Anda di halaman 1dari 37

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Himpunan

Konsep himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg

Cantor dianggap sebagai Bapak teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda

atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan

dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota

himpunan. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat

menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi

atau tidak.

Perhatikan objek yang berada di sekeliling kita, misal ada sekelompok mahasiswa

yang sedang belajar di kelas A, setumpuk buku yang berada di atas meja belajar,

sehimpunan kursi di dalam kelas A, sekawanan itik berbaris menuju sawah, sederetan

mobil yang antri karena macet dan sebagainya, semuanya merupakan contoh

himpunan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita amati semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan contoh di

atas, dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana anggota himpunan
tersebut dan mana yang bukan.Himpunan makanan yang lezat, himpunan gadis yang

cantik dan himpunan bunga yang indah adalah contoh himpunan yang tidak dapat

didefinisikan dengan jelas. Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan indahnya bunga

bagi setiap orang relatif. Lezatnya suatu hidangan bagi seseorang atau sekelompok

orang belum tentu lezat bagi orang lain atau sekelompok orang lainya.

Demikian juga indahnya sekuntum bunga bagi seseorang belum tentu indah bagi

orang lain. Bagi A yang indah adalah mawar merah bagi B yang indah adalah melati.

Jadi relatif bagi setiap orang. Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan disebut

anggota atau elemen atau unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan himpunan

menggunakan huruf kapital A, B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan ditulis

dengan huruf kecil.

B. Jenis-Jenis Himpunan

1. Himpunan Bagian (Subset).


Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B ditulis A ⊂ B ”,

jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.

Syarat :
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B

A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B

B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

B ⊂ A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

Contoh :

Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A

Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi

tidak sebaliknya.

Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan

A juga merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling

berkaitan.

2. Himpunan Kosong (Nullset)


Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama

sama sekali.

Syarat :

Himpunan kosong = A atau { } Himpunan kosong adalah tunggal

Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan


Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.

Sebab : { 0 } ≠ { }
Penjelasan : dari definisi diatas
himpunan kosong adalah himpunan yang
tidak mempunyai satupun anggota, dan
biasanya himpunan kosong dinotasikan
dengan huruf yunani ø (phi).
3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan
dengan “U” atau “S” (Universum) yang
berarti himpunan yang memuat semua
anggota yang dibicarakan atau kata lainya
himpunan dari objek yang sedang
dibicarakan.
4. Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga
merupakan anggota himpunan B, begitu
pula sebaliknya.dinotasikan dengan A=B
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya
harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B
Penjelasan : Himpunan equal atau
himpunan sama,memiliki dua buah
himpunan yang anggotanya sama
misalkan anggota himpunan A {c,d,e}
maka himpunan B pun akan memiliki
anggota yaitu { c,d,e }.
5. Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan
yang anggota-anggotanya tidak ada yang
sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4,
6} Maka himpunan C dan himpunan D
saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak
kosong dikatakan saling lepas jika kedua
himpunan itu tidak mempunyai satu pun
anggota yang sama
6. Himpunan Komplemen (Complement set)
Himpunan komplemen dapat di nyatakan
dengan notasi AC . Himpunan komplemen
jika di misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A
= {3,4,5} maka A ⊂ U.
Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan
komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan
notasi pembentuk himpunan ditulis :
AC = {x│x Є U, x Є A}
7. Himpunan Ekuivalen (Equal Set)
Himpunan ekuivalen adalah himpunan
yang anggotanya sama banyak dengan
himpunan lain.
Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan
dengan notasi n (A) A≈B, dikatakan
sederajat atau ekivalen, jika himpunan A
ekivalen dengan himpunan B,

Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = { r,s,t,u } →n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
Penjelasan : himpunan ekivalen
mempunyai bilangan cardinal dari
himpunan tersebut, bila himpunan A
beranggotakan 4 karakter maka himpunan
B pun beranggotakan 4.
C. Cara Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu
himpunan
1. Dengan menyebutkan semua anggotanya
(roster) yang diletakkan di dalam sepasang
tanda kurung kurawal, dan di antara setiap
anggotanya dipisahkan dengan tanda
koma. Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a, i, u, e, o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
Sabtu, Minggu}
2. menyebutkan syarat anggota-
anggotanya, cara ini disebut juga
cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5
A = bilangan asli kurang dari 5
3. Notasi Pembentuk Himpunan : dengan
menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat
umum (role) dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan
menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-
sifatnya himpunan berikut ini :
A adalah himpunan bilangan asli antara 1
dan 6
Penyelesaian :
A adalah himpunan bilangan asli antara 1
dan 6
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya A =
{2, 3, 4, 5}
Dengan menulis sifat-sifatnya A = {x | 1 <
x < Asli}6, x
4. Himpunan juga dapat di sajikan secara
grafis (Diagram Venn)
Penyajian himpunan dengan diagram Venn
ditemukan oleh seorang ahli matematika
Inggris bernama John Venn tahun 1881.
Himpunan semesta digambarkan dengan
segiempat dan himpunan lainnya dengan
lingkaran di dalam segiempat tersebut.
D. Operasi Pada Himpunan
1. Gabungan

Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap

anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B. Dinotasikan A B

Notasi : A B = {x | x Є A atau x Є B}

2. Irisan

Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya

merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.

Notasi : A B = {x | x Є A dan x Є B}
3. Komplemen

Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang

anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac

Notasi : Ac = {x | x Є S dan x Є A} atau

4. Selisih

Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota

himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah

komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B

Notasi : A – B = {x | x Є A dan x Є B}

5. Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )

Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang

anggotanya semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B

Secara matematis dituliskan : A x B = {(a,b)| a Є A dan b Є B}

E. Hukum Aljabar Himpunan

Hukum-hukum pada himpunan dinamakan Hukum –hukum aljabar himpunan.

cukup banyak hukum yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya
dijabarkan 11 saja. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem

bilangan riil seperti a (b+c) = ab + ac , yaitu hukum distributif.

1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:

A=A A=

AU=A AU=U

3. Hukum komplemen: 4. Hukum idempoten:

A =U AA=A

A = AA=A

5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan (absorpsi):

=A A (A B) = A

A (A B) = A

7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:

AB=BA A (B C) = (A B) C

AB=BA A (B C) = (A B) C

9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:

A (B C) = (A B) (A C) =

A (B C) = (A B) (A C) =
11. Hukum 0/1

=U

=

Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum

–hukum logika , dengan operator menggantikan  (dan) , sedangkan operator

menggantikan V ( atau ).

1. Prinsip inklusi dan eksklusi

Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B.

penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-

elemennya berasal dari himpunan A dan himpunan B. himpunan A dan himpunan B

mungkin saja memiliki elemen yang sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B

adalah |A | . setiap unsure yang sama itu telah dihitung dua kali , sekali pada |A| dan

sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen di dalam

|A | . karena itu , jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah

elemen di masing-masing himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam irisannya,

atau |A| + B | |A |


Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi –eksklusi . sejumlah lemma dan

teorema yang berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:

a) Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas (disjoint) ,

maka |A| + B |

b) Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga dan|A| +

B |  |A |

c) Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda

setangkup |A| + B |  2 |A |.

Contoh :

Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5

Penyelelsaian :

Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3

B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5

A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat

yang habis dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).


Ø Yang ditanyakan adalah

Terlebih dahulu kita harus menghitung

|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6

Untuk mendapatkan |A| + B |  |A | = 33 + 20 – 6 = 47

Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .

Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah

himpunan. untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:

Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka berhingga

dan

Sedangkan untuk empat buah himpunan maka

|A ∪ B ∪ C ∪ D| = |A| + |B| + |C| + |D| – |A ∩ B| – |A ∩ C| – |A ∩ D| – |B ∩C| –

|B ∩ D| – |C ∩ D| + |A ∩ B ∩ C| + |A ∩ B ∩ D| + |A ∩ C ∩ D| + |B ∩ C∩ D |–

|A ∩ B ∩ C ∩ D|

Contoh :
Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah bahasa inggris , 879 orang

mengambil kuliah bahasa perancis , dan 114 mengambil kuliah bahasa jerman.

Sebanyak 103 orang mengambil kuliah bahasa inggris dan perancis, 23 orang

mengambil kuliah bahasa inggris dan jerman , dan 14 orang mengambil kuliah bahasa

perancis dan bahasa jerman. Jika 2092 orang mengambil paling sedikit satu buah kuliah

bahsa inggris, bahasa jerman ., dan perancis, berapa banyak mahasiswa yang

mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?

Penyelesaian :

Misalkan :

I = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa inggris.

P =himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa perancis.

J = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa jerman.

Maka ,

|I | = 1232 |P | = 879 |J| = 114 | I P | = 103

| I J | = 23 | P J | = 14 dan |I ∪ P ∪ J| = 2092
Penyulihan nilai- nilai diatas pada persamaan

|I ∪ P ∪ J| = |I | + |P | + |J|  | I P |  | I J |  | P J | + |I P J|

2092 = 1232 + 879 + 114  103  23 14 + |I P J|

Sehingga |I P J| = 7

Jadi ada 7 orang mahasiswa yang mengambil ketiga buah kuliah bahasa inggris ,

perancis dan jerman

2. Pembuktian Proporsi Himpunan

Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan.

Pernyataan dapat berupa kesamaan (set identity), misalnya A (B C) = (A B) (A C)

adalah kesamaan himpunan atau dapat berupa implikasi seperti “ jika A B = dan

(B C), maka selalu berlaku bahwa A Terdapat beberapa metode untuk membuktikan

kebenaran proposisi himpunan. Untuk suatu proposisi himpunan . untuk suatu proposisi

himpunan kita dapat membuktikannya dengan beberapa metode yang menghasilkan


kesimpulan yang sama. Di bawah ini dikemukakan beberapa metode pembuktian

proposisi perihal himpunan.

a. Dengan diagram venn

Buatlah diagram venn untuk bagian ruas kiri kesamaan dan diagram venn untuk ruas

kanan kesamaan. Jika diagram venn keduanya sama beraarti kesamaan tersebut benar.

Kelebihan metode ini yaitu pembuktian dapat dilakukan dengan cepat sedangkan

kekurangannya hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak

jumlahnya. Metode ini lebih mengilustrasikan dibandingkan membuktikan fakta. Dan

banyak matematikawan tidak menganggap sebagai pembuktian valid untuk pembuktian

secara formal. Oleh karena itu pembuktian dengan diagram venn kurang dapat

diterima.

b. Pembuktian dengan tabel keanggotaan

Kesamaan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan. Kita

menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu elemen adalah anggota

himpunan , dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan. (nilai ini dapat dianalogikan

dengan true dan false).


Contoh : Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C)

tabel keanggotaan untuk kesamaan tersebut adalah seperti dibawah ini. Karena

kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama maka kesamaan tersebut benar.

A B C BC A (BC)
0 0 0 0 0

0 0 1 1 0

0 1 0 1 0

0 1 1 1 0

1 0 0 0 0

1 0 1 1 1

1 1 0 1 1

1 1 1 1 1

c. Pembuktian dengan aljabar himpunan

Aljabar himpunan mengacu pada hukum- hukum aljabar himpunan, termasuk di

dalamnya teorema-teorema ( yang ada buktinya ), definisi suatu operasi himpunan dan

penerapan prinsip dualitas.

Contoh :
Misalkan A dan B himpunan . buktikan bahwa A (B  A) = A Penyelesaian :
A (B  A) = A (B Ac) definisi operasi selisih

= (A B) (A Ac) hukum distributif

= (A B) hukum komplemen

=AB hukum identitas

d. Pembuktian dengan menggunakan definisi

Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang tidak berbentuk

kesamaan , tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi

tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( ).

Langkah-langkah untuk membuktikan bahwa X Y adalah sebagai berikut:

 Ambil sembarang x X

 Dengan langkah-langkah yang benar tunjukkan bahwa x Y

Oleh karena itu x diambil sembarang dalam X , maka berarti bahwa setiap anggota X

merupakan anggota Y atau X Y. Pembuktian yang melibatkan kesamaan himpunan

(X = Y) haruslah melalui 2 arah sesuai dengan definisinya , yaitu X Y dan Y X.

e. Pembuktian dengan menggunakan sifat keanggotaan.

Contoh :
Bagaimana membuktikan A∪(B∩C) = (A∪B)∩(A∪C)?

x ∈A ∪ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ x ∈ (B ∩ C)

⇔x ∈ A ∨ (x ∈ B ∧ x ∈ C)

⇔(x ∈ A ∨ x ∈ B) ∧ (x ∈ A ∨ x ∈ C)

(hukum distributif untuk logika matematika)

⇔x ∈ (A ∪ B) ∧ x ∈ (A ∪ C)

⇔x ∈ (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)

f. Argument dan diagram venn

Banyak statemen verbal dapat dialihkan menjadi statemen himpunan. Statemen ini

dapat digambarkan dengan diagram Venn. Oleh karena itu, diagram Venn acap kali

digunakan untuk menganalisa validitasnya suatu argumen.

Contoh :

Pandang asumsi SI, S2, S3 berikut :

S1 : Guru adalah orang yang tenteram hidupnya

S2 : Setiap raja merupakan orang kaya


S3 : Tidak ada orang kaya yang juga tenteram hidupnya

Kita hendak menggambarkan asumsi di atas dalam diagram Venn.

Himpunan guru termuat dalam himpunan orang yang tentram hidupnya (asumsi SI).

Himpunan orang tenteram hidupnya akan saling lepas dengan himpunan orang kaya

(asumsi S3). Himpunan raja termuat seluruhnya di dalam himpunan orang kaya (asumsi

S2).

F. Manfaat Mempelajari Hmpunan


dalam Kehidupan Sehai Hari
Dengan mempelajari himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin

terasah dan akan memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis, karena dalam

hidup, logika memiliki peran penting karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak

kegunaan logika antara lain:

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,

lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.


3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan

mandiri.

4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas

sistematis.

5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir,

kekeliruan serta kesesatan.

6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

artikel himpunan
Jan 14
HIMPUNAN
http://rangkuman-
pelajaran.blogspot.com and http://ebook-
uasbn.co.cc
 Pengertian

Himpunan adalah kumpulan dari objek dengan


ciri-ciri yang sudah jelas.
Contoh :

a. Kumpulan buah-buahan yang kulitnya


berwarna hijau.

b. Kumpulan murid-murid yang mempunyai


hobi sepak bola

 Anggota Himpunan
Anggota himpunan adalah tiap objek yang
terdapat dalam suatu himpunan Anggota
himpunan = Elemen himpunan. Contoh :

a. x = himpunan bilangan prima yang kurang


dari 10

Elemen x = {2, 3, 5, 7}

b. y = himpunan warna pelangi

Elemen y = {merah, jingga, kuning, hijau, biru,


nila, ungu}
Banyaknya anggota himpunan dinyatakan
dengan n (…) =

Contoh :

a. x = himpunan bilangan ganjil antara 10 – 20

x = {11, 13, 15, 17, 19} n (x) = 5

b. y = himpunan bilangan kelipatan 3 yang


kurang dari 20

y = {3, 6, 9, 12, 15, 18} n (y) = 6

Notasi Himpunan
Notasi suatu himpunan dilambangkan dengan

Bila suatu objek menjadi anggota suatu


himpunan maka dinotasikan dengan

Bila suatu objek tidak menjadi anggota suatu


himpunan maka dinotasikan dengan
Contoh :

a. x = himpunan bilangan prima yang kurang


dari 10

x = {2, 3, 5, 7}

2 x

3 x

b. y = himpunan bilangan kelipatan 5 yang


kurang dari 40

y = {5, 10, 15, 20, 25, 30, 35}

10 y

30 y
 Menyatakan Suatu Himpunan
1. Metode Daftar

Menyatakan suatu himpunan dengan menyebut


semua objek yang menjadi anggota himpunan
tersebut.

Contoh :

a. x = himpunan bilangan kelipatan 2 yang


kurang dari 20

x = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18}

b. y = himpunan bilangan ganjil antara 30 – 40

y = {31, 33, 35, 37, 39}

2. Metode Aturan

Menyatakan suatu himpunan dengan


menyebutkan syarat keanggotaannya.
Contoh :

a. B = himpunan bilangan bulat

B = {/ bilangan bulat}

b. C = himpunan bilangan cacah yang kurang


dari 20

C = {/ bilangan cacah, < 20}

Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
memiliki anggota. Dinotasikan dengan atau { }

Contoh :

a. Q = Himpunan bilangan prima yang lebih


kecil dari 2

Q = { } atau Q =
b. R = Himpunan bilangan asli yang lebih kecil
dari 1

R = { } atau R =

 Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang di
dalamnya mencakup semua anggota/objek
yang dibicarakan.

Dinotasikan dengan S atau U Contoh :

a. Himpunan bulan dalam satu tahun yang


berumur 30 hari yaitu April, Juni, September,
November.

S = {bulan-bulan dalam setahun}

b. x = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10}


maka S = { bilangan cacah }

 Diagram Venn
Diagram Venn adalah suatu cara untuk
menyatakan himpunan dengan diagram.
Ditemukan oleh John Venn tahun 1834 – 1923.

Contoh :

a. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}

x = {3, 6, 9}

Diagram Venn :
b. S = { bilangan bulat }

P = { bilangan prima }

Diagram Venn :

Himpunan
Sebuah himpunan adalah kumpulan dari
obyek-obyek. Obyek-obyek secara
individual dinamakan elemen, unsur,
atau anggota dari himpunan itu. Kita
menggunakan kurung kurawal untuk
membatasi himpunan yang memuat
elemen-elemen itu dan menamai
himpunan dengan huruf kapital.

Himpunan huruf pada alphabet dapat


ditulis sebagai berikut:

S = {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o,
p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z}

Urutan penulisan elemen pada


himpunan tidak dimasalahkan, tetapi
setiap elemen harus dituliskan hanya
satu kali. Sebagai contoh, himpunan
huruf dalam kata buku dapat ditulis
sebagai {b, u, k}, {b, k, u}, {u, b, k}, {k, b,
u}, atau {k, u, b}.

Simbol untuk elemen yang menjadi


anggota himpunan digunakan simbol ε.
Sebagai contoh b ε S. Apabila 4 bukan
anggota S maka dapat kita tuliskan
dalam bentuk 4 ∉ S .

Suatu himpunan haruslah menunjukkan


sesuatu obyek yang terdefinisi secara
sempurna (well defined). himpunan
mahasiswa matematika UPI. Himpunan
tidak membicarakan untuk obyek-obyek
tidak jelas (tidak terukur)
Kita dapat menggunakan himpunan
untuk mendefinisikan istilah-istilah
dalam matematika. Sebagai contoh,
himpunan bilangan asli didefinisikan
sebagai N = {1, 2, 3, 4, . . .}

Kadang-kadang elemen-elemen
individual dari suatu himpunan tidak
diketahui atau elemen-elemen itu terlalu
banyak untuk didaftar. Dalam kasus ini,
elemen-elemennya diindikasikan
dengan menggunakan “notasi
pembangun himpunan”. Himpunan
pegawai yang bertempat tinggal di
Jakarta dapat ditulis dengan,
Z = {x│x adalah pegawai yang
bertempat tinggal di Jakarta}

Himpunan di atas dibaca “ Z adalah


himpunan seluruh elemen x sedemikian
sehingga x adalah pegawai
yang bertempat tinggal di Jakarta.
Garis vertikal di dalam himpunan di
atas dibaca “sedemikian sehingga”.

Contoh.
Tulislah himpunan-himpunan {51, 52,
53, 54, . . ., 498, 499} dengan
menggunakan notasi pembangun
himpunan!
Penyelesaian
{ x│x adalah bilangan asli lebih besar
dari 50 dan lebih kecil dari 499}, atau
{x│50 < x < 500, x ε N}

Dua himpunan adalah


sama jika dan hanya jika kedua
himpunan itu mempunyai tepat elemen
yang sama. Urutan penulisan elemen
tidak menjadi masalah. Jika A dan B
sama, ditulis A = B, maka setiap
elemen dari A adalah elemen dari B dan
setiap elemen dari B adalah elemen dari
A. Jika A dan B tidak sama, ditulis A ≠
B. Perhatikan himpunan-himpunan
berikut ini:
D = {1, 2, 3, . . .},
E = {2, 5, 1, . . .},
F = {1, 2, 5, . . .}.
Himpunan D dan E adalah dua
himpunan tidak sama, dan himpunan E
dan F adalah dua himpunan yang sama.
http://matematikasmun1dk.blogspot.co.id/2013/09/himpunan.html#.Wid0hu_INR0

Anda mungkin juga menyukai