Anda di halaman 1dari 11

IDEOLOGI SOSIALISME

BAB I

I. Pengertian Ideologi
Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan
ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis
agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendak mengatur
tertib hubungan masyarakat, maka ideologi bisanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai
kehidupan yang hendak diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran
yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsep yang abstrak.
Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang
realitas yang ideal.
Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ideologi cenderung reduksionis, dalam
arti cenderung mengetengahkan penjelasan dan rekomendasi yang sederhana, umum, dan , lebih
mudah dipahami. Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama
kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku
Plato yang berjudul Republic bersifat soaialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan
pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai ideologi politik yang
merupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai jalan evolusi, persuasi,
konstitusialisme-parlementer dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul
dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revolusi industri.
Adanya kemiskinan, kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang
untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata. Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari
berbagai macam bentuk seperti sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan
melahirkan berbagai aliran sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat
pengikutnya seperti Marxisme, Leninisme, Febianisme, dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat yang memiliki tradisi demokrasi yang
kuat.
II. Latar Belakang Historis Sosialisme
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosilisme muncul untuk pertama kalinya.
Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Plato
yang berjudul Repubilc bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan
pribadi dan sama – sama membagikan semua yang ada. Menurut William Ebenstein dan Edwin
Fogelman dalam buku yang berjudul “ISME – ISME DEWASA INI” mengatakan bahwa kitab
suci, teutama Perjanjian Lama yang mula – mula mengatur tentang kode sosialis yang mencakup
perlindungan para buruh, wanita dan kaum yang lemah. Orang – orang kristen pertama menolak
konsep “milikku dan milikmu” (mine and thine) dan mempraktekkan sosialisme dalam
kehidupanna sehari – hari.
Dalam zaman Renaissance dan Reformasi bangkit lagi protes terhadap ketimpangan dan
kemkmuran. Argumentas baru yang merupakan paduan antara keyakinan lama dan rasionalisme
baru seperti yang terdapat dalam buku Thomas More, Utopia (1516). Sejauh sosilisme
mengandung dalam dirinya unsur protes terhadap ketimangan sosialis, dan tidak ada satu
gerakan pun yng menamakan dirinya sosisalis kecuali mewujudkan protes seperti itu, maka dapat
dikatakan bahwa sosialisme sudah setua peradaban itu sendiri. Pemikiran Yunani maupun
Yuhadi-Kristen masing – masing menolak konsepsi kekayaan sebagai landasan kehidupan yang
bahagia. Unsur lain yang terdapat dalam sosialisme yaitu protes terhadap prinsisp bahwa uang
merupakan ikatan utama antar manusia tidak terbatas pada tradisi sosialis saja.
Sosalisme sebagai kegiatan politik yang efektif dan terorganisasi merupakan produk dari
Revolusi Industri. Meskipun ada penjelasan dari masa – masa sebelumnya, sosialisme sebagai
kekuatan politik utama merupakan hasil dari kapitalisme industri modern. Berlawanan dengan
komunisme yang hanya akan terjadi pada negara – negara yang belum merasakan sepenuhnya
dampak dari suatu revolusi dalam bidang industri, sosialisme demokratis terutama berkembang
dalam masyarakat - masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas.

Para Pemikir Awal Sosialisme


1.      Pemikir Pertama Sosialisme
Sejatinya paham sosialisme sudah ada dan dipikirkan oleh seorang filsuf Yunani yang
terkenal Plato. Ia menyatakan pemikirannya dalam buku yang berjudul Republic yang
beraliran sosialis.
Istilah sosialisme atau sosialis mulai digunakan sejak awal abad ke 19. Dalam bahasa
Inggris istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun
1827. Di perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint Simon pada tahun 1832
yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.Regnaud.
A.    Robert Owen (1771-1858)
Seorang tokoh sosialis-utopis yang besar diabad 19, sebagai seorang pabrikan selama 29
tahun. Robert Owen mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki penghidupan kaum
pekerja dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah, penitipan anak, dan taman kanak-kanak bagi
anak kaum buruh, lama-kelamaan dari sifatnya yang filantropis, Owen berubah menjadi
penganut komunis. Robert Owen terpengaruh oleh kaum materialis perancis pada abad 18.
Pemikiran tentang sosialisme dituangkan dalam buku yang berjudul “a view of society,
an essay on the formation of human character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa
lingkunga sosial berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya
dengan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
Kontribusi utama Owen bagi pikiran kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana
perilaku sosial “manusia tidaklah tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas
untuk mengorganisir diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yang mereka inginkan”

2.      Pendukung Pemikiran Sosialisme


A.    Saint Simon(1769-1873)
Dia adalah seorang sosialis-utopis yang besar di abad 19, pendangan-pandangannya lahir
pada masa kelas proletar masih belum berkembang dan meluas. Bertentangan dengan
pandangan-pandangan sosialnya lahir pada masa itu yang membela sistem penghisapan borjuis,
Saint Simon mengkritik hal itu dan memimpikan suatu masyarakat yang adil, Saint Simont
mengkritik sistem kapitalis dan ingin menggantikannya dengan sistem sosialis. Saint Simon
menentang para pendahulunya terutama JJ.Rosseou yang mengganggap bangunan masyarakat
yang ideal adalah masayarakat kekeluargaan.

St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang
menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki seperlunya oleh pemerintah negara.
Gagasanya merupakan benih awal lainya sistem Kapitalisme Negara (state capitalisme)
B.     Fourisee(1770-1837)
Tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat
pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah
Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik
dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan
hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan
buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak
mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.

C.     Louis Blanc (1813-1882)


Louis adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis.
Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan
segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika
pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya kepada para buruh dan
pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen
pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi,
mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut
sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-
gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang mendapat tanggapan
khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris
berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan socialism berdasarkan gilde.
D.    Karl Marx(1818-1883)
Pada tahun 1867, Karl Marx menutup jilid pertama dari karya monumentalnya Das
Kapital dengan sebuah pernyataan yang megah. Akan tercipta sebuah masa, tulisnya, ketika
sistem kapitalis akan ‘hancur berkeping-keping’ dan pada ssat itu, ada kalimat “Lonceng
kematian hak milik pribadi kapitalis berdentang. Para penjarah akan dijarah.” Selama lebih dari
seratus tahun, banyak kaum sosialis yang percaya dan banyak penentang mereka yang takut,
bahwa apa yang dikatakan Marx benar, yaitu kapitalisme akan runtuh dan digantikan oleh
sosialisme. Pandangan Marx tentang sosialisme bertentangan dengan konsep sosialisme yang
diciptakan oleh Forier dan Owen yang menciptakan dunia baru dimana setiap orang itu bahagia.
Marx beransumsi bahwa kosep tersebut hanya angan-angan belaka karena tidak menunjukkan
jalan bagaimana mencapainya, semua itu utopia. Di sisi lain Marx selalu menolak memberi
gambaran sosialisme, menurutnya sisoalisme ilmiah tidak dapat “ membuat resep bagi dapur
umum bagi masa mendatang”. Tujuan sosialisme dalam pandangan Marx bukanlah membuat
suatu kontruksi masyarakat dalam suatu sistem yang selesai bentuknya, melainkan menyelidiki
suatu perkembangan sejarah yang melahirkan 2 kelas yang bertentangan kemudian mempelajari
betapa berpengaruhnya faktor-faktor kelas tersebut terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang
akan melenyapkan pertentangan tersebut.

E.     Charles Fourier (1772-1837)


Adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon dari Perancis. Fourier dengan sangat tajam
mengkritik masyarakat borjuis. Fourier mengungkap kontradiksi antaraide-ide dan pernyataan-
pernyataan para ideolog revolusi perancis mengenai persamaan, persaudaraan dan keadilan, serta
terjadinya kemelaratan di bidang material dan moral dalam masyarakat borjuis. Forier menulis,
masyarakat borjuis adalah kotor, penuh dengan pencemaran. Dalam susunan masyarakat seperti
itu, disatu sisi terjadi kemiskinan dan di sisi lain terjadi penumpukan kekayaan yang melimpah
ruah. Susunan masyarakat seperti itu merusak manusia, menindas perasaan, keinginan dan
pikiran.

F.      Pierre J. Proudhon (1809-1865)


Adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis setelah generasi St. Simon dan
Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung
menghapuskan hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk
memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak
individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai
juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme
penuh dari kaum sosiais radikal seperti Marx.

G.    Etinne Cabet (1788-1856)


Tokoh ini dipengaruhi oleh pemikiran Robert Owen. Di dalam bukunya Travel and
adventures of lord william carrisdall in Icaria(1840), ia memaparkan suatu masyarakat komunal
idealis. Usahanya untuk membuatnya kembali (gerakan Icarian) gagal.
3.      Konteks Sosial
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas
baru dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan
modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai
buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja
keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak
besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah
individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi
terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak dan
murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik
dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk
membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan
dan kelas masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka
menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi.
4.      Konsep Pemikiran
Sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup
manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia (humanitarian).
Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu
campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara. Kesengsaraan kaum
buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk
mengusahakan perbaikan nasib.
Sosialisme merupakan sebuah sistem kehidupan, ideologi, paham yang mendambakan
kehidupan masyarakat yang ideal, ’sama rata’, berkeadilan, dan sejahtera. Diilhami dari
“Utopia”, sebuah judul buku yang dibuat oleh Thomas More (1478-1535), seorang ‘Sir’ yang
mati dipenggal pada masa Raja Henry IV. Negeri ’Utopia’ mendambakan kondisi masyarakat
yang “sama”; segala apa dimiliki bersama, semua orang bekerja dan semua orang menikmati
pendapatan bersama.
Sejarah pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai proses evolusi sosial (one way
evolution) yang menceritakan harta kepemilikan menuju sosialisme. Ada empat tahap
kemasyarakatan yang dikonsepsikan Marx Pertama, tahap kebudayaan primitif (primitive
culture) yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai dari berburu dan bercocok tanam sebatas
memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua, tahap feodalisme fase ini adalah kelanjutan dari budaya
primitif pada tahap ini sumber daya alam mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap
kapitalisme sebagai kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik tanah saling
bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme sebagai puncak konflik
fase sebelumnya.

Pemikiran sosialisme dimana kekuatan yang menentukan berasal dari milik sosial (digunakan
untuk memajukan kesejahteraan umum), ciri - ciri ekonomi yang utama kepemilikan negara atas
alat - alat produksi dan perencanaan ekonomi, organisasi politik dari pemerintah pusat yang kuat
berdasarkan kekuasaan mayoritas (kediktatoran proletariat), ciri sosial yang utama adanya
ketimpangan rendah berdasarkan jasa dan fungsi ekonomi. Masih menurut Marx demokrasi dan
perikemanusiaan yang mengilhami sosialisme tidak akan bisa tercapai sebelum kapitalisme
berkembang sepenuhnya dan semua potensi ekonomi dan akibat sosial kapitalisme terwujud.
Dalam membahas sosialisme tidak dapat dilepaskan dengan istilah Marxisme-Leninisme karena
sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl
Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam bukunya Karl Marx memakai istilah
“sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang sama.

5.      Awal Mula Munculnya Sosialisme


Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyrakatan pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 masehi di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan
kelas baru dalammasyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena
penguasaan modal bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota
hidup sebagai buruh yang tenagakerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang
dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja inihanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis
yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin kentara.
Ketika itulah individualisme tumbuh. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis
menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut :
a.       Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
b.      Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
c.       Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara
bertahap.
d.      Negara diperlukan selama-lamanya.
Sosialisme ini muncul karena Marx tidak setuju dengan apa yang dilakukan kaum borjuis
terhadap kaum buruh yang mereka perlakukan seperti “sapi perah” yang hanya dimanfaatkan
untuk kepentingan mereka sendiri.

6.      Kelompok Pendukung Sosialisme


Masih ada negara-negara yang menganut paham sosialisme seperti perancis, swedia,
norwegia, denmark, australia, selandia baru.Di Inggris ada Empirisme Fabian.

Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap susunan sosial
yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam
perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah
masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum
sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai karena dapat
memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1)
pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan (Anthony
Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara
sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal
ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet
dan RRC.

7.      Strategi Sosialisme


Sosialisme sebagai ideologi adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar
oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional, parlementer , dantanpa
kekerasan. Berorientasi pada transformasi masyarakat secara revolusioner, yang terdiri dari
penggulingan kapitalisme dan pembangunan Sosialisme.

8.      Lawan Sosialisme


Komunisme, sosialisme dan komunisme mendukung dua cara berfikir dan cara hidup yang
tidak dapat dirujukkan, sebagaimana liberalisme konstitusional dan totaliterisme revolusioner.
Meskipun para pengajur erokomunisme belakangan ini berusaha untuk mengundurkan seruan-
seruan mereka belum teruji dalam prakek pada skala nasional. Karena kaum komunis
mempunyai tujuan revolusi, maka bisa di mengerti kalau partai-partai sosialis menganggap
mereka sebagai sumber kekacauan yang harus disingkirkan dari serikat-serikat atau kegiatan lain
dari kelas buruh yang terorganisir. Kaum komunis berusaha untuk mengalihkan semua alat
produksi, distribusi dan pertukaran menjadi milik negara, karean mereka lebih menghendaki
milik umum daripada usaha perseorangan, sedangkan kaum sosialis sebaliknya
mempertimbangkan apakah industri atau jasa tertentu perlu dialihkan menjadi milik negara dan
diawasi negara

Sosialisme melawan adanya kapitalisme.

Sosialisme adalah anti-tesis (lawan) dari kapitalisme. Segala nilai, moral, tata-berpikir,
susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada di bawah kapitalisme mendapatkan lawannya
di bawah sosialisme. Jika kapitalisme mendewakan kepentingan pribadi, maka sosialisme
mendahulukan kepentingan orang banyak. Jika kapitalisme mengejar kekayaan perorangan,
sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan. Jika kapitalisme memperkenankan
eksploitasi terhadap alam dan perempuan (termasuk seksualitas) demi memberi keuntungan pada
segelintir orang, sosialisme berusaha keras memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat
perempuan. Jika kapitalisme menggunakan upah sebagai alat untuk membius buruh agar bekerja
membanting tulang di pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial
untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman. Jika kapitalisme memperkenankan perang
untuk berebut sumber daya dan memaksa pihak yang lemah untuk tunduk, sosialisme berupaya
memajukan perdamaian dunia dan hanya memperkenankan perang sebagai alat bela diri. Jika
kapitalisme menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah,
sosialisme berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara
produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan. Pendeknya, sosialisme berusaha
membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.

9.      Pengaruh Sosialisme


Pengaruh ideologi sosialisme mencakup sampai ranah internasional. Tidak hanya negara-
negara Barat yang sudah yang menganutnya seperti, negara-negara di Eropa barat laut dan
tengah( Inggris dan Skandinavia ), Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Namun di
negara berkembangpun ideologi sosialisme juga dianut oleh beberapa negara, yaitu antara lain
India, Afrika, Israel,Uruguay, Mesir, Aljazair, dan Birma.
Sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang lebih makmur karena perbedaan
situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan
negara yang belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata.
Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu
perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat,
maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam kerangka
pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan di negara
berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh
kekuatan imperialisme asing atau oleh penguasa setempat
10.  Akhir dari Sosialisme
Pada saat ini bisa disimpulkan bahwa ideologi sosialisme masih hidup, walaupun hanya
sebagian kecil negara yang menganut ideologi tersebut. Ini dapat dibuktikan dengan adanya
negara-negara yang masih menganut paham sosialisme. Sosialisme saat ini berkembang menjadi
sosialis demokratis, Demokrasi Sosialis adalah lanjutan perjuangan rakyat terlindas dengan
syarat-syarat dan dalam bentuk-bentuk baru melawan kaum kapitalis yang ada di dalam negeri
dan melawan kekuatan agresif dunia kapitalis yang melingkupinya.

Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1) memperkenalkan
adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh negara (public
ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3)
mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya dengan
perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai