Anda di halaman 1dari 6

Diskusi 4

Mata Kuliah : Materi Kurikuler Matematika SMP (PEMA4130)


Nama : IRAWAN
NIM : 049406609

HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap
sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek
yang didefinisikan dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat
menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuah
himpunan.
Contoh:
- Kumpulan anak yang berusia 12 tahun
- Kumpulan bilangan asli genap
- Kumpulan pulau-pulau di Indonesia
Himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar, seperti A,B,C,dan seterusnya. Untuk
menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “” (baca: anggota) sedangkan untuk
menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing” ” (baca: bukan anggota).
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis: a  A; b  A; dan c  A
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis: d  A.
 Banyaknya anggota himpunan
Banyaknya unsur dari suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan tersebut
│A│dibaca “banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Contoh :
A = { 1,2,3,4,5}
│A│ = 5

B. Cara menyatakan suatu Himpunan


Ada tiga cara untuk menyatakan suatu himpunan
a) dengan menyebutkan semua anggotanya yang diletakkan di dalam sepasang tanda kurung
kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Manakala banyak
anggotanya sangat banyak, cara mendaftarkan ini biasanya dimodifikasi, yaitu diberi tanda tiga
titik (“…”) dengan pengertian “dan seterusnya mengikuti pola”. Cara ini disebut juga cara
Tabulasi.
Contoh: A = {a, i, u, e, o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
b) menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: B adalah himpunan semua bilangan prima yang kurang dari 10
Himpunan semua bilangan bulat dinotasikan B. Sehingga,
B = {…, −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}
c) dinyatakan dalam notasi pembentuk himpunan, dengan menuliskan ciri-ciri umum atau
sifat-sifat umum (role) dari anggotanya.
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menuliskan syarat keanggotaan himpunan
tersebut. Notasi ini biasanya berbentuk umum {x | P(x)} dimana x mewakili anggota dari
himpunan, dan P(x) menyatakan syarat yang harus dipenuhi oleh x agar bisa menjadi anggota
himpunan tersebut. Simbol x bisa diganti oleh variabel yang lain, seperti y, z, dan lain-lain.
Misalnya A = {1, 2, 3, 4, 5} bisa dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan A = {x | x <
6, dan x ∈ asli}.
Lambang {x | x < 6, dan x ∈ asli} ini bisa dibaca sebagai “Himpunan x sedemikian sehingga
x kurang dari 6 dan x adalah elemen bilangan asli}. Tetapi, jika kita sudah memahami dengan
baik, maka lambang ini biasanya cukup dibaca dengan “Himpunan bilangan asli kurang dari 6”.
Contoh :
A = {x | 1 < x < 8, x adalah bilangan ganjil}, (dibaca: A adalah himpunan yang anggotanya
semua x demikian sehingga x lebih dari 1 dan x kurang dari 8, serta x adalah bilangan
ganjil).
B = {y | y < 10, y adalah bilangan prima}.
C = {z | z adalah huruf vokal dalam abjad latin}.

C. Macam-Macam Himpunan
1. Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama sama
sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Contoh :
C adalah bilangan cacah yang kurang dari 0. Anggota bilangan cacah yang paling kecil adalah
0, sehingga himpunan yang diperoleh adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Maka C =
ø
Penjelasan :
dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satupun anggota,
dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani ø (phi).

2. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum) yang
berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya himpunan dari
objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta ditetapkan sebelum kita
membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh himpunan lain dalam pembicaraan
tersebut merupakan bagian dari himpunan pembicaraan.
Contoh :
Apabila kita membicarakan himpunan A 2,3,5,7 maka yang dapat menjadi himpunan semesta
adalah U = himpunan bilangan cacah

D. DIAGRAM VENN
Cara menyajikan himpunan juga bisa dinyatakan dengan gambar atau diagram yang disebut
dengan Diagram Venn. Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris bernama John
Venn (1834 – 1923). Petunjuk dalam membuat diagram Venn antara lain:
a. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang dan huruf S diletakkan di sudut kiri
atas.
b. Setiap himpunan yang ada dalam himpunan semesta ditunjukkan oleh kurva tertutup sederhana.
c. Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan titik.
d. Bila anggota suatu himpunan mempunyai banyak anggota, maka anggotaanggotanya tidak perlu
dituliskan.
Contoh :
Diagram Venn dari himpunan S ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, himpunan A ={1, 2, 3, 4}, himpunan B
={ 4, 5, 6, 7} adalah sebagai berikut. S

E. SIFAT- SIFAT HIMPUNAN


1. Kardinalitas Himpunan
Kardinalitas Himpunan adalah bilangan yang menyatakan banyaknya anggota dari suatu
himpunan dan dinotasikan dengan n(A).
Contoh:
A ={ 2, 4, 6, 8, 10}
Banyak anggota A adalah 5, dinotasikan dengan n(A) = 5.
Catatan :
1. Himpunan hingga adalah himpunan yang memiliki anggota hingga (finiteset), Contoh A
={1, 2, 3, 4}
2. Himpunan tak hingga adalah himpunan yang memiliki anggota tak hingga (infinite set).
Contoh B ={1, 2, 3, 4, ...}
3. Kardinalitas Himpunan hanya untuk himpunan yang hingga.

2. Himpunan Bagian (Subset).


Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A ⊂ B ”, jika setiap
anggota A merupakan anggota dari B.
Dinyatakan dengan simbol : A ⊂ B
Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B⊂A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Penjelasan :
Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga merupakan
unsur himpunan B, artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan

3. Himpunan Kuasa
Semua himpunan bagian dari suatu himpunan dinamakan dengamhimpunan Kuasa, sehingga
dapat disimpulkan bahwa :
Himpunan Kuasa dari himpunan A adalah himpunan-himpunan bagian dari A, dilambangkan
dengan P(A). Banyak anggota himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan n(P(A)).
Contoh :
SMP Al Amin akan mempersiapkan dua orang siswanya, Ningsih dan Taufan untuk mengikuti
olimpiade matematika SMP tingkat provinsi. Persyaratan untuk mengikuti olimpiade adalah
sekolah boleh mengirimkan satu orang siswa atau lebih dan boleh tidak mengirimkan wakilnya
untuk mengikuti olimpiade tersebut. Berapa banyak cara yang dilakukan SMP Al Amin untuk
mengirimkan wakilnya mengikuti olimpiade matematika tersebut?
Jawaban :
Misalkan himpunan siswa yang akan dikirim mengikuti olimpiade dari keempat cara
pengiriman adalah himpunan B untuk cara I, himpunan C untuk cara II, himpunan D untuk cara
III, dan himpunan E untuk cara IV, maka :
Cara pertama : Himpunan B = { }
Cara kedua : Himpunan C = {Ningsih}
Cara ketiga : Himpunan D = {Taufan}
Cara keempat : Himpunan E = {Ningsih, Taufan}

Dengan demikian dapat dikatakan sebagai berikut.


Himpunan B merupakan himpunan bagian dari A.
Himpunan C merupakan himpunan bagian dari A.
Himpunan D merupakan himpunan bagian dari A
Himpunan E merupakan himpunan bagian dari A.
Berdasarkan uraian di atas, maka anggota-anggota himpunan bagian dari A adalah {{ },
{Ningsih}, {Taufan}, {Ningsih, Taufan}}

4. Himpunan Sama (Equal)


Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula
sebaliknya.
Syarat :
1. Dua himpunan A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika A ⊂ B dan B ⊂ A, dinotasikan
dengan A = B.
2. Jika n(A) = n(B), maka himpunan A ekuivalen dengan himpunan B.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e }
Maka A = B

Penjelasan :
Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang anggotanya sama
misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan memiliki anggota yaitu {
c,d,e }.

5. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu tidak
mempunyai satu pun anggota yang sama

F. OPERASI HIMPUNAN
1. Irisan (Intersection)
a. Misalkan S adalah himpunan semesta, irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A dan anggota himpunan
B, dilambangkan dengan A ∩ B. Irisan dua himpunan dinotasikan A ∩ B = {x | x ∈ A dan
x ∈ B}.
b. Misalkan A dan B adalah dua himpunan tak kosong. Jika A ⊂ B, maka A ∩ B = A.
2. Gabungan (Union)
Misalkan S adalah himpunan semesta, gabungan himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B,
dilambangkan dengan A ∪ B.
Gabungan dua himpunan ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}.

3. Himpunan Komplemen (Complement set)


Selain operasi biner ada operasi uner yang hanya memerlukan satu unsur, yaitu operasi
komplemen. Berbeda dengan operasi biner yang semestanya tidak perlu ditetapkan, maka
operasi komplemen memerlukan ditetapkannya himpunan semesta. Sebenarnya operasi
komplemen ini mirip dengan operasi selisih, hanya saja yang dicari adalah selisih dari semesta
dari himpunan tertentu.
Misalkan S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu himpunan. Maka, Komplemen
himpunan A adalah suatu himpunan semua anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan
A, dinotasikan dengan AC. Notasi pembentuk himpunan:
AC = {x | x ∈ S tetapi x ∉ A}

4. Selisih (Difference)
Selisih himpunan B terhadap himpunan A adalah himpunan semua anggota himpunan A yang
bukan anggota himpunan B, dinotasikan dengan A – B. Notasi pembentuk himpunan:
A – B = {x | x ∈ A dan x ∉ B} = A ∩ Bc
G. SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN
a. Sifat Idempoten
Sifat idempoten yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ A
2. A ∪ A
b. Sifat Identitas
Sifat identitas yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ ∅ = ∅
2. A ∩ S = A
3. A ∪ ∅ = A
4. A ∪ S = S
c. Sifat Komutatif
Sifat komutatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaitu A ∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.
d. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaitu(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) dan (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).
e. Sifat Distributif
Sifat distributif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan dan gabungan,
yaituA ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C).

H. PENERAPAN HIMPUNAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Pada suatu hari, surat kabar daerah Belitung mengadakan survei kepada 43 pengunjung
pantai Tanjung Tinggi mengenai alasan mereka berkunjung ke pantai tersebut. Dari survei ini,
diketahui 30 orang menyukai pasir putihnya yang bersih dan 29 orang mengaku menikmati
hempasan ombaknya. Di antara mereka ini, ada yang menyukai pasir putih pantai Tanjung Tinggi
dan hempasan ombaknya. Berapa orangkah itu?
Penyelesaian:
Misalkan A adalah himpunan pengunjung yang menyukai pasir putih pantai Tanjung
Tinggi, Badalah himpunan pengunjung yang mengaku menikmati hempasan ombaknya, dan A ∩
Badalah himpunan penikmat keduanya yang banyaknya ada n (A ∩ B) = x.
Banyak anggota A adalah n (A) = 30 dan banyak anggota B adalah n (B) = 29.
Diagram Venn untuk persoalan ini adalah sebagai berikut.

Oleh karena pengunjung yang disurvei ada 43 orang, maka:


(30 – x) + x + (29 – x) = 43
59 – x = 43
x = 16
Jadi, banyak pengunjung yang menyukai pasir putih pantai Tanjung Tinggi dan hempasan
ombaknya ada 16 orang.

Sumber Referensi
Materi Inisiasi 4
Modul 04 PEMA4310 Materi Kurikuler Matematika SMP : KB 1 (4.4 – 4.10) dan KB 2 (4.19 – 4.31)
https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai