NIM : C1A019079
A. Latar Belakang
Karya Marx banyak dikagumi orang, namun gaya penulisannya yang rumit seringkali
disalah tafsirkan. Di lain pihak, harus diakui bahwa tidak semua tulisan Marx didasarkan atas
argument yang kokoh, yang kemudian banyak dimodifikasi atau diperbarui oleh pengikutnya.
Pada kuarter pertama abad ke-20 pemikiran Marx dan Engels dimodifikasi oleh Lenin.
Lenin berteori bahwa sosialisme pertama kali muncul di Negara kapitalis paling lemah, hal
itu menjadi alas an yng cukup untuknya melakukan revolusi di Rusia yang dikenal dengan
Revolusi Bolshevik tahun 1917.
Sementara itu Bernstein dan Kautsky juga ingin melakukan perubahan-perubahan social
denga jalan damai. Mereka ingin sosialisme dijadikan piilihan dengan jalan demokratik.
Dengan jalan inilah sosialisme di Eropa menjadi berkembang tanpa kekerasan.
Pada tahun 30-an, Lange dan Lerner mengembangkan reoti sosoalime pasar yang
didasarkan pada manajemen industry yang terdesentralisasi dan penggunaan penetapan harga
yang ditetapkan secara trial dan error oleh suatu badan perencana. Pada tahun 50-an hingga
70-an model ini dikembangkan lagi menjadi sosialisme yang dikelola kaum pekerja di
Yugoslavi dan Hongaria. Pada periode yang sama, di Soviet berkembang aliran ortodoks baru
yang percaya bahwa kapitalisme akan hancur secara perlahan-lahan sebagai dampak
darikrisis yang dialami secara umum.
Pada periode 50-an hingga 70-an di Negara Negara sosialis Eropa berkembang aliran
sosialis yang dikenal sebagai alirankir baru, kaum ini percaya bahwa transformasi
kapitalisme perlu tetapi menurut mereka trandformasi tidak bisa diserahakn kepada kamu
pekerja dan harus diserahkan kepada kaum intelektual dan terpelajar.
Keyakinan kaum komunis ortodoks Soviret bahwa Negara Negara kapitalis akan hancur
dengan sendirinya buyar karena pada kenyataannya Negara komunis lah yang banyak
ditimpa masalah sedangkan Negara kapitalis terus Berjaya. Pada tahun 90-an datanglah
kehancuran Negara sosialis/komunis. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pemikiran
pemikiran Marx dan Engels trkait sosialis komunis selalu diperbaharui tetapo tidak pernah
mencapai kejayaan dan satu persatu Negara komunis bertumbangan.
B. Leninisme
Vladimir Ilich Lenin (1870-1924) adalah bapak revolusi Rusia, ia menulis cukup banyak
karya. DUa karya tulis Lenin yang sangat penting adalah : The Development of Capitalism in
Russia (1956) dan Imperialism, the Highest Stage of Capitalism (1933). Lenin tidak sabar
menunggu kejatuhan kapitalis seperti yang diramalkan Marx, kemudian ia mendirikan negar
komunis pertama di Rusia yang tercapai melalui Revolusi Bolshevik 1917.
Lenin banyak mempelajari karya karya Marx dan memodifikasinya untuk membangun
masyarakat sosialis di Rusia. Yang paling ia minati adalah tentang tahapan terakhir yang ia sebut
kapitalisme monopoli dan tentang imperisalisme. Menurut Lenin, kapitalisme [ada tahap akhir
akan mengarah pada monopoli di mana Negara Negara besar akan didominasi perusahaan
raksasa, kartel dan monopoli dengan basis internasional. Bangkitnya monopoli merupakan
pertada bagi tahap akhir kapitalisme. Lenin mengraikan bebrapa karakteristik kapitalisme
monopoli sebagai berikut :
b. Merger (penggabungan) finansil dan capital industry, sewaktu bank bank dan
lembaga lembaga finansil semakin menguasai control atas aloaksi sumber0sumber
modal.
The Theory of Uneven Development adalah batu loncatan analisis Lenin tentang lokus
dan revolusi proletariat. Menurutnya, pertumbuhan di setiap Negara tidak sama, termasuk di
Negara-negara kapitalis. Negara Negara kapitalis baru (sseperti Amerika) aka mengalami
pertumbuhan yang sangat tinggi. Sementara itu negar Negara kapitalis lama seperti Prancis akan
mengalmai pertumbuhan yang makin melemah. Namun Negara Negara yang baru ini aan sulit
mendapatkan sumber daya dari Negara jajahan yang sudah lama dikuasai oleh kapialis monopoli
Negara mapan. Untuk memperoleh sumber-sumber pasar baru, Negara pendatang baru harus
merebut dominasi Negara jajahan dari Negara yang telah lemah kekuasaaanya.
Menurut Lenin, hokum pembangunan tak imbang menjamin kompetisi dan konflik global
di antara Negara Negara imperialis sewaktu mereka berebut control atas sumber-sumber dan
pasar Negara jajahan. Melemahnya kekuatan negar imperialis akan mendorong masyarakat
Negara jajahan bangkit melawn Negara aggressor kapitalis tadi.Upaya bangkit ini kemungkinan
akan terjadi di negar imperialis yang paling lemah. Kerena di sanalah kontradiksi dan konflik
paling intens. Ole karena itu, revolusi proletariat pertama terjadi di Rusia yaitu Negara terlemah
diantara Negara kapitalis yang ada.
Saat abad ke-20, Negara Rusia merupakan kombinasi Negara yang matang tetapi
terlemah di antara Negara-negara kapitalis, industry berat di Rusia sangat terkonsentrasi dan
bersifat monopolistic. Kaum proletar di Rusia terbagi menjadi dua arah yaitu dieksploitasi oleh
Negara dan oleh perusahaan. Berdasarkan argumentasi tersebut Lenin kemudian melancarkan
revolusi Bolshevik pada 1917 di Rusia dan berhasil mendirikan Negara sosialis/komunis pertama
di dunia serta mendirikan partai komunis pertama di dunia yaitu partai Bolshevik. Di bawah
Lenin Rusia adalah Negara pertama yang melaksanakan pembangunan melalui perencanaan
terpusat.
C. Revisionisme
Di Eropa, pada periode tahun 20-an muncul pemikiran pemikiran alternative dari kaum
revisionis. Pameikiran pemikiran revisionis sesudah Marx dan Engels berfokus pada dua tema
yaitu tentang kemungkinan alokasi sumber daya yang efisien dalam suatu perekonomian sosialis
pasar dan yang kedua adalah perubahan kapitalisme menjadi sosialisme tnapa melalui revolusi
kekerasan. Pakar sosialis ynag menganggap kejatuhan kapitalis tidak harus melalui revolusi
kekerasan inilah yang diklasifikasikan sebagai aliran pemikir revisionis (revisionist) kadang
mereka juga disebut deviationist.
Mikhail Tugan-Baranovsky (1865-1919) dengan tegas mengatakan bahwa teori Marx dan
kejatuhan kapitalisme itu keliru. Menurutnya, teori Marx tentang penurunan tingkat laba tidak
kuat disamping itu, ia melihat kelebihan produksi dan kekurangan konsumsi tidak akan menjadi
masalah serius di Negara-negara kapitalis maju. Ia percaya kapitalis dapat berkembang tanpa
batas dan cara mengatasi dampak negative adalah dengan harus bekerja pe;an-pelan dan melalui
tahapan yang terencana bagi pengapdosian sosialisme tanpa jalan revolusi kekerasan.
Karl Kautsky (1854-1938) pada awalnya adalah pengikut Marxisme Ortodoks, tetapi
kemudian ia melakukan serangan bali pertama atas revisi Bernstein tentang teori Marx. Pada
tahun 1902 ia menformulasikan pandangannya bahwa suatu depresi yang kronis akan mendorong
kaum pekerja kaum pekerja memilih alternative sosialisme dan bahwa erformasi social tidak
akan menghentikan antagonisme kelas-kelas masyarakat. Namun pada tahun 30-an Kautsky
bergabung dengan kaum revisionis dan ikut merevisi pemikiran-pemikiran Marx.
Gagasan kaum ini mendapat sambutan Amerika dan Eropa Barat pada pertengahan 60-an.
Gerakan ini dipengaruhi ole berbagai aliran sosialisme yang sangat berbeda beda, mulai dari
Marxisme ortodoks hingga kaum radikal yang sering mengkritik kapitalisme (Paul Baran, Paul
Sweezy, Maurice Dobb, Ernest Mandel, Andre Gorz, dan Joan Robinson) dan bahkan penulis-
penulis non Marxis lainnya (seperti J.K. Galbraith, Herbert Marcuse, dan C wright Mills.
Pimpinan pimpinan revolusioner seperti Che Guevara juga menonjol sebagai pemikir-pemikir
aliran kiri baru. Sama halnya filsuf anarkis Bakunin Kropotkin.
Sederhananya, aliran kir baru dapat diartikan sebagai kembinasi dari Marxisme-Leniniske
ortodoks denngan pemkiran radikal baru. ALiran kir baru lebih dari sekadar kebangkitan kembali
peikiran Marxisme tetapi dalam kenyataan berbeda dalam berbagai hal dari pemikiran-pemikiran
kaum Marxisme ortodoks.
Perhatian terhadap muncul lagi dengan diterbitkannya buku Monopoly Caputal oleh Paul
Baran dan Paul Sweezy tahun 1966. Buku ini terasa sangat menfokuskan perhatian pada aspek
monopolistic perusahaan – perusahaan raksasa dalam perekonomian modern.Mereka dapat
mempertahankan penjualan dan eraup surplus sebesar-besarnya dari dalam negeri melalui
eksploitasi buruh rendahan, terutama dari buruh warga kulit hitam dan kelpmpok minoritas
lainnya, serta dari luar negeri dengan menggaji buruh Negara berkembang dengan sangat murah.
C. Wright Mills (1916-1962) menulis sebuah buku The Power Elite pada tahun 1956 yang
mengungkapkan Negara kapitalis Amerika Serikat semakin dikuasai oleh kelompok elit yang
terdiri dari atas pengusaha besar pemilik modal yang berkolaborasi dengan pemerintah dan
pemimpin-pemimpin serikat buruh. Menurutnya, Amerika semakin dikuasai oelh oligarki
daripada deokrasi sebagaimana yang diagung-agungkan selama ini.
Ernest Mandel, 1968 menulis sebuah buku berjudul Marxist EconomisTheory. Buku ini
mereview dan membuat penjelasan-penjelasn yang lebih sederhana sehingga teori-teori ekonomi
Marxis bisa lebih dibaca oleh masyarakat awam. Ia juga membuat analisis bagaimana
perekonomian Negara-negara barat dapat dialihkan dari kapitalisme ke sosialisme.
Kaum radikal pada umumnya cenderung lebih menyukai gagasan desentralisasi adminstrasi
dan sosialisme pasar. Mereka menganggap bahwa system manajemen pekerja yang
dikembangkan di Yugoslavia lebih ideal. Orientasi perencanaan pasar yang diterapkan di
Hongaria tahun 60-an yang lebih memberi perhatian pada keinginan konsumen. Selain itu,
sinyal-sinyal diberikan pada perencana lewat keputusan keputusan pembelian jug alebih diminati
kaum radikal tersebut.’
Jika diperhatikan, terdapat persamaan dan perbedaan antara kubu kiri baru dengan kubu
Marxis ortodoks. Keduanya sama sama setuju bahwa system kapitalis tidak harmonis, dan
karenanya ditransformasikan menjadi suatu masyarakat sosialis baru. Kedua kaum ini sama sama
tidak tertarik dengan reformasi social.
Perbedaan paling mencolok antara dua kaum ini adalah tentang tidak terelakannya
sosialisme. Kaum kiri baru setuju dengan kaum revisionis bahwa kejatuhan kapitalisme bukan
tak terelakan. Mereka berpendapat seperti ini karena masyarakat Negara kapitalis sudah
terintegrasi kedalam masyarakat kapitalis dan tidak bisa diharapkan reformasi radikal.
Kecaman kaum kiri baru terhadap kapitalisme modern mirip dengan kritik- kritik yang
dilontarkan Marx.Mereka sangat tidak menyukasi tidak seimbangnya distribusi kekuatan
ekonomi dan politik dalam masyarakat kapitalis. Para kapitalis, monoolis,
perusahaan-perusahaan multinasional semuanya menikmati kekuatan ekonomi dan politik.
Kontrol kekuatan politik monopolis juga memunyai konsekuensi penting bagi perekonomian
dunia.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pemikiran kaum kiri baru tentang imperialism searah
dengan pemikiran Leninis bahwa kesejahteraan Negara-negara kaya tergantung atas eksploitasi
terhadap Negara-negara terbelakang. Mereka juga sependapat bahwa kaum buruh di Negara
kapitalis semakin dikorup. Perbedaan anatara kedua aliran tersebut adalah kalau kaum kiri baru
percaya bahwa imperialism baru dilaksanakan leh perusahaan –perusahaan multinasional.
Sementara itu, kaum lelinis percaya hal tersebut dilakukan oleh Negara.
Kaum buruh di Negara-negar kapitalis maju lebih makmur. Akan tetapi, kaum kiri baru
percaya bahwa kaum buruh tersebut tatap teralienasi dari pekerjaan mereka. Sumber utama
alienasi ini adalah karena para buruh dipisahkan dari control ataspekerjaan mereka. Lebih jauh,
kebebasan memilih di pasar kerja dibatasi oleh stratifikasi social. Jasa wanita dan kaum
minoritas dihargai lebih rendah. Dan hal ini dapat terus terjadi dari generasi ke generasi.
Kecaman kaum kiri baru trhadap kapitalisme cukup banya, tetapi mereka tidak memberi
semacam cetak biru yang jelas tentang masyarakat yang ideal dan hanya menawarkan bebarapa
acuan referensi untuk desentralisasi dan penggunaan miral lebih banyak daripada insentif
ekonomi.
E. Diskusi
Dari uraian uraian di atas dapat dilihat bahwa pemikiran Marx menarik tetapi dalam
pelaksanaannya banyak mengalami perubahan. Ramalannya sendiri juga bannyak yang keliru
seperti ramalannya tentang jatuhnya kapitalisme yang tidak pernah terjadi. Ramalan Marx bahwa
Negara sosialis pertama akan timbul di Negara kapitalis paling maju juga malah terjadi
sebaliknya.
Teori perjuangan kelas Marx juga dinilai kurang solid. Di Negara Negara kaitalis tidak ada
perlakuan pengusaha yang melampaui batas mengeksploitasi kaum buruh sebagaimana
dikhawatirkan Marx.
Dari berbagai aliran sosialisme, hanya pemikiran reformis yang lebih menderaki “trak yang
benar”. Ramalan dan pemikiran dari aliran-aliran lain banyak yang tidak terbukti dalam
kenyataan. Kurangnya bukti tentang teori-teori mereka dengan sendirinya menghendaki
dilakukannya revisi yang cukup substansial terhadap teori-teori mereka.