1.2 Penyajian
A. Himpunan Enumerasi
Mengenumerasi artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara
dua buah tanda kurung kurawal. Biasanyasuatu himpunan diberi nama dengan
menggunakan huruf kapital maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya.
B. Contoh
– Himpunan A mempunyai tiga bilangan asli pertama: A={1,2,3}.
– K={ }
Contoh tersebut adalah himpunan kosong, karena K hanya berisi satu elemen yaitu { }.
– Himpunan 100 buah bilangan asli pertama bisa dituli {1, 2, …, 100}
C. Keanggotaan
x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A;
x ∉ A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
misal, A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
maka, 1 ∈ A dan b ∉ A
D. Simbol-simbol Baku
Terdapat sejumlah simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan
yang sering digunakan,
antara lain:
F. Diagram Venn
Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini
diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881. di
dalam diagram Venn, himpunan semesta (U) digambarkan sebagai suatu segi empat
sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat
tersebut.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},
1.3 Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan
himpunan yang elemen-elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut
kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau |A| , notasi |A| untuk menyatakan kardinalitas himpunan.
B = {x|x merupakan HIMA di STTG}, Maka |B| = 4, dengan elemen-elemen B adalah
HIMATIF, HIMAKOM, HIMASIP, HIMATI.
A = {a, {a}, {{a}}, maka |A| = 3, dengan elemen-elemen A (yang berbeda) adalah a, {a}, dan
{{a}}.
Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai kardinalitas tidak
berhingga pula. Sebagai contoh, himpunan bilangan riil mempunyai jumlah anggota tidak
berhingga, maka |R| = ∞.
1.4 Himpunan Kosong
Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0
disebut himpunan kosong (null set).
Notasi: Ø atau { }
– tiga prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan:
– Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
– Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P(Ø) = {Ø}, & himpunan kuasa dari
himpunan {Ø} adalah P({Ø}) = {Ø, {Ø}}.
1.10 Operasi Pada Himpunan
1. Irisan ( ∩ )
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
2. Gabungan ( ∪ )
Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
3. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu
himpunan yang elemennya
4. Selisih
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen A dan bukan elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai
komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A.
5. Beda Setangkup
Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah sesuatu himpunan yang elemennya ada
pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi: A⊕B = (A∪B) – (A∩B) = (A-B) ∪ (B-A)
Misalkan A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 } maka , A⊕B = { 3, 4, 5, 6 }
6. Perkalian Kartesain
Perkalian kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
elemennya semua pasangan
berurutan (ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen kedua dari
himpunan A dan B.
Notasi: A x B ={(a,b)| a ∈ A dan b ∈ B}
Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a),
(3, b) }
Catatan:
1. jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: |A x B| = |A| . |B|
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B ≠ B x A dengan syarat A dan B tidak
kosong.
– A ∪ ∅ = A – A ∩ ∅ = ∅
– A ∩ U = A – A ∪ U = U
– A ∪ Ā = U – A ∪ A = A
– A ∩ Ā = ∅ – A ∩ A = A