Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Pemikiran Ekonomi

Sosialisme / Marxisme Karl Marx

Karl Marx lahir di Trier, Prussia (Jerman) pada 5 Mei 1818, dari keluarga Yahudi. Ayahnya,
seorang pengacara, yang ingin agar anaknya juga belajar hukum. Setelah menyelesaikan
Gymnasium, Marx dikirim ke Universitas Bonn Untuk belajar hukum. Dia kemudian pindah ke
Friedrich-Wilhem universitas di Berlin agar bisa lebih serius belajar hukum sesuai harapan
ayahnya. Ternyata Marx diam-diam belajar filsafat. Di sini dia banyak belajar dari Hegel yang
kemudian cukup mempengaruhi pemikirannya. Keterlibatannya dalam gerakan radikal,
membuat disertasinya ditolak di Berlin. Disertasinya kemudian diterima di Universitas Jena, dan
Marx meraih gelar doktor di sana.

"Pada 1841 Marx menerima gelar doktornya di bidang filsafat dari Universitas Berlin. Disertasi
Marx adalah suatu risalah filosofis yang menjadi dasar pemikiran-pemikirannya di kemudian
hari. Pikiran pikiran Marx semasa kuliah begitu dipengaruhi oleh G.W.F. Hegel (1770 -1831) dan
Ludwig Feuerbach (1804-1872). Dari Hegel, Marx Mengembangkan "Materialisme dialektis"
yakni "semua kemajuan dicapai melalui konflik. Dari The Essence of Christianity (1841) karya
Feuerbach, Marx merasionalkan pandangan mistisnya tentang agama Dan penolakannya
terhadap ajaran Kristen. Menurutnya "Tuhan tidak Menciptakan manusia; manusialah yang
menciptakan Tuhan!" Engels mendeskripsikan dampak buku Feuer-bach: "Dalam sekali
dayung.... buku ini mengembalikan materialisme ke singgasananya.... sihir telah dihancurkan...
semangat menjalar ke seluruh dunia; kita sementara ini adalah Feuerbachian" (Padover: 1978)

Marxisme

Latar belakang

Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto
Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx
terhadap paham kapitalisme, la menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum
proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut
keadilan. Inilah dasar dari marxisme. Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada
pandangan-pandangan Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan
sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis.
Marxisme mencakup sosial.

2.3 Pengaruh Marxisme

Karl marx

Salah satu Alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah
bahwa Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang telah sangat berkembang saat itu,
yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu
saja dikategorikan sebagai "filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu
dimensi filosofis yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap
banyak pemikiran filsafat setelahnya Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak
mungkin mengabaikannya,

2.4 Tradisi Hegel

Dalam mengemukakan teori ini, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel Bahkan sampai saat ini
pun kalangan Marxis masih menggunakan terminologi Hegel. Ada baiknya jika di sini
disebutkan satu persatu ide Hegelianisme yang juga menjadi isi penting dari Marxisme :

Pertama, realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah yang
terus berlangsung.

Kedua, karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci untuk
memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.

Ketiga, perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang dapat
ditemukan.

Keempat, hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang terus
berulang antara tesis, antitesis, dan
sintesis.

Kelima, yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin bahwa urutan
keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat kontradiksi-kontradiksi
dalam dirinya.

Keenam, proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum
internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.

Ketujuh, proses itu akan terus berlangsung sampai tercapai suatu situasi, di mana semua
kontradiksi internal sudah terselesaikan.
Kedelapan, ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus oleh
kekuatan-kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka. Akan tetapi, untuk pertama kalinya
manusia akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan tentunya mereka sendiri
akan menjadi penentu perubahan..

Kesembilan, pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk memperolah
kebebasannya dan pemenuhan diri.

Kesepuluh, bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri itu
bukanlah masyarakat yang terpecah pecah atas individu-individu yang berdiri sendiri seperti
dibayangkan oleh orang liberal. Akan tetapi, merupakan sebuah. masayrakat organik, di mana
individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang lebih besar, sehingga lebih mungkin
memberi pemenuhan daripada kehidupan mereka yang terpisah-pisah.

Dari kesepuluh kesamaan tersebut, kuantitas materiil yang semakin kompleks bisa berubah
menjadi suatu kualitas baru.

SOSIALISME MARX

Konsepsi sosialisme Marxis adalah bahwa fase sejarah tertentu yang akan menggantikan
kapitalisme dan didahului dengan komunisme. Karakteristik utama dari sosialisme (terutama
yang dipahami oleh Marx dan Engels setelah Komune Paris 1871) adalah bahwa kaum proletar
akan mengontrol alat-alat produksi melalui negara buruh yang didirikan oleh para pekerja di
kepentingan mereka. Kegiatan ekonomi masih akan diatur melalui penggunaan sistem insentif
dan kelas sosial masih akan ada, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah dan berkurang di
bawah kapitalisme.

Pemikiran Marx tentang sosialisme lahir dari situasi politik represif di Prusia atau Jerman, masa
itu yang telah menghapus kebebasan manusia. Berangkat dari situasi politik represif itu Marx
membangun konsep pemikirannya tentang sosialisme yang menurutnya merupakan jalan yang
jitu untuk melawan kapitalisme sekaligus mengembalikan kebebasan manusia.

Konsep sosialisme Marx berasal dari konsepnya tentang manusia. Menurut konsep tentang
manusia ini, sosialisme bukan sebuah masyarakat yang tersusun atas individu individu yang
diatur dan otomatis yang mengabaikan apakah mereka memiliki pendapatan yang cukup atau
tidak, dan yang mengabaikan apakah pangan dan sandang mereka tercukupi dengan baik atau
tidak. Sosialisme bukanlah sebuah masyarakat di mana individu tersubordinasikan oleh negara,
mesin dan birokrasi. Tujuan sosialisme adalah manusia. Sosialism harus menciptakan sebuah
bentuk produksi dan organisasi masyarakat di mana manusia dapat mengatasi alienasi dari
produknya, dari kerjanya, dari sesamanya, dari dirinya sendiri dan dari alam; di mana dia dapat
kembali menjadi dirinya sendiri dan menguasai dunia.
Dalam konsep sosialisme Marx, individu berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaannya, pendeknya, merupakan perwujudan demokrasi politik dan industrial.
Sosialisme, bagi Marx, adalah sebuah masyarakat yang memberi ruang bagi aktualisasi esensi
manusia, dengan cara mengatasi alienasinya. Sosialisme tidak kurang dari menciptakan
kondisi-kondisi untuk mencapai manusia yang benar-benar bebas, rasional, katif dan
independen. Bagi Marx, tujuan sosialisme adalah kebebasan, tetapi kebebasan yang maknanya
jauh lebih radikal daripada yang dipahami oleh demokrasi yang hidup pada saat itu, yakni
dalam pengertian independen yang didasarkan pada kedirian manusia yang berpijak pada
kakinya sendiri, yang menggunakan kekuasaannya sendiri dan menghubungkan dirinya dengan
dunia secara produktif.

Dasar pemikirannya itu dirumuskan sebagai berikut: Pertama, bagaimana membebaskan


manusia dari penindasan sistem politik reaksioner. Kedua, bagaimana menghilangkan
keterasingan manusia atas dirinya sendiri. Marx berkesimpulan bahwa keterasingan paling
dasar adalah proses pekerjaan manusia. Tetapi sistem kapitalis menjungkirbalikkan makna
pekerjaan menjadi sarana eksploitasi. Ketiga, akibat penguasaan atas diri manusia yang
membentuk kelas penguasa (pemilik) dan kelas yang tereksploitasi (pekerja), maka manusia
hanya dapat dibebaskan apabila milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus melalui revolusi
kaum buruh. Keempat, pemusatan pada hak-hak pribadi harusla hanya dapat dilakukan dengan
mener mengklaim bahwa sosialismenya merupa hanya didorong oleh cita-cita moral mel ilmiah
tentang hukum-hukum perkembang

Dalam konsep sosialisme, meliputi bidang - bidang:

Bidang politik

Masyarakat dan Negara. Negara menurut Marx sebagai alat belaka dari kelas penguasa
(berpunya) untuk menindas kelas yang dikuasai (yang tidak berpunya). Negara dan
pemerintahan identik dengan kelas penguasa, artinya dengan kelas berpunya dalam sejarah
berturut dikenal kelas pemilik budak, kelas bangsawan (tuan tanah), kelas borjuis. Ini berkaitan
dengan dialektika bahwa perkembangan masyarakat feodalisme kemasyarakatan borjuis atau
kapitalisme dan se-lanjutnya menuju masyarakat sosialisme yang perubahan itu merupakan
kelanjutan yang tidak dapat dielakkan. Untuk menuju masyarakat komunis, tidak dengan
berdiam diri, melainkan harus berjuang bukan menanti dialektika sejarah itu.

Bidang ekonomi

Adanya kelas-kelas sosial yang membedakan diri satu sama lain berdasarkan kedudukan dan
fungsi masing-masing dalam proses produksi. Pemisahan antara para pemilik dan pekerja yaitu
masyarakat Borjuis dan masyarakat Proletar. Masyarakat Borjuis adalah mereka yang
menguasai negara, cara dan alat-alat produksi serta kapital. Masyarakat Proletar adalah
masyarakat kelas buruh, petani, usahawan kecil, mereka yang tidak punya apa-apa selain
tenaga kerja. Masyarakat proletar berusaha untuk melawan kelas Borjuis dengan cara
menghilangkan kelas. Dan hal ini sering disebut sebagai pemikiran utopis para pengikut Marxis.
Pergesekan kelas ini membuat para kaum Proletar tergerak untuk meniadakan kelas-kelas
tersebut. Tetapi malah menimbulkan konflik vang berkepaniangan sehingga melibatkan
pengikut-penaikutnya

Anda mungkin juga menyukai