Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

SOSIALISME MARX (MARXISME)

Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan muncul dari keharusan
sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang dan tidak berkelanjutan akibat dari
meningkatnya kontradiksi internal yang muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan
teknologi. Itu menjadi kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan hubungan
sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi, dan kemudian
mengarah ke kesadaran kelas pekerja.

Marx dan Engels berpandangan bahwa kesadaran orang-orang yang memperoleh upah atau
gaji (kelas pekerja dalam arti Marxis luas) akan dibentuk oleh kondisi mereka yang menjadi
budakan upah, yang mengarah ke kecenderungan untuk mencari kebebasan atau emansipasi
mereka dengan menggulingkan kepemilikan alat-alat produksi oleh kapitalis, dan akibatnya,
menggulingkan negara yang menjunjung tinggi tata ekonomi kapitalis ini. Bagi Marx dan Engels,
kondisi ini menentukan kesadaran dan mengakhiri peran kelas kapitalis yang pada akhirnya
mengarah ke masyarakat tanpa kelas di mana negara akan melenyap. Konsepsi sosialisme Marxis
adalah bahwa fase sejarah tertentu yang akan menggantikan kapitalisme dan didahului dengan
komunisme. Karakteristik utama dari sosialisme (terutama yang dipahami oleh Marx dan Engels
setelah Komune Paris 1871) adalah bahwa kaum proletar akan mengontrol alat-alat produksi
melalui negara buruh yang didirikan oleh para pekerja di kepentingan mereka. Kegiatan ekonomi
masih akan diatur melalui penggunaan sistem insentif dan kelas sosial masih akan ada, tetapi untuk
tingkat yang lebih rendah dan berkurang di bawah kapitalisme.

Bagi kaum Marxis ortodoks, sosialisme adalah tahap yang lebih rendah dari komunisme
berdasarkan prinsip "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai
kontribusinya" sementara komunisme tahap atas didasarkan pada prinsip "dari masing-masing
sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai kebutuhannya." tahap atas menjadi
mungkin hanya setelah tahap sosialis mengembangkan lebih lanjut efisiensi ekonomi dan
otomatisasi produksi menyebabkan berlimpah-limpahnya barang dan jasa.

Marx berpendapat bahwa kekuatan produktif material (dalam industri dan perdagangan)
dibawa ke dalam kehidupan oleh kapitalisme yang didasarkan pada masyarakat koperasi karena
produksi telah mencakup massa sosial, sedangkan kegiatan kolektif kelas pekerja bertujuan untuk
membuat komoditas, tetapi dengan kepemilikan pribadi (hubungan produksi atau hubungan
barang). Konflik antara upaya kolektif di kalangan pabrik-pabrik besar dan kepemilikan pribadi
akan membawa keinginan kesadaran dalam kelas pekerja untuk membangun kepemilikan kolektif
sepadan dengan upaya kolektif pengalaman sehari-hari mereka.

A. Sosialisme Sebelum Marx

Pada awalnya “sosialisme” dimaksudkan untuk menunjukkan sistem – sistem pemlikan


dan pemanfaatan sumber – sumber produksi secara kolektif. Dengan definisi itu, sosialisme bisa
mencakup asosiasi – asosiasi kooperatif maupun pemilikan dan pengoperasian oleh pemerintah.
Kelompok pertama (sosialisme sebelum Marx), dibagi atas kelompok pemikir sosialis yang
cenderung “utopis” dan kelompok pemikir yang mencoba merealisasi gagasan – gagasan mereka
dengan membentuk komunitas – komunitas bersama.

B. Sosialisme Marx (Marxisme)


Karl Marx adalah seoarang Filosof besar abad modern, ia lahir pada tahun 1818 di kota
Trier, Prusia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang yang Atheis, ini beranjak dari realitas
kehidupan orang tuanya yang berpindah-pindah agama, semula ayahnya adalah penganut Yahudi
dan kemudian pindah agama dengan memeluk agama Kristen Protestan.
Bila kita melihat latar belakang Marx, disitu kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran Marx
sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel. Ini berawal ketika Marx hijrah ke Berlin dan mulai
menekuni pendidikan filsafat. Filsafat di Berlin kala itu sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel,
Hegel menjadi Profesor di Berlin pada tahun 1818 dan meninggal pada tahun 1831 M. Dalam
filsafat Hegel, Marx menemukan arah pemikirannya yang menjadi senjata intelektualitasnya.

C. Sosialisme dan Kritik Terhadap Kapitalis

Sosialisme, secara sederhana adalah sebuah sistem organisasi sosial dimana harta benda
dan pemasukan/pendapatan menjadi obyek dari kontrol sosial. Ini juga bisa dipahami sebagai
sebuah gerakan politik yang bertujuan menempatkan sistem dalam kehidupan praksis. Kontrol
sosial diatas memang dipahami secara luas dan berbagai kepentingan. Marxisme-sebagai sebuah
ideologi dan teori sosial ekonomi yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Dan
mereka memandang sosialisme sendiri sebagai sebuah transisi perubahan dari kapitalisme
menuju komunisme.
Marx yang merupakan tokoh terpenting dalam sosialisme selalu menyerukan sebuah revolusi
untuk menggulingkan kapitalisme. Disinilah yang membedakan antara Marx dengan para
pemikir sosialis lainnya, kalau tokoh sosialis lain mengajarkan bagaimana memahami dunia atau
realita, maka Marx menawarkan sosialisme yang bersifat analisis ilmiah terhadap perkembangan
sejarah yang meniscayakan akan kehancuran kapitalisme menuju sosialisme, dimana perubahan
atau perkembangan sejarah tersebut berdasarkan penelitian syarat-syarat objektif perkembangan
masyarakat.
Kapitalisme telah mengembangkan industry, yang mampu membangun komunisme
dengan landasan industry industry itu sendiri. Jadi, sosialisme telah mengambil agenda sejarah
bukan berkat kaum intelektual ataupun para buruh idealistik, namun berkat kapitalisme itu
sendiri. Disisni, Marx bukanlah orang pertama yang mengkritik kapitalisme, namun dialah orang
pertama yang melakukan itu tidak dari sudut pandang feodal (seperti Burke), dan tidak juga dari
sudut pandang utopian (seperti para sosialis Perancis awal). Marx adalah orang pertama yang
melahirkan filsafat social yang dirancang untuk membuka kemungkinan bagi sosialisme untuk
tampil dalam perkembangan sejarah yang nyata.

D. Pendekatan Politik Kompromi kelas

Berbeda pendekatan revolusioner, pendekatan kompromi kelas berkembang belakangan


dikembangkan oleh kalangan Marxian. Bagi pendekatan ini, revolusi dan kekerasan bukan jalan
satu2nya yang dapat ditempuh untuk menuju cita2 sosialisme, tapi bisa melalui kompromi atau
politik kesepakatan kelas. Anggapan: mendorong partisipasi buruh / pekeja untuk
memperjuangkan kepentingan melalui kelompok kepentingan, partai politik, dan proses pemilu
(legislatif dan presiden) Bagi pengikut pendekatan ini (sosial demokrat), kaum pekerja dapat
memperjuangkan kepentingan melalui kekuasaan dan pengambil-alihan kekuasaan secara damai,
dengan menguasai negara dengan menentukan kebijakannya yang memilik mereka.
Kelas social tidak ditemukan dalam tuisan Marx tetapi dalam Lenis yang mengatakan;
kelas social dianggap sebagai golongan social dalam sebuah tatanan masyarajat yang ditentukan
oleh posisi tertentu dalam proses produksi. Walau tidak terlalu jelas (apakah intelektual, pegawai
negeri, mahasiswa itu juga kelas tertentu?). Tetapi Marx mengatakan; sebuah Kelas baru
dianggap kelas dalam arti sebenarnya apabila dia bukan hanya “secara objektif” merupakan
golongan social dengan kepentingan tersendiri, melainkan juga “secara subjektif” menyadari diri
sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai kepentingan-
kepentingan spesifik serta mau memperjuangkannya.

BAB VII
PEMBARUAN TERHADAP MARXISME

Latar belakang pembaruan terhadap marxisme

Latar belakang munculnya pembaruan terhadap marxis didorong oleh kritikan yang
diberikan tokoh-tokoh marxis terhadap kapitalis. Salah satu hal yang juga menjadi pendorong
pembaruan terhadap marxis adalah tulisan-tulisan Karl Max yang tidak seluruhnya didasarkan atas
argumentasi yang kuat.

1. Kuarter pertama abad ke-20 : modifikasi yang dilakukan oleh Lenin yang memberi klaim
bahwa sosialisme akan muncul pertama kali di negara kapitalis paling lemah (the weakest
link of capitalist country)

2. Pada tahun 1930-an : Lange dan Lerner mengembangkan teori sosialisme pasar yang
didasarkan pada manajemen industri yang terdesebtralisasi dan penggunaan penetapan
harga yang ditetapkan secara trial and error oleh suatu badan perencana.

3. Pada tahun 1950-an hingga 70-an : Sistem pasar Lange dan Lerner dikembangkan lagi
menjadi sosialisme yang dikelola oleh kaum pekerja.

4. Pada tahun 1950-an hingga 70-an : Berkembang aliran sosialis baru di negara sosialis
Eropa yang dikenal dengan aliran kiri baru (New left) yang percaya bahwa tranformasi
kapitalisme perlu.Tetapi, tugas transformasi ini tidak bisa diserahkan pada kelas pekerja.

5. Pada tahun 90-an menjadi tahun dimana negara sosialis/komunis mengalami kehancuran.
Pada masa itu Soviet di bawah Mikhail Gorbachev malancarkan Glasnot dan Perestroika
yang secara langsung maupun tidak langsung menandakan ditinggalkannya pemikiran -
pemikiran Marx,Engles,serta Lenin.

A.Leninisme

Tokoh pencetus leninisme adalah Vladmir Ilich Lenin,dia dikenal sebagai bapak revolusi Rusia.
Dua karya tulis lenin yang paling terkenal adalah The Development of Capitalism in Rusia (1956)
dan Imperialism, the Highest Stage of Capitalism (1933). Sebelum 1917, ia banyak menulis
tentang Politik Revolusi dan masalah praktis pemerintah Negara sosialis pertama. Lenin yang
tidak sabar menunggu kejatuhan kapitalis seperti yang diramalkan marx, mendirikan Negara
komunis pertama di Rusia sekaligus pertama didunia (Revolusi Bolshevik 1917) .

1. Kapitalisme Monopoli dan Imperialisme


Sebagai penggemar karya Marx, Lenin sangat tertarik dengan pendapat marx tetang
tahapan akhir kapitalisme yang akan mengarah kepada monopoli. Lenin menguraikan
beberapa karakteristik kapitalisme monopoli sebagai berikut:
 Konsentrasi produksi di tangan industri semakin sedikit jumlahnya;
 Merger(penggabungan) finansil dan kapital industri,sewaktu bank-bank dan
lembaga-lembaga finansil semakin menguasai kontrol atas alokasi sumber-sumber
modal
 Bangkitnya ekspor kapital (bukan komoditas) sebagai bentuk utama pertukaran
internasional
 Pembagian dunia ke dalam lingkungan ekonomi dipengaruhi dan dikontrololeh
kapitalis monopoli;
 Pembagian lebih lanjut (sub-divisi) dunia ke dalam lingkungan politik yang
dipengaruhi oleh pemerintahan negara-negara kapitalis mapan.

2. Teori Pembangunan yang Tak Imbang


Teori pembangunan yang tak imbang (The Theory of Uneven Development) adalah
batu loncatan analisis Lenin tentang Lokus(tempat kejadian) revolusi proletariat. Menurut
Lenin,pertumbuhan di setiap negara tidaklah sama,termasuk di negara-negara kapitalis. Di
negara kapitalis baru (seperti USA) akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi.
Sementara itu, negara-negara kapitalis lama(seperti Prancis) akan mengalami pertumbuhan
yang semakin melemah.

B.Revisionisme

Perlu diketahui bahwa pemikiran-pemikiran sosialis sesudah Marx dan Engles


berfokus pada dua tema,yakni kemungkinan sumber daya yang efisien dan kemungkinan
perubahan kapitalisme menjadi sosialisme melalui revolusi kekerasan. Kaum revisionisme
ini percaya bahwa kejatuhan kapitalisme tidak harus melalui revolusi kekerasan. Kaum
revisionisme percaya bahwa untuk memeperbaiki kondisi sosial masyarakat,terutama kaum
buruh di negara kapitalis,sebaiknya dilakukan dengan menegakkan demokrasi.

C.Aliran Kiri baru(The New Left)

Secara sederhana,aliran kiri baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari Marxisme-
Leninisme dari kelompok radikal yang melakukan serangan terbuka terhadap kapitalisme di
Amerika Serikat. The New Left malakukan serangan kepada kapitalisme ini melalui buku-
buku yang ditulis oleh tokohnya,seperti buku Monopoly Capital,The Political Economy of
Growth,The Theory of Capitalist Mvement,dan lain sebagainya.

Setuju tidak setuju Jika diperhatikan,terdapat persamaan dan perbedaan antara kubu kiri
baru dengan kubu marxis ortodoks. Mereka sama-sama setuju bahwa sistem kapitalis
tidaklah harmonis. Perbedaan yang mencolok tentang tidak terelakannya sosialisme.

Kecaman terhadap Kapitalisme Konemporer


Kecaman kaum kiri baru terhadap kapitalisme modern mirip dengan kritik Marx,yang
paling tidak mereka sukai adalah tidak seimbangnya distribusi kekuatan ekonomi dan
politik dalam masyarakat kapitalis.

Alienasi dan Kualitas Hidup


Kaum buruh di negara-negara kapitalis maju lebih makmur. Akan tetapi, kaum kiri baru
percaya bahwa para buruh tersebut tetap teralienasi dari pekerjaan mereka.

D. Diskusi

Dalam pelaksanaannya, pemikiran Marx banyak mengalami perubahaan/modifikasi.


Ramalannya pun banyak yang keliru. Terutama ramalanya tentang kejatuhan kapitalisme
yang tidak pernah menjadi kenyataan. Marx juga meramalkan bahwa Negara sosialis
pertama akan muncul di Negara kapitalis paling maju, seperti Inggris, Amerika dan jerman,
yang terjadi malah sebaliknya. Teori perjuangan marx dinilai kurang solid, karna di Negara
kapitalis, tidak ada pengusaha yang mengeksploitasi buruh yang di khawatirkan marx. Dari
berbagai aliran sosialisme, hanya pemikiran kaum reformis yang lebih mendekati “trak
yang benar”

Marx meramal bahwa sistem liberal yang di yang di gagas oleh Adam Smith dan kawan –
kawan pada mekanisme pasar akan hancur. Sehingga pemikiran dari tokoh – tokoh sosialisme
yang merupakan pembaharuan terhadap marxisme, yaitu dari lenin, kaum revision dari aliran kiri
baru, yang di akhiri dengan diskusi.
Seperti halnya kebangkitan sistem perekonomian liberal/kapitalis, sistem perekonomian
sosial/komunis juga bangkit dari suatu respon terhadap era industrialisasi. Hanya saja pada
waktu pakar – pakar ekonomi berhaluan liberal membangun suatu ideology untuk suatu tata
perekonomian baru berdasarkan ajaran klasik Adam Smith. Pakar – pakar sosialis/komunis
mengembangkan berbagai kritikan untuk menjatuhkan sistem perekonomian liberal pasar bebas
persaingan sempurna tersebut.
Kemudian ide-ide Marx menyebar sebagai anti tesis terhadap kapitalisme. Namun banyak
dari pendukungnya yang menafsirkan ulang pemikiran Marx sehingga menciptakan varian-
varian baru dalam ideology sosialisme.
a. Leninisme
Lenin berpendapat bahwa pada akhirnya Negara-negara kapitalisme akan melakukan monopoli
perdagangan.
b. Revisionisme
Revisionis meyakini bahwa sosialisme tidak harus diraih dengan cara kekerasan atau revolusi.
Berbeda dengan Marx dan Engel yang berpendapat bahwa kapitalisme akan jatuh dengan
revolusi kaum proletariat, revisionis meyakini bahwa cara untuk menjatuhkan kapitalisme adalah
dengan menegakan demokrasi.
c. Aliran Kiri Baru
Secara sederhana, aliran kiri baru dapat diartikan kombinasi Marxisme-Leninisme ortodoks
dengan pemikiran radikal baru. Perbedaan kaum kiri baru dengan Marxisme ortodoks adalah
bagi kaum kiri ortodoks, kejatuhan kapitalisme itu pasti. Namun bagi kaum kiri baru, sama
seperti revisionis, kejatuhan sosialisme tidak pasti malah tidak mesti terjadi.

BAB VIII
MAZHAB NEO-KLASIK

Neo-klasik adalah istilah yang dipakai untuk mendefinisikan sebagian aliran pemikiran
pengetahuan ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga , produksi, dan distribusi
pendapatan menempuh mekanisme permintaan dan penawaran pada suatu pasar.

Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan beberapa aliran
pemikiran ilmu ekonomi yang mencoba menjabarkan pembentukan harga, produksi, dan distribusi
pendapatan melalui mekanisme penawaran dan permintaan pada suatu pasar. Asumsi
maksimalisasi utilitas mendekatkan teori ini pada aliran ekonomi marjinalis yang lahir pada akhir
abad ke-19 Masehi. Tiga penggagas utama mazhab ini adalah Léon Walras, Carl Menger dan
William Stanley Jevons.

Istilah neo-klasik sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Thorstein Veblen pada tahun 1900 untuk
mengkategorikan segolongan ekonom yang mendukung revolusi marjinalis yang digagas oleh
William Stanley Jevons. Di antara ekonom tersebut terdapat Alfred Marshall dan para ekonom
mazhab Austria. Sejak dekade 1930-an, diawali oleh pemikiran John Hicks, aliran ekonomi
walrasian (yang dipelopori oleh Léon Walras) semakin mendapat tempat di antara kaum ekonom
marjinalis. Aliran walrasian mengadopsi pemikiran Keynesianisme dalam sintesis ekonomi neo-
klasik. Evolusi ini berakibat pada pemisahaan dari para ekonom mazhab Austria dari mazhab
neoklasik.

Aliran-aliran ekonomi di luar neo-klassik ekonomi marxisan, ekonomi pasca-Keynesian, mazhab


Austria dan beberapa aliran pemikiran baru ekonomi (ekonomi institusional). Menurut E. Roy
Weintraub. keunggulan mazhab neo-klassik terletak pada kemampuannya untuk merepresentasikan
ekonomi secara matematis dan ilmiah dan juga kemampuannya untuk memberikan indikasi-
indikasi akan arah atau tindakan ekonomi yang harus diambil.

Pemikiran ekonomi neoklasik muncul dari banyaknya kelemahan dari pemikiran


radikalisme dan konservatisme. Radikalisme memberikan ketakutan atas penyitaan properti
pribadi, sedangkan konservatisme dianggap bertentangan dengan demokrasi dan modernisasi.
Hingga paruh pertama abad ke-19, ekonomi klasik masih dapat bertahan karena belum
meningkatnya kemiskinan dan belum terjadinya penurunan ekonomi. Ekonomi neoklasik mulai
berkembang dan menggantikan ekonomi klasik setelah para ahli ilmu ekonomi politik klasik
menggunakan karya Karl Marx untuk menentang kapitalisme dan memulai sosialisasi terhadap
pemikiran Adam Smith dan David Ricardo. Perubahan arah pemikiran ekonomi juga timbul seiring
dengan timbulnya kelas pekerja yang beragam\. Selain itu, masalah sosial yang merpuakan akibat
dari industrialisasi juga menciptakan tuntutan intervensi pemerintah untuk meningkatkan
pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat, dan jaminan pekerjaan. Kebijakan laissez-faire
mulai tidak digunakan lagi. Pada tahun 1871, teori ekonomi neoklasik dikembangkan oelh tiga
ekonom yaitu Carl Menger (1840-1941) dari Austria, W. Stanley Jevons (1835-1882) dari Inggris
dan Leon Walras (1934-1910) dari Swiss. Ketiganya telah mengembangkan ekonomi klasik yang
mengubah fokus ekonomi politik dengan tidak lagi memusatkan perhatian pada distribusi dan
pertumbuhan ekonomi. Pemusatan baru diadakan pada perilaku konsumen secara individu dan
kepada perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam persaingan di pasar

Mazhab ini memfokuskan diri pada konsep Marginalisme dan Perilaku Konsumen.
A. PENDEKATAN MARGINAL
Para pakar neo-klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis
marginal (Marginal Analysis) atau Marginal Revolution. Pada initinya, konsep ini merupakan
pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen, serta
penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan dikembangkan Heindrich Gossen (1810-1858) dalam
menjelaskan kepuasaan (utility) dari pengkonsumsian sejenis barang. Menurutnya, kepuasan
marginal (Marginal Utility) dari pengkonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika
barang yang sama dikonsumsi semakin banyak (Hukum Gossen I). Dalam Hukum Gossen II,
menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas, secara relatif, untuk
memenuhui berbagai kebutuhan yang relatif tidak terbatas.

B. Mazhab Austria

Adalah kelompok pemikir ekonomi yang mendukung dan memakai konsep marginal, dan berasal
dari Universitas Wina (Austria). Mereka mempunyai ciri pandang khusus, yaitu penerapan
kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka.
Tokoh utama Mazhab Austria adalah:
• Karl Menger (1840-1921)
Karya utamanya adalah Grusatze der Volks Wirtschaftslehre (1817). Dalam bukunya ia
mengembangkan teori utilitas marginal.
• Friedrich von Wieser (1851-1920)
Karya utamanya adalah Uber der Ursprung und die Hauptyesetze des Wirtschaftlichen
Wertes (1884), Der Naturliche Wert (1889) dan Theory der Gesellschatlichen Wirtschaft (1914).
Ia sangat berjasa dalam mengembangkan teori utilitas Menger dengan menambahkan formulasi
biaya-biaya oportunitas (Opportunity Cost).
• Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914)
Karyanya adalah Capital an Interest (1884) dan Positive Theory of Capital (1889). Kontribusi
utamanya adalah dalam pengembangan teori tentang modal (theory of Capital) dan teori tentang
tingkat suku bunga.

C. Mazhab Lausanne
Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang lebih
komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Dan Walras dianggap
sebagai pelopor mazhab Lausanne (Lausanne School of Economic). Karyanya, Elements of Pure
Economics (1878), dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi. Dalam bukunya
itu dia menjelaskan teori keseimbangan umum dengan pendekatan matematis.
Walaupun telah disinggung oleh para pendahulunya, hanya dialah yang mampu memberikan
kisi yang lebih jelas tentang interdependensi bagian-bagian ekonomi ini dengan gamblang
dengan model keseimbangan umumya (general equilibrium model). Dan ia menguraikan dengan
jelas bahwa perubahan suatu faktor atau bagian ekonomi akan membawa perubahan pada
variabel-variabel lain dalam sistem ekonomi tersebut secara menyeluruh.

D. Mazhab Cambridge
Tokoh paling utama mazhab ini adalah Alfred Marshall (1842-1942), karena dia dianggap
sebagai pelopor atau pendiri mazhab Cambridge (Cambridge School of Economics) di Inggris.
Beberapa karya utamanya antara lain The Pure Theory of Foreign Trade (1829), The
Principles of Economy (1890), Industry and Trade (1919) dan Money, Credit and Commerce
(1923). Dia dianggap berjasa dalam memperbarui asas dan postulat pandangan-pandangan
ekonomi pakar klasik dan neo-klasik sebelumnya. Dimana kaum klasik berpendapat bahwa yang
menentukan harga adalah sisi penawaran; sedangkan neo-klasik beranggapan bahwa yang
menentukan harga adalah kondisi permintaan.
Akan tetapi Marshal menggabungkan kedua konsep tersebut. Sehingga ia menyimpulkan
bahwa harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan di pasar: penawaran dari pihak produsen
dan permintaan dari pihak konsumen. Perbedaan lain antara Marshall dan kaum klasik adalah
dalam metode penelitiannya. Jika kaum klasik lebih banyak menggunakan metode induktif. Lain
halnya dengan Marshall yang mengombinasikan metode induktif dan deduktif (abstraksi
digabung dengan realisme yang didukung oleh data statistik) agar terhindar dari kemiskinan dan
kemelaratan itu.

E. PERSAINGAN MONOPOLISTIK DAN PASAR TIDAK SEMPURNA


Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi neo-klasik generasi kedua melakukan revesi
terhadap pemikiran-pemikiran neo-klasik generasi pertama. Tokoh yang ikut serta merevisi
pemikiran-pemikiran mereka adalah Piero Sraffa (1898-1983), Joan Violet Robinson (1903-
1983) dan Edward Hasting Chamberlin (1899-1967).
Para tokoh klasik dan neo-klasik generasi pertama tidak pernah mempersoalkan apakah pasar
persaingan sempurna, dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, benar-benar mencerminkan pasar
sempurna atau tidak, serta tidak mempersoalkan asumsi-asumsi yang terjadi pada pasar
persaingan sempurna. Adapun asumsi-asumsi itu adalah seabagai berikut:
1. Terdapat banyak pembeli dan penjual (multi perusahaan).
2. Barang-barang yang dijual bersifat homogen.
3. Tiap perusahaan bebas keluar-masuk pasar.
4. Pembeli dan pejual sebagai price taker, karena mereka tidak mampu mengubah harga yang
ditentukan pasar.
5. Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap.
Oleh karena itu, dalam artikelnya (The Laws of Returns under Competitive Conditions,
1926), Sraffa mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan-perusahaan besar sudah banyak dan
perusahaan-perusahaan itu tahu kalau seandainya mereka mengubah keputusan output atau
penawaran maka harga-harga dapat berubah.

F. GAMES THEORY (GT) DAN INFORMASI ASIMETRIS


Konsep Games Theory (GT) adalah suatu konsep untuk menjelaskan perilaku ekonomi
dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi. Landasan konsep ini sudah
diterapkan oleh Cournot pada tahun 1838 dan Bertrand tahun 1883 dengan mengembangkan
model aksi-reaksi dalam pasar duopoli. Model ini mulai dikembangkan lebih lanjut oleh
Edgeworth pada tahun 1925 dan dikukuhkan sebagai teori melalui karya John von Newmann dna
Oscar Morgenstern dalam bukunya yang berjudul The Theory of Games and Economic
Behaviour (1944). Kemudian konsep GT disempurnakan lebih lanjut oleh John Nash pada tahun
1950. Nash mengembangkan konseo GT untuk menganalisis situasi kepentingan pelaku ekonomi
yang tidak berlawanan, yang kemudian muncullah istilah “keseimbangan Nash (Nash
Equilibrium)”. Konsep GT Nash ini bekerja atas asumsi informasi yang simetris (tiap pemain
memiliki informasi yang sama).
BAB IX
ALIRAN SEJARAH (HISTORIS)

Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada prespektif sejarah. Kerangka dasar
teoritisnya berikut pola pendekatan yang digunakan oleh aliran sejarah dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi sangat berbeda dan terpisah dari aliran utama(mainstream) yang
berawal dari kaum klasik. nama aliran sejarah diinspirasikan oleh keberhasilan metode sejarah
dalam bidang- bidang hukum dan bahasa. Dari beberapa pakar Jerman sendiri ada yang
menamakan alian sejarah sebagai aliran “etis”, untuk menunjukan ketidak senangan mereka pada
pahamhidonisme klasik
Pemikiran pemikiran klasik secara eksplisit mengakui bahwa manusia berdasarkan
hakikatnya bersifat serakah (paham hidonisme). Paham ini kemudian dikembangkan menjadi
pahamutilitarian isme.Pendekatan- pendekatan tersebut menurut para pemikir aliran sejarah dinilai
terlalu sempit. Menurut doktrin aliran sejarah, motif orang untuk bertindak tidak hanya didasarkan
pada motif laba dan kepentingan pribadi, tetapi juga didorong etika dan implus-implus lainnya.
Pandangan kaum klasik perekonomian diserahkan kepada kekuatan pasar, dimana setiap orang
diberi kebebasan berbuat demi kepentingan masing-masing. Dan akhirnya melalui apa yang
disebut invisible hand, akan tercipta suatu harmoni secara keseluruhan. Pemikiran seperti ini juga
dikecam oleh pakar-pakar sejarah, sebab dinilai terlalu mekanistis, dan menghendaki agar hal ini
diganti dengan dasar pemikir yang lebih etis. Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak
argumentasi pemikir pemikir klasik bahwa ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi.
Bagi mereka masayarakat harus di ganti sebagai satu kesatuan organisme dimana interaksi sosoial
berkait dan berhubungan antar individu. Pemikir- pemikir aliran sejarah menghendaki agar
kegiatan masayarakat dilandasi pada suatu system yang menyeluruh, yang mencakup semua
organisme dalam kehidupan bermasayarakat sebagai suatu keseluruhan. Penganut aliran sejarah
yang tidak percaya pada mekanisme pasar bebas klasik pada umumnya sepakat untuk meminta
campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Investasi pemerintah diharapkan mampu
membawa proseos ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama dan
tanpa campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidak akan ada jaminan keadailan sosial.

Bagi pemikir-pemikir sejarah, fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk perkembangan


masayarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah, karena itu semua pemikiran,
teori, dan kesimpulan ekonomi harus di landaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran
sejarah tidak setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa prinsip-prinsip ekonomi
berlaku secara universal.
Pemikir-pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode pendekatan deduktif yang
digunakan kaum klasik. Dengan pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari
pengamatan secara umum. Kemudian dari pengamatan secara umum itu diambil kesimpulan secara
khusus (reasoning from the general to the particular). Bagi pakar aliran sejarah metode deduksi ini
dinilai terlalu abstrak dan terlalu teoritis, dimana dari beberapa postulat kemudian mang-claim
bahwa pemikiran-pemikiran mereka belaku umum(universal). Menurut kau sejarah metode deduksi
ini sering tidak sesuai dengan realitas, dan karenanya sering membawa kita kedalam kesimpulan
yang sering keliru. Untuk mengatasi kelemahan metode klasik tersebut maka pemikir-pemikir
aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis. Pola pendekatan induksi empiris berpangkal
tolak dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus, dan dari sisi ini diambil suatu
kesimpulan umum (reasoning from the particular to the general). Dengan metode induksi empiris
maka hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya berlaku suatu tempat pada waktu-
waktu tertentu, sebab hukum, dalil maupun teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan
lingkungan setempat.
Pada intinya pemikir aliran sejarah menolak argumentasi pemikir pemikir klasik bahwa
ada undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi. Bagi mereka masayarakat harus di ganti
sebagai satu kesatuan organisme dimana interaksi sosoial berkait dan berhubungan antar
individu. Pemikir- pemikir aliran sejarah menghendaki agar kegiatan masayarakat dilandasi pada
suatu system yang menyeluruh, yang mencakup semua organisme dalam kehidupan
bermasayarakat sebagai suatu keseluruhan.
Menurut kaum sejarah metode deduksi ini sering tidak sesuai dengan realitas, dan
karenanya sering membawa kita kedalam kesimpulan yang sering keliru. Untuk mengatasi
kelemahan metode klasik tersebut maka pemikir-pemikir aliran sejarah menawarkan metode
induktif-historis.

TOKOH-TOKOH ALIRAN SEJARAH :

1. Friedrich List
List menyarankan agar pemerintah menyusun Dua sektor utama yang sangat
menentukan perekonomian nasaional adalah sektor pertanian dan industri. Menurut List
sektor pertanian diperlukan untuk menyediakan bahan pangan masyarakat, dan negara
harus juga memajukan perekonomian melalui sektor industri, dan industrialisasi lah yang
merupakan langkah awal membawa perekonomian lebih maju.
2. Bruno Hildebrand
Dalam melakukan penelaan dan penelitian-penelitian ekonomi, ia menekankan
perlunya mempelajari sejarah, maksudnya penelitian ekonomi harus didukung oleh data
statistik empiris yang dikumpulkan dalam penelitian sejarah ekonomi.
3. Gustav von Schmoler
Schmoler menghendaki agar kebijaksanaannya menyangkut politik sosial, dan
lebih jauh dari itu, juga meningkatkan kesejahteraan kaum buruh.

BAB X
ALIRAN INSTITUSIONAL

Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap keberadaan
aliran institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-1929). Veblen pada intinya mengkritik
teori-teori yang digunakan kaum klasik dan neo-klasik dan model model teoritisnya dan
cenderung terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik
dan neo-klasik juga dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi seperti
kelembagaan dan lingkungan. Padahal pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap
tingkah laku ekonomi masyarakat.

A. THORSTEIN BUNDE VEBLEN (1857-1929)


Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke
Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan orang
bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi
pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada
yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak. Selain
gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick, yang kira-kira bisa diartikan
dengan orang yang suka “lain dari yang lain”.
Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah iconoclast, yaitu orang yang suka menyerang
dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang
diterima secara umum (iconoclast = one who attacks and seeks to overthrow traditional or
popular ideas or institutions).

B. MOTIVASI KONSUMEN
Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat
dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut
menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang
merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis
financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja,
dan tidak tertarik dengan kepentingan \ masyarakat banyak. Yang diperhatikan oleh masyarakat
sekarang hanyalah uang.

C. PERILAKU PENGUSAHA
Prilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para
pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan
melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan production for use.
Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh melalui kerja keras,
tetapi dengan trik-trik bisnis. Produksi seperti ini disebut dengan production for profit.
Vablen melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang
memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan nasip orang lain.
Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan suatu
golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan absentee ownership adalah para
pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi tidak ikut terjun
langsung dalam kegiatan operasional di serahkan pada professional dan kariawan kepercayaan.
Dan golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan paling besar.

D. Tokoh-tokoh Institusional Lainnya


Veblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak pengikut. Di antaranya
adalah : Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, Joseph Schumpeter, dan Douglas North.
a) Wesley Clair Mitchel
Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. la berjasa dalam me-
ngembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah
satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and Their Causes. Sesudah
PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah badan penelitian “National Bureau of Economic
Research”.
b) Gunnar Karl Myrdal
Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema, Value in Social
Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of Nations.
Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value judgement.
Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis.
c) Joseph A. Schumpeter.
Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia mengatakan
bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu sendiri, melainkan
berada di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Sumber kemakmuran
terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.

d) Douglas North
penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada waktu
Douglas North menerima hadia nobel dalam bidang ekonomi.
Selama ini kebanyakan pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-
satunya penggerak roda ekonomi, dan mengabaikan peran institusi. Hal ini dinilai North
keliru, sebab peran institusi tidak kalah penting dalam pembangunan ekonomi. la
menyimpulkan bahwa Negara komunis hancur karena tidak mempunyai institusi yang
mendukung mekanisme pasar.

TOKOH-TOKOH ALIRAN INSTIITUSIONAL

A. THORSTEIN BUNDE VEBLEN (1857-1929)

Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke
Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan orang
bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi
pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada
yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak. Selain
gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick, yang kira-kira bisa diartikan
dengan orang yang suka “lain dari yang lain”. Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah
iconoclast, yaitu orang yang suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-
gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang diterima secara umum (iconoclast = one who
attacks and seeks to overthrow traditional or popular ideas or institutions).Gelar “radikal” juga
cocok untuk Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus mempermasalahkan inti
kebenaran dari tata susunan masyarakat. Dengan gelar-gelar sebagaimana disebutkan diatas
Veblen sering diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai
kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta
revolusioner.Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai kemiripan, yaitu
mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang sosiologis, politik, falsafah, sejarah
dan antropologi disamping ekonomi.Pendidikan awal yang ditempuh Veblen adalah bidang
filsafat, yang diambilnya di Johns Hopkins University dan Yale University. Kemudian ia
memperdalam ekonomi di Cornel University. Walaupun ia seorang brilian, tetapi anehnya
jabatannya sebagai dosen tidak pernah lebih tinggi dari pembantu professor, baik waktu ia
mengajar di Chacago, Stanford maupun Missouri. Karena namanya sangat terkenal waktu
pendaftaran mahasiswa berbondong-bondong mengambil mata kuliah yang diajarkannya.Tetapi
yang ditemui mahasiswa adalah seorang eksentrik yang selalu menggerutu.

Dari buku-buku yang ditulis telah membuat Veblen sangat terkenal. Beberapa buku yang ditulis
nya antara lain: The Theory of Leisure Class (1899), The Theory of Business Enterprise (1904),
The Instict of Workmanship and the state of the Industrial Art (terbit tahun 1914, dan tahun 1920
dipublikasikan kembali dengan judul: The Vested Interests and the Comman Man); The
Enggeneer and The Price system (1921); Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of
America (1923). Selain buku-buku yang disebutkan di atas masih banyak buku-buku lain yang
ditulisnya menyangkut masalah social, politik, bahkan juga tentang pertahanan keamanan, dunia
pendidikan dan sebagainya.Veblen sebagai tokoh utama aliran ini mempunyai cukup banyak
pengikut. Di antaranya adalah : Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, Joseph Schumpeter, dan
Douglas North.

B. Wesley Clair Mitchel.

Wesley clair mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen. la berjasa dalam
mengembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah
satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and Their Causes. Sesudah
PD2, Mitchel mengorganisasi sebuah badan penelitian “National Bureau of Economic
Research”. Dari penelitian ini memungkinkan lebih dikembangkannya penelitian penelitian
tentang pendapatan nasional, fluktuasi ekonomi atau Business cycles, perubahan produktivitas,
analisis harga.

C. Gunnar Karl Myrdal

Gunnar karl myrdal banyak menulis buku, antara lain: An American Dilema, Value in Social
Theory, Challenge to Affluence, dan Asian Drama: An Inquiry into The Poverty of Nations.
Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value judgement. Jika
itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Myrdal
percaya bahwa pemikiran Institusional sangat diperlukan dalam melaksanakan pembangunan di
Negara berkembang. Myrdal meraih nobel dibidang Ekonomi pada tahun 1974 bersama F.A
Hayek atas jasa-jasanya dalam menyumbang pemikiran ekonomi, terutama bagi pembangunan
Negara berkembang.

D. Joseph A. Schumpeter

Joseph A. Schumpeter di masukkan ke dalam aliran institusional karena ia mengatakan


bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam ekonomi itu sendiri, melainkan berada
di luarnya, yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Sumber kemakmuran terletak dalam
jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.
E. Douglas North.

penghargaan terhadap aliran institusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada waktu
Douglas North menerima hadia nobel dalam bidang ekonomi.
Selama ini kebanyakan pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagai satu-
satunya penggerak roda ekonomi, dan mengabaikan peran institusi.Hal ini dinilai North keliru,
sebab peran institusi tidak kalah penting dalam pembangunan ekonomi.la menyimpulkan bahwa
Negara komunis hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar.
Terhadap perubahan yang radikal di Eropa Timur dan eks Soviet, North mengatakan bahwa
reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya dengan memperbaiki
kebijakan ekonomi macro saja tapi juga dibutuhkan dukungan seperangkat institusi yang mampu
memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi. Contoh institusi yang mampu
memberikan insentif tersebut adalah hukum paten dan hak cipta, hukum kontrak dan adanya
kepemilikan oleh pemilikan tanah.Apa yang dimaksud North dengan institusi sedikit berbeda
dengan Veblen sebagai pendiri aliran institusional. Bagi Veblen institusi djartikan sebagai
norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya.Namun, bagi North institusi adalah peraturan
perundangundangan berikut bersifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-
norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang.North melihat
institusi terutama pada konsekwensi institusi tersebut atas pilihan-pilihan yang dilakukan oleh
anggota masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai