Anda di halaman 1dari 13

HIMPUNAN (SET)

1 Pengertian Himpunan
Himpunan / set adalah kumpulan objek yang berbeda dan dari suatu segi
ditanggapi sebagai suatu kesatuan. Biasanya himpunan ditandai dengan kurung
kurawal : { }. Objek-obyek yang berada di dalam himpunan tersebut masing-
masing disebut Elemen atau Anggota set.

2 Notasi Himpunan
Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf kapital (upper case), misalnya A,
B, C dan seterusnya. Untuk menyatakan anggota atau elemen himpunan
dinyatakan dengan huruf lower case, misalnya a, b, c dan seterusnya. Bila obyek
a adalah elemen dari himpunan A ditulis dengan a  A, sebaliknya jika b bukan
elemen himpunan A ditulis dengan b  A.

Contoh Himpunan :

1) Himpunan-himpunan bilangan Asli, bulat, rasional, riil dan


kompleks didalam matematika umumnya ditulis dengan notasi N,
Z, Q, R dan C.
2) Misalkan A adalah himpunan bilangan genap positif maka A dapat
dinyatakan dengan notasi berikut (ada 2 cara), yaitu :
A = {2, 4, 6, 8, …}, ini merupakan penulisan himpunan dengan cara
mendaftarkan elemen-elemen himpunan tersebut (tabulasi), titik tiga
menunjukkan bahwa elemen masih berlanjut sampai tak hingga banyak.
A = {a  Z : a = 2n untuk suatu bilangan asli n}, ini merupakan penulisan
himpunan dengan notasi pembentuk himpunan.
Penjelasan Contoh : Pada contoh 1 diberikan notasi standard untuk himpunan
bilangan didalam matematika. Pada contoh dua ditunjukkan bahwa ada dua cara
penulisan himpunan, yaitu :
dengan mendaftarkan anggota-anggotanya (tabulasi) atau
dengan notasi pembentuk himpunan.
HIMPUNAN SEMESTA : Himpunan semesta pembicaraan atau universal set
adalah himpunan yang memuat seluruh obyek yang sedang dibicarakan. Notasi
dari himpunan semesta biasanya adalah S atau U. Misal kita sedang membahas
tentang bilangan riil maka himpunan semestanya adalah himpunan bilangan rii,
jadi U = R.

HIMPUNAN KOSONG : Himpunan kosong atau void set adalah himpunan yang
tidak memiliki anggota. Notasi dari himpunan kosong adalah { } atau .

KESAMAAN DUA HIMPUNAN : Dua himpunan adalah sama apabila


keduanya memiliki elemen yang sama. Dengan kata lain bila A sama dengan B
ditulis dengan A = B, maka seluruh elemen A menjadi elemen B dan seluruh
elemen B menjadi elemen A.

HIMPUNAN BAGIAN : Himpunan A disebut himpunan bagian dari himpunan


B apabila seluruh elemen A menjadi elemen B dan ditulis dengan notasi A  B.
Bila A bukan himpunan bagian B ditulis dengan A  B.
SINGLETON SET : Adalah himpunan yang anggotanya tunggal (banyaknya
anggota hanya satu).

HIMPUNAN TAK-HINGGA : Adalah himpunan yang banyaknya anggota tak


hingga. Himpunan Berhingga adalah himpunan yang banyaknya anggota
berhingga.

CONTOH :

1) Misalkan A = {x R: x2 +2x+10 = 0} adalah himpunan kosong.


PENJELASAN
Bentuk x2 +2x+10 = 0 merupakan persamaan kuadrat. Karena diskriminan
dari persamaan kuadrat ini adalah D = b2-4ac = 4-40 = -36 bilangan negatif
maka persamaan kuadrat tidak memiliki akar riil. sehingga tidak ada x  R
yang memenuhi x2 +2x+10 = 0, jadi A = {x R: x2 +2x+10 = 0} = .

p 
2) Bila B = {1, 3, 5, 7, …} dan C =  : p, q  Z , q  0 maka B  C.
q 
PENJELASAN
p
Misalkan b sembarang elemen B maka b dapat ditulis dalam bentuk
q
dengan p = b dan q = 1, sehingga b  C. Ini menunjukkan bahwa setiap
anggota B adalah anggota C, jadi B himpunan bagian dari C atau ditulis B 
C.

3) Bila D = {x Z : x < 5 dan x  0 } adalah himpunan berhingga.


PENJELASAN
Bila kita tulis himpunan D dengan cara tabulasi maka D = {0, 1, 2, 3, 4},
sehingga dapat dihitung banyaknya elemen dari D adalah 5. Jadi D himpunan
berhingga.

1) Himpunan E = {x  R : x2 – 2x + 1 = 0} adalah singleton set.


PENJELASAN
Bila kita cari solusi dari x2 – 2x + 1 = 0 kita peroleh (x-1)2 = 0, sehingga x =
1. Ini merupakan satu-satunya solusi dari x2 – 2x + 1 = 0. Jadi E = {x  R : x2
– 2x + 1 = 0} hanya memiliki satu anggota, dengan kata lain E singelton set.

3 Operasi dan Sifat-sifat Himpunan


OPERASI PADA HIMPUNAN : Dua buah himpunan dapat dioperasikan
(dengan operasi biner) sehingga menghasilkan suatu himpunan baru sebagai hasil
operasi tersebut. Operasi tersebut adalah irisan (intersection) dan gabungan
(union). Satu himpunan dapat dioperasikan (dengan operasi uner) sehingga
menghasilkan himpunan baru. Operasi tersebut adalah komplemen.
IRISAN DUA HIMPUNAN : Irisan dua himpunan A dan B adalah A  B yang
merupakan himpunan semua elemen semesta x sehingga x  A dan x  B, atau
dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A  B = {x  U : x  A dan x
 B}.

GABUNGAN DUA HIMPUNAN : Gabungan dua himpunan A dan B adalah A


 B yang merupakan himpunan semua elemen semesta x sehingga x  A atau x
 B, atau dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A  B = {x  U: x 
A atau x  B}.

KOMPLEMEN HIMPUNAN : Komplemen dari suatu himpunan A adalah


himpunan A’ atau Ac yang memuat semua elemen semesta x yang bukan elemen
A, atau dapat ditulis dengan notasi pembentuk himpunan A’ = { x  U: x  A}.
CONTOH :

1) Misalkan Himpunan semesta U = N (himpunan bilangan asli), A = {1, 2, 3, 4,


5} dan B = {2, 4, 6, 8, 10} maka A  B = {2, 4}, A  B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 8,
10} dan A’ = {6, 7, 8, 9, 10, …}.

PENJELASAN :
Sudah cukup jelas !

2) Bila universal set U = R (himpunan bilangan riil), A = {x  R : x < 3} dan


B = {x  R: x 1 > 1} maka hasil dari A  B={x  R : -3 < x < 0 atau 2 < x
< 3} , A  B = R, dan A’ = {x  R: x  3}.

PENJELASAN :

Karena A = {x  R : x < 3} = {x  R : -3 < x < 3}, dan


B = {x  R: x 1 > 1} = {x  R: x –1 > 1 atau x-1 < -1}
= {x  R: x > 2 atau x < 0}
Maka
A  B={x  R : -3 < x < 0 atau 2 < x < 3}
A B = R
A’ = {x  R: x  3 atau x  -3} = {x  R: x  3}

HUKUM-HUKUM OPERASI HIMPUNAN:

Apabila A, B, dan C adalah sub set (himpunan bagian) dari himpunan semesta U
maka berlaku hukum-hukum berikut:

1) Hukum Idempotent.

A A= A , A A= A

3) Hukum Associative.
( A  B)  C = A  ( B  C )
( A  B)  C = A  ( B  C )

4) Hukum Commutative.
A B = B  A , A B = B  A

5) Hukum Distributive.
A  ( B  C ) = ( A  B)  ( A  C )
A  ( B  C ) = ( A  B)  ( A  C )

6) Hukum Identity
A   = A , A U  A
A U  U , A    

7) Hukum Involution.

( Ac) c = A
8) Hukum Complement.

A  AC = U , A  AC = 
U C =  , C = U

9) Hukum De Morgan’s

(A  B) C = AC  B C
(A  B) C = AC  B C

SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN :


Apabila A, B, C dan D adalah sub set (himpunan bagian) dari himpunan semesta
U maka berlaku sifat-sifat berikut:
1. A  A = A
2. A  A = A
3. A   = A
4. A   = 
5. A - B  A
6. jika A  B dan C  D
maka : ( A  C )  ( B  D )
7. jika A  B dan C  D
maka : ( A  C )  ( B  D )
8. A  A  B
9. A I B  A , A I B  B
10. jika A  B , maka A  B = B
11. jika A  B, maka A  B = A
12. A   = A
13. A  ( B - A) = 
14. A  ( B - A) = A  B
15. A - ( B  C ) = ( A - B )  ( A - C )
16. A - ( B  C ) = ( A - B )  ( A - C )
CONTOH :
Gunakan hukum-hukum dan sifat-sifat operasi himpunan untuk membuktikan
pernyataan-pernyataan berikut:

1) (  A)  (B  A) = A

PENJELASAN

(  A)  (B  A) = A  (B  A), hk identity

= (A  B)  (A  A), hk distributif

= (A  B)  A, sifat 1
= A, A  B  A dan sifat 10

2) (A  B)  (A  B’) = A

PENJELASAN

(A  B)  (A  B’) = [(A  B)  A]  [( A  B)  B’], hk distributif

= [(A  A)  (B  A)]  [(A  B’)  (B  B’)],


hk distributif

= [A  (B  A)]  [(A  B’)  ], sifat 1 dan komplemen

= A  (A  B’), B  A  A dan identity

= A, A  B’  A
4 Diagram Venn
DIAGRAM VENN:

Cara untuk mempermudah memahami hubungan antara himpunan-himpunan,


dan untuk memvisualisasikan bagaimana operasi-operasi himpunan bekerja
adalah dengan menggunakan DIAGRAM VENN. Umumnya suatu himpunan
digambarkan dalam diagram venn daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup,
misalnya lingkaran atau persegi panjang. Penggambaran dalam diagram venn
digunakan untuk ilustrasi hubungan antara operasi-operasi himpunan dan
demonstrasi secara fisik terhadap kebenaran suatu teorema dalam teori himpunan.
ILUSTRASI OPERASI HIMPUNAN : Metode yang disepakati dalam diagram
venn untuk menggambarkan himpunan dengan memakai daerah arsiran. Secara
khusus persegi panjang dipakai untuk menggambarkan universal set dan
himpunan-himpunan bagian dari U dengan memakai lingkaran. Komplemen dari
himpunan adalah bagian dari universal set yang tidak di himpunan.

Diagram venn untuk operasi himpunan irisan dan gabungan pada dua himpunan
A dan B digambarkan sebagai berikut:
Hukum De’Morgan dapat digambarkan dengan Diagram Venn sebagai
berikut:
( A  B) C  A C  B C

DIAGRAM VENN UNTUK HUBUNGAN TIGA HIMPUNAN:


Apabila ada 3 himpunan A, B dan C maka kita bias menggambarkan hubungan
antara ketiganya dengan diagram venn sebagai berikut:

A B
A B

C
C
A  (B  C) (A  B  C)’
CONTOH :

1) Gambarkan himpunan-himpunan berikut dengan diagram venn.


A  (B  C C )
( A  B) C  C
PENJELASAN
Diagram venn dari A  ( B  C C ) dan ( A  B) C  C adalah :

2) Ekspresi himpunan untuk daerah-daerah pada contoh 2 adalah

PENJELASAN
Daerah 2 = A  (B  C) C
Daerah 3 = A B CC
Daerah 4 = B  ( A  C) C
Daerah 5 = AC  BC
Daerah 6 = A B C
Daerah 7 = B  C  AC
Daerah 8 = C  ( A  B) C

SOAL - JAWAB

Pada Latihan 1-10, misalkan semestanya adalah himpunan U = {1, 2, 3, ...,


10}. Misalkan A= {1, 4, 7, 10}, B = {1, 2, 3, 4, 5}, dan C = {2, 4, 6, 8}.
Daftarkan anggota-anggota dari masing-masing himpunan.
1. B  C
2. A – B
3. A
4. U – C
5. A  O
6. B  O
7. B  U
8. A  B  C 
9.  A  B   C
10. A  B  C
JAWAB:
1. 2, 4
2. 7,10
3. 2,3,5,6,8,9
4. 1,3,5,7,9,10
5. A
6. 0
7. B
8. 1, 4
9. {1,3,5,7,10}

10.{1,2,4,6,8}

Anda mungkin juga menyukai