Anda di halaman 1dari 15

Dasar - dasar Operasi Bilangan

Empat Operasi fundamental dalam ilmu hitung (aritmatika) adalah :


a. penjumlahan : a + b maka 2 + 3 = 5
b. pengurangan : a - b maka 3 - 2 = 1.
Pengurangan dapat didefinisikan dalam bentuk penjumlahan. Yaitu kita definisikan a - b
merupakan bilangan x sedemikian rupa sehingga x ditambah b sama dengan a, atau x + b = a
Contoh : 8 - 3 adalah bilangan x yang apabila ditambah 3 sama dengan 8, atau x + 3 = 8 ; jadi 8 - 3 =

5, sehingga x adalah 5

c. perkalian : a x b maka 2 x 3 = 6
d. pembagian : a/b atau a:b maka 8/2 = 4
Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian. Yaitu kita pandang a/b sebagai suatu
bilangan x yang setelah dikalikan dengan b sama dengan a, atau bx = a
Contoh : 6/3 adalah bilangan x sedemikian rupa sehingga 3 dikalikan x sama dengan 6, atau 3x = 6,
jadi 6/3 = 2 sehingga x adalah 2
Sistem Bilangan Nyata
1. Bilangan Asli (Natural Number) : 1, 2, 3, ...
2. Bilangan Rasional Positif (Positive Rasional Number) atau pecahan positif adalah
hasil bagi dari dua bilangan positif, misalnya : 2/3, 8/5, 121/17. Bilangan rasional
positif mencakup himpunan bilangan asli. Jadi bilangan rasional 3/1 adalah bilangan
asli 3
3. Bilangan Irasional Positif (Positive Irrational Number) adalah bilangan-bilangan
yang tidak rasional, misalnya : √2, π
4. Nol (Zero) ditulis 0, berfungsi untuk memperluas sistem bilangan sehingga
memperkenankan suatu operasi seperti 6 - 6, 10 - 10 dan lain-lain. Nol memiliki sifat
bahwa setiap bilangan yang dikalikan dengan nol adalah nol. Nol bila dibagi dengan
bilangan yang ≠ 0 (baca tidak sama dengan nol) adalah nol
5. Bilangan bulat negatif (Negative Integer) bilangan rasional negatif dan bilangan
irasional negatif adalah seperti -3, -2/3, dan -√2, gunanya untuk memperluas sistem
bilangan sehingga memperkenankan suatu operasi seperti : 2 - 8, π - 3π, 2 - 2√2 dan
lain-lain. Apabila tidak ada tanda di depan suatu bilangan, maka berarti bilangan
tersebut positif.
Himpunan
1. Pengertian
Himpunan adalah : suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek.
Dalam penyajian secara umum himpunan dilambangkan dengan huruf besar
(kapital). Seperti : A, B, C, D, ... dan seterusnya.
Sedangkan obyek yang menjadi anggota suatu himpunan dilambangkan
dengan huruf - huruf kecil. Seperti : a, b, c, d, ... dan seterusnya.
Penulisan Matematis (Notasi)
p ∈ A berarti bahwa obyek p adalah merupakan anggota (unsur ; elemen) dari
himpunan A.
A ⊂ B berarti bahwa A merupakan himpunan bagian (subset) dari B (anggota
himpunan A juga merupakan anggota himpunan B). → p ∈ A juga p ∈ B maka A disebut
himpunan bagian (subset) dari B (anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B)
A = B berarti bahwa himpunan A sama dengan himpunan B, yakni jika dan
hanya jika A ⊂ B serta B ⊂ A. Di mana himpunan A dan B mempunyai anggota yang sama dan
sederajat.
Pernyataan Ingkaran :
p ∉ A artinya obyek p bukan merupakan anggota himpunan A
A⊄ B artinya obyek A bukan merupakan himpunan bagian dari B
A ≠ B artinya himpunan A tidak sama dengan himpunan B
2. Penyajian Himpunan
Penyajian himpunan dapat dituliskan dengan dua cara yaitu : cara daftar dan cara
kaidah.
Cara daftar ialah dengan mencantumkan seluruh obyek yang menjadi anggota
himpunan.
A = { 1, 2, 3, 4, 5, } → berarti himpunan A beranggotakan bilangan - bilangan bulat positif 1, 2, 3, 4, dan 5,
Cara Kaidah ialah dengan menyebutkan karakteristik tertentu dari obyek - obyek
yang menjadi anggota himpunan tersebut.
A = { x ; 0 < x < 6 } → berarti himpunan A beranggotakan obyek x, di mana x adalah bilangan - bilangan
bulat positif yang lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari enam.
atau :
A = { x ; 1 ≤ x ≤ 5 } → berarti himpunan A beranggotakan obyek x yang harganya paling sedikit sama
dengan 1 dan paling banyak sama dengan lima.
3. Himpunan Universal (Semesta) dan himpunan Kosong
Himpunan Universal (Semesta) adalah himpunan terdiri dari beberapa
himpunan bagian yang masing - masing mempunyai anggota atau sering disebut
himpunan saja.
Himpunan Kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satu anggotapun.
Biasanya dilambangkan dengan notasi { } atau ∅
Misal : Kita memiliki data beberapa himpunan sebagai berikut :
U = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
A = { 0, 1, 2, 3, 4, }
B = { 5, 6, 7, 8, 9 }
C = { 0, 1, 2, 3, 4 }
Kesimpulan yang dapat ditarik berkenaan dengan data di atas adalah :
x ∈ U di mana 0 ≤ x ≤ 9
y ∈ A di mana 0 ≤ y ≤ 4
z ∈ B di mana 5 ≤ z ≤ 9
y ∈ C di mana 0 ≤ y ≤ 4
A ⊂ U ; B ⊂ U ; dan C ⊂ U
A = C ; A ≠ B dan B ≠ C
y ∈ A dan juga y ∈ C maka A ⊂ C dan C ⊂ A
y ∉ A dan di lain pihak z ∉ C serta z ∉ A
∅ ⊂ A ; ∅ ⊂ B ; ∅ ⊂ C dan ∅ ⊂ U
∅ ⊂ A ⊂ U ; ∅ ⊂ B ⊂ U ; ∅ ⊂ C ⊂ U → Himpunan Universal yang
merupakan induk bagi semua himpunan, dan himpunan kosong yang
merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan, maka terhadap
setiap himpunan tertentu ( mis : A ) berlaku ketentuan :
∅ ⊂ A ⊂ U
4. Operasi Himpunan
a. Gabungan
Gabungan (Union) dari himpunan A dan himpunan B dituliskan dengan notasi A ∪ B adalah himpunan
yang beranggotakan obyek - obyek milik A atau obyek - obyek milik B.
A ∪ B = { x ; x ∈ A atau x ∈ B }
b. Irisan
Irisan (Intersection) dari himpunan A dan B dituliskan dengan notasi A ∩ B adalah himpunan yang
beranggotakan baik obyek milik A maupun obyek milik B (obyek-obyek yang dimiliki secara bersama).
A ∩ B = { x ; x ∈ A dan x ∈ B }
Dalam hal A ∩ B = ∅ yakni jika A dan B tidak mempunyai satupun anggota yang dimiliki bersama,
maka A dan B dikatakan disjoin (disjoint).
c. Selisih
Selisih dari himpunan A dan B dituliskan dengan notasi A − B atau A | B adalah himpunan yang
beranggotakan obyek - obyek milik A bukan obyek milik B.
A − B = A | B = { x ; x ∈ A tetapi x ∉ B }
d. Pelengkap
Pelengkap (Complement) dari sebuah himpunan A dituliskan dengan notasi Ᾱ adalah himpunan yang
beranggotakan obyek - obyek yang tidak dimiliki oleh A, dengan perkataan lain A adalah sama dengan selisih
antara himpunan Universal U dan himpunan A.

Ᾱ = { x ; x ∈ U tetapi x ∉ A } = U − A
Jika digambarkan dengan diagram Venn (John Venn 1834 - 1923 ahli logika bangsa Inggris) untuk himpunan
- himpunan tersebut sebagai berikut :
U U
A B A B

A ∪ B = semua bagian yang diberi warna A ∩ B = bagian yang diberi warna

U U
A B A B

A ∩ B = ∅ A − B = bagian yang diberi warna

U U
A B A B

A̅ = bagian yang diberi warna B̅ = bagian yang diberi warna


Misal :
U = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
P = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Q = { 4, 5, 6, 7, 8 }
R = { 6, 7, 8, 9 }
Maka :
P ∪ Q = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
P ∪ R = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Q ∪ R = { 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
P ∩ Q = { 4, 5 }
P∩R={ }=∅
Q ∩ R = { 6, 7, 8 }
P − Q = { 1, 2, 3 }
P − R = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Q − R = { 4, 5 }
P̅ = { 6, 7, 8, 9 } = U − P
Q̅ = { 1, 2, 3, 9 } = U − Q
R̅ = { 1, 2, 3, 4, 5 } = U − R
Kaidah - kaidah Matematika dalam pengoperasian Himpunan
Kaidah Idempoten
1. a. A ∪ A = A 1. b. A ∩ A = A
Kaidah Asosiatif
2. a. A ∪ B ∪ C = A ∪ (B ∪ C) 2. b. (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
Kaidah Komutatif
3. a. A ∪ B = B ∪ A 3. b. A ∩ B = B ∩ A
Kaidah Distributif
4. a. A ∪ B ∩ C = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C) 4. b. A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
Kaidah Identitas
5. a. A ∪ ∅ = A 5. b. A ∩ ∅ = ∅
6. a. A ∪ U = U 6. b. A ∩ U = A
Kaidah Kelengkapan
7. a. A ∪ A̅ = U 7. b. A ∩ A̅ = ∅
___ _
8. a. ( A̅ ) = A 8. b. U̅ = ∅ ; ∅ = U
Kaidah De Morgen
______
9. a. (A ∪ B) = A̅ ∩ B̅ 9. b. (A ∩ B) = A̅ ∪ B̅
Penerapan Himpunan
10. a. Untuk dua himpunan : n.(A ∪ B) = n.(A) + n.(B) − n.(A ∩ B)
b. Untuk tiga himpunan :
n.(A ∪ B ∪ C) = n.(A) + n.(B) + n.(C) − n.(A ∩ B) − n.(A ∩ C) − n.(B ∩ C) + n.(A ∩ B ∩ C)
e. Tambah
Himpunan A tambah himpunan B ialah suatu himpunan yang anggauta - anggautanya merupakan anggauta
dari A dan dari B tetapi tidak dari keduanya.
a. A + B = { x ; x ∈ A atau x ∈ B, x ∉ A ∩ B }
atau
b. A + B = (A ∩ B̅ )∪ ( A̅ ∩ B)
Dengan diagram Venn :
a. A B b. A B

(A∩B̅ ) ( A̅ ∩B)

Daerah yang tidak berwarna Daerah yang tidak berwarna

Contoh : Bila A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } ; B = { 1, 3, 5, 7 } maka A + B = { 2, 4, 6, 7 }

A 2 1 7 B
4 6 35

Bila himpunan A dan B merupakan 2 himpunan lepas maka A + B = A ∪ B


Contoh : Bila A = { a, b, c, d, e } ; B = { k, l, m } maka A + B = { a, b, c, d, e, k, l, m }
A B
a b k l m
c d e
Pasangan Berurutan
Pasangan Berurutan (a, b) di mana a ∈ A dan b ∈ B disebut produk Cartesius dari himpunan A dan B
dinyatakan dengan : A X B
atau : A X B = { (a, b) ; a ∈ A, b ∈ B }
Contoh : A = { 1, 2, 3 } ; B = { 6, 7 }
A X B = {(1, 6), (1, 7), (2, 6), (2, 7), (3, 6), (3, 7) }
B X A = {(6, 1), (6, 2), (6, 3), (7, 1), (7, 2), (7, 3) }
Produk Cartesius dari himpunan sendiri ialah : H X H = { (x, y) ; x, y ∈ H }
Contoh : S = {a, b, c }
S X S = {(a, a), (a, b), (a, c), (b, a), (b, b), (b, c), (c, a), (c, b), (c, c) }
Contoh soal 1 :
Diketahui tiga team olah raga
Team A pemain bulu tangkis : Amir, Aan, Maruli, Aa, dan Tono
Team B pemain tenis meja : Ujang, Tono, Yoyo, Alex, Aa, dan amir
Team C pemain bola basket : Amir, Aa, Maruli, John, edy, dan Alex
Berapa orang yang hanya menjadi anggauta satu team dan berapa orang yang ikut dalam tiga team ?
Jawab : Kita tulis team tersebut dalam notasi himpunan
A = { Amir, Aan, Maruli, Aa, Tono }
A B
B = { Ujang, Tono, Yoyo, Alex, Aa, Amir }
C = { Amir, Aa, Maruli, John, Dedy, Alex } K P L
Selanjutnya akan lebih mudah kita memakai diagram Venn.
Anggauta tiap himpunan : R S Q
K = { Aan, } ; L = { Ujang, Yoyo } ; M = { John, Dedy } ; P = { Tono }
M
Q = { Alex } ; R = { Maruli } ; S = { Amir, Aa } C
Contoh soal 2 : Dari data kegiatan unit produksi di STPP ada 25 mahasiswa
tanam cabe, 16 mhs tanam bayam, dan 20 tanam tomat, namun ada pula yang
menanam cabe dan bayam sebanyak 8 mhs, 9 mhs tanam bayam dan tomat,
sedangkan yang menanam ketiga-tiganya ada 6 orang, dan 13 orang tanam tomat
dan cabe.
a. Berapa orang mhs yang tanam cabe dan bayam saja ?
b. Berapa orang mhs yang tanam bayam saja ?
c. Bila jumlah mhs ada 100 orang berapa orang yang tidak mengikuti kegiatan
unit produksi ?
Jawab : Cabe = 25 org ; Bayam = 16 org ; Tomat = 20 org
C dan B = 8 org (N ∪ Q) ; B dan T = 9 org (O ∪ Q) ; T dan C = 13 org (P ∪ Q) ;
C dan B dan T = 6 org (Q) ; Himpunan : K, L, M, N, O, P, dan Q merupakan
himpunan lepas
a. Yang tanam cabe dan bayam saja ada pada N U
Dik : n(Q) = 6 ; n(N ∪ Q) = 8 C B
maka n (N ∪ Q) = n(N) + n(Q) K N L
→ himpunan lepas N dan Q P Q
8 = n(N) + 6 → n(N) = 8 − 6 = 2 O
M
Jadi banyaknya mhs yang tanam bayam
dan cabe saja (tidak tomat) ada 2 org X T
b. Mahasiswa yang tanam bayan saja ada pada L, n (L) ? (banyaknya anggauta L)
Maka : n(O ∪ Q) = 9 = n (O) + n(Q) → 9 = n(O) + 6 → n(O) = 9 − 6 = 3, yang
tanam bayam = 16 org = n(L∪N∪Q∪O) = n(L) + n(N) + n(Q) + n(O)
→ 16 = n(L) + 2 + 6 + 3 ; n(L) = 16 − 2 − 6 − 3 = 16 − 11 = 5
→ Jadi yang tanam bayam saja ada 5 orang
c. Banyaknya Mhs 100 org → n(U) = 100 ; n(X) = jumlah Mhs yang tidak ikut
kegiatan unit produksi ; maka : n(X) + n(C ∪ B ∪ T) = n(U)
n(X) = n(U) − n(C ∪ B ∪ T) = 100 − n(C ∪ B ∪ T)
n(C ∪ B ∪ T) = n(K) + n(L) + n(M) + n(N) + n(O) + n(P) + n(Q) =
n(K) + 5 + n(M) + 2 + 3 + n(P) + n(Q) ;
n(P) = n(P ∪ Q) − n(Q) = 13 − 6 = 7 ;
n(M) = n(T) − n(P ∪ Q ∪ O) = 20 − 7 − 6 − 3 = 4 ;
n(K) = n(C) − n(N ∪ Q ∪ P) = 25 − 2 − 6 − 7 = 10 ;
Jadi n(C ∪ B ∪ T) = 10 + 5 + 4 + 2 + 3 + 7 + 6 = 37
Sehingga n(X) = n(U) − n(C ∪ B ∪ T) = 100 − 37 = 63
atau : n(X) = n(U) − n(C ∪ B ∪ T)
n(X) = n(U) − {n(C)+n(B)+n(T)+n(C∩B)+n(B∩T)+n( ∩C)}+n(C∩B∩T)
n(X) = 100 − {(25+16+20) − (8+9+13) +6)} = 63
Soal latihan :
1. Gambarkan sebuah diagram Venn untuk menunjukkan himpunan
universal U dan himpunan - himpunan bagian A serta B jika :
U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A = {2, 3, 4, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
(a) A − B (b) B − A (c) A ∩ B
(d) A ∪ B (e) A ∩ B (f) B ∩ A
2. Andaikan : U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }
A = {1, 2. 3. 5, 6 }
B = {3, 4, 6, 7, 13 }
C = {5, 6, 7, 8, 9, 10, 13 }
Gambarkan diagram Venn-nya kemudian selesaikan :
(a) A ∩ B (b) B ∩ C (c) C ∩ A (d) A ∪ B (e) A ∪ B ∪ C
(f) A ∩ B ∩ C (g) (A ∪ B) ∩ C (h) A̅ ∩ B̅ ∩ C (i) A ∩ B ∩ C̅
3. Hasil pengamatan tentang penggunaan alat pemipil jagung di suatu Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Bogor terhadap 285 petani, diperoleh
data sebagai berikut :
138 petani menggunakan alat pemipil mekanis
130 petani menggunakan gosrokan
123 petani menggunakan alat pemipil kayu
46 petani menggunakan alat pemipil mekanis dan gosrokan
33 petani menggunakan alat pemipil mekanis dan alat pemipil kayu
40 petani menggunakan gosrokan dan alat pemipil kayu
13 petani menggunakan ketiganya
a) Buatlah diagram Venn dengan ketentuan-ketentuan tersebut !
b) Berapa jumlah petani yang menggunakan alat pemipil mekanis dan
gosrokan saja ?
c) Berapa jumlah petani yang menggunakan alat pemipil kayu saja ?
d) Jika jumlah petani tersebut sebanyak 300 orang, berapa jumlah petani yang
sama sekali tidak menggunakan ketiga alat pemipil tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai