Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HIMPUNAN

DOSEN PEMBIMBING

Novika Sukmaningthias, M.Pd

DISUSUN OLEH

Azzahrah Octavia

Juwita Tetra Maharani Aliyah Nazahah

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

SISTEM INFORMASI

2020
A. PENGERTIAN HIMPUNAN

Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas. Benda
atau objek dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan. Dari defi nisi tersebut,
dapat diketahui objek yang termasuk anggota himpunan atau bukan.

Contoh himpunan:

    Himpunan warna lampu lalu lintas, anggota himpunannya adalah merah, kuning, dan hijau.
    Himpunan bilangan prima kurang dari 10, anggota himpunannya adalah 2, 3, 5, dan 7.
    Himpunan siswi kelas III SMU Tarakanita tahun 1999-2000 yang nilai IQ-nya diatas 120.
    Himpunan bilangan-bilangan bulaT diantara 10 dan 500 yang habis dibagi 7

Contoh yang bukan himpunan:


    Kumpulan baju-baju bagus
    Kumpulan makanan enak.
B. MACAM-MACAM HIMPUNAN
1. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki atau tidak mempunyai anggota.
Himpunan kosong dilambangkan atau dinotasikan dengan Φ atau { }. Syarat-syarat
keanggotaan himpunan:
 Bila anggotanya benar- benar tidak ada, maka kumpulan itu termasuk himpunan
kosong.
 Sebaliknya bila anggotanya tidak jelas, dalam arti tidak dapat dibedakan apakah suatu
objek termasuk anggotanya atau tidak, maka kumpulan tersebut bukanlah himpunan.

Perhatikan contoh himpunan kosong di bawah ini:


a. Himpunan A adalah himpunan mahasiswa PGTK UT yang berusia 6 tahun.
b. Himpunan B adalah himpunan bilangan asli yang lebih kecil dari 1.
c. Himpunan C adalah himpunan hari yang berawalan “H”.
d. Himpunan D adalah himpunan bilangan ganjil yang habis di bagi 2.

Hati-hati dengan angka nol (0) sebab nol (0) bukanlah himpunan kosong
tetapi merupakan anggota dari himpunan yang bernilai nol (0). Seperti pada himpunan 5
bilangan cacah pertama, maka bilangan nol adalah salah satu anggota himpunan bilangan
tersebut.
2. Himpunan Semesta ( Universum)

Himpunan semesta adalah suatu himpunan yang memuat seluruh benda atau semua objek
yang sedang dibicarakan, atau himpunan yang menjadi objek pembicaraan. Himpunan
semesta sering disebut semesta pembicaraan atau set universum, dilambangkan dengan S atau
U.
Contoh :
a. Himpunan anak TK Nugraha yang memakai jepit rambut.
Maka himpunan semestanya adalah himpunan semua anak TK Nugraha.
b. Himpunan nama-nama hari yang dimulai dengan huruf S. Maka himpunan semestanya
adalah himpunan nama-nama hari.
c. Misalkan A = {2, 3, 5, 7}.

3. Himpunan Hingga
Himpunan hingga yang sering disebut finite set merupakan himpunan yang jumlah
anggotanya terhingga, artinya anggotanya dapat dihitung.
Contoh ;

a. A = {x│x bilangan asli <10}.


Jika ditulis dalam bentuk tabulasi maka A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}. Banyaknya anggota
terhingga dari himpunan A (dapat dihitung), yakni 9 (sembilan).
b. B adalah himpunan warna-warna pelangi.
Ini adalah contoh himpunan terhingga, karena jumlah anggotanya bisa dihitung, yakni 7
(merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).

4. Himpunan Tak Hingga


Himpunan tak hingga yang sering disebut infinite set merupakan himpunan yang jumlah
anggotanya tak terhingga. Himpunan yang mempunyai anggota sangat banyak, sehingga tak
mungkin kita tulis secara terperinci, dapat ditulis dengan cara tabulasi menggunakan tanda
“...” (tiga titik), dibaca ‘seterusnya’. Tanda ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ada
beberapa anggota yang tidak kita tuliskan.
Contoh :
Misalkan B = {x│x bilangan asli >15} maka B dapat ditulis dengan B = {16, 17, 18,...}
Dibaca himpunan B adalah himpunan bilangan 16, 17, 18 dan seterusnya. Himpunan C
adalah himpunan tema pembelajaran yang dapat digunakan di TK atau PAUD.

C. RELASI ANTAR HIMPUNAN


Jenis-jenis Relasi Antar Himpunan
Relasi antar himpunan meliputi:

1. Himpunan bagian (notasi : atau )

Himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B, jika setiap anggota A adalah anggota
B.

Ditulis : A  B atau B A


contoh:
A={a,b}; B={a,b,c}; C={a,b,c,d}
maka A  B ; A  C ; B  C

ketentuan :
o himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan.
o himpunan himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan itu sendiri.
o himpunan A sendiri (  A)jika anggota himpunan A ada sebanyak n, maka banyaknya
himpunan bagian dari A adalah HB = 2n
contoh:
jika A = {a,b,c}
maka himpunan bagian dari A adalah :
{a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c} dan 

seluruhnya ada 2³ = 8

Sifat-sifat Rotasi Himpunan bagian :


o Refleksi A  A
o Tak simetris, A  A tetapi bila A dan B maka A =B
o Transitif, A dan B C maka A C

Dari himpunan bagian dapat di buat himpunan baru yang disebut himpunan kuasa yang
dilambangkan dengan 2A adalah himpunan jadi himpunan kuasa dari himpunan A adalah
himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua himpunan yang menjadi
himpunan bagian dari himpunan A.

2. Himpunan sama (notasi : =)

Dua himpunan A dan B adalah sama, jika setiap elemen A adalah elemen B, dan setiap
elemen B adalah elemen A.

Sifat-sifat Himpunan Sama :


o Refleksif, A = A
o Simestris, A = B dan B = A
o Transitif, A = B, B = C, maka A = C

Ditulis A = B

contoh:
K = {x | x²-3x+2=0}
L = {2,1}
maka K = L
3. Himpunan lepas (notasi : //)

Dua himpunan A dan B disebut saling lepas, jika himpunan A tidak mempunyai anggota
persekutuan dengan himpunan B.

Ditulis A // B

contoh:
A = {a,b,c}
B = {k,l,m}
Maka A // B

4. Himpunan Berpotongan

Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan, jika ada anggota A saja ada anggota B saja
dan ada anggota sekutu A dan B.

Keterangan :
 Ada anggota A saja yaitu 1,2,3
 Ada anggota B saja, yaitu 7
 Ada anggota sekutu A dan B, yaitu 4,5,6

5. Himpunan Setara/Ekuivalen (notasi : ~)


Dua himpunan A dan B disebut setara jika bilangan cardinal himpunan A sama dengan
bilangan himpunan B atau n(A) = n(B). Dengan kata lain jika setiap anggota dari A dapat
dipasangkan satu-satu ke anggota B, sebaliknya, atau antara anggota A dan B dapat
dikorespondensikan satu-satu.
Contoh:
Jika A= {1,2,3,4} dan B={a,b,c,d}, maka A~B, dan jelas n(A)=n(B)yaitu 4.

D. DIAGRAM HIMPUNAN :

Diagram Venn
Himpunan dapat dinyatakan dalam bentuk gambar yang dikenal sebagai diagram Venn.
Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar  Matematika Inggris pada tahun 1834 – 1923
bernama John Venn.
Dalam membuat diagram Venn yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Himpunan semesta (S) digambarkan sebagai persegi panjang dan huruf S diletakkan
disudut kiti atas persegi panjang.
2. Setiap himpunan yang dibicarakan (selain himpunan kosong) ditunjukkan oleh kurva
tersebut.
3. Setiap anggota ditunjukkan dengan noktah (titik)
4. Bila anggota suatu himpunan banyak sekali, maka anggota-anggotanya tidak perlu
dituliskan. 
contoh soal diagram venn :
Dalam penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang, dipeoleh data 68 orang sarapan
dengan nasi, 50 orang sarapan dengan roti, dan 8 orang sarapan nasi dan roti, sedangkan 35
orang sarapannya tidak dengan nasi ataupun roti. Hitung banyaknya orang dalam kelompok
tersebut!
Jawab:
Kita gunakan diagram ven untuk menjawab soal tersebut. Jika kita gambarkan dengan
diagram ven maka gambarnya seperti gambar berikut ini.
 Banyak orang yang ada di dalam kelompok tersebut adalah 60 + 8 + 42 + 35 = 145 orang.
Jadi, banyaknya orang dalam kelompok tersebut ada 145 orang.

E. OPERASI PADA HIMPUNAN

Operasi Dasar Gabungan

     Gabungan antara himpunan A dan B.


Dua himpunan atau lebih yang digabungkan bersama-sama. Operasi gabungan {{nowrap|1=A
∪ B setara dengan A or B, dan anggota himpunannya adalah semua anggota yang termasuk
himpunan A ataupun B.
Contoh:
    {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.
    {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
    {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
Beberapa sifat dasar gabungan:
    A ∪ B = B ∪ A.
    A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
    A ⊆ (A ∪ B).
    A ∪ A = A.
    A ∪ ∅ = A.
    A ⊆ B jika and hanya jika A ∪ B = B.
Irisan

         Irisan antara himpunan A dan B.


Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B. Irisan merupakan himpunan baru yang
anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih himpunan yang
terhubung. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint (terpisah).
Contoh:
    {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
    {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
    {Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}.
    {Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa sifat dasar irisan:
    A ∩ B = B ∩ A.
    A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.
    A ∩ B ⊆ A.
    A ∩ A = A.
    A ∩ ∅ = ∅.
    A ⊂ B jika and hanya jika A ∩ B = A Komplemen
         
Operasi pelengkap A^C setara dengan not A atau A'. Operasi komplemen merupakan operasi
yang anggotanya terdiri dari anggota di luar himpunan tersebut.
Contoh:     {1, 2} \ {1, 2} = ∅.
                  {1, 2, 3, 4} \ {1, 3} = {2, 4}.
Beberapa sifat dasar komplemen:
    A \ B ≠ B \ A untuk A ≠ B.
    A ∪ A′ = U.
    A ∩ A′ = ∅.
    (A′)′ = A.
    A \ A = ∅.
    U′ = ∅ dan ∅′ = U.
    A \ B = A ∩ B′.
Ekstensi dari komplemen adalah diferensi simetris (pengurangan himpunan), jika diterapkan
untuk himpunan A dan B atau A - B menghasilkan
Contohnya, diferensi simetris antara:
    {7,8,9,10} dan {9,10,11,12} adalah {7,8,11,12}.
    {Ana,Budi,Dedi,Felix} dan {Cici,Budi,Dedi,Ela} adalah {Ana,Cici,Ela,Felix}.
Hasil Kali Kartesius
   Produk kertesian (perkalian himpunan) A X B
(A dan B) dan anggota himpunan A={x,y,z} dan B={1,2,3}.
Hasil Kali Kartesius atau perkalian himpunan merupakan operasi yang menggabungkan
anggota suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Perkalian himpunan antara A dan B
didefinisikan dengan A × B. Anggota himpunan | A × B | adalah pasangan terurut (a,b)
dimana a adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B.
Contoh:
    {1, 2} × {x, y} = {(1, x), (1, y), (2, x), (2, y)}.
    {1, 2} × {a, b, c} = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c) }.
    {1, 2} × {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2)}.
Beberapa sifat dasar himpunan perkalian:
    A × ∅ = ∅.
    A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).
    (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).
    | A × B | = | B × A | = | A | × | B |.

F. ALJABAR HIMPUNAN

Aljabar merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari  bidang
aritmatika. Aljabar berasal dari bahasa Arab "al-jabr" yang  berarti "pertemuan", "hubungan"
atau bisa juga "penyelesaian".
Aljabar himpunan adalah hukum-hukum yang berlaku pada himpunan untuk penyelesaian
suatu masalah dalam himpunan.

Hukum-hukum dari aljabar himpunan


    Hukum  Idempoten
A ∩ A=A,   A ∪A=A
Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
    A = {3, 6, 9, 12, 15}

    Hukum  Asosiatif


A ∩( B ∩C )=(A ∩B)∩C     atau    A ∪( B ∪C )=( A ∪B )∪C 
Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
    A = {3, 6, 9, 12, 15}
    B = {6, 7, 8, 9}
    C = {1, 3, 5, 7}

    Hukum  komutatif


A ∩B=B ∩A  dan  A ∪B=B ∪A
Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
    A = {3, 6, 9, 12, 15}
    B = {6, 7, 8, 9}

    Hukum  Distributif


A ∩( B ∪C )=( A ∩B )∪( A ∩C )
A ∪( B ∩C )=( A ∪B )∩( A ∪C )

Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
    A = {3, 6, 9}
    B = {1, 2, 3}
    C = {1, 3, 5, 7, 9}

    Hukum  identitas


A ∩ ∅,A ∩S=A,    A ∪ ∅ =A,   A ∪S=S
Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15}
    A = {3, 6, 9, 12, 15}

    Hukum  komplemen


A ∩ A^C= ∅,A ∪ A^C=S,〖(A〗^C )^C  =A,S^C= ∅,∅^C=S
Penulisan komplemen : Ac, A ̅,A^'
Contoh:
    S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
    A = {1, 2, 3, 4, 5}

    Hukum  De morgan


(A ∩B)^C= A^C∪ B^C  dan ( A ∪B)^C=A^C∩B^C
Contoh:
    S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12}
    A = {3, 6, 9, 12}
    B = {6, 7, 8, 9 }

Anda mungkin juga menyukai