Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

INDUKSI MATEMATIKA

5.1 Prinsip Induksi Matematika

Misalkan untuk setiap bilangan bulat positif n kita mempunyai pernyataan S(n), yang
bisa benar ataupun salah. Misalkan :

Sehingga S(n) benar untuk setiap bilangan bulat positif n.


Kondisi (I) disebut langkah dasar dan
Kondisi (II) disebut langkah induktif.

Contoh 1.
Gunakan induksi matematika untuk memperlihatkan bahwa : n!  2n-1,untuk n = 1,2,…

S(1) benar..... ......................................(I)


Langkah Jika S(i) benar; i  n  1, maka dasar : harus ditunjukkan
bahwa kondisi diatas benar, jika n = 1,
karena
1! = 1  1 = 2 i-1 S(n  1) benar..... .......(II)
Langkah induktif : harus ditunjukkan bahwa i!  2i-1 ;
untuk i = 1,2,…n
Bukti : (n+1)!  2n …………………(1)
Asumsi bahwa i!  2i-1; untuk i =1,2,…n
Untuk i=n, diperoleh (n+1)!  2n …(2)
Dari (1)&(2) diperoleh :
(n+1)! = (n+1)(n!) sehingga
(n+1)! = (n+1)(n!)  (n+1) 2n-1
= 2. 2n-1, karena n +1  2
= 2n
oleh karena itu (n+1)!  2n benar.
Secara umum prinsip induksi matematika mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tunjukkan pernyataan P(1) benar
2. Asumsikan P(n) benar
3. Buktikan P(n+1) benar dengan menggunakan asumsi P(n) benar

35
Contoh :
Untuk setiap bilangan bulat n  1,
n

 k  n n  1 2
k 1
n
dimana  k  1  2  ...  n
k 1
1
P(1) :  k  11  1 2  1
k 1
1

2
P(2) :  k  2  2  1 2  1  2
k 1
3


n
P(n) :  k  n n  1 2  1  ...  n  n
k 1
2

n1
P(n  1) :  k  ( n  1) n  1  1 2  1  ...  n  n  1
k 1
 ( n  1)(n  2) 2

Sehingga harus dibuktikan bahwa P(n+1) benar.


Dari bentuk P(n+1) = 1+2+3+n+(n+1)
Kemudian dengan mengingat bahwa Pn termuat dalam Pn+1, sehingga

P(n+1) = 1+2+3+…n+(n+1)
= Pn+(n+1)

n(n  1)
=  (n  1)
2
P(n+1) = (n+1)(n+2) / 2 terbukti.

Spesialisasi
Pengkhususan pernyataan untuk objek khusus yang memiliki sifat tertentu

Contoh.
Untuk setiap sudut θ, sin2θ, cos2θ  1
Khusus, untuk semua sudut, misal θ  , dapat disimpulkan bahwa
4

36
   
sin2 π  cos 2 π  1
4 4
Definisi 11

Bilangan real u adalah batas atas untuk himpunan bilangan real T. Jika untuk setiap
elemen dalam T, t  u.

Contoh.
Jika R subset S, S himpunan bilangan real dan u batas atas S, maka u batas atas R.
Bukti.
 Gunakan definisi 11
 Ambil r elemen R (=Metoda Pilih)
 Dengan hipotesa R subset S dan r elemen S (spesialisasi)

 Dengan hipotesa u batas atas S maka setiap elemen dalam S  u, secara


khusus
r elemen S maka r  u (spesialisasi).

37
SOAL - JAWAB
Pada Latihan 1-7, dengan menggunakan induksi, tunjukkan bahwa setiap
persamaan adalah benar untuk setiap bilangan bulat n.

1. 1 + 3 + 5 + .... + (2n – 1) = n2
n n  1 n  2 
2. 1  2  2  3  3  4    n n  1 
3
3. 11!  2 2 !    n n !   n  1 !  1

4. 12  2 2  33      1 n 1 n 2 
  1 n1 n n  1
2
5. 1  2  3    n
3 3 3 3 n
 
n1  2
 2 

1 1 3 1 3  5 1  3  5 2n  1 1 1  3  5 2n  1
6.     
24 2  4 6 2 4 68 2  4  6   2n  2  2 2  4  6   2n  2 
1 1 1 3 1 1
7.     
2 1 2
32  6  n  1  1
2
4 2  n  1 2  n  2

Jawaban
2 , 2
1.
1=1 maka untuk n didapat 1 + …+(2n – 1) + (2n + 1) = n
+ 2n +1
2
= (n + 1)
3  L  n  n  1   n  1  n  2 
2  2�
2 1�
n  n  1  n  2   n  1  n  2   n  3
   n  1  n  2  
3 3

3. 1 1!  2  2!  L  n  n !   n  1  n  1 !
  n  1 ! 1   n  1  n  1 !   n  2  ! 1

4. 1  2  L   1 n 2   1  n  1
2 2 n 1 n2 2

 1 n  n  1  1  n  1  n  2 
n 1 n 2

  1  n  1
n2 2
 
2 2

38
13  23  L  n3   n  1
3
5.
n  n  1 �  n  1  n  2  �
2 2
� �
�  n  1  �
3
� �
� 2 � � 2 �

1 1�3 3L  2n  1
1� 3L  2n  1  2n  1
1�
6.  L  
2� 4 2 ��
4 6 4 L  2n  2  2 �
2� 4L  2n  2   2n  4 
3L  2n  1
1 1� 3L  2n  1  2n  1
1�
  
4L  2n  2  2 �
2 2� 4L  2n  2   2n  4 
3L  2n  3
1 1�
 
4L  2n  4 
2 2�

1 1 1 1
7.  2 L  
2 1 3  1  n  1  1  n  2   1
2 2 2

3 1 1 1
   
4 2  n  1 2  n  2   n  2  2  1
3 1 1
  
4 2  n  2  2  n  3

Pada Latihan 8-11, dengan menggunakan induksi, buktikan pertidaksamaan.

1  3  5   2n  1 1
8.  n  1, 2, 
2  4  6   2n  n 1
n
9. 2n  1  2 , n  3, 4, 
a1  a2    a2n

10. a1a2  a2n  1 2n

2n
, n  1,2,  dan ai bilangan bulat positif .

11. 1  x  n  1  nx, untuk x  1 dan n = 1, 2, …

Jawaban.

3L  2n  1  2n  1
1� 1  2n  1
8. pertama diketahui bahwa � �
4L  2n   2n  2 
2� n  1  2n  2 
2n  1 1
Buktinya bila kita dapat menunjukkan �
 2n  2  n  1 n  2

39
Kemudian berturut-turut dapat ditunjukkan
12
�n  2 � 2n  2
� � �
�n  1 � 2n  1
4  n  1
2
n2

n 1  2n  1
2

 n  2   2n  1 � 4  n  1
2 3

4n3  12n 2  9n  2 � 4n3  12n2  12n  4


 2 � 3n

Pertidaksamaan ini benar untuk semua n �1.

9. 2  n  1  1   2n  1  2 �2n  2 �2n  2 n  2n 1

10.Dengan asumsi induktif,


a1  L  a2n
 a1 L a2n 
1 2n
�  1.1
2n
a2n 1  L  a2n1
a L a2n1 
1 2n
n
1
�  1.2 
2
2n
Bila
a1  L  a2n
A
2n
a2n 1  L  a2n1
B .
2n
Mengalikan pertidaksamaan (1) & (2) diperoleh
a L a2n1 
1 2n
1 � AB.  1.3
Menggunakan langkah dasar untuk bilangan A dan B diperoleh
A B
 AB 
12

2
Yang sama dengan
2
�a  L  a n1 �
 AB  ��1 n1 2 �  1.4 
� 2 �

Dengan mengkombinasikan pers 13 & 14 diperoleh

40
2
a1  L  a2n1 �

a L 
1 2n
1 a2n1 � � n 1 �
� 2 �
Dengan mengkuadrat kedua sisi pertidaksamaan terakhir
memberikan hasil yang diinginkan. (terbukti).

 1 x   1 x   1 x
n 1 n
11.
� 1  nx   1  x 
 1  nx  x  nx 2
�1   n  1
x

Pada latihan 12-15, gunakan induksi untuk membuktikan pernyataan.

12. 11n  6 terbagi oleh 5 , untuk n = 1, 2, …


13. 6  7 n  2  3n terbagi oleh 4, untuk n = 1, 2, …
14. Dengan mengujinya untuk nilai-nilai kecil dari n, perkirakan rumus untuk deret
berikut.
1 1 1
  ,
23 23 n n  1
kemudian gunakan induksi untuk membuktikan rumus tersebut.

15. Tunjukkan bahwa surat pos yang menggunakan perangko 5 sen atau lebih bisa
hanya menggunakan perangko 2-sen atau 5-sen.

Jawaban

12. Asumsikan bahwa 11n  6 habis dibagi 5, maka

11  6  11n  10  1  6  10 �
11n1  6  11n � 11n  11n  6 juga habis dibagi 5

13. Misalkan 4 membagi 6 � 3n. . sehingga


7n  2 �
7 n 1  2 �
6� 3n 1  7 ��
6 7 n  3 ��
2 3n
 6�7n  2 �3n  6 ��
6 7 n  2 ��
2 3n
 6�7n  2 �3n  36 �7n  4 �3n.
n n
3n. , 36.7
7n  2 �
Karena 4 membagi 6 � dan -4.3 membagi jumlah
7 n 1  2 �
6� 3n1.

41
n
14.
n 1

15.
Verifikasi langsung kasus n = 5,6. Asumsikan bahwa kita dapat
membuat ongkos kirim untuk setiap jumlah kurang dari n sen ,
dimana n> 6. Secara khusus, kita dapat membuat perangko untuk
n - 2 sen. Untuk membuat ongkos kirim untuk n sen, tambahkan
dua sen.

16. Lakukan pengubinan dari papan 5 x 5 dengan tromino dalam hal persegi kiri atas
kosong.

Jawaban.

17. Apa yang salah dengan ”pembuktian” bahwa


1 2 n n2
  
2 3 n 1 n 1
untuk semua n  2 ?

Jawaban.
Andaikan menurut cara kontradiksi bahwa
1 2 n n2
   .
2 3 n 1 n 1
Kemudian juga
n  1  n  1
2
1 2 n
   
2 3 n 1 n  2 n2
Kita bias membuktikan pernyataan (1.6.14) dengan induksi.
Secara khusus, langkah induktifnya memberikan

42
1 2 n  n 1 n2 n 1
      .
 2 3 n  1  n  2 n  1 n 2
Oleh karena itu
n  1  n  1
2
n2
  .
n 1 n  2 n2
Dengan mengalikan masing-masing ruas dari persamaan terakhir
dengan
(n + 1) (n + 2) kita dapatkan n 2  n  2    n  1 2   n  1 3 .
Persamaan terakhir ini biasa ditulis ulang sebagai
n 3  2n 2  n 2  2n  1  n 3  3n 2  3n  1 atau n 3  3n 2  2n 2  1  n 3  3n 2  3n  1
yang merupakan sebuah kontradiksi. Jadi,
1 2 n n2
   . Terbukti
2 3 n 1 n 1

18. Dengan induksi matematika, buktikan bahwa n 3  n habis dibagi 6 untuk setiap
bilangan asli n.

Jawaban
Untuk n=1, n 3  n  1  1  0 habis dibagi 6 (benar). Asumsikan
pernyataan tersebut benar untuk n  k (k bilangan asli), yaitu
k3  k habis dibagi 6, maka untuk n  k 1 ,
n  n  (k  1)  (k  1)  k  3k  3k  1  k  1  (k  k )  3k (k  1) .
3 3 3 2 3

Berdasarkan hipotesis sebelumnya, k 3  k habis dibagi 6.


Sementara itu, 3k ( k  1) habis dibagi 3 untuk setiap bilangan asli
k. Kemudian, bila k genap, maka 3k (k  1) habis dibagi 2, dan bila
k ganjil, maka k  1 genap maka 3k (k  1) juga habis dibagi 2. Jadi
untuk semua kasus, 3k ( k  1) habis dibagi 2. Karena FPB(2,3) = 1,
maka akibatnya 3k (k  1) habis dibagi 2.3 = 6, sehingga
(k  1) 3  (k  1) habis dibagi 6 (benar). Dengan demikian,
berdasarkan prinsip induksi matematika, n 3  n habis dibagi 6
untuk setiap bilangan asli n.

19. Nyatakan PBB(350, 128) sebagai kombinasi lanjar dari 350 dan 128.
Jawaban
Untuk bilangan 350 = 2(128) + 94
128 = 1(94) + 34
94 = 2(34) + 26
34 = 1(26) + 8
26 = 3(8) + 2

43
8 = 4(2) + 0
Sisa pembagian terakhir sebelum 0 adalah 2, maka PBB(350, 128)
=2

Subtitusi :
2 = 26 - 3(8)
= 26 - 3(34 - 1(26))
= 4(26) - 3(34)
= 4(94 - 2(34)) - 3(34)
= 4(94) - 11(34)
= 4(94) - 11(128 - 1(94))
= 15(94) - 11(128)
= 15(350 - 2(128)) - 11(128)
= 15(350) - 41(128)

Jadi, kombinasi lanjar dari 350 dan 128 adalah 2 = 15(350) -


41(128)

20. Tentukan karakter uji dari no ISBN 957-2309-87

Jawaban
9
Karakter uji =(  iXi
i 1
) mod 11

= (1.9 + 2.5 + 3.7 + 4.2 + 5.3 + 6.0 + 7.9 + 8.8 +


9.7) mod 11
= (9 + 10 + 21 + 8 + 15 + 0 + 63 + 64 + 63) mod 11
= 253 mod 11
=0

Jadi, karakter uji ISBN nya adalah 0

44

Anda mungkin juga menyukai