Anda di halaman 1dari 59

MODUL

KALK ULUS

Disusun Oleh :
Rena Amalika Asyari S.Si

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


BANDUNG

Rena Amalika Asyari 0


2011
1. H I M P U N A N

Definisi : Kumpulan objek atau sesuatu yang didefinisikan dengan jelas

1.1 Himpunan Kosong


Definisi : Himpunan yang tidak mempunyai anggota
Notasi : { } atau �

1.2 Himpunan Bagian


jika
n (A) = Banyaknya anggota dari himpunan A
p = Banyaknya himpunan bagian yang dapat dibuat dari himpunan A
maka

p = 2n ( A)
ingat : himpunan kosong merupakan bagian dari setiap himpunan

1.3 Himpunan Kuasa


Definisi : Himpunan kuasa dari A adalah himpunan yang anggotanya
merupakan himpunan-himpunan bagian dari A
Notasi : 2A

Jika A = { n, f } , maka : n �A dan f �A


n (A) = 2
banyaknya himpunan bagian dari A ada 22 = 4

A A
n
n
f f

Himpunan A dengan 2 buah anggotanya Himpunan A dengan 4 buah himpunan bagiannya


2 A = { �,Asyari
Rena Amalika { n} , { f } , A} 1
1.4 Operasi – Operasi Pada Himpunan

1. Himpunan Bagian
A = { 1, 2, 4}
Contoh :
B = { 1, 2,3, 4,5}

maka  A �B

2. Gabungan ( �)

S = { a , b, c , d }
Contoh :
T = { a , d , e, f }

maka  S �T = { a, b, c, d , e, f } , S �T = { x x �S atau x �T }

3. Irisan ( �)

A = { 1, 2,3, 4,5, 6}
contoh :
B = { 3, 4, 6, 7,8}

maka  A �B = { 3, 4} , A �B = { x x �A dan x �B}

4. Komplemen (AC)
S = { 1, 2,3, 4,5, 6}
contoh : A = { 2, 4, 6} maka � Ac = { 1,3,5}
Ac = ( x x �A, x �S )

5. Selisih ( - atau + )

Rena Amalika Asyari 2


A = { a, b, c, d , e, f }
B = { b, d , e, f , g , h}
contoh :
maka A - B = { a, c} , B - A = { g , h}
A + B = B + A = { a, c, g , h}

Diagram dari masing-masing operasi pada himpunan

B
A A B

A
B
A �B A �B
A �B

A A B
B
A

AC A- B A+ B

1.5 Sifat – sifat Operasi Himpunan


1. Komutatif : A �B = B �A atau A �B = B �A
2. Assosiatif : A �( B �C ) = ( A �B ) �C atau A �( B �C ) = ( A �B ) �C
3. Distributif : A �( B �C ) = ( A �B ) �( A �C )
atau A �( B �C ) = ( A �B ) �( A �C )
( A �B ) ( A �B )
c c
4. Hk. De Morgan : = Ac �B c atau = Ac �B c
5. A �Ac = �, A �Ac = S , A �� = �, A �S = A, A �� = A, A �S = S
6. n ( A �B ) = n ( A ) + n ( B ) �n ( A �B )
7. n ( A �B �C ) = n ( A ) + n ( B ) + n ( C ) - n ( A �B ) - n ( A �C ) - n ( B �C ) + n ( A �B �C )

Catatan :

Rena Amalika Asyari 3


� = adalah notasi untuk menyatakan himpunan bagian
� = adalah notasi untuk menyatakan anggota himpunan
S = simbol untuk semesta
�= adalah notasi untuk menyatakan irisan
�= adalah notasi untuk menyatakan gabungan
Latihan Soal :
S = { 1, 2,3, 4,5, 6, 7,8,9,10}
P = { 2, 4, 6,8,10}
Q = { 1, 2,5, 6,9}
R = { 3,5, 7,8}
ditanyakan :
a. Q - P = f . Qc - P =
b. Q �R = g . P c �Q c =
c. Q c �P = h. R - P c =
( P �R ) =
c
d . R c �Q = i.
( P - Q) ( R - Q) =
c c
e. = j.

Rena Amalika Asyari 4


2. SISTEM BILANGAN
2.1 Sifat – sifat Bilangan Riil
1. Tertutup  a + (b x c)
2. Komutatif  a + b = b + a
3. Assosiatif
a. Penjumlahan  (a + b) + c = a + (b + c)
b. Perkalian  ( a . b ) . c = a . ( b . c )
4. Distributif  (a + b) . c = ac + ab

2.2 Skema Bilangan


Himpunan Bilangan Riil merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional
dan himpunan bilangan irrasional. Secara lengkap dapat dilihat dari bagan berikut:

Rena Amalika Asyari 5


2.3 Pangkat dan Akar Kuadrat
 Setiap bilangan positif mempunyai dua akar akar kuadrat, misalnya 4

adalah 2 dan -2, dan 16 adalah 4 dan -4

 Untuk a �0 , lambang a disebut akar kuadrat utama dari a, yang


menunjukkan akar kuadrat tak negatif dari a
x = a.a.a.a.....a maka dapat ditulis x = a n

atau a = n x

2.4 Persamaan
contoh 1 : selesaikan persamaan x + 4 = 0
Jawab :

Rena Amalika Asyari 6


x+4=0
x = -4
Jadi x = -4
contoh 2 : selesaikan persamaan y 2 - 6 y - 16 = 0
Jawab :
y 2 - 6 y - 16 = 0
( y + 2 ) ( y - 8) = 0
� y+2=0 y -8 = 0
� y = -2 y =8

Jadi y = -2 dan y = 8

2.5 Pertidaksamaan
 Bentuk umum pertaksamaan adalah :
A( x) C ( x)
<
B ( x) D ( x)

 dengan A (x), B (x), C (x), dan D (x) : suku banyak.


(tanda < dapat diganti oleh >, ≥, ≤)
 Himpunan semua bilangan riil x yang memenuhi pertaksamaan disebut

{ x : adengan
< x < bHimpunan
} Penyelesaian
( a, b(Hp)
) pertaksamaan (berupa selang).
{ x : a �x �b} [ a, b ]
{Penulisan
x : a �x < Himpunan
b} [ a, b ) Selang
Penulisan Ket. Selang

{ x : a < x �b} ( a, b ] Buka

{ x : x �b} ( - �, b ] Tutup

{ x : x < b} ( - �, b )
{ x : x �a}
Rena Amalika Asyari
[ a, �) 7
{ x : x > a} ( a, �)
R ( - �� , )
Setengah Buka
Setengah Tutup
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Tak Terbatas
Tak Terbatas

Cara menentukan solusi (Hp/Himpunan penyelesaian) pertaksamaan


A( x) C ( x)
 Buat ruas kanan menjadi nol atau - <0
B ( x) D ( x)

P ( x)
 Bentuk menjadi <0
Q ( x)

 faktorkan atau uraikan P(x) dan Q(x) menjadi faktor linier atau faktor kuadrat
definit positif.
 Tentukan titik pemecah (pembuat nol) dari masing-masing faktor linier dan
atau kuadrat, lalu gambarkan dalam garis bilangan
 Gunakan satu titik uji untuk menentukan tanda ( + atau - ) interval pada garis
bilangan.

Contoh 1.
Selesaikanlah pertidaksamaan 2 x - 7 < 4 x - 2 dan perlihatkan grafik himpunan
penyelesaiannya.
jawab :
2x - 7 < 4x - 2
2 x < 4x + 5 (tambahkan 7)
-2 x < 5 (tambahkan -4x)
5 1
x>- (kalikan dengan - )
2 2
�5 � � 5�
Jadi HP = �- , ��= �x : x > - �
2
��� 2

Rena Amalika Asyari 8


Contoh 2.
Selesaikanlah pertidaksamaan 3 x 2 - x - 2 > 0 dan perlihatkan grafik himpunan
penyelesaiannya.
Jawab :
3 x 2 - x - 2 = ( x - 1) ( 3x + 2 )
� x -1 > 0 3x + 2 > 0
� x >1 3x > -2
2
x>-
3
jadi kita mempunyai titik-titik pemecahan di -2/3 dan 1
� 2�
maka HP = �-�, -ȥ � ( 1, )
� 3�

Contoh 3.
2x - 5
Selesaikanlah pertidaksamaan �1 dan perlihatkan grafik himpunan
x-2
penyelesaiannya.
Jawab :
2x - 5
�1
x-2
2x - 5 2x - 5 - ( x - 2)
-

� �1 0 0
x-2 x-2
x -3
�0
x-2
Mempunyai titik pemecahan di 2 dan 3
maka Hp = ( 2,3]

Rena Amalika Asyari 9


contoh 4.
2
selesaikan pertidaksamaan �x + 1 dan perlihatkan grafik himpunan
x
penyelesaiannya.
jawab :
2
- x - 1 �0
x
2 - x2 - x
�۳0
( 1- x) ( 2 + x) 0
x x

mempunyai titik pemecahan : x = 1, x = -2, dan x = 0


maka Hp = ( -�, -2] �( 0,1]

2.6 Nilai Mutlak


Konsep nilai mutlak sangat berguna dalam kalkulus, nilai mutlak suatu bilangan

riil x, dinyatakan oleh x , didefinisikan sebagai berikut :

x = x, jika x �0
x = - x, jika x < 0

2.6.1 Sifat-sifat Nilai Mutlak

Rena Amalika Asyari 10


1. a �0
2. -a = a
3. a < b, jika - b < a < b, dimana b > 0
4. a > b, jika a < -b, atau a > b
5. a.b = a b
a a
6. = , b �0
b b
7. a + b �a + b
8. a - b � a - b

x2 = x
2
Hal penting yang perlu diingat bahwa : x = x2
x < y � x2 < y 2

contoh soal :
1. 2 =2, karena 2 �0

2. -2 = - ( -2) = 2, karena -2 < 0

3. Selesaikan pertidaksamaan 3 x - 5 �1 dan perlihatkan grafik himpunan


penyelesaiannya.
jawab :
3 x - 5 �-1 atau 3 x - 5 �1
3 x �4 atau 3 x �6
4
x� atau x �2
3
� 4�
maka Hp : � , � [ 2,
-�ȥ )
� 3�

4. Selesaikan pertidaksamaan x + 3 �5 dan perlihatkan grafik himpunan


penyelesaiannya.
jawab :

Rena Amalika Asyari 11


-5 �x + 3 �5
-5 - 3 �x �5 - 3
-8 �x �2

maka Hp : { x : -8 �x �2}

5. Selesaikan pertidaksamaan 3 x + 1 �2 x - 6 dan perlihatkan grafik himpunan


penyelesaiannya.
jawab :
3x + 1 < 2 x - 6 � 3x + 1 < 2 x - 12
( 3x + 1) < ( 2 x - 12 )
2 2

� 9x2 + 6 x + 1 < 4 x 2 - 48 x + 144
� 5 x 2 + 54 x - 143 < 0
� ( 5 x - 11) ( x + 13) < 0

titik – titik pemecahannya yaitu -13 dan 11/5


� 11 �
Maka Hp : �-13, �
� 5�

Latihan Soal
1. Nyatakanlah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan yang diberikan dalam
cara penulisan selang dan sketsakan grafiknya.
a. 2 x + 16 < x + 25
b. - 6 < 2 x + 3 < -1
c. 2 x 2 + 7 x - 15 �0
2x - 3
d. �0
x +1
3
f. �2
x+5
2. Carilah himpunan penyelesaian dari ketaksamaan yang diberikan !

Rena Amalika Asyari 12


x
a. - 2 �6
3
b. 2 x - 7 > 3
5
c. 2 + �1
x
d . 2 2 x - 3 �x + 4
e. 3x - 1 > 2 x + 6

3. SISTEM KOORDINAT

Gambar 3. 1

Rena Amalika Asyari 13


Lihat gambar diatas, pandang dua titik P dan Q sembarang, masing – masing
dengan koordinat (x1, y1) dan (x2, y2) bersama dengan R – titik dengan koordinat –
koordinat (x2, y1) – P dan Q adalah titik – titik sudut sebuah segitiga siku – siku

(gambar 3.1). Panjang PR dan RQ masing – masing x2 - x1 dan y2 - y1 . Jika


teorema Pythagoras diterapkan maka akan diperoleh ungkapan untuk
mendefinisikan jarak antara P dan Q.

Jarak  d ( P, Q ) = ( x2 - x1 ) + ( y2 - y1 )
2 2

Contoh 1 : Carilah jarak antara


a. P (-2, 3) dan Q (4, -1)

b. P ( )
2, 3 dan Q ( p , p )

Jawab :

a. d ( P, Q ) = ( 4 - ( -2 ) ) + ( -1 - 3)
2 2
= 36 + 16 = 52

(p - 2) + (p - 3)
2 2
b. d ( P, Q ) = � 4.971 �2.23

3.1 KEMIRINGAN GARIS/GRADIEN

Rena Amalika Asyari 14


Gambar 3.2

Kemiringan m adalah ukuran kecuraman suatu garis, seperti terlihat pada gambar
3.2 diatas maka kita dapat mendefinisikan bahwa kemiringan (m) AB adalah :
y2 - y1
m=
x2 - x1

a. Bentuk Kemiringan Titik


Garis yang melalui titik (tetap) (x1, y1) dengan kemiringan m mempunyai
persamaan :
y - y1 = m ( x - x1 )

Contoh :
Cari persamaan garis yang melalui (-4, 2) dan (6, -1)

Jawab:
y2 - y1 -1 - 2 3
Kemiringan m adalah : m= = =-
x2 - x1 6+4 10
Sehingga dengan menggunakan titik (-4, 2) sebagai titik tetap, maka

y - y1 = m ( x - x1 )
didapatkan persamaan : 3
y-2 = - ( x + 4)
10
b. Bentuk Ax + By + C = 0
Akan sangat menarik untuk mempunyai suatu bentuk yang meliput semua
garis, termasuk garis – garis tegak.
Contoh : y - 2 = -4 ( x + 2 )

Bentuk ini dapat ditulis : 4 x + y + 6 = 0

c. Garis – Garis Sejajar

Rena Amalika Asyari 15


Jika dua garis mempunyai kemiringan sama, maka keduanya sejajar. Jadi
y = 2 x + 2 dan y = 2 x + 5 merupakan garis – garis sejajar; keduanya
mempunyai kemiringan 2, garis yang kedua adalah 3 satuan di atas yang
pertama untuk setiap nilai x, seperti terlihat dibawah ini :

Gambar 3.3

Untuk kemiringan garis sejajar nilai m1 = m2

Contoh :
Carilah persamaan garis yang melalui (6, 8) yang sejajar dengan garis yang
mempunyai persamaan 3x – 5y = 11

Jawab :
Persamaan 3x – 5y = 11 dapat pula diubah bentuk menjadi :
-5 y = -3 x + 11
 3 11
y = x-
5 5

Rena Amalika Asyari 16


3
Dari persamaan diatas terlihat bahwa kemiringan garis adalah , persamaan
5
garis yang diinginkan adalah :
y - y1 = m ( x - x1 )
 3
y -8 = ( x - 6) � 3 x - 5 y + 22 = 0
5

d. Garis – Garis Tegak Lurus

Gambar 3.4

Andaikan P1 ( x1 , y1 ) suatu titik pada l1 dan P2 ( x2 , y2 ) titik pada l2, seperti

diperlihatkan pada gambar 3.4. menurut teorema pythagoras P1 OP2


merupakan sudut siku-siku jika dan hanya jika :

d ( P1 , O ) � d ( P2 , O ) � d ( P1 , P2 ) �
2 2 2
 �
� �+ �
� �= �
� �

(x1
2
+ y12 ) + ( x2 2 + y2 2 ) = ( x1 - x2 ) + ( y1 - y2 )
2 2

Setelah penguraian dan penyederhanaan, persamaan ini menjadi

y1 x
2 x1 x2 + 2 y1 y2 = 0 atau =- 2
x1 y2

Rena Amalika Asyari 17


y1 y2
adalah kemiringan untuk l1 , sedangkan kemiringan untuk l2. sehingga
x1 x2

P1 OP2 adalah sudut siku-siku jika dan hanya jika kemiringan – kemiringan

dua garis tersebut berbanding terbalik satu sama lain.

Untuk persamaan garis yang saling tegak lurus nilai kemiringan adalah :
1
m1.m2 = -1 atau m1 = -
m2

Contoh :
Carilah persamaan garis yang melalui titik potong garis – garis dengan
persamaan 3 x + 4 y = 8 dan 6 x - 10 y = 7 , yang tegak lurus garis pertama.

Jawab :
Untuk mencari titik potong (x, y) maka gunakan metode eliminasi :
3x + 4 y = 8 x 2 � 6 x + 8 y = 16
6 x - 10 y = 7 x 1 � 6 x - 10 y = 7
- 18 y = -9
1
y=
2
1
Lalu substitusikan nilai y = ke salah satu persamaan :
2
3x + 4 y =8
�1 �
3 x + 4 � �= 8
�2 �
x=2
Jadi titik potongnya di (2, 1/2 )
Persamaan garis pertama yaitu 3 x + 4 y = 8 , dapat diubah bentuk menjadi :
3
4 y = -3 x + 8 � y = - x+8
4
3
Dari persamaan diatas didapatkan bahwa m1 = -
4

Rena Amalika Asyari 18


Maka kemiringan yang tegak lurus garis pertama adalah :
m1.m2 = -1
3 4
- .m2 = -1 � m2 =
4 3

Persamaan garis yang diinginkan adalah :


y - y1 = m ( x - x1 )
1 4 4 8 1
y- = ( x - 2) � y= x- +
2 3 3 3 2
Atau bisa ditulis : 8 x - 6 y - 13 = 0

Latihan soal :
1. Tuliskan persamaan garis melalui (3, -3) yang :
a. Sejajar garis y = 2 x + 5
b. Tegak lurus garis 3 y - 2 x + 9 = 0
2. Carilah persamaan garis yang melewati : 2 x + 3 y = 4 dan - 3 x + y = 5
a. Tegak lurus garis pertama
b Tegak lurus garis kedua

4. F U N G S I

Rena Amalika Asyari 19


4.1 FUNGSI RIIL
sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap
objek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal (domain function/D f),
dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan kedua. himpunan nilai yang
diperoleh secara demikian disebut daerah nilai (range function/Rf) fungsi tersebut.

• •

• •


Daerah asal Daerah hasil

misalnya, jika F adalah fungsi dengan aturan F ( x ) = x + 1 dan jika daerah asal
2

dirinci { -1, 0,1, 2,3} maka daerah nilainya adalah { 1, 2,5,10}


4 10
2 5 F ( x ) = x2 + 1
1 2
0 1
-1

Contoh 1 :
Cari daerah asal alamiah untuk :
1
a. f ( x) =
x-3
Jawab : daerah asal alamiah untuk f adalah { xι R : x 3} , x tidak boleh

sama dengan 3 untuk menghindari pembagian 0, karena pembagian


dengan 0 akan akan bernilai tak hingga.

b. g ( t ) = 9 - t2

jawab :

Rena Amalika Asyari 20


9 - t 2 �0
t 2 �9
t ��۳�
9 t 3

Sehingga daerah asal yang didapat { t ι R : t 3} atau [ -3,3]

c. y= ( 3 - x ) ( 2x + 4)
jawab :
( 3 - x ) ( 2 x + 4)
3 - x �0 atau 2 x + 4 �0
3 �x 2 x �-4
x �3 x �-2

Sehingga daerah asal yang didapat : D f = { x -2 �x �3}

Contoh 2 :
Untuk f ( x ) = x - 2 x , cari nilai f(4), f(2-h), [f(2-h)-f(4)]
2

Jawab :
f ( 4 ) = 42 - 2.4 = 8
f ( 2 - h) = ( 2 - h) - 2 ( 2 - h)
2

 = 4 - 4h + h 2 - 4 + 2h
= h 2 - 2h
�f ( 2 - h ) - f ( 4 ) �
�= h - 2h - 8
2

Contoh 3 :
Buatlah sketsa grafik dari : (a) f ( x ) = x - 2 , (b) g ( x ) = x - 2 x ,
2 3

Jawab :

Rena Amalika Asyari 21


8 y

x
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-2

-4

Grafik 4.1 f ( x ) = x - 2
2

8
6
4
2
0
x

-4 -3 -2 -1 -2 0 1 2 3 4

-4
-6
-8
y

Grafik 4.2 g ( x ) = x - 2 x
3

Atau bisa dilihat pada tabel berikut ini :


Fungsi Daerah Asal Daerah Nilai
f ( x) = x2 - 2 R { y ι R : y -2}
g ( x ) = x3 - 2 x R R
4.2. FUNGSI LINIER

Bentuk Umum  y = ax + b

Dimana : x = variabel bebas

Rena Amalika Asyari 22


y = variabel tak bebas
a dan b = konstanta dan a ≠ 0

Contoh 1 :
Buat grafik y = x – 2
Jawab :
X y=x-2 0,5
0 -2
0
1 -1
0 0,5 1 1,5 2 2,5
2 0 -0,5
y

-1

-1,5

-2
x
Grafik 4.3 y = x - 2

4.3. FUNGSI KUADRAT

Bentuk Umum  y = ax 2 + bx + c

Dimana : x = variabel bebas


y = variabel tak bebas
a, b dan c = konstanta dan a ≠ 0
Langkah Menggambar
 a>0  kurva � (terbuka ke atas)
a<0  kurva � (terbuka ke bawah)
 Cari nilai D = b2 – 4ac
1. Untuk D < 0  tidak memotong sumbu x
2. Untuk D = 0  memotong sumbu x di satu titik
3. Untuk D > 0  memotong sumbu x di dua titik
 Cari titik potong sumbu x  y = 0
sumbu y  x = 0

Rena Amalika Asyari 23


�-b - D �
 Cari titik puncak  P � , �
�2a 4a �

Contoh :
Buat grafik y = x 2 - 4
Jawab :
 a>0  kurva � (terbuka ke atas)
 D = b2 – 4ac
D = 0 – 4 (1)(-4) = 16 > 0 (artinya D > 0, memotong sumbu x di dua titik)
 Mencari titik potong (x,y)
Untuk y = 0 untuk x = 0
0 = x2 – 4 y = x2 – 4
-x2 = - 4 y=0–4
x=±2 y = -4
 Mencari titik puncak
�-b - D � �0 -16 �
P� , �= � , �= ( 0, -4 )
�2a 4a � �2 4 �

0 x
-3 -2 -1 0 1 2 3
-1

-2

-3

-4

-5
y

Grafik 4.4 y = x2 – 4
4.4 FUNGSI DENGAN HARGA MUTLAK
 Menggambar grafik fungsi dengan harga mutlak harus diatas sumbu x

Rena Amalika Asyari 24


 Untuk menggambar fungsi yang mengandung harga mutlak, adalah

x = x, jika x �0
sebagai berikut :
x = - x, jika x < 0

Contoh :
1. Gambar grafik dari y = x
Jawab :
X<0 y=-x (x , y) Grafik 4.5 y = x
-1 1 ( - 1, 1 )

y
-2 2 ( -2, 2 ) 2,5

2
X≥0 y=x ( x, y )
0 0 ( 0, 0 ) 1,5
1 1 ( 1, 1 )
1
2 2 ( 2, 2 )
0,5
x
0
-3 -2 -1 0 1 2 3

2. Gambar grafik dari y = 2 x - 4


Jawab :
-2x + 4 bila 2x – 4 < 0
2x < 4
y = 2x - 4 x<2

2x – 4 bila 2x – 4 ≥ 0
2x ≥ 4
x≥2

Rena Amalika Asyari 25


X<2 y = - 2x + 4 (x , y) Grafik 4.6 y = 2 x - 4
1 2 ( 1, 2 )
5
0 4 ( 0, 4 )
4

X3≥ 2 y = 2x – 4 ( x, y )
y

22 0 ( 2, 0 )
13 2 ( 3, 2 )
04 4 ( 4, 4 )
0 1 2 3 4 5
x

4.5 FUNGSI INVERS


Invers artinya kebalikan f-1(x) , dibawah ini adalah contoh untuk fungsi invers :
f ( x) � y = 2x - 4
2x = y + 4
y+4 y
x= = +2
2 2
x
f -1 ( x ) = + 2
2

4.6 OPERASI FUNGSI


Fungsi bukanlah bilangan, tetapi seperti halnya dua bilangan a dan b,
dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a + b, demikian
juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah fungsi
baru f + g. Operasi pada fungsi meliputi jumlah, selisih, hasil kali, hasil bagi,
pangkat.

Contoh :
x-3
f ( x) = dan g ( x) = x + 5
2

Rena Amalika Asyari 26


Jawab :
x -3
a. ( f + g ) ( x) = f ( x) + g ( x) = + x+5
2
x-3
b. ( f - g ) ( x ) = f ( x ) - g ( x ) = - x+5
2
x-3
c. ( f .g ) ( x ) = f ( x ) .g ( x ) = . x +5
2
�f � f ( x) x-3
d. � � ( x) = =
�g � g ( x) 2 x + 5
2
�x - 3 � x - 6 x + 9
2
e. f 2 ( x ) = �
� ( )� �2 �
2
f x � = =
� � 4

4.7 Fungsi Komposisi


Fungsi ini menerima x sebagai masukan, bekerja pada x, dan
menghasilkan f(x). Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan kemudian g
bekerja pada f(x) untuk menghasilkan g(f(x)), dikatakan bahwa kita telah
menyusun g dengan f. Fungsi yang dihasilkan disebut komposit g dengan f,

dinyatakan oleh g o f, atau dituliskan sebagai berikut : ( g o f ) ( x) = g ( f ( x) )

Contoh :

1. f ( x ) = x dan g ( x ) = x 2 - 1 , maka f og ( x ) dan g o f ( x ) ?

Jawab :
f og ( x ) = f ( g ( x ) ) g o f ( x) = g ( f ( x) )
= f ( x 2 - 1) =g ( x)
f ( x) = x g ( x ) = x2 -1
f ( x 2 - 1) = x 2 - 1 g ( x) = x2 - 1 = x - 1

Dari jawaban diatas terlihat bahwa nilai f og ( x ) �g o f ( x )

Rena Amalika Asyari 27


6x
2. Andaikan f ( x ) = 3x dan g ( x ) =
( x - 9 ) , cari nilai
2

f og ( x ) dan daerah asalnya, dan f og ( 5 )

Jawab :
f og ( x ) = f ( g ( x ) )
� 6x �
= f �2 �
�x - 9 �

f ( x ) = 3x
� 6x � 18 x 18 x
f og ( x ) = 3 � 2 �= =
�x - 9 � x2 - 9 x2 - 9
Syarat daerah asal :
x2 - 9 > 0
x2 > 9
x > �3

Jadi daerah asal alamiahnya D f : [ -�, -ȥ3) ( 3, ]


18 x
f og ( x ) =
x2 - 9

18 �5 90
f og ( 5 ) = =
5 -9
2 4

Latihan Soal :
1. Carilah nilai f(h), f(-3), f(h2-4), dan [f(1/h) – f(2h)] dari fungsi
1
f ( x ) = 2x2 +
x+5
x +1
2. Carilah daerah asal dari : y = 4 x - x dan y =
2

x
3. Buatlah sketsa grafik dari fungsi harga mutlak : y = x - 9 dan y = 6 - 3x
2

�1 �
4. Cari nilai f og ( x ) , g o f � �dan �
�x �
�f
�g
( 5) �
�dari fungsi

1
f ( x ) = 2 dan g ( x ) = -3x 2 + 5 x
x

Rena Amalika Asyari 28


5. LIMIT DAN KEKONTINUAN

Secara kasar dapat diketahui bahwa limit dapat memberikan penjelasan


bagaimana keadaan suatu fungsi jika diberikan nilai-nilai tertentu pada suatu
variabel bebasnya dengan tidak menentukan nilai yang pasti.
 Bila nilai f(x) mendekati L untuk nilai x mendekati a dari arah kanan maka
dikatakan bahwa limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari kanan sama
dengan L dan dinotasikan :
lim f ( x ) = L ………………………………………………. (1)
x �c +

 Bila nilai f(x) mendekati l untuk nilai x mendekati a dari arah kiri maka
dikatakan bahwa limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari arah kiri sama
dengan l dan dinotasikan :
lim f ( x ) = L ………………………………………………. (2)
x �c -

 Bila L = l maka dikatakan bahwa limit fungsi f(x) untuk x mendekati a


sama dengan L dan dinotasikan :
lim f ( x ) = L ………………………………………………. (3)
x �c

Sedangkan bila L l maka dikatakan bahwa limit fungsi f(x) untuk x mendekati a
tidak ada.
Bentuk (1) dan (2) disebut limit sepihak, . Sedangkan bentuk (3) mengisyaratkan
bahwa nilai limit fungsi pada suatu titik dikatakan ada bila nilai limit sepihaknya
sama atau nilai limit kanan (1) sama dengan nilai limit kiri (2).
Dibawah ini adalah beberapa teorema tentang limit : Andaikan n bilangan

bulat positif, k konstanta dan lim f ( x ) = L dan lim g ( x ) = G adalah fungsi-


x �c x �c

fungsi yang mempunyai limit di c, maka :

Rena Amalika Asyari 29


1. lim k = k
x �c

2. lim x = c
x �c

3. lim kf ( x ) = k lim f ( x )
x �c x �c

4. lim � f ( x) + g ( x) �
�= L + G
x �c �

5. lim � f ( x) - g ( x) �
�= L - G
x �c �

6. lim � f ( x ) .g ( x ) �
�= LG
x �c �

f ( x) L
7. lim =
x �c g ( x) G

Contoh :
x2 - 3 6
1. lim =
x �3 2 x - 2 x - 3
2
7

2. lim
x + 3x + 2
2
= lim
( x + 2 ) ( x + 1) = lim x + 1 = 1
x � -2 x2 - 4 x �-2 ( x + 2 ) ( x - 2 ) x � -2 x - 2 4
x 3 - 27 3 x 2 3 ( 3) 3 ( 9 ) 27 9
2

3. lim 2 = = = = =
x �3 x - 9 2x 2 ( 3) 6 6 2

4. lim
( x + h)
2
- x2
=
(x 2
+ 2hx + h 2 ) - x 2
= 2x
h �0 h h
2 x3
2 x3 2 x32
5. lim = 2 = = =�
x �� x + 1
2
x 1 1 1 0
+ 3 +
x 3
x x x3

Fungsi f(x) dikatakan kontinu pada suatu titik x = a bila nilai limit f(x)
pada x mendekati a sama dengan nilai fungsi di x = a atau f(a). Secara lebih jelas,
f(x) dikatakan kontinu di x = a bila berlaku :
1. f(a) terdefinisi atau f(a) .

2. lim f ( x ) ada, yakni : lim+ f ( x ) = lim- f ( x )


x �a x �a x�a

3. lim f ( x ) = f ( a )
x �a

Rena Amalika Asyari 30


Bila minimal salah satu dari persyaratan di atas tidak dipenuhi maka f(x)
dikatakan tidak kontinu atau diskontinu di x = a dan titik x = a disebut titik
diskontinu. Secara geometris, grafik fungsi kontinu tidak ada loncatan atau tidak
terputus. Bilamana kita menggambarkan suatu grafik fungsi sembarang dengan
mengerakkan pensil kita di kertas dan tanpa pernah mengangkat pensil tersebut
sebelum selesai maka akan kita dapatkan fungsi kontinu.
Fungsi f(x) dikatakan kontinu pada interval buka ( a,b ) bila f(x) kontinu
pada setiap titik di dalam interval tersebut. Sedangkan f(x) dikatakan kontinu
pada interval tutup [ a,b ] bila :
1. f(x) kontinu pada ( a,b )

(
2. f(x) kontinu kanan di x = a lim+ f ( x ) = f ( a )
x �a
)
(
3. f(x) kontinu kiri di x = b lim- f ( x ) = f ( b )
x �b
)
Bila f(x) kontinu untuk setiap nilai x maka dikatakan f(x) kontinu atau
kontinu dimana-mana.

Contoh :
�x 2 + 2kx + 1
� , x < -1 kontinu di x = -1
Tentukan nilai k agar fungsi f ( x ) = � x + 1
�x 2 + 2, x �-1

Jawab :
Nilai fungsi di x = -1, f( -1 ) = 3.
Sebab nilai limit kanan sama dengan 3 maka nilai limit kiri juga sama dengan 3.

x 2 + 2kx + 1
Untuk itu pembilang dari bentuk harus mempunyai faktor x + 1.
x +1
Dengan melakukan pembagian pembilang oleh penyebut didapatkan
x 2 + 2kx + 1 -2k + 2
= x + 2k - 1 + , Dari sisa pembagian ( -2k + 2 ) sama dengan
x +1 x +1
nol maka didapatkan k = 1.

Rena Amalika Asyari 31


Latihan Soal :
Carilah nilai dari :
2x - 4
1. lim
x �2 x + 3

x-4
2. lim 2
x �2 x - x - 12

4 - x2
3. lim
x � -2
3 - x2 + 5
x2 + x - 2
4. lim
x �� 4 x 3 - 1

�x 2 + 1, x �1
5. Diketahui: f ( x ) = � 2
�x - x + 2, x > 1
a. hitung lim- f ( x ) dan lim+ f ( x )
x �1 x �1

b. selidiki apakah lim f ( x ) ada, jika ada berapa nilainya


x �1

Rena Amalika Asyari 32


6. F U N G S I T R I G O N O M E T R I

hadapan
miring

θ
dekatan

hdp dkt hdp


sin q = , cos q = , tan q =
mrg mrg dkt

6.1 Aturan Kuadran Sinus, Kosinus, Tangen

90 0

Kuadran II Kuadran I
Hanya sin yang Sin, cos, tgn,
bernilai + (positif) bernilai + (positif)
00
180 0
360 0
Kuadran III Kuadran IV
Hanya tan yang Hanya cos yang
bernilai + (positif) bernilai + (positif)

270 0

Rena Amalika Asyari 33


Tabel Sudut Istimewa Sinus, Cosinus, dan Tangen

x Sin x Cos x Tan x


0 0 1 0
p 1 3 3
6 2 2 3
p 2 2 1
4 2 2
p 3
3 1
2 2 3
p 1 0
2 �
2p 3 -1
3 2 2 - 3
3p 2 - 2 -1
4 2
2
5p - 3
6 1 - 3 3
2 2
p 0 -1
0

Grafik Sinus dan Kosinus


Untuk menggambarkan grafik y = sin t dan y = cos t, dapat dengan menggunakan
tabel trigonometri ataupun kalkulator, jika hasilnya telah diketahui maka
grafiknya akan tergambar seperti berikut ini :

Rena Amalika Asyari 34


Ada empat hal tentang grafik di atas yaitu :
1. sin t dan cos t keduanya berkisar dari -1 sampai 1
2. Kedua grafik berulang dengan sendirinya pada selang yang berdampingan
sepanjang 2π
3. Grafik y = sin x simetri terhadap titik asal dan y = cos x terhadap sumbu y
4. Grafik y = sin x sama seperti y = cos x, tetapi digeser π/2 satuan ke kanan

Catatan :
π = 1 radian = 180 derajat

Empat Fungsi Trigonometri Lainnya


sin x cos x
tan x = cot x =
cos x sin x
1 1
sec x = csc x =
cos x sin x

Contoh :
1. Buktikan bahwa tangen adalah fungsi ganjil
Jawab :
sin ( -t ) - sin t
tan ( -t ) = = = - tan t
cos ( -t ) cos t

2. Periksa kebenaran kesamaan – kesamaan berikut :


1 + tan 2 t = sec2 t 1 + cot 2 t = csc 2 t
Jawab :
sin 2 t cos 2 t + sin 2 t 1
1 + tan 2 t = 1 + 2
= 2
= = sec2 t
cos t cos t cos 2 t
cos 2 t sin 2 t + cos 2 t 1
1 + cot 2 t = 1 + 2
= 2
= 2
= csc 2 t
sin t sin t sin t

Rena Amalika Asyari 35


Kesamaan Trigonometri

Rena Amalika Asyari 36


Kesamaan ganjil - genap Kesamaan fungsi ko
�p �
sin ( - x ) = - sin x sin � - x �= cos x
�2 �
�p �
cos ( - x ) = cos x cos � - x �= sin x
�2 �
�p �
tan ( - x ) = - tan x tan � - x �= cot x
�2 �

Kesamaan Phytagoras Kesamaan Penambahan


sin 2 x + cos 2 x = 1 sin ( x + y ) = sin x cos y + cos x sin y
1 + tan 2 x = sec2 x cos ( x + y ) = cos x cos y - sin x sin y
tan x + tan y
1 + cot 2 x = csc2 x tan ( x + y ) =
1 - tan x tan y

Kesamaan sudut ganda


sin 2x = 2sin x cos x
cos 2 x = cos 2 x - sin 2 x = 2 cos 2 x - 1 = 1 - 2sin 2 x

Kesamaan setengah-sudut
1 - cos 2 x 1 + cos 2 x
sin 2 x = cos 2 x =
2 2

Kesamaan jumlah
�x + y � �x - y �
sin x + sin y = 2sin � �cos � �
�2 � �2 �
�x + y � �x - y �
cos x + cos y = 2 cos � �cos � �
�2 � �2 �

Kesamaan Hasil Kali


1
sin x sin y = - � cos ( x + y ) - cos ( x - y ) �
2� �
1
cos x cos y = � cos ( x + y ) + cos ( x - y ) �
2� �
1
sin x cos y = � sin ( x + y ) + sin ( x - y ) �
2� �

Latihan Soal :

Rena Amalika Asyari 37


1. Tentukan nilai dari :
7p �1 �
a. cos c. cos -1 �- 3�
6 �2 �
sin 3300 + cos ( -45 ) �1 �
b. d . sin -1 � �
tan ( -270 ) �2 �
2. Periksa kebenaran kesamaan berikut :
sec 2 t - 1
a. 2
= sin 2 t
sec t
b. cos t ( tan t + cot t ) = csc t
1 cos t
c. - = tan t
sin t cos t sin t
3. Sketsakan grafik – grafik berikut pada ;
a. y = sec t c. y = 3sin t
� p�
b. y = sin 2t d . y = cos �
t+ �
� 3�

7. T U R U N A N

Rena Amalika Asyari 38


Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca f aksen) yang nilainya pada
sembarang bilangan c adalah :
f ( c + h) - f ( c)
f ' ( c ) = lim
h �0 h
Asalkan limit ini ada.
Jika limit ini memang ada, maka dikatakan bahwa f terdiferensialkan
(terturunkan) di c. Pencarian turunan disebut pendiferensialan, bagian kalkulus
yang berhubungan dengan turunan disebut kalkulus diferensial.

Contoh :
1. Andaikan f ( x ) = 13 x - 6. cari f ( 4 )
'

Jawab :
f ( 4 + h ) - f ( 4)
f ' ( 4 ) = lim
h �0 h
� 13 ( 4 + h ) - 6 � 13 ( 4 ) - 6 �
�- �
= lim � � �
h �0 h
13h
= lim = lim13 = 13
h �0 h h �0

1
2. Jika f ( x ) = . cari f ( x )
'

x
Jawab :
1 1
f ( x + h) - f ( x) -
f ' ( x ) = lim = lim x + h x
h �0 h h �0 h
�x - ( x + h ) 1 � � -h 1�
= lim � . �= lim � . �
�( x + h ) x h �
h �0 h �0 ( x + h ) x x
� �
-1 -1
= lim = 2
h �0 ( x + h ) x x

2
3. Cari nilai g’(x), jika g ( x ) =
( x + 3)
Jawab :

Rena Amalika Asyari 39


2 2
-
g ' ( c ) = lim
g ( x ) - g ( c ) = lim x + 3 c + 3
x �c x-c x �c x-c
�2 ( c + 3) - 2 ( x + 3 ) 1 �
= lim � . �
� ( x + 3) ( c + 3 ) x -c�
x �c

� -2 ( x - c ) 1 �
= lim � . �
x �c ( x + 3 ) ( c + 3 ) x - c
� �
-2 -2
= lim =
x �c ( x + 3 ) ( c + 3)
( c + 3)
2

Aturan turunan limit diatas bisa lebih disederhanakan menjadi turunan fungsi
seperti di bawah ini :
f ( x) = k � f ' ( x) = 0
f ( x ) = kx � f ' ( x ) = x
f ( x ) = x n � f ' ( x ) = nx n -1
f ( x ) = kx n � f ' ( x ) = knx n -1
f ( x ) = u.v � f ' ( x ) = u 'v + uv '
u u 'v - uv '
f ( x) = � f ' ( x) =
v v2

Contoh :

3. y = ( -2 x3 + 1)
5
1. y = x5 + 5 x 4 - 6

y ' = 5 ( -2 x3 + 1) . - 6 x 2
4
y ' = 5 x 4 + 20 x3
2
= -30 x 2 ( -2 x 3 + 1)
4
2. y = 3 x - 3 x +
x
y = 3 x - x + 2 x -1/ 2
' 1/ 2 3/2

3 -1/ 2 3 1/2
= x - x - x -3/ 2
2 2
3 3 1
= - x-
2 x 2 x3

Rena Amalika Asyari 40


4. y = x . ( 3 x 2 - 6 x )
misal: u = x = x1/2 v = 3x 2 - 6 x
1
u ' = x -1/2 v' = 6 x - 6
2
maka y = u 'v + uv '
'

1
= x -1/2 . ( 3 x 2 - 6 x ) + x1/2 ( 6 x - 6 )
2
1 1
=
2 x
( 3x 2 - 6 x ) +
x
( 6x - 6)
2x
5. y =
( 6x - 4)
2 3

v = ( 6x2 - 4)
3
misal: u = 2 x

v ' = 3 ( 6 x 2 - 4 ) .12 x
2
u' = 2
= 36 x ( 36 x 4 - 48 x 2 + 16 )

u ' v - uv ' 2 ( 6 x - 4 ) - 2 x.36 x ( 36 x - 48 x + 16 )


2 3 4 2

maka y =
'
=
v2 3 2


( 6 x 2
- 4 )�

7.1 PENGGUNAAN TURUNAN


Nilai Maksimum dan Minimum
Dalam kehidupan sering kali kita dihadapkan pada masalah penentuan cara
terbaik untuk melakukan sesuatu. Kadang – kadang ini ternyata masalah
pemaksimuman (atau peminimuman) suatu fungsi pada himpunan tertentu.
Jika demikian, metode-metode kalkulus meyediakan alat ampuh untuk
pemecahan masalah tersebut.
y

y = f(x)

x
Gambar 1

Rena Amalika Asyari 41


Lihat gambar 1 diatas
Andaikan S daerah asal f, memuat titik c kita katakan bahwa :
(i) f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f (c) ≥ f(x) untuk semua x di S
(ii) f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f (c) ≤ f(x) untuk semua x di S
(iii) f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau nilai
minimum

Biasanya fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan akan


mempunyai suatu selang I sebagai daerah asalnya. Beberapa dari selang ini

memuat titik-titik ujung, beberapa tidak. Misalnya, I = [ a, b ] memuat titik ujung

dua-duanya; I = [ a, b ) hanya memuat titik ujung kiri; I = ( a, b ) tidak memuat


titik ujung satupun.
Jika c sebuah titik pada mana f’(c)=0, jika f(c) adalah titik ekstrim, maka
c haruslah suatu titik kritis yakni c berupa salah satu : titik ujung dari I, titik
stationer dari f(f’(c)=0), dan titik singular dari f(f”(c) tidak ada).

Contoh :
1. Carilah nilai – nilai maksimum dan minimum dari f ( x ) = -2 x + 3x pada
3 2

�1 �
- ,2

�2 � �
Jawab :
Titik – titik ujung adalah -1/2 dan 2. Untuk mencari titik-titik stationer kita
pecahkan :
f ' ( x ) = -6 x 2 + 6 x = 0
= x ( -6 x + 6 )

Maka diperoleh nilai x adalah 0 dan 1. tidak terdapat titik-titik singular, jadi
titik-titik kritis adalah -1/2, 0, 1, 2
Untuk mencari nilai maksimum dan minimum maka :

Rena Amalika Asyari 42


3 2
� 1� � 1� � 1�
=> f �- �= -2 �- �+ 3 �- � => f ( 0 ) = 0
� 2� � 2� � 2�
� 1� 3
= -2 �- �+ => f ( 1) = 1
� 8� 4
=1 => f ( 2 ) = -4

Jadi nilai maksimum dicapai pada x=1 dan x = -1/2 dan nilai minimum pada
x=-2, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

0
-1 0 1 2 3
-1
y

-2

-3

-4

-5
x

2. Kotak persegi panjang dibuat dari selembar papan, panjang 24 cm dan lebar 9
cm, dengan memotong persegi panjang identik pada keempat pojok dan
melipat ke atas sisi-sisinya seperti pada gambar di bawah ini. Cari ukuran
kotak yang volumenya maksimum dan berapa nilai volumenya?

x
9
9 – 2x

24 24 – 2x

Rena Amalika Asyari 43


Jawab :
Andaikan x adalah sisi persegi panjang yang harus dipotong dan V adalah
volume kotak yang dihasilkan, maka :
V = x ( 9 - 2 x ) ( 24 - 2 x ) = 216 x - 66 x 2 + 4 x 3

Sekarang x tidak dapat lebih kecil dari 0 ataupun lebih besar dari 4.5,

sehingga nilai maksimum V didapat pada selang [ 0, 4.5] . Titik – titik stationer
didapat pada V’ = 0, maka :
V ' = 216 - 132 x + 12 x 2 = 12 ( 18 - 11x + x 2 ) = 12 ( 9 - x ) ( 2 - x ) = 0

Ini memberikan x = 2 atau x = 9, tetapi 9 tidak pada selang [ 0, 4.5] . Terdapat


tiga titik kritis yaitu 0, 2 dan 4.5. Pada titik-titik ujung 0 dan 4.5 nilai V = 0,
pada 2 nilai V = 200. Jadi kotak mempunyai volume maksimum 200 cm 3, jika
x = 2, yaitu panjangnya 20 cm, lebar 5 cm dan tinggi 2 cm.

Latihan Soal :
1. Hitung Turunan (y’) dari :
x2 1
a. y= c. y = (2x3 – 2x)(7x2 - x + 3)
4- x 2 2

x 2 - 3x
b. y = d. y = ( x - 1) x 2 - 2 x + 2
4x + 7
2. Kenali titik kritis dan cari nilai maksimum-minimum pada
1
a. f(x) = pada I = [-2,1]
1+ x2

b. f ( x ) = 3 x 3 - 9 x + 2 pada [ -2, 2]

3. Seseorang petani memutuskan membuat 3(tiga) kandang yang identik dengan


80 meter kawat yang dimilikinya. Berapa ukurannya agar kandang seluas
mungkin? (sisi sepanjang gudang tdak memerlukan kawat)

GUDANG

Rena Amalika Asyari 44


8. I N T E G R A L

Pada bab sebelumnya telah dikaji tentang pendiferensialan (penurunan),


maka kebalikannya yaitu anti pendiferensialan (anti penurunan), atau biasa
disebut dengan istilah integral.
Penulisan integral yang lebih mudah diingat adalah penulisan Leibniz yaitu

menggunakan lambang �.... dx. Dibawah ini adalah beberapa rumusan integral

dengan C adalah konstanta, yaitu :


a. �
k dx = kx + C
1

n +1
b. x dx =
n
x +C
n +1
r +1

�g ( x) �

g ( x) �
�g ( x ) dx = r + 1 + C
n
c. �


'

Contoh :
a. �
2 dx = 2 x + C

( x + 4)
1/2
b. �x + 4 dx = � dx
1 1
( x + 4) 2 + C
+1
=
1 +1
2
2
= ( x + 4) + C
3/2

3
(x + 6x ) ( 6x + 12 ) dx
5

3 2
c.
misal u = x3 + 6 x � du = ( 3 x 2 + 6 ) dx

(x + 6x) ( 6x + 12 ) dx = �
5

3 2
u 5 2du
= 2�
u 5 du
�u6 � u6
= 2 � + C �= + 2C
�6 � 3
(x + 6x)
3 6

= + 2C
3

Rena Amalika Asyari 45


8.1 INTEGRAL TENTU
Misal f(x) kontinu pada [ a, b ] dan f(x) adalah anti turunan dari f(x). Maka

b
f ( x ) dx = F ( b ) - F ( a ) ,
� a merupakan batas bawah dan b adalah batas atas
a

pengintegralan. Dibawah ini adalah sifat – sifat yang berkaitan dengan integral
tentu yaitu :
b b b
1. �pf ( x ) + qg ( x ) �

� f ( x ) dx +q �
dx = p �
� g ( x ) dx (sifat linier)
a a a
c b c
2. f ( x ) dx = �
� f ( x ) dx + �
f ( x ) dx
a a b

Contoh :
3

1. Hitung ( x + 3) dx

-2

3 3
1 2
� ( x + 3) dx = �


x + 3x �
-2
2
� �
-2

�1 2 �� 1 �
= � ( 3) + 3 ( 3) �- � ( -2 ) + 3 ( -2 ) �
2
Jawab :
�2 �� 2 �
27 8 35
= + =
2 2 2
4

2. Hitung �x
2
+ x ( 2 x + 1) dx
0

Rena Amalika Asyari 46


andaikan u = x 2 + x � du = ( 2 x + 1) dx

�x
2
+ x ( 2 x + 1) dx = �
u1/2 du
2 2
= u 3/2 + C = ( x 2 + x ) + C
3/2

3 3
4 4
2
� �
Jawab : x + x ( 2 x + 1) dx = � ( x 2 + x ) + C �
3/ 2

2

0
3
� �
0

�2 �
= � ( 20 ) + C �- [ 0 + C ]
3/2

�3 �
2
= ( 20 ) �59, 63
3/2

3
8.2 PENGGUNAAN INTEGRAL

Luas daerah Bidang Rata

y=f(x) Daerah Di atas Sumbu X.


Andaikan y = f(x) menentukan
persamaan sebuah kurva pada
R bidang xy dan andaikan f kontinu
dan tak negatif pada selang
(interval) a ≤ x ≤ b. Lihat gambar
a
b disamping, tinjaulah daerah R yang
dibatasi oleh grafik – grafik dari y
= f(x), x = a, x=b dan y=0. Kita mengacu R sebagai daerah di bawah y = f(x)

antara x = a dan x = b. Maka luasnya A (R) ditentukan oleh : A ( R ) = �


f ( x ) dx
a

Contoh :
Tentukan luas daerah R di bawah kurva y = 2x3 – x2 + 6x + 5, antara x = 0, dan
x=2
Jawab :

Rena Amalika Asyari 47


R

Kurva persamaan y = 2x3 – x2 + 6x + 5

( 2 x3 - x 2 + 6 x + 5) dx
A( R) = �
0
2
1
� 1 �
= � x 4 - x3 + 3x 2 + 5 x �
2
� 3 �
0

1
� 1 3 �
= � ( 2 ) - ( 2 ) + 3 ( 2 ) + 5 ( 2 ) �- 0
4 2

2
� 3 �
� 8 � 112
=�
18 - + 12 + 10 �=
� 3 � 3
Daerah Di Bawah Sumbu X.
Luas dinyatakan oleh bilangan yang tak
a b
negatif. Apabila grafik y = f(x) terletak

R b

di bawah sumbu x, maka f ( x ) dx


�a

adalah bilangan yang negatif. Sehingga


y=f(x)
tak dapat melukiskan suatu luas. Akan
tetapi bilangan itu adalah negatif untuk luas daerah yang dibatasi oleh y = f(x),
x = a, x = b dan y = 0.

Contoh :
1. Tentukan luas daerah R yang dibatasi oleh y = (x 2/3) – 4, sumbu x, x = -2 dan
x=3

Rena Amalika Asyari 48


Jawab :

Kurva persamaan y = (x2/3) – 4


3
�x 2 � 3 � x2 �
A( R) = - � dx = �
� - 4� �- + 4�
dx
-2 �
3 � -2 � 3 �
3
� x3 � � 27 � �8 �
=� - + 4x� = �- + 12 �- � - 8 �
�9 �
-2 � 9 � �9 �
145
=
9

2. Tentukan luas daerah R yang dibatasi oleh y = x3 – 3x2 – x + 3, ruas sumbu


antara x = 1 dan x = 2 dan oleh garis x = 2
Jawab :

Kurva persamaan y = x3 – 3x2 – x + 3

Rena Amalika Asyari 49


Pada kurva diatas terlihat bahwa sebagian di atas sumbu x dan sebagiannya
lagi di bawah sumbu x, Luas masing – masing bagian ini harus dihitung
secara terpisah, yaitu :
1 2
A( R) = (x

3
- 3x - x + 3) dx - �
2
( x3 - 3x 2 - x + 3) dx
-1 1
1 2
�x 4 x2 � �x 4 x2 �
= � - x3 - + 3x � - � - x 3 - + 3x �
�4 2 �
-1 �4 2 �
1

� 7 � 23
= 4-�
- �=
� 4� 4

Latihan Soal :
1. Tentukan nilai Integral dari fungsi berikut
3

 (3x - 2 x + 3)dx
2 15 2
a. f(x) = (x +3x) (8x+12) c.
-1

2
4 3
 (2 x + 3)dx
3
b. d. f(x) = 3 –
-3 x x5
2. Gambarlah daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva yang persamaannya
diketahui dan hitunglah luas daerahnya.
1
a. y = 4 - x 2 , y = 0, x = 0, x = 3
3
1
b. y = ( x 2 - 10 ) , y = 0, x = -2, x = 3
2
c. y = 3 x , y = 0, x = -1, x = 8
d . x = - y 2 + y + 2, x = 0
e. x = y 4 , x = 2 - y 4

Rena Amalika Asyari 50


8. DERET BILANGAN DAN JUMLAH

Konvergen atau divergen suatu deret tak hingga dapat diperiksa melalui 5 tes di
bawah ini yaitu :
1. Tes Jumlah 4. Tes Integral
2. Tes Banding 5. Tes Akar
3. Tes Rasio

1. Tes Jumlah

- Konvergen jika lim S n = ada


n ��

- Divergen jika lim S n = ��


n ��

Contoh :
1. Deret Tak Hingga : 1 + 3 + 5 + 7 + ... + (2n – 1)
Maka : Un = 2n – 1, U1 = 1
1
Sn = n ( un + u1 )
2
1 1
= n ( 2n - 1 + 1) = n ( 2n ) = n 2
2 2
lim S n = lim n 2 = �
n �� n ��

Rena Amalika Asyari 51


Karena nilai limitnya tak hingga maka deret ini adalah divergen.

1 1 1
2. Deret Tak Hingga : 1 + + + ... + n-1 (deret geometri)
2 4 2
1 u1
un = Sn =
2n -1 1- r
Maka :
1
u1 = 1 r=
2
1 1
lim S n = lim = =2
n �� n �� 1 1
1- 2
2
Karena nilai limit tak hingganya ada yaitu 2, maka deret ini konvergen.
2. Tes Banding
Vn �un � konvergen
Vn �un � divergen
Contoh :
1 1 1 1
1. Deret Tak Hingga : + + + ... +
1 2 3 n
1 1
Vn = � ambil pembanding un =
n n

1 2 3
Vn 1 1 1
1 2 3
un 1 1/2 1/3

Dilihat dari tabel diatas bahwa Vn �un , maka deret tersebut adalah
konvergen.

1
2. Deret Tak Hingga : Vn =
n +1
4

1 1
Maka : Vn = , � un = (pembanding)
n +1
4
n2

Rena Amalika Asyari 52


1 2
Vn 1 1
2 17
un 1 1/4

Dilihat dari tabel diatas bahwa Vn �un , maka deret tersebut adalah
konvergen.

3. Tes Rasio
un + 1
1. lim < 1 � konvergen
n �� u
n

un + 1
2. lim > 1 � divergen
n �� u
n

un + 1
3. lim = 1 � pake cara lain
n �� u
n

Contoh :
1 1 1 1
1. Deret Tak Hingga : + + + ... + n
2 4 8 2
1 1
Maka : un = , un +1 =
2n 2
1 1
un +1 n +1 �
lim = 2 = 2 =1
x �� un 1 1
n
2 2�
Karena setelah dicari deret bernilai 1 maka, deret diatas tidak bisa
menggunakan tes rasio, tetapi menggunakan cara lainnya.

1 2 3 n
2. Deret Tak Hingga : + + + ... + n
3 9 27 3
n n +1
Maka : un = , un +1 =
3n 3n +1

Rena Amalika Asyari 53


n +1
un + 1 3n +1 n + 1 3n n + 1 3n
lim = = n +1 . = n 1 .
n �� u
n
n 3 n 3 .3 n
n
3
n +1 1 n +1 1 1 n +1 1
lim . = lim . = lim =
n �� 3 n n �� n 3 3 n�� n 3
Nilai deret tersebut adalah 1/3, artinya deret tersebet bersifat konvergen

4. Tes Integral
n

Konvergen  f ( x ) dx = ada

c

Divergen  f ( x ) dx = ��

c

Contoh :
1 1
1. un = � f ( x) =
n x
n �
1
� dx = ln x ] = ln �- ln 1 = �
c
x 1

Karena nilainya tak hingga maka deret ini bersifat divergen


1 1
2. un = � f ( x) =
n2 x2
� � �
1 1 -1 1

1
x 2
dx = �
1
x -2 dx =
-1
x =-
x1
1 � 1�
=- -� - �
� � 1�
= 0 +1 = 1
Karena nilai deret tersebut 1, maka sifatnya konvergen

5. Tes Akar

Rena Amalika Asyari 54


lim n un  L < 1 maka konvergen
n ��

L = 1 pakai cara lain


L > 1 divergen
Contoh :
1
1. un =
nn
1 1 1
� lim n n
= lim = = 0 < 1 (bersifat konvergen)
n �� n n �� n �
1
2. un =
( ln n )
n

2.
1 1 1
lim n = lim = = 0 <1 (bersifat konvergen)
( ln n )
n
n �� n �� ln n �

Penulisan Jumlah dan Sigma


Perhatikan Jumlah : 12 + 22 + 32 + 42 + . . . + 1002
dan a1 + a2 + a3 + a 4 + . . . + 1002
untuk menunjukkan jumlah ini dalam suatu bentuk yang kompak, kita tuliskan

100 n
yang pertama sebagai �i
i =1
2
dan yang kedua yaitu �a
i =1
i

kelinearan � . Andaikan { a } dan { b } i i menyatakan dua barisan dan c suatu


konstanta, maka :
n n
1. �ca
i =1
i = c�ai
i =1
n n n
2. �( ai + bi ) =�ai +�bi
i =1 i =1 i =1
n n n
3. �( ai - bi ) =�ai -�bi
i =1 i =1 i =1

Contoh :

Rena Amalika Asyari 55


100 100 100
1. Andaikan bahwa �ai = 60 dan
i =1
�bi = 11 . Hitung
i =1
�( 2a - 3b + 4 )
i =1
i i

Jawab :
100 100 100 100

�( 2ai - 3bi + 4 ) = �2ai - �3bi + �4


i =1 i =1 i =1 i =1
100 100 100
= 2�ai - 3�bi + �4
i =1 i =1 i =1

= 2 ( 60 ) - 3 ( 11) + 100 ( 4 )
= 487
n
2. Sederhanakanlah �( a - a )
i =1
i i -1

Jawab :
n

�( a - a ) = ( a - a ) + ( a
i =1
i i -1 i o 2 - a1 ) + ( a3 - a2 ) + ... + ( an - an -1 )

= - a0 + a1 - a1 + a2 - a2 + a3 + ... - an -1 + an
= - a0 + an
= an - ao

Beberapa Jumlah Khusus


n
n ( n + 1)
1. �i = 1 + 2 + 3 + ... + n =
i =1 2
n
n ( n + 1) ( 2n + 1)
2. �i
i =1
2
= 12 + 22 + 32 + ... + n 2 =
6
n ( n + 1) �
2
n

3. �i = 1 + 2 + 3 + ... + n = �
3 3 3 3

3

i =1 � 2 �
n n ( n + 1) ( 6n 3 + 9n 2 + n - 1)
4. �i 4 = 14 + 24 + 34 + ... + n4 =
i =1 30

Contoh :

Rena Amalika Asyari 56


10 10 10
1. Hitung : a. �i,
i =1
b. �i 2 ,
i =1
c. �i i =1
4

jawab:
10
10 ( 10 + 1)
a. �i =
i =1 2
= 55
10
10 ( 10 + 1) ( 20 + 1)
b. �i
i =1
2
=
6
= 385

10
�10 4 � 4 10 ( 11) ( 6000 + 900 + 10 - 1)
c. �i
i =1
4
=��i �-1 =
�i =1 � 30
-1

= 25.332
10
2. Hitung �2i ( i - 5)
i =1

Jawab :
10 10 10 10

�2i ( i - 5) =�( 2i 2 - 10i ) = 2�i 2 - 10�i


i =1 i =1 i =1 i =1

= 2 ( 285) - 10 ( 55) = 220


n

3. Cari suatu rumus untuk �( j + 2 ) ( j - 5)


j =1

Jawab :
n n

�( j + 2 ) ( j - 5 ) = �( j 2 - 3 j - 10 )
j =1 j =1
n n n
= �j 2 - 3�j - �10
j =1 j =1 j =1

n ( n + 1) ( 2n + 1) n ( n + 1)
= -3 - 10n
6 2
n
= � �2n 2 + 3n + 1 - 9n - 9 - 60 � �
6
n ( n 2 - 3n - 34 )
=
3

Latihan Soal :
1. Tentukan sifat deret dibawah ini :

Rena Amalika Asyari 57


1 1 1
a. 1 - - - .... - n
2 8 2
1 1 1 1
b. + + + ... +
4 5 6 n
2. Cari nilai sigma berikut ini :
5 10 10 10
a. �( 3k - 1)
k =1
d. �( 4a1 - b1 + 7 )
i =1
dengan �ai = 23 dan
i =1
�b = 44
i =1
i

20 10 10 10
� 1 �
�( j + 1) � �ai = 35 dan �b = 17
2
b. e. 3a1 + b1 - 2 � dengan
� i
j =1 j =1 � 2 � j =1 j =1
10
2
c. �i + 1
i =1

Rena Amalika Asyari 58

Anda mungkin juga menyukai