BAB I
I. Pengertian Ideologi
Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan
ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis
agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendak mengatur
tertib hubungan masyarakat, maka ideologi bisanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai
kehidupan yang hendak diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran
yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsep yang abstrak.
Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang
realitas yang ideal.
Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ideologi cenderung reduksionis, dalam
arti cenderung mengetengahkan penjelasan dan rekomendasi yang sederhana, umum, dan , lebih
mudah dipahami. Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama
kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku
Plato yang berjudul Republic bersifat soaialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan
pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai ideologi politik yang
merupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai jalan evolusi, persuasi,
konstitusialisme-parlementer dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul
dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revolusi industri.
Adanya kemiskinan, kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang
untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata. Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari
berbagai macam bentuk seperti sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan
melahirkan berbagai aliran sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat
pengikutnya seperti Marxisme, Leninisme, Febianisme, dan Sosial Demokratis. Sosialisme dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat yang memiliki tradisi demokrasi yang
kuat.
II. Latar Belakang Historis Sosialisme
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosilisme muncul untuk pertama kalinya.
Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Plato
yang berjudul Repubilc bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan
pribadi dan sama – sama membagikan semua yang ada. Menurut William Ebenstein dan Edwin
Fogelman dalam buku yang berjudul “ISME – ISME DEWASA INI” mengatakan bahwa kitab
suci, teutama Perjanjian Lama yang mula – mula mengatur tentang kode sosialis yang mencakup
perlindungan para buruh, wanita dan kaum yang lemah. Orang – orang kristen pertama menolak
konsep “milikku dan milikmu” (mine and thine) dan mempraktekkan sosialisme dalam
kehidupanna sehari – hari.
Dalam zaman Renaissance dan Reformasi bangkit lagi protes terhadap ketimpangan dan
kemkmuran. Argumentas baru yang merupakan paduan antara keyakinan lama dan rasionalisme
baru seperti yang terdapat dalam buku Thomas More, Utopia (1516). Sejauh sosilisme
mengandung dalam dirinya unsur protes terhadap ketimangan sosialis, dan tidak ada satu
gerakan pun yng menamakan dirinya sosisalis kecuali mewujudkan protes seperti itu, maka dapat
dikatakan bahwa sosialisme sudah setua peradaban itu sendiri. Pemikiran Yunani maupun
Yuhadi-Kristen masing – masing menolak konsepsi kekayaan sebagai landasan kehidupan yang
bahagia. Unsur lain yang terdapat dalam sosialisme yaitu protes terhadap prinsisp bahwa uang
merupakan ikatan utama antar manusia tidak terbatas pada tradisi sosialis saja.
Sosalisme sebagai kegiatan politik yang efektif dan terorganisasi merupakan produk dari
Revolusi Industri. Meskipun ada penjelasan dari masa – masa sebelumnya, sosialisme sebagai
kekuatan politik utama merupakan hasil dari kapitalisme industri modern. Berlawanan dengan
komunisme yang hanya akan terjadi pada negara – negara yang belum merasakan sepenuhnya
dampak dari suatu revolusi dalam bidang industri, sosialisme demokratis terutama berkembang
dalam masyarakat - masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas.
St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang
menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki seperlunya oleh pemerintah negara.
Gagasanya merupakan benih awal lainya sistem Kapitalisme Negara (state capitalisme)
B. Fourisee(1770-1837)
Tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat
pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah
Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik
dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan
hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan
buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak
mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
Pemikiran sosialisme dimana kekuatan yang menentukan berasal dari milik sosial (digunakan
untuk memajukan kesejahteraan umum), ciri - ciri ekonomi yang utama kepemilikan negara atas
alat - alat produksi dan perencanaan ekonomi, organisasi politik dari pemerintah pusat yang kuat
berdasarkan kekuasaan mayoritas (kediktatoran proletariat), ciri sosial yang utama adanya
ketimpangan rendah berdasarkan jasa dan fungsi ekonomi. Masih menurut Marx demokrasi dan
perikemanusiaan yang mengilhami sosialisme tidak akan bisa tercapai sebelum kapitalisme
berkembang sepenuhnya dan semua potensi ekonomi dan akibat sosial kapitalisme terwujud.
Dalam membahas sosialisme tidak dapat dilepaskan dengan istilah Marxisme-Leninisme karena
sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl
Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam bukunya Karl Marx memakai istilah
“sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang sama.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap susunan sosial
yang lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam
perwakilannya di parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah
masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum
sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai karena dapat
memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1)
pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan (4) perumahan (Anthony
Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara
sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal
ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet
dan RRC.
Sosialisme adalah anti-tesis (lawan) dari kapitalisme. Segala nilai, moral, tata-berpikir,
susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada di bawah kapitalisme mendapatkan lawannya
di bawah sosialisme. Jika kapitalisme mendewakan kepentingan pribadi, maka sosialisme
mendahulukan kepentingan orang banyak. Jika kapitalisme mengejar kekayaan perorangan,
sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan. Jika kapitalisme memperkenankan
eksploitasi terhadap alam dan perempuan (termasuk seksualitas) demi memberi keuntungan pada
segelintir orang, sosialisme berusaha keras memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat
perempuan. Jika kapitalisme menggunakan upah sebagai alat untuk membius buruh agar bekerja
membanting tulang di pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial
untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman. Jika kapitalisme memperkenankan perang
untuk berebut sumber daya dan memaksa pihak yang lemah untuk tunduk, sosialisme berupaya
memajukan perdamaian dunia dan hanya memperkenankan perang sebagai alat bela diri. Jika
kapitalisme menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah,
sosialisme berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara
produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan. Pendeknya, sosialisme berusaha
membalik segala keburukan dan dampak kapitalisme.
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1) memperkenalkan
adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh negara (public
ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3)
mengandalkan diri secara maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya dengan
perencanaan guna mencapai sasaran sosial dan ekonomis yang diinginkan.