Anda di halaman 1dari 41

"HANYA SANG JEJAK YANG DAPAT KAU JUMPAI KETIKA KAU CARI RAGAKU...

"

Wednesday, May 5, 2010

POKOK-POKOK FILSAFAT MATERIALISME DIALEKTIKA HISTORIS

PENDAHULUAN
1. ARTI FILSAFAT

Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat
adalah suatu ilmu dan suatu metode berfikir untuk memecahkan problem-problem gejala
alam dan masyarakat. Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan sebagai pedoman untuk
bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat. Filsafat bukan suatu
kepercayaan yang dogmatis dan membuta.

2. PERSOALAN DAN KATEGORI FILSAFAT

Filsafat mempersoalkan masalah-masalah etika/moral, aestetika/seni, sosial/politik,


epistimologi/tentang pengetahuan, ontologi/tentang manusia. Kategori persoalan filsafat
meliputi soal-soal hubungan antara bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat,
keharusan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan. Filsafat mempersoalkan soal-soal yang
pokok. Sedang soal yang terpokok dari persoalan filsafat adalah soal hubungan antara ide dan
materi, fikiran dan keadaan. Mana yang primer dan mana yang sekunder diantara keduanya
itu, ide atau materi, fikiran atau keadaan. Jawaban dari persoalan yang terpokok tersebut akan
membagi semua aliran filsafat menjadi dua kubu, kubu Filsafat Idealisme dan kubu Filsafat
Materialisme. Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau fikiran
sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam
kubu filsafat idealisme. Sebaliknya, semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan
materi atau keadaan sebagai hal yang primer, dan ide atau fikiran sebagai hal yang sekunder,
termasuk dalam kubu filsafat materialisme.

3. ALIRAN DAN KUBU FILSAFAT

Filsafat mempunyai banyak sekali aliran. Tapi dari semua aliran yang banyak sekali itu bisa
dibagi hanya dalam dua kubu, kubu filsafat idealisme dan kubu filsafat materialisme.
Aliran pokok filsafat adalah idealisme dan materialisme. Tapi disamping dua aliran pokok
itu, terdapat aliran filsafat dualisme. Walau begitu, aliran filsafat dualisme pada hakekatnya
juga termasuk aliran filsafat idealisme. Karena itu aliran filsafat dualisme juga termasuk kubu
filsafat idealisme. Filsafat dualisme pada hakekatnya juga filsafat idealisme karena
pandangannya didasarkan pada ide yang mereka-reka. Filsafat dualisme yang memandang ide
dan materi, fikiran dan keadaan, sebagai hal yang kedua-duanya primer. Tidak ada yang
sekunder. Pandangan itu jelas tidak berdasarkan kenyataan. Itulah idealismenya filsafat
dualisme.

4. WATAK DAN KLAS FILSAFAT

Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas tertentu. Karena itu
filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu klas. Filsafat Idealisme
mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi yang menindas
dan menghisap yaitu klas-klas tuan budak atau pemilik budak, klas tuan feaodal atau tuan
tanah, klas borjuis atau kapitalis, dsb. Sebaliknya filsafat materialisme mencerminkan watak
dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yang tertindas dan terhisap yaitu
klas buruh, dsb. Sedang filsafat dualisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan
klas pemilik alat produksi tapi yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil.

5. PENTINGNYA BERFILSAFAT DAN CARA BELAJAR FILSAFAT

Berfilsafat itu penting. Dengan berfilsafat, orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap
dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan
masyarakat. Kesadaran itu akan membuat sesorang tidak mudah digoyahkan dan diombang-
ambingkan oleh timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang dihadapi. Untuk berfilsafat, orang
harus belajar filsafat. Dan belajar filsafat harus dengan cara yang benar. Cara belajar filsafat
ialah harus menangkap ajaran dan pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan
pengertian itu dengan praktek, selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan
kemudian menyimpulkan praktek itu secara ilmu.

6. ARTI BERFILSAFAT

Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu dan metode berfikir
terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi. Berfilsafat bukan bersikap dan
bertindak secara tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri turun-temurun dalam
menghadapi dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.

7. FILSAFAT M.D.H.

1. Arti M.D.H.

M.D.H.adalah materialisme Dialektik dan Materialisme Histori. Materialisme Dialektik


berarti pandangannya materialis dan metodenya dialektis. Sedang Materialisme Historis
berarti Materialisme Dialektika yang diterapkan dalam gejala sosial atau masyarakat.
2. Lahirnya M.D.H dan Penciptanya

Filsafat M.D.H lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang pandangannya materialis
atau yang metodenya dialektis. Sedang penciptanya adalah Karl Marx. Filsafat M.D.H.
merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx sesudah Karl Marx belajar dan
mengambil dari kebenaran ajaran pandangan Filsafat Materialisme Faeuerbach dan metode
filsafat dialektik Hegel. Karl mengambil isinya yang benar dari pandangan materialis filsafat
Feuerbach dan membuang kulitnya yang salah dari metodenya yang metafisis. Selanjutnya
Karl Marx mengambil isinya yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel dan membuang
kulitnya yang salah dari pandangannya yang idealis. Karl Marx menerima kebenaran
pandangan materialisme filsafat Feuerbach, tapi menolak kesalahan metodenya yang
metafisis. Juga Karl Marx menerima kebenaran metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak
kesalahan pandangannya yang idealis. Kesimpulan dari itu Karl Marx menciptakan Filsafat
M.D.H dan lahirlah filsafat M.D.H. Karl Marx.

3. Ciri dan Watak Klas M.D.H.

Ciri-ciri filsafat M.D.H. ialah; Ilmiah, Objektif, Universal, Praktis, Lengkap dan
Revolusioner. Ilmiah, karena metodenya dialektis. Objektif, karena pandangannya materialis.
Universal, karena ajarannya tidak hanya berlaku didalam alam, tapi juga berlaku didalam
masyarakat. Praktis, karena ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan. Lengkap, karena
ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal masyarakat. Revolusioner, karena
ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh dan melawan apa yang sedang
melayu berdasarkan hukum perkembangannya. Selanjutnya selalu menuntut penghancuran
terhadap apa yang sudah tua, dan membangun yang baru dan lebih maju. Filsafat M.D.H.
mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yaitu klas
buruh atau klas proletar yang tertindas dan terhisap, serta merupakan satu-satunya filsafat
yang berpihak kepada klas buruh atau klas proletar itu.

4. M.D.H. dan Klas Buruh serta Peranannya

Filsafat M.D.H. merupakan senjata moril bagi perjuangan klas buruh. Tanpa filsafat M.D.H,
perjuangan klas buruh tidak akan mempunyai kekuatan raksasa. Perjuangan tidak akan
mencapai hasil yang fundamentil, dan akan gagal. Sebaliknya, klas buruh merupakan senjata
materiil bagi filsafat M.D.H. Tanpa klas buruh, filsafat M.D.H. tidak akan mempunyai
kekuatan dan tidak akan ada artinya sebagai ilmu sosial. Sebab, hanya klas buruh yang
mampu dan konsekuen melaksanakan ajaran Filsafat M.D.H. didalam praktek.

5. Pentingnya Berfilsafat M.D.H.

Filsafat M.D.H. adalah filsafat yang benar. Karena itu berfilsafat M.D.H. penting. Dengan
berfilsafat M.D.H, orang akan memiliki ilmu berfikir, pandangan dan metode berfikir yang
benar. Dengan itu berarti mempunyai pedoman yang tepat untuk mengambil sikap dan
bertindak yang tepat dalam menghadapi gejala-gejala dan memecahkan problem-problemnya
yang timbul didalam alam dan masyarakat. Dengan begitu, orang yang berfilsafat M.D.H.
akan memiliki pandangan yang jauh kedepan dan revolusioner. Juga akan mempunyai sikap
yang teguh dan konsekuen, tidak mudah digoyahkan dan diombang ambing oleh keadaan
atau oleh gejala-gejala yang dihadapi.

6. Cara Belajar Filsafat M.D.H.

Filsafat M.D.H. adalah suatu ilmu dan merupakan senjata perjuangan revolusioner klas buruh
atau klas yang tertindas dan terhisap. Karena itu belajar filsafat M.D.H. harus secara ilmiah
dan berwatak klas buruh, yaitu :

• Dengan pendirian klas proletar dan melawan ideologi klas non-proletar yang ada didalam
diri sendiri.

• Secara ilmiah dan melaksanakannnya didalam praktek.

• Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan menyimpulkan hasil praktek itu.
• Menangkap pengertian dan menggenggam semangat revolusionernya serta selalu
menuntut perubahan dengan membangun yang baru dan lebih maju.

BAB II

MATERIALISME DIALEKTIK

1. MONISME DAN DUALISME


Monisme adalah suatu sistim pandangan filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar
pandangan, yaitu dari materi atau dari ide. Dualisme adalah suatu sistim pandangan
filsafat yang bertitik tolak dari dua dasar pandangan, yaitu dari materi dan dari ide
sekaligus. Dengan begitu, filsafat materialisme dan idealisme walau pandangannya bertitik
tolak dari dasar yang bertentangan, tapi sistim pandangannya itu sama, yaitu monisme.
Jadi sistim pandangan filsafat materialisme dan idealisme adalah sama-sama monois.
Artinya, pandangannya sama-sama bertitik tolak dari hanya satu dasar, yaitu dari dasar
materi atau dari dasar ide. Bedanya, sistim pandangan monisme filsafat materialisme
bertitik tolak dari dasar materi. Sebaliknya, sistim pandangan monisme filsafat idealisme
bertitik tolak dari dasar ide. Adapun sistim pandangan filsafat dualisme bertitik tolak dari
dua unsur, yaitu dasar materi dan ide sekaligus.
2. MATERIALISME, IDEALISME DAN DUALISME
1. Materialisme
Materialisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi.
Materialisme memandang materi itu primer, sedang ide sekunder. Materi timbul atau ada
lebih dulu, baru kemudian ide. Pandangan materialisme itu berdasarkan atas kenyataan
menurut proses waktu dan zat :
Menurut proses waktu :
Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu ada atau lahir didunia, dunia dan
alam atau materi ini sudah ada lebih dulu.
Menurut proses zat :
Manusia ini tidak bisa berfikir atau tidak bisa mempunyai ide tanpa ada atau tanpa
mempunyai otak. Dan otak itu adalah suatu materi. Otak itu adalah materi, tapi materi atau
benda yang berfikir. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada, baru kemudian bisa timbul
ide atau fikiran pada kepala manusia.
2. Idealisme
Idealisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari ide. Idealisme
memandang ide itu primer, sedang materi sekunder. Ide itu timbul atau ada lebih dulu,
baru kemudian materi. Segala sesuatu yang ada ini timbul sebagai hasil yang diciptakan
oleh ide atau fikiran karena ide atau fikiran itu timbul lebih dulu, baru kemudian sesuatu
itu ada.
3. Dualisme

Dualisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi dan ide
sekaligus. Dualisme memandang bahwa materi dan ide sama-sama primer. Tidak ada yang
sekunder. Kedua-duanya timbul dan ada bersamaan. Materi itu ada karena ada ide atau
fikiran. Juga sebaliknya, ide atau fikiran itu ada karena ada materi. Tapi pada hakekatnya,
pandangan dualisme yang demikian itu juga idealis karena pandangan seperti itu tidak lain
hanya pada ide, dan tidak ada dalam kenyataan. Dengan begitu filsafat materialisme
adalah filsafat yang objektif karena pandangannya bertitik tolak dari materi atau dari
kenyataan objekif. Sebaliknya, filsafat idealisme adalah filsafat yang subjektif karena
pandangannya bertitik tolak dari ide atau fikiran.

3. ALIRAN MATERIALISME DAN IDEALISME

1. ALIRAN MATERIALISME

Filsafat materialisme mempunyai banyak macam aliran. Dari banyak macam aliran
materialisme itu terdapat tiga aliran yang besar dan pokok, yaitu materialisme mekanik,
materialisme metafisik dan materialisme dialektik. Ketiga aliran filsafat materialisme
itu mempunyai perbedaan-perbedaan antara yang satu dengan yang lain, bahkan juga
terdapat saling bertentangan.

1. Materialisme Mekanik

Materialisme mekanik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,


sedang metodenya mekanis. Ajaran materialisme mekanik ialah bahwa materi itu
selalu dalam keadaan gerak atau berubah. Geraknya itu gerak mekanis. Gerak yang
tetap begitu saja selamanya seperti geraknya mesin, tanpa perkembangan atau
peningkatan.
2. Materialisme Metafisik

Materialisme metafisik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,


sedang metodenya metafisis. Ajaran materialisme metafisik ialah bahwa materi itu
selalu dalam keadaan diam, tetap, tidak berubah selamanya. Tapi seandainya materi
itu berubah, maka perubahan itu terjadi karena faktor luar atau karena kekuatan dari
luar. Gerak materi itu gerak extern, gerak luar. Selanjutnya materi itu dalam keadaan
yang terpisah-pisah, tidak mempunyai dan tidak ada saling hubungan antara yang
satu dengan lain.

3 Materialime Dialektik

Materialisme dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis,


sedang metodenya dialektis. Ajaran materialisme dialektik ialah bahwa materi itu
selalu saling hubungan, saling mempengaruhi dan saling bergantung antara yang
satu dengan yang lain. Bukannya saling terpisah-pisah atau berdiri sendiri-sendiri.
Materi itu juga selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang. Bukannya
selalu diam, tetap atau tidak berubah. Selanjutnya, gerak materi itu gerak intern,
gerak atau berubah karena faktor dalamnya atau karena kekuatan dari dalamnya
sendiri. Bukannya gerak extern, yaitu gerak atau berubah karena faktor luar atau
karena kekuatan dari luar. Lalu gerak materi itu dialektis, yaitu gerak atau berubah
menuju ketingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju seperti spiral. Bukannya gerak
mekanis. Adapun yang disebut "diam", itu hanya tampaknya atau hanya bentuknya.
Sebab, hakekat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya "diam" itu, isinya tetap
gerak. Jadi, "diam" itu juga satu bentuk gerak.

2. ALIRAN IDEALISME
Filsafat idealisme mempunyai dua aliran, yaitu aliran idealisme objektif dan idealisme
subjektif.
1. Idealisme Objektif
Idealisme objektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan
idealismenya itu bertitik tolak dari ide universal, ide diluar ide manusia. Menurut
idealisme objektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun
dalam masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide universal.
2. Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan
pandangan idealismenya itu bertitik tolak dari ide manusia atau idenya sendiri.
Menurut idealisme subjektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam
alam maupun dalam masyarakat adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide
manusia atau oleh idenya sendiri.
2. MATERI DAN IDE
1. MATERI
Materi mempunyai arti yang berbeda antara arti menurut pengertian filsafat dan arti
menurut pengertian ilmu alam. Arti materi menurut pengertian filsafat adalah luas,
sedang menurut pengertian ilmu alam adalah terbatas. Dalam artian filsafat, materi
adalah segala sesuatu yang ada secara objektif, ada diluar ide atau diluar kemauan
manusia. Materi adalah segala sesuatu yang bisa disentuh dan bisa ditangkap oleh
indera manusia, serta bisa menimbulkan ide-ide tertentu. Adapun dalam artian ilmu
alam, materi adalah segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusun
secara organis. Itu berarti benda. Dengan begitu, pengertian filsafat tentang materi
berarti sudah mencakup pengertian materi menurut ilmu alam. Materi mempunyai
peranan menentukan ide dan perkembangannya. Materi bisa menimbulkan ide atau
mendorong timbulnya ide. Suatu ide timbul sesudah lebih dulu suatu materi timbul
dan ditangkap oleh indera. Adalah jelas, bahwa materi yang bernama otak yang
"memproduksi" ide. Otak itu suatu materi yang mempunyai vitaliteit yang besar
dalam hal timbulnya ide dan perkembangannya. Otak mempunyai daya tangkap,
daya simpan, daya seleksi, daya kombinasi dan daya simpul.
2. IDE
Ide adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi. Tapi itu tidak
mesti sama persis seperti materi yang dicerminkan. Ide selalu berada diatas atau
didepan materi. Ide bisa menjangkau jauh didepan materi. Walau begitu, ide tetap
tidak bisa lepas dari materi. Materi dan ide adalah dua bentuk yang lain dari gejala
yang satu dan sama. Materi menentukan ide, sedang ide mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan materi. Jadi ide juga mempunyai peranan aktif. Tidak pasif
seperti cermin biasa.
3. GERAK
Gerak adalah suatu eksistensi dari adanya materi atau suatu pernyataan dari adanya
materi. Itu berarti bahwa sesuatu yang gerak adalah selalu materi. Tidak ada gerak
tanpa materi, atau tidak ada gerak yang bukan materi. Itu sama halnya bahwa tidak ada
materi tanpa gerak. Segala sesuatu ide selalu gerak, berubah dan berkembang. Tidak
ada sesuatu yang tetap, kecuali gerak itu sendiri. Artinya bahwa segala sesuatu itu tetap
dalam keadaan gerak. Bahwa gerak itu tetap berlangsung terus selamanya terus
selamanya bagi segala sesuatu. Gerak mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu gerak
mekanis dan gerak dialektis.
1. Gerak Mekanis
Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat ulang mengulangi, yang
tetap dalam lingkungannya yang lama, dan tidak akan menuju atau mencapai
perubahan yang bersifat kwalitatif atau yang bersifat lebih tinggi dan lebih maju.
Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kwantitatif, gerak yang begitu saja terus
menerus, berulang-ulang, ulang-mengulangi seperti geraknya sebuah mesin.
2. Gerak Dialektis
Gerak dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat, dari
tingkatnya yang rendah menuju ketingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwalitas
baru. Gerak atau perubahan dialektis dari tingkatnya yang rendah menuju ke
tingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwaliteit baru, itu tampaknya juga seperti
mengulangi dalam bentuknya pada tingkatnya yang rendah. Tapi bentuk yang baru
itu sudah dalam keadaan kwalitet yang lebih tinggi. Jadi tidak mengulangi kembali
seperti semula dalam bentuk pada tingkatnya yang lama. Arah gerak atau perubahan
dialektis adalah seperti spiral.
3. "Diam"
"Diam" itu juga merupakan satu bentuk gerak. Sifatnya sangat relatif atau sangat
sementara sekali. Artinya, bentuk "diam" itu hanya bersifat sangat sementara karena
didalam yang "diam" itu juga terdapat proses gerak dari kekuatan-kekuatan yang
saling berkontradiksi dan saling mendorong yang ketika itu sedang bertemu pada
satu titik. Kekuatan-Kekuatan itu sama kuatnya sehingga salah satunya tidak ada
yang tergesekan dari titik bertemunya. Keadaan yang demikian itulah yang
menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan "diam".
Tapi keadaan "diam" itu sangat relatif atau sangat sementara karena kedua kekuatan
yang saling berkontradiksi dan saling mendorong itu pada saat dan akhirnya pasti
akan segera ada yang terdesak dan tergeser dari tempatnya. Pada saat terjadinya
pergeseran itulah akan tampak dengan nyata gejala gerak atau perubahan.
Kecuali itu, keadaan yang tampaknya "diam" juga bisa terjadi karena proses gerak
atau proses perubahan sesuatu belum sampai pada pengubahan kwalitet atau
pengubahan bentuknya yang lama, masif bersifat pada pengubahan kwantitet
sehingga belum mampu menunjukkan gejala-gejala perubahannya. Keadaan yang
demikian itu pula yang menampakkan gejala seolah-seolah sesuatu itu dalam
keadaan "diam", tapi yang sebenarnya didalam sesuatu yang tampaknya "diam" itu
terus berlangsung proses gerak atau proses perubahan. Maka dalam waktu yang
sangat relatif atau sangat sementara bila proses gerak atau proses perubahan itu
sudah sampai pada pengubahan kwalitet, gejala gerak atau perubahan sesuatu akan
tampak dengan jelas. Gerak atau perubahan itu terjadi karena faktor intern atau
karena adanya kekuatan-kekuatan yang mendorong didalamnya, didalam materi itu
sendiri. Gerak materi adalah gerak intern. Faktor atau kekuatan intern dari materi itu
sendiri yang menentukan gerak atau perubahannya. Sedang faktor luar atau
kekuatan-kekuatan yang mendorong dari luar adalah faktor atau kekuatan-kekuatan
yang mempunyai pengaruh terhadap keadaan intern sesuatu materi. Peranan
pengaruh dari faktor atau kekuatan luar itu bisa menghambat atau juga bisa
mempercepat, bahkan bisa ikut menentukan gerak atau perubahan sesuatu materi.
Tapi bagaimana juga peranan pengaruh faktor atau kekuatan luar itu, pada akhirnya
yang paling menentukan adalah faktor intern materi itu sendiri.
4. MATERI, RUANG DAN WAKTU
Materi, ruang dan waktu merupakan hal yang selalu saling hubungan dan tidak
terpisahkan. Materi selalu berada didalam ruang dan berkembang menurut waktu.
Tidak ada materi tanpa ruang atau berada diluar ruang. Juga tidak ada materi
berkembang tanpa waktu. Materi didalam ruang, menyebabkan materi bisa
mempunyai saling hubungan antara yang satu dengan yang lain. Sedang materi
didalam waktu, membuat materi itu bisa berkembang. Ruang adalah suatu yang
mempunyai luas dan isi materi. Tidak ada ruang yang kosong tanpa materi. Ruang
mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain. Sifat hubungannya itu
horizontal atau mendatar. Karena itu ruang bisa dicapai secara berulang lebih dari
satu kali. Ruang menempatkan materi yang ada didalamnya untuk berkembang
sesuai dengan luas ruang itu. Waktu adalah detik-detik yang terus-menerus
bersambung tanpa ada berhentinya. Detik-detik yang terus menerus bersambung itu,
hubungannya bersifat vertikal atau bersusun. Karena itu detik-detik atau waktu tidak
bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali. Sebab, waktu terus berjalan maju,
terus berlalu tanpa berhenti dan tanpa kembali pada detik-detik yang telah lewat.
Maka waktu menempatkan materi untuk berkembang mengikuti jalannya waktu
yang terus maju. Waktu terus menerus mendorong materi berkembang maju secara
historis, bersusun, tingkat demi tingkat, fase demi fase dalam proses yang terus
berlangsung. Demikian materi, ruang dan waktu mempunyai saling hubungan yang
erat dan konten, yang sama sekali tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang
lain. Materi berada dan berkembang dalam ruang dan waktu. Materi berkembang
dalam ukuran luas ruang dan maju menurut tingkatan waktu.
4. SALING HUBUNGAN

Saling hubungan ini dalam arti saling hubungan yang konkrit dan mempunyai saling
pengaruh antar materi yang satu dengan yang lain. Hubungan yang wajar. Bukan
hubungan yang abstrak dan diada-adakan atau direka-reka. Saling hubungan yang
demikian itu ada empat macam, yaitu saling hubungan organik, saling hubungan
menentukan, saling hubungan pokok, serta saling hubungan keharusan dan kebetulan.

1. Saling Hubungan Organik


Saling hubungan organik adalah saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh
antara yang satu dengan yang lain. Saling hubungan dalam rangka kesatuan organik.
Saling hubungan yang tersusun dan saling terikat.
2. Saling Hubungan Menentukan
Saling hubungan menentukan adalah saling hubungan yang hakiki, yang
menentukan adanya sesuatu, atau saling hubungan hakekat dari adanya sesuatu dan
yang juga merupakan hakekat sesuatu itu sendiri.
3. Saling Hubungan Pokok
Saling hubungan pokok adalah saling hubungan yang menjadi proses dan memimpin
semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi
saling hubungan - saling hubungan yang lain, dan juga yang paling mempengaruhi
perkembangan sesuatu yang mengandungnya.
4. Saling Hubungan Keharusan Dan Kebetulan
Saling hubungan keharusan adalah saling hubungan yang pasti dan harus terjadi atau
harus ada, atau saling hubungan yang tidak bisa ditiadakan dan tidak bisa dihindari.
Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling hubungan yang tidak tentu terjadi
didalam saling hubungan yang organis. Tapi bila saling hubungan itu terjadi, akan
mempunyai pengaruh terhadap saling hubungan yang organis itu.
BAB III
DIALEKTIKA MATERIALIS

Inti dari masalah dialektika adalah masalah saling hubungan dari segala sesuatu, serta
masalah gerak atau masalah perubahan dan perkembangan segala sesuatu itu. Dalam masalah
gerak, dialektika materialis mempersoalkan dan mempunyai tiga azas gerak, yaitu :
kontradiksi, perubahan kwantitatif ke kwalitatif dan negasi dari negasi.

1. KONTRADIKSI
1. Arti Dan Peranan Kontradiksi
Kontradiksi adalah pertentangan atau perbedaan. Kontradiksi ini merupakan sebab dari
gerak atau perubahan segala sesuatu.
2. Sifat Kontradiksi
Kontradiksi mempunyai sifat umum dan khusus, atau mempunyai sifat keumuman dan
kekhususan.
Keumuman Kontradiksi
o Kontradiksi itu ada dimana-mana dan dalam seluruh waktu. Terdapat disegala
sesuatu, dimanapun dan kapanpun. Segala sesuatu itu dimanapun dan kapanpun
selalu dan pasti mengandung kontradiksi.
 Kontradiksi itu terjadi dan berlangsung terus menerus melalui proses awal dan
akhir. Artinya, kontradiksi itu pasti mempunyai awal dan juga mempunyai akhir.
Ada awal kontradiksi dan ada akhir kontradiksi. Dan sesudah sesuatu kontradiksi
itu berakhir, pasti disusul atau pasti timbul lagi kontradiksi baru yang juga
mempunyai awal dan kemudian juga akan berakhir pula. Begitu terus menerus,
kontradiksi itu tidak akan ada putus-putusnya. Berakhir yang satu, berawal yang
baru. Selesai yang satu, timbul yang baru.
Kekhususan Kontradiksi
o Kontradiksi itu berbeda-beda menurut adanya di dalam sesuatu hal yang berbeda-
beda pula. Artinya, karena hal yang satu berbeda dengan yang lain, maka kontradiksi
yang ada atau yang dikandung di dalam hal yang berbeda itu, juga berbeda.
o Kontradiksi itu tidak hanya berbeda menurut halnya yang berbeda, tetapi juga
berbeda menurut tingkat-tingkat perkembangan yang berbeda di dalam satu hal itu.
Artinya , karena tingkat-tingkat perkembangan di dalam satu hal itu berbeda-beda,
maka kontradiksi yang berlangsung pada satu tingkat perkembangan tertentu, juga
berbeda dengan kontradiksi pada tingkat perkembangan yang lain.
3. Macam Kontradiksi
Kontradiksi yang ada didalam sesuatu itu tidak hanya satu, tapi lebih dari satu atau
banyak. Dan kontradiksi yang banyak itu tidak semua sama kedudukannya. Juga tidak
semua sama peranannya, sifatnya dan wataknya. Ada tiga macam kontradiksi: yaitu
kontradiksi pokok dan tidak pokok, kontradiksi dasar dan tidak dasar, kontradiksi
antagonis dan tidak antagonis.
• Kontradiksi pokok :
Kontradiksi pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros, yang memimpin dan
menentukan adanya kontradiksi-kontradiksi yang lain yang tidak pokok. Kontradiksi
pokok itu di dalam pengurusan dan penyelesaiannya harus diutamakan. Adapun
kontradiksi tidak pokok adalah kontradiksi yang adanya ditentukan oleh koktradiksi
pokok, perkembangannya dipimpin dan tunduk kepada koktradiksi pokok itu.
• Kontradiksi dasar:
Kontradiksi dasar adalah kotradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan
antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan. Kontradiksi dasar
juga kontradiksi yang menentukan adanya sesuatu dan menentukan bentuk dari
sesuatu itu.
• Kontradiksi antagonis
Kontradiksi antagonis mempunyai dua pengertian, yaitu antagonis dalam artian
wataknya dan antagonis dalam artian bentuknya. Kontradiksi antagonis dalam artian
wataknya atau kontradiksi yang berwatak antagonis adalah kontradiksi yang
kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang satu dengan yang lain dan
tidak bisa dikompromikan, serta mengandung saling menghancurkan dengan unsur-
unsur kekerasan dalam penyelesaiannya. Kontradiksi antagonis dalam artian
bentuknya, atau kontradiksi yang berbentuk antagonis adalah kontradiksi yang
penyelesaiannya mengambil bentuk kekerasan, walau watak kontradiksinya sendiri
tidak antagonis. Ketiga macam kontradiksi itu mempunyai saling hubungan, walau
tidak tentu satu kontradiksi mengandung ketiga macam kontradiksi itu sekaligus.
Artinya, kontradiksi pokok tidak tentu kontradiksi dasar, dan juga tidak tentu
kontradiksi yang berwatak antagonis. Tapi kontradiksi dasar, salah satu tentu
menduduki dan menjadi sebagai kontradiksi pokok. Kontradiksi dasar itu sendiri
tidak tentu kontradiksi yang antagonis, baik antagonis dalam artian wataknya
maupun antagonis dalam artian bentuknya. Sedang kontradiksi yang antagonis
dalam artian wataknya yang antagonis, tentu mengandung kontradiksi dasar. Dan
kontradiksi yang berwatak antagonis itu tentu menduduki serta menjadi sebagai
kontradiksi pokok.
4. Segi-segi Kontradiksi
Setiap kontradiksi di dalam sesuatu hal, tentu mengandung segi-segi yang
berkontradiksi, atau di dalam setiap hal tentu mengandung segi-segi yang
berkontradiksi. Hakekat dari hukum kontradiksi adalah hukum persatuan dan
perjuangan dari segi-segi yang bertentangan, dan hakekat dari studi tentang dialektika
adalah studi tentang hukum kontradiksi itu. Segi-segi yang berkontradiksi selalu
mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda antara yang satu dengan lain sbb:
• Segi pokok dan tidak pokok;
Segi pokok adalah segi yang memimpin segi yang lain yang tidak pokok. Segi pokok
merupakan segi yang menuntut soalnya segera diselesaikan atau dipenuhi, dan
merupakan segi yang membawa arah jalannya segi yang lain yang tidak pokok.
• Segi berdominasi dan segi tidak berdominasi;
Segi berdominasi adalah segi yang menentukan kwalitet sesuatu. Didalam
masyarakat, segi yang berdominasi berarti segi yang berkuasa, dan juga berarti segi
yang menentukan kwaliteit masyarakat itu. Sedang segi yang tidak berdominasi
adalah segi yang tidak menentukan kwalitet. Didalam masyarakat, segi yang tidak
berdominasi berarti segi yang tidak berkuasa atau segi yang dikuasai.
• Segi berhari depan dan segi tidak berhari depan;
Segi berhari depan adalah segi yang akan atau yang sedang berkembang, segi yang
masih akan terus ada atau akan terus hidup didalam perubahan atau didalam tingkat
perkembangan kwaliteit yang baru dan kelanjutannya. Sedang segi tidak berhari
depan adalah segi yang akan layu atau sedang melayu, segi yang adanya atau
hidupnya hanya terbatas didalam kwaliteit yang lama dan tidak akan ada lagi
didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwaliteit yang baru atau
kwaliteit kelanjutannya.
• Segi berhegemoni dan segi tidak berhegemoni;
Segi berhegemoni adalah segi didalam gejala sosial atau didalam masyarakat. Segi
berhegemoni hanya didalam kategori revolusi. Dalam hal revolusi itu, segi
berhegemoni adalah segi yang memimpin, segi yang membawa dan menentukan
arah perkembangan revolusi. Segi berhegemoni mempunyai syarat dan
menampakkan ciri-cirinya, yaitu :
• Mempunyai program perjuangan klas yang diterima oleh seluruh nasion atau
diterima secara nasional.
• Menjadi teladan dalam melaksanakan program perjuangan klasnya yang sudah
diterima secara nasional oleh seluruh nasional itu.
• Mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan kepemimpinannya.
• Mampu menggalang persatuan dan kekuatan nasional.
Keempat macam kedudukan dan peranan segi-segi yang berkontradiksi itu terdapat
saling hubungan. Tapi tidak berarti satu segi kontradiksi tentu menempati atau
mempunyai empat kedudukan dan peranan itu sekaligus. Sebagaimana halnya segi
pokok tidak tentu sekaligus sebagai segi yang berdominasi ataupun segi yang berhari
depan. Didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi pokok pada
hakekatnya adalah segi yang berhegemoni. Segi berdominasi tidak tentu segi pokok
dan juga tidak tentu segi berhari depan. Didalam kategori revolusi atau didalam
gejala sosial, segi berdominasi tidak tentu segi berhegemoni. Segi berhari depan
tidak tentu segi pokok, dan juga tidak tentu segi berdominasi. Didalam kategori
revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan tidak tentu segi berhegemoni.
Tapi segi berhari depan itu pada tingkat menjelang perubahan kwaliteit lama ke
kwaliteit baru, pasti menduduki atau menjadi segi pokok. Didalam kategori revolusi
atau didalam gejala sosial, segi berhari depan itu pada tingkat menjelang
kemenangan revolusi dalam proses perubahan masyarakat lama kemasyarakat baru,
pasti menduduki atau menjadi sebagai segi berhegemoni. Kemudian dalam kwaliteit
baru, segi berhari depan pasti menduduki atau menjadi segi berdominasi. Dan
didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan didalam
masyarakat baru pasti menduduki atau menjadi segi berkuasa. Segi berhegemoni
pasti segi pokok. Tapi segi berhegemoni tidak tentu segi berhari depan dan juga
tidak tentu segi berdominasi atau segi berkuasa. Hanya pada tingkat menjelang
kepastian kemenangan revolusi, dalam proses perubahan masyarakat lama
kemasyarakat baru, segi yang berhegemoni pasti segi yang berhari depan. Dan
didalam kwaliteit masyarakat yang baru, segi berhegemoni pasti juga sebagai segi
berdominasi atau segi berkuasa.
5. Hukum Mutasi
Hukum mutasi atau hukum perpindahan adalah suatu hukum yang berlaku didalam
proses kontradiksi. Artinya, kedudukan dan peranan satu kontradiksi atau segi
kontradiksi bisa bermutasi. Kontradiksi pokok bisa berubah menjadi kontradiksi tidak
pokok. Sebaliknya, kontradiksi tidak pokok bisa berubah menjadi kontradiksi pokok.
Kontradiksi berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi tidak berbentuk
antagonis. Sebaliknya, kontradiksi tidak berbentuk antagonis bisa berubah menjadi
kontradiksi berbentuk antagonis. Tapi hukum mutasi itu tidak berlangsung pada
kontradiksi dasar dan pada kontradiksi yang berwatak antagonis. Artinya, kontradiksi
dasar dan kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah.
Kontradiksi dasar akan tetap sebagai kontradiksi dasar, dan tidak akan berubah menjadi
sebagai kontradiksi tidak dasar. Sebaliknya, kontradiksi tidak dasar juga akan tetap,
tidak akan berubah menjadi sebagai kontradiksi dasar. Selanjutnya kontradiksi yang
berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi yang tidak
berwatak antagonis. Begitu sebaliknya, kontradiksi yang tidak berwatak antagonis juga
akan tetap. Tidak akan berubah menjadi kontradiksi berwatak antagonis.
Kedua kontradiksi itu, yaitu kontradiksi dasar dan kontradiksi berwatak antagonis yang
akan tetap pada kedudukannya, tidak akan berubah, dalam proses perkembangan
akhirnya tentu akan hancur salah satu. Kehancuran itu terjadi pada menjelang dan
menyebabkan berubahnya suatu kwaliteit atau masyarakat, serta berarti timbulnya
kwaliteit baru atau lahirnya masyarakat baru. Hukum mutasi itu juga berjalan pada
segi-segi yang berkontradiksi, yaitu segi pokok bisa berubah menjadi segi tidak pokok.
Sebaliknya, segi tidak pokok bisa berubah menjadi segi pokok. Segi berdominasi bisa
berubah menjadi segi tidak berdominasi. Sebaliknya, segi tidak berdominasi bisa
berubah menjadi segi berdominasi. Didalam masyarakat, segi berkuasa bisa berubah
menjadi segi tidak berkuasa. Sebaliknya, segi tidak berkuasa bisa menjadi segi
berkuasa. Segi berhegemoni bisa berubah menjadi segi tidak berhegemoni. Sebaliknya,
segi tidak berhegemoni bisa berubah menjadi segi berhegemoni. Tapi hukum mutasi itu
tidak akan berlangsung pada segi berhari depan. Segi berhari depan akan tetap sebagai
segi berhari depan, tidak akan bermutasi atau tidak akan berubah menjadi segi tidak
berhari depan selama dalam periode kwaliteit lama atau dalam periode masyarakat
lama. Walau mungkin, sesudah dalam kwaliteit baru atau dalam masyarakat baru, segi
berhari depan dari kwaliteit lama atau dari masyarakat lama itu bisa bermutasi atau
berubah menjadi segi tidak berhari depan. Tapi mutasi atau perubahan itu baru terjadi
sesudah dalam kwaliteit baru atau dalam masyarakat baru. Dan tidak akan terjadi
selama dalam satu periode kwaliteit lama atau masyarakat lama.
2. PERUBAHAN KWANTITATIF KE KWALITATIF
1. Arti Kwantiteit dan Kwaliteit
Kwantiteit adalah jumlah. Jumlah dalam arti yang luas, meliputi bilangan, susunan,
saling hubungan dan komposisi. Kwantiteit menentukan kwaliteit sesuatu. Kwaliteit
adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang lain.
Perubahan Kwantiteit dan Perubahan Kwaliteit
Perubahan kwantiteit adalah perubahan yang masih dalam kwaliteit lama atau masih
dalam bentuknya yang lama, perubahan yang bersifat kwantitatif, perubahan
evolusioner yang menyiapkan dan menuju kearah perubahan kwaliteit. Perubahan
demikian, berarti belum perubahan kwaliteit. Perubahan kwantiteit itu akan mencapai
perubahan kwaliteit hanya sesudah mencapai titik batas tertentu, yaitu titik batas
tertinggi atau terendah, atau titik batas maksimum atau minimum dari syarat bagi
berubahnya suatu kwaliteit. Perubahan kwantiteit semata-mata yang tidak sampai
mencapai titik batas, tidak akan merubah kwaliteit lama dan kurang ada artinya bagi
suatu perkembangan. Adapun perubahan kwaliteit adalah perubahan yang mengakhiri
perubahan kwantiteit dan menghancurkan kwaliteit lama. Perubahan kwaliteit itu
merupakan dan melalui proses loncatan dari kwaliteit lama kekwaliteit baru. Perubahan
kwaliteit itu tentu melalui proses perubahan kwantiteit. Tanpa adanya perubahan
kwantiteit lebih dulu, tidak akan ada dan tidak akan terjadi perubahan kwaliteit.
Selanjutnya, kwaliteit baru yang mengakhiri perubahan-perubahan kwantiteit lama itu,
menimbulkan lagi kwantiteit-kwantiteit baru. Dan perubahan-perubahan kwantiteit baru
itu juga menyiapkan lagi perubahan kwaliteit baru. Demikian seterusnya. Perubahan
kwantiteit keperubahan kwaliteit itu merupakan suatu proses dari gerak atau perubahan
dan perkembangan. Artinya, setiap gerak atau setiap perubahan dan perkembangan
sesuatu tentu melalui proses perubahan kwantiteit keperubahan kwaliteit. Perubahan
kwantiteit dan perubahan kwaliteit selalu saling hubungan sangat erat yang tidak bisa
dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain. Kedua-duanya saling jalin
menjalin.
3. NEGASI DARI NEGASI
Negasi berarti tiada atau meniadakan. Negasi dari negasi berarti meniadakan yang
meniadakan. Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah perubahan dan
perkembangan sesuatu. Hukum itu ialah, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan
dari segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke-bentuk-nya yang "lama" atau ke-asal-nya
semula, tapi dengan isi atau dengan kwaliteitnya yang baru. Selama gerak atau perubahan
dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang "lama" atau belum
"kembali keasalnya semula", maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu
masih dalam proses perjalanannya.Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak
atau perubahan dan perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau
akan meniadakan yang meniadakan. Bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang
meniadakan tentu akan ditiadakan. Selama yang menegasi belum dinegasi atau yang
meniadakan belum ditiadakan, maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan
sesuatu itu masih belum selesai, belum berakhir, dan masih dalam proses perjalanan.
Gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu baru akan" selesai" atau akan"
berakhir" hanya apabila yang menegasi sudah dinegasi, atau yang meniadakan sudah
ditiadakan. Dengan begitu berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu sudah
sampai " kembali " pada bentuknya yang "lama " atau pada " asalnya semula ''. Titik mula
proses dari suatu gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai dari bentuk dan isinya
yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan isi yang baru. Dari dinegasi atau
ditiadakanya bentuk yang asal oleh bentuk dan isi yang baru, mulailah suatu proses gerak
spiral yang menuju kearah " kembali " kebentuk isinya yang asal. Dan itu yang dinyatakan
bahwa selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum sampai " kembali " pada
bentuk dan isinya yang "asal", maka berarti bahwa gerak atau perubahan dan
perkembangan itu masih belum berakhir, belum selesai , dan masih dalam perjalanannya.
Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru itu
merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak spiral.
Kemudian bentuk dan isi yang baru, telah menegasi atau telah meniadakan bentuk dan isi
yang asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau akan ditiadakan juga oleh bentuk dan
isi yang "lama yang asal" tapi dalam kwaliteitnya yang baru dan tinggi serta maju. Negasi
atau peniadaan itu, yaitu negasi atau peniadaan oleh bentuk dan isi yang "asal" terhadap
bentuk dan isi yang telah pernah menegasi atau meniadakannya itu, adalah merupakan
negasi atau peniadaan yang kedua dalam suatu proses gerak spiral. Berlangsungnya suatu
negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian diakhiri oleh negasi atau peniadaan yang
kedua, itu yang disebut sebagai hukum negasi dari negasi atau hukum meniadakan yang
meniadakan. Berdasarkan hukum itu, maka yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang
meniadakan tentu akan ditiadakan, dan "kembali"-lah gerak atau perubahan dan
perkembangan sesuatu kepada bentuk dan isinya yang "lama" atau yang "asal", tapi dalam
kwaliteitnya yang baru, yang lebih tinggi dan lebih maju dari yang awal mulanya.
Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara spiral dari
segala sesuatu.

BAB IV
EPISTIMOLOGI MATERIALIS

Epistimologi adalah teori tentang pengetahuan, yaitu tentang asal dan lahirnya pengetahuan
serta peranan dan perkembangan pengetahuan.

1. ASAL DAN LAHIRNYA PENGETAHUAN

1. Asal Pengetahuan

Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun praktek tidak
langsung. Praktek langsung ialah praktek atau pengalaman sendiri. Sedang praktek
tidak langsung ialah praktek atau pengalaman orang lain. Praktek langsung
menimbulkan pengetahuan langsung. Sedang praktek tidak langsung, menimbulkan
pengetahuan tidak langsung. Dengan begitu, baik pengetahuan langsung maupun
pengetahuan tidak langsung, kedua-duanya berasal dari praktek. Dari kedua
pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting dari pada pengetahuan tidak
langsung. Maka praktek atau pengalaman langsung juga lebih penting daripada praktek
atau pengalaman tidak langsung. Pengetahuan langsung itu bersifat terbatas karena
praktek langsung atau pengalaman sendiri juga terbatas. Sebaliknya, pengetahuan tidak
langsung bersifat luas karena prakteknya tidak langsung atau pengalaman orang lain
juga luas.

2. Lahirnya Pengetahuan
Pengetahuan lahir melalui proses dua tingkat, yaitu tingkat sensasi dan tingkat ratio.
Pengetahuan tingkat sensasi atau pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang
langsung ditangkap secara apa adanya dari praktek. Pengetahuan sensasional itu
bersifat kwantitatif dan sepotong-sepotong serta menyiapkan pengetahuan rasional.
Karena itu pengetahuan sensasional akan menjadi kurang ada gunanya bagi Ilmu
Pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu pengetahuan bila tidak ditingkatkan menjadi
pengetahuan rasional. Pengetahuan sensasional yang tidak ditingkatkan menjadi
pengetahuan rasional hanya akan menjadi sebagai pengetahuan biasa, pengetahuan
tingkat rendah yang sederhana dan bersifat kwantitatif (kennis). Adapun pengetahuan
rasional adalah pengetahuan hasil penangkapan, hasil penelitian dan perenungan, serta
merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional. Dengan begitu, pengetahuan
rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek, pengetahuan tingkat
kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan sensasional. Pengetahuan
rasional bersifat luas dan kwalitatif. Lengkap, tidak sepotong-sepotong. Bersifat
kombinatif dan kongklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang sepotong-
sepotong. Pengetahuan rasional merupakan perubahan kwalitatif dari pengetahuan
sensasional dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap). Tentang pengetahuan
sensasional dan pengetahuan rasional itu ada pandangan yang ekstrim dan salah dari
kaum sensasionalis dan kaum rasionalis. Kaum sensasionalis memandang pengetahuan
sensasional itu sebagai pengetahuan yang objektif dan benar karena pengetahuan
sensasional adalah pengetahuan yang langsung berasal dari praktek. Dengan begitu,
pandangan kaum sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-sepotong. Kaum
sensasionalis tidak memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-sepotong
dari pengetahuan sensasionalis. Mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu
itu tidak hanya terdiri dari yang sepotong. Karena itu keobjektifan dan kebenaran
sesuatu tidak bisa dipandang hanya dari yang sepotong itu. Sesuai dengan
pandangannya, kaum sensasionalis memandang pengetahuan rasionalis sebagai
pengetahuan yang tidak objektif dan tidak benar, atau diragukan keobjektifan dan
kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung
berasal dari praktek. Dan karena rasio itu bisa salah dalam menyimpulkan, maka
pengetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan itupun bisa salah.
Sebaiknya, kaum rasionalis memandang pengetahuan rasional sebagai pengetahuan
yang objektif dan benar karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang
menyeluruh dan lengkap. Dalam hal ini kaum rasionalis tidak memandang bahwa
pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang berasal dari dan melalui proses
pengetahuan sensasional. Dan karena itu, bisa salah. Sebab, rasio memang bisa salah.
Maka pengetahuan rasional sebagai hasil penyimpulan rasiopun bisa salah. Sesui
dengan pandangannya itu, kaum rasionalis memandang pengetahuan sensasional
sebagai pengetahuan yang rendah dan remeh, tidak penting dan tidak berguna karena
pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang sempit, sepotong, dan tidak lengkap.
Kedua pandangan itu adalah pandangan yang ekstrim dan salah karena hanya
mengagungkan yang satu dan meremehkan yang lain. Adapun pandangan yang objektif
dan benar mengenai kedua pengetahuan itu ialah, bahwa pengetahuan sensasional dan
pengetahuan rasional adalah dua tingkat pengetahuan yang secara dialektis tidak bisa
dipisah-pisahkan dan tidak bisa direndahkan atau diremehkan. Kedua-duanya selalu
saling hubungan sangat erat dan mempunyai peranan yang penting. Pengetahuan
sensasional adalah bagian dari pengetahuan rasional dan menyiapkan lahirnya
pengetahuan rasional itu. Sedang pengetahuan rasional tidak akan bisa lahir tanpa
melalui proses pengetahuan sensasional. Pengetahuan sensasional adalah pengetahuan
yang objektif dan benar dalam artian baru sepotong. Tapi dalam artian yang
menyeluruh bagi sesuatu, pengetahuan sensasional menjadi belum lengkap. Karena itu
pengetahuan sensasional menjadi belum sepenuhnya onjektif dan belum sepenuhnya
benar. Sebaliknya, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan
lengkap. Tapi juga bisa belum sepenuhnya objektif dan belum sepenuhnya benar.
Sebab, keobjektifan dan kebenarannya harus ditinjau dari keadaan praktek yang
berlangsung, yang secara menyeluruh disalinghubungkan dan disimpulkan dari dan
berdasarkan yang sepotong-sepotong. Sesuainya pengetahuan raional dengan praktek,
baru bisa dinyatakan suatu pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang objektif dan
benar.
2. BATAS DAN PERKEMBANGAN SERTA PERANAN PENGETAHUAN
1. Batas Pengetahuan
Pengetahuan yang berasal dari praktek bersifat terbatas dan tidak terbatas sekaligus,
sesuai dengan praktek itu sendiri. Pengetahuan manusia, orang-serorang itu terbatas
karena praktek dan pengalaman seseorang juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia
bersama tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia bersama juga tidak
terbatas. Pengetahuan manusia satu generasi juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia
seluruh generasi tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia seluruh
generasi juga tidak terbatas. Ketidakterbatasan pengetahuan manusia bersama dan
manusia seluruh generasi terjadi melalui suatu proses akumulasi, yaitu pengumpulan
dan penyatuan dari pengetahuan manusia orang seorang atau manusia satu generasi
yang terbatas. Pengetahuan manusia orang seorang yang satu dengan yang lain terbatas,
diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia bersama
yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang satu dengan
yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan
seluruh generasi yang tidak terbatas. Artinya, pengetahuan manusia seseorang yang
terbatas, ditambah-tambah dan disatukan dengan pengetahuan-pengetahuan manusia-
manusia seseorang lainnya yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia bersama
yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang terbatas,
ditambah-tambah atau disambung-sambung dan disatukan dengan pengetahuan
manusia satu generasi yang lain yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia
seluruh generasi yang tidak terbatas. Dengan begitu pengetahuan adalah terbatas pada
manusia orang seorang, tapi tidak terbatas pada manusia bersama seluruhnya. Terbatas
pada manusia satu generasi, tapi tidak terbatas pada manusia seluruh generasi. Terbatas
pada satu waktu, tapi tidak terbatas pada seluruh waktu. Maka semua yang ada secara
objektif, yang tidak bisa diketahui oleh manusia orang seorang akan bisa diketahui oleh
manusia orang seorang lainnya. Apa yang tidak bisa diketahui oleh manusia satu
generasi akan bisa diketahui oleh manusia satu generasi lainnya. Yang tidak bisa
diketahui pada satu waktu akan bisa diketahui pada satu waktu lainnya. Karena itu
semua yang ada secara objektif pasti akan bisa diketahui. Soalnya adalah soal waktu.
Jadi soalnya bukan tidak bisa diketahui, tapi belum bisa diketahui dan akan bisa
diketahui sejalan dengan perkembangan praktek manusia orang seorang dan praktek
manusia bersama serta sejalan dengan perkembangan praktek manusia satu generasi
dan praktek manusia seluruh generasi.
2. Perkembangan Pengetahuan
Pengetahuan manusia tidak berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang kebatas
yang lain sejalan dengan praktek manusia yang juga tidak akan berhenti pada satu
batas, tapi akan berkembang kebatas yang lain. Pengetahuan dan praktek manusia
berkembang dan akan selalu berkembang terus sesuai dan sejalan dengan gerak materi
yang juga terus menerus tanpa henti. Pengetahuan manusia berkembang dan meluas.
Itu berlangsung dan terjadi dari pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia
bersama sampai pengetahuan manusia satu generasi dan manusia seluruh generasi
terkumpul dan tersambung dengan pengetahuan manusia-manusia orang seorang dan
manusia generasi-generasi lainnya atau kelanjutannya. Semua pengetahuan itu dari
pengetahuan yang satu kepengetahuan yang lain yang terus menerus bertambah, terus
diakumulasi dan dikombinasi, disatukan dan saling hubungkan, diseleksi dan terus
bersambung berkembang menuju dan menjadi pengetahuan yang luas dan makin luas
serta tinggi dan makin tinggi. Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu
akhirnya pasti akan bisa menggali dan mencapai semua yang ada secara objektif yang
masih tersembunyi, yang belum tergali dan belum tercapai.
3. Peranan Pengetahuan
Pengetahuan (wetenschap) atau teori mempunyai peranan yang sangat penting bagi
perkembangan praktek dan materi, bagi hidup dan kehidupan manusia. Pengetahuan
berasal dan lahir dari praktek serta berkembang dan meluas sejalan dengan
perkembangan praktek dan materi. Tapi pengetahuan mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan praktek dan materi itu sendiri. Pengetahuan mempunyai
pandangan dan jangkauan jauh kedepan sebelum praktek dan materi itu berkembang.
Pengetahuan merupakan sinar bagi praktek serta memimpin dan membawa arah
perkembangan praktek dan materi. Praktek akan berjalan dalam gelap dan meraba-raba
bila tidak disinari dan dipimpin oleh pengetahuan atau teori, sehingga akan terbentur-
bentur dan tersesat. Pengetahuan dan praktek tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang
satu dengan yang lain. Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya,
pengetahuan menyinari dan memimpin praktek. Perkembangan praktek menimbulkan
perkembangan pengetahuan, sedang sebaliknya, perkembangan pengetahuan
kebenarannya diuji dalam praktek, yang selanjutnya menimbulkan perkembangan baru
bagi praktek. Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya, pengetahuan diuji
dan kembali kepada praktek. Demikian berlangsung proses skematis: Praktek-
Pengetahuan-Praktek.
3. PRAKTEK DAN PENGETAHUAN
1. Arti dan Macam Praktek
Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi, yaitu benda
atau keadaan, serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat. Mengubah benda
artinya adalah kerja produksi. Mengubah keadaan artinya adalah kerja sosial. Sedang
mengubah alam berarti menentang atau melawan alam. Mengubah kehidupan
masyarakat berarti berjuang atau ber-revolusi. Kerja produksi dan menentang atau
melawan alam merupakan praktek alam atau praktek produksi. Sedang kerja sosial dan
berjuang atau ber-revolusi merupakan praktek sosial atau praktek revolusi. Dengan
begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan atau dua macam,
yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial atau praktek revolusi.
Semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong salah satu dari kedua macam
praktek itu. Karena itu pengetahuan atau teori yang lahir dari praktek pada pokoknya
juga hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu pengetahuan
atau teoti tentang alam dan sosial, atau tentang produksi dan revolusi. Jadi juga hanya
ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan ilmu sosial atau ilmu produksi dan ilmu
revolusi. Berbagai macam ilmu pada pokoknya termasuk kedalam salah satu golongan
atau salah satu macam ilmu itu. Praktek alam atau praktek produksi melahirkan ilmu
alam dengan segala macam jenisnya. Sedang praktek sosial atau praktek revolusi
melahirkan ilmu sosial dengan segala macam jenisnya.
2. Peranan Praktek
Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan manusia.
Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan kebenaran
ilmu. Praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan
meningkatkannya. Praktek yang terus menerus, melahirkan pengalaman yang
kesimpulannya menjadi teori. Kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam
praktek. Kebenarannya ditinjau, sesuai atau tidak dengan praktek. Sesuainya teori itu
dengan praktek, berarti teori itu benar. Sedang yang tidak sesuai dengan praktek, berarti
teori itu salah. Peninjauan atau pengujian kebenaran teori itu didalam praktek tidak
hanya sekali. Tapi terus menerus. Sebab dalam perkembangan praktek selanjutnya,
teori yang sudah benar itu bisa menjadi selisih dan tidak sesuai lagi dengan praktek
yang sudah berkembang. Keadaan demikian menuntut teori itu untuk menyesuaikan
lagi dengan perkembangan praktek yang baru. Dari perkembangan itu, teori juga
menjadi berkembang sesuai dengan perkembangan praktek. Begitu terus menerus,
praktek melahirkan teori, menguji kebenaran teori, dan selanjutnya mengembangkan
teori. Praktek yang terus menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kelanjutan hidup manusia. Dari praktek yang terus menerus itu juga terbentuk watak
manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.
3. Praktek Membentuk Watak
Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia menjadi
biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia tuntutan-
tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya. Kebiasaan dalam hidup dan dalam satu
kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangan dari
kebiasaan hidup dan kehidupannya itu, menjadi dan merupakan suatu watak.
Demikian praktek membentuk watak, cara hidup mementukan cara berfikir, kedudukan
sosial menentukan kesadaran sosial, atau kedudukan klas menentukan kesadaran klas.
Begitu, bahwa keadan menimbulkan dan menentukan fikiran, materi menimbulkan dan
menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan atau perubahan materi akan
menimbulkan dan menentukan pula perubahan watak, cara berfikir, kesadaran sosial
atau kesadaran klas, ide atau fikiran.
4. KEBENARAN
1. Arti dan Macam Kebenaran
Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi, atau sesuainya fikiran dengan keadaan.
Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran objektif dan kebenaran subjektif.
Kebenaran Objektif ; Kebenaran objektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari
suatu materi atau keadaan.
Kebenaran Subjektif ; Kebenaran subjektif adalah suatu pencerminan ide tentang
materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.
2. Sumber dan Letak Kebenaran
Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan. Kebenaran
objektif dan kebenaran subjektif, kedua-duanya bersumber dari kenyataan itu.
Adapun letak kebenaran, bagi kebenaran objektif letaknya ada di (kenyataan) materi
atau keadaan. Sedang kebenaran subjektif letaknya ada di (pencerminan) ide atau
fikiran.
3. Sifat Kebenaran
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat relatif.
Kebenaran obsolut; Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan
menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan
kenyataan secara objektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya. Karena itu
kebenaran absolut adalah juga kebenaran objektif.
Kebenaran Relatif; Kebenaran relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran
pada satu waktu, dan akan berubah atau berkembang pada waktu yang lain. Kebenaran
relatif juga kebenaran disatu tempat, dan bisa berubah ditempat lain. Kebenaran relatif
berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau
keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan. Kebenaran relatif adalah
juga kebenaran subjektif. Karena itu sendiri adalah relatif, bersifat semenatara, dan
akan selalu berubah atau berkembang. Sebab, materi atau keadaan sebagai sumber
kebenaran juga selalu berubah atau berkembang. Dengan begitu berarti bahwa
kebenaran objektif ataupun kebenaran subjektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat
semenatara, dan akan berubah atau berkembang. Kebanaran absolut dan kebenaran
relatif adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan.
Kebenaran absolut, kebenaran yang lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terdiri
dari sepotong-sepotong atau baru sebagaian. Sebaliknya, kebanaran relatif, kebanaran
yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagaian itu, mengandung kebenaran absolut
dan merupakan unsur atau bagian yang akan melahirkan suatu kebenaran absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara objektif. Dan kebenaran
absolut itupun bersifat relatif, karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Maka salah pendapat kaum subjektifis yang mengatakan tidak ada kebenaran objektif
karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang mencerminkannya. Tapi
juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan tidak ada kebenaran subjektif
atau tidak ada kebenaran ide karena kebenaran ide itu bersifat apa adanya. Karena itu
kebenaran juga tidak bersifat relatif, tapi tetap.
4. Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus
Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai sifat umum
dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus. Kebenaran umum
adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya. Kebenaran
yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun. Kebenaran khusus adalah
kebenaran menurut waktu, tempat dan tingkatan. Kebenaran umum dan kebenaran
khusus adalah dua hal yang berhubungan erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran
umum terjadi dari dan terdapat secara kongkrit pada kebenaran khusus. Atau
kebenaran umum itu ada dan terdapat pada kebenaran khusus. Kebenaran umum
merupakan poros dari kebenaran-kebenaran khusus. Sebaliknya, kebenaran khusus
mengandung kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum dogmatis
yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan tingkatan.
Kebenaran itu hanya satu dan universil. Kapanpun waktunya, dimanapun tempatnya
dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah sama. Kebenaran berlaku pada
semua waktu, berlaku disemua tempat dan disemua tingkatan. Tapi juga salah
pendapat kaum relatifis dan kaum revisionis yang mengatakan tidak ada kebenaran
umum. Semua kebenaran adalah relatif menurut waktu, tempat dan tingkatan. Dan
berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum revisionis merevisi teori kebanaran
umum Filsafat Marxisme dan merevisi ajaran Marxisme itu sendiri.
BAB V
KATEGORI FILSAFAT

1. BENTUK DAN ISI


Bentuk adalah bingkai dari isi. Bentuk merupakan kekuatan dan pelindung kehidupan isi.
Bentuk menyelimuti atau menyelubungi isi. Bentuk merupakan gejala luar yang tampak
dan menampakkan diri, atau yang tertangkap oleh indera lebih dulu daripada isinya.
Bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya. Adapun isi adalah sesuatu yang
terkandung didalam bentuk. Isi merupakan inti dan kebenaran dari sesuatu. Isi merupakan
sesuatu yang hidup dan membentuk kehidupan. Isi bersifat aktif dalam perkembangannya.
Bentuk dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kedua-duanya selalu
berhubungan erat. Bentuk selalu mengandung isi. Tidak ada bentuk tanpa isi. Sebaliknya,
isi selalu ada didalam bentuk. Tidak ada isi tanpa bentuk. Bentuk tanpa isi akan tidak
mempunyai arti apa-apa. Sebaliknya, isi tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan,
karena itu akan berantakan dan tidak bisa mempertahankan adanya. Bentuk dan isinya
harus selalu sesuai, juga dalam setiap perkembangannya. Tidak sesuainya bentuk dengan
isinya akan menimbulkan suatu kontradiksi antara bentuk dengan isinya itu. Bentuk
ditentukan oleh isinya. Tapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap isinya. Isi menentukan
perkembangan bentuknya. Tapi bentuk mempengaruhi perkembangan isinya. Bentuk yang
sudah sempit dan tidak sesuai dengan perkembangan isinya, akan dibongkar dan
dihancurkan oleh isinya. Karena itu akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk
yang baru yang sesuai dengan perkembangan isinya. Bentuk yang baru, melonggarkan
bagi perkembangan isinya lebih lanjut. Begitu sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi
sempit dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan isinya. Karena itu juga akan terjadi lagi
pembongkaran dan penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk menggantinya
dengan bentuk yang baru lagi, yang sesuai dengan perkembangan isinya. Bentuk yang
lama berubah menjadi bentuk yang baru, itu terjadi tidak dengan sendirinya. Tapi terjadi
atas perjuangan aktif oleh isinya.
2. GEJALA DAN HAKEKAT
Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera. Gejala merupakan pelantunan hakekat, dan
merupakan wujud luar yang mempunyai saling hubungan dengan hakekatnya. Gejala
tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam. Adapun hakekat adalah saling
hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan menimbulkan gejala-gejalanya. Hakekat
menampakkan diri lewat gejala-gejalanya. Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat,
tidak semua sama atau tidak semua mencerminkan sesuatu dengan hakekatnya. Walau
begitu, untuk bisa mengetahui hakekat sesuatu, tentu melalui gejala-gejalanya. Gejala
yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah gejala yang
menembus langsung dengan hakekatnya.
3. SEBAB DAN AKIBAT
Sebab adalah yang menimbulkan akibat dan merupakan sumber dari timbulnya akibat atau
ada serta terjadinya sesuatu. Adapun akibat adalah yang ditimbulkan oleh sebab.
Sebab dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat. Sebab menimbulkan akibat,
dan tidak ada akibat tanpa sebab. Akibat akan terus menerus timbul selama sebab yang
menimbulkannya itu masih ada. Karena itu mengurus akibat harus pula mengurus atau
mengakhiri sebabnya atau menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu. Mengurus
akibat tanpa mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab
yang menimbulkannya, akan tidak ada artinya. Akibat menuntut pengurusan yang segera,
sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus. Sebab selalu mendahului akibat.
Sebaliknya, akibat selalu timbul kemudian sesudah sebab. Tapi apa yang timbul kemudian
sebagai kelanjutan dari sesuatu yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat
dari yang timbul mendahuluinya itu. Akibat yang ditimbulkan oleh sebab, pada proses
kelanjutannya bisa menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru. Studi tentang
saling hubungan, pada hakekatnya adalah studi tentang saling hubungan sebab dan akibat.
4. KEHARUSAN DAN KEBETULAN
Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ada dan terjadinya tidak bisa
dielakkan dan tidak bisa ditolak. Keharusan adalah hal yang mutlak dan objektif.
Adapun kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu. Ada dan terjadinya bukan suatu
kepastian. Kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik persilangan dari dua keharusan.
Kebutalan itu terjadi karena bertemunya dua keharusan. Kebetulan merupakan perwujudan
kongkrit dari tuntutan dua keharusan.
BAB. VI
LOGIKA

1. LOGIKA
Logika adalah cara berfikir yang sederhana yang bisa diterima oleh akal. Logika sesuai
dengan caranya yang sederhana, hanya dapat dipergunakan untuk memecahkan hal-hal
yang sederhana. Logika bukan cara berfikir yang kompleks dan mendalam. Karena itu
juga tidak bisa dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang kompleks dan rumit.
Logika mengandung keterbatasan atau cara berfikir yang terbatas. Logika meninjau
sesuatu hal hanya mengenai apa yang ada diluar atau yang tampak, dan tidak sampai
menembus soalnya sampai ke dalam. Logika hanya menangkap apa yang ada diluar, hanya
pada bentuknya, gejalanya atau akibatnya. Tidak sampai menangkapnya apa yang ada
didalam atau apa yang terdapat didalamnya. Tidak sampai menangkap isinya, hakekatnya
atau sebabnya. Karena itu logika belum cukup untuk bisa mengetahui kebenaran secara
lengkap dan menyeluruh.
2. DUA MACAM LOGIKA
Logika sebagai cara berfikir, terdapat dua macam, yaitu logika formil dan logika dialektik.
Logika formil seperti halnya metode metafisik, memandang segala sesuatu secara terpisah,
dan memandang keadaan sebagai hal yang tetap, tidak berubah. Logika dialektik seperti
juga cara berfikir dialektis, memandang segala sesuatu mempunyai saling hubungan dan
dalam keadaan berubah, tidak tetap.

BAB VII
MATERIALISME HISTORIS

Materialisme Historis adalah penerapan pandangan Materialisme dan Metode Dialektik dari
Filsafat Materialisme Dialektik pada gejala sosial atau didalam masyarakat. Materialisme
Historis adalah materialisme dialektikanya sejarah, atau materialisme dialektik yang berlaku
didalam keadaan sosial atau didalam masyarakat. Materialisme historis merupakan ciri dari
kelengkapan dan ke-konsekuenan Filsafat Materialisme Dialektika Marx, yang membedakan
Filsafat Marx dari filsafat-filsafat sebelumnya. Perbedaan Filsafat Marx dengan filsafat-
filsafat sebelumnya ialah terletak pada soal; bahwa filsafat-filsafat sebelum Marx hanya
berbicara tentang gejala alam. Sedang pandangannya tentang sejarah masyarakat tidak jelas
dan tidak konsekuwen. Baru filsafat Marx yang berbicara tidak hanya tentang gejala alam,
tapi juga secara lengkap dan konsekwen berbicara tentang gejala sosial atau gejala
masyarakat. Karena itu lahirnya filsafat M.D.H. Marx merupakan suatu revolusi dari sejarah
filsafat. Materialisme Historis Marx mengajarkan tentang; keadaan sosial menentukan
kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas, klas dan
perjuangan klas, negara dan revolusi, peranan massa dan pimpinan dalam sejarah
1. KEADAAN SOSIAL MENENTUKAN KESADARAN SOSIAL
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor, yaitu; geografi,
penduduk dan cara produksi. Dari ketiga faktor keadaan sosial itu yang paling menentukan
adalah faktor cara produksi. Faktor cara produksi adalah faktor yang paling mobil,
progresif dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial. Sedang faktor geografi
dan faktor penduduk adalah faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut menentukan
dalam mendorong maju keadaan sosial, tapi tidak lebih cepat dari faktor cara produksi.
Faktor geografi dan faktor penduduk itu berubah dan berkembang sangat lambat. Begitu
lambatnya berubah dan berkembangnya faktor geografi dan faktor penduduk itu, sehingga
ketinggalan sangat jauh dari berubah dan berkembangnya faktor cara produksi. Karena itu
peranannya dalam mendorong maju keadaan sosial sampai seperti tidak terasa. Maka pada
hakekatnya berubah dan berkembangnya keadaan sosial menjadi ditentukan oleh berubah
dan berkembangnya faktor cara produksi. Demikian kesadaran sosial yang ditentukan oleh
keadaan sosial pada hakekatnya juga ditentukan oleh faktor cara produksi. Adapun
kesadaran sosial adalah suatu pengertian, pandangan dan sikap sosial manusia terhadap
hidup dan kehidupannya, serta terhadap hidup dan kehidupan sosial masyarakat.
Kesadaran sosial seseorang bergantung dan ditentukan oleh keadaan sosialnya. Keadaan
sosial menentukan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan keadaan sosial juga
membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran sosial. Walau begitu
kesadaran sosial tidak bersikap pasif terhadap keadaan sosial. Kesadaran sosial
mempunyai pengaruh aktif terhadap keadaan sosial, terhadap perubahan dan
perkembangan keadaan sosial itu. Faktor-faktor keadaan sosial yang mempengaruhi dan
menentukan kesadaran sosial ialah geografi, penduduk dan cara produksi dengan
peranannya masing-masing.
Geografi
Geografi meliputi unsur-unsur letaknya, bentuknya dan kegunaannya bagi produksi. Dari
ketiga unsur itu yang paling penting peranannya dalam mempengaruhi dan ikut
menentukan keadaan sosial, serta lebih lanjut mempengaruhi dan menentukan kesadaran
sosial adalah unsur kegunaannya bagi produksi. Geografi yang berbeda dari suatu negeri
dan masyarakat, menimbulkan pula perbedaan keadaan sosial serta kesadaran sosial dari
negeri dan masyarakat itu dengan keadaaan dan kesadaran sosial dari negeri dan
masyarakat lain yang berbeda geografinya. Perubahan dan perkembangan geografi
membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial dan lebih
lanjut membawa perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.
Penduduk
Penduduk mempunyai dan meliputi unsur-unsur jumlah dan kepadatan. Unsur-unsur itu
mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial yang selanjutnya mempengaruhi dan
menentukan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan penduduk ikut membawa dan
menentukan perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga
membawah perubahan dan perkembangan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan
penduduk berlangsung dalam proses yang lebih cepat daripada proses perubahan dan
perkembangan geografi.
Cara Produksi
Cara produksi terbentuk dan terdiri dari tenaga produktif dan hubungan produksi. Cara
produksi adalah faktor yang paling mempengaruhi dan paling menentukan keadaan sosial
yang lebih lanjut berarti paling mempengaruhi dan paling menentukan kesadaran sosial.
Perubahan dan perkembangan cara produksi membawa dan menentukan pula perubahan
dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa dan menentukan
perubahan dan perkembangan kesadaran sosial. Proses perubahan dan perkembangan cara
produksi sangat cepat, paling mempengaruhi dan paling menentukan dibanding dengan
proses perubahan dan perkembangan geografi dan penduduk. Proses perubahan dan
perkembangan cara produksi dimulai dari proses perubahan dan perkembangan tenaga
produktif serta ditentukan pada akhirnya oleh perubahan dan perkembangan hubungan
produksi. Hubungan produksi menentukan cara produksi. Perubahan dan perkembangan
hubungan produksi membawa perubahan dan perkembangan cara produksi. Inti persoalan
hubungan produksi adalah pemilikan atas alat produksi. Sedang inti persoalan pemilikan
alat produksi adalah penentuan kedudukan sosial manusia dalam hubungannya antara yang
satu dengan yang lain dalam proses produksi, dan lebih lanjut kedudukan sosial itu
menentukan kesadaran sosial. Kedudukan sosial manusia sebagai pemilik alat produksi
menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya sebagai pemilik alat produksi untuk
mempertahankan pemilikannya atas alat produksi. Sebaliknya, kedudukan sosial manusia
sebagai bukan pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya
sebagai bukan pemilik alat produksi untuk anti pada pemilikan atas alat-alat produksi.
Demikian pada hakekatnya keadaan sosial ditentukan oleh hubungan produksi, dan
kesadaran sosial ditentukan oleh kedudukan sosial dalam hubungan produksi itu.
Kesadaran sosial itu hanya ada dua macam, yaitu kesadaran sosial untuk mempertahankan
pemilikan perseorangan atas alat produksi dan kesadaran sosial untuk pemilikan bersama
secara kolektif atas alat produksi sebagai milik masyarakat.
2. HUKUM UMUM PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Hukum umum perkembangan masyarakat adalah suatu hukum yang objektif. Hukum itu
timbul dan berlangsung secara objektif didalam masyarakat, diluar kesadaran dan diluar
kemauan manusia. Timbul dan terjadinya tidak diciptakan oleh manusia. Berlangsung dan
terlaksananya tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak oleh manusia dan oleh kekuatan
apapun. Itu sudah menjadi kepastian sejarah dalam proses perkembangan amsyarakat.
Hukum perkembangan masyarakat dimulai dari proses kebutuhan hidup manusia yang
pokok, yaitu mempertahankan dan melangsungkan hidup dalam proses kehidupan dan
perkembangan selanjutnya. Proses itu berlangsung secara objektif dan berlaku sebagai
hukum umum perkembangan masyarakat, bahwa :
• Kebutuhan hidup manusia yang pokok ialah mempertahankan dan melangsungkan
hidup.
• Untuk bisa mempertahankan dan melangsukan hidup, manusia harus makan,
berpakaian dan bertempat tinggal. Itu merupakan syarat dan sebagai kebutuhan hidup
yang primer.
• Untuk bisa memenuhi kebutuhannya yang primer itu, manusia harus bekerja
meproduksinya.
• Untuk bisa bekerja memproduksi, manusia harus mempergunakan alat kerja dan ada
sasaran kerja. Alat kerja dan sasaran kerja itu merupakan dan disebut sebagai alat
produksi. Dalam hal kerja itu juga harus ada atau tersedia tenaga kerja.
• Tenaga kerja manusia dengan kecakapan dan keahliannya yang didapat dari
pengalaman kerjanya beserta alat produksi, merupakan tenaga produktif.
• Tenaga produktif itu selalu berubah dan berkembang, tidak pernah tinggal diam atau
berhenti pada satu saatpun. Tenaga produktif itu merupakan motor dari perkembangan
maju masyarakat.
• Perkembangan dan perubahan tenaga produktif dimulai pertama-tama dari perubahan
dan perkembangan alat kerja, kemudian diikuti dengan perubahan dan perkembangan
kecakapan dan keahlian tenaga kerja yang menggunakan alat kerja itu. Tenaga kerja itu
merupakan faktor yang terpenting dalam tenaga produktif.
• Tenaga produktif selalu menuntut keharusan sesuainya hubungan produksi dengan
perkembangan dan perubahan tenaga produktif itu pada setiap tingkat.
• Hubungan produksi adalah hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam
proses produksi. Hubungan produksi itu berlangsung karena untuk memproduksi,
manusia tidak cukup hanya dengan menggunakan tenaga kerja sendiri dan alat
produksi, tapi masih harus mengadakan hubungan dengan manusia lain yang
merupakan dan disebut sebagai hubungan produksi.
• Hubungan produksi mengandung isi yang pokok, yaitu kedudukan pemilikan atas alat
produksi dalam proses produksi itu. Artinya, alat produksi dalam proses produksi itu
milik siapa. Milik bersama secara kolektif dari semua manusia dalam hubungan
produksi itu, atau milik perseorangan secara sepihak dalam proses produksi itu juga.
• Hubungan produksi itu menentukan kwalitas suatu masyarakat. Berubah dan
berkembangnya hubungan produksi berarti berubah dan berkembangnya suatu
masyarakat.
• Hubungan produksi harus selalu sesuai dengan tenaga produktif dalam setiap tingkat
perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu. Hubungan produksi itu berlangsung
diluar kesadaran manusia. Tapi kesadaran manusia tidak berarti pasif. Kesadaran
manusia juga mempunyai peranan aktif dalam proses perubahan dan mendorong maju
perkembangan hubungan produksi sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
• Hubungan produksi merupakan bingkai dari tenaga produktif sebagaimana bentuk
merupakan bingkai dari isi. Hubungan produksi itu bersifat pasif dalam setiap proses
perubahan dan perkembangannya. Sebaliknya, tenaga produktif bersikap aktif dalam
setiap proses perubahan dan perkembangannya. Perubahan dan perkembangan
hubungan produksi selalu kemudian daripada perubahan dan perkembangan tenaga
produktif.
• Hubungan produksi yang sudah menjadi sempit bagi perubahan dan perkembangan
tenaga produktif, pada akhirnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan
tenaga produktif itu sendiri untuk kemudian diganti dengan hubungan produksi baru
yang sesuai dengan perkembangan dan watak tenaga produktif itu. Dengan berubah dan
berkembangnya hubungan produksi, berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
• Keharusan sesuainya hubungan produksi dengan perkembangan tenaga produktif itu
merupakan suatu hukum dan yang mendorong maju perkembangan masyarakat. Itu
adalah hukum umum perkembangan masyarakat.
• Hubungan produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dengan hubungan
produksi sebagai faktor yang menentukan cara produksi, sebagaimana hubungan
produksi menentukan kwalitet suatu masyarakat. Begitu hubungan produksinya, begitu
pula cara produksi dan sistim ekonominya, yang berarti begitu juga kwalitet
masyarakatnya. Berubah hubungan produksinya berarti berubah cara produksi dan
sistim ekonominya, juga kwalitet masyarakatnya.
3. BASIS DAN BANGUNAN ATAS
Basis adalah suatu sistim Ekonomi. Faktor-faktor sistim ekonomi ialah pemilikan alat
produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran dari hasil produksi itu. Dari tiga faktor
itu yang paling menentukan adalah faktor pemilikan alat produksi. Adapun bangunan atas
adalah suatu pencerminan dari basis. Bangunan atas berdiri diatas dan karena kekuatan
basis. Bangunan atas terdiri dari dua faktor, yaitu faktor ide dan faktor pelaksana atau
realisator ide. Dari dua faktor itu, akhirnya yang penting dan menentukan adalah faktor
alat pelaksana atau alat ralisator itu. Basis menentukan bangunan atas, yaitu menentukan
perubahan dan perkembangan bangunan atas. Berubah dan berkembangnya basis, berarti
berubah dan berkembangnya bangunan atas. Tapi bangunan atas tidak bersifat pasif.
Bangunan atas mempunyai peranan aktif dalam mengubah dan mengembangkan basis itu.
Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa pengubahan dan perubahan revolusioner basis
selalu dimulai dari pengubahan dan perubahan revolusioner bangunan atas. Pengubahan
dan perubahan basis yang selalu dimulai dari pengubahan dan perubahan bangunan atas
itu tidak berarti bahwa bangunan atas yang menentukan basis. Tapi tetap basis yang
menentukan bangunan atas. Sebab bila pengubahan dan perubahan bangunan atas itu
berhenti hanya pada pengubahan dan perubahan bangunan atas itu saja, dan tidak terus
sampai pada pengubahan dan perubahan basis, maka akhirnya bengunan atas yang sudah
berubah itu akan kembali seperti semula sesuai dengan basisnya yang belum atau tidak
berubah karena tidak diubah.
4. KLAS DAN PERJUANGAN KLAS
Klas adalah segolongan orang yang mempunyai kedudukan yang sama dalam hubunganya
dengan pemilikan alat produksi, mempunyai kepentingan yang sama dan tujuan yang sama
pula. Kedudukan sosial klas sesorang dalam masyarakat ditentukan oleh hubungannya
dengan pemilikan alat produksi, yaitu dia sebagai pemilik alat produksi atau sebagai bukan
pemilik alat produksi. Mereka yang menduduki sebagai pemilik alat produksi adalah klas
parasit yang menghisap dan menindas. Sebaliknya mereka yang menduduki sebagai bukan
pemilik alat produksi adalah klas pekerja atau produsen yang terhisap dan tertindas.
Ideologi klas seseorang ditentukan oleh kedudukan dan kepentingan klasnya. Disamping
itu juga ditentukan oleh tujuan perjuangan hidupnya. Artinya, ia berjuang untuk apa, untuk
siapa, dan untuk kepentingan klas mana. Untuk memiliki dan mempertahankan serta
melindungi pemilikan perseorangan atas alat produksi atau untuk menghapuskan
pemilikan perseorangan atas alat produksi dan menjadikannya sebagai milik bersama
seluruh masyarakat. Mereka yang berjuang untuk yang pertama adalah berideologi klas
penghisap dan penindas. Sedang mereka yang berjuang untuk yang kedua adalah
berideologi klas buruh. Kepentingan klas seseorang ditentukan oleh kedudukan klasnya.
Klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas mempunyai kepentingan
untuk mempertahankan dan melindungi pemilikannya atas alat produksi, yang berarti
berkepentingan untuk mempertahankan dan melindungi penindasan penghisapannya.
Sebaliknya, klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas
mempunyai kepentingan untuk menghapuskan kepemilikan perseorangan atas alat
produksi, yang berarti berkepentingan untuk menghapuskan penghisapan dan penindasan.
Klas dalam masyarakat berklas hanya terdapat dua klas yang pokok, yaitu klas pemilik
alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas, dan klas bukan pemilik alat produksi
sebagai klas terhisap dan tertindas. Tapi disamping dua klas yang pokok itu, ada satu klas
peralihan, yaitu klas pemilik alat produksi yang sekaligus juga klas pekerja yang terhisap
dan tertindas oleh klas pemilik alat produksi yang besar yang menghisap dan menindas.
Klas-klas dalam masyarakat lahir sesudah terjadinya perampasan dan pemilikan
perseorangan atas alat produksi oleh segolongan kecil manusia yang kuat terhadap
segolongan besar manusia yang lemah. Lahirnya klas dalam masyarakat menimbulkan
adanya perjuangan klas didalam masyarakat. Perjuangan klas adalah perjuangan untuk
membela kepentingan klas dan tujuan klas, atau perjuangan antara dua klas yang
kepentingan dan tujuannya bertentangan. Perjuangan klas antara dua klas yang saling
bertentangan kepentingan dan tujuannya itu tidak mengenal kompromi dan tidak bisa
dikompromikan, berwatak dan bersifat antagonis. Perjuangan klas itu terus berlangsung
dan tidak akan berhenti pada satu saat pun. Hanya bentuk dan sifatnya yang kadang-
kadang terbuka dan kadang-kadang tertutup. Perjuangan klas itu akan terus menerus
berlangsung, tidak akan berhenti dan tidak akan lenyap selama klas-klas itu sendiri masih
ada didalam masyarakat. Berhenti dan lenyapnya perjuangan klas akan bersamaan dengan
lenyapnya klas-klas itu dari masyarakat. Klas-klas itu akan lenyap bila dan pada saat
pemilikan perseorangan atas alat produksi lenyap atau terhapus dan menjadi pemilikan
bersama oleh masyarakat.
5. NEGARA DAN REVOLUSI
1. Negara
Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai klas yang
lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan klas yang
berkuasa. Negara lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri lahir, dan
sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan klas. Negara lahir
sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan klas tertindas dan terhisap
terhadap klas yang menindas dan menghisap, suatu perlawanan yang terus menerus dan
tidak teratasi. Untuk bisa mematahkan dan menindas serta mengatasi setiap perlawanan
yang timbul dari klas yang tertindas atau dari klas lain, dan untuk menjaga serta
melindungi kepentingan dan kekuasaan, serta untuk bisa menegakkan dan
mempertahankan kekuasaannya lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan alat
kekuasaan dan kekuatan, dan itu adalah negara. Demikian negara lahir sebagai alat
kekuasaan dan alat penindas dari klas yang berkuasa terhadap klas lain, dan bukan
sebagai alat pendamai dalam pertentangan klas yang berdiri diatas semua klas yang
saling bertentangan. Negara sesuai dengan fungsinya, selalu berwatak dan bersifat
diktatur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain. Aparat kekuasaan negara yang
utama dan penting serta pokok adalah pemerintah, angkatan bersenjata dan penjara.
Ketiga aparat kekuasaan negara itu adalah mutlak dan merupakan hakekat negara. Dan
dari ketiganya itu yang paling penting adalah angkatan bersenjata. Negara sebagai alat
kekuasaan berarti alat pelaksana politik atau alat pelaksana ide klas yang berkuasa.
Karena itu negara merupakan suatu faktor dari bangunan atas. Dan sebagai bangunan
atas, negara lahir dan berdiri diatas basis serta yang melindungi basis itu. Maka watak
suatu negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak dan kepentingan sistem
ekonomi yang berlangsung. Watak dan fungsi tentu sesuai dengan watak dan
kepentingan basis atau sistem ekonominya, dan sesuai dengan watak serta kepentingan
klas yang berkuasa. Tidak bisa lain. Negara sesuai dengan sejarah lahir dan
terbentuknya, tidak selamanya ada dan mutlak. Ada jaman yang masyarakatnya hidup
berlangsung tanpa ada negara, yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat
yang tidak berklas karena klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu.
Karena itu negara pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat. Akan datang
masanya yang masyarakat hidup berlangsung tanpa negara., yaitu masyarakat
komunisme sebagai masyarakat yang tidak berklas karena klas-klas sudah lenyap dari
masyarakat itu. Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan
lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.
2. Revolusi
Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang berkuasa kepada
klas lain yang lebih maju. Dengan begitu pergantian kekuasaan kepada klas lain yang
reaksioner adalah bukan revolusi, tapi kontra revolusi. Revolusi mempunyai tiga
sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan kebudayaan. Itu berarti revolusi yang
pertama-tama ditujukan untuk merebut dan mengganti kekuasaan negara. Segera
sesudah itu berhasil, harus segera merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi.
Kemudian sesudah kekuasaan itu mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak
kebudayaan lama dengan segala sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi
kebudayaan baru, kebudayaan klas yang berevolusi. Revolusi yang sudah berhasil
merebut dan mengganti kekuasaan negara, tapi tidak diteruskan untuk merebut dan
mengoper kekuasaan atas alat produksi, akan berarti revolusi itu hanya dalam bentuk,
dan tidak sampai pada isinya. Revolusi yang demikian, pada hakekatnya dan pada
akhirnya adalah revolusi yang gagal. Sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan
mengoper kekuasaan atas alat produksi untuk merombak sistem ekonomi yang lama
dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara,
merombak aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru sebagai
aparat revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan tujuan revolusi. Dan
tujuan revolusi berarti tujuan klas yang berevolusi, yaitu klas yang merebut dan
mengganti kekuasaan. Revolusi di lapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper
kekuasaan atas alat produksi. Merombak hubungan produksi yang lama dan
menggantinya dengan hubungan produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang
berarti merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem
ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi. Revolusi di lapangan kebudayaan berarti
melawan dan merombak kebiasaan dan cara berfikir yang lama dan menggantinya
dengan kebiasaan dan cara berfikir yang baru dari klas yang berevolusi. Revolusi di
lapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya dengan aparat
yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan menghambat dan bisa
membelokkan jalannya revolusi dari arah tujuan revolusi. Revolusi di lapangan
ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan sistem ekonomi yang lama untuk
menggantinya dengan hubungan produksi dan sistem ekonomi yang baru dari klas yang
berevolusi, akan tidak ada artinya bagi tujuan revolusi, yang berarti gagal. Revolusi di
lapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi di lapangan
kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi
itu. Revolusi-revolusi yang sudah terjadi dalam sejarah, bisa dibagi dalam dua kategori
pokok, yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi - revolusi sebelumnya.
Dua kategori pokok revolusi itu mempunyai perbedaan besar dan prinsip pada watak
dan sifat serta tujuannya. Revolusi proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya
klas bukan pemilik alat produksi atau revolusinya klas yang tertindas dan terhisap, yaitu
revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat - alat produksi atau
klas penghisap. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya, revolusi - revolusi sebelum
revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis adalah revolusinya klas -klas pemilik
alat produksi atau klas penghisap terhadap klas lain, atau terhadap klas pemilik alat
produksi atau klas penghisap yang lama. Revolusi proletar atau revolusi sosialis
bertujuan untuk menghancurkan sistem ekonomi dan masyarakat penghisapan dan
menggantinya dengan sistim ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu sistim ekonomi
dan masyarakat kolektif tanpa penghisapan. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya
bertujuan untuk mengganti sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang lama
dengan sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang baru. Revolusi proletar atau
revolusi sosialis bertugas untuk membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang sama
sekali baru, yang belum terkandung atau belum tumbuh dalam sistim ekonomi dan
masyarakat yang lama yang digantinya. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertugas
membangun atau menegakan sistim ekonomi yang sudah terkandung atu sudah tumbuh
didalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang diganti. Dengan begitu,
revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis berarti tidak
membangun sistim ekonomi yang sama sekali baru. Revolusi Proletar atau revolusi
sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya yang watak, sifat dan tujuannya saling
berbeda secara prinsip itu, berbeda pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan
penegakannya. Revolusi proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada
penumbangan sistim ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya.
Pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih dari watak
dan sifat-sifat lama. Sedang revolusi-revolusi sebelumnya, berlangsung sampai berlaku
dan berkuasanya sistim ekonomi dan masyarakat baru dengan masih bisa membiarkan
atau meneruskan berlakukanya sisa-sisa sistim ekonomi dan masyarakat lama didalam
sistim ekonomi dan masyarakat baru. Pelaksanaan dan penegakannya bisa pula
menggunakan atau dengan aparat-aparat lama yang masih membawa watak dan sifat-
sifat lama. Revolusi proletar atau revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan
masyarakat yang sama sekali baru. Karena itu, didalamnya akan berlangsung
kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran-fikiran
lama, atau antara ideologi baru dengan ideologi lama yang ditumbangkan, yang sisa-
sisanya masih berusaha untuk berkuasa kembali. Watak dan fikiran atau ideologi yang
baru dan yang lama itu tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan, dan
kontradiksi atau pertentangannya tidak bisa dikompromikan. Sedang revolusi-revolusi
sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis membangun sistim ekonomi
dan masyarakat yang tidak sama sekali baru. Karena itu didalamnya tidak akan
berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan
fikiran atau ideologi yang lama. Tapi kontradiksi atau pertentangan antara keduanya itu
akan melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling berintegrasi. Revolusi-revolusi
itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan melalui syarat-syarat dalam
proses krisis revolusioner. Tanda-tanda atau ciri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :
• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang
sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan
itu, baik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang
"anarchis".
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan
tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk mengganti kekuasaan lama, serta
sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan
dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah
lama.
Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap
kekuasaan klas atau pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari
perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Revolusi selalu
berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan. Tidak ada revolusi yang
berlangsung secara damai.
6. PERANAN MASSA DAN PIMPINAN DALAM SEJARAH
1. Massa
Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan
atau persamaan kepentingan tertentu. Massa disini berarti massa pekerja atau rakyat
pekerja. Massa rakyat pekerja adalah pencipta sejarah. Massa rakyat pekerja adalah
kaum produsen. Sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat pekerja. Sejarah
adalah sejarah dari kaum produsen, dan bukan sejarah dari para pimpinan.
Massa rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide masyarakat. Tanpa
massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau ide-ide sosial yang bisa
dilaksanakan atau direalisasi. Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta
menentukan jalan hidup dan kehidupan mereka sendiri. Massa dalam hidup dan
kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang lahir dari antara mereka dan
mereka tentukan sendiri. Massa melahirkan dan menentukan pimpinan, dan bukan
sebaliknya. Massa bukan semacam domba yang hanya menurut kemana gembalanya.
2. Pimpinan
Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan massa,
Pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu sendiri. Pimpinan
adalah juga massa, tapi massa yang paling menonjol diantara mereka dan mempunyai
banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup dan kehidupan, maupun dalam
menempuh jalan hidup dan kehidupan itu, serta dalam mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan dan kelebihan pimpinan ialah, bahwa pimpinan dalam hal itu memiliki
syarat-syarat "serba paling", yaitu paling berpengaruh, paling jauh pandangannya,
paling berani, dsb. Sesuai dengan dasar kebutuhan dan kepentingan massa yang
bersangkutan. Pimpinan merupakan perasan dari massa dan cermin dari hidup dan
kehidupan massanya. Pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan
dan fikiran massa yang dipimpinnya. Pimpinan yang sudah menyeleweng dan sudah
tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya,
akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan yang baru oleh massanya.
Pimpinan lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa. Pimpinan akan terus diikuti
oleh massa selama dia mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran
massanya. Sebaliknya, pimpinan akan jatuh dan tenggelam ditengah-tengah massa serta
ditentang oleh massa dan lenyap dari massa bila dia sudah tidak lagi mewakili dan
membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya. Pimpinan dan massa adalah
satu. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Massa memerlukan pimpinan dalam hidup dan
kehidupannya, serta dalam menempuh jalan hidup dan kehidupannya itu, juga dalam
mencapai kepentingannya. Sebaliknya, pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup
tanpa massa. Pimpinan tanpa massa tidak akan bisa berbuat apa-apa, dan tidak ada
artinya. Pimpinan hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah massa. Pimpinan
mengerti kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan
massa, mempelajari fikiran dan pendapat massa. Lalu menyimpulkan suara, perasaan,
fikiran dan pendapat massa itu. Kemudian menjadikan kesimpulan itu sebagai garis
pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa, dan untuk mencapai kepentingan
massa. Selanjutnya mengembalikan garis pimpinan itu kepada massa untuk
dilaksanakan dan direalisasi. Kesimpulan dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan
kepentingan massa dan sesuai dengan perasaan serta fikiran massa, akan mampu
memobilisasi kekuatan massa untuk melaksanakan dan merealisasinya. Massa adalah
inspirator dan realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan. Dengan begitu,
kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa, kembali kepada massa,
dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa, serta untuk kepentingan massa. Maka pada
akhirnya masalah yang menentukan, dan bukan pimpinan. Kepentingan, perasaan dan
fikiran massa merupakan garis massa. Dan garis massa itu menentukan serta menjadi
garis pimpinan, yang pada pelaksanaan dan realisasinya kembali berakhir kepada massa
yang menentukannya. Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah
perkembangan masyarakat. Pimpinan yang menunjukkan arah dan jalannya, sedang
massa yang menentukan.

“kadang ada sesuatu hal yang orang lain tidak


perlu tahu tentang kita”

Anda mungkin juga menyukai