Demokrasi dalam konteks komunisme digunakan dalam beberapa istilah, misalnya, dalam
demokrasi proletar dan demokrasi Soviet (digunakan di Uni Soviet) atau demokrasi rakyat
(digunakan di negara-negara Eropa Timur setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua). Pada
tahun 1950-an, istilah demokrasi nasional muncul, dan ini terutama digunakan dalam
hubungan antara negara-negara baru di Asia dan Afrika. Semua istilah demokrasi ini
didasarkan pada gagasan komunisme atau Marxisme-Leninisme (gagasan Marx kemudian
dijelaskan oleh Lenin). Melalui kelompok yang mendukung demokrasi konstitusional,
termasuk International Commission of Jurists, jenis demokrasi ini diklasifikasikan sebagai
demokrasi yang tidak demokratis atau non-demokrasi.
Dia percaya bahwa pertarungan antara kapitalis dan proletariat akan menjadi
perjuangan kelas terakhir, dan dengan demikian akhir dari gerakan dialektis. Masyarakat
komunis yang diimpikan oleh Marx adalah masyarakat tanpa kelas sosial (classless society)
Manusia bebas dari keterikatan pada kepemilikan pribadi, dan tidak ada eksploitasi,
penindasan, atau paksaan. Namun yang aneh adalah untuk membebaskan masyarakat dari
paksaan harus digunakan paksaan dan kekerasan, yaitu pekerja merebut kekuasaan dari
kapitalis. Dikatakan Marx: ”Kekerasan adalah bidan dari setiap masyarakat lama yang sedang
hamil tua dengan masyarakat baru (Force is the midwife of every old society pregnant with a
new one)".
UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab
dari berbagai alat kenegaraan. UUD juga menentukan batas-batas berbagai pusat kekuasaan
itu dan memaparkan hubungan-hubungan diantara mereka. UUD mempunyai status legal
yang khusus, merupakan ungkapan aspriasi, cita-cita, dan standar-standar moral yang
dijunjung tinggi oleh suatu bangsa.
B. Konstitusionalisme
Ide pokok konstitusionalisme adalah pemerintah perlu di batasi kekuasaannya agar
penyelenggaraannya tidak bersifat sewenang-wenang.UUD dianggap sebagai jaminan utama
untuk melindungi warga dari perlakuan yang semena-mena.
C. Ciri-ciri Undang-Undang Dasar
1. Organisasi Negara.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah UUD (amandemen)
4. Memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD
5. Aturan hukum yang tertinggi yang mengikat.
D. UUD dan konvensi
Konvensi ada di dalam UUD ketika aturan formal tidak memadai atau tidak jelas.
E. Pergantian Undan-Undang Dasar
Adakalanya suatu UUD dibatalkan atau diganti dengan yang baru. Hal semacam ini terjadi
jika dianggap bahwa UUD yang ada tidak lagi mencermikan konstelasi politik atau tidak
lagi memenuhi harapan dan aspirasi rakyat. Misalnya Negara Prancis. Dan dinegara komunis
pergantian UUD mencerminkan tercapainya tahap tertentu dalam perjuangan untuk mencapai
masyarakat komunis.
Di Indonesia kita telah melalui lima tahap perkembangan UUD, yaitu :
1. Tahun 1945( UUD republic Indonesia yang de facto hanya berlaku di wilayah jawa,
Madura dan Sumatra
2. Tahun 1949 (UUD Republik Indonesia serikat yang berlaku di seluruh Indonesia, kecuali
irian barat
3. Tahun 1950 (UUD Negara kesatuan republic Indonesia , yang berlaku di seluruh
Indonesia, kecuali irian barat)
4. Tahun 1959 (UUD republic Indonesia 1945. UUD ini mulai 1959 berlaku di seluruh
Indonesia termasuk irian barat)
5. Tahun 1999 ( UUD 1945 dengan amandemen dalam masa reformasi)
F. Perubahan Undang-Undang Dasar (Amandemen)
Selain pergantian menyeluruh, tidak jarang Negara mengadakan perubahan sebagian UUD-
nya. Perubahan ini disebut amandemen.
G. Supremasi UUD
UUD mempunyai sifat yang lebih tinggi daripada UU biasa dan badan yang membentuknya
pun berbeda.
Suatu UUD umumnya disebut tertulis bila merupakan sebuah naskah, sedangkan UUD tidak
tertulis tidak merupakan sebuah naskah dan banyak di pengaruhi oleh tradisi dan konvensi.
Hak asasi manusia biasanya dianggap hak yang dimiliki setiap manusia, yang melekat
atauinheren padanya karena dia adalah manusia. Dewasa ini kita membedakan tiga generasi
hak asasi manusia. Generasi pertama adalah hak sipil dan politik yang sudah lama dikenal
dan disosialisasikan dengan pemikiran Negara Negara barat. Generasi kedua adalah hak
ekonomi social, dan budaya. Generasi ketiga adalah hak atas perdamaian dan hak atas
pembangunan, yang diperjuangkan oleh Negara dunia ketiga.
Pemikiran mengenai hak asasi di Eropa Barat berawal di abad ke-17 dengan timbulnya
konsep Hukum Alam dan serta hak-hak alam. Tetapi sebelumnya, pada Zaman Pertengahan,
masalah hak manusia sudah mulai ada di Inggris.
Hak asasi manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode represi
(rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan hak asasi. Akan
tetapi dalam kenyataannya harus menghadapi tidak hanya pelanggaran hak secara vertikal
tetapi juga horisontal.
BAB VIII
Negara kesatuan
Hakikat Negara kesatuan ialah bahwa kedaukatannya tidak terbagi, atau dengan kata lain
kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi, karena konstitusi Negara kesatuan tidak mengakui
badan legislatif selain dari badan legislatif pusat. Ada dua ciri mutlak pada Negara kesatuan
yaitu :1. Adanya supremasi dari dewan perwakilah rakyat pusat,, dan 2. Tidak adanya badan
badan lainnya yang berdaulat.
Negara federal
Perbedaan antara Negara federal satu sama lain banyak sekali tetapi ada satu prinsip yang
dipegang teguh, yaitu bahwa soal soal yang menyangkut Negara dalam keseluruhannya
diserahkan kepada kekuasaan federal. Penyelenggaraan kedaukatan le luar dari Negara
Negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah federal, sedangkan kedaulatan ke
dalam dibatasi.
Beberapa Contoh Integrasi dalam Sejarah
Badan Legislatif yang bertanggung jawab dalam pembuatan undang undang (Pembuat
Undang-Undang). Dan adalah badan deliberatif pemerintah dengan kuasa membuat hukum.
Legislatif dikenal dengan beberapa nama, yaitu parlemen, kongres, dan asembli nasional.
Dalam sistem Parlemen, legislatif adalah badan tertinggi dan menujuk eksekutif. Dalam
sistem Presidensiil, legislatif adalah cabang pemerintahan yang sama, dan bebas, dari
eksekutif.
C. Badan Yudikatif
Yudikatif, Badan yang mengawasi pelaksanaan undang-undang termasuk memberikan
hukuman kepada warga masyarakat yang telah terbukti melanggar peraturan perundang-
undangan.Lembaga kehakiman (atau kejaksaan) terdiri dari hakim, jaksa dan magistrat dan
sebagainya yang biasanya dilantik oleh kepala Negara masing-masing.Mereka juga biasanya
menjalankan tugas di mahkamah dan bekerjasama dengan pihak berkuasa terutamanya polisi
dalam menegakkan undang-undang.
BAB X
Partisipasi Politik
A. Sifat dan Definisi Partisipasi Politik
Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan salah suatu masalah yang
penting; dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan Negara-
negara berkembang. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk
ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik , antaralain dengan jalan memilih pimpinan
Negara; dan secara langsung dan tindak langsung , mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Di Negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa kedaulatan
ada ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-
tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan
memgang tampuk pimpinan.
Partisipasi Politik erat kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa
dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan
pemerintah. Orang yang memiliki kesadaran politik tentunya harus orang yang memiliki
pendidikan, yang kehidupannya lebih baik, dan orang-orang terkemuka. Jika Partisipasi
Politik disebuah Negara rendah pada umumnya sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat
ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian terhadap permasalahan Negara.