Anda di halaman 1dari 4

Nama: Hendrina Desnie Putri

NRP: 2013230023
Marxisme
Pakar dan filsuf ekonomi Jerman abad ke-20 Karl Marx mewakili kritik mendasar
liberalisme ekonomi. Ia melihat perekonomian sebagai tempat eksploitasi manusia dan
perbedaan kelas. Marx mengambil pendapat zero sum game dan memakainya pada hubungan
kelas selain hubungan negara.
Kaum Marxis menempatkan ekonomi di tempat pertama dan politik di tempat kedua.
Bagi kaum Marxis, kaum borjuis, memiliki alat-alat produksi. Kaum proletar, hanya memiliki
kekuatan kerja yang harus dijual kepada borjuis. Akan tetapi, buruh jauh lebih banyak bekerja
dibanding yang ia dapatkan kembali. Hal itu merupakan keuntungan kapitalis yang berasala
dari eksploitasi tenaga kerja.
Meskipun perekonomian kapitalis yang dikendalikan oleh kaum borjuis bersifat
eksploitatif terhadap burh, Marx tidak melihat pertumbuhan kapitalisme sebagai peristiwa
negatif. Sebaliknya, kapitalisme berarti kemajuan bagi Marx dalam dua hal. Pertama,
kapitalisme menghancurkan hubungan produksi sebelumnya, seperti feodalisme yang lebih
ekksploitatif. Kedua, kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial di mana alat-alat
produksi akan ditempatkan dalam kontrol sosial bagi keuntungan kaum proletar.
Pandangan Marxis adalah materialis: didasarkan pada klaim bahawa aktivitas inti
dalam masyarakat menyangkut cara individu menghasilkan alat-alat keberadaannya. Di satu
sisi, basis ekonomi terdiri dari kekuatan produksi, yaitu level teknis aktivitas ekonomi. Di sisi
lain, basis ekonomi terdiri dari hubungan produksi, yaitu sistem kepemilikan sosial yang
menentukan kontrol sebenarnya terhadap kekuatan produktif. Kaum borjuis, yang
mendominasi perekonomian kapitalis melaui kontrol alat-alat produksi, juga akan cenderung
mendominasi wilayah politik karena menurut kaum Marxis ekonomi adalah basis politik.
Kerangka kerja kaum Marxis bagi studi EPI adalah pertama, negara tidak otonom:
mereka digerakkan oleh kepentingan kelas yang berkuasa dan negara kapitalis terutama
digerakkan oleh kepentingan kaum borjuis. Bagi kaum Marxis, konflik kelas lebih mendasar
dibanding konflik antarnegara. Kedua, sebagai suatu sistem ekonomi, kapitalisme bersifat
ekspansif, selalu mencari pasar baru yang lebih menguntungkan. Ekspansi tersebut pertama
kali mengambil bentuk imperialisme dan kolonialisme, tatapi berlanjut setelah koloni-koloni

diberikan kemerdekaan. Sekarang perluasan tersebut mengambil bentuk globalisasi ekonomi


yang dipimpin oleh perusahaan transnasional raksasa.
Analisis kaum Marxis, harus jelas tentang sejarah. Kejadian-kejadian harus selalu
dianalisis dalam konteks sejarah spesifiknya. Sebagi contoh, terdapat interdependensi
ekonomi yang tinggi antarnegara sekitar Perang Dunia Pertma, juga antar banyak negara saat
ini. Interdependesi sekitar Perang Dunia Pertama sering kali terdiri dari kepanjangan tangan
hubungan ekspor/impor antara perusahaan-perusahaan yang mandiri. Dewasa ini, sering kali
diintegrasikan rangkaian produksi antara anak perusahaan dari perusahaan transnasional yang
sama; misalnya, mobil Ford berisi bagian-bagian yang diproduksi oleh banyhak negara yang
berbeda. Jaringan produksi global tersebut membuat tipe integrasi ekonomi yang berbeda dan
lebih erat daripada ekspor dan impor tradisional antar perusahaan berbeda.
Robert Cox adalah analisis neo-Marxis terkemuka tentang politik dunia dan ekonomi
politik. Cox mulai dengan konsep struktur sejaarah, yang didefinisikan sebagai konfigurasi
kekuatan tertentu. Struktur sejarah ini terdiri dari tiga kategori kekuatan yang berinteraksi:
kapabilitas materi, ide, dan institusi. Pada langkah berikutnya struktur sejarah diidentifikasi
pada tiga level yang berbeda; level tersebut disebut kekuatan sosial, bentuk negara, dan
tatanan dunia.
Istilah kekuatan sosial adalah singakatn untuk proses produksi kapitalis. Analisis
aspek ini akan memeberikan informasi tentang tahap perkembangan ekonomi kapitalis
sekarang ini pada skala global. Bentuk negara menunjukkan cara di mana negara berubah
dalam saling memengaruhi dengan kekuatan sosial perkembangan kapitalis. Tatanan dunia
mengacu pada organisasi hubungan internasional yang ada sekarang, termasuk hubungan
antara negara-negara besar dan kelompok-kelompok negara, status hukum internasional, dan
institusi internasional.
Singkatnya, Cox membuat teori saling memengaruhi yang kopleks antara politik dan
ekonomi, yang ditetapkan sebagai interaksi antara kekuatan sosial, bentuk negara, dan tatanan
negara.
Menyangkut kekuatan sosial kapitalisme, mereka sekarang terlibat dalam proses
globalisasi ekonomi intens, yang berarti menginternasionalisasikan produksi serta gerakan
migrasi dari Selatan ke Utara. Globalisasi didorong oleh kekuatan, tetapi Cox meramalkan
bahwa kritik gerakan sosial baru tentang globalisasi akan tumbuh semakin kuat dan akan
membuka fase perjuangan baru di antara kekuatan-kekuatan sosial yang memperhatikan
kontrol dan regulasi globalisasi ekonomi.

Dalam hal bentuk negara, ada variasi antara negara-negara karena mereka berkaitan
menjadi ekonomi politik global dengan cara yang berbeda. Negara-negara bersaing demi
keuntungan, tetapi mereka melakukannya pada premis bahwa integrasi dalam ekonomi global
tidak dapat dihindarkan. Kekuatan non teritorial menjadi lebih penting bagi negara; mereka
bersaing demi pasar dan peluang pasr di seluruh dunia. Perusahaan transnasional dan
organisasi masyarakat sipil yang beroperasi di lintas batas semakin penting.
Berkenaan dengan tatanan dunia, kecenderungan jangka panjang akan menjadi
pengganti dominasi AS dalam masa global sekarang.
Analisis neo-Marxis lain berasal Immanuel Wallerstein. Titik awalnya adalah konsep
analisis sistem dunia. Sistem dunia adalah bidang-bidang yang disatukan dan dicirikan
dengan struktur ekonomi dan politik tertentu. Fokus utama Wallerstein adalah analisis
ekonomi dunia modern, yang dicirikan oleh kapitalisme.
Ekonomi dunia kapitalis berdiri pada abad ke-16. Ekonomi dunia kpaitalis didasarkan
pada pembagian tenaga kerja internasional yang mencakup Eropa terlebih dahulu, tetapi
dengan segera meluas ke bagian bumi Barat dan kemudian juga ke bagian-bagian dunia lain.
Dalam pembagian tenaga kerja ini, proses spesialisasi berlangsung.
Ekonomi dunia kapitalis dibangun pada hierarki wilayah inti, wilayah pinggiran, dan
wilayah semi pinggiran. Wilayah inti berisi aktivitas ekonomi maju dan ekonomi kompleks,
aktivitas-aktivitas tersebut dikendalikan oleh kaum borjuis murni. Wilayah pinggiran berada
di dasar hierarki; mereka menghasilkan barang-barang pokok seperti gandum, kayu, gula.
Mereka sering menerapkan perbudakan. Wilayah semi pinggiran secara ekonomi bercampur;
merela adalah lapisan menengah antara lapisan masyarakat tingkat atas dari negra-negara inti
dan lapisan bawah dari negara pinggiran.
Mekanisme dasar ekonomi dunia kapitalis adalah pertukaran yang tidak seimbang.
Surplus ekonomi ditransfer dari pinggiran ke inti. Surplus diambil dari upah yang rendah,
keuntungan rendah produsen yang rendah di pinggiran menjadi upah yang tinggi, keuntungan
tinggi produsen di negara inti. Negara yang kuat dapat memaksakan pertukaran yang tidak
seimbang pada negara yang lemah. Dengan demikian, kepitalisme tidak hanya melibatkan
pengerukan nilai surplus oleh pemilim dari buruh, tetapi juga pengerukan surplus dari
ekonomi dunia secara keseluruhan oleh wilayah inti.
Ada beberapa kesamaan antara analisis sistem kapitalisme dunia dari Wallerstein dan
analisis neorealis Waltz tentang sistem internasional. Keduanya fokus pada sistem bukan pada
unit-unit tunggal atau negara. Keduanya melihat sistem sebagai hierarki dengan negara yang
kuat berada di atas dan negra yang lemah berada di dasar. Perbedaannya adalah fokus Waltz

ada pada kekuatan politik-militer relatif dalam kondisi anarki, sedangkan fokus Wallerstein
yang utama adalah kekuatan dan kapabilitas ekonomi yang kemudian dihubungkan dengan
kekuatan politik. Wallerstein menempatkan ekonomi sebagai yang pertama dan politik berada
di urutan kedua. Waltz meletakkan kekuatan politik sebagai yang pertama dan ekonomi di
urutan kedua.
Pandangan dasar Marxis dapat dirangkum: ekonomi adalah wilayah eksploitasi dan
ketidakseimbangan antara kelas sosial, khususnya kelas borjuis dan proletar. Kelas ekonomi
yang dominan juga dominan secara politik. Hal itu berarti bahwa ekonomi kapitalis kaum
borjuis akan menjadi kelas penguasa. Perkembangan kapitalis global tidak merata dan terikat
untuk menghasilkan krisisdan kontardiksi, keduanya di antara negara-negara dan di antara
kelas sosial.
Referensi:
Jackson, Robert dan Sorensen, Pengantar Studi Internasional: Teori dan Pendekatan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2013.

Anda mungkin juga menyukai