dibredel oleh rejim tsar. Kemudian terbit lagi pada musim gugur
tahun 1917 tapi hanya sekali terbit.
Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 178
Tidak terdapat adanya doktrin-doktrin yang sempit
dan picik, doktrin yang dibangun jauh dari jalan
raya perkembangan peradaban dunia. Sebaliknya, si
jenius Marx dengan tepat menempatkan jawaban-
jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang
diajukan oleh pikiran-pikiran termaju dari umat
manusia. Doktrin-doktrinnya bangkit sebagai
kelanjutan langsung dari ajaran-ajaran besar dalam
bidang filosofi, ekonomi-politik, dan sosialisme.
Doktrin-doktrin Marxist bersifat serba guna
karena tingkat kebenarannya yang tinggi. Juga
komplit dan harmonis, serta melengkapi kita dengan
suatu pandangan dunia yang integral, yang tidak
bisa dipersatukan dengan berbagai macam tahyul,
reaksi, atau tekanan dari pihak borjuis. Marxisme
merupakan penerus yang sah dari beberapa pemikiran
besar umatmanusia dalam abad ke-19, yang
direpresentasikan oleh filsafat kelasik Jerman,
ekonomi-politik Inggris dan sosialisme Prancis.
Inilah tiga sumber dari Marxisme, yang akan kita
bahas secara ringkas beserta komponen-
komponennya.
I - Materialisme
Filsafat yang dipakai Marxisme adalah materialisme.
Sepanjang sejarah Eropa modern, dan khususnya pada
akhir abad ke-18 di Prancis, di mana terdapat
perjuangan yang gigih terhadap berbagai sampah
dari abad pertengahan, terhadap perhambaan dalam
berbagai lembaga dan gagasan, materialisme terbukti
merupakan satu-satunya filosofi yang konsisten,
benar terhadap setiap cabang ilmu alam dan dengan

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 179


gigih memerangi berbagai bentuk tahyul,
penyimpangan dan seterusnya. Musuh-musuh
demokrasi selalu berusaha untuk menyangkal,
mencemari dan memfitnah materialisme, membela
berbagai bentuk filosofi idealisme, yang selalu,dengan
satu dan lain cara, menggunakan agama untuk
memerangi materialisme.
Marx dan Engels membela filosofi materialisme
dengan tekun dan berulangkali menjelaskan
bagaimana kekeliruan terdahulu merupakan
penyimpangan dari basis ini. Pandangan-pandangan
mereka dijelaskansecara panjang lebar dalam karya
Engels, Ludwig Feuerbach dan Anti-Duhring,71 yang
seperti halnya Communist Manifesto, merupakan
buku-buku peganganbagi setiap pekerja yang memiliki
kesadaran kelas.
Tetapi Marx tidak berhenti pada materialisme abad 18,
ia mengembangkannya lebih jauh, ke tingkat yang
lebih tinggi. Marx memperkaya materialisme dengan
penemuan-penemuan dari filosofi kelasik Jerman,
khususnya sistem Hegel, yang kemudian mengarah
kepada pemikiran Feuerbach. Penemuan yang paling
penting adalah dialektika, yaitu doktrin tentang
perkembangan dalam bentuknya yang paling padat,
paling dalam dan amat komprehensif. Doktrin
tentang relativitas pengetahuan manusia yang
melengkapi kita dengan suatu refleksi terhadap
materi-materi yang terus berkembang. Penemuan-
penemuan terbaru dalam bidang ilmu alam: radium,
elektron, transmutasi elemen,merupakan bukti nyata

71 Referensinya adalah tulisan Engels Anti Duhring

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 180


dari materialisme dialektis yang diajarkan Marx,
berbeda dengan dengan ajaran-ajaran para filosof
borjuis dengan idealisme mereka yang telah usang
dan dekaden.
Marx memperdalam dan mengembangkan filosofi
materialisme sepenuhnya, serta memperluas
pengenalan terhadap alam dengan memasukkan
pengenalan terhadap masyarakat manusia.
Materialisme Historisnya yang dialektis merupakan
pencapaian besar dalam pemikiran ilmiah. Kekacauan
yang merajalela dalam berbagai pandangan sejarah
dan politik digantikan dengan suatu teori ilmiah
yang amat integral dan harmonis, yang
memperlihatkan bagaimana, dalam konsekwensinya
dengan pertumbuhan kekuatan-kekuatan produktif,
suatu sistem kehidupan sosial muncul darisistem
kehidupan sosial yang ada sebelumnya dan
berkembang melalui berbagai tahapan. Contoh
kongkretnya: kapitalisme yang muncul dari
feodalisme.
Seperti halnya pengetahuan manusia merefleksikan
alam (yang merupakan materi yang berkembang), yang
keberadaannya tidak tergantung dari manusia,
begitu pula pengetahuan sosial (berbagai pandangan
dandoktrin yang dihasilkan manusia: filosofi, agama,
politik, dan seterusnya) merefleksikan sistem ekonomi
dari masyarakat. Berbagai lembaga politik merupakan
superstruktur di atas fondasi ekonomi. Kita melihat,
sebagai contoh, bahwa berbagai bentuk politis dari
negara-negara Eropa modern memperkuat dominasi
pihak borjuasi terhadap pihak proletariat.

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 181


Filosofinya Marx merupakan filosofi materialisme
terapan, yang mana membekali umat manusia,
khususnya kelas pekerja, dengan alat-alat
pengetahuan yang ampuh.
II – Teori Ekonomi Marxis
Setelah menyadari bahwa sistem ekonomi merupakan
fondasi, yang di atasnya superstruktur politik
didirikan, Marx mencurahkan sebagian besar
perhatiannya untuk mempelajari sistem ekonomi ini.
Karya Marx yang prinsipal, Das Kapital, merupakan
hasil studinya yang mendalam terhadap sistem
ekonomi modern: kapitalisme.
Ekonomi politik yang kelasik, sebelum Marx,
berkembang di Inggris, negeri kapitalis yang paling
maju saat itu. Adam Smith dan David Ricardo, dengan
investigasi mereka terhadap sistem ekonomi,
meletakkan dasar-dasar dari teori nilai kerja. Marx
melanjutkan karya mereka, ia menguji teori itu dan
mengembangkannya secara konsisten. Ia melihat
bahwa nilai dari setiap komoditi ditentukan oleh
kuantitas waktu kerja yang diharuskan secara
sosial, yang digunakan untuk memproduksi komoditi
itu.
Jika para ahli ekonomi borjuis melihat hubungan
antar-benda (pertukaran antar-komoditi), Marx
memperhatikan hubungan antar-manusia. Pertukaran
komoditi mencerminkan hubungan-hubungan di
antara para produser individual yang terjalin
melalui pasar. Uang memperlihatkan bahwa hubungan
itu menjadi semakin erat, yang tanpa terpisahkan
menyatukan seluruh kehidupan ekonomi dari para
Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 182
produser. Modal (kapital) memperlihatkan suatu
perkembangan lanjutan dari hubungan ini: tenaga
kerja manusia menjadi suatu komoditi. Para pekerja
upahan menjual tenaga kerjanya kepada para pemilik
tanah, pemilik pabrik dan alat-alat kerja. Seorang
pekerja menggunakan sebagian waktu kerjanya
untuk menutup biaya hidupnya dan keluarganya
(mendapat upah), sebagian lain waktu kerjanya
digunakan tanpa mendapat upah, semata-mata hanya
mendatangkannilai lebih untuk para pemilik modal.
Nilai lebih merupakan sumber keuntungan, sumber
kemakmuran bagi kelas pemilik modal.
Doktrin tentang nilai lebih merupakan batu-
penjuru dari teori ekonomi yang dikemukakan oleh
Marx.
Modal, yang sebenarnya terbentuk dari hasil kerja
para pekerja, justru menghantam para pekerja,
memporakporandakan para pemilik modalkecil dan
menciptakan barisan pengangguran. Dalam bidang
industri, kemenangan produksi berskala besar segera
tampak, tetapi gejala yang sama juga dapat dilihat
pada bidang pertanian, di mana keunggulan
pertanian bermodal besar semakin dikembangkan.
Penggunaan mesin-mesin pertanian ditingkatkan,
mengakibatkan ekonomi para petani kecil terjebak
oleh modal-uang, kemudian jatuh dan hancur
berantakan disebabkanteknik produksi yang kalah
bersaing. Penurunan produksi berskala kecil
mengambil bentuk-bentuk yang berbeda dalam bidang
pertanian, akan tetapiproses penurunan itu sendiri
merupakan suatu hal yang tidak terbantahkan.

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 183


Dengan menghancurkan produksi berskala kecil,
modal mendorong peningkatan produktivitas kerja
dan menciptakan posisi monopoli bagi asosiasi
kapitalis besar. Produksi itu sendiri menjadi semakin
sosial – ratusan ribu, bahkan jutaan pekerja di-ikat
dalam suatu organisme ekonomi reguler – tapi hasil
dari kerja kolektif ini dinikmatioleh sekelompok
pemilik modal. Anarki produksi, krisis, kekacauan
harga pasaran, serta ancaman terhadap sebagian
terbesar anggota masyarakat, semakin memburuk.
Dengan mengembangkan ketergantungan para
pekerja pada modal, sistem ekonomi kapitalis
menciptakan kekuatan besar dari persatuan
parapekerja.
Marx menyelidiki perkembangan kapitalisme dari
ekonomi komoditi tahap awal, dari pertukaran yang
sederhana, hingga bentuk-bentuknyayang tertinggi,
produksi berskala besar.
Dan dari pengalaman negeri-negeri kapitalis, yang
lama dan baru, dari tahun ke tahun, terlihat dengan
jelas kebenaran dari doktrin-doktrin Marxian ini.
Kapitalisme telah menang di seluruh dunia, tetapi
kemenangan ini hanyalah merupakan awal dari
kemenangan para pekerja terhadap modal yang
membelenggu mereka.
III – Sosialisme Ilmiah
Ketika feodalisme tersingkir, dan masyarakat
merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullah
suatu sistem untuk penindasan dan eksploitasi
terhadap golongan pekerja. Berbagai doktrin sosialis

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 184


segera muncul sebagai refleksi dari dan protes
terhadap penindasan ini. Sosialisme pada awalnya,
bagaimanapun, merupakan sosialisme utopis. Ia
mengkritik masyarakat kapitalis, mengutuknya,
memimpikan keruntuhan kapitalisme. Ia mempunyai
gagasan akan adanya pemerintahan yang lebih baik.
Ia berusaha membuktikan kepada orang-orang kaya
bahwa eksploitasi itu tak bermoral.
Namun sosialisme utopis tidak memberikan solusi
nyata. Ia tak dapatmenjelaskan sifat sebenarnya dari
perbudakan upahan di bawah sistem kapitalisme. Ia tak
mampu mengungkapkan hukum-hukum perkembangan
kapitalis atau memperlihatkan kekuatan sosial apa
yang mampu membentuk suatu masyarakat yang baru.
Sementara itu, berbagai revolusi terjadi di Eropa,
khususnya di Prancis, mengiringi kejatuhan
feodalisme, perhambaan, yang semakin lama semakin
jelas mengungkapkan perjuangan kelas-kelas sebagai
basisdan kekuatan pendorong dari semua
perkembangan.
Setiap kemenangan politis atas feodalisme
merupakan hasil dari perlawanan serentak dan tiba-
tiba. Setiap negeri kapitalis berkembangdi atas basis
yang kurang-lebih demokratis, diakibatkan adanya
perjuangan hidup-mati di antara kelas-kelas yang ada
dalam masyarakat kapitalistik.
Kejeniusan Marx adalah karena ia yang pertama
kalinya menyimpulkan pelajaran sejarah dunia
dengan tepat dan menerapkan pelajaran itu secara
konsisten. Kesimpulan yang dibuatnya menjadi
doktrin dari perjuangan kelas.

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 185


Rakyat selalu menjadi korban dari penipuan dan
kemunafikan dunia politik, mereka akan selalu begitu
sampai mereka mencoba mencari tahu apa
kepentingandari kelas-kelas yang ada dalam
masyarakat, apa yangada di balik segala macam
ajaran moral, agama dan janji-janji politik. Para
pemenang dari proses reformasi dan pembangunan
akan selalu terkecoh oleh para pendukung
pemerintahan lama, sampai mereka menyadari bahwa
setiap lembaga yang lama, sekeji apapun tampaknya,
akan tetap dijalankan oleh kekuatan-kekuatan dari
kelas-kelas tertentuyang berkuasa. Hanya ada satu
kelompok yang mampu menghantam usaha
perlawanan dari kelas-kelas itu, dan itu bisa
ditemukan dalam masyarakat kita, kelompok yang
mampu dan harus menggalang kekuatanuntuk
perjuangan menyingkirkan yang lama dan
mendirikan yang baru.
Filosofi materialisme yang dipaparkan Marx
menunjukkan jalan bagi proletariat untuk bebas dari
perbudakan spiritual yang membelenggu setiap kelas
yang tertindas hingga kini. Teori ekonomi yang
dijabarkan Marx menjelaskan posisi sebenarnya dari
proletariat di dalam sistem kapitalisme.
Organisasi-organisasi independen milik proletariat
semakin bertambah banyak jumlahnya, dari Amerika
hingga Jepang, dari Swedia hingga Afrika Selatan.
Proletariat menjadi semakin tercerahkan dan
terdidik dengan membiayai perjuangannya sendiri.
Mereka membuktikan kesalahan tuduhan-tuduhan
masyarakat borjuis; mereka terus memperbaiki strategi

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 186


perjuangan, menggalang kekuatan dan tumbuh
tanpa bisa ditahan.

Prosveshcheniye No. 3, Maret 1913.


Ditandatangani V.I. Lenin.

Tiga Sumber dan Tiga Komponen Marxisme - 187


Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913)

Keutamaan doktrin Marx adalah ia memunculkan


peran historis kaum proletariat sebagai pembangun
masyarakat sosialis. Sudahkah jalannya kejadian-
kejadian di seluruh dunia memperkuat doktrin ini
sejak ia diuraikan oleh Karl Marx?
Marx pertama kali mengajukannya di tahun
1844. Manifesto Komunis Marx dan Engels, terbit
tahun 1848, memberikan sebuah penjelasan terperinci
yang integral dan sistematis dari doktrin ini, sebuah
penjelasan yang bertahan sebagai yang terbaik
hingga hari ini. Sejak itu secara jelas sejarah dunia
terbagi menjadi tiga periode utama: (1) dari revolusi
1848 sampai Komune Paris (1871); (2) dari Komune Paris
sampai revolusi Rusia (1905); (3) sejak revolusi Rusia.
Marilah kita melihat apa yang telah menjadi takdir
dari doktrin Marx dalam masing-masing periode ini.
I
Pada permulaan periode pertama, doktrin Marx
sama sekali tidak mendominasi. Ia hanya satu dari
banyak sekali kelompok atau trend sosialisme. Bentuk-
bentuk sosialisme yang banyak mendominasi adalah
dekat dengan Narodisme kita: ketidakpahaman
terhadap basis materialis dari perkembangan sejarah,
ketidakmampuan untuk membedakan peran dan
pentingnya masing-masing kelas dalam masyarakat
kapitalis, penyembunyian karakter borjuis dari
reform-reform demokratik di balik bermacam-macam

Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 188


ungkapan sosialis-semu tentang "rakyat", "keadilan",
"hak", dan sebagainya.
Revolusi 1848 telah memberikan pukulan yang
mematikan pada segala bentuk sosialisme pra-Marxian
yang riuh rendah, warna-warni, serta banyak lagak
ini. Di semua negara, revolusi membuka kedok
bagaimana kelas-kelas sosial yang beraneka ragam
dalam tindakannya. Penembakan terhadap buruh-
buruh oleh borjuasi republikan di Paris dalam Hari-
hari Juni 1848 akhirnya menyingkapkan bahwa hanya
kaum proletar yang berwatak sosialis. Kaum borjuis
liberal merasa seratus kali lebih takut pada gerakan
independen kelas ini daripada gerakan reaksioner
macam apapun. Kaum liberal pengecut menyembah
kepada golongan reaksioner. Kaum tani memuaskan
diri dengan penghapusan sisa-sisa feodalisme, dan
bergabung dengan para pendukung tatanan; mereka
jarang sekali masih terombang-ambing antara
demokrasi pekerja dan liberalisme borjuis. Semua
doktrin mengenai sosialisme tanpa-kelas dan politik
tanpa-kelas terbukti omong kosong semata.
Komune Paris (1871) melengkapi perkembangan
perubahan borjuis ini; republik, yaitu bentuk
organisasi politik yang di dalamnya hubungan-
hubungan kelas muncul dalam bentuk yang paling
tak tersembunyikan, konsolidasinya sepenuhnya
berhutang pada heroisme kaum proletar.
Di semua negara Eropa lainnya, sebuah
perkembangan yang lebih kacau dan kurang komplit
menimbulkan akibat serupa – sebuah masyarakat
borjuis yang telah mengambil bentuk definitif.

Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 189


Menjelang akhir periode pertama (1848-71) yang
merupakan sebuah periode badai dan revolusi,
sosialisme pra-Marxian mati. Partai-partai independen
kaum proletar bermunculan: Internasional Pertama
(1864-72) dan Partai Sosial-Demokratik Jerman.
II
Periode kedua (1872-1904) dibedakan dari periode
pertama oleh karakternya yang "damai", oleh
tiadanya berbagai revolusi. Dunia Barat telah selesai
dengan revolusi-revolusi borjuis. Dunia Timur belum
muncul ke arah itu.
Dunia Barat memasuki fase persiapan "damai" bagi
perubahan yang akan tiba. Partai-partai sosialis, yang
secara mendasar proletar, dibentuk di mana-mana
dan belajar menggunakan parlementerisme borjuis
dan menggunakan terbitan harian mereka sendiri,
institusi-institusi pendidikan mereka, serikat-serikat
pekerja mereka, dan masyarakat-masyarakat
kooperatif mereka. Doktrin Marx memperoleh sebuah
kemenangan penuh dan mulai tersebar. Penyeleksian
dan pengumpulan kekuatan-kekuatan kaum proletar,
serta persiapannya untuk menghadapi pertempuran
yang akan tiba mencapai kemajuan-kemajuan secara
lambat tapi pasti.
Dialektika sejarah adalah sebagaimana bahwa
kemenangan teoritis Marxisme memaksa musuh-
musuhnya menyamarkan diri mereka sebagai kaum
Marxis. Liberalisme, busuk di dalam, mencoba untuk
membangkitkan kembali dirinya dalam bentuk
oportunisme sosialis. Mereka menafsirkan periode
penyiapan kekuatan-kekuatan untuk pertempuran-
Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 190
pertempuran besar sebagai penolakan terhadap
pertempuran-pertempuran ini. Kemajuan kondisi-
kondisi kaum budak untuk melawan perbudakan upah
kerja mereka mengerti sebagai penjualan hak atas
kemerdekaan oleh para budak demi uang dalam
jumlah kecil. Dengan kecut hati mereka mengajarkan
"perdamaian sosial" (yaitu perdamaian dengan para
pemilik budak), penolakan atas perjuangan kelas, dan
lain sebagainya. Mereka memiliki amat banyak pengikut
di tengah kaum sosialis yang menjadi anggota
parlemen, beraneka pejabat dalam gerakan kelas
pekerja, dan kaum cendekiawan yang "menaruh
simpati".
III
Namun kaum oportunis baru saja memberi ucapan
selamat pada diri mereka sendiri atas "perdamaian
sosial" dan atas tidak perlunya pergolakan-
pergolakan sosial di bawah "demokrasi", ketika sebuah
sumber baru dari pergolakan besar dunia terbuka di
Asia. Revolusi Rusia diikuti oleh revolusi di Turki,
Persia, dan Cina. Dalam era yang penuh badai dan
"akibat-akibatnya" di Eropa inilah kita sekarang hidup.
Bagaimana pun juga nasib Republik Cina besar dalam
melawan berbagai macam hyena "beradab" yang
sekarang tengah mengasah gigi geligi mereka, tak ada
kekuatan di atas bumi dapat menempatkan kembali
perbudakan yang lama di Asia ataupun memusnahkan
demokrasi yang heroik dari massa di negara-negara
Asiatik dan negara-negara semi-Asiatik.
Orang-orang tertentu, yang kurang
memperhatikan kondisi-kondisi bagi persiapan dan

Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 191


perkembangan perjuangan massa, terperosok dalam
keputusasaan dan anarkisme akibat penundaan
panjang dalam perjuangan yang menentukan
melawan kapitalisme di Eropa. Sekarang kita dapat
melihat bagaimana gelap mata dan patah arangnya
keputusasaan kaum anarkis ini.
Fakta bahwa Asia, dengan penduduk yang berjumlah
800 juta jiwa, telah terseret ke dalam perjuangan
demi ideal-ideal yang sama dengan halnya ideal yang
diimpikan oleh orang Eropa, harus menginspirasi kita
dengan optimisme dan bukan keputusasaan.
Revolusi-revolusi di Asia telah memperlihatkan lagi
kepada kita tentang lemah lunglainya dan betapa
rendah budinya liberalisme, pentingnya independensi
gerakan massa demokratik, dan demarkasi yang tegas
antara kaum proletar dengan segala jenis borjuasi.
Setelah pengalaman baik Eropa dan Asia, sembarang
orang yang bicara mengenai politik-politik non-kelas
dan sosialisme non-kelas, selayaknya tanpa basa basi
diletakkan dalam sebuah kandang dan dipamerkan
berdampingan dengan kanguru-kanguru Australia
atau makhluk sejenis itu.
Setelah Asia bergerak, Eropa telah mulai bangkit
pula, meskipun tidak dengan cara Asia. Zaman "damai"
antara 1872-1904 telah berlalu dan tak akan pernah
kembali. Tingginya biaya hidup dan tirani perusahaan-
perusahaan konglomerat sedang menimbulkan
penajaman yang belum pernah terjadi sebelumnya
dalam perjuangan ekonomi, yang telah membuat
bergerak bahkan para buruh Inggris yang paling
dikorup oleh liberalisme. Kita melihat sebuah krisis

Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 192


politik timbul bahkan di Jerman, negara Junker-
borjuis yang paling "keras kepala". Persenjataan yang
hingar-bingar dan kebijaksanaan imperialisme sedang
menjelmakan Eropa modern menjadi sebuah "kedamaian
sosial" yang lebih mirip sebuah tong mesiu. Bersamaan
dengan pembusukan partai kaum borjuis, pematangan
kaum proletar membuat kemajuan yang konstan dan
terus menerus.
Sejak kemunculan Marxisme, tiap periode dari tiga
periode besar sejarah dunia telah membawa konfirmasi
baru serta kemenangan-kemenangan baru kepada
Marxisme. Tetapi masih ada sebuah kemenangan lebih
besar menantikan Marxisme, sebagai doktrin kaum
proletar, dalam periode sejarah yang akan tiba.

V. I. Lenin
Diterbitkan dalam Pravda No. 50, 1 Maret 1913

Takdir Historis bagi Doktrin Karl Marx (1913) - 193


Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa
untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916)

Ditulis : antara Januari-Februari 1916


Diterbitkan : pada April 1916 di majalah Vorbote No 2. Diterbitkan
juga dalam bahasa Rusia pada Oktober 1916 di Sbornik Sotsial-
Demokrata, No 1.
Penerjemah : Dipo Negoro (6 Juni 2013)
Penyunting : Ted Sprague
Sumber Terjemahan : "The Socialist Revolution and the Right of
Nations to Self-Determination"

1. Imperialisme, Sosialisme dan Pembebasan Bangsa


Tertindas
Imperialisme adalah tahapan tertinggi dari
perkembangan kapitalisme. Kapital di negeri-negeri
maju telah berkembang melebihi batasan-batasan
Negara-bangsa. Kapital telah membangun monopoli
yang menggantikan persaingan, dengan begitu
menciptakan semua syarat objektif untuk mencapai
sosialisme. Oleh sebab itu di Eropa Barat dan di
Amerika Serikat, perjuangan revolusioner kaum
proletar untuk penggulingan pemerintahan-
pemerintahan kapitalis, untuk pengambilalihan aset-
aset borjuasi, adalah sesuatu yang mendesak hari
ini. Imperialisme memaksa massa ke dalam perjuangan
ini dengan mempertajam antagonisme-antagonisme
kelas hingga ke tingkatan yang sangat besar,
dengan memperburuk kondisi-kondisi massa baik
secara ekonomi – hutang dan biaya hidup yang
tinggi, serta secara politik – tumbuhnya militerisme,
peperangan-peperangan yang terus terjadi,
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 194
meningkatnya reaksi, semakin kuat dan meluasnya
penindasan terhadap bangsa-bangsa dan
penjarahan kolonial. Kemenangan sosialisme harus
mencapai demokrasi yang sepenuhnya dan, sebagai
akibatnya, tidak hanya membawa kesetaraan
sepenuh-penuhnya di antara bangsa-bangsa, tetapi
juga memberikan hak kepada bangsa-bangsa yang
tertindas untuk menentukan nasibnya sendiri,
yaitu hak untuk bebas memisahkan diri secara
politik. Partai-partai Sosialis yang gagal
membuktikan dengan seluruh aktivitas mereka hari
ini, dan juga saat revolusi serta setelah
kemenangannya, bahwa mereka akan membebaskan
bangsa-bangsa yang tertindas dan membangun
hubungan dengan mereka di atas dasar sebuah
persatuan yang bebas – dan sebuah persatuan yang
bebas adalah sebuah formula kosong bila tidak
disertai dengan hak untuk memisahkan diri – partai
yang seperti itu akan melakukan pengkhianatan
terhadap sosialisme.
Tentu saja demokrasi juga merupakan sebuah
bentuk Negara yang harus hilang ketika Negara
menghilang, namun hal ini akan terjadi hanya
dalam proses transisi dari sosialisme yang
terkonsolidasi dan menang sepenuhnya menuju ke
komunisme sepenuhnya.
2. Revolusi Sosialis dan Perjuangan Untuk
Demokrasi
Revolusi Sosialis bukanlah sebuah tindakan
tunggal, bukanlah sebuah pertempuran tunggal
dalam satu front yang tunggal, namun adalah

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 195
keseluruhan jaman konflik-konflik kelas yang
semakin intensif, sebuah rangkaian panjang
pertempuran di seluruh front, yaitu pertempuran
seputar semua masalah ekonomi dan politik, yang
dapat memuncak hanya dalam pengambilalihan
hak-milik kaum borjuasi. Akan menjadi kesalahan
pokok untuk menganggap bahwa perjuangan
untuk demokrasi dapat membelokkan proletariat
dari revolusi sosialis, atau menghalang-halangi,
atau mengaburkannya, dsb. Sebaliknya, seperti
halnya sosialisme tidak dapat menang kecuali
kalau sosialisme memajukan demokrasi seutuhnya,
maka proletariat tidak akan mampu menyiapkan
kemenangan terhadap borjuasi kecuali kalau
proletariat melancarkan perjuangan yang luas,
konsisten dan revolusioner untuk demokrasi.
Akan juga menjadi kesalahan untuk
menghilangkan poin apapun dari program
demokratik, sebagai contoh, poin hak penentuan
nasib sendiri dari sebuah bangsa, atas dasar bahwa
program itu “tidak dapat dicapai”, atau bahwa itu
adalah “ilusi” di bawah imperialisme. Pernyataan
bahwa hak sebuah bangsa untuk menentukan nasib
sendiri tidak bisa dicapai dalam kerangka
kapitalisme dapat dimengerti dengan melihat makna
ekonomi yang absolut, atau dalam makna politik
yang konvensional.
Dalam makna yang pertama, pernyataan tersebut
secara fundamental salah dalam teori. Pertama,
dalam makna ini, adalah tidak mungkin untuk
mendapatkan hal-hal seperti kerja yang dibayar
sesuai dengan nilainya atau penghapusan krisis, dsb
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 196
di bawah kapitalisme. Namun sepenuhnya salah
untuk juga berpendapat bahwa hak penentuan
nasib sendiri juga tidak dapat dicapai. Kedua,
bahkan contoh Norwegia yang memisahkan diri
dari Swedia pada 1905 cukup untuk menyanggah
argumentasi bahwa pemisahaan diri sebuah bangsa
“tidak dapat dicapai”. Ketiga, akan menggelikan
untuk menyangkal bahwa dengan sedikit
perubahan dalam hubungan politik dan strategis,
sebagai contoh antara Jerman dan Inggris,
pembentukan Negara-negara baru, Polandia, India,
dsb dapat “dicapai” dengan cepat. Keempat, kapital
finans, dalam usahanya untuk ekspansi, akan
“secara bebas” membeli dan menyuap pemerintahan
yang paling bebas, paling demokratik dan paling
republik serta para pejabat terpilih dari negeri
manapun, bagaimanapun “independennya”
pemerintahan tersebut. Dominasi kapital finans,
seperti juga kapital secara umum, tidak dapat
dihilangkan oleh reformasi bentuk apapun di
dalam ranah demokrasi politik, dan hak penentuan
nasib sendiri secara keseluruhan dan eksklusif ada
di dalam ranah tersebut. Namun dominasi kapital
finans tidak sedikitpun menghancurkan
signifikansi demokrasi politik sebagai bentuk
penindasan kelas dan perjuangan kelas yang lebih
bebas, lebih luas, dan lebih jelas. Oleh karena itu
semua argumentasi yang menyatakan bahwa
“kemustahilan mencapai” secara ekonomi salah satu
tuntutan demokrasi politik di dalam kapitalisme
mereduksi diri mereka sendiri ke dalam sebuah
definisi yang secara teori keliru mengenai relasi-

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 197
relasi umum dan fundamental dari kapitalisme dan
dari demokrasi politik secara umum.
Dalam makna yang kedua, pernyataan tersebut
adalah tidak lengkap dan tidak tepat, karena
bukan hanya hak sebuah bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri, tetapi juga semua
tuntutan pokok dalam demokrasi politik adalah
“mungkin untuk dicapai” di bawah imperialisme,
hanya dalam bentuk yang tidak lengkap,
termutilasi dan sebagai sebuah pengecualian yang
langka (sebagai contoh, pemisahaan Norwegia dari
Swedia pada 1905). Tuntutan untuk kemerdekaan
segera bagi negeri-negeri jajahan, seperti yang
diajukan oleh semua kaum Sosial Demokrat
revolusioner, juga “tidak mungkin dicapai” di
bawah kapitalisme tanpa serangkaian revolusi.
Akan tetapi ini bukan berarti bahwa Sosial
Demokrasi harus menahan diri dari melancarkan
sebuah perjuangan yang segera dan paling tegas
untuk semua tuntutan tersebut – untuk menahan
diri hanya akan memberikan keuntungan pada
borjuasi dan reaksi. Sebaliknya, hal tersebut secara
tidak langsung menunjukkan bahwa penting
untuk memformulasikan dan memajukan semua
tuntutan tersebut, bukan dengan cara yang
reformis, namun dengan cara yang revolusioner;
bukan dalam kerangka legalitas borjuasi, namun
dengan menerobosnya; bukan dengan membatasi
diri pada pidato-pidato parlementer dan protes-
protes verbal, namun dengan mendorong massa ke
dalam aksi yang riil, dengan memperluas dan
mengobarkan perjuangan untuk setiap tuntutan

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 198
demokratik yang pokok, sampai dengan dan
termasuk juga serangan langsung proletariat
terhadap borjuasi, yakni sampai ke revolusi sosialis
yang akan melucuti borjuasi. Revolusi sosialis
dapat terjadi bukan hanya akibat pemogokan
umum, demonstrasi jalanan, kerusuhan akibat
kelaparan, pemberontakan di dalam tentara atau
pemberontakan di negeri-negeri jajahan, namun
juga akibat krisis politik apapun, seperti skandal
Dreyfus72, insiden Zabern73, atau dalam
hubungannya dengan referendum untuk
memisahkan diri dari sebuah bangsa yang tertindas,
dsb.
Intensifikasi penindasan nasional di bawah
imperialisme menjadikan sebuah keharusan bagi
Sosial Demokrasi untuk tidak meninggalkan apa
yang digambarkan oleh borjuasi sebagai
perjuangan “utopis” bagi kemerdekaan bangsa-
bangsa untuk memisahkan diri, tetapi, sebaliknya,
untuk mengambil keuntungan lebih banyak dari
konflik-konflik yang juga muncul atas dasar
perjuangan tersebut dengan tujuan untuk
membangkitkan aksi massa dan serangan
revolusioner terhadap borjuasi.

72 Alfred Dreyfys, seorang perwira Prancis, seorang Yahudi, yang pada 1894 dijatuhi hukuman penjara
seumur hidup di pengadilan militer, berdasarkan tuduhan fitnah bahwa dia melakukan spionase dan
pengkhianatan. Pengadilan yang provokatif dan penuh skandal ini diorganisir oleh kaum reaksioner.
Gerakan untuk mendukung Dreyfus mengekspos adanya korupsi di pengadilan dan pemerintahan, dan
menajamkan pertentangan antara kaum republikan dan royalis. Pada 1889 Dreyfus dimaafkan dan
dibebaskan. Hanya pada 1906, setelah kasus ini diperiksa kembali, Dreyfus lalu direhabilitasi.
73 Pada 1913, seorang perwira Jerman menggunakan kata yang kasar yang menghina penduduk kota

Saverne. Penduduk Saverne melakukan protes tetapi ditindas secara kejam oleh tentara, dimana banyak
orang ditangkap tanpa alasan. Peristiwa ini lalu menyulut perdebatan besar di Jerman dan krisis
kepercayaan terhadap pemerintah Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 199
3. Makna Hak Penentuan Nasib Sendiri dan
Hubungannya dengan Federasi
Hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya
sendiri bermakna hanya hak untuk kemerdekaan
dalam arti politik, hak untuk pemisahan politik
secara bebas dari bangsa yang menindas. Secara
konkrit, tuntutan demokratik dan politik ini
berarti kebebasan sepenuhnya untuk beragitasi
mendukung pemisahan diri dan kebebasan untuk
menyelesaikan persoalan pemisahan diri dengan
cara referendum dari bangsa yang ingin
memisahkan diri. Sebagai akibatnya, tuntutan ini
bukan berarti identik dengan tuntutan
memisahkan diri, untuk partisi, untuk pembentukan
negeri-negeri yang kecil. Tuntutan tersebut adalah
ekspresi logis dari perjuangan melawan penindasan
nasional dalam setiap bentuk. Semakin dekat sistem
demokratik negeri tersebut kepada kebebasan
sepenuhnya untuk memisahkan diri, akan menjadi
semakin lemah dan jarang praktek untuk
memperjuangkan pemisahan diri; karena
keuntungan-keuntungan dari negeri-negeri yang
besar, baik dari sudut pandang perkembangan
ekonomi dan dari sudut pandang kepentingan
massa, adalah hal yang tidak diragukan lagi; dan
keuntungan-keuntungan ini meningkat seiring
dengan pertumbuhan kapitalisme. Pengakuan
terhadap hak penentuan nasib sendiri tidaklah
sama dengan membuat federasi menjadi sebuah
prinsip. Seseorang dapat saja menentang dengan
teguh prinsip federasi tersebut dan mendukung
sentralisme demokratik, namun lebih memilih

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 200
federasi ketimbang ketidaksetaraan nasional
sebagai jalan satu-satunya untuk menuju
sentralisme demokratik yang utuh. Adalah dari
cara pandang ini, Marx, meskipun seorang sentralis,
lebih memilih federasi Irlandia dengan Inggris
ketimbang penundukan paksa Irlandia kepada
Inggris.
Tujuan sosialisme adalah bukan hanya untuk
menghapus pembagian umat manusia hari ini ke
dalam negeri-negeri kecil dan semua isolasi
nasional; bukan hanya untuk membawa bangsa-
bangsa menjadi semakin dekat, namun juga untuk
menyatukan mereka. Dan untuk mencapai tujuan ini
kita harus, di satu sisi, menjelaskan kepada massa
sifat reaksioner dari ide-ide Renner dan Otto Bauer
mengenai apa-yang-disebut-sebagai “otonomi
budaya nasional” dan, di sisi yang lain, menuntut
kemerdekaan bangsa-bangsa yang tertindas, bukan
dalam kata-kata umum dan samar-samar, bukan
dalam pernyataan-pernyataan kosong, bukan
dengan “menunda” persoalan tersebut hingga
sosialisme dimenangkan, namun dengan sebuah
program politik yang terformulasikan secara jelas
dan tepat, yang secara khusus akan menjelaskan
kemunafikan dan kepengecutan kaum Sosialis di
negeri-negeri yang menindas. Seperti juga umat
manusia dapat mencapai penghapusan kelas-kelas
hanya dengan melewati periode transisi dari
kediktaktoran kelas-kelas yang tertindas, demikian
juga umat manusia dapat mencapai keniscayaan
persatuan bangsa-bangsa hanya dengan melewati
periode kemerdekaan sepenuhnya dari semua bangsa-

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 201
bangsa yang tertindas, yaitu kebebasan mereka
untuk memisahkan diri.

4. Presentasi Proletariat Revolusioner Mengenai


Persoalan Hak Sebuah Bangsa Untuk
Menentukan Nasib Sendiri
Bukan hanya tuntutan hak sebuah bangsa untuk
menentukan nasib sendiri namun juga semua item
dari program demokratik minimum kita telah
diajukan sebelum kita, jauh sejak abad ke tujuh belas
dan delapan belas, oleh kaum borjuis kecil. Dan
kaum borjuis kecil, yang percaya pada kapitalisme
“damai”, hingga hari ini terus mengedepankan semua
tuntutan tersebut dengan cara utopis, tanpa
melihat perjuangan kelas dan fakta bahwa
perjuangan kelas ini telah menjadi semakin intensif
di bawah demokrasi. Gagasan persatuan damai dari
bangsa-bangsa yang setara di bawah imperialisme,
yang menipu rakyat, dan yang diajukan oleh
kelompok Kautsky74, adalah seperti itu. Untuk
melawan kaum utopis yang filistin dan oportunis
ini, program Sosial Demokrasi harus menunjukkan
bahwa di bawah imperialisme pembagian bangsa-
bangsa menjadi yang menindas dan yang tertindas
adalah sebuah kenyataan yang pokok, yang paling
penting dan tidak dapat dihindari.

74 Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai guru besar Marxis Jerman. Lenin pun pada satu
ketika menganggapnya sebagai gurunya. Akan tetapi, dengan semakin dekatnya revolusi, semakin menjauh
ia dari Marxisme revolusioner. Sampai akhirnya dia menentang Revolusi Oktober mati-matian dan menjadi
salah satu kekuatan kontra-revolusioner. Lenin dan Trotsky mengecam mantan guru mereka ini sebagai
pengkhianat.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 202
Kaum proletariat dari bangsa-bangsa yang
menindas tidak dapat membatasi dirinya sendiri
pada ungkapan-ungkapan yang umum dan lazim
menentang aneksasi dan mendukung hak yang
setara dari bangsa-bangsa secara umum, sesuatu
yang dapat diulang-ulang oleh kaum borjuasi
pasifis manapun. Proletariat tidak dapat
menghindari masalah yang sangat “tidak
menyenangkan” bagi kaum borjuasi imperialis, yakni,
masalah perbatasan sebuah bangsa yang
berdasarkan atas penindasan nasional. Kaum
proletariat harus melawan pengekangan paksa
bangsa-bangsa yang tertindas di dalam batas-batas
bangsa tertentu, dan inilah makna perjuangan
untuk hak penentuan nasib sendiri. Kaum
proletariat harus menuntut hak politik untuk
memisahkan diri bagi negeri-negeri jajahan dan bagi
bangsa-bangsa yang ditindas oleh bangsanya
“sendiri”. Jika kaum proletariat tidak melakukan hal
itu, internasionalisme proletariat akan menjadi
ungkapan yang tidak bermakna; saling percaya dan
solidaritas kelas antar buruh dari bangsa-bangsa
yang menindas dan tertindas akan menjadi
mustahil; kemunafikan dari kaum reformis dan para
pendukung Kautsky yang mendukung hak
penentuan nasib sendiri namun bungkam mengenai
bangsa-bangsa yang ditindas oleh bangsa “mereka”
dan dipenjara secara paksa di dalam negeri “mereka”
akan tetap tidak terekspos.
Kaum Sosialis dari bangsa-bangsa yang tertindas, di
sisi yang lain, secara khusus harus berjuang untuk
dan mempertahankan persatuan absolut (juga

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 203
secara organisasional) antara buruh dari bangsa
yang tertindas dengan buruh dari bangsa yang
menindas. Tanpa persatuan semacam itu akan
menjadi mustahil untuk mempertahankan kebijakan
proletariat yang independen dan solidaritas kelas
dengan proletariat dari negeri-negeri lain di
hadapan semua akal-akalan, pengkhianatan dan
tipu daya borjuasi; karena kaum borjuasi dari
bangsa yang tertindas selalu mengubah slogan
pembebasan nasional menjadi alat untuk menipu
buruh; dalam politik internal kaum borjuasi bangsa
yang tertindas menggunakan slogan tersebut
sebagai alat untuk melakukan perjanjian-perjanjian
reaksioner dengan kaum borjuasi dari bangsa yang
berkuasa (sebagai contoh, kaum borjuasi Polandia
di Austria dan Rusia, yang membuat perjanjian
dengan kelompok reaksi untuk menindas kaum
Yahudi dan orang Ukraina); dalam ranah politik
luar negeri dia berusaha membuat perjanjian
dengan salah satu pesaing kekuatan imperialis
dengan tujuan untuk memenangkan kepentingan-
kepentingan predatornya sendiri (kebijakan negeri-
negeri kecil di Balkan, dsb).
Kenyataan bahwa di bawah kondisi-kondisi
tertentu perjuangan pembebasan nasional melawan
satu kekuatan imperialis dapat digunakan oleh
Kekuatan “Besar” lainnya untuk kepentingan yang
juga imperialis tidak boleh mendorong Sosial
Demokrasi untuk mencampakkan pengakuan
terhadap hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, seperti halnya dalam banyak kasus
dimana kaum borjuasi menggunakan slogan

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 204
republik untuk tujuan penipuan politik dan
perampokan ekonomi, contohnya di negeri-negeri
Amerika Latin, tidak mendorong mereka untuk
meninggalkan republikanisme.
5. Marxisme dan Proudhonisme Mengenai
Persoalan Kebangsaan
Berkebalikan dengan kaum demokrat borjuis-kecil,
Marx menganggap semua tuntutan demokratik,
tanpa terkecuali, bukanlah sebagai sebuah hal yang
absolut, namun merupakan ekspresi sejarah dari
perjuangan massa rakyat, yang dipimpin oleh kaum
borjuasi, dalam melawan feodalisme. Tidak ada satu
tuntutan demokratik pun yang tidak dapat
menjadi, atau belum menjadi, di bawah kondisi-
kondisi tertentu, sebuah instrumen kaum borjuasi
untuk menipu kaum buruh. Untuk hanya memilih
satu tuntutan demokrasi politik, yaitu, hak sebuah
bangsa untuk menentukan nasib sendiri, dan
mempertentangkannya dengan tuntutan-
tuntutan demokrasi politik lainnya, adalah secara
fundamental keliru dalam teori. Dalam praktek,
kaum proletariat akan mampu mempertahankan
kemandiriannya hanya jika dia mensubordinasikan
perjuangannya untuk semua tuntutan
demokratik, termasuk juga tuntutan untuk sebuah
republik, kepada perjuangan revolusionernya
untuk menggulingkan borjuasi.
Di sisi yang lain, berkebalikan dari kelompok
Proudhon, yang “menolak” persoalan kebangsaan
“atas nama revolusi sosial”, Marx, yang memikirkan
terutama kepentingan perjuangan kelas buruh di

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 205
negeri-negeri maju, memajukan prinsip pokok
internasionalisme dan sosialisme, yakni bahwa tidak
ada bangsa yang dapat bebas jika ia menindas
bangsa lain. Justru dari sudut pandang
kepentingan gerakan revolusioner dari kaum
buruh Jerman Marx pada tahun 1898 menuntut
supaya demokrasi yang menang-jaya di Jerman
harus memproklamirkan dan memberikan
kemerdekaan kepada bangsa-bangsa yang ditindas
oleh Jerman. Justru dari sudut pandang
perjuangan revolusioner kaum buruh Inggris Marx
pada tahun 1869 menuntut pemisahan Irlandia dari
Inggris, dan menambahkan: “…meskipun setelah
pemisahan mungkin akan muncul federasi.” Hanya
dengan memajukan tuntutan tersebut maka Marx
benar-benar mendidik kaum buruh Inggris dalam
semangat internasionalisme. Hanya dengan cara
itu dia mampu mempertentangkan solusi
revolusioner dari sebuah masalah historis
tertentu dengan kaum oportunis dan reformisme
borjuis, yang bahkan hingga sekarang, setengah
abad kemudian, telah gagal untuk mencapai
“reforma” Irlandia. Hanya dengan cara ini Marx
dapat – tidak seperti para apologis kapital yang
berteriak-teriak mengenai hak bangsa-bangsa kecil
untuk memisahkan diri sebagai sesuatu yang utopis
dan mustahil, dan mengenai sifat progresif dari
konsentrasi ekonomi dan juga politik –
mendorong sifat progresif dari konsentrasi
tersebut dengan cara yang non-imperialis, untuk
mendorong persatuan dari bangsa-bangsa, bukan
dengan pemaksaan, namun atas dasar persatuan
bebas kaum proletariat dari semua negeri. Hanya
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 206
dengan cara ini Marx mampu, juga dalam hal solusi
untuk persoalan kebangsaan, mempertentangkan
aksi revolusioner massa dengan pengakuan verbal
dan yang seringkali munafik atas kesetaraan dan
hak sebuah bangsa untuk menentukan nasibnya
sendiri. Perang Imperialis tahun 1914-16 dan kandang
Augean75 kemunafikan dari kaum oportunis dan
para Kautskyian yang dibongkarnya telah
menegaskan kebenaran kebijakan Marx, yang harus
menjadi model untuk semua negeri-negeri maju;
karena mereka semua saat ini menindas bangsa-
bangsa lain.

6. Tiga Tipe Negeri Dalam Hubungannya dengan


Hak Sebuah Bangsa Untuk Menentukan Nasib
Sendiri
Dalam hal ini, negeri-negeri harus dibagi menjadi
tiga tipe utama:
Pertama, negeri-negeri kapitalis maju Eropa Barat
dan Amerika Serikat. Di negeri-negeri ini gerakan
borjuis nasional yang progresif telah berakhir
lama sekali. Setiap bangsa “besar” tersebut menindas
bangsa lain di dalam negeri-negeri jajahan dan di
dalam negeri mereka sendiri. Tugas proletariat di
negeri-negeri berkuasa tersebut adalah sama
dengan proletariat di Inggris pada abad kesembilan
belas dalam hubungannya dengan Irlandia.

75Kandang Augean merujuk pada mitos Herkules, dimana Herkules ditugasi untuk membersihkan Kandang
Augean yang penuh dengan kotoran ternak, yang selama 30 tahun tidak pernah dibersihkan.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 207
Kedua, Eropa Timur: Austria, Balkan dan terutama
Rusia. Di sini adalah abad keduapuluh yang secara
khusus mengembangkan gerakan nasional borjuis-
demokratik dan mengintensifkan perjuangan
nasional. Tugas proletariat di negeri-negeri
tersebut – berkaitan dengan pemenuhan reformasi
borjuis-demokratik mereka, juga berkaitan dengan
membantu revolusi sosialis di negeri-negeri lainnya
– tidak dapat tercapai kecuali kalau mereka
mendukung hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut tugas
paling sulit namun paling penting adalah untuk
menggabungkan perjuangan kelas dari kaum buruh
bangsa-bangsa yang menindas dengan perjuangan
kelas dari kaum buruh bangsa-bangsa yang
tertindas.
Ketiga, negeri-negeri semi-kolonial seperti Cina,
Persia, Turki dan semua negeri-negeri jajahan, yang
total populasinya berjumlah hingga satu miliar. Di
negeri-negeri tersebut, gerakan borjuis-demokratik
entah baru saja mulai atau jauh sekali dari selesai.
Kaum sosialis bukan saja harus menuntut
kemerdekaan tanpa syarat dan segera untuk
negeri-negeri jajahan tanpa kompensasi – dan
tuntutan ini dalam ekspresi politiknya berarti,
tidak kurang dan tidak lebih, pengakuan atas hak
penentuan nasib sendiri – tetapi juga harus
memberikan dukungan tegas kepada elemen-elemen
yang lebih revolusioner dalam gerakan borjuis-
demokratik untuk pembebasan nasional di negeri-
negeri tersebut dan membantu pemberontakan
mereka – jika perlu, perang revolusioner mereka –

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 208
melawan kekuatan-kekuatan imperialis yang
menindas mereka.
7. Sosial-Chauvinisme dan Hak Sebuah Bangsa
Untuk Menentukan Nasib Sendiri
Epos Imperialis dan perang tahun 1914-1916 [Perang
Dunia Pertama] terutama sekali telah membawa ke
depan tugas melawan chauvinisme dan
nasionalisme di negeri-negeri maju. Mengenai
masalah hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, ada dua macam pendapat di antara
kaum sosial - chauvinisme, yaitu kaum oportunis
dan kaum Kautskyian, yang memberikan hiasan pada
perang imperialis yang reaksioner ini dengan
menyatakannya sebagai perang untuk “membela
tanah air”.
Di satu sisi, ada para pelayan borjuasi yang membela
aneksasi dengan alasan bahwa konsentrasi politik
dan imperialisme adalah sesuatu yang progresif dan
yang menolak hak penentuan nasib sendiri dengan
alasan bahwa hal itu adalah utopis, ilusi, borjuis
kecil, dsb. Di antara mereka adalah Cunow76,
Parvus77 dan para oportunis ekstrim di Jerman,
sebagian dari kaum Fabian78 dan para pemimpin

76 Heinrich Cunow (1862-1936) adalah seorang politisi dari Partai Sosial Demokrat Jerman dn editor koran
teori Partai Sosial Demokrat Jerman, Die Neue Zeit, dari 1917 hingga 1923. Dia mendukung Perang Dunia
Pertama dan pecah dari Marxisme.
77 Alexander Parvus (1867-1924) adalah politisi Partai Sosial Demokrat Jerman, yang juga aktif dalam

gerakan revolusioner Rusia. Pada Revolusi 1905, dia terlibat dan ditangkap oleh polisi Rusia bersama
dengan Trotsky dan kaum revolusioner Rusia lainnya. Sebagai bagian dari sosial demokrasi Jerman, dia
mendukung Perang Dunia Pertama.
78 Fabian Society adalah sebuah gerakan sosialis intelektual di Inggris yang tujuannya adalah mendorong

prinsip sosial demokrasi melalui cara-cara reformis dan bukan cara-cara revolusi. Kelompok ini dibentuk
pada tahun 1884. Sekarang kelompok ini adalah “think tank” untuk gerakan New Labournya Tony Blair,
sebuah gerakan sayap kanan di Partai Buruh Inggris.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 209
serikat buruh di Inggris, dan kaum oportunis,
Semkovsky, Liebman, Yurkevich, dan yang lainnya di
Rusia.
Di sisi yang lain, ada kaum Kautskyian, termasuk
Vandervelde79, Renaudel80 dan banyak kaum pasifis di
Inggris, Perancis, dsb. Mereka mendukung persatuan
dengan orang-orang yang disebut sebelumnya,
dan dalam praktek tingkah laku mereka adalah
sama, dimana mereka mendukung hak penentuan
nasib sendiri dengan cara yang sepenuhnya verbal
dan munafik. Mereka menganggap tuntutan untuk
kebebasan pemisahan politik sebagai sesuatu yang
“berlebihan” (“zu viel verlangt” – Kautsky dalam Neue
Zeit, 21 Mei 1915); mereka tidak mendukung perlunya
taktik-taktik revolusioner, terutama sekali untuk
kaum Sosialis di negeri-negeri yang menindas, tetapi,
sebaliknya, mereka mengabaikan kewajiban
revolusioner mereka, mereka membenarkan
oportunisme mereka, mereka mempermudah penipuan
terhadap rakyat, mereka justru menghindari
masalah perbatasan sebuah negeri yang dengan
paksa mengekang bangsa-bangsa jajahan, dsb.
Kedua kelompok ini adalah kaum oportunis yang
melacurkan Marxisme dan telah kehilangan semua
kapasitas untuk memahami makna teoritis dan
urgensi praktis dari taktik-taktik Marx, dimana dia

79 Emile Vandervelde (1866-1938) adalah seorang politisi dari Belgia dan presiden Partai Buruh Belgia dari
1928-1938. Dia juga mengetuai Internasional Kedua dari 1900-1918, dimana dia mendukung Perang
Dunia Pertama.
80 Pierre Renaudel (1871-1935) adalah politisi sosialis dari Prancis, dan menjadi pemimpin nasional dari

SFIO, yakni seksi Prancis dari Internasional Kedua, yang hari ini adalah Partai Sosialis Prancis. Dia adalah
seorang reformis yang mendukung Perang Dunia Pertama.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 210
telah memberikan sebuah contoh terkait dengan
Irlandia.
Masalah aneksasi telah menjadi sebuah masalah
yang terutama mendesak karena perang. Namun apa
itu aneksasi! Jelas, untuk melakukan protes
terhadap aneksasi menyiratkan entah pengakuan
atas hak sebuah bangsa untuk menentukan nasib
sendiri, atau bahwa protes tersebut berdasarkan
frase pasifis yang membela status quo dan
menentang semua kekerasan termasuk kekerasan
revolusioner. Frase semacam ini sangatlah keliru,
dan tidak sesuai dengan Marxisme.
8. Tugas-tugas Kongkrit Proletariat ke Depan
Revolusi sosialis dapat saja mulai dalam waktu
yang sangat dekat. Pada momen tersebut kaum
proletariat akan dihadapkan dengan tugas
mendesak untuk merebut kekuasaan, mengambil alih
bank-bank dan melakukan langkah-langkah
diktaktorial lainnya. Dalam situasi semacam itu,
kaum borjuasi, dan terutama sekali para
intelektual seperti kaum Fabian dan kaum
Kautskyian, akan berusaha untuk menghambat dan
mengganggu revolusi, untuk membatasinya pada
tujuan-tujuan demokratik yang sempit. Sementara
semua tuntutan yang murni demokratik dapat saja
– pada saat proletariat telah mulai menyerbu
benteng-benteng kekuasaan borjuasi – dalam makna
tertentu menjadi hambatan bagi revolusi, meskipun
demikian, keharusan untuk mewartakan dan
memberikan kebebasan kepada semua bangsa-bangsa
tertindas (yaitu hak mereka untuk menentukan

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 211
nasib sendiri) akan sama mendesaknya dalam
revolusi sosialis seperti juga mendesak bagi
kemenangan revolusi borjuis-demokratik,
contohnya di Jerman 1848 atau di Rusia pada 1905.
Namun, lima tahun, sepuluh tahun atau bahkan
lebih lama lagi bisa belalu sebelum revolusi sosialis
dimulai. Dalam hal itu, tugas kita adalah untuk
mendidik massa dalam semangat revolusioner agar
membuat mustahil bagi kaum chauvinis dan
oportunis Sosialis untuk berada dalam partai
buruh dan mencapai kemenangan serupa seperti
tahun 1914-1916. Menjadi tugas kaum Sosialis untuk
menjelaskan kepada massa bahwa kaum Sosialis
Inggris yang gagal menuntut kebebasan untuk
memisahkan diri bagi negeri-negeri jajahan dan bagi
Irlandia; bahwa kaum Sosialis Jerman yang gagal
menuntut kebebasan untuk memisahkan diri bagi
negeri-negeri jajahan, bagi rakyat Alsatian81, bagi
Denmark dan bagi Polandia, dan yang gagal untuk
menjalankan propaganda revolusioner langsung
serta aksi massa revolusioner ke dalam medan
perjuangan melawan penindasan nasional, yang
gagal untuk menggunakan kasus-kasus seperti
insiden Zabern untuk melancarkan propaganda
bawah tanah yang luas di antara kaum
proletariat dari bangsa yang menindas, untuk
mengorganisir demonstrasi jalanan dan aksi massa
revolusioner; bahwa kaum Sosialis Rusia yang
gagal untuk menuntut kebebasan untuk
memisahkan diri bagi Finlandia, Polandia, Ukraina,

81Rakyat Alsatian adalah dari daerah Alsace, yakni wilayah Prancis yang berbatasan dengan Jerman. Dari
1871-1918 daerah ini ada di bawah jajahan Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 212
dsb, dsb – bertingkah laku seperti kaum chauvinis,
seperti antek-antek dari kaum borjuasi imperialis
dan monarki imperialis yang berlumuran darah
dan lumpur.
9. Sikap Sosial Demokrasi Rusia dan Polandia
serta Internasional Kedua82 terhadap Hak
Penentuan Nasib Sendiri.
Perbedaan antara kaum Sosial Demokrat
revolusioner Rusia dan Sosial Demokrat Polandia
mengenai masalah hak penentuan nasib sendiri
muncul sedini tahun 1903 di kongres yang
mensahkan program Partai Buruh Sosial Demokrat
Rusia, dan yang, kendati protes dari delegasi Sosial
Demokrat Polandia, memasukkan program di poin 9,
yang mengakui hak sebuah bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri. Sejak saat itu kaum
Sosial Demokrat Polandia, atas nama Partai mereka,
tidak pernah mengulangi pengajuan untuk
menghilangkan poin 9 dari program kita atau
untuk menggantikannya dengan formulasi yang
lainnya.
Di Rusia – dimana tidak kurang dari 57 persen, yakni
lebih dari 100 juta populasi, berasal dari bangsa-
bangsa yang tertindas, dimana bangsa-bangsa
tersebut terutama menempati provinsi-provinsi di
perbatasan, dimana beberapa dari bangsa-bangsa
tersebut lebih berbudaya ketimbang Rusia Raya,
dimana sistem politik dibedakan oleh karakternya

82 Internasional Kedua dibentuk pada 1881 oleh partai-partai buruh Eropa. Organisasi internasional ini
mendasarkan dirinya pada gagasan Marxisme. Akan tetapi dalam perjalanannya, banyak para pemimpin
Internasional Kedua mulai mengadopsi gagasan reformisme. Pada 1914, mayoritas seksi Internasionale
Kedua mendukung Perang Dunia Pertama, dan ini menandai kehancuran organisasi tersebut.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 213
yang sangat barbar dan abad-pertengahan, dimana
revolusi borjuis-demokratik belum dituntaskan –
pengakuan hak sebuah bangsa yang ditindas oleh
tsarisme untuk bebas memisahkan diri dari Rusia
adalah sepenuhnya kewajiban bagi Sosial Demokrasi
demi kepentingan tugas-tugas demokratik dan
sosialisnya. Partai Kita, yang didirikan ulang pada
Januari 1912, mensahkan resolusi pada 1913 yang
menegaskan hak untuk menentukan nasib sendiri
dan menjelaskannya dalam makna yang kongkrit
seperti yang dijelaskan di atas. Kegilaan
chauvinisme Rusia-Raya berkecamuk pada 1914-16 di
antara kaum borjuasi dan kaum Sosialis oportunis
(Rubanovich83, Plekhanov84, Nashe Dyelo85, dsb)
mendorong kita untuk menuntut lebih kuat
ketimbang sebelumnya dan untuk menyatakan
bahwa mereka-mereka yang menolaknya melayani,
dalam praktek, benteng chauvinisme dan tsarisme
Rusia Raya. Partai kita menyatakan bahwa kita
dengan tegas menolak semua tanggung jawab atas
oposisi terhadap hak penentuan nasib sendiri.
Formulasi terakhir dari posisi Sosial Demokrasi
Polandia terhadap persoalan kebangsaan (deklarasi
yang dibuat oleh Sosial Demokrasi Polandia di

83 Ilya Rubanovich (1859-1920) adalah seorang revolusioner Rusia yang bergabung dengan kelompok
Narodnik, yakni Narodnaya Volya, pada 1880an, sebuah kelompok populis yang berhasil membunuh Tsar
Alexander II. Dia lalu bergabung dengan Partai Sosialis Revolusioner. Pada saat Perang Dunia I, ia lalu
mendukung perang ini sebagai perang untuk membela tanah air. Dia juga lalu menentang Revolusi Oktober.
84 Georgi Plekhanov (1856-1918) adalah Bapak Marxisme Rusia. Dia adalah salah satu pendiri organisasi

Marxis pertama di Rusia: Kelompok Emansipasi Buruh. Dianggap oleh Lenin sebagai gurunya, dia pada
akhirnya berseberangan dengan Lenin mengenai masalah Revolusi Rusia 1917, dan menentang Revolusi
Oktober.
85 Nashe Dyelo adalah koran kaum reformis Rusia.

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 214
Konferensi Zimmerwald86) mengandung ide-ide
sebagai berikut:
Deklarasi ini mengutuk Jerman dan pemerintahan
lainnya yang menganggap “provinsi Polandia”
sebagai sandera untuk permainan kompensasi
mendatang dan dengan demikian “merampas dari
rakyat Polandia hak untuk menentukan nasibnya
sendiri.” Deklarasi ini menyatakan: “Sosial Demokrasi
Polandia secara tegas dan serius memprotes
pemecahan dan partisi terhadap sebuah negeri” …
Sosial Demokrasi Polandia mengutuk kaum Sosialis
yang menyerahkan kepada Hohenzollern87 “tugas
membebaskan bangsa-bangsa tertindas.” Sosial
Demokrasi Polandia mengekspresikan keyakinan
bahwa hanya dengan partisipasi dalam perjuangan
kaum proletariat internasional revolusioner yang
akan datang, dan hanya dalam perjuangan untuk
sosialisme, “rantai beban penindasan nasional dapat
dihancurkan dan menghapus semua bentuk
dominasi asing, dan memastikan untuk rakyat
Polandia kemungkinan untuk berkembang secara
bebas dan menyeluruh sebagai anggota yang
setara di dalam sebuah Liga Bangsa-Bangsa.”
Deklarasi ini juga mengakui bahwa perang yang
sekarang ada adalah “perang saudara ganda” “bagi

86 Konferensi Zimmerwald adalah konferensi internasional yang diselenggarakan oleh kaum sosial-demokrat
atau Marxis yang menentang Perang Dunia, yang bertempat di Zimmerwald, Switzerland, pada 8 September
1915. Setelah mayoritas kaum sosial demokrat Internasional Kedua memberikan dukungan mereka kepada
negara mereka masing-masing untuk meluncurkan Perang Dunia, kaum Marxis revolusioner yang menentang
perang pecah dari kaum sosial-demokrat reformis ini. Ikut dalam konferensi ini antara lain adalah Lenin,
Trotsky, Zinoviev, Radek, dan Martov. Rosa Luxemburg walau tidak hadir juga mendukung kelompok
Zimmerwald.
87 Hohenzollern adalah adalah keluarga bangsawan yang memegang kekuasaan di Prussia, Jerman, dan

Rumania semenjak tahun 1100. Di Jerman dan Prusia, tahta kerajaan mereka ditumbangkan oleh Revolusi
Jerman 1918. Di Romania, pada 1947 mereka ditumbangkan oleh gerakan Komunis.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 215
rakyat Polandia.” (Bulletin of the International
Socialist Committee, No. 2, 27 September 1915, hlm 15.)
Tidak ada perbedaan dalam substansi antara
postulat-postulat di atas dengan pengakuan hak
sebuah bangsa untuk menentukan nasib sendiri
kecuali bahwa formulasi politik mereka masih
terlalu kabur dan samar-samar ketimbang
mayoritas program dan resolusi dari
Internasional Kedua . Usaha apapun untuk
mengekspresikan ide-ide tersebut dalam formula
politik yang tepat dan untuk menentukan apakah
ide-ide ini berlaku dalam sistem kapitalis atau hanya
di dalam sistem sosialis akan semakin jelas
membuktikan kesalahan yang dilakukan oleh kaum
Sosial-Demokrat Polandia dalam menyangkal hak
sebuah bangsa untuk menentukan nasib sendiri.
Keputusan Kongres Internasional Kedua yang
diselenggarakan di London pada 1896, yang
mengakui hak sebuah bangsa untuk menentukan
nasib sendiri, harus, di atas dasar postulat-
postulat yang disebutkan di atas, ditambahi
dengan referensi pada: (1) urgensi yang terutama
dari tuntutan ini di bawah imperialisme; (2) sifat
kondisional secara politik dan isi kelas dari semua
tuntutan demokrasi politik, termasuk tuntutan
ini; (3) perlunya membedakan tugas-tugas konkrit
dari kaum Sosial Demokrat di bangsa-bangsa yang
menindas dan di bangsa-bangsa yang tertindas; (4)
pengakuan hak penentuan nasib sendiri dari kaum
oportunis dan kaum Kautskyian yang tidak
konsisten, sepenuhnya verbal, dan, oleh karenanya,
sejauh signifikansi politiknya, munafik; (5) kesamaan
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 216
yang sesungguhnya antara kaum sonivis dan kaum
Sosial Demokrat, terutama sekali kaum Sosial
Demokrat dari Kekuatan-kekuatan Besar (Rusia
Raya, Anglo-Amerika, Jerman, Perancis, Italia, Jepang,
dsb) yang tidak mendukung kebebasan untuk
memisahkan diri bagi koloni-koloni dan bangsa-
bangsa yang ditindas oleh bangsa “mereka sendiri”;
(6) perlunya mensubordinasi perjuangan untuk
tuntutan ini, dan juga untuk semua tuntutan
demokrasi politik yang pokok, kepada perjuangan
massa revolusioner yang segera untuk
menggulingkan pemerintahan borjuis dan untuk
mencapai sosialisme.
Untuk mencangkokkan kepada Internasional cara
pandang beberapa bangsa-bangsa kecil – terutama
sekali cara pandang kaum Sosial Demokrat
Polandia yang dalam perjuangannya melawan
borjuasi Polandia, yang menipu rakyat dengan
slogan-slogan nasionalis, disesatkan ke penolakan
hak menentukan nasib sendiri – akan merupakan
kesalahan teoritis. Itu akan menggantikan
Marxisme dengan Prodhounisme dan, dalam praktek,
akan memberikan dukungan tidak-sengaja kepada
chauvinisme dan oportunisme yang paling
berbahaya dari bangsa-bangsa Besar.

Dewan Editorial Sotsial-Democrat, Organ


Sentral dari P.B.S.D.R [Partai Buruh Sosial
Demokrat Rusia]

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 217
Postscript. Dalam Die Neue
tanggal 3 Zeit pada
Maret 1916, yang baru saja muncul, Kautsky secara
terbuka mengulurkan tangan rekonsiliasi Kristen
kepada Austerlitz88, yakni seorang perwakilan
chauvinisme Jerman yang paling busuk, menolak
kebebasan untuk memisahkan diri bagi bangsa-bangsa
yang tertindas di Hapsburg Austria namun
mengakuinya untuk Polandia Rusia, sebagai layanan
kecil untuk Hindenburg89 dan Wilhelm II90. Tidak ada
ekspose mengenai Kautskyisme yang lebih baik daripada
ini!
---------------

Catatan Untuk Tesis “Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah


Bangsa Untuk Menentukan Nasib Sendiri”

Ditulis antara Januari-Februari 1916. Pertama kali


diterbitkan tahun 1937 dalam Lenin Miscellany XXX,
diterjemahkan dari bahasa Jerman

Ada persamaan antara bagaimana umat manusia


harus mencapai penghapusan kelas-kelas dengan
bagaimana umat manusia dapat mencapai fusi bangsa-
bangsa. Seperti halnya hanya sebuah tahapan transisi
dari kediktaktoran oleh kelas yang tertindas akan
membawa kita ke penghapusan kelas-kelas, maka hanya

88 Friedrich Austerlitz (1862-1931) adalah seorang jurnalis dan politisi sosial demokrat Austria.
89 Paul von Hindenburg (1847-1934) adalah seorang Jendral dari Jerman di dalam Perang Dunia Pertama
dan lalu menjadi presiden Jerman dari tahun 1925-1934.
90 Wilhem II (1859 -1941) adalah Kaisar Jerman yang terakhir, yang memerintah Kerajaan Jerman dan Prusia

dari 1888 hingga 1918, dimana kerajaan dia ditumbangkan oleh Revolusi Jerman.
Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 218
kemerdekaan bangsa-bangsa tertindas dan
penghapusan secara riil penindasan nasional akan
membawa kita pada fusi bangsa-bangsa, dan kriteria
politik dari kemungkinan ini ada pada kebebasan
untuk memisahkan diri. Kebebasan untuk memisahkan
diri adalah alat politik terbaik dan satu-satunya
untuk melawan sistem negeri-negeri kecil yang
konyol dan isolasi nasional yang, karena nasib baik
umat manusia, tak terelakkan sedang dihancurkan
oleh seluruh perkembangan kapitalis.

Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri (1916) - 219
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan
Khusus Dari Kapitalisme (1916)
Kita sekarang harus mencoba merangkum, menarik
benang-benang dari apa yang sudah kita diskusikan
di atas mengenai imperialisme. Imperialisme muncul
sebagai perkembangan dan kelanjutan langsung dari
karakteristik-karakteristik fundamental kapitalisme
secara umum. Tetapi kapitalisme hanya menjadi
kapitalisme imperialisme pada sebuah tahapan tertentu
dan paling tinggi dari perkembangannya, ketika
beberapa karakteristik fundamentalnya mulai
berubah menjadi kebalikannya, ketika fitur-fitur dari
epos transisi dari kapitalisme ke sebuah sistem sosial
dan ekonomi yang lebih tinggi telah mengambil
bentuk dan menunjukkan diri mereka dalam semua
bidang. Secara ekonomi, hal utama di dalam proses ini
adalah pergeseran kapitalisme persaingan bebas oleh
kapitalisme monopoli. Persaingan bebas adalah fitur
utama dari kapitalisme dan produksi komoditas
secara umum; monopoli adalah kebalikan dari
persaingan bebas, menciptakan industri skala-besar
dan menggeser industri kecil, menggantikan industri
skala-besar dengan industri yang berskala bahkan
lebih besar, dan membawa konsentrasi produksi dan
kapital ke sebuah titik dimana darinya telah tumbuh
dan sedang tumbuh monopoli: kartel-kartel, sindikat-
sindikat, dan perserikatan-perserikatan perusahaan,
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 220
dan lalu mereka merger dengan kapital dari lusinan
bank yang memanipulasi ribuan juta dolar. Pada saat
yang mana, monopoli-monopoli ini, yang telah
tumbuh dari persaingan bebas, tidak menghapus
persaingan bebas, tetapi eksis di atasnya dan
bersamanya, dan oleh karenanya menyebabkan
sejumlah antagonisme-antagonisme, friksi-friksi, dan
konflik-konflik yang sangat akut dan intens.
Monopoli adalah transisi dari kapitalisme ke sebuah
sistem yang lebih tinggi.

Bila kita harus memberikan imperialisme sebuah


definisi yang paling singkat, kita dapat mengatakan
bahwa imperialisme adalah tahapan monopoli dari
kapitalisme. Definisi semacam ini akan
mengikutsertakan hal-hal yang paling penting; di
satu pihak, kapital finansial adalah kapital dari
beberapa bank monopoli yang sangat besar, yang
merger dengan kapital dari asosiasi-asosiasi monopoli
industrialis; dan di pihak yang lain, pembagian dunia
adalah transisi dari sebuah kebijakan kolonial yang
telah meluas tanpa halangan ke daerah-daerah yang
belum direbut oleh kekuatan kapitalis, ke sebuah
kebijakan kolonial kepemilikan monopoli atas daerah-
daerah dunia, yang telah dibagi-bagi sepenuhnya.

Tetapi definisi-definisi singkat, walaupun


memudahkan karena mereka merangkum poin-poin
utama, tetaplah tidak memuaskan, karena kita harus
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 221
menarik kesimpulan dari mereka beberapa fitur khusus
dari fenomena yang masih harus didefinisikan. Dan
oleh karenanya, tanpa melupakan watak kondisional
dan relatif dari semua definisi secara umum, yang
tidak akan pernah bisa merangkul semua keterkaitan
dari sebuah fenomena dalam perkembangan penuhnya,
kita harus memberikan imperialisme sebuah definisi
yang akan mengikutsertakan lima fitur utama seperti
berikut ini:

(1) Konsentrasi produksi dan kapital telah


berkembang ke sebuah tahapan yang begitu tinggi
sehingga menciptakan monopoli-monopoli yang
memainkan sebuah peran menentukan di dalam
kehidupan ekonomi;
(2) Merger antara kapital perbankan dan kapital
industrial, dan pembentukan, berdasarkan “kapital
finansial” ini, sebuah oligarki finansial;
(3) Ekspor kapital, yang berbeda dari ekspor
komoditas, menjadi jauh lebih penting;
(4) Pembentukan asosiasi-asosiasi monopoli kapitalis
internasional yang membagi dunia di antara diri
mereka sendiri, dan
(5) pembagian teritorial dari seluruh dunia oleh
kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah selesai.
Imperialisme adalah kapitalisme pada tahap
perkembangan dimana dominasi monopoli dan
kapital finansial telah menjadi kenyataan, dimana

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 222


ekspor kapital telah menjadi sangat penting;
dimana pembagian dunia di antara sindikat-
sindikat internasional telah dimulai; dimana
pembagian teritori-teritori dunia di antara
kekuatan-kekuatan kapitalis terbesar telah selesai.

Kita akan lihat selanjutnya bahwa imperialisme


dapat dan harus didefinisikan secara berbeda bila kita
mempertimbangkan bukan hanya konsep-konsep
ekonomi dasar murni – yang merupakan batasan dari
definisi di atas – tetapi juga secara historis dimana
tahapan kapitalisme ini dalam hubungannya dengan
kapitalisme secara umum, atau hubungan antara
imperialise dan dua tren utama di dalam gerakan
kelas buruh. Hal yang harus dicatat sekarang
adalah bahwa imperialisme, seperti yang diartikan di
atas, tidak diragukan lagi mewakilkan sebuah
tahapan khusus di dalam perkembangan kapitalisme.
Untuk memungkinkan para pembaca memahami
gagasan paling dasar dari imperialisme, saya sengaja
mengutip sebanyak mungkin ahli-ahli ekonomi borjuis
yang harus mengakui fakta-fakta yang tidak bisa
disangkal berhubungan dengan tahapan ekonomi
kapitalis yang terbaru ini. Dengan maksud yang sama,
saya telah mengutip dengan detil statistik-statisitk
yang memungkinkan kita untuk melihat sampai
tingkatan mana kapital perbankan, dll., telah
tumbuh, dan dimana tepatnya perubahan kuantitas-

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 223


ke-kualitas dari kapitalisme-maju ke imperialisme
terekspresikan. Tentunya semua batas-batas di dalam
alam dan masyarakat adalah konvensional dan
dapat berubah, dan adalah konyol untuk berdebat,
misalkan, mengenai tepatnya tahun berapa atau
dekade ke berapa imperialisme “benar-benar” menjadi
kenyataan.

Namun, dalam hal mendefinisikan imperialisme, kita


harus masuk ke sebuah argumentasi, terutama,
dengan Karl Kautsky91, ahli teori Marxis utama dari
apa-yang-disebut periode Internasionale Kedua92 –
yakni dua-puluh-lima tahun antara 1889 dan 1914.
Gagasan-gagasan fundamental yang terekspresikan
di dalam definisi imperialisme kami diserang dengan
sangat keras oleh Kautsky pada tahun 1915, dan
bahkan pada bulan November 1914, ketika dia
mengatakan bahwa imperialisme tidak boleh dilihat
sebagai sebuah “fase” atau tahapan ekonomi, tetapi

91 Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai kawan lama Engels, ia termasuk pendiri
Internasionale Kedua, dan pembela Marxisme di masa awal dalam menghadapi revisionisme Berstein. Akan
tetapi, dengan semakin mendekatnya tugas-tugas praktek dari revolusi, makin bimbanglah Kautsky, dengan
lihai ia menutupi penolakannya terhadap Marxisme revolusioner dengan menggunakan tetek bengek sofis
dan ungkapan-ungkapan 'Marxis'. Ia menjadi duri dalam daging dalam Revolusi Oktober di Rusia 1917.
92 Internasional Kedua. Pada tahun 1880, Partai Sosial Demokrat Jerman mendukung seruan dari kamerad-

kamerad Belgia untuk mengadakan kongres sosialis internasional pada tahun 1881. Kota kecil bernama
Chur dipilih dan kaum sosialis Belgia, Parti Ouvrier dari Perancis, Sosial Demokrat Jerman dan Sosial
Demokrat Swiss berpartisipasi dalam persiapan kongres yang akhirnya menuju pada pembentukan Sosialis
Internasional atau Internasionale Kedua. Tidak seperti Internasionale Pertama, Internasionale Kedua terdiri
dari partai-partai politik yang memiliki pemimpin terpilih, program politik dan keanggotaan yang
berbasiskan di negerinya masing-masing. Seksi nasional dari Internasionale Kedua membangun serikat
buruh, terlibat dalam pemilihan umum dan sangat terlibat dalam kehidupan kelas pekerja di negerinya
masing-masing. Pada tahun 1914, Internasionale Kedua mendukung Perang Dunia Pertama, dan ini
menandai awal dari kehancuran organisasi tersebut.
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 224
sebuah sebuah kebijakan, sebuah kebijakan tertentu
“yang disukai” oleh kapital finansial; bahwa
imperialisme tidak bolah “diidentifikasikan” dengan
“kapitalisme jaman-sekarang”’; bahwa jika imperialisme
dimengerti sebagai “semua fenomena dari kapitalisme
jaman-sekarang” – kartel, proteksionisme, dominasi
kapitalis finansial, dan kebijakan kolonial – maka
pertanyaan apakah imperialisme dibutuhkan oleh
kapitalisme terreduksi menjadi “tautologi
[pengulangan semantik] yang paling hambar”, karena
dengan begitu maka “kapitalisme secara alami adalah
kebutuhan vital bagi kapitalisme”, dan seterusnya.
Cara terbaik untuk menunjukkan gagasannya
Kautsky adalah dengan mengutip definisinya sendiri
mengenai imperialisme, yang bertentangan dengan isi
gagasan yang telah saya kedepankan (karena
keberatan-keberatan yang datang dari kamp kaum
Marxis Jerman, yang telah menyokong gagasan-
gagasan yang serupa selama bertahun-tahun, yang
telah dikenal oleh Kautsky sebagai keberatan-
keberatan dari sebuah tendensi tertentu dalam
Marxisme).

Definisi Kautsky adalah sebagai berikut:


“Imperialisme adalah sebuah produk dari kapitalisme industrial
yang sangat maju. Imperialisme adalah hasrat dari setiap negeri
kapitalis industrial untuk mengendalikan atau menjajah semua

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 225


daerah-daerah agraria luas [penekanan dari Kautsky], tidak
peduli negara mana yang mendudukinya.”93
Definisi ini tidak berguna sama sekali karena ia
berat-sebelah, yakni tanpa basis jelas definisi ini hanya
mempertimbangkan masalah kebangsaan (walaupun ini
adalah sangat penting juga dalam hubungannya
dengan kapitalisme), definisi ini tanpa basis jelas dan
dengan keliru menghubungkan masalah ini hanya
dengan negara-negara kapitalis industrial yang
menjajah negara lain, dan dengan cara yang sama
serampangan dan keliru mengedepankan penjajahan
daerah-daerah agraria.

Imperialisme adalah sebuah hasrat untuk menjajah –


ini adalah aspek politik dari definisi Kautsky. Ini benar,
tetapi sangat tidak lengkap, karena secara politik,
imperialisme adalah, secara umum, sebuah tendensi
menuju kekerasan dan reaksi. Namun untuk sementara
kita tertarik pada aspek ekonomi dari permasalahan
ini, yang Kautsky sendiri masukkan ke definisinya.
Kekeliruan dari definisi Kautsky sangatlah mencolok.
Karakter utama dari imperialisme bukanlah kapital
industrial tetapi kapital finansial. Bukanlah sebuah
kebetulan kalau di Prancis justru perkembangan pesat
dari kapital finansial, dan melemahnya kapital
industrial, yang dari tahun 1880an menyebabkan
intensifikasi kebijakan penjajahan (kolonial) secara
ekstrim. Karakter utama dari imperialisme justru

93 Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 909, Sept. 11, 1914; cf. 1915, 2, S. 107 et seq. (Catatan Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 226
adalah hasratnya untuk menjajah bukan hanya
daerah-daeran agraria, tetapi bahkan daerah-daerah
yang paling terindustrialisasi (nafsu Jerman akan
Belgia; nafsu Prancis akan Lorraine), karena

(1) kenyataan bahwa dunia telah terbagi-bagi


memaksa mereka yang memikirkan pembagian-ulang
(redivision) untuk meluas ke setiap macam daerah,
dan
(2) karakter utama dari imperialisme adalah
persaingan antara beberapa negara besar untuk
meraih hegemoni, yakni perebutan teritori bukan
hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk
melemahkan musuhnya dan melemahkan hegemoni
musuhnya. (Belgia terutama penting bagi Jerman
sebagai sebuah basis operasi melawan Inggris;
Inggris membutuhkan Baghdad sebagai basis
operasi melawan Jerman, dsb.)

Kautsky merujuk terutama – dan berulang kali –


pada para penulis Inggris yang, menurutnya, telah
memberikan arti politik murni pada kata “imperialisme”
dalam artian yang dia, Kautsky, pahami. Kita ambil
karya oleh Hobson, seorang penulis Inggris, berjudul
Imperialisme, yang terbit pada tahun 1902, dan di sana
kita membaca:
“Imperialisme yang baru berbeda dengan yang lama; pertama,
imperialisme yang baru menggantikan ambisi sebuah kekaisaran
tunggal dengan teori dan praktek kekaisaran-kekaisaran yang
saling bersaing, tiap-tiap dari mereka termotivasi oleh nafsu

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 227


kemegahan politik dan laba komersial yang serupa; kedua, dalam
dominasi finansial atau investasi terhadap kepentingan
perdagangan.”94

Kita lihat bahwa Kautsky sangatlah keliru dalam


merujuk pada para penulis Inggris secara umum
(kecuali kalau maksudnya adalah para kaum imperialis
Inggris yang vulgar, atau para peminta-maaf
imperialisme). Kita lihat bahwa Kautsky, sementara
mengklaim bahwa dia terus mendukung Marxisme,
pada kenyataan mengambil satu langkah mundur
dibandingkan dengan Hobson yang sosial-liberal,
yang dengan lebih tepat mempertimbangkan dua
karakter imperialisme modern yang “konkrit secara
historis”:
(1) persaingan antara beberapa negara imperialis,
dan

(2) dominasi kaum finansier atas kaum pedagang. Bila


imperialisme secara utama adalah masalah
penjajahan negara-negara agraria oleh negara-
negara industrial, maka perang kaum pedagang
ditaruh di depan.

Definisi Kautsky bukan hanya keliru dan tidak-


Marxis. Definisinya menjadi dasar dari seluruh sistem
pemikiran yang menandakan perpecahan dengan
teori Marxis dan praktek Marxis. Saya akan berbicara
mengenai ini nanti. Argumen mengenai istilah-istilah

94 Hobson, Imperialism, London, 1902, p. 324. (Catatan Lenin)

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 228


yang diungkit oleh Kautsky, yakni apakah tahapan
terakhir dari kapitalisme bisa disebut kapitalisme atau
tahapan kapital finansial tidaklah layak diberikan
perhatian serius. Mau kita panggil apapun, ini tidak
ada bedanya. Esensi dari masalah ini adalah bahwa
Kautsky memisahkan politik imperialisme dari
ekonominya, berbicara mengenai penjajahan sebagai
sebuah kebijakan “yang lebih dipilih” oleh kapital
finansial, dan mempertentangkannya dengan
kebijakan borjuasi yang lain yang, menurutnya,
adalah mungkin di atas basis kapital finansial yang
sama. Dari sini, maka kesimpulannya adalah bahwa
monopoli-monopoli adalah kompatibel dengan
metode-metode non-monopoli, damai, non-kolonial
dalam politik. Kesimpulannya adalah bahwa
pembagian dunia, yang diselesaikan selama epos
kapital finansial ini, dan yang menjadi basis dari
bentuk persaingan yang unik sekarang ini antara
negara-negara kapitalis terbesar, adalah kompatibel
dengan kebijakan non-imperialis. Hasilnya adalah
penyangkalan dan penumpulan kontradiksi-
kontradiksi yang paling dalam dari tahapan
kapitalisme yang terbaru ini, alih-alih mengekspos
kedalaman kontradiksi ini; hasilnya adalah
reformisme borjuis dan bukannya Marxisme.

Kautsky terlibat dalam sebuah perdebatan dengan


seorang apologis imperialisme dan penjajahan dari
Jerman, Cunow, yang dengan janggal dan sinis
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 229
berargumen bahwa imperialisme adalah kapitalisme
jaman-sekarang; perkembangan kapitalisme adalah
niscaya dan progresif; oleh karenanya imperialisme
adalah progresif; oleh karenanya kita harus
menyembah dan memuliakannya! Ini adalah seperti
karikatur Marxis Rusia yang digambarkan oleh kaum
Narodnik95 pada tahun 1884-1885. Mereka berargumen:
bila kaum Marxis percaya bahwa kapitalisme adalah
sebuah keniscayaan di Rusia, bahwa ia adalah
progresif, maka mereka baiknya membuka sebuah kedai
minuman dan mulai menanam kapitalisme! Jawaban
Kautsky kepada Cunow adalah seperti berikut ini:
imperialisme bukanlah kapitalisme jaman-sekarang; ia
hanyalah salah satu bentuk kebijakan dari
kapitalisme jaman-sekarang. Kebijakan ini dapat dan
harus kita lawan; lawan imperialisme, penjajahan, dsb.

Jawaban ini tampak cukup masuk akal, tetapi


sebenarnya ini adalah sebuah advokasi perdamaian
dengan imperialisme yang lebih halus dan terselubung
(dan oleh karenanya lebih berbahaya), karena sebuah
“perlawanan” terhadap kebijakan sindikat-sindikat

95 Narodnik pada awalnya adalah nama untuk kaum revolusioner Rusia pada tahun 1860an dan
1870an. Narodniki berarti “bergerak ke rakyat”. Kelompok Narodnik dibentuk untuk merespon konflik yang
semakin besar antara kaum tani miskin dan kaum tani kaya (kulak). Kelompok tersebut tidak mendirikan
organisasi yang konkrit, namun memiliki tujuan umum sama untuk menggulingkan monarki dan kulak, serta
mendistribusikan tanah untuk kaum tani. Kaum Narodnik secara umum percaya bahwa kapitalisme bukan
merupakan sebuah keharusan akibat perkembangan industri, dan bahwa dimungkinkan untuk melewati
kapitalisme secara langsung dan masuk ke dalam masyarakat sejenis sosialisme. Kaum Narodnik percaya
bahwa kaum tani adalah kelas revolusioner yang akan menggulingkan monarki, menganggap komune desa
sebagai embrio sosialisme. Namun mereka tidak percaya bahwa kaum tani akan mampu mencapai revolusi
dengan usahanya sendiri. Sejarah hanya dapat dibuat oleh pahlawan, individu yang luar biasa, yang akan
memimpin kaum tani menuju revolusi.
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 230
dan bank-bank yang tidak mempengaruhi basis
ekonomi mereka adalah semata-mata reformisme
borjuis dan pasifisme, semata-mata ekspresi mimpi belaka
yang penuh-kebajikan dan tidak berbahaya.
Menghindari kontradiksi-kontradiksi yang ada,
melupakan yang paling penting dari mereka, alih-alih
mengekspos kedalaman mereka – inilah teori Kautsky,
yang tidak ada hubungannya dengan Marxisme sama
sekali. Secara alami, “teori” semacam ini hanya dapat
mendukung persatuan dengan Cunow!

“Murni dari sudut pandang ekonomi,” tulis Kautsky,


“tidaklah mustahil kalau kapitalisme akan sekali lagi
melalui sebuah fase yang baru, yakni sebuah fase
perluasan kebijakan kartel-kartel ke kebijakan luar
negeri, fase ultra-imperialisme,”96 yakni sebuah fase
super-imperialisme, sebuah persatuan imperialisme
seluruh dunia dan bukannya pertentangan antara
mereka, sebuah fase dimana perang-perang akan
berhenti di bawah kapitalisme, sebuah fase
“penghisapan bersama oleh kapital finansial
97
internasional yang tersatukan”.
Kita harus menjawab “teori ultra-imperialisme” ini
nanti untuk menunjukkan secara detil bagaimana
teori ini secara menentukan dan penuh pecah dengan
Marxisme. Sekarang, sesuai dengan tujuan umum dari
karya ini, kita harus memeriksa data ekonomi
96 Die Neue Zeit, 1914, 2 (B. 32), S. 921, Sept. 11, 1914. Cf. 1915, 2, S. 107 et seq. (Catatan Lenin)
97 Ibid., 1915, 1, S. 144, April 30, 1915. (Catatan Lenin)

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 231


sehubungan dengan pertanyaan ini. “Dari sudut
pandang ekonomi,” apakah “ultra-imperialisme”
mungkin, atau ini adalah ultra-omong-kosong?

Bila sudut pandang ekonomi murni dimaksukan


sebagai “abstraksi” murni, maka semuanya dapat
direduksi ke proposisi seperti berikut ini: perkembangan
bergerak ke arah monopoli-monopoli, maka dari ini,
menuju ke sebuah monopoli dunia tunggal, menuju ke
sebuah sindikat dunia tunggal. Ini tidak dapat
diperdebatkan, tetapi ini juga sama sekali tidak
mengandung makna apapun seperti halnya
pernyataan bahwa “perkembangan bergerak” ke arah
manufaktur pangan di laboratarium. Dalam
pengertian ini, “teori” ultra-imperialisme tidak kalah
konyolnya dibandingkan dengan “teori ultra-
agrikultural”.

Akan tetapi, bila kita mendiskusikan kondisi


“ekonomi murni” dari epos kapital finansial sebagai
sebuah epos historis yang konkrit yang dimulai pada
awal abad ke duapuluh, maka jawaban terbaik yang
dapat kita berikan kepada abstraksi “ultraimperialisme”
yang kaku (yang memiliki tujuan yang paling
reaksioner, yakni mengalihkan perhatian dari
kedalaman antagonisme-antagonisme yang ada
sekarang) adalah dengan mempertentangkannya
dengan realitas ekonomi yang konkrit dari
perekonomian dunia sekarang ini. Pembicaraan

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 232


Kautsky yang tidak ada artinya mengenai ultra-
imperialisme mendorong, di antara lain, gagasan
yang sangatlah keliru yang hanya mendukung kaum
apologis imperialisme, yakni kapital finansial
mengurangi ketidakseimbangan dan kontradiksi-
kontradiksi perekonomian dunia, sementara pada
kenyataannya ia justru meningkatkan mereka.

R. Calwer, di buku kecilnya, An Introduciton to the


World Economy,98 membuat sebuah usaha untuk
merangkum data ekonomi yang memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan gambaran hubungan-
hubungan internal dari perekonomian dunia di awal
abad ke duapuluh. Dia membagi dunia menjadi lima
“daerah ekonomi utama”: (1) Eropa Tengah (seluruh
Eropa kecuali Rusia dan Inggris); (2) Inggris Raya; (3)
Rusia; (4) Asia Timur; (5) Amerika. Dia memasukkan
koloni-koloni ke “daerah-daerah” yang dimiliki oleh
lima negara utama tersebut dan “tidak
mengikutsertakan” beberapa negara seperti Persia,
Afghanistan, dan Arabia di Asia, Moroko, Abissinia di
Afrika, dsb.

Di bawah ini adalah rangkuman data ekonomi


daerah-daerah tersebut.
Daerah Luas Jumlah Transportassi Perdagangan Industri
ekonomi daerah penduduk Rel kereta Armada laut Import, Output Output Jumlah
utama (juta mil (juta) api (ribu perdagangan eksport Batu bara Besi pemintal
persegi) kilometer) (juta ton) (milyar marks) (juta ton) mentah kapas
(juta ton) (juta)

98 R. Calwer, Einfü hrung in die Weltwirtschaft, Berlin, 1906. (Catatan Lenin)

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 233


Eropa Tengah 27.6 (23.6) 388 (146) 204 8 41 251 15 26

Inggris 28.9 (28.6) 398 (355) 140 11 25 249 9 51

Rusia 22 131 63 1 3 16 3 7
Asia Timur 12 389 8 1 2 8 0.02 2
Amerika 30 148 379 6 14 245 14 19
Catatan: Angka dalam tanda kurung adalah daerah dan
populasi koloni-koloni.

Kita lihat ada tiga daerah dengan kapitalisme yang


sangat maju (perkembangan alat produksi,
perdagangan dan industri yang maju): Eropa Tengah,
Inggris, dan Amerika. Di antara mereka adalah tiga
negara yang mendominasi dunia: Jerman, Inggris Raya,
dan Amerika Serikat. Persaingan imperialis dan
pertentangan antara negara-negara ini telah
menjadi teramat tajam karena Jerman hanya memiliki
daerah yang kecil dan beberapa koloni; pembentukan
“Eropa Tengah” masih merupakan masalah masa depan,
ia sedang dilahirkan di tengah perjuangan yang
akut. Untuk sekarang, fitur utama dari seluruh
Eropa adalah perpecahan politik. Di pihak lain, di
daerah-daerah Inggris dan Amerika, konsentrasi
politik sangatlah maju, tetapi ada jurang besar
antara koloni-koloni besar dan koloni-koloni kecil.
Namun, di dalam koloni-koloni ini kapitalisme
barulah mulai berkembang. Pertentangan untuk
merebut Amerika Latin menjadi semakin tajam.

Ada dua daerah dimana kapitalisme tidak maju: Rusia


dan Asia Timur. Di Rusia, penduduknya tersebar; di Asia
Timur, penduduknya padat; di Rusia konsentrasi

Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 234


politik tinggi, di Asia Timur, konsentrasi politik tidak
eksis. Partisi Cina barulah dimulai, dan perjuangan
merebut Cina antara Jepang, Amerika, dan negara-
negara lain semakin menajam.

Bandingkan realitas ini – perbedaan kondisi-kondisi


ekonomi dan politik yang besar, perbedaan yang
ekstrim dalam laju perkembangan berbagai negara,
dsb., dan pertentangan penuh kekerasan antara
negara-negara imperialis – dengan dongeng kecil
konyolnya Kautsky mengenai ultra-imperialisme yang
“damai”. Bukankah ini adalah usaha reaksioner dari
seorang filistin yang ketakutan untuk bersembunyi
dari kenyataan? Bukankah kartel-kartel
internasional yang dibayangkan oleh Kautsky
sebagai embrio “ultra-imperialisme” (seperti halnya
seseorang “dapat” membayangkan manufaktur tablet-
tablet di sebuah laboratorium sebagai embrio ultra-
agrikultural) sebenarnya adalah contoh dari
pembagian dan pembagian-ulang dunia, transisi dari
pembagian yang damai ke pembagian tidak-damai dan
sebaliknya? Tidakkah Amerika dan kapital finansial
lainnya, yang membagi seluruh dunia secara damai
dengan partisipasi Jerman dalam, contohnya, sindikat
rel kereta api internasional atau sindikat pelayaran,
sekarang terlibat di dalam pembagian-ulang dunia
berdasarkan perimbangan kekuatan-kekuatan yang
baru yang sekarang sedang diubah dengan metode-
metode yang sama sekali tidak-damai?
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 235
Kapital finansial dan sindikat-sindikat tidaklah
mengurangi tetapi justru meningkatkan perbedaan-
perbedaan laju perkembangan dari berbagai bagian
perekonomian dunia. Segera setelah perimbangan
kekuatan-kekuatan diubah, solusi apa yang dapat
ditemukan di bawah kapitalisme selain solusi dengan
kekerasan? Statistik rel kereta api99 menyediakan data
yang sangat akurat mengenai perbedaan laju tumbuh
kapitalisme dan kapital finansial di dalam
perekonomian dunia. Dalam beberapa dekade terakhir
perkembangan imperialis, jumlah total panjang rel
kereta api telah berubah seperti berikut ini:
Rel kereta api (000 kilometer)
1890 1913 Perubahan
Eropa 224 346 +122
AS 268 411 +143
Semua Koloni 82 125 210 347 +128 +222
Negara-negara merdeka dan 43 137 +94
semi-merdeka di Asia dan
Amerika
TOTAL

Jadi, perkembangan rel kereta api adalah paling


cepat di koloni-koloni dan di negara-negara
merdeka (dan semi-merdeka) di Asia dan Amerika. Di sini,
seperti yang kita ketahui, kapital finansial dari empat
atau lima negara kapitalis terbesar memegang kendali
besar. Dua ratus ribu kilometer rel kereta api baru di
koloni-koloni dan di negara-negara lain di Asia dan
Amerika mewakilkan kapital lebih dari 40 milyar marks

99Statistisches Jahrbuch für das deutsche Reich, 1915; Archiv für Eisenbahnwesen, 1892. Detil-detil kecil
untuk distribusi rel kereta api di koloni-koloni berbagai negara pada tahun 1890 harus diestimasi. (Catatan
Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 236
yang diinvestasikan dengan baik, dengan jaminan
laba besar dan order besi yang menguntungkan, dsb.,
dsb.

Kapitalisme tumbuh dengan kecepatan yang paling


besar di koloni-koloni dan di negara-negara luar
Eropa. Di antara yang belakangan, kekuatan-
kekuatan imperialis baru sedang tumbuh (contohnya
Jepang). Pertentangan antara kekuatan-kekuatan
imperialis dunia menjadi semakin akut. Laba yang
didapatkan oleh kapital finansial dari koloni-koloni
dan negara-negara luar-Eropa yang paling
menguntungkan semakin meningkat. Dalam pembagian
‘jarahan’ ini, sebagian besar jatuh ke tangan negara-
negara yang kecepatan perkembangan kekuatan
produksi mereka tidak selalu yang terbesar. Di antara
negara-negara paling besar, bersama dengan koloni-
koloni mereka, jumlah total rel kereta api adalah
sebagai berikut:
(000 kilometer)
1890 1913
Amerika Serikat 268 413 +145
Inggris Raya 107 208 +101
Rusia 32 78 +46
Jerman 43 68 +25
Prancis 41 63 +22
TOTAL 491 830 +339
Jadi, sekitar 80 persen dari total rel kereta api yang
ada terkonsentrasikan di tangan lima negara
terbesar. Tetapi konsentrasi kepemilikan rel kereta api
ini, konsentrasi kapital finansial ini, adalah jauh lebih
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 237
besar karena para jutawan Prancis dan Inggris,
contohnya, memiliki banyak saham dan surat-surat
berharga di rel-rel kereta api Amerika, Rusia, dan
lainnya.

Karena koloni-koloninya, Inggris Raya


meningkatkan panjang rel keretanya sebanyak 100
ribu kilometer, empat kali lebih banyak daripada
Jerman. Sementara kita ketahui bahwa di periode
tersebut perkembangan kekuatan produksi di Jerman,
dan terutama perkembangan industri batu-bara dan
besi, adalah jauh lebih cepat dibandingkan dengan
Inggris – apalagi dibandingkan dengan Prancis dan
Rusia. Pada tahun 1892, Jerman memproduksi 4.900.000
ton besi dan Inggris memproduksi 6.800.000 ton; pada
tahun 1912 Jerman memproduksi 17.600.000 ton dan
Inggris 9.000.000 ton. Oleh karenanya Jerman jauh
lebih unggul daripada Inggris dalam hal ini.100
Pertanyaannya adalah: Selain perang, adakah cara
lain di bawah kapitalisme untuk mengatasi jurang
perbedaan antara perkembangan kekuatan-kekuatan
produksi dan akumulasi kapital di satu pihak, dan
pembagian koloni dan lingkup pengaruh kapital
finansial di pihak yang lain?

100Bandingkan juga Edgar Crammond, “The Economic Relations of the British and German Empires” in The
Journal of the Royal Statistical Society, July 1914, p. 777 et seq. (Catatan Lenin)
Imperialisme Sebagai Sebuah Tahapan Khusus Dari Kapitalisme (1916) - 238
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam
Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917

Saya tidak sampai di Petrograd hingga malam hari


tanggal 3 April, dan karena itu dalam pertemuan pada
tanggal 4, saya, tentu saja, akan mengantarkan
laporan mengenai tugas-tugas proletariat
revolusioner hanya atas nama saya sendiri, disertai
dengan beberapa reservasi mengenai persiapan yang
kurang.
Satu-satunya hal yang dapat saya lakukan untuk
membuat segala sesuatu lebih mudah bagi diri saya
sendiri --dan bagi lawan-lawan yang jujur-- adalah
mempersiapkan tesis-tesis dalam bentuk tulisan. Saya
membacakannya dan memberikan teks tersebut pada
Kamerad Tsereteli. Dua kali saya membacakannya dengan
amat perlahan: pertama di sebuah pertemuan kaum
Bolshevik dan yang kedua dalam sebuah pertemuan
yang dihadiri baik kaum Bolshevik maupun Menshevik.
Saya menerbitkan tesis-tesis pribadi ini hanya dengan
catatan penjelasan yang paling singkat, yang
dikembangkan dalam detil yang jauh lebih luas dalam
laporan.

Tesis-tesis
1. Sikap kita dalam menghadapi perang, yang di bawah
pemerintahan baru Lvov dkk tak dapat disangkal
tetap, dalam bagian Rusia, sebuah perang imperialis
yang ganas karena watak dasar kapitalis dari
pemerintahan itu, tak boleh diperkenankan secuilpun

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 239
kelonggaran tehadap "defencisme101 revolusioner".
Proletariat yang berkesadaran-kelas boleh
memberikan persetujuannya atas sebuah perang yang
revolusioner, yakni sebuah perang yang betul-betul
membenarkan defencisme revolusioner, hanya atas
syarat:
a. bahwa kekuasaan berada di tangan kaum
proletariat dan lapisan-lapisan termiskin buruh
tani bersekutu dengan kaum proletariat;
b. bahwa semua pencaplokan diserahkan kembali
dalam tindakan dan bukan hanya dalam kata-
kata;
c. bahwa dalam kenyataan dilakukan sebuah
pemutusan hubungan sama sekali dengan semua
kepentingan kaum kapitalis.
Mengingat kejujuran yang tak diragukan dari
golongan-golongan luas massa penganut defencisme
revolusioner itu -- mereka yang menerima perang
hanya sebagai sebuah keharusan dan bukan sebagai
cara penaklukan negeri lain; mengingat pada fakta
bahwa mereka ditipu oleh kaum borjuis, adalah perlu
dengan ketelitian yang penuh, ketekunan dan
kesabaran untuk menerangkan kekeliruan ini pada
mereka, menjelaskan hubungan yang tak terpisahkan
antara pihak kapitalis dan perang imperialis, dan
untuk membuktikan bahwa tanpa menumbangkan
para kapitalis itu adalah mustahil untuk mengakhiri
perang dengan sebuah perdamaian demokratis yang
sebenarnya, sebuah perdamaian yang tidak
dikpaksakan dengan kekerasan.

101Defencisme, dari kata "defence" atau "defend" (mempertahankan). Artinya di sini: pihak yang ingin
melanjutkan perang.
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 240
Kampanye penyebarluasan pandangan ini harus
diorganisir di antara parjurit-prajurit di garis depan.
Pergaulan yang bersahabat [antara para prajurit
dari kedua belah pihak dalam perang – red.].
2. Karakteristik utama situasi di Rusia saat ini adalah
bahwa negara ini sedang beralih dari tahap pertama
revolusi --yang, disebabkan karena kurangnya
kesadaran-kelas dan organisasi kaum proletariat,
telah menempatkan kekuasaan di tangan kaum
borjuis -- menuju tahapan kedua, yang harus
menempatkan kekuasaan di tangan kaum proletar
dan golongan-golongan termiskin dari kaum tani.
Di satu sisi, transisi ini dicirikan dengan pengakuan
penuh akan hak-hak rakyat secara legal (sekarang
Rusia adalah yang paling bebas dari semua negara
yang terlibat perang di seluruh dunia); di sisi lainnya,
tiadanya kekerasan terhadap massa, dan terakhir,
transisi ini tercirikan oleh kepercayaan mereka yang
tak beralasan terhadap pemerintahan kaum kapitalis,
yang merupakan musuh-musuh terburuk untuk
perdamaian dan sosialisme.
Situasi ganjil ini menuntut kemampuan kita untuk
menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi khusus
kerja Partai di antara tumpah ruahnya massa
proletar, yang belum pernah terjadi sebelumnya, massa
yang kehidupan politiknya baru saja tergugah.
3. Jangan dukung Pemerintahan Sementara; kepalsuan
yang penuh dari semua janji-janjinya harus dijelaskan,
khususnya janji-janji yang berhubungan dengan
penolakan pencaplokan. Selain daripada menerima
"tuntutan" yang hanya membiakkan ilusi, agar
pemerintahan ini -- sebuah pemerintahan kaum

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 241
kapitalis -- akan berhenti (sebagai pemerintahan
kapitalis) menjadi sebuah pemerintahan imperialis, ilusi
tersebut harus dibongkar.
4. Kita harus mengakui bahwa dalam bagian terbesar
Soviets of Workers' Deputies (Dewan Utusan Buruh)102
partai kita masih merupakan minoritas, sejauh ini
sebuah minoritas kecil, berhadapan dengan sebuah
blok dari seluruh elemen oportunis borjuis kecil, para
Sosialis-Kerakyatan dan Sosialis-Revolusioner103 sampai
ke Komite Pengorganisasian (Chkheidze, Tsereteli, dll.),
Steklov, dll., dll., yang telah menyerah pada pengaruh
kaum borjuis dan menyebarkan pengaruh tersebut di
antara kaum proletar.
Massa rakyat harus dibuat melek bahwa Soviet-soviet
adalah satu-satunya bentuk yang mungkin dari
pemerintahan revolusioner, dan karena alasan itu
tugas kita adalah, selama pemerintahan ini menyerah
kepada pengaruh kaum borjuis, memberikan massa
sebuah penjelasan yang sabar, sistematis dan gigih
mengenai kekeliruan-kekeliruan taktik mereka, sebuah
penjelasan yang diadaptasikan secara khusus untuk
kebutuhan-kebutuhan praktis mereka.
Selama masih dalam minoritas, kerja kita adalah
mengkritik dan mengekspos kekeliruan-kekeliruan

102 "Soviet": adalah dewan-dewan yang dipilih secara demokratis (dengan hak permanen yang dimiliki oleh
para pemilih untuk merecall). Pertama kali dibentuk atas inisiatif para pekerja yang terorganisir di Petrograd
(kemudian kota ini menjadi Leningrad) selama berlangsungnya Revolusi Rusia 1905 di mana soviet-soviet ini
menjadi sebuah badan perwakilan non-partai yang mampu dan memiliki kesiapan untuk meraih otoritas di
mata massa dan tersedia sebagai instrumen kekuatan kelas pekerja. Soviet-soviet muncul lagi pada
permulaan Revolusi Rusia tahun 1917, ketika Tsar ditumbangkan. Selama berlangsungnya revolusi ini, kaum
Bolshevik memenangkan mayoritas di dalam Soviet-soviet. Dan pada bulan Oktober mereka memimpin
kelas pekerja meraih kekuasaan dengan slogan "Semua kekuatan untuk Soviet-soviet". (Hingga tahun 1992
Rusia masih dihubungkan sebagai Uni Soviet, tetapi sesungguhnya segala sisa-sisa kekuatan demokratik
dari Soviet-soviet telah dieliminir sebagai akibat dari peranan kontra-revolusioner kaum stalinis.)
103 Sosialis-Revolusioner: golongan populis yang mewakili pedesaan. Bukan revolusioner dalam artian

Marxis.
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 242
tersebut tadi, pada saat yang sama kita ajarkan
pemindahan seluruh kekuasaan negara ke Soviet-
soviet, sehingga rakyat bisa memperbaiki kesalahan-
kesalahan mereka melalui pengalaman.
5. Bukanlah sebuah republik parlementer --untuk kembali
dari Soviet-soviet ke sebuah republik parlementer akan
merupakan sebuah langkah mundur yang buruk --
melainkan sebuah republik Soviet-soviet yang terdiri
atas utusan-utusan para pekerja, buruh tani, dan
kaum tani, dari seluruh negeri, dari atas ke bawah.
Penghapusan polisi, angkatan bersenjata, dan
birokrasi. [yaitu tentara yang berjaga digantikan
oleh seluruh rakyat yang dipersenjatai.]
Gaji seluruh pejabat, yang semuanya dipilih dan dapat
diganti tempatnya setiap saat, tidak melebihi rata-
rata upah seorang pekerja yang cakap.
6. Titik berat penekanan dalam program agraria
dialihkan ke Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-
utusan Buruh Tani.
Penyitaan terhadap semua tanah milik.
Nasionalisasi seluruh tanah di dalam negeri, tanah
diatur oleh Soviet-soviet lokal yang terdiri atas
Utusan-utusan Buruh Tani. Organisasi terpisah dari
Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-utusan Tani
Miskin. Pendirian sebuah model pertanian di setiap
tanah milik yang besar (luasnya berkisar dari 100
hingga 300 desiatin,104 sesuai dengan daerah dan
kondisi-kondisi lainnya, dan sesuai dengan keputusan-
keputusan dari badan-badan setempat) di bawah
kontrol Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-

104 Desiatin: ukuran luas tanah. 1 desiatin = kira-kira 1.25 ha.

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 243
utusan Buruh Tani, dan dimanfaatkan untuk
kepentingan umum.
7. Penggabungan segera dari semua bank di negara ini
menjadi sebuah bank tunggal nasional, yang akan
dikontrol oleh Soviet-soviet.
8. Bukanlah tugas mendesak kita untuk "menerapkan"
sosialisme, melainkan semata-mata untuk membawa
produksi sosial dan pendistribusian dari produk-
produk itu secara sekaligus di bawah kontrol Soviet-
soviet.
9. Tugas-tugas partai:
a. Pertemuan mendesak dari kongres Partai;
b. Pengubahan program partai, terutama:
1) Mengenai penyoalan imperialisme dan perang
kaum imperialis,
2) Mengenai sikap kita akan negara dan tuntutan
kita untuk sebuah "negara komune"[yaitu,
sebuah negara seperti Komune Paris.]
3) Mengubah program minimum kita yang
ketinggalan jaman;
c. Mengganti nama Partai [dari "Sosial-Demokrasi",
yang pemimpin resminya di seluruh dunia telah
mengkhianati sosialisme dan membelot pada kaum
borjuis (para "defencist" dan para "pengikut
Kautsky" yang bimbang), kita harus menyebut diri
kita sebagai Partai Komunis.]
10. Sebuah Internasional baru.
Kita harus mengambil inisiatif dalam menciptakan
sebuah Internasional revolusioner, sebuah
Internasional yang melawan para chauvinis sosial
dan golongan "Tengah". [Golongan "Tengah" dalam
gerakan Sosial-Demokrasi internasional adalah tren

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 244
yang terombang-ambing antara kaum chauvinis
(="para defencist") dan kaum internasionalis, misalnya
Kautsky dkk. di Jerman, Longuet dkk. di Perancis,
Chkheidze dkk. di Rusia, Turati dkk. di Italia, McDonald
dkk. di Inggris, dll.]
Supaya para pembaca dapat mengerti mengapa secara
khusus, sebagai sebuah perkecualian yang jarang, saya
harus memberi penekanan terhadap "kasus" (?) mengenai
lawan-lawan yang jujur saya mengundangnya
untukmembandingkan tesis-tesis di atas dengan
keberatan Tuan Goldenberg berikut ini: Lenin, ia
(Goldenberg, pent.) bilang, "telah menancapkan panji-
panji perang sipil di tengah-tengah demokrasi
revolusioner" (dikutip dalam Yedinstro milik Tuan
Plekhanov, No. 5)

Bukankah ini sebuah permata tulen?

Saya menulis, menyatakan dan menjelaskan secara


elaborasi: "Mengingat kejujuran yang tak diragukan
dari golongan-golongan luas massa penganut
defencisme revolusioner ... mengingat fakta bahwa
mereka diperdaya oleh kaum borjuis, adalah perlu
dengan kesempurnaan khas, ketekunan dan kesabaran
untuk menerangkan kekeliruan pada mereka ..."
Masih saja tuan-tuan borjuis yang menamai diri mereka
sendiri kaum Sosial-Demokrat, mereka yang tidak dimiliki
baik oleh golongan-golongan luas atau pun massa
penganut defencism, dengan tenang menekuk
pandangan-pandangan saya menjadi: "Panji-panji [!]
perang sipil" (semuanya tidak ada satu kata pun dalam
tesis dan tak sepatah pun dalam pidato saya!) telah

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 245
ditanam (!) "di tengah-tengah [!!] demokrasi
revolusioner...".
Apakah arti dari hal ini? Dengan jalan apa hal ini
terbedakan dari agitasi hasutan-untuk-rusuh, dari
Russkaya Volya?
Saya menulis, menyatakan dan menjelaskan secara
elaborasi: "Soviets of Workers' Deputies (SWD) adalah
satu-satunya bentuk yang mungkin dari pemerintahan
revolusioner, dan karena alasan itu tugas kita adalah,
selama pemerintahan ini menyerah kepada pengaruh
kaum borjuis, menghadirkan sebuah penjelasan yang
sabar, sistematis dan gigih pada massa mengenai
kekeliruan-kekeliruan taktik mereka, sebuah penjelasan
yang diadaptasikan secara khusus untuk kebutuhan-
kebutuhan praktis massa ini."
Tetap saja lawan-lawan dari cap tertentu
menghadirkan pandangan-pandangan saya sebagai
sebuah panggilan kepada "perang sipil di tengah-tengah
demokrasi revolusioner"!
Saya menyerang Pemerintahan Sementara supaya tidak
menetapkan tanggal di muka atau tanggal apa pun,
untuk pertemuan dari Majelis Konstituante dan agar
membatasi diri dari berjanji. Saya menentang bahwa
tanpa Soviets dari Utusan-utusan para Pekerja dan
Tentara, pertemuan dari Majelis Konstituante tidak
terjamin dan keberhasilannya adalah mustahil.
Dan pandangan yang diatributkan kepada saya adalah
bahwa saya menentang pertemuan secepatnya dari
Majelis Konstituante!
Saya menamai hal-hal ini sebagai "ocehan", puluhan
tahun menjalani perjuangan politik mengajari saya

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 246
untuk jujur menghargai lawan-lawan sebagai eksepsi
yang jarang.
Dalam makalahnya tuan Plekhanov menamai pidato
saya sebagai "ocehan". Bagus betul, tuan Plekhanov!
Tetapi lihatlah betapa ganjil, tak tahu adat, dan betapa
dungunya Anda dalam polemik-polemik Anda. Jika saya
menyampaikan sebuah pidato ngoceh selama dua jam,
bagaimana hadirin yang terdiri dari ratusan orang
mentoleransi "ocehan" ini? Lebih jauh lagi, mengapa
makalah Anda mengikat keseluruhan kolom menjadi
sebuah penilaian atas "ocehan"? Tidak konsisten, luar
biasa tidak konsisten!
Tentu saja, jauh lebih mudah untuk meneriaki,
menyalahgunakan, dan melolong daripada berusaha
untuk membuat hubungan, untuk menjelaskan, untuk
mengingat kembali apa yang dikatakan Marx dan Engels
pada tahun 1871, 1872, dan 1875, mengenai pengalaman
Komune Paris dan mengenai negara macam apa yang
diperlukan kaum proletar.
Mantan Marxis Tuan Plekhanov terang-terangan tidak
peduli untuk mengingat ulang Marxisme.
Saya mengutip kata-kata Rosa Luxemburg, yang pada
tanggal 4 Agustus 1914 menamai Sosial-Demokrasi Jerman
sebagai "bangkai berbau busuk". Dan para pengikut
Plekhanov, Goldenberg, dan rekan-rekan, merasa
"tersinggung". Atas nama siapa? Atas nama kaum
chauvinis Jerman, sebab mereka disebut chauvinis!
Mereka mencemplungkan diri mereka sendiri ke dalam
kekacaubalauan, kaum chauvinis-sosial Rusia –sosialis
dalam perkataan, chauvinis dalam perbuatan.

Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 247
Tugas-Tugas Kaum Proletariat Dalam Revolusi Sekarang Ini (Tesis April) - 1917 - 248

Anda mungkin juga menyukai