HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek
yang didefinisikan dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat
menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuah
himpunan.
Contoh:
- Kumpulan anak yang berusia 12 tahun
- Kumpulan bilangan asli genap
- Kumpulan pulau-pulau di Indonesia
Himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar, seperti A,B,C,dan seterusnya. Untuk
menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “” (baca: anggota) sedangkan untuk
menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing” ” (baca: bukan anggota).
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis: a A; b A; dan c A
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis: d A.
Banyaknya anggota himpunan
Banyaknya unsur dari suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan tersebut
│A│dibaca “banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5}
│A│ = 5
C. Macam-Macam Himpunan
1. Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama sama
sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Contoh :
C adalah bilangan cacah yang kurang dari 0. Anggota bilangan cacah yang paling kecil adalah
0, sehingga himpunan yang diperoleh adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Maka C =
ø
Penjelasan :
dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satupun anggota,
dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani ø (phi).
2. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum) yang
berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan dari
objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta ditetapkan sebelum kita
membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh himpunan lain dalam pembicaraan
tersebut merupakan bagian dari himpunan pembicaraan.
Contoh :
Apabila kita membicarakan himpunan A 2,3,5,7 maka yang dapat menjadi himpunan semesta
adalah U = himpunan bilangan cacah
D. DIAGRAM VENN
Cara menyajikan himpunan juga bisa dinyatakan dengan gambar atau diagram yang disebut
dengan Diagram Venn. Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris bernama John
Venn (1834 – 1923). Petunjuk dalam membuat diagram Venn antara lain:
a. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang dan huruf S diletakkan di sudut kiri
atas.
b. Setiap himpunan yang ada dalam himpunan semesta ditunjukkan oleh kurva tertutup sederhana.
c. Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan titik.
d. Bila anggota suatu himpunan mempunyai banyak anggota, maka anggotaanggotanya tidak perlu
dituliskan.
Contoh :
Diagram Venn dari himpunan S ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A ={1, 2, 3, 4}, himpunan B
={ 4, 5, 6, 7} adalah sebagai berikut. S
3. Himpunan Kuasa
Semua himpunan bagian dari suatu himpunan dinamakan dengamhimpunan Kuasa, sehingga
dapat disimpulkan bahwa :
Himpunan Kuasa dari himpunan A adalah himpunan-himpunan bagian dari A, dilambangkan
dengan P(A). Banyak anggota himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan n(P(A)).
Contoh :
SMP Al Amin akan mempersiapkan dua orang siswanya, Ningsih dan Taufan untuk mengikuti
olimpiade matematika SMP tingkat provinsi. Persyaratan untuk mengikuti olimpiade adalah
sekolah boleh mengirimkan satu orang siswa atau lebih dan boleh tidak mengirimkan wakilnya
untuk mengikuti olimpiade tersebut. Berapa banyak cara yang dilakukan SMP Al Amin untuk
mengirimkan wakilnya mengikuti olimpiade matematika tersebut?
Jawaban :
Misalkan himpunan siswa yang akan dikirim mengikuti olimpiade dari keempat cara
pengiriman adalah himpunan B untuk cara I, himpunan C untuk cara II, himpunan D untuk cara
III, dan himpunan E untuk cara IV, maka :
Cara pertama : Himpunan B = { }
Cara kedua : Himpunan C = {Ningsih}
Cara ketiga : Himpunan D = {Taufan}
Cara keempat : Himpunan E = {Ningsih, Taufan}
Penjelasan :
Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang anggotanya sama
misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan memiliki anggota yaitu {
c,d,e }.
5. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak
mempunyai satu pun anggota yang sama
F. OPERASI HIMPUNAN
1. Irisan (Intersection)
a. Misalkan S adalah himpunan semesta, irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A dan anggota himpunan
B, dilambangkan dengan A ∩ B. Irisan dua himpunan dinotasikan A ∩ B = {x | x ∈ A dan
x ∈ B}.
b. Misalkan A dan B adalah dua himpunan tak kosong. Jika A ⊂ B, maka A ∩ B = A.
2. Gabungan (Union)
Misalkan S adalah himpunan semesta, gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B,
dilambangkan dengan A ∪ B.
Gabungan dua himpunan ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}.
4. Selisih (Difference)
Selisih himpunan B terhadap himpunan A adalah himpunan semua anggota himpunan A yang
bukan anggota himpunan B, dinotasikan dengan A – B. Notasi pembentuk himpunan:
A – B = {x | x ∈ A dan x ∉ B} = A ∩ Bc
G. SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN
a. Sifat Idempoten
Sifat idempoten yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ A
2. A ∪ A
b. Sifat Identitas
Sifat identitas yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ ∅ = ∅
2. A ∩ S = A
3. A ∪ ∅ = A
4. A ∪ S = S
c. Sifat Komutatif
Sifat komutatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaitu A ∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.
d. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaitu(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) dan (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).
e. Sifat Distributif
Sifat distributif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaituA ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C).
Sumber Referensi
Materi Inisiasi 4
Modul 04 PEMA4310 Materi Kurikuler Matematika SMP : KB 1 (4.4 – 4.10) dan KB 2 (4.19 – 4.31)
https://www.academia.edu