Anda di halaman 1dari 70

Teori Himpunan

1
Definisi
 Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
 Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota
 Cara Penyajian  enumerasi
 Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
 Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {2,4, 6, 8, 10}.
 C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
 R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
 C = {a, {a}, {{a}} }
 K = { {} }
 Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
 Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}

2
Simbol-simbol Baku
 P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
 N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
 Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
 Q = himpunan bilangan rasional
 R = himpunan bilangan riil
 C = himpunan bilangan kompleks

 Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U.


 Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U,
dengan A = {1, 3, 5}.

3
Notasi Pembentuk Himpunan
• Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }
• Contoh:
– A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari
5, ditulis
• A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil
dari 5} atau
• A = { x | x ϵ P, x < 5 }
• yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
– M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah
Matematika Diskrit}

4
Diagram Venn
• Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan
B = {2, 5, 6, 8}.
• Diagram Venn:
U A B
7

1 2 8
5 4
3 6

5
Keanggotaan
• x  A : x merupakan anggota himpunan A;
• x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A
• Contoh

6
Kardinalitas
• Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
• Notasi: n(A) atau A 
• Contoh
– B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari
20 }, atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19}
maka B = 8
– T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
– A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3

7
Himpunan Kosong
• Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null
set).
• Notasi :  atau {}
• Contoh
– E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
– P = { y | y adalah orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) =
0
• himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}
• himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
• {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen
yaitu himpunan kosong.

8
Himpunan Bagian (Subset)
• Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika
dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B.
• Dalam hal ini, A subset dari B atau B dikatakan superset dari
A.
– Notasi: A  B
• Contoh
– { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
– {1, 2, 3}  {1, 2, 3}
• Diagram Venn U

B
A

9
Himpunan Bagian (Subset)

10
Himpunan yang Sama
• A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen
B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
• A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah
himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A  B.
• Notasi : A = B  A  B dan B  A
• Contoh
– Jika A = { 3, 5, 8, 7 } dan B = {7, 5, 3, 8 }, maka A = B
– Jika A = { 3, 5, 8, 7 } dan B = {3, 8}, maka A  B

11
Himpunan yang Sama

12
Himpunan yang Ekivalen
• Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B
jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan
tersebut sama.
• Notasi : A ~ B  A = B
• Contoh:
– Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = {a, b, c, d}, maka A ~ B
sebab A = B = 4

13
Himpunan yang Saling Lepas
• Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas
(disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang
sama.
• Notasi : A // B
• Diagram Venn:
U

A B

14
Himpunan Kuasa
• Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan
bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A
sendiri.
• Notasi : P(A)
• Jika A = m, maka P(A) = 2m.
• Contoh
– Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = {, { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
– Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah
P() = {}, dan himpunan kuasa dari himpunan {}
adalah P({}) = {, {}}.

15
Operasi terhadap Himpunan
• Irisan
• Gabungan
• Komplemen
• Set Difference
• Symmetric Difference
• Cartesian Product

16
OPERASI TERHADAP HIMPUNAN

17
1. Irisan (intersection)

 Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B }

Contoh
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A  B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A  B = . Artinya: A // B

18
2. Gabungan (union)

 Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B }

Contoh
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A  B =
{ 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A   = A
19
3. Komplemen (complement)

 Notasi : A = { x  x  U, x  A }

Contoh
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2  P, x < 9 }, maka A = { 1, 3, 5, 7, 9 } 20
4. Selisih (difference)

 Notasi : A – B = { x  x  A dan x  B }

Contoh
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B
= { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = 
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}

21
5. (Symmetric Difference)

 Notasi: A  B = (A  B) – (A  B) = (A – B)  (B – A)

Contoh
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A  B = { 3, 4, 5, 6 }

22
Contoh Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai
UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian
di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” :
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” :
(iii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” :

23
Perkalian Kartesian (Cartesian Product)

• Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B }


• Contoh
– Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C  D = { (1, a), (1, b),
(2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
– Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng,
m = mie rebus } dan
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun
dari kedua himpunan di atas?
• A  B = AB = 4  3 = 12 kombinasi makanan dan minuman, yaitu
{(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m,
d)}.

24
Perampatan Operasi Himpunan

n
A1  A2  ...  An   Ai
i 1

n
A1  A2  ...  An   Ai
i 1

n
A1  A2  ...  An  i
1
Ai
n

A1  A2  ...  An  
i 1
Ai

25
Contoh

(i) A (B1B2  ... Bn) = (A B1)  (A  B2)  ...  (A  Bn)


n n
A  (Bi )  ( A  Bi )
i 1 i 1

(ii) Misalkan A = {1, 2}, B = {a, b}, dan C = {, }, maka
A  B  C = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), (2, a, ),
(2, a, ), (2, b, ), (2, b, ) }

26
Hukum-Hukum Himpunan

27
Pembuktian Pernyataan Himpunan
• Pernyataan himpunan adalah argumen yang
menggunakan notasi himpunan.
• Pernyataan dapat berupa:
– Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan “A  (B  C) = (A  B)  (A  C)”
– Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa “Jika A  B =  dan A  (B  C)
maka selalu berlaku bahwa A  C”.

28
Pembuktian dengan Diagram Venn
• Contoh : Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A  C) dengan diagram Venn.

• Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A  (B
 C) = (A  B)  (A  C).
• Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak
banyak jumlahnya.
• Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn tidak
dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal

29
Pembuktikan dengan Tabel
Keanggotaan
• Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan bahwa A  (B  C) = (A  B)  (A  C)

Karena kolom A  (B  C) dan kolom (A  B)  (A  C) sama,


maka A  (B  C) = (A  B)  (A  C)

30
Latihan
– Buat himpunan H1, H2, H3, H4 dan H5 yang
merupakan anggota himpunan P, N, Z, Q, R atau C
(pilih salah satu) dengan kardinalitas masing-
masing himpunan minimum 5. Nilai dari anggota
himpunan H1, H2, H3, H4 dan H5 bisa anda
tentukan sendiri . Lalu cek apakah
H1  H2
• H2  H3
• H4 = H5
• H5 ~ H1
• H2 // H3

31
Tentukan :
•P(H1)
•H2  H3
•H4  H1
•Komplemen dari H5
•H2 – H1
•H3  H4
•H5 x H1

32
Referensi
1. Rosen, Kenneth H.1999. Discrete Mathematics and its Applications,
Seventh Edition. McGraw-Hill, Inc. New York.There is a website for this
book with additional problems and information.
2. Munir, Rinaldi.2012.Matematika Diskrit. Informatika, Bandung

33
Mahasiswa mengerti definisi fungsi dalam matematika
Mahasiswa mampu untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
fungsi

FUNGSI

34
Fungsi

 Misalkan A dan B himpunan.


Fungsi f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap
elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di
dalam B.

Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan


f:AB
yang artinya f memetakan A ke B.

 A disebut daerah asal (domain) dari f dan B disebut daerah


hasil (codomain) dari f.

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.

 Kita menuliskan f(a) = b jika elemen a di dalam A


dihubungkan dengan elemen b di dalam B.
35
 Jika f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.

 Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut jelajah


(range) dari f. Perhatikan bahwa jelajah dari f adalah
himpunan bagian (mungkin proper subset) dari B.

A B

a b

36
Contoh f = {(1, u), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi dari A ke B. Di sini


f(1) = u, f(2) = v, dan f(3) = w. Daerah asal dari f adalah A dan daerah
hasil adalah B.
Contoh f = {(1, u), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3, 4} ke B = {u, v, w} bukan fungsi, karena tidak semua


elemen A dipetakan ke B.

Contoh f = {(1, u), (1, v), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi, karena 1 dipetakan ke


dua buah elemen B, yaitu u dan v.

37
• Misalkan f_1 dan f_2 fungsi dari A ke R. Maka
f_1 + f_2 dan f_1f_2 juga fungsi dari A ke R
yang didefinisikan untuk semua x di A dengan
• (f_1+f_2)(x)=f_1(x)+f_2(x)
• (f_1f_2)x=f_1(x)f_2(x)
FUNGSI SATU SATU

 Fungsi f dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif


(injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang
memiliki bayangan sama.

A B

a 1
b 2

c 3

d 4
5

39
Contoh Relasi

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu,

Tetapi relasi

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi satu-ke-satu,


karena f(1) = f(2) = u.

40
FUNGSI PADA

 Fungsi f dikatakan dikatakan pada (onto) atau surjektif


(surjective) jika setiap elemen himpunan B merupakan
bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A.

 Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah dari f.


Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
A B

a 1
b 2

c 3

41
Contoh Relasi

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi pada karena w


tidak termasuk daerah hasil
Relasi

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} merupakan fungsi pada karena


semua anggota B merupakan daerah hasil dari f.

42
Contoh Misalkan f : Z  Z. Tentukan apakah f(x) = x2 + 1 dan f(x)
= x – 1 merupakan fungsi pada?
Penyelesaian:
(i) f(x) = x2 + 1 bukan fungsi pada, karena tidak semua nilai
bilangan bulat merupakan daerah hasil dari f.
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan
bulat y, selalu ada nilai x yang memenuhi, yaitu y = x – 1 akan
dipenuhi untuk x = y + 1.

43
FUNGSI BIJEKTIF

 Fungsi f dikatakan berkoresponden satu-ke-satu atau


bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi
pada.

Contoh Relasi

f = {(1, u), (2, w), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang


berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-ke-satu
maupun fungsi pada.

44
Fungsi satu-ke-satu, Fungsi pada,
bukan pada bukan satu-ke-satu
B A
A B
1 a
a 1
2 b
b 2
3 c
c 3
4 d c

Buka fungsi satu-ke-satu Bukan fungsi


maupun pada
A B
A B

a 1
a 1
b 2 2
b
c 3 3
c
d c 4 d c 4

45
 Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B,
maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari f.

 Balikan fungsi dilambangkan dengan f –1. Misalkan a adalah


anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B,
maka f -1(b) = a jika f(a) = b.

 Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan


juga fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena kita
dapat mendefinisikan fungsi balikannya. Sebuah fungsi
dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan
fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi
balikannya tidak ada.

IF2120 Matematika Diskrit 46


Contoh 37. Relasi

f = {(1, u), (2, w), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang


berkoresponden satu-ke-satu. Balikan fungsi f adalah

f -1 = {(u, 1), (w, 2), (v, 3)}

Jadi, f adalah fungsi invertible.

Contoh 38. Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1.


Penyelesaian:
Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-
satu, jadi balikan fungsi tersebut ada.
Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan
fungsi balikannya adalah f-1(y) = y +1.
47
Contoh 39. Tentukan balikan fungsi f(x) = x2 + 1.
Penyelesaian:
Dari Contoh 3.41 dan 3.44 kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) =
x – 1 bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga
fungsi balikannya tidak ada. Jadi, f(x) = x2 + 1 adalah funsgi yang
not invertible.

IF2120 Matematika Diskrit 48


Komposisi dari dua buah fungsi.

Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, dan f


adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi f dan g,
dinotasikan dengan f  g, adalah fungsi dari A ke C yang
didefinisikan oleh

(f  g)(a) = f(g(a))

IF2120 Matematika Diskrit 49


Contoh 40. Diberikan fungsi
g = {(1, u), (2, u), (3, v)}
yang memetakan A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}, dan fungsi
f = {(u, y), (v, x), (w, z)}
yang memetakan B = {u, v, w} ke C = {x, y, z}. Fungsi komposisi
dari A ke C adalah
f  g = {(1, y), (2, y), (3, x) }

Contoh 41. Diberikan fungsi f(x) = x – 1 dan g(x) = x2 + 1.


Tentukan f  g dan g  f .
Penyelesaian:
(i) (f  g)(x) = f(g(x)) = f(x2 + 1) = x2 + 1 – 1 = x2.
(ii) (g  f)(x) = g(f(x)) = g(x – 1) = (x –1)2 + 1 = x2 - 2x + 2.
IF2120 Matematika Diskrit 50
Beberapa Fungsi Khusus

1. Fungsi Floor dan Ceiling


Misalkan x adalah bilangan riil, berarti x berada di antara dua
bilangan bulat.

Fungsi floor dari x:

x menyatakan nilai bilangan bulat terbesar yang lebih kecil


atau sama dengan x

Fungsi ceiling dari x:

x menyatakan bilangan bulat terkecil yang lebih besar atau


sama dengan x

Dengan kata lain, fungsi floor membulatkan x ke bawah,


sedangkan fungsi ceiling membulatkan x ke atas.
IF2120 Matematika Diskrit 51
Contoh 42. Beberapa contoh nilai fungsi floor dan ceiling:

3.5 = 3 3.5 = 4
0.5 = 0 0.5 = 1
4.8 = 4 4.8 = 5
– 0.5 = – 1 – 0.5 = 0
–3.5 = – 4 –3.5 = – 3

Contoh 42. Di dalam komputer, data dikodekan dalam untaian


byte, satu byte terdiri atas 8 bit. Jika panjang data 125 bit, maka
jumlah byte yang diperlukan untuk merepresentasikan data adalah
125/8 = 16 byte. Perhatikanlah bahwa 16  8 = 128 bit, sehingga
untuk byte yang terakhir perlu ditambahkan 3 bit ekstra agar satu
byte tetap 8 bit (bit ekstra yang ditambahkan untuk menggenapi 8
bit disebut padding bits).
IF2120 Matematika Diskrit 52
2. Fungsi modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m adalah
bilangan bulat positif.

a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a


dibagi dengan m

a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0  r < m.

Contoh 43. Beberapa contoh fungsi modulo

25 mod 7 = 4
15 mod 4 = 0
3612 mod 45 = 12
0 mod 5 = 5
–25 mod 7 = 3 (sebab –25 = 7  (–4) + 3 )
IF2120 Matematika Diskrit 53
3 . F u n g s i F a k to r ia l

1 ,n  0
n! 
1  2   . (n  1)  n ,n  0

4 . F u n g s i E k s p o n e n s ia l

 1 ,n  0
a n
 a  a    a ,n  0
     n   

U n tu k k a s u s p e rp a n g k a ta n n e g a tif,

1
a  n

a n

5 . F u n g s i L o g a r itm ik

F u n g s i lo g a ritm ik b e rb e n tu k
y
y  a
log x  x = a IF2120 Matematika Diskrit 54
F u n g s i R e k u r s if
  F u n g s i f d ik a ta k a n fu n g s i re k u rs if jik a d e fin is i fu n g s in y a
m e n g a c u p a d a d irin y a s e n d iri.

C o n to h : n ! = 1  2  …  (n – 1 )  n = (n – 1 )!  n .

1 ,n  0
n! 
 n  ( n  1 )! ,n  0

F u n g s i re k u rs if d is u s u n o le h d u a b a g ia n :
(a ) B a s is
B a g ia n y a n g b e ris i n ila i a w a l y a n g tid a k m e n g a c u p a d a d irin y a
s e n d iri. B a g ia n in i ju g a s e k a lig u s m e n g h e n tik a n d e fin is i
re k u rs if.

(b ) R e k u re n s
B a g ia n in i m e n d e fin is ik a n a rg u m e n fu n g s i d a la m te rm in o lo g i
d irin y a s e n d iri. S e tia p k a li fu n g s i m e n g a c u p a d a d irin y a s e n d iri,
a r g u m e n d a r i f u n g s i h a r u s IF2120
l e b i h Matematika
d e k a t k Diskrit
e n ila i a w a l (b a s is ). 55
 Contoh definisi rekursif dari faktorial:
(a) basis:
n! = 1 , jika n = 0
(b) rekurens:
n! = n  (n -1)! , jika n > 0

5! dihitung dengan langkah berikut:

(1) 5! = 5  4! (rekurens)
(2) 4! = 4  3!
(3) 3! = 3  2!
(4) 2! = 2  1!
(5) 1! = 1  0!
(6) 0! = 1
(6’) 0! = 1
(5’) 1! = 1  0! = 1  1 = 1
(4’) 2! = 2  1! = 2  1 = 2
(3’) 3! = 3  2! = 3  2 = 6
(2’) 4! = 4  3! = 4  6 = 24
(1’) 5! = 5  4! = 5  24 = 120
Jadi, 5! = 120. IF2120 Matematika Diskrit 56
M a tr ik s

  M a trik s a d a la h a d a la h s u s u n a n s k a la r e le m e n -e le m e n d a la m
b e n tu k b a ris d a n k o lo m .

  M a trik s A y a n g b e ru k u ra n d a ri m b a ris d a n n k o lo m (m  n )
a d a la h :
 a 11 a 12  a 1n 
a a 22  a 2n 
A   21 
    
 
 a m1 am2  a mn 

  M a trik s b u ju rs a n g k a r a d a la h m a trik s y a n g b e ru k u ra n n  n .

  D a la m p ra k te k , k ita la z im m e n u lis k a n m a trik s d e n g a n n o ta s i


r i n g k a s A = [ a ij] .

C o n to h 1 . D i b a w a h in i a d a la h m a trik s y a n g b e ru k u ra n 3  4 :
2 5 0 6
A  8 7 5 4
 
 3 1 1 8 
IF2120 Matematika Diskrit 57
 Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji untuk setiap i
dan j.

Contoh 2. Di bawah ini adalah contoh matriks simetri.

2 6 6  4
6 3 7 3
 
6 7 0 2
 
 4 3 2 8
 Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya
hanya bernilai 0 atau 1.
Contoh 3. Di bawah ini adalah contoh matriks 0/1:

0 1 1 0
0 1 1 1
 
0 0 0 0
 
1 0 0 1
IF2120 Matematika Diskrit 58
Applications of Matrices
Tons of applications, including:
• Solving systems of linear equations
• Computer Graphics, Image Processing
• Models within many areas of
Computational Science & Engineering
• Quantum Mechanics, Quantum Computing
• Many, many more…

07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 59


Matrix Equality
• Dua matriks A dan B dikatakan sama jika dan
hanya jika emreka memiliki jumlah baris yang
sama, jumlah kolom yang sama, dan semua
elemen yang bersesuaian juga

 3 2  3 2 0
  1 6     1 6 0
   

07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 60


Row and Column Order
• Baris dari suatu matriks biasanya index dari 1
ke m dari atas ke bawah. Kolom biasanya
diindeks 1 sampai n. Elemen matriks diindex
dari baris, kemudian kolom.
 a1,1 a1, 2  a1,n 
a a  a 
A  [ai , j ]   2 ,1 2 , 2 2,n 

    
 
am ,1 am , 2  am ,n 
07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 61
Matrix Sums
• The sum A+B of two matrices A, B (which
must have the same number of rows, and the
same number of columns) is the matrix (also
with the same shape) given by adding
corresponding elements of A and B.
A+B = [ai,j+bi,j]

2 6   9 3  11 9
0  8   11 3   11  5
07/05/23
  (c)2001-2003,
 
Michael P. Frank
  62
Matrix Products

• For an mk matrix A and a kn matrix B, the


product AB is the mn matrix:

 k
AB  C  [ci , j ]   ai ,b, j 
 1 
• I.e., the element of AB indexed (i,j) is given by the
vector dot product of the ith row of A and the jth
column of B (considered as vectors).
• Note: Matrix multiplication is not commutative!
07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 63
Matrix Product Example
• An example matrix multiplication to practice in
class:

0  1 1 0
0 1  1   1 0  5  1
2 0 3   2 0  2 0  3  2 11 3 
  1 0 3 1  

07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 64


Identity Matrices

• The identity matrix of order n, In, is the


rank-n square matrix with 1’s along the
upper-left to lower-right diagonal, and 0’s
everywhere else. 1 0  0
1≤i,j≤n 
1 if i  j  0 1  0 
I n  [ ij ]       n
0 if i  j      
 
Kronecker Delta 0 0  1 
07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 65
n
Matrix Inverses
• For some (but not all) square matrices A,
there exists a unique multiplicative inverse A−1
of A, a matrix such that A−1A = In.
• If the inverse exists, it is unique, and
A−1A = AA−1.
• We won’t go into the algorithms for matrix
inversion...

07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 66


Powers of Matrices
If A is an nn square matrix and p0, then:
• Ap : AAA···A (and A0 : In)
3
p times  2 1  2 1  2 1  2 1
 1 0    1  
0  1 0  1 0
 
  
• Example: 2 1  3 2
 
 1 0  2  1

4 3
 
  3  2 

07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 67


Matrix Transposition
• If A=[aij] is an mn matrix, the transpose of A
(often written At or AT) is the nm matrix given
by At = B = [bij] = [aji] (1in,1jm)

2 0 
t
2 1 3  
 0  1  2   1  1 
   3  2
Flip
 
across
07/05/23 diagonal (c)2001-2003, Michael P. Frank 68
Symmetric Matrices
• A square matrix A is symmetric iff A=At. I.e.,
i,jn: aij = aji .
• Which of the below matrices is symmetric?

1 1  2 1 3  3 0 1 
1 1  1 0  1  0 2  1 
     
1 1  3  1 2  1 1  2
07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 69
Zero-One Matrices
• Useful for representing other structures.
– E.g., relations, directed graphs (later in this course)
• All elements of a zero-one matrix are either 0 or 1
– Representing False & True respectively.
• The join of A, B (both mn zero-one matrices):
– AB : [aijbij]
The 1’s in A join the 1’s in B
• The meet of A, B: to make up the 1’s in C.
– AB : [aijbij] = [aij bij]
Where the 1’s in A meet the
1’s in B, we find 1’s in C.
07/05/23 (c)2001-2003, Michael P. Frank 70

Anda mungkin juga menyukai