Anda di halaman 1dari 20

- KELOMPOK 7 -

ETIKA
BISNIS
KASUS YANG BERKAITAN DENGAN ETIKA UTILITARIANISME
ANGGOTA KELOMPOK
01 04
Luh Gede Bintang Kumara
Putu Elyana Andini
(1907511208) / 26
Santhi
(1907511275) / 34

02 05
Ni Luh Putu Evi
I Made Suda Antara
(1907511217) / 29
Anggreni
(1907511276) / 35

03 06
Kadek Kanaya Dwi Putu Shannia Krisna
Putri
(1907511239) / 31
Ningrat
(1907511295) / 37
0
1
Etika Bisnis
Utilitarianisme
ULTITARIANI
SME
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti useful, bermanfaat ,
dan menguntungkan.

Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai sesuatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar
untuk menentukan bahwa suatu prilaku baik bisa memberikan manfaat kepada
sebagian besar konsumen atau masyarakat.
Utilitarianisme pertama kali dikembangkan
oleh Jeremy Bentham dan muridnya John
Struat Mill pada abad ke 19.
Utilitarianisme disebut sebagai teori
kebahagian terbesar (the greatest happiness
Menurut paham Utilitarianisme, bisnis adalah etis,
theory)
apabila kegiatan yang dilakukannya dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada
konsumen dan masyarakat. Jadi, kebijaksanaan atau
tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang
menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan
sebaliknya memberikan kerugian.
02
Alasan Bisnis Utitarianisme
yang Buruk Sering Terjadi
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari kerugian yang
diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri atau orang lain. Adapun maksimalnya
adalah dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang
akan dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan keuntungan daripada kerugian bagi
sebagian besar orang. Dengan demikian, perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak
sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.
Dalam perjalanannya, utilitarianisme mendapatkan banyak kritikan. Salah satu aspek yang menimbulkan
permasalahan adalah pengandainnya bahwa setiap tindakan individual harus dievaluasi dengan merujuk
prinsip utulitas. Utilitarianisme melakukan serangkaian perbaikan dan modifikasi terhadap teorinya
sehingga tindakan individual tidak lagi diadili prinsip utilitas. Sebagai gantinya,yang perlu dikaji adalah
perangkat aturan mana yang paling baik menurut sudut pandang teori utilitas. Aturan mana yang lebih
baik dimiliki oleh suatu komonitas jika ingin mengembangkan dirinya secara lebih cepat dan maju.
0
3
Langkah Memecahkan Kasus
yang Berkaitan dengan
Utilitarianisme
Untuk mencari jalan keluar yang berkaitan dengan utilitarianisme, sebaiknya mengetahui
terlebih dahulu kasus yang berkaitan dengan utilitarianisme adalah kasus yang seperti apa.
Setelah membaca pengertian bisnis utilitarianisme, dapat kita ketahui bahwa kasus yang
berkaitan dengan utilitarianisme adalah bisnis yang seharusnya menguntungkan kedua belah
pihak, bukan hanya satu pihak saja. Setelah mengetahui kasus seperti apa saja yang berkaitan
dengan utilitarianisme, kita harus menganalisis berdasarkan sudut pandang hal apa saja yang
seharusnya dilakukan oleh konsumen dan produsen yang bersangkutan.
04
Contoh Kasus yang
Berkaitan dengan Etika
Utilitarianisme
1. Kasus tentang Pewarna Pakaian pada
Jajanan anak-anak
Pewarna pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak. Sebagai contoh di salah satu sekolah ada
penjual jajanan anak-anak yang menjual agar-agar dan gulali, tapi ternyata pewarna yang digunakan adalah
pewarna pakaian bukan pewarna pasta makanan. Secara etis hal ini sangatlah tidak beretika, karena akan
merugikan orang lain namun dalam konsep utilitarianisme hal ini akan menghasilkan keuntungan yang
tidak sedikit bagi penjualnya karena dia mampu menggantikan pewarna yang mahal
dengan pewarna yang lebih murah.
Dengan demikian, kasus ini akan menyebabkan kerugian dan telah mengesampingkan hak orang lain.
Disinilah letak minus prinsip utilitarianisme walaupun menguntungkan pada salah satu pihak.
VIDEO KASUS PEWARNA
PAKAIAN
2. Kasus Monopoli yang dilakukan oleh
PT PLN
Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam
upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27
Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy,
Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi.
Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.  Krisis listrik
memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai
wilayah di Indonesia. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali
sebulan. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena
adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali,. Namun, di saat yang bersamaan terjadi
juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.
Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat
bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang
kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak
sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi
masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.
3. Kasus Pelanggaran Etika yang dilakukan oleh PT
Freeport Indonesia
Mogoknya karyawan PT Freeport Indonesia karna tidak adanya persamaan hak dalam penggajian yang dilakukan oleh PT
Freeport Indonesia. Hal ini dilatar belakangi karna karyawan PT Freeport Indonesia merasa dicurangi mengenai gaji yang
diterimanya tidak sesuai dengan standar gaji PT Freeport McMoran di mana tak sebanding jika dibandingkan dengan PT
Freeport lainnya yang  beroperasi diluar negeri. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas dengan kualitas
emas terbaik di dunia. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat
cocok dengan suasana pemikiran demokratis, seperti Indonesia. Namun hal itu dilanggar secara terang-terangan oleh pihak
Freeport itu sendiri. Negara dapat dikatakan gagal karna tidak memberikan perlindungan dan menjamin hak atas lingkungan
yang baik bagi masyarakat, namun dilain pihak memberikan dukungan  penuh kepada PT Freeport Indonesia, yang
dibuktikan dengan pengerahan personil militer dan pembiaran kerusakan lingkungan. Manajemen Freeport bersikeras
menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.
PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak
digunakan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk negara Amerika.

Solusi dari masalah utama terkait dengan Foreign Direct Investment (FDI) adalah pemerintah harus tegas
dalam menjalankan kebijakan yang telah disepakati dan mengubah konsep pemikiran bahwa FDI tidak
selalu membawa dampak positif bagi negara Indonesia
VIDEO KASUS PT
FREEPORT INDONESIA
SESI
DISKUSI
EKIAN TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai